presentasi_awk_ilham suhendri (0971502265)_hendra (0971502257)_ferdyan budi kurniawan (0971502141)

28
Kelompok 8 Hendra (0971502257) Ilham Suhendri (0971502265) Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Upload: ilhamsuhendri

Post on 18-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

presentasi analisis wacana kritiis

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Kelompok 8Hendra (0971502257)

Ilham Suhendri (0971502265)Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Page 2: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Theo Van LeeuwenTheo Van Leeuwen adalah

dekan Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial di University of Technology, Sydney.

Van Leeuwen belajar linguistik di University of Sydney, dan mengajarkan teori komunikasi di Macquarie University dan and the London College of Printing. Dia adalah salah satu pengembang utama dari sub-bidang semiotika sosial. Dia juga mengajar mata kuliah di Universitas Amsterdam, Vancouver, Wina, Madrid, Stockholm, Kopenhagen dan Auckland.

Page 3: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Theo Van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Bagaimana suatu kelompok dominan lebih memegang kendali dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya, sementara kelompok lain yang posisinya rendah cenderung untuk terus menerus sebagai objek pemaknaan, dan digambarkan secara buruk.

Analisis van leeuwen secara umum menampilkan bagaimana pihak-pihak dan aktor (bisa seseorang atau kelompok) ditampilkan dalam pemberitaan.

Page 4: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Pusat perhatian van leeuwen terbagi menjadi 2, yakni : Exclusion dan Inclusion.

Exclusion adalah sebuah proses pengeluaran aktor (baik perorangan maupun kelompok) dalam teks pemberitaan.

Inclusion adalah bagaimana masing aktor-aktor itu ditampilkan dalam pemberitaan.

Baik Exclusion maupun Inclusion ditampilkan dengan apa yang disebut sebagai strategi wacana. Dengan memakai kata, kalimat, informasi, atau suatu bentuk kalimat tertentu untuk menampilkan masing-masing kelompok.

Page 5: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

A.Proses pengeluaran (exclusion)

Bagaimana dalam suatu teks berita ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pemberitaan, dan strategi apa yang dipakai untuk itu .

Beberapa strategi exclusion: 1. Pasivasi 2. Nominalisasi3. Penggantian Anak Kalimat

Page 6: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

1.Pasivasi

Pada dasarnya ini adalah proses bagaimana satu kelompok atau aktor tertentu tidak dilibatkan dalam suatu pembicaraan atau wacana. Penghilangan aktor sosial ini untuk melindungi dirinya.

Pasivasi merupakan perubahan kalimat dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Dalam kalimat pasif aktor dapat tidak hadir dalam teks, sesuatu yang tidak mungkin terjadi dalam kalimat aktif.

Page 7: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Contoh pasivasiWacana mengenai demonstrasi mahasiswa

yang berakhir dengan bentrokan dengan aparat kepolisian, dan satu mahasiswa tewas.

Dalam berita mengenai mahasiswa ini, bisa jadi polisi yang menembak mahasiswa hilang dalam pemberitaan akibat strategi wacana tertentu. Salah satu cara klasik adalah dengan membuat kalimat dalam bentuk pasif. Lewat pemakaian kalimat pasif, aktor dapat tidak hadir dalam teks.

Page 8: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Aktif: Polisi menembak seorang mahasiswa yang demonstran hingga tewas

Pasif: Seorang mahasiswa tewas tertembak saat demonstrasi

Akibat buruk dari pemberitaan kalimat pasif adalah:1.Hilangnya pelaku dari pemberitaan.2.Membuat pembaca menjadi tidak kritis.

Page 9: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Ada beberapa alasan kenapa media sering menggunakan kalimat pasif ini:

1.Menonjolkan pelaku lebih menarik, lebih greget dan bisa lebih memancing emosi orang untuk membeli surat kabar mereka ketimbang menonjolkan pelaku.

2.Kelemahan dan keterbatasan media yang biasanya dibatasi oleh waktu, akan tetapi ini bisa jadi mencerminkan kemalasan wartawan

Page 10: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

2.NominalisasiStrategi ini berhubungan dengan mengubah

kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan dengan dengan memberi imbuhan “pe-an”.

Nominalisasi tidak membutuhkan subjek, karena nominalisasi pada dasarnya adalah proses mengubah kata kerja yang bermakna tindakan/kegiatan menjadi kata benda yang bermakna peristiwa.

Page 11: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Contoh

Verba Polisi menembak seorang mahasiswa yang demonstrasi hingga tewas

Nominalisasi Seorang mahasiswa tewas akibat penembakan saat demonstrasi

Wacana mengenai demonstrasi mahasiswa yang berakhir dengan bentrokan dengan aparat kepolisian, dan satu mahasiswa tewas.

Dalam kalimat kedua , aktor yang menembak (polisi) bisa dihilangkan dalam struktur kalimat ketika kata kerja diubah kedalam bentuk kata benda.

Page 12: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

3.Penggantian anak kalimat Penggantian subjek juga dapat dilakukan dengan

memakai anak kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai pengganti aktor.

contoh

Pada kalimat kedua ditambahkan alasan kenapa polisi melakukan penembakan sebagai anak kalimat. Penggunaan anak kalimat dapat menghilangkan keberadaan subjek. Hal ini dilakukan wartawan karena menganggap khalayak tahu siapa yang melepaskan tembakan.

Tanpa disadari perubahan ini membuat pelaku penembakan ini bersembunyi dalam kalimat.

Tanpa anak kalimat

Polisi menembak seorang mahasiswa yang demonstrasi hingga tewas

Anak kalimat Untuk mengendalikan demonstrasi mahasiswa, tembakan dilepaskan. Akibatnya seorang mahasiswa tewas

Page 13: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

B.Proses pemasukan (Inclusion)Proses ini adalah bagaimana masing-masing pihak

atau kelompok itu ditampilkan lewat pemberitaan. teks.

Ada beberapa strategi wacana dalam Inclusion, yaitu.1. Diferensiasi - Indeferensiasi2. Objektivasi - Abstraksi3. Nominasi – Kategori4. Nominasi – Indentifikasi5. Determinasi – Indeterminasi6. Asimilasi – Individualisasi7. Asosiasi - Disosiasi

Page 14: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

1.Differensiasi-indiferrensiasiSuatu peristiwa atau seorang aktor sosial

bisa ditampilkan dalam teks secara mandiri, sebagai suatu peristiwa yang unik atau khas, tetapi bisa juga dibuat kontras dengan menampilkan peristiwa atau aktor lain dalam teks.

Penghadiran kelompok atau peristiwa lain itu secara tidak langsung ingin menunjukan bahwa kelompok itu tidak bagus dibandingkan dengan dengan kelompok lain.

Page 15: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

indiferensiasi Buruh pabrik Maspion sampai kemarin masih

melanjutkan mogok.

diferensiasi Buruh pabrik Maspion sampai kemarin masih melanjutkan mogok. Sementara tawaran direksi yang menawarkan perundingan tidak ditanggapi oleh para buruh.

Dalam kalimat pertama jelas dikatakan, para buruh mogok, sementara dalam kalimat kedua ditampilkan fakta mengenai direksi yang menawarkan jalan damai kepada para buruh. Kalimat yang kedua ini secara tidak langsung membedakan antara sikap pekerja dengan para direksi. Teks ini memarjinalkan posisi buruh, dengan menampilkan seakan para buruh ngotot mogok, di lain pihak ditampilkan direksi perusahaan yang lebih manusiawi dengan menawarkan perundingan.

Page 16: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

2.Objektivasi-abstraksiElemen wacana ini berhubungan dengan

pertanyaan apakah informasi mengenai suatu peristiwa atau aktor sosial ditampilkan dengan memberi petunjuk yang konkret ataukah yang ditampilkan adalah abstraksi. Hal tersebut membuat makna yang diterima khalayak akan berbeda, karena dengan membuat abstraksi peristiwa atau aktor yang sebetulnya secara kuantitif berjumlah kecil dengan abstraksi dikomunikasikan seakan berjumlah banyak.

Page 17: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Contoh

Dalam kalimat pertama disebut secara jelas berapa kali PKI melakukan pemberontakan, sementara dalam kalimat kedua dengan membuat sesuatu yang abstrak seperti kata “berulang-kali”. Sehingga khalayak akan mempersepsikan berbeda. Penyebutan dalam bentuk abstraksi ini, menurut van Leeuwen sering kali bukan disebabkan oleh ketidaktahuan wartawan mengenai informasi yang pasti, tetapi sering kali lebih sebagai strategi wacana wartawan untuk menampilkan sesuatu. Kata “berulang-kali” dipakai untuk menggambarkan PKI secara buruk, sebagai kekuatan politik yang oportunistik dan harus diwaspadai keberadaannya. 

Objektivitasi

PKI telah 2 kali melakukan pemberontakan.

Abstraksi PKI telah berulang-kali melakukan pemberontakan.

Page 18: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

3.Nominasi-KategorisasiDalam suatu pemberitaan mengenai aktor

(seseorang/kelompok) atau mengenai suatu permasalahan, sering kali pilihan apakah aktor tersebut ditampilkan apa adanya, ataukah yang disebut adalah kategori dari aktor sosial tersebut. Kategori ini bisa bermacam-macam, yang menunjukan ciri penting dari seseorang: bias berupa fisik, status, bentuk fisik, dan sebagainya.

Page 19: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Contoh:

Kedua kalimat tersebut artinya sama. Pemberian kategori “berkulit hitam” sama sekali tidak merupakan tambahan informasi yang berguna siapa sebetulnya laki-laki itu. Tetapi secara tidak langsung berita itu mengasosiasikan ke dalam benak khalayak bahwa warga berkulit hitam memang identik dengan kekerasan dan obat-obatan terlarang.

Menurut Van leeuwen, sering kali menjadi informasi yang berharga untuk mengetahui lebih dalam ideologi dari media bersangkutan. Karena kategori itu menunjukan representasi bahwa suatu tindakan tertentu atau kegiatan tertentu menjadi cirri khas atau atribut yang selalu hadir sesuai dengan kategori yang bersangkutan.

Nominasi Seorang laki-laki ditangkap polisi karena kedapatan membawa obat-obatan terlarang

kategorisasi Seorang laki-laki berkulit hitam ditangkap polisi karena kedapatan membawa obat-obatan terlarang.

Page 20: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

4.Nominasi-identifikasiStrategi wacana ini menampilkan bagaimana

suatu kelompok, peristiwa, atau tindakan tertentu didefinisikan.

Proses pendefinisian itu dilakukan dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas, di sini , ada dua proposisi, dimana proposisi kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama.

Umumnya dihubungkan dengan kata hubung seperti : yang, dimana. Namun hal tersebut mensugestikan makna tertentu karena umumnya berupa penilaian atas seseorang, kelompok atau tindakan tertentu.

Page 21: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Anak kalimat “yang sering keluar malam” adalah identifikasi yang diberikan oleh wartawan. Akan tetapi, identifikasi itu sering kali menjadi penilaian kearah mana peristiwa tersebut harus dijelaskan. Dengan memberi anak kalimat tersebut, wanita itu digambarkan buruk, tidak baik moralnya, sehingga tidak heran kalau mengundang hasrat laki-laki untuk memperkosanya. Padahal dia keluar malam atau tidak bukanlah alasan dia diperkosa.

Nominasi Seorang wanita ditemukan tewas, diduga sebelumnya diperkosa.

Identifikasi Seorang wanita, yang sering keluar malam, ditemukan tewas. Diduga sebelumnya diperkosa.

Page 22: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

5.Determinasi-indeterminasiPada pemberitaan sering kali aktor atau

peristiwa disebutkan secara tidak jelas (anonim).Ini dapat terjadi karena wartawan belum

mendapatkan bukti yang cukup untuk menulis, jadi lebih aman jika wartawan menggunakan anonim.

Atau bisa saja karena ada ketakutan struktural kalau kategori yang jelas dari seorang aktor sosial tersebut dalam teks.

Menurut van leeuwen ini membuat suatu generalisasi tidak spesifik .

Page 23: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Contoh :

Efek generalisasi semakin besar jika anonim yang dibentuk dalam bentuk plural, seperti banyak orang, sebagian orang dan sebagainya.

Contoh

Indeterminasi

Menlu Alwi Shihab disebut-sebut terlibat skandal bulog

Determinasi Orang dekat Gusdur disebut-sebut terlibat dalam skandal bulog

Indeterminasi :

pengamat ekonomi , Didik J. Rahbini, Pesimis ekonomi indonesia bisa pulih.

Determinasi : Banyak pengamat pesimis ekonomi indonesia bisa pulih.

Page 24: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

6.Asimilasi-IndividualisasiWacana ini berhubungan dengan penyataan,

apakah aktor sosial yang diberitakan ditunjukan dengan jelas kategori-kategorinya atau tidak.

Asimilasi terjadi ketika dalam pemberitaan bukan kategori aktor sosial yang spesifik yang disebut dalam berita melainkan komunitas atau kelompok sosial dimana kelompok itu berada.

Asosiasi pada dasarnya adalah perangkat bahasa di mana seakan-akan terjadi efek generalisasi, sebaliknya dalam individualisasi memunculkan efek spesifikasi.

Page 25: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Contoh: Dalam suatu demontrasi di cendana adi seorang mahasiswa

trisakti tertembak oleh polisi bernama parman.

Individualisasi Dalam kalimat pertama adalah bentuk individualisasi, karena disana kategori mahasiswa disebut secara jelas. sedangkan dalam kalimat kedua dalam bentuk asimilasi kalimat Adi tidak disebutkan melainkan yang disebutkan adalah komunitas yang bernama “mahasiswa” demikian juga dengan parman, yang disebut bernama “polisi”.

Dengan membentuk kalimat dalam bentuk asimilasi kesan yang ditangkap khalayak menjadi berbeda.

individualisasi adi, mahasiswa trisakti, tewas ditembak parman, seorang polisi, dalam demonstrasi di cendana kemarin

Asimilasi Mahasiswa tewas ditembak polisi dalam demonstrasi di cendana kemarin.

Page 26: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

7.Asosiasi-DisosiasiStrategi wacana ini berhubungan dengan

pentanyaan, apakah aktor atau suatu pihak ditampilkan sendiri ataukah ia dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar.

elemen asosiasi ingin melihat apakah suatu peristiwa atau aktor sosial dihubungkan dengan peristiwa lain atau kelompok lain yang lebih luas.

Page 27: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Kelompok sosial disini menunjuk pada dimana aktor tersebut berada, tetapi persoalannya apakah disebut secara eksplisit atau tidak dalam teks.

Asosiasi menunjuk pada pengertian ketika dalam teks, aktor sosial dihubungkan dengan asosiasi atau kelompok yang lebih besar. Sedangkan disosiasi sebaliknya, jika tidak terjadi hal demikian.

Page 28: Presentasi_awk_Ilham Suhendri (0971502265)_Hendra (0971502257)_Ferdyan Budi Kurniawan (0971502141)

Contoh:

Pada kalimat pertama kasus ambon dipandang sebagai kasus yang spesifik lokal dan berlaku hanya di wilayah ambon. Sedangkan untuk kalimat yang kedua dihubungkan dengan yang meninggal di bosnia. Oleh karena itu kasus tersebut tidak dianggap sebagai kasus lokal ambon, tetapi juga kasus umat islam secara keseluruhan.

Strategi asosiasi ini membuat makna menjadi besar (glorifikasi), karena membuat khalayak membayangkan dan menghubungkan secara imajiner diantara kedua peristiwa tersebut sehingga berhubungan

Disosiasi Sebanyak 40 orang muslim meninggal dalam kasus Tobello, Galela, dan Jaillolo

Asosiasi umat islam di mana-mana selalu menjadi sasaran pembantaian. Setelah di bosnia, sekarang di ambon, sebanyak 40 orang meninggal dalam kasus Tobelo, Galela, dan Jailolo