presentasi shalat sunnah (tahajud, tarawih,

19
Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, tarawih, witir, dan rawatib) dan Pengurusan jenazah Kelompok 7 Rissa Rochimah Siti Roqayah Muhammad Dzaky Alfawwaz

Upload: dzakyal-fawwaz

Post on 12-Apr-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fiqh

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, tarawih, witir,

dan rawatib) dan Pengurusan jenazah

Kelompok 7Rissa Rochimah

Siti RoqayahMuhammad Dzaky Alfawwaz

Page 2: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Tahajjud Semua ulama sepakat bahwa hukumnya adalah sunnah. Terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai jumlah rakaatnya :

Imam Hanafi : Sebanyak-banyaknya jumlah raka’at shalat Tahajjud adalah dikerjakan 8 raka’at.

Imam Maliki : Shalat Tahajjud paling banyak dikerjakan 10 atau 12 raka’at.

Imam Syafi’i dan Hambali : Tidak memberikan batasan untuk jumlah raka’at shalat malam. Terdapat juga perbedaan pendapat ulama tentang waktu pelaksanaannya :

Imam Hanafi, Syafi’I dan Hambali : seperenam malam yang ke empat dan yang kelima dengan kisaran waktunya sekitar jam 1 sampai jam 4 pagi.

Imam Maliki : dikerjakan diawal waktu malam, yakni selepas masuknya waktu isya dengan waktu afdhalnya adalah pada dua pertiga malam, sekitar pukul 02.30 pagi.

Page 3: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Tahajjud Semua ulama sepakat bahwa shalat tahajjud dikerjakan sesudah tidur,

apabila tidak tidur Namun dikerjakan dianggap hanya shalat sunnah biasa. Beberapa ulama berselisih mengenai shalat witir di akhir tahajjud sebagian

ulama mewajibkannya, menyunahkannya menjadi sunnah dan sunnah muakkad, dan membolehkan tanpanya.

Terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai berjamaah dalam tahajjud:Imam Hanafi : ta’qib dan makruh, yaitu hanya

dilakukan berjamaah sekali bila hendak melakukannya

lagi, cukup tunaikan sendirian.Imam Hambali : sebagian riwayat mengatakan makruh

dan sebagian lagi boleh tetapi lebih dominan boleh

Imam Syafi’i dan Maliki : Boleh

Page 4: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Tahajjud Tata cara shalat tahajjud :

1.Niat sholat Tahajud, Niat diucapkan dalam hati dilakukan pada saat takbiratul Ihrom

2.Melakukan Takbir (Takbirotul Ihrom), ‘Allahu Akbar’  sambil mengangkat ke dua tangan sejajar deangan bahu

3.Membaca surat Alfatihah, Alfatihah wajib hukumnya dibaca, kemudian dilanjutkan dengan bacaan surat Al-qur’an yang sudah dihafal

4.Ruku’, Membungkuk sambil memegang ke dua lutut sehingga kepala dengan punggung rata

5.I’tidal, Berdiri tegak setelah selesai ruku’ (mebaca tasbih)6.Lanjutkan seperti melaksanakan sholat pada umumnya7.Setelah setelah selesai membaca doa shalat tahajjud

Page 5: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Tarawih Semua ulama sepakat bahwa hukumnya adalah sunnah. Terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai jumlah rakaatnya :

Imam Hanafi, Syafi’I dan Hambali : 20 rakaat tanpa dihitung shalat witir

Imam Maliki : sebagian riwayat menjelaskan 36 rakaat

tanpa dihitung shalat witir dan sebagian

riwayat menjelaskan 11 rakaat dengan shalat witir

Semua ulama sepakan tentang waktu pelaksanaannya dilakuan hanya dibulan ramadhan saja.

Page 6: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Tarawih Tata cara shalat tarawih :

1.Niat sholat tarawih, Niat diucapkan dalam hati dilakukan pada saat takbiratul Ihrom

2.Melakukan Takbir (Takbirotul Ihrom), ‘Allahu Akbar’  sambil mengangkat ke dua tangan sejajar deangan bahu

3.Membaca surat Alfatihah, Alfatihah wajib hukumnya dibaca, kemudian dilanjutkan dengan bacaan surat Al-qur’an yang sudah dihafal

4.Ruku’, Membungkuk sambil memegang ke dua lutut sehingga kepala dengan punggung rata

5.I’tidal, Berdiri tegak setelah selesai ruku’ (mebaca tasbih)6.Lanjutkan seperti melaksanakan sholat pada umumnya7.Setelah 2 atau 4 rakaat diakhiri dengan salam dan doa dari bilal serta

makmum menjawabnya8.Setelah setelah selesai membaca doa kamilin dan doa dari bilal

Page 7: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Witir Semua ulama sepakat bahwa hukumnya adalah sunnah. Semua ulama sepakat mengenai jumlah rakaatnya minimal 1 rakaat dengan

keafdohlan tidak kurang dari 7 rakaat dan lebih dari 13 rakaat. Para ulama sepakat bahwa waktu shalat Witir tidaklah masuk kecuali setelah

Isya dan waktunya tetap berlangsung hingga Shubuh. Terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai qunut dalam witir:

Imam Hanafi dan Hambali : boleh dan disyariatkan atau disunnahkan

Imam Syafi’I dan Maliki : tidak perlu berqunut itu kecuali dalam

pertengahan yang akhir dari bulan Ramdhan

Page 8: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Witir Tata cara shalat witir :

1.Niat sholat witir, Niat diucapkan dalam hati dilakukan pada saat takbiratul Ihrom

2.Melakukan Takbir (Takbirotul Ihrom), ‘Allahu Akbar’  sambil mengangkat ke dua tangan sejajar deangan bahu

3.Membaca surat Alfatihah, Alfatihah wajib hukumnya dibaca, kemudian dilanjutkan dengan bacaan surat Al-qur’an yang sudah dihafal

4.Ruku’, Membungkuk sambil memegang ke dua lutut sehingga kepala dengan punggung rata

5.I’tidal, Berdiri tegak setelah selesai ruku’ (mebaca tasbih)6.Lanjutkan seperti melaksanakan sholat pada umumnya7.Setelah setelah selesai membaca doa witir

Page 9: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Rawatib Semua ulama sepakat bahwa hukumnya adalah sunnah. Para ulama sepakat bahwa waktu shalat rawatib dilakukan sebelum dan

sesudah shalat.

Page 10: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Rawatib Para ulama berselisih mengenai jumlah rakaatnya :

Imam Hanafi : Shalat rawatib itu dibagi kepada sunnah masnunah (disunnahkan) dan mandubah (disunnahkan). itu: Dua rakaat sebelum Subuh, empat rakaat sebelum

Dzuhur dan dua rakaat setelahnya selain hari jum’at, dua rakaat setelah Maghrib dan empat rakaat setelan Isya’. Sedangkan shalat-shalat yang mandubah ada empat shalat, yaitu: Empat rakaat sebelum Ashar, dan kalau mau dua rakaat saja, enam rakaat setelah Maghrib, empat rakaat sebelum Isya’ dan empat ra kaat setelah Isya’. Sedangkan shalat-shalat yang mandubah ada empat shalat, yaitu: 4 / 2 rakaat sebelum Ashar, enam rakaat setelah Magrib, empat rakaat sebelum Isya’ dan empat rakaat setelahnya.

Imam Maliki : Untuk shalat-shalat sunnah rawatib tidak ada batas tertentu dan tidak ada pula jumlah khusus, hanya yang paling utama adalah: Empat rakaat sebelum

Dzuhur dan enam rakaat setelah Maghrib. Imam Syafi’I : Sebelas rakaat, yaitu dua rakaat sebelum Shubuh, dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya. Dua rakaat setelah Maghrib dan dua rakaat

setelah shalat Isya’ serta satu rakaat shalat witir. Imam Hambali : Sepuluh rakaat, yaitu: Dua rakaat sebelum dan sesudah Dzuhur, dua

rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya’ dan dua rakaat sebelum shalat Shubuh.

Page 11: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Shalat Rawatib Tata cara shalat tarawih ;

1.Niat sholat rawatib, Niat diucapkan dalam hati dilakukan pada saat takbiratul Ihrom

2.Melakukan Takbir (Takbirotul Ihrom), ‘Allahu Akbar’  sambil mengangkat ke dua tangan sejajar deangan bahu

3.Membaca surat Alfatihah, Alfatihah wajib hukumnya dibaca, kemudian dilanjutkan dengan bacaan surat Al-qur’an yang sudah dihafal

4.Ruku’, Membungkuk sambil memegang ke dua lutut sehingga kepala dengan punggung rata

5.I’tidal, Berdiri tegak setelah selesai ruku’ (mebaca tasbih)6.Lanjutkan seperti melaksanakan sholat pada umumnya7.Setelah 2 atau 4 rakaat diakhiri dengan salam8.Setelah setelah selesai membaca doa

Page 12: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Pengurusan Jenazah Ihtidar adalah menghadapkan mayat ke kiblat. Dan hukummnya sunnah Ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini :

Imam hanafi, Maliki, hambali : meletakkan sisi kanan tubuh mayat dan menghadapkannya ke kiblat sebagaimana yang dilakukan ketika

menguburkan mayatImam Syafi’I : menelantangkan mayat dan menjadikan kedua tapak kakinya mengahadap ke kiblat sebagaimana yang dilakukan ketika menguburkan mayat

Semua ulama sepakat bahwa orang yang mati syahid tidak diwajibkan untuk dimandikan

Page 13: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Pengurusan Jenazah Ulama berbeda pendapat mengenai memandikan jenasah non muslim ini :

Imam hanafi, Maliki, hambali : tidak diwajibkan untuk dimandikan Imam Syafi’I : boleh untuk dimandikan

Ulama berbeda pendapat mengenai memandikan bayi sampai 4 bulan yang meninggal dalam kandungan ibunya :

Imam Hanafi : kalau ia gugur dan hidup kemudian meninggal atau ketika keguguran anggota tubuhnya sempurna maka wajib dimandikan apabila tidak lengkap maka tidak wajib dimandikan

Imam Maliki : tidak wajib dimandikan kecuali kalau hidup yaitu apabila para ahli bayi yakin sebenarnya bayi itu dapat terus hidup

Imam Syafi’I : kalau bayi gugur itu lahir setelah 6 bulan maka wajib dimandikan kalau belum sampai 6 bulan dan anggota badannya sempurna serta anggota badannya tidak lengkap Namun diketahui ia hidup maka wajib dimandikan, kalau tak sempurna dan tak hidup maka tidak wajib.

Imam Hambali : wajib dimandikan

Page 14: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Pengurusan Jenazah Ulama berbeda pendapat mengenai memandikan jenasah yang tidak hilang bagian

tubuhnya :Imam Hanafi : tidak wajib dimandikan kecuali kebanyakan anggota

tubuhnya atau separuhnya beserta kepalanya ditemukan maka wajibImam Maliki : wajib dimandikan apabila didapatkan sepertiga dari bagian tubuhnyaImam Syafi’I dan Hambali : wajib dimandikan meskipun

didapatkan beberapa anggota tubuhnya Ulama berbeda pendapat mengenai shalat ghaib bagi jenasah :

Imam Hanafi dan Maliki : tidak bolehImam Syafi’I dan Hambali : boleh

Page 15: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Pengurusan Jenazah Semua ulama sepakat bahwa kuburan harus diratakan adalah sunnah Ulama berbeda pendapat mengenai menambahkan rata kuburan:

Imam hanafi, Maliki, hambali : lebih utama menambahkannya kare adapat menjadi lambing beberapa kelompok Imam Syafi’I : rata saja cukup

Semua ulama sepakat bahwa membongkar kubura mayat yang telah mengikuti peraturan syar’I itu haram kecuali untuk mengetahui keberadannya sudah menjadi tanah atau belum, untuk kemashlahatan mayat tersebut, dan berada di tempat yang mengalirnya air.

Ulama berbeda pendapat mengenai membongkar mayat yang sudah dimandikan tetapi tak mengikuti peraturan syar’I :

Imam Syafi’i, Maliki, hambali : boleh dbongkar dan dimandikan serta dishalatkan lagi kalau tidak khawatir rusak badannyaImam Hanafi : tidak boleh karena ia telah rusak

Page 16: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Pengurusan Jenazah Tata cara memandikan jenazah :

1.Dilaksanakan di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang memandikan dan yang mengurusnya saja dan mayat hendaknya diletakkan di tempat jenazah yang tinggi seperti dipan.

2. Jenazah dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terbuka. 3. Jenazah didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu perutnya sambil

ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar. 4.kemudian dibersihkan dengan tangan kirinya, dianjurkan mengenakan sarung

tangan. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar tidak terganggu bau kotoran si mayat.

5.Setelah itu, hendaklah mengganti sarung tangan untuk membersihkan mulut dan gigi jenazah tersebut. Membersihkan semua kotoran dan najisnya.

6. Mewudhukan jenazah7.setelah itu membasuh seluruh badannya. Disunahkan membasuh jenazah sebanyak

tiga sampai lima kali. Air untuk memandikan jenazah sebaiknya dingin. Kecuali udara sangat dingin atau terdapat kotoran yang sulit dihilangkan, boleh menggunakan air hangat

Page 17: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Pengurusan Jenazah Tata cara mengkafani jenazah :

1. Hadapkan ke kiblat lalu Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helai2. Kain kafan pertama dibentangkan3. pinggang mayat dibentangkan4. Kain kafan kedua dibentangkan5. Selendang / sal dipasang6. Sorban dibentangkan di atas sal / selendang7. Baju dibentangkan8. Anak baju dibentangkan di atas baju9. Kain sarung dibentangkan di atas baju10.Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarung11.Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapas dan

hendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri

Page 18: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Pengurusan Jenazah Tata cara shalat jenazah :

1. Melakukan takbiratul ihram (takbir pertama).2. Tanpa perlu membaca istiftah langsung berta’aawudz dan membaca

basmalah.3. Diikuti dengan bacaan Al-Fatihah.4. Melakukan takbir kedua dan diikuti dengan ucapan shalawat kepada Nabi

shallallaahu ‘alaihi wa sallam semisal shalawat yang dibaca pada tasyahud akhir dalam shalat fardhu.

5. Melakukan takbir ketiga dan mendoakan si mayit dengan doa-doa yang terdapat dalam hadits-hadits yang shahih.(*)

6. Melakukan takbir keempat dengan medoakan si mayit kembali7. salam

Page 19: Presentasi Shalat Sunnah (Tahajud, Tarawih,

Sekian dan Terima Kasih atas perhatiannya

Yakinkan dengan iman usahakan dengan ilmu dan sampaikan dengan amal