presentasi kasus blighted ovum docx
DESCRIPTION
preskas BOTRANSCRIPT
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama: Ny. RY
Usia: 35 th
Status: Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 01096687
Tanggal Masuk: 29 Mei 2015
I. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama:
Keluar darah dari jalan lahir
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merasa hamil 11 minggu, dan mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya perdarahan yang keluar dirasa tidak banyak, berupa flek-flek, namun kemudian perdarahan menjadi banyak disertai nyeri perut. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma dan dipijat. Pasien pernah melakukan tes kehamilan dan hasilnya (+).
C. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serupa sebelumnya.
Hipertensi: disangkal
DM: disangkal
Asma: disangkal
Jantung: disangkal
Hepatitis: disangkal
TB: disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga:
Hipertensi: disangkal
DM: disangkal
Asma: disangkal
Jantung: disangkal
Hepatitis: disangkal
TB: disangkal
E. Riwayat Haid:
Hari pertama umur: 14tahun
Siklus: Teratur
Lama haid: 5-6 hari
HPHT: 13-3-2015
HPL:20-12-2015
F. Riwayat Perkawinan:
Kawin sudah : 1 kali dengan suami sekarang selama 15 tahun.
G. Riwayat Obstetri:
Anak I
aterm, lahir spontan, 2500, perempuan, 15 tahun, sehat, bidan.
AnakII
aterm, lahir spontan, 3300, perempuan, 9 tahun, sehat, RSDK.
III
Kehamilan ini
H. Riwayat Operasi:
Tidak ada riwayat operasi
I. Riwayat Keluarga Berencana:
Pasien pernah menggunakan IUD, Pil
II. PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: sedang
Keadaan Gizi: Baik.
Kesadaran: compos mentis
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Suhu: 36,5 oC
Nadi: 80 X/ menit
RR : 20 X/ menit
BB: 56 Kg
Kulit: Sawo matang, turgor baik.
Kelenjar limfe: Tidak teraba
Kepala: Mesosephal
Mata: Secret (-)
Telinga: Secret (-)
Hidung: Secret (-)
Mulut/ Gigi: Karies (-)
Kepala : Simetris, konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Thorax: Payudara: hiperpigmentasi areola & papilla mammae
Pulmo: Inspeksi: simetris statis dan dinamis, retraksi (-),
Ketertinggalan gerak nafas (-)
Palpasi: vokal fremitus kanan sama dengan kiri, ketertinggalan gerak nafas (-)
Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi: Vesikuler
: Ronkhi (-), Wheezing (-)
Jantung: Inpeksi: Ictus cordis tak tampak
Palpasi: Ictus cordis teraba di SIC IV
Perkusi: Redup
Auskultasi: S1 dan S2 tunggal, regular, bising (-).
Abdomen: Inpeksi: striae gravidarum (-)
Palpasi: Hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (+)
suprapubik, massa (-)
Perkusi: pekak alih (-)
Auskultasi: peristaltik normal
Genitalia: edema (-), varises (-),
Ektremitas: edema tungkai (-/-/-/-), refleks patella : +/+
Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar:
Inspeksi: Keadaan umum : sedang.
Palpasi: Tinggi fundus uteri : 2 jari diatas symphisis
HIS (-)
Pemeriksaan Dalam:
Vaginal Toucher/VT :
Fluxus : (+)
Fluor : (-)
Portio : teraba lunak sebesar jempol tangan
OUI : tertutup
Uterus : sebesar telur angsa
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah rutin;
PARAMETER
NILAI NORMAL
Hemoglobin
14
gr/dl
11,7-15,5
Hematokrit
41,6
%
33-45
Leukosit
10,6
Ribu/Ul
3,5-11,0
Trombosit
363
Ribu/Ul
150-440
Gol darah
O
APTT
23,5
detik
25-35
Control
25,1
detik
GDS
95
Mg/dl
150-450
2. Pemeriksaan USG
IV. DIAGNOSIS
Wanita, 43 tahun, G3P2A0, hamil 11 minggu, blighted ovum.
V. PENATALAKSANAAN
Pro Kuretase
Dilatasi dengan misoprostol
Informed consent
Pasang infus RL 20 tpm
Cek darah rutin
Injeksi ampicillin 1 gram jika hasil skin test (-)
Pengawasan keadaan umum, perdarahan pervaginam dan tanda vital
VII. PROGNOSIS
Dubia et bonam
PEMBAHASAN
Definisi
Blighted ovum meupakan kegagalan kehamilan awal (early pregnancy failure). Blighted ovum adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. Kehamilan kosong menimbulkan gejala medis dimana rahim atau kandungan ibu membesar seperti mendapatkan kehamilan walaupun di dalam rahim tersebut tidak terdapat janin sama sekali.
Kondisi ini terjadi karenatelur yang sudah dibuahi berhasil membentuk plasenta dan membran, tetapi gagal terbentuk embrio.Diduga hal ini terjadi karena kelainan kromosom pada telur yang sudah dibuahi tersebut.Blighted ovumbiasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.
Etiologi
Berikut ini penyebab dari blighted ovum:
1. Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Seandainya saja bakal janin yang memiliki kelainan kromosom tersebut mampu bertahan hingga lahir, kemungkinan anak akan menderita kelainan bawaan.
2. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,
3. Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol,
4. Rendahnya kadar beta HCG
5. Faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum
6. Usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim.
Gejala dan tanda
Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau mual-mual. Blighted ovum terjadi di kehamilan yang sangat dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena keluhan berupa bercak pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8 minggu. Selanjutnya, pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan akhirnya gejala kehamilan menghilang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan. Pada saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau keluar bercak perdarahan dari vagina.
Gejala awal sama dengan wanita hamil dengan menunjukan hasil PP test (+) kadang diikuti dengan :
1. Mual, muntah (morning sickness),
2. Nyeri kepala,
3. Nyeri payudara dan payudara mengeras,
4. Cepat lelah,
5. Flek-flek merah kecoklatan dari jalan lahir,
6. Kram perut,
7. Pertumbuhan rahim yang lambat tidak sesuai dengan umur kehamilan.
Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagaifaktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam,dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
Diagnosis
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanyablighted ovumbaru ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis blighted ovum adalah sebagai berikut:
1. Mengukur HCG level dengan gravindex test,
2. Pemeriksaan denyut jantung janin,
3. USG transvaginal atau USG abdominal.
Berdasarkan prosedur, ginekolog baru dapat menyimpulkan blighted ovum setelah usia kehamilan di atas 7-8 minggu. Saat itu diameter kantong kehamilan sudah mencapai ukuran antara 2,5-3 cm. Sementara jika dilakukan USG saat usia kehamilan masih di bawah 8 minggu, dokter belum dapat melihat pertumbuhan janin karena kantong kehamilan yang terbentuk masih kecil. Pada layar USG, besar kemungkinan hanya terlihat lingkaran kantong janin saja. Lain halnya jika USG dilakukan saat usia kehamilan 8 minggu dan hanya terlihat kantong kehamilan saja tanpa janin di dalamnya baru dapat di diagnosis sebagai blighted ovum.
USG diawal kehamilan untuk memastikan apakah ibu mengalami kehamilan kosong atau tidak. Dengan USG, pada usia kehamilan 7-8 minggu biasanya dokter akan melihat perkembangan janin apakah telah mencapai 20 mm apa belum. Bila janin tidak terlihat atau ukurannya lebih kecil dari 20 mm maka dokter akan memastikan ibu mengalami gejala kehamilan kosong dan biasanya pada kontrol selanjutnya dokter akan mengukur lagi perkembangan janin.
Bila sejak awal kehamilan berjalan dengan baik dan normal tanpa tanda-tanda kelainan. Kelainan biasanya baru diketahui saat kehamilan memasuki pertengahan trimester pertama. Saat diperiksa, dokter tidak dapat mendeteksi denyut jantung janin atau tak melihat janin ketika melakukan USG.
Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebabblighted ovumlalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
Komplikasi
Pada dasarnya kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan si ibu. Hanya saja, bahaya akan muncul sebagai akibat dari komplikasi tindakan yang dilakukan. Semisal kuretase. Sementara sebelum dilakukan kuretase, umumnya si ibu sudah mengalami perdarahan. Bila perdarahan yang terjadi tergolong berat, si ibu bisa kehabisan darah yang dapat mengancam jiwanya. Dampak lain yang tidak kalah besar pengaruhnya adalah faktor psikologis si ibu itu sendiri.
Prognosis
Dengan penanganan yang tepat dan selama tidak terjadi komplikasi, prognosis dari blighted ovum adalah dubia et bonam.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
1. Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
2. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.
3. Melakukan pemeriksaan kromosom.
4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
5. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.
6. Pada ibu hamil yang menderita diabetes melitus diarapkan untuk selalu mngontrol kadar gula darah dalaam tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008. Efek Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed Abortion. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika Indonesiana
2. Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com
3. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy. http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%20ovum.pdf
4. Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix Sebelum Tindakan Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
5. Nasrudin AM, Eddy R Moeljono, Putra Rimba. 2006. Efektivitas Misoprostol 400 mcg Pervaginam Untuk Dilatasi Serviks Pada Kasus Blighted Ovum. Bagian Obstetri dan Ginekologi. Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.
6. Wiknjosastro, H., dkk(eds). Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Cetakan kelima. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999.