presentasi farmakologi kelas 3 bd.ppt

53
OBAT-OBAT ANTIRADANG, MEKANISME KERJA, DAN EFEK SAMPING Tim Penyusun: Kelompok 3 BD

Upload: ida-ayu-purnama

Post on 05-Dec-2014

181 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

farmakologi

TRANSCRIPT

Page 1: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

OBAT-OBAT ANTIRADANG, MEKANISME KERJA, DAN EFEK SAMPING

Tim Penyusun:Kelompok 3 BD

Page 2: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

• Rachma Ayunda

• Arini Eka Pratiwi

• Moh. Al Fattah

• Faradhila Nur Saraswati

• Ida Ayu Purnama

• Meryza Sonia

• Fitri Rahmadani

• Miyadah Samiyah

• Karimah Yulianti

• M.A.W. Khairurrijal

• Putri Nur Handayani

• Achmad Fauzi

• Nova Sari Aulia

• Nindya Nurfitriani Azhar

• Indah Nunik Nugraini

• Ageng Hasna Fauziyah

KELAS B KELAS D

Page 3: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Pada pertengahan abad ke-18 di Inggris• Reverend Edmund Stone menjelaskan

dalam sebuah surat untuk presiden Royal Society “penilaian keberhasilan kulit kayu willow dalam penyembuhan demam”.

• Zat aktifnya berupa glikosida pahit yang disebut salisin, pertama kali diisolasi dalam bentuk murni pada tahun 1829 oleh Leroux yang menunjukkan efek terapeutik.

• Jika dihidrolisis, salisin menghasilkan glukosa dan alcohol salisilat. Alcohol salisilat dapat diubah menjadi asam salisilat.

Pada tahun 1853• Gerhardt membuat karya yang

diteruskan oleh seorang ahli kimia bernama Hoffman dalam membuat asam asetilsalisilat.

Pada tahun 1875• Natrium salisilat pertama kali digunakan

untuk penanganan demam reumatik,

sebagai antipiretik, efek urikosurik, dan digunakan dalam penanganan pirai.

Pada tahun 1899 •Dreser memperkenalkan asam asetilsalisilat pada bidang kedokteran dengan nama aspirin.•Nama ini berasal dari Spiraea yang merupakan nama spesies tumbuhan yang digunakan untuk membuat asam salisilat.

Pada tahun 1963•Indometasin diperkenalkan untuk penanganan arthritis rheumatoid.

Pada Abad ke 19•Awal abad ke-19, aspirin diketahui memiliki banyak manfaat terapeutik. •Akhir abad ke-19 ditemukan obat yang memiliki mekanisme kerja yang sama seperti turunan para-aminofenol (misalnya asetaminofen)

Sejarah NSAID (Non-steroidal Antiinflamatory Drugs)Sejarah NSAID (Non-steroidal Antiinflamatory Drugs)

Page 4: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Penghambatan biosintesis prostaglandin oleh NSAID

• NSAID mempunyai kemampuan yaitu menghambat pembentukkan prostaglandin, aktivitas enzimatik yang terlibat dalam sintesis prostaglandin.

• Enzim pertama pada jalur sintetik prostaglandin adalah prostaglandin endoperoksida sintase, atau asam lemak siklooksigenase.

• Enzim ini mengubah asam arakidonat menjadi senyawa antara yang tidak stabil, yaitu PGG2 dan PGH2.

• Ada 2 bentuk siklooksigenase yaitu COX-1 dan COX-2.

• Glukokortikoid menekan ekspresi COX-2 dan dengan demikian menekan pembentukkan prostaglandin yang diperantarai COX-2.

Page 5: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Penggolongan Kimia Analgesik, Antipiretik, dan Obat Antiradang Nonsteroid

Inhibitor COX NonselektifTurunan asam salisilat

aspirin, natrium salisilat, kolin magnesium trisalisilat, salsalat, diflunisal, sulfasalazin, olsalazinTurunan para-aminofenol

asetamonifenAsam asetat indol dan inden

indometasin, sulindakAsam asetat heteroaril

tolmetin, diklofenak, ketorolakAsam arilpropionat

ibuprofen, naproksen, flurbiprofen, ketoprofen, fenoprofen, oksaprozinAsam antranilat (fenamat)

asam mefenamat, asam meklofenamatAsam enolat

oksikam (piroksikam, meloksikam)Alkanon

nabumeton

Inhibitor COX-2 SelektifFuranon tersubstitusi diaril

rofekoksibPirazol tersubstitusi diaril

selekoksibAsam asetat indol

etodolakSulfonanilid

nimesulid

Page 6: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Efek Farmakodinamik

1. Efek analgesik

2. Efek antipiretik

3. Efek anti-inflamasi

Page 7: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Efek samping NSAID• Semua NSAID secara potensial umumnya bersifat toksik. Toksisitas

NSAID umumnya dijumpai adalah efek sampingnya pada traktus gastrointestinal, terutama jika NSAID digunakan bersamaan obat-obatan lain, alkohol, kebiasan merokok atau dalam keadaan stress. Efek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan NSAID antara lain adalah reakis hipersensetivitas, gangguan fungsi hati dan gijal serta penekanan sistem hematopoetik.

• Ada 2 macam efek samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare, pendarahan lambung, dan dyspepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan, dan hipertensi). Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trisemester ketiga. Efek samping ini tergantung pada jenis NSAID dan dosis yang digunakan.

Page 8: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat NSAID yaitu :

• Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna.

• NSAID menimbulkan iritasi yang bersifat lokal yang mengakibatkan terjadinya difusi kembali asam lambung ke dalam mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan.

• Dapat menyebabkan reaksi kulit seperti erupsi morbiliform yang ringan, reaksi-reaksi obat yang menetap, reaksi-reaksi fotosensitifitas, erupsi-erupsi vesikobulosa, serum sickness, dan eritroderma exofoliatif. Hampir semua NSAID dapat menyebabkan urtikaria terutama pada pasien yang sensitif dengan aspirin. Menurut studi oleh Akademi Dermatologi di Amerika pada tahun 1984, NSAID yang paling sedikit menimbulkan gangguan kulit adalah piroksikam, zomepirac, sulindak, natrium meklofenamat, dan benaxoprofen.

• Pada sistem syaraf pusat, NSAID dapat menyebabkan gangguan seperti, depresi, konvulsi, nyeri kepala, rasa lelah, halusinasi, reaksi depersonalisasi, kejang, dan sinkope.

Page 9: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

ASAM SALISILAT

Berbagai turunan asam ini telah disintesis untuk penggunaan sistemik yang mencakup dua golongan besar yaitu ester asam salisilat yang diperoleh melalui substitusi pada gugus karboksilatnya dan ester salisilat berbagai asam organik

Page 10: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Hubungan Struktur - Aktivitas

• Senyawa salisilat umumnya bekerja karena kandungan asam salisilatnya

• Substitusi pada gugus karboksil atau hidroksil mengubah potensi atau toksisitas senyawa salisilat.

• Suatu turunan diflourofenil, yaitu diflunisal, tersedia untuk penggunaan klinis.

Page 11: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Sifat – Sifat Farmakologis

Analgesia Antipiresis Efek neurologis Pernapasan Keseimbangan asam-basa

dan pola elektrolit Efek terhadap saluran cerna Efek terhadap hati dan

ginjal

Efek urikosurik Efek terhadap darah Efek Terhadap Proses

Reumatik, Radang, dan Imunologis serta Terhadap Metabolisme Jaringan Kuat

Efek metabolik Efek terhadap endokrin

Page 12: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Sifat – Sifat Farmakologis Salisilat dan kehamilan: menyebabkan penurunan bobot badan yang signifikan saat dilahirkan.

Efek iritan lokal: Kerja keratolitik asam bebas ini untuk pengobatan lokal ( c/ kutil). Sel-sel jaringan membengkak, melembek, dan mengelupas.

Farmakokinetika dan metabolisme:

Absorpsi. Absorpsi salisilat melalui difusi pasif terutama asam salisilat yang tidak terdisosiasi/ asam asetilsalisilat melintasi membran saluran cerna sehingga dipengaruhi pH lambung. Adanya makanan memperlambat absorpsi salisilat.

Distribusi. Salisilat mengalami transpor aktif oleh suatu sistem kapasitas rendah yang dapat terjenuhkan ke luar dari CSS melintasi pleksus koroid.

Biotransformasi dan Ekskresi. Terutama di retikulum endoplasma dan mitokondria hati. Salisilat di ekskresi dalam urin.

Page 13: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Penggunaan Terapeutik• Penggunaan sistemik

• Antipiresis

• Analgesia

• Atritis reumatoid

• Penggunaan lokal, penyakit radang usus.

Efek toksik salisilat• Sering menyebabkan intoksikasi / keracunan serius pada anak-anak dan kadang fatal.

Natrium salisilat / aspirin 10-30 g menyebabkan kematian pada orang dewasa tapi jumlah yang jauh lebih banyak telah teringesti tanpa akibat yang fatal. 4 ml metil salisilat bisa fatal pada anak.

Hipersensitivitas aspirin atau intoleransi aspirin.Penanganan terhadap respon tersebut tidak berbeda dengan yang

biasa dilakuakn pada reaksi anafilaksis akut; epinefrin merupakan obat pilihan.

Page 14: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

• Gejala dan tanda-tanda.

Intoksikasi salisilat kronis ringan = salisilisme.

Berkembang penuh = sakit kepala, pusing, dll.

Intoksikasi lebih parah = gangguan SSP yang lebih jelas ( kejang menyeluruh dan koma ), dll.

Fenomena hemoragia kadang terlihat pada keracunan salisilat.

Tanda toksisitas salisilat orang dewasa biasanya edema pulmonal nonkardiogenik, dll.

• Penanganan.

Diarahkan pada bantuan kardiovaskuler dan pernapasan serta memperbaiki ketidaknormalan asam-basa serta penggunaan cara-cara untuk mempercepat ekskresi salisilat.

Hemodialisis, cara paling efektif untuk menghilangkan salisilat dan untuk memperbaiki gangguan elektrolit dan asam-basa.

Diflunisal

Suatu turunan difluorofenil asam salisilat; tidak dikonversi jadi asam salisilat in vivo.

Lebih kuat dari aspirin dalam uji antiradang, tampak merupakan inhibitor kompetitif siklooksigenase.

Page 15: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

DERIVAT PARA AMINO FENOL

• Derivat para amino fenol adalah FENASETIN dan PARASETAMOL

• Asetaminofen (parasetamol) merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama dan telah digunakan sejak tahun 1893.Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen.

• Fenazetin tidak digunakan lagi dalam pengobatan karena penggunaannya dikaitkan dengan terjadinya analgesik nefropati,anemia hemolitik dan mungkin kanker kandung kemih.

Page 16: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

FARMAKODINAMIK

• Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek anti-inflamasinya sangat lemah,oleh karena itu parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik

Efek Samping

• Fenasetin dapat menyebabkan anemia hemolitik,terutama pada pemakaian kronik.

Page 17: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Indometasin•Sifat Farmakologis•Farmakokinetik dan Metabolisme•Interaksi Obat

- Indometasin tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat antikoagulan oral- Pemberian bersamaan dengan probenesid akan meningkatkan konsentrasi indometasin total dalam plasma ditambah metabolit inaktifnyaPengobatan

•Terapeutik- Artritis reumatioid- Pirai

•Kontraindikasi•Efek Toksik

Page 18: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

SulindakSulindak adalah Pro-drug yang erat kaitannya dengan indometasin.

Sulindak dikembangkan dalam usaha untuk menemukan senyawa jenis indometasin yang kurang toksik tetapi efektif.

•Sifat Farmakologis

•Farmakokinetik dan Metabolisme

•Interaksi Obat

•Pengobatan Terapeutik

•Kontraindikasi

•Efek Toksik

EtodolakEtodolak merupakan suatu inhibitor siklooksigenase dan mempunyai aktivitas antiradang. Etodolak merupakan inhibitor COX-2 selektif.

•Sifat Farmakologis•Farmakokinetik dan Metabolisme•Interaksi Obat•Pengobatan Terapeutik•Kontraindikasi•Efek Toksik

Page 19: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

SENYAWA FENAMAT

• Gol. NSAID turunan asam N-fenilantranilat.

• Senyawa ini meliputi asam mefenamat, asam meklofenamat, asam flufenamat.

• Secara terapeutik, gol. obat ini tidak mempunyai keunggulan yg jelas dibanding NSAID lain. Sering menyebabkan efek samping diare.

• Senyawa analgesik asam mefenamat (PONSTEL) digunakan untuk meredakan nyeri akibat kondisi reumatik, cedera jaringan lunak, kondisi nyeri pada otot rangka, & dismenorea.

Page 20: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Sifat Farmakologis Sifat antiradang, antipiretik, dan analgesik kemampuannya

menghambat siklooksigenase. Asam mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yg menunjukan

kerja pusat dan kerja perifer. Berbeda dengan NSAID lain, beberapa senyawa fenamat juga dapat

mengantagonis efek prostaglandin tertentu.

Sifat Farmakokinetik konsentrasi puncak dalam plasma: 0,5-2 jam setelah pemberian

meklofenamat oral dosis tunggal & 2-4 jam utk asam mefenamat. Kedua obat mempunyai t1/2 dlm plasma yg mirip (2-4 jam).

Sekitar 50% dosis as. Mefenamat diekskresi dlm urin, terutama sbg metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi & metabolit 3-karboksil serta konjugatnya.

20% obat ini ditemukan dlm feses, terutama sbg metabolit 3-karboksil yg tidak terkonjugasi.

Page 21: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Efek Toksik Sistem saluran cerna: dispepsia/rasa tdk nyaman pada saluran

cerna atas. Diare parah disertai dengan steatorea & radang usus. Efek samping parah: Anemia hemolitik (tipe autoimun).

Kontra Indikasi Pasien yg memiliki riwayat penyakit saluran cerna.

Perhatian Jika tampak diare/ruam kulit, obat harus segera dihentikan. Waspada terhadap tanda-tanda anemia hemolitik

Page 22: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

TOLMETIN, KETOROLAK, DAN DIKLOFENAK

Tolmetin dan ketorolak merupakan turunan asam asetat heteroaril dan Diklofenak merupakan turunan asam fenilasetat yang dikembangkan khusus sebagai obat anti radang.

Page 23: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

TolmetinTolmetin merupakan suatu obat anti radang, anakgesik, dan anti-piretik.

Tolemetin dengan dosis yang dianjurkan memiliki efikasi yang kira-kira setara dengan aspirin sedang

Sifat Farmakologis

•Tolmetin merupakan suatu obat anti radang, anakgesik, dan anti-piretik.

•Dapat menyebabkan Erosi lambung dan memperpanjang waktu pendarahan.

Farmakokinetika dan Metabolisme

•Dapat diadsorpsi dengan cepat dan sempurna setelah pemberian oral

•Konsentrasi puncak 20-60 menit setelah pemberian oral

•Waktu paruh dalam plasma 5 jam

•Akumulasi obat dalam cairan sinovial 2-8 jam setelah pemberian dosis tunggal oral.

•setelah diadsorpsi, zat terikat dalam protein plasma.

•Dapat ditemukan kembali setelah 24 jam sebagian dalam bentuk tidak berubah tetapi kebanyakan terkonjugasi atau telah mengalami metabolisme.

•Perubahan metabolik utama melibatkan oksidasi gugus para-metil menjadi asam karboksilat.

Page 24: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

TolmetinPenggunaan Terapeutik•Osteoartritis, artritis reumatoid, dan spondilitis, ankilosa.

•Tolmetin memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan aspirin pada dosis yang sama.

•Dosis maksimum yang dianjurkan 2g/hari.

Efek Toksik•Efek samping terjadi pada 25%-40% pasien.

•Efek samping biasanya terjadi pada saluran cerna, manifestasi utama berupa nyeri epigastrik, dispepsia, mual, dan muntah.

•Efek samping pada SSP seperti gugup, ansietas, insomnia, mengantuk, dan ganguan penglihatan, tidak separah yang disebabkan oleh indometasin.

•Terjadinya tinitus, ketulian, dan vertigo lebih kecil daripada dengan aspirin.

Page 25: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

KetorolakKetorolak merupakan analgesik kuat tetapi sebagai radang hanya memiliki

efektifitas sedang. Obat ini merupakan salah satu dari beberapa NSAID yang diizinkan untuk penggunaan parenteral.

Sifat Farmakologis•Menghambat biosintesis prostaglandin.

•Memiliki aktivitas antipiretik, antiradang, dan analgesik. Memiliki aktivitas analgesik sistemik lebih beasar dibanding antiradang.

•Tidak disertai toleransi, efek putus obat, atau depresi pernapasan.

•Dapat diberikan secara topikal untuk mata.

•Menghambat agregasi platelet dan menyebabkan ulser lambung.

Efek Toksik•Terjadi dua kali lebih saring dibandingkan dengan plasebo.

•Efek samping antara lain mengantuk, pusing, sakit kepala, nyeri saluran cerna, dispepsia, dan mual, dan nyeri pada tempat injeksi.

Page 26: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

KetorolakPenggunaan Terapeutik•Digunakan untuk nyeri pascaoperasi, sebagai pengganti senyawa opioid, dan diberikan secara intramuskular, intravena, atau oral.

•dosis lazim intra muskular 30-60mg, Intravena 15-30mg, dan dosis oral 5-30mg.

•Diindikasikan hanya untuk penanganan nyeri jangka pendek dan tidak boleh digunakan untuk nyeri ringan atau nyeri kronis.

Farmakokinetik dan Metabolisme•Diadsorpsi dengan baik secara oral maupun intramuskular.

•Mencapai konsentrasi puncak plasma dalam 30 -50 menit.

•Hampir seluruhnya terikat pada protein plasma.

•Waktu paruh 4-6 jam.

•Diekskresikan melalui urin sekitar 90% dengan sekitar 10 % dalam bentuk tidak berubah dan sisanya sebagai konjugat yang mengalami glukuronidasi.

Page 27: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

DiklofenakDiklofenak merupakan obat antiradang yang diizinkan untuk digunakan beberapa penggunaan di AS.

Sifat Farmakologis•Mempunyai aktivitas analgesik, antipiretik, dan antiradang.

•Merupakan inhibitor siklooksigenase dan potensisnya lebih besar daripada indometasin, naproksen, atau beberapa senyawa lainnya.

•Menurunkan konsentrasi intra sel arakidonat bebas dalam leukosit dengan mengubah pelepasan atau pengambilan asam lemak.

Farmakokinetik dan Metabolisme•Diadsorpsi dengan cepat dan sempurna pada pemberian oral

•Konsentrasi puncak 2-3 jam

•Adsorpsi melambat jika dibarengi dengan makanan tetapi adsorpsi tetap.

•Ada firstpass efect sehingga hanya 50% yang tersedia dalam sistemik.

•Zat 99% terikat pada protein plasma.

•Waktu paru 1-2 jam.

•Waktu terapeutik lebih lama dibandingkan waktu paruh dalam plasma.

•Dimetabolisme di hati oleh isozim sitokrom p450 subfamili CYP2C menjadi 4-hidroksidiklofenak.

Page 28: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

DiklofenakPenggunaan Terapeutik•Diizinkan untuk penanganan simtomatik jangka lama pada atritis reumatoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa.•Dosis lazim harian 100-200mg diberikan dalam dosis terbagi.•Digunakan juga untuk penanganan jangka pendek cedera otot rangka akut, bahu nyeri akut, nyeri pasca operasi, dan dismenorea.

Efek Toksik•Menimbulkan efek samping pada sekitar 20% pasien.•Efek saluran cerna seperti perdarahan dan pembentukan ulser atau perforasi dinding usus telah teramati.•Peningkatan aktivitas aminotransferase hati dalam plasma terjadi sekitar 15%.•Peningkatan aminotransferase biasanya reversible.•Dapat menimbulkan kerusakan hati yang parah hingga ditarik dari perdagangan.•Selain itu mempengaruhi SSP, ruam kulit, reaksi alergi, retensi cairan dan edema, dan ganguan fungsi ginja.•Tidak dianjurkan untuk anak-anak, ibu hamil dan menyusui.

Page 29: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Turunan asam propionat

• Sifat farmakologis

sifat farmakodinamik turunan-turunan asam propionat adalah sebagai inhibitor siklooksigenase yang efektif

• Interaksi obat

interaksi obat yang merugikan yaitu disebabkan oleh drajat ikatannya yang tinggi terhadap albumin dan plasma.

Page 30: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Contoh turunan asam propionat• Ibuprofen - Farmakokinetika dan metabolisme : - Ibuprofen diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian oral, - konsentrasi puncak dalam plasma teramati setelah 15 sampai

30 menit. - Waktu paruh dalam plasma sekitar 2jam - dieksresikan dalam urin sebagai metabolit atau konjugatnya - Efek toksik- Efek samping yang umum yaitu, pada saluran cerna- Efek samping yang jarang yaitu, trombositopenia, ruam kulit,

sakit kepala, pusing dan penglihatan kabur dll

*Tidak untuk ibu hamil dan menyususi

Page 31: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

• Naproksen - Farmakokinetik dan metabolisme :

- kecepatan absorpsinya dipengaruhi oleh adanya makanan

- absorbsi dapat dipercepat dengan natrium bikarbonat

- diperlambat dengan dengan magnesium oksida dan alumunium hidroksida

- konsentrasi dalam plasma terjadi dalam 2-4 jam

- dieksresikan dalam urin sebagai glukuronid

- efek toksik

- efek samping pada saluran cerna

- efek samping pada SSP

- efek samping yang jarang terjadi pruritus dan berbagai masalah dermatologis.

Page 32: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

• Fenoprofen - Farmakokinetik dan metabolisme

- makanan dalam lambung memperlambat absoprsi dan menurunkan konsentrasi puncak dalam

plasma.

- dimetabolisme dan dieksresi hampir seluruhnya dalam urin

- Efek toksik

- efek samping yang sering terjadi : pada saluran cerna

- efek samping yg jarang terjadi : pada SSP

Page 33: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

• Ketoprofen - Farmakokinetik dan metabolisme

- makanan menurunkan laju absorpsi tetapi tidak mengurangi jumlah yang diabsorpsi.

- konsentrasi maksimum dalam darah terjadi pada 1-2jam

- terkonyugasi dengan asam glukuronat dalam hati, dan konjugat ini dieksresikan dalam urin

- Efek toksik

- efek samping pada saluran cerna, tetapi dapat berkurang jika menggunakan bersamaan dengan susu, makanan atau antasida.

- dapat menyebabkan retensi cairan dan meningkatkan konsentrasi kreatinin dalam plasma.

Page 34: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

• Flurbiprofen

- konsentrasi puncak dalam plasma yaitu 1- 2 jam.

- Dimetabolisme melalui hidroksilasi dan konjugat dihati.

• Oksaprozin

- konsentrasi puncak dalam plasma tercapai dalam 3 sampai 6 jam.

- dimetabolisme di hati dan terutama dieliminasi melalui eksresi urin.

Page 35: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Nama generik Nama dagang formulasi Dosis lazim antiradang

Ibuprofen MOTRIN dll Tablet 400-800mg, 3-4x sehari

Naproksen NAPROSYN dll Tablet; suspensi 250-500mg, 2x sehari

Fenoprofen NALFON tablet ; kapsul 300-600mg, 3-4x sehari

Ketoprofen ORUDIS Kapsul 50-75mg, 3-4x sehari

Flurbiprofen ANSAID Tablet 50-75mg, 2-4x sehari

oksaprozin DAYPRO Tablet 600-1200mg, sekali sehari

Page 36: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Asam Enolat (Oksikam)

Piroksikam

• Golongan asam enolat yang memiliki aktivitas antiradang, analgesik, dan antipiretik.

• Kelebihannya : waktu paruhnya yang lama.

Page 37: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Piroksikam• Sifat Farmakologis

– Memberikan efek analgesik dan antipiretik– Dapat menyebabkan erosi lambung dan memperpanjang

waktu perdarahan.

• Farmakokinetika & Metabolisme– Diabsorbsi sempurna setelah pemberian oral. Konsentrasi

puncak dalam plasma terjadi dalam 2-4 jam. – Setelah diabsorbsi, peroksikam banyak terikat pada protein

plasma (99%).– Kurang dari 5% obat ini akan dieksresi malalui urin dalam

bentuk tidak berubah

Page 38: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Piroksikam

• Penggunaan Terapeutik– Dosis lazim sehari 20 mg, kadang-kadang

diberikan dalam dua dosis

• Efek Toksik– Reaksi saluran cerna dan insidensi ulser lambung – Dapat mengurangi sekresi litium melalui ginjal

sampai jumlah yang signifikan secara klinis.

Page 39: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Meloksikam

• Dosis:– Osteoartritis : 7,5 mg 1x sehari (ringan), 15 mg 1x

sehari (parah)– Artritis reumatoid 15 mg 1x sehari

• Efek Samping– Terhadap saluran cerna, khususnya lambung

Page 40: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Nabumeton

• Dosis : 1000mg 1x sehari

• Sifat Farmakologis– Analgesik dan antipiretik– Inhibitor siklooksigenase in vitro yang lemah.

• Farmakokinetika dan Metabolisme– Diabsorbsi dengan cepat dan diubah dihati menjadi

satu atau lebih metabolit aktif

Page 41: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Nabumeton

• Efek Toksik :– Keluhan usus bagian bawah– Ruam kulit – Sakit kepala– Pusing – Nyeri ulu hati – Tinitus– Pruritus

Page 42: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Turunan Pirazolon

• Contoh : fenilbutazon, oksifenbutazon, antipirin (analgesik tetes telinga), aminopirin, dan dipiron.

• Efek Samping :– Kecenderungan menyebabkan agranulositosis

ireversibel

Page 43: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

@ Rofekoksib adalah derivat furan yang selektif terhadap COX-2, mempunyai efek anti-inflamasi, analgesik dan antipiretik.

Furanon tersubstitusi diaril : Rofecoxib

@ Interaksi rofekoksib sama dengan selekoksib

@ Dikenalkan pada tahun 1999

@ Penggunaan terapi: pengobatan sistomatik pada perangsangan yang disebabkan oleh penyakit sendi degeneratif

Page 44: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

@ Farmakodinamik: mekanisme kerja dan efek: > terutama penghambatan siklooksigenase 2 (COX-2) kuosien > efeknya bergantung pada dosis

@ Efek samping: infeksi saluran pernafsan bagian atas, diare, dan nyeri kepala

Page 45: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Interaksi Rofekoksib (Rofecoxib)

Metotreksat : peningkatan kadar plasma metotreksat. Rifampisin : penurunan kadar plasma rofekoksib

50%, bisa juga menjadi tidak efektif. Simetidin : peningkatan kadar plasma rofekoksib. Antasid : penurunan kadar plasma rofekoksib

20%.

Page 46: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

PIRAZOL TERSUBSITUSI DIARIL

• Satu-satunya anggota golongan ini yang tersedia saat ini adalah selekoksib (CELEBREX).

• Obat ini merupakan salah satu inhibitor COX-2 selektif dan diizinkan untuk dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1998.

Page 47: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Farmakokinetik dan Metabolisme

• Laju absorpsi sedang setelah pemberian oral, dengan kadar plasma puncak terjadi setelah 2 sampai 4 jam; tingkat absorpsi tidak diketahui.

• Selekoksib secara ekstensif terikat pada protein plasma.

• Sedikit obat ini dieksresi dalam bentuk tidak berubah; sebagian besar diekskresi sebagai metabolit asam karboksilat dan glukuronid dalam urin dan feses.

• Waktu paruh eliminasi sekitar 11 jam, konsentrasi plasma lebih rendah pada pasien insufisiensi ginjal; pada pasien ini terjadi peningkatan bersihan apparent sebesar 47 %.

• Konsentrasi plasma meningkat sekitar 40% sampai 180%, masing-masing pada pasien dengan gangguan hati ringan sampai sedang.

• Interaksi yang signifikan terjadi dengan flukonazol dan litium tetapi tidak dengan ketokonazol atau metotreksat.

• Selekoksib dimetabolisme oleh CYP2C9, sehingga diperlukan kewaspadaan klinis selama pemberian bersamaan dengan substrat atau inhibitor lain enzim ini.

Page 48: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Sifat Farmakologis, Efek Toksik, dan Penggunaan Terapeutik

• Sifat farmakologis dan efek toksik selekoksib pada dasarnya sama seperti rofekoksib.

• Selekoksib diizinkan di Amerika Serikat untuk penanganan osteoartritis dan artritis reumatoid.

• Dosis yang dianjurkan untuk penanganan osteoartritis adalah 200 mg per hari sebagai dosis tunggal atau dua dosis 100 mg. Pada penanganan artritis reumatoid, dosis yang dianjurkan 100 sampai 200 mg dua kali sehari.

Page 49: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

•Mekanisme: inhibitor siklooksigenase yang lemah→ menghambat migrasi neutrofil, degranulasi, dan pembentukan superoksida

•Indikasi: artritis reumatoid, osteoartritis, dan pirai.

•Efek samping: mual nyeri, epigastrik, dispepsia dan ruam kulit pada 3 % pasien, efek SSP (sakit kepala, vertigo) jarang terjadi

•Kurang aktif, tapi bisa untuk pencegahan

• Antiradang, analgesik, antipiretik

•Mekanisme: menghambat siklooksigenase, hambat aktivasi neutrofil, dan sebagai antioksidan

•Efek samping ada saluran cerna sangat rendah,karena merupakan inhibitor COX-2 yang selektif in vivo

Obat NSAID lain

Page 50: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt
Page 51: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Aurotioglukosa dan Emas Natrium Tiomalat

• Lebih larut air

• Absorpsi cepat melalui IM

• konsentrasi puncak dalam darah pada 2-6 jam

• Waktu paruh dalam plasma sekitar 7 hari untuk dosis 50 mg. Dengan dosis berulang, waktu paruh bertambah lama

• Eksresi : 60 - 90% melalui ginjal dan 10% - 40% dalam feses.

Auranofin

• Lebih hidrofobik yang diabsorpsi lebih cepat setelah pemeberian oral (sampai jumlahnya sekitar 25%)

• Konsentrasi emas dalam plasma pada keadaan tunak sebanding dengan dosis yang diberikan dan tercapai setelah 8 sampai 12 minggu penanganan

• Peneliti hewan menunjukkan bahwa auranofin terikat pada jaringan dalam jumlah yang lebih sedikit daripada emas natrium tiomalat

• Setelah pengobatan dihentikan, waktu paruh emas dalam tubuh sekitar 80 hari

• Auranofin dieksresikan dalam feses.

Page 52: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

• Penggunaan terapeutik Auritioglukosa dan Emas Natrium Tiomalat

Dosis lazim 10 mg auritioglukosa (SOLGANAL) atau emas natrium tiomalat, pada minggu pertama sebagai dosis uji, diikuti dengan 25 mg pada minggu kedua dan ketiga. Setelah itu, 25-50 mg (emas natrium tiomalat) atau 50 mg (aurotioglukosa) diberikan dengan interval satu minggu sampai tercapai dosis kumulatif 1 g. Respon yang menggembirakan bisa saja tidak muncul selama berbulan-bulan. Jika terjadi peredaan, pengobatan diteruskan, tetapi dosisnya dikurangi atau interval dosis ditingkatkan.

• Penggunaan terapeutik Auranofin

Untuk terapi oral artritis reumatoid aktif, dosis harian sebesar 3-6 mg auranofin (RIDAURA), diberikan dalam satu atau dua bagian; beberapa pasien mungkin memerlukan 9 mg per hari dalam tiga dosis terbagi. Dosis yang lebih tinggi tidak boleh diberikan sebelum dosis yang lebih rendah telah diberikan selama 6 bulan, dan tepai harus dihentikan setelah perpanjangan 3 bulan jika respon tidak memadai

Kontraindikasi•Pasien penyakit ginjal, gangguan fungsi hati, atau riwayat infeksi hepatitis, atau gangguan hemetologisuritis perifer, hepatitis, perembesan paru-paru, dan krisis nitroid (vasomotor)

•Selama hamil atau menyusui

•Pasien yang baru menjalani radiasi tidak boleh menggunakan emas karena kerja depresannya pada jaringan hematopoetik

Kontraindikasi•Pasien penyakit ginjal, gangguan fungsi hati, atau riwayat infeksi hepatitis, atau gangguan hemetologisuritis perifer, hepatitis, perembesan paru-paru, dan krisis nitroid (vasomotor)

•Selama hamil atau menyusui

•Pasien yang baru menjalani radiasi tidak boleh menggunakan emas karena kerja depresannya pada jaringan hematopoetik

Page 53: PRESENTASI FARMAKOLOGI KELAS 3 BD.ppt

Daftar Pustaka

• Hardman, Joel G., Lee E. Limbird. 2012. Goodman & Gilman: Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. Jakarta: EGC.

• Schmitz, Gery dkk. 2008. Farmakologi dan Toksikologi Edisi 3. Jakarta : EGC