preplaning perawatan oral.docx
TRANSCRIPT
KEPERAWATAN GERONTIK
oleh:Aulia Royyani ElyaNIM 102310111091
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya usia
harapan hidup lansia. Peningkatan usia harapan hidup menunjukkan
peningkatan kualitas dalam pembangunan. Meningkatnya usia harapan hidup
mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia. Hermana (2007),
jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Pada tahun 1980, jumlah lansia di Indonesia yaitu 7.998.543 atau
sebesar 5,45% dengan usia harapan hidupnya 52,2 tahun. Pada tahun 2006,
jumlah ini meningkat menjadi 19 juta orang atau sebesar 8,90% dengan usia
harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010, jumlah penduduk lansia di
Indonesia mencapai 23,9 juta orang atau sebesar 9,77% dengan usia harapan
hidup mencapai 67,4 tahun. Diperkirakan 10 tahun kemudian, penduduk lansia
di Indonesia akan mencapai 28,8 juta atau sekitar 11,34% dengan usia harapan
hidup mencapai 71,1 tahun. (Depsos, 2007)
Menurut Cawson dalam Ngatia E. M (2008), beberapa tahun terakhir
kebutuhan perawatan gigi dan mulut pada orangtua atau lanjut usia umumnya
telah diabaikan dan masalah ini memerlukan perhatian khusus, apabila tidak
segera ditangani akan memperburuk kesehatan mulut lansia. Oral hygiene
yang buruk dapat menyebabkan masalah bagi lansia. Setiap jenis luka yang
serius atau sakit gigi di dalam mulut akan menimbulkan infeksi mulut yang
menyebabkan masalah pernapasan pada lansia. Lansia berisiko terhadap
masalah kesehatan mulut karena kurangnya pengetahuan tentang oral hygiene,
ketidakmampuan melakukan perawatan mulut, atau perubahan integritas gigi
dan mukosa akibat penyakit (Potter & Perry, 2005).
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana aplikasi cara perawatan gigi dan mulut secara mandiri pada
lansia?
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi, diharapkan lansia
di PSLU Puger dapat mengetahui dan menerapkan perawatan gigi dan mulut
secara mandiri.
2.2.2 Tujuan Khusus
a. Lansia di PSLU Puger dapat menjelaskan manfaat perawatan gigi dan
mulut.
b. Lansia di PSLU Puger dapat mendemonstrasikan perawatan gigi dan mulut.
2.2 Manfaat
Kegiatan ini dapat bermanfaat bagi beberapa kalangan, yaitu: lansia,
mahasiswa
2.2.1 Lansia
Memperoleh informasi mengenai cara perawatan gigi dan mulut yang baik
dan benar.
2.2.2 Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan defisit perawatan diri: perawatan gigi dan
mulut (oral hygine) pada lansia.
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran
Studi penelitian yang dilakukan oleh Owotade, Ogunbodede and Lawal (2005)
menunjukkan bahwa 73,9% lansia mengalami periodontitis kronis karena
mengalami penurunan kebersihan mulut. Masalah kebersihan mulut yang
biasa terjadi pada lansia dapat menimbulkan infeksi oral, perubahan rasa dan
masukan nutrisi karena kehilangan gigi dan pemasangan gigi palsu yang
buruk. Oleh karena itu, perawat dapat membantu mencegah penyakit mulut
melalui pendidikan kesehatan tentang perawatan gigi dan mulut (Potter &
Perry, 2005). Lansia yang berada di PSLU kecamatan Puger tinggal diasarama
dan jauh dari keluarga sehingga kurangnya pengawasan dari keluarga
mengenai personal hygine pada lansia. Keadaan tersebut yang menjadi
landasan diadakannya pendidikan kesehatan mengenai perawatan gigi dan
mulut pada lansia.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Melihat dari permasalahan yang dialami oleh lansia yaitu mengenai
kebersihan gigi dan mulut maka pendidikan kesehatan tentang perawatan gigi dan
mulut akan diberikan dengan tujuan sebagai antisipasi dan penanganan terjadinya
permasalahan gigi dan mulut yang berlanjut.
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Proses penuaan adalah perubahan morfologi dan fungsional pada suatu
organisme sehingga menyebabkan kelemahan fungsi serta menurunnya
kemampuan untk bertahan terhadap tekanan-tekanan disekitarnya atau merupakan
perubahan progresif irrevesible dalam sel, organ atau organisme secara
keseluruhan sejalan dengan berlalunya waktu. Proses penuaan tidak dapat dicegah
tetapi faktor ketidakmampuan atau kelemahan fungsi sebagai akibat yang ditimb
ulkan dapat diminimalkan. Salah satu permasalah yang muncul pada lansia adalah
defisit perawatan diri yang salah satu diantaranya adalah perawatan gigi dan mulut
atau oral hygine. Masalah kebersihan mulut pada lansia dapat menimbulkan
infeksi oral dan penurunan rasa dan masukan nutrisi karena kehilangan gigi dan
pemasangan gigi palsu yang buruk. Permasalahan ini kurang mendapat perhatian
dari perawat atau petugas kesehatan karena dianggap suatu hal yang biasa akibat
dari proses penuaan dari lansia itu sendiri. Selain itu, kurangnya perhatian dari
keluarga terhadap kondisi lansia juga merupakan salah satu faktor terabaikannya
masalah ini karena lansia yang tinggal diasrama PSLU tidak didampingi keluarga.
Untuk menangani hal tersebut maka lansia perlu diajari untuk melakukan oral
hygine secara mandiri untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.
4.2 Khalayak Sasaran
Sasaran dalam kegiatan tersebut lansia yang berada di PSLU Puger.
4.3 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan bisa melalui penyuluhan dan pelatihan kepada
lansia di PSLU Puger. Kegitan ini dilaksanakan di aula PSLU Puger.
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT PADA LANSIA
Topik : Pendidikan kesehatan perawatan kesehatan gigi dan mulut (oral
hygine) pada lansia
Sasaran : Lansia PSLU
Waktu : 08.00 – 08.30 WIB (1 x 30 menit)
Hari/Tanggal : Senin, 23 Maret 2015
Tempat : PSLU Kecamatan Puger
1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan Perawatan Kesehatan Mulut dan Gigi,
diharapkan lansia PSLU Kecamatan Puger dapat mengetahui dan menerapkan
perawatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan perawatan kesehatan gigi dan
mulut diharapkan komunitas TK-SD SLB TPA kelompok tuna rungu dapat
a. Menjelaskan bahaya masalah kesehatan gigi dan mulut
b. Menjelaskan cara menggosok gigi yang baik dan benar
c. Mempraktikkan cara menggosok gigi yang baik dan benar
3. Pokok Bahasan
Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Subpokok Bahasan
a. Masalah kesehatan gigi pada siswa lansia
b. Cara merawat gigi dan mulut untuk lansia
c. Demonstrasi menggosok gigi yang baik dan benar
5. Waktu:
1 x 30 menit
6. Bahan/Alat yang Diperlukan
a. Leaflet
b. Alat peraga: sikat gigi dan lap/tissue
c. Bahan: air, pasta gigi
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah dan demonstrasi
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal, hasil penelitian, artikel, dan
lain-lain) tentang konsep perawatan gigi dan mulut.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
ProsesTindakan
WaktuKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahulu
an
a. Memberikan salam,
memperkenalkan diri, dan
membuka penyuluhan
b. Menjelaskan materi secara umum
Memerhatikan
dan menjawab
salam
Memerhatikan
5
menit
dan manfaat bagi lansia
c. Menjelaskan tentang TIU dan TIK Memerhatikan
Penyajian a. Menjelaskan resiko bahaya pada
masalah kesehatan gigi dan mulut
b. Menjelaskan cara perawatan gigi
dan mulut untuk lansia
c. Mendemonstrasikan cara
perawatan gigi dan mulut untuk
lansia
1. Mengulang kepada lansia
mengenai materi yang baru
didemonstrasikan
2. Mendiskusikan bersama
jawaban yang diberikan
Memerhatikan
dan memberi
tanggapan
Memerhatikan
Memerhatikan
dan mengikuti
intruksi
80
menit
Penutup a. Menutup pertemuan dengan
memberi kesimpulan dari materi
yang disampaikan
b. Mengajukan pertanyaan kepada
lansia
c. Menutup pertemuan dan memberi
salam
Memerhatikan
Memberikan
tanggapan dan
membalas salam
5
menit
10. Evaluasi
Bagaimana cara perawatan gigi dan mulut untuk lansia?
PSIK UNIVERSITAS JEMBER
JUDUL SOP :Menggosok Gigi
1. Pengertian Membersihkan rongga mult dan gigi dari semua kotoran/sisa makanan dengan menggunkan sikat gigi
2. Tujuan 1. Mencegah infeksi baik setempaat baik penularan melalui mulut
2. Melaksanakan kebersihan perorangan3. Indikasi Pasien sadar 4. Kontraindikasi -
5. Persiapan klien 1. Beri salam, perkenalkan diri anda dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.
3. Lihat keadaan umum dan kesadaran pasien
4. Perhatikan indikasi dan kontraindikasi5. Posisikan klien rileks
6. Persiapan alat 1. Tissue/ handuk2. Kassa/kapas 3. Gelas kumur berisi air4. Sikat gigi dan pastanya
7. Cara Bekerja :
1. Menjaga privacy2. Mencuci tangan dengan sabun3. Berkumur sambil menyiapkan bengkok4. menyiapkan sikat gigi dan pastanya5. Menyikat gigi bagian depan dengan gerakan perlahan dari arah dari
gusi ke gigi,kemudian bergerak kearah samping dengan gerakan keatas kebawah, dan yang terakhir bagian dalam gigi dengan gerakan keatas kebawah.
6. Mengulangi menyikat gigi bagian depan, samping dan dalam7. Membersihkan gusi menggunakan kassa atau kapas (untuk lansia
yang tidak memiliki gigi)8. Membersihkan lidah menggunakan pembersih lidah dari arah dalam
keluar9. Berkumur menggunakan air 10. Mengeringkan bibir menggunakan tissue / handuk11. Merapikan pasien dan memberikan posisi senyaman mungkin12. Mencuci tangan
8. Evaluasi :1. Kaji respon pasien2. Kaji keadaan mulut
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :Penggunaan pasta gigi disesuaikan dengan kondisi pasien, jika anak-anak disarankan menggunkan pasta gigi rasa buah tidak dianjurkan menggunkan
Materi Pendidikan Kesehatan
Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pada lansia terdapat beberapa permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang kerap
terjadi yaitu: nyeri gigi, ompong, pemakaian gigi tiruan, kesulitan mengunyah,
efek samping obat-obatan terhadap kesehatan gigi dan mulut, mulut kering dan
lain sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan berbagai masalah gigi pada lansia:
Ompong atau tidak bergigi
Ompong merupakan hal wajar pada lansia, namun bukan berarti kondisi ini dapat
didioamkan. Sebaiknay lansia segera ke dokter gigi untuk dibuatkan gigi tiruan
agar fungsi mengunyah tetap optimal dan lansia masih tetap percaya diri. Setelah
dibuatkan gigi tiruan harus dilakukan pemeliharaan gigi tiruan secara rutin
sebagai berikut:
a. menyikat gigi tiruan setiap hari dengan sikat gig lembut dibawah air mengalir,
apabila diperlukan dapat menggunakan pasat gigi.
b. melepas dan merendam gigi palsu dalam air bersih pada saat tidur.
Kelainan pada gusi
Kelainan pada gusi biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada
awalnya sering disebut gingivitis dan pada keadaan ini masih dapat diperbaiki
dengan baik. Tetapi bila terjadi perdarahan terus-menerus biasanya gigi akan
menonjol dan akhirnya dapat tanggal dengan sendirinya.
Penyakit pada gusi memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Rasa tidak enak pada gigi disertai bau mulut.
2. Gusi terlihat memerah dan terlihat lunak sehingga mudah terjadi perdarahan.
3. Tanggalnya gigi dengan disertai rasa sakit saat mengunyah dan sensitif
terhadap perubahan suhu.
4. Terjadi penimbunan karang gigi yang berwarna coklat, dan mengeras pada
permukaan gigi. Apabila keadaan tersebut terjadi maka segera kunjungi dokter
gigi, agar dilakukan pembersihan karang gigi dan dokter gigi akan memberikan
beberapa saran seperti menjaga kebersihan mulut yang baik, menghindari
merokok dan nutrisi yang seimbang.
Pembengkakan
Pembengkakan yang terjadi pada gusi dapat disebabkan adanya
peradangan pada gigi maupun pada gusi. Infeksi yang terjadi pada gigi dapat
menjalar menjadi pembengkakan pada gusi. Pembengkakan yang meluas tidak
hanya terlihat di dalam mulut namun dapat pula terlihat sampai di luar mulut.
Wajah akan terlihat sembab, disertai rasa sakit yang hebat, demam, dan dapat
menyebabkan kesulitan pada saat menelan.
Stomatitis apthosa (sariawan)
Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut, dapat disebabkan oleh
adanya trauma (adanya gigi yang tajam, makanan yang merangsang) maupun
karena kurangnya konsumsi vitamin. Lesi/luka tersebut akan terasa perih apabila
tersenggol oleh lidah ataupun makanan. Faktor pencetus utama terjadinya
sariawan adalah rasa stres yang kadang-kadang tanpa disadari. Perawatan yang
dapat dilakukan adalah pemberian salep yang dapat merangsang pertumbuhan
jaringan baru agar luka segera menutup, hindari stres, dan kurangi makanan yang
merangsang.
1. Penyikatan gigi.
Penyikatan gigi bertujuan untuk mengendalikan plak. Ukuran sikat gigi
disesuaikan dengan ukuran mulut. Sikat gigi yang dapat digunakan adalah sikat
gigi manual maupun elektrik.
2. Pemakaian pasta gigi
Pemakaian pasta gigi sudah dapat dimulai pada usia dua tahun. Pasta gigi
akan memberikan rasa segar di dalam mulut. Saat ini pasta gigi dengan berbagai
macam rasa tersedia di pasaran. Pasta gigi diberikan dalam jumlah sedikit dan
diletakkan pada bulu sikat.
Lakukan langkah-langkah menggosok gigi yang baik:
( Endah Kusumawardani:2011).
a. Gosok gigi searah, dari atas ke bawah untuk gigi atas; dan sebaliknya dari
bawah ke atas untuk gigi bawah. Inilah prinsip menyikat “dari merah ke
putih” atau dari gusi ke ujung gigi agar kotoran yang tersapu tidak balik
lagi. Gerakan searah juga menjaga kesehatan gusi.
b. Buatlah gerakan mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi.
c. Gosoklah perlahan semua permukaan gigi mulai dari bagian dalam,
tengah, dan luar.
d. Bersihkan juga langit-langit, dinding mulut, dan permukaan. Usahakan air
yang digunakan untuk menggosok gigi bersih dan jernih. Untuk anak yang
baru belajar berkumur sediakan air matang.
e. Jangan berkumur terlalu banyak supaya masih tersisa fluoride untuk
menjaga kekuatan gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, K.H. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Tentang Cara
Menggosok Gigi Yang Baik (Metode Demonstrasi ) Terhadap Tindakan
Menggosok Gigi Pada Siswa. Ners,6 (2) 180-188.
Tomasowa, R. A. 1983. Pengetahuan Dasar tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
Jakarta:Direktorat Kesehatan Gigi.
Warta online. 2014. Kesehatan Gigi Pada Lansia.
http://www.warta.ykkbi.or.id/2013/09/kesehatan-gigi-lansia.html [diunduh pada
tanggal 20 Maret 2015]