pre eklampsia berat

37
BAB I PENDAHULUAN Preeklampsia merupakan salah satu kelainan dalam masa kehamilan yang cukup sering dan apabila tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi preeklampsi berat, kemudian terjadi eklampsi dan akhirnya menimbulkan kematian. Oleh karena itu diagnosa dini kelainan ini sangat diperlukan, yaitu dengan cara pemeriksaan antenatal care yang baik. Penanganan preeklampsi sampai sekarang masih bersifat simptomatik karena penyebabnya yang masih belum diketahui secara pasti. Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan hipertensi, edem dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia berat dan eklampsia. Dengan pengetahuan ini jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan rutin sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia. 1 Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan kembar dan kehamilan anggur. Semakin tua umur kehamilan makin tinggi frekuensi penyakit ini. 2 Frekuensi preeklampsia untuk tiap Negara berbeda- beda karena banyak factor yang mempengaruhinya, 1

Upload: tisa-meutia-soraya

Post on 11-Aug-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case report

TRANSCRIPT

Page 1: pre eklampsia berat

BAB I

PENDAHULUAN

Preeklampsia merupakan salah satu kelainan dalam masa kehamilan yang

cukup sering dan apabila tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi

preeklampsi berat, kemudian terjadi eklampsi dan akhirnya menimbulkan

kematian. Oleh karena itu diagnosa dini kelainan ini sangat diperlukan, yaitu

dengan cara pemeriksaan antenatal care yang baik. Penanganan preeklampsi

sampai sekarang masih bersifat simptomatik karena penyebabnya yang masih

belum diketahui secara pasti. Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia

ringan dengan hipertensi, edem dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak

diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan sehingga tanpa disadari dalam waktu

singkat dapat timbul preeklampsia berat dan eklampsia. Dengan pengetahuan ini

jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan rutin sangat penting dalam

usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia.1

Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa penyakit ini lebih sering

terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan kembar dan kehamilan anggur.

Semakin tua umur kehamilan makin tinggi frekuensi penyakit ini.2

Frekuensi preeklampsia untuk tiap Negara berbeda-beda karena banyak

factor yang mempengaruhinya, diantaranya jumlah primigravida, keadaan sosial

ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis dan lain-lain.3

1

Page 2: pre eklampsia berat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perubahan Haemodinamik pada kehamilan

Sirkulasi peredaran darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta dan uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang

membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis

dengan adanya hemodilusi. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%,

dan puncaknya terjadi pada kehamilan 32 minggu. Eritropoesis dalam kehamilan

juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor zat asam. Walaupun terdapat

peningkatan jumlah eritrosit secara keseluruhan, akan tetapi peningkatan jumlah

plasma jauh lebih besar, sehingga kondisi akhir yang terjadi adalah anemia relatif.

Jumlah leukosit meningkat, demikian juga jumlah trombosit. Segera setelah partus

terjadi pula hemokonsentrasi, dengan puncak pada hari ke-3 dan 5 postpartum 1,2,3.

Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada ibu hamil2,3 :

1. Cardiac output (Co)

Sesudah 10 minggu kehamilan Co meningkat 1,0 – 1,5 L/menit yang

disebabkan oleh peningkatan volume plasma serta penurunan resistensi vaskular

dari uterus dan plasenta, dimana selama trimester ketiga kehamilan menerima

25% dari Co. Pada trimester kedua peningkatan Co ini dapat dipengaruhi dengan

sangat nyata oleh posisi ibu. Pada posisi terlentang, kompresi pada vena kava

akan dapat menurunkan Co sampai 30%, karena menurunnya Venous return dari

ekstremitas bawah.

2. Denyut Jantung

Denyut jantung akan meningkat 10-15 kali/mnt selama kehamilan, dan

peningkatan ini mencapai tingkat maksimum pada trimester ke-3. perubahan

denyut jantung ini harus dibedakan dari takikardia yang disebabkan hipovolemia.

3. Tekanan darah

2

Page 3: pre eklampsia berat

Pada trimester ke-2 akan terjadi penurunan tekanan darah sebanyak 5-15

mmHg dari tekanan sistolik dan diastolic. Tekanan darah mendekati normal

kembali pada saat aterm.

4. Tekanan Vena

Tekanan vena central (CPV) pada saat berbaring dapat berbeda selama

kehamilan, tetapi reaksi penambahan volume adalah sama seperti wanita tidak

hamil. Hipertensi vena pada ekstremitas bawah akan terjadi selama trimester ke-3.

B. Hipertensi Dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam (tabel 1) 3,4,5 :

1. Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah

kehamilan 20 minggu, selama persalinan, dan/atau dalam 48 jam pascapersalinan.

Ini lebih sering terjadi pada ibu dengan primigravida. Pataologi telah terjadi akibat

implantasi sehingga timbul iskemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.

Resiko meningkat pada :

- masa plasenta yang besar (gemeli, penyakit trofoblas)

- diabetes mellitus

- Isoimunisasi rhesus

- Faktor herediter

- masalah vascular

Hipertensi karena kehamilan dan preeklampsi ringan sering ditemukan tanpa

gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk

dengan terdapatnya proteinuria. Edema sekarang tidak lagi menjadi suatu tanda

yang sahih untuk preeklampsi.

2. Hipertensi Kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

Diagnosis Tekanan darah Tanda lain

Hipertensi karena kehamilan

# Hipertensi# Kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau

# Proteinuria (-)# kehamilan > 20 mgg

3

Page 4: pre eklampsia berat

* Preeklampsia ringan# Preeklampsia berat

* Eklampsia

tekanan Diastolik sampai 110 mmHg

* Idem# Tekanan diastolic > 110 mmHg

* Hipertensi

* Proteinuria 1+# Proteinuria 2+# Oliguria# Hiperfleksia# Ggn penglihatan# Nyeri epigastrium

* Kejang

Hipertensi Kronik

# Hipertensi kronik

* Superimposed pre-

eclampsia

# Hipertensi

* Hipertensi kronik

# kehamilan < 20

mgg

* Proteinuria + tanda-tanda lain dari pre-eklampsia

C. Preeklamsia

Preeklampsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan

proteinuria, edem atau keduanya, yang terjadi akibat kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan atau kadang-kadang timbul

lebih awal bila terdapat perubahan hidatiformis yang luas pada vili korialis.6,7

Apabila hipertensi terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu tanpa

adanya mola hidatidosa atau hipertensi yang menetap selama 6 minggu post

partum maka masuk kedalam kategori hipertensi kronik.

Penyakit ini dianggap sebagai suatu “maladaption syndrome” dengan akibat suatu

vasospasme generalisata dengan segala akibat-akibatnya.

Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan curah jantung

ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Curah jantung pada pasien hamil

dengan preeklamsi tidak jauh berbeda dari curah jantung pada pasien hamil yang

normal dalam trimester terakhir kehamilan. Di lain pihak, resistensi pembuluh

darah sistemik telah terbukti dapat meningkat nyata.7

4

Page 5: pre eklampsia berat

Aliran darah ginjal dan tingkat filtrasi glomelurus (GFR) pada pasien

dengan preeklamsi jauh lebih rendah daripada pasien dengan kehamilan normal

pada periode kehamilan yang sebanding, terjadi spasme pembuluh darah disertai

retensi garam dan air, protesinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriol sehingga

terjadi perubahan pada glomerulus. Vasokonstriksi ginjal dan pengurangan GFR

juga dapat menyebabkan oliguria.7,8

Resistensi pembuluh darah otak selalu tinggi pada pasien preeklamsi dan

eklamsi. Pada pasien hipertensi tanpa kejang-kejang, aliran darah otak tetap dalam

batas normal sebagai akibat fenomena autoregulasi.7

D. Etiologi

Penyebab terjadinya preeklampsia sampai sekarang belum diketahui

secara pasti. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan penyebab

kelainan ini sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai “The Disease of

Theory”. Adapun teori tersebut antara lain8 :

a. Peran prostasiklin dan tromboksan

Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan adanya kerusakan endotel

vascular sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI2) yang pada

kehamilan normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis yang

kemudia akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi

antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifitas trombosit menyebabakan

pelepasan tromboksan (TA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan

kerusakan endotel.

b. Peran faktor imunologis

Preeklampsia eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan

kadang tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1982)

mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sisitem imun pada penderita

preeklampsia.

1. Beberapa wanita dengan preeklampsia mempunyai kompleks imun pada serum

2. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifitas system komplemen pada

preeklampsia dan eklampsia diikuti dengan proteinuria.

5

Page 6: pre eklampsia berat

c. Peran faktor genetik

Beberapa bukti yang menunjukan peran faktor genetic pada kejadian

preeklampsia eklampsia antara lain :

- Preeklampsia hanya terjadi pada manusia

- Keturunan ibu penderita preeklampsia eklampsia memepunyai risiko lebih

tinggi untuk menderita preeklampsia eklampsia

E. Patofisiologi

Penyakit ini dianggap sebagai suatu “maladaption syndrome” dengan

akibat suatu vasospasme generalisata dengan segala akibat-akibatnya.9,10

Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan curah jantung

ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Curah jantung pada pasien hamil

dengan preeklamsi tidak jauh berbeda dari curah jantung pada pasien hamil yang

normal dalam trimester terakhir kehamilan. Di lain pihak, resistensi pembuluh

darah sistemik telah terbukti dapat meningkat nyata.9

Aliran darah ginjal dan tingkat filtrasi glomelurus (GFR) pada pasien

dengan preeklamsi jauh lebih rendah daripada pasien dengan kehamilan normal

pada periode kehamilan yang sebanding, terjadi spasme pembuluh darah disertai

retensi garam dan air, proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriol sehingga

terjadi perubahan pada glomerulus. Vasokonstriksi ginjal dan pengurangan GFR

juga dapat menyebabkan oliguria.9,10

Resistensi pembuluh darah otak selalu tinggi pada pasien preeklamsi dan

eklamsi. Pada pasien hipertensi tanpa kejang-kejang, aliran darah otak tetap dalam

batas normal sebagai akibat fenomena autoregulasi.9

F. Diagnosis

Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga

gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edem, hipertensidan

proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg

6

Page 7: pre eklampsia berat

perminggu beberapa kali.edem terlihat sebagai peningkatan berat badan,

pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Tekanan darah >140/90 mmHg atau

tekanan sistolik >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah

pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolic pada trimester keduayang

lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklampsia. Proteinuria bila

terdapat protein sebanyak 0,3 gr/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan

kualitatif yang menunjukan +1 atau +2 atau kadar protein >1 gr/l dalam urin yang

dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan

jarak waktu 6 jam.9

Diagnosis preeklampsi ringan ditegakkan bila2 :

- Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan sistole > 30 mmHg dan diastole

> 15 mmHg,

- Proteinuria 0,3 g/24 jam, dan

- tanpa tanda tanda subyektif.

Bila tekanan darah mencapai atau lebih dari 160/110 mmHg, maka

preeklamsi disebut berat. Preeklamsi dimasukkan dalam kriteria berat pula

walaupun tekanan darah belum mencapai 160/110 mmHg tetapi ditemukan gejala-

gejala lain seperti2,3 :

- Tekanan darah sistol 160 mmHg atau diastol 110 mmHg

- Proteinuria 5 gr/24 jam atau +4 dan +5

- Oliguria (< 400 ml per 24 jam)

- Edema paru : nafas pendek, sianosis, rhonkhi +

- nyeri epigastrium atau kuadaran atas kanan

- Gangguan penglihatan : skotoma/ penglihatan berkabut

- Nyeri kepala hebat, tidak berkurang dengan analgesic biasa

- Hiperfleksia

- Mata : Spasme arteriolar, edema, ablasio retina

- Koagulasi: kaogulasi intravascular disseminate, sindrom HELLP

- pertumbuhan janin yang terhambat

- Otak : edema serebri

- Jantung : gagal jantung

7

Page 8: pre eklampsia berat

Bila terdapat preeklampsia berat disertai salah satu atau beberapa gejala

dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan

kenaikan tekanan darah progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending

eklampsia.7

Selain dengan pemeriksaan di atas, dapat juga dilakukan pemeriksaan

penunjang, antara lain7 :

- Urin : protein, reduksi, bilirubin, sediment urin

- Darah : trombosit, ureum, kreatinin, SGOT< LDH dan bilirubin

- USG

G. Differensial Diagnosa (DD)

Diagnosis banding antara preeklampsia dengan hipertensi menahun atau

penyakit ginjal tidak jarang menemui kesukaran. Pada hipertensi menahun adanya

tekanan darah yang meninggi sebelum hamil, pada kehamilan muda atau 6 bulan

post partum akan sangat berguna untuk membuat diagosis. Pemeriksaan

finduskopi juga berguna karena perdarahandan eksudat jarang ditemukan pada

preeklampsia. Kelainan tersebut biasanya menunjukan hipertensi menahun.

Proteinuria pada preeklampsia jarang timbul sebelum triwulan ke-3 sedangkan

pada penyakit ginjal timbul lebih dulu.1

1. Hipertensi Kronik

Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 mgg tidak diketahui, sulit

membedakan antara preeklampsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian,

tangani sebagai hipertensi karena kehamilan.2

2. Proteinuria

- Sekret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin, sehingga

terdapat proteinuria

- Kateterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi

- Infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partus lama juga

dapat menyebabkan proteinuria.2

8

Page 9: pre eklampsia berat

- Darah dalam urin, skistosomiassis, kontaminasi darah vagina dapat

menghasilkan proteinuria positif palsu

3. Kejang dan koma

Eklampsia harus di DD dengan epilepsi, malaria serebral, trauma kepala,

penyakit serebro vascular, intoksikasi (alcohol, obat, racun), kelainan

metabolisme (asidosis), meningitis, ensefalitis, enselofati, intoksikasi air, histeria,

dan lain-lain.2

Berikut ini adalah skema jalur alir penilaian klinik untuk membedakan

diagnosis preeklampsia berat dengan penyakit lainnya.10,11

H. Komplikasi

Kompilkasi terberat pada preeklampsia adalah kematian ibu dan janin.

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu berupa kemunduran fungsi sejmlah organ

dan sisitem yang kemungkinan sebagian besar terjadi akibat vasospasme, yaitu

gagal ginjal, sindrom HELLP, eklampsia dan perdarahan otak.9

Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada janin berhubungan dengan

terjadinya perubahan dalam perfusi darah uteroplasenta akut ataupun kronis yang

bisa menyebabkan pertumbuhan janin intrauterine terhambat dan prematuritas.9

I. Pencegahan

Untuk pencegahan yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan

cepat-tepat. Kasus harus ditindaklanjuti secara regular dan diberi penerangan yang

jelas bilamana harus kembali ke pelayanan kesehatan. Dalam rencana pendidikan

keluarga (suami, orang tua, mertua, dll) harus dilibatkan sejak awal.1,2

Pembatasan kalori, cairan, dan diet rendah garam tidak dapat mencegah

hipertensi karena kehamilan, malah dapat membahayakan janin. Manfaat aspirin,

kalsium, dan lain-lain dalam mencegah hipertensi karena kehamilan belum

terbukti. Dan pemasukan cairan yang terlalu banyak mengakibatkan edema paru.2,3

Pencegahan preeklampsia sepertinya tidak mungkin karena faktor

penyebabnya belum diketahui sampai sekarang. Meskipun demikian janin dari ibu

9

Page 10: pre eklampsia berat

preeklampsia sebaiknya dikeluarkan saat hipertensi ibu terkontrol dengan baik,

pengaturan aktifitas dan penambahan berat badan dan antenatal care dan post natal

care yang optimal merupakan tindakan yang dapat mencegah terjadinya

preeclampsia.10

Pemeriksaaan antenatal care yang teratur dan teliti dapat menemukan

tanda-tanda preeklampsia dan dalam hal ini harus dilakukan penanganan yang

semestinya. Pemberian aspirin dosis rendah (75 mg) telah dievaluasi secara luas

sebagai obat mencegah preeklampsia. Baru-baru ini antioksidan dosis tinggi,

vitamin C 1000 mg dan vitamin E 400 IU, juga telah sukses digunakan dalam

mengurangi preeklampsia lebih dari 50%. Diet tinggi protein dan rendah lemak,

karbohidrat dan garam serta penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu

dianjurkan.1

J. Penatalaksanaan

Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simptomatis karena etiologi dan

faktor-faktor penyebab dari preeklamsi belum diketahui. Tujuan utama

penanganan penyakit ini adalah : (1) mencegah terjadinya preeklamsi berat, (2)

melahirkan janin hidup, (3) melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.1,2,3

1. Rawat jalan

- Perbanyak istirahat (berbaring atau tidur miring).

Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke

plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga meningkat, tekanan pada

vena ektremitas bawah menurun dan resorbsi cairan di aderah ini akan

meningkat, selain itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang

beredar.

- Diit biasa

- Tidak perlu diberi obat-obatan

- Pemeriksaan kehamilan.

Dilakukan pemeriksaan penilaian janin pada kehamilan 30 minggu dan

diulangi sekurang-kurangnya setiap 2 minggu, antara lain:

USG dan NST (Non Stress Test)

10

Page 11: pre eklampsia berat

Pemeriksaan laboratorium (Hb, asam urat, trombosit)

Roborantia (vitamin kombinasi)

2. Rawat inap

Indikasi untuk merawat pasien preeklamsi di Rumah Sakit adalah :

- tekanan darah sistol 140 mmHg, tekanan diastol > 90 mmHg

- Proteinuria > +1

- Kanaikan berat badan 1,5 kg dalam seminggu yang berulang.

- Penambahan edema yang berlebihan secara tiba-tiba.

Selama perawatan di Rumah Sakit dilakukan pengobatan dan evaluasi,

antara lain:

- tirah baring total

- periksa tekanan darah, air kencing, berat badan dan cari edema terutama di

daerah sakral

- balans cairan ditentukan tiap hari

- pemeriksaa laboratorium ( Hb, asam urat, trombosit, fungsi ginjal dan hepar,

urin lengkap)

- penilaian kesejahteraan janin

- penderita diberitahukan untuk segera memberitahukan jika ada sakit kepala,

mual, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan.

Penatalaksanaan untuk preeklampsia berat dapat dibagi atas 2 hal yaitu6 :

a. Perawatan konservatif

Indikasi perawatan konservatif

1. Kehamilan <37 minggu

2. Keadaan janin baik

3. Tidak ada impending eklampsia

Pengobatan medicinal

- Diberikan suntikan MgSO4 40% dengan dosis 8 gram IM (4 gram bokong

kanan dan 4 gram bokonh kiri) kemudian dilanjutkan dosis ulangan tiap 4 jam :

4 gram MgSO4 40% IM.

- Jika ada perbaikan atau tetap, pemberian MgSO4 dapat diteruskan lagi selama

24 jam

11

Page 12: pre eklampsia berat

b. Perawatan aktif

Indikasi bila terdapat satu atau lebih keadaan ini :

Ibu

- Kehamilan > 37 minggu

- Adanya impending eklampsia

- Perawatan konservatif gagal

- 6 jam setelah pengobatan medicinal terjadi kenaikan tekanan darah

- 24 jam setelah pengobatan medicinal gejala tidak berubah

Janin

- Adanya tanda-tanda gawat janin

- Adanya pertumbuhan janin terhambat dalam rahim

- Laboratorik

- Adanya sindrom HELLP

Pengobatan medicinal

- Segera masuk rumah sakit

- Tirah baring miring ke sisi kiri

- Infus D5 : RL = 2 : 1

- Antasida

- Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam

- Obat-obatan anti kejang :

Dosis awal 8 gram MgSO4 40% : 4 gram bokong kanan dan 4 gram

bokong kiri IM

Dosis ulangan tiap 4 jam : 4 gram MgSO4 40% IM

Syarat-syarat pemberian MgSO4 :

- Tersedia kalsium glukonas 1 gram, 10 ml 10%

- Refleks patella (+) kuat

- Pernapasan > 16x/menit, tanpa tanda-tanda distress pernapasan

- Produksi urin > 100 ml dalam 4 jam sebelumnya

Dihentikan bila : - Adanya tanda-tanda intoksikasi

- Setelah 24 jam paska persalinan

- 6 jam paska persalinan normotensif

12

Page 13: pre eklampsia berat

K. Prognosis

Pada umumnya baik dengan penatalaksanaan yang tepat. Wanita yang

mengalami preeklampsia selama kehamilannya mempunyai resiko yang tinggi

untuk serangan ulangan pada kehamilan berikutnya. Resiko meninkat 50% pada

wanita yang mengalami preeklampsia pada usia kehamilan muda (sebelum

minggu ke-27)3,4.

13

Page 14: pre eklampsia berat

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. M

Umur : 25 tahun

RMK : 1.01.67.96

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Alamat : Kertak Hanyar No. 34 Banjarmasin

MRS tanggal : 19 Oktober 2012

II. ANAMNESA

1. Keluhan Utama : ingin melahirkan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien merupakan rujukan dari bidan Tanjung dengan diagnosis

G1P0A0 H.41mgg + inpartu kala I fase laten + PER. Pasien mengaku

selama kehamilan tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada mual/muntah, tidak

ada pandangan mata kabur, namun pasien mengeluhkan adanya bengkak

pada kedua tungkai. Pasien mengaku rajin memeriksakan kehamilan ke

bidan dan dikatakan janinnya baik-baik saja. Terakhir control ke bidan

pada tanggal 29-9-2012.

3. Riwayat Penyakit Dahulu : HT (-), DM (-), Asma (-)

4. Riwayat Penyakit Keluarga : HT (-), DM (-), Asma (-)

5. Riwayat Obstetri : 1. 2012/hamil ini

6. Riwayat haid

Menarche : 12 tahun

Lama menstruasi : 7 hari

Siklus haid : 28 hari

Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 8-1-2012

Umur kehamilan (UK) : 40-41 minggu

Taksiran Persalinan (TP) : 16-10-2012

14

Page 15: pre eklampsia berat

7. Riwayat Perkawinan : 1x selama 2,5 tahun

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan Umum

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : kompos mentis

3. Tanda vital

Tekanan darah : 140/90 mmHg Suhu : 36o C

Nadi : 81 kali/menit Pernapasan : 20 kali/menit

Kulit : tidak pucat BMI : 35.5

BB : 80 kg

TB : 156cm

3. Kepala dan leher : mata; konjungtiva tidak anemis, lain-lain dalam

batas normal

4. Dada : paru dan jantung dalam batas normal

5. Ekstremitas : akral hangat, edem ekstrimitas bawah +/+, parese -/-

B. Pemeriksaan Obstetri

1. Inspeksi : perut tampak membuncit, asimetris

2. Palpasi

Leopold I : FU 3 jari dibawah processus xypoideus, TFU 36 cm

Leopold II : punggung kanan

Leopold III : presentasi kepala

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (4/5)

3. HIS : tidak ada

4. TBJ : 3430 g

5. DJJ : 144 kali/menit

6. VT : portio konsistensi kenyal, pembukaan 1 cm,

ketuban (+), penurunan Hodge 1, bagian terbawah kepala,

penunjuk UUK

15

Page 16: pre eklampsia berat

7. Pelvimeter : promontorium tidak teraba, spina ischiadica tidak

menonjol, linea inominata <1/3 lingkaran, dinding samping

sejajar, sacrum cekung, kesan : Luas

C. Pemeriksaan Bantu 19/10/2012

Darah rutin : Hb Sahli : 11 gr % WBC : 12.0 (103/ uL)

HGB : 11.9 (g/dl) HCT : 37.6 (%)

RBC : 4.95 (106/uL) PLT : 282 (103/uL)

Kimia darah : Gula sewaktu : 170 mg/dL SGPT : 12 U/L

SGOT : 17 U/L Urea : 16 mg/dL

Kreatinin : 0,6 mg/dL Albumin : 3.6

Urinalisa : Warna-kekeruhan : kuning-jernih

BJ : 1.020

pH : 6.0

Keton : Negative

Protein-Albumin : Trace

Glukosa : Negative

Bilirubin : Negative

Darah Samar : +1

Nitrit : Negative

Urobilinogen : 0.2

Leukosit : Negative

Urinalisa (Sedimen) : Leukosit : 1-2

Erythrosit : 3-5

Silinder : Negative

Epithel : +1

Bakteri : Negative

Kristal : Negative

D. Diagnosis

G1P0A0 hamil 40-41 minggu + tak inpartu + PER + obesitas + janin

tunggal hidup intra uterine, presentasi kepala.

16

Page 17: pre eklampsia berat

E. Penatalaksanaan

Sikap : - pasang infus D5 : RL

- pasang kateter

- NST

- USG

17

Page 18: pre eklampsia berat

F. Follow Up

No Tanggal Pukul Subjektif (S) Objektif (O) Penilaian (A) Rencana (P) Hasil Konsul

1. 20/10/12 06.00 Gerak janin (+) aktif

Keluar air-air (-)

TD 130/80 mmHg (TD sudah menurun)N 86x/mntDJJ 140x/mntHis (-)

G1P0A0 H.40-41 mgg + tak

inpartu + PER + Obesitas

USG Pro SC cito pagi

10.00 Dilakukan SC -

12.00 Nyeri (<)Perdarahan (-)

TD 120/80, N 80x/mnt, RR 20x/mnt, TFU 1 jari bps, Fluxus (-), Kontraksi (+) baik

P1A0 post sc a/i PER + postdate + obesitas

- IVFD RL :D5 2:2- Drip oxytocin 2

amp dlm 500cc RL

- Inj. Ketorolac 3x1- Inj. Vit c 3x1- Inj. Alinamin F

3x12 21/10/12 06.00 Perdarahan (-)

Nyeri (-)Flatus (+)

TD 130/90 mmHgN 82x/mntR 24x/mntt : 36,6o CBU (+)TFU : 2 jari bpsKontraksi : (+) baik

P1A0 post sc a/i PER + postdate

+ obesitas- IVFD RL :D5 2:2- Drip oxytocin 2

amp dlm 500cc RL

- Inj. Ketorolac 3x1

-

18

Page 19: pre eklampsia berat

Fluxus (-) - Inj. Vit c 3x1Inj. Alinamin F 3x1

3 22/10/12 06.30 Perdarahan (-)Nyeri (-)Makan/minum (+/+)ASI (-)

TD 120/80 mmHgN 84x/mntR 22x/mntt : 36,5o CBU (+)TFU : 2 jari bpsKontraksi : (+) baikFluxus (-)

P1A0 post sc a/i PER + postdate

+ obesitas

Aff DCAs.mefenamat 3x500mgB comp 1x1Mobilisasi

4. 23/10/05 06.15 Perdarahan (-)Nyeri (-)Makan/minum (+/+)ASI (+)

P1A0 post sc a/i PER + postdate

+ obesitas

As. Mefenamat 3x500mg

B comp 1x1ACC KRS, konsul poli

nifas

19

Page 20: pre eklampsia berat

G. Laporan Operasi

Tanggal operasi : 20 Oktober 2012

Jam operasi mulai : 10.00 wita

Jam operasi selesai : 10.50 wita

Lama operasi : 50 menit

Jenis operasi : LSCS

Kronologis operasi :

1. Pasien terlentang dalam pengaruh SAB

2. Desinfeksi lapangan operasi dengan povidone iodine, dipersempit dengan

duk steril

3. Insisi dinding abdomen secara midline, diperdalam lapis demi lapis

sampai cavum abdomen terbuka

4. Pada eksplorasi didapatkan uterus gravida aterm, AP D/S tuba dan

ovarium dalam batas normal

5. Diputuskan dilakukan LSCS

- dibuat bladder flap, VU disisihkan ke caudal

- insisi SBR 2 cm diperlebar secara tumpul

- ketuban dipecahkan ketuban hijau keruh

- bayi dilahirkan dengan meluksir kepala, lahir bayi laki-

laki/3000gr/53cm/ 8-9

- plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan

- dibuat jahitan sudut, SBR dijahit 2 lapis, dilakukan reperitonealisasi

- perdarahan dirawat

- cuci cavum abdomen dengan NaCl

6. Luka operasi dijahit lapis demi lapis

7. Perdarahan 400cc

8. Operasi selesai

.

20

Page 21: pre eklampsia berat

H. Laporan Keadaan Bayi

Riwayat obstetrik ibu : G1P0A0

Tanggal lahir : 20 Oktober 2012

Jenis kelamin : laki-laki

Cara lahir : SC a/i PER + post date + obesitas

Apgar : 8,9 (segera menangis)

Dokter Penolong : dr. Pribakti B, Sp.OG (K) / dr.Aida

BBL : 3000 gram

PBL : 53 cm

Suhu : 36,5oC

21

Page 22: pre eklampsia berat

BAB III

DISKUSI

Pre-eklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan

hipertensi, proteinuria dan edem pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Pre-eklamsia

dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau

lebih tanda/gejala dibawah ini ditemukan (1) :

1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau

lebih

2. Proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam, +3 atau +4 pada pemeriksaan

kualitatif

3. Oliguria ( < 400 ml dalam 24 jam)

4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di epigastrium.

5. Edema paru atau sianosis

Pada kasus ini pasien dengan usia kehamilan 40-41 minggu datang dengan

keluhan ingin melahirkan, pasien mengaku kehamilan telah lewat minggu namun

belum ada mules-mules. Pasien kemudian pergi ke bidan dan diukur tekanan darah

140/100 mmHg. Pasien mengaku pada umur kehamilan awal juga mendapatkan

tekanan darah meninggi, padahal sebelum kehamilan normal-normal saja. Diagnosis

pasien adalah preeklampsia ringan melalui anamnesa yang menyatakan bahwa mulai

awal kehamilan tekanan darah meninggi dan saat diperiksa bidan sebesar 140/100

mmHg serta pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 140/90 mmHg. Peningkatan

tekanan darah selama kehamilan yang dapat menyebabkan preeklampsia dikarenakan

peningkatan tekanan perifer untuk perbaikan oksigenasi jaringan dan juga

peningkatan cairan ekstraseluler yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan

arteri.

Pasien datang ke rumah sakit tanpa ada tanda-tanda inpartu yaitu tidak ada

keluar air-air dan lendir darah, tidak ada pembukaan porsio dan porsio tebal lunak,

tidak ada his dengan umur kehamilan 40-41 minggu. Taksiran berat janin 3430 gram

22

Page 23: pre eklampsia berat

dengan denyut jantung janin 144 kali/menit serta janin tunggal hidup intra uterin

dengan presentasi kepala.

Pada pasien tidak terjadi kemajuan persalinan, sedangkan usia kehamilan

telah lewat waktu yang artinya dapat mengurangi kesejahteraan janin dalam

kandungan. Atas pertimbangan tersebut maka diputuskan dilakukan operasi sectio

caesarea pada pukul 10.00 keesokan harinya. Pada pukul 10.15 lahir bayi laki-laki

dengan Apgar score 8/9, berat badan 3000 gram, panjang badan 53 cm, anus (+),

kelainan kongenital (-). Kondisi ibu stabil, tekanan darah 120/80 mmHg. Menurut

literatur, persalinan normal dapat dilakukan pada penderita preeklampsia ringan. Pada

pasien tidak ada kemajuan persalinan, dimana pukul 04.00 pembukaan sudah harus

lengkap, tetapi pada pasien hanya ada pembukaan 4 cm, sehingga direncanakan SC.

Pada hari ke-3 setelah operasi keadaan pasien bertambah stabil dengan TD

120/80 dan kesadaran komposmentis. Atas dasar keadaan ini maka pasien diizinkan

untuk pulang dan selanjutnya rawat jalan ke Poliklinik Kandungan RSUD Ulin

Banjarmasin

23

Page 24: pre eklampsia berat

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus atas nama Ny. M umur 25 tahun, hamil

posterm, datang rujukan dari bidan dengan tekanan darah tinggi. Berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis G1P0A0 hamil posterm belum

inpartu, janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala dengan Preeklamsia

Ringan (PER). Dengan mempertimbangkan tekanan darah pasien yang sempat

meningkat selama kehamilan ditambah dengan usia kehamilan pasien yang lewat

waktu, maka diputuskan penatalaksanaan yang dilakukan yaitu melakukan tindakan

sectio caesaria untuk terminasi kehamilan. Setelah dilakukan terminasi kehamilan dan

bayi telah dilahirkan, didapatkan tekanan darah pasien perlahan turun menjadi normal

hingga hari ketiga post sectio caesarea dan pasien telah diperbolehkan pulang setelah

menjalani perawatan post operasi selama 3 hari di RSUD Ulin Banjarmasin.

24

Page 25: pre eklampsia berat

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, H (editor). Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam : Ilmu Kandungan edisi 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, Jakarta, 1999: 281-300.

2. Saifuddin AB et al. Hipertensi pada Kehamilan, Nyeri Kepala, Gangguan Penglihatan, Kejang. Dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal edisi 2. Jakarta : JNPKKR-POGI : 2001: 207-217.

3. Djoko Widodo. Penatalaksanaan Hipertensi dalam Kehamilan. Dalam :MKI. April 2004.

4. Anonymous. Preeclamsia: Diagnosis, Treatment and Control. Geneva. WHO 1997

5. Josopawino M et al. Hipertensi pada Kehamilan Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam Catatan Kuliah Obstetri dan Ginekologi FKUI, Jakarta.

6. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD Ulin-FK Unlam Banjarmasin 2004 :17-29.

7. Cunnungham, F.Gary, et al. Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam William Obstetri edisi 18. EGC, Jakarta, 1995: 773-801.

8. Sudhaberata K. Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Dalam Cermin Dunia Kedokteran No.133 Jakarta 2001: 27-31.

9. Jenkins, M. Pre-eclampsia. eMedicine 2004. Available from www.emedicine.com

10. Mochtar R, Toksemia Gravidarum. Dalam : Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. Jakarta, EGC 1998 : 198-208.

11. Mansjoer A. et al. Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1. Jakarta, Media Aesculapius, FKUI, 1999 : 270-273.

25