prarancangan pabrik alumunium sulfat dari asam …eprints.ums.ac.id/54487/15/kaolinkapasitas...
TRANSCRIPT
PRARANCANGAN PABRIK ALUMUNIUM SULFAT DARI ASAM
SULFAT DAN KAOLIN KAPASITAS 26.000 TON/TAHUN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Oleh:
WISNU NUGRAHANTO
D500120032
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
INTISARI
Alumunium sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan pada
industri kertas sebagai bahan pemutih dan sebagai flocculating agent pada
pengolahan air. Pabrik ini direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan
kapasitas produksi 26.000 ton/tahun. Bahan baku utama yang dibutuhkan adalah
kaolin sebanyak 20.190,3938 ton/tahun dan asam sulfat sebanyak 43.409,3467
ton/tahun. Lokasi pabrik alumunium sulfat ini direncanakan akan didirikan di
Cikampek, Jawa Barat pada tahun 2020. Kebutuhan air di pabrik ini diperoleh dari
air Sungai Cikao dan Sungai Parungkadali, sedangkan untuk kebutuhan energi
listrik diperoleh dari PLN dan generator.
Proses pembuatan alumunium sulfat dilakukan dengan cara mereaksikan
alumunium oksida (Al2O3) dengan asam sulfat (H2SO4) dalam Reaktor Alir
Tangki Berpengaduk (RATB) yang dilengkapi dengan jaket pendingin dan
berlangsung pada kondisi tekanan 1 atm dan suhu 900C selama 1,5 jam.
Selanjutnya, produk keluaran reaktor dibawa menuju centrifuge untuk dipisahkan
antara fase cair dan padat. Fase cair yang merupakan produk selanjutnya dibawa
menuju kristalizer. Produk keluaran kristalizer selanjutnya diumpankan kedalam
centrifuge untuk dipisahkan dari bahan-bahan yang tidak terkristalkan. Kristal
alumunium sulfat selanjutnya diumpankan menuju rotary dryer untuk
dimurnikan.
Hasil analisis ekonomi terhadap prarancangan pabrik alumunium sulfat
diperoleh total investasi (Total Capital Investment) sebesar Rp197.837.673.993
dan total biaya produksi (Production Cost) Rp310.145.851.593. Dari analisis
kelayakan diperoleh hasil ROI (Return on Investment) sebelum pajak 22,62%
dan setelah pajak 16,96%. POT (Pay Out Time) sebelum pajak 3,07 tahun dan
sesudah pajak 3,71 tahun, BEP (Break Even Point) 47,22%, SDP (Shut Down
Point) 21,55% dan IRR (Internal Rate of Return) sebesar 23,98%. Berdasarkan
hasil analisis tersebut maka pabrik alumunium sulfat dengan kapasitas 26.000
ton/tahun ini layak untuk didirikan.
Kata kunci: alumunium sulfat, alumunium oksida, asam sulfat
ABSTRACT
Aluminum sulfate is chemical compound that used in paper manufacturing as
bleaching agent and flocculating agent in water treatment. This plant is planned to
operate for 330 days/year with production capacity 26,000 tons/year. The main
raw material that needed is 20,190.3938 tons/year of kaolin and 43,409.3467
tons/year of
sulfuric acid. Aluminum sulfate factory will be established in
Cikampek, West Java in 2020. Water needs in this plant is obtained from Cikao
and Parungkadali rivers, while the needs of electrical energy obtained from PLN
and generator. Aluminum sulfate is produced by reacting aluminum oxide (Al2O3) with
sulfuric acid (H2SO4) in continuous stirred tank reactor (CSTR) which is
completed by cooling jacket and operates at pressure 1 atm, 900C during 1.5
2
hours. The result of the reactor flowed into centrifuge to separate solids and
liquids phase. The liquid phase is product that brought into crystallizer. Then, the
crystallizer output is separated from material which not crystallized by centrifuge.
Aluminum sulfate crystal fed into rotary dryer to be purified.
The result of economic analysis to aluminum sulfate plant pre-design obtained
that total capital investment amount is Rp197,837,673,993 and production cost
amount is Rp310,145,851,593. From feasibility analysis obtained the result of
return on investment (ROI) before tax is 22.62% and after tax is 16.96%. The
payout time (POT) before tax is 3.07 years and after tax is 3.71 years. The break
even point (BEP) is 47.22%, the shutdown point (SDP) is 21.55% and the internal
rate of return (IRR) is 23.98%. Based on the result of analysis, the plant of
Aluminum Sulfate with production capacity 26,000 tons/year is feasible to
established.
Key words: Aluminum Sulfate, Aluminum Oxide, Sulfuric Acid
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama untuk kehidupan
manusia. Permasalahan kelangkaan air bersih disebabkan oleh pencemaran
lingkungan yang semakin meningkat. Salah satu bahan kimia yang diperlukan
dalam industri pengolahan air adalah alumunium sulfat. Semakin
meningkatnya kebutuhan air bersih, maka penggunaan alumunium sulfat akan
meningkat.
Alumunium sulfat [Al2(SO4)3] atau yang lebih dikenal dengan tawas,
alum, fero sulfat, merupakan flocculator yang berfungsi untuk
menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain untuk
penjernihan air, alumunium sulfat banyak digunakan dalam industri antara
lain industri kertas, tekstil, kosmetik, dan bahan pemadam api. Kebutuhan
alumunium sulfat dalam negeri yang semakin meningkat sebagian besar
dipenuhi dari impor luar negeri misalnya dari Australia dan Singapura dengan
harga yang mahal. Oleh karena itu didirikannya pabrik alumunium sulfat
sangatlah penting untuk mengurangi impor dari luar negeri, meningkatkan
ekspor dan menghemat devisa negara sehingga dapat meningkatkan
pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
3
1.2 Kapasitas Rancangan
Untuk menentukan kapasitas pabrik alumunium sulfat yang akan didirikan
maka perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Kebutuhan alumunium sulfat di Indonesia dipenuhi dengan impor dari
negara lain seperti: Australia, Singapura, Cina dan dari produksi pabrik dalam
negeri. Sementara berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
menunjukkan impor alumunium sulfat di Indonesia cukup tinggi dan
cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut:
Tabel 1. Data Impor Alumunium Sulfat di Indonesia
No Tahun Jumlah (Ton)
1 2011 215,814
2 2012 463,082
3 2013 243,369
4 2014 200,823
5 2015 306,912
(Badan Pusat Statistik, 2016)
Berdasarkan data diatas serta ketersediaan bahan baku yang ada untuk
pembuatan alumunium sulfat, maka dipilih kapasitas produksi Prarancangan
Pabrik Alumunium Sulfat pada tahun 2020 adalah sebesar 26.000 ton/tahun.
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik alumunium sulfat dengan kapasitas 26.000 ton/tahun di
rencanakan akan didirikan di Cikampek, Jawa Barat, berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut antara lain ketersediaan bahan baku, dekat
dengan daerah pemasaran, penyediaan utilitas, tenaga kerja yang memadahi,
sarana transportasi serta kondisi geografis.
1.4 Tinjauan Pustaka
Pembuatan alumunium sulfat ada dua jenis proses yang sering digunakan,
yaitu:
4
1. Proses Giulini
Proses ini menggunakan bahan baku alumunium hidroksida Al(OH)3
dan asam sulfat dengan perbandingan alumunium hidroksida dan asam
sulfat 2:3. Persamaan reaksinya:
2Al(OH)3(l) + 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(l) + 6H2O(l) ………. (1)
Bahan baku Al2(OH)3 dan H2SO4 diumpankan kedalam reaktor.
Reaktor beroperasi pada suhu 1700C dengan tekanan 5atm. Produk
keluaran reaktor dinaikan konsentrasinya menggunakan evaporator. Yield
alumunium sulfat dari reaksi ini sebesar 99,92%. Selanjutnya produk
didinginkan secara vakum. Selanjutnya produk alumunium sulfat
diumpankan ke dalam mixer dengan menambahkan serbuk alumunium
sulfat 1-2% sampai terbentuk Kristal alumunium sulfat. (Ullmann, 2005).
2. Proses Pembuatan Alumunium Sulfat dari Kaolin dan H2SO4
Pada proses ini Al2O3 (kaolin) direaksikan dengan H2SO4 didalam
reaktor tangki alir berpengaduk pada suhu 900C tekanan 1atm dengan
waktu tinggal 1,5 jam. Konversi dari reaksi ini sebesar 85%. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut:
Al2O3(s) + 3H2SO4(l) Al2(SO4)3(l) + 3H2O(l) ……….. (2)
Bahan baku kaolin yang mengandung Fe2O3 dapat menyebabkan
terjadinya reaksi samping yaitu:
Fe2O3(s) + 3H2SO4(l) Fe2(SO4)3(l) + 3H2O(l) ……….… (3)
Produk keluaran reaktor yang merupakan campuran padatan dan cairan
dipisahkan. Selanjutnya produk fase cair dikristalkan (Udy, 1962).
Berdasarkan pada penjelasan proses diatas, maka dipilih proses
pembuatan asam sulfat dari kaolin dan H2SO4. Pertimbangan memilih
reaksi tersebut adalah:
1. Proses pembuatan alumunium sulfat menggunakan kaolin dan asam
sulfat beroperasi pada suhu rendah dan tekanan atmosferis.
2. Kondisi operasi yang rendah sehingga lebih aman.
5
3. Kebutuhan energi lebih kecil sehingga biaya yang dibutuhkan lebih
ekonomis dibandingkan dengan proses pembuatan alumunium sulfat
menggunakan alumunium hidroksida.
4. Bahan baku yang dibutuhkan tersedia didalam negri.
1.5 Kegunaan Produk
Adapun kegunaan alumunium sulfat (Kirk and Othmer, 1997):
1. Sebagai pemutih pada industri pulp dan kertas
2. Sebagai flocculating agent pada pengolahan air
3. Sebagai bahan penyamak kulit
4. Sebagai bahan untuk memercepat pengerasan semen
5. Sebagai bahan baku dibidang farmasi dan kosmetik
2. METODELOGI
2.1 Dasar Reaksi
Reaksi pembentukan alumunium sulfat merupakan reaksi yang terjadi
antara alumunium oksida (Al2O3) dengan asam sulfat. Berikut reaksi yang
terjadi:
Al2O3 + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2O …………………………….. (4)
Fase reaksi pembentukan alumunium sulfat merupakan fase padat cair. Reaksi
berlangsung selama 1,5 jam pada suhu 900C pada tekanan 1 atm didalam
reaktor alir berpengaduk.
2.2 Tinjauan Termodinamika
2.2.1 Panas reaksi (∆H reaksi)
Berikut persamaan untuk menghitung panas reaksi:
∆Hreaksi = ∆Hin + ∆Href + ∆Hout
a. ∆Hin(1) = ΣQin
= -248.351,649 kkal/jam
b. ∆Href = (∆Ho
f Al2(SO4)3 + ∆Hof H2O) – (∆H
of Al2O3 + ∆H
of H2SO4)
∆Href = [(-893,9)+ (-57,7979)] – [(-398,9762) + (-193,69)]
∆Href = -87,2474 kkal/mol
∆Href = -797.001,6425 kkal/jam
6
c. ∆Hout = ΣQout
= 243.710,6102 kkal/jam
Maka:
∆Hreaksi = (-248.351,649) + (-797.001,6425) + 243.710,6102
∆Hreaksi = -801.642,6817 kkal/jam
Karena ∆H reaksi bernilai negatif maka reaksi yang berlangsung
merupakan reaksi eksotermis.
2.2.2 Tetapan Kesetimbangan (K1)
Berikut persamaan untuk menghitung K1:
( ) ………………………….. (5)
Dimana:
K0 = tetapan kesetimbangan pada kondisi standar
K1 = tetapan kesetimbangan pada kondisi operasi
T1 = suhu standar
T2 = suhu operasi
R = tetapan gas ideal
∆H = panas reaksi
( )
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai kesetimbangan sangat besar, maka
dapat disimpulkan reaksi berjalan irreversible ke arah produk.
2.3 Tinjauan Kinetika
Reaksi pembentukan alumunium sulfat merupakan reaksi heterogen antara
Al2O3 dan H2SO4. Kinetika reaksi pada reaksi ini ditentukan oleh reaksi kimia.
Reaksi berlangsung pada suhu 900C, tekanan 1atm selama 1,5 jam, dengan
perbandingan mol umpan Al2O3 : H2SO4 = 1:3 dimana menghasilkan konversi
sebesar 85% (Udy, 1962).
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kinetika reaksi pada reaksi
pembentukan alumunium sulfat adalah sebagai berikut:
7
………………………………………….. (6)
Dimana
( ( )
) ( ( )
) ……………………...……. (7)
……………………………………………...... (8)
Maka dari perhitungan diperoleh nilai konstanta kecepatan reaksi
k= 224,7130 L/kmol.jam dan kinetika reaksi –rA= 0,1691/jam.
2.4 Tahapan Proses
2.4.1 Tahap Persiapan Bahan Baku
Bahan baku pembuatan alumunium sulfat terdiri dari kaolin dan
larutan asam sulfat. Bahan baku kaolin dari gudang (X-201) dibawa
menuju silo (F-111) menggunakan belt conveyor (J-101). Silo kaolin
(F-111) memiliki kapasitas 15 hari produksi dengan kondisi penyimpanan
300C dan tekanan 1 atm. Bahan baku asam sulfat disimpan didalam tangki
atmosferis (F-101) pada suhu 300C, asam sulfat dialirkan menuju menuju
mixer (M-101) menggunakan pompa (L-102) untuk dicampur dengan
umpan dari arus recycle hasil pemisahan centrifuge (H-102) dan
diturunkan konsentrasinya dari 98% menjadi 60%. Selanjutnya larutan
asam sulfat dialirkan menuju raktor (R-101) menggunakan pompa (L-104).
2.4.2 Tahap Reaksi
Pada tahapan ini campuran bahan baku akan direaksikan didalam
reaktor (R-101), berikut reaksi yang terjadi:
Al2O3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2O ………….… (9)
Reaksi berlangsung pada suhu 900C tekanan 1 atm dengan konversi
85% dan reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis. Kondisi operasi
didalam reaktor dipertahankan pada suhu 900C dengan menggunakan
pendingin yang berupa jaket pendingin.
2.4.3 Tahap Pemisahan
Produk keluaran reaktor (R-101) selanjutnya dipisahkan didalam
centrifuge (H-101) untuk memisahkan cairan dan padatan. Produk yang
berupa fase cair selanjutnya dialirkan menuju kristalizer (S-101).
8
2.4.4 Tahap Pembentukan dan Pemurnian Produk
Pada tahapan ini produk akan dikiristalkan didalam kristalizer (S-101).
Kristalizer (S-101) beroperasi pada suhu 400C dengan tekanan 1atm.
Selanjutnya produk kristalizer (S-101) dibawa menuju centrifuge (H-102)
untuk memisahkan cairan yang tidak terkristalkan dari produk. Hasil
pemisahan centrifuge (H-102) fase cair di recycle menuju reaktor dan fase
padat yang merupakan produk dimurnikan didalam rotary dryer (B-101).
Rotary dryer (B-101) berfungsi untuk menghilangkan cairan yang masih
menempel pada kristal alumunium sulfat dengan cara diuapkan. Pemanas
yang digunakan merupakan udara panas dengan suhu 1500C.
2.4.5 Tahap Pengepakan dan Penyimpanan
Kristal alumunium sulfat selanjutnya dibawa amenuju silo (F-212)
menggunakan belt conveyor (J202) yang selanjutnya akan dikemas dan
disimpan didalam gudang (X-202).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Mixer
Kode : M-101
Fungsi : Mengencerkan H2SO4 98% menjadi larutan asam sulfat
60%
Bahan Kontruksi : Stainless steel
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : T = 98,70C, P = 1 atm
Dimensi Tangki
Diameter : 0,7936 m
Tinggi : 1,4039 m
Tebal : 0,0048 m
Volume : 0,3964 m3
Waktu tinggal : 5 menit
Dimensi Head
Tebal head : 0,0111m
9
Tinggal head : 0,3038 m
Dimensi Pengaduk
Tipe : 6 blade plate turbine impeller with 4 baffle
Jumlah : 1 buah
Diameter : 0,2654 m
Kecepatan : 268 rpm
Power : 1 Hp
Dimensi jaket pendingin
Diameter : 0,8060 m
Tebal : 0,0048 m
Lebar : 0,0048 m
Suhu masuk : 300C
Suhu Keluar : 500C
Harga alat : $ 31,983
3.2 Reaktor
Kode : R-101
Fungsi : Mereaksikan Al2O3 sebanyak 1.096,1956 kg/jam dengan
H2SO4 sebanyak 3.288,5869 kg/jam
Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Bahan Kontruksi : Stainless steel SA-285 Grade C
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : T = 900C, P = 1 atm, Isothermal
Dimensi Tangki
Diameter : 3,3443 m
Tinggi : 4,5748 m
Tebal : 0,0048 m
Volume : 29,3647 m3
Waktu tinggal :1,5 jam
Dimensi Head
Tebal head : 0,0111 m
Tinggal head : 0,6153 m
10
Dimensi Pengaduk
Tipe : 6 blade plate turbine impeller with 4 baffle
Jumlah : 1 buah
Diameter : 1,1148 m
Kecepatan : 60 rpm
Power : 10 Hp
Dimensi jaket pendingin
Diameter : 3,3742 m
Tebal : 0,0150 m
Lebar : 0,0135 m
Suhu masuk : 300C
Suhu Keluar : 500C
Harga alat : $ 383.096
3.3 Centrifuge
Kode : H-101
Fungsi : Memisahkan produk reaktor yang berupa cairan dan
Padatan sebanyak 5.977,1341 kg/jam
Jenis : Sedimenting Centrifuge
Bahan kontruksi : Stainless steel SA 167, type - 304
Kondisi Operasi : T= 900C, P = 1 atm
Waktu tinggal : 3,4721 menit
Kecepatan putaran : 6250 rpm
Power : 40Hp
Diameter bowl : 0,4064 m
Panjang bowl : 1,2192 m
Harga alat : $ 18.393
3.4 Kristalizer
Kode : S-101
Fungsi :Mengkristalkan Al2(SO4)3 menjadi Al2(SO4)3.18H2O
sebanyak 2.973,5793 kg/jam
Jenis : Swenson Walker Cristalyzer
11
Bahan kontruksi : Stainless steel type-304
Kondisi operasi : T = 400C, P = 1 atm
Air pendingin : 4.111,5649 kg/jam
Jumlah : 1 buah
Waktu tinggal : 11.6082 menit
Dimensi alat
Panjang : 6,096 m
Lebar : 0,6096 m
Tinggi : 0,6604 m
Tebal dinding : 0,0048 m
Dimensi pengaduk
Diameter : 0,6046 m
Kecepatan : 73 rpm
Power : 1 Hp
Harga alat : $ 180.418
3.5 Centrifuge
Kode : H-102
Fungsi : Memisahkan produk Kristalizer yang berupa Kristal dari
cairan sebanyak 3.649,3924 kg/jam
Jenis : Sedimenting Centrifuge
Bahan kontruksi : Stainless steel SA 167, type - 304
Kondisi Operasi : T= 400C, P = 1 atm
Waktu tinggal : 4,4638 menit
Kecepatan putaran : 6250 rpm
Power : 40 Hp
Diameter bowl : 0,4064 m
Panjang bowl : 1,2192 m
Harga alat : $ 18.393
12
3.6 Rotary Dryer
Kode : B-101
Fungsi : Mengeringkan produk Al2(SO4)3.18H2O sebanyak
3.649,3924 kg/jam
Jenis : Direct contact rotary dryer
Bahan kontruksi : Stainless steel SA-167, Type-304
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi
Suhu bahan masuk : 400C
Suhu bahan keluar : 550C
Suhu udara masuk : 1500C
Suhu udara keluar : 59,23860C
Tekanan : 1 atm
Waktu tinggal : 9,3 menit
Diameter rotary : 1,59 m
Panajang rotary : 8,6005 m
Tebal shell rotary : 0,0048 m
Kecepatan putaran : 3,6727 rpm
Power : 1,5 Hp
Harga alat : $ 118.326
4. PENUTUP
Pabrik alumunium sulfat denagan kapasitas 26.00 ton/tahun membutuhkan
asam sulfat sebanyak 5.480,9781 kg/jam yang diperoleh dari PT. Indonesian
Acid Industri dan kaolin sebanyak 2.549,2921 kg/jam diperoleh dari PT.
Kaolin Dua Satu. Keuntungan yang diperoleh sebelum pajak sebesar
Rp38.410.148.407 dan sesudah pajak sebesar Rp28.807.611.305. Besar
percent return on investment (ROI) sebelum pajak sebesar 22,62% dan
sesudah pajak 16,96%. Pay out time (POT) sebelum pajak 3,07 tahun dan
sesudah pajak 3,71 tahun. Untuk break event point (BEP) diperoleh 47,22%
dan Shut Down Point sebesar 21,55%. Internal Rate of Return (IRR) sebesar
23,98% sedangkan suku bunga pinjaman di bank sekitar 10% per tahun.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R., dan Newton, R. 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. McGraw
Hill Book Company. New York.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistic Indonesia. www.bps.go.id. Diakses pada
tanggal 5 November 2016 pukul 10:12 WIB
Badger, Walter, L and Banchero, Julius, T. 1957. Introduction to Chemical
Enginering. McGraw Hill. New York.
Brown, G.G., 1950, Unit Operations, John Wiley and Sons, Inc., New York.
Brownell, L.E. and Young, E.H., 1979, Process Equipment Design, John Wiley
and Sons, Inc., New York.
Coulson, J.M. and Richardson, J.F. 1983. Chemical Engineering Vol. 6,
Pergamon Press, Oxford.
Faith, W.L., Keyes, D.B., and Clark, R.L. 1957. Industrial Chemistry, John Wiley
and Sons. London.
Isyamanda M.H, 2011. Produksi Aluminium Sulfat Dari Kaolin dan Asam Sulfat
Dalam Reaktor Berpengaduk Menggunakan Proses Kering. Universitas
Syiah Kuala. Banda Aceh.
Kern, D.Q. 1950. Process Heat Transfer, Mc. Graw-Hill International Book
Company Inc. New York.
Kirk, R. E., dan Othmer, D. F. (1998). Encyclopedia of Chemical Technology (4th
ed.). New York: The Interscience Encyclopedia Inc.
Krisna. 2009 Struktur Organisasi Dalam Suatu Perusahaan
http//:wartawarga.gunadarma.ac.id/2015/12/struktur organisasi. Diakses
pada tanggal 22 Mei 2017 pukul 22:00 WIB
Matche. matche equipment. http//:www.matche.com//equipmentcost/html.
Diakses pada tanggal 1 juni 2017 pukul 14:00 WIB
Peters, M., Timmerhause, K., dan West, R. (2003). Plant Design and Economics
fof Chemical engineers. McGraw Hill. New York.
Perry, R. H., dan Green, D. W. 2008. Perry's Chemical Engineers (7th ed.).
McGraw Hill Companies Inc. New York.
Sjahdeini, SR. 2005. Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi dan
Komisaris. Jakarta.
Smith, J.M. and Van Ness, H.C. 1987. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 4th ed. Mc. Graw-Hill Book Co. New York.
Suresh, S and Sundaramoorthy, S. 2015. An Introduction to Catalysis, Kinetics
and Chemical Processes. CRC Press. Boca Raton.
Udy, MJ. 1965. Patent No 3216792. US Patent.
Ullmann, F., 2005, Encyclopedia of Industrial Chemistry, John Wiley & Sons,
New York.
Ulrich, G.D. 1984. A Guide to Chemical Engineering Process Design and
Economics, John Wiley and Sons, Inc. New York.
Wikipedia. wikipedia Indonesia. www.wikipedia.com/Cikampek. Diakses pada 5
januari 2017 pukul 11:00 WIB
Yaws, C. L. (1999). Chemical Properties Handbook..