praktikum 6
DESCRIPTION
listrikTRANSCRIPT
Praktikum 6. Panel Distribusi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Panel listrik dibedakan menjadi dua, yaitu panel daya dan panel distribusi listrik.
Panel distribusi listrik berguna untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu
induk step down. Panel daya adalah tempat yntuk menyalurkan dan mendistribusikan
energi listrik dari gardu induk step down kepanel-panel distribusinya. Sedangkan yang
dimaksud panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi
listrik dari panel daya kebeban panel (konsumen) baik untuk istalasi tenaga maupun
untuk instalasi penerangan. Panel daya dan distribusi listrik digunakan untuk
memudahkan pembagian energi listik secara merata,pengamanan instalasi dan
pemakaian,dan pemeriksaan dan perawatan panel listrik. Sumber : modul pemeliharaan
panel listrik.
Dalam pembuatan panel kita harus memperhatikan hal-halnpenting, seperti panel
harus mudah dilayani,dipasang pada tempat yang mudah dipakai,didepan panel
ruanganya harus bebas,panel tidak boleh ditempatkan pada tempat yang lembab. Panel
berfungsi untuk membagi daya instalasi dan daya tenaga. Di industri pada umumnya
perlengkapan PHB dibagi atas panel untuk penerangan dan untuk tenaga. Pada panel
tenaga biasa dipasang pengaman tegangan nol. Panel tenaga dan panel penerangan
dipisahkan untuk mengantisipasi terjadi gangguan dari salah satu panel tenaga maupun
panel penerangan supaya tidak mempengaruhi keduanya.Panel harus dihubung tanahkan
atau diberi grounding untuk memperkecil tegangan sentuh listrik apabila terjadi
kebocoran isolasi. Besar penampang harus sesuai dengan PUIL berguna untuk
mengetahui besar tegangan antar fasa, arus,dll.
Panel dilengkapi dengan alat ukur volt meter, amper meter, dan lampu indicator.
Panel juga memiliki bermacam-macam alat kontrol, seperti sakelar, tombol tekan , lampu
indikator, sakelar magnet, kawat penghubung. Kemampuan alat kontrol harus sesuai
dengan penggunaan dan harus memiliki tanda atau kode warna yang sesuai, seperti
tombol merah untuk memutuskan tegangan dan tombol hijau untuk menghubungkan
tegangan.
82
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:
1. Bagaimana merancang, memasang, dan memperbaiki panel distribusi dan instalasi
tegangan rendah?
2. Bagaimana cara menghitung bebah listrik?
3. Apa saja peralatan/komponen panel distribusi?
4. Apakah fingsu masing- masing komponen panel distribusi?
I.3. Tujuan
1. Mahasiswa mampu merancang, memasang, dan memperbaiki panel distribusi dan
instalasi tegangan rendah.
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan perhitungan bebah listrik.
3. Mahasiswa mampu memahami peralatan/komponen panel dan mengetahui fungsi
masing-masing komponen.
I.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada praktikum ini adalah:
1. Praktikumk panel distribusi ini dilakukan pada bengkel listrik Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya.
2. Alat pelindung diri yang digunakan selama praktikum ini berlangsung adalah baju
praktikum dan safety shoes.
3. Waktu praktikum ini adalah sabtu, 13.00 – 17.00.
83
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Panel Distribusi
Panel distribusi tenaga listrik berfungsi sebagai system distribusian tenaga listrik
yang dihasilkan oleh sumber PLN dan diesel generator sel. Panel distribusi terdiri dari
berbagai peralatan listrik yang difabrikasikan/diinstalasi menjadi rangkaian control dan
proteksi terhadap sumber tegangan dan beban dengan komponen peralatan listrik sebagai
berikut:
1. Box panel atau almari panel
Rumah panel yaitu tempat/almari panel distribusi listrik yang didalamnya
terpasang peralatan listrik. Berdasarkan lokasi instalasi dan kondisi lingkungan sekitar
almari panel ini harusn di desain agar dapat memberikan perlindungan terhadap benda
asing/debu, dan air, dengan menentukan tingkat perlindungannya IP (DIN 40 050.
IECpubl. 144). Kode IP disertai dua angka, angka pertama menunjukkan perlindungan
terhadap sentuhan dan penda padat, angka kedua menunjukkan perlindungan terhadap
benda cair.
Gambar 2.1. Almari panel distribusi
2. Indikator dan Matering
Pada panel ini di butuhkan peralatan/instrumentasi yang dipasang untuk
melakukan monitoring kelistrikan yang ada. Suatu panel distribusi listrik umumnya
dipasang metering yang standart yaitu: ampere meter, volt meter, kW meter, frekuensi
meter, cos phi meter, dan untuk panel generator set yang bekerja parallel digunakan zero
84
volt meter, double volt meter, dan synkronoskop, dan juga dilengkapi dengan indicator
lampu (pilot lamp).
Dengan memasang kW meter, amper meter, cos phi meter dibutuhkan current
transformer (CT) yang bekerja dengan perbandingan arus sekunder 5A. untuk
penggunaan volt meter digunakan VSS (volt selector switsh). Untuk mengatur
pembacaan sesuai kebutuhan (misal phase-netral atau phase-phase).
3. Circuit breaker
Panel ditribusi membutuhkan peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengaman
terhadap terjadinya gangguan yang disebabkan oleh hubungan singkat (short circuit) dan
pembebanan yang melebihi kapasitas arus yang terjadi sangat cepat (over loading),
keandalan suatu breaker4 ditentukan dari kecepatan memutus jika terjadi gangguan dan
kemampuan untuk menahan arus hubungan singkat secara cepat. Dalam panel distribusi
tegangan rendah terdiri dari bermacam-macam breaker sesuai dengan kapasitasnya, yaitu
antara lain: miniature circuit breaker (MCB), moulded case circuit breaker (MCCB), NT,
fuse, air ballast circuit breaker (ACB) yang mempunyai berbagai kutub sampai empat
kutub.
Dalam memilih circuit breaker hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
Karakteristik system dimana circuit breaker dipasang.
Kebutuhan dan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.
Aturan dan standart proteksi yang berlaku.
Karakteristik system
a. System tegangan
Tegangan operasional dari CB harus lebih besar atau minimum sama dengan
tegangan system.
b. Frekuensi system
Frekuensi pengenal CB harus sesuai dengan frekuensi system.
c. Arus pengenal
Arus pengenal CB harus disesuaikan dengan arus beban yang dilewatkan oleh
kabel dan harus dari arus ambang yang diijinkan pada kabel.
d. Kapasitas pemutusan
85
Kapasitas pemutusan CB paling sedikit sama dengan arus hubungan singkat
prospektif yang mungkin terjadi.
e. Jumlah pole
Jumlah pole dari CB tergantung dari system pembumiannya.
Kebutuhan kontinuitas sumber daya
Dalam memilih CB harus diperhatikan:
Diskriminasi total dari CB yang ditempatkan secara seri.
Diskriminasi terbatas (sebagian) diskriminasi hanya dijamin sampai tingkat
arus gangguan tertentu.
2.2 Aturan dan standart proteksi:
Aturan instalasi listrik yang berlaku seperti PUIL, BKI, harus diikuti standart
yang diacu baik local maupun internasional seperti SPLN, IEC 60947-2 harus
diperhatikan.
Penamaan tipe MCB beragam tergantung pada pabrik pembuat, dalam pemakaian
yang perlu diperhatikan adalah karakteristik tiap MCB untuk disesuaikan dengan
kebutuhan system. Berikut ini contoh klasifikasi MCB (instalasi listrik II-muhaimin):
1. MCB tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) digunakan untuk pengaman
rangkaian semi konduktor dan trafo-trafo tegangan yang peka.
2. MCB tipe K (rating dan breaking capacity kecil) digunakan untuk pegaman alat-alat
rumah tangga (home appliance).
3. MCB tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
4. MCB tipe I (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
5. MCB tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.
86
Gambar 2.2. MCCB & MCB
ELCB
Prinsip pengaman didasarkan pada arus bocor yang terjadi, arus bocor
berdasarkan standart, umumnya tidak lebih dari 30mA, alas an penetapan ini didasarkan
pada resistansi tubuh manusia bila dikenai tegangan. Komponen ini tidak mempunyai
pengaman thermal dan magnetis, sehingga ELCB harus diamankan dari hubungan
singkat dan beban lebih oleh MCB disisi arusnya. ELCB mempunyai mekanisme trip
tersendiri dan juga dapat dioperasikan secara manual seperti saklar. Alat ini digunakan
jika pengaman arus bocor dibutuhkan pada sekelompok sirkuit yang maksimum terdiri
dari 4 sirkuit.
Gambar 2.3. ELCB
87
Pengaman lain DPNa Vigi (MG) merupakan kimbinasi MCB dan ELCB, dipakai
ketika pengaman penuh terhadap hubungan singkat, beban lebih dan arus bocor
dibutuhkan pada sirkuit tunggal.
Modul Vigi (MG) merupakan pendeteksi arus bocor sebagai alat bantu MCB atau
disebut juga relay arus bocor. Alat ini tidak memiliki mekanisme trip namun
mengirimkan perintah secara mekanis ke MCB. Digunakan paada bangunan komersian
dan aplikasi industry jika hubungan singkat tinggi dan MCB harus dipasang dengan baik.
Push Botton
Push botton adalah peralatan listrik yang berfungsi sebagai saklar impulsb
yang berfungsi dalam rangkaian listrik. Push botton ada 2 macam, yaitu push botton
on dengan warna hijau yang bekerja dengan normally open dan push botton off yang
berwarna merah dan bekerja dengan normally close pada rangkaian control.
Gambar 2.4. Push Button
Kontaktor
Kontaktor adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memutus atau
menghubungkan suatu rangkaian listrik. Kontaktor terdiri dari 3 bagian yang yang
pokok yaitu: kontak utama, kontak bantu, dank oil magnet. Prinsip kerja kontaktor
berdasarkan induksi electromagnet, dimana koilmagnet kontaktor tersebut disuplai
sumber tegangan listrik AC/DC, pada kumparan tembaga tersebut terjadi induksi
electromagnet sehingga dapat menarik bahan fero magnetic yang ada didekatnya
(prinsip magnet buatan). Kapasitas penghubung dan pemutus suatu kontaktor dapat
dilihat dari data teknik dari suatu kontaktor itu sendiri, jika suatu kontaktor
menghubungkan arus listrik yang melebihi kemampuan hantar arusnya (KHA), maka
kontaktor akan leleh dan mengakibatkan hubungan singkat.
88
Gambar 2.5. Kontaktor
Rell Tembaga/Busbar
Rell Tembaga/Busbar adalah tembaga batangan yang berfungsi untuk
memberikan system distribusi listrik yang ada panel, sebelum menentukan penampang
busur/rell tembaga maka harus diperhitungkan/ditentukan berapa kemampuan hantar
arus (KHA) yang mengalir pada rell tembaga tersebut. Maka setelah itu ditentukan
penampangnya busbar dapat mempunyai KHA yang lebih besar dari minimalnya jika
busbar tersebut dicat dan diberi warna, sehingga dilapisi dengan cat, adapun warna
standar yang dipakai sistem PLN, yaitu :
Warna merah adalah fasa L1
Warna kuning adalah fasa L2
Warna hitam adalah fasa L3
Warna biru adalah netral (N)
Warna kuning dan hijau adalah grounding (PE)
89
Gambar 2.6. Rell tembaga / Bus bar
Kabel daya / kontrol kabel
Adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk penghantar / konduktor listrik
yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari suatu sumber ke suatu beban.
Kabel mempunyai luas penampang yang berbeda-beda tergantung dari kemampuan
hantaran arus (KHA) yang digunakan. Perencanaan pemasangan power kabel /
kontrol kabel harus mempertimbangkan terhadap suhu ruang dan pemasangan di
udara atau di dalam tanah (underground). Jenis penghantar yang selama ini dipakai
untuk kabel tegangan rendah / kabel di bawah tegangan kerja 1 kV dengan isolasi
PVC.
2.3 Jenis kabel yang digunakan antara lain :
1. NYY, jenis ini dapat digunakan sebagai kabel tenaga untuk instalasi industri dan
dalam lemari hubung bagi. Apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis,
kabel ini dapat juga ditanam dalam tanah asal diberi perlindungan secukupnya.
2. NYM, jenis kabel ini untuk instalasi penerangan dimana dalam pemasangannya tidak
merusak isolasi PVC nya, tapi kabel jenis ini tidak boleh ditanam dalam tanah karena
alasan keamanan dimana isolasinya tidak untuk kabel tanam.
3. NYA, kabel inti tunggal dengan kawat tembaga berisolasi PVC seperti NYY.
4. NYAF, berupa kabel inti tunggal dengan kawat tembaga berisolasi PVC fleksibel.
5. BC (Bore Copper), digunakan untuk pentanahan berupa kabel tanpa isolasi, biasanya
disambung dengan elektrode yang ditanam dalam tanah.
90
2.4. Perhitungan dan perencanaan penentuan spesifikasi komponen panel
Instalasi yang aman harus memenuhi ketentuan :
1. KHA pengaman > I beban nominal
2. KHA peralatan instalasi dan penghantar > KHA pengaman
Penentuan KHA penghantar dan pengaman (dengan menggunakan voltage drop) :
1 fasa : In =
Pη. Un . Cos φ
3 fasa : In =
P√3 . Un . η . Cos φ
Dengan perolehan nilai ln diatas dapat ditentukan nilai Isn sehingga diperoleh nilai
KHA pengaman yang digunakan.
Jenis pengaman disesuaikan dengan beban yang terpasang.
Penentuan I max beban tergantung faktor pengali, mis. :
- beban penerangan : 2
- beban motor : 5
(umumnya tertera pada name plate peralatan)
Tiap tipe MCB juga memilki faktor pengali, mis. :
- Tipe L : 3,1
- Tipe G : 7,5
- Tipe H : 8
(perhatikan kurva karakteristik MCB dan brosur, lihat lampiran)
Misal beban penerangan digunakanMCB tipe L, maka terpenuhi :
Isn x 3,1 > In x 2
91
Pemilihan penghantar dilakukan dengan acuan KHA dan kondisi lingkungan atau
tempat pemasangan. Besarnya diameter kabel harus memberikan nilai KHA yang
lebih besar dari KHA pengaman.
Panel daya mmaupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut akan
memudahkan.
a. Pembagian energy listrik secara merata dan tepat.
b. Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik.
c. Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan.
Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:
a. Mudah dilayani dan aman
b. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
c. Didepan panel ruangannya harus bebas.
d. Panel tidak boleh ditempatkan diruangan yang lembab.
Gambar 2.7 Diagram Satu Garis Panel Daya dan Panel Distribusi Listrik
92
BAB III
PETODOLOGI PENELITIAN
3.1. PERALATAN DAN KOMPONEN
Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Box panel (almari panel) ukuran 50 x 40 x 20 cm 1 buah
2. MCB 3 fase 220 / 380 V 2 buah
3. MCB 1 fase 220 / 380 V 1 buah
4. Kontaktor 25 Ampere 1 buah
5. Auxiliary contact 1 buah
6. Push button ON, 220 V 1 buah
7. Push button OFF, 220 V 1 buah
8. Volt meter 0-500 V 1 buah
9. Volt selector switch 1 buah
10. Terminal strip 32 buah
11. Pilot lamp 2 buah
12. kontrol kabel 1 m
13. Rell tembaga 50 cm
14. Isolator 6 biji
15. Tool box 1 buah
16. Multi tester 1 buah
3.2. PROSEDUR KESELAMATAN
Adapun Prosedur keselamatan dalam praktikum rangkaian seri ini adalah :
1. Perhatikan setiap langkah kerja yang dikerjakan semua harus sesuai dengan SOP
2. Memastikan bahwa power dalam keadaan off atau mati
3. Memeriksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman digunakan
4. Dilarang bercanda dan bercakap yang tidak ada hubungannya dengan modul
praktikum selama melakukan pekerjaan rangkaian
5. Memanggil instruktur bengkel atau laboratorium sebelum mengecek hasil praktikum.
93
3.3. LANGKAH KERJA
Adapun langka-langkah kerja yang akan dilakukan pada praktikum ini antara lain:
1. Membuat single line diagram , yang meliputi : Diagram PHB lengkap dengan
keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal dari hasil perhitungan beban
listrik yang akan dipasang.
2. Membuat keterangan mengenai jenis dan beban listrik yang akan terpasang dan
pembagiannya pada beban tiga atau satu fasenya pada single line diagram.
3. Menentukan jenis hantaran yang kan dipakai kemudian memeriksakan pada
instruktur untuk mendapatkan persetujuan dan membuat gambar pelengkap panel
distribusi yaitu :
a. Gambar susunan komponen – komponen listrik busbar.
b. Ganbar konstruksi panel dengan rail,isolator-isolator, terminal untuk kabel
c. Gambar detail untuk satu kawat lokasi (gambar dengan pengawatan panel)
d. Gambar susunan komponen-komponen untuk pintu panel.
e. Gambar untuk sambungan kawat dengan pintu ( wiring diagram pintu panel)
f. Gambar konstruksi pintu panel dan rencana pengukurannya.
g. Fabrikasi panel (melakukan pekerjaan pengawatan) dengan semua detail gambar
dam cara pemasangannya dan memakai standar warna sebagai berikut:
Warna kawat merah : untuk fasa L1
Warna kawat kuning : untuk fasa L2
Warna kawat hitam : untuk fasa L3
Warna kawat biru : untuk hantran netral ( N)
Warna kawat kuning hijau : untuk proteksi earth
h. Testing instalasi kabel pada panel : dengan menggunakan multitester pada posisi
ohm meter.
i. Menguji dengan high voltage test AC 2,5 kV , 50 Hz atau megger test, untuk
mengetahui tahanan isolasi panel distribusi.
94
3.4. GAMBAR KERJA
Gambar Rangkaian
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. TABEL HASIL PERCOBAAN
Table hasil perhitungan
No BebanDaya
(kW)
Arus
Nominal
(A)
Penghanta
rPengaman
1 Water Heater 18,5 43,92NYM
(5x6 rm)25836
2 Electric cooler 6,55 14,46NYM
(5x1,5 re)25831
3 Dish washer 2,75 18,83NYY
(3x15 re)25804
4 Washing machine 1,55 9,03NYY
(3x1,5 re)25803
95
5 Air conditioning 1,75 12,63NYY
(3x1,5 re)25802
4.2. ANALISA DATA
Pnghantar dan Pengaman
1. Water heater 3 fasa
In = 43,92 A
Menggunakan jembo cable NYM dengan jumlah penghantar dalam percabangan
yaitu: 5x6 rm (circular standard conductor). Ketebalan insulasi 0,8 mm sedangkan
tebal lapisan terluar 1,4 mm. diameter keseluruhan 18,6 mm dengan berat kabel 564
kg/km. penghantar maksimal 3,07 Ohm/km dengan kapasitas terpapar diusara pada
suhu 30˚C yaitu = 44 A. dapat terkena arus pendek sebesar 0,69 kA dalam waktu 1
detik. Kabel ini digunakan didalam ruangan saja. Pengaman yang digunakan adalah C
curve C 60 N, dengan lebar 9 mm -6. Dengan rating 50 A. dalam merlin gerin dengan
catalogue number 25836.
2. Electrical cooler 3 fasa
In = 14,46 A
Menggunakan jembo cable NYM dengan jumlah penghantar dalam percabangan
yaitu: 5x1,5 re (round solid conductor). Ketebalan insulasi 0,7 mm sedangkan tebal
lapisan terluar 1,2 mm. diameter keseluruhan 12,2 mm dengan berat kabel 207 kg/km.
penghantar maksimal 12,1 Ohm/km dengan kapasitas terpapar diusara pada suhu
30˚C yaitu = 19 A. dapat terkena arus pendek sebesar 0,17 kA dalam waktu 1 detik.
Kabel ini digunakan didalam ruangan saja. Pengaman yang digunakan adalah C curve
C 60 N, dengan lebar 9 mm -6. Dengan rating 16 A. dalam merlin gerin dengan
catalogue number 25831.
3. Dish washer 1 fasa
In = 18,83 A
Menggunakan jembo cable NYY dengan jumlah penghantar dalam percabangan
yaitu: 3x1,5 re. Ketebalan insulasi 0,7 mm sedangkan tebal lapisan terluar 1,2 mm.
diameter keseluruhan 10,9 mm dengan berat kabel 138 kg/km. penghantar maksimal
12,1 Ohm/km dengan kapasitas terpapar diusara pada suhu 30˚C yaitu = 19 A. dapat
96
terkena arus pendek sebesar 0,17 kA dalam waktu 1 detik. Kabel ini digunakan diluar
ruangan. Pengaman yang digunakan adalah C curve C 60 N, dengan lebar 9 mm -2.
Dengan rating 20 A. dalam merlin gerin dengan catalogue number 25804.
4. Washing machine 1 fasa
In = 9,03 A
Menggunakan jembo cable NYY dengan jumlah penghantar dalam percabangan
yaitu: 3x1,5 re. Ketebalan insulasi 0,8 mm sedangkan tebal lapisan terluar 1,8 mm.
diameter keseluruhan 11,8 mm dengan berat kabel 192 kg/km. penghantar maksimal
12,1 Ohm/km dengan kapasitas terpapar diusara pada suhu 30˚C yaitu = 19 A. dapat
terkena arus pendek sebesar 0,17 kA dalam waktu 1 detik. Kabel ini digunakan diluar
ruangan. Pengaman yang digunakan adalah C curve C 60 N, dengan lebar 9 mm -2.
Dengan rating 16 A. dalam merlin gerin dengan catalogue number 25803.
5. Air conditioning 1 fasaa
In = 12,63 A
Menggunakan jembo cable NYY dengan jumlah penghantar dalam percabangan
yaitu: 3x1,5 re. Ketebalan insulasi 0,8 mm sedangkan tebal lapisan terluar 1,8 mm.
diameter keseluruhan 11,8 mm dengan berat kabel 192 kg/km. penghantar maksimal
12,1 Ohm/km dengan kapasitas terpapar diusara pada suhu 30˚C yaitu = 19 A dan
kapasitas didalam tanah pada suhu 30˚C yaitu 24 A. dapat terkena arus pendek
sebesar 0,17 kA dalam waktu 1 detik. Kabel ini digunakan diluar ruangan. Pengaman
yang digunakan adalah C curve C 60 N, dengan lebar 9 mm -2. Dengan rating 10 A.
dalam merlin gerin dengan catalogue number 25802.
4.3. PERTANYAAN DAN TUGAS
Rancanglah dan buatkan suatu panel distribusi teganagan rendah beserta
pengawatannya dengan tegangan suplai incoming 220/380 Volt, Frekuensi 50 Hz untuk
sebuah apartemen mewah, juga tentukan estimasi harga dari panel distribusi dengan
beban listrik sebagai berikut:
1. Water hester 3 fasa, 18,5 kW, effisiensi 0,8
2. Electrik CooLer 3 fasa 6,55 kW effisiensi 0,86
3. Dish Washer 1 fasa 2,75 kW effisiensi 0,83 cos phi 0,8
97
4. Washing machine 1 fasa 1,55 kW cos phi 0,78
5. Air conditioning 1 fasa 1,75 kW effisiensi 0,75 cos phi 0,84
JAWAB
1. Water hester 3 fase
In =
P√3∗Ull*cos ϕ∗η
=
18500√3∗380∗0,8∗0,8
= 43,92A
2. Electric Cooler 3 fase
In =
P√3∗Ull*cos ϕ∗η
=
6550√3∗380∗0 .8∗0 ,86
= 14,46 A
3. Dish Washer 1 fase
In =
PUnl *cosϕ∗η
=
2750220∗0,8∗0 , 83
= 18,83 A
4. Washing machine 1 fase
In =
PUnl *cosϕ∗η
=
1550220∗0 , 78
98
= 9,03 A
5. Air conditioning 1 fase
In =
PUnl *cosϕ∗η
=
1750220∗0 , 84∗0 , 75
= 12,63 A
Jadi I total = 43,95A + 14,46A + 18,83A + 9,03A + 12,63A
= 98,87A
Berikut gambar rangkaian panel distribusi:
99
100
NC
L1 L2
L3Lampu Merah
NO &Lampu Hijau
L4NO
L5NO
101
Voltmeter
VSS
Lampu Hijau Lampu Merah
NO NC
L1 L2
L1
L4 L5 L3
BAB V
KESIMPULAN
Untuk membuat panel distribusi terlebih dahulu yang dilakukan yaitu membuat
perencanaannya yang meliputi, perhitungan beban yang terpasang , pemilihan MCB
sesuai dengan beban, pembuatan diagram garis tunggal, serta pembuatan diagram
pengawatannya, jika semua instalasi sudah terpasang maka yang harus dilakukan adalah
melakukan pengujian terhadap instalasi apakah ada instalasi yang tidak terpasang dengan
baik atau terjadi trouble shooting, yang dapat menyebabkan terjadinya hubungan singkat
( short ).
102
DAFTAR PUSTAKA
1. Watkins A.J Motor Calculation , Victoria Th 1979.
2. Arnold Edward. Electrical Instalation Calculation, Birmingham, Th 1980.
3. Setiawan E, Ir.Instalasi Listrik Arus Kuat jilid 3 . Th 1985.
4. Hermagasantos Z. Ir. Msc. Aplikasi Instalasi Listrik . Bandung Th 1995.
5. Herten. Van . Noordhoff Gronige. Netherland Th 1978.
6. Muhaimin. Instalasi listrik 1. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Bandung.
103