praktikum 1 - pengenalan alat dan budaya k3
DESCRIPTION
dddTRANSCRIPT
Nama Restu Vitri AstutiNIM 155100200111063Kelas BKelompok B4
BAB I
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
1. TUGAS
1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya masing-masing 2 (tanpa sitasi).
Jawaban :
Simbol Keterangan
Nama : Harmful (Berbahaya)
Contoh : NaOH (Natrium hidroksida)
Cl2 (Klorin)
Nama : Corrosive (Korosif)
Contoh : HCL (Asam klorida)
H2SO4 (Asam Sulfat)
Nama : Explosive (Mudah meledak)
Contoh : KClO3 (Kalium klorat)
NaNO3 (Natrium nitrat)
Nama : Toxic (Beracun)
Contoh : H2S (Hidrogen Sulfida)
CCl4 (Karbon Tetraklorida)
Nama : Oxidizing (Pengoksidasi)
Contoh : KMnO4 (Kalium Permanganat)
H2O2 (Hidrogen Peroksida)
Nama : Flammable (Mudah terbakar)
Contoh : CS2 (Karbon Disulfida)
C2H2 (Gas Asetilena)
1.2 Carilah MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) pada bahan kimia yang
anda sebutkan diatas (tanpa sitasi).
Jawaban :
1.2.1 MSDS Natrium Hidroksida
Sifat fisik dan kimia Natrium hidroksida adalah rumus kimianya
NaOH, bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 1310-73-2, memiliki berat
molekul 40g/mol, tidak berbau, berwarna putih, memiliki titik didih 1388oC,
titik bekunya 318oC, dan mudah larut dalam air dingin.Untuk penyimpanan,
simpan dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik.
Simpan dalam tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber
panas, kelembaban dan tidak kompatibel. Perlindungan pribadi, memakai
pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab,
celemek atau baju, dan masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.
Potensi efek kesehatan diantaranya inhalasi, iritasi parah. Efek dari
menghirup debu bervariasi dari iritasi ringan sampai kerusakan serius pada
saluran pernapasan bagian atas, tergantung pada tingkat keparahan
eksposur. Gejala termasuk bersin, sakit tenggorokan atau hidung meler.
Pneumonitis parah dapat terjadi. Kedua tertelan, korosif. Menelan dapat
menyebabkan luka bakar pada mulut, dan tenggorokan perut, Parah parut
pada jaringan dapat menyebabkan kematian. Gejala ini mungkin termasuk
perdarahan, muntah, diare, penurunan tekanan darah. Kerusakan mungkin
muncul setelah beberapa hari terkena paparan. Ketiga kontak langsung
dengan kulit, korosif. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi atau
luka bakar dan bekas luka . Keempat kontak langsung dengan mata, korosif.
Penyebab iritasi mata, dan dengan gejala yang lebih besar dapat
menyebabkan luka bakar yang dapat mengakibatkan penurunan nilai
penglihatan, bahkan kebutaan. Kelima gejala kronis, kontak dengan debu
memiliki efek merusak pada jaringan.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah pertama, jika
tertelan, tidak menyebabkan muntah. Berikan sejumlah besar air atau susu
jika tersedia. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Dapatkan perawatan medis segera. Kedua, jika
kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama
15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Segera panggil dokter. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Ketiga,
jika kontak langsung denga mata, segera siram mata dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit, mengangkat kelopak mata bawah dan atas sesekali.
Dapatkan perawatan medis dengan segera. Dan keempat, jika terhirup, biarkan
korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi baik. Jika tidak
bernapas berikan, pernapasan. Jika sesak napas berikan bantuan oksigen.
Carilah pertolongan medis.
1.2.2 MSDS Klorin
Sifat fisik dan kimia dari klorin adalah rumus kimianya Cl2, bentuk
fisiknya gas, CAS numbernya 7782-50-5, memiliki berat molekul
35,453g/mol, berbau menyengat, berwarna kuning, titik didihnya 144oC,
titik bekunya -34oC dan sukar larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan
dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam
tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban
dan tidak kompatibel. Jangan simpan dengan aluminium atau magnesium.
Jangan mencampur dengan asam atau bahan organik. Untuk perlindungan
pribadi, yaitu perlindungan kulit, memakai pakaian pelindung tahan,
termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker
sebagaimana mestinya, untuk mencegah kontak langsung dengan kulit.
Untuk perlindungan mata, mengunakan kacamata pengaman kimia dan atau
pelindung wajah penuh di mana percikan mungkin terjadi. Menjaga mata
dan mencuci cepat-membasahi fasilitas di area kerja.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan, jika tertelan
dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika kontak langsung dengan
kulit, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat
mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Segera panggil
dokter. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Jika kontak langsung
denga mata, segera siram mata dengan banyak air sedikitnya selama 15
menit, mengangkat kelopak mata bawah dan atas sesekali. Dapatkan perawatan medis
dengan segera. Dan jika terhirup, biarkan korban untuk beristirahat di tempat
yang berventilasi baik. Jika tidak bernapas berikan, pernapasan. Jika sesak
napas berikan bantuan oksigen. Carilah pertolongan medis.
1.2.3 MSDS Asam Klorida
Sifat fisik dan kimia asam klorida adalah rumus kimianya HCl,
bentuk fisiknya cair, CAS numbernya 7647-01-0, memiliki berat molekul
98,08 g/mol, berbau tajam dan kuat, tidak berwarna, titik didih nya
108,58oC, titik bekunya -62,25 oC, dan larut dalam air dingin dan panas.
Untuk penyimpanan, simpan di wadah tertutup rapat. Simpan di tempat
yang sejuk, kering, dan berventilasi baik. Untuk perlindungan pribadi,
memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas
lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak mata,
periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
perawatan medis segera. Jika kontak kulit, segera basuh kulit dengan
banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan.
Dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika kulit serius, cuci dengan
sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari medis segera. Jika terjadi inhalasi, jika terhirup, pindahkan
ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. Dan jika
tertelan, jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat
demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui
mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika
gejala muncul.
1.2.4 MSDS Asam Sulfat
Sifat fisik dan kimia asam sulfat adalah rumus kimianya H2SO4,
bentuk fisiknya cair, CAS numbernya 7664-93-9, memiliki berat molekul
98,08 g/mol, berbau, tidak berwarna, titik didihnya 270oC, titik bekunya 10 oC, dan larut dalam air dingin.Untuk penyimpanan, simpan di wadah
tertutup rapat. Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik.
Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian pelindung tahan, termasuk
sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan
mengunakan kacamata pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak mata,
periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
perawatan medis dengan segera. Jika kontak kulit, dalam kasus terjadi
kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit
dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Dapatkan perawatan medis dengan
segera. Jika kulit serius, cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit
terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera. Jika terjadi
inhalasi, jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
segera perhatian medis. Jika tertelan, jangan mengusahakan muntah kecuali
bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah
memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan
pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.
Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
1.2.5 MSDS Kalium Klorat
Sifat fisik dan kimia kalium klorat adalah rumus kimianya KClO3,
bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 3811-04-9, memiliki berat
molekul 122,55 g/mol, berbau, berwarna putih, titik didihnya 1420oC, titik
bekunya 356oC dan larut dalam air dingin dan panas. Untuk penyimpanan,
bahan korosif harus disimpan dalam lemari penyimpanan keselamatan atau
ruangan yang terpisah. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang
sejuk, kering, berventilasi. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian
pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau
baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.
Potensi efek kesehatan yang ditimbulkan, pertama yaitu inhalasi,
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Gejala dapat termasuk batuk,
sesak napas. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, kejang,
takikardi, dispnea, dan kematian. Kedua ngesti, dapat menyebabkan iritasi
gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan sakit
perut, hemolisis, methemoglobinemia, sianosis, anuria, koma, kejang, dan
kematian. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit
kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan
darah berwarna coklat-coklat. Ketiga kontak dengan kulit, kontak dengan
kulit menyebabkan iritasi dan mungkin luka bakar , terutama jika kulit
basah atau lembab. Termasuk gejala kemerahan, gatal, dan nyeri. Keempat
kontak dengan mata, dapat menyebabkan iritasi mata, kemerahan, dan nyeri.
Pada mata menyebabkan luka bakar.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika nhalasi,
hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian
medis. Jika ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari petugas
medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang
yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan
banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Atau segera
meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika kontak dengan
mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit,
sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-kedipkan).
Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.
1.2.6 MSDS Natrium Nitrat
Sifat fisik dan kimia natrium nitrat adalah rumus kimianya NaNO3,
bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 7631-99-4, memiliki berat
molekul 84,99 g/mol, tidak berbau, berwarna putih, titik didihnya 380oC,
titik bekunya -49 oC dan udah larut dalam air panas, larut dalam air dingin.
Untuk penyimpanan, simpan di wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk,
kering dan berventilasi, pisahkan dengan asam dan alkali. Untuk
perlindungan pribadi, memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu
bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan
kacamata pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak mata,
periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air
dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika
kontak kulit, dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak
air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan..
Dapatkan perawatan medis dengan segera. Jika kulit serius, cuci dengan
sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari medis segera. Jika terjadi inhalasi, jika terhirup, pindahkan
ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. Jika tertelan,
jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
1.2.7 MSDS Hidrogen Sulfida
Sifat fisik dan kimia hidrogen sulfida adalah rumus kimianya H2S,
bentuk fisiknya gas, CAS numbernya 7783-06-4, memiliki berat molekul
34,08 g/mol, berbau seperti telur busuk, tidak berwarna, titik didihnya
260oC, titik bekunya -60,2 oC dan dapat larut dalam air. Untuk
penyimpanan, simpan di wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk, kering
dan berventilasi, pisahkan dengan asam dan alkali. Untuk perlindungan
pribadi memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung
tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan kacamata
pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terhirup, biarkan
korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi baik. Jika tidak
bernapas berikan, pernapasan. Jika sesak napas berikan bantuan oksigen.
Carilah pertolongan medis.
1.2.8 MSDS Karbon Tetraklorida
Sifat fisik dan kimia karbon tetraklorida adalah rumus kimianya
CCl4 , bentuk fisik nya cair, CAS numbernya 56-23-5, memiliki berat
molekul 154 g/mol, berbau kuat, tidak berwarna, titik didihnya 76,5 oC, titik
bekunya -23 oC dan tidak larut dalam air(0,08). Untuk penyimpanan, simpan
dalam lemari penyimpanan yang tertutup rapat dan terkunci. Untuk
perlindungan pribadi, memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu
bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan
kacamata pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika kontak pada
mata, setelah kontak dengan mata, periksa dan lepaskan lensa kontak.
Segera basuh mata dengan air mengalir selama 15 menit. Carilah
pertolongan medis. Jika kontak pada kulit, setelah kontak dengan kulit,
segera cuci dengan air yang mengalir dan sabun non-abrasif. Tutup kulit
yang teriritasi dengan emolien. Jika terjadi iritasi, carilah bantuan medis.
Jika terhirup, biarkan korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi
baik. Carilah pertolongan medis.
1.2.9 MSDS Kalium Klorat
Sifat fisik dan kimia kalium klorat adalah rumus kimianya KClO3,
bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 3811-04-9, memiliki berat
molekul 122,55 g/mol, berbau, berwarna putih, titik didihnya 1420oC, titik
bekunya 356oC dan larut dalam air dingin dan panas. Untuk penyimpanan,
simpan dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik.
Simpan dalam tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber
panas, kelembaban dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi,
memakai pakaian pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas
lab, celemek atau baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,
hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian
medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari
petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan
banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.
Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika
kontak dengan mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal
15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-
kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.
1.2.10 MSDS Hidrogen Perioksida
Sifat fisik dan kimia hidrogen perioksida adalah rumus kimianya
H2O2 bentuk fisiknya padatan, CAS numbernya 7722-84-1, memiliki berat
molekul 34,01g/mol, berbau keasaman, berwarna biru, titik didihnya 150,2 oC, titik bekunya -0,43oC, dan larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan
dalam wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam
tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban
dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian
pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau
baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,
hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian
medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari
petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan
banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.
Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika
kontak dengan mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal
15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-
kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.
1.2.11 MSDS Karbon Disulfida
Sifat fisik dan kimia karbon disulfida adalah rumus kimianya CS2,
bentuk fisiknya cairan, CAS numbernya 200-843-6, memiliki berat molekul
76,139 g/mol, berbau busuk, tidak berwarna, titik didihnya 43oC, titik
bekuya -110,8oC, dan larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan dalam
wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam
tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban
dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian
pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau
baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,
hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian
medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari
petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan
banyak air selama minimal 15 menit. Jika kontak dengan mata, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-kedipkan). Mendapatkan perhatian
medis segera jika berkelanjutan.
1.2.12 MSDS C2H2 (Gas Asetilena)
Sifat fisik dan kimia gas asetilena adalah rumus kimianya C2H2,
bentuk fisiknya gas, CAS numbernya 74-86-2, memiliki berat molekul
26,04g/mol, berbau busuk, tidak berwarna, titik didihnya 84 oC, titik
bekunya -80,4oC dan larut dalam air. Untuk penyimpanan, simpan dalam
wadah tertutup rapat. Melindungi dari kerusakan fisik. Simpan dalam
tempat yang sejuk kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban
dan tidak kompatibel. Untuk perlindungan pribadi, memakai pakaian
pelindung tahan, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau
baju, masker dan mengunakan kacamata pengaman kimia dan atau
pelindung wajah penuh di mana percikan mungkin terjadi.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan jika terjadi inhalasi,
hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian
medis. Jika terjadi ingesti, jika muntah segera mendapatkan perhatian dari
petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Jika kontak dengan kulit, segera basuh kulit dengan
banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.
Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang. Jika
kontak dengan mata, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal
15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-
kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.
1.3 Jelaskan fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia (sitasi).
Jawaban :
Lemari asam adalah peralatan ventilasi lokal yang didesain untuk mengurangi
paparan dari gas berbahaya, uap beracun, mau pun debu. Lemari asam secara
umum merupakan peralatan laboratorium yang berukuran besar, dengan kabinet
bawah sebagai penahan/meja. Peralatan lokal ventilasi yang dipakai di
laboratorium antara lain : kabinet udara bersih, biosafety cabinet, dan kotak
inokulasi. Semua peralatan ini merupakan peralatan untuk mengontrol pengaruh
udara yang berbahaya yang berbahay baik untuk personil, bahan penelitian, dan
peralatan laboratorium. Fungsi lemari asam adalah melindungi personil dari
bahaya terhirup gas beracun selama proses pengujian, riset mau pun pembelajaran
di laboratorium (Hastuti, 2007).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pipet Volume
Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif
dengan tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada
penunjuk volume dan hanya ada satu ukuran volume. Pipet volume digunakan
untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk
memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses titrasi (Khamidinal,
2009).
Gambar 2.1 Pipet volume.
2.2 Pipet Ukur
Measuring pipette is a small cylindrical tool and length made of glass
equipped with size in milliliters.(Louis, 2012).
Pipet ukur adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang yang terbuat dari bahan
gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter (Louis, 2012).
Pipet Ukur terbuat dari kaca yang pada dindingnya terdapat skala. Berfungsi
untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat(Sutrisno, 2, 2011).
Gambar 2.2 Pipet ukur.
2.3 Labu Ukur
Labu ukur mempunyai bentuk yang berbeda yaitu labu ukur yang tidak bisa
berdiri dan labu ukur yang bisa berdiri. Ukuran dari labu ukur ini adalah 1000 ml,
500 ml. Fungsi dari labu ukur ini adalah sebagai alat untuk penyimpanan sampel
sementara dan sebagai alat untuk membantu dalam proses pengukuran sampel
liquid (larutan). Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara
5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat
tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk
mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran
yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem
pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquades sampai
menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna,
penambahan aquades hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus
berada di atas garis leher) (Brahmatullah,2011).
Gambar 2.3 Labu ukur.
2.4 Buret
Buret adalah salah satu alat laboratorium kaca atau Glassware yang
berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian
bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen
yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi (Alfian,2009).
Buret terbuat dari kaca yang mempunyai skala pada dindingnya. Buret ada
yang berwarna coklat dan bening. Terdapat keran pada ujungnya. Berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dengan volume tertentu. Biasanya digunakan pada saat titrasi
(Sutrisno, 2, 2011).
Gambar 2.4 Buret.
2.5 Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer adalah peralatan gelas (glass ware equipment) yang
digunakan untuk analisis dalam laboratorium(Alfian,2009).
Labu Erlenmeyer terbuat borosilikat. Terdapat skala pada dindingnya.
Berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil
penyaringan, dan menampung titran pada saat titrasi (Sutrisno, 1, 2011).
Gambar 2.5 Erlenmeyer.
2.6 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna
terbentuk. (Cains,2009).
Gambar 2.6 Spektrofotometer.
2.7 Tabung Reaksi
Tabung reaksi yaitu alat yang berbentuk tabung. Terbuat dari kaca bening
borosilikat yang tahan panas. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk
mereaksikan bahan kimia dalam jumlah yang kecil (Sutrisno,2, 2011).
Gambar 2.7 Tabung reaksi.
2.8 Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berat bersih
suatu zat. Pada umumnya timbangan analitik atau neraca analitik digital
mempunyai ketelitian yang sangat tinggi, hingga empat angka di belakang koma.
Maka pada umumnya, neraca ini di lengkapi dengan penutup (Khamidinal, 2009).
Gambar 2.8 Timbangan analitik.
2.9 Pipet Tetes
Pipet tetes terbuat dari kaca. Bagian bawahnya menyempit dan bagian
atasnya terdapat piller yang berukuran kecil. Berfungsi untuk mengambil cairan
dalam jumlah tetesan (Sutrisno, 2, 2011)
Gambar 2.9 Pipet tetes.
2.10 Bulb
Rubber bulb is a tool to suck a solution that can be mounted on the base of a
measuring pipette . Rubber as filler material is resistant rubber chemicals (Chang,
2005).
Rubber bulb adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal
pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia
(Chang,2005).
Gambar 2.10 Bulb.
2.11 PH Meter
PH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH
(keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang
digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari
probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektronik
yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH (Sutrisno,2011).
Gambar 2.11 PH meter.
3. PEMBAHASAN
Alat pertama adalah pipet Volume. Pipet volume digunakan untuk memindahkan
cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku
primer atau sample pada proses titrasi. Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual
dengan disedot menggunakan mulut atau menggunakan piller. Cara pemakaian secara
manual: Masukkan piper volume ke dalam wadah berisi cairan sampai ujung pipet
tercelup (perhatian : ujung pipet harus masuk jauh ke dalam cairan jangan sekedar
tercelup atau berada dekat permukaan cairan) sedot cairan sampai melebihi batas ukur
tutup lubang atas dengan jari telunjuk (bila cairan cepat turun kebawah batas pengukuran
sebelum tertutup telunjuk, lakukan dengan cara tempelkan ujung pipet pada dasar wadah
baru tutup ujung pipet dengan telunjuk, cara ini untuk mencegah cairan turun dengan
cepat) turunkan cairan sampai miniskus tepat pada batas ukur keluarkan pipet dari wadah
dan hal penting yang perlu dilakukan adalah lap bagian luar pipet dengan kertas tissue
untuk mencegah adanya cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat proses
pemindahan (proses pengelapan dapat dilakukan sebelum cairan diturunkan mencapai
batas ukur) pindahkan cairan pada wadah lain dengan posisi tegak lurus (jangan
menyamping) dan ujung pipet ditempelkan pada wadah, proses ini untuk mencegah
cairan keluar terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang nempel pada dinding dalam
pipet dan tidak ikut keluar bila masih ada cairan yang tertinggal pada ujung pipet biarkan
saja, namun sebelumnya coba dengan memutar-mutar pipet dengan ujung menempel pada
wadah proses pemindahan selesai (Khamidinal, 2009).
Alat kedua adalah pipet ukur. Cara menggunakan pipet ukur adalah bersihkan,
kalibrasi, dan lap. Lalu kalibrasi dengan larutan yang akan dipipet sebanyak tiga kali.
Kemudia cairan disedot (bisa memakai mulut ataupun piller) sampai tinggi melewati
tanda dan pangkal pipet ditutup dengan jari bila dengan mulut, bila dengan piller ditahan.
Lalu paskan volume cairan dengan skala. Dan keluarkan larutan ke tempat yang
diinginkan (Sutrisno, 2, 2011).
Alat ketiga adalah labu ukur. Cara menggunakan labu ukur adalah dibersihkan,
dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan
diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada
dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Paskan
dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan (Brahmatullah, 2011).
Alat keempat adalah buret. Cara menggunakan buret adalah setelah bahan
yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut
erlenmeyer tepat di bawah buret. Tangan kiri memegang wrlenmeyer,
sedang tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang
keluar dari dalam buret meluncur setetes demi setetes. Setelah
indikator analisa menampakan warnanya, biasanya titrasi dianggap
selesai. Selanjutnya tinggal menghitung berapa banyak reagen kimia
yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang tertera
pada buret. Dalam menggunakan buret harus berhati hati terutama dalam meletakkan
buret kedalam penjepit agar tidak pecah atau retak (Alfian, 2009).
Alat kelima adalah erlenmeyer. Cara menggunakan erlenmeyer dalah
bersihkan, kalibrasi, lalu keringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu
dititrasi, goyangkan memutar labu erlenmeyernya (Sutrisno, 1, 2011).
Alat keenam adalah tabung reaksi. Cara menggunakan tabung reaksi adalah
dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap
atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan kedalam tabung
reaksi (Sutrisno, 2, 2011).
Alat ketujuh adalah timbangan analitik. Cara menggunakan timbangan analitik
adalah nyalakan alat dengan menghubungkan adaptor ke sumber listrik. Kalibrasi alat
sebelum digunakan. Tekan tombol “ Re-Zero” sehingga layar pada alat menunjukkan
angka 0,000. Buka pintu timbangan, masukkan sampel yang akan ditimbang dan tutup
kembali pintu timbangan. Tunggu hingga layar pada alat menunjukkan angka pengukuran
yang stabil. Keluarkan sampel dari tempat penimbangan. Matikan alat dengan menekan
tombol ” OFF” dan memutuskan aliran listrik. Timbangan analitik memiliki batasan
maksimal yaitu 1 mg atau 210 g, jika melewati batas tersebut maka ketelitian perhitungan
akan berkurang dan alat akan rusak (Khamidinal, 2009).
Alat kedelapan adalah pipet tetes. Cara menggunakan pipet tetes adalah bersihkan,
dikalibrasi, lalu di keringkan dengan kertas isap. Lalu dicelupkan pipet ke dalam larutan.
Tekan pillernya lalu longgarkan (Sutrisno, 2, 2011).
Alat kesembilan adalah rubber bulb. Cara menggunakan rubber bulb adalah pasang
ujung pipet dibagian bawah rubber bulb. Tekan katup Aspirate (A) kemudian kempeskan
Rubber bulb. Saat menyedot cairan dengan menekan katup Suction (S), jangan
sampai melebihi skala pipet, jangan sampai larutan masukkan ke rubber bulb karena
menyebabkan rubber bulb cepat rusak. Keluarkan cairan sesuai ukuran yang dikehendaki
dengan cara menekan katup Exhaust (E) dan posisi pipet tegak lurus (Chang, 2005).
Alat kesepuluh adalah pH meter. Cara menggunakan pH meter, terlebih dahulu
dilakukan proses kalibrasi. Lat buffer pH diangka pH 7 dan pH 4. Buka tutup plastik
elektroda nan ada. Bersihkan elektroda memakai aquades, lalu keringkan memakai tisu
bersih. Aktifkan tombol on/off pada pH meter. Elektroda dimasukkan ke dalam larutan
buffer dengan pH 7. Tekan tombol CAL dua kali yang memutar elektroda (tujuannya
agar larutan buffer menjadi homogen). Layar display akan bergerak angka. Tunggulah
angkanya berhenti bergerak. Tekan tombol CAL sekali hingga tulisan CAL pada layar
display tak berkedip. Keluarkan elektroda dari buffer pH 7, lalu bersihkan dengan
aquades dan keringkan pakai tisu. Memasukkan elektroda ke dalam larutan buffer dengan
pH 4. Tekan tombol CAL dua kali dan putar elektroda agar larutan jadi homogen. Angka
pada display akan bergerak dan tunggu hingga angka diam . Tekan CAL sekali lagi
sampai display tulisan CAL berhenti berkedip. Angkat elektroda dari larutan pH 4,
bersihkan dan keringkan. Akan terlihat sebelah bawah pH meter menunjuk angka 7 dan 4.
Jika tampilan seperti itu, maka proses kalibrasi sukses dengan buffer pH 7 dan pH 4.
Ketika alat pH meter sudah dikalibrasi, maka sudah dapat digunakan buat mengukur
derajat keasaman suatu larutan lain nan belum diketahui nilainya. Langkah-langkahnya,
sediakan larutan yang akan dicari derajat keasamannya. Sebelum diukur, pastikan suhu
larutan itu sama dengan suhu larutan yang dikalibrasi sebelumnya. Buka epilog
elektroda, bersihkan dengan aquades , lalu keringkan dengan tisu. Hidupkan pH meter
dan masukkan elektroda ke larutan sampel yang diukur. Putar elektroda agar larutan
menjadi homogen. Tekan tombol MEAS buat mengukur. Sementara itu, pada display
muncul tulisan HOLD nan berkedip. Tunggu saja sampai tulisan berhenti berkedip.
Setelah itu, angka pH akan muncul di layar. Pengukuran selesai dan pH meter dapat
dimatikan. Dalam menggunakan atau mecelupkan elektroda ke dalam indokator pH harus
sesuai agar tidak merusak alat. Dengan mencelupkan elektroda ke indikator pH netral
terlebih dahulu, pH 7. Kemudian ke indikator pH asam, baru ke indikator pH basa
(Sutrisno, 2011).
Alat kesebelas adalah gelas ukur. Cara menggunakan gelas ukur adalah larutan
dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca
ketepatan volume dengan melihat miniskus bawah (Aziz, 2008).
Alat kedua belas adalah corong. Cara menggunakan corong adalah dibersihkan,
dikalibrasi, lalu dilap. Siapkan kertas saring yang telah dibentuk seukuran dengan corong.
Letakkan kertas saring pada corong, lalu basahi sedikit dengan aqua DM. Diselipkan lagi
kertas saring di mulut labu ukur agar udara masuk yang memudahkan larutan masuk
kedalam labu. Lalu letakkan corong di mulut labu, tuang larutan yang akan disaring
(Setiati, 2008).
Alat ketiga belas adalah corong piza. Corong piza befungsi untuk memisahkan 2
fase zat yang berbeda. Cara menggunakan corong pisa adalah dengan memasukkan
larutan zat cair, misalnya air dan minyak. Diamkan terlebih dahulu sampai stabil, putar
kran sampai batas tertentu untuk mengeluarkan zat cair yang lebih berat masa jenisnya,
lalu lakukan hal yang sama untuk mengeluarkan zat cair yang lebih ringan zat masa
jenisnya (Sutrisno, 2010).
Alat keempat belas adalah gelas arloji. Gelas arloji berfungsi untuk menimbang
bahan kimia berbentuk krista. Cara menggunakan gelas arloji adalah dengan meletakkan
bahan kimia diatas gelas arloji menggunakan spatula lalu timbang pada timbangan
analitik (Khamidinal 2009).
Alat kelima belas adalah batang pengaduk. Cara menggunakan batang pengaduk
adalah dibersihkan lalu dikalibrasi. Dimasukkan batang pengaduk pada gelas kimia yang
sudah berisi larutan, kemudian diaduk larutan tersebut memakai batang pengaduk (Aziz,
2008).
Alat keenam belas adalah spatula. Cara menggunakan spatula adalah seperti
menggunakan sendok biasa yang berfungsi untuk menggambil bahan bahan kimia.
Dimasukkan spatula ke gelas kimia yang berisi bahan kimia untuk diambil (Hardi, 2006).
Alat ketujuh belas adalah piknometer. Cara menggunakan piknometer adalah yang
pertama melihat berapa volume dari piknometernya (tertera pada bagian tabung ukur),
biasanya ada yang bervolume 25 ml dan 50 ml. Menimbang piknometer dalam keadaan
kosong. Memasukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknometer
tersebut. Menutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat. Menimbang
massa piknometer yang berisi fluida tersebut. Menghitung massa fluida yang dimasukkan
dengan cara mengurangkan massa piknometer berisi fluida dengan massa piknometer
kosong. Setelah mendapat data massa dan volume fluidanya, kita dapat menentukan nilai
massa jenis fluida. Terakhir, membersihkan dan mengeringkan piknometer (Sugandi,
2008).
Alat kedelapan belas adalah rak tabung reaksi. Cara menggunakan rak tabung
reaksi adalah taruh tabung reaksi pada lubang-lubang yang terdapat di rak tabung reaksi
(Sutrisno, 2, 2011).
Alat kesembilan belas adalah kawat kasa dan kaki tiga. Cara menggunakan kawat
kasa adalah diletakkan kasa di atas bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan
alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan. Cara menggunakan kaki tiga
adalah diletakkan kaki tiga diantara bunsen dan kawat kasa (Aziz, 2008).
Alat kedua puluh adalah busen. Cara menggunakan bunsen adalah buka pengatur
udara pada bunsen. Lalu buka keran gas, bila sudah tercium gas hidupkan api lalu taruh
api pada mulut bunsen. Bila diperlukan atur lagi pengatur udaranya agar nyala apinya
sesuaiyang diinginkan (Aziz, 2008).
Alat kedua puluh satu adalah botol semprot. Botol semprot berfungsi untuk
menampung aquades. Cara menggunakan botol semprot adalah dengan memasukkan
aquades kedalam botol, tekan badan botol, lalu semprotkan (Khamidinal, 2009).
Alat kedua puluh dua adalah cawan petri. Cara menggunakan cawan petri adalah
dibersihkan, dikalibrasi, lalu dilap. Dimasukkan sampel atau mikroorganisme yang akan
dikembangkan atau bahan kimia yang akan diuapkan lalu taruh cawan diatas pembakaran
menggunakan spatula (Sugandi, 2008).
Alat kedua puluh tiga adalah penjepit. Cara menggunakan penjepit adalah bagian
dekat pernya ditarik. Letakkan tabung reaksi diantaranya. Lalu longgarkan (Sutrisno,
2011).
Alat kedua puluh empat adalah sumbat gabus. Cara menggunakan sumbat gabus
adalah cukup dengan nenyumbatkan atau menutupkan pada tabung reaksi ataupun labu
ukur yang memiliki leher, agar tidak terjadi reaksi antara bahan kimia dan udara bebas
(Sutrisno, 2010).
Alat kedua puluh lima adalah hot plate stirrer. Cara menggunakan hot plate stirrer
adalah pertama, pastikan alat pada posisi datar / rata dan aman. Sambung socket kabel ke
power. Untuk menghidupkan putar ke posisi ON. Untuk pengadukan putar sampai lampu
stir menyala sesuai yang diinginkan, tanda 1 (lambat) sampai dengan tanda 10 (cepat).
Untuk pemanas putar sampai lampu heat menyala sesuai yang diinginkan, tanda 1
(kurang panas) sampai dengan tanda 10 (sangat panas). Jika sudah, kembalikan stir dan
heat ke posisi terendah. Putar tombol ke posisi OFF sampai lampunya mati. Kemudian
socket kabel dilepas atau dicabut dari power / listrik (Sutrisno, 2010).
Alat kedua puluh enam adalah kertas saring. Cara menggunakan kertas saring
adalah dengan melipat kertas saring menjadi bagian tertentu, hingga didapat lipatan pada
titik tengah kertas yang digunakan untuk menyaring bahan kimia berupa koloid maupun
suspensi (Cains, 2009).
Alat kedua puluh tujuh adalah spektrofotometer. Cara menggunakan
spektrofotometer adalah yang pertama menyiapkan alat-alat sepeti larutan yang akan
diukur, gelas beker, botol semprot dan kuvet. Keluarkan kantong silikat jel didalam alat
yang berfungsi menjaga kelembapan udara didalam alat. Hubungkan kabel listrik
kesumber listrik. Tekan tombol ON. Tunggu sampai semua komponen dalam layar siap
ditandai dengan tanda OK. Tekan enter untuk login. Tekan Cal untuk mengkalibrasikan
alat atau mengnolkan alat. Menetukan panjang gelombang disesuaikan dengan sampel
yang diukur. Membersihkan kuvet dengan aquades dan isi dengan aquades lalu letakkan
kuvet kedalam alat untuk mengenalkan nilai adsorbansi auto zero. Analisis sempel,
masukkan sempel kedalam kuvet, dan letakkan. Hasil penghitungan langsung berupa nilai
adsorbansi. Keluarkan kuvet dan bersihkan dengan aquades dan keringkan. Tekan
tombol off dan cabut kabelnya (Cains, 2009).
Alat kedua puluh delapan adalah gelas beker. Gelas beker adalah alat yang
berfungsi untuk menampung sementara zat dan untuk mereaksikan zat. Cara
menggunakan gelas beker adalah cukup dengan memasukkan larutan yang diinginkan
kedalam beker gelas yang telah di bersihkan (Alfian, 2009).
Alat kedua puluh sembilan adalah kuvet. Kuvet adalah alat kimia yang digunakan
untuk wadah sampel di spektrofotometer. Cara menggunakan kuvet adalah dengan
memasukkan sampel ke kuvetnya dengan memegang bagian ujung kuvet yang berwarna
buram, dan kemudian dimasukkan kedalam spektrofotometer (Cains, 2009).
Alat ketiga puluh adalah termometer. Cara kerja termometer adalah pertama
lakukan kalibrasi terlebih dahulu. Letakan silinder termometer di air yang sedang
mencair dan tanda pin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya.
Poin ini adalah poin titik beku air. Dengan cara yang sama, tanda poin termometer disaat
seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan. Bagi panjang dari dua poin
diatas menjadi seratus bagian yang sama. Cara menggunakan termometer adalah
masukkan termometer kedalam larutan yang ingin diukur suhunya, misalnya suhu air
panas. Lalu tunggu beberapa saat sampai volume air raksa menunjukkan sesuai angka
yang tepat. Setelah itu angka termometer dan bersihkan dengan aquades dan keringkan
dengan tisu (Hardi, 2006).
Alat ketiga puluh satu adalah lemari asam. Cara menggunakan lemari asalah adalah
dengan menekan tombol ON lamp Switch dan Fan Switch pada tombol kntrol utama
ON/OFF. Pastikan exhaust dan lampu penerangan beroperasi sebelum memulai
pekerjaan. Saat menggunakan lemari asam, jaga wajah anda diluar pembatas kaca.
Bekerja setidaknya 6 inci dari pembatas kaca. Gunakan alat pelindung diri seperti kaca
mata percikan dan sarung tangan anti asam. Apabila menggunkana peralatan besar di
dalam lemari asam, tempatkan peralatan pada balok agar aman dan praktis, untuk
memungkinkan aliran udara di bawahnya. Pembatas kaca lemari asam harus tetap
tertutup, kecuali saaat lemari asam digunakan untuk bekerja. Jika alarm aliran udara
berbunyi, hentikan penggunaan dan tutup pembatas kaca sepenuhnya. Setelah selesai
bekerja matikan, tekan tombol OFF lamp switch dan fan switch pada tombol kontrol
utama ON/OFF (Hastuti, 2007).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, semua alat yang dilaboratorium memiliki nama,
fungsi, dan cara kerja masing-masing. Sehingga dalam penggunaanya pun akan berbeda-
beda sesuai dengan cara kerjanya. Kesalahan penggunaan alat bisa mempengaruhi
konsentrasi larutan, karena alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan: USU Press
Aziz.2008.Pedoman Penggunaan Alat-Alat Laboratorium. Jakarta : Penebar Swadaya
Basmatullah. 2011. Buchner of Laboratoryum Chemistry. Jakarta : Penebar Swadaya
Cains, Donal. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Chang, R. 2005. Chemistry.New York : Mc Grow-Hill
Hastuti, Sri, M.Si, dkk. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Surakarta : Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS
Hardi.2006.Buchner of Laboratoryum chemistry. Jakarta: Penebar Swadaya
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta : Pus
Louis, Marry. 2012. Chemical Laboratory Science. Missouri: Elsevrer
Setiati, Suminar. 2008. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
Sugandi,D.2008.Pedoman Pemeliharaan Alat Laboradtorium. Surabaya : Airlangga
Sutrisno, E, T., Nurminabari, I, S., 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung :
Universitas Pasundan
Sutrisno, E, T., Nurminabari, I, S., 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung :
Universitas Pasundan
Sumber : Science Stuff, Inc. Http://www.sciencestuff.com/msds/C2784.html