prakata page 1
DESCRIPTION
ahgTRANSCRIPT
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
PRAKATA
Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek sebagaimana mestinya.
Kerja praktek ini disusun sebagai syarat untuk menempuh ujian strata satu
(S1) pada Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, dengan
judul “Analisis Ulang Box Culvert Pada Pembangunan Oprit Jembatan Sei.
Pangeran.
Keberhasilan penyusunan laporan kerja praktek ini berkat doa restu dan
dukungan banyak pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Syahril Taufik, M.sc. Eng.,pH.D, selaku Dosen pembimbing
laporan kerja praktek.
2. PT. Perentjana Djaja, selaku Konsultan Pengawas pada Proyek
Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran Banjarmasin.
3. Bapak Ir. Zainal Arifin, selaku Pengawas Lapangan pada Proyek
Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran Banjarmasin.
4. Bapak-bapak Mandor serta para pekerja yang telah memberikan
informasi mengenai pelaksanaan konstruksi dilapangan.
5. Ka Dayah dan Ka Nova, selaku pihak administrasi program studi
Teknik Sipil yang telah membantu dalam penyusunan administrasi
laporan kerja praktek.
6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Unlam terutama teman-
teman satu tim praktek kerja.
Akhirnya, kami mengharapkan laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat
bagi kita semua terutama kami. Amin.
Banjarbaru, Oktober 2014
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
PelaksanaanEvaluasi
Pelaporan
Pengawasan
Program
Rencana
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
Penyusun
3.1. Pelaksanaan dan Pengawasan
Sistem konstruksi yang ideal adalah sistem konstruksi yang dapat
memenuhi fungsinya secara efektif dan efesien, yaitu mudah
melaksanakan, murah dan tidak merusak terhadap keselerasan dan
keindahan, serta merupakan elemen yang membentuk struktur bangunan
yang kuat, stabil dan memenuhi syarat teknis yang ditentukan. Untuk
melaksanakan pekerjaan pada proyek ini ada beberapa perlengkapan yang
harus dipenuhi, seperti material, peralatan, tenaga kerja dan jadwal
pelaksanaan. Seorang pimpinan proyek harus dapat membuat siklus
manajemen sehingga pemakaian material, peralatan, dan tenaga kerja
dapat optimal dan proyek dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu
terlihat pada bagan Gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Hubungan operasional proyek
Keterangan:
= tahapan dalam manajemen proyek
= pengawasan
3.1.1 Pelaksanaan
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
Adapun kegiatan pelaksanaan proyek pembangunan Oprit
jembatan Sei Pangeran Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
terdiri dari perencanaan, supervising, recording.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan yang dinamis dalam
rangka penentuan sasaran yang hendak dicapai, pengalokasian
dana dan sumber daya atau penilaian terhadap hasil – hasil untuk
menentukan langkah selanjutnya sertra dilakukan sebelum
persiapan dalam melaksanakan proyek ke lapangan.
Penjabaran perencanaan operasional terdiri dari :
a) Jenis pekerjaan
b) Cara Pelaksanaan
c) Jumlah pekerjaan
d) Jumlah tenaga kerja (rencana personil)
e) Tempat pekerjaan
f) Alat-alat yang digunakan
g) Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan Oprit Jembatan
dengan Box Culvert, Drainase, dan Pengaspalan meliputi
pekerjaan struktur yang dimulai dari oprit jembatan box culvert
hingga pekerjaan oprit underpass. Adapun uraian pekerjaan sesuai
pengawasan dilapangan antara lain:
a) Pasang Perancah
Pemasangan perancah menggunakan scafolding, ketinggian
scafolding disesuaikan dengan ketinggian yang direncanakan
b) Bekisting Pelat Lantai
Pemasangan bekisting pelat menggunakan papan multiplek.
c) Bekisting Pelat Dinding
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
Setelah melakukan bekisting pelat, dilakukan pemasangan
bekisting dinding, bekisting pelat dinding terbuat dari bahan
yang sama dengan bekisting pelat lantai yaitu papan
multiplek.
d) Perakitan Tulangan Pelat Latai, Pelat Dinding dan Tulangan
Geser. Perakitan tulangan balok dan pelat dilakukan di
tempat.
e) Pembersihan Lokasi Pengecoran
Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan
mendapatkan persetujuan oleh konsultan pengawas. Sebelum
dimulai pengecoran, maka tempat – tempat harus dibersihkan
dari segala kotoran-kotoran.
f) Pengecoran
Pengecoran pelat lantai menggunakan alat bantu berupa
concrete pump.
2. Supervising
Dalam pelaksanaan proyek, pekerjaan pengawasan merupakan
kunci dari keberhasilan tersebut. Hal ini dikarenakan pada
pekerjaan pengawasan ini dilakukan monitoring dan
pemeriksaan terus menerus sehubungan dengan pengendalian
mutu dan volume pekerjaan. Pemberi tugas mengatur dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan, sehingga jalannya proyek
dapat sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan seorang supervisi bertindak
sebagai pengawas lapangan. Apabila terjadi keterlambatan
pencapaian fisik bangunan dari perhitungan jadwal semula,
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
maka hal tersebut akan dilaporkan kepada pimpinan proyek, dan
akan diusahakan penanggulangan dan tindakan yang diperlukan.
3. Recording
Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan lancar tanpa
administrasi yang baik dan teratur. Dimana setiap kegiatan yang
ada harus dicatat dan dibedakan untuk masing-masing kegiatan,
dan dibuat dalam buku yang setiap saat dikontrol (laporan
harian). Adapun catatan-catatan yang dimaksud adalah absensi
dan jumlah tenaga kerja, kegiatan, atau rencana kerja, masalah-
masalah yang timbul dilapangan, bahan-bahan yang masuk
lokasi, jumlah jam kerja, dan keadaan cuaca. Untuk
memudahkan pengontrolan, maka buku-buku catatan tersebut
harus selalu disiapkan dan diatur di dalam ruangan direksi, juga
gambar-gambar kerja yang perlu ditempel pada dinding ruangan
direksi.
3.1.2 Manajemen Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan fisik dimulai terlebih dahulu dibuat rencana
kerja yang terpadu dari semua pekerjaan fisik sebagai pemandu
untuk bekerja. Untuk itulah maka dibuat rencana untuk waktu kerja,
yang mengatur waktu pelaksanaan dari semua pekerjaan yang
dilakukan. Jadwal pelaksanaan merupakan suatu sistem yang terdiri
dari uraian pekerjaan, lama pelaksanaan atau durasi pekerjaan serta
volume dan bobot pekerjaan.
Kegunaan dari jadwal pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan kegiatan-kegiatan proyek yang akan dilaksanakan.
2. Memahami metode konstruksi yang dipakai dan durasi yang
dibutuhkan.
3. Dapat memberikan informasi yang cukup kepada estimator
untuk melakukan estimasi biaya.
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
4. Dapat mengoptimumkan durasi proyek dan pemakaian
sumberdaya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan jadwal
pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
b. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan proyek
c. Sumber tenaga, alat dan bahan yang digunakan
d. Lokasi dimana proyek dilaksanakan
e. Biaya yang tersedia
Dari seluruh uraian pekerjaan akhirnya dapat dilihat
perkembangan atau kemajuan pekerjaan pada waktu tertentu,
begitu pula perbandingan kemajuan pekerjaan rencana dengan
dengan pekerjaan pelaksanaan dapat dipantau atau dikendalikan
sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan
juga bahwa kontraktor pelaksana adalah pihak yang telah
memenangkan tender dan ditunjuk sebagai pelaksana
pembangunan fisik suatu proyek dan diberi wewenang
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan
Gambar Kerja.
Pada Proyek Pembangunan Oprit Jembatan dengan Box
Culvert, Drainase, dan Pengaspalan di Banjarbaru produktivitas
kerja yang dihasilkan cukup cepat karena dengan jumlah tenaga
kerja yang ada yakni 15 orang dalam kurun waktu kurang lebih
3 bulan dapat diselesaikan semua tahapan pekerjaan struktur box
culvert.
Pada awal proses konstruksi, pelaksanaan terbilang
cepat, kurva-S realisasi berada diatas margin rencana. Namun
pada bulan Juli terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek, hal
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
tersebut dikarenakan keterbatasan dan lambatnya bahan
bangunan yang datang ke kawasan proyek Pembangunan Oprit
Jembatan dengan Box Culvert dan kurangnya stok material.
Pelaksanaan bangunan tersebut kian stabil di bulan Agustus
hingga selesainya pekerjaan fisik bangunan.
3.1.3 Jadwal Proyek
Pada umumnya lamanya waktu pelaksanaan proyek sudah
ditentukan oleh pihak pemilik proyek yaitu Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Selatan. Pada proyek pembangunan Oprit
Jembatan dengan Box Culvert, Drainase dan Pengasapalan
Kalimantan Selatan, Banjarmasin ini lamanya waktu pelaksanaan
adalah 240 hari kalender. Awal pekerjaan proyek terjadwal pada
tanggal 12 Maret 2014 yang dimulai dari pekerjaan persiapan
sampai dengan pekerjaan bangunan fisik yang berakhir pada
tanggal 6 November 2014.
3.2 Pengawasan
Pengawasan adalah suatu kegiatan pemeriksaan, pencocokan serta
mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana dan hasil
yang diinginkan. Sistem pengawasan adalah kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan guna menjalin hasil pekerjaan yang baik dan memenuhi syarat
yang direncanakan. Pengawasan antara lain, yaitu:
a. Penyelidikan pemilihan akan sumber persediaan bahan dan material
langkah pertama harus melakukan survey dan penentuan lokasi
pengambilan material, yang bertujuan untuk menentukan apakah
mempunyai kualitas yang sesuai dengan syarat-syarat material yang akan
digunakan.
b. Pengontrolan terhadap pengolahan dan pengadaan
material, setelah diadakan pemeriksaan terhadap mutu material yang akan
digunakan:
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
1. Pemeriksaan terhadap alat yang digunakan untuk memproduksi agregat
agar agregat yang dihasilkan sesuai dengan gradasi yang digunakan.
Agregat yang digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar
campuran agregat yang proporsinya dibuat sesuai dengan campuran
kerja.
2. Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh
direksi teknik.
c. Pengawasan di lokasi pencampuran
Pengawasan di lokasi pencampuran dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
pencampuran dapat menghasilkan campuran yang baik sesuai dengan
perencanaan yang disebut Job Mix Design. Pelaksanaan pekerjaan
pengawasan merupakan kunci dari keberhasilan yang ada. Sehubungan
dengan hal ini, pada pekerjaan itu perlu dilakukan monitoring dan
pemeriksaan yang teliti secara terus-menerus sehubungan dengan
pengendalin mutu.Kegiatan pengawasan meliputi, yaitu pengawasan
kegiatan keuangan, pengawasan kegiatan material, pegawasan kegiatan
operasional, dan pengawasan kegiatan kinerja perorangan.
3.2.1 Pencatatan Kemajuan pekerjaan
Berdasarkan catatan-catatan tersebut dibuat laporan
mengenai kemajuan pekerjaan proyek oleh pengawas dari PT.
Perentjana Djaja (Persero). Adapun laporan yang dipakai untuk
pecatatan kemajuan pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Laporan Bulanan
Memuat tentang prosentase kemajuan pelaksanaan pekerjaan
selama satu bulan sesuai dengan keterangan tentang
permasalahan yang timbul dan juga keputusan yang diambil.
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek
Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box
culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
b. Laporan Akhir
Memuat seluruh laporan, baik berupa laporan umum dan
Quantity report. Selain itu, laporan ini juga berisi tentang
laporan serah terima proyek.
3.3. Analisa Perbandingan Penulangan pada Gambar Rencana dan
Pelaksanaan di Lapangan
Pembahasan khusus disini mengenai perhitungan ulang tentang
perbandingkan antara penulangan rencana pada gambar proyek dengan
penulangan yang telah dilaksanakan dilapangan pada pelaksanaan
pembangunan oprit jembatan dengan box culvert. Adapun data-data pada
penulangan rencana dengan penulangan pelaksanaan di lapangan adalah
sebagai berikut beserta Gambar 3.2 – 3.5:
Gambar 3.2 Denah Proyek Pembangunan Oprit Jembatan dengan Box Culvert
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
p Laporan Praktek Kerja
Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)
Gambar 3.3 Denah Rencana Penulangan Box Culvert
Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)
Gambar 3.4 Potongan Melintang Box Culvert
Gambar 3.5 Tampak Depan Pelaksanaan Penulangan Box Culvert
Gambar 3.6 Posisi Tulangan Balok G2 Dipasang
3.3.1 Data-Data Perhitungan
1. Data Geometris Box Culvert adalah sebagai berikut:
Lebar bentang penulangan B = 7,000m
Lebar trotoar bt = 2,300m
Tebal plat dinding b1 = 0,400m
b2 = 2,967m
B1 = 3,367m
L= 3B = 10,10m
Lebar box W = 10,50m
Tebal plat lantai atas h1 = 0,300m
h2 = 3,200m
Tebal plat lantai bawah h3 = 0,400m
Tinggi box H = 3,550m
Tebal trotoar Tt = 0,300m
Tebal lapisan aspal + overlay Ta = 0,050m
Tebal genangan air hujan Th = 0,050m
2. Data Material
a. Beton
Mutu beton K-300 = 300 kg/cm2
Kuat tekan beton, = 0,83 K/10 = 29,05MPa
Modulus Elastis Ec= 0,0043.(Wc)1,5. √ = 21410 MPa.
Selimut beton = 50 mm
Angka poisson (U) = 0,2
Modulus geser = 12,071 MPa
b. Baja
Untuk baja tulangan Ø > 12 mm U - 39
Tegangan leleh baja (fy) = U.10 = 390MPa
Untuk baja tulangan Ø H 12 mm U - 24
Tegangan leleh baja (fy) = U.10 = 240MPa
c. Berat jenis
Berat beton bertulang (Wc) = 25,00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (W’c) = 24,00 kN/m3
Berat aspal = 22,00 kN/m3
Berat jenis air = 9,80 kN/m3
Berat tanah dipadatkan = 17,20 kN/m3
3.3.2 Analisa Beban
1. Berat Sendiri (MS)
Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan
yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan dengan elemen
non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Berat sendiri box
culvert dapat dilihat pada Gambar 3.7 dihitung dengan meninjau
selebar 1 m (tegak lurus bidang gambar) sebagai berikut:
(i) Berat sendiri plat lantai QMS = h1 x Wc = 7,50 kNm
(ii) Berat sendiri plat dinding PMS = Hb x b1 x Wc = 35,50 kN
(iii) Berat ralling Prail =Hrx 0,5 x Wc= 15,625 kN
(iv) Berat trotoar Qt = Tt x Wc = 7,20 kN/m
Gambar 3.7 Pembebanan berat sendiri
2. Berat Mati Tambahan (MA)
Beban mati tambahan (superimposed dead load) adalah berat seluruh
bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang
merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah
selama umur jembatan. Perhitungan beban mati tambahan dapat
dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Beban mati tambahan
No Jenis Beban Mati TambahanTebal(m)
W(kN/m3)
Berat(kN)
1 Lapisan aspal + overlay 0,05 22,00 1,10
2 Air hujan 0,05 9,80 0,49
Jumlah beban mati tambahan (QMA) 1,59
Konfigurasi dari beban mati tambahan dapat dilihat pada Gambar 3.8
sebagai berikut:
Gambar 3.8 Beban mati tambahan
3. Beban Lalu Lintas
A. Beban Lajur (TD)
Beban kendaraan yang berupa beban lajur terdiri dari beban
terbagi rata (Uniformly Distributed load), BTR dan beban garis
(Knife Edge Load), KEL. UDL memiliki intensitas q (kpa) yang
besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu-
lintas dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
q = 9,0 kpa untuk L ≤ 30 m
q = 9,0{0,5+15/L} kpa L > 30 m
Untuk bentang, L = 3B = 10,10 m
q = 9,00 kpa
p = 49,00 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic load Allowance) untuk KEL
diambil sebagai berikut:
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0,4 – 0,0025 ( L–50) untuk 50 <L< 90 m
DLA = 0,3 untuk L ≥ 90 m
Bentang oprit sebesar 10,10 m, maka didapat beban lajur
sebesar:
DLA = 0,40
QTD = 9,00 kN/m
PTD = ( 1 + DLA )xp = ( 1 + 0,40 ) x 49,00= 68,60 kN
Konfigurasi beban lajur dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut:
Gambar 3.9 Pembebanan beban lajur
B. Beban Truk (TT)
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh
Truk (beban T) yang besarnya:
T = 112,5 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil,
DLA = 0,40 Beban truk “T”
PTT = ( 1 + DLA ) x T = 157,50 kN
C. Gaya Rem (TB)
Pengaruh percepatan dan pengereman lalu-lintas diperhitungkan
sebagai gaya dalam arah memanjang jembatan dianggap bekerja
pada permukaan lantai kendaraan. Besar gaya rem diperhitungkan
sebesar 5% dari beban “D” tanpa faktor beban dinamis.
Konfigurasi dari gaya rem dapat dilihat pada Gambar 3.10 sebagai
berikut: Gaya rem per meter lebar TTB = 5% ( q x L + p ) = 7kN
Gambar 3.10 Posisi cara kerja TB (Gaya Rem)
4. Tekanan Tanah (TA)
Pada bagian tanah dibelakang dinding abutment yang dibebani lalu-
lintas, harus diperhitungkan adanya beban tambahan yang setara
dengan tanah setebal 0,6 m yang berupa beban merata ekivalen
beban kendaraan pada bagian tersebut. Pembebanan akibat tekanan
tanah dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Beban Tekanan Tanah (TA)
No. Jenis beban H (m) Ka kN/m
1. Tekanan tanah plat dinding
(QTA1) = 0,60*Ws*Ka 0,389 4,012
2. Tekanan tanah plat dinding
Kanan (QTA2) = QTA1 +
H*Ws*Ka
3,90 0,389 30,09
3. Tekanan tanah plat dinding
Kiri (QTA3) = QTA1 +
H*Ws*Ka
0,40 0,389 6,687
Gambar 3.11 Tekanan tanah
5. Beban Angin (EW)
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai oprit
jembatan dihitung dengan rumus:
TEW = 0,0012 * CW * (Vw)2
Dimana: Cw = Koefisien seret = 1,25
Vw = Kecepatan rencana = 35 m/det
TEW = 0,0012 * CW * (Vw)2 = 0,0012 x (1,25) x (35)2
= 1,838 kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang
samping kendaraan dengan tinggi 2,00 m diatas lantai oprit
jembatan. Beban akibat transfer beban angin ke lantai oprit
jembatan dapat dilihat pada Gambar 3.12 dan Gambar 3.13 sebagai
berikut:
QEW = ½ x h/x x TEW = ½ x 2/1,75 x 1,838 = 1,050 kN/m
Setelah semua beban dihitung maka dilakukan perhitungan dengan
menjumlahkan semua beban dan membuat kombinasi sesuai
perencanaa yang ada pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Kombinasi Beban Ultimit
No Jenis BebanFaktor
BebanCOMB-1 COMB-2
Aksi Tetap
1. Berat Sendiri (MS) KMS 1,30 1,30
2. Beban mati tambahan
(MA)
KMA 2,00 2,00
3. Tekanan tanah (TA) KTA 1,25 1,25
Aksi Transien
4 Beban Lajur (TD) KTD 1,80 1,00
5. Beban truk (TT) KTT 1,80 1,00
6. Beban rem (TB) KTB 1,80 1,00
Aksi Lingkungan
7. Beban angin (EW) KEW 1,00 1,20
3.3.2 Analisa Struktur
Dengan menggunakan program SAP2000 V14.0 permodelan
Frame-2D untuk mendapatkan nilai moment, gaya aksial, dan gaya
geser. Input data dan hasil analisa struktur dapat dilihat pada Gambar
3.14 – 3.23 sebagai berikut:
Gambar 3.14 Assigned beban mati (MS) pada SAP
2000 V14.0
Gambar 3.15 Assigned beban mati tambahan (MA) pada SAP 2000
V14.0
Gambar 3.16 Assigned beban tekanan tanah (TA) pada SAP 2000 V14.0
Gambar 3.17 Assigned beban lalu-lintas (TD) pada SAP 2000 V14.0
Gambar 3.18 Assigned beban truk (TT) pada SAP 2000 V14.0
Gambar 3.19 Assigned beban rem (TB) pada SAP 2000 V14.0
Gambar 3.20 Assigned beban angin (EW) pada SAP 2000 V14.0
Gambar 3.21 Hasil diagram moment pada salah satu kombinasi pembebanan
Gambar 3.22 Hasil diagram geser pada salah satu kombinasi pembebanan
Gambar 3.23 Hasil diagram normal pada salah satu kombinasi pembebanan
1. Gaya Aksial, Moment dan Gaya Geser Ultimit
Data gaya batang hasil analisis dengan SAP 2000 dapat dilihat pada
Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 1 Gaya batang hasil analisis SAP 2000
TABLE: Element Forces – FramesFrame Station OutputCase CaseType P V2 M3Text m Text Text KN KN KN-m
PELAT LANTAI
1 0 COMB1 Combination 3,718 19,375 9,5181 0,481 COMB1 Combination 3,718 19,375 0,19881 0,962 COMB1 Combination 3,718 19,375 -9,12051 1,443 COMB1 Combination 3,718 19,375 -18,441 1,924 COMB1 Combination 3,718 19,375 -27,7591 2,405 COMB1 Combination 3,718 21,186 -37,1731 2,886 COMB1 Combination 3,718 29,483 -49,3591 3,367 COMB1 Combination 3,718 37,781 -65,5361 0 COMB2 Combination 2,043 10,736 5,24611 0,481 COMB2 Combination 2,043 10,736 0,08211 0,962 COMB2 Combination 2,043 10,736 -5,0821 1,443 COMB2 Combination 2,043 10,736 -10,2461 1,924 COMB2 Combination 2,043 10,736 -15,411 2,405 COMB2 Combination 2,043 11,813 -20,6311 2,886 COMB2 Combination 2,043 16,748 -27,51 3,367 COMB2 Combination 2,043 21,683 -36,7432 0 COMB1 Combination -29,435 -453,75 -144,362 0,183 COMB1 Combination -29,435 -450,59 -61,612 0,183 COMB1 Combination -29,435 -167,09 -61,612 0,68317 COMB1 Combination -29,435 -158,47 19,80632 1,18333 COMB1 Combination -29,435 -149,84 96,90762 1,6835 COMB1 Combination -29,435 -141,21 169,6942 1,6835 COMB1 Combination -29,435 -17,729 169,6942 1,933 COMB1 Combination -29,435 -13,425 173,582 1,933 COMB1 Combination -29,435 270,075 173,582 2,889 COMB1 Combination -29,435 286,566 -92,4942 3,367 COMB1 Combination -29,435 294,811 -231,44
TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase CaseType P V2 M32 0 COMB2 Combination -16,452 -253,16 -80,7052 0,183 COMB2 Combination -16,452 -93,786 -34,5482 0,68317 COMB2 Combination -16,452 -88,654 11,07712 1,18333 COMB2 Combination -16,452 -83,522 54,13562 1,6835 COMB2 Combination -16,452 -78,391 94,62742 1,6835 COMB2 Combination -16,452 -9,791 94,62742 1,933 COMB2 Combination -16,452 -7,231 96,75082 1,933 COMB2 Combination -16,452 150,269 96,75082 2,411 COMB2 Combination -16,452 155,173 23,75012 2,889 COMB2 Combination -16,452 160,078 -51,5952 3,367 COMB2 Combination -16,452 164,982 -129,283 0 COMB1 Combination -29,994 -537,57 -231,933 0,066 COMB1 Combination -29,994 -536,44 -196,493 0,066 COMB1 Combination -29,994 -252,94 -196,493 0,47038 COMB1 Combination -29,994 -245,96 -95,6163 0,87475 COMB1 Combination -29,994 -238,98 2,43353 1,27913 COMB1 Combination -29,994 -232,01 97,66233 1,6835 COMB1 Combination -29,994 -225,03 190,073 1,6835 COMB1 Combination -29,994 -101,55 190,073 1,816 COMB1 Combination -29,994 -99,267 203,3753 1,816 COMB1 Combination -29,994 184,233 203,3753 2,20375 COMB1 Combination -29,994 190,921 130,6423 2,5915 COMB1 Combination -29,994 197,61 55,31513 2,97925 COMB1 Combination -29,994 204,299 -22,6053 3,367 COMB1 Combination -29,994 210,987 -103,123 0 COMB2 Combination -16,79 -299,92 -129,613 0,066 COMB2 Combination -16,79 -299,24 -109,833 0,066 COMB2 Combination -16,79 -141,74 -109,833 0,47038 COMB2 Combination -16,79 -137,6 -53,355
3 0,87475 COMB2 Combination -16,79 -133,45 1,44653 1,27913 COMB2 Combination -16,79 -129,3 54,57023 1,6835 COMB2 Combination -16,79 -125,15 106,016
TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase CaseType P V2 M33 1,6835 COMB2 Combination -16,79 -56,549 106,0163 1,816 COMB2 Combination -16,79 -55,189 113,4193 1,816 COMB2 Combination -16,79 102,311 113,4193 2,20375 COMB2 Combination -16,79 106,289 72,97663 2,5915 COMB2 Combination -16,79 110,267 30,99183 2,97925 COMB2 Combination -16,79 114,245 -12,5363 3,367 COMB2 Combination -16,79 118,224 -57,606
PELAT DINDING
4 0 COMB1 Combination 19,375 3,718 3,68194 1,775 COMB1 Combination 19,375 3,718 -2,9184 3,55 COMB1 Combination 19,375 3,718 -9,5184 0 COMB2 Combination 10,736 2,043 2,00824 1,775 COMB2 Combination 10,736 2,043 -1,61894 3,55 COMB2 Combination 10,736 2,043 -5,24615 0 COMB1 Combination -491,53 33,153 78,82155 1,775 COMB1 Combination -491,53 33,153 19,97445 3,55 COMB1 Combination -491,53 33,153 -38,8735 0 COMB2 Combination -274,85 18,496 43,96275 1,775 COMB2 Combination -274,85 18,496 11,13295 3,55 COMB2 Combination -274,85 18,496 -21,6976 0 COMB1 Combination -832,38 0,559 0,48556 1,775 COMB1 Combination -832,38 0,559 -0,5066 3,55 COMB1 Combination -832,38 0,559 -1,49756 0 COMB2 Combination -464,9 0,338 0,32226 1,775 COMB2 Combination -464,9 0,338 -0,2776 3,55 COMB2 Combination -464,9 0,338 -0,87627 0 COMB1 Combination -210,99 -42,585 103,1197 1,775 COMB1 Combination -210,99 -42,585 -27,5317 3,55 COMB1 Combination -210,99 -42,585 48,05677 0 COMB2 Combination -118,22 -23,785 -57,606
7 1,775 COMB2 Combination -118,22 -23,785 -15,3887 3,55 COMB2 Combination -118,22 -23,785 26,8306
2. Reaksi Tumpuan
Tabel hasil reaksi dititik tumpuan hasil analisis dengan SAP 2000
dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Reaksi dititik tumpuan hasil analisis SAP 2000
Joint OutputCase CaseType PuText Text Text KNA COMB1 Combination -19,375A COMB2 Combination -10,736B COMB1 Combination 491,53B COMB2 Combination 274,847C COMB1 Combination 832,384C COMB2 Combination 464,904D COMB1 Combination 210,987D COMB2 Combination 118,224
PLAT LANTAI
Momen ultimit rencana untuk plat atas Mu = 231,928 kN
Gaya geser ultimit Vu = 537,537 kNm
PLAT DINDING
Gaya aksial ultimit Pu = 832,384 kNm
Moment ultimit Mu = 103,1186 kN
Gaya geser ultimit Vu = 42,586 kN
3.3.3 Perhitungan Penulangan
A. Perhitugan Tulangan Lentur Plat Lantai
Momen ultimit rencana slab Mu = 231,928 kNm
Mutu beton K-350 f’c = 29,05 MPa
Mutu baja U-39 fy = 390 MPa
Tebal slab beton h = 300 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d’ = 50 mm
Modulus elastisitas baja Es = 2x105 MPa
Blok stress β1 = 0,85
Rmax
Rmax
Rmax = 7,67
10,5 m
h = 300 mm
Faktor reduksi kekuatan lentur ϕ = 0,80
Tebal efektif slab beton d = h – d’ = 250 mm
Ditinjau slab beton selebar 1m b = 1000 mm
Momen nominal rencana Mn = = 289,90 kNm
Faktor tahanan momen Rn = 4,639
Rn ≤ Rmak = Ok
Rasio tulangan diperlukan:
ρ =
ρ = = 0,0132
Rasio tulangan minimum ρmin = 0,0013
Rasio tulangan yang digunakan ρ = 0,0132
Luas tulangan yang diperlukan As = ρ x b x d= 3300 mm2
Diameter tulangan yang digunakan ( D25 )
Jarak tulangan yang diperlukan s = = 156 mm
Digunakan tulangan D25 – 150
Luas tulangan terpasang As = = 3320 mm2
Tulangan bagi As’ = 30% As = 996 mm2
Diameter yang digunakan ( D13 )
Jarak tulangan yang dgunakan S = = 133,197
Digunakan tulangan D13 – 100
Luas tulangan yang terpasang As = = 1326,65 mm2
B. Perhitungan Tulangan Geser Plat Lantai
Gaya gesr ultimit rencana Vu = 537,537 kN
Mutu beton K-350 f’c = 29,05 MPa
Mutu baja U-39 fy = 390 MPa
Tebal slab beton h = 300 mm
Tebal efektif slab beton d = h – d’= 250 mm
Vc = = = 225 kN
Faktor reduksi kekuatan geser ϕ = 0,75
ϕVc = 168,75 kN
ϕVc < Vu = Perlu tulangan geser
Gaya geser yang dipikul tulangan geser Vs = = 268,768 kN
Untuk tulangan geser digunakan tulangan ( D13 )
Jarak tulangan arah y (Sy) = 200 mm
Luas tulangan geser Asv = = 663,325 mm2
Jarak tulangan geser yang diperlukan
Sx = = = 240,632 mm
Digunakan tulangan geser D13
Jarak arah x = D13-200
Jarak arah y = D13-200
C. Perhitungan Tulangan Aksial Lentur Plat Dinding
Gaya aksial ultimit rencana Pu = 832.384 kN
Momen rencana ultimit Mu = 103.1186 kNm
Mutu beton K-300 f’c = 29,05 MPa
Ditinjau dinding beton selebar 1m b = 1000 mm
Tebal dinding h3 = 400 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = 50 mm
= 300 mm
Ag = h3.b = 400000 mm2
Nilai dan di plot ke dalam diagram interaksi P-M diperoleh,
Rasio tulangan diperlukan = 1.200
Luas tulangan yang diperlukan As = .b.h3 = 4800 mm2
Demikian tulangan yang digunakan ( D25 )
Tulangan tekan sama dengan tulangan tarik
3,55 m
0,4 m
Astekan = Astarik = As = 2400 mm2
S = 0.25. D25. = 204,53 mm
Jarak tulangan yang diperlukan
Digunakan Jumlah lapisan Diameter tulangan Jarak
1 1 D25 200
1 1 D25 200
0.0265 0.08091
D. Perhitungan Tulangan Geser Dinding
Kuat tekan beton f’c = 29,05 MPa
Tebal efektif slab beton fy = 390 MPa
Gaya geser ultimit rencana Vu = 53,75 kN
Gaya aksial ultimit rencana Pu = 832,40 kN
Momen ultimit rencana Mu = 103,1 kNm
Faktor reduksi kekuatan geser ɸ = 0.75
Ditinjau dinding beton selebar 1m b = 1000 mm
Tebal dinding h3 = 400 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = 50 mm
Tebal efektif dinding d= h3-ds = 350 mm
Luas tulanagn longitudinal abutment As = 4800 m2
Kuat geser beton maksimum
Vc,mak = 0.2.f’c.b.d.103 = 2034 kN
ɸ.Vc,mak = 1525,13 kN
ɸ.Vc,mak > Vu = Ok
Rasio tulangan yang diperlukan
Rasio tulangan minimum
Rasio tulangan yang digunakan 2
Luas tulanangan yang diperlukan As = = 3.3 × 103 m 2
Diameter yang digunakan D25 As = 3300 mm2
Jarak antar tulangan S = = 156 m
D25 - 150
Luas tulangan terpasang As = = 3 m 2
Tulangan bagi diambil 30 % tulangan pokok
As = 30%.As = 990 mm2
Diameter tulangan yang digunakan D13 = 13mm
S = = 133,197 mm
D13 – 100
Luas tulangan terpotong Ast = = 1326,65 mm