pr ujian ipd ke 3

3
Fadli robby amsriza/20040310084 Tabel 1. Skor Daldiyono rasa haus/muntah 1 Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1 Tekanan darah sistolik < 60 mmHg 2 Frekwensi Nadi> 120 x/menit 1 kesadaran apatis 1 Kesadaran somnolen, sopor atau koma 2 Frekwensi nafas > 30 x/menit 1 Facies cholerica 2 Voxcholerica 2 Turgor kulit menurun 1 Washer’s woman’s hand 1 Ekstremitas dingin 1 Sianosis 2 Umur 50-60 tahun -1 Umur> 60 tahun -2 Kebutuhan cairan = Skor X 10% X KgBB X 1 liter 15 Menghitung tetesan infuse MACRO = 1 cc = 20 tts/mnt 々 Tetes Infus Macro tts/mnt = jmlh cairan X 20 / lama infus X 60 々 Lama Infus Macro lama infus = (jmlh cairan X 20) / (tts/mnt X 60) MICRO = 1 cc = 60 tts/mnt 々 Tetes Infus Micro tts/mnt = (jmlh cairan X 60) / (lama Infus X 60)

Upload: drfadli-robby-amsriza

Post on 23-Jun-2015

703 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

back up data

TRANSCRIPT

Page 1: pr ujian IPD ke 3

Fadli robby amsriza/20040310084

Tabel 1. Skor Daldiyono rasa haus/muntah 1Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1Tekanan darah sistolik < 60 mmHg 2Frekwensi Nadi> 120 x/menit 1kesadaran apatis 1Kesadaran somnolen, sopor atau koma 2Frekwensi nafas > 30 x/menit 1Facies cholerica 2Voxcholerica 2Turgor kulit menurun 1Washer’s woman’s hand 1Ekstremitas dingin 1Sianosis 2Umur 50-60 tahun -1Umur> 60 tahun -2

Kebutuhan cairan = Skor X 10% X KgBB X 1 liter 15

Menghitung tetesan infuse

MACRO = 1 cc = 20 tts/mnt々 Tetes Infus Macrotts/mnt = jmlh cairan X 20 / lama infus X 60

々 Lama Infus Macrolama infus = (jmlh cairan X 20) / (tts/mnt X 60)

MICRO = 1 cc = 60 tts/mnt々 Tetes Infus Microtts/mnt = (jmlh cairan X 60) / (lama Infus X 60)

々 Lama Infus Microlama infus = (jmlh cairan X 60) / (tts/mnt X 60)

PATOFISIOLOGI DHFSetelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.

Page 2: pr ujian IPD ke 3

Fadli robby amsriza/20040310084

Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.

Reaksi penisilin pada leptospirosisPengobatan dengan Penicillin dilaporkan bisa menyebabkan komplikasi berupa reaksi Jarisch-Herxheimer. Komplikasi ini biasanya timbul dalam beberapa waktu sampai dengan 3 jam setelah pemberian penicillin intravena; berupa demam, malaise dan nyeri kepala; pada kasus berat dapat timbul gangguan pernafasan

Ronki basah basal (RBB)Ronki basah halus yang terdengar pada daerah basal paru disebut ronki basah basal dan menunjukkan adanya edema paru. Diperiksa dengan cara saat pasien tiduran lakukan auskultasi pada bagian basal paru, lalu lakukan pemeriksaan dengan posisi duduk dan lakukan auskultasi pada bagian basal paru, letak ronki basah basal sesuai gaya gravitasi.