ppta.stikom.eduppta.stikom.edu/upload/upload/file/08410200036makalah... · web viewadc (analog to...

16
Pemanfaatan Metode Manchester Pada Sistem Pengunci Pintu Otomatis Berbasis Nirkabel 1) Aloysius Alfa Adji Putra 1)Program Studi Sistem Komputer STIKOM Surabaya. Email: [email protected] Abstract The development of wireless-based communications are increasingly required in many applications. Automatic door locking applications requiring wireless technology in its application. Wireless modules in general are relatively large and have a high price. By using a wireless module RLP & TLP 434 can resolve these problems, yet these modules can only transmit digital data is a pulse wave and therefore requires an appropriate method of data transmission. Manchester is one method of data delivery methods appropriate to do so. In practice the algorithm takes the sending and receiving data on the writing of programs that are made. Manchester method is the main point in this study that required a more detailed analysis in its application again. The results given by using the method of Manchester is in accordance with the theory. RLP & TLP module to function properly so that the transmission of data managed in line with expectations. Manchester method has the advantage of the data length and data delivery rules can be changed according to need. Keyword: Manchester, Wireless, Microcontroller. Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan konduktor listrik atau “kawat”. Untuk dapat melakukan komunikasi secara wireless, sebuah mikrokontroler membutuhkan peralatan penerima dan juga pengirim. (http://visilubai.wordpress .com/2010/04/27/komunikasi- Wireless/ diakses Mei 2011). Jaringan wireless memiliki keunggulan dan keuntungan dibanding dengan jaringan kabel. Mobilitas jaringan wireless menyediakan pengaksesan kepada pengguna dimana saja, selama berada dalam batas aksesnya. Kecepatan instalasi proses 1

Upload: dangcong

Post on 18-May-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pemanfaatan Metode Manchester Pada Sistem Pengunci Pintu Otomatis Berbasis

Nirkabel

1)Aloysius Alfa Adji Putra1)Program Studi Sistem Komputer STIKOM Surabaya. Email: [email protected]

Abstract

The development of wireless-based communications are increasingly required in many applications. Automatic door locking applications requiring wireless technology in its application. Wireless modules in general are relatively large and have a high price. By using a wireless module RLP & TLP 434 can resolve these problems, yet these modules can only transmit digital data is a pulse wave and therefore requires an appropriate method of data transmission.

Manchester is one method of data delivery methods appropriate to do so. In practice the algorithm takes the sending and receiving data on the writing of programs that are made. Manchester method is the main point in this study that required a more detailed analysis in its application again.

The results given by using the method of Manchester is in accordance with the theory. RLP & TLP module to function properly so that the transmission of data managed in line with expectations. Manchester method has the advantage of the data length and data delivery rules can be changed according to need.

Keyword: Manchester, Wireless, Microcontroller.

Komunikasi nirkabel (wireless) adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan konduktor listrik atau “kawat”. Untuk dapat melakukan komunikasi secara wireless, sebuah mikrokontroler membutuhkan peralatan penerima dan juga pengirim. (http://visilubai.wordpress.com/2010/04/27/komunikasi-Wireless/ diakses Mei 2011).

Jaringan wireless memiliki keunggulan dan keuntungan dibanding dengan jaringan kabel. Mobilitas jaringan wireless menyediakan pengaksesan kepada pengguna dimana saja, selama berada dalam batas aksesnya. Kecepatan instalasi proses yang cepat dan mudah karena tidak membutuhkan kabel yang harus dipasang melalui atap atau tembok. Fleksibilitas tempat jaringan wireless

sangat fleksibel terhadap tempat berbeda dengan jaringan kabel yang dipasang tanpa kabel. Pengurangan anggaran biaya terjadi saat terdapat perpindahan tempat walaupun investasi awal pada wireless lebih besar daripada jaringan kabel. Biaya instalasi dapat diperkecil karena tidak membutuhkan kabel dan biaya pemeliharaan yang lebih murah. Kemampuan jangkauan konfigurasi jaringan dapat diuubah dari jaringan peer-to-peer untuk jumlah pengguna yang sedikit menjadi jaringan infrastruktur yang banyak hingga mencapai ribuan pengguna yang dapat menjelajah dengan jangkauan luas.

Penggunaan wireless diatas dapat diterapkan keberbagai macam aplikasi. Dengan tujuan untuk menerapkan budaya disiplin di STIKOM Surabaya maka penerapan wireless akan

1

digunakan dalam pembuatan aplikasi penguncian pintu kelas otomatis.

Penguncian pintu kelas otomatis ini bermanfaat dalam penerapan aturan Nol Menit demi terlaksananya budaya disiplin di STIKOM Surabaya. Aturan Nol Menit merupakan sebuah aturan dimana kelas harus dikunci saat jam kuliah berlangsung, sehingga dapat membudayakan kedisiplinan pada setiap mahasiswanya.

Metode Manchester merupakan metode yang umum digunakan pada komunikasi data. Penerapan implementasi standar menggunakan digital signaling (baseband) pada 10 Mbps. Pada pengirim, data diubah menjadi sinyal digital menggunakan skema Manchester. Pada penerima, sinyal yang diterima diinterpretasikan sebagai Manchester dan diterjemahkan menjadi data. Gambar 1 memperlihatkan skema pengkodean untuk Standard Ethernet.

Gambar 1 Encoding dalam implementasi standart Ethernet

[ Neno, 2010 ]Selain umum digunakan pada

pengiriman data pada peralatan jaringan, metode Manchester ini pun telah diterapkan pada aplikasi Remote Keyless Entry. Remote Keyless Entry merupakan aplikasi penguncian pintu mobil dengan komunikasi wireless. Pada suatu artikel metode ini telah diterapkan dengan menggunakan 8400bps kecepatan data digital dengan Manchester Coding yang dikirimkan pada frekuensi 433MHz menggunakan ASK.

[pdfserv.maxim-ic.com/en/ej/MER_6.pdf, diakses Agustus 2011]

RWS dan TWS 434 merupakan salah satu modul wireless yang berbentuk kecil dan harganya sangat murah jika dibandingkan dengan modul wireless yang lainnya. Komunikasi wireless yang digunakan merupakan komunikasi dengan gelombang radio pada frekuensi 433MHz. Modul RWS dan TWS 434 telah diterapkan pada sebuah hasil karya mengenai perancangan alat ukur suhu jarak jauh pada tugas akhir fakultas teknik di Sumatera Utara. Penerapan pada aplikasi tersebut menggunakan sebuah IC decoder dan encoder HT12E/D.

Modul wireless ini tidak dapat digunakan dengan memberikan logika high ( 1 ) atau dengan logika low ( 0 ) secara langsung, tetapi harus menggunakan sebuah pulsa. Oleh karena itu untuk dapat mengaplikasikan modul wireless ini diperlukan sebuah IC Encoder dan Decoder seperti HT12E/D atau dengan menggunakan suatu teknik pengiriman data. [Mario, 2009]

Salah satu teknik pengiriman data yang kerap digunakan dalam tansmisi data adalah dengan menggunakan metode Manchester. Dengan menggunakan metode ini maka pengiriman data diubah menjadi sebuah pulsa, karena data asli nol akan menjadi pulsa high low dan logika satu menjadi pulsa low high.

Teknik Manchester ini telah di terapkan yang salah satunya terdapat pada jurnal yang berjudul “One-Time Collision Arbitration Algorithm In Radio-Frequency Identification Based On The Manchester Code”. Tujuan penggunaan Manchester code pada jurnal ini adalah untuk mendeteksi adanya tabrakan bit data. Hasil dari eksperimen dan analisis performa menunjukan bahwa dengan algoritma Manchester terdapat 3 keunggulan.

2

Oleh karena itu pemanfaatan metode Manchester dibutuhkan pada alat pengunci pintu otomatis berbasis wireless sehingga pengiriman data menggunakan pulsa yang dihasilkan oleh pengkodean Manchester. [Liu Chen-Chung, Yin-Tsung Chan. 2011. One-Time Collision Arbitration Algorithm In Radio-Frequency Identification Based On The Manchester Code. Journal Paper Vol 2 : 2]

Modul RWS dan TWS 434RWS & TWS 434 merupakan

salah satu modul RF ( Radio Frequency ) yang banyak beredar dipasaran modul ini merupakan modul Wireless komunikasi dengan menggunakan gelombang radio. Disamping kemampuannya untuk dapat berkomunikasi secara tanpa kabel dengan handal, modul ini juga tergolong modul yang relatif murah.

Gambar 2 RWS & TWS 434Modul RF buatan LAIPAC ini

sering sekali digunakan sebagai alat untuk komunikasi data secara Wireless. Biasanya kedua modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler atau peralatan digital yang lainnya. Input data adalah Serial dengan level TTL (Transistor – Transistor Logic). Jarak pancar maksimum dari modul RF ini adalah 100 meter tanpa halangan dan 30 meter di dalam gedung. Ukuran ini dapat dipengaruhi oleh faktor antena,

kebisingan, dan tegangan kerja dari pemancar. Panjang antena yang digunakan adalah 17 cm, dan terbuat dari kawat besi.[http://www.innovativeelectronics.com/innovative_electronics/download_files/artikel/AN60.pdf, diakses mei 2011]

Mikrokontroler AVRMikrokontroler AVR merupakan

mikrokontroler yang dibuat oleh perusahaan Atmel. Jenis mikrokontroler ini sangat banyak digunakan oleh para pengembang peralatan-peralatan elektronika. Fitur yang tersedia padaATMega 8535 adalah :1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi

dalam PortA, PortB, PortC dan PortD.

3. Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 input.

4. Timer/Counter sebanyak 3 buah.5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32

Register .6. Watchdog Timer dengan osilator

internal.7. SRAM sebesar 512 byte.8. Memori Flash sebesar 8 Kbyte

dengan kemampuan read while write.

9. Interrupt internal maupun eksternal.10. Port komunikasi SPI.11. EEPROM sebesar 512 byte yang

dapat diprogram saat operasi.12. Analog Comparator.13. Komunikasi Serial standar USART

dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

Pada mikrokontroler jenis ini terdapat 40 pin yang memiliki fungsi berbeda-beda. Gambar 3 merupakan gambar mikrokontroler AVR tipe 8535:

3

Gambar 3 Pin Mikrokontroler 8535[Soebhakti,2007]

Berbagai seri mikrokontroler AVR telah diproduksi oleh Atmel dan digunakan di dunia sebagai mikrokontroler yang bersifat low cost dan high performance. Di Indonesia, mikrokontroler AVR banyak dipakai karena fiturnya yang cukup lengkap, mudah untuk didapatkan, dan harganya yang relatif terjangkau. Berikut ini merupakan perbandingan beberapa seri mikrokontroler AVR buatan Atmel terlihat pada tabel 1.

Tabel 1 Perbandingan Seri Mikrokontroler AVR

Keterangan: Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler.RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running.

EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running.Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program.Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa.UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous.PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa.ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu.SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous.ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal.[http://www.mikron123.com/index.php/Tutorial-AVR/Overview-Mikrokontroler-AVR.html, diakses September 2011]

Metode Manchester Manchester encoding ( juga

dikenal sebagai Biphase Code) adalah teknik encoding dengan menggunakan synchronous clock untuk encode data dari aliran bit synchronous. Teknik ini, sebenarnya merupakan data biner yang di pancarkan melalui kabel. Keuntungan utama dari penggunaan Manchester encoding adalah :

4

1. Memudahkan dalam penterjemahan jika terdapat aliran bit 0 atau 1 secara berturut-turut.

2. Mudah dalam mendeteksi error pada implementasinya.

Pada umumnya, pengiriman data serial ke penerima harus diatur saat terdapat nilai nol yang panjang (kelebihan waktu yang terbatas, dapat menyebabkan noise). Oleh karena itu demodulator pada penerima umumnya selalu membedakan penerimaan data 1 dan 0. Manchester encoding dapat menyediakan hal tersebut.

Setiap transmisi data memiliki sebuah aturan yang harus dilakukan. Aturan pada Manchester coding adalah sebagai berikut :1. Jika data sebenarnya adalah logika 0, maka kode Manchester adalah 0 ke 1.2. Jika data sebenarnya adalah logika 1, maka kode Manchester adalah 1 ke 0. Aturan pada Manchester coding (Sesuai dengan IEEE) :1. Jika data sebenarnya adalah logika 0, maka kode Manchester adalah 1 ke 0.2. Jika data sebenarnya adalah logika 1, maka kode Manchester adalah 0 ke 1.

Gambar 4 Manchester CodeJadi setiap pengiriman satu bit

data yang sebenarnya, diperlukan dua buah bit Manchester yang harus dikirimkan. Kerugian yang diterima dengan penggunaan Manchester encoding adalah kebutuhan bandwidth yang lebih.[mills,2009]

Pada Journal yang berjudul Enhanced performance of RSOA-based WDM PON by using Manchester coding memberi kesimpulan bahwa sinyal Manchester-encoded memiliki jumlah komponen pada frekuensi rendah yang diabaikan karena transisi yang terjadi di tengah-tengah setiap periode bit. Serta dari hasil eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa jarak transmisi maksimum dapat ditingkatkan 30-65 km dengan modulasi sinyal downstream dalam format Manchester bukannya format NRZ yang konvensional. (Kim, S.Y, S.B. Jun, dkk. 2007. Enhanced performance of RSOA-based WDM PON by using Manchester coding. Vol 6 : 629 - 630)

Sampling Based Manchester DecodeDiharuskan untuk melakukan

sampling serta menyimpan nilai dari input data kedalam media penyimpanan, banyak nilai (S) yang diperlukan harus lebih cepat dari pesan data rate. Ini membutuhkan memory yang lebih serta membuat prosesor bekerja lebih, oleh karena itu untuk mencegah kerusakan data maka dibutuhkan interupsi. Interupsi tersebut dapat diatur dengan timer atau dengan menggunakan interupsi pin pada umumnya.1. Set up timer ke interupsi setiap 2T / S2. SR routine selalu memeriksa san

menyimpan perubahan pin mikrokontroller (1 or 0)

3. Ulangi langkah 2 diatas hingga menapatkan jumlah dari bit S.

4. Proses berlangsung dengan mengambil sampel dan menghitung jumlah berapa banyak nilai satu dan nol.

5. Ketika nilai logika berikutnya berubah.a. Cek seandainya count >= (S/2); kemudian teruskan ke langkah 6b. Selain itu reset count dan mengulang ke langkah 4.

5

6. Set bit saat ini = nilai logika yang ditunjuk pada penympanan. 7. Reset count dan hitung hingga logika berikutnya berubah

a. Bandingkan count dengan (S/2)b. Seandainya count < (S/2)

i. Reset dan hitung hingga logika berikutnya berubah.ii. Pastikan juga count < (S/2)iii. Bit berikutnya = bit saat iniiv. Simpan bit berikutnya dalam penyimpanan.

c. Salain itu jika count >= (S/2)i. Bit berikutnya = Kebalikan bit saat iniii. Simpan bit berikutnya dalam penyimpanan.

d. Selain itui. Kembalikan error

8. Ulangi langkah 7 hingga seluruh data terbaca.9. Keluar untuk proses data lebih lanjut.

Gambar 5 berikut ini merupakan gambaran tentang decode Manchester dengan cara sampel.

Gambar 5 Sampling Base Manchester Decoding

[www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc9164.pdf, diakses Febuari 2011]

Flow Chart MikrokontrolManchester coding merupakan

algoritma pengiriman data yang di tanamkan kedalam mikrokontroler. Algoritma transmisi data ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu

Manchester encoding (transmitter) dan Manchester decoding (receiver).

Penjelasan mengenai flowchart diatas akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian agar mempermudah dalam penjelasan. Sub bab berikutnya akan membahas mengenai kedua flowchart besar diatas.

Flow Chart TransmitterFlow chart pada sisi transmitter

terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu main program terlihat pada gambar 6 dan sub program interrupt serial terlihat pada gambar 7.

Gambar 6 Flowchart Blok Utama Encoding

Flow chart blok utama memiliki 3 blok yaitu delay, Manchester encoding, dan pengubah data. Delay digunakan untuk mengatur kecepatan pengiriman data yang dilakukan.

6

Gambar 7 Flowchart Blok Intterupt Serial Routine Encoding

Flow Chart ReceiverFlow chart pada sisi receiver

terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu main program terlihat pada gambar 8 dan sub program interrupt timer terlihat pada gambar 9.

Gambar 8 Flowchart Blok Main Program Decoding

Secara umum fungsi dari main program ini sebagai pengkontrol alat penguncian pintu agar terbuka dan tertutup secara otomatis. Dibutuhkan penekanan tombol (PIND.2) dan status penguncian (flag tombol) telah menyatakan terbuka maka alat pengunci akan menyala.

7

Gambar 9 Flowchart Blok Intterupt Timer Sub Routine Decoding

Bagian kedua dari flowchart receiver terdapat pada interrupt timer terlihat pada gambar 9. Blok ini merupakan blok utama dari sistem yang digunakan sebagai penterjemah data Manchester. Secara garis besar blok ini terbagi lagi menjadi 4 blok yaitu blok manchster decoding, blok pengolah hasil, blok pemeriksa sinkronisasi, dan blok penghasil delay manual.

HASIL DAN PEMBAHASANPengujian Secara Keseluruhan

Pengujian secara keseluruhan dilakukan untuk menguji sistem dari awal hingga akhir. Pengujian dilakukan dengan melihat jarak terjauh yang dapat dibaca oleh wireless dan melakukan pengujian apakah wireless dapat diterapkan secara nyata.Tujuan

Pengujian komunikasi metode manchester ini bertujuan untuk mengetahui apakah software Visual Basic, mekanik, hardware, dan

komunikasi metode manchester telah terintegrasi dengan baik sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan harapan. Serta melakukan pengujian jangkauan wireless dan uji kelayakan jika diterapkan pada kenyataan.Alat yang digunakan1. PC beserta software Visual Basic

6.0.2. Rangkaian penerima dan pemancar.3. Osiloskop.4. Power supply.5. Rangkaian modul I/O.6. Pintu miniatur beserta electric door

lock.Prosedur Pengujian 1. Rangkai power supply, rangkaian

modul wireless, dan electric door lock dengan benar.

2. Nyalakan power supply pada receiver dan transmitter.

3. Pastikan bahwa seluruh komponen hardware tidak mengalami kerusakan.

4. Nyalakan PC dan buka program penjadwalan Visual Basic.

5. Hubungkan kabel serial ke PC.6. Pastikan antena telah terpasang

dengan baik.7. Amati lampu indikator pada

rangkaian receiver dan transmitter, terutama pada lampu 4 (indikator status pintu).

8. Perhatikan jadwal yang tertera pada program Visual Basic.

9. Lakukan double klik pada label tanggal untuk melihat pengiriman data serial.

10. Amati apakah pengiriman telah sesuai dengan indikator.

11. Saat indikator menandakan status pintu on, maka coba tekan tombol pada pintu. Jika electric door lock terbuka maka telah berhasil.

12. Lakukan pengujian pada status pintu off sesuai langkah sebelumnya.

8

13. Buka pintu saat electric door lock terbuka.

14. Lakukan pengecekan pada seluruh komponen.

Hasil Pengujian Secara KeseluruhanPengujian dilakukan sesuai

dengan langkah-langkah pada prosedur pengujian. Gambar 10 merupakan gambar kondisi awal pada sisi penerima, dimana lampu 4 pada kedua penerima masih menyala (kondisi awal).

Gambar 10 Uji AwalSetelah seluruh komponen telah

berfungsi dengan baik, maka melakukan pengujian pengiriman data yang secara otomatis dikirimkan oleh program Visual Basic setiap 50 detik. Gambar 11 memperlihatkan bahwa program telah member perintah untuk membuka salah satu pintu.

Gambar 11 Uji Menerima DataLampu indikator memberikan

tanda bahwa electric door dapat dibuka dengan tanda bahwa lampu 4 telah padam. Lihat pada gambar 12, posisi lampu padam dan electric door dalam keadaan menutup (untuk mempermudah pengamatan maka electric door dilepas dari pintu miniatur).

Gambar 12 Uji Electric Door AwalBerikutnya adalah percobaan saat

pengguna melakukan penekanan tombol disaat posisi pintu diizinkan terbuka seperti gambar 13. Terlihat bahwa electric door dalam kondisi aktif yang nantinya akan membuka pintu miniatur.

Gambar 13 Uji Electric Door Berfungsi

Hasil Pengujian Jarak PancaranMengetahui jarak pancaran pada

wireless sangatlah penting sehingga dapat diketahui berapakah jarak maksimal yang dapat didukung oleh modul wireless pada rangkaian yang telah dibuat. Pengujian jarak dilakukan dengan menggunakan rangkaian penerima dan pemancar serta indikator penerimaan data.

Untuk mempermudah pemahaman mengenai posisi pemancar dan penerima maka diasumsikan bahwa pemancar berada pada posisi koordinat ( 0 , 0 ). Contoh gambaran terlihat pada gambar 14.

9

Gambar 14 Gambaran Jarak PengujianPada gambar 14 terlihat bahwa

titik berwarna jingga adalah pemancar (transmitter), titik berwarna hijau adalah penerima (receiver) dan garis ungu adalah jarak diagonal antara kedua rangkaian. Tabel 2 dan 3 berikut ini memperlihatkan hasil pengujian tersebut.

Tabel 2 Pengujian Transmiter Dengan Antena Kabel

Pengujian Ke-Jarak (Meter )

Hasilx y Diagonal

1 -6 -10 11.6619038 Berhasil

2 -4.4 -10 10.9252002 Berhasil

3 -4.4 -12 12.7812362 Berhasil

4 -5.2 -12 13.0782262 Berhasil

5 -4.4 -16.4 16.9799882 Gagal

Tabel 3 Pengujian Transmiter Dengan Antena Wireless

Pengujian Ke-Jarak (Meter )

Hasilx y Diagonal

1 -2 -18 18.1107703 Gagal2 -2.4 -16.8 16.9705627 Berhasil3 -2.4 -15.6 15.7835357 Berhasil4 -5.6 -4 6.88186021 Berhasil5 -0.4 -7.2 7.21110255 Berhasil6 -5.6 1.2 5.72712843 Berhasil7 4.4 -4.8 6.51152824 Berhasil

Pada tabel 2 dan 3 terdapat angka dengan warna jingga yang bertujuan untuk menandakan bahwa pada pengujian tersebut adalah pengujian dengan hasil maksimal. Baris dengan warna latar belakang jingga menandakan bahwa pengujian

dilakukan pada posisi secara nyata yaitu pada kampus STIKOM sesuai dengan gambar 15 dibawah ini.

Gambar 15 Denah Pengujian Real

SimpulanMetode Manchester merupakan

metode yang cocok dengan modul wireless RLP & TLP 433 dengan demikian aplikasi penguncian pintu otomatis dapat dibuat dengan baik. Penggunaan metode Manchester ini mentitikberatkan pada pemrograman algoritma encoding dan juga decoding. Algoritma manchester encoding jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan algoritma untuk melakukan decoding.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai power supply, keterhubungan antar jalur pada kaki komponen, pengaturan program CVAVR, dan antena yang memadai. Secara keseluruhan sistem dapat berjalan dengan baik, dari program Visual Basic hingga melakukan penguncian pada pintu miniatur. Pada implementasi secara nyata jika diterapkan pada gedung kelas di STIKOM Surabaya maka modul ini dapat digunakan sesuai dengan harapan.

SaranBerikut ini terdapat beberapa

saran yang penulis berikan untuk peneliti berikutnya apablia ingin

10

mengembangkan sistem yang telah dibuat ini agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut :1. Tampilan pada program Visual Basic

yang masih sederhana, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut.

2. Program Visual Basic versi 6.0 dapat diganti menjadi versi yang terbaru.

3. Pintu miniatur sebaiknya diterapkan pada pintu secara nyata.

4. Algoritma metode Manchester terutama pada bagian decoding dapat lebih disempurnakan lagi sehingga lebih effisien dan hemat memori.

5. Peneliti berikutnya dapat membandingkan antara pengiriman dengan metode Manchester dengan medote lain seperti UART ataupun menggunakan IC decoder HT12E/D.

6. Komunikasi wireless ini dapat digunakan pada aplikasi yang lain sehingga lebih berguna dan bermanfaat untuk kasus yang berbeda.

7. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna memaksimalkan jarak jangkauan wireless agar lebih mendekati hasil pada datasheet.

DAFTAR PUSTAKA

Liu Chen-Chung, Yin-Tsung Chan. 2011. One-Time Collision Arbitration Algorithm In Radio-Frequency Identification Based On The Manchester Code. Journal Paper Vol 2 : 2.

Kim, S.Y, S.B. Jun, dkk. 2007. Enhanced performance of RSOA-based WDM PON by using Manchester coding. Journal Of Optical Networking Vol 6 : 629 – 630.

Atmel. 2009. Manchester Coding Basics. (Online). (www.atmel.com/dyn/resources/prod_d

ocuments/doc9164.pdf, diakses Febuari 2011)

Soebhakti, Hendrawan.2007.Basic AVR Microcontroller Tutorial. Batam Centre: Batam.

Yunianto, Redi. 2011 .Wireless RF Communication. (Online). (http://www.innovativeelectronics.com/innovative_electronics/download_files/artikel/AN60.pdf diakses Mei 2011).

Prasimax, Tim. 2011. Apa itu Mikrokontroler?. (Online). (http://www.mikron123.com/index.php/Tutorial-AVR/Apa-itu-Mikrokontroler.html, diakses September 2011).

Mills, Adrian.2009.” Manchester encoding using RS-232”. Summit Electronics Ltd.Mario, Hendra.2009.Perancangan Alat Ukur Suhu Jarak Jauh Dengan Memanfaatkan Frekuensi Radio 434Mhz Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8535 Dengan Display LCD. Fakultas Teknik: Medan.

Maxim. 2011. Microcontroller Engineering Review Volume 6. (Online). (pdfserv.maxim-ic.com/en/ej/MER_6.pdf, diakses Agustus 2011).

Neno, Mikael, dkk. 2010. Ethernet. (Online). (te.ugm.ac.id/~risanuri/v01/wp-content/uploads/2011/02/ethernet.pdf, diakses Agustus 2011).

Ibrahim, Amrullah. 2010. Komunikasi Wireless. (Online). (http://visilubai.wordpress.com/2010/04/27/komunikasi-Wireless/ diakses Mei 2011).

11