ppt teori screening pengayakan
DESCRIPTION
qqTRANSCRIPT
KELOMPOK TEORI SCREENING
Oleh:
Chatarina Sanchia CP 21030111130049
Usya Rahmatika 21030112120015
Richard Hartono 21030114120024
Aditya Dwi Wahyu N 21030114130130
Normalia Ulfah K 21030114120031
Evan Eduard Susanto 21030114120039
Fatma Tsaniya Chamdani 21030114120055
Medika K. Sihombing 21030114130151
Rangga Pratama Putra 21030114120007
Abdul Aziz 21030114140169
Screening
OVERSIZE
UNDERSIZE
Proses Screening ada 2:Dry screening Wet
screening
Tujuan Proses Screening
Mengendalikan ukuran partikel yang akan masuk/ harus keluar
Menghasilkan produk dengan ukuran tertentu untuk proses lanjutan
Mengendalikan produk dengan ukuran tertentu
Mendapatkan efisiensi tinggi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan
1. Jenis ayakan
2. Cara pengayakan
3. Kecepatan pengayakan
4. Ukuran ayakan
5. Waktu pengayakan
6. Sifat bahan yang akan diayak
Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengayakan
• Bentuk lubang ayakan
• Celah dan interval ayakan
• Ukuran partikel
• Kapasitas ayakan dan keefektifan
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:
1. kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.
2. Kisaran ukuran ( size range),
3. Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),
4. Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.
5. Ayakan kering atau basah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan
• Ukuran bahan ayakan
• Ukuran relatif partikel
• Pantulan dari material
• Kandungan air
screening
Oversize / buntut (tails)
Undersize / halusan (fines)
Macam macam screening
Berdasarkana bentuk
permukannya
Parallel Rod Screen
Punched Plate
Woven Wire Screen
Berdasarkana gerak pengayak
Stasioner screen
Dinamik Screen
(Dimas, 2013)
Alat alat ayakan
Grizzly, merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu.
Google.com
Vibrating screen merupakan ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring digerakkan pada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan ini memiliki kapasitas yang tinggi dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk range yang luas dari ukuran partikel.
(undip.ac.id)
Alat alat ayakanOscillating screen merupakan ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating screen (100-400 Hz dengan waktu yang lebih lama.
Shifting screen yaitu ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan memutar dalam bidang permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran, atau getaran memutar. Digunakan untuk pengayakan material basah atau kering.
(undip.ac.id)
Alat alat ayakanRevolving screen merupakan ayakan dinamis
dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan rendah (10-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material-material yang relatif kasar, tetapi memiliki pemindahan yang besar dengan vibrting screen
Shaker Screen adalah alat pemisahan mekanis dengan pola pengayakan dan penyaringan yang ukuran bahan disesuaikan dengan saringan (screen) yang digunakan dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai media penggeraknya. Pada dasarnya prinsip kerja dari alat shaker screen adalah proses pengayakan dengan cara menggoyangkan atau mengayunkan.
(undip.ac.id)
Penentuan ukuran partikel screening Ukuran sebuah partikel dapat disebutkan dengan beberapa istilah. Contoh :a. partikel berbentuk bola, dimensi ukuran yang penting antara lain: D, Volum, luas permukaan.b. Partikel berbentuk kubus, dimensinya panjang, volum, luas permukaan. (Sperisa Distantina,2012)
Standar screen mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 μm. Istilah mesh digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Parrot, 1970). Tabel 1. mengambarkan Nomor Standar Ayakan dan masing-masing lubang ayakan dinyatakan dalam millimeter dan micrometer.
(Sperisa Distantina,2012)
Tabel. 1 Lubang dari Ayakan Standar (sumber: USP XXI-NF XVI)
Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran yang sesuai.
• Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.
• Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
(Sperisa Distantina,2012)
Beberapa karakter padatan yang dapat dianalisis dari data hasil ayakan:
• Average diamater
Diameter yang jika dikalikan dengan jumlah partikel akan memberikan jumlah total diameter dalam campuran itu.
D avg x (jumlah partikel) = D total campuran.
• Average surface
Surface average x (jumlah partikel) = surface total
• Average volume
Volume avg x (jumlah partikel) = surface total
• Average mass
Mass avg x (jumlah partikel) = massa total
(Sperisa Distantina,2012)
Kapasitas Screening
Besaran yang biasa digunakan untuk menyatakan keberhasilan atau unjuk kerja ayakan adalah kapasitas dan efisiensi. Kapasitas menyatakan jumlah material yang diayak persatuan waktu per satuan luas. Sedangkan Efisiensi menyatakan jumlah undersize dalam umpan yang dapat menjadi produk. Efisiensi menunjukkan perbandingan produk undersize terghadap undersize dalam umpan.
Kapasitas dan efisiensi cenderung saling berlawanan. Artinya setiap kenaikan kapasitas akan cenderung menyebabkan penurunan efisiensi, atau sebaliknya, setiap kenaikan efisiensi cenderung menurunkan kapasitas.
Kapasitas Screening
Kapasitas screen secara umum tergantung pada: [Kelly,1982]1. Luas penampang screen2. Ukuran bahan3.Sifat dari umpan seperti; berat jenis, kandungan air, temperature4.Tipe mechanical screen yang digunakan.
PE JAW SCREENER
Model
Feed
Opening
(mm)
Max Feeding
(mm)
Discharge
Opening
(mm)
Capacity
(t/h)REV (r/min) Power (kw) Motor Model Machine Size (mm)
PE200×350 200×350 170 20-50 2-6 220 6-7.5 Y160M-6/7.5
PE250×400 250×400 210 20-60 5-20 310 6-15 Y180L-6/15 1450×1315×1296
PE250×750 250×750 210 20-60 8-22 320 6-30 Y225M-6/30
PE500×750 500×750 425 50-100 45-100 275 6-55 Y280M-6/55 1890×1916×1870
PE600×900 600×900 500 65-160 70-120 250 6-75 Y315S-6/75 2520×1840×2303
PE750×1060 750×1060 630 80-140 130-260 250 8-90 Y315L1-8/90 2620×2302×3110
PE900×1200 900×1200 750 95-165 220-380 200 8-130 JR127-8/130 3789×2826×3025
PE1000×1200 1000×1200 850 195-265 230-380 200 8-130 JR127-8/130 3889×2826×3025
PE1200×1500 1200×1500 1020 150-300 400-800 220 8-200YR355M4-
8/2004930×3150×3700
Screen Analysis1. Metode Pembuatan Screen Analysis
a. Hasil screen, misalnya dengan rasio dari ukuran 3 mesh hingga 200 mesh, dibersihkan dengan kuas dan partikel yang dapat mengganggu disingkirkan
b. Hasil screen ini dimasukkan dalam sebuah wadah, dimana hasil berukuran 3 mesh berada di atas dan hasil 200 mesh berada di bawah, lalu ditutup.
c. Material pemberat tertentu diletakkan di penutup, lalu penutup diganti
d. Ulangi langkah c selama beberapa kali
e. Keluarkan partikel berukuran 200 mesh dari wadah, lalu wadah diganti.
f. Proses diatas diulang beberapa kali hingga sebagian besar hasil sudah berukuran kurang lebih 200 mesh.
g. Umumnya proses ini dilakukan selama 15-20 menit
(Brown, 1978)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi keakuratan hasil:
• Hasil screen yang overload
• Gaya elektrostatis yang menyebabkan partikel-partikel mengalami adhesi
• Adanya uap air dapat memungkinkan terjadinya adhesi/kohesi pada partikel
(Brown, 1978)
Metode screen analysis dengan cara Wet-and-Dry Screening:
a. Sampel ditaruh di sebuah wadah, diberi air hingga berwujud seperti bubur.
b. Dekantasi sampel ini hingga mencapai ukuran tertentu (misal 200 mesh)
c. Penambahan air, pengadukan, dan dekantasi dilakukan terus hingga tidak ada partikel halus di suspensi
d. Air dari botol cuci diberikan ke screen sampai tidak ada lagi yang menetes
e. Air didekantasi dari fraksi hasil yang kecil, lalu material dikeringkan
f. Hasil yang besar juga dikeringkan, satukan dengan seluruh hasil screen
Metode ini memberikan hasil yang lebih akurat karena kemungkinan partikel kecil menempel ke partikel yang lebih besar dapat diminimalisir
(Brown, 1978)
• 2. Metode Pelaporan Hasil Screen Analysis
• Pada umumnya hasil screen analysis disampaikan dalam bentuk tabel, seperti:
•
•
Namun selain metode tabel, bisa juga dengan menggunakan grafik. biasanya pembuatan grafik dengan membuat plot antara:
a. Diameter rata-rata partikel dengan fraksi massa
b. Celah screen dengan fraksi massa kumulatif yang melewati screen
(Brown, 1978)
Tyler Screen Mesh
Diameter rata2 partikel
Fraksi massa (atau berat)
Fraksi massa pada tiap screencm in
- 8 + 10 0,2007 0,0791 0,03 1
- 10 + 14 0,1410 0,0566 0,14 0,97
…………. …….. ……… ………….. ………….
- 100 + 150
0,0126 0,0049 0,03 0,06
- 150 + 200
0,0089 0,0035 0,02 0,02
Evaluation of the Screen Analysis
1. The true arithmetic average diameter is
Since,
2. The total surface of aggregate of particles
3. Similarly the mean volume diameter or mean mass diameter equals