ppt jurnal 2015.ppt
TRANSCRIPT
Acetaminophen untuk Demam pada Pasien Kritis dengan Kecurigaan Infeksi
Nafiesa F. Siregar110.2006.175Interna Periode Oktober-Desember 2015
• Pemberian acetaminophen untuk menurunkan suhu pada pasien dengan demam dan kecurigaan infeksi adalah intervensi yang sering dilakukan di masyarakat dan di RS.
• Kurangnya kuatnya bukti menjadikan para klinisi ICU tidak yakin apakah pemberian acetaminophen untuk mengobati demam dengan dugaan infeksi dapat menguntungkan, tidak efektif, atau berbahaya.
• Secara khusus, kami berhipotesis bahwa, bila dibandingkan dengan plasebo, acetaminophen akan menunjukkan penurunan hari bebas rawat ICU
METODE
1. Rancangan Studi
2. Pasien
3. Randomisasi dan obat kajian
4. Pengukuran hasil
5. Analisa Statistik
Rancangan Studi
• Disahkan oleh Australian and New Zealand Intensive Care Society Clinical Trials Group
• Manajemen proyek bersubsidi dan pemantauan kualitas data oleh The George Institute for Global Health (Sydney) dan The Medical Research Institute of New Zealand
Pasien
1. Kriteria Inklusi
• ≥ 16 tahun
• Suhu tubuh ≥ 38°C dalam 12 jam SMRS
• Pasien yang menerima terapi antimikroba untuk infeksi yang diketahui atau dicurigai.
2. Kriteria Eksklusi
• gangguan otak akut
• disfungsi hati
Randomisasi dan obat kajian
• Pasien yang memenuhi syarat secara acak, dalam rasio 1: 1, menerima infus yang mengandung 1g acetaminophen intravena (Perfalgan, Bristol-Myers Squibb) atau infus dekstrosa 5% dalam air, setiap 6 jam
• Pasien terus menerima obat sampai 28 hari setelah dirawat atau sampai terjadinya salah satu kriteria penghentian, yaitu:
a. Bebas rawat ICU,
b. Resolusi demam,
c. Penghentian terapi antimikroba,
d. Kematian, atau
e. Munculnya kontraindikasi dari obat yang diuji.• Pertolongan dengan kompres fisik diizinkan jika suhu naik ≥ 39,5° C. • Penggunaan obat lain untuk menurunkan suhu tubuh dibatasi oleh
protokol.
Pengukuran Hasil1. Primer• Hasil utama pengukuran adalah hari bebas rawat ICU
sampai hari 28.• Hari bebas ICU adalah hasil gabungan yang
menggabungkan mortalitas dan panjangnya hari tinggal di ICU.
• Jumlah hari bebas ICU dihitung sebagai 28 dikurangi jumlah hari atau sebagian hari yang dihabiskan di ICU selama 28 hari pertama setelah randomisasi (tidak termasuk hari masuk kembali di ICU)
• Pasien yang meninggal dimasukkan dalam kemungkinan hasil terburuk yaitu nol hari bebas ICU.
2. Sekunder
Dalam periode 90 hari follow up, yaitu: • Semua yang berakhir pada kematian di hari ke 28 atau ke 90• Jumlah hari kelangsungan hidup (jumlah hari hidup) dari randomisasi
sampai dengan hari ke 90• Lamanya berada di ICU dan rumah sakit• Lama hari sampai bebas dari rumah sakit• Lama hari bebas dari ventilator mekanik• Lama hari bebas dari renal replacement therapy, dan • Jumlah hari di ICU setelah bebas dari bantuan.
Pasien yang meninggal ditetapkan dalam nol hari pada semua hasil pengukuran
Variabel hasil yang terkait dengan fisiologis dan laboratoris yaitu :
•Suhu aksila maksimal dan suhu rata-rata
•Proporsi pasien yang berhenti menggunakan obat karena berkembangnya disfungsi hati
•Kadar rata-rata C-reaktif protein (CRP) serum yang diukur di ICU pada hari 1, 3, 5 ,dan 7
•Proporsi pasien-pasien di ICU dengan kadar kreatin kinase serum > 5000 unit pada hari 1, 3, 5, atau 7
•Kadar tertinggi kreatin kinase serum di ICU selama 7 hari pertama setelah randomisasi
Analisa Statistik• Jumlah hari bebas dari ICU dikategorikan sebagai 0-7 hari, 8-14 hari, 15-21
hari, atau 22-27 hari (nilai kontrol rata-rata 16,0 ± 9,2 hari)• Kovarian yang ditetapkan : usia, sumber penerimaan dari ICU, dan skor
Acute Physiology and Chronic Health Evaluation (APACHE) II• Pada analisis primer : metode Wilcoxon rank-sum test• Perkiraan titik perbedaan mutlak : metode Hodges-Lehmann• Risiko kematian : cara multivariat regresi Poisson dan dipresentasikan
sebagai risiko relatif• Rasio kematian : model Cox proportional-hazards • Waktu survival sampai hari ke 90 menggunakan tes Log-rank dan
ditampilkan sebagai kurva Kaplan-Meier• Semua analisis dilaksanakan dengan program SAS statistical software,
versi 9.3 (SAS Institute). • Dua sisi nilai P yang kurang dari 0,05 dianggap menunjukkan signifikansi
statistik, kecuali dalam kasus hasil primer yang menggunakan nilai P 0,0379 atau kurang.
HASIL
1. Karateristik Pasien
2. Efek-efek Fisiologis
3. Hasil Primer
4. Hasil Sekunder
5. Efek Samping
TERIMA KASIH