ppt blok 22-poliomielitis
DESCRIPTION
poliTRANSCRIPT
Skenario 12 Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun
dibawa ibunya kepuskesmas karena kaki kanannya tidak dapat digerakkan sejak 2 hari yang lalu.
Mind Map
Anak laki-laki berusia 7 tahun tidak dapat menggerakkan kaki
kanannya sejak 2 hari yang lalu
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik Lab
Working diagnosis
Differential diagnosis
Etiologi Patofisiologi
Epidemiologi
Prognosis
Medika dan non medika
mentosa
Anamnesis Autoanamnesis/Alloanamnesis
Identitas pasien: laki-laki ,7 tahun Keluhan utama : tidak dapat menggerakkan
kaki kanannya sejak 2 hari yang lalu Keluhan penyerta : -• Riwayat penyakit dahulu: -• Riwayat kehamilan dan kelahiran: -• Riwayat imunisasi: hanya imunisasi polio 2
kali• Riwayat penyakit dalam keluarga: -• Riwayat sosial dan lingkungan:-
Kesadaran Tanda-tanda vital Antropometri Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan Fisik
Hasil: Kesadaran: compos mentis Dinding faring hiperemis TTV: dalam batas normal kecuali suhu 380C Refleks tendon (-) Kekuatan motorik (-) Sensorik (+) Kaku kuduk (+) Lumpuh flasid (+) Sulit mengangkat kepala dan kaki pada posisi
terlentang
Pemeriksaan Fisik
Darah rutin Isolasi spesimen : tinja, apus tenggorok,
LCS Serologi : serum darah
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Working Diagnosis Poliomielitis
Differential Diagnosis Sindrom Guillain-Barre (SGB) Miasthenia Gravis Hipokalemi Periodik Paralisis Poliomiositis
Sindrom Guillain-Barre Demielinisasi saraf motorik terkadang saraf
sensoris. Mengenai semua umur .bkn herediter Infeksi menyebabkan gejala saluran cerna
(Campilobacter sp) atau saluran pernapasan atas
Kelemahan dari tungkai bawah dan progresif melibatkan tubuh, tungkai atas, dan akhirnya otot-otot bulbar (ascending)
Simetris
Differential Diagnosis
Miastenia Gravis Dimulai anak yang lebih tua( belasan tahun) Akut, progresif dan fatal Ptosis, diplopia, kelemahan extremitas,
leher, wajah dan rahang
Differential Diagnosis
Polimiositis Inflamasi miopati subakut Jarang pada anak-anak Et causa virus ataupun bakteri dan parasit
Differential Diagnosis
Poliomielitis: Penyakit infeksi akut Otot-otot yang disuplainya menjadi paralisis
(2-6hr) Demam, sakit tenggorok, sakit kepala,
mual, muntah, anoreksia, dan nyeri abdomen
Otot anggota gerak bawah yang asimetris
Working Diagnosis
Enterovirus : virus RNA, famili Picornaviridae
Diinaktifkan : panas, formaldehid, klorinasi, dan sinar ultraviolet.
Etiologi
Enterovirus tersebar di seluruh dunia, selama bulan-bulan musim hangat pada daerah yang bermusim.
Dilaporkan terjadi bayi muda dibandingkan anak yang lebih tua
Penyebaran infeksi sosioekonomi rendah, higiene buruk, meningkat penyebaran fecal-oral dari agen penyakit
Epidemiologi
Patofisiologi
VirusOral (orofaring/tr
digestivus)Pembuluh darah
Sawar darah otakSistem saraf pusat
Kerusakan
Medika Mentosa Dasar-dasar menejemen : mencegah
komplikasi Analgesik, sedatif, antipiretik Bentuk paralitik: rawat inapNon Medika Mentosa Istirahat Mandi air panas Terapi fisik seperti gerakan pasif
Penatalaksanaan
Vaksin polio hidup yang dilemahkan yang diberikan secara oral (oral polio vaccine[OPV]):
• 2 dosis interval 6 minggu dimulai usia 2 bulan (biasanya usia antara 2 dan 4 bulan)
• Dosis ketiga (booster1) usia 6 dan 18 bulan (biasanya pada usia 6 bulan) dan dosis dosis keempat (booster#2) saat masuk sekolah (usia 4-6 tahun).
Pencegahan
Vaksin polio yang diinaktifkan (inactivated polio vaccine [IPV]):
• 2 dosis (0,5 ml subkutis)• Interval 4 sampai 8 minggu,usia 2 tahun
dengan dosis ketiga diberikan 6 sampai 12 bulan
• Booster (usia 4-6 tahun)
Pencegahan
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka diagnosis kerja dapat ditegakkan bahwa anak laki-laki berusia 7 tahun tersebut menderita poliomielitis.
Kesimpulan