potensi hutan tropika indonesia sebagai penyangga bahan obat alam untuk kesehatan bangsa (the...

8

Click here to load reader

Upload: ale46

Post on 29-Jul-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA

(The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy)

Ervizal A.M. Zuhud Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Abstract

The Indonesian tropical forest producing the medicinal plants diversity as

usefull for human healthy. Today, that forest areas 119 million hectars was

damaged and so many species was threat of danger. So many people’s

perception about the forest only for wood production which exactly the low

values and for short-term. The ecosystem of the Indonesian tropical forest

as products of evolution process and that are the natural factory for many

diversity phyto-chemical compounds. This article to explain as the results

study on the potency of Indonesia tropical forest as production of medicinal

plants diversity for community healthy.

Keywords : forest, medicinal plant, conservation, healthy, community.

_______________________________________ Alamat koresponden : Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor PO Box 168 Bogor, Telpon: 0251-8621562; email : [email protected]

PENDAHULUAN

Indonesia berdasarkan fakta alamnya

sepatutnya dijuluki sebagai negara maritim dan

negara hutan tropis, diakui dunia sebagai komunitas

yang paling kaya akan keanekaragaman hayatinya,

terdapat sekitar 25.000 spesies tumbuhan berbunga,

jumlah yang melebihi di daerah-daerah tropika

lainnya di dunia seperti Amerika Selatan dan

Afrika Barat, antara lain keanekaragaman spesies

tumbuhan obat (1, 2). Berdasarkan catatan WHO,

IUCN dan WWF lebih dari 20.000 spesies

tumbuhan obat yang digunakan oleh 80 %

penduduk seluruh dunia (3, 4).

Sampai tahun 2001 Laboratorium

Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan IPB

telah mendata dari berbagai laporan penelitian dan

literatur tidak kurang dari 2039 spesies tumbuhan

obat

yang berasal dari hutan Indonesia. Setiap tipe

ekosistem hutan tropika di Indonesia merupakan

pabrik keanekaragaman hayati tumbuhan obat,

terbentuk secara evolusi dengan waktu yang sangat

panjang, termasuk telah berinteraksi dengan sosio-

budaya masyarakat lokalnya. Setiap individu dari

populasi tumbuhan obat yang tumbuh secara alami

di masing-masing tipe ekosistem hutan merupakan

suatu unit terkecil dari pabrik alami yang

melakukan proses metabolis sekunder yang

menghasilkan beranekaragam bahan bioaktif yang

khas, yang sebagian besar tidak mudah dan tidak

murah untuk ditiru oleh manusia.

Hutan sebagai pendukung kesehatan hidup

manusia yang bernilai tinggi, baru disadari saat ini

setelah hutan tropika banyak mengalami kerusakan

dan kepunahan. Saat ini ekosistem hutan tropika

alam Indonesia yang masih tersisa ada dalam

bentuk kawasan-kawasan hutan konservasi,

terutama di kawasan taman nasional – taman

nasional dan hutan lindung. Namun demikian

hutan-hutan produksi ke depan harus dilihat sebagai

penghasil multi-produk, baik kayu maupun non-

kayu harus dikelola totalitas dengan pendekatan

multi-sistem silvikultur.

Tulisan ini dibuat dengan mengkaji dan

mengumpulkan berbagai data dari berbagai hasil

penelitian, baik penelitian yang dilakukan sendiri,

maupun oleh orang lain yang berkaitan dengan

ekologi dan potensi sumberdaya tumbuhan obat

hutan. Tulisan ini dikelompokkan menjadi potensi

tumbuhan obat hutan tropika Indonesia, laju

Page 2: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

kerusakan hutan, paradigma dan kesimpulan, seperti

diuraikan berikut ini.

POTENSI TUMBUHAN OBAT

HUTAN TROPIKA INDONESIA

Sudah turun temurun berbagai etnis (suku

asli) yang hidup di dalam dan sekitar hutan di

seluruh wilayah Nusantara, dari Sabang sampai

Merauke memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan

dari hutan untuk memelihara kesehatan dan

pengobatan berbagai macam penyakit. Berbagai

penelitian etnofitomedika-etnobotani yang

dilakukan oleh peneliti Indonesia telah diketahui,

paling tidak ada 78 spesies tumbuhan obat yang

digunakan oleh 34 etnis untuk mengobati penyakit

malaria, 133 spesies tumbuhan obat untuk

mengobati penyakit demam oleh 30 etnis, 110

spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit

gangguan pencernaan oleh 30 etnis dan 98 spesies

tumbuhan obat digunakan untuk mengobati

penyakit kulit oleh 27 etnis (5).

Hutan alam tropika Indonesia dan budaya,

pengetahuan tradisional atau kearifan lokal

berbagai etnis yang hidup dan sudah bertungkus

lumus dengan ekosistem hutan merupakan aset

bangsa yang tak terhingga nilainya bagi

pembangunan kesehatan bangsa. Banyak

pengetahuan tradisional tentang penggunaan

tumbuhan obat dari berbagai etnis telah

dikembangkan oleh industri jamu dan farmasi

menjadi produk jamu atau produk fitofarmaka yang

sangat laku di pasaran, seperti produk merek dagang

: fitodiar, prolipid, enkasari, stimuno dan lain-lain.

Secara umum dapat diketahui bahwa tidak

kurang 82 % dari total spesies tumbuhan obat hidup

di ekosistem hutan tropika dataran rendah pada

ketinggian di bawah 1000 meter dari permukaan

laut. Saat ini ekosistem hutan dataran rendah adalah

kawasan hutan yang paling banyak rusak dan punah

karena berbagai kegiatan manusia baik secara legal

maupun tak legal. Berbagai ekosistem hutan

dataran rendah, antara lain: tipe ekosistem hutan

pantai, tipe hutan mangrove/payau, tipe hutan rawa,

tipe hutan rawa gambut, tipe hutan hujan dataran

rendah, tipe hutan musim bawah, tipe hutan

kerangas, tipe hutan savana, tipe hutan pada tanah

kapur, tipe hutan pada batuan ultra basa, tipe hutan

tepi sungai dan lain-lain. Masing-masing tipe

ekosistem hutan tropika Indonesia merupakan

wujud proses evolusi, interaksi yang kompleks dan

teratur dari komponen tanah, iklim (terutama

cahaya, curah hujan dan suhu), udara dan organisme

termasuk sosio-budaya manusia untuk mendukung

kehidupan keanekaragaman hayati, antara lain

berbagai spesies tumbuhan obat.

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan

Familinya

Berdasarkan kelompok familinya, spesies-

spesies tumbuhan obat yang ada dapat

dikelompokkan kedalam 203 macam famili, dimana

jumlah spesies tumbuhan obat yang terbanyak

termasuk dalam famili fabaceae, yaitu sebanyak 110

spesies. Secara umum terdapat 22 macam famili

yang memiliki spesies tumbuhan obat lebih dari 20,

sedangkan 181 famili lainnya memiliki jumlah

spesies tumbuhan obat yang kurang dari 20, seperti

disajikan Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Spesies Tumbuhan Obat

Berdasarkan Kelompok Familinya

No Nama Famili Jumlah spesies

1. Fabaceae 110

2. Euphorbiaceae 94

3. Lauraceae 77

4. Rubiaceae 72

5. Poaceae 55

6. Zingiberaceae 49

7. Moraceae 46

8. Myrtaceae 45

9. Annonaceae 43

10. Asteraceae 40

11. Apocynaceae 39

12. Cucurbitaceae 34

13. Piperaceae 30

14. Menispermaceae 30

15. Melastomataceae 26

16. Arecaceae 25

17. Verbenaceae 23

18. Rutaceae 23

19. Acanthaceae 22

20. Sterculiaceae 21

21. Myristicaceae 21

22. Rhizophoraceae 20

23. Famili lainnya (181 famili) < 20

Sumber : (2).

Salah satu spesies tumbuhan obat penting

yang termasuk famili Fabaceae adalah spesies

kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.). Spesies

ini merupakan tumbuhan obat yang strategis dan

penting bagi pembangunan kesehatan masyarakat

dan bangsa. Pohon ini terutama bijinya berkhasiat

untuk memelihara kesehatan pencernaan

masyarakat dan berarti sekaligus dapat membantu

mencegah agar masyarakat terhindar dari penyakit-

penyakit lainnya, karena awal dari semua penyakit

adalah bermula dari proses pencernaan yang

terganggu. Pohon obat spesies Kedawung sudah

lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat dari

etnis Jawa dan etnis Dayak sebagai obat anti

kembung dan penyakit lambung lainnya (6).

Page 3: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan

Formasi Hutan

Berdasarkan formasi hutannya, penyebaran

spesies tumbuhan obat tertinggi berada di hutan

tropika dataran rendah sebanyak sekitar 1.683

spesies (82 %) dari jumlah total spesies tumbuhan

obat. Jumlah spesies dan prosentase jumlah spesies

tumbuhan obat menurut formasi hutannya tersaji

pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah dan Prosentase Spesies Tumbuhan Obat Berdasarkan Formasi Hutannya

No. Formasi Hutan Tumbuhan obat

Jumlah spesies Prosentase (%)

1. Hutan hujan tropika dataran rendah (< 1000 m dpl) 772 37,86

2. Hutan musim (< 1000 m dpl.) 291 14,27

3. Hutan savanna (< 1000 m dpl.) 146 7,16

4. Hutan pantai (< 1000 m dpl.) 65 3,19

5. Hutan mangrove (< 1000 m dpl.) 47 2,31

6. Hutan rawa (< 1000 m dpl.) 51 2,50

7. Tidak ada data (< 1000 m dpl.) 311 15,25

8. Hutan hujan tropika pegunungan (> 1000 m dpl) 356 17,46

Jumlah 2039 100.00

Sumber : (2).

Beberapa contoh spesies tumbuhan obat yang hidup

alami di beberapa tipe ekosistem hutan di dataran

rendah sebagai berikut (7) :

Tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah. Hutan

ini terdapat pada ketinggian 0 – 1000 mdpl. paling

luas di Indonesia dan mempunyai keanekaragaman

hayati yang paling tinggi, terdapat di wilayah

beriklim basah, terutama di Sumatera dan

Kalimantan. Contoh spesies tumbuhan obat yang

hidup di tipe ini adalah pasak bumi (Eurycoma

longifolia Jack.), akar kuning (Arcangelisia flava

Merr.), kamper (Dryobalanops aromatica Gaertn

f.), kepayang (Scaphium macropodum Beumee),

tabat barito (Ficus deltoidea Jack.), kemiri

(Aleurites moluccana Wild.), kedawung (Parkia

timoriana (DC) Merr.), gaharu (Aquilaria

malaccensis Lamk.), kemaitan (Lunasia amara

Blanco) dan lain-lain.

Tipe ekosistem hutan pantai. Hutan ini terdapat di

wilayah pantai, tanah kering berpasir, berbatu dan

tanah regosol pasir, berada di atas garis pasang

tertinggi, terutama ditemukan di Sumatera, Jawa,

Bali dan Sulawesi. Contoh spesies tumbuhan obat

yang hidup di tipe ekosistem ini bintangur

(Calphyllum inophyllum L.), keben (Barringtonia

asiatica Kurz), waru (Hibiscus tiliaceus L.),

ketapang (Terminalia catappa L) dan lain-lain.

Tipe ekosistem hutan mangrove. Hutan ini terdapat

di pantai dan tepian sungai berlumpur atau sedikit

berpasir, dipengaruhi pasang surut air laut, tidak

terkena ombak keras, tanah aluvial payau, terutama

ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian

Jaya dan Jawa. Contoh spesies tumbuan obat yang

hidup di tipe ini adalah api-api (Avicennia marina

Vierth.), bogem (Sonneratia ovata Backer), nyirih

agung (Xylocarpus granatum Koen), bako rayap

(Rhizophora apiculata Bl.) dan tumus (Bruguiera

conjugata Merr.)

Salah satu spesies tumbuhan obat hutan

Indnesia yang sudah banyak diteliti oleh para

peneliti dunia adalah pasakbumi (Eurycoma

longifolia Jack.) dan telah ditemukan banyak

senyawa kimia bahan aktif yang berkhasiat untuk

male aphrodisiac, antimalaria, antiulcer,

anticancer, anxiolytic effect dan toxicity assessment.

Senyawa kimia bahan aktif yang telah berhasil

ditemukan antara lain : Pasakbumin D, 10-

Hydroxycanthin-6-one, Pasakbumin C, epi-

Pasakbumin B, Eurylactone, Eurylene, Longilene

peroxide Teurilene, Eurycomalactone dan

Eurycomanol (8).

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan

Habitus (life-form)

Dilihat dari segi habitusnya, spesies-spesies

tumbuhan obat yang terdapat di berbagai formasi

hutan dapat dikelompokkan kedalam 7 (tujuh)

macam, yaitu habitus bambu, herba, liana,

pemanjat, perdu, pohon dan semak. Dari ketujuh

habitus ini, spesies tumbuhan obat yang termasuk

kedalam habitus pohon mempunyai jumlah spesies

dan prosentase yang lebih tinggi dibandingkan

habitus lainnya, yaitu sebanyak 717 spesies

(40,58%), seperti tersaji pada Tabel 3.

Page 4: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

Tabel 3. Jumlah dan Prosentase Spesies Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitus (Life-form)

No. Habitus (Life-form)

Tumbuhan obat

Jumlah spesies Prosentase (%)

1. Pohon 768 37,67

2. Herba 486 23,84

3. Semak 183 8,97

4. Pemanjat 138 6,77

5. Liana 145 7,11

6. Perdu 125 6,13

7. Bambu 15 0,74

8. Tidak ada data 179 8,78

Jumlah 2039 100.00

Sumber : (2)

Data di atas mengungkapkan bahwa konservasi

keanekaragaman tumbuhan obat Indonesia

mutlak memerlukan ekosistem hutan yang

alami dengan struktur vegetasi pohon dari

berbagai spesies dengan konstruksi strata tajuk

yang berlapis-lapis.

Keanekaragaman Spesies Berdasarkan

Bagian yang Digunakan

Berdasarkan bagian dari tumbuhan obat

hutan tropika Indonesia yang digunakan,

spesies tumbuhan obat yang ada dapat

dikelompokkan kedalam 15 (limabelas)

macam, yaitu daun, akar, kulit batang, buah,

semua bagian, batang/kayu, biji, bunga, getah,

pucuk daun/tunas, rimpang, umbi,

cabang/ranting, air batang dan umbut. Daun

merupakan bagian tumbuhan yang paling

banyak digunakan sebagai obat, yaitu sebesar

749 spesies (33,50%), sedangkan umbut

merupakan bagian tumbuhan yang paling

sedikit digunakan, yaitu sebanyak 8 spesies

(0,18%), seperti tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah dan Prosentase Spesies Berdasarkan Bagian yang Digunakan

No. Bagian Tumbuhan yang digunakan sebagai Obat Tumbuhan obat

Jumlah spesies Prosentase (%)

1. Daun 749 33.50

2. Akar 333 14.89

3. Kulit batang 234 10.47

4. Buah 186 8.32

5. Semua bagian 179 8.01

6. Batang/kayu 152 6.80

7. Biji 114 5.10

8. Bunga 67 3.00

9. Getah 63 2.82

10. Pucuk daun/tunas 53 2.37

11. Rimpang 35 1.57

12. Umbi 24 1.07

13. Cabang/ranting 22 0.98

14. Air batang 21 0.94

15. Umbut 4 0.18

16. Tidak ada data 394 -

Sumber : (2)

Keanekaragaman Spesies Berdasarkan

Kelompok Penyakit.

Berdasarkan data dan informasi yang

ada, spesies-spesies tumbuhan obat yang ada

dapat dikelompokkan kedalam 25 kelompok

penyakit. Dilihat dari jumlah spesies

tumbuhan obatnya, kelompok

penyakit/penggunaan tertinggi adalah pada

penyakit saluran pencernaan (487 spesies

tumbuhan obat) dan terendah adalah pada

kelompok penyakit/penggunaan patah tulang

(11 spesies tumbuhan obat). Salah satu spesies

tumbuhan obat untuk penyakit pencernaan

yang berpotensi dikembangkan di kawasan

hutan adalah kedawung (Parkia timoriana

(DC.) Merr.). Pohon Kedawung sudah lama

dikenal dan digunakan oleh masyarakat dari

Page 5: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

etnis Jawa dan etnis Dayak sebagai obat anti

kembung dan penyakit lambung lainnya.. Adapun data macam penyakit dan jumlah

spesies tumbuhan obat yang dapat digunakan

pada masing-masing kelompok penyakit secara

rinci disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Macam penyakit dan Jumlah Spesies yang Digunakan pada masing-masing

Kelompok Penyakit/Penggunaannya

No. Kelompok Penyakit Macam Penyakit Jumlah Spesies

1. Gangguan peredaran darah 9 72

2. Keluarga Berencana (KB) 3 12

3. Patah Tulang 3 11

4. Penawar racun 18 119

5. Pengobatan luka 8 116

6. Penyakit diabetes 3 17

7. Penyakit gigi 4 44

8. Penyakit ginjal 6 27

9. Penyakit jantung 8 22

10. Penyakit kelamin 6 61

11. Penyakit khusus wanita 20 110

12. Penyakit kulit 23 283

13. Penyakit liver 6 24

14. Penyakit malaria 2 33

15. Penyakit mata 12 58

16. Penyakit mulut 10 71

17. Penyakit otot dan persendian 33 165

18. Penyakit saluran pembuangan 25 165

19. Penyakit saluran pencernaan 38 487

20. Penyakit saluran pernafasan 35 214

21. Perawatan kehamilan dan persalinan 13 168

22. Perawatan rambut, muka dan kulit 14 60

23. Sakit kepala dan demam 12 311

24. Tonikum 12 167

25. Lain-lain 102 384

Sumber : (2)

Taman Nasional Sebagai Bank Plasma

Nutfah Tumbuhan Obat Indonesia

Berdasarkan hasil inventarisasi potensi

keanekaragaman spesies tumbuhan obat di berbagai

kawasan hutan konservasi taman nasional di

Indonesia, menunjukkan bahwa setiap unit kawasan

hutan taman nasional ditemukan berbagai spesies

tumbuhan obat yang dapat mengobati 25 kelompok

penyakit yang diderita masyarakat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa setiap kawasan hutan alam

tropika pada setiap tempat menyediakan bahan baku

obat untuk berbagai kelompok penyakit.

Berikut ini dikemukakan jumlah spesies

tumbuhan obat untuk mengobati berbagai kelompok

penyakit yang ditemukan di berbagai kawasan hutan

konservasi taman nasional di Indonesia.

Tabel 6. Jumlah Spesies Tumbuhan Obat yang ditemukan di Berbagai Kawasan Hutan Taman

Nasional di Indonesia.

No

Lokasi Jumlah Spesies Tumbuhan Obat

1. TN. Bromo Tengger (Jawa Timur) 127

2. TN. Meru Betiri (Jawa Timur) 291

3. TN. Baluran (Jawa Timur) 283

4. TN. Alas Purwo (Jawa Timur() 180

5. TN. Karimunjawa (Jawa Tengah) 130

6. Cagar Alam Nusa Kambangan 63

7. TN. Siberut (Sumatera Barat) 233

8. TN. Kerinci Seblat (Sumatera Barat) 113

9. THR. Bung Hatta (Sumatera Barat) 112

Page 6: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

10. TN. Bukit Tigapuluh (Jambi) 317

11. TN. Bukit Duabelas (Jambi) 77

12. TN. Berbak (Jambi) 51

13. TN. Ujung Kulon (Jawa Barat) 280

14. TN. Gunung Halimun Salak (Jawa Barat) 245

15. TN. Gunung Gede Pangrango 152

16. TN. Wasur (Papua) 125

Sumber : (9, 10)

ANCAMAN KELESTARIAN

Laju kerusakan hutan alam tropika

di Indonesia, direfleksikan dari angka

kerusakan hutan alam di Indonesia

mencapai 59,63 juta hektar. Kawasan

hutan alam yang rusak terdiri dari hutan

konservasi mencapai 4,7 juta hektar, hutan

lindung mencapai 10,5 juta hektar dan

hutan alam produksi mencapai 44,4 juta

hektar (11).

Intensitas eksploitasi pohon hutan

selama 4 dekade ini dampak negatifnya

sudah sangat mengkhawatirkan. Eksploitasi

pohon kayu besar-besaran tak terkendali

saat ini sudah merambah di kawasan-

kawasan konservasi, seperti taman nasional

dan hutan lindung di Sumatera dan

Kalimantan. Juga kerusakan hutan

berpotensi menjadi suatu masalah sosial

politik, karena ekosistem hutan ini

menjadi hunian beribu-ribu penduduk asli,

suku dan penduduk tradisional lainnya

yang menggantungkan kehidupan mereka

pada hutan, termasuk kelangsungan

kebudayaannya (12).

Salah satu spesies tumbuhan obat

yang saat ini paling terancam

kelestariannya dan kepunahan karena

banyak dieksploitasi dari hutan alam

Sumatera dan Kalimantan tanpa budidaya

adalah pasakbumi (Eurycoma longifolia

Jack.). Pasakbumi terutama digunakan

untuk bahan baku obat aprodisiak, saat ini

industri herbal dari negara jiran Malaysia

secara besar-besaran membeli pasak bumi

dari pulau Sumatera melalui black market.

PERUBAHAN PARADIGMA

Berdasarkan pengalaman

perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni (IPTEKS) saat ini,

IPTEKS kehutanan banyak terabaikan dan

belum banyak diintegrasikan dengan

disiplin ilmu-ilmu lainnya. Hal ini terjadi

antara lain karena ilmu dan teknologi

kehutanan umumnya berwawasan jangka

panjang, bahkan sampai antar generasi,

sehingga perlu mendapat perhatian dan

pemahaman semua pihak dengan

menggunakan pendekatan holistik dan

jangka panjang.

Sesuai dengan hukum alam ekologi,

apabila suatu ekosistem telah terkuras dan

pengeksploitasian yang sangat besar

dimana energi dan materi keluar dari

ekosistem tersebut, maka ekosistem itu

akan terganggu keseimbangannya dan

bahkan akan mengalami kerusakan yang

akhirnya membawa bencana bagi manusia

sepanjang masa. Inilah yang telah dan

sedang terjadi kerusakan secara revolusi

selama 40 tahun terakhir pada ekosistem

hutan alam tropika Indonesia. Pohon telah

dieksploitasi secara tidak rasional, materi

dan energi telah dikeluarkan dari ekosistem

hutan alam secara drastis dan besar-besaran

tanpa ada feed back (pengembalian) ke

ekosistem hutan kembali. Percepatan

kemampuan ekosistem hutan termasuk

tanah dalam penyediaan hara untuk

memulihkan dirinya sangatlah tidak

imbang dengan laju eksploitasi materi

kayu. Ekosistem hutan alam tropika

selama ini telah menyediakan dengan

murah kebutuhan manusia, berupa kayu,

air bersih, oksigen dan jasa lainnya, tetapi

Page 7: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

berdampak negatif dengan biaya social

yang tinggi. Selama ini semua pihak dan

sektor yang telah mendapatkan manfaat

dari hutan, seperti pertanian, perindustrian,

masyarakat perkotaan dan termasuk

industri jamu/obat tradisional, namun

belum atau sangat minim memberikan

energi dan materi balik untuk memelihara

kelestarian hutan.

Penyelamatan ekosistem hutan

alam yang masih tersisa hendaknya diawali

dengan merubah paradigma pembangunan

kehutanan, bahwa “hutan alam tropika

Indonesia” bukan hanya sebagai penghasil

kayu untuk mendapatkan devisa negara,

melainkan sebaliknya saat ini dia adalah

makhluk ciptaan Allah yang sedang sakit,

harus masuk unit gawat darurat yang

sangat membutuhkan obat berupa input

kasih sayang, ilmu pengetahuan dan

teknologi berupa kegiatan rehabilitasi dan

perlindungan hutan. Hutan harus dinilai

dan dipandang sebagai suatu ekosistem

berupa pabrik alami ciptaan Tuhan

penghasil berbagai komoditi ekologi,

sosial-budaya dan ekonomi, yaitu mulai

dari biota medika, sumber pangan, air,

oksigen, madu, objek ekoturisme, budaya

dan hasil hutan non-kayu lainnya.

Berdasarkan hal-hal di atas, maka

pembangunan kehutanan masa kini dan

mendatang, hendaknya melalui pendekatan

pengelolaan hutan yang holistik tidak

hanya berdasarkan ilmu kehutanan

konvensional, namun juga dapat

menembus mengendalikan kekuatan-

kekuatan ekonomi, politik dan sosial-

budaya yang pada umumnya menentukan

masa depan hutan itu.

KESIMPULAN

Hutan alam tropika Indonesia

dengan berbagai tipe ekosistem hutannya

adalah aset bangsa dan nasional yang

sangat besar artinya bagi pembangunan

kesehatan bangsa yang tidak dipunyai oleh

hampir semua negara lain di dunia ini.

Disinilah letak keunggulan Indonesia yang

harus kita sadari, kembangkan dan syukuri,

melalui upaya-upaya pelestarian

pemanfaatan dengan menggunakan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang

ramah lingkungan untuk sebesar-besar

kesejahteraan dan kemakmuran seluruh

rakyat Indonesia.

Unit ekosistem hutan alam tropika

di setiap lokasi di Indonesia masing-

masing menyediakan berbagai spesies

tumbuhan obat yang cukup untuk

memelihara kesehatan dan mengobati

semua kelompok penyakit yang diderita

oleh masyarakat. Sumberdaya

keanekaragaman hayati hutan (kayu dan

non-kayu) serta budaya masyarakat di

setiap lokasi hutan tak dapat dipisahkan

satu sama lain sebagai satu kesatuan utuh

kehidupan manusia sejak awal

keberadaannya.

Apa yang kita peroleh dari hutan

sekarang ini, seperti tumbuhan obat, kayu,

air, oksigen, satwa dan lain-lain merupakan

suatu proses evolusi yang panjang dan

kompleks, memerlukan ratusan bahkan

ribuan tahun untuk tercapainya fungsi

hutan yang maksimal.

Nopember, 2008

BAHAN PUSTAKA

1. Anonim. 1995. Atlas Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup RI

bekerjasama dengan KONPHALINDO. Jakarta.

2. Zuhud dan Siswoyo. 2001. Rancangan Strategi Konservasi Tumbuhan Obat Indonesia. Kerjasama Pusat

Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dengan Fakultas Kehutanan IPB. Jakarta.

Page 8: POTENSI HUTAN TROPIKA INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA BAHAN OBAT ALAM UNTUK KESEHATAN BANGSA (The Indonesian Tropical Forest as Buffer of Natural Medicine Product for Nation Healthy

3. WHO, IUCN dan WWF. 1993. Guidelines on the Conservation of Medicinal Plants. IUCN. Gland,

Switzerland.

4. Foster, Steven. 1995. Forest Pharmacy, Medicinal Plants in American Forests. Forest History Society.

Durham, North Carolina.

5. Sangat, Harini, E. A.M. Zuhud dan E. K. Damayanti. 1999. Kamus Penyakit dan Tumbuhan Obat Indonesia

(Etnofitimedika 1). Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

6. Hadad, M., Taryono, Udin, SD., dan Rosita, SMD. 1993. Pemanfaatan Meniran dan Kedawung dalam Obat

Tradisional di Jawa Barat. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia. Vol. 2 No. 5. Jakarta.

7. Zuhud, Ekarelawan dan S. Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman

Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Zuhud dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Kerjasama FAHUTAN IPB dengan LATIN.

Bogor.

8. Kardono L.B.S., N. Artanti, I.D. Dewiyanti, T. Basuki, K. Padmawinata. 2003. Selected Indonesian

Medicinal Plants, Monographs and Descriptions. Grasindo. Jakarta.

9. Zuhud, EAM., A. Hikmat, Siswoyo, E. Sandra, E. Sumantri. 2000. Inventarisasi. Identifikasi dan Pemetaan

Potensi Wanafarma. Kerjasama antara Direktorat Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan, Ditjen RLPS,

Departemen Kehutanan dengan Fakultas Kehutanan IPB. Laporan Akhir (5 jilid). Bogor

10. Inama. 2008. Kajian Etnobotani Masyarakat Suku Marind Sendawi Anim di Taman Nasional Wasur,

Merauke, Papua. Skripsi. Dep. KSH. Fak. Kehutanan IPB.

11. Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2004. Kementerian Lingkungan

Hidup Indonesia. Jakarta.

12. Awang, S.A. 2004. Dekonstruksi Sosial Forestri : Reposisi Masyarakat dan Keadilan Lingkungan.

BIGRAF Publishing. Yokyakarta.