positioning radio-radio di kota solo dan sekitarnya … radio... · tahun 1876. baru kemudian...

21
Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya ….. Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 1 POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA SEBUAH STUDI DISKRIPTIF KUALITATIF Sri Urip Haryati 1 ABSTRACT Along with the passage of time and technological development, "radio" as the auditif media is no longer an option to be a favorite media community, however, these media still exist in our midst. From this phenomenon it will want to know how the positioning of radio stations in the city of Solo and its surroundings dispite the amid of the new media technology product’s flooding. There are three locations that become the object of the research, namely: Kalurahan Setabelan Sub District of Banjarsari, the City of Solo, Village of Munggur Bejen Sub District of Karanganyar District Karanganyar, Hamlet Kepuh Kalurahan Bentakan Sub District of Baki District Sukoharjo. Population and sample are the people who have and listen to the radio at all three sites. The analysis being used is descriptive qualitative. The results of this study are as follow : that radio serves more as a medium of entertainment than as a medium of education and information. Entertainment community of interest are modern entertainment (music’s genres : pop, western, dangdut) and traditional entertainments (wayang kulit, wayang wong, klenengan, campursari). The most widely heard radio’s are RRI Surakarta, Slank Voice Radio, and Solo Radio. Key words : Positioning, Radio, Conventional PENDAHULUAN Untuk sampai pada perkembangan komunikasi seperti saat ini, riwayatnya cukup panjang. Bell (1979) dalam buku yang berjudul Tehnologi Komunikasi Dalam Perspektif tulisan Zulkarimein Nasution (1989: 9) menyederhanakan riwayat tersebut dengan menyebutkan empat revolusi yang terjadi dalam hal manusia berhubungan satu sama lain. Keempat revolusi dalam bidang komunikasi tersebut adalah : 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 1

POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA

SEBUAH STUDI DISKRIPTIF KUALITATIF

Sri Urip Haryati1

ABSTRACT Along with the passage of time and technological development, "radio" as the

auditif media is no longer an option to be a favorite media community, however, these media still exist in our midst. From this phenomenon it will want to know how the positioning of radio stations in the city of Solo and its surroundings dispite the amid of the new media technology product’s flooding. There are three locations that become the object of the research, namely: Kalurahan Setabelan Sub District of Banjarsari, the City of Solo, Village of Munggur Bejen Sub District of Karanganyar District Karanganyar, Hamlet Kepuh Kalurahan Bentakan Sub District of Baki District Sukoharjo. Population and sample are the people who have and listen to the radio at all three sites. The analysis being used is descriptive qualitative. The results of this study are as follow : that radio serves more as a medium of entertainment than as a medium of education and information. Entertainment community of interest are modern entertainment (music’s genres : pop, western, dangdut) and traditional entertainments (wayang kulit, wayang wong, klenengan, campursari). The most widely heard radio’s are RRI Surakarta, Slank Voice Radio, and Solo Radio. Key words : Positioning, Radio, Conventional PENDAHULUAN Untuk sampai pada perkembangan komunikasi seperti saat ini, riwayatnya

cukup panjang. Bell (1979) dalam buku yang berjudul Tehnologi Komunikasi

Dalam Perspektif tulisan Zulkarimein Nasution (1989: 9) menyederhanakan

riwayat tersebut dengan menyebutkan empat revolusi yang terjadi dalam hal

manusia berhubungan satu sama lain. Keempat revolusi dalam bidang komunikasi

tersebut adalah :

1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 2: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 2

1. Dalam hal berbicara

2. Ditemukannya tulisan

3. Penemuan percetakan

4. Dalam hal hubungan jarak jauh (telekomunikasi).

Berbicara adalah modal utama manusia untuk berhubungan satu sama lain.

Bisa dibayangkan betapa mustahilnya manusia bisa berhubungan satu sama lain,

jika kemampuan berbicara tidak dipunyainya. Dengan berbicara manusia bisa

bekerja sama antar pribadi, antar pribadi dengan kelompok, antar kelompok

dengan kelompok agar tetap survive dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perkembangan penting berikutnya adalah ditemukannya tulisan. Dengan

diketemukannya tulisan manusia bisa meninggalkan jejak pesan yang bisa

diwariskan kepada generasi berikutnya. Terbukti dengan diketemukannya papyrus

dan tulisan-tulisan hieroklif di gua-gua pada jaman Mesir kuno.

Diketemukannya percetakan, meningkatkan cara-cara dan kemudahan

manusia untuk saling berhubungan dan menyampaikan sesuatu. Menurut Bell

(1979) potensi yang dimiliki percetakan memungkinkan terjalinnya masyarakat

industrial. Percetakan telah terbukti berfungsi sebagai basis bagi menyebarnya

kemampuan melek huruf dan merupakan pondasi bagi terselenggaranya aktivitas

pendidikan secara massa. Menurut Parker ((1973, dalam Zulkarimein Nasution

(1989)) tehnologi percetakan merupakan factor kunci menuju terjadinya revolusi

industri.

Kemajuan tehnologi komunikasi yang dicapai seperti sekarang ini,

memudahkan manusia untuk berhubungan satu sama lain tanpa terhalang jarak,

kecepatan dan waktu. Basis tehnologi yang menyebabkan semua itu terjadi

menurut Goldhamer (1971) adalah penemuan transistor, printed circuit,

integrated circuit, dan computer. Sejak gelombang radio diidentifikasi tahun 1888

dan ditemukannya radio telegraf oleh Guglielmo Marconi tahun 1895

perkembangan telekomunikasi di dunia mengalami percepatan yang luar biasa.

Sebenarnya perkembangan teknologi komunikasi berjalan seiring dengan

perkembangan sejarah komunikasi manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan

Page 3: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 3

Varis (1973), ada empat titik penentu utama dalam sejarah komunikasi manusia,

yaitu:

1. Perolehan (acquisition) bahasa, yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya

umat manusia.

2. Pengembangan seni tulisan berdampingan dengan komunikasi yang

berdasarkan pada bicara.

3. Reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat

pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang

sebenarnya.

4. Munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telefon, radio, TV

hingga satelit.

Jauh sebelum radio ditemukan sebagai alat komunikasi elektronik Samuel

Morse pada tahun 1835 memperkenalkan telegraf, diiringi dengan telegraf

tercetak oleh David Hughes tahun 1855. Telegraf tercetak ini muncul setelah

diketemukan mesin cetak berkecepatan tinggi “Lightening Press” pada tahun

1846. Dua puluh satu (21) tahun kemudian ditemukan telefon oleh Bell pada

tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh

Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti tersebut di atas. Kelebihan dari media

radio ini adalah :

1. Daya langsung : program acara bisa langsung mencapai khalayak

pendengar tanpa proses yang kompleks dan berbelit-belit.

2. Daya tembus : menembus kesegala penjuru, tidak mengenal waktu, jarak

dan rintangan. Artinya faktor geografis bukan menjadi kendala lagi bagi

media radio untuk “menyambangi” khalayaknya.

3. Daya tarik : daya tarik yang kuat yang dimiliki oleh media ini ada tiga

unsure, yaitu :

Musik

Kata-kata

Efek suara (Effendy, 1978: 78-82)

Page 4: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 4

Dari daya kekuatan yang dimiliki oleh media ini dalam mempengaruhi

khalayak menyebabkan “radio siaran” mendapat julukan “The Fifth Estate”.

Radio mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari khalayak pendengarnya ketika

pada tahun 1938 menyiarkan sebuah drama radio karya Orson Welles yang

diadaptasi dari karangan H.G. Wells yang berjudul “The War of the Worlds”.

Drama radio fiktif ini bercerita tentang serbuan mahluk-mahluk planet Mars

kedunia. Drama tersebut oleh penduduk New Jersey dianggap peristiwa yang

benar-benar terjadi, yang membuat mereka panik berlarian kesana kemari untuk

mencari perlindungan. Keadaan panic tersebut menjalar kekota-kota lain di

Amerika Serikat pada waktu itu. Setelah pemerintah turun tangan menjelaskan

keadaan yang sebenarnya kepada masyarakat dengan susah payah maka

kepanikan tersebut mereda.

Gambaran berikut yang terdapat dalam Journal of Broadcasting &

Electronic Media (2008) merupakan lukisan keadaan pada waktu itu yang

dirasakan dan dialami oleh Frank Stanton, Ph.D. seorang peneliti muda.

Gambaran tersebut kami ambilkan dari tulisan Michael J. Socolow dalam article

reviews Stanton’s research effort between 1933 and 1942 ………. yang berjudul

The Behaviorist in the Broadroom: The Research of Frank Stanton, Ph.D :

“The young researcher immediately recognized the opportunity. Relaxing in his living room on a Sunday evening in October 1938, Frank Stanton tuned into CBS radio to catch Orson Welles’s adaptation of War of the Worlds. As the powerfully realistic drama unfolded, Stanton sensed singularity of the moment. Before the program finished be hurried from his Jackson Heights apartment to the parking garage, jumped into his car, and sped across the East River to the Madison Avenue headquarters of CBS. The broadcast ended just as Stanton’s car pulled up. Three years earlier, Stanton had been hired by the network to improve it audience research efforts; ………………………………………………….As this and other episodes demonstrate, Frank Stanton devoted much of his life to understanding the cultural, social, and psychological effects of the mass media.” (http://www.ebscohost.com).

Di Indonesia sendiri media radio sangat berjasa bagi bangsa kita pada saat

memploklamasikan kemerdekaannya sehingga bangsa-bangsa lain tahu bahwa

Indonesia telah merdeka. Bahkan beberapa dekade setelah TV secara resmi

Page 5: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 5

menayangkan program perdananya di tahun 1962, media radio masih menjadi

tumpuan banyak orang pada masyarakat kita pada waktu itu sebagai media untuk

mencari informasi, pendidikan dan hiburan.

Seiring dengan kemunculan televisi-televisi swasta di Indonesia tahun 1989

dan kemampuan daya beli masyarakat meningkat, maka media radio bukan lagi

menjadi media “favorit” di masyarakat. Namun demikian media radio ini tetap

eksis ditengah-tengah masyarakat, karena bagaimanapun media radio ini tetap

mempunyai segmen-segmen khusus yang menjadi pendengar setia. Atau dengan

kata lain membanjirnya produk-produk teknologi baru tidak akan

menenggelamkan eksistensi media ini.

Adapun dalam penelitian ini radio yang dimaksud adalah radio konvensional

bukan radio internet yang baru-baru ini bermunculan di bumi pertiwi (sekitar

tahun 2000-an ke atas) sebagai konsekuensi perkembangan tehnologi modern.

Untuk lebih jelasnya perbedaan tersebut bisa dilihat pada tabel berikut (Masduki,

2004: 67) :

TABEL 1

Perbedaan Radio Konvensional dengan Radio Internet

NO. ASPEK KONVENSIONAL INTERNET 1. Sejarah Tahun 1894-1905 oleh

Marconi Tahun 1993-1994 di Interop, AS.

2. Perbedaan Siarannya memakai gelom bang SW, MW, AM, FM.

Siarannya antara lain memakai soft ware player di internet.

3. Keunggulan Bisa didengarkan hampir semua orang melalui pesawat radio transistor, harga murah. Siarannya tidak mengalami jeda (voice delay) dengan aslinya.

Bisa didengarkan melalui PC yang tersambung kejaringan internet via modem. Radio yang bersiaran diinternet bisa disimak secara global. Biaya akses bagi pendengar relatif mahal.

4. Kelemahan Hanya bisa disimak secara local (geografis terbatas), kecuali radio yang berjaringan satelit.

Suara kadang kala putus dan ada jeda dengan aslinya jika jaringan internet buruk.

Sumber : Masduki (2004, 67). Di kota Solo stasiun radio masih cukup banyak, ada kurang lebih 22 stasiun

radio. Stasiun-stasiun radio dimaksud adalah : PTPN Rasitania 99,4 FM, JPI 106,3

Page 6: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 6

FM, METTA 104,7 FM, Manajemen Hati MH 100,9 FM, Karavan FM 107,3, dan

lain-lain (untuk lebih lengkapnya lihat lampiran : 5). Di sekitar Solo sendiri

banyak radio-radio swasta bermunculan, seperti Radio Gajah Mungkur di

Wonogiri, Radio Ramsa di Delanggu, Radio Swiba di Karanganyar, dan lain-lain.

Dulu di setiap kota/kabupaten ada radio RSPD (Radio Siaran Pemerintah Daerah)

dimana operasionalisasinya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat,

namun saat ini pada umumnya berubah manajemen kepemilikannya dan

operasionalnya. Misal di kabupaten Sragen, dulu ada radio RSPD sekarang

berubah nama menjadi Radio ASRI Sragen.

Fenomena ini cukup menarik untuk diteliti bagaimana positioning radio-radio

tersebut dimata masyarakat seiring dengan berkembang pesatnya tehnologi media

saat ini. Dari latar belakang yang terurai di atas dapatlah ditarik rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana positioning radio-radio di kota Solo dan sekitarnya.

Positioning adalah posisi citra produk siaran di benak pikiran pendengar,

dilihat dari radio apa yang paling banyak diakses oleh pendengar.

2. Untuk mengetahui program acara apa yang paling banyak disenangi

pendengar, apakah program acara yang sifatnya memberi informasi,

pendidikan, atau hiburan.

3. Lebih spesifik lagi untuk mengetahui informasi apa yang paling banyak

dicari pendengar. Apakah informasi masalah social, politik atau ekonomi.

Kalau program acara pendidikan, apa yang paling dicari oleh pendengar,

apakah pendidikan umum atau pendidikan yang berkaitan dengan

pembinaan moral-spiritual, seperti masalah keagamaan. Kalau acara

hiburan, apakah hiburan tradisional atau modern. Hiburan tradisional

seperti ketoprak, wayang kulit, wayang uwong, ludruk atau

klenengan/campursari. Hiburan modern, seperti musik pop, musik barat

atau sandiwara, dan lain-lain.

RADIO SIARAN

Page 7: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 7

Sangatlah sulit untuk mendifinisikan pengertian radio saja. Orang biasanya

mengkonotasikan radio dengan wujud benda secara fisik yang berwujud persegi

panjang dengan ukuran sedang atau berbentuk lonjong yang memancarkan

gelombang frekuensi dan kemudian dipancarluaskan oleh pemancar stasiun radio

ke masyarakat umum. Dalam Undang-Undang Penyiaran sekalipun, seperti pada

UU Nomor 32 Tahun 2002 tidak disebutkan apa yang dimaksud dengan “Radio”.

Pada Bab I Pasal 1 hanya disebutkan Ayat 1 tentang Siaran, ayat 2 tentang

Penyiaran dan ayat 3 tentang Penyiaran Radio. Siaran (ayat 1) adalah pesan atau

rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang

berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat

diterima melalui perangkat penerima siaran.

Sedangkan yang dimaksud Penyiaran (ayat 2), adalah kegiatan

pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/ atau sarana transmisi di

darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan sprektrum frekuensi radio

melaui udara, kabel, dan/ atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak

dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Penyiaran

Radio (ayat 3) adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan

gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa

program yang teratur dan berkesinambungan.

Lembaga Penyiaran (ayat 9) adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga

penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas,

maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas,

fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Menurut (Masduki, 2007: 1), penyiaran (broadcasting) dari kata kerja to

broadcast yang diartikan sebagai alat berbicara atau menampakkan diri di radio

atau televisi (to speak or appear on radio or television). Broadcasting dalam

bahasa Inggris diartikan pengiriman program oleh media radio dan televisi (the

sending out programmes by radio or television). Dalam Dictionary of Electronics

karya Rudolf F. Graf (1974: 467), radio diartikan sebagai berikut: Radio is the

Page 8: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 8

transmission of signals by modulation of electromagnetic waves with frequencies

below those of visible light (http://en.wikipedia.org/wiki/radio)

AZAS, TUJUAN DAN FUNGSI RADIO SIARAN

Bicara tentang Azas, Tujuan dan Fungsi bisa diacu dari UU Penyiaran No. 32

Tahun 2002 yang tertera pada Bab II Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4. Bunyi Pasal 2

UU tersebut adalah sebagai berikut :

Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan azas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan,etika, kemandirian,kebebasan, dan tanggung jawab.

Sementara Pasal 3 UU Penyiaran No 32 Tahun 2002 menyebutkan :

Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.

Sedangkan Pasal 4 UU Penyiaran No 32 Tahun 2002 adalah :

1). Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. 2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.

Sistem penyiaran yang demokratis akan selalu terdiri dari minimal tiga

bentuk lembaga penyiaran yaitu publik, pelaku bisnis dan komunitas. Perbedaan

tersebut secara sederhana bisa dilihat pada tabel berikut (Masduki, 2007: 109) :

TABEL 2

Perbedaan Lembaga Penyiaran Komunitas, Komersial dan Publik

KARAKTER LEMBAGA

PENYI ARAN PUBLIK

LEMBAGA PENYI ARAN KOMUNITAS

LEMBAGA PENYI ARAN KOMERSIAL

Tipe Khalayak Sasaran Umum Spesifik Spesifik

Jangkauan Wilayah Sasaran Nasional– Daerah

Local Local – Jaringan

Orientasi Dan Tujuan Siaran Non – Profit Non Profit Profit Pengambilan Keputusan Isi Bottom – Up Bottom – Up Top – Down Kepemilikan Lembaga Public Komunitas Individu

Page 9: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 9

Sumber : Masduki (2007: 109) Perbedaan lembaga penyiaran di atas lebih tepat untuk media radio,

sedangkan umtuk media TV di era reformasi yang betul-betul demokratis saat ini

berbeda dengan era Orde Baru beberapa tahun yang lampau dimana lembaga

penyiaran TV hanya ada satu saluran yaitu TVRI, baru pada tahun 1989-an mulai

muncul TV swasta, diawali dengan berdirinya RCTI baru menyusul Televisi-

Televisi swasta yang lain seperti Indosiar, TPI, SCTV, Trans TV, TV One, Metro

TV, dan lain-lain. Baru pada beberapa tahun terakhir ini muncul TV

berlangganan.

Namun pada dasarnya fungsi dari media-media tersebut termasuk media radio

seperti sudah diatur dalam UU Penyiaran No.32 Tahun 2002 seperti tersebut di

atas adalah fungsi informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan

perekat sosial. Di samping itu mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan. Dan

yang dimaksud Radio dalam penelitian ini adalah radio komersial atau lembaga

penyiaran komersial.

KARAKTERISTIK RADIO SIARAN

Menurut Errol Jonathans dalam tulisannya yang tidak dipublikasikan pada

pelatihan Produksi Siaran Musik Etnik Tingkat Dasar (1999) bekerja sama

dengan Ford Foundation yang berjudul Program Produksi Siaran di Radio,

tertulis bahwa karakteristik media radio, yaitu :

1. Menjaga Mobilitas

Radio tetap menjaga mobilitas pendengar untuk tetap tinggi. Dapat

didengar tanpa harus menghentikan aktivitas kita. Misal : didengar sambil

belajar, membaca, bekerja di dapur, mengendarai mobil dan sebagainya.

Bandingkan kalau kita nonton TV atau membaca Koran, perlu waktu

khusus untuk itu.

2. Sumber Informasi Tercepat

Radio is the Now Medium. Pengertian “Now” adalah masalah

“kesegeraan”, sehingga dimungkinkan lebih cepat dalam penyebaran

Page 10: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 10

informasinya. Model ini tidak mungkin dilakukan media cetak, karena

harus melalui proses cetak. Kalaupun TV mampu melakukannya, biaya

operasionalnya relatif mahal dibandingkan radio.

3. Auditif

Meski produksi radio hanya suara, bukan visual semacam media cetak,

atau visual bergerak ala TV, radio masih memiliki beberapa keunggulan,

disamping kelemahan karakternya. Keunggulan tersebut meliputi :

Biaya dan Proses operasionalnya lebih murah.

Komunikasi melalui suara cenderung lebih mudah ketimbang harus

membaca atau melihat dan mendengar.

Adapun kelemahan karakter yang dimilikinya, antara lain:

Radio sulit untuk menyiarkan hal-hal yang lebih mudah ditangkap

melalui gambar.

Radio bukan sarana yang cocok untuk memaparkan hal-hal yang rumit

dan detil, kalau terpaksa harus disampaikan secara panjang lebar, tapi

dengan resiko belum tentu dimengerti oleh pendengar.

4. Komunikasi Personal

Radio menciptakan keakraban dengan pendengarnya, walau kenyataannya

radio secara serentakdidengar banyak orang dalam waktu yang sama.

5. Menciptakan “Theatre of Mind”

Program acara yang dibawakan oleh penyiar tertentu yang disiarkan lewat

media radio akan memunculkan imajinasi tersendiri bagi pendengarnya.

Misal : ketika pendengar sedang menyimak suara seorang penyiar, maka

lewat suara tersebut pendengar seketika membayangkan seperti apa kira-

kira wajah penyiarnya. Dan biasanya pendengar melakukan rekayasa

sendiri kira-kira seperti apa sosok penyiar tersebut.

6. Bersifat Mass Distribution.

Page 11: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 11

Radio mempunyai kelebihan distribusi informasi, edukasi, hiburan yang

simultan. Dia bisa dinikmati sejumlah pendengar bersama-sama dan

serentak. Hal ini tidak mungkin dilakukan media cetak.

7. Murah

Dibandingkan dengan media cetak dan TV, radio merupakan media

komunikasi massa yang murah dalam beberapa hal, seperti:

Biaya penyelenggaraan siaran.

Radio penerimarelatif murah harganya.

Murah, khalayak pendengar tidak perlu membayar bila ingin

mendengarkan radio.

8. Format dan Segmentasi Tajam

Dalam perkembangan radio modern, kecenderungan radio untuk

membidik sasaran pendengar lebih spesifik dengan format yang lebih

spesifik pula menjadi semacam keharusan. Sudah tidak jamannya lagi

radio melayani seluruh lapisan masyarakat.

9. Daya Jangkau Luas

Dalam hal distribusi produksi, radio punya keunggulan untuk meraih areal

sasaran yang luas. Teknologinya memungkinkan untuk mengatasi

hambatan-hambatan geografis, cuaca maupun waktu. Apalagi dengan

perkembangan tehnologi satelit semakin membuat penyebaran siaran radio

menjadi lebih mudah.

10. Selintas/Tak Terdokumentasi

Artinya, suara yang muncul diudara tidak bertahan lama, Sekali dia

muncul, maka pada saat itu juga hilang tanpa bekas. Karenanya sangat

sulit untuk mendokumentasikan siaran, kecuali kalau direkam.

11. Anti Detail

Berhubung dengan sifat selintas radio, berakibat radio siaran tidak mampu

menyajikan hal-hal yang bersifat detail. Artinya, semakin detail sebuah

informasi disiarkan, maka semakin besar peluang informasi tersebut bias

atau tidak bisa diingat.

Page 12: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 12

Sedangkan menurut Harley Prayudha (2006: 91-93) penyiar harus punya

karakteristik seperti kehangatan dan kasih sayang, memiliki rasa humor dan

cerdas, jujur, rasa saling berbagi sekaligus teman yang selalu menemani dengan

baik, dapat dipercaya, memiliki rasa percaya diri, bersemangat dan optimis.

Penyiar professional harus pandai bermain peran. Air Personality yang dibangun

sebuah radio akan banyak bergantung pada kepandaian penyiar dalam

membawakan perannya.

TIPOLOGI PENDENGAR

Tipologi pendengar sebenarnya bisa dilihat dari berbagai sisi (Masduki, 2004:

18-21), yaitu :

a. Tipologi pendengar menurut kelas social, dibedakan menjadi dua, yaitu :

Kelas menengah keatas dengan cirri mereka memiliki pandangan jauh

ke depan, cakrawala berpikir yang luas, berpikir rasional, percaya diri,

berani mengambil resiko, selera pilihan beragam, berciri kota urban,

dan lain-lain.

Kelas menengah ke bawah, pandangan mereka terhadap hari ini,

kemarin dan esok terbatas, cakrawala berpikir sempit, dunia seakan

mengelilingi dirinya sendiri, berciri pedesaan rural, cara berpikir

nonrasional, selera pilihan terbatas.

b. Tipologi pendengar menurut perspektif ekonomi.

c. Tipologi pendengar menurut skala partisipasi terhadap acara siaran

TABEL 3 Tipologi Pendengar menurut Skala Partisipasi terhadap Acara Siaran

NO. TIPOLOGI PENJELASAN 1. Pendengar Spontan Bersifat kebetulan. Tidak berencana

mendengarkan siaran radio atau acara tertentu. Perhatian mudah beralih keaktivitas lain.

2. Pendengar Pasif Suka mendengarkan siaran radio untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, menjadikan radio sebagai teman biasa.

3. Pendengar Selektif Mendengar siaran radio pada jam atau acara tertentu saja, fanatic pada sebuah acara atau

Page 13: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 13

penyiar tertentu, menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan.

4. Pendengar Aktif Secara regular tak terbatas mendengarkan siaran radio, apapun, dimanapun, dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama, tidak hanya pada waktu luang.

(Sumber: Masduki, 2004: 18-21)

Pentingnya mengetahui tipologi pendengar terkait erat dengan

perencanaan pendirian radio atau penyajian sebuah acara.

Tiga strategi dalam kebijakan pengelolaan radio siaran, yaitu :

1. Segmenting, yaitu proses membagi-bagi atau mengelompokkan pendengar

dalam kotak-kotak psikhografis-sosiografis yang lebih homogen.

2. Targetting, proses menyeleksi, memilih, dan menjangkau potensi

pendengar melalui program siaran yang tepat.

3. Positioning, yaitu strategi memasuki jendela otak pendengar dan strategi

komunikasi pembentukan citra produk siaran dibenak pikiran pendengar.

Pendengar adalah konsumen sekaligus komoditas.

Ragam Acara Siaran Isi siaran yang akan disiarkan harus sesuai dengan azas, tujuan, fungsi dan

arah siaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5

yang tercantum dalam UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002.

Pelaksanaan Siaran diatur pada Bab IV Pasal 36 bagian pertama tentang isi

siaran. Pasal 36 terdiri dari enam ayat, yaitu :

(1) Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat

untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan

bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai

agama dan budaya Indonesia.

(2) Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh Lembaga

Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib memuat

Page 14: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 14

sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) mata acara yang berasal

dari dalam negeri.

(3) Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada

khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata

acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan

dan/ atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.

(4) Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan

kepentingan golongan tertentu.

(5) Isi siaran dilarang:

a. Bersifat memfitnah, menghasut, menyesatkan dan/ atau bohong.

b. Menonjolkan unsure kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan

narkotika dan obat terlarang, dan

c. Mempertentangkan suku, agama, ras, dan antar golongan.

(6) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan, dan/ atau

mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak

hubungan Internasional.

UU RI No. 32 Th. 2002 tentang Penyiaran khususnya Bab IV Pasal 36

tentang pelaksanaan siaran dimana pada bagian pertama bicara tentang isi siaran

tersebut di atas berlaku untuk media audio dan media audio visual. Oleh karena

itu dalam membuat ragam acara siaran untuk radio juga harus mengacu pada

peraturan tersebut di atas, walaupun tentu ada variasi dari tiap stasiun radio yang

bersangkutan. Seandainya dalam pembuatan ragam acara “menyimpang” dari

aturan yang sudah ditetapkan ada lembaga independen yang akan mengawasi dan

memantau kinerja dari lembaga penyiaran yang bersangkutan. Lembaga tersebut

adalah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).

KERANGKA PIKIR

Dari landasan teori di atas akhirnya bisa dibuat sebuah kerangka pemikiran

dalam penelitian ini sebagai berikut :

POSITIONING : Posisi citra produk siaran dibenak

pikiran pendengar

R A D I O

Page 15: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 15

METODE PENELITIAN

a. Lokasi Penelitian

Ada tiga tempat yang menjadi lokasi penelitian ini, meliputi :

1. Untuk dalam kota, yaitu : RT 01, RT 02, RT 03, RW 1 Kelurahan Setabelan,

Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.

2. Untuk daerah urban, yaitu : Dukuh Kepuh RT 01/ RW 02 Kelurahan Bentakan,

Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

3. Untuk luar kota, yaitu : RT 03, RT 04 / 14 Munggur Lor, Kelurahan Bejen,

Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

b. Populasi

Populasi dalam riset ini meliputi :

a. Setiap rumah tangga yang mempunyai radio di Kelurahan Setabelan,

Kecamatan Banjarsasri, Kota Surakarta.

b. Setiap rumah tangga yang mempunyai radio di Kelurahan Bentakan,

Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

c. Setiap rumah tangga yang mempunyai radio di Kelurahan Bejen,

Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.

Page 16: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 16

c. Sampel

Setiap anggota rumah tangga yang berusia remaja (anak) sampai orang tua

(kepala rumah tangga atau Ibu rumah tangga) yang mempunyai dan

mendengarkan radio.

d. Teknik Pengambilan Sampel

Area sampling, ditetapkan terlebih dahulu area atau daerah yang akan

dijadikan lokasi untuk mengambil sampel. Untuk Kelurahan Setabelan ditetapkan

areanya RT 01, RT 02, RT 03 RW 01, untuk Kelurahan Bentakan ditetapkan

areanya RT 01/RW 02 Kepuh, untuk Kelurahan Bejen ditetapkan areanya

Munggur Lor RT 03, RT 04 /14 Munggur Lor, Bejen, Karanganyar. Setelah itu

sampel diambil dengan cara purposive sampling dan snowball sampling, artinya

warga atau setiap anggota rumah tangga yang mempunyai radio dilokasi tersebut

diambil sebagai sampel. Pertama, ditetapkan sampel yang mempunyai dan

mendengarkan radio terlebih dahulu. Kedua, bergulir ke informan yang lain

sampai data dirasa telah mencukupi kebutuhan. Dengan kata lain besarnya sampel

tidak ditetapkan terlebih dahulu.

e. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan :

a. Indepht Interview

Indepth interview dilakukan langsung kepada informan yang bersangkutan

dengan menggunakan interview guide yang sudah dipersiapkan terlebih

dahulu.

b. Observasi berupa pengamatan lapangan.

c. Studi pustaka berupa buku-buku, arsip, majalah, surat kabar, dan lain-

lain, serta dokumen lain yang dibutuhkan.

f. Jenis Data

Page 17: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 17

Data primer adalah data pokok yang didapatkan dari responden atau

informan yang bersangkutan di lapangan. Dalam penelitian kali ini data

dikumpulkan dengan menggunakan interview guide, sedang data sekunder adalah

data pendukung didapat dari studi pustaka, dokumen, dan lain-lain.

g. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, analisis data yang digunakan

adalah analisis kualitatif yang bersifat mendiskripsikan. Komponen-komponen

analisis data : model interaktif dari Miles dan Huberman (1992).

Hasil Analisis dan Pembahasan

Dari hasil analisis didapat hasil sebagai berikut:

1. Stasiun radio yang paling banyak diakses atau didengar oleh masyarakat

Solo dan sekitarnya yaitu sebagai berikut : Stasiun radio yang mendapat

pilihan terbanyak dari pendengar (informan) yaitu RRI Surakarta FM

sebanyak 19 suara, radio Suara Slank diurutan kedua sebanyak 11 suara,

Solo Radio 8 suara, JPI dan PTPN masing-masing 7 suara, Radio ABC,

Radio Karavan, SAS FM, MQ FM masing-masing 1 suara, Radio MTA 1

suara (radio khusus syiar Islam). Radio lain yang disetel oleh pendengar

adalah Radio Ramsa Delanggu dengan 4 pendengar, Radio Gajah

Mungkur Wonogiri, Radio Swiba Karanganyar masing-masing satu suara.

Pilihan dari informan bisa lebih dari satu stasiun radio.

2. Pada umumnya program acara yang banyak disenangi oleh pendengar

(informan) adalah: 1. Acara hiburan, 2. Berita, 3. Pendidikan. Acara

hiburan, hiburan modern seperti musik (pop, barat, dangdut) sebanyak 34

pendengar. Hiburan tradisional seperti (wayang kulit, wayang wong,

Page 18: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 18

klenengan dan campur sari) sebanyak 19 pendengar. Adapun acara berita

ada 11 orang pendengar dengan rincian 10 orang mendengarkan berita

umum (politik, ekonomi, sosial, keamanan) , 1 orang mendengarkan berita

masalah pertanian. Program acara pendidikan yang banyak didengar

adalah yang berkaitan dengan pembinaan moral spiritual (santapan rohani)

5 orang pendengar yang memanfaatkan media ini.

3. Kebiasaan/tempat untuk mendengarkan radio pada umumnya dilakukan

dirumah sebanyak 42, sisanya dilakukan di tempat kerja (kantor, warung,

jalanan) sebanyak 9 orang pendengar. Kebiasaan mendengarkan radio

kebanyakan dilakukan pada saat pagi hari setelah bangun pagi pukul

05.00 – 07.00 WIB sebanyak 18 orang pendengar, kemudian berturut-turut

menjelang tidur pukul 21.00 – 23.00 WIB sebanyak 12 orang pendengar

dan disaat istirahat siang pukul 13.00 – 15.00 WIB sebanyak 8 orang

pendengar. Sisanya sebaran waktu selain yang tiga di atas, misal : pada

jam 07.00-09.00 WIB ada 6 orang pendengar, jam 09.00-11.00 WIB ada 7

orang pendengar, jam 11.00-13.00 WIB ada 4 orang pendengar, kemudian

jam 15.00-17.00 WIB ada 2 orang pendengar, jam 17.00-19.00 WIB ada 1

orang pendengar, jam 19.00-21.00 WIB ada 7 orang pendengar, dan jam

23.00 WIB ke atas ada 1 orang pendengar. Informan bisa melakukan

pilihan jam-jam siaran lebih dari satu sesuai dengan program acara yang

mereka minati.

4. Jenis kegiatan yang dilakukan pada saat mendengarkan radio sebagai

berikut: sambil mandi sebanyak 3 orang informan, sambil bekerja 12

orang, sambil ngobrol 15 orang, bangun pagi 15 orang, sambil mengisi

waktu luang atau sambil istirahat 12 orang informan, menjelang tidur 18

orang. Jikalau seseorang mendengarkan radio tentu mempunyai alasan

tertentu. Urutan pertama tertinggi yang menjadi alasan informan

mendengarkan radio adalah: acaranya bagus dan bervariasi ada 22 pemilih,

frekuensi gelombang radio jelas dan mudah ditangkap sebanyak 14

pemilih, 8 informan memilih alasan suara penyiarnya bagus.

Page 19: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 19

5. Adapun tipologi pendengar menempati ranking pertama sebanyak 15

orang informan menyatakan diri sebagai pendengar selektif, tipologi

pendengar kedua adalah pendengar spontan dengan 10 orang informan,

pendengar pasif menempati urutan ketiga dengan 8 orang pendengar, dan

terakhir pendengar aktif dengan 7 orang pendengar.

6. Tingkatan usia orang yang teraih sebagai informan dalam penelitian ini:

usia 70 tahun ke atas 1 orang, usia kurang dari 20 tahun 4 orang, usia 20

tahun ke atas 8 orang, 30 tahun ke atas 7 orang, terbanyak usia 40 tahun ke

atas 10 orang, usia 50 tahun ke atas 7 orang dan usia 60 tahun ke atas

sebanyak 3 orang.

7. Pendidikan terakhir informan terbanyak adalah SMA dan sederajat

sebanyak 19 orang, SD 10 orang, SMP 7 orang, S1 satu orang, lulusan

sekolah perawat 1 orang, dan buta huruf 2 orang.

8. Pekerjaan informan: yang menyatakan diri sebagai pegawai swasta 24

orang, PNS 2 orang, pensiunan PNS 1 orang dan pelajar 2 orang, sisanya

masih dalam taraf mencari pekerjaan dan pekerja serabutan.

9. Posisi dalam keluarga dari informan, sebagai kepala keluarga (suami)

sebanyak 18 orang, sebagai ibu rumah tangga (istri) 12 orang dan anak

sebanyak 10 orang.

Kesimpulan

1. Stasiun radio yang paling banyak diakses atau didengar oleh masyarakat

Solo dan sekitarnya yaitu sebagai berikut :

a. Stasiun radio yang mendapat pilihan terbanyak dari pendengar

(informan) yaitu radio RRI FM (Pro II) sebanyak 19 suara, radio

Suara Slank di urutan kedua sebanyak 11 suara, Solo Radio 8

suara, Radio JPI dan PTPN masing-masing 7 suara, Radio ABC,

Radio Karavan, SAS FM, MQ FM masing-masing 1 suara, radio

MTA 1 suara (radio khusus syiar Islam).

Page 20: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 20

b. Radio lain yang disetel oleh pendengar adalah Radio Ramsa

Delanggu dengan 4 pendengar, Radio Gajah Mungkur Wonogiri,

Radio Swiba Karanganyar masing-masing satu suara. Semua

informan kota Solo mendengarkan stasiun-stasiun radio yang ada

di Kota Solo sebaliknya untuk informan di luar kota Solo ada

beberapa yang mendengarkan radio di luar kota seperti Radio

Gajah Mungkur di Wonogiri Radio Ramsa Delanggu, Radio Swiba

Karanganyar, dll. Ini berkaitan dengan daya pancar dari masing-

masing radio hingga suaranya jernih dan mudah ditangkap oleh

pendengar.

c. Dengan kata lain lebih lanjut bisa disimpulkan bahwa positioning

radio-radio di Kota Solo aman untuk tetap eksis di dalam Kota

Solo, namun untuk pendengar di daerah pinggiran eksistensi radio-

radio didalam kota perlu memikir ulang strategi perencanaan

program dan daya pancar perlu ditingkatkan agar keberadaan

mereka tetap terjaga dan diminati oleh pendengar baik dalam

maupun luar kota.

2. Pada umumnya program acara yang banyak disenangi oleh pendengar

(informan) berturut-turut adalah : 1. Acara hiburan, 2. Informasi, 3.

Pendidikan. Dengan kata lain media radio lebih berfungsi sebagai media

hiburan daripada fungsi-fungsi yang lain.

3. Acara hiburan, hiburan modern seperti musik (pop, barat, dangdut)

sebanyak 34 pendengar. Hiburan tradisional seperti ( wayang kulit,wayang

wong, klenengan dan campur sari ) sebanyak 19 pendengar. Adapun acara

berita ada 11 orang pendengar dengan rincian 10 orang mendengarkan

berita umum (politik, ekonomi, sosial, keamanan), 1 orang mendengarkan

berita masalah pertanian. Program acara pendidikan yang banyak didengar

adalah yang berkaitan dengan pembinaan moral spiritual (santapan rohani)

5 orang pendengar yang memanfaatkan media ini.

Page 21: POSITIONING RADIO-RADIO DI KOTA SOLO DAN SEKITARNYA … Radio... · tahun 1876. Baru kemudian ditemukanlah alat komunikasi massa “radio” oleh Guglielmo Marconi tahun 1895 seperti

Sri Urip Haryati : Positioning Radio-Radio Di Kota Solo dan Sekitarnya …..

Jurnal Komunikasi Massa Vol 3 No 2 Juli 2010 21

Daftar Pustaka Uchyana, Effendy Onong. (1978). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung:

Alumni. Errol, Jonathans. (1999). Program Produksi Siaran di Radio-Pelatihan Produksi

Siaran Musik Etnik Tingkat Dasar 1999 (kerjasama dengan Ford Foundation, tidak dipublikasikan).

Masduki. (2004). Menjadi Broadcaster Profesional. Jogyakarta: Pustaka Popular

LKiS. ------------. (2007). Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal. Jogyakarta:

LKiS. Matthew, Miles B dan Michael, Huberman A. (1992). Analisis Data Kualitatif.

Jakarta : Universitas Indonesia. Zulkarimein, Nasution. (1989). Teknologi Komunikasi Dalam Prespektif: Latar

Belakang Dan Perkembangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Harley, Prayudha. (2006). Radio: Penyiar It’s Not Just a Talk. Malang:

Bayumedia Publishing. Tim Perumus. (2006). UU RI No. 32 Th 2002 tentang Penyiaran Dan Kode Etik

Jurnalistik dalam Buku Peraturan Pemerintah tentang Penyiaran. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Internet http://en.wikipedia.org/wiki/radio http://www.ebscohost.comhttp://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=2&hid=112&sid=27356733-0f70-4383-aab1-0ba08910bbad%40sessionmgr110