portofolio 2 medik ankilostomiasis

10
Berita Acara Presentasi Kasus Medik Pada hari ini hari ..., tanggal .... Juni 2013 telah dipresentasikan kasus medik oleh:  Nama : dr. Weda Kusuma Judul/ topik : Anemia hipokromik mikrositik e.c Ankilostomiasis  No. ID dan Nama Pendamping : dr. Ken Mardyanah  No. ID dan Nama Wahana : RSUD dr. R. Soetijono Blora Nama Peserta Presentasi No. ID Peserta Tanda Tangan 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. 11. 11. 12. 12. 13. 13. 14. 14. 15. 15. 16. 16. 17. 17. 18. 18. 19. 19. 20. 20. Berita acara ini ditulis dan disa mpaikan sesuai dengan yang sesungguhnya. Pendamping dr. Ken Mardyanah  NIP. 1960022 6 200604 2 002

Upload: weda-kusuma

Post on 03-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 1/10

Berita Acara Presentasi Kasus Medik 

Pada hari ini hari ..., tanggal .... Juni 2013 telah dipresentasikan kasus medik oleh:

 Nama : dr. Weda Kusuma

Judul/ topik : Anemia hipokromik mikrositik e.c

Ankilostomiasis

 No. ID dan Nama Pendamping : dr. Ken Mardyanah

 No. ID dan Nama Wahana : RSUD dr. R. Soetijono Blora

Nama Peserta Presentasi No. ID Peserta Tanda Tangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

15. 15.

16. 16.

17. 17.

18. 18.

19. 19.

20. 20.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Ken Mardyanah

 NIP. 19600226 200604 2 002

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 2/10

 No. ID dan Nama Peserta : dr. Weda Kusuma Presenter : dr. Weda Kusuma

 No. ID dan Nama Wahana : RSUD dr. R. Soetijono Blora Pendamping : dr. Ken Mardyanah

TOPIK : Anemia hipokromik mikrositik e.c Ankilostomiasis

Tanggal (kasus) : 2 Mei 2013

 Nama Pasien : Tn. J / 60 th No. RM : 272316

Tanggal Presentasi : ... Juni 2013 Pendamping : dr. Ken MardyanahTempat Presentasi : RSUD dr. R. Soetijono Blora

OBJEKTIF PRESENTASI

o Keilmuan o Keterampilan o Penyegaran √ Tinjauan Pustaka 

√ Diagnostik  √ Manajemen o Masalah o Istimewa

o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja √ Dewasa o Lansia o Bumil

o Deskripsi :

Pasien datang dengan keluhan merasa pucat sejak 3 bulan SMRS. Pucat disertai kepala

nggliyer, badan terasa lemah dan semakin hari tubuhnya semakin membengkak. Mual (-).

Muntah (-). Nafsu makan menurun (+). BAK tidak ada keluhan. BAB sedikit susah.

o Tujuan:1.  Mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan ankilostomiasis

Bahan Bahasan √ Tinjauan Pustaka o Riset √ Kasus o Audit

Cara Membahas o Diskusi √ Presentasidan Diskusi

o E-mail o Pos

DATA PASIEN Nama : Tn. J No Registrasi : 272316

 Nama klinik : Bangsal Teratai Telp : - Terdaftar sejak : 2 Mei 2013

Data utama untuk bahan diskusi:

1.  Diagnosis : Anemia hipokromik mikrositik susp. Penyakit kronis

2.  Gambaran Klinis :

Pasien datang dengan keluhan merasa pucat sejak 3 bulan SMRS. Pucat disertai kepala

nggliyer, badan terasa lemah dan semakin hari tubuhnya semakin membengkak. Pasien

 juga mengeluh mual. Muntah (-). Nafsu makan menurun (+). BAK tidak ada keluhan.

BAB sedikit susah.

3.  Riwayat Pengobatan : (-)

4.  Riwayat Kesehatan/ Penyakit : Riwayat serupa disangkal

5.  Riwayat Keluarga : tidak ada yang mengalami hal yang serupa dengan pasien

6.  Riwayat Pekerjaan : petani

7.  Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien tingggal bersama istri dan anaknya dan

aktif bermasyarakat

DAFTAR PUSTAKA:

1.  Pohan, H. 2007. Penyakit Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah. Dalam  Buku Ajar  Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV . Editor Sudoyo, A., Setiyohadi B., Alwi I., dkk.

Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FK UI

2.  Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI

3.  Anonim, 2013.  Ancylostoma/Necator . http://parasite.org.au/para-site/text/ancylostoma-

necator-text.html

4.  Anika B.T., Aaron H., Eric L. 2012.  Hookworm in Emergency Medicine.

http://emedicine.medscape.com/article/788488-overview#showall

HASIL PEMBELAJARAN:

1.  Pengetahuan tentang diagnosis dan penatalaksanaan ankilostomiasis

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 3/10

1.  SUBJEKTIF

RPS :

Pasien datang dengan keluhan merasa pucat sejak 3 bulan SMRS. Awalnya pasien merasa

 biasa saja, tidak merasa sakit apapun, kemudian semakin hari pasien merasakan dirinya

semakin pucat. Pucat disertai kepala nggliyer, badan terasa lemah dan semakin hari tubuhnyasemakin membengkak. Pasien tidak mengeluhkan adanya mimisan, tidak mengeluhkan gusi

 berdarah, tidak ada muntah darah, tidak ada buang air kecil berwarna merah, buang air esar 

tidak disertai darah. Pasien juga mengeluh tidak enak pada perutnya berupa mual kambuh-

kambuhan. Muntah (-). Pasien juga mengeluhkan rasa perut kembung, perut terasa sebah,

nafsu makan menurun. BAK tidak ada keluhan. BAB sedikit susah.

RPD

Riw. Serupa : disangkal

Riw. Hipertensi : disangkal

Riw. DM : disangkal

2.  OBJEKTIF

  Keadaan Umum : Lemah

  Vital sign

o  Tensi : 80/50 mmHg

o   Nadi : 96 X/ menit

o   Nafas : 24 X/ menit

  Mata : CA (+/+), SI (-/-)

  Thorax

Pulmo

Inspeksi : Simetris, retraksi (-)

Palpasi : pergerakan dada kanan = kiri

Perkusi : Sonor/sonor 

Auskultasi : SDV (+/+), RBK (-/-), wheezing (-/-)

Cor:

Auskultasi : BJ I II intensitas normal, reguler, bising jantung (-)

  Abdomen

Inspeksi : Dinding perut >> dinding dada, distended (-)

Auskultasi : Bising Usus (+) N

Perkusi : Pekak alih (+)Palpasi : Supel

  Ekstremitas

Akral dingin

 _ _

 _ _

Oedem

+ +

+ +

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 4/10

  Pemeriksaan laboratorium tgl 2 Mei 2013

Hb : 0,9 g/dl

AL : 4,2.103/uL

AT : 236. 103 /uL

AE : 3. 10

6

/uLHct : 4,4%

MCH : 3 pg

MCV : 14,6 fL

MCHC: 20,4 g/dl

3.  ASSESSMENT

Anemia Gravis Hipokromik Mikrositik e.c Penyakit kronik 

ANEMIA

Anemia hanyalah suatu sindrom, bukan suatu kesatuan penyakit, yang dapat

disebabkan oleh berbagai penyakit dasar. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh karena: 1).

Gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang; 2). Kehilangan darah keluar tubuh

(perdarahan); 3). Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).

Klasifikasi lain untuk anemia dapat dibuat berdasarkan gamabaran morfologik dengan

melihat indeks eritrosit atau hapusan darah tepi. Dalam klasifikasi ini anemia dibagi menjadi

tiga golongan: 1). Anemia hipokromik mikrositik (anemia defisiensi besi, thalasemia mayor,

anemia penyakit pkronik, anemia sideroblastik), bila MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg; 2).

Anemia normokromik normositik (anemia pasca perdarahan akut, anemia palastik, anemia

 penyakit kronik, anemia pada gagal ginjal kronik), bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg; 3).

Anemia makrositik (anemia defisiensi asam folat, anemia defisiensi B12), bila MCV > 95 fl.Gejala umum anemia ini timbul karena anoksia organ dan mekanisme kompensasi

tubuh terhadap kekurangan daya angkut oksigen. Gejala umum anemia menjadi jelas apabila

kadar Hb telah turun di bawah 7 gr/dl. Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada

a). Derajat penurunan Hb; b). Kecepatan penuruan Hb; c). Usia; d). Adanya kelainan jantung

atau paru sebelumnya. Gejala anemia dapat digolongkan menjadi 3 jenis gejala, yaitu:

1.  Gejala umum anemia

Sindrom anemia meliputi rasa lemah, lesu, cepat lelah, tinnitus, mata berkunang-kunang,

kaki terasa dingin, sesak nafas, dan dispepsia.

2. Gejala khas masing-masing anemiaAnemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok 

Anemia megaloblastik: glositis, gangguan neurologik 

Anemia hemolitik: ikterus, splenomegali, dan hepatomegali

Anemia aplastik: perdarahan dan tanda-tanda infeksi

3.  Gejala penyakit dasar 

Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia sangat bervariasi

tergantung dari penyebab anemia tersebut. Misalnya gejala akibat infeksi cacing tambang:

sakit perut, pembengkakan parotis, dan warna kuning pada telapak tangan.

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 5/10

 

ANKILOSTOMIASIS

A.  DEFINISI

Infeksi cacing tambang adalah penyakit yang disebabkan cacing Ancylostoma duodenale 

dan/atau  Necator americanus. Cacing tambang mengisap darah sehingga menimbulkan

keluhan yang berhubungan dengan anemia, gangguan pertumbuhan terutama pada anak 

dan dapat menyebabkan retardasi mental.

B.  ETIOLOGI

 Ancylostoma duodenale dan/atau Necator americanus 

C.  GAMBARAN KLINIS  Masa inkubasi antara beberapa minggu sampai beberapa bulan tergantung dari

 beratnya infeksi dan keadaan gizi penderita

  Pada saat larva menembus kulit, penderita dapat mengalami dermatitis. Ketika larva

lewat di paru dapat terjadi batuk-batuk 

  Rasa tak enak pada perut, kembung, flatus, mencret, merupakan iritasi cacing

terhadap usus halus yang terjadi lebih kurang 2 minggu setelah larva mengadakan

 pnetrasi ke kulit.

  Akibat utama yang disebabkan cacing ini ialah anemia yang kadang demikian berat

sampai menyebabkan gagal jantung. Anemia terjadi 10-20 minggu setelah infestasicacing. Anemia yang terjadi biasanya anemia hipokromik mikrositer. Beratnya

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 6/10

anemia bergantung pada jumlah cacing dewasa yang terdapat di dalam usus.

D.  PATOGENESIS

 A. duodenale dan N. americanus merupakan cacing kecil berwarna putih. Panjang cacing

 jantan 8-11 mm, dan betina 10-13 mm. Jenis kelamin tidak dapat dibedakan oleh mata

telanjang. Larva cacing tambang muncul dari telur dalam waktu 24 jam dan kemudian

memasuki tahap larva infektif filariform dalam waktu 24 jam. Setelah molting , larva

mampu menembus kulit yang intak.

Banyak orang mungkin terinfeksi dengan cacing tambang namun tidak menimbulkan

gejala. Secara umum, perkembangan penyakit tergantung pada spesies parasit yang

terlibat, intensitas infeksi, dan kondisi gizi individu. Perkembangan parasit menyebabkantiga fase penyakit, fase di mana kulit menyerang larva dapat menyebabkan dermatitis,

fase paru di mana migrasi larva dapat menyebabkan pneumonitis, dan fase usus di mana

cacing dewasa dapat menyebabkan anemia.

Berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi dengan kotoran (sumber telur dan

larva cacing tambang) adalah metode paparan yang paling umum terjadi. Larva infektif 

menembus kulit dan menyerang pembuluh darah di dermis, sehingga menimbulkan suatu

dermatitis alergi berbentuk papular, vesikular, dan menyebabkan pruritus. Setelah

 penetrasi kulit, sirkulasi vena membawa larva ke paru-paru, di mana mereka masuk ke

dalam kapiler paru. Dalam 3-5 hari, larva menerobos masuk alveoli dan dengan gerakansilia larva dari paru-paru naik ke bronkus, trakea, dan faring. Setelah mencapai faring,

larva tertelan dan mendapatkan akses ke saluran pencernaan. Setelah di saluran

 pencernaan, cacing menempel pada dinding usus dan mulai menghisap darah host .

cacing dewasa  N.americanus mengkonsumsi sekitar 0,3 mL darah per hari, sedangkan

 A.duodenale mengkonsumsi sekitar 0,5 mL darah setiap hari. Kehilangan darah dari host 

dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi berat dan hipoproteinaemia. Oleh cacing

tidak semua darah yang tertelan dicerna, sejumlah darah hanya lewat pada tubuh cacing

dan didegradasi dalam usus sehingga feses berwarna hitam (melena). Kehilangan darah

lebih diperparah oleh luka usus selama cacing pindah ke lokasi penghisapan yang baru

dari waktu ke waktu, mensekresi enzim proteolitik dan antikoagulan, dan meninggalkan

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 7/10

ulkus mikroskopis. Infeksi yang melibatkan <100 Necator menghasilkan kerusakan

ringan, sedangkan> 100 cacing menghasilkan lebih banyak kerusakan, dan >1000 dapat

 berakibat fatal. Sedangkan Ancylostoma dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan

 penyakit yang serius karena mereka menghisap lebih banyak darah, 100 cacing dapat

menyebabkan penyakit yang parah. Pasien dengan infeksi berat mengalami defisiensi protein yang parah, kulit dan rambut kering, edema, dan perut buncit pada anak dan

 pubertas tertunda, retardasi mental, gagal jantung dan kematian. Penyakit ini semakin

diperberat dengan kekurangan gizi dan gangguan imunologi.

Telur  N. americanus mulai muncul dalam tinja sekitar 6-8 minggu setelah infeksi awal

dan sekitar 38 minggu setelah infeksi awal  A. duodenale. Jangka hidup dari cacing  A.

duodenale adalah sampai satu tahun dan sampai 5 tahun untuk  N.americanus.

E.  DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar atau biakan tinja

dengan cara Harada-Mori. Kadang-kadang terdapat sedikit darah pada tinja. Selain dalam

tinja, larva dapat juga ditemukan dalam sputum. Eosinofili dakan terlihat jelas pada

 bulan pertama infeksi cacing ini.

F.  PENATALAKSANAAN

  Pirantel pamoat 10 mg/kgBB per hari selama 3 hari

  Mebendazol 500 mg dosis tunggal atau 100 mg 2x sehari selama 3 hari berturut-turut

  Albendazol 400 mg dosis tunggal, tetapi tidak boleh digunakan saat hamil

  Sulfas ferosus 3x1 tablet untuk orang dewasa atau 10 mg/kgBB/kali untuk anak untuk 

mengatasi anemia

  Tetrakloretilen

Drug of choice untuk pasien ankilostomiasis. Dosis 0,12 ml/kgBB, dosis tunggal tidak 

 boleh lebih dari 5 ml. Pengobatan dapat diulang 2 minggu kemudian bila pemeriksaan

telur dalam tinja masih positif. Pemberian obat ini sebaiknya dalam keadaan dalam

 perut kososng disertai pemberian 30 gr MgSO4 

  Befadium hidroksinaftat

Drug of choice untuk ankilostomiasis dan baik untuk pengobatan massal anak. Dosis

5 g 2x sehari, dan dapat diulang bilamana diperlukan. Untuk pengobatan  Necator 

americanus, dosis diberikan 3x sehari.

G.  PENCEGAHAN

  Pencegahan meliputi sanitasi lingkungan dan perbaikan higine perorangan terutama penggunaan alas kaki

4.  PLAN

Penatalaksanaan di UGD

  Infus NaCl 0,9% 20 tpm

  Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam

  Transfusi PRC 4 kolf 

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 8/10

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 9/10

ICU

5/5/2013

07.00

Kel: -

KU: sedang, CM

VS:

TD: 138/66 mmHg

HR: 86 x/mnt

RR: 22x /mntMata: CA (-/-)

Abd:

Area troube pekak (+)

Pekak alih (+)

Ascites (+)

Ekstremitas:

Oedem ekst. sup (-/-)

ekst. inf (+/+)

Anemia gravis

hipokromik 

mikrositik e.c

ankilostomiasis

- Infus NaCl 0,9% 20

tpm

- Zollozid 2x1

- Constipen 3x1

ICU

6/5/2013

07.00

Kel: -

KU: sedang, CM

VS:

TD: 118/58 mmHg

HR: 115 x/mnt

RR: 28x /mnt

Mata: CA (-/-)

Abd:

Area troube pekak (+)

Pekak alih (+)

Ascites (+)

Ekstremitas:

Oedem ekst. sup (-/-)

ekst. inf (+/+)

Anemia gravis

hipokromik 

mikrositik e.c

ankilostomiasis

- Infus NaCl 0,9% 16

tpm

- Inj. Lasix 1 x 2 gr IV

- Lanzoprazol 2 x1

- Pindah bangsal

Teratai

7/5/2013

07.00

Kel: -

KU: sedang, CM

VS:

TD: 110/70 mmHg

HR: 80 x/mnt

RR: 20x /mnt

Mata: CA (-/-)

Abd:

Supel, NT (-), BU (+)

 N, Ascites (-)

Ekstremitas:

Oedem ekst. sup (-/-)ekst. inf (-/-)

Anemia gravis

hipokromik 

mikrositik e.c

ankilostomiasis

- Infus NaCl 0,9% 16

tpm

- Inj. Lasix 1 x 2 gr IV

- Lanzoprazol 2 x1

Teratai

8/5/2013

07.00

Kel: -

KU: sedang, CM

VS:

TD: 100/70 mmHg

HR: 84 x/mnt

RR: 20x /mnt

Mata: CA (-/-)

Abd:

Supel, NT (-), BU (+)

 N, Ascites (-)Ekst: oedem (-)

Anemia gravis

hipokromik 

mikrositik e.c

ankilostomiasis

- Pasien pulang

7/28/2019 Portofolio 2 medik ankilostomiasis

http://slidepdf.com/reader/full/portofolio-2-medik-ankilostomiasis 10/10