porto kardiomiopati
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
PORTOFOLIO INTERNSHIP (II)
dr. Mario Reggynal
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa
Topik : Kardiomiopati Peripartum
Tanggal (Kasus) : 12 Maret 2015
Tanggal Presentasi : 19 Maret 2014
Tempat Presentasi : IGD RSUD Sumbawa
Presenter : dr. Mario Reggynal
Pendamping : dr. M. Insani Ilman
Objektif Presentasi :
a. Penyegaran
b. Tatalaksana
c. Dewasa
d. Deskripsi : Wanita, 24 tahun, keluhan dada terasa berdebar-debar dan
sesak napas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
e. Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Kardiomiopati Peripartum
Bahan Bahasan : Kasus
Cara Membahas : Presentasi dan Diskusi
Data Pasien : Ny. W
Nama Klinik : IGD RSUD Sumbawa
Data Utama untuk Bahan Diskusi
Diagnosis/Gambaran Klinis • Kardiomiopati Peripartum,
keadaan umum tampak lemas,
sering berdebar-debar, sesak napas
terutama saat tidur, dan dada
seperti tertindih beban berat sejak
1 minggu lalu. Tidak pernah
tangannya gemetaran saat
melakukan sesuatu, dan jarang
lemas sebelumnya.
• 2-3 minggu lalu, melakukan proses
persalinan anak ke-2 secara
normal, bahwa hanya terjadi
perdarahan yang cukup banyak,
namun bisa teratasi.
• Primary Survey
A: clear, paten
B: spontan, simetris, RR 24x/mnt,
SpO2 98%
C: teraba kuat, HR 100x/mnt,
reguler, akral hangat, CRT<2’’
D: Alert
Riwayat Pengobatan Belum mendapatkan pengobatan untuk
keluhan pasien
Riwayat Kesehatan/Penyakit Riwayat keluhan serupa (-), stroke (-), HT
(-)
Riwayat Keluarga Tidak ada yang memiliki keluhan serupa
Riwayat Pekerjaan, Kebiasaan, dan
Sosial
2-3 minggu lalu, melakukan proses
persalinan anak ke-2 secara normal,
bahwa hanya terjadi perdarahan yang
cukup banyak, namun bisa teratasi.
Lain-lain BPJS
Daftar Pustaka
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et al. Cardiovascular Disease. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Ed 18. New York : The McGraw-Hill Companies 2012.
Setyaningrum, Monique. Rehatta, Valentino. Definisi, Etiopatogenesis, dan Diagnosis Kardiomiopati Peripartum. CDK-218/ vol. 41 no. 7, th. 2014
Edlich RF. Peripartum Cardiomyopathy. Available on http://emedicine.medscape.com/article/2051157-overview [cited on 7 March 2014: 10.00]
Hasil Pembelajaran
Diagnosis Kardiomiopati Peripartum
Menyingkirkan diagnosis banding Kardiomiopati Peripartum
Patofisiologi Kardiomiopati Peripartum
Komplikasi Kardiomiopati Peripartum
Tatalaksana Kardiomiopati Peripartum
Edukasi pasien dan keluarga dengan Kardiomiopati Peripartum
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
1. Subjektif
Pasien dirujuk dari Puskemas dengan diagnosis CHF. Pasien mengeluh sering
berdebar-debar, sesak napas terutama saat tidur, dan dada seperti tertindih
beban berat. Nyeri dada juga kadang dirasakan pasien di sebelah kiri, namun
tidak menjalar. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengaku jarang keluar dingin, dan tidak pernah tangannya gemetaran saat
melakukan sesuatu, dan jarang lemas sebelumnya.
Sekitar 2-3 minggu lalu, pasien dirawat di RS untuk melakukan proses
persalinan anak ke-2. Saat itu, pasien melakukan persalinan secara normal, tak
ada masalah pada jantungnya, tanda-tanda vital masih baik, dan dikatakan oleh
bidannya bahwa hanya terjadi perdarahan yang cukup banyak, namun bisa
teratasi.
2. Objektif
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis pasien, masih sulit untuk menegakkan
bahwa pasien memiliki diagnosis Kardiomiopati Peripartum, oleh karena itu
perlu pemeriksaan penunjang lain seperti EKG dan echocardiography.
Anamnesis
Pasien dirujuk dari Puskemas dengan diagnosis CHF. Pasien mengeluh
sering berdebar-debar, sesak napas terutama saat tidur, dan dada
seperti tertindih beban berat. 2-3 minggu lalu, melakukan proses
persalinan anak ke-2 secara normal, bahwa hanya terjadi perdarahan
yang cukup banyak, namun bisa teratasi.
Pemeriksaan fisis
Tanda vital pasien KU: Tampak lemas, TD 120/80 mmHg, HR
100x/menit, regular kuat, RR 24x/mnt, suhu 36,50C.
Pada pemeriksaaan fisik, kepala, leher, paru, abdomen, dan ekstremitas
masih dalam batas normal. Pada jantung ditemukan adanya murmur
sistolik pada katup mitral grade IV, tak ada gallop, dan irama
jantungnya masih reguler.
Gambar 1. Echocradiography
Kesan:
- ejection fraction baik
- tampak adanya dilatasi ventrikel kiri dan atrium kiri
EKG:
Irama : Sinus Rhytm
Laju : 100 x/mnt
Axis : normal
Gel.P : p wave normal
Interval PR : normal
Gel.Q : Q patologis -
Komplex QRS: normal
Segmen ST : normal
Gel T : normal
Gel. U : negatif
- Kesan : Sinus rhytm
Pemeriksaan Laboraturium
Leukosit : 11.240/µL Trombosit : 337.000
Hb : 12 g/dL
MCV
: 80.1 fL
Ht : 37.3%
MCH :
26.5 pg
GDS : 134 mg/dL.
3. Assesment
Dari anamnesis ditemukan gejala yang
mengarahkan kepada kelainan dan gangguan pada jantung yaitu sering
berdebar-debar, sesak napas terutama saat tidur, dan dada seperti tertindih
beban berat. 2-3 minggu lalu, melakukan proses persalinan anak ke-2 secara
normal namun pasien sering makan makanan laut. Gejala ini merupakan gejala
yang cukup khas pada pasien dengan gangguan kontraktilitas jantung,
terutama jika sesaknya makin bertambah saat dalam posisi tidur dan saat
melakukan aktivitas. Dari anamnesis, pasien juga mengatakan bahwa sesak ini
dimulai sejak pasien melahirkan anak ke-2, yang menunjukkan hubungan
adanya gangguan jantung pada saat melahirkan tersebut karena jantung akan
dipacu lebih kuat pada saat orang mau melahirkan.
Gangguan pompa pada jantung akan menyebabkan perfusi ke organ
berkurang (forward failure) dan juga menyebabkan terjadinya bendungan pada
atrium jantung, yang pada akhirnya akan menyebabkan adanya penumpukan
cairan pada organ sebelumnya (paru, hati, dll) dan inilah yang dinamakan
mekanisme backward failure. Pada pemeriksaan fisik jantung ditemukan
adanya murmur sistolik pada katup mitral grade IV, tak ada gallop, dan irama
jantungnya masih reguler. Namun, tak ada tanda-tanda adanya bendungan
(kongestif) berupa edema paru, ascites, maupun edema pada kedua tungkai.
Murmur sistolik pada katup mitral menunjukan adanya gangguan pada katup
jantung, karena adanya aliran balik (regurgitasi) dari ventrikel kiri ke atrium
kiri akibat katup mitral yang tidak menutup secara sempurna pada waktu fase
sistolik.
Dari pemeriksaan EKG, tak ada tanda-tanda kelainan (sinus rhytm).
Dari hasil pemeriksaan echocardiography, ditemukan adanya pembesaran
(dilatasi) dari atrium dan ventrikel kiri. Hal ini menunjukan adanya
gangguan pada kontraktilitas pompa jantung, sehingga otot jantung akan
berdilatasi sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan cardiac
output.
Sesuai dengan literatur pasien mengalami Kardiomiopati peripartum
(peripartum cardiomyopathy, PPCM) adalah keadaan kardiomiopati idiopatik,
berhubungan dengan kehamilan, bermanifestasi sebagai gagal jantung karena
disfungsi sistolik ventrikel kiri, biasanya terjadi selama 1 bulan terakhir
kehamilan sampai 5 bulan postpartum. Merupakan diagnosis eksklusi pada
wanita tanpa penyakit kardiovaskular lain, tidak harus disertai dilatasi
ventrikel kiri, namun fraksi ejeksi biasanya selalu <45%.
National Heart Lung and Blood Institute and the Office of Rare
Diseases menyatakan PPCM jika (1) gagal jantung timbul pada bulan terakhir
kehamilan atau pada 5 bulan post-partum, (2) tidak ada penyebab pasti
timbulnya gagal jantung (3) tidak ada penyakit jantung yang ditemukan
sebelum kehamilan (4) disfungsi sistolik yang dapat dipastikan oleh
echocardiography dengan kriteria fraksi ejeksi ventrikel kiri <45%,
pemendekan fractional <30% atau keduanya.
Etiopatogenesis PPCM berupa hipotesis yang mencakup peranan stres
oksidatif, hormon prolaktin, miokarditis, proses autoimun dan mungkin
berhubungan dengan gen. Presentasi klinis PPCM kurang lebih sama dengan
gagal jantung sistolik sekunder terhadap kardiomiopati dan diklasifikasikan
berdasarkan NYHA. PPCM adalah diagnosis eksklusi, semua pasien harus
telah diperiksa dan penyebab lain selain kehamilan disingkirkan. Gold
standard penentuan PPCM adalah echocardiography. Prognosis PPCM
tergantung pada kembalinya fraksi ejeksi ke angka normal.
Pada kondisi akut dimana sesak napas hebat dan berat pasien
memerlukan perawatan intensif di ICU (intensive care unit), bahkan mungkin
memerlukan bantuan peralatan bantu napas (ventilator). Bila kardiomiopati
terjadi sebelum melahirkan, tim dokter yang terdiri dari dokter kandungan,
jantung, anestesi, dan anak, akan mempertimbangkan untuk segera mengakhiri
kehamilan, kemungkinan besar dengan cara operasi, tergantung dari kondisi
ibu dan janin. Setelah kondisi akut teratasi, pasien bisa berobat jalan. Obat-
obat bagi penderita kardiomiopati peripartum sama dengan obat untuk pasien
gagal jantung pada umumnya yaitu golongan diuretik, penghambat enzim
konversi angiotensin, penghambat beta, antagonis aldosteron, dan digitalis.
Bila penderita memutuskan untuk menyusui bayinya, obat-obat
golongan penghambat enzim konversi angiotensin, penghambat beta, dan
diuretik, umumnya cukup aman diberikan. Dokter jantung akan melakukan
evaluasi ekokardiogram setiap 3 atau 6 bulan untuk menilai pemulihan
kemampuan pompa jantung. Bila pompa jantung bisa kembali meningkat
sampai di atas 50% dalam 3 atau 6 bulan, biasanya kondisi jantung dapat pulih
normal kembali. Tetapi kadang kondisi jantung membutuhkan waktu lebih
lama untuk pulih sempurna. Makin lama kondisi jantung pulih, makin kecil
kemungkinan bahwa jantung bisa kembali normal.
4. Plan
a. Diagnosis : Upaya penegakkan diagnosis sudah maksimal dan ditegakkan
diagnosis Kardiomiopati Peripartum
Pengobatan :
Pasien ditempatkan di critical care (P1) dengan posisi kepala 30°
Nasal kanul 4L/mnt
IVFD RL 20 tpm
Captopril 12.5 mg p.o
Bisoprolol 2.5 mg p.o
Rawat bagian Penyakit Dalam
Mengetahui,
dr. M. Insani Ilman
Pendamping Dokter Internship