populasi dan-sampel
TRANSCRIPT
POPULASI DAN SAMPELOleh :1. Agus 2. Andini3. Teti
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. • Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka
sekolah X ini merupakan populasi.
Satu orangpun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin, pribadi, hobi, dan cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Berdasrkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :1. Populasi Homogen, adalah sumber data yang
unsurnya memiliki sifa yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantatif
2. Populasi Heterogen, adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat dan keadaaan yang berbeda ( Bervariasi ) sehingga perlu ditetapkan batas – batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam-macam sampling ditunjukkan pada gambar berikut :
teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. • Probability sampling meliputi, simple random
sampling, proportionate stratified random, disproportinate statified random, dan area random.
• Nonprobability Sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportinate statified random sampling, dan sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
• Simple Random SamplingSimple random sampling merupakan
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
• Proportionate stratified random samplingTeknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45 orang, S2 = 30 orang, STM = 800 orang, ST = 900 Oorang, SMEA = 400 orang, SD = 300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
• Disproportionate stratified random samplingTeknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3 , 4 orang lulusan S2, 90 orang S1 , 800 orang SMU , 700 orang SMP . Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 S2 orang lulusan tersebut diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok , , dan .
• Cluster sampling (Area sampling)Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan seperti gambar berikut,
Nonprobability Sampling
Sedangkan non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh, dan snowball sampling.
• Sampling sistematisSampling sistematis adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
• Sampling kuotaSampling kuota adalah teknik menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
• Sampling ansidentalSampling insidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil datanya dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
• Sampling purposiveSampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melekukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
• Sampling jenuhSampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
•Snowball samplingSnowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Menentukan Ukuran Sampel
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu, dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 10%.
Contoh Menentukan Ukuran Sempel,Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan
kelompok masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1= 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi berstrata).
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258, Karena populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982, p. 253) memberikan saran-saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini:• Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.• Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30.
• Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sempel = 10 x 5 = 50.
• Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-masing antara 10 s/d 20.
Kesalahan Sampling dan Kesalahan non-Sampling
1. Kesalahan SamplingKesalahan ini terjadin disebabkan oleh
kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap tentang populasi dan penelitian hanya dilakukan berdasarkan sample
Sebagian dari kesalahan-kesalahn sampling pada umumnya adalah sebagai berikut:• Menyeleksi subjek-subjek untuk suatu sampel karena tersedia dan ini
menyenangkan bagi peneliti untuk menggunakannya, disamping menyeleksi subjek-subjek dengan berdasarkan ketepatan dalam hal-hal populasi target. Jika sampel tidak tepat, temuan temuan dari kajian tidak dapat digeneralisasikan.
• Menyeleksi sujek-subjek untuk kelompok yang dibandingkan dari populasi-populasi yang berbeda: jika perbandingan antara kelompok-kelompok tidak valid.
• Menyeleksi suatu sampel yang tidak tipikal dari populasi• Menyeleksi suatu sampel yang terlalu kecil untuk desain penelitian dan analisis
statistik yang digunakan.• Menyeleksi sampel yang gagal memenuhi kebutuhan desain penelitian.• Menggunakan para relawan tetapi gagl untuk menentukan apakah mereka
berbeda dengan para non relawan tentang beberapa karakteristik atau kemampuan yang kursial pada kajian tersebut.
• Menyeleksi sampel yang tidak membuat syarat-syarat untuk pergeseran dan mungkin pada akhir kajian terbukti terlalu kecil
2. Kesalahan Non SamplingKesalahan ini terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu
berdasarkan sampling ataukah berdasarkan sensus. Beberapa penyebab terjadinya kesalahan non – sampling
adalah :1. Poplasi tidak diidentifikasi sebagaimana mestinya.2. Populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya
dipelajari3. Angket idak dirumuskan sebagaimana mestinya yang
memenuhu standar validitas4. Istilah – istilah telah didefinisikan kurang tepat atau telah
digunakan tidak secara konsisten ( Reliabel )5. Para responden tidak memberikan jawaban yang akurat,
menolak untuk menjawab atau tidak ada ditempat ketika petugas ( peneliti ) datang untuk melakukan wawancara.
Tempat dan Jadwal Penelitian
1. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya :
Penelitian dapat dilakukan diberbagai tempat, yaitu di perpustakaan, lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas dasar tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi : • Penelitian perpustakaan (library research), • Penelitian laborartorium (laboratory research), • Penelitian lapangan (field research)
2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode :Berdasarkan metode yang dipakai, penelitian
dibedakan menjadi penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal (longitudinal research) adalah penelitian yang dilakukan dengan metode longitudinal (longituninal method), yaitu metode penelitian yang membutuhkan waktu yang lama, berbulan-bulan bahkan bertahun, secara berkesinambungan. Sedangkan penelitian cross-sectional (cross-sectional research) merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode cross-sectional (cross-sectional method), yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relative pendek dan tempat tert (Kuntjotjo, 2009)entu.