pondasi dangkal

34
BAB V PONDASI DANGKAL

Upload: tri-wahyu-hadi-s

Post on 24-Jul-2015

1.892 views

Category:

Documents


79 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pondasi Dangkal

BAB VPONDASI DANGKAL 

Page 2: Pondasi Dangkal

PendahuluanPondasi adalah sesuatu yang

menyongkong suatu bangunan seperti kolom atau dinding yang membawa beban bangunan tersebut.

Pondasi Dangkal pondasi yang diletakan tepat dibawah bagian yang terbawah dari bagian bangunan atas tanah yang didukungnya.

Page 3: Pondasi Dangkal

5.1. JENIS-JENIS PONDASI DANGKAL

1. Pondasi Telapak

Pondasi Telapak adalah pondasi yang biasanya digunakan untuk menumpu kolom bangunan, tugu/menara, tangki air, pilar jembatan, cerobong asap, dan konstruksi bangunan sipil yang lain. Untuk memudahkan hitungan kontruksi pondasi telapak maka digunakan beberapa anggapan praktis bahwa:

a. Plat pondasi adalah kaku sempurna yang tidak melengkung karena beban terpusat dan tetap lurus.

b. Desakan tanah dibawah dasar pondasi berbanding langsung dengan penurunan pondasi.

c. Secara teoritis timbul tegangan tarik,namun bisa diabaikan.

Page 4: Pondasi Dangkal

P = desakan pada tanah (ton/)

V = gaya tekan (ton)

A = luas pondasi ()

P = V / A

Gambar 5.1 Desakan akibat V ( pondasi berbentuk bujur sangkar)

Namun jika yang bekerja adalah gaya sentries (V) dan momen

(M) maka dapat digunakan pondasi berbentuk persegi panjang

dengan analisa hitungan sebagai berikut :

Page 5: Pondasi Dangkal

a. Karena V akan timbul, desakan terbagi rata.

P1 = V / ( by . bx )

b. Karena pengaruh momen M, akan timbul momen perlawanan ( momen kopel) M’ oleh P

P = (1/2) (1/2) bx . P2. by

M’ = P (2) (⅓) . bx

= ¼ .bx . P2 . by. (⅔) bx

= (1/6) bx . by. P2

dari M’ = M maka ;

Gambar 5.2 Desakan Akibat V dan M

P2=

(+) adalah tanda gaya desak ke kanan(-) adalah tanda gaya desak ke kiri

Page 6: Pondasi Dangkal

c. Pengaruh kondisi V dan M

p max = +

p min = + atau,

p ext = +

Page 7: Pondasi Dangkal

Pmin ≥ 0 adalah syarat agar pada dasar pondasihanya terjadi tegangan desak saja, karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik. Bila beban gaya V tidak sentries (eksentris), keadaan ini sama dengan V sentries dengan momen M= V . e , dengan e adalah eksentrisitas dari gaya vertical V .

gambar 5.3 Ekivalen P dan M

Dimana nilai e = adalah batas dimana pada dasar pondasi hanya terjadi tegangan desak saja.

Page 8: Pondasi Dangkal

Gambar 5.4 e =

Bila gaya V masih bekerja diantara (1/6) . ke kanan dan (1/6) . kekiri dari titik pusat pondasi, jadi garis kerja V masih didalam daerah 1/3 bagian tengah, maka dibawah dasar pondasi hanya timbul tegangan desak saja, sedang 1/3 daerah tengah itu disebut inti/teras (kern) 

Jadi kesimpulannya ialah:V didalam inti hanya timbul tegangan desak.V diluar inti teoritis akan timbul tegangan tarik

pada tanah.Bila garis kerja V diluar inti, maka analisa pondasi sebagai berikut : dari kesetimbangan statika.

Page 9: Pondasi Dangkal

Gambar 5.5 e =

;

Resultan desakan tanah pada pondasi.

R = ½ . x . Pmax . by dengan garis kerja berjarak 1/3x dari sisi kanan pondasi dari ∑ fy = 0 ; V = ½ x. P max .by ;

Jadi P max =

Page 10: Pondasi Dangkal

Untuk mencakupi kebutuhan air bersih pada suatu rumah tinggal, dibuat sebuah tangki air bersih ukuran 1 x 1 x 0,85 (850 liter) dengan tinggi + 3,00 m muka tanah. Daya dukung tanah yang diijinkan pada kedalaman – 1,50 m adalah Pa = 1kg/. Rencanakan dimensi fondasi tangki air.

Contoh Soal 1:

Page 11: Pondasi Dangkal

Penyelesaian :

1. Dihitung beban tengki air

Dinding tangki (4)(1,10)(0,1)(0,85)(2400) = 897,6

Plat lantai tangki (1,20)(1,20)(0,15)(2400) = 518,4

Balok plat (4)(1/2)(0,45)(0,15)(0,2)(2400) = 72

Berat air (1)(1)(0,85)(1000) = 850

Beban orang + penutup seng = 150

Kolom (0,3)(0,3)(4,5)(2400) = 972

2. Karena tampang yang menahan desakan angin relative kecil (1,00), maka tangki air yang agak rendah (+13,00), maka pengaruh angin diabaikan. Ditinjau dari gaya gempa dan praktis diperkirakan sebesar 10% berat konstruksi dan bekerja pada titik berat konstruksi. P gempa = ( 10%) (2488) = 248,8 kg M gempa =( 248,8) (5) = 1244 kg/m

+3460 kg

Page 12: Pondasi Dangkal

3. Ditaksir tebal plat pondasi 30 cm. q plat = (0,3) (2400)

= 720 kg/m2 = 0,072 kg/m2q tanah (1,5 – 0,3) 0,17 = 0,204 kg/cm2

jadi P netto = 1- 0,276 = 0,724

4. Luas plat pondasi yang diperlukan A = ( 3460 / 0,274 ) = 4779 cm2.Bila pondasi berbentuk bujur sangkar dengan sisi b, maka b = 69,13 cm.

5. Untuk menahan momen gempa, maka dimensi pondasi diperbesar, dan diadakan hitungan control terhadap kombinasi gaya sentries 1 momen gempa sebagai beban maksimum/beban sementara. Pada beban sementara, daya dukung tanah yang diijinkan dapat diperbesar 1,5 kali daya dukung tanah pada beban normal.Pa = 1,5p = 1,5 kg/cm2Pn = 1,5 – 0,276 = 1,224 kg/cm2Misal digunakan pondasi dengan b = 100 cm

P = ± = 0,346 ± 0,746

P max = 0,346 + 0,746 = 1,092 ≤ 1,224

 

q total = 0,276 kg/ cm2

Page 13: Pondasi Dangkal

P min = 0,346-0,746 < 0

Karena P min < 0, berarti garis kerja daya desak bekerja diluar “teras” (kern).

M = V . e

124400 kg/cm = 3460 . e

e = 35,95 cm > (1/6) . b

dari rumus untuk menentukan jarak garis netral :

x = 3(0,5 . b-e) → 3(50 – 35,59) = 42,15

P max = → = 1,64 > 1,224

Misal “trial” dengan b = 110 cm ; P = ± = 0,286 0,560

P max = 0,286 + 0,560 = 0,846 < 1,224

P min = 0,286 - 0,560 < 0 ; Berarti gaya desak bekerja diluar “teras”

M = V . e

124400 kg/cm = 3460 . e

e = 35,95 cm > (1/6) . b

Page 14: Pondasi Dangkal

x = 3 (0,5b - e)

= 3(55 - 35,95) = 57,15 cm

P max = = 1,100 < 1,224

Jadi cukup aman digunakan plat pondasi telapak ukuran 1,10 x 1,10 m

Catatan :

Contoh hitungan diatas adalah contoh sederhana dengan

anggapan-anggapan praktis, untuk gaya gempa dianggap 10%

berat konstruksi. Sebenarnya untuk menghitung gaya gempa

ada rumus yang lebih teliti pada buku “Peraturan Muatan

Indonesia” 1970.

 

Page 15: Pondasi Dangkal

2.Telapak Kaki Gabungan

Pondasi telapak/pondasi kaki tersendiri dengan bentuk mendukung

kolom bangunan yang berdiri sendiri.Tetapi bila jarak 2 kolom terlalu

dekat, maka akan lebih praktis dan lebih baik untuk menggabung

kedua pondasi kaki masing-masing kolom bangunan. Juga bila letak

kolom bangunan dekat sampai batas tanah yang dimiliki, seperti

pada bangunan “rumah-toko” ialah bangunan bertingkat yang lantai

dasarnya untuk usaha toko, sedang lantai atas untuk tempat tinggal

keluarga.

Didaerah pertokoan atau pusat kota karena harga tanah yang mahal

maka rumah dibangun bertingkat dan selebar mungkin sampai batas

tanah seluruhnya, pada keadaan ini ruangan yang tersedia tidak

cukup untuk membuat pondasi telapakyang sentries untuk

mendukung masing-masing kolom bangunan, sehingga harus dibuat

pondsi gabungan.

Page 16: Pondasi Dangkal

Pondasi kaki gabungan biasanya berbentuk :

1. Persegi Panjang → Pondasi kaki gabungan dengan bentuk persegi panjang digunakan jika kolom bangunan dengan beban yang agak kecil ruangannya terbatas.

Contoh Soal 2. Sebuah kolom dengan pondasi kaki gabungan, kolom sebalah kiri

terbatas garis hak milik tanah.

  Diketahui : P1 = 45 ton, dimensi kolom 30 x 40 cm

P2 = 60 ton, dimensi kolom 35 x 40 cm

Jarak antara as kolom b = 5,50 m

Daya dukung tanah diizinkan Pn = 0,8 kg/cm2

Tentukan luas pondasi kaki gabungan.

Page 17: Pondasi Dangkal

Penyelesaian :

1. Resultante R = 45 + 60 = 105 ton

2. ∑ Ma = 0 105 . c = 3,143 m

3. Panjang pondasi L = 2( 0,2 + 3,14 ) = 6,686 m

4. Luas Pondasi A = ( 105 / 8 ) = 13,125 m2

5. Lebar Pondasi B = (13,125 / 6,686 ) = 1,963 m

* jadi digunakan pondasi gabungan dengan ukuran 2m x 6,75m

( 2 . 6,75 ) = 13,5 > 13,125 ……… OK

* kontrol dimensi pondasi :

a < B atau 1,05 m < 2 m …….. OK

a < ½ b atau 1,05 m < 2,75 m ……. OK

* jadi ukuran pondasi gabungan cukup baik.

Page 18: Pondasi Dangkal

Desakan di bawah pondasi

P = = 7,78 < 8 t/m2

Untuk merencanakan tulangan plat pondasi konstruksi beton, maka perlu

dihitung/digambar bidang momen dan bidang gaya lintang.

Untuk analisa dipandang beban garis sebagai pengganti beban plat selebar

2m.

q = (2)(7,78) = 15,56 t/m

 

Dianggap beban kolom merata sepanjang 0,4 m

 

P1 = 45/0,4 = 112,5 t/m

P2 = 60/0,4 = 150 t/m

Page 19: Pondasi Dangkal

Jadi, momen dan gaya lintang yang terjadi :

D1 = (-112,5 + 15,56) (0,4) = -38,78 t

D3 = - (15,56) (0,85) = -13,23 t

D2 = - (15,56) (1,25) + 60 = +40,55 t

M1 = (1/2) (112,5-15,85) = 7,75 tm

M3 = (1/2) (15,56) = 5,62 tm

M2 = (1/2) (15,56) = (60) (0,2) = 0,16 tm

Page 20: Pondasi Dangkal

Gambar Bidang D dan M

Momen maximum terjadi pada titik D=0

=

x = 2,49 mM max = (45) (2,69) - ½ (15,56)^2 = 56,07 tm

Page 21: Pondasi Dangkal

Bentuk Trapesium

Pondasi kaki gabungan dengan bentuk trapesium digunakan bila

ruangan disebelah kolom dengan beban besar terbatas, sehingga

bentuk persegi panjang tak dapat digunakan karena batas tanah, maka

pondasi dibawah kolom tersebut diperlebar dan menjadi pondasi

bentuk trapesium.

 

P1 dan P2 adalah beban vertikal pada

bangunan dan P1 <P2 dengan jarak b.

a1 terbatas, dan a2 juga terbatas.

Jadi panjang pondasi L = a1+a2 + b

Gambar Pondasi trapesium

Page 22: Pondasi Dangkal

Soal 3.

Diketahui

P1 = 45 t , P2 = 60 t

Jarak antara as kolom b = 5,50 m.

Daya dukung tanah Pn = 0,8 kg/cm2

Tentukan luas pondasi kaki gabungan

 

Hitungan :

Resultante R = 45 + 60 = 105 t

Panjang pondasi L = 5,5 + 0,2 + 0,2 = 5,9 m

Dari ∑ Mb = 0

105 . d = 45 . (5,5)

d = (1/105) (247,5) = 2,36 m

Titik berat pondasi :

x = 2,36 + 0,2 = 2,56

(1/3) L < x = 2,56 <(1/2)L

Dari persamaan (3) :

B1+ B2 = 2A/L

= (2) (13,125) / (5,9) = 4,45M

B2 = 4,45 - B1

Dari persamaan (4) :

x = (1/3) . L .

Page 23: Pondasi Dangkal

D = 0 terjadi pada jarak x dari sisi kiri

2,56 = (1,97) .

+ 4,45 = (2,56/1,97) . (4,45 = 5,78 m = 5,78 – 4,45 = 1,33 m = 4,45 – 1,33 = 3,12 m Digunakan pondasi kaki gabungan bentuk trapesium dengan panjang L = 5,90 m ; lebar = 1,50 dan = 3,20 m Desakan yang terjadi dibawah plat pondsi P = = 7,57 < B

Untuk menghitung tulangan plat beton bertulang, maka digambar bidang D dan bidang M. Dipandang sebagai beban garis. = (7,57) . (1,5) = 11,35 t/m = (7,75) . (3,2) = 24,22 t/m Dianggap beban kolom merata sepanjang 0,4 m Jadi momen dan gaya geser yang terjadi :

= (1/2) (11,35 + 12,22) (0,4) – (112,5) (0,4) = -40,27 t = (-1/2) ( 24,22 + 23,35 ) (150) . (0,4) = +50,49 t

Page 24: Pondasi Dangkal

45 = 11,35x + (1/2) (x) (12,87x/5,9) = 11,35x + 1,09

x =

=

x = (1/2,18) – (-11,35 + 18,02) = 3,06 m

= (-45) (0,2) + (11,35) (0,4) (0,2)+(1/2)(0,4)(0,87)(1/3) . (0,4) = -9 + 0,91 + 0,02 = 8,07 tm

= (+60) (0,2) – (23,35) (0,4) (0,2) – (1/2) (3,06) (1/2) (3,06) + (1/2) . (3,06) (6,67) (1/3) (3,06) = -128,70 + 53,14 + 10,41 = -65,15 tm Dari hitungan gaya geser dan momen, dapat digambar diagram bidang geser dan diagram bidang momen.

Page 25: Pondasi Dangkal

Gambar Bidang D dan M

Page 26: Pondasi Dangkal

3. Strap Footing

Bentuk pondasi “strap footing” terbentuk dari dua buah kolom bangunan dengan pondasi kaki tersendiri yang dihubungkan dengan balok penghubung (strap beam), sehingga kedua pondasi bekerja bersama-sama sebagai suatu pondasi gabungan, untuk itu balok penghubung harus cukup kuat untuk memikul momen yang terjadi. 

Strap footing biasa digunakan pada lapisan tanah yang relatif padat dengan daya dukung tanah yang relatif besar, sehingga luas pondasi yang diperlukan (R/Pn) agak kecil. Bila digunakan pondasi gabungan bentuk persegi panjang, lebar plat pondasi (B) menjadi sangat kecil, dan pada bentuk ini akan timbul bentuk momen yang besar, sehingga lebih ekonomis menggunakan bentuk pondasi bentuk ”Strap footing”.

Page 27: Pondasi Dangkal

Gambar 5.17 Strap Footing

P1 dan P2 adalah beban pada

kolom bangunan

Luas pondasi : A1 = B1 . B1

A2 = B2 . L

Kedua kaki pondasi dihubungkan

dengan balok yang kuat sehingga dapat

membentuk suatu kesatuan konstruksi

pondasi gabungan dengan garis

kerja resultan (R) akan melalui titik pusat

berat gabungan 2 kaki tersebut

dengan demikian desakan yang terjadi

di bawah kedua kaki pondasi akan terbagi

rata.

Page 28: Pondasi Dangkal

1.Resultan R = P1 + P2

Letak garis kerja R didapat dari ΣMP1 = 0

R . c = P2 . b

c = (1/R) (P2 . b)

2. Karena desakan pada kedua kaki sama, maka dari keseimbangan statis momen

A . c = A2 . b

A2 = A.c/b

Luas pondasi seluruhnyaA = A1 + A2

3. Bila daya dukung tanah yang di ijinkan pnA = R/Pn

Dengan cara ”trial”, dan biasanya panjan kaki pondasi L ditentukan dulu, maka akan dapat dihitung B1 dan B2

 

Page 29: Pondasi Dangkal

Contoh 4.DiketahuiDari penyelidikan tanah diperoleh data-dataa. Lapisan tanah teratas sedalam 2,5 m adalah

tanah pasir lanau, warna coklat, lunak/lepas (loose)dengan nilai sondir rata-rata kurang dari 20 kg/cm

b. Lapisan tanah pasir dengan kepadatan sedang (medium dense) dijumpai pada kedalaman sekitar -2,60 m

c. Daya dukung tanah D = 1,00 m ; q = 0,80 kg/cm2

D = 2,00 m ; q = 1,00 kg/cm2

D = 3,00 m ; q = 3,30 kg/cm2

Tentukan ukuran pondasi !

Page 30: Pondasi Dangkal

 Hitungan

1. Dengan tujuan memanfaatkan daya dukung tanah yang besar pada kedalaman -3,00 m (p = 3,3 kg/cm2 ), tetapi agar penggalian tanah tidak banyak dan pelaksanaan pekerjaan mudah/praktis, maka digunakan bentuk pondasi ”strap footing” dengan perbaikan tanah berupa sumuran (pier) dari pasangan batu kali.

 

2. Bila berat volume tanah diketahui = 1,75

qn = 33 - (3) (1,75) = 27,75 t/m2

3. Untuk pondasi P1 = 45 t

A1 = = 1,62

Digunakan 1,4 x 1,2 =1,68 m2 > 1,62 OK

4. Untuk pondasi P2 = 60 t

A2 = = 2,16

Digunakan 1,5 x 1,5 = 2,25 m2 > 2,16 OK

Page 31: Pondasi Dangkal

5. Sumuran (pier) dari -1,50 m sampai -3,00 m di bawah muka air tanah.

6. Untuk menghitung dan penulangan balok ”strap” pondasi beton bertulang, maka digambar bidang ,momen dan gaya lintang,Bila beban kolom diratakan : P1 = 45 / 0,4 = 112,5 t/m

P2 = 60 / 0,4 = 150 t/m

Sedang desakan pada tanah : = 26,71

 Untuk menggambar bidang M dan D ditinjau jalur bebas pada pondasiP1 = (1.4) (26.71) = 37,39 t/mP2 = (1.5) (26.71) = 40,06 t/m

Page 32: Pondasi Dangkal

Gambar Bidang D dan M

Untuk gaya lintang

D1 = -(112,5 - 37,39) (0,4) = -30,01 tD2 = - 45 + (37,39) (1,2) = - 0,13 tD3 = + (150 – 40.06) (0,4) = + 43,97 tD4 = + 60 – (40,06) (1,5) = -0,10 t

Untuk momen

M1 = (1/2) (112,5 - 37,39) (0,4) = 6,009 tmM2 = (45) (1,2 – 0,2) – (37,39) (1,2) (0,6) = 18,079 tmM4 = (1/2) (150 – 40,06)(0,4)= 9,595 tmM3 = (60) (1,5 – 0,2) – (40,06) (1,5) (0,75) = 32,932 tm

Page 33: Pondasi Dangkal

4. Pondasi Mat (Mat Foundation)

Pondasi mat termasuk jenis pondasi dangkal,berwujud slab beton yang besar dan luas yang berfungsi meneruskan beban melalui sekumpulan kolom atau dinding ke lapisan tanah dibawahnya.Pondasi mat dapat digunakan bilamana tanah dasar mempunyai daya dukung rendah dan atau harus mendukung beban kolom yang besar.

 Terdapat 5 type pondasi mat, yaitu:• type plat dasar dengan ketebalan seragam• type plat dasar pebalan dibawah pondasi kolom• type plat dengan balok (type plat waffle)• balok dirancang arah memanjang dan melintang dan lokasi kolom pada

perpotongan balok tersebut• type plat dengan penebalan pada tumpu kolom (type plat pedestal) • type plat dengan dinding basement sebagai bagian dari pondasi mat Bangunan yang sering menggunakan pondasi mat, antara lain :• bangunan untuk menopang tangki-tangki minyak• bangunan untuk menopang beberapa bagian alat industri• bangunan silo• bangunan menara• bangunan PLTN• bangunan tinggi dengan lapisan pendukung yang tidak terlalu dalam

Page 34: Pondasi Dangkal

Penurunan Pondasi Mat Dilihat dari perilaku struktur pondasi Pada lokasi dengan daya dukung tanah rendah dapat menggunakan pondai mat.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada permasalahan penurunan pondasi mat adalah :

• Tegangan kontak antara struktur bangunan dan tanahSemakin kecil tegangan kontak, semakin kecil penurunan yang terjadi.

• Pengaturan volume tanah yang dipindahkan.Secara teoritis, jika berat tanah yang digali sama dengan berat struktur bangunan dan pondasi (upper structure and substructure), maka tidak akan terjadi penurunan bangunan. Dalam hal ini seolah-olah bangunan mengapung diatas massa tanah.

• Adanya bridging effect (efek pembentangan)Hal ini berhubungan dengan :o Kekakuan pondasi mato Kekakuan struktur atas yang terkontribusi pada pondasi mat.