pokok pokok ajaran islam

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman sekarang ini, masih banyak masyarakat yang sedikit melupakan masalah tentang aqidah, akhlak, syari’ah dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka lebih memprioritaskan untuk lebih memahami tentang tekhnologi daripada masalah keagamaan.Dan cenderung untuk mempelajari budaya barat karena menurut mereka itu lebih berguna untuk kehidupannya. Mempelajari masalah aqidah, akhlaq dan syari’ah memiliki berbagai manfaat dalam aspek kehidupan, bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun juga untuk memperbaiki sifat dan perilaku sesama umat manusia. 1.2 Tujuan Masalah a.untukmengetahui dan memepelajari tentang arti sebuah Aqidah, akhlak dan syari’ah b.untuk menerapkan kehidupan sehari hari dengan aspek aqidah,akhlak dan syari’at 1.3 Rumusan Masalah [1]

Upload: hanamz

Post on 12-Jan-2017

356 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pokok pokok ajaran islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman sekarang ini, masih banyak masyarakat yang sedikit melupakan

masalah tentang aqidah, akhlak, syari’ah dalam kehidupan sehari-hari, karena

mereka lebih memprioritaskan untuk lebih memahami tentang tekhnologi

daripada masalah keagamaan.Dan cenderung untuk mempelajari budaya barat

karena menurut mereka itu lebih berguna untuk kehidupannya.

Mempelajari masalah aqidah, akhlaq dan syari’ah memiliki berbagai

manfaat dalam aspek kehidupan, bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada

Allah, namun juga untuk memperbaiki sifat dan perilaku sesama umat manusia.

1.2 Tujuan Masalah

a.untukmengetahui dan memepelajari tentang arti sebuah Aqidah, akhlak dan

syari’ah

b.untuk menerapkan kehidupan sehari hari dengan aspek aqidah,akhlak dan

syari’at

1.3 Rumusan Masalah

Apa pengertian aqidah, akhlak, dan syari’ah dalam kehidupan sehari-hari ?

Bagaimana cara menerapkan aspek tentang aqidah, akhlak, dan syari’ah di

tengah masyarakat?

Untuk apa kita mempelajari aqidah, akhlak, dan syari’ah?

[1]

Page 2: Pokok pokok ajaran islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AQIDAH, AKHLAK DAN SYARIAH

A. AQIDAH

Aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdanyang berarti simpul,

ikatan dan perjanjian yang kokoh dan kuat.Atau juga yang berarti mengikatkan,

atau mempercayai/meyakini.Setelah terbentuk menjadi ‘aqidatan (aqidah) berarti

kepercayaan atau keyakinan. Kaitan antara aqdan dengan‘aqidatan adaah bahwa

keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalm hati, bersifat mengikat

dan mengandung perjanjian. Sebagaimana agama-agama pada umumnya, aqidah

juga memiliki sistem kepercyaan dan keyakinan kepada tuhan, islam mengandung

sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktivitas pemeluknya. Aqidah dalam

islam berisikan ajaran tentang apa saja yang harus dipercayai, diyakini, dan

diimani oleh setiap orang islam. Makna aqidah secara etimologis ini akan lebih

jelas dikaitkan dengan pengertian terminologisnya seperti diungkapkan oleh

Hasan Al-Banna dalam Majmu’ ar-Rasail :

Aqaid ialah ( bentuk jamak dari aqidah ) adalah beberapa perkara yang

wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi

keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.

Dan dikemukakan pula oleh Abu Bakar Al-Jazairidalam kitab ‘Aqidah

al-mukmin:

“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat deterima secara mudah

oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, ( yang didengar ) dan fitrah. Kebenaran

itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan

kebenaran itu.”

[2]

Page 3: Pokok pokok ajaran islam

Dari dua pengertian tersebut ada beberapa hal penting yang harus

deperhatikan dalam memahami aqidah secara lebih tepat dan jelas.

Pertama, setiap menusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran

dengan potensi yang dimilikinya.Indra dan akal digunakan untuk mencari dan

menguji kebenaran, sedangkan wahyu menjadi pedoman untuk menentukan mana

yang baik dan mana yang buruk. Dalam beraqidah hendaknya manusia

menempatkan fungsi masing-masing alat tersebut pada posisi yang

sebenarnya.Sejalan dengan hal ini Allah swt berfirman:

(Q.S An-Nahl, 16:78)

Artinya :

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati, agar kamu bersyukur. 

Kedua, keyakinan itu harus bulat dan penuh, tidak berbaur dengan

kesamaran dan keraguan.Oleh karena itu, untuk sampai kepada

keyakinan,manusia harus memiliki ilmu sehingga ia dapat menerima kebenaran

dengan sepenuh hati setelah mengetahui dalil-dalilnya Allah berfirman :

.

(Q.S. Al-Haj 22:54)

Artinya :

[3]

Page 4: Pokok pokok ajaran islam

dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al

Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati

mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi

orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. 

Ketiga, aqidah harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa kepada

orang yang menyakininya. Untuk diperlukan adanya keselarasan antara keyakinan

lahiriyah danbatiniah. Pertentangan antara kedua hal tersebut akan melahirkan.

Kemunafikan. Sikap munafik ini akan mendatangkan kegelisahan.

Keempat, apabila seseorang telah menyakini suatu kebenaran, maka

konsekuensinya ia harus sanggup membuang jauh-jauh dsegala hal yang

bertentangan dengan kebenaran yang diyakininya itu.

Karena agama islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan

kepada tuhan, maka aqidah merupakan system kepercayaan yang juga mengikat

manusia islam. Kata ini juga sering digunakan dalam beberapa ungkapan, seperti

“ akad nikah atau akad jual beli”. Yang berarti sebagai suatu upacara untuk

menjalin ikatan antara dua pihak dengan ikatan pernikahan atau jual beli.Dengan

demikian, aqidah disini, bisa diartikan sebagai “ikatan antara manusia dengan

tuhan”.Seorang manusia disebut muslim manakala dengan penuh kesadaran dan

ketulusan bersedia terikat dengan system kepercayaan islam. Karena itu, aqidah

merupakan dan simpul dasar yang pertama dan utama.

Sistem kepercayaan islam atau aqidah dibangun di atas enam dasar

keimanan yang lazim disebut Rukujn Iman.Rukun iman meliputi keimanan

kepada Allah, para malaikat kitab-kitab, para rasul, hari akhir, dan Qada’ dan

qadar-Nya.berdasarkan enam dasar keimanan tersebut, maka keterikatan setiap

muslim kepada islam yang semestinya ada pada jiwa setiap muslim adalah:

a. Meyakini bahwa islam adalah agama yang terakhir, mengandung

syariat yang menyempurnakan syariat-syariat yang diturunkan oleh

Allah.

b. Meyakini bahwa islam adalah satu-satunya agama yang benar di sisi

Allah. Islam datang dengan membawa kebenaran yang bersifat

[4]

Page 5: Pokok pokok ajaran islam

absolute (mutlak) guna menjadi pedoman hidup dan kehidupan

manusia selaras dengan fitrahnya.

c. Meyakini bahwa islam adalah agama yang universal serta berlaku

untuk semua manusia dan mampu menjawab semua persoalan yang

ada atau muncul dalam segala lapisan masyarakat dan sesuai dengan

tuntutan budaya manusia.

2.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH

Menurut Hasan Al-banna ruang lingkup pembahasan aqidah meliputi :

a. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan ilah (Tuhan), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat

Allah, perbuatan-perbuatan( afa’i) Allah, dan lain-lain.

b. Nubuwu’ah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan Nabi Dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab

Allah, mukjizat, dan sebagainya.

c. Ruhaniah. Yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan alam metafisik,seperti,malaikat,jin,iblis,setan dan ruh.

d. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa

diketahui melalui sami, yakni dalil naqli berupa al-qur’an dan As-

sunnah. Seperti alam barzakh ,akhirat,azab kubur dan sebagainya.

Disamping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti

sistematika arkanul iman (Rukun Iman), yaitu: iman kepada Allah, iman kepada

malaikat ( termasuk pembahasan tentang makhluk rohani seperti jin, iblis, dan

setan, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar Allah.

2.3 FUNGSI DAN PERANAN AQIDAH

Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi

seorang muslim. Keyakinan yang mendasar itu menopang seluruh perilaku

membentuk dan memberi corak dan warana kehidupannya dalam hubungannya

dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan.

[5]

Page 6: Pokok pokok ajaran islam

Dalam hubungan dengan Tuhan, aqidah member kejelasan tentang Tuhan

yang disembah-Nya sebagai dzat yang maha kuasa satu-satunya.Dzat yang wajib

disembah yang ditangannya nasib seluruh makhluk ditentukan.

Dalam hubungan dengan manusia.Keyakinan tauhid ini menjadi dorongan

utama untuk bergaul dan berbuat baik serta berbuat maslahat bagi manusia dan

makhluk lainnya. Dorongan keyakinan ini akan sanggup meniadakan segala

pamrih. Seorang muslim berbuat baik semata-mata keyakinan bahwa Allah

menyuruh untuk berbuat baik, sehingga apapun yang dia peroleh akibat dari

perbuatannya akan diterimanya dengan penuh kesadarannya dan lapang dada.

Dalam perilaku ini lahir perbuatan ikhlas yang merupakan fenomena perilaku

seorang muslim yang taat.

Aqidah yang tertanam dalam jiwa seorang muslim akan senantiasa

menghadirkan dirinya dalam pengawasan Allah semata mata, karena itu perilaku-

perilaku yang tidak dikehendaki oleh Allah akan selalu dihindarkannya. Sabda

Nabi:

“Beribadahlah engkau kepada Allah, seolah-olah engkau melihatNya, apabila

engkau tidak melihatNya, Allah melihat engkau”.

Keyakinan tauhid berawal dari hati, selanjutnya akan membentuk sikap dan

perilaku yang menyeluruh dan mewujudkan bentuk kepribadian yang utuh sebagai

insane yang mulia dengan derajat kemuliaannya yang tinggi. Iman pada

hakekatnya adalah keseluruhan tingkah laku, baik keyakinan (I’tikad), ucapan

maupun perbuatan. Sabda Nabi:

“iman adalah mengi’tikadkan dalam hati, mengucapkan dengan mulut dan

melaksanakan dengan anggota badan”.

Dan sabdanya pula:

[6]

Page 7: Pokok pokok ajaran islam

“iman itu bukan merupakan suatu angan-angan atau hiasan (nama/panggilan)

saja, melainkan sesuatu yang meresap di dalam hati dan dimanifestarikan oleh

amal atau perbuatan.

Setiap amal atau perbuatan yang tidak disertai dan di kaitkan kepada iman/aqidah

dinyatakan hampa, tidak berisi dan tidak berbobot. Rasulullah S.a.w. bersabda:

“setiap urusan (perbuatan) yang tidak di mulai dengan Basmalah niscaya

perbuatan itu putus (hampa).”

Hadits di atas menunjukan bahwa itu aqidah itu sangat bersifat aplikatif,

harus di aktualisasikan dalam segala bentuk dan macam aktivitas manusia,

sehingga tidak ada satu perbuatan pu yang boleh terlepas dari aqidah. Seorang

muslim yang memiliki aqidah yang kuat akan menampakan hidupnya sebagai

amal shaleh. Jadi amal shaleh merupakan fenomena yang tampak sebagai

pancaran dari aqidah.Karna itu kalimat “amanu” (orang-orang yang beriman)

selalu di kaitakan amal shaleh.

Dr. H. Syahidin. dkk, moral dan kognisi islam hal 92-94

Aqidah dapat dilihat perananya dalam berbagai segi kehidupan seseorang

muslim serta memiliki implikasi terhadap sikap hidupnya. Implikasi dari aqidah

itu antara lain dapat di lihat dalam pembentukan sikap, misalnya :

1. Penyerahan secara total kepada Allah dengan meniadakan sama sekali

kekuatan dan kekuasaan diluar Allah yang dapat mendominasi dirinya.

Keyakinan ini menumbuhkan jiwa merdeka bagi seorang muslim di

tengah-tengah pergaulan hidupnya: tidak ada manusia menjajah manusia

lain. Ia menjadi manusia yang merdeka, bebas dari perbudakan dalam

segala dimensi kemanusiaannya. Harta dan derajat manusia hanya

ditentukan oleh kadar keimanan dan ketaqwaanya.

2. Keyakinan terhadap Allah menjadikan orang memiliki keberanian untuk

berbuat, karna tidak ada baginya yang di takuti selain melanggar perintah

Allah. Keberanian ini menjadikan seorang muslim untuk berbicara tentang

[7]

Page 8: Pokok pokok ajaran islam

kebenaran secara lurus dan konsekuen dan tegas berdasarkan aturan aturan

yang jelas di perintah Allah. Karena baginya kebenaran Allah adalah satu-

satunya dan mutlak sifatnya. Karna itu umat islam semestinya menjadi

pelopor menegakan makalah dimuka bumi tanpa rasa kuatir dan gelisah.

3. Keyakinan dapat membentuk rasa optimis menjalani kehidupan, karena

keyakinan tauhid menjamin hasil yang terbaik yang akan dicapainya

secara ruhaniah, karna itu seorang muslim tidak pernah gelisah dan putus

asa, dia tetap berkiprah dengan penuh semangat dan optimism.

Dengan demikian aqidah dapat berperan sebagai landasan etik bagi muslim

dalam menyikapi hidup dan kehidupannya di dunia dengan melihat hidup ini

secara luas, yakni hidup di dunia dan di akhirat. Lebih lanjut Sayid Sabiq

memandang fungsi aqidah sebagai ruh bagi setiap orang. Hidup bernaung dan

berpegang teguh kepadanya akan memperoleh gairah, semangat dan kebahagiaan,

sementara hidup yang terlepas dari padanya akan terapung, melayang tanpa

arah, dan bahkan mati semangat kerohaniannya. Aqidah adalah cahaya, yang

apabila seseorang tidak memilikinya, ia akan buta dan pasti akan tersesat kedalam

liku-liku dan lembah kesesatan dan kenistaan. Ia adalah cahaya yang dapat

memberikan jaminan kejelasan, keterang-benderangan, keselamatan dan

kebahagiaan kepada orang yang bernaung di bawahnya. Ia adalah cahaya yang

sangat kuat dan bersih, yang mampu menerobos dan menerangi segala aspek dan

kebutuhan manusia. Ia adlah cahaya di atas segala cahaya, tidak aka nada lagi

cahaya yang sebanding apalagi mengunggulinya.

Dr. H. Syahidin, Drs. Munawar Rahmat, M.Pd. dkk, Moral dan Kognisi Islam hal 94-96

Akidah sebagai akar, ayari’at sebagai batang dan cabang-cabangnya dan

akhlak sebagai dua. Jelas sekali bahwa akidah merupakan yang paling pokok atau

mendasar,dimana subur tidaknya, mulus tidaknya, atau baik buruknya batang dan

buah itu sangat tergantung pada akhlaknya. Tatkala berbicara kebaikan, dalam

ayat lain Allah memperlihatkan bahwa kebaikan-kebaikan itu muncul dengan

dorongan-dorongan dari akidah, dimana Allah mendahulukan penyebutan pokok-

[8]

Page 9: Pokok pokok ajaran islam

pokok akidah dan kemudian disusul dengan beberapa amal atau kebaikan itu.

Akidah merupakan pokok yang dari situlah munculnya cabang-cabang, atau

sebagai fundamen yang di atasnya didirikan bangunan

2.4 TINGKATAN AQIDAH

Ditinjau dari segi kuat dan tidaknya, akidah ini bisa dibagi menjadi empat

tingkatan yaitu ragu, yakin, ainul, haqqul yakin. Tingkatan ini terutama

didasarkan atas sedikit banyakatau besar kecilnya potensi dan kemampuan

manusia yang dikembangkan dalam menyerap akidah tersebut. Semakin

sederhana potensi yang dikembangkan akan semakin rendah akidah yang

dimiliki dan sebaliknya.

B. SYARIAH

2. 5 PENGERTIAN SYARI’AH

Komponen islam yang kedua adalah Syariah, secara etimologis,

“syari’ah” berarti jalan, aturan, ketentuan, atau undang-undang Allah SWT.

pengertian syariah itu sendiri, adalah berisi peraturan dan per undang-undangan

Allah yang berisi tata cara pengaturan perilaku hidup manusia dalam melakukan

hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitarnya untuk mencapai

keridlaan Allah yaitu keselamatan di dunia dan di akhirat. Syariat adalah system

nilai yang merupakan inti ajaran islam. Syariat atu system nilai islam ditetapkan

oleh Allah sendiri. Dalam hal ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum.

Syari’ah islam mencakup dua persoalan pokok, yaitu :

1.) Ibadah Khusus atau ibadah Mahdlah, syari’at yang mengatur hubungan

manusia secara Vertiakal dengan Allah. yaituberisikan ketentuan tentang tata

caraa peribadatan manusia kepada Allah, atau ibadah yang pelaksanaanya telah

dicontohkan langsung oleh nabi Muhammad Saw. Seperti halnya, shalat dan

puasa. Dalam ibadah seperti ini, seorang muslim tidak boleh mengurangi atau

menambah-nambah dari apa saja yang telah deperintahkan Allah dan di contohkan

oleh Rasulullah. Persoalan yang sering muncul di tengah masyarakat berkenaan

[9]

Page 10: Pokok pokok ajaran islam

dengan masalah ini adalah adanya perbedaan pendapat ( ikhtilaf ) yang

disebabkan oleh adanya perbedaan dalam menafsirkan ayat atau menambahkan

hadits. Jika kedua pendapat telah memperoleh sandarannya, pada kedua sumber

hukum yaitu, di rujukkan pada Al-Qur’an, dan dicari dasarnya dalam hadits, maka

sikap toleran dan

2.) menghargai pendapat orang lain hendaklah dikembangkan, sehingga

perbedaan pendapat tidak memecah belah kesatuan umat.

3.) Ibadah umum atau ibadah ghair mahdlah atau juga di sebut mu’amalat

adalah syari’at yang mengatur hubungan manusia secara horizontal, yakni

hubungan sesama manusia dan makhluk lainnya. Mu’amalah meliputi ketentuan

perundang-undangan yang mengatur segala aktivitas hidup manusia dalam

pergaulan dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya. bentuk peribadatan ini,

bersifat umum dan pelaksanaannya tidak seluruhnya diberikan contoh langsung

oleh nabi Muhammad SAW. Beliau hanya meletakkan prinsip-prinsip dasar,

sedangkan pengembangannya diserahkan kepada kemampuan dan daya jangkau

pikiran umat. Ibadah umum mencakup aturan -aturan keperdataan, seperti

hubungan yang menyangkut ekonomi, bisnis, jual-beli, utang-piutang, perbankan,

perkawinan, pewarisan, dan lain-lain. Juga termasuk aturan-aturan atau hukum

publik, seperti pidana, tata negara, dan sebagainya.

2.6 FUNGSI DAN PERAN SYARI’AH

Hidup manusia di muka bumi, mempunyai dua fungsi yaitu sebagai

Hamba Allah, dan sebagai Khalifah Allah.Hidup yang diimbangi syari’ah

melahirkan kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan kedua fungsi diatas.

Sebagai Hamba Allah, manusia mempunyai tugas untuk beribadah

Sebagai Khalifah Allah, manusia mempunyai tugas untuk

melaksanakan amanat Allah.

Untuk melaksanakan kedua fungsi tersebut, maka Allah menurunkan

syari’at islaam guna membimbing manusia untuk mendapatkan Ridha-Nya.oleh

[10]

Page 11: Pokok pokok ajaran islam

karena itu, syari’ah islam berfungsi membimbing manusia dalam rangka

mendapatkan ridha

Allah dalam bentuk kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Syari’at islam memiliki karakteristik yang khas, karena itu, ia bersifat

universal dan abadi. Hal ini karena :

1. Syari’at islam itu sesuai dengan kemampuan manusia dan mudah

dilaksanakan.

2. Bagian-bagian syari’at yang tidak terpengaruh oleh perubahan

zaman, seperti aqidah dan ibadah diterangkan secara rinci dan

jelas sehingga tidak perlu penambahan dan pengurangan.

Sedangkan bagian yang terpengaruh oleh perubahan situasi dan

kondisi, seperti yang menyangkut budaya, politik, dan sejenisnya

diterangkan secara global atau garis besarnya saja sehingga

memungkinkan untuk terjadi perkembangan.

3. Syari’at islam cocok dengan fitrah dan sesuai dengan akal, dapat

mengikuti perkembangan serta layak untuk segala tempat dan

waktu.

4. Pola hubungan dengan keluarga, seperti berbakti kepada orangtua

atau

Demikianlah Allah menurunkan syari’at islam kepada manusia dengan

lengkap sesuai dengan hakikat manusia sebahgai makhluk Allah yang paling

sempurna. Syari’at ini diturunkan kepada manusia untuk dilaksanakan dalam

kehidupan di dunia demi mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan di

akhirat.

[11]

Page 12: Pokok pokok ajaran islam

C. AKHLAK

2.7 PENGERTIAN AKHLAK

Kata akhlaq berasal dari kata khalaqa dan merupakan bentuk jamak dari

kata khuluqan (bahasa arab), yang berarti : perangai, tabiat, dan adat atau tingkah

laku. Juga berasal dari kata khalqun( bahasa arab) yang berarti : kejadian, buatan

atau ciptaan. Jadi secara etimologis akhlaq berarti perangai, adat, tabiat, atau

sistem perilaku yang dibuat.

Dengan demikian,secara kebahasaan akhlak bisa baik dan bisa buruk,

tergantung kepada nilai yang dijadikan landasan atau tolak ukurnya.Apabial

perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut

akhlak yang baik atau akhlakul karimah.Dan sebaliknya apabila buruk, disebut

akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah.Baik dan buruk akhlak didasarkan

kepada sumber nilai, yaitu Al-qur’an dan sunnah rasul.

Adapun secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap

dan tindakan manusia di atas bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran

islam, denagn Al-qur’an dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainyaserta ijtihad

sebagai metode berfikir islami. Pola sikap dan tindakan yang dimaksud mencakup

pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusia ( termasuk dirinya sendiri ),

dan dengan alam.

2.8 RUANG LINGKUP AKHLAK

1. Pola hubungan manusia dengan Allah, seperti mentauhidkan Allah dan

menghindari syirik, bertaqwa kepada-Nya, memohon pertolongan kepadaa-Nya

melalui berdo’a, berdzikir di waktu siang maupun malam, baik dalam keadaan

berdiri, duduk, maupun berbaring dan bertawakal kepada-Nya.

2. Pola hubungan manusia dengan Rasulullah saw, yaitu menegakkan sunnah

rasul, menziarahi kuburnya di madinah, dan membacakan shalawat.

3. Pola hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti : menjaga kesucian

diri dari sifat rakus, dan menghumbar nafsu, mengembangkan keberanian,

( syaja’ah) dalam menyampaikan yang hak, menyampaikan kebenaran, dan

[12]

Page 13: Pokok pokok ajaran islam

4. memberantas kedzaliman, mengembangkan kebijaksanaan dengan

memberantas kebodohan dan jumud, bersabar tatkala mendapat musibah dan

dalam kesulitan, bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, rendah hati

(tawadhu’) dan tidak sombong, menahan diri dari melakukan larangan-larangan

Allah (iffah), menahan diri dari marah walaupun hati tetap dalaam keadaan marah

atau hilmun, memaafkan orang, jujur atau amanah, dan merasa cukup dengan apa-

apa yang telah diperoleh dengan susah payah atau qana’ah.

5. Pola hubungan dengan keluarga, seperti :berbakti kepada kedua orangtua

atau birrul walidain, baik denagn tutur kata, pemberian nafkah, ataupun do’a,

memberi bantuan material ataupun moral kepada karib, kerabat. Atau aati dzal

qurba, (suami) memberikan nafkah kepada isteri, anak, dan anggota keluarga lain,

(suami) mendidik isteri dan anak agar terhindar dari api neraka, dan ( isteri)

mentaati suami.

6. Pola hubungan dengan masyarakat. Dalam konteks kepemimpinan, pola-

pola hubungan yang perlu dikembangkan adalah : menegakkan keadilan, berbuat

ikhsan, menjunjung tinggi musyawarah, memandang kesederajatan manusia, dan

membela orang-orang lemah ( seperti orang miskin, orang yang tersiksa, dan

orang yang tidak berpendidikan ), mentaati pemimpin, dan berperan serta dalam

kegiatan-kegiatan kepemimpinan. Sementara sebagai anggota masyarakat perlu

menjunjung tinggi ukhuwah dalam seiman dan ukhuwah kemanusiaan, saling

tolong-menolong, pemurah dan penyantun, menepati janji, saling wasiat dalam

kebenaran dan ketaqwaan.

D. KETERKAITAN ANTARA AQIDAH, SYARI’AH, DAN AKHLAK

Akidah,syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam

ajaran.Islam.Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.

Akidah dalam sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar

kenyakinan,menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.Sementara

syariah sebagai sistem nilai berisi peraturan yang mengambarkan fungsi

agama.Sedangkan akhlak sebagai sistem etika yang menggambarkan arah dan

tujuan yang hendak dicapai agama.Oleh karena itu ketiga komponen tersebut

[13]

Page 14: Pokok pokok ajaran islam

setidaknya terintegrasi dalam diri seorang muslim.Integrasi ketiga komponen

tersebut dalam ajaran agama islam ibarat sebuah pohon,akarnya adalah

aqidah,sementara batang,dan daunnya adalah syariah,sedangkan buahnya adalah

akhlak.

Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat

yang mendorongnya untuk melaksanakan untuk melaksanakan syariah yang hanya

ditujukan kepada Allah sehingga tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya.

Atas dasar hubungan itu,maka seseorang yang melakukan suatu perbuatan

baik,tetapi tidak dilandasi oleh aqidah dan keimanan,maka orang itu termasuk ke

dalam katagori kafir.Seseorang yang mengaku beraqidah atau beriman,tetapi tidak

mau melaksanakan syariah,maka orang itu disebut fasik.Sedangkan orang yang

mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan akidah yang

tidak lurus disebut munafik.

Aqidah,syariah,dan akhlak dalam alquran disebut iman dan amal

shaleh.Iman menunjukkan makna aqidah,sedangkan amal shaleh menunjukkan

pengertian syariah dan akhlak.

Seseorang yang melakukan perbuatan baik,tetapi tidak landasi

aqidah,maka perbuatannya hanya dikatagorikan sebagai perbuatan baik.Perbuatan

baik adalah perbuatan yang sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan,tetapi belum

tentu dipandang benar menurut Allah.Sedangkan perbuatan baik yang didorong

oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal

saleh.Karena itu didalam alquran kata amal saleh selalu diawali fengan kata

iman.Seperti firman Allah dalam Surat An-NUUR,24:55

[14]

Page 15: Pokok pokok ajaran islam

Artinya :

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan

menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-

orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi

mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan

menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi

aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan

sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah janji itu,

maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengertian Aqidah, Akhlak, dan Syari’ah

Kerangka dasar ajaran Islam adalah cetak biru ajaran Allah SWT kepada

utusan Allah. Dimana di dalam kerangka dasar ajaran terdapat tiga bagian utama

yang saling berkaitan, yaitu : Akidah, Syari’ah, dan Akhlak. Akidah merupakan

akar (dasar) dari setiap perbuatan manusia.Sedangkan Syari’ah adalah perbuatan-

perbuatan yang merupakan wujud dari akidah. Dari penetapan akidah dan

[15]

Page 16: Pokok pokok ajaran islam

perwujudannya berupa syariah muncullah pemikiran yang bermanfaat bagi diri

sendiri maupun orang lain yang disebut dengan akhlak.

Bagaimana cara menerapkan aspek tentang Aqidah, Akhlak, dan Syari’ah

di tengah masyarakat

Dengan

[16]