pneumothorax aan
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
1/19
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga
pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru
leluasa mengembang terhadap rongga dada.
Insidensi pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak dan tidak
diketahui. Perbandingan pria dan wanita 5:1. Pneumotoraks spontan primer sering
dijumpai pada individu sehat, tanpa riwayat paru sebelumnya., dan lebih sering pada
pria dengan usia dekade 3 dan 4. Salah satu penelitian menyebutkan sekitar 81%
kasus pneumotoraks spontan primer berusia kurang dari 45 tahun.
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
Mycobacteria. Pada manusia kebanyakan yang menginfeksi adalah Mycobacterium
tuberculosis. Biasanya tuberkulosis menyerang paru, namun dapat juga menyerang
Central Nervus System, sistem limfatikus, sistem urinaria, sistem pencernaan, tulang,
sendi dan lainnya.
Karena penyakit TB bersifat kronis dan resistensi kuman terhadap obat cukup
tinggi, maka tidak jarang menimbulkan komplikasi. Salah satu komplikasi yang bisa
ditimbulkan adalah pneumotoraks. Di mana pnumotoraks yang terjadi adalah
pneumotoraks spontan sekunder.
Seaton dkk. Melaporkan bahwa pasien tuberkulosis aktif mengalami
komplikasi pneumotoraks sekitar 1,4% dan jika terdapat kavitas paru, komplikasi
meningkat lebih dari 90%.
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
2/19
Berdasarkan terjadinya, pneumothoraks dibagi atas:
1) Pneumotoraks Traumatik :
-
Pneumotoraks traumatik non iatrogenik
- Pneumotoraks traumatik iatrogenik :
Pneumotoraks traumatik iatorgenik aksidental
Pneumotoraks traumatik iatrogenik artifisial
2)
Pneumotoraks Spontan
- Pneumotoraks spontan primer
Umumnya disebabkan oleh pecahnya suatu bleb subpleura yang biasanya
terdapat di daerah apeks paru. Factor resiko utama adalah merokok. Pada
beberapa kasus faktor herediter juga memegang peranan, umumnya
penderita berpostur tinggi dan kurus.
- Pneumotoraks spontan sekunder
Terjadi sebagai komplikasi penyakit paru dasarnya (underlying lung
disease). Beberapa penyakit yang sering menjadi penyebab
pneumothoraks antara lain PPOK tipe emfisema dan tuberkulosis paru.
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
3/19
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. “H”
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Melati
Status : Menikah
Agama : Islam
No. Reg : 41 31 46
Tanggal MRS : 26 Maret 2016
II. ANAMNESIS
Tipe Anamnesis : Autoanamnesis
a. Keluhan utama :
Sesak
b. Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien laki-laki berumur 63 tahun masuk RSUD. Syekh
Yusuf Gowa dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada. Keluhan
dialami sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengalami batuk berlendir
sudah 3 bulan. BAB dan BAK lancar.
Riwayat Penyakit Dulu :
- Hipertensi
- CHF
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
4/19
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
1.
Keadaan umum
- Sakit berat saat kambuh
-
Composmentis (GCS 15)
-
Gizi Lebih
- Berat Badan : 72 kg
- Tinggi badan : 167 cm
- IMT : 26
2. Tanda Vital
- Tekanan Darah : 150/90 mmHg
- Nadi : 90 x/menit
-
Pernapasan : 50 x/menit
-
Suhu : 36,5ºC
b. Status General
1. Kepala
- Bentuk kepala : Normocepali
- Rambut : Hitam, Tebal
-
Simetris : Kiri-Kanan
-
Deformitas : -
2. Mata
-
Eksoptalmus/enoptalmus : -
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sklera : Ikterik (-/-)
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
5/19
- Pupil : Bulat Isokor kiri-kanan
3. Telinga
-
Pendengaran : Dalam batas normal
- Nyeri tekan : (-/-)
4. Hidung
-
Bentuk : Simetris
- Perdarahan : -
5. Mulut
- Bibir : Kering, tidak sianosis (-)
- Lidah kotor : -
- Caries gigi : -
6. Leher
-
Inspeksi : Simetris
-
Palpasi : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
- DVS : – 4
7. Kulit
- Hiperpigmentasi : -
- Ikterik : -
-
Petekhie : -
-
Sianosis : -
-
Pucat : -
8. Thorax
- Inspeksi : dada cembung pada sisi kanan
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
6/19
- Palpasi : Vocal fremitus kanan menurun tidak sama
dengan kiri
-
Perkusi : hipersonor pada sisi kanan
- Auskultasi : Suara napas lemah
9. Cor
-
Inspeksi : Iktus cordis tampak (-)
- Palpasi : Iktus cordis teraba (-)
- Perkusi :Batas kanan: melebar ke kanan
Batas kiri: melebar ke kiri
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni (+), murmur (-),
Gallop (-)
10. Abdomen
-
Inspeksi : Simetris, datar, tidak ada benjolan
-
Palpasi : Nyeri tekan (-)
- Perkusi : tymphani
- Auskultasi : peristaltic (+) kesan normal
11. Punggung
- Tampak dalam batas normal
-
Tidak terlihat kelainan bentuk tulang belakang
12. Genitalia
Tidak dievaluasi
13. Ekstremitas atas dan bawah
Dalam batas normal
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
7/19
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Rutin
01-04-2016 (Laboratorium)
b. Kimia Klinik
01-04-2016 (Lab.RSUD. Syekh Yusuf Gowa)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan satuan
Gula Darah Sewaktu 109
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
8/19
c. Foto Radiologi
Foto thorax PA
-
Tampak bayangan hiperlusen avascular submassive di hemithorax
kanan disertai collaps paru ke arah 1/3 medial paru
- Cor membesar dengan CTR 56%
- Pulmo sisistra= vascular supra hiliar tampak meningkat
- Sinus lancip, diaphragma intak
- Tulang-tulang intak
Kesan: - Pneumothorax dextra+collaps paru
- Cardiomegali+ tanda-tanda bendungan paru
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
9/19
Foto thorax PA (control)
-
Hemithorax kanan = sudah tidak tampak lagi bayangan hyperlusen
avascular dan gambaran colaps paru
- Tampak bercak infiltrat difus pada kedua paru disertai garis-garis
fibrosis dan bercak kalsifikasi
- Cor membesar, aorta dilatasi (CTR sulit dinilai)
- Tampak pula bayangan radiolusen di soft tissue sepanjang dinding
dada kanan
-
Tulang-tulang intak
Kesan: - tidak tampak lagi pneumothorax
- TB paru duplex lama aktif
- Cardiomegali + dilatasi aorta
-
Emfisema sub kutis- dinding dada kanan
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
10/19
a. Hasil EKG
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
11/19
EKG :- Sinus takikardi
-
LVH
-
OMI
V. RESUME
Pada tanggal 26 Maret 2016, pasien MRS dengan keluhan sesak nafas
dan nyeri dada 2 hari yang lalu. Batuk berlendir sudah 3 bulan. Pasien
telah melakukan pemeriksaan Laboratorim dengan hasil : Hb 15,0 g/dL,
WBC 7.500/uL, PLT 206.000/uL. GDS 109 mg/dL, ureum darah 45
mg/dL, kreatinin darah 1,1 mg/dL, SGOT 27 U/L, SGPT 12 U/L, LED 15
mm/jam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah,
tampak sakit berat saat kambuh, kesadaran composmentis. Pemeriksaan
tanda vital: Tekanan darah : 150/90 mmHg, Nadi : 90 kali/menit,
Pernapasan : 50 kali/menit, dan Suhu : 36,5C. Pemeriksaan fisik yang
bermakna, Inspeksi: dada cembung pada sisi kanan. Palpasi : Vocal
fremitus kanan menurun tidak sama dengan kiri. Perkusi : hipersonor pada
sisi kanan. Auskultasi : Suara napas lemah. Pemeriksaan Foto Thorax PA
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
12/19
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
13/19
TD : 120/80 mmHg
N : 82x/menit
P : 18x/menit
S : 36,5°C
Nyeri dada ( )
sesak ( )
Lasix amp/12 jam/IV
Aspilet 1x1
Anbacim vial/8 jam/IV
30/03/2016
TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
P : 22x/menit
S : 36,5°C
Batuk berlendir (+)
Nyeri dada ( )
sesak ( )
IVFD RL 20 tpm
Anbacim vial/8 jam/IV
Ketorolac amp/ 12 jam/IV
31/03/2016
TD : 110/60 mmHg
N : 88x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5°C
Batuk berlendir (+)
Nyeri dada ( )
sesak ( )
IVFD RL 20 tpm
Anbacim vial/8 jam/IV
Ketorolac amp/ 12 jam/IV
01/04/2016
TD : 100/60 mmHg
N : 88x/menit
P : 22x/menit
S : 36,5°C
Batuk berlendir (+)
Nyeri dada (+)
Sesak ( )
Post op: krepitasi (+)=
emfisema subkutis
IVFD RL 20 tpm
Anbacim vial/8 jam/IV
Ketorolac amp/ 12 jam/IV
02/04/2016
TD : 120/70 mmHg
N : 90x/menit
P : 20x/menit
S : 36,8°C
Batuk berlendir (+)
Sesak ( )
Batuk berlendir (+)
IVFD RL 20 tpm
Anbacim vial/8 jam/IV
Ketorolac amp/ 12 jam/IV
Lasix amp/ 12 jam/IV
Aspilet 1x1
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
14/19
03/04/2016
TD : 100/60 mmHg
N : 92x/menit
P : 21x/menit
S : 36,5°C
Batuk berlendir (+)
Bekas WSD masih
mengeluarkan cairan
IVFD RL 20 tpm
Anbacim vial/8 jam/IV
Ketorolac amp/ 12 jam/IV
Lasix amp/ 12 jam/IV
Aspilet 1x1
04/04/2016
TD : 100/60 mmHg
N : 88x/menit
P : 20x/menit
S : 36,6°C
Batuk berlendir ( )
Nyeri dada sebelah
kanan ( )
Sesak bila batuk ( )
Anbacim vial/8 jam/IV
Ketorolac amp/ 12 jam/IV
05/04/2016
TD: 100/80 mmHg
N:96x/menit
P:22x/menit
S: 36,5°C
Boleh pulang
Tidak ada keluhan Aspilet 1x1
Neurodex 1x1
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
15/19
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan daftar masalah sebagai berikut:
1) Pneumothorax spontan sekunder ec TB paru aktif
Pada anamnesis didapatkan:
- Sesak napas yang semakin bertambah
-
Nyeri dada kanan
Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan:
-
Inspeksi : dada cembung pada sisi kanan
-
Palpasi : Vocal fremitus kanan menurun tidak sama dengan kiri
- Perkusi : hipersonor pada sisi kanan
- Auskultasi : Suara napas lemah
Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan:
- Pneumotoraks kanan
-
Kolaps paru kanan (+)
Plan terapi : - Oksigen nasal 3 liter/menit
- Pemasangan WSD di paru kanan
- Anbacim /8 jam
- Ketorolac/ 12 jam
Plan monitoring : Keluhan subjektif, objektif, foto toraks, hasil WSD
Plan edukasi : - Menjelasken tentang penyakit, pemeriksaan, dan terapi
kepada pasien
- Menganjurkan pasien agar beristirahat
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
16/19
Paru terdapat dalam rongga dada, dengan rongga yang sempit. Udara masuk ke
dalam rongga paru melewati diafragma. Rongga paru antara dinding dada dengan
paru, jika udara masuk ke dalam rongga ini, mau itu dari dalam paru (closed
pneumothorax) ataupun dari luar rongga dada (open pneumothorax) akan terjadi
kolaps dari paru yang menyebabkan orang tersebut menjadi tidak bisa bernafas.
Alveolus disangga oleh kapiler yang memiliki dinding lemah dan mudah robek.
Pada infeksi tuberkulosis, pneumotoraks terjadi disebabkan karena adanya proses
inflamasi di alveolus atau bisa juga karena peningkatan tekanan intraalveolar akibat
batuk yang menyebabkan rupturnya alveolus. Sehingga terbentuk bleb di subpleura
viseralis. Bleb tersebut pecah, kemudian udara masuk ke rongga pleura.
Skema patogenesis pneumothoraks ec TB paru
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
17/19
2) CHF
Pada pemeriksaan penunjang:
-
EKG : sinus takikardi, LVH, OMI
- Foto thorax PA: kardiomegali, CTR 56%
Plan terapi : - Lasix /12 jam
- Aspilet 1x1
- Micardis 1x1
Plan edukasi : - Menjelasken tentang penyakit, pemeriksaan, dan terapi
kepada pasien
CHF adalah suatu keadaan patofisiologis dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup. Gagal jantung paling sering disebabkan oleh gagal kontraktilitas
miokard, seperti yang terjadi pada infark miokard, hipertensi lama, atau
kardiomiopati.
Diagnosis dari gagal jantung dapat didasarkan atas kriteria Framingham
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
18/19
BAB IV
KESIMPULAN
Pada pasien ini, dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh sesak
nafas dan nyeri dada sejak 2 hari yang lalu, batuk berlendir sudah 3 bulan. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan Inspeksi: dada cembung pada sisi kanan. Palpasi :
Vocal fremitus kanan menurun tidak sama dengan kiri. Perkusi : hipersonor pada
sisi kanan. Auskultasi : Suara napas lemah. Pada pemeriksaan penunjang Foto
Thorax PA pertama, kesan: pneumothorax dextra+collaps paru. Cardiomegali+
tanda-tanda bendungan paru. Foto thorax PA (kontrol), kesan: tidak tampak lagi
pneumothorrax, TB paru duplex lama aktif, Cardiomegali+ dilatasi Aorta,
Emfisema subkutis. Hasil Rekam Jantung (EKG): Sinus Takikardi, LVH, OMI.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan, pasien ini dapat didiagnosa dengan Pneumothorax ec TB Paru dan CHF.
Pneumotoraks merupakan suatu kondisi paru yang mengancam jiwa,
pneumotoraks dapat disebabkan oleh berbagai sebab. Salah satunya akibat penyakit
tuberkulosa.
Gejala pneumotoraks akibat tuberkulosa tidak berbeda dengan gejala
pneumotoraks karena penyebab lainnya. Gejala yang muncul tergantung dari
seberapa luas pneumotoraks yang terjadi.
Penatalaksanaannya pun tidak jauh berbeda. Apabila pasien datang dengan
pneumotoraks et causa tuberculosa maka dilakukan tindakan untuk menyelamakan
jiwa yaitu menangani pneumotoraks terlebih dahulu baru kemudian tuberkulosanya
diobati.
-
8/15/2019 Pneumothorax Aan
19/19
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo Aru.W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed V, jl III .Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2009
Hisyam Barmawi, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed V, jl III . Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2009
TB – Gerdunas. PEDOMAN NASIONAL PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS ed
II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta:2007
Alsagaf H, Mukty A. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Arlangga university press.
Surabaya: 2009
Tanto C, Liwang C. Kapita Selekta Kedokteran ed. IV, jl I. Media Aesculapius.
Jakarta: 2014