pneumatik di rel ka

Upload: cimoeljrx

Post on 06-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    1/31

    TUGAS AKHIR 

    SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL

    PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU

    PERLINTASAN

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih

    Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    Teknik Mesin

    Disusun Oleh :

    Muhamad Ari Wibowo

    01301-127

    JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    2/31

    LEMBAR PENGESAHAHAN

    SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL

    PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU

    PERLINTASAN

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar 

    Sarjana Teknik (S1) Pada Fakultas Teknologi Industri

    Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana

    Disetujui dan Diterima Oleh :

    Koodinatir Tugas Akhir 

     Nanang Ruhyat. ST. MT

    Pembimbimg I Tugas Akhir Pembimbing II Tugas Akhir  

    Prof. Ir. Djoko W Karmiadji, MSME, Ph, D R. Ariosuko, Dh. Ir 

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    3/31

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA

    LEMBAR PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

     Nama : Muhamad Ari Wibowo

     Nim : 01301-127

    Jurusan :Teknik Mesin

    Fakultas :Teknologi industri

    Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang saya buat dan susun ini

    merupakan hasil pemikiran serta karya saya seorang. Tugas Akhir ini tidak di buat oleh

     pihak lain baik alat itu sendiri, kecuali kutipan-kutipan referensi yang telah disebutkan

    sumbernya.

    Jakarta, Juli 2007

    Muhamad Ari Wibowo

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    4/31

    KATA PENGANTAR 

     Assalamualaikum Wr. Wb

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

     berkat, rahmat dan karunianya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

     penulisan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

    Penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi kurikulum jurusan Teknik 

    Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana yang diwajibkan kepada

    setiap Mahasiswa Teknik Mesin. Penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini juga

    merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Strata Satu (S1).

    Penulis melakukan Tugas Akhir dengan judul  “Sistem Pneumatik Pada Model 

     Palang Pintu Perlintasan Kereta Api Satu Perlintasan”.  Bahasan yang diambil secara

    umum meliputi komponen-komponen alat tersebut serta teori dasar tentang alat itu

    sendiri.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

    sebesar-besarnya yang diajukan kepada :

    1. Bpk. Ir. Yuriadi Kusuma Msc., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

    Universitas Mercu Buana.

    2. Bpk. Ir. Rully Nutranta. M.eng., Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Mercu Buana.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    5/31

    3. Bpk.. Dr. Ir. Djoko Wahyu Karmiadji, MSME. Selaku Pembimbing Tugas Akhir I.

    4. Bpk. R. Arisuko Dh.Ir., selaku Koordinator Tugas Akhir dan pembimbing II.

    5. Bpk Nanang Ruhyat. ST. MT, Selaku Koordinator Tugas Akhir 

    6. Kepada orang tua penulis yang telah memberi banyak dorongan moril, material

    maupun doa untuk membantu penyelesaian tugas akhir ini.

    7. Alm. Ayah yang memberi saya inspirasi dan ibu yang memotivasi dalam

     penyelesaia tugas akhir penulis.

    8. Adik-adik penulis yang banyak memberi masukan.

    9. Yudo,Adri, Yosep, Verry, kawan-kawan yang telah berbuat banyak untuk tugas

    akhir penulis. Terima kasih semua.

    10. Saepul, Tata, Ami, Yudi, Iwan, Ibnu, Herry, Ozi, Brata, Nurhadi, Aris, Santoso yang

     banyak membantu penulis dan rekan-rekan lain angkatan 2001. Thanks Brothers.

    11. Roy, Andre, Dado, Muri, Yudi yang telah meminjamkan computer untuk penulis.

    12. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Mesin yang telah banyak membantu dalam

     penyusunan tugas akhir ini.

    13. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini

    hingga selesai yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga bantuan yang telah diberikan tersebut mendapat berkah yang setimpal

    dari Allah SWT.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    6/31

    Penulis menyadari kendati telah diupayakan sedemikian rupa tentunya masih

     banyak terdapat kekurangan dan kesalah-kesalahan yang melekat pada penulisan Tugas

    Akhir ini.

    Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya rekan-

    rekan Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana.

    Wassalamualaikum Wr. Wb

    Jakarta, Agustus 2007

    Penulis

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    7/31

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

    LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

    DAFTAR TABLE ............................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

     NOTASI ........................................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang......................................................................................... 1

    1.2. Tujuan penulisan..................................................................................... 2

    1.3. batasan masalah....................................................................................... 2

    1.4. Metodelogi penulisan.............................................................................. 3

    1.5. Sistematika penulisan.............................................................................. 4

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Pneumatik ................................................................................... 6

    2.2 Pengaturan Logika Pneumatik ........................................................... 8

    2.2.1 Rangkaian Logika AND ............................................... 9

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    8/31

    2.2.2 Rangkaian Logika OR ............................................... 9

    2.2.3 Rangkaian Logika NOT ............................................... 10

    2.2.4 Rangkaian Logika Memori ............................................... 11

    2.3 Komponen Pneumatik ....................................................................... 12

    2.4 Komponen Pendukung Pneumatik ............................................... 14

    BAB III SISTEM PNEUMATIK PERLINTASAN KA

    3.1 Fungsi Alat ................................................................................... 20

    3.2 Rangkaian Pneumatik ....................................................................... 20

    3.3 Komponen Pneumatik ....................................................................... 24

    3.4 Sistem Pneumatik ....................................................................... 25

    3.5 Distribusi Udara ................................................................................... 27

    3.6 Peralatan Pendukung ....................................................................... 29

    3.7 Sensor Photoelektrik ....................................................................... 30

    BAB IV ANALISA PERHITUNGAN SISTEM PNEUMATIK 

    4.1 Proses Pneumatik ................................................................................... 34

    4.1.1 Sistem Pneumatik ........................................................... 34

    4.1.2 Kompresor ...................................................................... 35

    4.1.3 Valve .................................................................................. 36

    4.1.4 Aktuator ...................................................................... 36

    4.1.5 Silinder Ganda .......................................................... 40

    4.2 Perhitungan Silinder ...................................................................... 41

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    9/31

    BAB V KESIMPULAN

    5.1 Kesimpulan............................................................................................. 48

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    10/31

    ABSTRAK 

    Silinder pneumatik yang digunakan oleh penulis pada perancangan Tugas Akhir 

    ini adalah tipe silinder kerja ganda. Silinder kerja ganda pada sistem ini digunakan

    untuk menggerakkan palang pintu pada lintasan kereta api. Dalam pembuatan alat

    dengan sistem pneumatik ini, digunakan kompresor dengan tipe kompresor torak 

    dengan spesifikasi tekanan 793 kpa, power 1,5 kw, kapasitas 175 liter. Valve yang

    digunakan adalah jenis valve yang menggunakan satu buah katup 5/2 yang bekerja

    untuk mempengaruhi atau mengatur jalan atau lintasan yang diambil oleh akiran udara,

    terutama saat start stop arah aliran.

    Dari hasil perhitungan didapat, bahwa sistem pneumatik pada palang pintu

    otomatis satu perlintasan menggunakan daya 132,383 Watt dan usaha 1588,6 J.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    11/31

    DAFTAR GAMBAR 

    Halaman

    Gambar 2.1 Katup Lima Lubang …………………………………………….. 10

    Gambar 2.2 Katup Kontrol Kecepatan………………………………………... 25

    Gambar 2.3 Tampak Depan Katup Togle…………………………………….. 26

    Gambar 2.4 Selang……………………………………………………………. 26

    Gambar 2.5 Tampak Depan Nepel……………………………………………. 27

    Gambar 2.6 Silinder Kerja Ganda…………………………………………….. 29

    Gambar 2.7 Sistem Pneumatik Sederhana……………………………………. 31

    Gambar 2.8 Silinder Kerja Tunggal…………………………………………... 34

    Gambar 2.9 Silinder Gerak Tunggal………………………………………….. 35

    Gambar 2.10 Aktuator Linier Dan Rotari……………………………………… 36

    Gambar 3.1 Air Cylinder/Standart Type Series MB………………………….. 37

    Gambar 3.2 Luas Permukaan Silinder………………………………………... 37

    Gambar 3.3 Arah Dan Kecepatan Alir Fluida………………………………… 38

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    12/31

    NOTASI

    SIMBOL KETERANGAN SATUAN

    A Luas Permukaan m2

    D Diameter m

     f     Koefisien Kerugian Gesek -

    F Gaya N

    Fth Gaya Piston N

    g Gravitasi N

    hf Kerugian Gesek m

    L Langkah kerja m

     p Tekanan N/m2

     p Konversi Head Loss N/m2 [Kg/m.s2]

    P Daya Kompresor W

    P Daya J/s

    Re Bilangan Reynold -

    s Jarak m

    t Waktu s

    v Kecepatan Alir m/s

    W Usaha J

    π   Jari-jari m

    μ   Dinamik Viskositas N.m/s

    ρ   Massa Jenis kg/m3

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    13/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Teknologi yang semakin berkembang industri yang semakin pesat menuntut kita

    untuk terus mengembangkan ide-ide tentang bagaimana peralatan sederhana dengan

    sistem yang serba praktis menjadi peralatan dengan sistem yang lebih komplek dan

    otomatis dapat mendukung proses produksi.

    Di jaman yang serba modern dan teknologi yang semakin canggih, maka

    diperlukan suatu alat penunjang yang memenuhi segala kriteria yang dibutuhkan oleh

     pasar sehingga alat tersebut akan berguna dan berfungsi dengan baik di pasaran

    Melihat kondisi masyarakat kita yang sangat jauh tertinggal dibidang teknologi

    maka kita hendaknya memaksimalkan potensi yang ada untuk mengejar segala

    ketertinggalan khususnya dibidang teknologi maka penulis berinisiatif membuat alat

     perlintasan palang pintu otomatis kereta api satu perlintasan yang bertujuan untuk 

    menekan tingkat angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    14/31

    Proses kerja suatu produksi membutuhkan sistem kontrol. Pada dasarnya sistem

    kontrol merupakan kumpulan dari peralatan elektronika dan mekanik yang ditempatkan

    untuk menjamin stabilitas, keakuratan dan proses transisi objek tanpa merusak objek 

    dan peralatan produksi lain dalam sebuah proses kerja atau kegiatan manufakturing.

    Sistem kontrol dapat terwujud dalam berbagai macam bentuk, variasi dan skala

    implementasi yang luas. Mulai dari pembangkit tenaga (power plant) sampai teknologi

    semikonduktor. Dikarenakan kemajuan teknologi yang sangat cepat pada saat ini tugas

    kontrol yang kompleks sekalipun dapat dicapai dengan menggunakan sistem kontrol

    dengan otomatisasi yang tinggi.

    1.2 Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini, yang berjudul “Sistem Perlintasan

    Palang Pintu Otomatis Kereta Api Satu Perlintasan” adalah untuk :

    1.2.1 Menerapkan teknologi sistem pneumatik sebagai sumber tenaga gerak.

    1.2.2 Mengaplikasikan PLC sebagai sistem kontrol pada gerakan mekanik.

    1.2.3 Menerapkan teori yang didapat dari silabus kuliah untuk merancang dan

    merealisasikan suatu sistem.

    1.2.4 Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Strata-1 Fakultas Teknologi

    Industri di Universitas Mercu Buana.

    1.3 Batasan Masalah

    Pembahasan materi skripsi ini dibatasi hanya pada hal perancangan dan cara

    kerja miniatur sistem perlintasan palang pintu otomatis kereta api satu perlintasan.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    15/31

    Penulis disini mencoba untuk merancang dan membuat sebuah miniatur perlintasan

     palang pintu otomatis kereta api satu perlintasan.

    Agar penulisan dan tujuan tugas akhir ini dapat tercapai dengan baik maka

    diberikan pembatasan masalah yaitu :

    a. Penjelasan sistem pneumatik.

     b. Komponen-komponen pneumatik yang terdapat pada alat ini.

    c. Gerakan-gerakan yang terjadi pada aquating silinder (Aquator Pneumatik).

    1.4 Metodelogi Penelitian

    Metode penelitian yang dipakai pada tugas akhir ini adalah :

    a. Metode Studi Pustaka

    Dalam hal dicari dan dikumpulkan buku-buku referensi yang berhubungan

    dengan perancangan alat serta data-data yang diperlukan yang dapat

    menunjang dalam perancangan.

     b. Metode Studi Literatur.

    Membahas tentang teori dasar dari rangkaian-rangkaian pendukung.

    c. Metode wawancara

    Dengan melakukan tukar pikiran dengan sesama teman mahasiswa yang

    lebih berpengalaman serta melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing

    untuk mendapat petunjuk yang lebih baik lagi dalam penyusunan tugas akhir 

    ini.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    16/31

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistem penulisan tugas akhir ini terbagi dalam 5 bab yang saling berhubungan.

    Adapun kelima bab tersebut adalah :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Menguraikan tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan,

     batasan masalah, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II : TEORI DASAR 

    Berisi tentang teori-teori dasar yang merupakan dasar dari

     pembahasan cara kerja dan komponen-komponen pendukung lainnya.

    BAB III : SISTEM PNEUMATIK PERLINTASAN KA

    Memberikan penjelasan tentang perancangan sistem dan komponen

     pneumatik yang digunakan.

    BAB IV : ANALISA PERHITUNGAN SISTEM PNEUMATIK 

    Pada bab ini akan membahas tentang perhitungan komponen yang

    digunakan pada sistem perlintasan palang pintu otomatis kereta api satu

     perlintasan dengan sistem pneumatik.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    17/31

    BAB V : KESIMPULAN

    Dalam bab ini akan dibahas hasil keseluruhan yang berupa kesimpulan

    dari perancangan alat yang dibuat. Serta saran-saran yang diperoleh

    untuk pengembangan sistem.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    18/31

    BAB II

    TEORI DASAR 

    2.1 Pneumatik 

    Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak,

    keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Perkataan

     pneumatik itu berasal dari perkataan yunani “pneuma” yang berarti “napas” atau

    “udara”. Jadi pneumatik berarti: terisi udara atau digerakan oleh udara mampat.

    Pneumatik itu merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan tidak 

    hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri

    atas pipa-pipa, selang-selang dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara

    mampat.

    Jadi pada dasarnya pneumatik merupakan suatu hal yang membahas mengenai

    udara yang bergerak. Keadaan dan syarat keseimbangan udara pada perkembangan

    industri, udara di hisap dengan menggunakan pompa khusus yang disebut kompresor 

    dan di mampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai tekanan lebih tinggi (8-15 bar)

    masuk kedalam sebuah rangkaian pneumatik. Udara mampat digunakan dengan cara

    mengalirkan udara yang bertekanan tersebut melalui rangkaian untuk menggerakan

    aktuator.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    19/31

    Jika motor kompresor yang dipakai menggunakan tenaga listrik maka tenaga yang

    dihasilkan adalah tenaga listrik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam

    konstruksi teknik pneumatik adalah:

    1. Perkembangan kecepatan melalui penampang pipa jalan.

    2. Pengaruh panjang dan kekasaran dingin pipa atas hambatan aliran gas.

    3. Mengurangi hambatan aliran gas pada suatu benda secara garis besar pembagian

     pneumatik adalah sebagai berikut:

      Adapun pembagian teknis.

    a. Pneumatik adalah penyerahan gaya dan energi mekanik seperti: mesin

     produksi dan peralatan pengangkutan.

     b. Pneumatik kendali dan penyatuan adalah teknik pengolahan sinyal dan data

    seperti: pengerjaan cermat dengan menggunakan PLC.

      Menurut tenaga kerja.

    a. Tekanan yang sangat rendah (1,001-1,1 bar)

     b. Tekanan rendah (1,2-2 bar)

    c. Tekanan tinggi (2-8 bar)

    d. Tekanan sangat tinggi (8-15 bar)

      Menurut bidang penggunaan.

    a. Penyerahan kerja gaya dan kerja mekanik 

    1. Pergerakan kerja gaya dan kerja mekanik 

     b. Pengolahan sinyal dan pengolahan data.

    1. Elemen pemasuk dan keluar data, seperti: alat penunjuk dan pencatat

     pada PLC

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    20/31

    2. Elemen pengolah data, seperti: tabung hitung analog.

    3. Elemen pengut, seperti: Pengut sinyal.

    Penggunaan pneumatik sudah lama sekali membantu dalam pelaksanaan

     pekerjaan mekanis sederhana, hingga sekarang pneumatik memegang peranan yang

    sangat penting dalam bidang otomatisasi. Sebelum tahun 1950 pneumatik telah banyak 

    digunakan sebagai media kerja dalam bentuk energi tersimpan. Era 1950-an kebutuhan

    sensor dan prosesor berkembang sejalan dengan kebutuhan penggerak, perkembangan

    ini membantu operasi kerja yang dikontrol dengan menggunakan sensor untuk 

    mengukur keadaan dan kondisi mesin.

    2.2 Pengaturan Logika Penumatik 

    Sistem pengaturan logika pneumatik menggunakan udara dan fungsi logika

    untuk mengendalikan kerja pneumatik atau sistem tenaga fluida lainnya. Sistem

    logika ini banyak dipakai karena dapat dioperasikan pada beberapa tingkatan sesuai

    dengan keperluan.

    Sistem logika ini sebenarnya sudah lama digunakan dalam industri, tapi sistem

     pengaturan logika dengan pneumatik kini mulai digunakan dengan beberapa

    keuntungan dibanding dengan menggunakan sirkuit elektronik. Pada sirkuit

    elektronik mudah terjadi kerusakan akibat beban listrik .yang melebihi tahanannya,

     panas dan lain-lain.

    Pada dasarnya secara umum sistem pengaturan logika pneumatik terdiri atas

    rangkaian DAN ( AND), ATAU (OR), TIDAK (NOT), MEMORI, TIME, serta

    gabungan dari rangkaian tadi.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    21/31

    2.2.1 Rangkaian AND

    Dalam rangkaian AND atau dan ini, ada beberapa masukan melalui katup A, B,

    C yang dipasang secara seri untuk memberikan keluaran D. Bila masukan hanya ada

    A atau B atau C saja maka keluarannya tidak ada, artinya keluaran hanya akan

    dihasilkan bila A dan B dan C ada masukan.

    Gambar 2.1 Rangkaian Logika AND

    2.2.2 Rangkaian OR 

    Yang dimaksud dengan rangkaian OR adalah bila ada masukan baik itu dari A

    atau dari B atau dari C maka akan menghasilkan keluaran D.

    Gambar 2.2 Rangkaian Logika OR 

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    22/31

    2.2.3 Rangkaian NOT

    Rangkaian NOT dapat dilihat pada gambar berikut, keluaran C tidak ada jika

    katup A atau B atau keduanya diberikan pada posisi on, tetapi keluaran C akan ada

     jika katup dalam posisi tidak ditekan atau off.

    Gambar 2.3 Rangkaian Logika NOT

    2.2.4 Rangkaian Memori

    Rangkaian Memori adalah kemampuan dari pada rangkaian untuk menahan

     penyimpangan. Maksudnya adalah, rangkaian akan berada pada satu posisi atau

    keadaan hingga diberikan isyarat pengendali untuk mengembalikan pada

    keadaannya semula. Pada memori tak terbatas, perintah dari isyarat pengendali

    menyebabkan rangkaian berubah pada satu keadaan dan kembali ke keadaan semula

     bila isyarat yang berlawanan diberikan.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    23/31

    Pada memori terbatas, isyarat yang diberikan akan memberi pada suatu keadaan

    kemudian akan mengembalikannya pada keadaan semula secara otomatis setelah

    selang beberapa waktu.

    Rangkaian memori tak terbatas dapat dilihat pada gambar 2.4, yang mana

    rangkaian memiliki dua buah keluaran yaitu C dan D sedangkan pengaturan isyarat

     pemandu dilakukan dari A dan B. Apabila tombol A ditekan maka keluaran akan

    melalui C dan bila katup B ditekan maka keluaran akan melalui D. Dengan

    rangkaian ini dapat memberikan rangkaian bolak-balik dengan menekan kedua

    tombol secara bergantian.

    Gambar 2.4 Rangkaian Logika Memori Tak Terbatas

    Rangkaian Memori Terbatas sebenarnya hampir sama fungsinya dengan

    rangkaian Time yang berfungsi sebagai rangkaian penunda waktu.

    2.3 Komponen pneumatik 

    Komponen pneumatik yang penting adalah katup   (valve)   dan tabung   (Cylinder)

     pneumatik. Katup berfungsi untuk mengontrol gerak tabung atau silinder pneumatik.

    Silinder pneumatik berfungsi untuk menghasilkan gaya serta gerak linier untuk 

    melakukan suatu kerja.

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    24/31

      Katup

    Dalam sistem pneumatik udara mampat yang dimasukan kedalam silinder harus

    dapat dikeluarkan kembali untuk dapat mengembalikan pada kedudukan semula. Untuk 

    itu dalam sistem pneumatik ini dibutuhkan katup yang dapat berkerja bolak-balik,

    dengan kata lain katup dalam sistem ini berfungsi untuk mengatur masuk dan keluarnya

    udara mampat dari silinder.

    Jenis katup yang digunakan ada beberapa jenis dengan tombol pengoperasian

    katup yang berbeda pula sesuai dengan pemakaiannya dalam suatu sistem, adapun jenis

    katup yang biasa digunakan.

      Katup Lima Lubang

    Pada silinder gerak ganda jarang dikontrol menggunakan katup tiga lubang, untuk 

    itu digunakan katup lima lubang yang pada hakekatnya sama dengan dua buah katup

    tiga lubang yang digabung menjadi satu.

    Untuk menggambarkan detail dari katup ini kita ambil contoh katup lima lubang

    dengan mekanisme tuas atau  lever  yang memiliki mekanisme penyekat berupa sebuah

     poppet   yaitu semacam tabung dengan sebuah piringan kecil dibagian bawahnya yang

     berlapis cincin karet. Mekanisme penyekat ini memiliki sebuah   spool,  yaitu semacam

    tabung yang terbuat dari logam paduan yang ringan dan empat buah cincin keret

     penyekat yang melilit pada  spool  dengan selang yang teratur. Tuas di gunakan untuk 

    mengatur posisi spool.  Tuas pengatur dapat juga berupa mekanisme tombol tekan, roda

    serta plunger .

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    25/31

    Bila tuas dalam posisi   on, maka udara masuk kedalam katup melalui lubang 1,

    kemudian meninggalkan katup dari lubang 2 kesilinder, akibatnya torak silinder 

     bergerak positif. Sementara udara yang terdorong torak keluar dari silinder dan masuk 

    kelubang 4 kemudian dibuang melalui lubang 5. Bila tuas digeser keposisi   off   maka

     spool  juga akan bergeser sehingga udara mampat masuk dari 1 dan diteruskan kelubang

    4 sehingga torak silinder bergerak negatif. Udara yang terdorong oleh torak keluar dari

    lubang 2 dan dibuang melalui lubang 3.

    Gambar 2.1. Katup Lima Lubang [1]

      Katup Peka Tekanan

    Katup ini dioperasikan dengan menggunakan sebuah diafragma dari karet serta

     pegas untuk pembalik. Cara kerja katup ini hampir sama dengan katup lima lubang,

    namun mekanisme untuk menggerakan  spool   melalui difragma serta pegas pembalik .

    Bila udara bertekanan yang meskipun rendah diberikan pada lubang dimana diafragma

     berbeda, maka melalui lubang 1, jika diafragma kembali keposisi semula maka suplai

    udara utama akan melalui lubang 2.

      Katup Selenoid

    Sesuai dengan namanya katup ini memiliki kumparan   selenoid    untuk 

    menggerakan   spool . Dengan sendirinya untuk mengaktifkan kumparan selenoid ini

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    26/31

    diperlukan aliran listrik. Katup selenoid ini dapat berupa katup tiga lubang atau katup

    lima lubang. Detail dari katup ini dapat digambarkan sebagai berikut : bila arus listrik di

    alirkan pada kumparan selenoid maka sebuah armatur  yang sekaligus berfungsi sebagai

    katup akan bergerak ke arah kumparan sehingga suplai udara utama akan terbuka. Bila

    arus listrik dilepaskan maka  armatur   akan kembali keposisi semula dengan bantuan

     pegas .

    2.4 Komponen Pendukung Pneumatik 

      Kompresor

    Kompresor adalah penyedia udara bertekanan ke semua unit pneumatik, dan

    kompresor juga dapat berfungsi sebagai pengisi udara di dalam tabung atau tangki dan

    sebagai cadangan udara dalam waktu tertentu.

    Bagian utamanya adalah kompresor terdiri dari motor dan tabung udara. Agar 

    dapat menjamin keandalan pengendalian pneumatik, harus menyediakan udara yang

    kualitasnya memadai. Dimana faktor yang termasuk didalamnya adalah udara bersih,

    tekanan yang tepat dan kering.

      Jenis kompresor

    Pemilihan jenis kompresor tergantung dari jumlah udara yang di butuhkan

    tekanan, kualitas, kebersihan, dan bagaimana pengeringannya.

    Adapun jenis-jenis kompresor sebagai berikut :

    1. Kompresor Torak, terbagi atas :

    a) Kompresor Piston

     b) Kompresor Diafragma

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    27/31

    2. Kompresor Rotary, terbagi atas :

    a) Kompresor Rotary sudut geser 

     b) Kompresor ulir aksial ganda

    c) Roots Blower 

    3. Kompresor Alir, terbagi atas :

    a) Kompresor aliran radial

     b) Kompresor aliran aksial

    Jadi pada dasarnya pneumatik merupakan suatu hal yang membahas mengenai

    udara yang bergerak. Keadaan dan syarat keseimbangan udara pada perkembangan

    industri, udara dihisap dengan menggunakan pompa khusus yang disebut kompresor 

    dan dimampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai tekanan lebih tinggi (8-15 bar)

    masuk kedalam sebuah rangkaian pneumatik. Udara mampat digunakan dengan

    cara mengalirkan udara yang bertekanan tersebut melalui rangkaian untuk menggerakan

    aktuator.

    Jika motor kompresor yang dipakai menggunakan tenaga listrik maka tenaga

    yang dihasilkan adalah tenaga listrik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam

    kontruksi teknik pneumatik adalah :

    a) Perkembangan kecepatan melalui penampang pipa jalan.

     b) Pengaruh panjang dan kekasaran dingin pipa atas hambatan aliran gas.

    c) Mengurangi hambatan aliran gas pada suatu benda secara garis besar.

      Luas penampang torak 

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    28/31

    Besarnya gaya   (F)  yang diteruskan ke batang torak adalah besarnya tekanan   (p),

    (Newton per meter persegi) dikalikan luas penampang torak   (A), (meter)2, atau dapat

    dihitung mengunakan persamaan dibawah ini [1]:

     F = P X A   (2.1)

    Dimana gaya piston adalah :

     F th = A x p

    Dimana :

     F th   = Gaya piston (N)

     p   = Tekanan kerja (N/m2)

     A   = Luas torak (m2)

      Luas permukaan silinder

    Kecepatan silinder pneumatik bergantung pada beban, tekanan udara yang ada,

     panjang saluran, penampang antara elemen kontrol terakhir dan elemen kerja, dam

     jumlah aliran udara yang melelui elemen kontrol terakhir. Kecepatan pun dipengaruhi

    oleh peredam akhir langkah, Luas permukaan silinder dapat dihitung mengunakan

     persamaan sebagai berikut [4] :.

    2 D A      (2.2)

    Dimana :

     A = Luas permukaan silinder 

    π  = 3,14

     D = Diameter 

      Kecepatan Alir Fluida

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    29/31

    Pada aliran-aliran gas (udara dan uap) dalam saluran atau melewati benda,

    timbul perubahan-perubahan besar dalam hal tekanan, kecepatan dan suhu. Kecepatan

    Alir Fluida dapat dihitung menggunakan persamaan dibawah ini [3] :

     p A

     P v

      (2.3)

    Dimana :

    v = Kecepatan alir fluida

     P  = Daya kompresor 

     p = Tekanan maksimum

     A = Luas permukaan silinder 

      Bilangan Reynold

    Bilangan Reynold dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut [3]:

     

      vDRe (2.4)

    Dimana :

    Re = Bilangan reynold

    v   = Kecepatan alir fluida

     D  = Diameter 

     μ   = Dinamik viskositas

     ρ  = Massa jenis

      Head loss

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    30/31

    Head tekanan ( h ) menyatukan tinggi suatu kolom fluida yang akan

    menghasilkan suatu kekuatan tekanan tertentu. Head loss dapat dihitung menggunakan

     persamaan sebagai berikut [3] :

     g 

    v

     D

     L f  h f  

    2

    2

      (2.5)

    Dimana :

    h f    = Kerugian gesek 

     L   = Langkah kerja

    v   = Kecepatan alir fluida

     D  = Diameter 

     g    = Percepatan gravitasi

     f    = Koefisien kerugian gesek 

      Konversi Head loss menjadi pressure loss

    Head loss menjadi pressure loss dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai

     berikut [3] :

     p   =  ρgh f     (2.6)

    Dimana :

     ρ  = Massa jenis

     g   = Gravitasi

    h f  = Kerugian gesek 

      Usaha

    Dalam defenisi usaha, junlah usaha yang diberikan untuk mengangkat beban

    tertentu lewat tinggi tertentu itu tetap sama. Biarpun usaha ini dilakukan selama 1detik,

  • 8/16/2019 Pneumatik Di Rel KA

    31/31

    maupun 1 jam atau 1 tahun. Tetapi pada banyak kejadian perlu pula untuk meninjau

     baik cepatnya melakukan usaha maupun jumlah usaha yang dilakukan. Usaha dapat

    dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut [3] :

    W =  F. s   (2.7)

    Dimana :

     F    = Gaya

     s   = Jarak 

      Daya

    Satuan SI untuk daya adalah watt, yang didefinisikan sebagai 1 J s-1. sejauh ini

    satuan ini adalah satuan daya yang paling umum, karena satuan ini hampir secara

    universal digunakan untuk pengukuran daya elektrik. Daya dapat dihitung

    menggunakan persamaan dibawah ini [2] :

    P =t 

    W (2.8)

    Dimana :

    W  = Usaha

    t    = Waktu