plc modul iii
TRANSCRIPT
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
1
KOMPONEN ELEKTRO PNEUMATIK
KOMPONEN ELEKTRIS
Sistem kontrol elektrik ini disupply dengan listrik yang berasal dari unit electric power supply.
POWER SUPPLY
Unit power supply terdiri dari modul-modul berikut:
� Transformer utama yang mengubah voltase
dari sumber supply (misalnya 220 volt)
menjadi voltase output (umumnya 24 volt)
� Rectifier dan kapasitor untuk membangkitkan
voltase langsung
� Regulator/Stabilization untuk menstabilkan
voltase langsung
RELAY DAN CONTACTOR
Pada prinsipnya relay dan contaktor melakukan operasi yang
identik, perbedaannya yaitu relay digunakan untuk men-switch arus
dan output yang relatif kecil sedangkan contactor sebaliknya.
Relay merupakan switch yang digerakkan secara elektro magnetik.
Relay terdiri dari sebuah terminal dengan elektromagnet dan kontak
yang dapat bergerak
Ada berbagai macam tipe relay, misalnya relay time-delay, dan relay counter. Relay dapat digunakan untuk bebagai
macam fungsi pengaturan, pengendalian dan monitoring, antara lain:
� Sebagai interface antara control circuit dan load circuit
� Untuk memisahkan antara sirkuit DC dan AC
� Untuk penundaan, pembangkitan, dan pengubahan sinyal dan
� Untuk mengaitkan informasi
Modul unit power
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
2
KOMPONEN PNEUMATIS
Pada mulanya, pneumatik digunakan untuk melakukan tugas-tugas mekanik yang sederhana, namun
dengan semakin berkembangnya teknologi, fungsi pneumatik semakin meluas sehingga memegang peranan penting
dalam system otomasi.
Prinsip pneumatik digunakan antara lain untuk melakukan aplikasi-aplikasi berikut ini:
• Untuk menentukan status processor (sensor)
• Informasi processing (processor)
• Switching actuator dengan alat dari elemen control akhir
• Melakukan kerja (actuator)
Level Utama dalam sistem pneumatik adalah:
• Supply Energi
• Elemen Input (sensor)
• Elemen pemroses (processor)
• Elemen pengontrol
• Elemen tenaga (actuator)
Komponen pneumatik dapat melakukan beberapa tipe gerakan, yaitu:
� Gerakan linear
� Gerakan memutar
� Gerakan melingkar
Gerakan linier
� Single acting cylinder
Silinder bergerak akibat udara yang masuk pada katub sehingga mendorong
piston. Gerakan kebalikan diakibatkan oleh spring.
� Double acting cylinder
Pada double acting cylinder, gerakan kembali bukan diakibatkan oleh spring,
tetapi karena katup 2.
Piston
Spring
Katup
Katup 1 Katup 2
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
3
Gerakan memutar
� Rotary cylinder
Design dari rotary cylinder sama dengan
double acting cylinder. Akan tetapi pada
piston rod terdapat tooth gear profile.
Piston rod menggerakkan gear wheel.
Gerakan rotary ini menghasilkan gerakan
linier.
� Rotary actuator
Pada Rotary actuator, force (tenaga) disalurkan ke drive shaft melalui sebuah vane (kipas
angin)
KOMPONEN ELEKTRO PNEUMATIK
Elektropneumatik merupakan kombinasi energi antara pneumatik dan elektrik. Power pneumatik berasal dari
compressed air sedangkan elektrik berasal dari listrik. Peran PLC dalam hal ini adalah mengatur power supply ke
komponen yang akan digerakkan (aktuator). Pada elektropneumatik, PLC mengatur on-off dari listrik yang
mengakibatkan mengalir/tidaknya copressed air ke aktuator (misalnya silinder) sehingga menghasilkan suatu gerakan
tertentu. Komponen yang menggunakan elektropenumatik adalah solenoid valve. Solenoid valve menggerakkan katup
(posisi buka/tutup) dikarenakan suppy elektrik pada solenoid. Prinsip konversi sinyal elektrik ke sinyal pneumatik
adalah sbb :
Untuk contoh kasus adalah 3/2 way solenoid valve.
Pada posisi normal (tidak ada sinyal elektrik), maka tidak ada udara yang mengalir dari katub 1, tetapi ada aliran udara
dari katup 2 ke 3. Setelah ada sinyal listrik pada solenoid (valve diaktuasikan), maka akan mendorong silinder
sehingga udara mengalir dari katup 1 ke 2 dan katup 3 menjadi tertutup.
tooth gear profilegear wheel
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
4
Solenoid Valve
Valve berfungsi mengatur supply udara ke komponen pneumatik, misalnya silinder. Beberapa jenis valve diantaranya
adalah :
1. 2/2-way solenoid valve
2. 3/2-way solenoid valve
3. 5/2-way solenoid valve
4. 5/2-way double solenoid valve
5. 5/3-way solenoid valve
2/2 way solenoid valve
2/2 way solenoid valve memiliki dua port dan dua posisi (buka, tutup). Tipe ini jarang digunakan kecuali pada valve on-
off, karena hanya memiliki satu fungsi yaitu untuk mengatur lewatnya aliran sinyal dan tidak dapat melepas udara ke
atmosfer pada posisi tutupnya.
3/2 way solenoid valve
Valve ini memiliki dua posisi dan tiga port. Posisi normal ditunjukkan pada katup 1
(normally closed). Pada saat listrik mengalir pada solenoid, udara mengalir dari
katub 2 ke 3. Valve kembali ke posisi semula dengan adanya spring.
5/2-way solenoid valve
5/2-way solenoid valve menghasilkan dua gerakan dan memiliki 5 port. Pada
posisi normal udara mengalir dari katub 1 ke 2 dan 4 ke 5, katub 3 tertutup. Pada
saat arus mengalir pada solenoid, udara mengalir dari katub 2 ke 3, 1 ke 4, dan
katub 5 tertutup. Valve kembali ke posisi awal dengan menggunakan srping.
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
5
5/2-way double solenoid valve
valve ini sama seperti valve 5/2 way solenoid valve. Perbedaanya hanya pada
gerakan kembali valve ke posisi semula. Gerakan kembali pada pada valve ini
disebabkan oleh solenoid lain, jadi bukan karena spring.
5/3-way solenoid valve
Valve ini menghasilkan tiga gerakan. Gerakan tambahan tersebut adalah stop.
Pada posisi normal atau setiap tidak ada arus yang mengalir pada solenoid 14
maupun 12, semua katub dalam posisi close yang berarti pada komponen yang
digerakkan berada pada posisi berhenti.
SERVICE UNIT
Pressure regulator berfungsi untuk menyesuaikan jumlah compressed air yang
disuplai ke system operasi untuk mengatur fluktuasi tekanan (pressure).
Pressure Gauge menunjukkan tekanan (pressure) preset.
Filter Unit dengan pemisah udara membersihkan compressed air dari kotoran,
karat, pengembunan, dll.
MANIFOLD
Manifold menyediakan saluran suplay yang memungkinkan pendistribusian
compressed air pada system control.
Pressure Regulator
Pressure Gauge
Filter Unit
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
6
PENGKABELAN PADA PLC OMRON
JALUR-JALUR MASUKAN PLC OMRON
Berbagai macam inputan, baik berupa saklar, sensor, atau komponen-komponen lain yang digunakan untuk
mengubah status bit dari memori PLC dapat dipasang sebagai masukan pada PLC. Untuk bisa melakukan perubahan
pada memori status masukan , dibutuhkan sumber tegangan. Pada PLC Omron sudah dilengkapi dengan sumber
tegangan 24 VDC.
Contoh pengkabelan pada masukan PLC Omron
JALUR-JALUR KELUARAN PLC OMRON
PLC Omron menggunakan keluaran berupa relai yang memudahkan menghubungkan dengan piranti
eksternal.
Contoh menghubungkan dengan keluaran PLC berupa lampu 220 VAC
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
7
Pada gambar diatas ditunjukkan bagaimana menghubungkan keluaran PLC dengan lampu-lampu, sehingga
kita juga bisa melihat keluaran mana saja yang ON dan yang terhubung singkat. Teminal COM dihubungkan dengan
jala-jala listrik, dalam gambar diatas yaitu 220 VAC, dan masing-masing terminal dihubungkan dengan lampu.
Sedangkan terminal sisa dari lampu yang dihubung singkatkan dihubungkan ke jala listrik.
Apabila keluaran menggunakan tegangan 24 VDC dan terminal COM dihubungkan ke kutub (+) maka
masing-masing terminal dihubungkan dengan kutub (+) keluaran. Sedangkan terminal sisa dari keluaran yang
dihubung singkatkan dihubungkan ke kutub (-). Begitu sebaliknya jika terminal COM dihubungkan ke kutub (-) maka
masing-masing terminal dihubungkan dengan kutub (-) keluaran. Sedangkan terminal sisa dari keluaran yang
dihubung singkatkan dihubungkan ke kutub (+).
3rd Basic Manufacturing Automation Training dedicated for Senior High School Teacher
Bandung, February 14th – 25
th 2005
Arief Nur Khoerudin from Production System and Automation Laboratory - STT Telkom Bandung
8
SOAL LATIHAN PEMROGRAMAN PADA MINI PLANT ELEKTROPNEUMATIS :
1. Jika sensor 1 mendeteksi adanya benda, maka silinder 1 akan maju. Jika sensor 2 mendeteksi adanya
benda, maka silinder 2 akan maju. Apabila sensor 1 dan sensor 2 mendeteksi adanya benda, maka semua
silinder akan maju. Apabila tidak ada benda yang terdeteksi semua solenoida mundur (kembali ke posisi
awal).
2. Jika sensor 1 dan sensor 2 mendeteksi adanya benda, maka lima detik kemudian silinder 1 dan silinder 2
maju. Apabila bendanya tidak ada, maka semua silinder kembali ke posisi awal.
3. Jika sensor 1 dan sensor 2 mendeteksi adanya benda, maka silinder 1 dan silinder 2 maju. Apabila
bendanya tidak ada (sensor OFF), maka lima detik kemudian semua silinder kembali ke posisi awal.
4. Jika sensor 1 mendeteksi benda sebanyak 5 kali maka silinder 1 akan maju dan lampu LED 1 akan menyala.
Jika sensor 2 mendeteksi benda sebanyak 5 kali maka silinder 2 akan maju dan lampu LED 2 akan menyala.
Untuk mengembalikan ke posisi semula dengan menekan tombol 2.
5. Buatlah sebuah program aplikasi pada pengepakan apel kedalam box. Dengan ketentuan sebagai berikut :
• Jika tombol start (push button 1) ditekan maka konveyor box (silinder 1 maju) akan jalan
• Jika sensor box (sensor 1) mendeteksi adanya box maka konveyor box akan berhenti (silinder 1
mundur) dan konveyor apel (silinder 2) akan jalan
• Kemudian sensor apel (sensor 2) akan menghitung sampai 5 dari setiap apel yang lewat, jika 5
buah apel telah masuk kedalam box maka konveyor apel akan berhenti dan konveyor box akan
jalan lagi, keadaan diatas akan berulang terus
• Saat konveyor box jalan maka lampu LED 1 akan ON
• Saat konveyor apel jalan maka lampu LED 2 akan ON
• Untuk menghentikan proses menggunakan tombol stop (push button 2).
PENGALAMATAN I/O PADA PLC
Input Output
Alamat Keterangan Alamat Keterangan
00.00 sensor benda 1 10.00 Silinder 1 Maju
00.01 sensor benda 2 10.01 Silinder 1 Mundur
00.02 reed switch 1 10.02 Silinder 2
00.03 reed switch 2 10.03 Lampu LED 1
00.04 reed switch 3 10.04 Lampu LED 2
00.05 push button 1 10.05 Lampu LED 3
00.06 push button 2