plagiat merupakan tindakan tidak terpuji optimasi … · i optimasi konsentrasi polyvinyl...

143
OPTIMASI KONSENTRASI POLYVINYL PYRROLIDONE K30 (PVP K30) SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC WOUND HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Michael Ryanda Estianto Hadi NIM: 138114073 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buiquynh

Post on 10-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

OPTIMASI KONSENTRASI POLYVINYL PYRROLIDONE K30 (PVP K30)

SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC WOUND

HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Michael Ryanda Estianto Hadi

NIM: 138114073

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

i

OPTIMASI KONSENTRASI POLYVINYL PYRROLIDONE K30 (PVP K30)

SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC WOUND

HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Michael Ryanda Estianto Hadi

NIM: 138114073

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

kupersembahkan untuk semua orang yang melakukan segalanya

Demi Kemuliaan Tuhan Yang Lebih Besar

terutama untuk Papa yang bahagia disurga sana, Mama, Kak Nanda,

dan Dik Lia

juga teruntuk kamu sang pembentuk pribadiku

semua hal dilakukan untuk menjadi pribadi yang

lebih baik dengan mengalahkan diri sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

瘀椀

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan keselamatan melimpah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat

menyempurnakan skripsi yang berjudul “Optimasi Konsentrasi Polyvinyl

Pyrrolidone K30 (PVP K30) Sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound

Healing Dengan Bahan Aktif Ibuprofen” hingga terselesaikan. Skripsi ini sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.), Program Studi

Farmasi.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari campur

tangan berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa

terima kasih kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi dan

pembimbing yang selalu menuntun dan memberikan saran selama

penelitian dan penyusunan skripsi

3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas

laboratorium untuk kepentingan penelitian, sekaligus sebagai dosen penguji

yang bersedia memberikan saran bagi penelitian ini

4. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang bersedia

memberikan saran bagi penelitian ini

5. Bapak Enade Istyastono, Ph.D., Apt., atas segala saran membangun yang

sangat bermanfaat bagi penelitian ini

6. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku DPA yang selalu

menyertai dan membimbing saya selama berkuliah di Universitas Sanata

Dharma

7. Bapak Yohanes Ratijo yang banyak mendukung sekaligus sebagai bapak

yang membimbing saya dalam penyelesaian penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

瘀椀椀椀

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

ix

OPTIMASI KONSENTRASI POLYVINYL PYRROLIDONE K30 (PVP K30)

SEBAGAI POLIMER HYDROCOLLOID MATRIX DIABETIC WOUND

HEALING DENGAN BAHAN AKTIF IBUPROFEN

Michael Ryanda Estianto Hadi

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, Indonesia

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRAK

Hydrocolloid matrix dengan zat aktif ibuprofen memiliki karakteristik yang sesuai

untuk penggunaannya sebagai diabetic wound healing. Penelitian ini bertujuan

untuk mengoptimasikan konsentrasi PVP K30 pada formula hydrocolloid matrix

diabetic wound healing ibuprofen. Ditetapkan 3 variasi konsentrasi PVP K30 pada

formula hydrocolloid matrix, yaitu 1,5%, 2%, dan 2,5%. Penentuan formula

optimal dilakukan melalui pengujian organoleptis, sterilitas, uji sifat fisik yang

meliputi keseragaman bobot, ketebalan, persentase moisture content dan moisture

absorption, uji pH larutan sediaan, serta folding endurance, uji sifat kimia yang

meliputi keseragaman kandungan dan pelepasan obat selama 6 jam, uji iritabilitas,

serta uji stabilitas. Formula optimal terpilih diuji aktivitas serta histopatologinya.

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh konsentrasi PVP K30 terhadap uji

sifat fisika dan kimia. Formula optimal dengan PVP K30 konsentrasi 2%,

menghasilkan hydrocolloid matrix yang lentur, dengan nilai moisture content

5,90% dan moisture absorption 6,30%. Bobot dan kadar dalam formula seragam,

dengan nilai CV berturut-turut 4,50% dan 4,82%. Nilai DE360 sebesar 92,60%,

dengan 108,50% ibuprofen terlepas dari formula selama 6 jam. Hydrocolloid

matrix optimal menunjukan aktivitas penyembuhan luka selama 14 hari dan

berbeda signifikan terhadap kontrol.

Kata kunci: diabetic wound healing, hydrocolloid matrix, ibuprofen, PVP K30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

x

OPTIMIZATION OF POLYVINYL PYRROLIDONE K30 (PVP K30)

CONCENTRATION AS POLYMER OF HYDROCOLLOID MATRIX

DIABETIC WOUND HEALING WITH IBUPROFEN AS ACTIVE

INGREDIENT

Michael Ryanda Estianto Hadi

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, Indonesia

Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

[email protected]

ABSTRACT

Hydrocolloid matrix ibuprofen has characteristics that compatible with diabetic

wound healing. The purpose of this study was optimizing concentration of PVP K30

in hydrocolloid matrix ibuprofen as a diabetic wound healing. Three variations

concentration PVP K30 (1,5%, 2%, and 2,5%) were formulated into hydrocolloid

matrix. Optimizing concentration through several assay, including physical assay

such as organoleptic, sterility test, weight uniformity, thickness test, percentage of

moisture content and moisture absorption, pH solution of matrix and folding

endurance, chemical assay such as uniformity of drug content and drug release for

6 hours, irritability, and stability. The activity and histopathology of selected

optimum formula, was then tested. The results showed that concentration of PVP

K30 affect the physical and chemical properties of matrix. The optimum formula

with 2% of PVP K30 producing flexible hydrocolloid matrix with percentage of

moisture content 5,90% and moisture absorption 6,30%. The optimum formula also

has a good uniformity in weight and drug content, with percentages of CV,

respectively are 4,50% and 4,82%. The dissolution efficiency was 92,60%, which

is, 108,50% ibuprofen was released during 6 hours. Hydrocolloid matrix optimum

shows the velocity of diabetic wound healing activity for 14 days and was

significantly different to the control.

Keywords: diabetic wound healing, hydrocolloid matrix, ibuprofen, PVP K30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ......................................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 5

KESIMPULAN ...................................................................................................... 13

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

LAMPIRAN ........................................................................................................... 16

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula modifikasi hydrocolloid matrix ................................................... 2

Tabel II. Hasil evaluasi uji fisik, iritabilitas, dan stabilitas sediaan ........................ 8

Tabel III. Hasil evaluasi uji kimia sediaan ............................................................. 9

Tabel IV. Interpretasi uji perlakuan tikus ............................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil uji sterilitas .................................................................................. 6

Gambar 2. Kurva uji pelepasan obat hydrocolloid matrix...................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal penelitian ........................................................................... 16

Lampiran 2. Ethical clearance tikus penelitian ................................................... 39

Lampiran 3. Ethical clearance kelinci penelitian ................................................ 40

Lampiran 4. Certificate of Analysis working standart ibuprofen ......................... 41

Lampiran 5. Certificate of Analysis ibuprofen farmasetis .................................... 44

Lampiran 6. Certificate of Analysis PVP ............................................................. 47

Lampiran 7. Data hasil pembuatan formula hydrocolloid matrix ibuprofen ........ 50

Lampiran 8. Data hasil uji sterilitas...................................................................... 52

Lampiran 9. Data hasil uji sifat fisik sediaan ....................................................... 53

Lampiran 10. Data hasil uji sifat kimia sediaan ................................................... 57

Lampiran 11. Data hasil validasi metode analisis ibuprofen................................ 59

Lampiran 12. Data hasil uji pelepasan obat secara in-vitro ................................. 62

Lampiran 13. Data hasil uji iritabilitas sediaan .................................................... 63

Lampiran 14. Data hasil uji stabilitas sediaan ...................................................... 65

Lampiran 15. Data hasil uji aktivitas sediaan....................................................... 77

Lampiran 16. Data hasil uji statistik hydrocolloid matrix ibuprofen ................... 79

Lampiran 18. Dokumentasi penelitian ............................................................... 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

1

PENDAHULUAN

Diabetes termasuk penyakit dengan angka kejadian tinggi di dunia. Menurut

International Diabetes Federation (2015), Indonesia menempati posisi 7 penderita diabetes

terbanyak di dunia, dengan jumlah 10,0 juta orang terdiri dari 30,4% terdiagnosa dan 69,6%

tidak terdiagnosa (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Penderita diabetes berisiko mengalami

fase penyembuhan luka yang terhambat, hal itu bisa terjadi karena induksi enzim matrix

metalloproteinase 9 (MMP-9) berlebih (Hamed et al., 2014), sehingga perlu pengobatan

yang sesuai untuk penanganannya.

Dari sekian banyak jenis formulasi untuk pengobatan luka, hydrocolloid matrix

merupakan salah satu teknik formulasi yang cukup potensial, karena kemampuannya

menjaga kondisi lembab dan menyerap eksudat (Kataria et al., 2014). Dalam hydrocolloid

matrix, ibuprofen diformulasikan sebagai zat aktif karena kemampuannya menurunkan

MMP-9 berlebih melalui penurunan jumlah prostaglandin E2 (PGE2), dengan menghambat

cyclooxygenase-2 (COX-2) (Yen et al., 2016). Hydrocolloid matrix juga membutuhkan

polimer sebagai pembentukan gel dan mengatur pelepasan obat (Sinko, 2006).

Polyvinyl pyrrolidone K30 (PVP K30) mampu meningkatkan pelepasan obat dengan

pembentukan formasi pori dan meningkatkan kelarutan obat dengan mengubah bentuk

kristal obat menjadi amorf (Bharkatiya et al., 2010). Selain itu, PVP K30 memiliki

karakteristik hidrofilik yang baik (Kadajji and Betageri, 2011), sehingga sesuai dengan

karakteristik yang dibutuhkan hydrocolloid matrix untuk membentuk formasi hidrofilik gel

saat menyerap eksudat (Thu et al., 2012). Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC)

merupakan polimer yang larut air dan memiliki kemampuan membentuk gel yang dapat

memperpanjang pelepasan obat (Kadajji and Betageri, 2011). HPMC juga berperan baik

dalam menjaga partikel tetap terdispersi (Rowe et al., 2009), dan berperan besar menjaga

viskositas matriks dengan rantai-rantai yang dibentuknya (Pudyastuti et al., 2014).

Penelitian yang serupa, menunjukan pengaruh PVP K30 dan HPMC E6 dalam

matriks transdermal terhadap sifat fisik dan pelepasan dari Pentagamavunon-0 (Pudyastuti,

et al., 2014). Sejauh ini, konsentrasi optimal PVP K30 yang dikombinasikan dengan HPMC

E6 dalam hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen, belum pernah diteliti.

Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan konsentrasi serta melihat

pengaruh dari PVP K30 pada sediaan hydrocolloid matrix sebagai diabetic wound healing

melalui pengujian sifat fisika kimia dan stabilitas, dalam aktivitasnya mempercepat

penyembuhan luka diabetes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

2

METODE PENELITIAN

Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer UV-Vis double beam (Shimadzu), franz

difussion cell, microLab-200 (Merck), mikroskop cahaya (Olympus Corp., Jepang), Optilab

v.2.1 (Micronos, Indonesia), sentrifugator, sonifikator, kabinet Laminar Air Flow (LAF),

autoklaf, oven, timbangan analitik (Ohaus), vortex (Wilten), hotplate magnetic stirrer,

stirrer, biopsy punch, mikropipet (Socorex) serta tip, jangka sorong, tabung reaksi, spuit

injeksi, jarum suntik, jarum ose, pinset, gelas beker, tube eppendorf, gelas ukur, cawan petri,

kaca preparat, kaca penutup preparat, plastic warp, alumunium foil, serta bantuan software

R for statistic ver. 3.2.3 dan software Image J.

Bahan yang digunakan yaitu ibuprofen (Kalbe Farma), baku ibuprofen (Kalbe

Farma), PVP K-30 (BASF), HPMC E6 viskositas 6 mPa.S (Shin-Etsu Chemical), propilen

glikol, etanol (Aldrich), gliserol (Aldrich), akuades, metanol (Aldrich), PBS pH 6,4 (NaCl,

KH2PO4, Na2HPO4), krim depilatori (Reckitt Bensckiser), kapas Medisoft Cotton Ball,

aloksan (Sigma), ketamin, Nutrient Agar (Oxoid), formalin 10% (Aldrich), reagen glucose

GOD FS (Diasys, Germany), NaCl, larutan Harris Hematoxylin, larutan acid alkohol, larutan

ammonium, larutan stok Eosin alkohol 1%, dan larutan working Eosin.

Subjek uji penelitian 6 ekor tikus putih jantan galur Wistar berusia 2-3 bulan dari

Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, berbobot 150-180 g, serta 3

ekor kelinci albino jantan berusia 8-9 bulan berasal dari Peternakan Kelinci Rabbit Food

SHR dengan kisaran bobot 1,8-2,2 kg, kondisi semua hewan uji sehat.

Formulasi hydrocolloid matrix ibuprofen

Tabel I. Formula modifikasi hydrocolloid matrix Basis 1 Basis 2 Basis 3 PVP 1 PVP 2 PVP 3

Ibuprofen - - - 5% 5% 5%

PVP K-30 1,5% 2% 2,5% 1,5% 2% 2,5%

HPMC E6 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5% 4,5%

Propilen glikol 10% 10% 10% 10% 10% 10%

Etanol-akuades 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1

Etanol 7,14ml 7,14ml 7,14ml 7,14ml 7,14ml 7,14ml

Formula dan prosedur pembuatan matriks mengacu penelitian Pudyastuti, et al.

(2014). Ibuprofen dalam sediaan memiliki konsentrasi 1,25%, dibuat dengan melarutkan

ibuprofen sebanyak 5% dari sediaan 25mg ke dalam 7,14ml etanol 96% (Larutan stok

ibuprofen). PVP dilarutkan dalam larutan stok ibuprofen diaduk ±3 menit. Propilen glikol

10% dicampurkan dalam campuran diaduk hingga homogen. Larutan HPMC dalam pelarut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

3

etanol 96% : akuades (1:1) ditambahkan kedalam campuran sedikit demi sedikit hingga

homogen. Campuran disterilkan dengan autoklaf selama 10 menit dengan suhu 115OC dan

tekanan 1kgf/cm2. Larutan kemudian dituang ke cawan petri, ditutup, lalu dikeringkan dalam

oven 45OC selama 3 hari sampai didapat matriks kering. Matriks kering kemudian dicetak

berukuran diameter 1cm dan disimpan pada wadah ber-silica gel.

Uji sterilitas

Uji sterilitas dilakukan dengan meletakkan 3 replikasi basis dan formula

hydrocolloid matrix di permukaan nutrient agar padat, pada cawan petri bertutup dengan

keadaan steril, diinkubasi terbalik pada LAF selama 24 jam.

Evaluasi sifat fisik

Uji organoleptis hydrocolloid matrix berdiameter 1cm secara visual diamati penampilan

warna, kejernihan, serta kehalusannya.

Uji keseragaman bobot 10 hydrocolloid matrix dari setiap formula satu-persatu ditimbang

dan ditetapkan bobot tiap sediaannya.

Uji ketebalan sediaan 1 hydrocolloid matrix dari setiap formula diukur ketebalannya pada

5 titik yang berbeda menggunakan jangka sorong.

Uji pH larutan sediaan hydrocolloid matrix berdiameter 1cm direndam dalam 20ml akuades

bersuhu 36,5oC - 37,5oC selama 24 jam. pH diukur mengunakan pH meter.

Uji moisture content hydrocolloid matrix berdiameter 1cm dikondisikan dalam sebuah

desikator berisi silika selama 24 jam. Masing-masing hydrocolloid matrix ditimbang sampai

didapatkan bobot matriks tetap.

Persentase moisture content :

% 𝑚𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡 = bobot awal−bobot akhir

bobot akhir x 100% (Toshkhani et al., 2016)

Uji moisture absorption hydrocolloid matrix setelah diuji moisture content diletakkan dalam

climatic chamber dengan 80-90 RH dan bersuhu 28OC selama 24 jam. Masing-masing

hydrocolloid matrix ditimbang sampai didapatkan bobot matriks tetap setelah penyerapan.

Persentase moisture absorption:

% 𝑚𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 = bobot akhir−bobot awal

bobot awal x 100% (Toshkhani et al., 2016)

Uji folding endurance ditentukan menggunakan pelipatan secara berulang pada posisi

matriks yang sama hingga matriks mengalami kerusakan. Jumlah pelipatan smenjadi nilai

ketahanan pelipatan tiap matriks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

4

Evaluasi sifat kimia

Uji keseragaman kandungan obat dalam sediaan setiap formula hydrocolloid matrix

dilarutkan dalam metanol p.a., dan ditambahkan PBS pH 6,4 dalam labu takar hingga 50ml.

Sonifikasi selama 10 menit, kemudian diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis

(Shirsand et al., 2012).

Penetapan kurva baku ibuprofen

Seri standar ibuprofen dibuat pada rentang konsentrasi 0,2µg/ml – 20µg/ml, dengan

mengambil 0,1; 0,2; 0.3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8 0,9; 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9ml dari larutan

intermediet ibuprofen (konsentrasi 20 µg/ml) diencerkan ke labu takar 10ml. Pelarut

menggunakan metanol p.a dan PBS pH 6,4. Panjang gelombang maksimum ditentukan

diawal dengan seri konsentrasi 20µg/ml menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

rentang 200-400nm. Pengukuran seri pada panjang gelombang maksimum 224 nm.

Uji pelepasan obat secara in-vitro

Prosedur pengujian pelepasan obat secara in-vitro merupakan modifikasi prosedur

pada penelitian Pudyastuti, et al. (2014). Setiap formula diuji menggunakan franz diffusion

cell pada suhu 37±1oC dengan medium PBS pH 6,4 memenuhi bagian reseptor chamber.

Membran milipore yang digunakan berukuran 3 µm (di rendam di medium selama 1 jam).

Larutan aseptor disampling sebanyak 3ml pada tiap 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300,

dan 360 menit. Larutan uji dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis.

Persamaan nilai dissolution efficiency (DE) uji pelepasan obat:

DEt= 𝑦𝑑𝑡

𝑦100𝑡 𝑥 100

DEt : Disolusi Efisiensi pada saat t

ydt : Luas dibawah kurva zat aktif terlarut pada saat t

y100 t : Luas segi empat 100% zat aktif larut dalam medium untuk waktu t

(Fudholi, 2013)

Uji iritabilitas

Basis hydrocolloid matrix dan etil asetat sebagai pembanding iritasi diaplikasikan

pada punggung kelinci yang tercukur rambutnya selama 4 jam. Setelah dilepas, munculnya

eritema dan edema diamati selama 72 jam (El-Gendy et al., 2009, Shirsand et al., 2012).

Uji stabilitas

Hydrocolloid matrix diletakkan dalam oven dengan 2 suhu berbeda (37°C dan 45°C).

Matriks diobservasi 4 minggu. Analisis uji organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan

sediaan, pH larutan sediaan, persentase moisture content dan moisture absorption, folding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

5

endurance, serta keseragaman kandungan dilakukan. Parameter penentu kestabilan

menggunakan uji keseragaman kandungan setiap minggunya.

Uji aktivitas

Enam tikus subjek uji, dibagi dua kelompok. 3 tikus pertama (kelompok diabetes)

memiliki kadar gula darah >250 mg/dL dengan menginjeksikan aloksan secara i.p. pada

dosis 120mg/kgBB, 3 tikus lainnya (kelompok non diabetes) tidak diinjeksi aloksan. Rambut

dihilangkan kemudian punggung tikus dibersihkan dengan etanol 70%, dibuat 5 luka eksisi

(kontrol, 2 basis, dan 2 formula) menggunakan biopsy punch diameter 5mm. Basis dan

formula dilekatkan pada luka, setiap 24 jam selalu diganti baru hingga luka menutup. Setiap

penggantian, luka dibersihkan dengan alkohol dan diteteskan NaCl, area luka dihitung. Tikus

dieuthanasia dengan injeksi ketamin dosis 100 mg/kgBB setelah semua luka menutup, kulit

punggung bekas luka diambil sesuai ukuran luka dan disimpan dalam pot formalin 10%.

Persamaan kecepatan penyembuhan luka pada tikus:

Wound closure (%) = area luka pada hari ke−0−area luka pada hari ke−n

area luka pada hari ke−0 x100%

(Thu et al., 2012)

Uji histopatologi

Sampel jaringan kulit tikus diberi pewarnaan Hematoxyli-Eosin. Hasil pengecatan

diamati secara mikroskopis, dengan bantuan kamera Optilab. Pengecatan Hematoxyli-Eosin

jaringan kulit dilakukan bagian Patologi Anatomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pengamatan uji histopatologi memaparkan perbandingan antara struktur jaringan kulit

normal tikus dan struktur kulit yang mengalami penyembuhan luka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Formulasi hydrocolloid matrix ibuprofen

Pembuatan sediaan melibatkan metode penguapan pelarut (solvent casting) dalam

proses pengeringannya (Pudyastuti, et al., 2014). Pencampuran formula sebelum

dikeringkan harus diperhatikan homogenitasnya, campuran tidak homogen mempengaruhi

sifat fisika kimia sediaan kering. Setelah diautoklaf, pemindahan campuran ke cawan petri

dilakukan secara aseptis dalam kabinet LAF dekat nyala api bunsen. Oven untuk

pengeringan disterilkan dengan etanol 70%. Suhu dan waktu pengeringan selalu dikontrol,

suhu terlalu tinggi dan waktu terlalu lama menyebabkan sediaan terlalu kering dan rapuh,

sehingga matriks menjadi tidak kompak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

6

Uji sterilitas

Penelitian Rutala et al. (2010) menunjukan penggunaan UV pada ruangan mampu

menurunkan pertumbuhan bakteri. Hasil uji sterilitas Basis, PVP 1, PVP 2, dan PVP 3

menunjukan tidak terdapat pertumbuhan mikroba pada media (Gambar 1).

Untuk itu, semua basis dan formula hydrocolloid matrix dikategorikan steril dengan

metode sterilisasi akhir dan dengan metode UV untuk sterilisasi ruangnya.

Evaluasi sifat fisik (Seluruh hasil uji tersaji pada tabel II)

Uji organoleptis

Hydrocolloid matrix dengan organoleptis yang baik pada penelitian ini yaitu

memiliki warna putih transparan, jernih, halus, dan tidak lengket. Warna dan kejernihan

seluruh basis dan formula sama. Pada uji kehalusan, basis 3 dan PVP 3 dikategorikan kasar

dan lengket. Basis 3 dan PVP 3 diformulasi dengan konsentrasi PVP yang tinggi (2.5%).

Menurut Rowe et al. (2009), PVP memiliki karakteristik sangat higroskopis. Hal tersebut

menyebabkan konsentrasi tinggi PVP K30 pada PVP3 mudah menarik lembab udara,

sehingga matriks tidak kompak, membentuk gelling, memiliki tekstur lengket dan kasar.

Uji keseragaman bobot

Hasil uji keseragaman bobot basis, PVP1, PVP2, dan PVP3 memenuhi persyaratan

yang ditetapkan British Pharmacopoeia,dengan nilai %CV kurang dari 10%. Dapat

Gambar 1. Hasil uji sterilitas; Basis (a); PVP 1 (b); PVP 2 (c); PVP 3 (d)

Basis 1

Basis 2

Basis 3

R1

R2

R3

R1

R2

R3

R1

R2

R3

(a) (b)

(c) (d)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

7

dinyatakan semua basis dan formula memiliki bobot seragam. Berdasarkan statistik berbeda

signifikan, dengan nilai p-value basis: 1,79x10-5 dan p-value formula: 5,65x10-5.

Uji ketebalan sediaan

Hasil uji ketebalan seluruh basis maupun formula hydrocolloid matrix dibawah

ketebalan yang diinginkan, yaitu 0,5mm. Hal ini disebabkan pengeringan dilakukan pada

suhu tinggi 45OC, sehingga menyebabkan banyak pelarut ikut menguap yang juga dapat

mengurangi ketebalan sediaan. Hal lain yang mempengaruhi yaitu luas permukaan wadah

yang besar akan membuat matriks menjadi semakin tipis.

Uji moisture content (%MC)

Pada penelitian ini, hydrocolloid matrix optimum merupakan matriks dengan %MC

rendah. Pada saat matriks memiliki kandungan lembab sedikit, diharapkan mampu menyerap

lembab lebih baik. Penelitian Pudyastuti et al., (2014), menunjukan peningkatan %MC

berhubungan dengan peningkatan viskositas matriks. Hasil %MC tidak sesuai dengan teori,

dikarenakan tidak dikendalikannya RH pada desikator, sehingga kandungan lembab yang

terserap matriks tidak terkendali. Penggunaan desikator baiknya menggunakan silica gel

yang dikeringkan, sehingga RH pada silica gel terkontrol sebelum digunakan.

Uji moisture absorption (%MA)

Hydrocolloid matrix optimum menghasilkan %MA dan kecepatan penyerapan yang

tinggi, menandakan matriks dapat menyerap kelembaban atau eksudat dengan baik, sehingga

akan meningkatkan efektivitas terapi diabetic wound healing. PVP 2 memiliki persentase

penyerapan dan kecepatan penyerapan tiap jam tertinggi dibanding formula lainnya.

Uji pH larutan sediaan

Seluruh basis dan formula hydrocolloid matrix memiliki pH larutan sediaan yang

masuk dalam range pH kulit manusia yaitu pH 4-7.

Uji ketahanan pelipatan

Hasil uji ketahanan pelipatan digunakan sebagai parameter elastisitas matriks karena

peran plasticizer serta ketahanan polimer matriks (Shirsand et al., 2012). Hasil yang didapat

dibawah jumlah pelipatan yang diinginkan, yaitu 300 kali pelipatan. Dapat disimpulkan

semakin tinggi konsentrasi PVP tidak memberikan bentuk matriks yang kompak dan kuat.

Hal itu dikarenakan sifat PVP yang higroskopis. Semakin besar konsentrasinya, semakin

banyak lembab yang disimpan matriks, sehingga membuat matriks lengket dan rapuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

8

Tabel II. Hasil evaluasi uji fisik, iritabilitas, dan stabilitas sediaan

Keterangan : a = dalam suhu 37oC; b = dalam suhu 45 oC; * = hasil statisik uji stabilitas berbeda (p-value < 0,05); ** = hasil statistik uji stabilitas tidak berbeda (p-value >

0,05)

Sed

iaa

n

Min

gg

u k

e-

Organoleptis

pH

larutan

sediaan

Keseragaman

bobot

( % CV)

Ketebalan

( 𝒙 mm)

%

moisture

content

(𝒙 ± 𝑺𝑫)

% moisture absorption F

old

ing

end

ura

nce

Uji

Iritab

ilitas

Warna Kejernihan Kehalusan Keterangan

lain (�̅� ± 𝑆𝐷)

𝒙

Kecepa

tan

(g/h)

Basis 1 0 Putih

transparan Jernih Halus

Sedikit

lengket 6,89 8,42 % 0,16 5,31±0,064 7,87±0,010 8,7x10-5 23 Negatif

Basis 2 0 Putih

transparan Jernih Halus

Sedikit

lengket 6,90 4,52 % 0,21 3,13±0,015 10,26±0,026 7,6x10-5 37 Negatif

Basis 3 0 Putih

transparan Jernih Kasar Lengket 6,81 7,54 % 0,24 4,27±0,017 11,96±0,042 8,1x10-5 34 Negatif

p-value 0 0,0000179 0,685 0,122

PVP 1

0 Putih

transparan Jernih Halus

Sedikit

lengket 6,96 6,38 % 0.17 4,90±0,023 4,84±0,026 1,8x10-5 78 -

4a Putih

transparan Jernih Halus Kering 7,10 16,18 %* 0,15 4,45±0,013** 1,84±0,002** - 27 -

4b Putih

transparan Jernih Halus

Kering

rapuh 6,80 20,87%** 0,15 4,58±0,021** 3,05±0,012** - 26 -

PVP 2

0 Putih

transparan Jernih Halus

Sedikit

lengket 6,92 4,50 % 0.20 5,90±0,043 6,30±0,053 3,3x10-5 159 -

4a Putih

transparan

Jernih

berbintik

Bergerigi

sebagian Kering 7,10 30,98 %* 0,22 4,87±0,024** 1,90±0,009** - 34 -

4b Putih

transparan

Jernih

berbintik

Bergerigi

sebagian

Kering

rapuh 7,00 19,00%** 0,25 4,83±0,020** 3,86±0,022** - 47 -

PVP 3

0 Putih

transparan Jernih Kasar Lengket 6,74 9,06 % 0.23 5,22±0,013 4,27±0,021 2,3x10-5 99 -

4a Putih

transparan

Jernih

berbintik Kasar Kering 7,10 33,83 %* 0,27 3,27±0,022** 1,68±0,007** - 26 -

4b Putih

transparan

Jernih

berbintik Kasar

Kering

rapuh 7,00 26,22%** 0,32 4,01±0,031** 2,21±0,011** - 29 -

p-value 0 0,0000565 0,9139 0,666

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

9

Tabel III. Hasil evaluasi uji kimia sediaan

Evaluasi sifat kimia (Seluruh hasil uji tersaji pada tabel III)

Penetapan kurva baku ibuprofen

Penetapan kurva baku ibuprofen didapatkan panjang gelombang maksimum 224 nm.

Persamaan kurva baku yang didapat yaitu, y = 0,0404x - 0,0053 (r = 0,9996). Plot kenaikan

kadar dengan absorbansi yang didapat sudah linear (proporsional), dikarenakan nilai r

mendekati 1. Persamaan kurva menghasilkan nilai LOD 0,1875ppm dan LOQ 0,5683ppm.

Uji keseragaman kandungan

Uji menggunakan metanol p.a untuk melarutkan ibuprofen pada matriks dan larutan

buffer PBS pH 6,4 agar tercipta kondisi yang menyerupai tubuh manusia, serta membantu

kelarutan komponen matriks yang tidak larut metanol. PVP 2 memiliki nilai %CV terkecil,

yang menunjukan kandungan obat dalam matriks lebih seragam dibanding formula lain.

Semua formula memiliki kandungan obat yang melebihi dosis ibuprofen teoritis (PVP1:

727,61µg; PVP2: 742,38µg; dan PVP3: 742,38µg). Hal tersebut dipengaruhi oleh penguapan

pelarut dan penyusutan matriks yang mengakibatkan ibuprofen terkonsentrasi pada satu sisi

matriks, sehingga pada matriks untuk pengujian terdapat bagian yang memiliki ibuprofen

lebih banyak dibanding jumlah dosisnya secara teoritis. Hydrocolloid matrix PVP 3

mengalami penyusutan, sehingga ibuprofen pada PVP 3 lebih banyak terkonsentrasi

sehingga kadar ibuprofen menjadi tidak seragam.

Keseragaman kandungan Pelepasan obat

(𝒙 µg ± SD) % CV (𝒙 %DE360 ± SD) % Release

PVP 1 838,490 ± 43,42 5,18% 94,76±29,01 117,91%

PVP 2 821,906 ± 39,63 4,82% 92,60±28,09 108,50%

PVP 3 962,896 ± 77,09 8,01% 95,94±15,73 117,21%

p-value 0,0059 0,986

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

0 100 200 300 400

% P

elep

asan

Obat

Waktu (menit)

Kurva % Pelepasan Obat vs Waktu

PVP 1

PVP 2

PVP 3

Gambar 2. Kurva uji pelepasan obat hydrocolloid matrix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

10

Uji pelepasan obat secara in-vitro

Nilai DE dan persen pelepasan obat yang tinggi menggambarkan pelepasan obat

baik. Hasil DE360 pada PVP 3 memiliki nilai tertinggi dibanding pada formula lainnya (Tabel

III). PVP K30 mampu meningkatkan pelepasan obat dengan pembentukan formasi pori

(Bharkatiya et al., 2010). Dengan kata lain, PVP K30 dalam jumlah besar akan semakin

membentuk formasi pori yang akan meningkatkan kelarutan obat, sehingga sesuai dengan

formula PVP 3 yang mengandung PVP K30 dengan konsentrasi tinggi (2,5%). Persen

pelepasan obat setiap formula ada yang berada diatas 100%, ini dipengaruhi oleh hal yang

sama seperti keseragaman kandungan yaitu pengeringan yang menyebabkan obat

terkonsentrasi satu sisi matriks. DE360 PVP 2 lebih rendah dari formula lain, namun secara

statistik nilai DE360 ketiga formula tidak berbeda secara statistik, dan PVP 2 lebih dipilih

pada penelitian ini dikarenakan memiliki kadar yang lebih seragam dari formula lain

Uji iritabilitas

Pada penelitian ini, hydrocolloid matrix yang baik tidak mengiritasi kulit.

Penggunaan basis pada uji iritabilitas sesuai dengan penelitian Shirsand et al. (2012). Hasil

positif ditunjukan pada pengaplikasian etil asetat (skor 2-3). Pengaplikasian Basis 1, Basis

2, maupun Basis 3 tidak menunjukan tanda-tanda iritasi, sehingga hasilnya negatif atau tidak

mengiritasi kulit. Menurut PerKBPOM No.07 tahun 2014, skor 2 mengindikasikan eritema

jelas terlihat, skor 3 mengindikasikan eritema sedang hingga parah.

Uji stabilitas

Hasil statistik yang tidak berbeda signifikan pada parameter pengujian menandakan

sediaan stabil setelah penyimpanan 4 minggu pada suhu 37oC dan 45oC. Pada penelitian ini,

kestabilan kandungan obat menjadi parameter terpenting untuk menunjukan kestabilan

sediaan. Organoleptis semua matriks pada suhu 45OC, mulai minggu ke-3 semakin kering,

sehingga matriks menjadi lengket dan rapuh. pH larutan tidak mengalami perubahan yang

signifikan tiap minggunya. Keseragaman bobot semua matriks hanya tidak stabil pada suhu

37OC. Persen moisture content dan moisture absorption semua formula stabil pada kedua

suhu. Ketahanan pelipatan semua formula mengalami penurunan tiap minggu, namun PVP2

tetap memiliki ketahanan pelipatan tertinggi. Kandungan obat PVP 1 hanya tidak stabil pada

suhu 45OC, PVP 2 dan PVP 3 stabil di kedua suhu.

Uji aktivitas sediaan hydrocolloid matrix ibuprofen

Pengujian aktivitas sediaan menggunakan formula optimal. PVP 2 ditetapkan

sebagai formula optimal dengan memenuhi kriteria utama sebagai sediaan wound healing

yaitu steril dan mampu menyerap lembab dengan baik sebesar 6,30% (moisture absorption).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

11

Selain itu PVP 2 juga memiliki keseragaman bobot yang baik CV 4,50% dan kandungan

obat yang seragam CV 4,82%, serta memiliki tekstur dengan ketahan pelipatan yang paling

baik (159 kali) diantara formula lainnya.

Tikus kondisi normal dan diabetes diberi perlakuan luka kontrol (tanpa sediaan),

basis 2, dan PVP2. Kecepatan penyembuhan luka antara kondisi normal dan diabetes, juga

antara perlakuan kontrol dan PVP 2 dibandingkan secara statistika. Kecepatan penyembuhan

luka antara tikus kondisi normal dan diabetes tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Oleh

karena itu, kecepatan penyembuhan luka diabetes yang seharusnya lebih lama dari luka

normal, menjadi lebih cepat dan menyamai kecepatan penyembuhan luka normal. Kecepatan

penyembuhan luka antara kontrol dan PVP 2 luka diabetes menunjukan hasil yang berbeda

signifikan (p-value 0,0378), sehingga menunjukan adanya pengaruh penggunaan PVP 2

pada kecepatan penyembuhan luka diabetes.

Uji Histopatologi

Tabel IV. Interpretasi uji perlakuan tikus

Per

la-

ku

an

Kecepatan

penyembuhan

(𝒙 hari ± SD)

Uji histopatologi

Tikus

normal

Tikus

diabetes Tikus normal Tikus diabetes

Ku

lit

no

rmal

- -

Seluruh bagian struktur kulit lengkap (tidak terlihat adanya jaringan granuliasi)

dikarenakan tidak mengalami proses pembentukan luka.

1 3

4

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

12

Ko

ntr

ol

16±1,00 16±0,58

Jaringan granulasi mendominasi,

terdapat pembuluh darah, serat

kolagen belum tersusun sempurna,

jaringan ikat belum terbentuk, hal ini

menandakan kulit mencapai fase

proliferasi awal penyembuhan luka.

Jaringan granulasi mendominasi,

belum terdapat jaringan ikat dan

pembuluh darah, serat kolagen belum

tersusun sempurna, hal ini

menandakan kulit mencapai fase

proliferasi awal penyembuhan luka.

Bas

is 2

14±1,00 15±0,58

Serat kolagen mulai mendominasi,

jaringan granulasi lebih sedikit, juga

terdapat jaringan ikat dan pembuluh

darah, hal ini menandakan kulit

mencapai fase proliferasi akhir

penyembuhan luka

Jaringan granulasi mendominasi,

serat kolagen belum tersusun

sempurna, terdapat pembuluh darah,

jaringan ikat belum terbentuk, hal ini

menandakan kulit mencapai fase

proliferasi akhir penyembuhan luka.

PV

P 2

13±1,73 14±0,00

Serat kolagen seimbang dengan

jaringan granulasi, terdapat jaringan

ikat yang tersusun dan pembuluh

darah, kulit mencapai fase remodeling

awal penyembuhan luka.

Jaringan kolagen sudah rapat dan

mendominasi, terdapat pula jaringan

ikat serta pembuluh darah, kulit

mencapai fase remodeling

penyembuhan luka.

*Keterangan penomoran gambar : 1 = lapisan epidermis 4 = pembuluh darah

2 = jaringan granulasi 5 = jaringan ikat

3 = serat kolagen

1

2

3

4

5

3

2

1

5

4

1

2

3

1

4

5

3

2

1

3

2

4

2

1

4

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

13

Luka kontrol tanpa diaplikasikan sediaan pada kondisi normal dan diabetes

menghasilkan kulit fase proliferasi awal, ditandai dengan jaringan granulasi masih

mendominasi. Luka dibiarkan tanpa diobati menghasilkan eksudat berlebih, serta luka akan

kontak langsung dengan udara, sehingga memudahkan kotoran atau organisme asing masuk

dan memungkinkan luka menjadi tambah parah, dan tidak kunjung sembuh.

Basis 2 kulit kondisi normal maupun diabetes menghasilkan fase proliferasi akhir.

Fase proliferasi akhir ditandai dengan jumlah jaringan granulasi berkurang dan serat kolagen

mulai tersusun sempurna. Hydrocolloid matrix mampu menciptakan kondisi lembab

(Kataria et al., 2014), yang akan memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi dari kolagen

(Okan et al., 2007). Dengan kemampuan tersebut, basis 2 hydrocolloid matrix mampu

mendukung proses proliferasi luka, sehingga dapat mencapai fase proliferasi akhir.

Aktivitas ibuprofen dalam PVP 2 berperan dalam proses penyembuhan luka normal

maupun diabetes. Penghambatan COX-2 oleh ibuprofen juga akan menghambat PGE2

(Rainsford, 2009), yang pada akhirnya menurunkan regulasi dari MMP-9 (Yen et al., 2016).

Ibuprofen dalam PVP 2 yang diaplikasian pada luka normal menghasilkan remodeling tahap

awal. Hal tersebut dikarenakan MMP-9 yang jumlahnya terkontrol pada luka normal (Li et

al., 2007) dihambat, sedangkan MMP-9 dalam jumlah cukup juga dibutuhkan dalam

penyembuhan luka (Hamed et al., 2014). Oleh karena itu, penyembuhan luka menjadi

kurang maksimal dengan jumlah MMP-9 yang berkurang.

MMP-9 pada kondisi diabetes justru meningkat dan menyebabkan fase proliferasi

terhambat (McLennan et al., 2008). Ibuprofen dalam PVP 2 yang diaplikasikan pada luka

diabetes, akan menghambat regulasi MMP-9 yang berlebih, sehingga jumlah MMP-9 dapat

kembali terkontrol. Hal tersebut yang menyebabkan proliferasi menjadi tidak terhambat,

sehingga penyembuhan luka dapat mencapai fase remodeling yang mendekati kulit normal.

KESIMPULAN

Perbedaan konsentrasi PVP K30 pada tiap formula memberikan pengaruh terhadap

hasil uji sifat dan stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix ibuprofen. Formula PVP 2

dengan kombinasi PVP K30 2% dan HPMC E6 4,5%, menghasilkan hydrocolloid matrix

diabetic wound healing ibuprofen dengan karakteristik optimum, yaitu steril, memiliki bobot

yang seragam dengan CV 4,50%, elastis, kemampuan menyerap lembab yang baik sebesar

6,30%, nilai pH 6,92, memiliki kandungan obat yang seragam dengan CV 4,82%, pelepasan

obat yang baik dengan nilai DE360 sebesar 92,60%, dan stabil pada suhu 37oC dan 45oC. PVP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

14

2 mampu mempercepat penyembuhan luka dibanding luka kontrol diabetes, ditunjukan

dengan adanya perbedaan signifikan secara statistik dengan p-value 0,0378.

Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengoptimasikan homogenitas campuran

matriks saat pembuatan, optimasi metode pengujian persen moisture content dan moisture

absorption, pengujian iritabilitas menggunakan hydrocolloid matrix ibuprofen, dan optimasi

formulasi hydrocolloid matrix menggunakan polimer yang berbeda.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih ditujukan kepada DP2M Dikti yang telah mendanai sebagian dari

penelitian ini, dan industri farmasi PT. Erela serta PT. Sanbe Farma yang telah membantu

berjalannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bharkatiya, M., Nema, R. K., and Bhatnagar, M., 2010, Development and Characterization

of Transdermal Patches of Metoprolol Tartrate. Asian Journal of Pharmaceutical and

Clinical Research, 3(2), 130-134.

British Pharmacopoeia, 1993, British Pharmacopoeia Addendum, Her Majesty’s Stationery

Office, London, 1943-1944.

El-gendy, N.A., Abdelbary, G.A., El-komy, M.H., and Saafan, A.E., 2009. Design and

Evaluation of a Bioadhesive Patch for Topical Delivery of Gen- tamicin Sulphate.

Current Drug Delivery, 6, 50–57.

Fudholi, A., 2013. Disolusi & Pelepasan Obat In Vitro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hamed, S., Bennett, C.L., Demiot, C., Ullmann, Y., Teot, L., and Desmoulière, A., 2014.

Erythropoietin, a novel repurposed drug: An innovative treatment for wound healing

in patients with diabetes mellitus. Wound Repair and Regeneration, 22 (1), 23–33.

International Diabetes Federation (I.D.F), 2015, IDF Atlas 2015, 7th Ed., 13-15, 17.

Kadajji, V.G. and Betageri, G. V., 2011. Water soluble polymers for pharmaceutical

applications. Polymers, 3 (4), 1972–2009.

Kataria, K., Gupta, A., Rath, G., Mathur, R.B., and Dhakate, S.R., 2014. In vivo wound

healing performance of drug loaded electrospun composite nanofibers transdermal

patch. International Journal of Pharmaceutics, 469 (1), 102–110.

Kementrian Kesehatan RI, 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2014.

McLennan, S., Min, D., and Yue, D., 2008. Matrix metalloproteinases and their roles in poor

wound healing in diabetes. Wound Practice & Research, 16 (3), 116–121.

Okan, D., Student, M., Woo, K., Clinic, W.H., Ayello, E.A., Advisor, S., Editor, C.A., Care,

W., Sibbald, R.G., and Sciences, P.H., 2007. Wound Healing, (January), 39–53.

Pudyastuti, B., Nugroho, A.K., and Martono, S., 2014. Formulasi Matriks Transdermal

Pentagamavunon-0 dengan Kombinasi Polimer PVP K30 dan Hidroksipropil

Metilselulosa. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 11 (2), 44–49.

Rainsford, K.D., 2009. Ibuprofen: Pharmacology, efficacy and safety.

Inflammopharmacology, 17 (6), 275–342.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009. Handbook of pharmaceutical excipients.

6th ed. Handbook of pharmaceutical excipients, Sixth edition.

Rutala, W. A., Gergen, M. F., and Weber, D. J., 2010, Room Decontamination with UV

Radiation. Infection Control and Hospital Epidemiology, 31(10), 1025-1029

Shirsand, S.B., Ladhane, G.M., Prathap, S., and Prakash, P. V., 2012. Design and evaluation

of matrix type of transdermal patches of methotrexate. International Journal Of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

15

Pharmaceutical, Chemical And Biological Sciences, 2 (4), 464–471.

Sinko, P.J., 2006. Pharmaceutical Polymers. Martin’s physical pharmacy and

pharmaceutical sciences : physical chemical and biopharmaceutical principles in the

pharmaceutical sciences, 647.

Thu, H.E., Zulfakar, M.H., and Ng, S.F., 2012. Alginate based bilayer hydrocolloid films as

potential slow-release modern wound dressing. International Journal of

Pharmaceutics, 434 (1-2), 375–383.

Toshkhani, S., Shilakari, G., and Asthana, A., 2016. Advancements in Wound Healing

Biodegradable Dermal Patch Formulation Designing. Inventi Rapid: Pharm Tech,

2013 (3), 1-11.

Yen, J., Khayrullina, T., and Ganea, D., 2016. Pge2 mmp9 dc, (March).

Zheng, A., Xue, Y., Wei, D., Li, S., Xiao, H., and Guan, Y., 2014. Synthesis and

Characterization of Antimicrobial Polyvinyl Pyrrolidone Hydrogel as Wound

Dressing. Soft Materials, 12 (3), 179–187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

16

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) termasuk penyakit yang memiliki angka kejadian

yang tinggi di dunia. Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun

2015 sekitar 415 juta orang di dunia menderita diabetes, dan sebanyak 5 juta orang

dewasa meninggal karena penyakit ini. Pada peringkat dunia, Indonesia menempati

posisi 7 teratas penderita diabetes kalangan dewasa, dengan jumlah 10,0 juta orang

(IDF, 2015). Sebanyak 6,9% dari 176 juta penduduk Indonesia usia di atas 15 tahun

menderita diabetes, terdiri dari 30,4% yang terdiagnosa dan 69,6%-nya tidak

terdiagnosa (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Pada orang normal, proses penyembuhan luka terdiri dari empat fase.

Coagulation phase, awal terjadi luka, inflammatory phase, munculnya agen

penyebab inflamasi pada luka, proliferative phase, mulai terjadi epitalisasi oleh

peran fibroblas, dan remodelling phase, pembentukan kembali jaringan (Hamed et

al., 2014). Penderita diabetes yang parah, berisiko mengalami proses penyembuhan

luka yang tidak kunjung sembuh, umumnya terjadi pada kaki atau Diabetic Foot

Ulcer (DFU). Faktor terjadinya DFU disebabkan karena adanya penghambatan

fibroblas dan keratinosit saat proses epitalisasi yang disebabkan oleh induksi

berlebih enzim matrix metalloproteinase 9 (Hamed et al., 2014). Enzim MMP-9

merupakan salah satu enzim MMP yang teregulasi hanya pada luka diabetes. Saat

jumlahnya berlebih, MMP-9 menghambat penyembuhan luka, untuk itu

penghambatan MMP-9 diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan luka

pada pasien diabetes (Gao et al., 2015).

Ibuprofen merupakan obat kategori NSAID (non steroidal anti-

inflammatory drugs) yang digunakan sebagai pereda nyeri. Ibuprofen memiliki

aktivitas non-selektif inhibitor terhadap enzim cyclooxygenase-1 (COX-1) dan

cyclooxygenase-2 (COX-2) (Bushra and Aslam, 2010). Enzim COX-2 mampu

meningkatkan produksi prostaglandin E2 (PGE2) (Rainsford, 2009). Menurut Yen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

17

Khayrullina, and Ganea (2016), PGE2 berperan dalam pengaturan ekspresi MMP-9

dengan meningkatkan ekspresinya. Oleh karena itu, ibuprofen berpotensi untuk

mempercepat penyembuhan luka penderita diabetes melalui mekanisme

penghambatan enzim MMP-9.

Hydrocolloid dressing atau sediaan hydrocolloid sudah banyak digunakan

dalam penanganan DFU. Hydrocolloid umumnya digunakan pada luka kategori 2,

namun beberapa ada yang menggunakannya pada kategori 3 dan 4 (Fletcher et al.,

2011). Pada penelitian ini, ibuprofen diformulasikan dalam hydrocolloid matrix

sebagai diabetic wound healing. Hydrocolloid matrix termasuk sediaan lokal yang

memenuhi kriteria sebagai sediaan wound healing, yaitu kemampuan mengembang

untuk menyerap eksudat, mampu ditembus oksigen, serta mampu menjaga

kelembaban lingkungan luka (Kataria et al., 2014).

Polimer merupakan komponen utama dalam hydrocolloid matrix. Pada

hydrocolloid matrix, polimer yang digunakan bersifat hidrofilik dan memiliki rantai

polimer yang panjang. Sifat tersebut menjadikan polimer pada hydrocolloid matrix

memiliki banyak fungsi diantaranya pelarut, pengatur pelepasan obat, dan yang

paling penting yaitu sebagai pembentuk gel (Sinko, 2006). Kombinasi Polyvinyl

pyrrolidone (PVP) dengan Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) akan

digunakan dalam sediaan hydrocolloid matrix. PVP sebagai polimer, tentunya juga

berfungsi sebagai pembentuk gel dalam matriks. Berdasarkan teori tersebut, muncul

asumsi bahwa perubahan konsentrasi polimer PVP sebagai pembentuk gel akan

mempengaruhi karakteristik sediaan hydrocolloid matrix, untuk itu PVP dipilih

sebagai polimer yang akan dibedakan variabel konsentrasinya antar formula.

Asumsi tersebut kemudian akan dibuktikan dengan dilakukannya penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Berapa konsentrasi polimer PVP yang optimal pada formulasi

hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen?

1.2.2. Adakah pengaruh dari peningkatan konsentrasi polimer PVP terhadap

sifat dan stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix diabetic wound

healing ibuprofen?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

18

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Mengetahui konsentrasi polimer PVP yang memberikan efek optimal

pada formulasi hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen.

1.3.2. Mengetahui pengaruh pengingkatan konsentrasi polimer PVP terhadap

sifat dan stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix diabetic woun

healing ibuprofen

1.4. Urgensi Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan hydrocolloid matrix diabetic

wound healing yang mampu mempercepat penyembuhan luka terbuka pada pasien

diabetes, sehingga angka kejadian amputasi yang diakibatkan oleh DFU dapat

dikurangi.

1.5. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam

pengembangan penelitian dunia kesehatan, khususnya pengembangan terkait

hydrocolloid matrix diabetic wound healing ibuprofen bagi pasien diabetes disertai

DFU.

1.6. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan yaitu diperoleh konsentrasi polimer PVP yang

memberikan efek optimal serta diketahui pengaruhnya terhadap sifat dan stabilitas

fisika kimia hydrocolloid matrix ibuprofen diabetic wound healing.

1.7. Manfaat Penelitian

1.7.1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat besar bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya dalam

bidang kefarmasian yang memiliki kaitan dengan hydrocolloid matrix

diabetic wound healing dalam mempercepat penyembuhan luka pada

pasien diabetes. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai

acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.7.2. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan secara

ilmiah formulasi yang optimal dari hydrocolloid matrix diabetic wound

healing ibuprofen, untuk mempercepat penyembuhan luka pada pasien

diabetes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Luka

Luka merupakan kondisi terputusnya susunan kontinu sel dan molekuler

pada tubuh, sehingga muncul gangguan anatomi pada sel yang terluka (Nilani et

al., 2011). Luka yang terjadi pada kulit mengakibatkan penurunan hingga

ketidakmampuan kulit untuk menjalankan fungsi ketahanannya (Kondo and Ishida,

2010). Luka pada kulit akan mengalami proses penyembuhan pada jaringan dermal

dan epidersmal melalui proses regenerasi (Kataria et al., 2014).

Proses penyembuhan luka pada orang normal terbagi menjadi empat fase.

Coagulation phase, merupakan fase pertama. Setelah terjadi luka, agregat platelet

akan membentuk gumpalan fibrin, kemudian menyekresi mediator spesifik yaitu

platelet-derived growth factor (PDGF) dan transforming growth factor (TGF)-β1.

Fase selanjutnya inflammatory phase, makrofag mulai berjalan menuju luka untuk

fagositosis jaringan tidak berguna dan mikroorganisme asing pada luka. Makrofag

yang aktif menyebabkan sel yang terinflamasi menyekresi sitokin proinflamasi dan

growth factors (GF) (Hamed et al., 2014).

Fase selanjutnya proliferative phase. GF teraktivasi dan memicu fibroblas

yang mensintesis kolagen bergerak memenuhi luka, serta memicu pertumbuhan dan

migrasi endhothelial progenitor cells (EPC) untuk membentuk kembali formasi

jaringan granulasi dan pembuluh darah disekitar luka. Formasi yang terbentuk

menyebabkan epitalisasi dan penutupan luka. Pembentukan formasi didukung oleh

ketersediaan molekul pemberi sinyal (nitric oxide atau NO), yang juga dipicu oleh

adanya enzim matrix metalloproteinases (MMPs). Ketersediaan NO yang cukup

membutuhkan NO synthase (NOS) dalam regulasinya. Fase terakhir yaitu

remodeling phase. Penghentian proses inflamasi terjadi dan bekas luka mulai

terbentuk, kemudian diakhiri penutupan luka. Restorasi dan reorganisasi pada

jaringan matriks kolagen juga terjadi didaerah terjadinya luka (Hamed et al., 2014).

2.2 Diabetic Foot Ulcer (DFU)

Bagian bawah tubuh, kaki, dilalui hampir semua komponen yang dibawa

oleh beberapa organ (khususnya pembuluh darah), sehingga rentan mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

20

penyakit atau kerusakan saat komponen penyebab penyakit ikut terbawa. Luka pada

diabetes memicu terjadi mekanisme kompleks level jaringan molekuler, sehingga

mengakibatkan penghambatan pada proses penyembuhan luka. Peningkatan

kemositokin juga terjadi (salah satunya MMPs) yang akan melemahkan respon

sistem imun, sehingga sel yang berperan dalam inflamasi tidak teraktivasi menuju

tempat luka (Leung, 2007).

Kerusakan pada saraf (neuropathy) dapat mengakibatkan terjadinya DFU

tidak kunjung sembuh. Saraf yang rusak mengakibatkan penurunan kemampuan

sensor saraf dalam pengaturan titik tekanan pada bagian bawah sekitar kaki dan

pergelangan kaki. Tekanan terlalu besar yang diberikan pada kaki yang mengalami

kerusakan jaringan akibat luka akan memperburuk kerusakan jaringan, sehingga

memperlambat proses penyembuhan dan DFU tidak akan kunjung tertutup (Leung,

2007).

2.3 Enzim MMP-9

Enzim MMP masih satu keluarga dengan enzim zinc-dependent

endopeptidases. Enzim MMP mampu memberikan efek negatif dengan menganggu

GF, reseptornya, dan formasi baru ECM yang berperan dalam penyembuhan luka.

Enzim MMP-9 merupakan enzim MMP yang teregulasi hanya pada luka diabetes,

sedangkan enzim MMP lainnya (MMP-8) teregulasi pada luka normal dan luka

diabetes (Gao et al., 2015). Enzim MMP berjumlah sedikit pada jaringan normal

dan aktivitasnya dikontrol oleh adanya jaringan inhibitor dari metalloproteinase

(TIMP) (Li et al., 2007). TIMP memiliki 4 tipe, masing-masing tipe memiliki

kemampuan berbeda untuk mengikat dan menghambat aktivitas MMP (McLennan

et al., 2008).

Jumlah MMP-9 menurun dan fibroblas mendominasi pada proliferative

phase orang normal. Hiperglikemia pada diabetes akan menganggu keseimbangan

antara MMP-9 dan inhibitornya TIMP, sehingga MMP-9 justru meningkat saat

proliferative phase dan komponen-komponen ECM (fibroblas maupun kolagen)

yang seharusnya membentuk formasi baru akan terdegradasi oleh MMP-9 yang

berlebih. Pembentukan formasi yang terhambat akibat MMP-9 akan mengakibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

21

fase proliferasi (epitelisasi) terhambat, secara langsung proses tertutupnya luka juga

akan terhambat (McLennan et al., 2008).

2.4 Ibuprofen

Gambar 3. Struktur Kimia Ibuprofen (Bushra and Aslam, 2010)

Ibuprofen atau (2RS)-1[4-(2-methyl propyl) phenyl] merupakan obat

analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi golongan NSAID turunan asam propionat

(Bushra and Aslam, 2010). Ibuprofen memiliki bobot molekul 206,3 g/mol, tingkat

kelarutannya rendah dalam air yaitu 21mg/L (Yalkowsky and Dannenfelser, 1992),

sedangkan pada etanol kelarutannya lebih tinggi yaitu 25mg/mL (Anonim, 2016).

Nilai pKa yang dimiliki ibuprofen sebesar 5.3 (Bushra and Aslam, 2010), dan nilai

Log-P ibuprofen sebesar 3.9. Lethal Dose (LD) ibuprofen sebesar 171mg/kg secara

oral pada manusia dewasa, sedangkan pada dosis umumnya yaitu 200-400mg,

effective concentration (EC50) ibuprofen yaitu 6-10µg/mL (Anonim, 2016).

Ibuprofen memiliki mekanisme ihibisi non-selektif pada COX-1 yang

bertanggung jawab akan produksi prostanoid (PGs) yang mengontrol berbagai

aktivitas fisiologis (vaskuler, aliran darah, lambung, dan ginjal), serta inhibisi

COX-2 yang memproduksi PGE2 dalam proses inflamasi dan rasa nyeri (Rainsford,

2009). Sitokin proinflamasi TNF-α berperan pada ekspresi PGE2 yang kemudian

akan menginduksi enzim MMP-9, sehingga PGE2 mampu mempengaruhi ekspresi

dari enzim MMP-9. Pengaruh PGE2 terhadap ekspresi enzim MMP-9 berupa

peningkatan regulasi enzim MMP-9 (Yen et al., 2016).

2.5 Sediaan Penyembuh Luka

Sediaan penyembuh luka memiliki kriteria dapat membuat lingkungan luka

menjadi lembab untuk dapat memacu pertumbuhan jaringan baru pada luka.

Kelembaban pada luka yang seimbang akan memfasilitasi pertumbuhan sel dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

22

proliferasi dari kolagen hingga terbentuk matriks nonseluler yang sehat (Okan et

al., 2007). Sediaan penyembuh luka memiliki kemampuan ditembus oleh oksigen

yang dibutuhkan oleh kulit guna respirasi dan kemampuan menyerap eksudat yang

dikeluarkan oleh luka (Kataria et al., 2014).

Sediaan penyembuh luka untuk luka pada kaki (Foot Ulcers) harus memiliki

kemampuan menyerap eksudat dengan absorpsi untuk menjaga kandungan

kelembaban pada luka. Kemampuannya untuk menyerap eksudat dan menjaga

kandungan lembab dilanjutkan dengan kemampuan untuk menjaga hidrasi jaringan

tanpa membuat luka mengering. Jumlah Eksudat harus dijaga untuk mencegah

pengotoran lingkungan daerah luka akibat maserasi dari jaringan (Ovington, 2007).

2.6 Hydrocolloid

Hydrocolloid merupakan salah satu sediaan untuk mengatasi luka, terdiri

dari komponen koloidal (agen pembentuk gel) yang dikombinasikan dengan

komponen lain dengan kegunaannya masing-masing. Penampakan dari sediaan ini

bisa berupa lapisan film tipis (berbentuk lembaran) atau dalam bentuk kombinasi

dengan komponen lain seperti alginat (Boateng et al., 2008). Hydrocolloid

termasuk sediaan lokal yang memenuhi kriteria sebagai sediaan wound healing,

yaitu kemampuan mengembang untuk menyerap eksudat, mampu ditembus

oksigen, serta mampu menjaga kelembaban lingkungan luka (Kataria et al., 2014).

Hydrocolloid umumnya digunakan pada luka kategori 2, namun beberapa ada yang

menggunakannya pada luka kategori 3 dan 4 (Fletcher et al., 2011). Hydrocolloid

dapat digunakan pada luka dengan tingkatan eksudat rendah hingga menengah, dan

dapat digunakan dalam terapi luka pada kaki yang mengalami penundaan dalam

proses penyembuhannya (Boateng et al., 2008).

Hydrocolloid akan membentuk formasi seperti gel saat kontak langsung

dengan eksudat luka, sehingga penyerapan eksudat luka terjadi akibat adanya

formasi hidrofilik gel (Thu et al., 2012).Interaksi antara hydrocolloid bagian dalam

dengan eksudat luka yang tereksresi, menghasilkan proses gelasi dari hydrocolloid

yang kemudian membentuk gel yang mengandung massa dan berwarna

kekuningan. Terbentuknya gel yang memiliki massa tersebut memiliki peran penuh

dalam menjaga kelembaban dari lingkungan luka. Gel yang terbentuk memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

23

bagian luka yang terbuka, sehingga apabila hydrocolloid dilepaskan tidak akan

terjadi kerusakan kembali pada luka karena gel akan tetap melindungi luka terbuka

(Shai and Maibach, 2005).

Hydrocolloid matrix dapat digunakan selama 3-5 hari saat diaplikasikan

pada luka, selama waktu tersebut hydrocolloid kurang lebih sudah menyerap

eksudat sebanyak 70%. Permukaan kulit sebelum diaplikasian sediaan harus dalam

kondisi bersih dan kering (Edwards et al., 2013). Berikut merupakan kelebihan dan

kekurangan dari hydrocolloid matrix:

Tabel 5. Kelebihan & Kekurangan Hydrocolloid Matrix (Edwards et al., 2013)

Kelebihan Kekurangan

Bersifat waterproof dan dapat

digunakan saat mandi.

Dalam penggunaannya harus

diperhatikan khusus, karena mampu

mendorong pertumbuhan bakteri

Mampu menyerap eksudat Penggunaanya hati-hati karena

langsung pada luka terbuka

Gel yang terbentuk saat menyentuh

luka akan menjaga kelembaban

daerah luka, yang akan mendukung

pembentukan formasi jaringan baru

Penyimpanannya sukar untuk

menjaga kestabilan sediaan

Mampu mengurangi rasa nyeri Terkadang menimbulkan bau yang

kurang nyaman.

2.7 Polimer (Polivinyl pyrrolidone)

Polimer merupakan suatu kesatuan bentuk dari molekul kecil (monomer)

yang menyatu dengan molekul kecil lainnya (molekul yang sama ataupun berbeda).

Monomer tertentu akan mengalami proses polimerisasi untuk kemudian menyatu,

sehingga dihasilkan bentuk molekul yang lebih besar berupa polimer. Polimer dapat

membentuk cross-linked dengan polimer lain ataupun dengan polimer sendiri

(monomer berbeda), yang menyebabkan gerak polimer yang terbatas, rigid, dan

dapat mengembang dengan baik. Kemampuan pengembangan polimer dapat

dikendalikan dengan adanya pelarut yang masuk diantara monomer untuk

mengurangi cross-linked dengan monomer tetangga (Sinko, 2006).

Pada hydrocolloid, polimer yang digunakan bersifat hidrofilik dan memiliki

rantai polimer yang panjang. Sifat tersebut menjadikan polimer pada hydrocolloid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

24

memiliki banyak fungsi (pelarut, stabilizer, dan mengatur pelepasan obat), salah

satunya yang paling penting yaitu sebagai pembentuk gel (Sinko, 2006). Semua

komposisi termasuk polimer pada bentuk hydrocolloid matrix merupakan

komponen larut air (Olorunsola and Adedokun, 2014).

Polyvinyl pyrrolidone (PVP) atau Povidone memiliki struktur kimia sebagai

berikut:

Gambar 2. Struktur Kimia Polyvinyl Pyrrolidone (Kadajji and Betageri, 2011)

PVP termasuk eksipien (polimer) memiliki kelarutan yang baik dalam air serta

memiliki rentang bobot molekul 40.000 hingga 360.000 (Kadajji and Betageri,

2011). Salah satu contoh pembentukan crosslinking PVP yang mudah terjadi, yaitu

pada medium larutan air dengan bantuan sinar UV (Zhang et al., 2013). Berikut

bentuk crosslinking yang terjadi:

Pada umumnya, PVP dapat mampu membawa obat dengan baik pada

rentang konsentrasi 10-25% (Rowe et al., 2009). Dipilihnya PVP dikarenakan

dalam penggunaanya sebagai polimer hidrofilik, PVP akan menciptakan suatu

koloidal dalam bentuk suspensi, yang mana merupakan kondisi tiap partikel solid

terpisah (terdispersi) pada medium hidrofilik, dan tentunya PVP mencegah partikel

menyatu agar homogenitas tetap terjaga (Kadajji and Betageri, 2011). Selain itu,

PVP juga termasuk polimer yang bersifat non-toksik dan memiliki bio-

Gambar 3. Contoh Crosslinking PVP (Zhang et al., 2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

25

kompatibilitas yang baik, sehingga PVP sesuai untuk penggunaan sediaan wound

healing (Zheng et al., 2014).

2.8 Landasan Teori

Zat aktif ibuprofen merupakan obat anti inflamasi golongan NSAID.

Ibuprofen memiliki mekanisme aksi penghambatan enzim COX-2, sedangkan

enzim COX-2 tersebut memiliki kemampuan pengaturan regulasi MMP-9, melalui

induksi PGE2. Oleh karena itu, pengaplikasian ibuprofen akan menghambat enzim

MMP-9 yang berlebih pada pasien diabetes yang kemudian kerusakan jaringan

pembentuk luka akan berhenti, sehingga penyembuhan luka berjalan normal

kembali.

Ibuprofen diformulasikan dalam hydrocolloid matrix diabetic wound

healing. Hydrocolloid matrix memiliki kriteria yang sesuai dengan kriteria suatu

sediaan sebagai diabetic wound healing, yaitu mampu menyerap eksudat serta

mampu menjaga lingkungan luka tetap lembab. Hydrocolloid dalam wujud

lembarannya akan berubah menjadi bentuk gel setelah berinteraksi dengan adanya

eksudat. Pembentukan gel tersebut memiliki peran penting dalam penyerapan

eksudat pada luka serta menjaga kondisi lembab pada lingkungan luka. Penggunaan

hydrocolloid pada luka diabetes dirasa tepat karena dapat meminimalisir rasa nyeri

dan kerusakan kembali pada luka, frekuensi pemakaian dapat dikurangi, serta

dalam penggunaannya cukup mudah dan dapat dilakukan sendiri.

Polimer merupakan kesatuan monomer yang menyatu secara linear, dan

beberapa disertai dengan adanya cross-linked diantara molekul pada polimer

berbeda atau polimer yang sama (beda monomer). Dalam sediaan hydrocolloid,

polimer yang digunakan memiliki fungsi penting yaitu sebagai pembentuk gel. PVP

sebagai polimer terpilih tentunya juga akan berperan sebagai pembentuk gel dengan

menciptakan sistem koloidal dengan partikel padat yang terdispersi homogen.

Selain itu, PVP juga memiliki sifat hidrofilik yang baik sehingga sesuai untuk

digunakan sebagai polimer dalam hydrocolloid matrix.

2.9 Hipotesis

2.9.1. Polimer PVP pada konsentrasi tertentu menghasilkan hydrocolloid

matrix diabetic wound healing ibuprofen yang optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

26

2.9.2. Peningkatan konsentrasi polimer PVP memberikan pengaruh terhadap

sifat dan stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix diabetic wound

healing ibuprofen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian dengan judul “Optimasi Konsentrasi Polyvinyl Pyrrolidone

(PVP) sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound Healing dengan

Bahan Aktif Ibuprofen” merupakan penelitian eksperimental murni.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas: konsentrasi Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) sebagai polimer

hydrocolloid matrix diabetic wound healing.

2. Variabel Tergantung: Sifat fisika kimia serta stabilitas dari hydrocolloid

matrix diabetic wound healing.

3. Variabel Pengacau:

1. Variabel Pengacau Terkendali: produsen obat dan seluruh bahan kimia

untuk formula hydrocolloid matrix, produsen bahan kimia aloksan dan

ketamin, prosedur pembuatan dan pengujian sediaan, kondisi

penyimpanan sediaan, serta wadah penyimpanan sediaan.

2. Variabel Pengacau Tak Terkendali: kondisi ruangan saat proses

pembuatan, dan kondisi patofisiologis hewan uji (tikus).

3.1.2. Definisi Operasional

a. Hydrocolloid matrix ibuprofen: sediaan yang mengandung polimer PVP,

HPMC, etanol, propilen glikol, dan akuades sebagai basis yang kemudian

ditambahkan zat aktif ibuprofen dibentuk dalam hydrocolloid matrix.

b. Polyvinyl pyrrolidone (PVP): merupakan bahan pembantuk polimer yang

digunakan pada hydrocolloid matrix ibuprofen dengan tiga konsentrasi

berbeda yaitu 1,5%; 2% dan 2,5%.

c. Sifat fisik hydrocolloid matrix: parameter kualitas fisik sediaan yang

meliputi organoleptis, keseragaman bobot sediaan, ketebalan sediaan,

persentase moisture content dan moisture absorption, ketahanan pelipatan

(folding endurance), dan kemampuan iritabilitas sediaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

28

d. Sifat kimia hydrocolloid matrix: parameter kualitas kimia sediaan yang

meliputi pH dan keseragaman kandungan obat dalam sediaan

e. Stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix: parameter kestabilan

hydrocolloid matrix meliputi, perubahan sifat fisik dan kimia sediaan

setelah diberi perlakuan suhu yang berbeda selama penyimpanan.

f. Sterilitas matrix: uji mikrobiologi yang menunjukkan bahwa sediaan

hydrocolloid matrix yang telah dibuat steril.

g. Organoleptis: uji penampakan fisik hydrocolloid matrix terkait warna,

kejernihan dan kehalusan dengan warna yang seragam, keruh, dan halus.

h. Keseragaman bobot matrix: uji keseragaman variasi bobot yang dimiliki

hydrocolloid matrix. Hasil bobot yang seragam dilihat dari nilai koefisien

variasi (CV) tidak lebih dari 10% rata-rata bobot masing-masing sediaan.

i. Ketebalan matrix: uji terkait variasi ketebalan hydrocolloid matrix yang

menunjukkan hasil homogen, dengan nilai ketebalan matrix yang ideal

0,7mm.

j. pH larutan matrix : uji terkait pH larutan matrix yang berada pada range

pH 4-7.

k. Persentase moisture content matrix: uji untuk mengetahui kandungan

kelembaban yang dimiliki oleh hydrocolloid matrix, ditunjukan dengan

nilai persentase moisture content.

l. Persentase moisture absorption matrix: uji terkait kemampuan

penyerapan kelembaban hydrocolloid matrix setelah dikondisikan pada

RH 80-90%. Kemampuan penyerapan ditentukan saat sediaan tidak

mengalami perubahan bobot dikarenakan sediaan sudah tidak mampu

menyerap lembab atau mencapai titik jenuhnya.

m. Folding endurance sediaan: uji untuk mengetahui fleksibilitas

hydrocolloid matrix, ditunjukkan dengan jumlah kemampuan ketahanan

pelipatan ideal hingga 300 kali pelipatan.

n. Keseragaman kandungan obat dalam hydrocolloid matrix: uji untuk

mengetahui keseragaman obat dalam hydrocolloid matrix, ditunjukan

dengan nilai % recovery yang masuk dalam range 80-115%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

29

o. Kurva baku ibuprofen: merupakan penetapan kurva baku ibuprofen yang

digunakan dalam validasi metode serta untuk penetapan kadar dari

absorbansi yang didapat dari setiap uji.

p. Pelepasan obat dari hydrocolloid matrix: uji untuk mengetahui pelepasan

obat dari hydrocolloid matrix secara in-vitro, ditunjukkan dengan plot

nilai pelepasan obat terhadap waktu. Formula optimal dipilih berdasarkan

nilai pelepasan obat mendekati 100%, DE, serta slope dari plot.

q. Kemampuan Iritabilitas hydrocolloid matrix: uji untuk mengetahui

kemampuan iritabilitas dari sediaan, ditandai dengan tidak terdapatnya

eritema/edema pada kulit untuk sediaan yang tidak mengiritasi.

r. Formula hydrocolloid matrix optimum: formula yang memenuhi kriteria

dari setiap uji sifat maupun stabilitas fisika kimia hydrocolloid matrix.

s. Tikus putih galur Wistar jantan terinduksi aloksan: merupakan tikus putih

jantan galur Wistar dengan kondisi diabetes (kadar glukosa darah >250

mg/dL) akibat induksi menggunakan aloksan dosis 120 mg/kgBB.

t. Uji aktivitas hydrocolloid matrix ibuprofen: uji untuk menunjukkan

aktivitas diabetic wound healing pada hydrocolloid matrix, dilihat dari

kecepatan penyembuhan luka dengan nilai wound closure 100%. Lama

waktu penyembuhan luka eksisi tikus, setelah diaplikasikan sediaan

hydrocolloid matrix ditetapkan. Setiap luka pada tikus diabetes yang

terinduksi aloksan dibandingkan dengan tiap luka pada tikus normal yang

tidak diinduksi aloksan.

u. Uji histopatologi: pengamatan kondisi kulit tikus yang diabetes karena

penginduksian aloksan dibandingkan dengan kulit tikus normal yang tidak

diinduksi aloksan secara mikroskopik menggunakan mikroskop cahaya

dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin.

3.3 Bahan Penelitian

3.3.1. Subjek Penelitian

1. Populasi: tikus putih galur Wistar jantan dari Laboratorium Imono

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta kelinci albino jantan dari

Peternakan Kelinci Rabbit Food SHR.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

30

2. Sampel: 6 ekor tikus putih galur Wistar jantan, terdiri dari 3 tikus

diinduksi aloksan dan 3 tikus tidak diinduksi aloksan (normal) yang

memiliki berat badan 150-180 g. 3 ekor kelinci albino jantan yang berusia

8-9 bulan dengan berat badan 1,8-2,2 kg.

3.3.2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan yaitu ibuprofen (Kalbe Farma), baku standart

ibuprofen (), PVP (Erela), propilen glikol, etanol, gliserol (Aldrich), akuades,

metanol (Aldrich), PBS pH 6,4 (NaCl, KH2PO4, Na2HPO4), krim Veet®, kapas

Medisoft Cotton Ball, aloksan (Sigma), ketamin, Nutrient Agar (Oxoid),

formalin 10% (Aldrich), reagen Glucose GOD FS (Diasys, Germany), larutan

Harris Hematoxylin, larutan acid alkohol, larutan ammonium, larutan stok

Eosin alkohol 1%, larutan working Eosin

3.4 Alat Penelitian

Alat yang digunakan yaitu Spektrofotometer UV-Vis double beam

(Shimadzu), franz difussion cell, microLab-200 (Merck), mikroskop cahaya

(Olympus Corp., Jepang), sentrifugator, sonifikator, kabinet Laminar Air Flow

(LAF), autoklaf, oven, timbangan analitik (Ohaus), vortex (Wilten), hotplate

magnetic stirrer, stirrer, biopsy punch, mikropipet (Socorex) serta yellow tip dan

blue tip, jangka sorong, tabung reaksi, spuit injeksi, jarum suntik, jarum ose, pinset,

gelas beker, tube eppendorf, gelas ukur, cawan petri, kaca preparat, kaca penutup

preparat, plastic warp, dan alumunium foil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

31

Skema Kerja Penelitian

3.5 Tata Cara Penelitian

3.3.3. Sterilisasi

Kabinet LAF dibersihkan dengan menggunakan etanol 70%, kemudian

lampu UV dinyalakan selama 24 jam sebelum proses pembuatan hydrocolloid

matrix. Sterilisasi alat-alat gelas dilakukan dengan sterilisasi panas kering

menggunakan oven pada suhu 180oC selama 1 jam. Sterilisasi campuran

larutan sediaan dan cawan petri menggunakan autoklaf selama 10 menit

dengan suhu 115 OC dan tekanan 1kgf/cm2.

3.3.4. Pembuatan Hydrocolloid Matrix Ibuprofen

Ibuprofen diformulasikan dalam bentuk hydrocolloid matrix ibuprofen

diabetic wound healing dengan adanya variasi konsentrasi Polyvinyl

Pyrrolidone (PVP) sebagai polimer. Formula yang dibuat merupakan

modifikasi dari formula pada penelitian Pudyastuti, et al., 2014.

Formulasi pada penelitian Pudyastuti et al., 2014 sebagai berikut:

Tabel 2. Formula acuan matriks transdermal pentagamavunon-0

Formula Hydrocolloid Matrix

Pentagamavunon-0 7,32 mg

HPMC 4,5 %

PVP 2 %

Propilen glikol 10 %

Etanol - Akuades 1:1

(Pudyastuti et al., 2014)

Sterilisasi ruangan, alat, serta

bahan

Pembuatan hydrocolloid

matrixibuprofen

Uji Sterilitas hydrocolloid

matrixibuprofen

Uji sifat dan stabilitas

fisika kimia hydrocolloid

matrix ibuprofen

Uji aktivitas hydrocolloid

matrixibuprofen

Analisis data hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

32

Modifikasi formula yang digunakan:

Tabel 3. Modifikasi formula yang digunakan

Formula IBU 1 IBU 2 IBU 3

Ibuprofen (1.25%) 5 % 5 % 5 %

PVP 1.5 % 2 % 2.5 %

HPMC 4,5 % 4,5 % 4,5 %

Propilen glikol 10 % 10 % 10 %

Etanol-Akuades 1:1 1:1 1:1

Etanol 7,14 ml 7,14 ml 7,14 ml

Formula dan prosedur pembuatan matrix mengacu penelitian

Pudyastuti, et al., 2014. Larutan stok ibuprofen (konsentrasi 1.25%) dibuat

dengan melarutkan ibuprofen sejumlah 5% dari sediaan hydrocolloid matrix 25

mg ke dalam 7,14 mL etanol 96%. PVP (1,5 %, 2 %, atau 2.5 %) dilarutkan

dalam larutan stok ibuprofen diaduk selama ±3 menit. Propilen glikol 10%

dicampurkan dalam campuran diaduk hingga homogen. Larutan HPMC dalam

pelarut etanol 96 % : akuades (1:1) ditambahkan kedalam campuran sedikit

demi sedikit hingga homogen. Campuran kemudian disterilkan dengan autoklaf

selama 20 menit dengan suhu 121 OC. Kemudian dituang ke cawan petri

bertutup lalu dikeringkan dalam oven ± 30OC selama 3 hari sampai didapat

ketebalan yang diinginkan. Matriks kering kemudian dicetak berukuran

diameter 1cm dan disimpan pada wadah bersilica gel

3.3.5. Uji Sterilitas

Nutrient Agar (Oxoid) sebanyak 21 g ditambah 750 mL akuades diaduk

homogen dengan batang pengaduk. Media dipanaskan dengan hotplate

magnetic stirrer sampai tercampur homogen. Media dituang ke dalam tabung

reaksi masing-masing sebanyak 15 mL, kemudian seluruh media dalam tabung

reaksi disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit dengan tekanan 1 kgf/cm2

dan suhu 121oC. Media yang telah steril dituang ke cawan petri bertutup dan

dibiarkan memadat. Tiap formula hydrocolloid matrix berukuran 1 cm ditaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

33

pada media yang sudah memadat sebanyak 3 replikasi, lalu diinkubasi terbalik

dalam LAF selama 24 jam.

3.3.6. Uji Penampilan Fisik (Organoleptis)

Uji penampilan fisik atau organoleptis dilakukan dengan mengamati

dan meneliti warna, kejernihan dan kehalusan hydrocolloid matrix yang telah

dibuat (Shirsand et al., 2012).

3.3.7. Uji pH Larutan Sediaan

Setiap formula hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm direndam dalam

20ml akuades pada suhu 36,5 oC - 37,5 oC selama 24 jam. pH larutan

selanjutnya diukur dengan pH meter. Hasil pH yang diharapkan masuk pada

skala pH kulit manusia normal yaitu 4-7 (British Pharmacopoeia, 1993).

3.3.8. Uji Keseragaman Bobot Sediaan

Sebanyak 10 hydrocolloid matrix dari masing-masing formula satu

persatu ditimbang dan dihitung rata-rata bobot sediaan (British Pharmacopoeia,

1993).

3.3.9. Uji Ketebalan Sediaan

Ketebalan hydrocolloid matrix diukur pada 5 titik berbeda (pada

keempat sudut dan bagian tengah) dengan jangka sorong, kemudian dihitung

rata-rata ketebalan sediaan (El-gendy et al., 2009).

3.3.10. Uji Persentase Moisture Content

Setiap hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm dikondisikan dalam

sebuah desikator berisi silika selama 24 jam. Setelah itu masing-masing

hydrocolloid matrix ditimbang untuk didapatkan bobot matriks tetap.

3.3.11. Uji Persentase Moisture Absorption

Setiap hydrocolloid matrix berdiameter 1 cm yang sudah diuji moisture

content diletakkan dalam climatic chamber dengan 80-90 RH dan bersuhu 28

oC selama 24 jam. Setelah itu masing-masing hydrocolloid matrix ditimbang

untuk didapatkan bobot matriks setelah penyerapan.

3.3.12. Uji Ketahanan Pelipatan (Folding Endurance)

Uji ketahanan pelipatan diukur secara manual efisiensi dari plasticizer

dan kekuatan dari hydrocolloid matrix yang dibuat. Ketahanan pelipatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

34

ditentukan dengan melipat sediaan matrix secara berulang pada posisi yang

sama hingga rusak. Jumlah pelipatan matrix yang dapat dilakukan tanpa

merusak matrix merupakan nilai dari ketahanan pelipatan (Shirsand et al.,

2012).

3.3.13. Uji Keseragaman Kandungan Obat dalam Sediaan

Sebanyak 5 hydrocolloid matrix dari masing-masing formula

digunakan dalam uji ini. Masing-masing matrix dilarutkan dalam 15 mL

Metanol dan 35 mL PBS pH 6,4, kemudian diukur serapannya pada panjang

gelombang maksimal menggunakan spektrofotometer UV. Prosedur pengujian

merupakan modifikasi dari penelitian Shirsand et al., (2012).

3.3.14. Pembuatan Kurva Baku Ibuprofen

Seri standar ibuprofen dibuat pada rentang konsentrasi 0,2 µg/ml – 20

µg/ml, dengan mengambil 0,1; 0,2; 0.3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8 0,9; 1; 2; 3; 4; 5;

6; 7; 8; 9 ml dari larutan intermediet ibuprofen (konsentrasi 20 µg/ml)

diencerkan ke dalam labu takar 10 ml. Pelarut yang digunakan yaitu metanol

p.a dan PBS pH 6,4. Panjang gelombang maksimum ditentukan diawal

menggunakan seri konsentrasi 20µg/ml, dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis double beam pada rentang 200-400nm. Pengukuran

seri dilakukan pada panjang gelombang maksimum yang sudah ditentukan.

3.3.15. Uji Pelepasan Obat Secara In-Vitro

Prosedur pengujian pelepasan obat secara in-vitro merupakan

modifikasi dari prosedur pada penelitian Pudyastuti, et al. (2014). Setiap

formula hydrocolloid matrix diuji menggunakan franz diffusion cell pada suhu

37 ± 1oC dengan medium PBS pH 6,4 memenuhi chamber uji. Membran

milipore 3 µm yang digunakan harus jenuh (di rendam dalam medium selama

1 jam). Larutan aseptor disampling sebanyak 3 ml pada tiap 15, 30, 45, 60, 90,

120, 180, 240, 300, dan 360 menit. Sampling larutan dibaca dengan

spektrofotometer UV-Vis.

3.3.16. Uji Iritabilitas Sediaan

Uji iritabilitas sediaan dilakukan dengan menggunakan 3 kelinci albino

dengan bobot 1,8–2,2 kg. Larutan etil asetat digunakan sebagai standar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

35

pengiritasi, basis hydrocolloid matrix yang tidak mengandung ibuprofen diuji

kemampuan iritabilitasnya pada kulit. Larutan formalin etil asetat diaplikasikan

pada permukaan dorsal kiri pada kelinci, dan matrix yang akan diuji diletakkan

di permukaan kanan dorsal. Matrix dilepas setelah 4 jam pengaplikasian.

Setelah matrix dilepaskan kondisi kulit diamati munculnya eritema/edema

selama 72 jam (Shirsand et al., 2012).

3.3.17. Uji Stabilitas Hydrocolloid Matrix

Semua hydrocolloid matrix diletakkan dalam oven dengan 2 suhu yang

berbeda yaitu 37°C dan 45°C. Matrix diobservasi dalam suhu tersebut selama 4

minggu. Dilakukan analisis fisik (keseragaman bobot, organoleptis, pH sediaan,

folding endurance, ketebalan sediaan, dan persentase moisture content serta

persentase moisture absorption) juga analisis kandungan obat matrix setiap

minggunya. (Amjad et al., 2012).

3.3.18. Uji Aktivitas Hydrocolloid Matrix

Sebanyak enam tikus putih galur Wistar jantan umur 2-3 bulan dengan

berat 150-180g dipilih sebagai hewan uji, kemudian dipisahkan menjadi dua

kelompok. 3 tikus kelompok pertama (kelompok diabetes) memiliki kadar gula

darah >250 mg/dL yang didapatkan dengan cara menginjeksikan aloksan secara

intraperitonial pada dosis 120 mg/kgBB, 3 tikus kelompok kedua tidak

dikondisikan diabetes sehingga digunakan sebagai kontrol. Semua hewan uji

dihilangkan rambut punggungnya dengan mengoleskan krim Veet®, kemudian

didiamkan 5 menit. Krim tersebut lalu dibilas dengan kapas yang dibasahi air

hingga bersih. Tikus dibiarkan selama 48 jam sebelum diberi luka eksisi.

Selanjutnya, tikus dianestesi dengan menyuntikkan ketamin 0,5 mL/kgBB

secara intramuscular pada bagian paha. Setelah 30 menit, punggung tikus

dibasahi dengan etanol 70%, dan dilukai secara eksisi sebanyak 5 luka (Gambar

4) dengan biopsy punch berdiameter 5 mm (hari ke-0). Hydrocolloid matrix

ibuprofen berdiameter 1 cm dilekatkan pada luka eksisi, kemudian setiap 24

jam hydrocolloid matrix selalu diganti baru sampai luka menutup. Setiap

penggantian matrix, luka dibersihkan dengan alkohol dan diberikan NaCl,

kemudian dideterminasi dan area luka dihitung. Setelah luka sembuh, tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

36

dieutanasia dengan formalin dosis letal 100mg/kgBB, kemudian kulit punggung

tiap luka diambil dengan ukuran 2x2 cm dan disimpan dalam pot berisi formalin

10%.

Gambar 4. Skema gambar penempatan luka eksisi

Tabel 4. Keterangan penomoran luka eksisi

Keterangan Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

A Kontrol Formula optimum

matrix HPMC

Formula optimum

matrix PVP

B Basis matrix PVP Kontrol Formula optimum

matrix HPMC

C Basis matrix

HPMC Basis matrix PVP Kontrol

D Formula optimum

matrix PVP

Basis matrix

HPMC Basis matrix PVP

E Formula optimum

matrix HPMC

Formula optimum

matrix PVP

Basis matrix

HPMC

3.3.19. Uji Histopatologi – pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE)

a. Trimming. Pemotongan tipis jaringan dengan skalpel.

b. Dehidrasi. Dilakukan untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam

jaringan dengan menggunakan reagen pembersih, lalu dilakukan

impregnasi (penetrasi parafin ke dalam jaringan).

c. Embedding dan cutting. Jaringan yang sudah didehidrasi diletakkan di atas

sebuah balok kayu (embedding) sebagai alas pemotongan jaringan dengan

pisau mikrotom (cutting).

C

B

A D

E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

37

d. Staining. Rangkaian pewarnaannya adalah sebagai berikut: xylol I (5

menit); xylol II (5 menit); xylol III (5 menit); alkohol absolut I (5 menit);

alkohol absolut II (5 menit); akuades (1 menit); Harris Hematoxylin (20

menit); akuades (1 menit); acid alkohol (2-3 celupan); akuades (1 menit);

akuades (15 menit); eosin (2 menit); alkohol 96% I (3 menit); alkohol 96%

II (3 menit); alkohol absolut III (3 menit); alkohol absolut IV (3 menit);

xylol IV (5 menit); dan xylol V (5 menit).

e. Mounting. Menutup kaca objek dengan kaca penutup.

f. Pembacaan slide dengan mikroskop. Pengamatan histopatologi dilakukan

dengan menggunakan mikroskop cahaya (Olympus tipe BH-2, Olympus

Corp., Jepang).

3.6 Tata Cara Analisis Hasil

a. Persentase kandungan kelembaban (moisture content) :

% 𝑚𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡 = bobot awal − bobot akhir

bobot akhir x 100%

b. Persentase penyerapan kelembaban (moisture absorption):

% 𝑚𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 = bobot akhir − bobot awal

bobot awal x 100%

c. Pengukuran kecepatan penyembuhan luka pada tikus dihitung dengan

persamaan:

Wound closure (%) = area luka pada hari ke − 0 − area luka pada hari ke − n

area luka pada hari ke − 0 x100%

d. Nilai dissolution efficiency (DE) pada uji pelepasan obat dihitung

dengan persamaan :

𝐷𝐸 = 𝐴𝑈𝐶

𝑦100 𝑥 (𝑡2 − 𝑡1) 𝑥 100

perhitungan AUC menggunakan rumus trapezium disetiap titik kurva.

e. Data hasil tiap uji pengukuran diuji statistik menggunakan software R

for statistic ver. 3.2.3 dengan penggunaan uji tertentu, yaitu:

e.1. Uji T-Berpasangan dilakukan pada taraf kepercayaan 95%, untuk

membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukannya uji

stabilitas. Uji normalitas data diakukan dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

38

Pearson test, sedangkan uji homogenitas data tidak dilakukan

karena data hanya 1 variasi.

e.2. Uji T-Independen dilakukan pada taraf kepercayaan 95%, untuk

membandingkan data uji aktivitas sediaan. Uji normalitas data

diakukan dengan menggunakan Pearson test, sedangkan uji

homogenitas dengan var.test.

e.3. Uji ANAVA dan Post Hoc test dilakukan pada taraf kepercayaan

95% untuk membandingkan ada / tidaknya perbedaan pada tiap

data beberapa uji (Uji keseragaman bobot, moisture content,

tenslie strength, keseragaman kandungan, dan uji pelepasan

obat). Uji normalitas data diakukan dengan menggunakan

Pearson test, kemudian dilakukan pengujian homogenitas

variansi data menggunakan Levene’s test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

39

Lampiran 2. Ethical clearance tikus penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

40

Lampiran 3. Ethical clearance kelinci penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

41

Lampiran 4. Certificate of Analysis working standart ibuprofen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

44

Lampiran 5. Certificate of Analysis ibuprofen farmasetis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

47

Lampiran 6. Certificate of Analysis PVP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

50

Lampiran 7. Data hasil pembuatan formula hydrocolloid matrix ibuprofen

Pengeringan optimal pada suhu 45 oC selama 2-3 hari, ditandai dengan

matriks yang sudah mengering sempurna (dapat dilepas dari wadah pengeringan).

Data optimasi bobot sediaan kering

Wadah + isi

(g) Wadah (g) Isi (g) �̅� Ketebalan

R1 36,4822 34,6581 1,8241

1,7197 g

0,35

R2 39,2872 37,4785 1,8087 0,35

R3 45,9830 44,2183 1,7197 0,35

Perhitungan jumlah zat aktif

5

100 x bobot kering tetap

5

100 x 1,7841 g = 0,0892 g 0,09 g

jumlah pelarut etanol yang dibutuhkan :

0,09 g

1,25 g x 100 ml = 7,14 ml

Formula optimal dalam 25 g :

Basis 1 Basis 2 Basis 3 PVP 1 PVP 2 PVP 3

Ibuprofen - - - 0,09 g 0,09 g 0,09 g

PVP 0,375 g 0,5 g 0,625 g 0,375 g 0,5 g 0,625 g

HPMC 1,125 g 1,125 g 1,125 g 1,125 g 1,125 g 1,125 g

Propilen

glikol

2,6 g 2,6 g 2,6 g 2,6 g 2,6 g 2,6 g

Etanol :

akuades

6,84 ml :

6,84 ml

6,84 ml :

6,84 ml

6,84 ml :

6,84 ml

6,84 ml :

6,84 ml

6,84 ml :

6,84 ml

6,84 ml :

6,84 ml

Etanol 7,14 ml 7,14 ml 7,14 ml 7,14 ml 7,14 ml 7,14 ml

Perhitungan dosis ibuprofen tiap sediaan

Luas lingkaran wadah cawan petri :

d = 9,5 cm

𝑙 = 22

7 𝑥 (

9,5

2)

2

= 70,911 𝑐𝑚2

Luas lingkaran sediaan :

d = 1 cm

𝑙 = 22

7 𝑥 (

1

2)

2

= 0,786 𝑐𝑚2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

51

Dosis ibuprofen PVP 1 :

Ibuprofen yang ditambahkan (untuk 3 petri) : 197 mg

Ibuprofen dalam 1 petri = 197

3= 65,7 mg

Dosis PVP 1 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢𝑝𝑟𝑜𝑓𝑒𝑛

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

= 65,7 mg

70,911 cm2 x 0,786 = 0,7276 mg = 727,61 µg

Dosis ibuprofen PVP 2 :

Ibuprofen yang ditambahkan (untuk 3 petri) : 201 mg

Ibuprofen dalam 1 petri = 201

3= 67,0 mg

Dosis PVP 1 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢𝑝𝑟𝑜𝑓𝑒𝑛

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

= 67,0 mg

70,911 cm2 x 0,786 = 0,7424 mg = 722,38 µg

Dosis ibuprofen PVP 3 :

Ibuprofen yang ditambahkan (untuk 3 petri) : 201 mg

Ibuprofen dalam 1 petri = 201

3= 67,0 mg

Dosis PVP 1 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢𝑝𝑟𝑜𝑓𝑒𝑛

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

= 67,0 mg

70,911 cm2 x 0,786 = 0,7424 mg = 722,38 µg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

52

Lampiran 8. Data hasil uji sterilitas

Data hasil uji sterilitas tiap sediaan basis dan formula

Keterangan gambar : a = Basis hydrocolloid matrix c = Formula PVP 2

b = Formula PVP 1 d = Formula PVP 3

Basis 1

Basis 2

Basis 3

PVP 1 R1

PVP 1 R2

PVP 1 R3

PVP 2 R1

PVP 2 R2

PVP 3 R3

PVP 3 R1

PVP 3 R2

PVP 3 R3

(a) (b)

(c) (d)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

53

Lampiran 9. Data hasil uji sifat fisik sediaan

a. Data hasil uji organoleptis

Data hasil uji organoleptis tiap sediaan dicantumkan pada tabel dibawah

Basis 1 Basis 2 Basis 3 PVP 1 PVP2 PVP 3

Warna Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih

Kehalusan Halus Halus Kasar Halus Halus Kasar

Keterangan

lain

Sedikit

lengket

Sedikit

lengket Lengket

Sedikit

lengket

Sedikit

lengket Lengket

b. Data hasil uji keseragaman bobot sediaan

Hasil penimbangan bobot tiap sediaan :

Basis 1

(g)

Basis 2

(g)

Basis 3

(g)

PVP 1

(g)

PVP 2

(g)

PVP3

(g)

1 0,0247 0,0170 0,0216 0,0171 0,0172 0,0308

2 0,0280 0,0169 0,0231 0,0176 0,0171 0,0275

3 0,0288 0,0184 0,0246 0,0144 0,0160 0,0278

4 0,0233 0,0163 0,0256 0,0160 0,0162 0,0313

5 0,0281 0,0180 0,0248 0,0172 0,0163 0,0321

6 0,0264 0,0184 0,0214 0,0165 0,0177 0,0296

7 0,0277 0,0173 0,0245 0,0157 0,0163 0,0252

8 0,0287 0,0184 0,0242 0,0163 0,0166 0,0325

9 0,0294 0,0166 0,0273 0,0149 0,0151 0,0259

10 0,0235 0,0173 0,0257 0,0170 0,0171 0,0271

�̅� 0,0269 0,0175 0,0243 0,0163 0,0166 0,0290

SD 0,0023 0,0008 0,0018 0,0010 0,0007 0,0026

CV 8,415% 4,519% 7,542% 6,375% 4,503% 9,064%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

54

c. Data hasil uji ketebalan sediaan

Hasil pengukuran ketebalan sediaan pada 5 titik berbeda

Basis 1

(mm)

Basis 2

(mm)

Basis 3

(mm)

PVP 1

(mm)

PVP 2

(mm)

PVP 3

(mm)

1 0,15 0,25 0,20 0,15 0,25 0,25

2 0,20 0,20 0,30 0,10 0,25 0,20

3 0,15 0,20 0,25 0,20 0,20 0,20

4 0,20 0,25 0,25 0,20 0,10 0,25

5 0,10 0,15 0,20 0,20 0,20 0,23

𝒙 0,16 0,21 0,24 0,17 0,20 0,23

SD 0,0418 0,0418 0,0418 0,0447 0,0612 0,0251

CV 26,15% 19,92% 17,43% 26,31% 30,62% 11,11%

d. Data hasil uji moisture content (%MC)

Hasil penimbangan bobot basis yang diuji moisture content

Formula Bobot

awal

Bobot

Akhir

%

Moisture

content

�̅� %

Moisture

content

SD CV

Basis

1

R1 0,0205 0,0245 16,3265%

5,31% 0,064 120,12%

R2 0,0346 0,0354 2,2599%

R3 0,0304 0,0308 1,2987%

R4 0,0228 0,0231 1,2987%

R5 0,0176 0,0186 5,3763%

Basis

2

R1 0,0285 0,0290 1,7241%

3,13% 0,015 47,52%

R2 0,0193 0,0204 5,3922%

R3 0,0154 0,0158 2,5316%

R4 0,0135 0,0138 2,1739%

R5 0,0126 0,0131 3,8168%

Basis

3

R1 0,0116 0,0119 2,5210%

4,27% 0,017 40,58%

R2 0,0087 0,0091 4,3956%

R3 0,0220 0,0227 3,0837%

R4 0,0199 0,0214 7,0093%

R5 0,0155 0,0162 4,3210%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

55

Hasil penimbangan bobot formula PVP yang diuji moisture content

Formula Bobot

awal

Bobot

Akhir

%

Moisture

content

�̅� %

Moisture

content

SD CV

PVP

1

R1 0,0095 0,0097 2,0619%

4,90% 0,023 46,35%

R2 0,0085 0,0090 5,5556%

R3 0,0091 0,0099 8,0808%

R4 0,0072 0,0076 5,2632%

R5 0,0082 0,0085 3,5294%

PVP

2

R1 0,0107 0,0111 3,6036%

5,90% 0,043 73,47%

R2 0,0050 0,0057 12,2807%

R3 0,0145 0,0158 8,2278%

R4 0,0270 0,0274 1,4599%

R5 0,0172 0,0179 3,9106%

PVP

3

R1 0,0103 0,0110 6,3636%

5,22% 0,013 24,13%

R2 0,0126 0,0131 3,8168%

R3 0,0163 0,0171 4,6784%

R4 0,0111 0,0119 6,7227%

R5 0,0106 0,0111 4,5045%

e. Data hasil uji persentase moisture absorption (% MA)

Hasil penimbangan bobot basis yang diuji moisture absorption

Formula Bobot

awal

Bobot

Akhir

%

Moisture

absorption

�̅� %

Moisture

absorption

SD CV

Basis

1

R1 0,0245 0,0268 9,3878%

7,87% 0,010 12,38%

R2 0,0354 0,0379 7,0621%

R3 0,0308 0,0333 8,1169%

R4 0,0231 0,0249 7,7922%

R5 0,0186 0,0199 6,9892%

Basis

2

R1 0,0290 0,0314 8,2759%

10,26% 0,026 25,62%

R2 0,0204 0,0224 9,8039%

R3 0,0158 0,0175 10,7595%

R4 0,0138 0,0149 7,9710%

R5 0,0131 0,0150 14,5038%

Basis

3

R1 0,0119 0,0132 10,9244%

11,96% 0,042 34,74%

R2 0,0091 0,0100 9,8901%

R3 0,0227 0,0243 7,0485%

R4 0,0214 0,0244 14,0187%

R5 0,0162 0,0191 17,9012%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

56

Hasil penimbangan bobot formula PVP yang diuji moisture absorption

Formula Bobot

awal

Bobot

Akhir

%

Moisture

absorption

�̅� %

Moisture

absorption

SD CV

PVP

1

R1 0,0097 0,0103 6,1856%

4,84% 0,026 53,70%

R2 0,0090 0,0092 2,2222%

R3 0,0099 0,0101 2,0202%

R4 0,0076 0,0082 7,8947%

R5 0,0085 0,0090 5,8824%

PVP

2

R1 0,0111 0,0128 15,3153%

6,30% 0,053 83,58%

R2 0,0057 0,0060 5,2632%

R3 0,0158 0,0165 4,4304%

R4 0,0274 0,0278 1,4599%

R5 0,0179 0,0188 5,0279%

PVP

3

R1 0,0110 0,0113 2,7273%

4,27% 0,021 49,90%

R2 0,0131 0,0140 6,8702%

R3 0,0171 0,0176 2,9240%

R4 0,0119 0,0122 2,5210%

R5 0,0111 0,0118 6,3063%

f. Data hasil uji ketahan pelipatan (folding endurance)

Hasil jumlah pelipatan pada setiap hydrocolloid matrix

Basis 1 Basis 2 Basis 3 PVP 1 PVP 2 PVP 3

Jumlah

pelipatan 23 37 24 78 159 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

57

Lampiran 10. Data hasil uji sifat kimia sediaan

a. Data hasil pH uji larutan sediaan

Data hasil uji pH larutan sediaan dicantumkan pada tabel dibawah

Kontrol Basis 1 Basis 2 Basis 3 PVP 1 PVP 2 PVP 3

pH larutan 6,85 6,89 6,90 6,81 6,96 6,92 6,74

b. Data hasil uji keseragaman kandungan obat

Formula PVP 1

Dosis ibuprofen PVP 1 = 727,61µg

Replikasi Abs Konsentrasi

(ppm)

Kandungan

obat (µg)

%

Recovery

1 0,721 17,978 898,886 123,540

2 0,633 15,800 789,975 108,571

3 0,690 17,210 860,520 118,267

4 0,671 16,740 837,005 115,035

5 0,646 16,121 806,064 110,782

𝒙 16,770 838,490 115,239

SD 43,4175

CV (%) 5,17806

Formula PVP 2

Dosis ibuprofen PVP 1 = 742,38µg

Replikasi Abs Konsentrasi

(ppm)

Kandungan

obat (µg)

%

Recovery

1 0,677 16,889 844,431 113,746

2 0,620 15,478 773,886 104,244

3 0,703 17,532 876,609 118,081

4 0,643 16,047 802,351 108,078

5 0,651 16,245 812,252 109,412

𝒙 16.438 821.906 110.712

SD 39.6272

CV 4.82137

Formula PVP 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

58

Dosis ibuprofen PVP 1 = 742,38µg

Replikasi Abs Konsentrasi

(ppm)

Kandungan

obat (µg)

%

Recovery

1 0,742 18,498 924,876 124,583

2 0,422 21,153 1057,673 142,471

3 0,733 18,275 913,738 123,082

4 0,412 20,658 1032,921 139,136

5 0,710 17,705 885,272 119,248

𝒙 19,258 962,896 129,704

SD 77,0936

CV 8,00643

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

59

Lampiran 11. Data hasil validasi metode analisis ibuprofen

a. Kurva baku kalibrasi ibuprofen

Seri Konsentrasi

(ppm)

Abs

1 2 3

1 0,200 0,004 0,002 0,002 0,003

2 0,400 0,009 0,008 0,010 0,009

3 0,600 0,018 0,015 0,016 0,016

4 0,800 0,021 0,018 0,023 0,021

5 1,000 0,032 0,026 0,027 0,028

6 1,200 0,038 0,038 0,040 0,039

7 1,400 0,049 0,051 0,051 0,050

8 1,600 0,054 0,055 0,057 0,055

9 1,800 0,070 0,069 0,069 0,069

10 2,000 0,075 0,075 0,078 0,076

11 4,000 0,166 0,163 0,163 0,164

12 6,000 0,250 0,243 0,241 0,245

13 8,000 0,328 0,316 0,321 0,322

14 10,000 0,408 0,400 0,400 0,403

15 12,000 0,508 0,490 0,487 0,495

16 14,000 0,574 0,563 0,549 0,562

17 16,000 0,647 0,648 0,635 0,643

18 18,000 0,725 0,717 0,719 0,720

19 20,000 0,791 0,793 0,768 0,784

�̅� Abs

y = 0,0404x - 0,0053

R² = 0,9993

-0.150

0.050

0.250

0.450

0.650

0.850

0.000 5.000 10.000 15.000 20.000

Abso

rban

si

Konsentrasi (ppm)

Kurva Absorbansi vs Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

60

b. Parameter linearitas dan Sensitivitas Metode

Parameter Hasil

λ max (nm) 224 nm

Rentang linearitas (µg/ml) 0,2-2,0

Persamaan kurva y = 0,0404x - 0,0053

Slope 0,0053

Intercept 0,0404

Correlation coefficient (R2) 0,9993

LOD (µg/ml) 0,1875

LOQ (µg/ml) 0,5683

c. Parameter akurasi metode

PVP 1 PVP 2 PVP 3

Q (µg) %Rec. Q (µg) %Rec. Q (µg) %Rec.

1 819,678 112,654 733,045 98,742 845,668 113,913

2 789,975 108,571 747,896 100,743 837,005 112,746

3 746,658 102,618 775,124 104,411 848,144 114,247

4 747,896 102,788 700,866 94,408 763,985 102,910

5 788,738 108,401 747,896 100,743 843,193 113,580

6 778,589 107,006 740,965 99,809 827,599 111,479

𝒙 819,678 112,654 733,045 98,742 845,668 113,913

SD 4,28 3,65 4,82

d. Parameter presisi metode dengan Spike

Intraday

Replikasi �̅� % Recovery (%)

2 ppm 4 ppm 6 ppm

1 106,44 102,10 103,96

2 111,39 107,67 106,44

3 105,20 107,67 106,85

�̅� 107,673 105,817 105,748

SD 3,274 3,215 1,562

CV (%) 3,041 3,039 1,477

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

61

Interday

Hari �̅� % Recovery (%)

2 ppm 4 ppm 6 ppm

1 104,373 97,566 98,872

2 108,498 104,992 100,935

3 109,323 105,611 105,061

�̅� 107,398 102,723 101,623

SD 2,65 4,48 3,15

CV (%) 2,469 4,358 3,101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

62

Lampiran 12. Data hasil uji pelepasan obat secara in-vitro

a. Data persen pelepasan obat pada tiap waktu

Men

it

% Release PVP 1

Men

it

% Release PVP 2

1 2 3 𝒙 1 2 3 𝒙

15 24,74 2,82 22,17 16,58 15 24,06 28,17 22,30 24,85

30 43,99 28,49 46,71 39,73 30 58,74 57,89 44,51 53,71

45 54,67 53,16 65,39 57,74 45 83,84 85,28 53,88 74,33

60 58,45 77,84 87,93 74,74 60 97,53 98,80 56,88 84,40

90 60,34 105,71 120,90 95,65 90 108,62 109,59 61,48 93,23

120 64,82 114,78 129,50 103,03 120 111,82 121,10 65,47 99,46

180 62,96 117,96 132,27 104,39 180 120,36 121,70 63,00 101,69

240 67,10 125,16 136,08 109,45 240 123,49 123,02 64,41 103,64

300 75,75 133,08 139,70 116,18 300 124,49 129,34 70,32 108,05

360 74,72 134,09 144,90 117,91 360 126,26 129,38 69,86 108,50

%

DE 61,94 105,36 116,97 94,76

%

DE 107,48 110,12 60,20 92,60

SD 29,01 SD 28,09

Men

it

% Release PVP 3

1 2 3 𝒙

15 26,52 2,99 8,62 12,71

30 48,59 39,88 28,09 38,85

45 64,69 70,52 56,53 63,92

60 70,75 87,06 83,29 80,37

90 76,73 103,27 98,08 92,69

120 81,64 111,43 113,21 102,09

180 83,85 119,35 121,44 108,21

240 86,57 119,49 127,90 111,32

300 92,33 125,05 134,13 117,17

360 92,97 125,64 133,01 117,21

%

DE 77,83 103,76 106,23 95,94

SD 15,73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

63

Lampiran 13. Data hasil uji iritabilitas sediaan

a. Data skor penilaian iritasi dermal akut

Jam

ke- Kelinci

Skor Eritema

Etil

asetat Kassa+hypafix Basis 1 Basis 2 Basis 3

1

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

24

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

48

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

72

1 2 0 0 0 0

2 2 0 0 0 0

3 2 0 0 0 0

Jam

ke- Kelinci

Skor Udem

Etil

asetat Kassa+hypafix Basis 1 Basis 2 Basis 3

1

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

24

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

48

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

72

1 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

64

b. Data uji iritasi dermal akut Basis 1

Kelinci 24 jam 48 jam 72 jam

Eritema Udem Eritema Udem Eritema Udem

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0 0

Ideks Iritasi primer 0,0

Kesimpulan Tidak mengiritasi (Negatif)

c. Data uji iritasi dermal akut Basis 2

Kelinci 24 jam 48 jam 72 jam

Eritema Udem Eritema Udem Eritema Udem

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0 0

Ideks Iritasi primer 0,0

Kesimpulan Tidak mengiritasi (Negatif)

d. Data uji iritasi dermal akut Basis 3

Kelinci 24 jam 48 jam 72 jam

Eritema Udem Eritema Udem Eritema Udem

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0 0

Ideks Iritasi primer 0,0

Kesimpulan Tidak mengiritasi (Negatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

65

Lampiran 14. Data hasil uji stabilitas sediaan

PVP 1 Suhu 37OC

a. Uji organoleptis

b. Uji keseragaman bobot

Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0167 0,0098 0,0082 0,0090

2 0,0164 0,0141 0,0111 0,0062

3 0,0155 0,0180 0,0072 0,0106

4 0,0164 0,0135 0,0115 0,0106

5 0,0119 0,0084 0,0096 0,0099

6 0,0170 0,0133 0,0091 0,0106

7 0,0134 0,0135 0,0120 0,0091

8 0,0121 0,0159 0,0065 0,0098

9 0,0125 0,0151 0,0121 0,0076

10 0,0141 0,0159 0,0061 0,0110

𝒙 0,0146 0,0138 0,0093 0,0094

SD 0,0020 0,0029 0,0023 0,0015

CV 13,906% 20,827% 24,473% 16,183%

c. Uji ketebalan

Minggu 1 (mm) Minggu 2 (mm) Minggu 3 (mm) Minggu 4 (mm)

1 0,15 0,10 0,15 0,15

2 0,20 0,20 0,20 0,10

3 0,20 0,20 0,20 0,15

4 0,15 0,15 0,15 0,15

5 0,20 0,20 0,15 0,20

𝒙 0,18 0,17 0,17 0,15

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH larutan 7,10 7,20 6,90 7,10

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

Keterangan

lain Kering Kering Kering Kering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

66

e. Uji ketahanan pelipatan (folding endurance)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah pelipatan 83 78 30 27

f. Uji persentase moisture content

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 1,1834% 2,9703% 5,7471% 4,2553%

2 3,5294% 2,7586% 3,4783% 6,0606%

3 3,7267% 1,0989% 4,0000% 5,3571%

4 1,7964% 3,5714% 1,7094% 3,6364%

5 1,6529% 3,4483% 4,0000% 2,9412%

𝒙 2,38% 2,77% 3,79% 4,45%

SD 0,012 0,010 0,014 0,013

g. Uji persentase moisture absorption

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 2,3669% 3,9604% 3,4483% 2,1277%

2 2,9412% 4,8276% 3,4783% 1,5152%

3 4,3478% 1,6484% 1,3333% 1,7857%

4 2,3952% 0,7143% 2,5641% 1,8182%

5 0,8264% 9,1954% 3,0000% 1,9608%

𝒙 2,58% 4,07% 2,76% 1,84%

SD 0,013 0,033 0,009 0,002

h. Uji keseragaman kandungan obat

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec.

1 502,85 69,11 872,90 119,97 1042,82 143,32 541,21 74,38

2 833,29 114,52 840,72 115,55 937,25 128,81 754,08 103,64

3 1513,12 207,96 954,58 131,19 875,37 120,31 298,64 41,04

4 424,88 58,39 1077,48 148,08 541,21 74,38 684,78 94,11

5 705,82 97,00 912,50 125,41 766,46 105,34 728,09 100,07

�̅� 795,99 109,40 931,63 128,04 832,62 114,43 601,36 82,65

SD 432,28 59,41 92,03 12,65 191,22 26,28 188,15 25,86

%

CV 54,3069 9,8784 22,9656 31,2874

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

67

PVP 2 Suhu 37OC

a. Uji organoleptis

b. Uji keseragaman bobot

Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0206 0,0133 0,0167 0,0198

2 0,0243 0,0122 0,0087 0,0196

3 0,0166 0,0201 0,0119 0,0123

4 0,0228 0,0161 0,0102 0,0129

5 0,0167 0,0182 0,0151 0,0092

6 0,0161 0,0195 0,0131 0,0105

7 0,0109 0,0164 0,0128 0,0097

8 0,0262 0,0190 0,0115 0,0106

9 0,0270 0,0106 0,0145 0,0102

10 0,0143 0,0196 0,0089 0,0112

𝒙 0,0196 0,0165 0,0123 0,0126

SD 0,0054 0,0034 0,0026 0,0039

CV 27,759% 20,644% 21,380% 30,978%

c. Uji ketebalan

Minggu 1 (mm) Minggu 2 (mm) Minggu 3 (mm) Minggu 4 (mm)

1 0,20 0,25 0,25 0,20

2 0,25 0,20 0,30 0,20

3 0,20 0,25 0,25 0,20

4 0,20 0,20 0,30 0,25

5 0,20 0,20 0,30 0,25

𝒙 0,21 0,22 0,28 0,22

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH larutan 6,80 7,20 7,00 7,10

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Kejernihan Jernih Jernih Berbintik Berbintik

Kehalusan Bergerigi Bergerigi Bergerigi Bergerigi

Keterangan

lain Kering Kering Kering Kering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

68

e. Uji ketahanan pelipatan (folding endurance)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah pelipatan 114 78 35 34

f. Uji persentase moisture content

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 7,2072% 5,0000% 3,4682% 4,8077%

2 3,1873% 4,6875% 4,3956% 2,9703%

3 5,1429% 2,4272% 4,0323% 3,9063%

4 2,5641% 1,8293% 5,5556% 3,7313%

5 2,3392% 1,6216% 3,8217% 8,9109%

𝒙 4,09% 3,11% 4,25% 4,87%

SD 0,021 0,016 0,008 0,024

g. Uji persentase moisture absorption

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 2,7027% 7,1429% 4,0462% 0,9615%

2 2,7888% 10,9375% 2,1978% 0,9901%

3 3,4286% 1,9417% 3,2258% 2,3438%

4 3,4188% 6,7073% 2,7778% 2,2388%

5 4,6784% 6,4865% 3,1847% 2,9703%

𝒙 3,40% 6,64% 3,09% 1,90%

SD 0,008 0,032 0,007 0,009

h. Uji keseragaman kandungan obat

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec.

1 1777,97 239,50 1235,89 166,48 849,75 114,46 919,93 123,92

2 609,28 82,07 1122,03 151,14 872,90 117,58 812,25 109,41

3 1743,32 234,83 1307,67 176,15 906,68 122,13 863,00 116,25

4 786,26 105,91 849,38 114,41 964,48 129,92 945,92 127,42

5 1755,69 236,50 1466,09 197,48 889,36 119,80 880,32 118,58

�̅� 1334,50 179,76 1196,21 161,13 896,63 120,78 884,28 119,11

SD 584,74 78,77 230,56 31,06 43,35 5,84 51,78 6,98

%

CV 43,8174 19,2739 4,8352 5,8560

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

69

PVP 3 Suhu 37OC

a. Uji organoleptis

b. Uji keseragaman bobot

Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0110 0,0163 0,0097 0,0199

2 0,0100 0,0139 0,0122 0,0134

3 0,0222 0,0115 0,0185 0,0092

4 0,0117 0,0198 0,0122 0,0075

5 0,0123 0,0133 0,0182 0,0126

6 0,0208 0,0201 0,0101 0,0084

7 0,0174 0,0198 0,0212 0,0098

8 0,0280 0,0188 0,0203 0,0079

9 0,0266 0,0220 0,0189 0,0111

10 0,0151 0,0132 0,0159 0,0095

𝒙 0,0175 0,0169 0,0157 0,0109

SD 0,0066 0,0037 0,0043 0,0037

CV 37,642% 21,810% 27,454% 33,829%

c. Uji ketebalan

Minggu 1 (mm) Minggu 2 (mm) Minggu 3 (mm) Minggu 4 (mm)

1 0,20 0,25 0,35 0,25

2 0,20 0,25 0,35 0,30

3 0,25 0,20 0,30 0,30

4 0,25 0,25 0,25 0,25

5 0,20 0,25 0,30 0,25

𝒙 0,22 0,24 0,31 0,27

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH larutan 6,70 7,40 7,00 7,10

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Kejernihan Berbintik Berbintik Berbintik Berbintik

Kehalusan Kasar Kasar Kasar Kasar

Keterangan

lain

Agak

lengket Kering Kering Kering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

70

e. Uji ketahanan pelipatan (folding endurance)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah pelipatan 90 31 24 26

f. Uji persentase moisture content

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 4,3478% 2,3952% 3,9604% 5,6872%

2 6,5421% 1,4184% 3,9370% 5,6338%

3 3,8961% 3,3613% 2,1164% 2,1277%

4 2,5000% 2,4631% 4,6875% 1,3158%

5 0,8065% 2,9197% 5,2083% 1,5625%

𝒙 3,62% 2,51% 3,98% 3,27%

SD 0,021 0,007 0,012 0,022

g. Uji persentase moisture absorption

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 1,7391% 0,5988% 1,9802% 1,8957%

2 2,8037% 3,5461% 3,1496% 0,7042%

3 3,8961% 11,7647% 2,1164% 2,1277%

4 5,8333% 5,4187% 2,3438% 1,3158%

5 1,6129% 0,7299% 0,5208% 2,3438%

𝒙 3,18% 4,41% 2,02% 1,68%

SD 0,017 0,046 0,010 0,007

h. Uji keseragaman kandungan obat

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec.

1 664,98 89,57 1354,70 182,48 1240,84 167,14 672,40 90,57

2 673,64 90,74 914,11 123,13 1020,54 137,47 807,30 108,75

3 624,13 84,07 1206,19 162,48 744,18 100,24 627,85 84,57

4 1047,77 141,14 1347,28 181,48 1082,43 145,80 419,93 56,56

5 532,55 71,74 782,55 105,41 1250,74 168,48 465,72 62,73

�̅� 708.61 95,45 1120,97 151,00 1067,75 143,83 598,64 80,64

SD 197.67 26,63 260,01 35,02 206,51 27,82 157,67 21,24

%

CV 27,8951 23,1955 19,3408 26,3383

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

71

PVP 1 Suhu 45OC

a. Uji organoleptis

b. Uji keseragaman bobot

Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0092 0,0141 0,0103 0,0076

2 0,0051 0,0153 0,0158 0,0057

3 0,0101 0,0113 0,0130 0,0086

4 0,0089 0,0146 0,0112 0,0047

5 0,0055 0,0128 0,0082 0,0066

6 0,0135 0,0168 0,0110 0,0056

7 0,0121 0,0097 0,0098 0,0065

8 0,0081 0,0068 0,0098 0,0064

9 0,0140 0,0116 0,0139 0,0093

10 0,0136 0,0080 0,0121 0,0079

𝒙 0,0100 0,0121 0,0115 0,0069

SD 0,0033 0,0032 0,0022 0,0014

CV 32,516% 26,797% 19,494% 20,870%

c. Uji ketebalan

Minggu 1

(mm)

Minggu 2

(mm)

Minggu 3

(mm)

Minggu 4

(mm)

1 0,10 0,15 0,15 0,15

2 0,10 0,10 0,15 0,15

3 0,20 0,10 0,15 0,15

4 0,15 0,15 0,20 0,15

5 0,15 0,15 0,10 0,15

𝒙 0,14 0,13 0,15 0,15

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH larutan 7,00 7,30 7,30 6,80

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Kejernihan Jernih Jernih Jernih Jernih

Kehalusan Halus Halus Halus Halus

Keterangan

lain Kering Kering

Kering

rapuh

Kering

rapuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

72

e. Uji ketahanan pelipatan (folding endurance)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah pelipatan 21 24 45 26

f. Uji persentase moisture content

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 2,2222% 2,0833% 2,8302% 1,2987%

2 4,0816% 4,9689% 1,2500% 5,0000%

3 1,9417% 5,8333% 5,7971% 5,4945%

4 10,1010% 3,3113% 8,1967% 4,0816%

5 1,7857% 4,4776% 6,8182% 7,0423%

𝒙 4,03% 4,13% 4,98% 4,58%

SD 0,035 0,015 0,029 0,021

g. Uji persentase moisture absorption

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 5,5556% 0,6944% 3,7736% 3,8961%

2 2,0408% 1,2422% 5,0000% 3,3333%

3 3,8835% 4,1667% 2,1739% 1,0989%

4 2,0202% 3,3113% 2,4590% 4,0816%

5 5,3571% 5,2239% 2,2727% 2,8169%

𝒙 3,77% 2,93% 3,14% 3,05%

SD 0,017 0,019 0,012 0,012

h. Uji keseragaman kandungan obat

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec.

1 639,36 87,87 632,80 86,97 859,28 118,10 181,06 24,88

2 619,55 85,15 772,65 106,19 1032,92 141,96 125,37 17,23

3 682,30 93,77 932,30 128,13 983,42 135,16 340,72 46,83

4 944,68 129,83 1230,94 169,18 820,92 112,82 374,13 51,42

5 500,74 68,82 613,00 84,25 762,75 104,83 204,58 28,12

�̅� 677,33 93,09 836,34 114,94 891,86 122,57 245,17 33,70

SD 163,91 22,53 255,09 35,06 112,97 15,53 107,09 14,72

%

CV 24,1992 30,5011 12,6664 43,6778

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

73

PVP 2 Suhu 45OC

a. Uji organoleptis

b. Uji keseragaman bobot

Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0109 0,0113 0,0208 0,0172

2 0,0104 0,0101 0,0175 0,0115

3 0,0199 0,0100 0,0120 0,0112

4 0,0150 0,0161 0,0182 0,0156

5 0,0099 0,0194 0,0089 0,0149

6 0,0084 0,0058 0,0116 0,0130

7 0,0105 0,0050 0,0173 0,0115

8 0,0123 0,0060 0,0073 0,0107

9 0,0058 0,0086 0,0154 0,0128

10 0,0121 0,0152 0,0185 0,0178

𝒙 0,0115 0,0108 0,0148 0,0136

SD 0,0038 0,0048 0,0045 0,0026

CV 33,122% 44,858% 30,677% 19,001%

c. Uji ketebalan

Minggu 1 (mm) Minggu 2 (mm) Minggu 3 (mm) Minggu 4 (mm)

1 0,15 0,25 0,20 0,20

2 0,20 0,25 0,15 0,25

3 0,20 0,25 0,10 0,25

4 0,20 0,25 0,25 0,30

5 0,15 0,25 0,15 0,25

𝒙 0,18 0,25 0,17 0,25

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH larutan 7,10 7,10 7,30 7,00

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Kejernihan Berbintik Berbintik Berbintik Berbintik

Kehalusan Kasar Kasar Kasar Kasar

Keterangan

lain Kering Kering

Kering

rapuh

Kering

rapuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

74

e. Uji ketahanan pelipatan (folding endurance)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah pelipatan 59 36 78 47

f. Uji persentase moisture content

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 1,8692% 7,3770% 5,8824% 4,8780%

2 0,9524% 8,1818% 6,9149% 5,5046%

3 7,0093% 7,4074% 4,0000% 7,6923%

4 5,0633% 6,9364% 5,2083% 3,3113%

5 5,7143% 7,1770% 5,3191% 2,7586%

𝒙 4,12% 7,42% 5,46% 4,83%

SD 0,026 0,005 0,011 0,020

g. Uji persentase moisture absorption

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 4,6729% 3,2787% 1,3575% 3,0488%

2 1,9048% 3,6364% 3,7234% 2,7523%

3 2,8037% 4,6296% 11,2000% 1,9231%

4 5,0633% 0,5780% 1,5625% 3,9735%

5 4,7619% 3,8278% 6,3830% 7,5862%

𝒙 3,84% 3,19% 4,85% 3,86%

SD 0,014 0,015 0,041 0,022

h. Uji keseragaman kandungan obat

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec.

1 641,46 86,41 431,06 58,07 506,56 68,23 573,39 77,24

2 818,44 110,25 235,52 31,72 1102,23 148,47 515,22 69,40

3 579,58 78,07 671,16 90,41 1416,58 190,82 1070,05 144,14

4 937,25 126,25 657,55 88,57 934,78 125,92 1253,22 168,81

5 716,96 96,58 401,36 54,06 651,36 87,74 1409,16 189,82

�̅� 738,74 99,51 479,33 64,57 922,30 124,24 964,21 129,88

SD 142,33 19,17 184,67 24,88 361,63 48,71 402,19 54,18

%

CV 19,2664 38,5269 39,2091 41,7122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

75

PVP 3 Suhu 45OC

a. Uji organoleptis

b. Uji keseragaman bobot

Minggu 1 (g) Minggu 2 (g) Minggu 3 (g) Minggu 4 (g)

1 0,0247 0,0084 0,0085 0,0192

2 0,0116 0,0099 0,0051 0,0246

3 0,0094 0,0149 0,0078 0,0269

4 0,0109 0,0177 0,0065 0,0236

5 0,0126 0,0052 0,0065 0,0169

6 0,0169 0,0049 0,0090 0,0190

7 0,0099 0,0155 0,0049 0,0165

8 0,0165 0,0153 0,0028 0,0115

9 0,0238 0,0114 0,0028 0,0125

10 0,0196 0,0197 0,0020 0,0202

𝒙 0,0156 0,0123 0,0056 0,0191

SD 0,0056 0,0051 0,0025 0,0050

CV 36,195% 41,743% 44,547% 26,220%

c. Uji ketebalan

Minggu 1 (mm) Minggu 2 (mm) Minggu 3 (mm) Minggu 4 (mm)

1 0,25 0,30 0,20 0,30

2 0,25 0,25 0,15 0,35

3 0,20 0,25 0,15 0,35

4 0,25 0,30 0,20 0,30

5 0,20 0,30 0,20 0,30

𝒙 0,23 0,28 0,18 0,32

d. Uji pH larutan sediaan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

pH larutan 7,40 7,00 7,30 7,00

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Warna Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Putih

transparan

Kejernihan Jernih Jernih Berbintik Berbintik

Kehalusan Kasar Kasar Kasar Kasar

Keterangan

lain Kering Kering

Kering

rapuh

Kering

rapuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

76

e. Uji ketahanan pelipatan (folding endurance)

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah pelipatan 56 32 28 29

f. Uji persentase moisture content

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 1,2000% 6,6667% 2,2989% 7,2626%

2 5,6911% 11,6071% 5,5556% 7,4236%

3 4,0816% 0,6667% 3,7037% 0,9573%

4 3,5398% 2,7473% 2,9851% 2,0747%

5 3,0769% 3,7037% 7,1429% 2,3121%

𝒙 3,52% 5,08% 4,34% 4,01%

SD 0,016 0,042 0,020 0,031

g. Uji persentase moisture absorption

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1 1,2000% 1,1111% 2,2989% 2,2346%

2 1,6260% 2,6786% 1,8519% 3,9301%

3 2,0408% 4,6667% 4,9383% 1,2518%

4 4,4248% 4,3956% 5,9701% 2,4896%

5 3,0769% 1,8519% 5,7143% 1,1561%

𝒙 2,47% 2,94% 4,15% 2,21%

SD 0,013 0,016 0,019 0,011

h. Uji keseragaman kandungan obat

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec. Q(µg) %Rec.

1 752,85 101,41 1315,10 177,15 194,68 26,22 1129,46 152,14

2 1223,51 164,81 901,36 121,42 278,84 37,56 783,79 105,58

3 1822,52 245,50 1032,92 139,14 260,27 35,06 778,84 104,91

4 1367,08 184,15 427,35 57,57 501,61 67,57 704,58 94,91

5 1582,43 213,16 1070,05 144,14 693,44 93,41 1381,93 186,15

�̅� 1349,68 181,80 949,36 127,88 385,77 51,96 955,72 128,74

SD 403,17 54,31 327,91 44,17 207,23 27,91 289,72 39,03

%

CV 29,8715 34,5407 53,7194 30,3148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

77

Lampiran 15. Data hasil uji aktivitas sediaan

Data hasil persen wound closure pada tikus normal H

ari

ke-

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

Kontrol Basis

2 PVP2 Kontrol

Basis

2 PVP2 Kontrol

Basis

2 PVP2

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 2,72 3,71 2,36 22,10 9,96 8,06 9,06 7,99 9,06

2 3,18 10,89 9,07 38,00 14,34 13,22 9,35 13,42 12,49

3 14,98 38,07 19,91 46,51 16,48 15,61 11,28 17,27 20,59

4 22,55 38,33 24,98 49,52 25,82 23,62 15,52 17,95 26,87

5 37,20 39,24 31,17 59,72 34,63 63,44 17,20 20,32 36,22

6 49,02 49,12 38,83 60,60 40,54 69,23 17,63 27,51 69,85

7 69,87 76,59 57,12 69,24 47,01 72,26 43,63 60,23 76,15

8 70,22 89,25 80,58 71,68 50,60 84,88 51,27 76,58 88,12

9 76,62 92,99 82,39 75,01 53,19 88,48 71,80 79,94 93,03

10 79,51 94,73 82,70 76,41 59,24 89,35 73,40 83,78 95,74

11 81,11 95,00 88,63 80,32 66,07 91,44 80,31 88,55 100,0

12 88,62 96,07 94,20 87,08 76,57 94,54 90,55 95,08

13 93,06 100,0 96,43 90,30 87,26 96,71 92,59 96,27

14 95,86 100,0 92,56 96,15 100,0 94,16 100,0

15 100,0 97,29 100,0 100,0

16 99,14

17 100,0

*Data dicantumkan dalam satuan persen (%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

78

Data hasil persen wound closure pada tikus diabetes H

ari

ke-

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

Kontrol Basis

2 PVP2 Kontrol

Basis

2 PVP2 Kontrol

Basis

2 PVP2

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1,72 4,73 6,38 1,78 3,53 6,77 9,30 22,30 52,50

2 3,06 5,11 8,95 4,40 6,60 8,21 12,95 29,00 65,64

3 8,41 14,72 18,17 6,25 10,51 9,87 15,14 30,08 66,48

4 15,60 19,45 33,05 8,19 13,77 16,79 17,76 34,49 69,39

5 19,81 24,53 41,09 11,23 14,12 17,32 23,58 36,33 70,67

6 25,78 29,44 47,32 16,89 32,31 18,69 24,50 52,52 74,31

7 32,15 45,64 58,51 35,53 63,33 46,90 32,23 53,98 75,36

8 41,90 54,66 66,52 55,34 72,82 59,31 44,29 60,83 79,39

9 50,36 63,78 79,42 58,46 74,19 75,45 50,30 69,56 81,24

10 67,48 79,42 83,38 66,73 80,17 84,80 67,08 73,78 84,46

11 72,06 82,54 90,25 70,49 88,35 90,41 72,79 77,92 86,60

12 76,54 90,61 93,21 74,36 91,42 94,91 74,07 84,55 88,27

13 87,89 93,45 96,43 80,76 94,40 96,40 82,28 91,71 97,80

14 90,78 97,07 100,0 81,18 98,87 100,0 92,14 100,0 100,0

15 94,36 100,0 95,65 100,0 100,0

16 100,0 100,0

*Data dicantumkan dalam satuan persen (%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

79

Lampiran 16. Data hasil uji statistik hydrocolloid matrix ibuprofen

1. Hasil uji statistik keseragaman bobot basis

a. Data

b. Uji normalitas data pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji Kruskal-Walis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

80

e. Uji post-hoc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

82

2. Hasil uji statistik keseragaman bobot formula ibuprofen

a. Data

b. Uji normalitas data pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji Kruskal-Walis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

83

e. Uji post-hoc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

85

3. Hasil uji statistik moisture content basis

a. Data

b. Uji normalitas data pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji ANOVA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

86

4. Hasil uji statistik moisture content formula ibuprofen

a. Data

b. Uji normalitas data pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji Kruskal-Walis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

87

5. Hasil uji statistik moisture absorption basis

a. Data

b. Uji normalitas data pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji ANOVA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

88

6. Hasil uji statistik moisture absorption formula ibuprofen

a. Data

b. Uji normalitas data pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji ANOVA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

89

7. Hasil uji statistik kandungan obat

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji Kruskal-Walis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

90

8. Hasil uji statistik pelepasan obat

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji ANOVA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

91

9. Hasil uji statistik aktivitas formula PVP 2

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji T dua sampel independen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

93

10. Hasil uji statistik aktivitas Kontrol

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji t dua sampel independen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

95

11. Hasil uji statistik aktivitas Basis

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji t dua sampel independen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

97

12. Hasil uji statistik aktivitas antara kontrol dan formula PVP 2 diabetes

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji t dua sampel independen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

99

13. Hasil uji statistik aktivitas antara kontrol dan formula PVP 2 normal

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji homogenitas data

d. Uji t dua sampel independen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

101

14. Hasil uji statistik stabilitas keseragaman bobot PVP 1 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

102

15. Hasil uji statistik stabilitas keseragaman bobot PVP 2 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji wilcoxon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

103

16. Hasil uji statistik stabilitas keseragaman bobot PVP 3 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

104

17. Hasil uji statistik stabilitas moisture content PVP 1 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

105

18. Hasil uji statistik stabilitas moisture content PVP 2 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

106

19. Hasil uji statistik stabilitas moisture content PVP 3 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

107

20. Hasil uji statistik stabilitas moisture absorption PVP 1 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

108

21. Hasil uji statistik stabilitas moisture absorption PVP 2 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua data berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

109

22. Hasil uji statistik stabilitas moisture absorption PVP 3 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua data berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

110

23. Hasil uji statistik stabilitas kandungan obat PVP 1 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

111

24. Hasil uji statistik stabilitas kandungan obat PVP 2 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji T dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

112

25. Hasil uji statistik stabilitas kandungan obat PVP 3 suhu 37oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

113

26. Hasil uji statistik stabilitas keseragaman bobot PVP 1 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

114

27. Hasil uji statistik stabilitas keseragaman bobot PVP 2 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

115

28. Hasil uji statistik stabilitas keseragaman bobot PVP 3 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

116

29. Hasil uji statistik stabilitas moisture content PVP 1 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

117

30. Hasil uji statistik stabilitas moisture content PVP 2 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

118

31. Hasil uji statistik stabilitas moisture content PVP 3 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

119

32. Hasil uji statistik stabilitas moisture absorption PVP 1 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

120

33. Hasil uji statistik stabilitas moisture absorption PVP 2 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

121

34. Hasil uji statistik stabilitas moisture absorption PVP 3 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua sampel berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

122

35. Hasil uji statistik stabilitas kandungan obat PVP 1 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua data berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

123

36. Hasil uji statistik stabilitas kandungan obat PVP 2 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua data berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

124

37. Hasil uji statistik stabilitas kandungan obat PVP 3 suhu 45oC

a. Data

b. Uji normalitas pearson chi-square

c. Uji t dua data berpasangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

125

Lampiran 17. Data hasil uji histopatologi sediaan

Struktur lengkap kulit tikus normal

a. Kontrol

b. Basis 2

c. PVP 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

126

Struktur lengkap kulit tikus diabetes

a. Kontrol

b. Basis 2

c. PVP 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

127

Lampiran 18. Dokumentasi penelitian

Gambar bentuk sediaan matriks besar

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Keterangan:a = Basis 1; b = Basis 2; c = Basis 3; d = PVP1; e = PVP2; f = PVP3

Uji pH larutan sediaan

Uji Iritabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OPTIMASI … · i optimasi konsentrasi polyvinyl pyrrolidone k30 (pvp k30) sebagai polimer hydrocolloid matrix diabetic wound healing dengan

128

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Optimasi Konsentrasi

Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) sebagai Polimer

Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound Healing

dengan Bahan Aktif Ibuprofen” bernama lengkap

Michael Ryanda Estianto Hadi. Dilahirkan di

Surakarta, 9 September 1995 dari pasangan

Bonifatius Aris Wahono dan Lidwina Resmi

Widayati, dan merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Menyelesaikan pendidikan TK pada

tahun 2001di TK Tarakanita 2 Jakarta Selatan,

melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Tarakanita 2 pada tahun 2001 hingga

2007, pendidikan sekolah menengah dasar di SMP Tarakanita 1 pada tahun 2007

hingga 2010, dan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Kolese Gonzaga pada

tahun 2010 hingga 2013. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013 hingga 2017. Penulis cukup

aktif dalam kegiatan kepanitiaan kampus, pernah menjabat sebagai Ketua Umum

PPRtoS 2016 dan mengikuti beberapa seminar maupun kepanitiaan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI