plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · merah. besarnya r2 sebesar 0,805 artinya 80,5 %...
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI HARGA BAHAN BAKU, UPAH TENAGA KERJA DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI TERHADAP
HASIL PRODUKSI BATA MERAH DI KABUPATEN CILACAP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
oleh: ARI DWIDADI
(051324001)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KONTRIBUSI HARGA BAHAN BAKU, UPAH TENAGA KERJA DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI TERHADAP
HASIL PRODUKSI BATA MERAH DI KABUPATEN CILACAP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
oleh: ARI DWIDADI
(051324001)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."
(Pengkotbah 3: 11)
Hasil karya berupa skripsi ini kupersembahkan pada.
Bapak Thomas Saino Cipto Suwarno dan Ibu Yustina Sujinah yang tercinta
Kakakku Anastasia Atin Purwaningsih yang terkasih
Istriku tercinta Nian Putriana yang terkasih
Jagoan kecilku Mauro Efrata yang tersayang
Almamaterku
Teman-teman seperjuangan angkatan 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Motto “Segeralah beranjak dari masa lalu menuju masa depan dengan semangat dan harapan baru, patahkan semua keraguan “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2012 Penulis
Ari Dwidadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ari Dwidadi
Nomor Mahasiswa : 051324001
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “KONTRIBUSI
HARGA BAHAN BAKU, UPAH TENAGA KERJA DAN PENGGUNAAN
TEKNOLOGI TERHADAP HASIL PRODUKSI BATA MERAH DI
KABUPATEN CILACAP” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 18 Juli 2012
Yang menyatakan
Ari Dwidadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
KONTRIBUSI HARGA BAHAN BAKU, UPAH TENAGA KERJA DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI TERHADAP HASIL PRODUKSI BATA
MERAH DI KABUPATEN CILACAP
Ari Dwidadi
Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi: harga bahan baku bata merah, upah tenaga kerja, penggunaan teknologi terhadap hasil produksi bata merah di Kabupaten Cilacap.
Penelitian dilaksanakan di Desa Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap pada bulan maret 2012. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, kuisioner, dan dokumentasi. Populasi penelitian adalah 110 pengrajin bata merah. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 83 pengrajin bata merah yang diambil dengan menggunakan rumus Krijicie dan Morgan. Kemudian dilakukan uji asumsi klasik, uji hipotesis, uji F, regresi linear berganda, dan uji t dengan menggunakan sofware SPSS versi 17.00.
Hasil pengujian menunjukan bahwa: (1) harga bahan baku berkontribusi signifikan terhadap hasil produksi bata merah; (2) upah tenaga kerja berkontribusi signifikan terhadap hasil produksi bata merah; (3) penggunaan teknologi berkontribusi signifikan terhadap hasil produksi bata merah. Besarnya R2 sebesar 0,805 artinya 80,5 % produksi bata merah dijelaskan oleh harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan penggunaan teknologi sedangkan 18,7 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE CONTRIBUTION OF RAW MATERIAL PRICES, WAGES AND
THE APPLICATION OF TECHNOLOGY IN PRODUCING RED BRICK
IN THE DISTRICT OF CILACAP
Ari Dwidadi
Sanata Dharma University
2012
This study aims to determine the contribution: red brick raw material prices, labor wages, the application of technology for producing of red brick in Cilacap.
The study was conducted in Penggalang village, Adipala Sub-district, Cilacap District in March 2012. Data collected by using the method of observation, questionnaires, and documentation. The population of this study were 110 craftsmen of red brick. The number of samples were 83 craftsmen of red brick which were taken by Krijicie’s and Morgan’s formula. Then they were tested by the classic assumption test, hypothesis test, F test, multiple linear regression, and the t test using SPSS software version 17.00.
The results show that: (1) raw material prices contributed significantly to the production of red brick, (2) labor wages contributes significantly to the production of red brick, (3) the application of technology contributes significantly to the production of red brick. The amount of R2 0.805 means 80.5% of the red brick production is explained by the price of raw materials, labor, and the application of technology, while 18.7% is explained by other variables which are not included in the research model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis
dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi. Penulis menyadari bahwa proses
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan
dorongan dari berbagai pihak, yang telah memberikan semangat, saran, kritik,
ide, dan penghiburan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Bapak Rohadi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikaan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, nasehat, dan selalu
berdoa untuk penulis.
7. Mbak Atin Purwaningsih yang selalu memberikan dukungan untuk penulisan
skripsi ini.
8. Mas Ardi yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk penulisan
skripsi ini.
9. Istriku Nian Putriana yang senantiasa menemani serta memberikan semangat
dalam penulisan skripsi ini.
10. Jagoan kecilku Mauro Efrata yang selalu menghibur serta memberi semangat
dalam penulisan skripsi ini.
11. Sepupuku tercinta Kasianto yang selalu memberikan semangat serta memberi
dukungan.
12. Teman-teman seperjuangan Darwis Alfonsus, Hendrikus Prastoko Hadi, Rinto
Cahyadi, Jojo, Ibu Nia, Ibu Lelly, Ibu Lia, Bapak Anton dan teman-teman
angkatan 2005 yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk
segera menyelesaikan kuliah ini.
13. Teman-teman Grinjink Comunity Bang Fides, Kak Felix, Kak Clouse, Rinto,
Entok, Mas Yudha, Yanu, Doni, Pak Sutris, Pak Guru Petrus, Andi Setiawan,
Wawan Satriadi, Heri Istanto, Fajar Jipox, Endar Mahardika, dan teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
grinjink lainnya yang telah memberi dukungan serta menjadi sahabat yang
baik.
14. Teman-teman di Ngapak Riki Peluppesy, Roeland Tulaks Borong, Ricads
Situmorang, Andika Borong, Febrio Ratri Putra, Made Radyka, Surip, Alwee
Wijayanto, Windy, Yetti, Ifah, Yulli Encil dan teman-teman lain terima kasih
atas dukungan kalian semua.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi siapa saja yang berkepentingan terhadap skripsi ini.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. ii
HALAMAN PENGESAHAAN.. .......................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAAN.. ....................................................... iv
MOTTO................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................ viii
ABSTRACT ......................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR................................................................ ............... xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Batasan Masalah ........................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 10
A. Pengertian Produksi ................................................................... 10
B. Fungsi Produksi ........................................................................ 12
1. Teori produksi dengan satu faktor berubah ........................... 13
2. Teori produksi dengan dua faktor berubah ............................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi .................. 26
1. Harga bahan baku ................................................................ 26
2. Upah tenaga kerja ................................................................ 29
3. Teknologi ............................................................................ 34
D. Usaha Kecil .............................................................................. 40
E. Penelitian Terdahulu .................................................................. 44
F. Kerangka Berpikir .................................................................... 46
G. Hipotesis .................................................................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 50
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 50
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 50
a. Tempat Penelitian ................................................................ 51
b. Waktu Penelitian .................................................................. 51
C. Subjek dan Obyek Penelitian .................................................... 52
1. Subjek Penelitian ................................................................. 52
2. Objek Penelitian .................................................................. 52
D. Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel .............................. 52
1. Populasi ............................................................................... 52
2. Sampel ………………………………………………… ........ 52
3. Pengambilan Sampel ............................................................ 54
E. Variabel Penelitian .................................................................... 54
1. Variabel bebas ...................................................................... 54
a.Harga bahan baku (X1) ...................................................... 54
b.Upah tenaga kerja (X2) ...................................................... 55
c.Penggunaan teknologi (X3) ............................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Variabel terikat .................................................................... 43
F. Data yang Dicari ....................................................................... 44
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 48
1. Observasi ............................................................................. 48
2. Kuisioner ............................................................................. 56
3. Dokumentasi…………………………………………............ 57
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 58
BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................. 67
A. Kondisi Geografis ............................................................. 67
B. Perekonomian Desa Penggalamg ....................................... 69
C. Kondisi Sosial Budaya ....................................................... 71
D. Visi dan Misi Desa Penggalang ........................................ 62
E. Strategi Pembangunan Desa .............................................. 75
F. Arah Kebijakan Keuangan Desa ........................................ 77
G. Program/kegiatan Pembangunan Desa………………….. .. 79
H. Industri Bata Merah di Desa Penggalang………………… 84
I. Gambaran Pembuatan Bata Merah……………………….. 88
J. Hambatan-hambatan dalam Proses Pembuatan Bata Merah. 89
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................... 90
A. Deskripsi Data Responden ................................................. 91
B. Deskripsi Variabel Penelitian............................................. 95
1. Harga bahan baku ........................................................ 95
2. Upah tenaga kerja …………………………………….. . 96
3. Penggunaan teknologi…………………………………. 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4. Produksi bata merah …………………………………. .. 98
C. Hasil Analisis Data……………………………………….. 99
D. Pembahasan………………………………………………. 111
BAB VI PENUTUP ..................................................................... 115
A. Kesimpulan ...................................................................... 115
B. Saran ................................................................................ 116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Hubungan jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi ..... 15
Tabel II.2 Gabungan tenaga kerja dan modal ................................ 21
Tabel III.1 Instrument penelitian .................................................. 56
Tabel III.2 Kisi-kisi pengukuran penelitian ................................... 57
Tabel VI.1 Data penduduk menurut usia ....................................... 71
Tabel IV.2 Data penduduk berdasarkan mata pencaharian ............ 72
Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin…. . 91
Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan usia .................... 92
Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan jumlah pegawai... 94
Tabel V.4 Harga bahan baku ........................................................ 95
Tabel V.5 Upah tenaga kerja ......................................................... 96
Tabel V.6 Penggunaan teknologi ................................................... 97
Tabel V.7 Produksi bata merah ..................................................... 98
Tabel V.8 Uji heterokedastisitas .................................................... 102
Tabel V.9 Hasil uji autokorelasi .................................................... 103
Tabel V.10 Nilai variance inflation factor (VIF) ........................... 105
Tabel V.11 Hasil uji F-test ............................................................ 106
Tabel V.12 Hasil regresi linear berganda ....................................... 107
Tabel V.13 Koefisien determinasi berganda…………………… ... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kurva produksi total, produksi rata-rata, marjinal. .... . 18
Gambar II.2 Kurva produksi sama ................................................. 22
Gambar II.3 Kurva garis biaya sama ............................................. 24
Gambar II.4 Meminimumkan biaya/memaksimumkan keuntungan 25
Gambar II.5 Bagan kerangka berpikir ........................................... 48
Gambar V.1 Uji normalitas dengan normal P-Plot ......................... 101
Gambar V.2 Uji Durbin Wartson test (D-W test)…. ...................... 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perekonomian negara berkembang seperti Indonesia, sektor
industri merupakan sektor yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat
ini. Beralihnya sektor agraris ke industri ini diyakini sebagi sektor yang dapat
memimpin sektor lainnya. Selain itu beralihnya sektor agraris ke sector
industri diharapkan mampu mengangkat bangsa ini menuju perekonomian
yang lebih maju dan berkembang. Selain itu beralihnya sektor agraris ke
industri negara Indonesia akan dapat bersaing dengan negara-negara lainya
yang industrinya maju, dimana dalam perkembangan global saat ini area pasar
bebas sudah sangat meningkat dan nantinya mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam perekonomian suatu negara sektor industri dapat menjadi dasar
tukar yang tinggi (term of trade) atau lebih menguntungkan serta menciptakan
nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk lain. Hal tersebut
terjadi karena sektor industri memiliki variasi yang beranekaragam dan
mampu memberi manfaat yang marginal yang tinggi terhadap pemakainya,
serta bagi produsen memberikan margin keuntungan yang menarik. Sektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
industri juga dalam penanganan produknya lebih bisa dikendalikan oleh
manusia.
Industri dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Salah satunya
adalah industry kecil. Industri kecil sangat bermanfaat bagi perekonomian
suatu negara terutama negara berkembang seperti Indonesia, karena industri
kecil lebih menghasilkan produksi yang murah, dan sederhana. Industri kecil
juga mampu menyerap tenaga kerja. Apalagi industri kecil berada
dipedesaaan, pertumbuhan industri kecil dapat menimbulkan dampak yang
positif terhadap peningkatan tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan,
pemerataan dalam distribusi pendapatan. Dari sisi kebijakan industri kecil
harus diperhatikan karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi sebagian
angkatan kerja, tetapi juga ujung tombak dalam upaya pemberantasan
kemiskinan.
Keberadaan industri dalam suatu negara yang berkembang dijadikan
tulang punggung perekonomian masyarakat karena kegiatan utama dari
industri kecil adalah menyentuh langsung terhadap kebutuhan masyarakat
yang langsung terjun didalamnya. Namun dalam hal tersebut industri kecil
dilihat sebagai suatu kegiatan usaha yang kurang profesional, modal terbatas,
manajemen sederhana, kemampuan dan ketrampilan terbatas, menggunakan
teknologi yang sederhana serta kerapuhan usahanya.
Menurut Kuncoro ( 2007:278) hambatan atau masalah dasar yang
dihadapi industri kecil atau usaha kecil dalam mengkembangkanya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pertama kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar
pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam memperoleh modal dan keterbatasan
untuk memperoleh jalur-jalur permodalan. Ketiga kelemahan dibidang
organisasi dan sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan usaha dan
jaringan kerja sama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran).
Kelima, iklim usaha yang kurang kondusif karena persaingan yang saling
mematikan. Keenam, pembinaan yang dilakukan masih kurang terpadu dan
kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap industri kecil.
Data yang ada menyebutkan, saat ini jumlah UMKM di Kabupaten
Cilacap sebanyak 184.859 buah yang tersebar di 24 kecamatan. Dari jumlah
tersebut, sekitar 6.251 diantaranya atau 3,3 persen yang saat ini baru tersentuh
pembinaan oleh dinas terkait termasuk para BUMN. Menurut Bupati Bapak
Tato Suwarto Pamuji dalam sambutannya menyampaikan, tiga permasalahan
saat ini dihadapi oleh kalangan UMKM. Masing-masing persoalan yang
terkait dengan keterbatasan modal. Lainnya masalah kualitas kemasan produk
yang belum memenuhi standar dan soal pemasaran
(http://www.cilacapkab.go.id).
Oleh karena itu industri kecil perlu mendapat perhatian dari berbagai
pihak terutama pemerintah. Pemerintah seharusnya lebih banyak memberikan
kemudahan baik dalam perizinan, permodalan, pemasaran, pemasaran,
ketrampilan, pembinaan maupun pembinaan manajamen organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Kabupaten Cilacap memiliki berbagai potensi salah satunya adalah
industri bata merah. salah satu daerah pusat industri bata merah terdapat di
Desa Penggalang, kecamatan Adipala, kabupaten Cilacap. Banyak bata merah
yang di pasok dari desa penggalang untuk pembangunan perumahan untuk
kawasan kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Faktor pendukung terwujudnya
sentra industi bata merah diantaranya ketersediaan bahan baku. Sumber bahan
baku yang melimpah di desa Penggalang dengan lokasi yang strategis yang
terletak di jalan antarkota dalam provinsi memungkinkan usaha ini semakin
berkembang.
Pada tahun 2011 jumlah industri bata merah di desa Penggalang
mencapai 110 unit. Jumlah pengrajin industry bata merah ini rata-rata dalam
sehari dapat menghasilkan bata merah hingga 7.000 buah-10.000 buah per
hari bata merah. Permintaan bata merah bukan hanya dari daerah kabupetan
Cilacap saja melainkan dari kabupetan sekitar Cilacap antara lain Banyumas,
Banjarnegara, Purbalingga, dan Ciamis. Dengan tingginya permintaan dari
daerah sekitar desa Penggalang dan kabupaten Cilacap membuat industri ini
menjadi suatu industri yang terus berkembang diwilayah Cilacap (data, primer
pra penelitian).
Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia baik jasmani
maupun rohani yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Faktor tenaga kerja
memegang peranan penting dalam berbagai macam dan jenis serta tingkatan
kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi tidak lepas dari tenaga kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
karena yang sangat dominan untuk melancarkan kegiatan produksi hingga
memperoleh hasil produksi dari suatu kegiatan produksi adalah tenaga kerja.
Dengan tenaga kerja kegiatan produksi itu akan cepat terselesaikan dengan
baik. Apabila tenaga kerja itu dididik dengan baik hingga menjadi tenaga
kerja yang professional yaitu tenaga kerja yang memiliki ketrampilan dan
kemampuan sehingga mampu bekerja lebih produktif pasti hasil produksi
yang diperoleh akan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Dalam memproduksi bata merah tenaga yang banyak digunakan
adalah tenaga manusia. Di Desa Penggalang dalam proses produksi bata
merah kebanyakan tenaga kerja yang digunakan berasal dari warga sekitar
industri bata merah. Tenaga kerja yang bekerja pada setiap industri bata
merah ini sekitar 5-10 orang. Para pekerja bekerja hingga 6-8 jam per hari
dengan upah atau bayaran Rp 100.000, 00 per hari. Mereka bekerja dari jam 6
pagi sampai jam 2 siang(data primer prapenelitian).
Bahan baku pembuatan batu bata merah didapat dari daerah sekitar
atau dari tetangga desa. Bahan baku bata merah antara lain tanah liat, tanah
merah, serta pasir sawah sebagai campuran. Bahan-bahan tersebut biasanya
dibeli oleh pengrajin batu bata merah. Pada saat membeli bahan baku bata
merah para pengrajin biasanya menyewa truk untuk mengangkut bahan baku
tersebut ada juga yang mengangkut sendiri dengan truk milik pribadi. Harga
bahan baku sangat bervariasi. Misalkan harga pasir untuk memproduksi 1000
bata merah mencapai Rp 18.000,00, untuk tanah harga bahan baku untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
memproduksi 1000 bata merah mencapai Rp 22.000,00, untuk tanah liat harga
untuk memproduksi 1000 bata merah mencapai Rp 22.000,00, untuk tanah liat
merah harga untuk memproduksi 1000 bata merah mencapai Rp 22.000,00.
Dalam sehari biasanya pengrajin bata merah dapat memproduksi bata merah
mencapai 20.000 bata merah(data prapenelitian).
Berdasarkan latar belakang yang peneliti sampaikan maka produksi
batu bata merah merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat yang
harus terus dikembangkan dan membuka lapangan kerja baru bagi penduduk
sekitar maka peneliti mengambil judul Kontribusi Harga Bahan Baku,
Upah Ternaga Kerja dan Penggunaan Teknologi terhadap Hasil
Produksi Bata Merah di Kabupaten Cilacap.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar kontribusi harga bahan baku terhadap hasil produksi batu
bata merah di Kabupaten Cilacap?
2. Seberapa besar kontribusi upah tenaga kerja terhadap hasil produksi batu
bata merah di Kabupaten Cilacap?
3. Seberapa besar kontribusi penggunaan teknologi terhadap hasil produksi
batu bata merah di Kabupaten Cilacap?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Seberapa besar kontribusi harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan
penggunaan teknologi terhadap hasil produksi bata merah di kabupaten
Cilacap?
C. Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui kontribusi harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan
teknologi terhadap hasil produksi bata merah. Berkaitan dengan semakin
meningkatnya permintaan bata merah sebagai bahan untuk pembangunan
rumah, ketersediaan bahan baku di sekitar desa Penggalang, serta untuk
mengurangi tingkat pengangguran maka penelitian ini memfokuskan pada
harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan teknologi.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kontribusi harga bahan baku bata merah terhadap hasil
produksi batu bata merah di Kabupaten cilacap.
2. Untuk mengetahui kontribusi upah tenaga kerja terhadap hasil produksi
batu bata merah di Kabupaten Cilacap.
3. Untuk mengetahui kontribusi penggunaan teknologi terhadap hasil
produksi batu bata merah di Kabupaten Cilacap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Untuk mengetahui kontribusi harga bahan baku bata merah, upah tenaga
kerja dan penggunaan teknologi bata merah terhadap hasil produksi bata
merah di Kabupaten Cilacap.
E. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat yang cukup berarti
bagi pihak – pihak antara lain:
1. Untuk Pemerintah
Memberikan masukan dan informasi tambahan yang berguna bagi
perkembangan industi batu bata merah di Kabupaten Cilacap, khususnya
di Desa Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
2. Untuk Peneliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuaan yang
berhubungan harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan
teknologi terhadap produksi batu bata merah sehingga dapat menjadi suatu
kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang diperoleh selama
perkuliahan sebagai syarat selesainya studi jenjang Strata 1 (S1).
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil Penelitian ini dapat menambah referensi koleksi perpustakaan
Sanata Dharma Yogyakarta, yang berguna bagi para Mahasiswa/i Sanata
Dharma serta pihak-pihak yang membutuhkan dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berhubungan dengan kontribusi harga bahan baku, upah ternaga kerja
dan penggunaan teknologi terhadap hasil produksi batu bata merah di
kabupaten Cilacap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Produksi
Menurut Manullang (2000 : 179) produksi adalah proses koordinasi
berbagai faktor produksi atau sumber daya untuk mentransformasi bahan
menjadi barang (produk) atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Produk adalah hasil proses produksi dengan penggunaan berbagai sumber
daya untuk menciptakan penambahan faedah, baik faedah bentuk, faedah
waktu, faedah tempat, atau faedah pemilikan. Dalam suatu perusahaan
penambahan faedah merupakan suatu proses produksi yang bertujuan untuk
memaksimumkan keuntungan.
Menurut Gilarso (2004:83) produksi adalah kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang atau jasa yang secara langsung dan tidak langsung
berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kemampuan barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia disebut kegunaan/faedah, manfaat atau utility.
Kegunaan yang ditimbulkan atau ditambah dalam proses produksi dapat
dirinci sebagai berikut :
1. Barang harus diadakan. Misalkan minyak bumi yang masih terpendam
didalam tanah tidak banyak gunanya, supaya dapat dimanfaatkan maka
harus dilakukan proses penambangan terlebih dahulu. Usah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengadakan barang tersebut disebut dengan menciptakan kegunaan dasar
(elementary utility).
2. Barang harus mempunyai bentuk tertentu. Minyak harus disuling terlebih
dahulu agar dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Usaha
mengolah barang dan memberikan bentuk yang sesuai menimbulkan
kegunaan bentu (form utility).
3. Barang harus berada pada tempat dimana dibutuhkan. Misalkan bensin
tidak ada gunanya bila masih di pelabuhan, sementara bensin tersebut
dibutuhkan di daerah kota. Usaha produksi untuk menyalurkan barang
ketempat dimana dibutuhkan itu menimbulkan kegunaan tempat (utility of
place).
4. Barang harus tersedia pada waktu dibutuhkan. Misalkan bensin tersedia
pada waktu akan pergi dengan menggunakan mobil, atau dalam
perjalanan pada waktu kehabisan bensin. Makan tersedia pada waktu kita
lapar. Kegiatan produksi yang usahanya menyediakan barang/jasa pada
waktu dibutuhkan ini menciptakan kegunaan waktu ( utility of time).
5. Barang harus sewaktu-waktu dapat digunakan untuk yang memerlukan.
Misalkan untuk rumah untuk pondokan atau kos yang bukan milik
sendiri, dapat disewakan untuk jangka waktu tertentu. Usaha produksi
yang menyediakan kegunaan jasa (utility of possession, atau service
utility) diselenggarakan oleh perdagangan dan produksi jasa-jasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Fungsi produksi
Menurut Sukirno (2006 : 193 ) fungsi produksi adalah hubungan
diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakanya.
Faktor-faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat golongan antara lain :
tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian berwirausaha. Dalam ilmu ekonomi
didalam menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor
produksi yang dinyatakan (tanah, modal, keahlian kewirausahaan) adalah
tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi
yang berubah-ubah jumlahnya.
Faktor produksi juga dikenal dengan istilah input dan jumlah produksi
selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dengan
bentuk rumus :
Q = f(K,L,R,T)
Keterangan : K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan
ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan., R adalah
kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi. Sedangkan Q adalah jumlah
produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi., yaitu
secara bersama dugunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis
sifat produksinya.
Persamaan tersebut merupakan persamaan matematis yang pada
dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada
jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
teknologi yang digunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah
ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk
memproduksi sejumlah barang tersebut.
Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada
dua pendekatan yaitu :
1. Teori produksi dengan satu faktor berubah
Teori produksi yang sederhana mengambarkan hubungan diantara
tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis
tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainya adalah tetap
jumlahnya, yaitu modal dan tanah dianggap jumlahnya tidak mengalami
perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya
adalah tenaga kerja.
a. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
Hukum hasil yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang
tidak dapat dipsahkan dari teori produksi. Hukum ini menjelaskan sifat
pokok dari hubungan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang
digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum ini
menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit,
pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan
semakin berkurang dan akhirnya akan mencapai nilai negatif. Sifat
pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi
total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum
dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakekatnya hukum
hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan
diantara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan
dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu :
1) Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang
semakin cepat.
2) Tahap kedua : produksi total pertambahanya semakin lambat.
3) Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.
Dalam tabel 2.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi
barang pertanian diatas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi
umlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukan
bahwa produksi total yang ditunjukan pada kolom 3 mengalami
penambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1
menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan
memproduksi mencapai tahap pertama. Dalam hal ini setiap tambahan
tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari
yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan
tersebut dinamakan dengan produksi marginal pekerja yang semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bertambah. Data dalam kolom 4 yaitu data produksi pada tahap
pertama, mengambarkan keadaan tersebut.
Tabel II.1
Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi
Tanah
(hektar)
(1)
Tenaga kerja
(orang)
(2)
Produksi
Total (unit)
(3)
Produksi
Marginal
(4)
Produksi
rata-rata
(5)
Tahap
(unit)
(6)
1
1
1
1
2
3
150
400
810
150
250
410
150
200
270
pertama
1
1
1
1
1
4
5
6
7
8
1080
1290
1440
1505
1520
270
210
150
65
15
270
258
240
215
180
kedua
1
1
9
10
1440
1300
-80
-140
160
130
ketiga
Sumber : Sadono Sukirno 2006
Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi
5, kemudian 5 menjadi 6, dan selanjutnya 6 menjadi 7, produksi total
tetap bertambah, tetapi jumlah pertambahanya semakin lama semakin
sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua, yaitu
keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Maksudnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
setiap pertambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi
kurang daripada tambahan produksi pekerja sebelumnya.
Pada tahap tiga pertambahan tenaga kerja tidak akan
menambah produksi total, yaitu produksi total berkurang. Pada waktu
tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih
mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila
satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 menjadi 9, produksi totalnya
menurun. Produksi total lebih lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.
b. Produksi total, produksi rata-rata dan produksi marjinal.
Kolom (4) menunjukan nilai produksi marjinal, yaitu tambahan
produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang
digunakan. Apabila ∆TP adalah pertambahan tenaga kerja, ∆TP adalah
pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
MP = ∆TP/∆L
Sebagai contoh perhitungan, perhatikan keadaan yang berlaku apabila
tenag kerja bertambah dari 4 menjadi 5 orang. Table 2.1 menujukan
bahwa produksi bertambah dari 1080 menjadi 1290 (kolom3), yaitu
pertambahan sebanyak 210 (ditunjukan kolom 4). Maka produksi
marjinal adalah 210/1=210 pada waktu tenaga kerja bertambah dari 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menjadi 2 dan tahap kedua produksi marjinal meningkat sebanyak 410
apabila pekerja bertambah dari 2 menjadi 3. Pada tahap kedua
produksi marjinal semakin menurun besarnya. Ini berarti hukum hasil
lebih yang semakin berkurang mulai berlaku semenjak permulaan
tahap kedua. Pada tahap ketiga produksi marginal adalah negatif.
Besarnya produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata
dihasilkan oleh setiap pekerja, ditunjukan pada kolom (5). Apabila
produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi
rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
AP = TP/L
Ketika tenaga kerja yang digunakan adalah 2 orang, produksi total
adalah 400. Dengan demikian produksi rata-rata adalah 400/2 = 200.
Angka-angka pada kolom (5) menunjukan bahwa dalam tahap pertama
jumlah produksi rata-rata semakin bertambah besar. Apabila 2 pekerja
saja digunakan seperti ditunjukan diatas, produksi rata-rata hanya 200.
Produksi rata-rata mencapai jumlah yang paling tinggi pada waktu
jumlah tenaga kerja adalah 3 dan 4, yaitu pada permulaan tahap kedua
atau pada batas tahap pertama dan tahap kedua). Jumlah produksi rata-
rata yang paling tinggi ini adalah 270. Sesudah tahap ini produksi rata-
rata semakin lama semakin kecil jumlahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Kurva produksi total, produksi rata-rata dan produksi marginal.
Kurva TP merupakan kurva produksi total. Kurva ini
menunjukan hubungan antara jumlah produksi dengan jumlah tenaga
kerja yang digunakan dalam menghasilkan produksi. Bentuk TP
cekung ke atas apabila tenaga kerja yang masih digunakan masih
sedikit (yaitu apabila tenaga kerja kurang dari 3). Ini berarti tenaga
kerja adalah masih kekurangan kalu dibandingkan sengan faktor
produksi (dalam contoh faktor lain tersebut adalah tanah) yang
dianggap tetap jumlahnya. Dalam keadaan yang seperti itu produksi
marginal bertambah tinggi, dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP
(yaitu kurva produksi marjinal) yang menaik.
Gambar II.1
Kurva produksi total, produksi rata-rata, produksi marjinal
Sumber : Sadono Sukirno 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Setelah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan tenaga kerja
selanjutnya tidak akan menambah produksi total secepat sebelumnya.
Keadaan ini digambarkan oleh kurva produksi marjinal (kurva MP)
yang menurun, dan kurva produksi total (kurva TP) yang mulai
cembung ke atas.
Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi
marjinal adalah lebih tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva
produksi rata-rata, yaitu kurva AP, akan bergerak keatas atau
horizontal. Keadaan ini mengambarkan bahwa produksi rata-rata
bertambah tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga kerja digunakan
kurva produksi marjinal memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah
perpotongan tersebut kurva produksi rata-rata menurun kebawah yang
menggambarkan bahwa produksi rata-rata semakin merosot.
Perpotongan diantara kurva MP dan kurva AP menggambarkan
permulaan dari tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata
mencapai tingkat yang lebih paling tinggi.
Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga kerja digunakan.
Pada tingkat tersebut kurva MP memotong sumbu datardan
sesudahnya kurva tersebut berada dibawah sumbu datar. Keadaan ini
mengambarkan bahwa produksi marginal mencapai angka yang
negatif. Kurva produksi total (TP) mulai menurun pada tingkat ini,
yang mengambarkan bahwa produksi total semakin berkurang apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
lebih banyak tenaga kerja digunakan. Keadaan dalam tahap ketiga ini
menunjukan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi
daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi
tersebut secara efisien.
2. Teori produksi dengan menggunakan dua faktor berubah.
Dalam analisis ini terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya. Misalkan faktor yang dapat diubah adalah jumlah modal dan
tenaga kerja. Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi dapat berubah
ini dapat dipertukar-tukarkan pengunaannya, yaitu tenaga kerja dapat
mengantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga
tenaga kerja dan pembayaran perunit kepada modal diketahui, analisis
bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk
mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukan.
a. Kurva produksi sama (Isoquant)
Misalkan seorang penguasaha ingin memproduksi suatu barang
sebanyak 1000 unit. Untuk memproduksi barang tersebut ia harus
menggunakan tenaga kerja dan modal penggunanya dapat ditukar.
Dalam tabel 2.2 digambarkan empat gabungan tenaga kerja dan modal
yang akan menghasilkan produksi 1000 unit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel II.2
Gabungan tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan 1000
unit produksi
Gabungan Tenaga kerja (unit) Modal (unit)
A
B
C
D
1
2
3
6
6
3
2
1
Sumber : Sadono Sukirno 2006
Gabungan A menunjukan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit
modal dapat menghasilkan produksi yang diinginkan tersebut.
Gabungan B menunjukan bahwa yang diperlukan adalah 2 unit tenaga
kerja dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukan yang diperlukan
adalah 3 unit tenaga kerja dan 2 unit modal. Akhirnya gabungan D
menunjukan bahwa yang diperlukan adalah 6 unit tenaga kerja dan 1
unit modal.
Kurva IQ pada gambar 2.2 dibuat berdasarkan gabungan tenaga
kerja dan modal yang terdapat pada tabel 2.2. kurva tersebut
dinamakan kurva produksi sama atau kurva isoquant. Kurva ini
menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Dalam contoh akan dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tingkat produksi tersebut adalah 1000 unit. Disamping itu didapati
kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang terletak diatas kurva IQ.
Gambar II.2 Kurva Produksi Sama
Sumber : Sadono Sukirno 2006
Ketiga-ketiga kurva lain tersebut mengambarkan tingkat produksi
yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut sebanyak 2000 unit, 3000 unit
dan 4000 unit (semakin jauh dari titik 0 letaknya kurva, semakin tinggi
tingkat produksi yang ditunjukan). Masing-masing kurva yang baru
tersebut menunjukan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang
diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi yang ditunjukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Garis biaya sama (isocost)
Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan
keuntungan, perusahaan harus meminimumkan biaya produksi.
Untuk membuat analisis mengenai peminimuman biaya produksi
aelulah dibuat garis biaya sama atau isocost. Garis ini
mengambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk
dapat membuat garis biaya sama data berikut diperlukan (1) harga
faktor-faktor produksi yang digunakan, (2) jumlah uang untuk
membeli faktor-faktor produksi. Misalkan upah tenaga kerja
adalah Rp 10000 dan biaya modal perunit Rp 20000 sedangkan
jumlah uang yang tersedia Rp 80000. Garis tC dalam gambar 2.3
menggambarkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang
dapat diperoleh dengan menggunakan uang Rp 80000 apabila upah
tenaga kerja dan biaya modal perunit adalah seperti yang
dimisalkan diatas. Kemudian titik A pada TC menunjukan dana
sebesar 80000 dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit modal
dan 4 pekerja. Dalam gambar 2.3 ditunjukkan gambar beberapa
garis biaya sama yang lain yaitu TC1, TC2, dan TC3. Garis-garis
itu menunjukan garis biaya sama apabila jumlah uang yang
tersedia adalah Rp 10000, Rp 120000 dan Rp 140000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar II.3 Kurva garis biaya sama
Sumber : Sadono Sukirno 2006
c. Memaksimumkan produksi
Dimisalkan biaya yang dibelanjakan untuk membeli per
unit modal adalah Rp 15000, upah tenaga kerja adalah Rp 10000,
dan biaya yang disediakan produsen adalah Rp 30000. Dengan uang
sebayak Rp 30000 produsen dapat sekiranya ia membeli satu jenis
faktor produksi saja memperoleh 20 unit modal atau 30 unit tenaga
kerja. Garis biaya sama dengan TC3 menggambarkan gabungan
tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan
uang yang tersedia. Untuk menentukan gabungan yang dapat
menghasilkan produksi paling maksimum maka terdapat 5 titik yang
terletak pada berbagai kurva produksi yang sama yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
titik perpotongan atau titik persinggungan dengan garis TC2 yaitu A,
B, C, D, E. dari kelima titik ini , titik E terletak di kurva produksi
yang paling tinggi, yaitu kurva produksi sama pada tingkat produksi
sebanyak 2500 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik
E akan memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh
uang sebanyak Rp 30000. Gabungan tersebut terdiri dari 12 unit
modal dan 12 tenaga kerja.
Gambar II.4
Meminimumkan biaya atau memaksimumkan keuntungan
Sumber : Sadono Sukirno 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Meminimumkan Biaya
Dalam gambar 2.3 menjelaskan tentang gabungan-gabungan
tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk menghasilkan
produksi yang diinginkan. Dari gambar tersebut biaya paling
minimum adalah gabungan yang ditunujkan oleh titik yang terletak
pada garis biaya sama yang paling rendah. Titik P adalah pada garis
biaya sama ( yang menyinggung kurva produksi yang sama IQ)
yang paling rendah, yaitu garis TC. Dengan demikian titik ini
mengambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
membutuhkan biaya yang apaling minimum untuk menghasilkan
1500 unit.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi
1. Harga bahan baku
a. Pengertian bahan baku
Salah satu dari input produksi adalah bahan baku. Bahan baku
merupakan dasar untuk proses produksi suatu barang, keberadaan
bahan baku ini akan mempengaruhi kelangsungan dari proses produksi
yang nantinya akan berpengaruh pad a output. Karena bahan baku
merupakan unsure yang aktif dalam proses produksi. Bahan baku bisa
lansgung dapat diperoleh dari alam, bahan baku lebih ditekankan pada
bahan secara fisik langsung berhubungan dengan proses produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tanpa ada bahan baku , maka tidak akan pernah ada barang yang akan
diproduksi.
Menurut Assauri (2004:171) bahan baku adalah semua bahan
yang digunakan dalam pabrik dalam produksi, kecuali bahan-bahan
yang secara fisik digabungkan dengan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan pabrik tersebut.
Demikian bahan baku yang merupakan barang-barang
berwujud yang digunakan perusahaan dalam proses produksi dimana
barang ini dapat diperoleh dari sumber-sumber yang berada dialam
atau dibeli dari pemasok ataupun dari perusahaan lain yang
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakan barang
tersebut.
Menurut Mulyadi ( 2005:118) bahan baku adalah bahan yang
membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diperoleh
bisa berasal dari pembelian local, pembelian import dan pembuatan
sendiri.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
bahan baku adalah bahan utama atau bahan dasar dalam rangka
membuat sesuatu produk. Biasanya bahan baku diperoleh dari alam
langsung. Bahan baku dala hal ini ditekankan bahan baku secara fisik
langsung berhubungan dengan kegiatan produksi. Tidak tersedianya
bahan baku utuk produksi berarti akan mengakibatkan berhentinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
aktivitas produksi. Dengan kata lain bahan baku merupakan suatu
keharusan dalam setiap proses produksi yang akan menentukan
kelangsungan hidup industry tersebut.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan baku
Menurut M Nafarin (2004: 83-84) besar kecilnya harga bahan
baku yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain :
1) Anggaran produksi
Semakin besar produksi yang dianggarkan semakin besar pula
bahan baku yang disediakan. Sebaliknya semakin kecil produksi
yang dihasilkan semakin kecil pula bahan baku yang digunakan.
2) Harga beli bahan baku
Semakin tinggi harga bahan baku, semakin tinggi persediaan
bahan baku yang direncanakan. Sebaliknya semakin rendah bahan
baku yang dibeli semakin rendah persediaan bahan baku yang
direncanakan.
3) Biaya penyimpanan bahan baku digudang
Apabila biaya penyimpanan bahan baku digudang lebih kecil
dibandingkan dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat
kehabisan persediaan maka diperlukan persediaan bahan baku
yang lebih besar ataupun sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4) Ketepatan standar bahan baku digudang
Semakin cepat standar bahan baku dipakai yang dibuat.semakin
kecil persediaan bahan baku yang direncanakan. Sebaliknya bila
standar bahan baku yang dipakai yang dibuat sulit mendekati
ketepatan, maka persediaan bahan baku yang ditetapkan akan
sedikit besar.
5) Ketepatan pemasok( penjual bahan baku) dalam menyerahkan
bahan baku yang dipesan.
Apabila pemasok terlambat dalam menyediakan bahan baku yang
dipesan maka persediaan bahan baku yang direncanakan
jumlahnya besar. Sebaliknya jika pemasok tepat dalam
menyerahkan bahan baku maka bahan baku yang direncankan
jumlahnya kecil.
6) Jumlah bahan baku setiap bulan.
Bila bahan baku tiap kali pesan jumlahnya besar, maka persediaan
yang direncanakan juga besar. Sebaliknya jika bahan baku yang
dipesan jumlahnya kecil maka persediaan yang direncanakan
kecil.
2. Upah tenaga kerja
a. Pengertian Upah
Menurut Soediyono (1990:96) gaji atau upah adalah
pendapatan yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai imbalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terhadap penggunaan jasa sumber tenaga kerja yang mereka gunakan
dalam pembentukan produksi nasional. Pengertian gaji dan upah
tersebut dipakai dalam arti luas, yaitu meliputi juga didalamnya
berbagai macam penerimaan karyawan dalam bentuk lainnya, seperti
tunjangan keluarga, tunjangan perumahan, tunjangan perawatan sakit
dan sebagainya.
Menurut Gilarso (2003:211) upah adalah balas karya untuk
faktor produksi tenaga kerja manusia. Upah dibedakan menjadi dua
yakni upah nominal yaitu jumlah yang diterima dan upah riil yaitu
jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah uang tersebut.
Tingkat upah adalah taraf balas karya rata-rata yang berlaku secara
umum dalam masyarakat untuk segala macam pekerjaan. Tingkat upah
ini dapat diperhitungkan per jam, per hari, per minggu bulan atau
tahun.
Upah atau balas karya tenaga kerja ada dua segi yang penting
untuk pihak produsen (majikan), upah merupakan biaya produksi yang
mesti ditekan serendah mungkin. Tetapi pihak pekerja upah
merupakan sumber penghasilan bagi dirinya dan keluarganya, dan
dengan demikian juga merupakan sumber pembelanjaan masyarakat,
harga diri, dan statusnya dalam masyarakat.
Upah ditentukan paling sedikit ada lima hal yang ikut
menentukan tingkat upah yang berlaku dalam masyarakat, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1) Tingkat Harga
Dalam masyarakat modern tingkat upah terutama berhubungan
dengan tingkat harga. Apabila kebutuhan hidup naik maka para
pekerja akan menutut untuk kenaikan gaji disesuaikan dan upah
akan naik. Kenaikan upah akan mengakibatkan kenaikan inflasi.
Hal tersebut terjadi karena kenaikan upah menaikan biaya
produksi., berate menaikan harga, dan untuk para konsumen
keanikan upah akan memperbesar penghasilan dan pembelanjaan
masyarakat.
2) Produktivitas kerja
Dari pihak pengusaha pertimbangan terpenting dalam menetukan
upah gaji adalah prestasi kerja atau produkstivitas. Bila
produktivitas tinggi maka upah akan tinggi, namun bila
produkstivitas rendah maka upah akan rendah. Produkstivitas
kerja sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya faktor-faktor
produksi lain yang membantu.
3) Struktur ekonomi nasional
Struktur ekonomi ikut mempengaruhi tingkat upah. Misalka
pertambahan penduduk yang tidak dapat ditampung lagi dalam
sector pertanian, masih kurangnya sector industry, banyaknya
pengangguran, bersamaan dengan berkurangnya tenaga ahli,
masih sulitnya alat transportasi dan komunikasi, perbedaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perbedaan local, daerah dan kota. Dan perbedaan swasta dan
negeri antara pribumi dan non pribum, antara perusahaan nasional
dan asing.
4) Peraturan pemerintah
Banyak hal yang diatur oleh pemerintah dari peraturan perundang-
undangan, misalkan peraturan upah minimum, keharusan
membayar upah lembur dan terutama peraturan gaji pegawai
negeri yang menjadi patokan untuk banyak perusahaan swasta.
5) Keadilan dan perikemanusiaan
Upah hendaknya sesuai dengan tenaga yang diberikan oleh
pekerja yang sekurang-kurangnya mencukupi untuk hidup layak
dengan keluarganya. Hal tersebut untuk memenuhi inti dari
keadilan. Di dalam perusahaan upah uang (nominal) dilengkapi
dengan tunjangan-tunjangan (beras, pakaian kerja, perumahan)
dan fasilitas lain.
b. Sistem upah
Ada berbagai cara atau system untuk memperhitungkan
besarnya upah atau balas karya. Yang terpenting adalah
1) Upah menurut prestasi (upah potongan)
Balas jasa dikaitkan dengan prestasi kerja karena besarnya upah
tergantung dari banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu
tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2) Upah waktu
Besarnya upah ditentukan berdasarkan lama waktunya pekerjaan
yang diselesaikan oleh pekerja. Bisa dihitung perjam, perhari,
perminggu, perbulan. Biasanya system ini digunakan untuk jenis
pekerjaan yang hasilnya sukar dihitung perpotong.
3) Upah borongan
Upah borongan adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu
pekerjaan yang diborongkan.
4) Upah premi
Cara ini merupakan kombinasi dari waktu dan upah potongan.
Upah dasar untuk prestasi normal berdasarkan waktu atau jumlah
hasil.
5) Upah bagi hasil
Bagi hasil merupakan cara yang biasa di bidang pertanian dan
dalam usaha keluarga, tetapi juga dikenal diluar kalangan itu.
c. Perbedaan-perbedaan upah
Terdapat perbedaan yang mencolok dalam tinggi rendahnya upah.
Perbedaan tersebut ada yang wajar bahkan tak adil. Perbedaan-
perbedaan yang wajar disebabkan oleh :
1) Perbedaan prestasi kerja, karena bakat, pendidikan, pengalaman,
keahlian, kreativitas.
2) Perbedaan dalam berat tanggung jawab yang harus dipikul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3) Perbedaan dalam beratnya pekerjaan dan besarnya resiko.
4) Sebagian juga terjadi karena perbedaan daerah dan lapisan social.
d. Upah adil
Upah dipandang adil kalau memenuhi 4 syarat :
1) Sesuai dengan prestasi kerja.
2) Sesuai dengan kebutuhan karyawan, artinya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup para pekerja berserta keluarganya.
3) Sesuai dengan kemampuan perusahaan. Bila perusahaan tidak
sanggup membayar upah cukup tinggi, maka upah yang rendah
pun cukup adil.
4) Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Misalkan gaji
dijakarta umumnya lebih tinggi, tetapi biaya hidup sehari-hari
(makanan, perumahan, pengangkutan umum, dan sebagainya) juga
jauh lebih mahal.
3. Teknologi
Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Pengertian teknologi tidak hanya mencakup penemuan alat-alat
baru, tetapi juga termasuk cara-cara baru dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.
Menurut Sumaryadi dalam Agus (2005 : 31) teknologi diartikan
sebagai berikut : teknologi berasal dari kata teknik atau technique dari
kata Yunani teknikos yang bearti kesenian atau ketrampilan dan logos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yaitu ilmu atau asas utama (fundamental principles) yang berate teknologi
adalah ilmu dibelakang ketrampilan atau asas-asa utama daripada suatu
ketrampilan.
Menurut Manullang (2000:43) pengertian teknologi adalah cara baru
mengerjakan sesuatu dapat berarti mendesain, menghasilkan,
mendistribusikan, atau menjual barang dan jasa. Pengertian tersebut
terlihat hubungan antara bisnis dengan teknologi.
Menurut Sukirno (2005 : 59 – 60) menjelaskan bahwa dalam jangka
panjang dua faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memproduksi barang adalah pertambahan faktor-faktor
produksi dan kemajuan teknologi. Dengan faktor produksi yang lebih
banyak dan tingkat teknologi yang lebih baik maka produksi maksimum
masyarakat dapat dinaikan, hal tersebut menunjukan bahwa dengan
adanya teknologi diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi.
Berkaitan dengan teknologi, menurut Garperzs (2001:36)
mengemukaan lima sifat pokok teknologi yang perlu dipahami yaitu :
a. Ilmu pengetahuan dan praktek merupakan prasyarat untuk tumbuh dan
berkembangannya teknologi.
b. Teknologi dapat berupa kompetensi yang melekat pada diri manusia (
human embedded technology ) dapat berwujud fisik yang melekat
pada mesin dan peralatan ( object embedded technology ), serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
informasi yang diwadahi oleh sistem dan organisasi ( document
embedded technology).
c. Teknologi tidak dapat menciptakan nilai guna bila tidak diterapkan.
d. Sebagai salah satu asset perusahaan teknologi dapat ditemukan,
dikembangkan, dibeli, dijual, dicuri atau tidak bernilai guna bila
teknologi yang dimiliki sudah kadaluarsa.
e. Umumnya teknologi diciptakan untuk kesejahteraan masyarakat atau
meningkatkan kualitas hidup manusia.
Menurut Garperzs (2001:38 ) pada dasarnya aspek teknologi
mencakup empat komponen utama yang terintegrasi, diantaranya sebagai
berikut :
b. Teknologi yang terkandung pada manusia yang terdiri atas
pengetahuan, sikap, perilaku, budaya dan lain-lain.
c. Teknologi yang terkandung dalam barang, berupa mesin-mesin,
peralatan, produk (barang/jasa). Teknologi ini membantu manusia
dalam melakukan aktivitas.
d. Teknologi yang terkandung dalam kelembagaan atau organisasi dan
manajeman. Teknologi ini membantu manusia dalam bekerja secara
efektif dan efisien .
e. Teknologi yang terdapat pada dokumen-dokumen berupa informasi
yang dihasilkan manusia dalam melakukan pekerjaan. Dokumen ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tersimpan dalam dokumen-dokumen paten, rumus-rumus, majalah,
disket, flashdisk, buku-buku dan lain-lain.
Dengan adanya keempat teknologi diatas selalu ada dalam sitem industri.
Dimana komposisinya berada dalam keseimbangan yang sesuai dengan
keperluan sistem industri itu serta berpengaruh positif untuk
meningkatkan output dalam industri itu. Kemudian Ladislav Tondl dalam
The Liang Gie (1996:18) membedakan tiga ragam dasar teknologi yang
sekaligus menunjukan perkembangan historis yang berlainan yaitu :
a. Alat
Sesuatu alat misalkan kapak, pengungkit, obeng atau pisau. Alat ini
bergerak semata-mata berdasarkan tenaga dari otot manusia. Pada
umumnya manusialah yang membimbing dan dan mengendalikan alat-
alat, dengan demikian manusia menjadi sumber informasi.
b. Mesin
Mesin adalah suatu alat yang tidak menggunakan tenaga manusia
melainkan sumber-sumber tenaga diluar manusia seperti misalkan
hewan peliharaan, tenaga angin, atau arus air. Mesin yang lebih tinggi
ragamnya menggunakan tenaga yang merupakan perubahan bentuk
dari suatu sumber daya alam, misalkan air mendidih bias menjadi
tenaga uap. Mesin-mesin itu masih membutuhkan manusia untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
membimbing dan mengendalikannya. Jadi manusia masih menjadi
sumber informasi walaupun tidak menjadi sumber tenaganya.
c. Automatom
Automatom adalah perlengkapan teknologi yang palin tinggi dan
paling canggih. Perlengkapan ini dapat mebuat keputusan dan
mengatur sendiri. Misalkan lemari es bila terdapat udara dingin yang
terlampau tinggi didalam lemari es maka mesin pendingin akan mati
dengan sendirinya, bila lemari e situ sering dibuka sehingga udara
dingin berkurang maka dengan sendirinya mesin pendingin pada
lemari es akan bekerja kembali.
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam
pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau
perwujudan sesuatu. Kecendrungan inipun mempunyai suatu akibat
dimana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu
pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan sendirinya
setiap jenis teknologi/ bagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa
berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang
teknologi perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang
menjadi pasangannya. Adapun tiga macam teknologi yang sering
dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
a. Teknologi Modern
Jenis teknologi modern ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1) Padat modal
2) Mekanis elektris
3) Menggunakan bahan import
4) Berdasarkan penelitian mutakhir dan lain-lain
b. Teknologi Madya
Jenis teknologi madya ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Padat karya
2) Dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat
3) Menggunakan alat setempat
4) Berdasarkan alat penelitian
c. Teknologi Tradisional
Teknologi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)
2) Menggunakan keterampilan setempat
3) Menggunakan alat setempat
4) Menggunakan bahan setempat
5) Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan
Dengan demikian teknologi adalah segenap keterampilan manusia
menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum
dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis
yang ditentukan.
D. Usaha Kecil
Menurut ketentuan dalam undang-undang No.9 Tahun 1995. Kriteria
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200 juta ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
atau memeliki hasil penjualan setahun paling banyak Rp 1 milyar.
Usaha kecil memang mempunyai keuntungan tertentu mudah dimulai
dan dijalankan sendiri, tidak membutuhkan modal besar, dan dapat
memberikan lapangan pekerjaan kepada banyak orang sampai jauh kepelosok.
Disamping itu usaha kecil juga mempunyai kelemahan: lemah tidak
hanya dalam hal modal, tetapi lebih lemah dalam hal manajemen. Beberapa
kelemahan yang masih banyak terdapat dan bisa menyebabkan gagalnya
usaha adalah:
1. Kurang adanya administrasi dan pembukuan, bahkan pencatatan
sederhana pun kerap kali tidak ada.
2. Kurang adanya kalkulasi harga pokok yang teliti, atau ada biaya-biaya
yang tidak ikut diperhitungkan sehingga harga jual ditetapkan terlalu
rendah dan usaha kurang rendabel.
3. Kurang ada usaha dan perhatian untuk pemasaran hasil produksi,
termasuk kurang pelayanan yang baik kepada pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Terlalu mudah mau pinjam uang tanpa merencanakan untuk apa (tujuan
produktif) dan bagaimana atau kapan uang itu akan dikembalikan.
5. Terlampau mudah memberikan kredit kepada pelanggan sehingga timbul
kesulitan liquiditas.
6. Kurang perhatian terhadap pemeliharaan yang dipakai.
7. Cara kerja tradisional, berpegang terhadap cara-cara zaman dahulu, tanpa
cukup control dan cara kerja efisien.
8. Meremehkan saingan, terutama dalam hal mutu barang.
Sementara itu pengertian usaha kecil menurut UU No 20 (pasal 1) Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini.
Kriteria yang dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menetapkan
besar kecilnya seorang pengusaha atau suatu perusahaan tergantung dari
sudut pandang penilai. Dari berbagai literatur kriteria untuk menentukan besar
kecilnya suatu perusahaan antara lain besarnya modal yang dimiliki, kapasitas
produksi, banyaknya tenaga buruh yang dipekerjakan, dan seberapa jauh
dominasi perusahaan tersebut pada pasar untuk produk sejenis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sebagainya. Industri kecil dan menengah telah tumbuh dan berkembang
dengan cepat dari waktu ke waktu. Perkembangan industri kecil yang pesat
berdampak pada kompetisi yang semakin meningkat. Kompetisi yang
semakin ketat akan cenderung menyebabkan tingkat keuntungan (rate of
return) yang diperoleh usaha kecil dan menengah mengarah pada
keseimbangan. Bahkan pada kondisi tertentu, industri kecil yang tidak mampu
berkompetisi akan kalah dari persaingan usaha, atau mengalami
kebangkrutan.
Tujuan dari adanya pembangunan industri antara lain sebagai berikut:
1. Memperluas kesempatan kerja
Dengan adanya pembangunan industri kecil semakin bertambah pula
jumlah industri kecil maka akan semakin banyak tenaga kerja yang
terserap oleh karena itu kesempatan kerja akan semakin bertambah.
2. Meratakan kesempatan berusaha
Dengan adanya pembangunan industri kecil maka semakin besar pula
kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan
keahlian mereka masing-masing.
3. Menunjang pembangunan daerah
Dengan adanya pembangunan industri kecil maka dapat membantu
pembangunan daerah. Angka pengangguran berkurang dan pendapatan
masyarakat menjadi meningkat yang menyebabkan Produk Domestik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bruto (PDB) turut serta meningkat dimana hal ini dapat menyebabkan
dana untuk pembangunan daerah bertambah.
4. Memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ada.
Dengan adanya pembangunan industri kecil maka SDA maupun SDM
yang ada dapat lebih memiliki nilai guna, misalnya batu dari letusan gunung
berapi yang semula hanya untuk bahan bangunan setelah ada para pengrajin
batu, maka nilai batu menjadi semakin bertambah.
Selain itu UU No 20 (pasal 4) Tahun 2008 menjelaskan prinsip dan
pemberdayaan usaha kecil sebagai berikut :
1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan usaha
mikro, kecil, dan menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.
2. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan
berkeadilan.
3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar
sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
4. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu.
Selain itu dalam UU No 20 tahun 2008 juga dijelaskan tentang tujuan
pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang, dan berkeadilan.
2. Mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
3. Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
E. Penelitian Terdahulu
a. Subekti (2009) “Pengaruh Upah, Nilai Produksi, Nilai Investasi Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Genteng di Kabupaten
Banjarnegara” Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa nilai produksi dan nilai
investasi mampu menerangkan dengan baik variable penyerapan tenaga
kerja. Perhitungan secara parsial menerangkan bahwa variable upah, nilai
produksi dan nilai investasi memberikan pengaruh secara signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil genteng di
Kabupaten Banjarnegara.
Hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa factor yang
paling dominan memberikan sumbangan terhadap penyerapan tenaga
kerja pada industri kecil genteng di Kabupaten Banjarngara adalah nilai
produksi. Melihat hal ini maka sebaiknya pengusaha lebih meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
lagi mutu produknya yang disertai juga dengan peningkatan teknologi
modern sehingga nilai produksi genteng dapat terus meningkat.
b. Ayu Mutiara (2011) “Analisis Pengaruh Bahan Baku, Bahan bakar, dan
Tenaga kerja terhadap Produksi Tempe dikota Semarang” (studi kasus di
kelurahan Krobokan).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui menganalisis pengaruh
bahan baku industri terhadap produksi tempe, menganalisis pengaruh
bahan bakar terhadap produksi tempe, menganalisis pengaruh tenaga
kerja terhadap produksi tempe. Populasi dalam penelitian ini adalah
industri tempe di Kelurahan Krobokan Kota Semarang yang berjumlah
49 industri tempe. Jumlah sampel industri tempe yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 30 industri tempe.
Data dikumpulkan melalui metode kuesioner dengan teknik purposive
sampling. Kemudian dilakukan metode yang meliputi uji asumsi klasik,
uji hipotesis, uji F dan uji t, analisi koefisien determinasi (R2), Untuk
menaganalis data menggunakan soft ware SPSS versi 10.0.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan uji t variabel
bahan baku berpengaruh signifikan terhadap variabel produksi tempe.
Kemudian melalui uji t dapat diketahui bahwa variabel bahan bakar
berpengaruh signifikan terhadap produksi tempe dan tenaga kerja
berpengaruh signifikan terhadap produksi tempe. Sedangkan berdasarkan
uji simultan (uji F) bahan baku, bahan bakar dan tenaga kerja memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pengaruh terhadap produksi tempe di Kelurahan Krobokan Kota
Semarang. Besarnya R2 sebesar 0,960 artinya 96,0 persen variasi
produksi tempe dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas (bahan
baku, bahan bakar dan tenaga kerja), dan sisanya sebesar 4,0 persen
dijelaskan variabel lain di luar model.
Dari penelitian yang dilakukan peneliti bagi para produsen tempe
harus lebih memperhatikan kualitas bahan baku (Kedelai) yang akan
digunakan dalam proses produksi. Juga untuk lebih memperhatikan
bahan bakar yang digunakan selama proses produksi.
F. Kerangka Berpikir
1. Kontribusi harga bahan baku terhadap jumlah produksi bata merah.
Bahan baku merupakan dasar untuk proses produksi suatu barang,
keberadaan bahan baku ini akan mempengaruhi kelangsungan dari proses
produksi yang nantinya akan berpengaruh pada output. Karena bahan baku
merupakan unsure yang aktif dalam proses produksi. Bahan baku bisa
lansgung dapat diperoleh dari alam, bahan baku lebih ditekankan pada
bahan secara fisik langsung berhubungan dengan proses produksi. Tanpa
ada bahan baku , maka tidak akan pernah ada barang yang akan
diproduksi.
Besar kecilnya harga bahan baku dalam suatu industri ditentukan oleh
beberapa factor antara lain : anggaran produksi, harga bahan baku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
ketepatan pemasok dalam menyediakan bahan baku, ketepatan standar
bahan baku digudang, jumlah persediaan bahan baku di gudang.
2. Kontribusi upah tenaga kerja terhadap jumlah produksi bata merah.
Upah sangat penting bagi para pekerja disuatu industry. gaji atau upah
adalah pendapatan yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai
imbalan terhadap penggunaan jasa sumber tenaga kerja yang mereka
gunakan dalam pembentukan produksi nasional. Pengertian gaji dan
upah tersebut dipakai dalam arti luas, yaitu meliputi juga didalamnya
berbagai macam penerimaan karyawan dalam bentuk lainnya, seperti
tunjangan keluarga, tunjangan perumahan, tunjangan perawatan sakit dan
sebagainya.
Dengan pemberian upah yang diberikan oleh pemilik industry
diharapakan tingkat produktivitas akan meningkat dan dapat
meningkatkan kinerja industry dalam menghasilkan barang hasil
produksi.
3. Kontribusi penggunaan teknologi terhadap jumlah produksi bata merah.
Menurut Sukirno (2005 : 59 – 60) menjelaskan bahwa dalam jangka
panjang dua faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memproduksi barang adalah pertambahan faktor-faktor
produksi dan kemajuan teknologi. Dengan faktor produksi yang lebih
banyak dan tingkat teknologi yang lebih baik maka produksi maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
masyarakat dapat dinaikan, hal tersebut menunjukan bahwa dengan
adanya teknologi diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi.
Gambar II.5
Bagan kerangka pemikiran
Harga bahan baku (X1)
Upah Tenaga Kerja (X2)
Hasil Produksi Bata Merah (Y)
Penggunaan teknologi (X3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
G. Hipotesis
Dari uraian permasalahan dan dasar teori yang telah dijabarkan di atas, maka
hipotesis penelitian yang dapat ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Harga bahan baku berkontribusi terhadap hasil produksi bata merah.
2. Upah tenaga kerja berkontribusi terhadap hasil produksi bata merah.
3. Penggunaan teknologi berkontribusi terhadap hasil produksi bata merah.
4. Harga bahan baku, upah tenaga kerja, penggunaan teknologi berkontribusi
terhadap hasil produksi bata merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatif. Jenis
penelitian eksplanatif digunakan untuk menguji hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti
kontribusi harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan teknologi
terhadap hasil produksi bata merah.
Peneliti melakukan observasi secara langsung dan melakukan
wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam penelitian ini.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Penggalang, Kecamatan Adipala,
Kabupaten Cilacap. Penelitian ini dilaksanakan di desa Penggalang
dengan alasan sebagai berikut :
a. Di desa Penggalang merupakan salah satu penghasil bata merah yang
terdapat di Kabupaten Cilacap. Hampir di setiap warga mendirikan
usaha produksi bata merah sebagai mata pencaharian selain bertani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Letak desa Penggalang yang sangat strategis yaitu di jalan antar kota
dalam provinsi yang terletak di Kabupaten Cilacap.
c. Bahan baku untuk membuat bata merah yang mudah didapat di daerah
sekitar Desa Penggalang.
d. Warga desa penggalang selain bekerja sebagai petani, mereka juga
bekerja sebagai pekerja pembuat bata merah.
e. Tenaga kerja banyak berasal dari lingkungan tempat produksi bata
merah.
2. Waktu penelitian : Maret 2012.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah warga masyarakat Desa Penggalang,
khususnya warga yang mempunyai usaha produksi bata merah. Pengrajin
bata merah yang memberikan informasi tentang usaha produksi bata
merah.
2. Objek penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah jumlah modal, harga bahan baku, , dan
upah tenaga kerja untuk memproduksi bata merah yang terdapat di Desa
Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
D. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah seluruh warga Desa
Penggalang yang mempunyai usaha produksi bata merah. Jumlah populasi
pemilik usaha bata merah di Desa Penggalang mencapai 110 orang
pengrajin.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili dari populasi yang
akan diteliti secara keseluruhan. Dalam penelitian ini yang dimaksud
adalah industri kecil bata merah yang berada di Desa Penggalang,
Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil adalah sebanyak
83 pengrajin bata merah. Jumlah sampel dari populasi dapat diketahui
dengan menggunakan rumus Krejcie dan Morgan sebagai berikut :
n = X2. N.P(1-P)
(N- 1).d2 + X2.P(1-P)
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
X 2 = nilai Chi kuadrat
P = proporsi populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
d = galat pendugaan
keterangan :
a. Asumsi tingkat kendala 95% karena menggunakan nilai X2 = 3,841
yang artinya memakai α = 0,05 pada derajat bebas 1.
b. Asumsi beragam populasi yang dimasukkan dalam perhitungan adalah
P ( P-1 ), dimana P = 0,5.
c. Asumsi nilai galat pendugaan 5% ( d = 0,05 )
Dengan demikian, berdasarkan rumus Krejcie dan Morgan dapat
diketahui sampel dalam penelitian ini, dari populasi sejumlah 83 adalah
sebagai berikut :
. . 11 . . 1
3,481 110 0,5 0,5110 1 . 0,05 3,481 0,5 0,5
3,481 110 0,025109 0,25 0,87925
95,72751,15175
83,11482527
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel di mana semua
individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi tersebut. Pengambilan sampel acak sederhana dilakukan
dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak.
E. Variabel penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Varibel bebas
a. Harga bahan baku (X1)
Input bahan baku merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk
produksi batubata merah per minggu dengan satuan rupiah. Skala
pengukuran dengan menggunakan satuan besarnya jumlah yaitu rupiah
bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi per satu kali
produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Upah tenaga kerja (X2)
Upah yang diberikan kepada pekerja dalam proses produksi bata
merah. Skala pengukuran menggunakan satuan rupiah yang diberikan
kepada pekerja dalam satu kali produksi.
c. Penggunaan teknologi (X3)
Penggunaan teknologi yang berupa peralatan yang digunakan untuk
proses produksi bata merah. Peralatan produksi yang digunakan antara
lain : mesin giling, mesin cetak bata merah, alat angkut. Peralatan
tersebut mengunakan skala pengukuran dengan satuan rupiah.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil produksi batu bata
merah. Hasil produksi yang dihasilkan dihitung secara per minggu. Skala
pengukuran produksi batu batamerah dengan menggunakan satuan rupiah.
F. Data yang dicari
Data yang dicari adalah :
1. Harga bahan baku
2. Besarnya upah tenaga kerja
3. Jumlah pembelian peralatan
4. Hasil produksi bata merah
5. Hambatan dan kendala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Table III.1 Instrument yang diperlukan untuk mengukur kontribusi harga bahan baku, upah tenaga kerja, penggunaan teknologi terhadap
jumlah produksi bata merah
Variabel penelitian Indikator Data yang dicari Harga bahan baku (X1)
Jumlah total pembelian bahan baku.
- Jumlah total pembelian bahan baku. (satuan rupiah)
Upah tenaga kerja (X2)
Jumlah total upah yang diberikan kepada pekerja.
- Jumlah total pemberian upah terhadap pekerja (satuan rupiah)
Penggunaan teknologi (X3)
Jumlah total pembelian peralatan.
- Jumlah total pembelian peralatan (satuan rupiah)
Hasil produksi bata merah (Y)
Jumlah total produksi yang dihasilkan.
- Jumlah total produksi yang dihasilkan dalam kurun waktu satu minggu (satuan rupiah)
G. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Observasi yaitu metode pengumpulan data secara sistematis melalui
pengamatan langsung terhadap subyek yang diteliti. Dengan metode ini
peneliti akan mengamati secara langsung pada para pengrajin bata merah
di Desa Penggalang untuk memperoleh gambaran tentang keadaan fisik
yang sesungguhnya seperti untuk mengamati proses pembuatan bata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
merah , melihat banyaknya tenaga kerja yang bekerja, dan banyaknya
sentra-sentra industri bata merah yang ada di desa Penggalang.
2. Kuisioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang penggunaan teknologi, upah tenaga kerja,
harga bahan baku.
Tabel III.2
Kisi-kisi instrument yang diperlukan untuk mengukur kontribusi harga bahan baku, upah tenaga kerja, penggunaaan teknologi
terhadap jumlah produksi bata merah No. Data yang dicari Jumlah item No. Item kuisioner
1. Identitas responden A 3
1,2,3
2. Jumlah total harga bahan baku
B 1
1
3. Jumlah total upah tenaga kerja
1 2
4. Jumlah total pembelian peralatan untuk produksi (penggunaan teknologi)
1 3
5. Jumlah total produksi yang dihasilkan dalam kurun waktu satu minggu.
1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menyalin data yang relevan
dengan penelitian. Data yang diperoleh adalah data tentang gambaran
umum yang berhubungan dengan objek penelitian. Dari dokumentasi ini
akan diperoleh data mengenai jumlah kepala keluarga, letak geografis,
keadaan penduduk, dan kondisi fisik daerah penelitian.
H. Teknik analisis data
Adapupun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Analisis regresi yang melibatkan lebih dari dua variabel
independen. Data ini akan dianalisis dengan SPSS versi 17.00. Sebelum
menganalisis maka perlu adanya pengujian terlebih dahulu dengan uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji normalitas dengan Normal P-P Plot. Suatu variable
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah
mengikuti garis diagonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Uji heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi adanya penyebaran
atau pancaran dari variabel-variabel. Selain itu juga untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari
residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji korelasi
Spearman Rank. Metode ini dapat digunakan untuk sampel besar maupun
sampel kecil.
Prosedur melakukan uji ini adalah :
a. Dari hasil regresi suatu model regresi, diperoleh nilai-nilai
residual (ei)
b. Tanpa melihat tanda residual (+/-), susunan nilai residual ini
berdampingan dengan variabel bebas yang ada dalam model
regresi yang ditaksir. Nilai r yang tinggi antara residual dengan
variabel penjelas menunjukan adanya heteroscedasticity.
Cara menghitung Spearman Rank adalah sebagai berikut (Sudjana 2005) :
6 ∑ bi 2
ρ = 1 - n ( n 2 - 1 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangan :
ρ = koefisien korelasi Spearman
∑ bi 2 = jumlah kuadrat antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain
n = banyaknya sampel
Untuk mengetahui terjadi tidaknya heteroskedastisitas,
digunakan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika probabilitas hitung > 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
b. Jika probabilitas hitung < 0,05 maka terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang
dapat mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji Durbin-
Watson.
Uji Darbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dan tidak ada variabel lain diantara variabel independent. Hipotesis yang
akan diuji adalah:
Ho: r = 0 (tidak ada autokorelasi)
Ha: r ≠ 0 (ada autokorelasi)
n ∑ (et – et-1)2
t=2 Statistika uji: d =
n ∑ e2t t=1
Dalam penelitian uji autokorelasi dilakukan dengan uji statistika d
Durbin-Watson (DW) dengan kriteria sebagai berikut:
a. 0 < dw < dL = Ho ditolak dan terdapat autokorelasi positif
b. dI,< dw < dV = tidak ada keputusan
c. 4 - dL< dw < 4 = Ho ditolak dan terdapat autokorelasi negative
d. 4-dV <dw<4-dL = tidak ada keputusan
e. dV<dw< 4 - dV = Ho diterima dan tidak terdapat autokorelasi
4. Uji Multikolinieritas
Multikolineritas adalah hubungan variabel-variabel bebas diantara satu
dengan yang lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah dengan model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi multikolinieritas (Firdaus,
2004) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
N∑XY – (∑X) (∑Y)
rxy = √{N∑X 2 - (∑X) 2} {N∑ r 2 - (∑ r) 2}
Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan
ketentuan sebagai berikut :
Jika VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas
Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolineritas
5. Uji F
Uji ini untuk menguji apakah model regresinya dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependent. Namun sebelum pengujian terhadap
hipotesis dilakukan, ditentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya
dahulu.
Ho : Model regresi dengan variabel harga bahan baku, upah tenaga
kerja, penggunaan teknologi tidak dapat memprediksi variabel hasil
produksi bata merah.
Ha : Model regresi dengan variabel harga bahan baku, upah tenaga
kerja, penggunaan teknologi dapat memprediksi variabel hasil produksi
bata merah.
Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat
menggunakan uji F dengan rumus (Sudjana 2005) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
R2 / k
F =
(1 – R2) / (n – k – 1)
Keterangan :
F = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = banyaknya anggota sampel
Hasil pengujian adalah :
Ho diterima (tidak signifikan) jika F hitung < F tabel
df = (n1 = k-1), ( n2 = n – k)
Ho ditolak (signifikan) jika F hitung > F tabel
df = (n1 = k-1), (n2 = n – k)
Dimana :
K : Jumlah variabel
N : Jumlah sampel
6. Analisis Regeresi Berganda
Analisis regresi berganda merupakan analisis regresi yang melibatkan
lebih dari dua variabel independen. Untuk mencari persamaan regresi
adalah sebagai berikut (Algifari 2000:65) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan :
Y = nilai estimasi
a = nilai Y pada perpotongan antara garis linier sumbu vertikal Y
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang di dasarkan pada variabel
independen.
X1 = Harga bahan baku bata merah.
X2 = Upah tenaga tenaga kerja.
X3 = Penggunaan teknologi.
Sedangkan untuk menguji Signifikansi koefisien regresi berganda
digunakan uji t dengan rumus (Algifari, 2000 : 19) :
t =
Keterangan:
t = nilai t hitung yang di cari
b = koefisien regresi
Sb = Simpangan baku
1. Pembuktian hipotesis ini dengan menggunakan teknik regresi dengan
bantuan komputer program SPSS versi 17.
a. Kontribusi antara harga bahan baku dengan hasil produksi.
Hipotesis Penelitian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Ho : tidak ada kontribusi yang signifikan antara harga bahan baku
bata merah dengan hasil produksi.
Ha : ada kontribusi yang signifikan antara harga bahan baku bata
merah dengan hasil produksi
b. Kontribusi antara upah tenaga kerja dengan hasil produksi.
Ho : tidak ada kontribusi yang signifikan antara upah tenaga kerja
dengan hasil produksi.
Ha : ada kontribusi yang signifikan antara upah tenaga kerja
dengan hasil produksi.
c. Kontribusi antara penggunanaan teknologi dengan hasil produksi.
Ho : tidak ada kontribusi yang signifikan antara penggunaan
teknologi dengan hasil produksi.
Ha : ada kontribusi yang signifikan antara penggunaan teknologi
dengan hasil produksi.
2. Menentukan level of significant ( α ) = 5% dengan nilai level of
confidance sebesar 95% dengan degree of freedom ( df ) = n-k.
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.
Kriteria penerimaan, yaitu :
Ho diterima jika = T hitung < (T tabel ) T α, n-k
Ha ditolak jika = T hitung < (T tabel ) T α, n-k
4. Menarik kesimpulan dengan membandingakan hasil dari T hitung
dan T tabel, kemudian tentukan daerah penerimaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
penolakannya. Apabila Ho ditolakharga bahan baku, upah tenaga
kerja dan penggunaan teknologi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hasil produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI DESA
A. Kondisi Geografis
Lokasi penelitian ini dilakukan pada industri kerajinan gerabah yang
berlokasi di Desa Penggalang. Desa Penggalang terletak di Kecamatan
Adipala, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Desa Penggalang terletak
pada arah timur dari pusat kota Kabupaten Cilacap. Jarak Desa Penggalang
dengan pusat kota Kabupaten Cilacap kurang lebih 20 km. Letak Desa
Penggalang 6 km kearah barat dari pusat Kecamatan Adipala. Secara
administratif Desa Penggalang mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut :
1. Letak Geografis dan Batas Adminstrasi
Desa Penggalang memiliki batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Desa karang Sari
b. Sebelah selatan : Desa Wlahar
c. Sebelah timur : Desa Adipala
d. Sebelah barat : Sungai Serayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Kondisi Fisik
a. Topografi
Kondisi topografi Desa Penggalang yang dibagi menjadi 6 (enam)
wilayah. Adapun pembagian wilayah tersebut sebagai berikut :
1) Kadus I : Penggalang
2) Kadus II : Wijahan
3) Kadus III : Lancar
4) Kadus IV : Jati Kemplang
5) Kadus VI : Mandarasa
Secara keseluruhan wilayah Desa Penggalang tergolong datar dengan
kemiringan 2-15 % dan ketinggian ±5 meter di atas permukaan laut.
b. Klimatologi
Berdasarkan kondisi iklimnya, Desa Penggalang dapat di golongkan
sebagai wilayah dengan karateristik tropis dengan curah hujan 1132
mm/pertahun dan jumlah bulan kering 8 bulan.
c. Jenis tanah
Desa Penggalang memiliki jenis tanah lempungan, jenis tanah ini
cukup sesuai untuk kegiatan pertanian namun cukup labil, sehingga
mengakibatkan banyak jalan di Desa Penggalang cepat rusak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
d. Kondisi Lingkungan
Desa Penggalang memiliki karakteristik lingkungan yang berupa
dataran rendah yang terdiri dari tanah darat dan tanah sawah,
sebagaian besar penduduknya bermatapencaharian petani sawah.
B. Perekonomian Desa
1. Stastitik Perekonomian Desa
Pertumbuhan Ekonomi Desa Penggalang Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap pada prinsipnya selalu meningkat atau naik. Hal ini
terdorong akan adanya program-program pemerintah yang selalu
mengedepankan (program pro rakyat) yakni antaranya program OP. beras
(raskin), Jamkesmas, Bantuan langsung tunai (BLT), bantuan untuk
pemugaran rumah dari KK miskin dan sebagainya, sehingga mampu
menurunkan angka kemiskinan daerah didaerah pedesaan khususnya
untuk Desa Penggalang.
2. Pelayanan pemerintah Desa Bidang Ekonomi berikut kebijakan
Pengembangan Ekonomi Desa dan Indikator Pembangunannya.
Pelayanan pemerintah desa dibidang kegiatan dan pengembangan
ekonomi mengacu pada prinsip pelaksanaan ekonomi kerakyatan
mengingat masyarakat Desa Penggalang mayoritas mata pencahariaannya
sebagai petani maka pemerintah desa banyak berkonsentrasi pada sector
pertanian walaupun upaya tersenut tidak mutlak, karena banyak para usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pasangan muda yang produkstif diarahkan biasa
membuka/mengembangkan usaha-usaha kecil menengah sehingga mampu
turut mengairahkan perkembangan ekonomi desa.
Adapun bentuk indikator pembangunan tercermin dalam beberapa
jenis bidang kegiatan.
a. Bidang pertanian
1) Meningkatkan panca usaha tani dalam peningkatan mutu produksi
pertanian.
2) Mengikutsertakan anggota kelompok tani dalam program SLPHT
(Sekolah Latihan Pembrantasan Hama Terpadu ) dalam rangka
peningkatan Sumber Daya Manusia.
3) Mengembangkan budidaya tanaman hortikultura
4) Rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang terutama jaringan
irigasi.
5) Peningkatan disektor pertanian melalui intensifikasi, ekstensifikasi
dan difersifikasi yang memelihara kelestarian sumber alam dan
lingkungan hidup.
b. Bidang usaha kecil dan menengah
Memberikan modal pinjaman lunak kepada bakulan sayur keliling dan
warungan. Selain itu pemerintah desa berfokus pada pembenahan
infrastruktur yang berupa pembuatan jembatan, perbaikan jalan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
sarana-sarana lainnya sehingga mampu memperlancar jalannya roda
perekonomian desa.
C. Sosial Budaya
1. Kependudukan
a. Penduduk menurut usia
Berikut ini adalah data penduduk Desa Penggalang. Penduduk yang
paling banyak adalah antara umur 26 tahun – 55 tahun yang jumlahnya
3490 jiwa.
Tabel IV.1 Data penduduk menurut usia
No. umur jumlah 1. 0 – 5 tahun 1072 jiwa 2. 6 – 16 tahun 1748 jiwa 3. 17 – 25 tahun 1576 jiwa 4. 26 – 55 tahun 3490 jiwa 5. 56 tahun ke atas 871 jiwa
Data sekunder penduduk menurut usia 2011
Kebanyakan penduduk di Desa Penggalang adalah usia yang produktif.
Usia produktif antara umur 17 tahun- 60 tahun. Kebanyakan penduduk
di Desa Penggalang sudah bekerja dari umur 17 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Penduduk menurut mata pencaharian.
Berikut ini adalah data penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Tabel IV.2 Data penduduk berdasarkan mata pencaharian
D
a
t
a
Data sekunder penduduk berdasarkan matapencaharian 2011
Jumlah penduduk yang bermatapencaharian sebagai perternak sangat
mendominasi. Perternak yang ada di Desa Penggalang adalah perternak
sapi biasa sebesar 53 ekor, kambing 431 ekor, dan ayam 6000 ekor.
Sementara untuk jumlah petani berjumlah 2947 orang yang terdiri dari
pemilik tanah berjumlah 1598 orang dan buruh tani berjumlah 1349
orang. Kemudian untuk penduduk yang bermatapencaharian sebagai
pengusaha bata merah masuk dalam kategori pengusaha besar/kecil
yang berjumlah 110 orang.
No. Mata Pencaharian Penduduk Jumlah 1. Petani 2947 jiwa 2. Nelayan 100 jiwa 3. Pengusaha besar / kecil 165 jiwa 4. Pengrajin 10 jiwa 5. Buruh Industri 50 jiwa 6. Buruh bangunan 275 jiwa 7. Pedagang 254 jiwa 8. Pengangkutan 5 jiwa 9. Pegawai negeri sipil 47 jiwa 10. ABRI 5 jiwa 11. Pensiunan ABRI / PNS 23 jiwa 12. Perternak 6484 jiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
D. Visi dan Misi Desa Penggalang
1. Visi Desa Penggalang
Terwujudnya masyarakat Desa Penggalang yang tertib, sehat, kondusif,
dalam tata kehidupan yang demokratis, cerdas, mandiri, kreatif, dan
produktif yang dilandasi dengan akhlak mulia dalam rangka
mencapai/menuju terwujudnya Desa Penggalang Tersenyum (tertib, rapi,
sehat, nyaman untuk masyarakat), mampu meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan lahir batin berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Misi Desa Penggalang
a. Untuk menumbuh kembangkan keinginan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari sesuai dengan situasi dan
kondisi Sumber Daya Alam (SDA) Desa Penggalang.
b. Menjadikan Desa Penggalang sebagai desa (sentra pertanian), desa
yang mampu mewujudkan pertanian yang modern dengan
mengembangkan penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan.
c. Menjadikan masyrakat Desa Penggalang berbudi pekerti luhur,
tangguh, sehat jasmani dan rohainya, cerdas, patriotik, berdisiplin,
kreatif, produktif, berjiwa iman dan bertakwa serta demokratis demi
terciptanya SDM yang berkualitas.
d. Meningkatkan upaya pemerataan pembangunan disegala bidang pada
semua lapisan masyarakat yang profesional, berdaya guna dan berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
guna dan berhasil guna, sehingga terwujud pemerintah desa yang
bersih dab berwibawa.
e. Mewujudkan aparat pemerintah desa yang berfungsi sebagai pelayan
masyarakat yang profesional, berdaya guna, dan berhasil guna,
sehingga mewujudkan pemerintahan desa yang bersih dan berwibawa.
f. Meningkatkan inisiatif perencanaan pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, dan peranan wanita serta generasi muda yang
menegakkan supremasi hukum bagi masyarakat.
g. Meningkatkan persatuan dan kesatuan serta tolerasi beragama demi
berwujudnya kedamaian, ketentraman, keamanan, kenyamanan, dan
ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan dan Sasaran.
Rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMdes) Desa
Penggalang dimaksudkan untuk memberi arah kebijakan program serta
prioritas pembangunan, sebagai landasan dan pedoman kebijakan
operasional pemerintah desa.
a. Tujuan
1) Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari.
2) Meningkatkan produktifitas pertanian yang bermutu tinggi dan
peningkatab penggunaan pupuk organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3) Mengoptimalkan pembentukan generasi muda yang betul-betul
mempunyai intelektual, sikap, dan ketrampilan yang tinggi
dilandasi dengan iman dan takwa sehingga benar-benar terbentuk
SDM desa yang berkualitas.
4) Mensinergikan pelaksanaan pembanguna desa untuk kemakmuran
masyarakat sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan.
5) Peningkatan pelayanan masyarakat yang benar-benar profesional.
6) Peningkatan pemberdayaan mayarakat dan peranan wanita atau
persamaan gender serta generasi muda.
7) Umat beragama di Desa Penggalang merasa aman, terlindungi, dan
nyaman dalam beribadah serta mampu mewujudkan rasa persatuan
dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
E. Strategi pembangunan desa
Berdasarkan visi dan misi yang ditetapkan, operasionalnya memerlukan
strategi pokok, agenda-agenda, prioritas-prioritas dan program pembangunan
desa.
1. Strategi pokok pembangunan desa.
Terdapat beberapa strategi pokok yang ditempuh sebagai
pengejawantahan visi dan misi yang ditetapkan yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
a. Penataan kembali manajemen pemerintahan desa yang dinamis , bersih
dan berwibawa serta demokratis untuk mengoptimalkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, kompeten dan
proporsional dengan semangat kebersamaan yang berdasarkan jiwa
yang berkualitas tinggi, ulet, cerdas, sehat dan berdisiplin untuk tetap
tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa yang berjiwa Pancasila dan
UUD 1945.
Strategi ini dimaksudkan untuk mengembangkan sistem sosial politik
yang tangguh sehingga sistem dan kelembagaan yang terbangun tahan
menghadapi berbagao goncangan sebagai suatu sistem sosial politik
yang berkelanjutan. Atas dasar tersebut dikembangkan sistem
peningkatan dan kemampuan masyarakat yang merupakan bagian
penting dari stategi pembangunan tersebut.
b. Hasil penerapan strategi pertama yang diharapkan pada masa
mendatang:
1) Seluruh peraturan yang dihasilkan pemerintah Desa Penggalang
dijiwai Pancasila dan UUD 1945 serta sejauh mungkin melalui
partisipasi publik.
2) Seluruh peraturan yang dihasilkan tidak bertentangan dengan
peraturan yang hirarkinya lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Dihindarkan peraturan daerah yang diskriminatif baik isi maupun
penerapanya.
4) Terjaganya dan terhormatinya hak azazi masyarakat.
c. Strategi merupakan penjabaran dari visi dan misi sbagai berikut:
1) Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang bersih dan
berwibawa.
2) Pengembangan kepemimpinan desa.
3) Pengembangan kemampuan adminitrasi, komunikasi, dan
informasi pemerintahan pmbangunan desa.
4) Pemberdayaan lembaga-lembaga ataupun aparatur desa.
5) Pembinaan dan pengembangan manajemen desa administrasi
pemerintahan desa.
F. Arah kebijakan keuangan desa.
Kondisi perekonomian Desa Penggalang pada prisipnya tidak bisa lepas dari
kondisi ekonomi makro yang ditandai dengan beberapa masalah antara lain
melemahnya ekonomi nasional ataupun ekonomi global yang secara lambat
atau cepat mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat pedesaan.
1. Arah pengelolaan pendapatan desa.
Beberapa arah yang akan dilakukan dalam pengelolaan pendapatan desa
yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
a. Meningkatkan pendapatan desa melalui usaha intensifikasi, efisiensi
dan efektifitas pungutan desa dan sumber pendapatan desa lainnya
yaitu pengelolaan kas desa.
b. Mendorong usaha-usaha kecil menengah, pertenakan, dan kelompok
tani sebagai andalan matapencaharian masyarakat Desa Penggalang,
sehingga suatu usaha tersebut diharapkan akan berdampak positif
berupa peningkatan pendapatan perkapita penduduk dan secara tidak
langsung akan meningkatkan pendapatan desa dari penarikan pungutan
desa.
2. Arah pengelolaan belanja desa.
Kebijakan pengelolaan belanja desa akan diarahkan pada:
a. Peninjauan kredit desa dengan skala prioritas pada pengadaan barang
dan jasa yang langsung menyentuh kepentingan kebutuhan
masyarakat.
b. Meningkatkan proporsi belanja modal yang dapat memberikan dampak
besar dalam peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat
pedesaan.
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas belanja desa melalui standart
harga serta intensifikasi pengawasan baik oleh aparatur pengawas,
fungsional, maupun masyarakat.
d. Meningkatkan akuntabilitas dan pengelolaan keuangan desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
G. Program/kegiatan pembangunan desa
Sebagai penjabaran visi dan misi maka berdasarkan agenda dan prioritas yang
telah ditetapkan, kemudian disusun program-program pembangunan dan
kegiatan pokok strategi/cara untuk mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan tersebut:
1. Prioritas peningkatan komitmen persatuan dan kesatuan nasional.
a. Program peningkatan komitmen persatuan dan kesatuan nasional.
b. Program penataan hubungan pemerintah dan masyarakat.
2. Peningkatan keamanan, ketertiban, dan pencegahan kriminalitas.
a. Program pemeliharaan keamanan masyarakat.
b. Program pemeliharaan ketertiban masyarakat.
c. Program pengembangan hubungan antara pemerintah, masyarakat, dan
aparat keamanan.
d. Program penerapan hukum dan penegakan hukum.
e. Program pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
f. Program peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap terjadinya
bencana.
g. Program bantuan dan penanganan korban bencana serta jaminan
kesejahteraan sosial.
3. Program pembenahan sistem politik dan hukum serta penegakan hak asasi
manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
a. Program penyusunan dan penyempurnaan produk-produk hukum desa.
b. Program pengembangan budaya tertib hukum dan HAM.
c. Program pelayanan bantuan hukum.
d. Program pengembangan sarana dan prasarana hukum.
4. Program penciptaan sistem. pemerintahan yang lebih bersih, lebih
berwibawa, dan lebih efektif.
a. Program pengembangan kepemimpinan desa.
b. Program peningkatan koordinasi, konsolidasi, revitalisasi,
refungsionalisasi, dan profesionalisasi pemerintahan.
c. Program peningkatan pengawasan dan akuntibilitas.
d. Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan.
e. Program peningkatan pengelolaan SDM aparatur.
f. Program peningkatan kualitas pelayanan publik.
g. Program peningkatan sistem informasi pemerintah desa.
h. Program pengembangan sistem perencanaan pembangunan.
i. Program peningkatan kualitas arsip negara.
j. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur desa.
5. Peningkatan kualitas kehidupan dan peranan perempuan, kesejahteraan
dan perlindungan anak serta kepemudaan.
a. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan.
b. Program peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
c. Program peningkatan mutu dan perilaku dan moral generasi muda.
6. Penanggulangan kemiskinan.
a. Pemenuhan hak atas pangan.
b. Pemenuhan hak atas kesehatan.
c. Pemenuhan hak atas pendidikan.
d. Pemenuhan haka atas pekerjaan dan usaha.
e. Pemenuhan hak atas perumahan.
f. Pemenuhan hak atas air bersih.
g. Pemenuhan hak atas lingkungan hidup SDA.
h. Pemenuhan hak atas rasa aman.
i. Pemenuhan hak berpartisipasi.
j. Perwujudan keadilan dan kesejahteraan gender
7. Program prioritas revitalisasi pertanian, perternakan, dab perikanan.
a. Program peningkatan ketahanan pangan.
b. Program pengembangan agribisnis.
c. Program peningkatan kesejahteraan petani.
d. Program pengembanan usaha ternak.
e. Program peningkatan kesejahteraan perternak.
f. Program pengembangan sumber daya perikanan.
g. Program pengembangan kawasan budiadaya perikanan.
h. Program pembangunan pemasaran dan nilai tambah produk perikanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
i. Program pembangunan /rehabilitasi sarana dan prasarana perikanan.
j. Program pengembangan iptek dan peninkatan mutu dan SDM
perikanan.
8. Program peningkatan koperasi dan UKM.
a. Program pengembangan pendukung permodalan UKM dan koperasi.
b. Program pengembangan keunggulan kompetitif UKM dan koperasi.
c. Program peningkatan produktifitas UKM.
d. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
9. Program peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang
berkualitas.
a. Program pendidikan usia dini.
b. Program wajib belajar pendidikan dasar.
c. Program pendidikan menengah.
d. Program pendidikan non formal.
e. Program pembinaan dan pengembangan pemuda dan olahraga.
10. Program peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang
berkualitas.
a. program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
b. Program lingkungan sehat.
c. Program usaha kesehatan peroragan.
d. Program upaya kesehatan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
e. Program pencegahan dan pembrantasan penyakit.
f. Program perbaikan gizi masyarakat.
g. Program sumber daya kesehatan.
h. Program obat dan pembekalan kesehatan.
11. Program peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.
a. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial.
b. Program pemberdayaan fakir miskin dan penyandan masalah
kesejahteraan sosial lainnya.
c. Program peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pelayanan sosial.
d. Program bantuan, penanganan korban bencana serta jaminan
kesejahteraan sosial.
12. Program pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas.
a. Program keluara berencana (KB)
b. Program kesehatan reproduksi remaja.
c. Program ketahanan dan pemberdayaan keluarga.
d. Program penuatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas.
e. Program penataan adminitrasi kependudukan.
13. Program peningkatan kualitas hidup beragama.
a. Program peningkatan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan
pengembangan nilai-nilai keagamaan.
b. Program peningkatan pelayanan hidup beragama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
c. Program pengembangan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan
lembaga pendidikan keagamaan.
d. Program peningkatan kerukunan beragama.
14. Program pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi kepentinan dan
kebutuhan masyarakat.
a. Program intensifikasi dan ektensifikasi pendapatan desa.
b. Program peninkatan kualitas pengelolaan keuangan desa.
15. Program pengembangan pembangunan infrastruktur.
a. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan-jalan dan jembatan.
b. Peningkatan pembangunan jalan dan jembatan.
c. Program pembangunan sarana dan prasarana lalu lintas jalan.
H. Industri bata merah
1. Bahan baku pembuatan batamerah.
Bahan baku dalam suatu industri sangatlah penting. Tampa adanya
bahan baku suatu industri tidak dapat berjalan dengan baik. Di Desa
Penggalang kebanyakan indutri bata merah mengambil bahan baku berasal
dari daerah sekitar Desa Penggalang. Bahan baku yang digunakan antara
lain : tanah laiat, tanah merah, pasir, abu sisa pembakaran bata merah,
merang sebagai bahan untuk membakar bata merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap narasumber yang
bernama Ibu Rasiwen menjelaskan bahwa harga bahan baku pembuatan
bata merah di Desa Penggalang perinciannya antara lain sebagai berikut :
harga tanah liat untuk proses produksi bata merah dalam seminggu bisa
mencapai Rp 600.000,00, kemudian untuk tanah merah untuk bahan
campuran mencapai sekitar Rp 250.000,00, harga pasir untuk campuran
pembuatan batamerah mencapai Rp 100.000,00 dan merang untuk proses
pembakaran sebesar Rp 300.000,00.
Sementara menurut narasumber lain mengatakan bahwa bahan baku
tidak hanya berasal dari Desa Penggalang saja, melainkan dari Desa
disekitar Desa Penggalang. Desa tersebut antara laim : Desa Adipala, Desa
Bunton, Desa Wlahar, Desa Karangsari. Harga bahan baku batamerah yang
berasal dari luar Desa Penggalang tidak terlalu jauh berbeda dengan harga
bahan baku di Desa Penggalang. Harga saru rit tanah liat sekitar Rp
650.000,00, tanah merah Rp 300.000,00, pasir Rp 200.000,00.
Kemudian untuk membakar batamerah, para pengusaha batamerah
kebanyakan menggunakan sekam padi sebagai bahan untuk membakar
batamerah. Menurut Ibu Darsem penggunaan sekam padi memiliki
keunggulan antara lain panas yang dihasilkan lebih merata, batamerah
cepat matang, hasil batamerah lebih berwarna merah cerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sekam yang digunakan biasanya didatangkan dari Kecamatan Kroya,
Kecamatan Nusawungu, Kecamatan Binangun, dan ada pula pengusaha
yang mencari hingga Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. Harga
sekam menurut Ibu Darsim mencapai Rp 1.000.000,00 per satu truk. Bila
dibeli perkarung harga sekam mencapai sekitar Rp 5.000,00.
2. Upah tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses
suatu produksi batamerah. Tanpa adanya tenaga kerja maka proses
pembuatan batamerah tidak dapat berjalan dengan baik. Tenaga kerja yang
bekerja di Desa Penggalang kebanyakan berasal dari warga sekitar. Hal ini
menyebabkan tingkat penggangguran dapat berkurang. Untuk para pekerja,
pemilik usaha batamerah tidak memandang para pekerja dari pendidikan,
usia, ataupun jenis kelamin.
Kebanyakan para pekerja yang dipekerjakan pada proses pembuatan
batamerah rata-rata jumlah pekerjanya lima orang dan ada juga yang
menggunakan pekerja paling sedikit tiga orang. Upah yang diberikan
kepada pekerja perharinya bisa mencapai Rp 100.000,00 dalam seharinya.
3. Penggunaan teknologi.
Teknologi merupakan salah satu faktor lain yang mempengaruhi
produksi batamerah di Desa Penggalang. Penggunaan teknologi sangat
membantu dalam mengoptimalkan produksi batamerah. Kebanyakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pengusaha batamerah di Desa Penggalang telah menggunakan teknologi
yamg cukup maju. Walaupun masih ada pengusaha batamerah yang
menggunakan alat produksi yang masih relatif sederhana antara lain :
cangkul, sekop, alat cetak manual.
Dalam produksi batamerah di Desa Penggalang penggunaan teknologi
cukup maju, hal tersebut terlihat dari penggunaan alat cetak yang bermesin
diesel, serta alat untuk menggiling yang juga menggunakan mesin diesel.
Menurut narasumber yang peneliti temui, salah satunya adalah Ibu Darsim
menjelaskan bahwa untuk membeli alat giling, beliau mengeluarkan uang
sebesar Rp 15.000.000,00. Beliau juga menjelaskan alat penggilingan yang
beliau miliki kadang juga disewakan untuk mengiling bahan baku
batamerah kepada pengusaha batamerah lain. Dalam sekali menggiling
bahan baku Ibu Darsim menerima uang sebesar Rp 200.000,00.
Kemudian menurut Ibu Darsim alat cetak batamerah juga sering
digunakan oleh para pengusaha batamerah. Harga alat cetak batamerah
berkisar Rp 8.000.000,00. Apabila ada yang menyewa alat cetak para
pengusaha batamerah dikenai biaya sebesar Rp 100.000 per 5.000
batamerah. Kemudian untuk alat cetak penyewaan dilakukan biasanya
dilakukan pada saat musim panen padi tiba. Hal tersebut dilakukan karena
sebagian besar pekerja yang bekerja adalah para buruh tani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
I. Gambaran pembuatan batamerah
Proses pembuatan batamerah cukup mudah dan terlihat cukup
sederhana. Proses pembuatan batamerah dilakukan setiap hari oleh pengusaha
batamerah. Proses pembuatan batamerah adalah sebagai berikut:
1. Penggadaan bahan baku berupa tanah liat, tanah merah, pasir, abu bekas
pembakaran.
2. Semua bahan dimasukan kedalam mesin giling yang sudah disiapkan,
kemudian dicampur dengan air secukupnya.
3. Setelah digiling bahan baku yang sudah terbentuk adonan dicetak dengan
alat pencetakan atau dicetak dengan manual.
4. Kemudian dikeringkan dengan panas matahari sekitar selama ± 3-4 hari
proses pengeringan.
5. Setelah kering batamerah disusun ditempat yang sudah disediakan.
6. Setelah penyusunan selesai kemudian batamerah selesai, selanjutnya proses
pembakaran dengan menggunakan sekam sebagai bahan untuk proses
pembakaran yang dilakukan di tobong. Pembakaran dilakukaan ±48 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
J. Hambatan-hambatan dalam proses pembuatan batamerah.
Berdasarkan wawancara dengan responden diperoleh keterangan
bahwa perkembangan produk industri batamerah di Desa Penggalang
mengalami beberapa hambatan, antara lain :
1. Cuaca, kendala yang paling berpengaruh adalah cuaca. Sebab apaila cuaca
tidak baik seperti hujan maka mereka tidak bisa cepat menyelesaikan
produksi batamerah. Sebab batamerah tersebut perlu dikeringkan beberapa
hari. Beda bila cuaca baik atau panas, maka mereka akan dengan cepat
menyelesaikan produksi tepat waktu. Sebab mereka tidak perlu beberapa
hari untuk mengeringkan batamerah tersebut.
2. Permodalan yang minim yang dimiliki oleh para pengrajin. Kebanyakan
para pengrajin menggunakan modal dari kantong pribadi.
3. Tak ada lembaga yang mengontrol perkembangan pengrajin bata merah
yang memberi cara-cara manajemen yantg baik dalam pengelolaan industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Cilacap memiliki berbagai potensi salah satunya adalah
industri bata merah. salah satu daerah pusat industri bata merah terdapat di Desa
Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Banyak bata merah yang
di pasok dari desa penggalang untuk pembangunan perumahan untuk kawasan
kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Faktor pendukung terwujudnya sentra industi
bata merah diantaranya ketersediaan bahan baku. Sumber bahan baku yang
melimpah di desa Penggalang dengan lokasi yang strategis yang terletak di jalan
antarkota dalam provinsi memungkinkan usaha ini semakin berkembang.
Dari gambaran tersebut, dalam penelitian ini akan diuraikan sampai sejauh
mana pengaruh dari harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan
teknologi terhadap produksi batu bata merah di Kabupaten Cilacap, yang mana
didaerah ini terkenal dengan kota upah tenaga kerja dan tempat-tempat
pariwisata. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membantu pemerintah
daerah Kabupaten Cilacap dalam rangka pengambilan keputusan khususnya yang
berhubungan dengan produksi batu bata merah. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda beserta pengujian hipotesisnya
baik secara simultan (uji F) maupun secara parsial (uji t). Agar diperoleh model
yang memenuhi asumsi metode Best Linear Unbias Estimator (BLUE) dilakukan
pengujian asumsi klasik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
A. Deskripsi Data Responden
Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran data penelitian,
berikut deskripsi data penelitian terhadap warga masyarakat Desa Penggalang,
Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan kuisioner yang dikumpulkan dari 83 responden
diperoleh data tentang jenis kelamin responden penelitian. Karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada Tabel 4.1.
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia Jumlah Persentase
Laki-laki 69 83,1% Perempuan 14 16,9% Jumlah 83 100%
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 83 responden yang
menjadi sampel penelitian mayoritas warga masyarakat yang memiliki
usaha produksi batu bata merah di Desa Penggalang, Kecamatan Adipala,
Kabupaten Cilacap adalah laki-laki yaitu sebanyak 69 orang atau sebesar
83,1%, sedangkan sisanya yang memiliki usaha produksi batu bata merah
adalah perempuan yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 16,9%.
Kebanyakan pengrajin batamerah didominasi kaum laki-laki dan
sisanya oleh kaum perempuan, mereka disamping sebagai pengrajin
batamerah juga mempunyai pekerjaan lain sebagai petani. Kebanyakan para
pengrajin batamerah di Desa Penggalang mendirikan usaha batamerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
sebagai usaha keluarga yang didirikan secara turun temurun dan sebagai
usaha yang menjadi prioritas utama disamping bertani.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden
Berdasarkan kuisioner yang dikumpulkan dari 83 responden
diperoleh data tentang tingkat usia responden penelitian. Karakteristik
responden berdasarkan usia dapat di lihat pada Tabel V.2.
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
< 30 Tahun 9 10,8% 30 – 40 Tahun 16 19,3% 41 – 50 Tahun 25 30,1% > 50 Tahun 33 39,8% Jumlah 83 100%
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel V.2 menunjukkan bahwa dari 83 responden yang
menjadi sampel penelitian mayoritas warga masyarakat yang memiliki
usaha produksi batu bata merah di Desa Penggalang, Kecamatan Adipala,
Kabupaten Cilacap berusia diatas 50 tahun sebanyak 33 orang atau sebesar
39,8%, sedangkan warga masyarakat yang berusia dibawah 30 tahun
merupakan warga yang paling sedikit memiliki usaha produksi batu bata
merah.
Kebanyakan dari mereka usia tidak menjadi halangan untuk terus
berusaha memproduksi batamerah. Bahkan kebanyakan dari mereka adalah
pengrajin yang bisa dibilang sudah lanjut usia. Namun karena demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mencukupi kebutuhan ekonomi dan untuk memperbesar usaha. Mereka rela
untuk setiap hari memproduksi batamerah.
Menurut salah satu narasumber yang bernama Pak Harjo, dengan
usia yang sudah tidak muda lagi bukan menjadi halangan untuk berinovasi
serta berproduksi menghasilkan uang. Beliau juga berpendapat bahwa
dengan memproduksi batamerah disamping menghasilkan uang beliau juga
berolah raga.
Dari penelitian yang ada dilapangan juga terdapat pengrajin yang
relative masih muda. Usia 27 tahun sudah bisa berwirausaha dengan skala
usaha yang cukup besar, dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah Mas Warto, beliau mendirikan
usaha batamerah sejak 4 tahun yang lalu.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai
Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 83 responden
diperoleh data tentang jumlah pegawai responden penelitian. Adapun secara
lengkap deskripsi responden berdasarkan jumlah pegawai ditunjukkan pada
Tabel V.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai
Jumlah pegawai Jumlah Persentase
3 orang 5 6,0% 4 orang 10 12,0% 5 orang 23 27,7% 6 orang 16 19,3% 7 orang 13 15,7% 8 orang 9 10,8% 9 orang 7 8,4% Jumlah 83 100%
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Tabel V.3 menunjukkan jumlah responden atau warga masyarakat
yang memiliki usaha produksi batu bata merah di Desa Penggalang,
Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap menunjukkan mayoritas memiliki
jumlah pegawai sebanyak 5 orang, kemudian rata-rata jumlah pegawai
paling sedikit sebanyak 3 orang.
Kebanyakan para pegawai berasal dari daerah sekitar tempat
produksi batamerah. Para pegawai bekerja dari jam 5 pagi sampai jam 11
siang. Kadang ada pula yang bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 2 siang
Jumlah pegawai biasanya disesuaikan dari jumlah batamerah yang akan
diproduksi oleh pengrajin bata merah serta ketersediaan bahan baku yang
disediakan oleh pengrajin bata merah. Apabila bahan baku yang disediakan
dalam jumlah yang banyak, biasanya pengrajin batamerah akan menambah
jumlah pegawai untuk memproduksi batamerah. Jumlah pegawai yang
digunakan oleh pengrajin batamerah biasanya mempunyai tugas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
relative sama. Para pegawai ada yang bertugas mencetak batamerah,
menjemur batamerah,serta mengantar batamerah ketempat pembakaran.
B. Deskripsi Variabel Penelitian
Berikut akan dijelaskan hasil penelitian tentang variabel-variabel yang
diteliti, yang meliputi harga bahan baku, upah tenaga kerja, penggunaan
teknologi dan produksi batu bata merah di Desa Penggalang, Kecamatan
Adipala, Kabupaten Cilacap. Penjelasan dari variabel-variabel yang diteliti
adalah sebagai berikut :
1. Harga bahan baku
Input bahan baku merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk
produksi batubata merah per minggu dengan satuan rupiah. Berikut
besarnya bahan baku yang digunakan dalam produksi perminggunya :
Tabel V.4 Harga Bahan Baku
Bahan Baku Jumlah Persentase
Rp. 250.000 - Rp. 500.000 2 2.4 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 58 69.9 Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 21 25.3 > Rp. 2.000.000 2 2.4
Total 83 100.0 Sumber : Data primer diolah,2012.
Berdasarkan besarnya bahan baku yang digunakan dalam produksi
batubata merah per minggunya, maka dapat dijelaskan mayoritas besarnya
bahan baku yang mereka gunakan adalah antara Rp. 500.000 -
Rp. 1.000.000. Sedangkan sedikit dari mereka yang menggunakan bahan
baku diatas Rp. 2.000.000 dan antara Rp. 250.000 - Rp. 500.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Bahan baku yang digunakan untuk produksi batamerah di Desa
Penggalang berupa tanah liat, tanah merah, pasir, abu bekas
pembakaran.Untuk harga bahan baku adalah sebagai berikut : harga tanah
liat untuk proses produksi bata merah dalam seminggu bisa mencapai Rp
600.000,00, kemudian untuk tanah merah untuk bahan campuran mencapai
sekitar Rp 250.000,00, harga pasir untuk campuran pembuatan batamerah
mencapai Rp 100.000,00 dan sekam untuk proses pembakaran sebesar Rp
300.000,00.
2. Upah tenaga kerja
Upah yang diberikan kepada pekerja dalam proses produksi bata
merah. Skala pengukuran menggunakan satuan rupiah yang diberikan
kepada pekerja dalam satu kali produksi. Berikut besarnya upah tenaga kerja
yang digunakan dalam produksi perminggunya :
Tabel V.5 Upah Tenaga Kerja
Upah Tenaga Kerja Jumlah Persentase
Rp. 250.000 - Rp. 500.000 23 27.7 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 25 30.1 Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 28 33.7 > Rp. 2.000.000 7 8.4
Total 83 100.0 Sumber : Data primer diolah, 2012.
Berdasarkan besarnya upah tenaga kerja yang digunakan dalam
produksi batubata merah per minggunya, maka dapat dijelaskan mayoritas
besarnya upah tenaga kerja yang mereka keluarkan adalah antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000. Sedangkan sedikit dari mereka yang
menggunakan upah tenaga kerja diatas Rp. 2.000.000.
Kebanyakan para pekerja yang dipekerjakan pada proses pembuatan
batamerah rata-rata jumlah pekerjanya 5 orang dan ada juga yang
menggunakan pekerja paling sedikit 3 orang. Upah yang diberikan kepada
pekerja perharinya bisa mencapai Rp 100.000,00 dalam seharinya atau
sesuai dengan jumlah produksi batamerah perharinya. Ada beberapa
pengusaha yang memberikan upah borongan kepada para pekerjanya, upah
borongan tersebut bisa mencapai Rp 1.200.000 perminggunya.
3. Penggunaan teknologi
Penggunaan teknologi yang berupa peralatan yang digunakan untuk
proses produksi bata merah. Peralatan tersebut mengunakan skala
pengukuran dengan satuan rupiah.. Berikut besarnya penggunaan teknologi
yang digunakan dalam produksi perminggunya :
Tabel V.6 Penggunaan Teknologi
Penggunaan teknologi Jumlah Persentase
Rp. 250.000 - Rp. 500.000 0 0.0 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 8 9.6 Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 33 39.8 > Rp. 2.000.000 42 50.6
Total 83 100.0 Sumber : Data primer diolah, 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Berdasarkan besarnya penggunaan teknologi yang digunakan dalam
produksi batubata merah per minggunya, maka dapat dijelaskan mayoritas
besarnya penggunaan teknologi yang mereka gunakan adalah diatas
Rp. 2.000.000. dan tidak ada yang menggunakan penggunaan teknologi
sebesar antara Rp. 250.000 - Rp. 500.000.
Dalam memproduksi batamerah, teknologi yang digunakan antara lain
: mesin giling, mesin cetak, dan alat angkut (mobil pickup, gerobak). Untuk
memproduksi batamerah, pengrajin mengeluarkan biaya untuk mengiling
mencapai Rp 200.0000,00 per satu kali giling, untuk memcetak bata merah
pengrajin batamerah bisa mencapai sekitar Rp. 100.000,00 per 5000 biji
batamerah. Sementara untuk menyewa alat angkut sebesar Rp.200.000,00-
Rp 500.000,00 atau sesuai dengan besarnya jumlah batamerah yang
diangkut dari tempat produksi ke tempat pembakaran.
4. Produksi batubata merah.
Produksi batubata merah adalah hasil produksi batu bata merah. Hasil
produksi yang dihasilkan dihitung secara per minggu. Skala pengukuran
produksi batu batamerah dengan menggunakan satuan rupiah. Berikut
besarnya produksi batubata merah yang digunakan dalam produksi
perminggunya :
Tabel V.7 Produksi batubata merah
Produksi batubata merah Jumlah Persentase
Rp. 250.000 - Rp. 500.000 0 0.0 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 0 0.0 Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 1 1.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
> Rp. 2.000.000 82 98.7 Total 83 100.0
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Berdasarkan besarnya produksi batubata merah yang digunakan dalam
produksi batubata merah per minggunya, maka dapat dijelaskan mayoritas
besarnya produksi batubata merah yang mereka hasilkan adalah di atas Rp.
2.000.000 dan tidak ada yang produksi batubata merah yang hasilkan
antara Rp. 250.000 - Rp. 500.000 dan Rp. 500.000 – Rp 1.000.000.
Jumlah produksi batamerah rata-rata pengrajin dapat menghasilkan
per minggunya mencapai 10.000 buah bata merah. pengrajin batamerah
memproduksi batamerah seminggunya sebanyak 3 kali. Jika cuaca
mendung/ hujan batamerah diproduksi seminggunya hanya 1 kali atau 2 kali
produksi.
C. Hasil Analisis Data
Pada pengujian ini digunakan untuk menganalisis suatu masalah agar
dapat memberikan gambaran secara konkrit yang dinyatakan dalam satuan
angka dengan perhitungan statistik terhadap variabel yang diteliti, sehingga
keputusan dapat diambil secara lebih pasti. Dalam penelitian ini digunakan
analisis regresi linier berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh dari
dari harga bahan baku, penggunaan teknologi, dan upah tenaga kerja terhadap
produksi batu bata merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1. Hasil uji asumsi klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan berdistribusi normal dan benar-benar bebas
dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala
autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak
bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator)
yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan
tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian
tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika
terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-
pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien
regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan
penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi
tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Berikut
hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :
a. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2002). Hasil uji normalitas dengan Normal P-P Plot dengan
regresi dapat ditunjukkan pada Gambar V.1 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Gambar V.1 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Hasil uji normalitas dengan Normal P-P Plot menunjukkan bahwa
angka probabilitas disekitar garis linier atau lurus. Artinya bahwa seluruh
variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki random data yang
berdistribusi normal, sehingga pengujian statistik selanjutnya dapat
dilakukan baik uji F maupun uji t.
b. Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Bila
nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka dinyatakan tidak terjadi gejala
Heterokedastisitas. Hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel V.8 Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas
p-value
Keterangan Kesimpulan
Harga bahan baku 0.196 Tidak Signifikan Tidak Terjadi heterokedastisitas
Upah tenaga kerja 0,589 Tidak Signifikan Tidak Terjadi heterokedastisitas
Penggunaan teknologi
0,704 Tidak Signifikan Tidak Terjadi heterokedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2012.
Dari tabel di atas diperoleh bahwa seluruh variabel bebas
mempunyai nilai probabilitas yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak
terjadi Heterokedastisitas.
c. Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui terdapat
tidaknya korelasi berantai diantara faktor-faktor pengganggu secara
berurutan berdasarkan urutan waktu, dalam penelitian ini metode
pengujian dengan menggunakan nilai statistik Durbin Watson (DW).
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, dilakukan pengujian
terhadap nilai DW dan dibandingkan nilai dU dan dL dari tabel Durbin
Watson. Hasil perhitungan dengan SPSS, diperoleh nilai statistik Durbin
Watson sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel V.9
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .901a. .813 .805 6.07824E5 1.933
a. Predictors: (Constant), Penggunaan teknologi (X3, Harga bahan baku (X1), Upah
tenaga kerja (X2)
b. Dependent Variable: Produksi batu bata merah (Y) Sumber : Data sekunder diolah, 2012.
Berdasarkan tabel Durbin-Watson, diperoleh nilai DW pada k = 3
dan n = 83 serta α = 5%, diperoleh nilai kritis dari persamaan model:
Nilai dL = 1,706 dan 4 – dL = 2,294
Nilai du = 1,760 dan 4 - du = 2,240
Hasil pengujian DW test tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar V.2 Uji Durbin Watson Test (D-W test)
Menolak Ho Daerah Daerah Menolak Ho* bukti keragu- keragu- bukti autokorelasi raguan raguan autokorelasi
positif negatif
Tidak ada autokorelasi
1.933
DW
0 4 1,760 2,2401,706 2,294 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai DW-test
berada pada daerah dU < dw < 4-dU dengan nilai DW-test sebesar 1,933
atau berada diantara 1,760 – 2,240, sehingga disimpulkan tidak ada
autokorelasi.
d. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antar variabel independent dalam sebuah model regresi
berganda. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinieritas. Sebuah model regresi yang baik, seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent secara kuat. Untuk dapat
mendeteksi ada tidaknya problem multikolinieritas pada sebuah model
regresi, dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF) dimana nilai VIF harus di bawah nilai 10. Jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) hasil regresi lebih besar dari 10 maka dapat
dipastikan ada multikolinieritas di antara variabel bebas tersebut. Berikut
adalah hasil perhitungan dengan bantuan statistical software SPSS 17
lewat pengujian regresi berganda untuk mencari nilai Variance Inflation
Factor (VIF) pada model regresi yang digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel V.10
Nilai Variance Inflation Factor (VIF)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Harga Bahan baku (X1) .792 1.262
Upah Tenaga Kerja (X2)
.737 1.356
Penggunaan Teknologi (X3)
.858 1.165
a. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa tidak terdapat variabel
yang memiliki nilai VIF yang melebihi nilai 10 pada model regresi. Hal
ini menunjukan bahwa tidak terjadi problem multikolinieritas dalam
model regresi tersebut.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi yang diestimasikan memiliki data yang berdistribusi
normal, dan model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas sehingga hasil
ini tidak bias. Tidak terdapat multikolinearitas, maka masing-masing
variabel tidak saling berkorelasi. Dan terakhir tidak adanya autokorelasi
yang mengakibatkan penaksir masih tetap bias. Oleh karena itu, uji asumsi
klasik perlu dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Hasil uji F-test dengan menggunakan program
SPSS sebagai berikut:
Tabel V.11 Hasil Uji F-test
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.265E14 3 4.218E13 114.163 .000a
Residual 2.919E13 79 3.694E11
Total 1.557E14 82
a. Predictors: (Constant), Penggunaan Teknologi (X3), Harga Bahan baku (X1), Upah Tenaga
Kerja (X2)
b. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
Sumber : Data primer diolah, 2012.
Dari Tabel V.12 diatas di dapat F hitung sebesar 114.163 dengan taraf
signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari
nilai Ftabel yaitu sebesar 2,720, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
menunjukkan bahwa variabel harga bahan baku, penggunaan teknologi,
dan upah tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap produksi batu bata merah. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis
keempat yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi harga jual produk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
harga bahan baku, upah tenaga kerja terhadap hasil produksi bata merah
dapat diterima atau terbukti.
3. Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, dalam menganalisis regresi linear berganda
penulis menggunakan seri program statistik SPSS. Hasil analisis regresi
linier berganda dapat ditunjukkan seperti pada Tabel V.8.
Tabel V.12 Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 337382.603 230330.360 1.465 .147
Harga Bahan baku (X1)
1.391 .170 .447 8.178 .000
Upah Tenaga Kerja (X2)
1.001 .163 .349 6.145 .000
Penggunaan Teknologi (X3)
.906 .119 .400 7.610 .000
a. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y) Sumber : Data primer diolah, 2012.
Pada Tabel V.8 diatas perhitungan regresi linier berganda dengan
menggunakan program SPSS didapat hasil sebagai berikut:
Y = 337382,603 + 1,391 X1 + 1,001 X2 + 0,906 X3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa :
a. Konstanta
Nilai konstanta sebesar 337382,603 yang berarti bahwa jika tidak ada
variabel bebas yang terdiri dari variabel harga bahan baku, penggunaan
teknologi, dan upah tenaga kerja sama dengan nol, maka besarnya hasil
produksi batu bata merah adalah sebesar Rp 337382,603, 00
b. Kontribusi harga bahan baku (b1)
Kontribusi upah tenaga kerja terhadap hasil produksi bata merah di
Kabupaten Cilacap sebesar Rp 1.391,00 dari keseluruhan hasil produksi
bata merah. Artinya harga bahan baku berkontribusi positif dan searah
terhadap hasil produksi bata merah dengan nilai signifikan sebesar 0,000.
c. Kontribusi upah tenaga kerja (b2)
Kontribusi upah tenaga kerja terhadap hasil produksi bata merah di
Kabupaten Cilacap sebesar Rp 1.001,00 dari keseluruhan hasil produksi
bata merah. Artinya upah tenaga kerja berkontribusi positif dan searah
terhadap hasil produksi bata merah dengan nilai signifikan sebesar 0,000.
d. Kontribusi penggunaan teknologi (b3)
Kontribusi penggunaan teknologi terhadap hasil produksi bata merah di
Kabupaten Cilacap sebesar Rp 906,00 dari keseluruhan hasil produksi bata
merah. Artinya penggunaan teknologi berkontribusi positif dan searah terhadap
hasil produksi bata merah dengan nilai signifikan sebesar 0,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4. Hasil uji t
Pada pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel-variabel harga bahan baku, penggunaan
teknologi, dan upah tenaga kerja secara parsial terhadap produksi batu bata
merah. Untuk mengetahui apakah hipotesis didukung atau tidak dengan
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel, jika thitung lebih besar dari nilai
ttabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian didukung (terbukti
secara signifikan). Berdasarkan Tabel V.8 dapat dijelaskan pengaruh
masing-masing variabel terhadap produksi batu bata merah, yaitu sebagai
berikut:
a. Kontribusi harga bahan baku terhadap hasil produksi batu bata merah
Uji ini untuk mengetahui apakah harga bahan baku berkontribusi
terhadap produksi batu bata merah. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikan sebesar α = 5%. Berdasarkan Tabel
V.12 diperoleh nilai thitung sebesar 8,178 dengan signifikan sebesar 0,000.
Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar
1,9897 atau (8,178 > 1,9897), maka dapat dinyatakan bahwa variabel
harga bahan baku berkontribusi terhadap hasil produksi batu bata merah.
Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
terdapat kontribusi harga bahan baku terhadap hasil produksi bata merah
dapat diterima atau terbukti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
b. Kontribusi upah tenaga kerja terhadap hasil produksi batu bata merah
Uji ini untuk mengetahui apakah upah tenaga kerja berpengaruh
terhadap hasil produksi batu bata merah. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikan sebesar α = 5%. Berdasarkan Tabel
V.12 diperoleh nilai thitung sebesar 6,145 dengan signifikan sebesar 0,000.
Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar
1,9897 atau (6,145 > 1,9897), maka dapat dinyatakan bahwa variabel
upah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi batu bata
merah. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis ketiga yang menyatakan
bahwa terdapat kontribusi penggunaan teknologi terhadap hasil produksi
bata merah dapat diterima atau terbukti.
c. Kontribusi penggunaan teknologi terhadap hasil produksi batu bata
merah
Uji ini untuk mengetahui apakah penggunaan teknologi
berpengaruh terhadap hasil produksi batu bata merah. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar α = 5%.
Berdasarkan Tabel V.12 diperoleh nilai thitung sebesar 7,610 dengan
signifikan sebesar 0,000. Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari
nilai ttabel yaitu sebesar 1,9897 atau (7,610 > 1,9897), maka dapat
dinyatakan bahwa variabel penggunaan teknologi berpengaruh signifikan
terhadap produksi batu bata merah. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis
kedua yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi upah tenaga kerja
terhadap hasil produksi bara merah dapat diterima atau terbukti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
5. Analisis Koefisien Determinasi Berganda
Untuk mengetahui besarnya pengaruh harga bahan baku,
penggunaan teknologi , dan upah tenaga kerja terhadap produksi batu bata
merah digunakan koefisien determinasi berganda (RSquare). Hasil koefisien
deteminasi berganda dapat ditunjukkan pada Tabel berikut :
Tabel V.13 Koefisien Determinasi Berganda
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .901a .813 .805 6.07824E5
a. Predictors: (Constant), Penggunaan teknologi (X3, Harga bahan
baku (X1), Upah tenaga kerja (X2) Sumber : Data primer diolah, 2012.
Dari Tabel V.13 dapat diketahui besarnya koefisien determinasi
berganda (Adjusted R²) sebesar 0,813, maka dapat diartikan bahwa 81,3%
produksi batu bata merah dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas yang terdiri
dari harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan penggunaan teknologi.
Sedangkan sisanya sebesar 18,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian.
D. Pembahasan
Dari temuan di atas dapat dinyatakan bahwa harga bahan baku
berkontribusi signifikan terhadap hasil produksi batu bata merah sebesar Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1.391,00. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bahan baku adalah
bahan utama atau bahan dasar dalam rangka membuat sesuatu produk. Tidak
tersedianya bahan baku untuk produksi berarti akan mengakibatkan
berhentinya aktivitas produksi. Dengan kata lain bahan baku merupakan suatu
keharusan dalam setiap proses produksi yang akan menentukan kelangsungan
hidup industri tersebut, sehingga jika mengalami kenaikan pun produsen tetap
akan menggunakan bahan baku tersebut sebagai input produksinya. Seperti
pendapat dari Assauri (2004:171), yang menyatakan bahwa bahan baku
merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan upah tenaga kerja berkontribusi
signifikan terhadap produksi batu bata merah sebesar Rp 1.001,00. Hal ini
menjelaskan bahwa tingginya upah tenaga kerja akan menjadikan jumlah
produksinya dari batu bata merah juga makin meningkat, kondisi ini
merupakan bagian dari strategi untuk menutup kebocoran dari penggunaan
biaya tenaga kerja. Dengan berproduksi banyak, tentunya keuntungan yang
akan diberikan juga banyak, sehingga upah tenaga kerja dapat diatasi dengan
tingginya produksi tersebut. Besar kecilnya upah ini mau tidak mau harus
dikeluarkan oleh perusahaan guna membayar atau sebagai imbalan atas jasa
dari tenaga yang diberikan oleh para pekerja, seperti pendapat Soediyono
(2005), menyatakan bahwa gaji atau upah adalah pendapatan yang diperoleh
rumah tangga keluarga sebagai imbalan terhadap penggunaan jasa sumber
tenaga kerja yang mereka gunakan dalam pembentukan produksi nasional.
Dalam pelaksanaanya, perusahaan berharap dalam menetukan upah gaji dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sesuai/cocok dengan prestasi kerja atau produkstivitas. Bila produktivitas
tinggi maka upah akan tinggi, namun bila produkstivitas rendah maka upah
akan rendah. Produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya
faktor-faktor produksi lain yang membantu.
Penggunaan teknologi berkontribusi signifikan terhadap produksi batu
bata merah sebesar Rp 906,00. Hasil ini menjelaskan bahwa makin tingginya
penggunaan teknologi oleh warga masyarakat akan mempengaruhi warga
masyarakat dalam memproduksi batu bata merah. Penggunaan teknologi yang
tinggi dapat meningkatkan hasil produksi batu bata merah. Untuk itu
perusahaan perlu menerapkan penggunaan teknologi, tujuan utama
pengadaan/penggunaan teknologi ini dalam rangka meningkatkan produksi
guna memenuhi target produksi dan dilain pihak juga pesanan, serta
meminimalkan biaya produksi yaitu makin berkurangnya waktu dalam proses
produksi. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sukirno (2005 : 59 –
60), menjelaskan bahwa dalam jangka panjang dua faktor penting yang dapat
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memproduksi barang adalah
pertambahan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi. Dengan faktor
produksi yang lebih banyak dan tingkat teknologi yang lebih baik maka
produksi maksimum masyarakat dapat dinaikan, hal tersebut menunjukan
bahwa dengan adanya teknologi diharapkan mampu meningkatkan hasil
produksi. Kemudian menurut Garperzs (2001:38 ), dengan adanya keempat
teknologi diatas selalu ada dalam sistem industri. Dimana komposisinya berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
dalam keseimbangan yang sesuai dengan keperluan sistem industri itu serta
berpengaruh positif untuk meningkatkan output dalam industri itu.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa
keberadaan bahan baku ini akan mempengaruhi kelangsungan dari proses
produksi yang nantinya akan berpengaruh pada output. Karena bahan baku
merupakan unsure yang aktif dalam proses produksi. Kemudian upah sangat
penting bagi para pekerja disuatu industri. Gaji atau upah adalah pendapatan
yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai imbalan terhadap penggunaan
jasa sumber tenaga kerja yang mereka gunakan dalam pembentukan produksi
nasional. Dan selanjutnya penggunaan teknologi dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memproduksi barang dengan adanya kemajuan
teknologi. Dengan faktor produksi yang lebih banyak dan tingkat teknologi
yang lebih baik maka produksi maksimum masyarakat dapat dinaikan, hal
tersebut menunjukan bahwa dengan adanya teknologi diharapkan mampu
meningkatkan hasil produksi dan pendapatan para warga/masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini yang diperoleh dari penyebaran daftar
pertanyaan kepada 83 responden serta dengan analisis data dan pembahasan
yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga bahan baku berkontribusi terhadap produksi batu bata merah, hal ini
menjelaskan bahwa bahan baku merupakan suatu keharusan dalam suatu
proses produksi yang akan menentukan kelangsungan hidup industry
tersebut, sehingga jika mengalami kenaikan produsen tetap akan
menggunakan bahan baku tersebut sebagai input produksinya.
2. Upah tenaga kerja berkontribusi terhadap hasil produksi batamerah, kondisi
ini menjelaskan bahwa makin tingginya upah tenaga kerja memberikan
kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan produksi bata merah.
3. Penggunaan teknologi berkontribusi terhadap hasil produksi batamerah, hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi menjadikan hasil atau output
dari produksi batu bata merah makin meningkat.
B. Keterbatasan dan Saran Penelitian Selanjutnya
1. Penelitian ini terbatas pada tiga variabel berkontribusi terhadap hasil
produksi batu bata merah. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
variabel lain yang diprediksikan berperanan besar dalam kontribusi terhadap
hasil produksi bata merah, antara lain tingkat keuntungan yang diperoleh.
2. Bagi para pengrajin batamerah dengan meningkatnya harga bahan baku,
diharapkan para pengrajin batamerah agar lebih efisien dan efektif dalam
mengunakan bahan baku yang tersedia sehingga bisa mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
3. Bagi pemerintah hendaknya ada lembaga seperti Koperasi yang bisa
memantau dan memberikan bantuan berupa kredit atau peminjaman modal
untuk mengembangkan pengrajin batamerah.
4. Adanya manajemen yang baik, khususnya dalam hal pembukuan.
Pembukuan yang baik akan mempermudah pemilik industri pengrajin
batamerah melihat perkembangan industri tersebut.
5. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas di Kabupaten
Cilacap, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada
perusahaan lain yang tentunya memiliki karakter yang berbeda pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. (2000). Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi 2. Yogyakarta:
BPFE
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Assauri, Sofjan (2004) Manajemen Pamasaran : dasar, konsep, dan strategi. Jakarta
: Raja Grafindo Persada.
Ayu Mutiara (2011). “Analisis Pengaruh Bahan Baku, Bahan bakar, dan Tenaga
kerja terhadap Produksi Tempe dikota Semarang” Sumber diakses dari:
http://elibrary.ub.ac.id
Bayu swasta Dharmesta dan Irawan. (2005). Manajemen Pemasaran Modern,
cetakan keempat. Yogyakarta:Liberty
Gazpers, Vincent. (2001). Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta
: PT. Gramedia.
Gilarso .T (2003) Teori Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta : Kanisius
Kuncoro. Mudrajat (2007). Ekonomika Industri maju (menuju negara industry maju) .
Yogyakarta:Andi
Manullang. M. (2000) Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mudrajad, Kuncoro. (2007) Ekonomika Industri Maju (Menuju Negara Industri Baru
2030?). Yogyakarta : ANDI
Mulyadi (2005) Akuntansi Biaya Penentuan Harga pokok dan Pengendalian Biaya,
Edisi ketiga, cetakan ketiga. Jakarta:BPFE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Nafarin. M..( 2004 ) Penganggaran perusahaan. Jakarta: Salemba Empat
Nugroho. Agung (2005) Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi
Rencana Pembangunan Desa Jangka Menengah (RPJM desa) Penggalang 2011
Riduwan. (2003) Skala pengukuran Variabel-variabel Penelitian Bandung:Alfabeta
Sastradipoera. Komarudin (2003). Manajemen marketing suatu pendekatan ramuan
Marketing. Bandung: kappa sligma
Soediyono (1990). Ekonomi Makro : Pengantar Analisis Pendapatan Nasional,
Yogyakarta : Liberty
Subekti (2009). Pengaruh Upah, Nilai Produksi, Nilai Investasi Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Genteng di Kabupaten
Banjarnegara. Sumber diakes dari : http://repository.ipb.ac.id
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukirno. Sadono (2005) Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Undang-undang No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Undang-undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN I
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret salah satu)
3. Umur :............Tahun
4. Alamat :
5. Jumlah pegawai :
BAGIAN II
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
1. Mohon dengan hormat bantuan/ketersediaan bapak/ibu/sdr untuk
menjawab semua pertanyaan yang ada .
2. Berilah tanda ( ) untuk pilihan jawaban yang paling Saudara anggap
sesuai dengan keadaan Saudara pada kotak yang disediakan.
BAGIAN III
DAFTAR PERTANYAAN
1. Berapa besar total uang yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku
untuk pembuatan bata merah dalam kurun satu minggu yang
dikeluarkan oleh Bapak/Ibu/sdr.
Antara Rp 250 ribu s.d Rp 500 ribu.
Antara Rp 500 ribu s.d Rp 1 juta
Antara Rp 1 juta s.d Rp 2 juta.
Lebih dari Rp 2 juta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Berapa besar upah total yang diberikan oleh bapak/ibu/sdr kepada
pekerja dalam meproduksi bata merah dalam waktu satu minggu.
Antara Rp 250 ribu s.d Rp 500 ribu.
Antara Rp 500 ribu s.d Rp 1 juta
Antara Rp 1 juta s.d Rp 2 juta.
Lebih dari Rp 2 juta.
3. Berapa jumlah total uang yang dikeluarkan oleh Bapak/Ibu/Sdr untuk
penggunaan teknologi untuk produksi bata merah.
Antara Rp 250 ribu s.d Rp 500 ribu.
Antara Rp 500 ribu s.d Rp 1 juta
Antara Rp 1 juta s.d Rp 2 juta.
Lebih dari Rp 2 juta.
4. Berapa jumlah total produksi bata merah yang dipeoleh Bpak/Ibu/Sdr
bila dihitung dengan satuan rupiah dalam kurun waktu satu minggu.
Antara Rp 250 ribu s.d Rp 500 ribu.
Antara Rp 500 ribu s.d Rp 1 juta
Antara Rp 1 juta s.d Rp 2 juta.
Lebih dari Rp 2 juta.
-TERIMA KASIH-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
REKAPITULASI DATA DENGAN JUMLAH SAMPEL 83
No. Nama Harga bahan baku (X1) Upah tenaga kerja (x2) Penggunaan teknologi (X3) Hasil produksi bata merah (Y) 1 Pak Marta 900000 1100000 2100000 57000002 Pak Unso 1400000 1200000 2400000 59000003 Ibu Kusni 900000 400000 2200000 35000004 Pak Darsono 1700000 650000 2100000 49000005 Pak Sagino 1700000 400000 2400000 45000006 Ibu Warjiem 900000 600000 800000 25000007 Pak Darmo 750000 600000 1100000 25000008 Pak Kusno 700000 600000 2250000 42000009 Pak Bagio 875000 1150000 2100000 4500000
10 Pak Maryanto 1000000 1200000 2400000 470000011 Pak Mulhadi 800000 450000 1200000 270000012 Pak Sarjono 1600000 1350000 2300000 650000013 Pak Mairin 800000 600000 1400000 320000014 Pak Karto 1700000 1100000 1500000 550000015 Pak Saino 800000 1100000 1400000 450000016 Pak Martono 1750000 1400000 2100000 750000017 Ibu Warti 800000 1200000 1600000 390000018 Pak Wagimin 950000 600000 1400000 320000019 Pak Harjo 1900000 1200000 2300000 650000020 Pak Warto 900000 1100000 2050000 460000021 Mas Nandar 900000 1300000 2000000 480000022 Ibu Robitum 1800000 1400000 2200000 730000023 Pak Mikun 1800000 2100000 2400000 700000024 Pak Kuat 850000 1200000 2300000 460000025 Mas Warto 800000 550000 1300000 350000026 Pak Tarsim 1800000 1300000 1500000 430000027 Pak Makun 1500000 450000 1500000 380000028 Pak Wartam 900000 1300000 2100000 480000029 Pak Basino 700000 1200000 600000 270000030 Ibu Warsiah 450000 250000 450000 150000031 Pak Sukimin 950000 1000000 1200000 380000032 Pak Timan 800000 1000000 2150000 500000033 Pak Saleh 800000 1100000 600000 3300000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34 Pak Hadi 1800000 400000 1300000 300000035 Pak Kasnowo 1900000 1200000 2200000 670000036 Pak Hendro 900000 600000 2000000 400000037 Pak Hadi Gino 800000 1200000 2100000 525000038 Pak Taid 850000 400000 2200000 430000039 Pak Bangun 950000 600000 2300000 370000040 Mas Supyan 850000 450000 2250000 380000041 Pak Kartadimeja 900000 600000 1100000 460000042 Pak Solikun 1800000 1100000 1600000 600000043 Mas Kamdi 900000 300000 1500000 280000044 Pak Rasiwan 850000 1100000 1400000 320000045 Pak Kartejo 950000 1300000 1200000 350000046 Ibu Siti 1800000 2200000 2300000 720000047 Pak Aminudin 800000 250000 1100000 290000048 Ibu Parti 950000 650000 1500000 310000049 Mas Puji 750000 450000 2150000 400000050 Pak Waluyo 850000 300000 2100000 430000051 Ibu Rohimah 970000 350000 2300000 350000052 Pak Walidi 1700000 650000 2300000 500000053 Mas Daslam 800000 1125000 2150000 420000054 Pak Marno 900000 1300000 2300000 480000055 Mas Iqbal 850000 300000 2200000 370000056 Pak Wage 960000 450000 1300000 435000057 Ibu Darsim 2500000 1100000 2500000 700000058 Pak Ponirin 775000 1100000 2100000 470000059 Pak Nartoutomo 1890000 2300000 2600000 630000060 Pak Dulnaryo 850000 400000 2500000 400000061 Mas Sabar 950000 250000 1400000 260000062 Pak Tukiman 865000 250000 600000 250000063 Pak Satiwan 950000 1200000 1300000 387000064 Pak Warjito 1500000 450000 675000 340000065 Ibu Khasanah 760000 600000 1300000 360000066 Pak Roil Muhamad 975000 550000 1250000 300000067 Pak Satro 900000 700000 1450000 340000068 Pak Hadikarno 750000 525000 2250000 378000069 Ibu Purwarti 900000 550000 1300000 2750000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70 Pak Subagio 2300000 2100000 1200000 670000071 Pak Hadikiswanto 750000 400000 1100000 330000072 Pak Arjosuwito 950000 650000 750000 290000073 Ibu Tugiem 1000000 250000 650000 280000074 Pak Parjo 975000 550000 550000 320000075 Mas Anwar 800000 250000 550000 190000076 Pak Watam 1500000 275000 650000 250000077 Ibu Sailah 1950000 210000 1100000 650000078 Pak Solatun 800000 545000 1200000 300000079 Pak Ibnu 500000 600000 650000 230000080 Ibu Robandi 800000 550000 2000000 450000081 Pak Wandi 750000 250000 2200000 400000082 Mas Abdullah 900000 520000 1500000 350000083 Mas Sudi 950000 550000 1600000 3000000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Penggunaan
Teknologi (X3),
Harga Bahan
baku (X1), Upah
Tenaga Kerja
(X2)a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .901a .813 .805 6.07824E5
a. Predictors: (Constant), Penggunaan Teknologi (X3), Harga Bahan
baku (X1), Upah Tenaga Kerja (X2)
b. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.265E14 3 4.218E13 114.163 .000a
Residual 2.919E13 79 3.694E11
Total 1.557E14 82
a. Predictors: (Constant), Penggunaan Teknologi (X3), Harga Bahan baku (X1), Upah Tenaga
Kerja (X2)
b. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
Model Summaryb
Model
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .813a 114.163 3 79 .000 1.933
a. Predictors: (Constant), Penggunaan Teknologi (X3), Harga Bahan baku (X1), Upah Tenaga Kerja
(X2)
b. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 337382.603 230330.360 1.465 .147
Harga Bahan baku (X1) 1.391 .170 .447 8.178 .000
Upah Tenaga Kerja (X2) 1.001 .163 .349 6.145 .000
Penggunaan Teknologi (X3) .906 .119 .400 7.610 .000
a. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Harga Bahan baku (X1) .792 1.262
Upah Tenaga Kerja (X2) .737 1.356
Penggunaan Teknologi (X3) .858 1.165
a. Dependent Variable: Hasil Produksi Batamerah (Y)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Correlations
Harga Bahan
baku (X1)
Upah Tenaga
Kerja (X2)
Penggunaan
Teknologi (X3)
Unstandardized
Residual
Spearman's rho Harga Bahan baku (X1) Correlation Coefficient 1.000 .293** .235* -.143
Sig. (2-tailed) . .007 .032 .196
N 83 83 83 83
Upah Tenaga Kerja (X2) Correlation Coefficient .293** 1.000 .342** .060
Sig. (2-tailed) .007 . .002 .589
N 83 83 83 83
Penggunaan Teknologi (X3) Correlation Coefficient .235* .342** 1.000 -.042
Sig. (2-tailed) .032 .002 . .704
N 83 83 83 83
Unstandardized Residual Correlation Coefficient -.143 .060 -.042 1.000
Sig. (2-tailed) .196 .589 .704 .
N 83 83 83 83
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bata Merah dalam proses penjemuran
Bata merah yang siap untuk dibakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bata merah yang siap untuk di kirim ke konsumen.
Bata merah yang sedang di jajakan bagi konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alat giling bata merah
Seorang pekerja yang sedang mencetak bata merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seorang pekerja sedang mencetak bata merah
Mesin cetak bata merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI