plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · dalam novel tiga orang perempuan karya maria a....

131
CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Anasthassya Hesta Latuny NIM: 034114044 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Maret 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lyxuyen

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN

KARYA MARIA A. SARDJONO

SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Anasthassya Hesta Latuny

NIM: 034114044

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Maret 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

ii

CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN

KARYA MARIA A. SARDJONO

SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Anasthassya Hesta Latuny

NIM: 034114044

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Maret 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa yang

telah memberi kelimpahan dan tuntunan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini. Penulis menyusun tugas akhir ini dengan tujuan menyelesaikan program

strata satu (S-1) pada Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud dan terlaksana

tanpa bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

hendak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu:

1. Ibu S. E. Peni Adji, S. S, M.Hum. selaku dosen pembimbing I, terima kasih

atas bimbingan, kesabaran, masukan, dan waktunya kepada penulis, sehingga

memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih telah

menunjukkan kepada penulis hati seorang ibu.

2. Ibu Dra. Fr. Tjandrasih, M.Hum. selaku dosen pembiming II, terima kasih atas

bimbingan, kesabaran, dan masukan, sehingga penulis bisa menyelesaikan

tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. Heri Antono, M.Hum. selaku pembimbing akademik angkatan

2003, terima kasih atas semua kasih sayang, perhatian yang berlimpah,

nasihat, dan ilmu yang diberikan kepada penulis. Tanpa Bapak, tugas akhir ini

tidak akan selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

viii

4. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum, terima kasih untuk kesabaran, ilmu yang

diberikan kepada penulis, dan kesediaannya menandatangani surat-surat yang

penulis urus.

5. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum, terima kasih untuk kesabaran,

kebaikan, ilmu, dan kebijakan yang membuat penulis bisa menyelesaikan

tugas akhir.

6. Bapak Drs. F. X. Santosa, M.S, terima kasih untuk ilmu dan kesabarannya

mengajarkan Sastra Melayu Lama dan Bahasa Arab sehingga penulis mampu

memahaminya.

7. Bapak Drs. Yapi M. Taum, M.Hum, terima kasih untuk semangat, kesabaran,

kebaikan, dan ilmu yang Bapak berikan sehingga penulis mampu menjalin

komunikasi dengan orang-orang asing.

8. Bapak Widodo, terima kasih untuk nasihat, semangat, kesabaran, dan

kebaikan, sehingga mempermudah penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Segenap dosen yang pernah mengajar penulis: Pak Ari Subagyo, Pak

Bambang, Pak Heri Santoso, Pak Sandiwan, Pak Adisusilo, dan Pak Putu,

terima kasih atas segala kebaikan dan ilmu yang telah diberikan kepada

penulis.

10. Segenap karyawan perpustakaan Sanata Dharma, terima kasih untuk semua

pelayanan dan keramahan yang diberikan sehingga penulis dapat belajar

dengan tenang dan nyaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

ix

11. Mbak Rus, Mas Tri, dan Mbak Niniek, terima kasih untuk pelayanan yang

diberikan kepada penulis.

12. Papa Odik dan Mama Noor terkasih, Kakak Ido tersayang, Adik tercinta Dave

dan Joe; terima kasih untuk doa yang selalu tulus diberikan sehingga penulis

tetap kuat. Terima kasih telah menjadi pembuka jalan kemenangan dan

menghapus keraguan penulis. Terima kasih buat keluarga besar yang selalu

mendukung dan menyisakan waktu untuk mengingat penulis dalam doa.

13. Julian Tuhumury “Hunny”, terima kasih selalu mendoakan penulis dan

membantu penulis dengan tulus. “Hunny” yang sanggup membalut luka hati

dan membukakan mata hati akan arti penderitaan yang diterima selama ini.

Semua air mata dan bilur keringat yang disumbangkan bagi penulis akan

ditambahkan berlipat ganda. “U're my angelheart, ever after!”

14. Rizky Permana Putra “Chonq”, terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik

selama delapan tahun ini. Terima kasih sudah meminjamkan bahu untuk

menangis dan dada untuk menghilangkan lelah. Kamu menunjukkan arti

sahabat bagi penulis.

15. Teman-teman [OPTION]: Revan, Aldrin, Edwin, Ozcar, Made, dan Satria.

Teman-teman Lobi dancer: Carlo, Ryan, Sean, Demot, dan Christian. Teman-

teman Marcapada Band: Hendi, Rama, Ndai, Roni, dan Galih. Teman-teman

The Master: Cosmo, Russel, Rhomedal, Dino, dan Boris. Teman-teman

Angkringan Magic: Chief Hadi dan Arif Rubberhand. Teman-teman Magic

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

x

Cafe: Om Bram, Om Handi, dan Rizuki; terima kasih untuk kebersamaan

selama ini, sehingga penulis merasa bahagia.

16. Hendra Sigalingging “Chindil” dan Valentinus Ola Beding “Telor Busuk”,

terima kasih untuk bantuan, masukan dan kritik membangun yang sering

diberikan kepada penulis. Teman-teman Bengkel Sastra, tempat penulis

mendapatkan bekal menghadapi dunia kerja, terima kasih untuk “sharing”

selama ini. Seluruh mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

terutama teman-teman angkatan 2003, terima kasih untuk pertemanan,

kebersamaan, dan kekompakannya pada masa kuliah dulu.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk

dukungan doa yang kalian berikan tulus kepada penulis.

Penulis berharap, Tuhan Yang Mahakuasa dapat membalas semua kebaikan

yang telah diberikan. Penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam

penulisan tugas akhir ini. Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan, terutama para pembaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 15 Maret 2011

Penulis

Anasthassya Hesta Latuny

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xi

Karya kecilku

kupersembahkan untuk mereka

yang merasakan kepahitan dan kerapuhanku

Tuhan Yesus

tempat kubersimpuh dan meletakkan jiwa

Papa Odik, Mama Noor, K’Ido, Dave, Joe serta

Kekasihku Julian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xii

Pelayanan Anda Yang Paling

efektif berasal dari luka Anda yang

terdalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xiii

ABSTRAK

Latuny, Anasthassya Hesta. 2011. Citra Perempuan Tokoh Utama dalam Novel Tiga Orang Perempuan Karya Maria A. Sardjono: Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji citra perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang

Perempuan karya Maria A. Sardjono. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang Perempuan untuk mengetahui citra perempuan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Diawali dengan melakukan analisis unsur tokoh dan penokohan terhadap novel Tiga Orang Perempuan. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk menganalisis citra perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang Perempuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis. Penulis mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang Perempuan kemudian menganalisis dan menentukan citra perempuan tokoh utama.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua hal, yakni teknik simak dan teknik catat. Teknik simak digunakan penulis untuk menyimak novel Tiga Orang Perempuan sebagai bahan penelaahan. Teknik catat digunakan penulis untuk mencatat hal-hal yang dianggap sesuai dan mendukung pemecahan rumusan masalah, dalam hal ini meliputi unsur tokoh dan penokohan serta citra perempuan tokoh utama.

Hasil analisis unsur tokoh dan penokohan menunjukan Eyang Putri, Ratih, dan Gading sebagai tokoh utama (protagonis). Eyang Kakung, Bapak, dan Mas Hari sebagai tokoh lawan (antagonis). Mas Yoyok, Ida, Mayang, dan Mandaru sebagai tokoh bawahan. Dalam meneliti citra perempuan tokoh utama, penulis menemukan citra diri Eyang Putri dalam aspek fisik adalah cantik, beruban, penglihatan tajam, suara tegas, mengenakan kain batik berbau harum dan bedak buatan sendiri. Citra diri Eyang Putri dalam aspek psikis adalah perempuan dewasa, berkepribadian baik, sabar, tabah, pasrah, mandiri dalam bidang ekonomi, berpendidikan tinggi, tegas dan tegar. Citra sosial Eyang Putri dalam aspek keluarga adalah bertanggung jawab sebagai istri, melayani suami dengan baik. Sebagai seorang ibu, Eyang Putri memberikan yang terbaik untuk kehidupan dan pendidikan anak-anak. Citra sosial Eyang Putri dalam aspek masyarakat adalah bertanggung jawab dalam pekerjaan, mendapat empati dari masyarakat karena sikapnya yang menyenangkan, disegani, dan dihormati. Eyang Putri juga berperan penting dalam bidang sosial masyarakat dan ekonomi. Eyang Putri meneruskan perusahan batik orang tuanya sehingga membantu masyarakat memenuhi kebutuhan hidup, mengurangi tingkat pengangguran, dan menambah devisa bagi negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xiv

Citra diri Ratih dalam aspek fisik adalah cantik, berusia lima puluh tahun, bermata indah sehingga terlihat lebih muda dari usianya. Citra diri Ratih dalam aspek psikis adalah perempuan dewasa, berkepribadian baik, tertutup, mandiri dalam bidang ekonomi, berpendidikan tinggi, tegas, menjunjung tinggi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Citra sosial Ratih dalam aspek keluarga adalah sebagai seorang anak, Ratih sangat dekat dengan ibunya. Sebagai seorang istri, Ratih sangat dominan, selalu memperhatikan urusan rumah sampai pada hal yang kecil. Sebagai seorang ibu, Ratih sangat perhatian dan tidak ingin anak-anaknya direndahkan. Ketika suaminya dalam kesulitan, Ratih mampu membantu secara moril maupun materi. Citra sosial Ratih dalam aspek masyarakat adalah bertanggung jawab dalam pekerjaan, memiliki peranan dalam bidang pendidikan yaitu mencerdaskan masyarakat lewat profesinya sebagai dosen. Ratih menjunjung tinggi nilai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, ia menjadi dosen yang banyak mendapat empati, sehingga sering dipilih sebagai dosen pembimbing skripsi dan dicalonkan sebagai dekan.

Citra diri Gading dalam aspek fisik adalah cantik, berusia dua puluh delapan tahun, memiliki tangan yang halus dan jari yang indah, sering memakai perhiasan yang senada dengan gaun jika ingin menghadiri acara-acara formal. Citra diri Gading dalam aspek psikis adalah dewasa, berkepribadian baik, cerdas, tegas, berpendidikan tinggi, mandiri dalam bidang ekonomi, dan menjunjung tinggi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Citra sosial Gading dalam aspek keluarga adalah Gading sangat dekat dengan anggota keluarga lainnya. Gading sering bertukar pikiran dengan mereka. Gading mampu mempersatukan orang tuanya yang hampir bercerai. Citra sosial Gading dalam aspek masyarakat adalah Gading mempunyai peranan sosial yang cukup besar dalam masyarakat. Sebagai wartawan, Gading mampu memberikan informasi bagi masyarakat lewat tulisan-tulisannya. Gading juga mendapat empati dari atasan sehingga jabatannya dinaikkan. Gading juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Gading mampu berkomunikasi dengan masyarakat dari kalangan mana pun dengan kepintaran yang didapatnya.

Berdasarkan citra diri dan citra sosial perempuan ketiga tokoh utama dapat dilihat persamaan dan perbedaan. Persamaan tiga tokoh utama ini adalah Eyang Putri, Ratih, dan Gading merupakan keturunan bangsawan berdarah Jawa, cantik, berpendidikan tinggi, bertanggung jawab dalam pekerjaan, cerdas, tegas, lembut, sabar, mandiri dalam bidang ekonomi, dan memiliki peranan penting dalam keluarga dan masyarakat. Perbedaan tiga tokoh utama ini adalah Eyang Putri, Ratih, dan Gading hidup dalam generasi yang berbeda sehingga pandangan mereka berbeda juga. Eyang Putri beranggapan bahwa laki-laki memiliki tempat di atas perempuan. Ratih beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan setara tapi dalam kehidupan nyata, Ratih mendominasi suaminya. Gading beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan setara dan harus saling menghargai. Eyang Putri setuju dengan poligami sedangkan Ratih dan Gading tidak setuju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xv

ABSTRACT

Latuny, Anasthassya Hesta. 2011. “The Image of The Main Character Woman in Three Womans Novel by Maria A. Sardjono: Sociology of Letter Observing.” Mini thesis of Strata 1 (S1). Yogyakarta: Study Program of Indonesian Letter. Department of Indonesian Letter. Faculty of Letter. Sanata Dharma University.

This research examines the image of the main character woman in Three

Womans Novel by Maria A. Sardjono. The aims of this research are to describe and analyze the elements of character and characterization in Three Womans Novel to find the image of the main character woman. The image of the woman consisted of human image aspect and social image aspect. Human image aspect devided of physical and phsycal aspect, and social image aspect consist of family aspect and society aspect.

The writer use a sociology letter approach wich prioritizes the letter text as a basis of the study. Started by doing a character and characterization analyze of Three Womans Novel. The result is used as a basis to analyze the image of the main character woman in Three Woman Novel.

The writer use describe and analyze method in this research. The writer describing the element of character and characterization in Three Womans Novel and then analyze and deciding the image of the main character woman.

The techniques which are use consist of two things, a monitor and a note technique. The monitor technique used by the writer to notify closer to Three Womans Novel as a basis of the study. The note technique used by the writer to note formulation in this elements such as a character and characterization and also the image of the woman.

The result of the elements of character and characterization analyze exhibite Eyang Putri, Ratih, and Gading as a main character. Eyang Kakung, Bapak, and Mas Hari as an antagonist character. Mas Yoyok, Ida, Mayang, and Mandaru as a supporting character. In analyze of the image of the main character woman, the writer found the image of Eyang Putri in physical aspect is beautiful on an 84 years old, have a grey hair, good sight, distinct voice, necessary use the fragrant batik and use the powder that do by her self. The image of Eyang Putri in phsycal aspect is adult, have a good personality, patient, resolute, submit, autonomous in economic aspect, have a high education, and distinct. The image of Eyang Putri in family aspect is have a responsibility as a wife, good servant for her husband. As a mother, Eyang Putri gave the best in life and education for her childrens. The image of Eyang Putri in society aspect is have a great responsibility on a work, get a symphaty from the people because of her good attitude, and get a respect. Eyang Putri have a main role on economic and social aspect. Eyang Putri continue her parents company so that can aid people to filling they daily needed, reduce unemployed and increase income of state.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xvi

The image of Ratih in physycal aspect is beautiful on an 50 years old, have a beautiful eyes so that she looks younger from her age. The image of Ratih in phsycal aspect is adult, have a good personality, closed, autonomous in economic aspect, high aducation, distinct, and she put the same right between man and woman on a high place. The image of Ratih in family aspect is she closed to her mother. As a wife, Ratih dominate her husband, she necessary does until a little thing in family bussines. As a mother, Ratih pay attention on her childrens and she does not want people underestimate them. When her husband on a trouble, Ratih can aid with morality and material. The image of Ratih in society aspect is have a great responsibility on her work, have a role on education. She develop mind of society by her proffesion as a lecturer. Ratih being a favourite lecture and candidate as a dean of faculty.

The image of Gading in physical aspect is beautiful on an 28 years old, have a softly hand and beautiful finger. She necessary use the same jewelry with her dress if she goes to formal party. The image of Gading in phsycal aspect is adult, have a good personality, smart, distinct, high education, autonomous in economic aspect, and put the right between man and woman on a high place. The image of Gading in family aspect is she closed to the other family member. She exchanges her mind with them. She can make her parents reconciliation. The image of Gading in society aspect is as a journalist, she can give the information for the society by her written. She capable to make a communication with every element of society.

Based on the human image aspect and social image aspect of three main characters, we can see the similar and the difference of them. The similar of Eyang Putri, Ratih, and Gading is Javanese aristocracy, beautiful, autonomous in economic aspect, high education, responsibility on a work, smart, distinct, patient, have a main role on family economic and society. The difference is they live on a difference generation so that they have a difference gaze. Eyang Putri though that the man have a higher place than the woman. Ratih though that the man and the woman have a same place but in fact he dominate her husband. Gading though that the man and the woman have a same place and must to be respect each other. Eyang Putri agree with polygamy. Ratih and Gading disagree with that one.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ........................................ xi

ABSTRAK .................................................................................................... xiii

ABSTRACT …................................................................................................ xv

DAFTAR ISI ............................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 6

1.5 Tinjauan Pustaka....................................................................... 7

1.6 Kerangka Teori ......................................................................... 8

1.6.1 Tokoh dan Penokohan .................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xviii

1.6.2 Sosiologi Sastra ............................................................ 10

1.6.3 Citra Perempuan ........................................................... 12

1.6.3.1 Citra Diri Perempuan........................................ 13

1.6.3.2 Citra Sosial Perempuan .................................... 14

1.7 Metode Penelitian ................................................................... 14

1.7.1 Pendekatan..................................................................... 14

1.7.2 Metode Penelitian .......................................................... 15

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 15

1.8 Sumber Data ............................................................................. 16

1.9 Sistematika Penyajian............................................................... 17

BAB II. ANALISIS UNSUR TOKOH DAN PENOKOHAN

DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN

KARYA MARIA A. SARDJONO ................................................. 18

2.1 Tokoh dan Penokohan............................................................. 18

2.1.1 Tokoh Utama.................................................................... 19

2.1.1.1 Eyang Putri ................................................................ 19

2.1.1.2 Ratih........................................................................... 24

2.1.1.3 Gading ....................................................................... 30

2.1.2 Tokoh Lawan ................................................................... 38

2.1.2.1 Eyang Kakung ........................................................... 38

2.1.2.2 Bapak ......................................................................... 40

2.1.2.3 Mas Hari .................................................................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xix

2.1.3 Tokoh Bawahan ............................................................... 45

2.1.3.1 Mas Yoyok ................................................................ 45

2.1.3.2 Ida .............................................................................. 47

2.1.3.3 Mayang ...................................................................... 48

2.1.3.4 Mandaru..................................................................... 50

BAB III. ANALISIS CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN

KARYA MARIA A. SARDJONO.................................. 55

3.1 Citra Diri Perempuan ............................................................. 55

3.1.1 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Fisik .................... 56

3.1.1.1 Eyang Putri ...................................................... 56

3.1.1.2 Ratih ................................................................ 58

3.1.2.3 Gading ............................................................. 60

3.1.2 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Psikis ................... 61

3.1.2.1 Eyang Putri ...................................................... 61

3.1.2.2 Ratih ................................................................ 70

3.1.2.3 Gading ............................................................. 76

3.2 Citra Sosial Perempuan ........................................................ 84

3.2.1 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Keluarga .......... 85

3.2.1.1 Eyang Putri ...................................................... 85

3.2.1.2 Ratih ................................................................ 88

3.2.1.3 Gading ............................................................. 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

xx

3.2.2 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Masyarakat....... 94

3.2.2.1 Eyang Putri ...................................................... 94

3.2.2.2 Ratih ................................................................ 97

3.2.2.3 Gading ............................................................. 98

BAB IV. PENUTUP .................................................................................. 105

4.1 Kesimpulan ........................................................................... 105

4.2 Saran ..................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 109

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia sastra merupakan sebuah wadah seni yang dapat memberi kepuasan

ataupun pengetahuan yang diterima oleh pembaca melalui refleksinya terhadap

karya sastra, realitas, dan imajinasi. Hanya saja yang membedakannya dengan

seni yang lain adalah sastra memiliki aspek bahasa (Semi, 1984 : 39).

Karya sastra merupakan suatu karya yang dihasilkan melaui proses kreatif

pengarang. Dalam proses ini dibutuhkan suatu kreativitas dalam diri pengarang.

Kreativitas ini dapat bersumber dari imajinasi pengarang atau hasil observasi

pengarang terhadap realitas yang dihadapinya. Hal ini juga dijelaskan oleh Jakob

Sumardjo yang mengatakan bahwa karya sastra merupakan hasil pengamatan

sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya. Novel sebagai salah satu genre sastra

juga merupakan produk kehidupan yang banyak mengandung nilai-nilai sosial,

politik, etika, religi, dan filsafat yang bertolak dari pengungkapan kembali

fenomena kehidupan (Sardjono, 1992 : 10).

Karya sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan bangsa Indonesia

dan identitas serta kemajuan peradaban bangsa Indonesia.Berbagai perubahan

yang terjadi di suatu negara seperti ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi

informasi maupun akibat peristiwa alam merupakan bagian inspirasi di dalam

penulisan karya sastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

2

Para penulis karya sastra biasanya mengangkat suatu tema khusus untuk

menjadi ciri khas mereka pada hasil karyanya, seperti Sutan Takdir Alisjahbana

yang banyak mengangkat masalah peranan perempuan dalam lintas budaya yang

secara tidak langsung adalah latar belakang dari kehidupannya sendiri.Salah satu

novelnya adalah Layar Terkembang. Remi Silado juga sering menulis tentang

peranan perempuan modern dalam era globalisasi. Novelnya yang mengangkat

masalah perempuan adalah Kembang Jepun, Kerudung Merah Kirmizi, dan

Boulevard de Clichy(Agonia Cinta Monyet).

Tema tentang perempuan saat ini lebih sering diangkat dalam novel dan

lebih beragam seiring dengan perkembangan zaman. Gaya hidup masyarakat

sekarang lebih hedonis dan fenomena sosial yang terjadi sangat menarik untuk

diangkat dalam cerita. Pertama dimulai dengan Saman dan Larung karya Ayu

Utami, Supernova dan Akar karya Dee (Dewi Lestari), Jendela-jendela, Pintu,

dan Atap trilogi kaya Fira Basuki, dan kumpulan cerpen karya Djenar Maesa Ayu

berjudul Jangan Main-Main dengan Kelaminmu. Semua karya mereka bercerita

tentang kebebasan perempuan dalam berkehendak, tidak hanya dalam masalah

pendidikan, pekerjaan, ataupun pengambilan keputusan, tetapi juga dalam

kehidupan seksual mereka (Purwanti, 2007 : 3).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam

mengenai permasalahan citra perempuan dalam karya sastra. Penulis akan

meneliti karya sastra berupa novel yang berjudul Tiga OrangPerempuan karya

Maria A. Sardjono.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

3

Maria A. Sardjono adalah salah satu pengarang Indonesia yang sering

mengangkat masalah perempuan dalam novelnya, oleh karena itu penulis memilih

salah satu novelnya. Penulis memilih novel Tiga Orang Perempuan sebagai bahan

penelitian karena cerita dalam novel tersebut mengangkat tema perempuan, alur

cerita sederhana, dan mudah dipahami.

Novel Tiga Orang Perempuan menggambarkan kehidupan tiga orang

perempuan berbeda generasi yang terikat dengan budaya patriarkat. Perempuan

pertama adalah Eyang Putri, kedua adalah salah seorang anaknya yang bernama

Ratih, dan ketiga adalah cucu yang bernama Gading.

Eyang Putri merupakan wakil dari kaum perempuan pada zaman dulu

ketika Eyang Putri masih muda. Eyang Putri berpendapat bahwa perempuan

adalah pelayan laki-laki atau dalam bahasa yang lebih terhormat “pengemong

laki-laki”. Eyang Putri juga berpendapat bahwa cinta dalam suatu hubungan tidak

penting jika ingin hidup damai. Menurut Eyang Putri, cinta akan datang dengan

sendirinya jika dua orang berbagi dalam menjalani hidup bersama. Selain itu

Eyang Putri juga berpendapat bahwa Tuhan memberikan penalaran yang lebih

kepada perempuan sehingga mampu menyelesaikan persoalan dengan cermat

dibandingkan laki-laki.

Eyang Putri mampu menata hati sehingga tidak terluka ketika Eyang

Kakung, suaminya, memiliki selir dan membagi waktunya dengan selir tersebut.

Eyang Putri bahkan mampu melayani suaminya dengan tulus dan membantu

menghidupi tujuh orang anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

4

Sikap Eyang Putri yang pasrah diperlakukan tidak adil membuat Ratih

melakukan pemberontakan. Ratih berpendapat bahwa keberadaan perempuan,

dalam arti eksistensinya sebagai seorang manusia atau individu, tidaklah berada di

bawah dominasi siapapun juga termasuk dominasi orang tua atau suaminya.

Perempuan juga mempunyai hak atas dirinya sendiri. Seorang istri juga seorang

individu merdeka yang memiliki kehendak bebas dan mampu bertanggung jawab

atas perbuatannya. Menurut Ratih, seorang istri bukan perhiasan rumah atau

inventaris rumah. Seorang istri bukanlah tempat pembibitan untuk mendapatkan

keturunan bagi laki-laki.

Ratih adalah perempuan yang bersikap mandiri, kuat, dan tegar. Sikap

Ratih ini merupakan strategi supaya tidak dikalahkan oleh laki-laki. Ratih ingin

menunjukkan kepada suaminya bahwa laki-laki dan perempuan itu setara dalam

segala hal. Ratih mampu menyelesaikan semua urusan tanpa bantuan suaminya.

Ratih ingin suaminya melakukan hal yang sama seperti mengatur dan mengambil

makanannya sendiri.

Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan Eyang Putri dan Ratih

membuat Gading mendapat banyak pengetahuan hidup. Gading adalah perempuan

yang cukup kritis sehingga tidak menerima begitu saja semua yang dipelajari.

Gading tumbuh di antara dua pola pikir yang berasal dari dua generasi yang

berbeda tetapi Gading belajar mengolah semua supaya sesuai dengan hati

nuraninya dan menjadi nilai-nilainya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

5

Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat citra perempuan pada tokoh

Eyang Putri, Ratih, dan Gading. Tiga tokoh ini menggambarkan kehidupan

perempuan Indonesia dalam keluarga dan masyarakat sosialnya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori citra perempuan. Menurut

Kartono, citra perempuan adalah semua gambaran mental, spiritual, dan tingkah

laku keseharian perempuan (Indonesia), yang menunjukkan “wajah” dan ciri khas

perempuan sebagai makhluk sosial (Sugihastuti, 2000 : 7). Penulis menggunakan

teori citra perempuan menurut Kartono, karena teori citra perempuan tersebut

relevan dengan analisis yang penulis lakukan.

Penulis akan menggunakan pendekatan sosiologi dalam penelitian.

Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa sastra merupakan pencerminan

kehidupan masyarakat (Semi, 1989 : 46). Pendekatan sosiologi menganalisis

manusia dalam masyarakat dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke

individu (Ratna, 2009 : 59). Novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A.

Sardjono mencerminkan kehidupan perempuan khususnya perempuan di

Indonesia yang sampai sekarang masih terikat dengan budaya patriarkat. Selain

itu, terlihat jelas protes para perempuan terhadap budaya yang masih berakar

tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan teori sosiologi sastra.

Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis unsur tokoh dan

penokohan yang terdapat dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A.

Sardjono. Penelitian tersebut dilakukan untuk menentukan tokoh utama

(protagonis), tokoh lawan (antagonis), dan tokoh bawahan, kemudian penulis akan

menganalisis citra perempuan tokoh utama. Penulis membatasi penelitian pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

6

tokoh utama karena tokoh utama sudah mewakili tokoh-tokoh perempuan yang

lain di dalam novel tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah-masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang

Perempuan karya Maria A. Sardjono?

1.2.2 Bagaimana citra perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang

Perempuan karya Maria A. Sardjono?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1.3.1 mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang

Perempuan karya Maria A. Sardjono,

1.3.2 mendeskripsikan citra perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang

Perempuan karya Maria A. Sardjono.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

7

1.4.1 Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan

kritik sastra dan ilmu sastra khususnya dalam telaah sastra dengan

pendekatan sosiologi sastra.

1.4.2 Dari segi praktis, penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk

meningkatkan apresiasi kesusastraan nusantara khususnya novel Tiga

Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.

1.4.3 Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca, peneliti, maupun

sastrawan dalam memahami citra perempuan terkait dengan bidang

sosiologi sastra.

1.5 Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan penulis, ada sebuah skripsi yang mengkaji novel Tiga

Orang Perempuan sebagai bahan penelitiannya. Penulisnya adalah Agus Setiawan

(2005) dan judul skripsinya adalah Pandangan Tiga Tokoh Utama Wanita Tentang

Emansipasi dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono. Agus

Setiawan memfokuskan penelitiannya dengan menganalisis pandangan tiga tokoh

utama tentang emansipasi. Berbeda dengan penulis. Penulis mengangkat masalah

citra perempuan. Pandangan tokoh utama berbeda dengan citra perempuan tokoh

utama. Pandangan tokoh utama merupakan bagian dari citra perempuan tokoh

utama. Dengan kata lain, Agus Setiawan hanya menganalisis bagian kecil dari

tokoh utama sedangkan penulis menganalisis bagian yang lebih besar.

Novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono juga pernah

diteliti oleh Ferawati (2005) dengan judul skripsi Persoalan Perempuan Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

8

Pandangan Pengarang Laki-Laki dan Pengarang Perempuan dalam Novel-Novel

Indonesia. Ferawati menggunakan pendekatan kritik sastra feminis sebagai teori

sedangkan untuk analisis tekstual, Ferawati menggunakan pendekatan strukturalis

genetik untuk melihat kepaduan alur cerita. Ferawati tidak menganalisis secara

mendalam novel Tiga Orang Perempuan. Ia menggunakan novel tersebut sebagai

salah satu novel pengarang perempuan yang akan dibandingkan dengan novel lain

karya pengarang laki-laki.

Penulis menggunakan novel Tiga Orang Perempuan sebagai bahan

penelitian dan memfokuskan pada analisis citra perempuan. Penulis menganalisis

secara mendalam tokoh-tokoh utama yang di dalamnya menyangkut pandangan,

sikap, dan peranan tokoh-tokoh utama tersebut dalam keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat perbedaan antara Agus Setiawan,

Ferawati, dan penulis. Dengan kata lain, analisis tentang citra perempuan dalam

novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono belum pernah diteliti

sebelumnya.

1.6 Kerangka Teori

1.6.1 Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan bagian penting dalam sebuah cerita. Melalui tokohlah

sebuah cerita dapat disampaikan kepada para pembaca. Melalui watak dan

kebiasaannya, tokoh meleburkan diri dalam penceritaan. Melalui tokoh-tokoh

pula, seorang pengarang menyampaikan ide dan gagasannya. Berbagai hal yang

mewakili pikiran pengarang disampaikan melalui tokoh-tokoh dalam karyanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

9

Menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 1998 : 165), tokoh adalah orang-orang

yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau dalam drama yang oleh pembaca

akan ditafsirkan secara moral. Penafsiran ini cenderung melihat pada ekspresi,

ucapan, dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Menurut Jones (via

Nurgiyantoro, 1998 :165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas

tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Berdasarkan fungsi

dalam cerita, tokoh dibagi dalam 2 macam, yakni tokoh utama (protagonis) dan

tokoh lawan (antagonis). Selain kriteria tokoh tersebut, Sudjiman juga

menambahkan kriteria tokoh yang lain yakni tokoh bawahan (Nurgiyantoro, 1995

: 129).

Protagonis mewakili yang baik dan terpuji oleh karena itu tokoh

protagonis menarik minat pembaca, sedangkan tokoh antagonis mewakili pihak

yang jahat atau yang salah. Sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak

sentral kedudukannya tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang

atau mendukung tokoh utama (Sudjiman, 1988 : 17-19).

Menurut Altenbernd dan Lewis, secara garis besar ada dua teknik

pelukisan tokoh dalam suatu karya, yakni teknik ekspositori (expository) dan

teknik dramatik (dramatic). Teknik ekspositori adalah teknik pelukisan tokoh

cerita dengan cara memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung,

sedangkan teknik dramatik merupakan teknik pelukisan tokoh yang dilakukan

secara tidak langsung, artinya pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit

sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh, menyiasati para tokoh cerita untuk

menunjukkan kehadirannya sendiri melalui aktivitas yang dilakukan baik secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

10

verbal lewat kata-kata maupun non verbal lewat tindakan atau tingkah laku dan

juga melalui peristiwa yang terjadi (Nurgiyantoro, 1995 : 194-198). Penulis

menggunakan teknik dramatik dalam novel Tiga Orang Perempuan untuk

menggambarkan karakter tokoh-tokohnya.

Penulis akan mendeskripsikan penokohan tokoh Eyang Putri, Ratih,

Gading, Eyang Kakung, Bapak, Mas Hari, Mas Yoyok, Ida, Mayang, dan

Mandaru. Hasil deskripsi penokohan membantu penulis membagi tokoh-tokoh

tersebut berdasarkan fungsinya yaitu tokoh utama (protagonis) meliputi Eyang

Putri, Ratih, dan Gading. Tokoh lawan (antagonis) meliputi Eyang Kakung,

Bapak, dan Mas Hari. Tokoh bawahan meliputi Mas Yoyok, Ida, Mayang, dan

Mandaru. Hasil analisis tokoh dan penokohan akan diteliti secara sosiologis

kaitannya dengan citra perempuan.

1.6.2 Sosiologi Sastra

Sapardi Djoko Damono menyatakan bahwa pendekatan sosiologi sastra

merupakan perkembangan dari pendekatan mimetik yang memahami karya sastra

dalam hubungannya dengan realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat

(Wiyatmi, 2006 : 97).

Pendekatan sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan ini

oleh beberapa ahli disebut sebagai sosiologi sastra. Istilah itu pada dasarnya tidak

berbeda pengertiannya dengan sosiosastra, pendekatan sosiologis, atau

pendekatan sosiostruktural terhadap sastra (Damono, 1979 :2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

11

Dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono

digambarkan secara gamblang realitas sosial yang terjadi dalam kehidupan kaum

perempuan. Zaman sekarang eksistensi perempuan telah diakui, namun

perempuan masih saja dianggap berada di bawah laki-laki. Bahkan kehidupan

poligami masih ada sampai sekarang dan dianggap sah oleh beberapa oknum.

Melihat realitas yang ada, Maria A. Sardjono mengangkat masalah perempuan

tersebut dan disertai dengan protes lewat tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading

dalam novel Tiga Orang Perempuan.

Menurut Damono ada dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis

terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan anggapan bahwa sastra

merupakan cermin proses sosial ekonomis belaka. Pendekatan ini bergerak dari

faktor-faktor di luar sastra itu sendiri. Jelas bahwa dalam pendekatan ini teks

sastra tidak dianggap utama, hanya dianggap ephinomen (gejala kedua). Kedua,

pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Metode

yang digunakan dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk mengetahui

strukturnya kemudian dipergunakan untuk memahami lebih dalam lagi gejala

sosial yang ada di luar sastra (Damono, 1979 : 2-3). Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan pendekatan sosiologi menurut pengertian kedua.

Novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono merupakan teks

sastra yang akan dijadikan sebagai bahan penelaahan. Teks-teks sastra dalam

novel tersebut akan dianalisis unsur tokoh dan penokohan. Hasil analisis unsur

tokoh dan penokohan kemudian digunakan untuk memahami gejala sosial yang

ada di luar sastra yaitu citra perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

12

1.6.3 Citra Perempuan

Citraan adalah gambaran-gambaran angan atau pikiran. Setiap gambar

pikiran disebut citra. Citra artinya rupa, gambaran, dapat berupa gambaran yang

dimiliki orang banyak mengenai pribadi sistem kerja mental (bayangan) visual

yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase, atau kalimat dan merupakan unsur dasar

yang khas dalam karya prosa dan puisi (Sugihastuti, 2000 : 45).

Citra perempuan yang dimaksud dalam hal ini adalah semua gambaran

mental spiritual dan tingkah laku keseharian perempuan (Indonesia), yang

menunjukkan “wajah” dan ciri khas perempuan sebagai makhluk individu dan

sebagai makhluk sosial (Sugihastuti, 2000 : 7). Dengan demikian, perempuan

dicitrakan sebagai makhluk individu yang beraspek keluarga dan masyarakat

(Sugihastuti, 2000 : 46).

Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis citra diri perempuan

dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono dan akan

memfokuskan pada tokoh utama (protagonis). Citra diri perempuan meliputi ciri

fisik dan ciri psikis sedangkan citra sosial perempuan meliputi citra perempuan

dalam keluarga dan citra perempuan dalam masyarakat. Penulis meneliti citra fisik

dan psikis untuk mengetahui secara jelas peranan perempuan khususnya

perempuan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Penulis meneliti citra

perempuan dalam keluarga dan dalam masyarakat untuk mengetahui peranan

perempuan dalam membangun kehidupan bangsa dan Negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

13

1.6.3.1 Citra Diri Perempuan

Citra diri perempuan terwujud sebagai sosok individu yang mempunyai

pendirian dan pilihan sendiri atas berbagai aktivitasnya. Perempuan mempunyai

kemampuan untuk berkembang dan membangun dirinya berdasarkan pada pola

pilihannya sendiri. Perempuan bertanggung jawab atas potensi diri sendiri sebagai

makhluk individu. Citra diri perempuan memperlihatkan bahwa apa yang

dipandang sebagai perilaku wanita bergantung pada bagaimana aspek fisis dan

psikis diasosiasikan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

(Sugihastuti, 2000 : 113).

Citra diri perempuan itu diabstraksikan dan diklasifikasikan sebagai citra

fisis dan psikis perempuan. Dalam aspek fisis, citra perempuan itu khas dilihat

melalui pengalaman-pengalaman tertentu yang hanya dialaminya dan tidak

dialami oleh pria misalnya melahirkan dan merawat anak (Sugihastuti, 2000 :

112). Citra fisis perempuan yang tergambar adalah citra perempuan dewasa,

perempuan yang sudah berumah tangga. Selain itu, masa perkawinan dapat

mengisyaratkan bahwa secara fisis perempuan ditunjukkan sebagai perempuan

dewasa (Sugihastuti, 2000 : 85).

Dalam aspek psikis, kejiwaan perempuan dewasa ditandai oleh sikap

pertanggungjawaban penuh terhadap diri sendiri, nasib sendiri, dan pembentukan

diri sendiri (Kartono via Sugihastuti, 2000 : 100). Dalam penelitian ini, penulis

akan menganalisis citra diri perempuan yang meliputi ciri fisik dan psikis pada

tokoh utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

14

1.6.3.2 Citra Sosial Perempuan

Pada dasarnya citra sosial perempuan merupakan citra perempuan yang

erat hubungannya dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam suatu

kelompok masyarakat tempat perempuan menjadi anggota dan berhasrat

mengadakan hubungan antar manusia. Kelompok masyarakat itu adalah kelompok

keluarga dan kelompok masyarakat luas (Sugihastuti, 2000 : 143).

Dalam aspek keluarga, citra sosial perempuan berhubungan dengan

perannya sebagai istri, ibu, dan sebagai anggota keluarga yang semuanya

menimbulkan konsekuensi sikap sosial yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lainnya. Citra sosial perempuan dalam sikap sosialnya terbentuk

karena pengalaman pribadi, pengalaman budaya, dan pengalaman sosialnya

(Sugihastuti, 2000 : xvi). Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis peranan

tokoh utama (protagonist) dalam keluarga dan masyarakat.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra menganalisis manusia dalam

masyarakat dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu.

Diawali dengan melakukan analisis unsur tokoh dan penokohan terhadap novel

Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono. Hasil analisis tersebut

digunakan sebagai dasar untuk menganalisis sosiologi sastra pada novel ini, yaitu

citra perempuan dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

15

1.7.2 Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk memahami satu objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Suatu metode yang dipilih dengan cara

mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek yang bersangkutan (Yudiono,

1986 : 14).

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan.

Meskipun demikian, analisis yang berasal dari bahasa Yunani, analyein (‘ana =

atas, ‘lyein’ = lepas, urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata

menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan

secukupnya. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan

fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2009 : 53).

Metode deskripsi analisis digunakan untuk mendeskripsikan unsur tokoh

dan penokohan dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono

kemudian menganalisis dan menentukan citra perempuan tokoh utama. Setelah itu

penulis memaparkan dan melaporkan hasil penelitian ini.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik berasal dari kata tekhnikos, bahasa Yunani, juga berarti alat, atau

seni menggunakan alat. Sebagai alat, teknik bersifat paling kongkret, sebagai

instrumen penelitian teknik dapat dideteksi secara indrawi. Dalam hubungan ini,

sejumlah teknik yang sering dimanfaatkan, misalnya: wawancara, kuesioner,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

16

rekaman, statistik, dokumen, angket, teknik kartu data, dan sebagainya (Ratna,

2009 : 37).

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data didapat melalui studi

pustaka. Teknik tersebut dipakai untuk mendapatkan data yang ada, yaitu sebuah

novel berjudul Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono, buku-buku

referensi, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan objek tersebut. Dalam teknik

ini juga digunakan teknik simak dan teknik catat. Teknik simak digunakan untuk

menyimak teks sastra yang telah dipilih sebagai bahan penelitian. Teknik catat

digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap sesuai dan mendukung penulis

dalam memecahkan rumusan masalah. Teknik catat merupakan tindak lanjut dari

teknik simak.

1.8 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Judul Buku : Tiga Orang Perempuan

Pengarang : Maria A. Sardjono

Tahun Terbit : 2002

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 373 halaman

Ukuran : 11cm x 18cm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

17

1.9 Sistematika Penyajian

Untuk mempermudah pemahaman terhadap proses dan hasil penelitian ini,

dibutuhkan suatu sistematika yang jelas. Sistematika penyajian dari penelitian ini

dapat dirinci sebagai berikut. Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, teknik pengumpulan data,

sumber data, dan sistematika penyajian. Bab dua merupakan analisis unsur tokoh

dan penokohan dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.

Bab tiga merupakan analisis tentang citra perempuan dalam novel Tiga Orang

Perempuan karya Maria A. Sardjono. Bab empat merupakan penutup yang berisi

kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

18

BAB II

ANALISIS UNSUR TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM

NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN

KARYA MARIA A. SARDJONO

Pada bab ini akan dianalisis unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga

Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono. Dengan menganalisis unsur tokoh

dan penokohan diharapkan makna keseluruhan novel tersebut dapat dipahami

yakni terkait dengan citra perempuan. Berdasarkan intensitas kemunculan tokoh

dapat disimpulkan tokoh utama (protagonis) adalah Eyang Putri, Ratih, dan

Gading. Tokoh lawan (antagonis) adalah Eyang kakung, Bapak, dan Mas Hari.

Tokoh bawahan adalah Mas Yoyok, Ida, Mayang, dan Mandaru. Unsur tokoh dan

penokohan akan dianalisis sebagai berikut.

2.1 Tokoh dan Penokohan

Menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 1998 : 165) tokoh adalah orang-orang

yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau dalam drama yang oleh pembaca

akan ditafsirkan secara moral. Penafsiran ini cenderung melihat pada ekspresi,

ucapan, dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Menurut Jones (via

Nurgiyantoro, 1998 :165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas

tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penulis memilih teori

tokoh dan penokohan karya Abrams dan Jones yang dikemukakan oleh

Nurgiyantoro karena teori tersebut relevan dan membantu penulis menganalisis

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

19

dan memahami tokoh-tokoh dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A.

Sardjono.

2.1.1 Tokoh Utama

2.1.1.1 Eyang Putri

Eyang Putri dulu termasuk perempuan cantik yang banyak disukai para

pria di kampungnya. Ayahnya seorang bangsawan tinggi keraton Solo. Ibunya

anak saudagar batik yang kaya dari keluarga bukan bangsawan. Eyang Putri lahir

di keraton tetapi tidak dibesarkan di sana. Setiap hari orang dari keraton datang

dan mengajarinya kesenian seperti menari, menembang, menyulam, menjahit,

memasak, membuat jamu, menulis, dan membaca. Membatik diajarkan oleh

ibunya sendiri dan disempurnakan oleh gurunya.

Eyang Putri tidak dibesarkan dalam lingkungan keraton, sehingga Eyang

Putri memiliki kebebasan yang lebih dibanding perempuan-perempuan yang

tinggal di sana. Eyang Putri bisa lebih lama melakukan kegiatan di halaman

rumah orang tuanya yang diberi pagar hidup berupa pohon kemuning setinggi satu

setengah meter. Pagar itu membuat Eyang Putri tidak dapat dilihat oleh orang-

orang yang lewat, tetapi para bangsawan yang berada di dalam kereta bisa

melihatnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (1) sebagai berikut

(1) Wajahnya yang rupawan menjadi harapan keluarga untuk memurnikan kembali darah bangsawan mereka. Bibit, bobot, dan bebet Eyang Putri cukup bagus. Wajahnya rupawan. Pendidikannya lumayan. Maka menjadi istri bangsawan tinggi atau malah istri salah satu putra raja merupakan sesuatu yang pantas baginya (Sardjono, 2002 : 24).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

20

Eyang Putri adalah perempuan berumur delapan puluh empat tahun. Ia

masih tampak sehat dan memiliki penglihatan yang tajam. Eyang Putri tinggal di

Solo, di sebuah rumah yang diwarisi dari orang tuanya.

Bagi keluarga besarnya, Eyang Putri merupakan tokoh utama. Eyang Putri

dihormati, dicintai, dan pendapatnya selalu diterima. Eyang Putri memiliki pribadi

yang unik. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (2) sebagai berikut.

(2) Di satu sisi, Eyangku ini adalah perempuan yang sangat tabah, lembut, berjiwa seni, dan memperlihatkan segi-segi feminitasnya yang kuat sebagai perempuan Jawa dengan sederet tuntutan mengenai keutamaan yang berhasil digapainya. Tetapi di sisi yang lain, beliau memperlihatkan sikap arogan, sikap keras yang nyaris seperti tangan besi, dan keberanian melakukan sesuatu yang jarang ditemui pada perempuan-perempuan seusianya yang lahir di balik keraton yang tingginya dua setengah meter (Sardjono, 2002 : 22).

Eyang Putri diperistri oleh salah seorang pangeran muda. Eyang Putri

bukanlah istri satu-satunya. Eyang Kakung memiliki beberapa selir sebelum

memperistri Eyang Putri. Eyang Putri tidak merasa sakit hati. Ia merasa bahwa

hidup dengan suami yang memiliki istri lain dan selir merupakan hal yang biasa

terjadi. Sebagai seorang istri, Eyang Putri menerima semua perlakuan suami. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (3) sebagai berikut.

(3) Berbagi kasih dan perhatian suami dengan banyak wanita lain adalah sesuatu yang biasa terjadi seperti yang eyangku sering katakan kepadaku bahwa perempuan haruslah rela menerima apa saja perlakuan sang suami. Perempuan juga harus berani memiliki sikap untuk “nrimo ing pandum” dan menerima dengan rela “jatah” yang diberikan kepadanya sebagai suatu ketentuan yang sudah digariskan oleh Yang Mahakuasa (Sardjono, 2002 : 26).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

21

Eyang Putri adalah istri pertama Eyang Kakung. Mereka memiliki tujuh

orang anak. Tujuh anaknya mendapat pendidikan yang layak dan hidup

berkecukupan. Mereka juga mendapat pendidikan informal yang diajarkan di

rumah. Eyang Putri adalah sosok yang kuat dan pantang menyerah. Ia pandai

menyimpan rasa sakit sehingga tidak ada yang tahu ketika Eyang Putri sedang

sedih. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (4) sebagai berikut.

(4) Namun setidaknya dari mereka, aku mengetahui bahwa Eyang Putri tidak pernah memperlihatkan air muka yang keruh dan wajah yang murung. Apalagi menangis. Kalaupun pernah menitikkan air mata, itu adalah tangis haru ketika anak-anaknya berhasil dalam pendidikan atau ketika mereka menikah dan memberinya cucu (Sardjono, 2002 : 28).

Eyang Putri melakukan kewajibannya sebagai istri dan ibu tanpa banyak

mengeluh. Ia membesarkan tujuh orang anak dengan suami yang jarang berada di

rumah. Eyang Putri pernah mengalami kesulitan melahirkan ketika suaminya

mengambil selir baru sesudah memulangkan yang lama. Eyang Putri menjalani

kehidupan dengan pasrah, seakan-akan hal tersebut seharusnya terjadi dalam

kehidupannya. Eyang Putri membiarkan suaminya membagi waktu dengan selir-

selir yang lain. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (5) sebagai berikut.

(5) Ia telah menyerahkan seluruh dirinya, bahkan hidupnya, bagi kepentingan keluarga dan terutama bagi suaminya. Tubuh, waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan kebahagiaannya. Semuanya. Lewat pelayanannya, pengabdiannya, kesetiaannya, dan pengorbanannya (Sardjono, 2002 : 30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

22

Eyang Putri tidak berani mengungkapkan perasaan cinta kepada seseorang

meskipun itu adalah suaminya. Eyang Putri berpendapat bahwa cinta hanya akan

membuat sakit. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (6) sebagai berikut.

(6) Perempuan renta yang dulu berwajah rupawan itu tidak pernah berani mengungkapkan perasaan cintanya kepada seseorang, meskipun orang itu adalah suaminya, ayah ketujuh anaknya sendiri. Sebab baginya, perasaan cinta selalu sejalan dengan persaingan dan kecemburuan yang bisa menyakitkan, karena penuh dengan perasaan tidak yakin terhadap masa depan, keditakpercayaan diri, ketidaktentraman, kegelisahan, penantian, harapan yang sering tidak terpenuhi, dan terutama ketakutan atau ditinggalkan (Sardjono, 2002 : 32).

Eyang Putri takut mencintai Eyang Kakung meskipun mereka sudah lama

hidup bersama.Eyang Putri tidak pernah merasa bahagia jatuh cinta sepenuhnya.

Ia tidak pernah merasakan dicintai dan mencintai. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan (7) sebagai berikut.

(7) Di sepanjang usia perkawinannya dengan Eyang Kakung, Eyang Putriku ini tidak berani jatuh cinta untuk membentengi dirinya dari penderitaan (Sardjono, 2002 : 35).

Eyang Putri tidak memberikan seluruh cintanya kepada Eyang Kakung,

sehingga hidup dengan sikap kompromi. Eyang Putri tidak merasakan sakit

melihat suaminya pergi dengan perempuan lain.

Eyang Putri termasuk sosok perempuan yang berani dan mandiri. Eyang

Putri berani pergi ke Jakarta seorang diri dalam usianya yang sudah tua. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

23

tersebut dapat dilihat melalui percakapan Eyang Putri dan Gading dalam kutipan

(8) sebagai berikut.

(8) “Kami percaya, Eyang masih tetap berani pergi sendirian ke mana-mana dengan pesawat terbang seperti biasanya. Tetapi kamilah yang tidak tega. Eyang sudah semakin tua. Kalau seandainya masuk angin dalam perjalanan, bagaimana?” (Sardjono, 2002 : 36).

Eyang Putri masih sanggup berpikir kritis meskipun usianya sudah

delapan puluh empat tahun.Ingatan Eyang Putri juga masih sangat kuat. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (9) sebagai berikut.

(9) Sebab berbicara di luar hal-hal itu, aku benar-benar merasa kagum bahwa di usianya setinggi itu Eyang masih tampak gesit, pikirannya terang, dan ingatannya masih kuat. Gejala-gejala pikun yang sering terjadi pada umur-umur seperti nenekku itu, tidak kelihatan (Sardjono, 2002 : 37).

Eyang Putri senang mengunjungi anak-anaknya. Eyang Putri tinggal dari

rumah anaknya yang satu ke rumah anaknya yang lain. Selain itu, Eyang Putri

juga sibuk mengontrol pabrik batik di Solo, warisan kedua orang tuanya. Hal

tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Eyang Putri dan Gading dalam

kutipan (10) sebagai berikut.

(10) “Sayangku, eyangmu ini sudah semakin tua saja,” katanya kemudian. “Kalau setiap kali tinggal di rumah anak sampai lebih dari sebulan, Eyang khawatir apakah masih akan ada kesempatan untuk lain kali ke sini dalam keadaan sekuat sekarang. Apalagi di sela giliran tinggal di rumah anak yang satu ke rumah anak yang lain, Eyang harus mengontrol pabrik batik di Solo” (Sardjono, 2002 : 52).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

24

Eyang Putri tidak hanya dicintai oleh anak-anaknya, cucunya, dan juga

oleh pegawai serta buruh di pabrik batiknya. Kehadirannya di mana pun diterima

dengan baik. Hal ini disebabkan oleh pembawaan Eyang Putri yang suka

memberikan nasihat dan ajaran yang bisa menambah pengetahuan. Eyang Putri

suka bercanda dan memberikan teka-teki yang membuat suasana lebih santai.

Bagi keluarga besarnya, kehadiran Eyang Putri mempunyai pengaruh yang besar.

Eyang Putri mampu merangsang otak anak-anak dan cucunya untuk berpikir lebih

jauh dan lebih bijaksana. Hal tersebut diakui sendiri oleh salah satu cucunya,

Gading.

Eyang Putri membuat perbedaan pandangan di antara anak-anaknya dan

cucunya menjadi hal yang positif. Perbedaan itu menambah pengetahuan bagi

anak-anak dan cucunya tentang berbagai macam hal yang menyangkut kehidupan

manusia.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Eyang Putri

adalah sosok perempuan yangtabah, lembut, berjiwa seni, cerdas, mandiri, tegas,

berani, patuh kepada suami, dan menjadi panutan dalam keluarga.

2.1.1.2 Ratih

Ratih adalah anak bungsu Eyang Putri. Ratih berprofesi sebagai dosen di

sebuah perguruan tinggi. Ratih memiliki kemampuan untuk mengatur rumah

tangga. Ratih memiliki empat orang anak hasil perkawinannya yaitu Moyo,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

25

Gading, Mayang, dan Mandaru. Ratih merupakan sosok perempuan yang dingin,

tertutup, dan termasuk dominan dalam keluarga. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan (11) sebagai berikut.

(11) Berbeda dengan nenekku yang memiliki hati tegar namun lembut keibuan, hangat dan suka berbicara tetapi keras kepala, ibuku merupakan perempuan yang agak dingin, tertutup, dan termasuk dominan dalam keluarga kami. Baik Eyang Putri maupun Ibuku memang sama-sama termasuk perempuan mandiri dan keras hati (Sardjono, 2002 : 122).

Ratih adalah sosok ibu yang sangat sayang dan perhatian terhadap anak-

anaknya. Ratih akan melakukan apa saja yang mampu ia lakukan untuk anak-

anaknya. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih dan Gading

dalam kutipan (12) sebagai berikut.

(12) “Sudahlah,” katanya kemudian. “Lekaslah ganti bajumu yang basah itu, lalu mandilah dengan air panas. Minta Yu Mi sana. Ibu akan menyiapkan wedang jahe untukmu. Ibu tidak ingin melihatmu sakit lagi!” (Sardjono, 2002 : 114).

Ratih adalah sosok perempuan yang tidak ingin dianggap lemah.Ia tidak

setuju jika perempuan dianggap rendah dan berada di bawah laki-laki. Ratih

beranggapan bahwa perempuan sebagai individu tidaklah berada di bawah

dominasi siapa pun juga termasuk orang tua atau suaminya.Ratih mempertegas

anggapannya dengan menjadi dosen sehingga orang bisa melihat otoritas yang

dimilikinya.Hal tersebut terdapat dalam kutipan (13) sebagai berikut.

(13) Ibuku melakukan protesnya dengan menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi dan pada kemampuannya mengatur seluruh urusan rumah tangga seolah profesi dosen merupakan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

26

bagaimana dia memperlihatkan otoritas yang dimilikinya (Sardjono, 2002 : 122).

Sikap Ratih yang dominan membuat ia mampu mengatur banyak hal, dari

urusan dapur sampai hal-hal yang terkecil. Ratih beranggapan bahwa perempuan

akan dihargai haknya dan diakui kesetaraannya dengan laki-laki jika perempuan

bisa menunjukkan kemampuan yang sama seperti apa yang dikerjakan oleh laki-

laki. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (14) sebagai berikut.

(14) Acap kali aku ingin mengangkat topi melihat bagaimana sempurnanya beliau mengatur segala sesuatunya, dari urusan dapur hingga penentuan pakaian yang dikenakan oleh ayahku. Bapak memang tidak terlalu mempedulikan penampilannya. Ibulah yang mengaturkan warna dan kepantasannya sehingga Bapak selalu tampak rapi dan keren. Kemudian ibuku yang mengurus hal-hal lainnya, dari urusan rekening koran, listrik, telpon dan ini serta itu, sampai pada urusan servis mobil (Sardjono, 2002 : 122-123).

Ratih selalu semangat jika berbicara tentang pandangan Eyang Putri dan

kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.Hal ini disebabkan oleh masa kecilnya

yang kurang menyenangkan.Hal tersebut terdapat dalam kutipan (15) sebagai

berikut.

(15) “Karena pikiran Mbak Gading pasti sama dengan Mayang,” adikku ikut bicara. “Mayang memperhatikan, emosi Ibu selalu terkait kalau kita membicarakan pandangan Eyang. Begitu pun kalau kita sedang diskusi mengenai kesetaraan laki-laki dan perempuan (Sardjono, 2002 : 125).

Ratih merupakan sosok perempuan yang tegas. Ratih tidak ingin dikekang

laki-laki terutama oleh suaminya sendiri. Apa pun yang bisa dikerjakan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

27

suaminya, harus dikerjakan sendiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (16)

sebagai berikut.

(16) Begitupun ketika Eyang Putri menegur Ibu sewaktu beliau melihat Bapak mengambil sendiri minumannya dari meja teh, kudengar Ibu membantah dengan kalem tapi tegas, “Biar sajalah, Bu. Bukan hanya dia yang capek. Ratih juga merasakannya. Kami sama-sama bekerja seharian dan sama-sama pula mengendarai mobil dari kantor ke rumah melalui jalan-jalan yang sama macetnya,” katanya (Sardjono, 2002 : 141).

Ratih juga merupakan sosok perempuan yang cerdas dan bertanggung

jawab dalam pekerjaannya.Sebagai dosen senior, Ratih dicalonkan sebagai

dekan.Selain itu, Ratih termasuk dosen favorit di kampus.Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (17) sebagai berikut.

(17) Dan semakin senior Ibu, semakin dihargai keberadaannya. Bahkan menurut kabar angin, Ibu termasuk salah seorang yang dicalonkan sebagai dekan. Selain itu, saat ini Ibu juga termasuk dosen favorit, karena banyak mahasiswa yang memilihnya sebagai dosen pembimbing skripsi (Sardjono, 2002 : 145).

Ratih sering marah ketika melihat suaminya hanya memperhatikan

burung-burung perkututnya dan tidak membantu Ratih menyelesaikan pekerjaan

rumah tangga. Ratih tidak suka melihat suaminya bermalas-malasan. Menurut

Ratih, suami-istri memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hal mengerjakan

pekerjaan rumah tangga. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara

Ratih dan suaminya dalam kutipan (18) sebagai berikut.

(18) “Istri jungkir-balik mengurus rumah tangga, kok bisa-bisanya ada yang lebih suka mengobrol dengan burung,” katanya. Mbok ya ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

28

sedikit pengertian to, Pak. Ini hari Minggu, mestinya kan bisa kupakai untuk sedikit bersantai dan mengistirahatkan semua badanku yang pegal ini (Sardjono, 2002 : 154).

Ratih sering berkonflik dengan suaminya.Ratih tidak pernah menerima

pendapat suaminya terkait dengan pekerjaan perempuan dan laki-laki. Ratih

marah ketika suaminya memandang rendah pekerjaan perempuan. Hal tersebut

dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih dan suaminya dalam kutipan (19)

sebagai berikut.

(19) “Tetapi apa?” sambar Ibu tanpa memberikan kesempatan kepada Bapak untuk menyelesaikan perkataannya. “Dengar, Pak, laki-laki yang merasa malu memegang pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh perempuan, itu sama artinya dengan merendahkan perempuan itu sendiri. Sebab menurut Bapak, hanya perempuan yang pantas mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rendah sebagaimana Bapak pikirkan. Sekarang Ibu tanya, di mana sebenarnya letak kehinaan itu?” (Sardjono, 2002 : 155).

Ratih termasuk orang yang keras kepala. Ratih melakukan protes ketika

suaminya tidak membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ratih tidak

peduli dengan pekerjaan yang belum diselesaikannya. Ratih membantah semua

perkataan suaminya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (20) sebagai berikut.

(20) Tidak kudengar jawaban Bapak. Entah mungkin menyadari kebenaran perkataan Ibu, entah karena enggan beradu kata dengan Ibu yang sedang keluar galaknya itu, aku tak tahu. Sebab biasanya kalau Ibu sedang galak begitu, apa pun perkataan Bapak akan disambarnya dengan gesit (Sardjono, 2002 : 156-157).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

29

Ratih tidak pernah memperlihatkan perasaan cintanya kepada

suaminya.Ratih juga tidak pernah menunjukkan sikap mesra dan manja kepada

suaminya tetapi sebenarnya Ratih mencintai suaminya.Ratih menangis ketika

suaminya memutuskan untuk menikah dengan orang lain. Hal tersebut dapat

dilihat melalui percakapan antara Ratih dan Gading dalam kutipan (21) sebagai

berikut.

(21) “Kemarin-kemarin ibu memang merasa gengsi untuk mengakui bahwa Ibu telah terkalahkan oleh kenyataan pahit ini, bahkan Ibu juga begitu tinggi hati untuk tidak menunjukkan pada siapa pun, termasuk kepada anak-anak, bahwa Ibu telah dikhianati. Tetapi ternyata Ibu salah. Dan sayangnya sudah terlambat bagi ibu untuk memperbaikinya. Gading, Bapakmu baru saja menikahi perempuan itu...” Tangis Ibu semakin keras. Bahunya sampai berguncang-guncang (Sardjono, 2002 : 181).

Ratih yang kuat dan tegar, tidak berdaya menghadapi kenyataan.Ratih

ternyata menjadi lemah karena cinta.Harga diri, kebanggaan, dan pribadinya yang

utuh telah dihancurkan oleh satu-satunya orang yang Ratih cintai.Masalah yang

terjadi tidak membuat Ratih terus bersedih.Ratih mampu menggunakan rasionya

untuk menyelesaikan masalah.Hal tersebut terdapat dalam kutipan (22) sebagai

berikut.

(22) Aku tahu betul, Ibu bukan orang yang emosional dan juga bukan orang yang pendendam. Beliau pasti akan mendengarkan seluruh perkataan dan pengalamanku bersama Bapak petang ini dengan pikiran yang jernih (Sardjono, 2002 : 216).

Ratih mulai memperbaiki sikap-sikapnya yang terlalu dominan. Ratih

mulai memahami dan mengerti suaminya. Ratih bahkan berusaha untuk memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

30

kerelaan dalam diri untuk menerima perbedaan yang ada. Hal tersebut dapat

dilihat melalui percakapan antara Ratih dan Gading dalam kutipan (23) sebagai

berikut.

(23) “Kau sudah melihat sendiri contoh konkret dalam kehidupan kedua orang tuamu belum lama ini. Bahwa bagaimana Bapak dan Ibu yang saling mencintai saja pun bisa menemui jalan buntu karena adanya perbedaan visi kehidupan. Perlu adanya pemahaman, pengertian, kerelaan, dan penerimaan dari masing-masing pihak untuk menjembatani perbedaan-perbedaan.” Aku mencerna perkataan Ibu dan melihat tanda-tanda penurunan derajat kekerasan hatinya terhadap Bapak (Sardjono, 2002 : 223-224).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Ratih adalah

seorang perempuan yang dingin, tertutup, dan termasuk dominan dalam keluarga

namun lembut dan perhatian kepada anak-anaknya, tegas, cerdas, bertanggung

jawab dalam pekerjaan, keras kepala dan tegar. Ratih juga termasuk perempuan

yang tidak pendendam dan mampu menggunakan rasio dalam menyelesaikan

masalah.

2.1.1.3 Gading

Gading adalah perempuan yang berwajah cantik, berpendidikan tinggi,

keturunan bangsawan, dan memiliki karier yang bagus. Karena kecantikan dan

kesuksesannya, Gading disenangi oleh Mas Hari, keturunan bangsawan Solo yang

masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Gading. Gading tidak mencintai

pria itu bahkan Gading membencinya. Gading masih mencintai Mas Yoyok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

31

meskipun mereka sudah putus dan tidak pernah bertemu selama enam tahun.

Kebencian Gading memuncak ketika Mas Hari mau membawa keluarganya untuk

melamar Gading. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (24) sebagai berikut.

(24) Aku mengertakkan gerahamku dengan diam-diam. Enak saja Mas Hari mau membawa keluarganya untuk melamarku tanpa bertanya lebih dulu padaku apakah aku setuju atau tidak dan apakah aku menyukai dia atau tidak. Seperti apakah aku ini di matanya? Atau seperti apakah perempuan di mata laki-laki itu? Makanan? Enak saja dia berkata kepada Eyang, “menginginkanku” untuk dijadikan istri seolah aku ini bukan subjek, bukan manusia. Tetapi sebuah objek. Ah, tidakkah Eyang memahami itu? (Sardjono, 2002 : 62).

Gading termasuk keturunan Jawa yang masih dididik dalam budaya Jawa

karena komitmen keluarga besarnya. Gading lahir dan dibesarkan serta bersekolah

di kota metropolitan sehingga budaya lain memepengaruhinya. Dia tidak hanya

bergaul dengan orang sesuku saja tetapi dengan berbagai macam orang dan latar

belakang budaya serta status sosial. Gading melihat, pada dasarnya mereka semua

datang dari latar budaya yang sama bagusnya dan ikut mempengaruhi pola

pikirnya. Hal ini yang menyebabkan Gading tidak mau dijodohkan dengan Mas

Hari.

Selain budaya suku lain ikut mempengaruhi pola pikir Gading, latar

belakang pendidikan formal yang ia terima di sekolah ikut membentuk

wawasannya. Hampir semua pengetahuan yang ia dapat di sekolah merupakan

ilmu-ilmu yang didapat dari negara-negara maju sehingga budaya Jawa yang

diterimanya sejak kecil ikut terpengaruh. Di perguruan tinggi, pikirannya diasah

untuk memiliki sikap kritis dan logika yang rasional sehingga tidak semua ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

32

Eyang Putri diterima. Gading juga tidak menerima begitu saja semua pengetahuan

yang dia dapat di luar karena ajaran-ajaran yang ia dapat di dalam keluarganya.

Gading gemar membaca sehingga dia disebut kutu buku.Kesukaannya

membaca bermula dari Pakde Bambang, kakak ibunya.Kegemarannya semakin

bertambah sampai sekarang.Hal tersebut terdapat dalam kutipan (25) sebagai

berikut.

(25) Dari beliaulah kecintaanku membaca tumbuh dengan suburnya. Maka kalau Pakde Bambang disebut “kutu buku tua”, aku disebut “kutu buku muda” oleh keluarga besar kami. Aku paling senang menginap di rumahnya. Ruang kerjanya penuh dengan rak berisi pelbagai macam buku menarik yang membuat iri orang (Sardjono, 2002 : 74).

Pada usianya yang masih tergolong muda, Gading memiliki pemikiran

yang jarang dimiliki perempuan seusianya. Gading bersikap tenang dan bijaksana

berusaha menyatukan orang tuanya yang hampir bercerai. Gading masih mampu

berbicara dengan sangat tenang meskipun ia sedih dengan keputusan Bapak.

Pemikiran dan perkataan Gading mampu membuat Bapak memutuskan untuk

tidak menikah dengan perempuan lain. Bapak merasa bangga memiliki anak

seperti Gading.Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Bapak dan

Gading dalam kutipan (26) sebagai berikut.

(26) “Tidak. Di balik godaan itu Bapa sangat merasa bangga bahwa ternyata Bapak mempunyai seorang anak perempuan yang semakin dewasa, semakin arif pemikirannya. Semua hal yang kita bicarakan tadi bukanlah sesuatu yang ringan, tetapi kau membicarakannya dengan pikiran yang matang untuk gadis seusiamu” (Sardjono, 2002 :214).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

33

Gading merasa bahwa sekarang adalah perkembangan kedewasaannya,

baik lahir maupun batin. Gading berharap pembicaraannya dengan Bapak dapat

menyelamatkan mereka dari hal-hal yang buruk.Gading terpaksa

mengikutsertakan kedua adiknya agar mereka membantunya menyatukan Ibu dan

Bapak.Usaha merekaberhasil. Bapak memutuskan hubungannya dengan

perempuan lain.

Hubungan Gading dengan Ratih, ibunya, sangat dekat sehingga Gading

juga dekat dengan Eyang Putri. Gading termasuk cucu yang tidak pernah bosan

bicara dan bertanya tentang banyak hal kepada Eyang Putri. Eyang Putri dan

Ratih banyak memberikan pengetahuan hidup kepada Gading. Ajaran kedua orang

tersebut diolah menjadi nilai-nilainya sendiri yang ia yakini kebenarannya untuk

dijadikan pegangan hidup. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (27) sebagai

berikut.

(27) Hubunganku dengan orang tuaku amat dekat. Terutama dengan ibuku. Dan karena sebagai anak bungsu ibuku juga dekat dengan Eyang, maka akupun juga cukup dekat dengan beliau. Apalagi aku termasuk cucu yang tidak pernah merasa bosan mengobrol dan bertanya ini-itu padanya. Dengan demikian, dari kedua perempuan terdekatku itulah aku banyak menimba pengetahuan hidup (Sardjono, 2002 : 222).

Gading adalah perempuan yang kritis sehingga dia tidak begitu saja

menerima semua ajaran yang ia dapat dan pelajari. Gading belajar mengolah

semua yang ia dapat agar sesuai dengan hati nuraninya. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (28) sebagai berikut.

(28) Aku adalah seorang perempuan yang cukup kritis, sehingga tidak menelan mentah-mentah begitu saja apa pun yang kupelajari. Dan meskipun aku tumbuh dewasa di antara dua pola pikir yang berasal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

34

dari dua generasi yang berbeda, aku selalu belajar mengolah segala sesuatunya agar pas dengan nuraniku yang paling dalam, untuk kemudian menjadi nilai-nilaiku sendiri (Sardjono, 2002 : 222).

Gading terlibat pembicaraan dengan Eyang Putri dan Ratih, Ibunya.Eyang

Putri mendesak Gading untuk memikirkan pernikahannya. Menurut Eyang Putri,

tidak baik seorang perempuan belum juga menikah. Hal itu akan berdampak

buruk bagi adik perempuannya, Mayang. Gading membantah dan mengatakan

bahwa dia tidak keberatan jika Mayang mendahuluinya untuk menikah.Gading

memiliki pendirian yang kuat.Ucapan Gading mendapat protes keras dari Eyang

Putri tapi Gading tetap pada pendiriannya.Hal tersebut dapat dilihat melalui

percakapan antara Gading dan Eyang Putri dalam kutipan (29) sebagai berikut.

(29) “Mayang dan Ndaru tahu pendirian Gading, Yang,” aku menyela. “Seandainya mereka lebih dulu mendapat jodoh, ya silahkan saja duluan menikah. Gading tidak apa-apa kok. Sungguh.” Eee, itu tidak baik. Tidak baik, nduk. Ora ilok, pamali. Seorang kakak, apalagi kakak perempuan, ya harus menikah lebih dulu. Jangan sampai dilangkahi adik. Ingat-ingat itu. Jangan dilanggar kalau segala sesuatunya ingin berjalan dengan baik dan tertata secara harmonis (Sardjono, 2002 : 291).”

Pada suatu sore, di sebuah pertokoan, tanpa sengaja Gading bertemu

dengan Ida, sahabatnya sejak sekolah. Ida adalah adik kandung Mas Yoyok.

Gading terkejut dan tidak mampu melihat wajah Ida yang mirip Mas Yoyok. Ida

mengajak Gading menghadiri acara ulang tahun mamanya tetapi Gading menolak

karena tidak ingin merusak suasana dalam keluarga Ida. Ida tidak putus asa. Ida

memaksa Gading untuk datang ke acara pertunangannya. Hal tersebut dapat

dilihat melalui percakapan antara Gading dan Ida dalam kutipan (30) sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

35

(30) “Aduh Gading, ini namanya kebetulan. Aku akan menikah tahun depan. Tetapi karena pacarku harus menunaikan suatu tugas kantor di luar negeri selama satu setengah tahun, kami akan bertunangan dulu. Tepatnya pada dua minggu mendatang. Kau harus datang lho. Tidak boleh tidak (Sardjono, 2002 : 229)!”

Gading bingung akan menghadiri pertunangan Ida dengan siapa. Gading

tidak ingin terlihat canggung.Gading memutuskan untuk mengajak

Mandaru.Mandaru tidak bersedia menemani Gadingsehingga Gading terpaksa ke

rumah Ida bersama Mas Hari. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (31) sebagai

berikut.

(31) Apa boleh buat. Maka akhirnya dengan sangat berat hati terpaksalah aku pergi bersama Mas Hari. Seandainya tidak ingat pada surat ancaman Ida, seribu kali lebih baik bagiku kalau aku tinggal di rumah saja dan bersembunyi di kamarku daripada pergi berduaan dengan lelaki itu (Sardjono, 2002 : 241).

Gading tidak menyukai Mas Hari. Dia tidak pernah bicara baik-baik

dengan Mas Hari. Gading berharap Eyang Putri tidak menjodohkannya dengan

Mas Hari. Gading tidak bisa berbuat apa-apa. Hari ini Gading harus bersamaMas

Hari ke acara pertunangan Ida.

Gading tidak mampu menahan emosinya di rumah Ida. Setiap sudut

ruangan mengingatkannya pada saat dia masih berpacaran dengan Mas Yoyok.

Mereka sering duduk berduaan di sudut halaman. Gading merasa tersiksa. Seluruh

kenangan itu teringat kembali.Gading kaget karena Mas Yoyok ada di rumahnya.

Mas Yoyoktiba di Jakarta satu minggu yang lalu, tepat pada hari ulang tahun

mamanya. Gading yang biasanya pandai menguasai keadaan dan pandai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

36

mengarahkan orang melalui kata-katanya, hanyadiam. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan (32) sebagai berikut.

(32) Dan goblok, bego, serta memalukan, aku menambahi perkataan Mas Yoyok di dalam hati. Aku sungguh marah kepada diriku sendiri karena tak mampu menguasai keadaan. Ke manakah segala kemampuanku yang konon menurut atasanku adalah wartawan yang paling pandai mengarahkan orang melalui kata-kataku (Sardjono, 2002 : 247).

Setelah percakapan yang panjang, Gading memutuskan pulang.Gading

terlibat pembicaraan dengan Mas Hari dalam perjalanan menuju rumah. Mereka

membahas masalah perempuan. Gading tidak suka dengan perkataan Mas Hari

yang merendahkan kaum perempuan. Hal tersebut dapat dilihat melalui

percakapan antara Gading dan Mas Hari dalam kutipan (33) sebagai berikut.

(33) ”Setega itu kau kepada kaum ibumu sendiri, Mas!” Darahku mulai naik ke ubun-ubun. Serendah itu Mas Hari merendahkan kaum perempuan. Sungguh menjijikkan dia. ”Di mana letak tanggung jawabmu Mas? Kasihan betul anak kalian (Sardjono, 2002 : 267)!”

Gading tidak terpengaruh dengan rayuan Mas Hari. Gading memang

sosok perempuan yang dingin dan tak mudah tergoda oleh laki-laki. Bahkan

Gading tetap pada pendiriannya, tidak ingin diperistri Mas Hari. Hal tersebut

dapat dilihat melalui percakapan antara Gading dan Mas Hari dalam kutipan (34)

sebagai berikut.

(34) ”Aku tak berminat belajar mencintaimu, Mas. Tidak sekarang dan tidak nanti. Kalaupun nantinya aku akan menikah, pasti tidak denganmu. Jelas?” Mas Hari terdiam. ”Kedengarannya kau termasuk perempuan frigid, Dik Gading,” dia bergumam. ”Mungkin saja tapi kalau memang iya, lebih baik begitu daripada sebaliknya (Sardjono, 2002 : 270-271).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

37

Gading benar-benar sosok perempuan yang berpendirian. Ketika didesak

oleh Mas Hari, Gading melawan. Mas Hari berusaha mencium dan meraba-raba

tubuh Gading, tetapi Gading dengan sekuat tenaga melawan dan berniat

berteriak. Mas Hari takut dan akhirnya mengalah.Gading menjunjung tinggi

harkat dan martabatnya.Gading menjaga kehormatannya. Hal tersebut dapat

dilihat melalui percakapan antara Gading dan Mas Hari dalam kutipan (35)

sebagai berikut.

(35) ”Mas, kalau kau tidak melepaskan pelukanmu, aku akan berteriak sekeras-kerasnya. Pasti akan ada orang yang menolongku di sekitar sini,” ancamku dengan sengit sambil terus berusaha melepaskan diri dari pelukannya.”Dan aku tidak akan mau lagi bertemu denganmu selamanya. Aku serius. Bukan cuma menggertak saja (Sardjono, 2002 : 272)!”

Gading menolak Mas Hari bukan karena dia tidak mencintai Mas Hari

saja, tetapi karena Gading masih mencintai Mas Yoyok, meskipun hubungan

mereka telah lama putus. Gading memiliki perasaan yang tulus kepada Mas

Yoyok sehingga sampai sekarang tidak ada laki-laki yang mampu membuat

Gading jatuh cinta lagi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (36) sebagai berikut.

(36) ”Aku tidak bisa mencintai orang lain karena pada kenyataannya sampai hari ini aku masih mencintai Mas Yoyok, meskipun hubungan kami terputus bertahun-tahun yang lalu....(Sardjono, 2002 : 276)”

Gading memilih sendiri daripada menjalin hubungan dengan orang lain.

Gading lebih suka mengurus kariernya daripada hal-hal menyangkut asmara. Apa

yang didapatkannya sekarang memerlukan perjuangan. Gading mulai dari bawah.

Gading mengingat pengalaman di lapangan tentang bagaimana menjalin relasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

38

dengan responden, dengan tokoh-tokoh masyarakat, baik dari dunia hiburan

maupun dari dunia akademis. Gading belajar terus dan membaca untuk

menambah pengetahuan. Menurut Gading, pengetahuan dapat membantu tulisan

dan opini Gading sehingga ia mampu berbicara dengan berbagai tingkat

pendidikan maupun strata sosial.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Gading adalah

perempuan yang berwajah cantik, berpendidikan tinggi, keturunan bangsawan,

memiliki karier yang bagus, gemar membaca, memiliki pemikiran yang maju

dalam usianya yang tergolong masih muda dan kritis. Gading juga pandai

mengarahkan orang dengan kata-kata tetapi ketika berhadapan dengan Mas

Yoyok, Gading hanya diam. Gading merupakan sosok perempuan yang tidak suka

direndahkan oleh kaum laki-laki. Gading juga memiliki pendirian yang sangat

kuat dan menjunjung tinggi kehormatannya. Gading lebih memilih berkarier

daripada memikirkan urusan cinta.

2.1.2 Tokoh Lawan

2.1.2.1 Eyang Kakung

Eyang Kakung adalah pangeran muda dari keraton Surakarta. Eyang

Kakung sudah memiliki beberapa selir sebelum memperistri Eyang Putri.Pada

masa mudanya, Eyang Kakung sangat gagah, tampan, dan disukai oleh banyak

perempuan. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Eyang Putri dan

Gading dalam kutipan (37) sebagai berikut.

(37) Eyang tidak mau terluka, Eyang tidak mau dihantui oleh perasaan-perasaan tidak menyenangkan seperti cemburu, persaingan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

39

semacamnya. Sebab Eyang Putri maklum sekali bahwa Eyang Kakungmu itu sangat gagah, tampan, dan digandrungi perempuan-perempuan (Sardjono, 2002 : 99).”

Eyang Kakung beruntung mendapatkan istri seperti Eyang Putri, tetapi

Eyang kakung tidak pernah menghargai pengorbanan Eyang Putri. Eyang Kakung

menyia-nyiakan Eyang Putri. Selain memiliki selir-selir, Eyang Kakung juga

selingkuh dengan perempuan lain. Eyang Kakungtidak memahami perasaan

Eyang Putri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (38) sebagai berikut.

(38) Bayangkanlah bagaimana seorang perempuan cantik, muda, dan cerdas seperti Eyang Putri, yang kalau menilik kemampuannya dia bisa hidup mandiri, harus memberikan kesetiaannya dan pengabdiannya kepada seseorang yang tidak pernah menghargai pengorbanannya. Eyang kakung bukan hanya mempunyai selir-selir yang kemudian dinikahinya, tetapi juga sering bermain dengan perempuan lain tanpa memahami bagaimana perasaan istrinya (Sardjono, 2002 : 126).”

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat citra Eyang Putri yang rela

berkorban demi suaminya, Eyang Kakung.

Eyang Kakung memiliki hartaseperti kuda, burung perkutut, dan beberapa

ayam aduan. Eyang Kakung memiliki harta yang cukup untuk membiayai hidup

keluarga besarnya, tetapi tidak cukup untuk biaya sekolah semua anaknya sampai

ke perguruan tinggi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (39) sebagai berikut.

(39) Gaji Eyang Kakung memang mampu membiayai hidup keluarga besarnya, yaitu seorang istri, dua selir, dan tiga belas anak. Tapi untuk biaya sekolah anaknya sampai ke perguruan tinggi, jelas itu tidak akan mencukupi (Sardjono, 2002 : 77).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

40

Eyang Kakung tidak memiliki biaya sehingga ia tidak mengijinkan anak-

anaknya kuliah. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih,

Gading, dan Mayang dalam kutipan (40) sebagai berikut.

(40) ”Ibu rasa alasan Eyang Kakung menghalangi Ibu kuliah, selain karena masalah keuangan, juga disebabkan karena pada bude kalian itu agak terlambat menikah gara-gara menyelesaikan kuliah dulu. Dengan kata lain, Eyang kakung menganggap kuliah bagi perempuan hanya buang-buang waktu dan uang saja (Sardjono, 2002 : 133).”

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Eyang Kakung

adalah sosok pria keturunan bangsawan Solo yang tampan, gagah, dan sangat

disukai oleh banyak perempuan. Eyang kakung tidak bisa menghargai

pengorbanan istrinya. Eyang kakung tidak mampu bertanggung jawab sebagai

kepala keluarga.

2.1.2.2 Bapak

Bapak adalah sosok laki-laki yang lembut, sabar, dan lebih suka mengalah.

Bapak menikah dengan Ratih dan menjalani kehidupan rumah tangga selama tiga

puluh dua tahun. Bapak mendapat ajaran kuno namun sangat relevan dengan

keadaan sekarang, yaitu sebisanya menghindari konflik terbuka demi

keharmonisan relasi antarmanusia. Sikap Bapak inilah yang membuat Ratih,

istrinya selalu bersikap dominan dalam rumah tangga.

Sikap Bapak itu tidak memperlihatkan kelemahan, tetapi memperlihatkan

kekuatan batinnya. Bapak mampu memegang suatu prinsip yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

41

terkontaminasi keadaan apa pun. Bapak tetap teguh memegang prinsip hidupnya.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan (41) sebagai berikut.

(41) Kalau sifat-sifat yang diperlihatkan oleh ibu ditandingi oleh Bapak, wah, apa jadinya rumah tangga mereka. Namun, menurut pikiranku, sikap Bapak itu bukan memperlihatkan kelemahan, tetapi justru memperlihatkan kekuatan batinnya. Sebab menurutku pula, hanya orang yang lemahlah yang mudah terpengaruh situasi dan kondisi yang ada. Bahkan menurutku, Bapak justru mampu memegang suatu prinsip yang tidak terkontaminasi keadaan apa pun. Bapak tetap berpegang teguh pada prinsip hidupnya (Sardjono, 2002 : 140).

Bapak adalah pensiunan salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Setiap

tiga kali seminggu, Bapak ke kantor karena tenaganya masih dibutuhkan dan

memiliki saham di dalam perusahaan. Ketika pembantu harus pulang kampung,

pekerjaan rumah menumpuk. Bapak tahu bahwa Gading dalam keadaan sakit

tetapi Bapak tidak membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bapak tidak

pengertian. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (42) sebagai berikut.

(42) Terus terang, hatiku juga mendongkol. Bahkan diam-diam kusetujui aksi mogok yang sedang dilakukan oleh ibuku. Betapa tidak? Sudah tahu aku dalam keadaan sakit, Bapak tidak juga mau mengerti bahwa pekerjaan rumah tangga itu berat karena tidak ada hentinya. Dan beliau tetap saja merasa tidak sepantasnya ikut campur di dalamnya (Sardjono, 2002 : 158-159).

Kehidupan rumah tangga Bapak dan Ratih penuh dengan keributan. Bapak

selalu mengalah ketika terjadi masalah. Bapak menjalin hubungan dengan

perempuan lain karena tidak tahan dengan sikap Ratih. Perasaan Bapak kepada

perempuan lain itu merupakan protes terhadap Ratih. Keinginan Bapak untuk

menjadikan perempuan lain sebagai istriadalah protes untuk menunjukkan kepada

Ratih bahwa Bapak bisa melakukan hal yang besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

42

Sikap Bapak menunjukkan bahwa Bapak tidak dewasa. Bapak masih

berpikiran pendek karena membiarkan diri dalam masalah dan berkutat dengan

sudut pandang Bapak sendiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (43) sebagai

berikut.

(43) Besar kuberi tanda kutip di sini, sebab kalau dipikir-pikir lebih lanjut, Bapak ini agak kekanakan dan kejam. Tetapi yah, kadang-kadang laki-laki dewasa, bahkan juga laki-laki yang sudah cukup makan asam garam kehidupan pun, masih saja berpikir pendek karena membiarkan diri tenggelam dalam masalahnya dan berkutat dengan sudut pandangnya sendiri sampai tidak melihat sisi-sisi yang lain yan harus dilihat (Sardjono, 2002 : 206).”

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat citra diri Ratih yang dominan

dalam keluarga.

Bapak menyadari kesalahan yang dilakukannya. Bapak berusaha

memperbaiki kesalahannya. Bapak lebih memperhatikan tiap-tiap orang di rumah.

Bapakberinisiatif untuk memperlihatkan kebersamaannya di dalam keluarga. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (44) sebagai berikut.

(44) Aku melirik Ibu dengan diam-diam. Belakangan ini, Bapak lebih banyak memperhatikan tiap-tiap orang di rumah ini. Dan juga ada saja inisiatifnya untuk memperlihatkan kebersamaannya di dalam keluarga ini (Sardjono, 2002 : 297).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Bapak adalah

seorang laki-laki yang lembut, sabar, dan lebih suka mengalah.Bapak adalah

pensiunan salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Bapak kurang pengertian dan

menganggap bahwa laki-laki tidak pantas melakukan pekerjaan perempuan.

Bapak melakukan pengkhianatan terhadap Ratih dengan cara berselingkuh tapi

pada akhirnya Bapak menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

43

2.1.2.3 Mas Hari

Mas Hari adalah pria berusia tiga puluh empat tahun dan masih keturunan

bangsawan Solo. Mas Hari masih memiliki hubungan kekerabatan dengan

Gading. Dari segi fisik, Mas Hari termasuk laki-laki yang tampan dan gagah

bahkan perlente. Gaya hidup Mas Hari masih bersifat konservatif, khususnya

mengenai kebebasan pribadi manusia. Mas Hari masih menerapkan gaya hidup

leluhurnya. Mas Hari juga masih suka meniru-niru gaya hidup para bangsawan,

terutama raja-raja di masa lalu yang mempunyai beberapa orang istri dan selir.

Mas Hari belum beristri tetapi memiliki seorang selir yang cantik.

Mas Hari menggunakan ketampanan, materi, dan kebangsawanannya

untuk memperlakukan perempuan yang memiliki status sosial lebih rendah

sebagai objek kesenangan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (45) sebagai

berikut.

(45) Tak pernah terbesit dalam pikiranku untuk menaruh respek terhadap seorang laki-laki yang dengan ketampanan, uang, dan darah ningratnya untuk memperlakukan perempuan yang memiliki status sosial lebih rendah sebagai objek kesenangan sebagai tempat dia bisa bermanja dan mendapat kemudahan dalam pelbagai bentuk pelayanan (Sardjono, 2002 : 59).

Mas Hari termasuk pria yang pandai mengambil hati. Dia bisa bergaul

dengan teman-teman sebayanya bahkan dengan orang tua. Mas Hari juga pandai

membuat suasana lebih santai. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan

antara Eyang Putri dan Gading dalam kutipan (46) sebagai berikut.

(46) Ya. Cukup sering juga dia datang, Nduk. Laki-laki itu sungguh menawan hati. Dengan teman sebaya, dia bisa bergaul. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

44

orang tua seperti Eyang, dia juga bisa mengobrol berlama-lama. Pokoknya, dia pandai menghangatkan suasana. Para buruh pabrik juga senang kok kepadanya (Sardjono, 2002 : 284)!”

Mas Hari sangat menginginkan Gading menjadi istrinya. Mas Hari

menghubungi Gading setiap hari. Mas Hari menggunakan telepon kantor untuk

urusan pribadi yang sama sekali tidak penting. Sikapnya tidak terpuji dan tidak

bertanggung jawab. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (47) sebagai berikut.

(47) Di mana sih suara hatinya sampai bisa-bisanya dia mempergunakan telepon kantor untuk urusan pribadi yang sama sekali tidak penting. Tidak sadarkah dia bahwa perbuatannya itu bisa merugikan perusahaan tempatnya bekerja dan merugikan pula orang yang diajaknya bicara (Sardjono, 2002 : 58).

Mas Hari suka menggoda Gading. Setiap kali menelpon, dia mengucapkan

kata-kata rayuan. Selain itu, Mas Hari tidak mampu menghargai perempuan. Ia

hidup bersama perempuan yang tidak dinikahinya. Mas Hari tidak memiliki

kesadaran moral. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih dan

Gading dalam kutipan (48) sebagai berikut.

(48) ”Tidak usah putar-putar, Bu. Bilang saja pada Gading bahwa Mas Hari itu sudah hidup bersama perempuan yang tidak dinikahinya. Jadi Gading harus hati-hati terhadap laki-laki yang kurang memiliki kesadaran moral dan kurang pula rasa tanggung jawabnya (Sardjono, 2002 : 168).

Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat jelas citra diri Gading yang tidak

setuju dengan poligami. Dapat dilihat juga keteguhan hati Gading untuk tidak

menikah dengan Mas Hari.

Mas Hari bukan saja mencintai Gading. Dia suka memaksakan

kehendaknya kepada Gading. Mas Hari menganggap cinta itu berhubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

45

dengan hal-hal yang bersifat fisik. Mas Hari menjadi nekat apabila keinginannya

tidak tercapai. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (49) sebagai berikut.

(49) Ah, alangkah dangkalnya pengertian cinta bagi Mas Hari. Tampaknya perasaan seperti itu selalu dikaitkannya dengan hal-hal yang lebih bersifat jasmaniah belaka (Sardjono, 2002 : 272).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Mas Hari adalah

seorang bangsawan yang memanfaatkan kelebihannya untuk mempermainkan

perempuan. Meskipun Mas Hari bisa menghangatkan suasana, sikapnya tidak

terpuji dan tidak bertanggung jawab. Dia tidak perduli dengan orang lain. Mas

Hari menggunakan fasilitas kantor hanya untuk hal-hal yang tidak penting. Dia

suka menggoda dan menganggap cinta hanya berhubungan dengan hal-hal fisik

saja.

2.1.3 Tokoh Bawahan

2.1.3.1 Mas Yoyok

Mas Yoyok adalah sosok laki-laki yang menarik dan dewasa. Setelah

pulang kuliah dari London, kulitnya tampak bersih. Matanya sangat indah. Setiap

kali tersenyum, mata Mas Yoyok seakan ikut tersenyum. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (50) sebagai berikut.

(50) Ah, betapa menariknya Mas Yoyok sekarang. Memang benar, aku sudah membayangkannya, karena biasanya semakin seseorang lelaki tampak dewasa, akan semakin menarik dia. Tetapi bahwa daya tariknya tampak begitu menonjol, aku sama sekali tidak memperhitungkannya. Kulitnya tampak bersih, mungkin karena dia terbiasa di udara dingin di London. Ada bekas rambut kehijauan yang sangat menarik di atas bibir dan sisi pipinya. Ya Tuhan, ingin sekali aku mengelusnya. Betapa menawannya dia, penuh percaya diri yang menandai kematangan pribadinya (Sardjono, 2002 : 248).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

46

Mas Yoyok menyelesaikan S-1 di Jakarta kemudian kuliah lagi di London,

di bidang lain untuk S-1 dan kemudian dilanjutkan ke S-2. Semuanya dibiayai

kantornya. Mas Yoyok adalah pekerja keras dan pandai menabung. Waktu jadi

mahasiswa di luar, Mas Yoyok bekerja untuk mencari tambahan uang saku.

Selama enam tahun Mas Yoyok terus menabung.

Mas Yoyok pernah mengalami pasang surut ketika terjadi kerusuhan bulan

Mei di London. Mahasiswa Indonesia dimaki-makiorang. Mereka berpikir bahwa

orang Indonesia adalah bangsa yang biadab. Mas Yoyok dan kawan-kawannya

sering berpura-pura menjadi orang Asia lain agar bisa mendapat pekerjaan. Mas

Yoyok pulang ke Indonesia membawa uang yang cukup sehingga mampu

membeli sebuah mobil. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Mas

Yoyok dan Gading dalam kutipan (51) sebagai berikut.

(51) ”Itu hasil simpananku. Waktu jadi mahasiswa di luar sana, aku bekerja untuk mencari tambahan uang saku. Enam tahun bukan waktu sebentar bagiku untuk terus menabung. Memang pernah aku mengalami pasang surut. Terutama waktu terjadi kerusuhan Mei di sini. Jadi singkatnya, meskipun tidak mudah, toh aku pulang ke Indonesia dengan uang yang lumayan besar. Sebagian bisa untuk membayar uang muka cicilan mobil ini (Sardjono, 2002 : 357).”

Mas Yoyok sangat setia. Dia tidak membuka hatinya untuk perempuan

lain. Banyak wanita cantik di London tapi dia tidak memilih satu pun

untukdijadikan kekasih. Mas Yoyok tidak mencari pengganti meskipun telah putus

dengan Gading. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Gading dan

Ida dalam kutipan (52) sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

47

(52) ”Ya, memang. Biarpun di sana dia mempunyai banyak peluang untuk berkenalan dengan cewek bule yang cantik, tetapi hatinya tak bergerak (Sardjono, 2002 : 231).”

Mas Yoyok masih beranggapan bahwa perempuan harus menjadi ibu

rumah tangga jika sudah menikah. Mas Yoyok tidak menyukai perempuan yang

berkarier. Hubungan Mas Yoyok dan Gading berakhir karena anggapannya itu.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan (53) sebagai berikut.

(53) Membicarakan relasi hubungan suami-istri, pikiranku mulai lagi melayang kepada Mas Yoyok. Laki-laki itu tidak begitu menyukai perempuan yang berkarier sendiri selain sebagai ibu rumah tangga. Hubungan kami berdua retak berat karena masalah ini sehingga sampai sekarang aku tak pernah lagi mengetahui kabar beritanya (Sardjono, 2002 : 225).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat jelas citra diri Gading yang tetap

teguh memegang prinsipnya. Gading memilih mengakhiri hubungannya dengan

Mas Yoyok daripada harus berumah tangga dan diam di rumah saja.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Mas Yoyok

adalah laki-laki menarik dan dewasa, memiliki mata yang indah, pekerja keras,

pandai menabung, setia dan tidak mudah tergoda oleh perempuan cantik. Mas

Yoyok memiliki pemikiran bahwa pekerjaan terbaik bagi perempuan setelah

menikah adalah sebagai ibu rumah tangga, bukan perempuan karier.

2.1.3.2 Ida

Ida adalah sahabat Gading. Mereka banyak memiliki kesamaan. Ida pernah

satu sekolah dengan Gading. Hubungan mereka menjadi sangat akrabsetelah

Gading dan kakak kandung Ida, Mas Yoyok, berpacaran. Ketika hubungan Gading

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

48

dan Mas yoyok mulai retak, Ida tidak pernah bertemu dengan Gading. Gading

menghindar dari Ida. Pada suatu saat, Ida bertemu dengan Gading. Gading heran,

karena Ida semakin cantik. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (54) sebagai

berikut.

(54) Ida adalah adik kandung Mas yoyok. Kami sebaya. Dia pernah satu sekolah denganku, tetapi hubungan kami menjadi semakin akrab dan manis setelah aku dan kakaknya menjalin cinta. Aku tertegun, takjub menghadapi Ida yang tiba-tiba sudah ada di depanku. Gadis itu tambah cantik dan mengaitkan dugaanku pada kakaknya (Sardjono, 2002 : 227).

Ida menyayangi Gading. Ida selalu ingin tahu urusan Gading karena

mereka sahabat akrab. Ida selalu menggoda Gading dalam situasi apa pun. Itulah

cara Ida menunjukkan keakrabannya.Hal tersebut terdapat dalam kutipan (55)

sebagai berikut.

(55) Ida tertawa sambil menepuk pipiku. Kebiasaan buruknya itu belum hilang juga rupanya. Tetapi aku menyukai caranya menunjukkan keakraban itu (Sardjono, 2002 : 255).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat jelas citra diri Gading yang baik

sehingga sahabatnya, Ida tetap menyayanginya meskipun mereka terpisah lama.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Ida adalah

sahabat akrab Gading. Ida adalah pribadi yang menyenangkan dan tidak pernah

melupakan sahabat. Ida mampu membuat suasana lebih hangat walaupun sudah

terpisah lama dengan Gading.

2.1.3.3 Mayang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

49

Mayang adalah sosok perempuan yang berusia dua puluh lima tahun.

Mayang adalah adik kandung Gading. Mereka sangat akrab. Mayang sering

bertukar pikiran dengan ibunya, Ratih dan kakaknya, Gading. Mayang kuliah di

salah satu universitas di Jakarta. Mayang masih polos. Mayang sangat lama

menangkap maksud ibunya ketika terlibat pembicaraan dengan Ratih dan Gading.

Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih, Gading, dan Mayang

dalam kutipan (56) sebagai berikut.

(56) ”Tongkat apa itu, Bu?” Mayang menjinjitkan alis matanya. Kedua bola matanya dipenuhi rasa ingin tahu. ”Yang pertama, tongkat komando kepemimpinan. Kedua, tongkat komando sebagai pembuat kebijakan. Ketiga, tongkat komando sebagai pengambil keputusan. Keempat, tongkat komando sebagai penentu tata dan aturan. Dan yang kelima...” Ibu menghentikan sesaat perkataannya, kemudian sambil tersenyum beliau menyambung bicaranya. ”Yang kelima, kalian tentu sudah tahu apa itu.” Apa itu, Bu?” aku dan Mayang hampir secara bersamaan melontarkan pertanyaan itu. Mendengar pertanyaan kami yang meluncur hampir secara serentak itu senyum Ibu tambah lebar. ”Ibu lupa kalau kalian masih gadis-gadis hijau,” gumamnya kemudian. ”Begini, tongkat yang kelima itu adalah tongkat yang selalu dibawanya ke mana-mana.” Untuk sejenak lamanya aku mencerna kata-kata Ibu sampai akhirnya ketika menyadari apa yang dimaksud oleh Ibu tadi, aku mulai tertawa geli. Melihat itu Mayang melirikku. ”Apanya yang lucu sih, Mbak?” dia menggerutu karena belum tahu apa yang sudah masuk ke dalam pikiranku itu. Aku terpaksa menjelaskannya dengan rinci. Mayang mengerutkan dahinya sejenak, kemudian tertawa geli. Sekarang dia sudah tahu, rupanya. ”Idih, jorok!” (Sardjono, 2002 : 137-138)

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat jelas citra diri Ratih yang

menyayangi dan perhatian kepada anak-anaknya. Selain itu, dapat dilihat juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

50

citra diri Gading yang bisa diajak bertukan pikiran dengan anggota keluarga

lainnya.

Ketika Mayang mengetahui perselingkuhan ayahnya, Mayang tidak

membenci ayahnya. Mayang bekerja sama dengan kakak dan adiknya untuk

menyatukan kembali kedua orang tuanya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Mayang adalah

sosok perempuan berusia dua puluh lima tahun yang masih polos dan baik.

Mayang bukan orang yang suka mendendam. Ia ingin keluarganya utuh sehingga

bekerja sama dengan kakak dan adiknya untuk mempersatukan kedua orang

tuanya.

2.1.3.4 Mandaru

Mandaru adalah anak bungsu Ratih. Mandaru termasuk laki-laki yang

pandai menyimpan uang. Ia sangat hemat dan selalu menabung uang jajannya.

Mandaru juga sering mencari keuntungan dari kakaknya, Gading. Hal tersebut

dapat dilihat melalui percakapan antara Mandaru dan Gading dalam kutipan (57)

sebagai berikut.

(57) Mandaru tertawa. Tahu betul dia kalau obat pegal yang kumaksud adalah uang. Pemuda itu paling suka mengumpulkan uang. Hampir semua uang sakunya dimasukkannya ke bank. Untuk itu dia sering membujukku agar memberinya uang. Apalagi kalau aku baru gajian. Karena aku tahu dia sangat hemat dan pandai menyimpan uang, permintaan itu sering kululuskan. Aku bahkan sangat bangga mempunyai adik seperti dia. Sebab anak-anak sebayanya biasanya cuma tahu menghambur-hamburkan uang sehingga belum sampai habis bulan, sudah tidak punya uang lagi. ”Berapa jumlahnya, Mbak?” tanya adikku sambil tersenyum nakal. ”Aku tidak mengira akan mempunyai adik yang mata duitan sepertimu, Ndaru!”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

51

Mendengar gerutuanku, Mandaru tertawa. Kemudian menepuk lembut pipiku (Sardjono, 2002 : 236).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat jelas citra diri Gading yang baik

dan pengertian kepada adiknya.

Meskipun sifatnya acuh tak acuh, Mandaru termasuk laki-laki yang kritis

dan suka memperhatikan kehidupan sosial di sekelilingnya. Mandaru

mengeluarkan pendapat yang sangat kritis dan masuk akal ketika terlibat

pembicaraan dengan Eyang Putri, Ratih, Gading, dan Mayang. Hal tersebut dapat

dilihat melalui percakapan antara Ratih, Gading, Mayang, dan Mandaru dalam

kutipan (58) sebagai berikut.

(58) ”Lagi pula, kalau perempuan ingin mendapat perlakuan yang sama dengan laki-laki, maka mereka juga harus memperlihatkan kemampuan yang sama pula,” Mandaru yang sejak tadi hanya menjadi pendengar dan cuma tersenyum-senyum saja itu mulai ikut bicara. ”Jangan sampai terjadi, perempuan minta diberi hak dan kesempatan yang sama, tetapi minta diistimewakan hanya karena dia perempuan!”

”Misalnya apa, Ndaru?” Mayang tertarik pada omongan adiknya. ”Yah misalnya perempuan-perempuan yang bekerja di pabrik.

Mereka ingin mendapat upah yang sama dan perlakuan yang sama dengan buruh laki-laki. Tetapi kalau hal itu diberlakukan, sebagai konsekuensinya mereka seharusnya mendapat giliran atau aplusan kerja malam, tapi mereka minta diistimewakan dengan antar-jemput mobil. Padahal pekerja laki-lakinya tidak. Nah, bagaimana itu?” Aku tertawa. Kritis juga adikku itu (Sardjono, 2002 : 293-294).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Mandaru adalah

anak bungsu Ratih yang hemat dan pandai menyimpan uang. Mandaru sering

mencari keuntungan dari kakaknya, Gading. Meskipun Mandaru bersifat acuh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

52

tetapi ia sangat kritis dan memperhatikan kehidupan bermasyarakat di

sekelilingnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merangkum keseluruhan penokohan

sebagai berikut. Eyang Putri digambarkan sebagai tokoh perempuan yang

memiliki sifat kontradiktif. Eyang Putri mampu mengangkat martabat perempuan

lewat perannya sebagai istri yang membantu suaminya membiayai keluarganya

meskipun Eyang Putri hidup dalam zaman yang masih menganggap bahwa

perempuan lebih rendah daripada laki-laki.

Ratih digambarkan sebagai tokoh perempuan yang mandiri, dominan, dan

menganggap perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Ratih sangat

keras dan menganggap suaminya lemah tetapi Ratih sadar dengan perbuatannya

selama ini. Ratih mampu menghargai keberadaan suaminya dalam keluarga.

Gading adalah tokoh perempuan yang kritis dan pandai. Gading mampu

mengolah semua pengetahuan yang ia dapat. Gading juga beranggapan bahwa

laki-laki dan perempuan itu sama. Ia lebih memilih melanjutkan karier daripada

memikirkan urusan cinta.

Eyang Kakung digambarkan sebagai laki-laki yang tampan tetapi tidak

menghargai keberadaan perempuan. Eyang Kakung tidak mampu bertanggung

jawab sebagai kepala keluarga untuk menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat

yang lebih tinggi.

Bapak digambarkan sebagai sosok yang lembut dan selalu mengalah.

Bapak beranggapan bahwa pekerjaan dalam rumah tidak pantas dikerjakan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

53

laki-laki. Bapak mengkhianati istrinya, Ratih. Bapak akhirnya menyadari

kesalahannya dan berusaha memperbaiki rumah tangganya yang hampir hancur.

Mas Hari digambarkan sebagai lelaki tampan dan gagah tetapi tidak

memiliki tanggung jawab. Mas Hari selalu memaksakan kehendaknya kepada

Gading. Mas Hari memiliki pandangan yang picik mengenai arti cinta. Ia

memaksa untuk menikahi Gading tetapi pada akhirnya menyadari dan menerima

keputusan Gading untuk tidak menikah dengannya.

Mas Yoyok digambarkan sebagai laki-laki yang matang dan memiliki mata

yang indah. Mas Yoyok termasuk laki-laki yang suka bekerja keras dan pandai

menabung. Ia tidak menyukai perempuan yang suka berkarier. Baginya, setelah

menikah, perempuan lebih pantas hidup di rumah dan mengurus anak-anak.

Ida digambarkan sebagai sosok perempuan yang baik dan menyenangkan.

Ia memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sahabatnya. Ida masih tetap menjadi

sahabat yang baik meskipun sudah terpisah jauh dengan sahabatnya.

Mayang digambarkan sebagai sosok perempuan yang masih polos dan

tidak mendendam. Mayang sangat senang bertukar pikiran dengan Ratih dan

Gading.

Mandaru digambarkan sebagai sosok laki-laki yang pandai menyimpan

uang dan hemat. Mandaru sering mencari keuntungan dari kakaknya, Gading.

Mandaru termasuk laki-laki yang acuh dan tidak banyak bicaratetapi kritis dan

memperhatikan kehidupan sosial di sekelilingnya

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, penulis menyimpulkan tokoh dan

penokohan dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

54

berikut. Tokoh utama (protagonis)adalah Eyang Putri, Ratih, dan Gading. Tokoh

lawan (antagonis)adalah Eyang Kakung, Bapak, dan Mas Hari.Tokoh bawahan

adalah Mas Yoyok, Ida, Mayang, dan Mandaru yang berfungsi mendukung

keseluruhan cerita.

Dengan memahami keseluruhan unsur tokoh dan penokohan tersebut

diharapkan penulis dapat menganalisis citra perempuan tokoh utama dalam novel

Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono pada Bab III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

55

BAB III

ANALISIS CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA DALAM

NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO

Setelah novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono dianalisis

unsur tokoh dan penokohannya dalam bab II, maka hasil analisis tersebut

selanjutnya akan digunakan untuk membantu penulis dalam menganalisis citra

perempuan tokoh utama yaitu tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading. Analisis

yang dimaksud dalam hal ini adalah semua gambaran spiritual dan tingkah laku

keseharian tokoh-tokoh tersebut.

Pembahasan mengenai citra perempuan tokoh ini akan dibagi menjadi dua

bagian, yaitu citra diri perempuan yang beraspek fisik dan psikis dan citra sosial

perempuan yang beraspek keluarga dan masyarakat. Berikut ini akan dipaparkan

hasil analisis citra perempuan tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading dalam novel

Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.

3.1 Citra Diri Perempuan

Citra diri perempuan terwujud sebagai sosok individu yang mempunyai

pendirian dan pilihan sendiri atas berbagai aktivitasnya berdasarkan kebutuhan-

kebutuhan pribadi maupun sosialnya. Perempuan mempunyai kemampuan untuk

berkembang dan membangun dirinya berdasarkan pada pola pilihannya sendiri.

Perempuan bertanggung jawab atas potensi diri sendiri sebagai makhluk individu.

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

56

Citra diri perempuan memperlihatkan bahwa apa yang dipandang sebagai

perilaku wanita bergantung pada bagaimana aspek fisis dan psikis diasosiasikan

dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Sugihastuti, 2000 : 113).

Berikut ini akan dipaparkan citra diri perempuan tokoh Eyang Putri, Ratih, dan

Gading dalam aspek fisik dan psikis.

3.1.1 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Fisik

Citra diri perempuan tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading dalam aspek

fisik merupakan hal yang akan diteliti dalam subbab ini.

3.1.1.1 Eyang Putri

Keadaan fisik tokoh Eyang Putri dapat mendukung kejelasan identitas

citra diri perempuan tokoh tersebut. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana

keadaan fisik tokoh Eyang Putri.

Pada masa mudanya, Eyang Putri berwajah sangat cantik dan termasuk

salah satu primadona di kampungnya. Eyang Putri disukai bukan hanya dari

kalangan rakyat jelata tapi juga para bangsawan.Eyang Putri dilamar oleh

pangeran muda dari keraton Surakarta. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (59)

sebagai berikut.

(59) Dari apa yang pernah diceritakan oleh ibuku atau oleh saudara-saudara ibuku, nenekku dulu termasuk perempuan rupawan dan menjadi salah satu bunga di kampungnya. Ayahnya adalah seorang bangsawan tinggi keraton Solo. Ibunya anak saudagar batik yang kaya dari keluarga bukan bangsawan (Sardjono, 2002 : 22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

57

Kecantikan yang dimiliki Eyang Putri masih tetap terlihat di usianya yang

sudah delapan puluh empat tahun. Hidungnya mancung, dagunya lancip, dan

bibirnya mungil. Sekarang kulit wajah dan tubuhnya sudah keriput. Rambutnya

berwarna putih dan mulai tampak jarang, sehingga sebagian kulitnya terlihat. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (60) sebagai berikut.

(60) Diam-diam aku menarik napas panjang. Kutatap sisi wajah nenekku itu. Hidungnya mancung, dagunya konon disebut sebagai lebah bergantung, dan bibirnya yang mungil itu masih tampak jelas. Namun sayangnya, kulit yang membalut hidung dan mulut itu telah berkerut semua. Dan rambutnya yang dulu pasti indah dan tebal kini hampir semuanya telah berubah putih dan mulai tampak jarang sehingga sebagian kulitnya tampak membayang (Sardjono, 2002 : 37).

Eyang Putri masih memiliki penglihatan yang awas dan tajam meskipun

sudah tua. Selain itu, suaraEyang Putri masih terdengar tegas. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan (61) dan (62) sebagai berikut.

(61) Kaca matanya nyaris melorot ke ujung hidungnya. Sementara matanya yang masih tampak awas untuk orang seusianya menyambar tajam ke arahku melalui bagian atas gagang kaca matanya (Sardjono, 2002 : 8).

(62) Aku menarik napas panjang lagi untuk yang kedua kalinya. Bukan

main awasnya penglihatan peremuan tua itu. Dan bukan main pula tegas dan tajamnya suaranya (Sardjono, 2002 : 9).

Eyang Putri memiliki ciri khas. Eyang Putri selalu memakai kain

batikyang berbau harum. Setiap kali dicuci, kain batik tersebut diasapi dengan

ratus, sehingga setiap kali Eyang Putri berjalan, aroma yang harum dan lembut

tercium dari kainnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (63) sebagai berikut.

(63) … Seperti misalnya bau-bauan yang tersiar dari tubuh dan kain batiknya. Nenekku itu selalu memakai kain batik yang setiap kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

58

selesai dicuci dengan lerak dan daun dilem yang harum baunya, selalu diasapi dengan ratus. Ketika Eyang mengenakan kain itu, setiap kali ia melangkahkan kakinya, setiap kali pula aromanya yang lembut tersiar keluar dari kainnya (Sardjono, 2002 : 53).

Aroma bedak yang dipakai Eyang Putri juga khas. Eyang Putri membuat

bedak sendiri dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah. Bedak yang dibuat

sendiri oleh Eyang Putri beda dengan bedak-bedak modern. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (64) sebagai berikut.

(64) … Begitu pun aroma khas bedak yang dipakainya. Bedak yang dibuatnya sendiri itu terbuat dari tepung beras, bunga rampai yang terdiri dari pelbagai bunga dan rempah-rempah, kemudian dibulat-bulat kecil dan ditaburi irisan lembut daun pandan, melati, dan mawar yang kemudian dijemur sampai kering (Sardjono, 2002 : 53-54).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara fisik,

Eyang Putri adalah perempuan cantik yang sudah berusia delapan puluh empat

tahun tetapi masih terlihat cantik. Rambutnya berwarna putih dan mulai tampak

jarang, sehingga sebagian kulitnya terlihat. Matanya masih awas dan tajam,

suaranya juga masih terdengar tegas. Eyang Putri selalu menggunakan kain batik

yang berbau harum dan bedak buatan sendiri yang beda dengan bedak-bedak

modern.

3.1.1.2 Ratih

Keadaan fisik tokoh Ratih dapat mendukung kejelasan identitas citra diri

perempuan tokoh tersebut. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana keadaan fisik

tokoh Ratih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

59

Ratih adalah perempuan berusia lima puluh tahun yang wajahnya terlihat

cantik. Matanya bercahaya sehingga tampak lebih muda. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (65) sebagai berikut.

(65) Aku tertegun. Kutatap wajah ibuku karena aku mendengar nada yang meletup-letup dalam suaranya. Kulihat, wajah perempuan yang usianya sudah lebih dari lima puluh tahun itu tampak bersemangat ketika berbicara. Pada saat seperti itu, wajahnya terlihat cantik sekali, sebab dengan matanya yang bercahaya ia jadi tampak lebih muda (Sardjono, 2002 : 121).

Kecantikan tokoh Ratih memikat banyak laki-laki. Pada masa mudanya,

ada dua orang pemuda yang benar-benar jatuh cinta kepadanya. Laki-laki yang

satu adalah lulusan akademi militer Magelang dan yang lainnya dokter muda.

Ratih tidak memilih salah satu dari mereka. Ratih memilih Bapak sebagai suami.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan (66) sebagai berikut.

(66) … Eyang Putri pernah bercerita tentang dua orang pemuda yang jatuh cinta kepada Ibu sebelum akhirnya Ibu memilih Bapak. “Padahal dua pemuda itu sudah kelihatan akan menjadi orang penting di kemudian hari. Yang satu lulusan akademi militer Magelang. Yang satunya lagi, dokter muda. Dan di kemudian hari ternyatalah penglihatan Eyang waktu itu tidak salah (Sardjono, 2002 : 139).”

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara fisik

Ratih adalah perempuan berusia lima puluh tahun yang berwajah cantik, matanya

bercahaya sehingga tampak lebih muda. Ratih dicintai dua orang laki-laki tetapi

Ratih memilih Bapak sebagai suaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

60

3.1.1.3 Gading

Keadaan fisik tokoh Gading dapat mendukung kejelasan identitas citra

diri perempuan tokoh tersebut. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana keadaan

fisik tokoh Gading.

Gading adalah perempuan berusia dua puluh delapan tahun yang

wajahnya sangat cantik. Ketika Gading menjadi wartawan, kecantikannya

bertambah dua kali lipat. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara

Gading dan Ida dalam kutipan (67) sebagai berikut.

(67) “Ah, kau bercanda. Kecantikanmu kini dua kali lipat daripada yang terakhir kulihat dulu. Masa iya sih tidak ada yang berharap bisa membawamu masuk ke dalam perkawinan?” Sambil berkata seperti itu Ida mencubit pipiku, seperti kebiasaannya dulu (Sardjono, 2002 : 229).

Tangan Gading sangat halus dan jari-jarinya juga indah. Keindahan jari-

jari Gading membuat Mas hari sangat suka kepadanya. Mas Hari ingin sekali

berangkat ke Jakarta untuk menemui Gading. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

(68) sebagai berikut.

(68) “Aku kangen sekali padamu, Dik Gading. Rasanya aku ingin sekali terbang lagi ke Jakarta hanya untuk merasakan masakan yang kausiapkan dengan tanganmu yang halus berjari indah bagai duri landak itu. Kalau aku datang ke kotamu, tolong dimasakkan seperti itu lagi, ya (Sardjono, 2002 : 116)?”

Gading sangat senang memakai kalung dan giwang imitasi berlapis emas

bermata merah. Gading selalu menggunakan perhiasan tersebut dipadu dengan

sepatu dan tas yang senada apabila ada pesta di kantor atau hajatan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

61

Gading terlihat sangat dewasa dan cantik. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

(69) sebagai berikut.

(69) Malam itu aku memakai gaun beludru polos berwarna merah hati tanpa lengan, dengan model klasik yang tak pernah usang. Kukenakan kalung dan giwang imitasi berlapis emas bermata merah yang kubeli di Pasar Raya. Sepatu dan tasku senada dengan kalung dan giwangku. Sejak pertama kali kukenakan pada pesta kantor dan kemudian juga di pesta keluarga, selalu saja orang memberi komentar yang menyenangkan hatiku. Begitu pun petang itu ketika aku keluar dari kamar, Bapak dan Ibu mengatakan hal yang serupa. “Kau tampak cantik sekali, Gading!” Begitu secara hampir bersamaan Bapak dan Ibu memujiku (Sardjono, 2002 : 237).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara fisik,

Gading adalah perempuan berusia dua puluh delapan tahun yang cantik,

tangannya halus, dan jarinya indah. Kecantikannya semakin menonjol, ketika

Gading menggunakan perhiasan, sepatu, dan tas senada, sehingga banyak orang

yang memujinya.

3.1.2 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Psikis

Citra diri perempuan tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading dalam aspek

psikis merupakan hal yang akan dikaji dalam subbab ini.

3.1.2.1 Eyang Putri

Dalam aspek psikis, citra diri perempuan tokoh Eyang Putri digambarkan

sebagai perempuan dewasa yang memiliki perasaan dan kepribadian yang sangat

baik. Gambaran perasaan dan kepribadian tokoh Eyang Putri terlihat melalui

tingkah laku dirinya setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

62

Tokoh Eyang Putri memiliki kesabaran dalam menghadapi Eyang Kakung,

suaminya. Ia menerima semua perlakuan Eyang Kakung. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (70) sebagai berikut.

(70) Dari budeku, kakak ibuku yang kedua, aku mendengar nenekku melakukan seluruh kewajibannya sebagai istri dan ibu tanpa banyak mengeluh kendati membesarkan tujuh orang anak dengan suami yang tidak selalu ada di tempat bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Bahkan menurut budeku itu, eyangku pernah mengalami kesulitan melahirkan pada saat suaminya baru saja mengambil selir baru sesudah memulangkan yang lama (Sardjono, 2002 : 29).

Eyang Putri adalah istri yang sangat pasrah. Ia menjalani hidupnya dengan

santai. Seakan-akan masalah-masalah yang dihadapinya sudah semestinya terjadi.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan (71) sebagai berikut.

(71) Sulit membayangkan bagaimana perempuan tua yang masih kuat dan memiliki sikap keras pernah mengalami kehidupan sepahit itu. Tak bisa pula kumengerti bagaimana nenekku bisa menjalani kehidupannya dengan pasrah, seolah memang sudah semestinya itu terjadi di jalan kehidupannya. Hari-hari yang berlalu dilayarinya sebagai air mengalir dari hulu ke muara. Dibiarkannya sang suami membagikan dirinya ke istri dan selir-selirnya yang lain, sampai tiba pada gilirannya kembali (Sardjono, 2002 : 30).

Eyang Putri tidak peduli dengan kenyataan buruk yang terjadi dalam

hidupnya. Ia sangat kuat. Eyang Putri tidak pernah memperlihatkan wajah sedih

apalagi sampai menangis. Eyang Putri menangis karena terharu ketika anak-

anaknya berhasil dalam pendidikan atau ketika mereka menikah dan

memberikannya cucu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (72) sebagai berikut.

(72) … Namun setidaknya dari mereka, aku mengetahui bahwa Eyang Putri tidak pernah memperlihatkan air muka yang keruh dan wajah yang murung. Apalagi menangis. Kalaupun pernah menitikkan air mata, itu adalah tangis haru ketika anak-anaknya berhasil dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

63

pendidikan atau ketika mereka menikah dan kemudian memberinya cucu-cucu (Sardjono, 2002 : 28).

Menurut Eyang Putri, perasaan cinta sejalan dengan persaingan dan

kecemburuan.Hal itu bisa menyakitkankarena penuh dengan perasaan tidak yakin

terhadap masa depan, ketidaktentraman, kegelisahan, penantian, harapan tidak

terpenuhi, dan terutama ketakutan akan ditinggalkan. Eyang Putri tidak pernah

mengungkapkan perasaan cintanya kepada laki-laki. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan (73) sebagai berikut.

(73) Perempuan renta yang dulu berwajah rupawan itu tidak pernah berani mengungkapkan perasaan cintanya kepada seseorang meskipun orang itu adalah suaminya, ayah ketujuh anaknya sendiri. Sebab baginya, perasaan cinta selalu sejalan dengan persaingan dan kecemburuan yang bisa menyakitkan, karena penuh dengan perasaan tidak yakin terhadap masa depan, ketidakpercayaan diri, ketidaktentraman, kegelisahan, penantian, harapan yang sering tidak terpenuhi, dan terutama ketakutan akan ditinggalkan (Sardjono, 2002 : 32).

Eyang Putri menjunjung tinggi ajaran Jawa yang diterimanya dari orang

tuanya. Ajaran itu diterapkan dalam kehidupannya dan diturunkannya kepada

anak cucunya. Eyang Putri tidak bisa menerima perubahan-perubahan yang

terjadi. Eyang Putri tidak setuju jika perempuan mempunyai hak untuk memilih

pasangan hidupnya. Eyang Putri percaya perempuan yang harus dipilih oleh laki-

laki meskipun dalam hubungan rumah tangga akan banyak ketidakcocokan.

Menurut Eyang Putri, hubungan suami-istri tidak semuanya cocok dan tugas

kaum perempuan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut. Eyang Putri

beranggapan bahwa kaum perempuan diberikan penalaran lebih mendalam dan

mampu menyaring persoalan secara lebih cermat. Ia selalu saja menempatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

64

kaum perempuan di bawah kaum laki-laki. Baginya, laki-laki memiliki

superioritas yang tidak dimiliki oleh perempuan. Hal tersebut dapat dilihat melalui

percakapan antara Eyang Putri dan Gading dalam kutipan (74), (75), (76), (77),

dan (78) sebagai berikut.

(74) “Ah, kau itu lho, Gading!” Suara lembut yang kudengar tadi sudah berubah nadanya, menjadi lebih keras.“Eyang tadi bilang, kamu itu mbok jangan terlalu memilih dan menimbang-nimbang. Memilih, menimbang, dan memutuskan itu haknya kaum laki-laki. Bukan hak kita. Sebab, kita kaum perempuan ini adalah orang-orang yang berada di tempat yang akan dipilih (Sardjono, 2002 : 8).”

(75) “Katakanlah, antara kau dan Hari memang tidak ada kesesuaian

dalam beberapa hal. Tetapi itu kan wajar. Sebab mana ada sih suami-istri yang cocok segala-galanya,” katanya lagi. “Lagi pula kau harus ingat, Nduk, bahwa tugas kaum perempuanlah untuk bisa menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada di antara suami-istri (Sardjono, 2002 : 11).”

(76) “Dunia ini akan menjadi kacau-balau apabila semua manusia yang

hidup di dalamnya mempunyai persamaan di segala hal dan sama-sama pula mau menang sendiri. Kalau tidak ada yang mau mengalah, kalau tidak ada yang bersikap pasrah, lalu akan seperti apa jadinya dunia ini (Sardjono, 2002 : 70)!”

(77) “Sadarilah bahwa kita kaum perempuan ini dianugerahi Allah

dengan penalaran lebih dalam dan mampu pula menyaring persoalan secara lebih cermat (Sardjono, 2002 : 19).”

(78) Sejak dulu, Eyang Putri selalu saja menempatkan kaum perempuan

di bawah kaum laki-laki. Baginya, laki-laki memiliki superioritas yang tidak dimiliki oleh perempuan (Sardjono, 2002 : 19).”

Karena ajaran-ajaran yang diterimanya itu, Eyang Putri mampu

menghadapi setiap kesulitan dalam hidup dengan pasrah dan tabah. Menurut

Eyang Putri, perempuan sejati atau perempuan utama harus memiliki sikap pasrah

dan mampu membuat semuanya seimbang, baik hubungan dengan Tuhan, sesama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

65

maupun diri sendiri. Bagi Eyang Putri, sikap itu tidak dimiliki oleh laki-laki. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (79) sebagai berikut.

(79) Seperti yang Eyangku sering katakan kepadaku bahwa perempuan harus rela menerima apa saja perlakuan sang suami. Perempuan juga harus berani memiliki sikap untuk “nrimo ing pandum” dan menerima dengan rela “jatah” yang diberikan kepadanya sebagai suatu ketentuan yang sudah digariskan oleh Yang Mahakuasa. Sebab menurut ajaran yang diterimanya, perempuan sejati atau perempuan utama harus memiliki sikap pasrah dan merentangkan keselarasan baik terhadap Tuhan, terhadap sesama, maupun terhadap diri sendiri. Suatu sikap yang harus dikuasai mereka melebihi kemampuan laki-laki untuk hal yang sama. Sebab laki-laki tidak perlu memperhitungkan kehadiran sesama yang berjenis perempuan sebagai makhluk yang memiliki tataran setara (Sardjono, 2002 : 27).

Salah satu ajaran yang diterapkan Eyang Putri turun-temurun adalah olah

batin dan olah jasmani. Olah batin adalah menghindari nafsu amarah, serakah,

cemburu, dengki, mudah curiga tanpa alasan, dan benci sedangkan olah jasmani

adalah semua hal menyangkut kegiatan sehari-hari, tidak boleh berlebihan, harus

secukupnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (80) sebagai berikut.

(80) “Olah batin itu adalah menghindari nafsu amarah, serakah, cemburu, dengki, mudah curiga tanpa alasan, benci, dan lain sebagainya. Olah jasmani adalah nafsu-nafsu yang berkaitan dengan kesenangan tubuh. Kata eyangmu, kita hidup ini bukan untuk makan, tapi makan untuk hidup. Artinya, makan itu jangan rakus, jangan dipuas-puaskan, tetapi secukupnya kebutuhan. Maka berhentilah sebelum kenyang, sebab selebihnya hanyalah akan menjadi sampah di tubuh kita dan bisa menjadi penyakit. Lalu jangan manjakan diri untuk selalu dilayani, tetapi lakukanlah sendiri apa yang bisa kita lakukan. Tidurlah kalau mengantuk, tetapi jangan tidur karena mengikuti keinginan untuk bermalas-malasan (Sardjono, 2002 : 38).”

Semua ajaran Eyang Putri diterapkan dalam kehidupannya sendiri. Eyang

Putri bisa merasa bahagia meskipun suaminya tidak selalu bersamanya. Eyang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

66

Putri selalu mencoba untuk tetap eling, waspada, nrimo, dan tidak banyak

menuntut yang tidak mungkin dituntut. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (81)

sebagai berikut.

(81) “Seperti yang sudah Eyang katakan berulang kali, kebahagiaan batin itu bisa dicapai dengan cara mengendalikan perasaan. Maka kalau itu mengenai cinta, hendaklah jangan membiarkan diri kita terbius atau terhanyut oleh keindahan-keindahannya yang sebenarnya cuma semusim umurnya. Acap kali, orang merasa mabuk kepayang bukan kepada orang yang dicintainya, tetapi pada perasaan yang membalut cinta itu sendiri. Itulah salah satu resepnya mengapa Eyang bisa mencicipi arti bahagia. Eyang selalu mencoba untuk tetap eling, waspada, nrimo, dan tidak banyak menuntut yang tidak mungkin dituntut (Sardjono, 2002 : 44).”

Eyang Putri menganggap laki-laki dalam beberapa hal tidak dewasa.

Kaum perempuan yang harus melayani sehingga laki-laki merasa menjadi

makhluk yang lebih prima dan hebat. Eyang Putri tidak pernah merasa kalah

meskipun selalu berada di bawah laki-laki. Hal tersebut dapat dilihat melalui

percakapan antara Eyang Putri dan Gading dalam kutipan (82) sebagai berikut.

(82) “Apa sih enaknya menjadi kaum laki-laki?” gumamnya sambil masih tersenyum. “Sebab ketahuilah, Nduk , laki-laki itu adalah makhluk yang dalam hal-hal tertentu tidak pernah menjadi dewasa. Kaum perempuanlah yang harus mengemong, melayaninya karena mereka tak mampu melakukannya sendiri, menatangnya terus-menerus dan menunjukkan jempol kepadanya agar mereka selalu merasa menjadi makhluk yang lebih prima dan hebat (Sardjono, 2002 : 48).”

Menurut Eyang Putri, kaum laki-laki diciptakan untuk menjadi pemenang

dan menempati tempat utama sementara perempuan tidak. Kaum perempuan

diberi suatu perasaan yang lebih lembut, lebih sabar, lebih panjang akalnya, dan

lebih mampu memakai wawasan serta pandangannya secara lebih mendalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

67

ketika menghadapi suatu situasi. Selain itu, Eyang Putri beranggapan bahwa kaum

laki-laki memiliki kekuatan tubuh yang lebih dibanding perempuan tetapi yang

lebih unggul adalah perempuan. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan

antara Eyang Putri dan Gading dalam kutipan (83) dan (84) sebagai berikut.

(83) “Dengarkan dulu perkataan Eyang. Kaum laki-laki itu sudah diciptakan untuk menjadi pemenang, menjadi manusia yang harus menempati tempat utama. Lha kaum kita, tidak. Tetapi meskipun begitu, kita kaum perempuan ini diberi oleh alam suatu perasaan yang lebih lembut, lebih sabar, lebih panjang akalnya, dan lebih mampu memakai wawasan serta pandangannya secara lebih mendalam kalau menghadapi suatu situasi (Sardjono, 2002 : 71).”

(84) “Memamg sepintas kaum laki-laki memiliki kekuatan tubuh yang

lebih dibanding perempuan. Lihat saja bentuk tubuh kita yang serba lembut berliku-liku, sementara laki-laki tampak lebih berotot dan kuat. Tetapi, siapakah di antara kedua jenis kelamin manusia itu yang memakai otaknya lebih dulu? Perempuan, Nduk. Ya, perempuan. Sebab laki-laki lebih dulu memakai kekuatan tubuhnya daripada kemampuan otaknya (Sardjono, 2002 : 73).”

Eyang Putri selalu mengalah untuk menjaga keselarasan hidup meskipun

Eyang Putri memiliki kesempatan untuk meninggalkan Eyang Kakung. Hal

tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Eyang Putri dan Gading dalam

kutipan (85), (86), dan (87) sebagai berikut.

(85) “Dunia ini akan menjadi kacau-balau apabila semua manusia yang hidup di dalamnya mempunyai persamaan di segala hal dan sama-sama pula mau menang sendiri. Kalau ada yang mau mengalah, kalau tidak ada yang bersikap pasrah, lalu akan seperti apa jadinya dunia ini (Sardjono, 2002 : 70)!”

(86) “Ya,” nenekku menganggukkan kepalanya. “Mungkin saja begitu.

Tetapi yang pasti, kaum perempuan itu mengalah tidak berarti bahwa mereka itu terkalahkan. Tetapi mengalah demi keseimbangan dunia (Sardjono, 2002 : 75).”

(87) “Eyang menjalani kehidupan ini sebagaimana mestinya, seperti air

sungai yang bergerak dan mengalir ke muara, tanpa pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

68

memikirkan apakah itu suatu kemenangan ataukah suatu kelelahan. Sebab yang penting bagi Eyang, mengalah itu menciptakan kedamaian (Sardjono, 2002 :83).”

Eyang Putri menjodohkan Gading, cucunya, dengan Mas Hari. Meskipun

Gading menolak perjodohan itu, Eyang Putri tetap pada pendiriannya. Eyang Putri

tidak setuju dengan pilihan Gading, Mas Yoyok, karena Mas Yoyok bukan

keturunan bangsawan. Menurut Eyang Putri, Gading pantas menikah dengan Mas

Hari, karena mereka sama-sama keturunan bangsawan. Hal tersebut dapat dilihat

melalui percakapan antara Eyang Putri dan Gading dalam kutipan (88) sebagai

berikut.

(88) “Gading, Eyang sungguh-sungguh berharap supaya kau benar-benar mulai memikirkan masalah ini dengan pikiran yang panjang dan mendalam demi masa depanmu sendiri, agar kelak kau jangan sampai menyesal di belakang hari,” katanya kemudian. “Kau harus tahu, Gading, sudah dua kali keluarga Hari datang secara khusus untuk membicarakan hubungan kalian berdua. Meskipun itu bukan suatu lamaran yang resmi, tetapi mereka sangat serius menginginkan dirimu untuk bisa menjadi istri Hari. Hal itu sangat baik bagi kita semua, untuk semakin mempererat persaudaraan di antara kedua belah pihak keluarga. Sebab, meskipun keluarga Hari dan keluarga kita mempunyai hubungan darah, tetapi itu sudah jauh dan perlu adanya ikatan-ikatan penguat yang baru sebagai usaha nglumpukke balung pisah (mengumpulkan tulang-tulang yang terpisah-pisah). Lagi pula sudah jelas bobot, bibit, dan bebet kalian berdua berada pada derajat yang sama (Sardjono, 2002 : 14).”

Pendapat Eyang Putri bahwa Gading hanya pantas menikah dengan Mas

Hari berubah ketika Eyang Putri berbicara secara langsung dengan Mas Yoyok.

Eyang Putri sadar bahwa bukan kaum bangsawan saja yang memiliki tata krama.

Eyang Putri memutuskan untuk merestui hubungan Gading dengan Mas Yoyok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

69

Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Eyang Putri dan Gading

dalam kutipan (89) sebagai berikut.

(89) “Bangunlah, Nduk. Usaplah air matamu. Eyang akan merestui pilihanmu. Sebab sudah Eyang perhatikan selama ini dari jauh bahwa Yoyok tidaklah sejelek perkiraan Eyang. Dan malam ini Eyang membuktikan betapa baiknya ajaran dan didikan budaya Jawa yang diberikan oleh keluarganya meskipun mereka bukan keturunan ningrat seperti kita (Sardjono, 2002 : 370).”

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa citra diri

perempuan tokoh Eyang Putri dalam aspek psikis tergambar sebagai perempuan

dewasa yang memiliki perasaan dan kepribadian yang baik. Selain itu, tokoh

Eyang Putri secara psikis digambarkan sebagai perempuan yang sangat sabar

menghadapi perlakuan suaminya, tabah, pasrah, kuat, dan keras.

Eyang Putri secara psikis telah melalui tahap-tahap pendewasaan diri.

Perilaku suaminya tidak membuat Eyang Putri bersedih dan putus asa. Ia

menerima dengan tabah semua yang dilakukan suaminya. Sebagai perempuan

Jawa, Eyang Putri sangat pengertian. Eyang Putri rela suaminya pergi ke selir-

selirnya sementara Eyang Putri berjuang membesarkan dan menyekolahkan tujuh

anaknya. Eyang Putri menempatkan kaum laki-laki di tempat paling utama tetapi

di sisi lain Eyang Putri menyadari keunggulan perempuan dan menganggap laki-

laki lemah. Eyang Putri selalu menganggap bahwa keturanan bangsawan lebih

unggul dibandingkan rakyat jelata, tetapi pemikirannya berubah ketika Eyang

Putri bertemu langsung dengan MasYoyok. Eyang Putri mengakui bahwa kaum

bangsawan dan rakyat jelata sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

70

3.1.2.2 Ratih

Dalam aspek psikis, citra diri perempuan tokoh Ratih digambarkan sebagai

perempuan dewasa yang memiliki perasaan dan kepribadian yang baik.

Gambaran perasaan dan kepribadian Ratih terlihat melalui tingkah laku dirinya

setiap hari.

Ratih termasuk perempuan yang mandiri dan keras hati. Hidup Ratih

penuh dengan pergolakan batin waktu kecil. Ratih melihat ketidakadilan yang

terjadi di rumahnya sendiri. Ayahnya memiliki banyak selir dan sering bermain-

main dengan perempuan lain. Ratih merasa kecewa karena kehidupan seperti itu

yang ia alami. Setiap hari ia menyaksikan kehidupan poligami. Ratih tidak ingin

berada di bawah dominasi kaum laki-laki karena trauma masa kecil. Baginya,

laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan dan hak yang sama untuk

menentukan masa depan, bekerja, dan mengembangkan potensi diri. Hal tersebut

dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih, Gading, dan Mayang dalam kutipan

(90), (91), dan (92) sebagai berikut.

(90) “Yah memang. Tetapi hendaknya kita juga jangan bosan-bosan memberinya pemahaman baru bahwa keberadaan perempuan, dalam arti eksistensinya sebagai seorang manusia atau individu, tidaklah berada di bawah dominasi siapa pun juga. Termasuk dominasi orang tua atau suaminya. Perempuan juga memiliki hak atas dirinya sendiri. Maka, seorang istri juga seorang individu merdeka yang memiliki kehendak bebas dan mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya. Maka pula eyangmu harus bisa memahami bahwa istri bukan perhiasan rumah, bukan pula termasuk salah satu inventaris rumah. Lebih-lebih lagi, seorang istri bukanlah tempat pembibitan untuk mendapatkan keturunan bagi laki-laki (Sardjono, 2002 : 120).”

(91) “Sungguh, Gading. Di zaman sekarang ini, di mana pola pikir

manusia sudah banyak yang berubah, kok ya ada orang-orang yang masih saja mengarahkan orientasi nilai pada apa-apa yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

71

semestinya masuk dalam kotak. Tetapi, mereka itu munafik. Sebab, bisa-bisanya mereka itu berseru-seru mengenai hak asasi manusia, berteriak-teriak pula mengenai makna kemerdekaan dan demokrasi, tetapi tidak mau melihat kenyataan yang ada di sekitar hidupnya sendiri. Terutama kepada para perempuan. Sikap mereka tetap saja diskriminatif dan seksis, tidak mau tahu bahwa perempuan juga mempunyai hak dan cita-cita sendiri. Bahwa, perempuan juga ingin merealisasikan potensi dan bakatnya. Bahwa pula perempuan juga manusia biasa yang mempunyai keterbatasan di saat masyarakat mengharuskan dia menjadi perempuan super yang bisa membagi diri ke dalam pelbagai peran. Ya sebagai ibu, sebagai istri, sebagai pengelola rumah tangga, sebagai warga masyarakat setempat, sebagai karyawati atau apa pun kariernya di luar rumah, dan sebagai anak bangsa di suatu negara berikut segala kewajibannya (Sardjono, 2002 : 121).”

(92) “Ya, kau betul, Gading. Perempuan memang selalu berada di

tempat yang serba salah. Dia juga tidak banyak memiliki peluang atau kesempatan untuk menentukan diri sendiri secara utuh. Selalu saja dikaitkan dengan statusnya, selalu saja pula keberadaannya dikaitkan dengan identitas orang lain,” sambung Ibu dengan berapi-api. “Ketika masih kecil, orang mengaitkannya dengan ayahnya. Sesudah menikah, orang akan mengaitkannya dengan sang suami. Kalau suaminya ketua RT, Bu RT-lah dia. Kalau suaminya jendral, Bu Jendral-lah dia. Kalau suaminya menteri, Bu Menteri-lah dia. Dirinya sebagai seorang individu terkikis tanpa dia sadari (Sardjono, 2002 : 128).”

Ratih ingin melanjutkan sekolah setelah lulus SMA. Ayahnya

menyarankan Ratih untuk mengikuti kursus ketrampilan saja karena biaya kuliah

tidak ada dan beliau ingin Ratih segera menikah. Ratih protes keras, ia belum mau

menikah. Usia Ratih waktu itu belum delapan belas tahun. Ratih menolak

keinginan ayahnya mentah-mentah. Meski ia nantinya menikah dan harus sering

berada di rumah, ia tidak ingin pengetahuannya sempit. Perempuan mempunyai

kewajiban mendidik anak-anaknya sehingga Ratih tetap ingin melanjutkan

sekolah. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih, Gading, dan

Mayang dalam kutipan (93) sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

72

(93) “Mungkin begitu. Sebab waktu melarang Ibu kuliah, Eyang Kakung berkata untuk apa kuliah tinggi-tinggi kalau akhirnya cuma masuk dapur.” “Apa yang ibu katakan sebagai protes atas pemikiran yang sempit itu?” aku menyela lagi. “Banyak. Antara lain Ibu mengatakan bahwa perempuan meski terpaksa harus sering berada di rumah, hendaknya pengetahuan atau cakrawala jangan sesempit ruang dapurnya. Apalagi menurut akal sehat, perempuan juga mempunyai kewajiban yang sama untuk membangun bangsa dan negara. Sedikitnya, mampu mendidik dan mengantar anak-anaknya ke gerbang kehidupan bermasyarakat dengan kualitas mental yang tinggi. Nah, dari mana dia mampu memberi bekal seperti itu kalau sekolahnya kurang tinggi? Kecuali tentu saja kalau biaya untuk kuliah memang betul-betul tidak ada (Sardjono, 2002 :133-134).”

Menurut Ratih, perempuan harus mandiri supaya tidak direndahkan laki-

laki. Perempuan harus mempunyai pengetahuan tinggi dan kemampuan untuk

bersikap mandiri agar tidak tergantung kepada laki-laki. Ratih tidak setuju dengan

anggapan orang bahwa perempuan harus mengalah demi tatanan alam semesta,

demi harmoni dengan orang-orang sekitar. Menurut Ratih, tatanan alam semesta

yang menyangkut individu dan kehidupannya harus dijaga oleh semua orang

bukan perempuan saja.

Ratih ingin kehidupan rumah tangganya juga adil. Ratih tidak melayani

suaminya seperti apa yang dilakukan oleh ibunya. Ratih ingin suaminya bisa

bekerja sama. Apa yang bisa dikerjakan sendiri, harus dikerjakan sendiri. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (94) sebagai berikut.

(94) Begitu pun ketika Eyang Putri menegur Ibu sewaktu beliau melihat Bapak mengambil sendiri minumannya dari meja teh, kudengar Ibu membantah dengan kalem tetapi tegas, “Biar sajalah, Bu. Bukan hanya dia yang capek. Ratih juga merasakannya. Kami sama-sama bekerja seharian dan sama-sama pula mengendarai mobil dari kantor ke rumah melalui jalan-jalan yang sama macetnya,” katanya. “Lagi pula dia tidak minta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

73

dilayani, seperti orang yang tidak punya tangan dan kaki saja. Mas Hardi itu tidak seperti almarhum Bapak yang selalu minta dilayani dan menuntut perhatian Ibu (Sardjono, 2002 : 141-142)!”

Meskipun Ratih sibuk dengan profesinya sebagai dosen, ia masih

menyempatkan diri bangun pagi dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Ratih merasa berat dan badannya seperti kaku. Ratih mulai menggerutu melihat

suaminya hanya memperhatikan burung peliharaannya. Ratih menyuruh suaminya

membantu, tapi suaminya membantah. Ratih tidak terima. Ia mulai menggurui

suaminya.

Ratih menjadi perempuan karier dan bersikap mandiri, kuat dan tegar.

Sikapnya itu merupakan strateginya supaya tidak dikalahkan oleh laki-laki. Ratih

ingin memperlihatkan kepada suaminya bahwa laki-laki dan perempuan itu setara

dalam segala hal. Ratih menunjukkan kepada suaminya bahwa ia mampu

menyelesaikan segala urusan yang ada tanpa harus minta tolong kepada suaminya

tersebut. Ratih juga menginginkan suaminya melakukan hal-hal yang bisa

dilakukannya sendiri tanpa bantuan istri, seperti mengatur dan menyediakan

sendiri pakaian dalam atau mengambil makanannya. Hal tersebut dapat dilihat

melalui percakapan antara Ratih dan suaminya dalam kutipan (95) sebagai

berikut.

(95) “Ibu tidak mengungkit-ungkit. Ibu hanya membeberkan fakta. Apabila Bapak kerepotan menyejahterakan keluarga, maka sebagai istri, Ibu merasa wajib untuk membantu karena kita sudah komitmen untuk sama-sama membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera. Sedikitpun tidak ada keterpaksaan dalam hatiku, sebab Ibu merasa bahagia bisa menambah kesejahteraan keluarga, dan juga dapat mengamalkan ilmu buat orang lain. Tetapi kalau Ibu kerepotan, Bapak merasa tidak pantas, merasa hina untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

74

membantu Ibu di rumah. Di mana letaknya keadilan (Sardjono, 2002 : 156)?”

Ratih beranggapan bahwa cinta itu indah tapi dia tidak ingin terbawa di

dalamnya. Ratih tetap menyadari bahwa kenyataan hidup di dunia ini tidak selalu

indah. Ratih tetap bersikap realistis dan rasional. Ratih tidak suka melihat

perempuan menangis. Ratih beranggapan bahwa menangis adalah tanda

kelemahan. Ratih tidak pernah menangis di depan orang. Ketika Ratih mengetahui

perselingkuhan suaminya dengan perempuan lain, Ratih menangis. Hal tersebut

dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih dan Gading dalam kutipan (96),

(97), dan (98) sebagai berikut.

(96) Kuulurkan tanganku dan kugenggam telapak tangan perempuan yang telah melahirkanku ke dunia ini. Terasa dingin. “Ibu sungguh-sungguh mencintai Bapak?” tanyaku pelan. Kalau suaraku tidak kupelankan, pasti aku sudah terisak-isak. “Tentu saja. Ibu tidak akan mau menikah dengan laki-laki yang tidak Ibu cintai.” “Sampai sekarang Ibu masih mencintai Bapak?” “Ya, pasti. Dari mana pikiran yang membuatmu meragukan hal itu?” “Ibu tidak pernah memperlihatkan perasaan cinta Ibu kepada Bapak. Ibu juga tidak pernah menunjukkan sikap mesra dan bermanja-manja kepada Bapak. Terus terang Gading sering bertanya-tanya sendiri mengenai hal itu.” “Sayang, Ibu tidak seperti eyangmu yang tidak berani mencintai Eyang Kakung. Ibu mencintai ayahmu dengan cara Ibu sendiri, tidak harus dengan selalu bersikap mesra dan bermanja-manja (Sardjono, 2002 : 179).”

(97) Dan sekarang, Ibu menangis. Padahal bagi Ibu, tangis identik

dengan kelemahan. Oleh sebab itu perasaanku benar-benar tak enak sehingga aku berdiri lama di depan pintu tanpa harus berbuat apa. Dengan gelisah aku berdiri di muka pintu seperti patung. Tetapi akhirnya aku tidak tahan juga. Kuketuk pintu kamar ibuku pelan-pelan dan hati-hati (Sardjono, 2002 : 173).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

75

(98) Ah, Ibu. Ia yang begitu keras hati, dominan, dan mandiri, serta mampu menanggulangi pelbagai macam persoalan rumah tangga dan keluarga itu, kini tampak lesu tak berdaya. Hatiku terasa nyeri memandangi punggung perempuan itu. Dia yang begitu kuat dan tegar ternyata menjadi rapuh juga oleh cinta. Harga dirinya, kebanggaannya, dan seluruh dirinya sebagai pribadi yang utuh telah diinjak-injak oleh seseorang yang justru merupakan satu-satunya lelaki yang ia cintai dengan sepenuh hati (Sardjono, 2002 : 186).

Ratih sangat mencintai suaminya. Tidak ada laki-laki lain dalam hidupnya.

Meskipun demikian, Ratih tetap teguh dengan prinsip hidupnya yaitu perkawinan

tunggal. Ratih tidak setuju dengan hidup poligami. Ratih tetap konsekuen dengan

suara hati dan penilaian moral dalam batinnya. Ratih memutuskan untuk cerai

dengan suaminya ketika suaminya akan menikah lagi. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan (99) sebagai berikut.

(99) “Ibu mencintai Bapak dengan caranya sendiri. Tetapi Gading tahu betul, Ibu sangat mencintai Bapak. Tak ada laki-laki lain dalam hidupnya. Meskipun demikian, betapapun besar cinta Ibu kepada Bapak, tetapi dengan kenyataan seorang perempuan lain telah menyela dalam perkawinannya, tidak mengikis kekuatan prinsip hidupnya. Maka meskipun dengan hati hancur, Ibu akan tetap konsekuen dan berpegang teguh pada suara hati dan penilaian moral dalam batinnya. Gading yakin sekali, tidaklah mudah bagi Ibu untuk menentukan sikap yang bukan hanya melukai dirinya sendiri saja, tetapi juga akan melukai hati kami anak-anaknya. Tetapi kemauan dan tekad Ibu sangat kuat. Dalam hal ini sebagai orang yang paling dekat dengan Ibu, pastilah Bapak lebih mengenalnya (Sardjono, 2002 : 200)!”

Ratih membatalkan niat bercerai dengan Bapak ketika Gading berbicara

dengannya. Ratih menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki

hubungannya dengan Bapak. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (100) dan (101)

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

76

(100) “Besok Ibu akan ke pasar sepulang dari mengajar. Nanti Ibu tambahi sedikit petai biasa, daun so, dan udang, lalu lusa Ibu masak. Pasti lebih enak. Bukan hanya Mbak Ninik saja yang bisa memasak enak kok,” kata Ibu sambil tertawa (Sardjono, 2002 : 298).”

(101) Tanpa sengaja aku dan Bapak berpandang-pandangan begitu Ibu

selesai bicara. Rupanya sama seperti pikiranku dan Mayang, Bapak juga semakin merasakan semakin banyaknya perubahan yang terjadi di dalam rumah ini. Terutama pada Ibu. Setiap ada kesempatan, Ibu selalu berusaha menyenangkan kami semua. Terutama Bapak (Sardjono, 2002 : 299).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa citra diri

perempuan tokoh Ratih dalam aspek psikis tergambar sebagai perempuan dewasa

yang memiliki kepribadian baik dan sangat keras. Ratih sangat mandiri. Bagi

Ratih, pendidikan itu sangat penting sehingga ia membantah keinginan ayahnya

untuk kursus ketrampilan saja. Ratih menjunjung tinggi keselarasan hak antara

laki-laki dan perempuan.

Ratih secara psikis telah melalui tahap-tahap pendewasaan diri. Perilaku

suaminya yang berselingkuh tidak membuat Ratih hanya menangis. Ratih tetap

pada prinsip perkawinan tunggal. Ia memilih bercerai dengan suaminya meskipun

sangat menyakitkan hatinya. Ratih membatalkan niatnya untuk bercerai. Ratih

menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki hubungannya dengan Bapak.

3.1.2.3 Gading

Dalam aspek psikis, citra diri perempuan tokoh Gading digambarkan

sebagai perempuan dewasa yang memiliki kepribadian yang baik, dan cerdas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

77

Gambaran kepribadian tokoh Gading terlihat melalui tingkah laku dirinya setiap

hari.

Gading termasuk perempuan yang mandiri, cerdas, dan tegas. Menurut

Gading, laki-laki dan perempuan memiliki tempat yang sama apalagi menyangkut

martabat manusia dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya sebagai hak dasar atau hak

asasi manusia. Laki-laki dan perempuan adalah individu merdeka yang bebas

menentukan dirinya sendiri, dan berhak mengambil keputusan yang sesuai dengan

keinginan dan suara hatinya.

Gading juga beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan hanya memiliki

perbedaan biologis saja. Kemampuan, nalar, kecerdasan, dan bakat semuanya

sama. Apabila ada perbedaan, itu hanya bersifat individual saja.

Gading beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai peluang

yang sama di berbagai sektor kehidupan. Gading menentang budaya patriarkat

yang membatasi perempuan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk meraih

peluang. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (102), (103), (104), dan (105)

sebagai berikut.

(102) Bagiku bicara soal hak untuk memilih, itu adalah milik setiap orang, entah dia itu laki-laki entah pula dia itu seorang perempuan. Bukan hanya milik laki-laki saja. Terlebih jika itu menyangkut martabat manusia dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya sebagai hak dasar atau hak asasi manusia. Namun, bagaimana mungkin aku mengatakannya kepada seorang perempuan tua yang pola pikirnya sudah terbentuk selama delapan puluh tahun itu (Sardjono, 2002 : 9)?

(103) Tidak sadarkah beliau bahwa laki-laki maupun perempuan

mempunyai hak asasi dan martabat luhur yang sama-sama dianugerahkan oleh Tuhan bagi mereka. Bukan hanya untuk laki-laki saja dan bukan hanya untuk perempuan saja. Tetapi untuk keduanya. Oleh sebab itu manusia dari kedua jenis kelamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

78

manusia itu adalah individu merdeka yang berhak menentukan dirinya sendiri, berhak pula mengambil keputusan yang sesuai dengan keinginan dan suara hatinya. Tak boleh seorang pun merenggut kebebasan seperti itu. Tak boleh seorang pun melecehkan, merendahkan, dan memperkosa hak individu setiap insan. Dan tidak boleh pula orang membeda-bedakan manusia karena jenis kelamin mereka, sejauh itu tidak menyangkut kodrat mereka. Dan yang namanya kodrat adalah sesuatu yang mutlak dan tidak mungkin bisa diubah oleh manusia. Namun sayangnya orang sering keliru memaknai, sehingga apa yang bukan kodrat acap kali dianggap sebagai kodrat. Maka budaya partriarkat sering kali pula dianggap sebagai kodrat, padahal itu adalah buatan manusia yang bisa berubah dan diubah (Sardjono, 2002 : 66).

(104) “Itu kan karena laki-laki merasa egonya sebagai makhluk yang

menganggap diri lebih segala-galanya dibanding perempuan itu, terkalahkan. Laki-laki maunya memiliki otoritas, superioritas, dan dominasi. Padahal laki-laki seperti itu picik. Sebab mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya laki-laki dan perempuan kecuali perbedaan biologisnya yang menyangkut urusan reproduksi, semuanya sama. Ya kemampuannya, ya nalarnya, ya kecerdasannya, ya bakat-bakat yang dimilikinya. Kalau toh berbeda, itu bersifat individual. Maka kalau kita hendak membedakan seseorang dalam hal perlakuan atau yang lain, jangan dilihat apa jenis kelaminnya.Tetapi dilihat dari dirinya sebagai seorang pribadi yang bersifat personal (Sardjono, 2002 : 295-296)!”

(105) Ah, Eyang. Apa yang dikatakannya “sudah semestinya demikian”

itu sungguh membuat hatiku tergelitik untuk membantahnya. Sebab menurutku, setiap manusia, laki-laki atau perempuan, mempunyai peluang yang sama di pelbagai sektor kehidupan. Tetapi budaya patriarkat telah membatasi banyak hal yang menyebabkan perempuan tidak memiliki kesempatan untuk meraih peluang itu. Kata-kata “sudah semestinya demikian”, jelas sekali menunjukkan adanya diskriminasi terhadap perempuan (Sardjono, 2002 : 74).

Menurut Gading, manusia, laki-laki atau perempuan mempunyai martabat

luhur yang sama sehingga mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Perempuan

tidak seharusnyaberpikir bahwa tempat terhormat bagi seorang perempuan adalah

menjadi istri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

79

Gading tidak setuju dengan pendapat bahwa kebahagiaan seorang

perempuan terletak pada perkawinan. Baginya, ada banyak pilihan hidup

mengenai kebahagiaan yang bisa diambil oleh perempuan. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (106) dan (107) sebagai berikut.

(106) … Terutama sekarang ini, setelah kusadari bahwa manusia siapa pun dia, dari mana asalnya, tua atau muda, kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan, mempunyai martabat luhur yang sama. Sehingga mempunyai hak dan kewajiban yang sama pula. Maka tidak semestinya kalau seorang istri meletakkan status dan identitasnya di balik punggung atau di bawah ketiak sang suami. Dan tidak semestinya pula ia melanggengkan anggapan bahwa tempat terhormat bagi seorang perempuan adalah menjadi istri, sehingga menyebabkan perempuan yang tidak menikah menjadi gamang berada dalam pergaulan. Padahal ada banyak alasan kenapa seorang perempuan tidak menikah. Padahal pula, selain berumah tangga masih banyak tugas lain yang bisa dilakukan oleh perempuan. Dan perempuan tidak harus perlu meletakkan identitas dirinya kepada identitas suami karena dia mempunyai identitas sendiri. Dia berhak pula merealisasikan potensi dan eksistensinya sebagai seorang pribadi, bukan hanya sebagai Nyonya Anu atau Ibu Jendral Polan saja (Sardjono, 2002 : 85).

(107) … Bagiku, kriteria kebahagiaan perempuan bukan hanya terletak

di dalam perkawinannya saja. Ada banyak pilihan-pilihan hidup mengenai kebahagiaan yang bisa diambil oleh perempuan, yang tidak harus berkaitan dengan rumah tangga atau perkawinan. Apalagi aku tahu betul bahwa tidak sedikit kasus-kasus rumah tangga atau keluarga yang dapat digolongkan sebagai neraka dunia telah terjadi dan dialami oleh kaum perempuan dengan mulut terkatup. Sebab ajaran yang diberikan kepada mereka mengatakan bahwa persoalan sebesar apa pun yang dialami oleh seorang perempuan, meski tubuhnya babak belur dianiaya sang suami atau batinnya tercabik-cabik oleh penderitaan, ia harus menyimpannya sendiri. Orang lain tidak boleh tahu (Sardjono, 2002 : 21).

Gading sangat mencintai Mas Yoyok, mantan pacarnya, sehingga Gading

menolak perjodohannya dengan Mas Hari. Gading memegang prinsip bahwa

Gading adalah pribadi yang berhak menentukan masa depannya sendiri. Gading

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

80

memiliki hak untuk menentukan siapa yang bakal menjadi pendamping hidupnya

kelak. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (108) sebagai berikut.

(108) Yah, memang benar. Hal pokok yang menyebabkan aku tidak ingin menikah dengan Mas Hari memang karena aku tidak mencintai laki-laki itu. Aku tak mau menikah dengan laki-laki yang tak kucintai. Aku juga tidak mau menikah dengan laki-laki yang tak pantas kuberi respek. Dan kurasa pula, aku berhak untuk mengatakan hal itu secara terus terang. Sebagai orang yang paling bersangkutan, aku berhak menentukan siapa yang akan menjadi suamiku. Lagi pula, aku bukan milik kedua orang tuaku. Aku adalah milik diriku sendiri (Sardjono, 2002 : 86).

Gading tidak mudah dipengaruhi. Apa yang sudah diputuskannya tidak

dapat diubah lagi. Cinta Gading kepada Mas Yoyok sangat kuat. Hubungan

mereka sangat manis, romantis, dan penuh kehangatan.Suatu hari, Gading terlibat

pembicaraan serius dengan Mas Yoyok. Mereka membicarakan tentang posisi

perempuan setelah menikah. Gading tidak setuju dengan pendapat Mas Yoyok.

Menurut Gading, seorang perempuan bisa saja menjadi seorang ibu dan

sekaligus juga menjadi perempuan karier yang mengamalkan pengetahuannya,

sehingga kepandaiannya itu tidak disimpan untuk keperluan pribadinya sendiri.

Seorang perempuan yang bekerja di luar rumah tidak berarti ia akan mengabaikan

rumah tangga dan keluarganya. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan

antara Gading dan mas Yoyok dalam kutipan (109) sebagai berikut.

(109) “Seorang perempuan bisa saja menjadi seorang ibu dan sekaligus juga menjadi perempuan karier yang mengamalkan pengetahuannya, sehingga kepandaiannya itu tidak disimpan untuk keperluan pribadinya sendiri,” aku membantah perkataan Mas Yoyok dengan sengit. “Tak mungkin seorang dapat mengerjakan dua tugas dengan sama baiknya, Gading. Salah satu pasti akan terbengkalai!” Pendapat itu kutentang dengan pelbagai macam argumentasi yang masuk akal, juga dengan nada kemarahan yang mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

81

menggelegak. Tetapi Mas Yoyok tetap saja pada pendiriannya sehingga acap kali perjumpaan-perjumpaan yang seharusnya diisi dengan persoalan yang membuat masing-masing pihak jadi mendongkol. Apalagi karena aku merasa Mas Yoyok ingin memiliki diriku sepenuhnya. Meskipun atas dasar cinta, dalam hal perbedaan prinsip seperti itu aku tidak ingin tunduk kepada kehendaknya. “Seorang perempuan yang bekerja di luar rumah tidak berarti ia akan mengabaikan rumah tangga dan keluarganya, Mas (Sardjono, 2002 : 89).”

Gading tidak terima jika perempuan harus melakukan pekerjaan ganda

dalam rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga adalah tugas dua orang yang sudah

dipersatukan menjadi suami-istri. Gading tidak bermaksud menjadi kaum feminis.

Gading hanya menuntut keadilan yaitu membiarkan istri ikut berpartisipasi

membangun dunia, mengamalkan pengetahuan bagi sesama semampunya. Hal

tersebut dapat dililhat melalui percakapan antara Gading dan Mas Yoyok dalam

kutipan (110) sebagai berikut.

(110) “Kalaupun tidak mungkin, apa artinya mempunyai suami kalau sang suami tidak mau ikut membantu kerepotannya? Memangnya aku seorang perempuan super yang bisa menyelesaikan segala-galanya? Dan memangnya yang mempunyai peran dan tugas ganda itu hanya perempuan saja? Laki-laki juga harus mendapat peran dan tugas ganda dong. Rumah tangga itu kan milik berdua (Sardjono, 2002 : 90).”

Gading tetap pada prinsipnya. Gading tidak mau menjadi ibu rumah

tangga yang tinggal di rumah saja. Gading ingin membagi pengetahuannya

dengan orang-orang di sekitarnya. Gading ingin ilmunya bisa bermanfaat.Gading

memutuskan hubungannya dengan Mas Yoyok walaupun sedih.

Prinsip Gading yang begitu kuat terbentuk dari didikan Jawa dan juga dari

pergaulannya di Jakarta. Selain budaya suku lain ikut mempengaruhi pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

82

pikirnya, latar belakang pendidikan formal yang diterima di sekolah pun ikut

membentuk wawasannya. Hampir semua pengetahuan yang ia dapat di sekolah

merupakan ilmu-ilmu yang didapat dari negara-negara maju, sehingga budaya

Jawa yang ia terima ikut terpengaruh.

Berdasarkan latar belakang kehidupannya, Gading tidak setuju dengan

poligami. Gading menentang ajaran yang menempatkan laki-laki di atas

perempuan sehingga laki-laki bebas memiliki istri lebih dari satu.

Gading sangat menjunjung tinggi perkawinan tunggal. Tidak ada kawin-

cerai. Menurut Gading perkawinan adalah satu wadah yang suci karena

menyangkut kebahagiaan sebuah keluarga dan Tuhan. Hal tersebut dapat dilihat

melalui percakapan antara Gading, Ratih, dan Mas Hari dalam kutipan (111) dan

(112) sebagai berikut.

(111) “Menurut Gading, di zaman sekarang pun ada segolongan laki-laki yang mempunyai simpanan di suatu tempat tanpa diketahui istrinya. Cuma namanya bukan lagi selir, walaupun pada kenyataannya sama saja. Dan kalaupun dinikahi, lusa mereka bisa bercerai dengan mudahnya. Tidak cocok sedikit, cerai. Bertengkar sedikit, cerai. Mereka tidak memperhitungkan rasa tanggung jawab, tidak konsekuen pula janji dan sumpah untuk sehidup-semati. Tak terpikirkan oleh mereka bahwa dua insan yang telah hidup dalam ikatan perkawinan tidak boleh seenaknya melepaskan ikatan mereka hanya karena alasan-alasan yang tidak masuk akal. Sebab mana ada sih dua orang yang datang dari keluarga yang berbeda bisa cocok segalanya. Lagi pula Ibu kan tahu sendiri, ada segolongan orang yang mudah sekali kawin-cerai tanpa menyadari bahwa mereka telah menghina lembaga perkawinan (Sardjono, 2002 :169).”

(112) “Tak usah diberitahu pun aku sudah tahu mengenai kasih Eyang

padaku. Tetapi kau harus tahu, Mas, bagiku hubungan seorang laki-laki dan seorang perempuan, apalagi kalau sudah menyangkut pada rencana perkawinan, itu perlu perencanaan dan pemikiran yang mendalam. Perkawinan adalah satu wadah yang suci karena sedikitnya menyangkut kebahagiaan sebuah keluarga. Terutama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

83

karena menyertakan Tuhan di dalamnya. Jadi tidak bisa sembarangan (Sardjono, 2002 : 266)!”

Gading tidak setuju apabila seorang perempuan hanya tinggal di rumah

setelah menikah. Gading beranggapan bahwa perempuan harus membagi ilmu

yang dimiliki untuk orang-orang lewat pekerjaannya. Aggapan Gading berubah

ketika dia menjaga keponakannya sendiri, anak Mas Moyo. Gading berpikir

bahwa bayi adalah makhluk lemah yang masih membutuhkan kasih dan perhatian.

Oleh karena itu, Gading memutuskan untuk tinggal di rumah setelah menikah

nanti. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Gading dan Mas Yoyok

dalam kutipan (113) sebagai berikut.

(113) “Baiklah, aku akan menceritakan padamu mengenai pergesaran cara berpikir yang kualami. Mas, belakangan ini sesudah aku sering menjaga keponakanku, anak Mas Moyo, aku melihat secara dekat bahwa bayi adalah makhluk lemah yang masih sangat membutuhkan perhatian, kasih, perlindungan, dan perawatan dari orang dewasa. Dan aku melihat jelas sekali bahwa orang dewasa yang paling tepat untuk itu adalah orangtuanya, baik sang ibu maupun sang ayah. Kedua-duanya, bukan hanya salah seorang saja. Kalau kedua-duanya bekerja, apalagi sampai malam hari, maka kebutuhan si anak akan diterimanya dari orang lain. Betapapun besar kasih orang itu terhadapnya, pasti tdak bisa sepenuh dan setulus yang diberikan oleh orangtuanya. Jadi, Mas, singkat kata, kalau aku nanti sudah mempunyai anak, barangkali aku akan sedikit mengurangi karierku di luar rumah. Itulah yang tadi kusebut dengan kasih, ketulusan, dan pengorbanan yang bisa mengatasi hal-hal lainnya (Sardjono, 2002 : 362-363).”

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa citra diri

perempuan tokoh Gading dalam aspek psikis tergambar sebagai perempuan

dewasa yang memiliki kepribadian yang sangat baik, cerdas, dan teguh pada

pendirian. Gading beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

84

yang sama dan tidak boleh dibeda-bedakan.Gading juga menjunjung tinggi

perkawinan tunggal. Bagi Gading, perkawinan adalah hal yang suci dan tidak

boleh dipermainkan.

Gading secara psikis telah melalui tahap-tahap pendewasaan diri.

Perbedaan prinsipnya dengan Mas Yoyok membuatnya memilih untuk berpisah

dengan Mas Yoyok meskipun hal itu membuat Gading sedih. Anggapan Gading

bahwa perempuan harus bekerja di luar rumah setelah menikah, berubah. Gading

memutuskan untuk tinggal di rumah lebih lama dan mengurus anak-anaknya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, citra diri perempuan tokoh Eyang Putri,

Ratih, dan Gading dalam aspek psikis dipengaruhi oleh lingkungan mereka

tinggal dan bersosialisasi, sehingga pandangan hidup mereka berubah. Anggapan

Eyang Putri bahwa kaum bangsawan lebih unggul dibandingkan rakyat jelata,

berubah. Eyang Putri mengakui bahwa rakyat jelata juga memiliki tata krama

yang sama dengan kaum bangsawan. Anggapan Ratih bahwa laki-laki harus

melakukan semuanya sendiri, berubah. Ratih mulai melayani suaminya dan

berusaha memperbaiki hubungannya dengan Bapak. Anggapan Gading bahwa

perempuan seharusnya bekerja di luar meskipun dia sudah menikah, berubah.

Gading memilih tinggal di rumah.

3.2 Citra Sosial Perempuan

Citra sosial perempuan dalam aspek sosial disederhanakan ke dalam dua

peran, yaitu peran perempuan dalam keluarga dan peran perempuan dalam

masyarakat. Peran ialah bagian yang dinamis dari seseorang pada setiap keadaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

85

dengan cara bertingkah laku untuk menyerahkan diri dengan keadaan (Wolfman

dalam Sugihastuti, 2000 : 121). Berikut ini akan dipaparkan citra sosial

perempuan tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading dalam aspek keluarga dan

masyarakat.

3.2.1 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Keluarga

Dalam subbab ini akan dijelaskan citra sosial perempuan tokoh Eyang

Putri, Ratih, dan Gading dalam aspek keluarga.

3.2.1.1 Eyang Putri

Kedudukan tokoh Eyang Putri dalam keluarga merupakan salah satu aspek

yang diteliti dengan tujuan untuk mendukung kejelasan identitas tokoh perempuan

tersebut. Dengan diketahuinya kedudukan tokoh Eyang Putri dalam keluarganya

dapat diperoleh gambaran tentang citra perempuan yang khas dalam novel Tiga

Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.

Sebagai perempuan dewasa, seperti tercitrakan dari aspek fisik dan

psikisnya, salah satu peran yang menonjol adalah peran perempuan dalam

keluarga. Peran perempuan dalam keluarga berhubungan dengan peran tokoh

Eyang Putri sebagai istri dari Eyang Kakung dan ibu dari tujuh anaknya. Eyang

Putri mengabdi dengan tulus kepada suaminya dan sangat memperhatikan

keutuhan keluarganya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (114) sebagai berikut.

(114) Ia telah menyerahkan seluruh dirinya, bahkan hidupnya bagi kepentingan keluarga dan terutama bagi suaminya. Tubuh, waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan kebahagiaannya. Semuanya. Lewat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

86

pelayanannya, pengabdiannya, kesetiaannya, dan pengorbanannya (Sardjono, 2002 : 30).

Eyang Putri mendapat tempat utama dalam keluarga. Eyang Putri sangat

dihormati. Pendapat Eyang Putri selalu didengarkan oleh keluarga besarnya. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (115) sebagai berikut.

(115) Bagiku dan juga bagi keluarga besar kami, Eyang menempati tokoh sentral yang dihormati, dicintai, didengar suaranya dan dipegang pendapatnya (Sardjono, 2002 : 22).

Sebagai seorang istri dan ibu, Eyang Putri sangat tekun dan bekerja keras

dan memberikan ajaran-ajaran yang berguna bagi anak-anaknya. Anak- anaknya

hidup berkecukupan dan taat menjalankan ajaran agama. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan (116) sebagai berikut.

(116) “Eyang mempunyai tujuh anak yang semuanya masih ada dan hidup baik serta menjalankan agama dengan taat. Ekonomi mereka, meskipun tidak ada yang berlebih-lebihan, juga tidak pernah kekurangan (Sardjono, 2002 : 42-43).”

Menurut Eyang Putri, pendidikan sangat penting. Prinsip-prinsip hidup

yang dianutnya dijadikan penopang dan pendorong agar tidak mengeluh demi

kebahagiaan dan kedamaian suami dan anak-anaknya.

Eyang Putri bercita-cita menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang

lebih tinggi. Eyang Putri akan melakukan apa saja demi keberhasilan anak-

anaknya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (117) dan (118) sebagai berikut.

(117) Gaji Eyang Kakung memang mampu membiayai hidup keluarga besarnya, yaitu seorang istri, dua selir, dan tiga belas anak. Tetapi untuk biaya sekolah semua anaknya sampai ke perguruan tinggi, jelas itu tidak akan mencukupi. Maka Eyang Putri dengan seluruh tekadnya berusaha menambal kekurangan itu dengan memajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

87

pabrik batik warisan orang tuanya. Dan berkat usahanya itulah akhirnya semua anaknya berhasil menjadi sarjana. Bahkan empat orang di antaranya, termasuk ibuku, meraih sarjana strata dua (Sardjono, 2002 : 77).

(118) Dengan kata lain, dalam tekadnya untuk memberi pendidikan

setinggi mungkin bagi ketujuh anaknya dan juga dalam pengorbanannya untuk mengabdikan diri kepada keluarganya, aku melihat ada semacam mekanisme jiwa dalam kiprah nenekku itu. Dia ingin membuktikan diri sebagai perempuan yang kuat, perempuan yang tidak hanya bisa menadahkan tangan menunggu pemberian suami saja. Bahkan juga demi menunjukkan keberhasilannya sebagai istri dan ibu, melebihi apa yang bisa dilakukan oleh perempuan-perempuan saingannya (Sardjono, 2002 : 79).

Berdasarkan kutipan di atas, Eyang Putri memiliki peranan ekonomi dalam

keluarga. Usaha Batik yang dijalankan oleh Eyang Putri dapat dipergunakan untuk

membiayai anak-anaknya sampai berhasil dalam pendidikan mereka.

Saudara-saudara kandung Eyang Putri pun mengakui tekad Eyang Putri

untuk menyekolahkan anak-anaknya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (119)

sebagai berikut.

(119) Dari cerita bude-budeku, aku mendengar tentang bagaimana besar tekad Eyang Putri untuk melihat anak-anaknya berhasil di bidang studi mereka. Setiap ada di antara anak-anaknya yang akan menempuh ujian, beliau akan menemani mereka belajar sampai terkantuk-kantuk dengan jahitan atau sulamannya yang lebih banyak dipegang dengan mata tertutup daripada dikerjakan. Begitupun dengan seluruh kasih dan pengabdiannya, nenekku itu selalu berpuasa setiap kali mengetahui ada di antara anaknya yang mengalami kesulitan dalam pelajaran di sekolahnya maupun dalam hal-hal lainnya (Sardjono, 2002 : 79).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Eyang Putri

mempunyai peranan yang sangat besar dalam keluarga. Eyang Putri bertanggung

jawab dengan statusnya sebagai istri yang melayani kebutuhan suaminya. Eyang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

88

Putri telah menyerahkan seluruh hidupnya bagi kepentingan keluarga terutama

bagi suaminya. Hal ini membuat Eyang Putri menjadi istri yang lebih disayangi

dari pada selir-selir Eyang Kakung.

Sebagai seorang ibu, Eyang Putri telah melakukan seluruh tugas dan

tanggung jawabnya dalam mengurus anak-anaknya. Eyang Putri melakukan apa

pun demi keberhasilan anak-anaknya. Eyang Putri berperan penting dalam

ekonomi keluarga. Eyang Putri tidak tinggal diam menunggu pemberian Eyang

Kakung. Eyang Putri berusaha memilliki pendapatan sendiri sehingga anak-

anaknya mampu disekolahkan. Selain itu, Eyang Putri selalu mendampingi anak-

anaknya belajar. Hal ini yang membuat Eyang Putri mendapat tempat terhormat di

hati anak-anaknya. Selain itu, saudara-saudara kandung Eyang Putri kagum

dengan tekad Eyang Putri yang begitu besar untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Eyang Putri juga yang membuat keakraban keluarga besar tetap terjaga.

3.2.1.2 Ratih

Sebagai seorang perempuan dewasa, seperti tercitrakan dari aspek fisik

dan psikisnya, salah satu peran yang menonjol adalah peran perempuan dalam

keluarga. Peran perempuan dalam keluarga berhubungan dengan peran Ratih

sebagai istri dan ibu dari keempat anaknya yaitu Moyok, Gading, Mayang, dan

Mandaru. Ratih sangat memperhatikan anak-anaknya terutama anak-anak

perempuannya. Ratih tidak ingin anak-anaknya sengsara dan direndahkan. Hal

tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Ratih, Gading, dan Mayang

dalam kutipan (120) sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

89

(120) “Ibu berharap tidak seorang pun di antara kalian, anak-anak perempuanku, pernah direndahkan orang hanya karena kalian berjenis kelamin perempuan (Sardjono, 2002 : 123).”

Sebagai anggota keluarga, Ratih merupakan anak bungsu yang sangat

dekat dengan ibunya. Ratih sering menceritakan masalahnya kepada ibunya. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan (121) dan (122) sebagai berikut.

(121) Hubunganku dengan orang tuaku amat dekat terutama dengan ibuku. Dan karena sebagai anak bungsu, ibuku juga dekat dengan Eyang, maka aku pun cukup dekat dengan beliau…(Sardjono, 2002 : 221).

(122) Kuakui, memang tidak mudah bagi kami untuk menggeser hati Ibu.

Bahkan beliau sempat lari ke Solo selama hampir satu minggu lamanya untuk melepaskan kesesakan hatinya kepada Eyang (Sardjono, 2002 : 222).

Sebagai seorang istri, Ratih sangat dominan. Ratih sangat sempurna dalam

mengatur segala sesuatunya, dari urusan dapur hingga penentuan pakaian yang

akan dikenakan oleh suaminya. Ratih juga mengurus hal-hal lain, seperti urusan

rekening koran, listrik, telepon, sampai pada urusan servis mobil. Sikap Ratih

yang sangat dominan tersebut membuat Gading, anaknya sangat mengagumi

sosok ibunya. Sikap Ratih yang dominan mendapat tanggapan berbeda dari

beberapa orang kerabatnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (123) sebagai

berikut.

(123) … Namun entah apa pun alasan maupun kebenarannya, acap kali aku ingin mengangkat topi melihat bagaimana sempurnanya beliau mengatur segala sesuatunya, dari urusan dapur hingga penentuan pakaian yang dikenakan oleh ayahku. Bapak memang tidak terlalu memperhatikan penampilannya. Ibulah yang mengaturkan warna dan kepantasannya sehingga Bapak selalu tampak rapi dan keren. Kemudian ibuku juga mengurus hal-hal lainnya, dari urusan rekening koran, listrik, telpon, dan ini serta itu, sampai pada urusan servis mobil. Kapan mobil tuanya harus diservis, kapan pula mobil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

90

Bapak yang juga sudah jauh dari baru itu harus diganti oli gardanya, dan seterusnya (Sardjono, 2002 : 123).

Ratih tidak ingin suaminya duduk bermalas-malasan. Ratih ingin

suaminya ikut mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Menurut Ratih, laki-laki dan

perempuan setara kedudukannya. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan

antara Ratih dan suaminya dalam kutipan (124) sebagai berikut.

(124) “Istri jungkir-balik mengurus rumah tangga, kok ya bisa-bisanya ada yang lebih suka mengobrol dengan burung,” katanya. “Mbok ya ada sedikit pengertian to, Pak. Ini hari Minggu. Mestinya kan bisa kupakai untuk sedikit bersantai dan mengistirahatkan semua badanku yang pegal ini. Apalagi besok pagi-pagi sekali aku sudah harus pergi lagi mengajar. Bisa hancur badanku kalau terus-terusan begini. Apa Bapak suka melihat istri jadi jompo sebelum waktunya (Sardjono, 2002 : 154)?”

Ratih memiliki sikap keras yang membuatnya tidak mau tunduk di bawah

laki-laki. Ratih adalah istri yang baik di hadapan suaminya meskipun Ratih

bersikap dominan. Suami Ratih memuji sikap rasional yang dimiliki oleh Ratih.

Ratih mendorong suaminya untuk tetap berjuang mengatasi apa pun kesulitannya.

Ratih telah mendampingi suaminya dan memperlihatkan sikap yang lebih rasional

dengan ketegaran dan kekuatannya. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan

antara Gading dan Bapak dalam kutipan (125) sebagai berikut.

(125) “Bicara memang mudah, Gading. Tapi bagi orang yang menjalaninya sungguh amat berat. Bapak telah hidup puluhan tahun dengan ibumu. Suka dan duka telah kami rasai bersama. Dulu di masa-masa sulit, Ibumu telah mendorong Bapak untuk terus berjuang mengatasi apa pun kesulitan yang menghadang. Dengan ketegaran dan kekuatannya, ibumu telah mendampingi Bapak dengan memperlihatkan sikap yang lebih rasional. Perempuan lain pasti lebih banyak memakai emosinya dan tidak akan setabah atau sekuat dia (Sardjono, 2002 : 201).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

91

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat peranan Ratih dalam keluarga di

bidang ekonomi. Selain memberikan semangat kepada suaminya dalam masa-

masa sulit, profesi Ratih sebagai dosen juga mampu membantu kehidupan

ekonomi rumah tangga mereka.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tokoh Ratih

mempunyai peranan penting dalam keluarganya. Ratih sangat memperhatikan

anak-anaknya dan tidak ingin mereka direndahkan oleh kaum laki-laki, Ratih

merupakan anak bungsu yang dekat dengan ibunya dan selalu menceritakan

kesusahan hatinya kepada ibunya. Sebagai seorang istri, Ratih sangat dominan. Ia

melakukan semua urusan rumah tangga sendiri. Ratih tidak suka apabila suaminya

hanya duduk bermalas-malasan dan tidak membantunya menyelesaikan pekerjaan

rumah tangga. Ratih adalah istri yang baik meskipun bersikap dominan dan keras

terhadap suami. Ratih sangat dikagumi oleh anak-anaknya terutama Gading.

Selain itu, suami Ratih memuji tindakan Ratih yang rasional ketika dihadapkan

dengan situasi yang sulit. Ratih mendorong suaminya untuk tetap berjuang

mengatasi kesulitan yang adabaik secara moril maupun materi.

3.2.1.3 Gading

Sebagai seorang perempuan dewasa, seperti tercitrakan dari aspek fisik

dan psikisnya, salah satu peran yang menonjol adalah peran perempuan dalam

keluarga. Peran perempuan dalam keluarga berhubungan dengan peran tokoh

Gading sebagai seorang anak dan cucu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

92

Gading adalah anak kedua dari Ratih dan merupakan cucu perempuan

yang paling tua bagi Eyang Putri. Gading sangat dekat dengan Eyang Putri dan

kedua orang tuanya. Eyang Putri dan kedua orang tuanya tidak tanggung-

tanggung menceritakan masalah yang paling penting kepada Gading. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan (126) sebagai berikut.

(126) Hubunganku dengan orang tuaku amat dekat. Terutama dengan ibuku. Dan karenanya, sebagai anak bungsu ibuku juga dekat dengan Eyang, maka aku pun juga cukup dekat dengan beliau. Apalagi aku termasuk cucu yang tak pernah merasa bosan mengobrol dan bertanya ini-itu kepadanya (Sardjono, 2002 : 221-222).

Gading tidak segan bertanya hal-hal yang lebih mendalam kepada Eyang

Putri karena dia merasa dekat. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (127) sebagai

berikut.

(127) “Dan apakah Eyang telah merasai kemenangan dari hasil mengalah kepada Eyang Kakung dan kedua selirnya itu?” tanyaku dengan berani. Kali ini Eyang Putri tidak bisa segera menjawab. Ada kabut di matanya sehingga aku merasa menyesal telah melontarkan pertanyaan kurang ajar tadi (Sardjono, 2002 : 39).”

Selain itu Gading adalah orang yang baik untuk bertukar pikiran. Gading

dengan bijak berusaha mendengar dan mencari jalan keluar ketika ibunya tidak

mampu menghadapi pengkhianatan bapaknya. Gading menjadi satu-satunya orang

yang bisa menenangkan perasaan ibunya. Gading juga sabar mendengarkan cerita

dari bapaknya yang telah berselingkuh dengan orang lain. Hal tersebut dapat

dilihat melalui percakapan antara Ratih, Gading, dan Bapak dalam kutipan (128)

dan (129) sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

93

(128) “Hubungan Ibu dengan ayahmu saat ini seperti sebuah telur di ujung tanduk.” “Kenapa, Bu?” Dadaku semakin terasa tak enak. Seperti ada beban berat diletakkan di situ. “Tidakkah kausadari bahwa ayahmu semakin sering pergi? Katanya rapat ini dan rapat itu. Katanya pula harus ke luar kota untuk mengurus ini dan itu. Padahal porsi pekerjaan yang harus ditanganinya di kantor sudah tidak banyak lagi mengingat statusnya yang sudah pensiun.” “Ibu tidak mempercayai Bapak?” “Tidak.” “Maksud Ibu…?” “Bapak mengkhianati Ibu, Nduk. Ada perempuan lain dalam kehidupannya.” Suara Ibu kembali bergetar. “Sakit sekali rasanya..” Mendengar perkataan Ibu, tanganku mulai bergetar. Cepat-cepat kurapatkan kedua belah tanganku agar Ibu tidak melihat getarannya (Sardjono, 2002 : 176).

(129) “Apakah ada sesuatu yang menyusahkan Bapak?” tanyaku lagi.

Bicara dengan Bapak, aku merasa tidak perlu harus berputar-putar lebih dulu. Sebab menurutku, keadaannya sedang gawat. Maka semakin cepat sampai pada pokok pembicaraan akan semakin baik jadinya. “Ya!” Tak terduga, Bapak mengakuinya. Maka perkiraanku bahwa Bapak akan menegur kelancanganku tadi, sirna (Sardjono, 2002 : 193).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tokoh Gading

mempunyai peranan yang sangat penting dalam keluarga. Gading sangat dekat

dengan Eyang Putri dan kedua orang tuanya. Gading sering bertukar pikiran

dengan Eyang Putri dan bisa menanyakan hal apa saja kepada Eyang Putri.

Gading juga sangat dekat dengan kedua orang tuanya sehingga mereka

menceritakan masalah-masalah yang sangat pribadi kepada Gading. Gading

mampu menjadi penengah dalam masalah yang sedang dihadapi oleh orang

tuanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

94

Gading juga memiliki peranan ekonomi dalam keluarga. Setelah menerima

gaji, Gading sering memberikan uang kepada adik-adiknya, terutama Mandaru,

sehingga Mandaru bisa menabung.

3.2.2 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Masyarakat

Citra sosial perempuan tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading dalam

masyarakat merupakan aspek yang akan diteliti dalam subbab ini. Penggambaran

tentang aspek ini dapat menambah wawasan kita tentang citra perempuan dalam

novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono. Hal itu dapat ditentukan

berdasarkan keadaan sosial ekonomi tokoh, keturunan, dan tingkat pendidikan

tokoh.

3.2.2.1 Eyang Putri

Peranan tokoh Eyang putri dalam masyarakat, antara lain akan terwujud

dalam pendidikan tokoh. Salah satu yang mempengaruhi pendidikan tokoh itu

sendiri adalah tingkat ekonomi tokoh Eyang Putri.

Eyang Putri termasuk perempuan yang berparas cantik. Eyang Putri adalah

keturunan bangsawan Solo. Ayahnya adalah seorang bangsawan tinggi keraton

Solo sedangkan ibunya adalah anak saudagar batik yang kaya raya dari keluarga

bukan bangsawan. Eyang Putri tidak dibesarkan di lingkungan keraton meskipun

Eyang Putri lahir di sana. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (130) sebagai

berikut.

(130) Dari apa yang pernah diceritakan oleh ibuku atau saudara-saudara ibuku, nenekku dulu termasuk perempuan rupawan dan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

95

salah satu bunga di kampungnya. Ayahnya adalah salah satu bangsawan tinggi keraton Solo. Ibunya, anak saudagar batik yang kaya dari keluarga bukan bangsawan. Dan oleh suatu alasan tak jelas yang kurang dipahami oleh ibuku maupun oleh saudara-saudara ibuku, nenekku tidak dibesarkan di lingkungan keraton meskipun beliau lahir di sana (Sardjono, 2002 : 22).

Pendidikan Eyang Putri cukup baik.Setiap hari ada orang dari keraton

yang datang untuk mengajarinya berbagai hal.Eyang Putri mempelajari kesenian

seperti menari, menembang, menyulam, menjahit, memasak, membuat jamu,

menulis, dan membaca.Eyang Putri juga belajar membatik.

Sebagai anak tunggal, Eyang Putri mendapat warisan perusahan batik yang

dikelolanya sampai sekarang.Walaupun perusahan itu sudah tergeser oleh

kemajuan jaman namun hasilnya masih bisa diandalkan untuk hidup

berkecukupan dan memberi penghasilan bagi belasan orang yang bekerja di

pabrik batik itu.Hal tersebut terdapat dalam kutipan (131) sebagai berikut.

(131) … Meskipun perusahan itu sudah tergeser oleh kemajuan zaman yang tidak lagi menempatkan kain batik sebagai pakaian utama orang Jawa, namun hasilnya masih bisa diandalkan untuk hidup berkecukupan. Dan yang penting, masih bisa memberi penghasilan bagi belasan orang yang bekerja di pabrik batik itu. Bahkan di antara para pekerja ada yang sudah mengabdi selama puluhan tahun, sehingga keluarganya juga ikut bekerja di perusahan batik eyangku itu (Sardjono, 2002 : 31).

Peran Eyang Putri sebagai seorang anggota masyarakat dapat dilihat dari

kutipan di atas. Ia masih mempertahankan perusahan batiknya, sehingga para

pekerja batik tidak menjadi pengangguran. Eyang Putri telah menciptakan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan berperan penting dalam bidang sosial

masyarakat. Selain itu pabrik batik yang masih dipertahankan oleh Eyang Putri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

96

dapat menambah devisa negara. Hal ini membuktikan bahwa Eyang Putri mandiri

secara ekonomi.

Eyang Putri masih sanggup mengontrol pabrik batik pada usianya yang

sudah delapan puluh empat tahun. Kehadirannya ditunggu-tunggu sebab selain

menasihati dan memberi arahan-arahan yang menambah pengetahuan, Eyang

Putri suka bergurau dan memberikan teka-teki yang membuat suasana menjadi

santai. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Eyang Putri dan

Gading dalam kutipan (132) sebagai berikut.

(132) Kuanggukkan kepalaku, mengerti betul apa yang dikatakannya. Beliau sangat dicintai bukan hanya oleh anak-anak dan cucunya saja, tetapi juga oleh pegawai dan buruh di pabrik batiknya. Kehadirannya di mana pun selalu dinanti-nanti. Sebab selain menasihati dan memberi arahan-arahan yang bisa memperkaya batin, eyangku itu suka bergurau dan melontarkan teka-teki yang menyegarkan suasana (Sardjono, 2002 :52-53).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa citra sosial

tokoh Eyang Putri dalam masyarakat tergambar melalui hubungan dengan sesama

anggota masyarakat. Eyang Putri mempunyai peranan sosial yang besar dalam

melestarikan budaya Jawa, yaitu batik. Eyang Putri adalah simbol seorang

perempuan yang mendapat empati dari masyarakat karena sikapnya yang

menyenangkan. Setiap orang yang mengenal Eyang Putri berpendapat bahwa

Eyang Putri adalah sosok perempuan yang lemah lembut, disegani, dan dihormati.

Eyang Putri juga berperan penting dalam bidang sosial masyarakat dan ekonomi.

Eyang Putri meneruskan perusahan batik orang tuanya sehingga membantu

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup dan mengurangi tingkat pengangguran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

97

Selain itu, perusahan batik milik Eyang Putri dapat menambah devisa negara. Hal

ini menunjukkan bahwa Eyang Putri mandiri secara ekonomi.

3.2.2.2 Ratih

Peranan tokoh Ratih dalam masyarakat antara lain akan terwujud dalam

pendidikan tokoh. Salah satu yang mempengaruhi pendidikan tokoh itu sendiri

adalah tingkat ekonomi tokoh Ratih. Ratih adalah keturunan bangsawan. Ayahnya

seorang pangeran muda dari keraton Solo dan ibunya adalah keturunan

bangsawan Solo.

Ratih menempuh pendidikan sampai strata dua dan sekarang menjadi

dosen di salah satu universitas di Jakarta. Ratih menjujung tinggi kesetaraan

antara laki-laki dan perempuan. Profesi dosen merupakan cara Ratih

memperlihatkan otoritas yang dimilikinya. Citra perempuan tokoh Ratih dalam

masyarakat terlihat dari empati masyarakat terhadapnya. Ketika Ratih sibuk

dengan berbagai urusan, ada kenalannya yang memberinya nasihat. Hal tertsebut

terdapat dalam kutipan (133) sebagai berikut.

(133) … Seperti seorang kenalan mengatakan bahwa Ibuku seharusnya menyerahkan urusan mobil dan urusan tukang yang membetulkan rumah kepada Bapak (Sardjono, 2002 : 123).

Ratih termasuk dosen senior di universitas tempatnya bekerja.

Keberadaannya sangat dihargai di sana dan dijadikan salah satu calon dekan

bahkan menjadi dosen favorit karena banyak mahasiswa yang memilihnya sebagai

dosen pembimbing skripsi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan (134) sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

98

(134) … Sedangkan Ibu, karena usianya belum memasuki usia pensiun, sampai sekarang beliau masih tetap mengajar. Dan semakin senior Ibu, semakin dihargai keberadaannya. Bahkan menurut kabar angin, Ibu termasuk salah seorang yang dicalonkan sebagai dekan. Selain itu, saat ini Ibu juga termasuk dosen favorit, karena banyak mahasiswa yang memilihnya sebagai dosen pembimbing skripsi. Maka kesibukannya semakin bertambah saja (Sardjono, 2002 : 145).

Berdasarkan kutipan di atas, citra perempuan tokoh Ratih dalam

masyarakat terlihat dari empati masyarakat terhadapnya. Ratih dicalonkan sebagai

dekan. Selain itu, banyak mahasiswa yang menyenangi Ratih sehingga dijadikan

dosen pembimbing skripsi dan dosen favorit. Selain itu, dapat dilihat bahwa Ratih

mandiri secara ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa citra sosial

tokoh Ratih dalam masyarakat tergambar melalui hubungan dengan sesama

anggota masyarakat. Ratih mempunyai peranan sosial yang besar dalam bidang

pendidikan yaitu mencerdaskan masyarakat. Karena Ratih menjunjung tinggi nilai

kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, ia mampu menjadi dosen yang banyak

mendapat empati, sehingga sering dipilih sebagai dosen pembimbing skripsi dan

dicalonkan sebagai dekan.

3.2.2.3 Gading

Peranan tokoh Gading dalam masyarakat antara lain terwujud dalam

pendidikan tokoh. Salah satu hal yang mempengaruhi pendidikan tokoh itu sendiri

adalah tingkat ekonominya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

99

Gading masih merupakan keturunan bangsawan. Ayahnya masih

merupakan keturunan bangsawan Solo begitu juga dengan ibunya, Ratih. Gading

mengenyam pendidikan sampai strata satu. Setelah lulus kuliah, Gading bekerja

sebagai wartawan di salah satu perusahan penerbitan di Jakarta. Gading ke kantor

menggunakan mobil antar-jemput langganannya.

Gading sering ke luar kota. Sebagai wartawan, Gading bekerja dua puluh

empat jam sehari. Gading bisa kehilangan berita besar jika ia tidak siap dua puluh

empat jam. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Gading dan Ida

dalam kutipan (135) sebagai berikut.

(135) “Ya. Doakan saja aku tidak harus ke luar kota lagi pada hari itu. Kau tahu kan, sebagai wartawan pada prinsipnya kami bekerja dua puluh empat jam sehari. Kalau tidak begitu, kami bisa kehilangan berita besar karena keduluan orang (Sardjono, 2002 : 234)!”

Gading menggantikan posisi atasannya karena kerja keras. Selain itu,

Gading mendapatkan beberapa fasilitas yang tidak dimilikinya sekarang yaitu

ruang tersendiri, mobil dinas, dan kenaikan gaji. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan (136) sebagai berikut.

(136) Aku terdiam. Tak kuceritakan bahwa mulai bulan depan aku sudah menempati posisi yang lebih tinggi, menggantikan atasanku yang mendapat tugas baru. Perusahan kami akan menerbitkan satu tabloid baru, mengenai dunia bisnis. Dan juga tak kuceritakan bahwa karena posisi baruku yang lebih menuntut tanggung jawabku nantinya, aku akan mendapat beberapa fasilitas yang sekarang tidak kumiliki, yaitu ruang tersendiri, mobil dinas, dan tentu saja kenaikan gaji…(Sardjono, 2002 : 261).

Citra perempuan tokoh Gading dalam masyarakat terlihat dari empati

masyarakat terhadapnya. Gading mendapat kenaikan jabatan. Selain itu ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

100

mendapat fasilitas yang tidak dimilikinya sekarang. Hal ini menunjukkan empati

atasannya terhadap kerja Gading.

Gading bekerja keras untuk mencapai semua yang didapatkan sekarang.

Hal ini juga membuktikan bahwa Gading mandiri secara ekonomi. Gading mulai

dari bawah. Ia belajar dari pengalaman orang lain dan pengalaman di lapangan

tentang bagaimana menjalin relasi dengan responden, dengan tokoh-tokoh

masyarakat, baik dari dunia hiburan maupun dari dunia akademis. Gading terus

belajar dan banyak membaca untuk menambah pengetahuan. Bagi Gading,

berbagai pengetahuan yang dimiliki sangat menunjang tulisan dan opini. Gading

mampu berbicara dengan orang-orang dari berbagai tingkat pendidikan maupun

strata sosial. Hal tersebut dapat dilihat melalui percakapan antara Gading dan Ida

dalam kutipan (137) sebagai berikut.

(137) Hebat atau bukan, tetapi untuk mencapai seperti apa yang kudapatkan itu memerlukan perjuangan tersendiri, Ida. Aku mulai dari bawah. Aku menyerap apa saja pengalaman orang lain dan pengalaman di lapangan tentang bagaimana menjalin relasi dengan responden, dengan tokoh-tokoh masyarakat, baik dari dunia hiburan maupun dari dunia akademis. Kemudian juga terus belajar dan banyak membaca untuk mengisi otak, sebab pelbagai macam pengetahuan yang kita miliki sungguh sangat menunjang tulisan dan opini kita, sehingga kita mampu berbicara dengan berbagai orang dari berbagai tingkat pendidikan maupun strata sosial (Sardjono, 2002 : 302).”

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa citra sosial

tokoh Gading dalam masyarakat tergambar melalui hubungan dengan sesama

anggota masyarakat. Gading mempunyai peranan sosial yang cukup besar dalam

masyarakat. Sebagai wartawan, Gading mampu memberikan informasi bagi

masyarakat lewat tulisan-tulisannya. Gading juga mendapat empati dari atasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

101

sehingga jabatannya dinaikkan. Gading juga memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Gading mampu berkomunikasi dengan masyarakat dari kalangan mana pun

dengan kepintaran yang didapatnya dari berbagai lapisan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa citra

diri perempuan pada tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading mengalamui

perubahan dari aspek fisik, aspek psikis, aspek keluarga, dan aspek masyarakat.

Pada aspek fisik, tokoh Eyang Putri mengalami perubahan. Wajah Eyang

Putri yang cantik berubah menjadi keriput karena usianya yang sudah delapan

puluh empat tahun. Tokoh Ratih mengalami perubahan. Pada usianya yang sudah

lima puluh tahun, wajah Ratih berubah semakin cantik dan bercahaya sehingga

terlihat lebih muda. Tokoh Gading mengalami perubahan. Wajah Gading berubah

menjadi semakin cantik ketika ia bertambah dewasa.

Pada aspek psikis, tokoh Eyang Putri mengalami perubahan sikap dan cara

berpikir. Ajaran yang didapat dari para leluhurnya membuat Eyang Putri

beranggapan bahwa keturunan bangsawan lebih unggul daripada keturunan rakyat

biasa. Anggapan Eyang Putri tersebut berubah ketika ia bertemu langsung dengan

Mas Yoyok. Eyang Putri sadar bahwa tidak hanya bangsawan yang memiliki bibit,

bebet, dan bobot yang baik. Rakyat biasa seperti Mas Yoyok juga memiliki tata

krama dan sopan santun. Tokoh Ratih mengalami perubahan sikap dan cara

berpikir. Pemikiran Ratih bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama

sehingga ia bersikap keras terhadap suaminya telah berubah. Ratih sadar bahwa ia

terlalu bersikap keras. Menurut Ratih, perbedaan pandangan di antara ia dan

suaminya bisa diselesaikan baik-baik dengan pemahaman dan pengertian. Ratih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

102

mulai memperhatikan suaminya dan berusaha membuat suaminya senang. Gading

mengalami perubahan sikap dan cara berpikir. Pemikiran Gading bahwa

perempuan mampu mengurusi pekerjaan rumah sekaligus berkarier telah berubah.

Ketika Gading menjaga keponakannya, ia sadar bahwa bayi adalah makhluk yang

lemah dan membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tuanya sendiri. Gading

memilih mengurusi anak-anaknya di rumah daripada berkarier di luar rumah.

Gading yakin ia masih bisa bekerja walaupun di rumah. Gading bisa menulis dan

mengirim hasil tulisannya ke penerbit-penerbit yang ada.

Pada aspek keluarga, Eyang Putri mengalami perubahan sikap. Eyang

Putri yang selalu menurut dan mematuhi semua keinginan suaminya, berubah

membantah. Eyang Putri tetap menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan

tinggi meskipun suaminya tidak menyetujui. Eyang Putri meneruskan pabrik batik

warisan orang tuanya untuk membiayai kuliah tujuh anaknya. Ratih mengalami

perubahan sikap dan cara berpikir. Ratih selalu bersifat dominan dalam keluarga

dan tidak pernah melayani suaminya. Ratih berubah menjadi sosok yang lebih

pengertian ketika suaminya mengalami kesulitan dalam keuangan dan pekerjaan.

Pada aspek keluarga, tokoh Gading mengalami perubahan sikap maupun

cara berpikir. Gading menjadi anggota keluarga yang bisa diajak bertukar pikiran,

lebih bijaksana, dekat dengan orang tuanya, dan mampu menjadi penengah dalam

keluarganya. Selain itu, Gading juga dekat dan hidup rukun dengan dua orang

saudaranya.

Pada aspek masyarakat, tokoh Eyang Putri tidak mengalami perubahan

sikap dan cara berpikir. Eyang Putri tetap menjadi sosok perempuan yang disegani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

103

dan dihormati oleh para pekerja di pabrik. Para buruh di pabrik juga sangat senang

dengan Eyang Putri. Mereka selalu menantikan kehadiran Eyang Putri di pabrik

sekedar untuk menyapa dan memberikan teka-teki yang membuat suasana

menjadi santai. Selain itu Eyang Putri berperan penting dalam bidang ekonomi.

Eyang Putri tetap menjalankan usaha batiknya tersebut dan mempekerjakan para

buruh termasuk anak-cucu para buruh sehingga mengurangi tingkat

pengangguran. Eyang Putri juga menambah devisa bagi negara.

Tokoh Ratih mengalami perubahan sikap dan cara berpikir. Pada awalnya,

Ratih menggunakan profesinya untuk menunjukkan bahwa perempuan juga

memiliki otoritas. Ratih selalu membeda-bedakan antara mahasiswa dan

mahasiswi. Ratih memprioritaskan mahasiswi di kelas, tapi akal sehatnya

membuat Ratih berubah pikiran. Ratih menjalani profesi dosen sebagaimana

mestinya sehingga ia menjadi dosen favorit dan dicalonkan sebagai dekan.

Tokoh Gading mengalami perubahan. Gading berpikir bahwa perempuan

harus tetap berkarier di luar rumah meskipun sudah menikah tetapi Gading

berubah pikiran ketika ia mengasuh anak Mas Moyo. Gading memilih untuk

berkarier dari rumah dan tidak meninggalkan anak-anaknya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat dilihat persamaan dan perbedaan

antara tiga tokoh utama tersebut. Persamaan tiga tokoh utama ini adalah Eyang

Putri, Ratih, dan Gading merupakan keturunan bangsawan berdarah Jawa, cantik,

berpendidikan tinggi, mandiri secara ekonomi,bertanggung jawab dalam

pekerjaan, cerdas, tegas, lembut, sabar, dan memiliki peranan penting dalam

keluarga dan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

104

Perbedaan tiga tokoh utama ini adalah Eyang Putri, Ratih, dan Gading

hidup dalam generasi yang berbeda sehingga pandangan mereka berbeda juga.

Eyang Putri beranggapan bahwa laki-laki memiliki tempat di atas perempuan.

Ratih beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan setara tapi dalam kehidupan

nyata, Ratih mendominasi suaminya. Gading beranggapan bahwa laki-laki dan

perempuan setara dan harus saling menghargai. Eyang Putri setuju dengan

poligami sedangkan Ratih dan Gading tidak setuju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

105

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari dua analisis yaitu analisis unsur tokoh

dan penokohan dan analisis citra perempuan dalam Novel Tiga Orang Perempuan

karya Maria A. Sardjono”, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

Analisis unsur tokoh dan penokohan diuraikan tokoh protagonis meliputi

Eyang Putri, Ratih, dan Gading. Tokoh antagonis meliputi Eyang Kakung, Bapak,

dan Mas Hari. Tokoh bawahan meliputi Mayang, Mandaru, Mas Yoyok dan Ida.

Dalam menganalisis unsur tokoh dan penokohan ditemukan sifat-sifat

Eyang Putri yang meliputi tabah, lembut, berjiwa seni, mandiri secara ekonomi,

tegas, berani, patuh kepada suami, dan menjadi panutan dalam keluarga. Sifat-

sifat Ratih meliputi tegas, tegar, mandiri secara ekonomi, bertanggung jawab

dalam pekerjaan, keras kepala, dan dominan dalam keluarga. Sifat-sifat Gading

meliputi cerdas, lembut, tegas, tegar, mandiri secara ekonomi, dan bisa menajdi

penengah dalam keluarga. Sifat-sifat Eyang Kakung meliputi tidak menghargai

keberadaan perempuan, tidak bertanggung jawab dalam keluarga, dan egois. Sifat-

sifat Bapak meliputi sabar, lembut, mengalah, mengganggap laki-laki memiliki

tempat di atas perempuan sehingga tidak mau membantu istri menyelesaikan

pekerjaan rumah tangga. Sifat-sifat Mas Hari meliputi suka menggoda

perempuan, pandai bergaul, lebih mementingkan diri sendiri, menggunakan status

sosial yang tinggi untuk mendapatkan kenikmatan, dan mengganggap cinta hanya

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

106

berhubungan dengan hal-hal fisik.Sifat-sifat Mas Yoyok meliputi dewasa, pekerja

keras, pandai menabung, setia, dan tidak mudah tergoda dengan perempuan

cantik. Sifat-sifat Ida meliputi pribadi yang menyenangkan dan tidak pernah

melupakan sahabat meskipun terpisah lama. Sifat-sifat Mayang meliputi polos,

baik, dan tidak suka mendendam. Sifat-sifat Mandaru meliputi hemat, pandai

menabung, acuh, dan kritis.

Dalam meneliti citra perempuan, penulis menemukan citra diri Eyang

Putri dalam aspek fisik adalah cantik, beruban, penglihatan tajam, suara tegas,

selalu mengenakan kain batik yang berbau harum dan bedak buatan sendiri. Citra

diri Eyang Putri dalam aspek psikis adalah perempuan dewasa yang memiliki

perasaan dan kepribadian yang baik, sabar menghadapi perlakuan suami, tabah,

pasrah,mandiri, berpendidikan tinggi, tegas dan tegar.Citra sosial Eyang Putri

dalam aspek keluarga adalah bertanggung jawab sebagai istri, melayani dan

berkorban untuk suami. Sebagai seorang ibu, Eyang Putri memberikan yang

terbaik untuk kehidupan dan pendidikan anak-anak. Citra sosial Eyang Putri

dalam aspek masyarakat adalahbertanggung jawab dalam pekerjaan.Eyang Putri

melestarikan budaya Jawa, yaitu batik. Eyang Putri mendapat empati dari

masyarakat karena sikapnya yang menyenangkan, disegani, dan dihormati. Eyang

Putri juga berperan penting dalam bidang sosial masyarakat dan ekonomi. Eyang

Putri meneruskan perusahan batik orang tuanya sehingga membantu masyarakat

memenuhi kebutuhan hidup dan mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu,

perusahan batik milik Eyang Putri dapat menambah devisa negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

107

Citra diri Ratih dalam aspek fisik adalah cantik, berusia lima puluh tahun,

bermata indah sehingga terlihat lebih muda dari usianya. Citra diri Ratih dalam

aspek psikis adalah perempuan dewasa, berkepribadian baik, tertutup, mandiri,

berpendidikan tinggi, tegas, menjunjung tinggi kesetaraan antara laki-laki dan

perempuan. Citra sosial Ratih dalam aspek keluarga adalah sebagai seorang anak,

Ratih sangat dekat dengan ibunya. Sebagai seorang istri, Ratih sangat dominan,

selalu memperhatikan urusan rumah sampai pada hal yang kecil. Sebagai seorang

ibu, Ratih sangat perhatian dan tidak ingin anak-anaknya direndahkan. Ketika

suaminya dalam kesulitan, Ratih mampu membantu secara moril maupun materi.

Citra sosial Ratih dalam aspek masyarakat adalahbertanggung jawab dalam

pekerjaan, memiliki peranan dalam bidang pendidikan yaitu mencerdaskan

masyarakat lewat profesinya sebagai dosen. Ratih menjunjung tinggi nilai

kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, ia menjadi dosen yang banyak

mendapat empati, sehingga sering dipilih sebagai dosen pembimbing skripsi dan

dicalonkan sebagai dekan.

Citra diri Gading dalam aspek fisik adalah cantik, berusia dua puluh

delapan tahun, memiliki tangan yang halus dan jari yang indah, sering memakai

perhiasan yang senada dengan gaun jika ingin menghadiri acara-acara formal.

Citra diri Gading dalam aspek psikis adalah dewasa, berkepribadian baik, cerdas,

tegas, berpendidikan tinggi, mandiri secara ekonomi, Gading menjunjung tinggi

kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Citra sosial Gading dalam aspek

keluarga adalah Gading sangat dekat dengan anggota keluarga lainnya. Gading

sering bertukar pikiran dengan mereka. Gading mampu mempersatukan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

108

tuanya yang hampir bercerai. Citra sosial Gading dalam aspek masyarakat adalah

Gading mempunya peranan sosial yang cukup besar dalam masyarakat. Sebagai

wartawan, Gading mampu memberikan informasi bagi masyarakat lewat tulisan-

tulisannya. Gading juga mendapat empati dari atasan sehingga jabatannya

dinaikkan. Gading juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Gading mampu

berkomunikasi dengan masyarakat dari kalangan mana pun dengan kepintaran

yang didapatnya dari berbagai lapisan.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas, saran yang dapat diberikan adalah novel Tiga

Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono masih memiliki banyak permasalahan

yang bisa digunakan sebagai bahan penelitian. Novel ini dapat diteliti dengan

menggunakan pendekatan psikologi sastra karena tokoh Eyang Putri, Ratih, dan

Gading mengalami konflik batin. Konflik batin yang dialami Eyang Putri berupa

keberaniannya menyekolahkan anak-anaknya ketika suaminya melarang. Konflik

batin yang dialami Ratih berupa keberaniannya mengambil keputusan untuk

bercerai dengan suaminya karena pengkhianatan yang telah dilakukan. Konflik

batin yang dialami Gading berupa keberaniannya mengambil keputusan untuk

berpisah dengan Mas Yoyok karena perbedaan prinsip hidup di antara mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

109

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Ferawati. 2005. “Persoalan Perempuan Menurut Pandangan Pengarang Laki-Laki

dan Pengarang Perempuan dalam Novel-Novel Indonesia”. Stable

URL: http://www. scribd.com/doc/46250846. Diunduh: 16/07/08,

19.00.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Purwanti, Sri Eka. 2007. “Citra Perempuan dalam Novel Perempuan Jogja Karya

Achmad Munif”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sardjono, Maria. A. 1992. Paham Jawa: Menguak Falsafah Hidup Manusia Jawa

Lewat Karya Fiksi Mutakhir Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.

_______, Maria A. 2002.Tiga Orang Perempuan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa

Setiawan, Agus. 2005. “Pandangan Tiga Tokoh Utama Wanita tentang Emansipasi

dalam Novel Tiga Orang PerempuanKarya Maria A. Sardjono”.

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

110

Stable URL: http://www.scribd.com/46250847. Diunduh 16/07/08,

19:12.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita: Perspektif Sajak-Sajak Toety Heraty.

Bandung: Nuansa

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yudiono, K. S. 1986. Telaah Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Tugas Akhir ... Semua air mata dan bilur keringat

111

BIOGRAFI PENULIS

AnasthassyaHesta Latuny lahir di RS. Otto

Kuik, Kota Ambon, Maluku pada tanggal 20

Agustus 1984 dari pasangan Bapak Lodwyk

Silvester Latuny dan Ibu Noorce

Lohy/Latuny.Penulis memulai pendidikan

sekolahnya sejak tahun 1989di Taman

Kanak-kanak Kristen Belso.Dilanjutkan ke

jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar

Negeri 18 Ambon pada tahun 1990-1996,

dan dilanjutkan ke tingkat menengah

pertama di Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama Negeri 1 Ambonpada tahun 1996-

1999. Penulis melanjutkan ke tingkat

menengah atas diSekolah Menengah Umum

Negeri 1 Ambon pada tahun 1999-2002.

Pendidikan terakhir yang ditempuh penulis pada tahun 2003 hingga sekarang di

Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Pada tahun

2007, penulis bekerja sebagai Manager pada ES Management Artist kemudian

pada pertengahan tahun 2008-2009, penulis bekerja untuk Demian Aditya sebagai

Show Director. Pada pertengahan tahun 2009 sampai awal tahun 2010, penulis

bekerja sebagai Public Relationuntuk Edo Shadow, salah satu kandidat The

Master Season 4. Pada pertengahan tahun 2010 penulis mengungdurkan diri dari

pekerjaannya dan fokus pada tugas akhir.

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI