plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · smp tersebut baik diawali dengan...
TRANSCRIPT
i
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN
PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI (Studi Evaluatif Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter
Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
St. Saturninus Adven Yora Dinata
NIM: 111114060
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Seorang pelajar bertanya kepada saya,”Mau jadi apa kak kelak?”, jawab saya,”Ingin menjadi
orang baik dek ”. Menjadi orang baik adalah visi hidup saya, baik dalam berbuat baik,
baik dalam kematangan pribadi, baik menjalin relasi, baik dalam mengambil keputusan, baik
dalam pilihan cita, cinta, dan karir, serta baik dalam memperjuangkan segala sesuatu yang
ingin saya capai”
Suatu waktu, dalam sebuah kegiatan pelatihanGnC-M seorang mahasiswa menuliskan pesan
kepada saya, “Supel adalah dirimu, cerdas dan humanis adalah bentuk kepribadianmu, setia
kawan itulah caramu menunjukan kesetiaanmu, berwibawa dan berjiwa seorang pemimpin
yang baik adalah wujud nyata matang kepribadianmu”
Dan terakhir, saya yakin dan percaya bahwa ketika Tuhan menempatkan saya di awal
perjalanan ini, Dia jugalah yang akan menuntun saya hingga ke akhirnya. Saya yakin bahwa
Dia tidak akan membawa saya sejauh ini hanya untuk kegagalan”
Karya ini saya persembahkan kepada:
Sang Pembuat Karya Terbesar dalam hidup saya, Tuhan Yesus
Tempat terindah saat bersandar dalam segala hal, Ibu saya Ceacilian Satirah
Adik saya Epy Vanny Yori Yudis Tiara
Supporter yang tak jemu memberikan semangat, keluarga besar saya
“Pengagum Rahasia” dan Anugerah Terindah, Fransisca Ratna Widiasih
Kawan-kawan seperjuangan 2011 yang membuat hidupku semakin bewarna
Dan semua orang yang ikut dalam karya hidup saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN
PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI
(Studi Evaluatif Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan
Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015)
St. Saturninus Adven Yora Dinata
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP saat ini belum menunjukan hasil yang
memuaskan. Sebagian besar guru masih memusatkan perhatian pada tataran kognitif,
sedangkan muatan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan pada berbagai mata pelajaran
sifatnya hanya “tempelan” semata. Tidak hanya itu, sebagian guru mata pelajaran yang
memiliki peranan dalam pendidikan karakter memiliki keterbatasan kemampuan
mendeskripsikan, mengaktualisasikan, dan mensosialisasikan tugas ini. Oleh karena itu,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih komprehensif mengenai
keterlaksanaan dan hambatan-hamabatan pendidikan karakter terintegrasi, khususnya di
SMP.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Tempat penelitian
adalah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah
wakil kepala sekolah, dan guru mata pelajaran. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokomentasi, dan angket. Teknik analisis
data kualitatif adalah dengan mencari dan menyusun data yang diperoleh secara
sistematis, mereduksi, melakukan coding, dan membuat perbandingan antardata. Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke bagian-bagian yang
lebih kecil, melakukan sintesa, menyususun ke dalam pola, memilah dan mempelajari,
serta membuat kesimpulan data penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan beberapa hal mengenai
keterlaksanaan dan hambatan-hamabatan pendidikan karakter terintegrasi di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, yaitu: 1) perencanaan pendidikan karakter terintegrasi di
SMP tersebut baik diawali dengan penyusunan RKS dan RKAS, 2) pengintegrasian
pendidikan karakter di dalam pembelajaran dilakukan mulai dari tahap perkenalan,
pelaksanaan, dan evaluasi melalui silabus, RPP, dan bahan ajar, 3) pelaksanaan
pendidikan karakter terintegrasi juga dilakukan pada manajemen sekolah, pembelajaran
di kelas, dan kegiatan pengembangan diri, 4) kesesuaian pelaksanaan pendidikan karakter
dengan silabus dan RPP belum berjalan secara optimal, 5) ada beberapa hambatan
pelaksanaan pendidikan karakter, yaitu sistem penilaian yang dirasa masih sulit, tenaga
dan waktu mengajar yang semakin tinggi, terbatasnya buku ajar, dan tuntutan kurikulum
yang tinggi.
Kata Kunci: Karakter, Pendidikan Karakter, Keterlaksanaan Pendidikan Karakter,
Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
IMPLEMENTATION AND CONSTRAINTS
CHARACTER EDUCATION INTEGRATED
(The Evaluative Study of Implementation and Constraints Character Education
Integrated In Pangudi Luhur 1 Junior High School, Yogyakarta
Academic Year 2014/2015)
St. Saturninus Adven Yora Dinata
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
Implementation of character education in junior high school has yet to show
satisfactory results. Most teachers are still focused on the cognitive level, while charge
character values that are integrated on a variety of subjects it is only "patch" alone. Not
only that, some teachers of subjects who had a role in character education has limited
competence to describe, actualize, and disseminating this task. Therefore, the purpose of
this study was to determine more comprehensively about the feasibility and constraints
integrated character education, especialy in junior high school.
This type of research is qualitative research. The place of this research is Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta junior high school. Source of data in this study is the principal and
teachers. Data collection methods used were interviews, observation, documentation
study, and questionnaires. Qualitative data analysis technique is to find and collate data
obtained systematically, reducing, coding, and make comparisons each of the data. Data
analysis was performed by organizing the data, describe the parts into smaller, synthesize,
compiled into a pattern, sorting and learn, and make conclusions of research data.
Based on the results of the study, the researchers conclude several things about
the feasibility and constraints integrated character education in Pangudi Luhur 1
Yogyakarta junior high school, namely: 1) planning the integrated character education in
school is good begins with the preparation of RKS and RKAS, 2) the integration of
character education in learning is done starting from the introduction, implementation,
and evaluation through the syllabus, lesson plans and teaching materials, 3)
implementation of the integrated character education was also carried out on school
management, classroom learning and self-development activities, 4) the suitability of the
implementation of character education in the syllabus and RPP has not run optimally, 5)
there are some obstacles implementation of character education, which is a rating system
that it is still difficult, effort and time that the higher teaching, lack of textbooks, and the
high demands of the curriculum.
Keywords: Character, Character Education, Immplementation Education Character,
Character Education Constraints
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan karya mengagumkan yang diperbuat dalam penyelesaian
tugas akhir skripsi ini. Sebuah karya ilmiah yang memberikan pengalaman baru
dan berharga bagi penulis untuk terus berkarya dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam pendampingan karakter bangsa, mencerdaskan,
dan memanusiakan manusia.
Karya ilmiah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendididkan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak akan terlaksana dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi
penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling sekaligus dosen pembimbing penulisan skripsi, yang
merupakan salah satu dosen hebat, penuh kesabaran, senantiasa
memberikan semangat, dan menjadi sumber inspirasi bagi penulis.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling yang senantiasa membantu, memberikan
arahan yang positif, dan memberikan semangat tersendiri kepada
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3. Br. Yoseph Anton Utamiyadi, FIC. S.s. selaku Kepala Sekolah SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berkenan menerima dan
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah.
4. Bapak/ibu guru SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, yang telah bersedia
menyediakan waktu menjadi responden di sela-sela kesibukan sebagai
seorang guru dan berkenan memberikan informasi sebagai data yang
mendukung penelitian ini.
5. Bapak/ibu dosen dan karyawan Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang senantiasa mendukung, penuh kesabaran, memberikan
semangat, dan membagikan ilmunya dalam penyelesaian penelitian ini.
6. Ibu Ceacilia Satirah dan EpyVanny Yori Yudis Tiara, keluarga penulis
yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar dan memberikan dukungan
serta motivasi lahir dan batin.
7. Keluarga Bpk Joni Ong dan Ibu Frensisca, atas segala dukungan dan
kebaikan, dan kepercayaan yang diberikan selalu kepada penulis
hingga saat ini.
8. Fransisca Ratna Widiasih, yang senatiasa memberikan semangat yang
besar, menemani, mendampingi, dan menjadi partner dalam berbagi
banyak hal, terkhusus dalam penyelesaian laporan skripsi.
9. Keluarga besar penulis, yang selalu menjadi sumber kekuatan dan
motivasi untuk mewujudkan segala cita-cita dan harapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI .......................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
C. Fokus Penelitian ...................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
G. Batasan Istilah .......................................................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP
1. Pengertian Karakter ......................................................................... 13
2. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................................... 15
3. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP ...................... 17
4. Dasar Hukum Pembinaan Pendidikan Karakter ............................... 18
5. Nilai-nilai Karakter untuk SMP ...................................................... 19
6. Urgenitas Pendidikan Karakter di SMP .......................................... 23
7. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ................................................ 25
8. Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Karakter di SMP ............... 26
9. Tujuan Pendidikan Karakter di SMP .............................................. 27
B. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP
1. Pendidikan Karakter Secara Terpadu di SMP ................................. 29
2. Langkah Pendidikan Karakter di SMP ............................................ 33
3. Perencanaan Pembelajaran Terintegrasi Pendidikan Karakter
di SMP .............................................................................................. 38
4. Kegiatan Pengembangan Diri Terintegrasi Pendidikan Karakter .... 45
5. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Karakter di SMP.......................... 65
6. Pendekatan Experiential Learning ................................................... 72
7. Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi .................. 74
C. Konsep Kurikulum 2013, Manajemen dan Proses Manajemen
1. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013 ......................................... 75
2. Manajemen dan Proses Manajemen ................................................. 76
D. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................. 80
E. Kerangka Pikir ...................................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 88
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 89
C. Subyek Penelitian ................................................................................ 91
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 91
1. Wawancara .................................................................................... 91
2. Observasi ....................................................................................... 94
3. Dokumentasi ................................................................................. 100
4. Angket .......................................................................................... 100
5. Alat perekam ................................................................................. 101
E. Keabsahan Data .................................................................................... 101
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 102
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Terkait Pendidikan
Karakter .......................................................................................................... 107
1. Letak dan Keadaan Geografis .......................................................... 108
2. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya ............................................ 108
3. Visi dan Misi .................................................................................... 113
4. Struktur Organisasi .......................................................................... 114
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa .............................................. 116
6. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 117
7. Kurikulum ........................................................................................ 119
B. Perencanaan Integrasi Pendidikan Karakter SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta ..................................................................................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Pelaksanaan Integrasi Pendidikan Karakter SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta ..................................................................................................... 132
1. Pengintegrasian dalam Pembelajaran .............................................. 133
2. Pengintegrasian dalam Muatan Lokal .............................................. 139
3. Pengintegrasian melalui Kegiatan Pengembangan Diri ................... 140
4. Pengintegrasian dalam Seluruh Aktivitas Pembiasaan di Sekolah 145
D. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter Terintegrasi ........................ 154
E. Teknik dan Instrumen Penilaian Pendidik Karakter ............................... 157
F. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Pendidikan Karakter Terintegrasi di
SMP Pangudi Luhur 1Yogyakarta ............................................................. 16O
G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP
Pangudi Luhur 1Yogyakarta ..................................................................... 167
H. Usaha-usaha Sekolah untuk Mengatasi Pelaksanaan Pendidikan
Karakter ........................................................................................................ 170
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 173
B. Saran-saran ............................................................................................. 179
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian Pendidikan Karakter ............................................. 90
Tabel 2. Subyek Wawancara dan Angket Penelitian ...................................... 91
Tabel 3. Panduan Wawancara Terstruktur ..................................................... 92
Tabel 4. Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata
Pelajaran dan Pembelajaran ............................................................. 95
Tabel 5. Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui
Kegiatan Pengembangan Diri .......................................................... 95
Tabel 6 Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan
Rutin ............................................................................................... 96
Tabel 7. Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan
Spontan ............................................................................................. 97
Tabel 8. Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan
Keteladanan ...................................................................................... 98
Tabel 9. Panduan Penilaian Keberhasilan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Evaluasi dan Monitoring ................................................... 99
Tabel 10. Panduan Penilaian Keberhasilan Sarana dan Prasarana Penunjang
Pelaksanaan Pendidikan Karakter ................................................... 99
Tabel 11. Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Pendidikan Karakter . 122
Tabel 12. Interpretasi Hasil Wawancara Pengertian Pendidikan Karakter ... 123
Tabel 13. Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan
Ajar ............................................................................................... 124
Tabel 14. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Kelas .............................................................................................. 134
Tabel 15. Interpretasi Hasil Wawancara Kesesuaian Pelaksanaan Pendidikan
Karakter ......................................................................................... 135
Tabel 16. Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata
Pelajaran dan Pembelajaran .......................................................... 136
Tabel 17. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam
Kegiatan Pengembangan Diri ..................................................... 141
Tabel 18. Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Pengembangan Diri ....................................................... 143
Tabel 19. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin .............. 146
Tabel 20. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan .......... 150
Tabel 21. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan ... 152
Tabel 22. Interpretasi Hasil Wawancara Metode Ajar Guru ........................ 156
Tabel 23. Interpretasi Hasil Wawancara Pengukuran Keterlaksanaan Pendidikan
Karakter ........................................................................................ 159
Tabel 24. Interpretasi Hasil Wawancara Indikasi Perubahan Karakter ........ 160
Tabel 25. Interpretasi Hasil Wawancara Hambatan Pendidikan Karakter .... 168
Tabel 26. Interpretasi Hasil Wawancara Solusi Pendidikan Karakter .......... 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Mendikbud Anies untuk Guru ........................................... 184
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter ............ 187
Lampiran 3. Panduan Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter ................ 194
Lampiran 4. Angket Pelaksanaan Pendidikan Karekter ................................... 201
Lampiran 5. Verbatim Pelaksanaan Pendidikan Karakter ............................... 205
Lampiran 6. Interpretasi Hasil Wawancara Antarguru .................................... 215
Lampiran 7. Analisis Butir Aspek Wawancara ................................................ 223
Lampiran 8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter ...................... 231
Lampiran 9. Analisis Hasil Angket Pelaksanaan Pendidikan Karakter ............ 241
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ............ 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Model Pembelajaran Kontekstual Guru ........................................ 154
Diagram 2. Teknik Instrumen Penilaian Guru ................................................. 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan
istilah. Ketujuh sub-bagian tersebut merupakan bagian-bagian dari pendahuluan
yang menggambarkan sebuah penelitian yang bersifat komprehensif. Masing-
masing sub-bagian akan dijabarkan secara singkat, padat, dan jelas.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan tuntutan Pasal 3
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SPN). Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, saleh, sabar, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah menjadi
lembaga formal yang menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk
membimbing, mendidik, melatih, dan mengembangkan kemampuan peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Sekolah menjadi tempat
berlangsungnya pendidikan karakter, dimana peserta didik belajar dan
berkembang menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai karakter positif.
Dalam perkembangan pendidikan Indonesia, pendidikan karakter
hilang dari kurikulum sekolah dan digantikan oleh mata pelajaran lainnya,
seperti PPKn, budi pekerti, dan yang tetap ada dari dulu yaitu pendidikan
agama. Beberapa mata pelajaran tersebut memuat nilai-nilai karakter, namun
fokus utamanya adalah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata.
Meskipun sampai ke penghayatan nilai-nilai secara afektif, namun tidak dalam
pengaplikasiannya.
Krisis karakter dan nilai bangsa saat ini terkait erat dengan semakin
tidak adanya harmoni di dalam sekolah. Banyak sekolah mengalami
disorientasi. Fokus pembelajaran sekolah berhenti pada tataran kognitif, tanpa
mengindahkan nilai-nilai karakter dan perkembangan pada potensi peserta
didik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter di sekolah
khususnya SMP, baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-
nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam
kehidupan sehari-hari (Suyanto, 2011). Perlu dilakukan evaluasi komprehensif
tentang keterlaksanaan dan hambatan-hambatan pendidikan karakter yang
telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Melihat permasalahan yang dialami remaja dalam praktik pendidikan
di SMP, tampaknya perlu adanya pendampingan dan perhatian serius.
Meskipun ada jam mata pelajaran agama, hal itu hanyalah sebagai
pengetahuan bukan untuk diamalkan dengan baik. Padahal pendidikan
karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan secara kognitif,
penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara
nyata.
Hal tersebut terkait dengan karakteristik perkembangan peserta didik
di usia SMP yang merupakan masa yang rentan bagi remaja. Usia remaja
merupakan masa peralihan. Masa yang sulit dan banyak masalah terjadi di
dalamnya, masa dimana remaja mencari jati dirinya. Remaja akan melakukan
berbagai macam bentuk pemberontakan dan mencari kesenangan sesuai yang
diinginkan.
Pada tahun 2013, kementrian pendidikan memberlakukan kurikulum
baru yaitu kurikulum 2013. Muatan dalam kurikulum ini nampaknya lebih
komprehensif, mengharuskan setiap mata pelajaran memuat nilai-nilai
karakter yang mengarah pada tindakan nyata peserta didik. Guru perlu
menggunakan pendekatan experiential learning, sehingga peserta didik
memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajarannya di kelas, dan
akhirnya menjadi karakter yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kurikulum 2013 diharapkan perkembangan sistem pendidikan
di bangsa ini semakin baik dan mengembalikan nilai-nilai karakter yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
hilang. Namun nampaknya harapan ini belum terlaksana dengan baik. Hampir
setiap pergantian menteri, kurikulum pun ikut berganti. Namun pergantian ini
tidak menunjukkan perubahan yang signifikan bagi pendidikan di Indonesia,
khususnya di SMP.
Diberlakukannya kurikulum baru 2013 yang kembali mengarahkan
sistem pendidikan pada pengembangan nilai karakter peserta didik,
nampaknya perlu perjuangan yang keras. Sekolah perlu mengintegrasikan nilai
karakter pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Guru perlu
menyusun sedemikian rupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
memuat nilai karakter melalui pendekatan experiential learning. Nampaknya
semua ini masih sulit dalam pengaplikasiannya. Guru masih mengalami
kesulitan dalam memberikan penilaian para peserta didik. Nilai-nilai karakter
yang terdapat di RPP hanya sekedar menjadi paparan belaka dan sulit
diintegrasikan dalam proses pembelajaran.
Hal ini juga dialami oleh tenaga pembimbing sekolah. Guru BK
mengalami banyak kesulitan mengimplementasikan muatan karakter di
sekolah. Padahal, peran guru BK terkait penanaman nilai karakter ke peserta
didik sangat besar. Guru BK mengalami kesulitan dalam penyusunan
perencanaan Satuan Layanan Bimbingan (SLB). Layanan bimbingan klasikal
di kelas pun belum dapat digunakan secara efektif. Guru BK masih
menggunakan pendekatan lama, yang memaksakan anak untuk menyerap
informasi melalui nasihat-nasihat, ceramah, dan hukuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dari berbagai permasalahan yang timbul dengan diberlakukannya
sistem baru ini, maka perlu dikaji lebih mendalam mengenai keterlaksanaan
dan hambatan-hambatan pendidikan karakter terintegrasi di SMP. Hal ini
penting dilakukan untuk memperbaiki pendidikan karakter di sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Pendidikan karakter, saat ini dan untuk beberapa tahun ke depan akan
booming. Itu tidak lepas dari gencarnya sosialisasi yang dilakukan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta “Revolusi Mental” yang baru-
baru ini disampaikan oleh Presiden baru terpilih sebagai upaya perbaikan
sistem pendidikan dan karakater generasi muda. Pemerintah berusaha mencari
solusi dari situasi dan kondisi bangsa saat ini, seperti tawuran antarpelajar,
putus sekolah, praktik-praktik korupsi, kekerasan orang tua terhadap anak,
perilaku bullying, membolos, kabur saat pelajaran berlangsung, geng motor,
bahkan penyimpangan-penyimpangan seksualitas yang dilakukan oleh pelajar
SMP. Hal semacam ini nampaknya masih marak mewarnai sistem pendidikan
bangsa ini, dan ini hanya sebagian kecil cerminan moralitas dan karakter
generasi muda yang rapuh.
Mochtar Buchori (2007) menegaskan,
“Masalah character building masih merupakan suatu isu besar,
bahkan amat besar. Semua kebobrokan yang kita rasakan kini lahir dari
tidak adanya watak yang cukup kokoh pada diri kita bersama. Watak
bangsa rapuh dan watak manusia Indonesia mudah goyah. Saya kira
jumlah orang yang jujur masih cukup banyak di Indonesia, tetapi
mereka tidak berdaya menghadapi kelompok kecil manusia Indonesia
yang korup, yang mempunyai kekuasaan atau membonceng pada
kekuasaan. Ungkapan character building kini sudah klise kosong,
nyaris tidak bermakna. Diucapkan para politisi, birokrat pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pemimpin organisasi pendidikan, ungkapan ini tidak meninggalkan
bekas apa-apa”. (http://www.kompas.co.id/)
Mochtar Buchori (2007) melanjutkan,
“Jadi apa yang salah dengan pendidikan karakter kita? Banyak sekali!
“Pendidikan watak” diformulasikan menjadi pelajaran agama,
pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program
utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling-
paling mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif.
Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke
pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata”.
Pelaksaanaan pendidikan karakter di SMP saat ini belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Selain hanya berhenti dalam tataran
kognitif, muatan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan ke berbagai mata
pelajaran sifatnya hanya “tempelan” semata. Nilai-nilai karakter sekedar di
tulis di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tanpa menampakkan
konkritisasinya dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya, sebagian
besar guru mata pelajaran yang memiliki peranan dalam pendidikan karakter
memiliki keterbatasan kemampuan mendeskripsikan, mengaktualisasikan, dan
mensosialisasikan tugas ini. Kesulitan-kesulitan seperti ini tentu menjadi
masalah tersendiri dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
Pada sisi lain, kehadiran dan peran Guru BK yang secara khusus
dibekali keterampilan menginternalisasikan nilai-nilai karakter, kurang
menunjukkan keterlibatan yang besar. Hal ini nampak pada sebagian besar
SMP yang belum mendapatkan jam layanan klasikal. Guru BK mengalami
kesulitan untuk bertemu secara langsung dengan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Fokus Penelitian
Melihat berbagai bentuk permasalahan yang ditampilkan pada latar
belakang dan identifikasi masalah diatas, menjadi penting bahwa sistem
pendidikan karakter perlu terus-menerus dikaji secara lebih mendalam,
khususnya dalam penerapan kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini
memfokuskan kajian evaluatif pada keterlaksanaan dan hambatan-hambatan
pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Sebuah
studi evaluasi mengenai kebijakan pelaksanaan pendidikan karakter
terintegrasi yang diberlakukan oleh pemerintah untuk SMP.
D. Rumusan Masalah
Masalah utama yang diharapkan terpecahkan melalui penelitian ini,
diformulasikan secara spesifik menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum keadaan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
terkait dengan pendidikan karakter terintegrasi?
2. Bagaimana perencanaan pendidikan karakter terntegrasi di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta?
3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta?
4. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam mata
pelajaran dan pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam
manajemen sekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
6. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam muatan
lokal di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
7. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter melalui
kegiatan pengembangan diri di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
8. Bagaimana pelaksanaan supervisi, monitoring, dan evaluasi keberhasilan
pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
9. Metode pembelajaran apa sajakah yang digunakan para guru dalam
pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
10. Teknik dan instrumen penilaian apa sajakah yang digunkan para guru
dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta?
11. Faktor apa sajakah yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter
pada kurikulum 2013 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
12. Usaha-usaha apa sajakah yang dilakukan sekolah untuk mengatasi
hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter?
E. Tujuan Penelitian
Berikut ini merupakan beberapa tujuan yang didasarkan pada masalah
yang ingin peneliti pecahkan, yaitu:
1. Memperoleh gambaran umum keadaan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
terkait dengan pendidikan karakter terintegrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Mengetahui perencanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta.
3. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pendidikan karakter
terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
4. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilai-
nilai karakter dalam mata pelajaran dan pembelajaran di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta.
5. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilai-
nilai karakter dalam manajemen sekolah di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
6. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilai-
nilai karakter dalam muatan lokal di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
7. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilai-
nilai karakter melalui kegiatan pengembangan diri di SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta.
8. Mengetahui pelaksanaan supervisi, monitoring, dan evaluasi keberhasilan
pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
9. Mengetahui metode-metode pembelajaran yang digunakan para guru
dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
10. Mengetahui teknik dan instrumen penilaian yang digunkan para guru
dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
11. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pendidikan
karakter pada kurikulum 2013 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
12. Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi
hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan, khususnya
dalam bidang penerapan bimbingan dan konseling terkait peran guru BK
dalam pelaksanaan pendidikan karakter, sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada
ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi dan
bahan evaluatif untuk membenahi atau menata ulang kebijakan
pelaksanaan pendidikan karakter secara komprehensif, terpadu, dan
tepat sasaran.
b. Bagi guru pendidik karakter (Guru BK dan guru mata pelajaran) di
SMP, hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan refleksi
mendalam bagi sekolah, agar seluruh anggota sekolah dapat
mengaplikasikan pendidikan karakter secara tepat dan berdaya guna
mencerdaskan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
membantu menumbuhkan kerja sama kemitraan profesional kolaborasi
semua guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program pendidikan karakter yang reintegrasi dengan pembelajaran.
d. Bagi lembaga pendidikan konselor sekolah, prosedur dan hasil
penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
alternatif untuk mengembangkan konsep bimbingan dan konseling
karakter, pengembangan kurikulum program studi BK, kajian
pendidikan karakter, dan terapan ilmu bimbingan dan konseling dalam
optimalisasi pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
e. Bagi Penulis
1) Penulis memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru mengenai
pelaksanaan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaborasi dengan model pembelajaran kontekstual,
mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari di
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
2) Sebagai calon guru BK, penulis mendapat pengalaman dan
keterampilan baru untuk semakin peka melihat dan mengkaji
permasalahan konkrit yang sedang terjadi di sekitar dan mampu
mengembangkan secara ilmiah di kemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3) Penulis mendapat kesempatan pembelajaran dan mengalami
praktik langsung melakukan prosedur penelitian dan
pengembangan secara ilmiah.
G. Batasan Istilah
1. Karakter
Karakter dalam penelitian ini merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
2. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi pribadi yang utuh dan berdaya guna.
3. Pendidikan Karakter Terintegrasi
Pendidikan karakter terintegrasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah penanaman nilai-nilai karakter dalam tiga hal pokok, yaitu
kegiatan pembelajaran siswa, manajemen sekolah, dan kegiatan
pengembangan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Keterlaksanaan Pendidikan Karakter
Keterlaksanaan pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah sistem pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter kepada
seluruh warga sekolah melalui kegiatan pembelajaran siswa,
manajemen sekolah, dan kegiatan pengembangan diri siswa.
5. Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi
Hambatan-hambatan pendidikan karakter terintegrasi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah hambatan-hambatan yang dialami oleh para
pelaku pendidik karakter di sekola, yaitu kepala sekolah dan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan
kerangka pikir. Ketiga sub-bagian tersebut merupakan bagian-bagian dari kajian
pustaka yang berisikan teori-teori pendukung dan penelitan relevan yang
diperoleh dari berbagai sumber dan jurnal ilmah. Setiap pengertian dan
penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggung-
jawabkan. Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan secara singkat, padat, dan
komprehensif. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sub-bagian.
A. Hakikat Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP
1. Pengertian Karakter
Menurut Thomas Lickona (1992:22), karakter merupakan sifat
alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu
dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik,
jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain, dan karakter mulia
lainnya. Pengertian yang dikemukakan Lickona ini, mirip dengan apa
yang diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa karakter itu erat kaitannya
dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan.
Menurut Suyanto (2010), karakter adalah cara berfikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja
sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan
yang dibuatnya.
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (dalam Suyanto, 2010),
karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Berkarakter adalah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu
yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya,
sesama, lingkungan, bangsa dan negara, serta dunia internasional pada
umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan
disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya).
Menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Karakter
ini akan menjadikan seseorang memiliki kekhasan yang berbeda dengan
yang lainnya.
Dari berbagai definisi yang diuraikan di atas, karakter merupakan
sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral; cara
berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara; dan merupakan sebuah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Beberapa
definisi sebagaimana diuraikan memang memiliki sudut pandang yang
berbeda pula. Meski demikian, dari berbagai definisi itu terdapat
kesamaan bahwa karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut disifati.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Thomas Lickona (1992), pendidikan karakter
merupakan pendidikan yang menekankan tiga hal dalam mendidik, yaitu
knowing, loving, and acting the good. Menurutnya keberhasilan
pendidikan karakter dimulai dengan pemahaman karakter yang baik,
mencintainya, dan pelaksanaan atau peneladanan atas karakter baik itu.
Menurut Suyanto (2010), Pendidikan karakter adalah pendidikan
budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka
pendidikan karakter tidak akan efektif.
Menurut Kemendiknas (2010), pendidikan karakter adalah
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada
peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai
karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius,
nasionalis, produktif, dan kreatif.
Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas
(2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam
diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia
(kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi
sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan
berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks
totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat
dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional), Olah Pikir
(Intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and
kinesthetic development), dan Olah Rasa Karsa (Affective and Creativity
development) yang secara diagramatik dapat di gambarkan sebagai
berikut.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa
pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku
OLAH PIKIR Cerdas
OLAH HATI Jujur
Bertanggung Jawab
OLAH RAGA (KINESTETIK) Bersih, Sehat,
Menarik
OLAH RASA DAN KARSA
Peduli dan Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangasaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
3. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP
Suyanto (2010; 9), menegaskan bahwa keberhasilan program
pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-
butir Standar Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang meliputi
sebagai berikut: (1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan tahap perkembangan remaja; (2) Memahami kekurangan dan
kelebihan diri sendiri; (3) Menunjukkan sikap percaya diri; (4) Mematuhi
aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; (5)
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup nasional; (6) Mencari dan menerapkan informasi
dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan
kreatif; (7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif; (8) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai
dengan potensi yang dimilikinya; (9) Menunjukkan kemampuan
menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (10)
Mendeskripsikan gejala alam dan sosial; (11) Memanfaatkan lingkungan
secara bertanggung jawab; (12) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi
terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia; (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menghargai karya seni dan budaya nasional; (14) Menghargai tugas
pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya; (15) Menerapkan
hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan
baik; (16) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; (17)
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat; (18) Menunjukkan
kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; (19)
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; (20) Menguasai
pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; (21)
Memiliki jiwa kewirausahaan.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter
adalah terbentuknya budaya sekolah. Budaya sekolah yang dimaksud yaitu
perilaku keseharian, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah
yang harus berlandaskan pada nilai-nilai tersebut.
4. Dasar Hukum Pembinaan Pendidikan Karakter
Suyanto (2010; 10), menunjukkan bahwa dasar hukum dalam
pembinaan pendidikan karakter antara lain: (1) Undang-Undang Dasar
1945 Amandemen; (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional; (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan; (4) Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pendidikan; (5) Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan
Kesiswaan; (6) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
(7) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan; (8) Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014;
(9) Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014; (10) Renstra Direktorat
Pembinaan SMP Tahun 2010 – 2014.
5. Nilai-nilai Karakter untuk SMP
Pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan
dari butir-butir SKL SMP (Permendiknas no. 23 tahun 2006)
dan SK/KD (Permendiknas no. 22 tahun 2006). Berikut ini adalah daftar
20 nilai utama yang dimaksud dan diskripsi singkatnya.
a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius). Pikiran,
perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya.
b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
1) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
2) Bertanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
3) Bergaya hidup sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan
buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
4) Disiplin
Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5) Kerja keras
Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar
atau pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
6) Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan
tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
7) Berjiwa wirausaha
Sikap dan perilaku mandiri dan pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
permodalan operasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa
yang telah dimiliki.
9) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
10) Ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
11) Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi
milik atau hak diri sendiri dan orang lain serta tugas atau
kewajiban diri sendiri serta orang lain.
2) Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepentingan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Menghargai karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan
menghormati keberhasilan orang lain.
4) Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun
tata perilakunya ke semua orang.
5) Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu
ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
e. Nilai kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Nasionalis
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
2) Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam
hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan
agama.
6. Urgenitas Pendidikan Karakter di SMP
Trend global yang menyeruak di penghujung abad 20 dan perlu
disikapi oleh kalangan pendidik adalah menguatnya isu atau gerakan
demokratisasi, hak asasi manusia, kesadaran ekologi, pluralisme agama
dan budaya, globalisasi dan pasar bebas, serta ancaman bahaya-bahaya
pola pikir-sikap-tindak, liberalistik-kapitalistik-materialistik, dan
konsumtif-hedonistik yang mendikte kehidupan bermasyarakat (Waras
Kamdi, 2005). Sementara itu, pada awal abad 21 ini muncul kesadaran
reflektif berbagai pihak untuk melakukan koreksi terhadap kesalahan-
kesalahan dalam dunia pendidikan. Munculnya kesadaran ini telah
menandai babak baru kebangkitan pendidikan yang lebih manusiawi dan
berkarakter. Pendidikan karakter menjadi sebuah kebutuhan dan pilihan
untuk mengantarkan bangsa ini ke arah kehidupan yang nyaman dan
lebih tenteram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional
tengah menggalakkan kembali pembangunan karakter bangsa. Undang-
undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 3, sejatinya telah mengamanatkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (Suyanto, 2010). Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (UU No.20, 2003). Berdasarkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap
jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus
diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Pengembangan manusia sebagaimana diamanatkan dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut menunjuk pada pembentukan karakter
peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan
santun, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, dan mampu berinteraksi
dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University
Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan
seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia
bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill
daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan
karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
7. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Suyanto (2010; 23), menegaskan bahwa pendidikan karakter harus
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Mempromosikan
nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter; (2) Mengidentifikasi karakter
secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku;
(3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter; (4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki
kepedulian; (5) Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk
menunjukkan perilaku yang baik; (6) Memiliki cakupan terhadap
kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta
didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses;
(7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik; (8)
Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang
sama; (9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter; (10) Memfungsikan
keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
karakter; (11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
guru-guru karakter, dan manifestasi
8. Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Karakter di SMP
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa
pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan
membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu,
cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d)
toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal
tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk SMP
sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.
Menyadari pentingnya karakter, dewasa ini banyak pihak
menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan
karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan
pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan
remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal, premanisme,
tindak kekerasan, penipuan, pencurian, dan berbagai kasus dekadensi
moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah
sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda
diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas
pendidikan karakter.
9. Tujuan Pendidikan Karakter di SMP
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Suyanto, 2010).
Jika dicermati secara jeli, terdapat tautan yang saling mutual
antara tujuan-tujuan pendidikan karakter dengan tujuan-tujuan pelayanan
bimbingan (dan konseling) di sekolah. Mengingat bimbingan merupakan
bagian integral dalam pendidikan, maka tujuan pelaksanaan bimbingan
merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan tingkat
nasional maupun tujuan pendidikan dasar (SD dan SMP). Tujuan
pelayanan bimbingan dan konseling berfokus pada pengembangan nilai-
nilai kehidupan (karakter) peserta didik sebagai pribadi, sekurang-
kurangnya mencakup upaya untuk: (1) memperkuat dasar keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) membiasakan diri untuk
berperilaku yang baik, (3) memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar, (4) memelihara kesehatan jasmani dan rohani, (5) menanamkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kesadaran berbudaya belajar dan melatih kemampuan untuk terampil
belajar, dan (6) membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri
(Suyanto, 2010).
Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup upaya
untuk: (1) memperkuat kesadaran hidup beragama dan toleransi
keberagamaan dalam masyarakat, (2) menumbuhkan rasa tanggung
jawab dalam lingkungan hidup, dan (3) memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam
kehidupan bermasyarakat. Pengembangan sebagai warga negara
mencakup upaya untuk: (1) mengembangkan perhatian dan pengetahuan
menyangkut hak dan kewajiban sebagai warga negara RI, (2)
menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan
negara, (3) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk:
(1) meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
(2) meningkatkan kesadaran tentang HAM, (3) memberi pengertian
tentang ketertiban dunia, (4) meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
persahabatan antarbangsa, dan (5) mempersiapkan peserta didik untuk
menguasai isi kurikulum (Ahman, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
B. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP
1. Pendidikan Karakter Secara Terpadu di SMP
Suyanto (2010; 24) menegaskan bahwa pendidikan karakter secara
terpadu di SMP dilaksanakan melalui proses pembelajaran, manajemen
sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Berikut merupakan uraian
dari tiga hal tersebut.
a) Pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran
Pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran
adalah pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran,
baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua
mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang
ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai dan
menjadikannya perilaku.
Dalam struktur kurikulum SMP, pada dasarnya setiap mata
pelajaran memuat mater-materi yang berkaitan dengan karakter.
Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait
langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu
pendidikan Agama dan pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara
langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu
menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai.
Integrasi pendidikan karakter pada mata mata-mata pelajaran di SMP
mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-
hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian.
b) Pendidikan karakter secara terpadu melalui manajemen sekolah
Menurut H. Koontz & O’Donnel (Suyanto, 2010), manajemen
berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui
dan dengan orang lain. Hampior senada dengan pendapat Siregar 1987
(dalam Panduan Pendidikan Karakter di SMP, 2010), menyatakan
bahwa manajemen adalah proses yang membeda-bedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerkan pelaksanaan dan
pengendalian, dengan memanfaatkan ilmu dan seni, agar tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Manajemen juga didefinisikan sebagai
sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam manajemen terkandung pengertian pemanfaatan
sumberdaya untuk tercapainya tujuan. Sumberdaya adalah unsur-
unsur dalam mnajemen, yaitu manusia (man), bahan (materials),
mesin/peralatan (machines), metode/cara kerja (methods), modal uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(money), informasi (information). Sumberdaya bersifat terbatas,
sehingga tugas manajer adalah mengelola keterbatasan sumber daya
secara efesien dan efektif agar tujuan tercapai.
Proses manajemen adalah proses yang berlangsung terus
menerus, dimulai dari membuat perencanaan dan pembuatan
keputusan (planning), mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki
(organizing), menerapkan kepemimpinan untuk menggerakan
sumberdaya (actuating), melaksanakan pengendalian (controlling).
Proses diatas sering disebut POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling). Dalam konteks dunia pendidikan yang dimaksud dengan
manajemen pendidikan/sekolah adalah suatu proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
pendidikan itu sendiri.
Sebagai suatu sistem pendidikan, maka dalam pendidikan
karakter juga terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang selanjutnya
akan dikelola melalui bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian. Unsur-unsur pendidikan karakter yang akan
dikendalikan tersebut antara lain meliputi: (a) nilai-nilai karakter
kompetensi lulusan, (b) muatan kurikulum nilai-nilai karkakter, (c)
nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, (d) nilai-nilai karakter
pendidik dan tenaga kependidikan, (e) nilai-nilai karakter pembinaan
kepesertadidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang
terpadu dengan manajemen sekolah antara lain: (a) pelanggaran tata
tertib yang berimplikasi pada pengurangan nilai dan
hukuman/pembinaan, (b) penyedian tempat-tempat pembuangan
sampah, (c) penyelenggaraan katin kejujuran, (d) penyediaan kotak
saran, (e) penyediaan sarana ibadah dan pelaksanaan ibadah, (f) jabat
tangan setiap pagi saat siswa memasuki gerbang sekolah, dan bentuk-
bentuk kegiatan lainnya.
c) Pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan
kesiswaan
Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di
luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidikan dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Visi kegitan pembinaan kesiswaan adalah berkembangnya
potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian
dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga, dan masyarakat. Misi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah
(1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan
atau kelompok.
Fungsi kegiatan pembinaan kesiswaan meliputi:
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan pembinaan kesiswaan untuk
mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan pembinaan siswa untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan pembinaan siswa untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirrakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan pembinaan siswa untuk
mengembangkankesiapan karir peserta didik.
2. Langkah Pendidikan Karakter di SMP
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pendidikan karakter di
SMP, meliputi perencanaan, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
a. Perencanaan
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap penyusunan
rancangan, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat
merealisasikan pendidika karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang
perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta
didik direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a)
terpadu dengan pembelajaran pada mata pelajaran, (b) terpadu
dengan pembelajaran pada manajemen sekolah, (c) terpadu
melalui kegiatan pembinaan kesiswaan.
2) Mengembangkan materi pendidkan karakter untuk setiap jenis
kegiatan di sekolah.
3) Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di
sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator,
pendektatan pelaksanaan, evaluasi).
4) Menyediakan fasilitas pendukung pelaksanaan program
pendidikan karakter di sekolah.
Perencanaan kegiatan program pendidikan karakter di sekolah
mengacu pada jenis-jenis kegiatan, yang setidaknya memuat unsur-
unsur tujuan, sasaran kegiatan, substansi kegiatan, pelaksanaan
kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, mekanisme pelaksanaan,
keorganisasian, waktu dan tempat, serta fasilitas pendukung.
b. Implementasi
1) Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada
semua mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma,
iman dan ketaqwaab, dll) diimplementasikan dalam pembelajaran
mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait, seperti Agama, PKn,
IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lain-lainnya. Hal ini dimulai dengan
pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara nyata
oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pembnentukan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma,
iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan dalam aktivitas
manajemen sekolah, seperti pengelolaan siswa, regulasi/peraturan
sekolah, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi,
serta pengelolaan lainnya.
3) Pembentukan karakter yang terpadu dengan kegiatan pembinaan
kesiswaan.
Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat
pembentukan karakter antara lain:
1. Olah raga (spak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja,
futsal, dll),
2. Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah,
kebaktian, perayaan ekaristi/misa, dll),
3. Seni budaya (menari, menyanyi, melukis, teater, dll),
4. KIR,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
5. Kepramukaan,
6. Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik (LDKS),
7. Palang Merah Remaja (PMR),
8. Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRA)
9. Kesehatan, dan lain-lainnya.
c. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring merupakan serangkaian kegiatan untuk memantau
proses pelaksanaan program pembinaan pendidikan karakter. Fokus
kegiatan monitoring adalah pada kesesuaian proses pelaksanaan
program pendidikan karakter berdasarkan tahapan atau prosedur yang
telah ditetapkan. Evaluasi cenderung untuk mengetahui sejauhmana
efektifitas program pendidikan karakter berdasarkan pencapaian
tujuan yang telah ditentukan. Hasil monitoring digunakan sebagai
umpan balik untuk menyempurnakan proses pelaksanaan program
pendidikan karakter.
Monitoring dan evaluasi secara umum bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembinaan
pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yamg telah
ditetapkan. Lebnih lanjut secara rinci tujuan monitoring dan evaluasi
pembentukan karakter adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara lansung
keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2) Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah
secara umum.
3) Melihat kendala-kendala yang terjadi dalam pelakanaan program
dan mengidentifikasi masalah yang ada, dan selanjutnya mencari
solusi yang komprehensif agar program pendidikan karakter
dapat tercapai.
4) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di
lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan
pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan.
5) Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk
bahan pembinaan dan peningkatan kualitas program pembentukan
karakter.
6) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program
pembinaan pendidikan karakter di sekolah.
d. Tindak lanjut
Hasil monitoring dan evalusi dari implementasi program
pembinaan pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk
menyempurnakan program, mekanisme pelaksanaan, dukungan
fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekalah yang terkait
dengan implementasi program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Perencanaan Pembelajaran Terntegrasi Pendidikan Karakter di
SMP
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus,
RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Cara
yang mudah untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang
berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi silabus,
RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan
menambahkan/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat
memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya pentingnya nilai-nilai, dan
diinternalisasinya nilai-nilai.
Berikut adalah contoh model silabus, RPP, dan bahan ajar yang
telah mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalamnya.
a. Silabus
Silabus dikembangkan dengan rujukan utama Standar Isi
(Permendiknas nomor 22 tahun 2006). Silabus memuat SK, KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dirumuskan di dalam silabus pada
dasarnya ditujukan untuk memfasilitasi peserta didik menguasai
SK/KD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Agar juga memfasilitasi terjadinya pembelajaran yang
membantu peserta didik mengembangkan karakter, setidak-tidaknya
perlu dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus berikut: (1)
penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada
kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter, (2)
penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada
indikator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal
karakter, (3) penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian
sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengembangkan dan/atau
mengukur perkembangan karakter.
Penambahan dan/atau adaptasi kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian, dan teknik penilaian harus memperhatikan
kesesuaiannya dengan SK dan KD yang harus dicapai oleh peserta
didik. Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik
penilaian yang ditambahkan dan/atau hasil modifikasi tersebut harus
bersifat lebih memperkuat pencapaian SK dan KD tetapi sekaligus
mengembangkan karakter.
b. RPP
RPP disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan
oleh sekolah. RPP secara umum tersusun atas SK, KD, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Seperti yang
terumuskan pada silabus, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber
belajar, dan penilaian yang dikembangkan di dalam RPP pada
dasarnya dipilih untuk menciptakan proses pembelajaran untuk
mencapai SK dan KD. Oleh karena itu, agar RPP memberi petunjuk
pada guru dalam menciptakan pembelajaran yang berwawasan pada
pengembangan karakter, RPP tersebut perlu diadaptasi.
Seperti pada adaptasi terhadap silabus, adaptasi yang dimaksud
antara lain meliputi: (1) Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan
pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang
mengembangkan karakter, (2) Penambahan dan/atau modifikasi
indikator pencapaian sehingga ada indikator yang terkait dengan
pencapaian peserta didik dalam hal karakter, (3) Penambahan
dan/atau modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian
yang dapat mengembangkan dan/atau mengukur perkembangan
karakter.
c. Bahan/buku ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang
paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada
proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-
mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan
pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar,
tanpa melakukan adaptasi yang berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Melalui program Buku Sekolah Elektronik atau buku murah,
dewasa ini pemerintah telah membeli hak cipta sejumlah buku ajar
dari hampir semua mata pelajaran yang telah memenuhi kelayakan
pemakaian berdasarkan penilaian BSNP dari para penulis/penerbit.
Guru wajib menggunakan buku-buku tersebut dalam proses
pembelajaran. Untuk membantu sekolah mengadakan buku-buku
tersebut, pemerintah telah memberikan dana buku teks kepada
sekolah melalui dana BOS.
Walaupun buku-buku tersebut telah memenuhi sejumlah
kriteria kelayakan - yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan
grafika – bahan-bahan ajar tersebut masih belum secara memadai
mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Apabila guru
sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran dengan
berpatokan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran pada buku-buku
tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum berjalan. Oleh
karena itu, sejalan dengan apa yang telah dirancang pada silabus dan
RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu
diadaptasi. Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru
adalah dengan cara menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus
dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya adalah dengan
mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar yang
dipakai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Sebuah kegiatan belajar (task), baik secara eksplisit atau
implisit terbentuk atas enam komponen. Komponen-komponen yang
dimaksud adalah: (1) tujuan, (2) input, (3) aktivitas, (4) pengaturan
(setting), (5) peran guru, (6) peran peserta didik.Dengan demikian,
perubahan/adaptasi kegiatan belajar yang dimaksud menyangkut
perubahan pada komponen-komponen tersebut.
Secara umum, kegiatan belajar yang potensial dapat
mengembangkan karakter peserta didik memenuhi prinsip-prinsip
atau kriteria berikut.
1) Tujuan
Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai
adalah apabila tujuan kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi
pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh karenanya, guru perlu
menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar
dengan pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya kejujuran,
rasa percaya diri, kerja keras, saling menghargai, dan sebagainya.
2) Input
Input dapat didefinisikan sebagai bahan/rujukan sebagai titik
tolak dilaksanakannya aktivitas belajar oleh peserta didik. Input
tersebut dapat berupa teks lisan maupun tertulis, grafik, diagram,
gambar, model, charta, benda sesungguhnya, film, dan
sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah
yang tidak hanya menyajikan materi/pengetahuan, tetapi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
juga menguraikan nilai-nilai yang terkait dengan
materi/pengetahuan tersebut.
3) Aktivitas
Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh peserta didik
(bersama dan/atau tanpa guru) dengan input belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu
peserta didik menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-
aktivitas yang antara lain mendorong terjadinya autonomous
learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang
memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada siswa
secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai.
Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat
demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatan/observasi,
debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.
4) Pengaturan (Setting)
Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di
mana kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara
individu, berpasangan, atau dalam kelompok. Masing-masing
setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting
waktu penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya akan
menjadikan peserta didik terbiasa kerja dengan cepat sehingga
menghargai waktu dengan baik. Sementara itu kerja kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama,
saling menghargai, dan lain-lain.
5) Peran guru
Peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar biasanya
tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran guru
pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena
cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan
inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan
pembelajaran apabila buku guru tidak tersedia.
Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai
oleh siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator,
partisipan, dan pemberi umpan balik. Mengutip ajaran Ki Hajar
Dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien
mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa
sung tuladha (di depan guru berperan sebagai teladan/memberi
contoh), ing madya mangun karsa (di tengah-tengah peserta didik
guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka), tut
wuri handayani (di belakang guru memberi daya semangat dan
dorongan bagi peserta didik).
6) Peran peserta didik
Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan belajar
pada buku ajar, peran siswa biasanya tidak dinyatakan secara
eksplisit juga. Pernyataan eksplisit peran siswa pada umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan
secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran
siswa pada kebanyakan kegiatan pembelajaran.
Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi
peduli, dan menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi
peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain
sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-
hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb.
4. Kegiatan Pengembangan Diri Terintegrasi Pendidikan Karakter
Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan bagian dari proses
pendidikan karakter di sekolah dan peningkatan mutu pendidikan.
Kegiatan pembinaan kesiswaan dirancang dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah yang memperkuat penguasaan kompetensi dan
memperkaya pengalaman belajar peserta didik dengan tetap membentuk
nilai-nilai yang sesuai dengan karakter bangsa.
Dengan demikian, pembinaan kesiswaan di SMP perlu didukung
oleh sumber daya yang relevan dengan situasi dan kondisi sekolah serta
perkembangan peserta didik. Artinya, pembinaan kesiswaan dalam rangka
membentuk karakter akan sangat bergantung kepada faktor-faktor seperti:
(a) pemahaman pendidik terhadap kondisi obyektif peserta didik; (b)
tingkat penguasaan kompetensi pendidik; (c) tujuan yang akan dicapai; (d)
proses pelaksanaan yang direncanakan; (e) materi kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dikembangkan; dan (f) dukungan kelembagaan sekolah, baik berupa
tenaga, dana, maupun sarana/prasarana pembinaan karakter.
Bagian berikut akan mendiskusikan implementasi pendidikan
karakter melalui pembinaan kesiswaan dengan berbagai kegiatan yang
dapat dilaksanakan oleh sekolah.
a. Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
Manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila tidak
dapat terwujud secara tiba-tiba. Manusia yang beriman, bertakwa dan
berakhlak mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama
melalui proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan
pendidikan agama. Proses pendidikan ini terjadi dan berlangsung
seumur hidup baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di
masyarakat.
Melalui proses pendidikan, setiap warga negara Indonesia
dibina dan ditingkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta akhlak mulianya. Dengan demikian,
meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan berakhlak mulia, sebagai
salah satu unsur tujuan pendidikan nasional mempunyai makna dalam
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang kita dambakan.
Upaya pendidikan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya, memberikan makna perlunya pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
seluruh dimensi aspek kepribadian secara serasi, selaras, dan
seimbang. Konsep manusia seutuhnya harus dipandang memiliki
unsur jasad, akal, dan kalbu serta aspek kehidupannya sebagai
makhluk individu, sosial, susila, dan agama. Kesemuanya harus
berada dalam kesatuan integralistik yang bulat. Pendidikan agama
perlu diarahkan untuk mengembangkan iman, akhlak, hati nurani,
budi pekerti serta aspek kecerdasan dan keterampilan sehingga
terwujud keseimbangan. Dengan demikian, pendidikan agama secara
langsung akan mampu memberikan kontribusi terhadap seluruh
dimensi perkembangan manusia.
Tujuan dari pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa adalah: 1) Memberikan pengetahuan,
pemahaman, dan pengalaman melaksanakan pembiasaan keimanan
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan
sehari-hari, 2) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT, serta berakhlak mulia, 3) Menanamkan akhlak mulia kepada
peserta didik melalui kegiatan pembiasaan positif, 4) Mengamalkan
nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah,
di rumah maupun di masyarakat.
Contoh Kegiatan Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Permendiknas Nomor 39 Tahun
2008 adalah: 1) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan
agama masing-masing, 2) Memperingati hari hari besar keagamaan ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3) Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama, 4.
Membina toleransi kehidupan antar umat beragama, 5) Mengadakan
kegiatan lomba yang bernuansa kegamaan, 6) Mengembangkan dan
memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah. Adapun nilai
karakter yang dibentuk dengan berbagai contoh kegiatan di atas
adalah nilai “religius‟ (misalnya iman, takwa, tawakkal, sabar,
ikhlas).
b. Masa Orientasi Siswa (MOS)
Hari-hari pertama masuk sekolah merupakan bagian dari
hari efektif belajar yang perlu diarahkan dan diisi kegiatan yang
bermanfaat, namun tetap dalam suasana gembira dan
menyenangkan serta bernilai positif bagi segenap warga sekolah.
Kegiatan hari-hari pertama masuk sekolah ini diberi nama
Masa Orientasi Siswa (MOS). MOS merupakan serangkaian
kegiatan pertama masuk sekolah pada setiap awal tahun pelajaran
baru yang berlangsung selama 3 hari. Penyelenggaraan MOS di
setiap wilayah, dapat direncanakan dan diatur sesuai dengan
kondisi dan situasi sekolah masing-masing.
Fungsi Masa Orientasi Siswa untuk Sekolah Menengah
Pertama adalah sebagai berikut: 1) Mempersiapkan siswa sebagai
warga sekolah yang baik melalui pengenalan sekolah dan
lingkungannya, serta peraturan yang berlaku di sekolah.
Selanjutnya diharapkan siswa dapat bersikap dan bertingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sesuai dengan nilai-nilai luhur dan dapat melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan baik, 2) Meningkatkan pemahaman dan
partisipasi siswa dalam mendukung terwujudnya sekolah sebagai
lingkungan pendidikan, yakni sebagai tempat proses pembudayaan
kehidupan, meningkatkan dan melaksanakan prinsip-prinsip 7 K
(Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan,
Kerindangan dan Keselamatan/Kesehatan), sehingga memiliki rasa
bangga dan senang menjaga nama baik sekolahnya.
Tujuan umum kegiatan Masa Orientasi Siswa adalah agar
para siswa baru lebih mengenal kehidupan lingkungan sekolah,
dapat segera menyatu dengan warga sekolah, mengetahui hak dan
kewajiban sebagai warga sekolah, sehingga siswa lebih cepat
beradaptasi dengan kegiatan belajar mengajar, serta mampu
berperan aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan di sekolah.
Secara khusus tujuan kegiatan MOS yaitu sebagai berikut:
1) Membantu siswa baru mengenal lingkungan sekolah secara
mendalam dan lebih dekat, sehingga tercipta suasana edukatif dan
kondusif; 2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa
tentang tatakrama dan tata tertib yang berlaku di sekolah,
khususnya pengertian, ruang lingkup tatakrama serta pentingnya
menghargai dan menghormati sesama manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial; 3) Agar siswa mengenal, memahami
dan melaksanakan program studi di sekolah, khususnya cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
belajar yang baik, matrikulasi (bridging course), dapat
memanfaatkan perpustakaan dan laboratorium, serta mampu
menyusun dan melaksanakan program belajar atau jadwal belajar;
4) Menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan yang demokratis;
dan 5) Memotivasi siswa baru agar merasa bangga dan merasa
memiliki terhadap sekolahnya sehingga tumbuh rasa tanggung
jawab untuk menjaga, merawat serta menjaga nama baik sekolah.
Contoh-contoh kegiatan yang dilaksanakan selama MOS
diantaranya: 1) pertemuan perkenalan dengan kepala sekolah, guru,
pegawai, pengurus OSIS; 2) pengenalan dan observasi terhadap
sarana dan prasarana sekolah; 3) pengenalan terhadap sistem
pembelajaran dan pembinaan kesiswaan di sekolah; 4) pengenalan
terhadap kalender akademik sekolah; 5) Pengenalan terhadap
peraturan dan tata tertib sekolah; 6) unjuk keberanian siswa baru
dalam bidang sains, olah raga, seni dan bahasa;
Adapun nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui
kegiatan Masa Orientasi Siswa diantaranya adalah percaya diri,
patuh pada aturan-aturan sosial, disiplin, bertanggungjawab, cinta
ilmu, santun, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.
c. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya
organisasi siswa yang ada di sekolah. OSIS di suatu sekolah tidak
mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar
sekolah.
OSIS sebagai suatu sistem merupakan tempat siswa
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. OSIS juga sebagai
kumpulan siswa yang mengadakan koordinasi dalam upaya
menciptakan suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Sebagai salah satu upaya pembinaan kesiswaan, OSIS
berperan sebagai wadah, penggerak/motivator, dan bersifat
preventif.
1) Sebagai Wadah
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah
kegiatan siswa di sekolah. Oleh sebab itu, OSIS dalam
mewujudkan fungsinya sebagai wadah harus melakukan upaya-
upaya bersama dengan kegiatan lain, misalnya dalam kegiatan
latihan kepemimpinan siswa. Tanpa saling bekerjasama dengan
kegiatan lain, peranan OSIS sebagai wadah kegiatan kesiswaan
tidak akan berlangsung.
2) Sebagai penggerak/motivator
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya
keinginan, semangat para siswa untuk berbuat, dan pendorong
kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS menjadi
penggerak apabila para pembina dan pengurus mampu
membawa OSIS selalu memenuhi kebutuhan yang diharapkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap
ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang
terpenting memberikan kepuasan kepada anggota.
3) Peranan yang bersifat preventif
Peran OSIS secara internal dapat menggerakkan sumber daya
yang ada, secara eksternal mampu beradaptasi dengan
lingkungan, seperti: menyelesaikan persoalan perilaku
menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara
preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala
ancaman yang datang dari dalam maupun luar. Peranan
preventif OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai
pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa
manfaat sebagai berikut: 1) Meningkatkan kesadaran berbangsa,
bernegara dan cinta tanah air, 2) Meningkatkan kepribadian dan
budi pekerti luhur, 3) Meningkatkan kemampuan berorganisasi,
pendidikan politik dan kepemimpinan, 4) Meningkatkan
keterampilan, kemandirian dan percaya diri, 5) Menghargai dan
menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan
kreasi seni.
Beberapa contoh kegiatan pembinaan kesiswaan yang
disebutkan dalam Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 yang dapat
dilaksanakan OSIS bagi peserta didik SMP diantaranya adalah: 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS
sesuai dengan tugasnya masing-masing, 2) Melaksanakan gotong
royong dan kerja bakti (bakti sosial), 3) Mengadakan lomba mata
pelajaran/program keahlian, 4) Menyelenggarakan kegiatan
ilmiah, 5) Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel
yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), 6)
Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke
tempat-tempat sumber belajar, 7) Melaksanakan latihan
kepemimpinan siswa, 8) Melaksanakan kegiatan kelompok belajar,
diskusi, debat dan pidato, 9) Melaksanakan penghijauan dan
perindangan lingkungan sekolah, 10) Meningkatkan kreativitas dan
ketrampilan dalam menciptakan suatu barang menjadi lebih
berguna, 11) Meningkatkan kreativitas dan ketrampilan di bidang
barang dan jasa, 12) Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit
produksi, 13) Melaksanakan praktek kerja nyata
(PKN)/pengalaman kerja lapangan (PKL)/ praktek kerja industri
(Prakerim), 14) Meningkatakan kemampuan ketrampilan siswa
melalui sertifikasi kompetensi siswa berkebutuhan khusus.
Dengan berbagai contoh kegiatan di atas, beberapa nilai
karakter yang dapat dikembangkan antara lain adalah percaya diri,
kerjasama, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggungjawab,
disiplin, demokratis, berjiwa wirausaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
d. Penegakan Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Akademik dan
Sosial Sekolah
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan
small community, suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga
gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu diwujudkan
dalam tata kehidupan sekolah. Salah satu di antaranya melalui
pendidikan budi pekerti yang dilakukan (in-action), bukan semata-
mata yang dipersepsi. Oleh karena itu, setiap sekolah harus
memikirkan cara-cara mewujudkan pendidikan budi pekerti agar
peserta didik betul-betul dapat mempraktikkan norma dan/atau
nilai yang sesuai dengan agama dan budaya bangsa Indonesia.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah
menyusun tatakrama dan tata kehidupan sosial sekolah yang
merupakan acuan norma yang harus dibuat dan dilaksanakan oleh
setiap sekolah. Acuan ini bukan hanya mencakup tata tertib
sekolah sebagaimana yang berlaku seperti sekarang ini, tetapi
meliputi semua aspek tata kehidupan sosial sekolah yang mengatur
tata hubungan antara siswa-siswi, siswa-guru, guru-guru, kepala
sekolah-siswa/guru/pegawai sekolah, dan warga sekolah-
masyarakat.
Tujuan kegiatan penegakan tatakrama dan tata tertib
kehidupan akademik dan sosial sekolah adalah untuk memberikan
rambu-rambu kepada sekolah dalam: 1) Memahami dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pemikiran pentingnya pendidikan budi pekerti in-action dalam
praktik kehidupan sekolah untuk membentuk akhlak dan
kepribadian siswa melalui penciptaan iklim dan kultur; 2)
Memahami acuan nilai dan norma serta aspek-aspek yang perlu
dikembangkan dalam menyusun tatakrama dan tata tertib sekolah
bagi siswa, tata kehidupan akademik dan sosial sekolah bagi kepala
sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta tata hubungan
sekolah dengan orangtua dan masyarakat pada umumnya; 4)
Menyusun tatakrama dan tata tertib kehidupan akademik dan sosial
sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma agama, nilai
kultur dan sosial kemasyarakatan setempat, serta nilai-nilai yang
mendukung terwujudnya sistem pembelajaran yang efektif di
sekolah; dan 5) Melaksanakan tatakrama dan tata tertib kehidupan
akademik dan sosial sekolah secara tepat dengan
mengorganisasikan semua potensi sumber daya yang tersedia
untuk membudayakan akhlak mulia dan budi pekerti luhur,
memonitor dan mengevaluasi secara berkesinambungan, dan
memanfaatkan hasilnya untuk kenaikan kelas dan ketamatan
belajar siswa.
Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan sekolah dalam
rangka menegakkan tatakrama dan tata tertib kehidupan akademik
dan sosial sekolah antara lain: 1) Melaksanakan tata tertib dan
kultur sekolah, 2) Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tatakrama pergaulan, 3) Menumbuhkembangkan sikap hormat dan
menghargai warga sekolah. Diantara nilai-nilai karakter yang dapat
dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah disiplin, santun,
jujur, sadar akan hak dan kewajiban orang lain, peduli sosial dan
lingkungan.
e. Kepramukaan
Kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk
kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis
yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya adalah
untuk pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan melalui
Gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah dan
merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan
mengajar di sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini dapat
dilakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila,
pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti
luhur, berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran
jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni,
tenggang rasa dan kerjasama.
Tujuan pembinaan kegiatan pembinaan kesiswaan di
bidang kepramukaan di sekolah adalah untuk menunjang kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
belajar mengajar, khususnya dalam pembentukan watak dan
kepribadian siswa.
Diantara kegiatan pendidikan karakter yang dapat
dilaksanakan melalui kegiatan kepramukaan ini adalah: 1)
Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap
sesame, 2) Melaksanakan kegiatan 7 K (Keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan,
3) Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah,
4) Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan,
dang semangat perjuangan para pahlawan, 5) Melaksanakan
kegiatan bela negara, 6) Menjaga dan menhormati simbol-simbol
dan lambang-lambang negara.Nilai-nilai karakter yang dapat
dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah demokratis,
percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai
keberagaman, mandiri, bekerja keras, disiplin, bertanggung jawab.
f. Upacara Bendera
Upacara bendera di sekolah adalah kegiatan pengibaran/
penurunan bendera kebangsaan Republik Indonesia Sang Merah
Putih, dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah
ditentukan, yang dihadiri oleh siswa, aparat sekolah, serta
diselenggarakan secara tertib dan khidmat di sekolah.
Kegiatan upacara bendera merupakan salah satu upaya
pendidikan yang dapat mencakup pencapaian berbagai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pendidikan. Sikap disiplin, kesegaran jasmani dan rohani,
keterampilan gerak, keterampilan memimpin dan pengembangan
sifat bersedia dipimpin adalah merupakan hal-hal yang dapat
diperoleh melalui kegiatan upacara bendera. Melalui upacara
bendera diharapkan dapat mempertebal semangat kebangsaan,
cinta tanah air, patriotisme dan idealisme serta meningkatkan peran
serta siswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dilihat dari berbagai manfaat dilaksanakannya upacara
bendera bagi pencapaian tujuan pendidikan, maka upacara bendera
perlu diselenggarakan dengan sebaik-baiknya di sekolah-sekolah,
serta dibina secara terus-menerus agar terselenggara secara
sempurna. Maksud dilaksanakannya upacara bendera di sekolah
adalah untuk mengusahakan pencapaian tujuan pendidikan
nasional dan memantapkan sekolah sebagai wiyatamandala.
Sedangkan tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan upacara
bendera di sekolah yaitu: 1) Membiasakan bersikap tertib dan
disiplin, 2) Membiasakan berpenampilan rapi, 3) Meningkatkan
kemampuan memimpin, 4) Membiasakan kesediaan dipimpin, 5)
Membina kekompakan dan kerjasama, 6) Mempertebal rasa
semangat kebangsaan.
Diantara kegiatan pendidikan karakter yang dapat
dilaksanakan melalui kegiatan upacara bendera adalah: 1)
Melaksanakan upacara bendera pada hari senin dan /hari sabtu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
serta hari – hari besar nasional, 2) Menyayikan lagu–lagu nasional
(Mars dan Hymne), 3) Mengheningkan cipta dan mendoakan para
pahlawan yang telah meninggal dunia, 4) Mendengarkan riwayat
singkat para pahlawan. Nilai-nilai karakter yang dapat dibina
melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah nasionalis dan disiplin.
g. Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wadah dan
program yang sangat efisien untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik (siswa) sedini
mungkin. UKS dilakukan secara terpadu oleh empat Departemen
terkait beserta seluruh jajarannya, baik di pusat maupun di daerah.
Adapun landasan pelaksanaan UKS adalah Surat Keputusan
Bersama (SKB) 4 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan Nasional,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.
Usaha membina, mengembangkan, dan meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
dilaksanakan melalui program pendidikan di sekolah/madrasah
dengan berbagai kegiatan intrakurikuler dan kegiatan pembinaan
kesiswaan, serta melalui usaha-usaha lain di luar sekolah yang
dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
masyarakat.
Tujuan umum dilaksanakannya UKS adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dengan cara meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang
sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Secara khusus, UKS ditujukan untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang
di dalamnya mencakup: 1) Memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta peserta
didik berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan; 2)
Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial; dan 3) Memiliki
daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya,
alkohol (minuman keras), rokok, dan sebagainya.
Ruang lingkup UKS tercermin dalam Tiga Program Pokok
Usaha Kesehatan Sekolah (disebut Trias UKS), yang meliputi: (1)
Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan; (2) Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan; dan (3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan
Sekolah Sehat.
Kegiatan pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan
melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah ini diantaranya adalah:
1) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, 2) Melaksanakan
pencegahan penggunaan minuman keras, merokok, dan penyebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
HIV AIDS, 3) Memberikan informasi tentang pendidikan seks
pada usia remaja, 4) Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja,
5) Melaksanakan hidup aktif, 6) Melakukan diversifikasi pangan,
7.)Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah. Adapun nilai-
nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas
adalah bergaya hidup sehat serta peduli sosial dan lingkungan.
h. Palang Merah Remaja (PMR)
Jiwa dan semangat kemanusiaan perlu ditanamkan sedini
mungkin kepada anak-anak khususnya siswa. Pembinaan dan
pengembangannya juga perlu secara terus menerus dilakukan agar
mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-
tugas kemanusiaan sebagai wujud rasa tanggung jawab.
Pembinaan dan pengembangan jiwa dan semangat
kemanusiaan di kalangan siswa dapat dilakukan melalui
pembinaan dan pengembangan kepalangmerahan. Palang Merah
Remaja (PMR), yang merupakan bagian dari Palang Merah
Indonesia (PMI) merupakan salah satu wadah untuk melakukan
pembinaan dan pengembangan kepalangmerahan kepada siswa,
karena PMR mendidik siswa menjadi manusia yang
berperikemanusiaan dan mempersiapkan kader PMI yang baik dan
mampu membantu melaksanakan tugas kepalangmerahan.
Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dan saga bencana, mempromosikan 7 (tujuh) prinsip Palang
Merah/Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan
kapasitas organisasi PMI.
Mengingat pembinaan PMR terfokus pada pembangunan
karakter, maka standarisasi pelatihan untuk PMR terdapat 7 (tujuh)
materi yang harus dikuasai anggota PMR, yaitu: Gerakan
Kepalangmerahan, Kepemimpinan, Pertolongan Pertama, Sanitasi
dan Kesehatan, Kesehatan Remaja, Kesiapsiagaan Bencana, dan
Donor Darah. Nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui
kegiatan-kegiatan di atas adalah peduli sosial dan lingkungan,
bergaya hidup sehat, disiplin, mandiri.
i. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Pencegahan penyalagunaan Narkoba (narkotika,
psikotropika, dan bahan-bahan adiktif lainya) di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) pada dasarnya merupakan upaya sadar
penciptaan sistem lingkungan pendidikan yang kondusif dalam
bentuk pembelajaran, pembimbingan, dan atau pelatihan yang
membekali pemahaman, pengalaman, keterampilan, dan kontrol
diri pada setiap siswa untuk mencapai mutu kehidupan yang sehat.
Dengan kata lain, pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba
di SMP adalah upaya yang sistematik dan sistemik dalam rangka
menjadikan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang sehat
guna peningkatan mutu sumberdaya manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dalam lingkungan pendidikan yang sehat, para siswa
diharapkan terfasilitasi perkembangan dirinya secara optimal
sehingga menjadi manusia yang produktif serta mampu
menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Tujuan pedidikan pencegahan penyalahgunaan Narkoba di
lingkungan SMP, secara umum adalah untuk mengembangkan
kemampuan warga sekolah dalam berperilaku sehat. Selain itu
pendidikan juga bertujuan memfasilitasi penyaluran energi
psikofisik para siswa secara terencana dan terpadu dalam
keseluruhan program pedidikan di sekolah.
Secara khusus, pendidikan pencegahan penyalahgunaan
narkoba di SMP ditujukan agar para siswa: 1) Memahami tentang
penyalahgunaan narkoba; 2) Mempunyai sikap yang positif dalam
mengembangkan pola perilaku dan hidup yang sehat; dan 3)
Memiliki keterampilan mengelola dan mengontrol diri yang
konstruktif dalam menghindari tantangan penyalahgunaan
Narkoba.
Kegiatan pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan
dalam rangka pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif ini diantaranya adalah: 1) Melaksanakan seminar
tentang pencegahan penyalahgunaan Narkoba; 2) Memutar film-
film dokumenter tentang bahaya dan akibat buruh dari
penyalahgunaan Narkoba; 3) Melakukan kunjungan ke panti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
rehabilitasi Narkoba. Adapun nilai-nilai karakter yang dapat dibina
melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah bergaya hidup sehat, patuh
pada aturan-aturan social.
j. Pembinaan Bakat dan Minat
Sebagian peserta didik di SMP adalah anak-anak yang
mempunyai bakat dan minat yang luar biasa akan tetapi belum
diketahui potensinya itu oleh sekolah. Mereka tidak diketahui
bakat dan minatnya secara dini dan optimal karena tidak ada
wahana yang dapat digunakan untuk memunculkan bakat dan
minat itu di sekolah. Oleh karena itu, salah satu tugas yang dapat
dilakukan sekolah mencari dan memupuk para peserta didik yang
mempunyai bakat dan minat di bidang tertentu untuk dapat
berkembang secara optimal sehingga menjadi aset yang dapat
dibanggakan oleh sekolah dan bahkan oleh negara dan bangsa.
Pembinaan bakat dan minat peserta didik diharapkan dapat
juga mendidik karakter peserta didik sehingga dapat menjadi
manusia yang utuh. Kegiatan yang dapat dilaksanakan sekolah
dalam rangka membina bakat dan minat peserta didik adalah di
bidang sains, olah raga, seni dan bahasa, seperti: 1) mendesain dan
memproduksi media pembelajaran, 2) mengadakan pameran karya
inovatif dan hasil penelitian, 3) mengoptimalkan pemanfaatan
perpustakaan sekolah, 4) membentuk klub sains, seni dan olahraga,
5) menyelenggarakan festival dan lomba seni, 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya, 7)
meningkatkan daya cipta sastra, 8) meningkatkan apresiasi budaya,
9) memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran,
10) menjadikan tik sebagai wahana kreativitas dan inovasi, 11)
melaksanakan lomba debat dan pidato, 12) melaksanakan lomba
menulis dan korespondensi, 13) melaksanakan kegiatan English
day, 14) melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa Inggris,
15) melaksanakan lomba scrabble.
Kegiatan dan kompetisi di bidang sains dapat membina
karakter cinta ilmu, ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif, menghargai karya dan prestasi orang lain. Kegiatan dan
kompetisi di bidang olahraga diharapkan dapat membina karakter
bergaya hidup sehat, disiplin, kerjasama, menghargai karya dan
prestasi orang lain, percaya diri. Kegiatan dan kompetisi di bidang
seni adalah untuk membina karakter menghargai karya dan prestasi
orang lain, menghargai keberagaman, nasionalis, percaya diri.
Sedangkan kegiatan dan kompetisi di bidang bahasa dapat
mendidik siswa untuk mempunyai karakter santun, menghargai
karya dan prestasi orang lain, menghargai keberagaman, nasionalis.
5. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Karakter di SMP
Pada dasarnya pembelajaran merupakan konsep pembelajaran yang
membantu guru dalam mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
nyata, dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Pembelajaran
kontekstual menerapkan sejumlah prinsip belajar. Prinsip-prinsip tersebut
secara singkat dijelaskan berikut ini. (Suyanto, 2010;39)
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa
orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari
pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan
kepercayaan mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya,
pengalaman hidup dan pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman
belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk memperdalam
pengetahuan tersebut.
Pemahaman konsep yang mendalam dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman belajar autentik dan bermakna yang mana
guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mendorong aktivitas
berpikirnya. Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses
„mengkonstruksi‟ bukan „menerima‟ pengetahuan. Dalam proses
pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui
keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat
kegiatan, bukan guru. Pembelajaran dirancang dalam bentuk siswa
bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis
karangan, mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya.
Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah
memfasilitasi proses pembelajaran dengan: (1) Menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi
kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3)
menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar. Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran
dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis
dan logis, mandiri, cinta ilmu, rasa ingin tahu, menghargai orang lain,
bertanggung jawab, dan percaya diri.
b. Bertanya (Questioning)
Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih
baik daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam
pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang
fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji,
dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan
penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk: (1) menggali informasi, baik teknis maupun akademis,
(b) mengecek pemahaman siswa, (c) membangkitkan respon siswa,
(d) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (e) mengetahui hal-
hal yang sudah diketahui siswa, (f) memfokuskan perhatian siswa
pada sesuatu yang dikehendaki guru, dan (g) menyegarkan kembali
pengetahuan siswa. Pembelajaran yang menggunakan pertanyaan-
pertanyaan untuk menuntun siswa mencapai tujuan belajar dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis dan
logis, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, dan
percaya diri.
c. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang
muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui
siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara
pengujian hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun
teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan.
Di dalam pembelajaran berdasarkan inkuiri, siswa belajar
menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan
menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi
validitas data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian
menentukan bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan
penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau teori untuk
mendapatkan konsep.
Langkah-langkah kegiatan inkuiri: (a) merumuskan masalah
(dalam mata pelajaran apapun, (b) mengamati atau melakukan
observasi, (c) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan,
gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain, (d) mengkomunikasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau
yang lain. Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis,
kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain,
santun, jujur, dan tanggung jawab.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat
dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua
siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide,
mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk
membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya.
Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar secara bersama lebih
baik daripada belajar secara individual.
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi
dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar
memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan
sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman
belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi jika tidak ada pihak
yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan
untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu. Semua
pihak mau saling mendengarkan.
Praktik masyarakat belajar terwujud dalam: (a) pembentukan
kelompok kecil, (b) pembentukan kelompok besar (c) mendatangkan
„ahli‟ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, petani, polisi, dan
lainnya), (d) bekerja dengan kelas sederajat, (e) bekerja kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dengan kelas di atasnya, dan (f) bekerja dengan masyarakat.
Penerapan prinsip masyarakat belajar di dalam proses pembelajaran
dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain kerjasama,
menghargai pendapat orang lain, santun, demokratis, patuh pada turan
sosial, dan tanggung jawab.
e. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang
lain berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan tidak jarang
memerlukan siswa untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras
dan mendemonstrasikan apa yang akan dikerjakan siswa. Pada saat
pembelajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar siswa belajar.
Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk mempelajari
sesuatu yang baru. Guru bukan satu-satunya model. Model dapat
dirancang dengan melibatkan siswa.
Contoh praktik pemodelan di kelas: (a) Guru olah raga
memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa, (b) Guru
PKn mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa
diminta bertanya jawab dengan tokoh tersebut, (c) Guru Geografi
menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa
dalam merancang peta daerahnya, (d) Guru Biologi
mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan. Pemodelan
dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan rasa ingin tahu,
menghargai orang lain, dan rasa percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah
siswa pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna
personal siswa sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu
kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang
siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa
menggunakan pengetahuan baru tersebut. Refleksi dapat ditulis di
dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi, atau merupakan kegiatan
kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya seni.
Realisasi refleksi dapat diterapkan, misalnya pada akhir
pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan
refleksi. Hal ini dapat berupa: (a) pernyataan langsung tentang apa-apa
yang diperoleh siswa hari ini, (b) catatan atau jurnal di buku siswa, (c)
kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini, (d) diskusi, (e)
hasil karya. Refleksi dalam pembelajaran antara lain dapat
menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan kritis, mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, dan menghargai pendapat
orang lain.
g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Penilaian autentik sesungguhnya adalah suatu istilah yang
diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif.
Berbagai metode tersebut memungkinkan siswa dapat
mendemonstrasikan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
tugas, memecahkan masalah, atau mengekspresikan pengetahuannya
dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam
dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Berbagai simulasi tersebut
semestinya dapat mengekspresikan prestasi (performance) yang
ditemui di dalam praktek dunia nyata seperti tempat kerja.
Penilaian autentik seharusnya dapat menjelaskan bagaimana
siswa menyelesaikan masalah dan dimungkinkan memiliki lebih dari
satu solusi yang benar. Strategi penilaian yang cocok dengan kriteria
yang dimaksudkan adalah suatu kombinasi dari beberapa teknik
penilaian. Penilaian autentik dalam pembelajaran dapat
mengembangkan berbagai karakter antara lain kejujuran, tanggung
jawab, menghargai karya dan prestasi orang lain, kedisiplinan, dan
cinta ilmu.
6. Pendekatan Experiential Learning
Berbeda dengan kegiatan instruksional (pembelajaran) yang pada
umumnya menekankan prosedur didaktis, implementasi pendidikan
karakter melalui layanan bimbingan kelompok/ klasikal lebih
menekankan penggunaan pendekatan experiential learning, semisal
teknik dinamika kelompok (group dynamic) atau cara-cara kegiatan
kelompok lainnya (Barus; 2008). Penanaman nilai-nilai karakter melalui
kegiatan bimbingan klasikal dengan teknik dinamika kelompok dapat
menumbuhkan kekuatan yang berpengaruh positif bagi para peserta
kegiatan kelompok tersebut, seperti: perasaan aman, harapan memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sesuatu yang berguna, keterbukaan, saling menaruh perhatian, saling
pengertian, saling menerima, kejujuran, empati, dan terarah pada tujuan.
Daya terapeutik yang dikandung dalam kekuatan-kekuatan dinamika
kelompok tersebut dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri
sendiri, dalam sikap, dan perilaku.
Cartwright (Winkel & Hastuti, 2004:549) menunjukkan beberapa
implikasi dari dinamika kelompok yang diterapkan dalam layanan
bimbingan atau konseling kelompok terhadap kerjasama antar peserta
dalam kelompok yang berusaha menghasilkan berbagai perubahan dalam
pribadi para anggota, yaitu rasa keterikatan yang kuat terhadap kelompok;
daya tarik terhadap kegiatan kelompok bagi masing-masing anggota;
relevansi dari sikap, pandangan, dan perilaku yang akan diubah bagi
semua anggota kelompok; penghargaan dari anggota yang satu terhadap
yang lain, sehingga semua sumbangan pikiran dan perasaan diakui dan
diterima; kesepakatan bersama mengenai tuntutan untuk berubah diri dan
ke arah mana perubahan itu harus diusahakan.
Prayitno, dkk (1998:90) menegaskan bahwa penyelenggaraan
layanan bimbingan atau konseling kelompok yang berkualitas melalui
penerapan kegiatan dinamika kelompok yang efektif ditandai dengan
hadirnya suasana kejiwaan yang sehat di antara peserta layanan,
meningkatnya spontanitas, lahirnya perasaan positif (seperti senang,
gembira, rileks, nikmat, puas, bangga), meningkatkan minat atau gairah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya
katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sosial.
7. Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP
Kurniasih (2014:138-140) menjelaskan bahwa keterlaksanaan
pendidikan karakter terintegrasi di sekolah masih memiliki hambatan-
hambatan. Hambatan-hambatan yang dimaksud berasal dari berbagai
aspek yang saling berkaitan. Beberapa aspek tersebut adalah tenaga
pendidik, manajemen, pembelajaran, penilaian, pendanaan, tanggapan atau
umpan balik dari masyarakat, sarana dan prasarana, serta kegiatan
ekstrakurikuler.
Beberapa hambatan-hambatan diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) timbulnya kecemasan khususnya guru yang mata pelajarannya dihapus
(KKPI, IPA, Kewirausahaan) terancam sertifikasinya dicabut; (2) sebagian
besar guru masih terbiasa mengajar secara konvensional; (3) penguasaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran masih terbatas;
(4) guru yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensi akademik; (5)
guru tidak tertantang/tidak siap dengan perubahan; (6) kurangnya
kemampuan guru dalam proses penilaian sikap, keterampilan, dan
pengetahuan secara holistic; (7) kreatifitas guru berkurang da nada
kemungkinan terjadi ketidaksesuaian antara teks buku dengan kebutuhan
pembelajaran; (8) kreatifitas dalaam pengembangan silabus berkurang; (9)
tingkat keaktifan dan motivasi siswa belum merata; (10) sekolah tidak
mandiri dalam menyikapi kurikulum; (11) KBM saat ini pada umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
masih konvensional; (12) pembelajaran masih berpusat pada kognitif; (13)
penilaian membutuhkan perangkat portofolio yang lengkap dan waktu
pengamatan; (13) belum semua guru memahami system penilaian sikap
dan keterampilan; (14) beban kerja guru semakin bertambah; (15)
kebutuhan dana menjadi lebih besar dan tinggi; (16) kurangnya sarana dan
prasarana yang mendukung; (17) ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler,
terkhusus pramuka yang menjadi beban da nada unsur keterpaksaan.
C. Konsep Kurikulum 2013, Manajemen dan Proses Manajemen
1. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan
aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Pada dasarnya konsep
kurikulum baru 2013 sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu
yang baru. Konsep kurikulum baru ini di nilai sudah pernah muncul
dalam kurikulum dulu yang pernah digunakan.
Ada tiga konsep tentang kurikulum 2013, yaitu:
a. Kurikulum sebagai suatu substansi
Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan berlajar bagi
murid-murid sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan
bahan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi.
b. Kurikulum 2013 sebagai suatu sistem
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan,
sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja
bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
kurikulum adalah tersusunya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah bagaiman memelihara kurikulum agar tetap
dinamis.
c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum
Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan
dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.
Mereka yang mendalami bidang kurikulum, mempelajari konsep-
konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan
berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-
hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi
kurikulum.
Titik berat kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya (wawancara), bernalar, dan mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui
setelah menerima materi pembelajaran.
Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif,
psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling
melengkapi. Kurikulum baru tersebut akan diterapkan untuk seluruh
lapisan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah
Atas maupun Kejuruan. Untuk semua mata pelajaran siswa sudah tidak
lagi banyak menghafal, tetapi lebih bayak kurikulum berbasis sains. Pada
intinya orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya
kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan.
2. Manajemen dan Proses Manajemen
Proses manajemen adalah kegiatan dasar yang berhubungan secara
integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu
proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan
proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara
ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari
pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen. Newman, 1951
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan organisasi diperlukan proses dasar
manajerial yang baik. Manajeman yang baik meliputi beberapa tahapan
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, yakni planning,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
organizing, staffing, dan directing. Jadi, manajemen merupakan sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien.
Proses manajemen adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan. Proses manajemen yang baik ditentukan dengan
proses perencanaan yang baik. Perencanaan merupakan proses pemilihan
informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan
datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Newman, 1951
menyebutkan beberapa hal yang penting dilakukan dalam perencanaan
yang baik. Beberapa hal tersebut adalah identify the need (identifikasi
kebutuhan/penetapan tujuan), analysis of the situatio (merumuskan
keadaan saat ini), review of alternatives (identifikasi pendukung dan
penghambat), dan course of action (mengembangkan rangkaian tindakan
untuk mencapai tujuan.
Proses manajemen selanjutnya ialah pengorganisasian. Hal dasar
yang tidak boleh dilupakan dalam proses pengorganisasian adalah
pembagian pekerjaan dan membangun hubungan antar individu.
Pengorganisasian menghasilkan struktur organisasi dengan unsur
pembagian kerja, pemberian tanggung jawab, peran anggota organisasi,
efektivitas anggota organisasi, keuntungan dan kerugian, lingkungan
tempat pelaksanaaan kerja, dan keterkaitan antara anggota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Proses manajemen selanjutnya adalah staffing. Pemilihan,
pengembangan, penugasan, dan retensi kompetensi pegawai adalah aspek
utama dalam administrasi sekolah. Oleh karena itu, beberapa hal penting
yang perlu dilakukan dalam pembentukan anggota organisasi adalah
menentukan kebutuhan, penyeleksian dan status, pengembangan setiap
personil, dan membangun semangat kerja. Prinsip staffing adalah
penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan kemapuannya pada bidang
dan waktu yang tepat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa staffing merupakan
proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan (recruitment),
penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi.
Proses manajemen selanjutnya adalah directing. Directing
merupakan proses memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang
dibuat. Beberapa hal yang penting dalam directing adalah
wewenang/otoritas, komunikasi, dan koordinasi.dalam koordinasi ada hal-
hal yang perlu diperhatikan yaitu rentan kendali (span of control), hirarki
organisasi, dan adanya kesatuan komando.
Selain empat tahapan manajemen di atas, ada beberapa hal juga
yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses manajemen, yaitu
supervising dan pengendalian. Supervising merupakan interaksi langsung
antara individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja
kerja serta tujuan organisasi tersebut. Sedangkan, pengendalian adalah
proses penetapan apa yang hendak dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Selama 6 (enam) tahun berturut-turut, dengan bantuan dana PHB dari
DP2M Dikti, Gendon Barus telah mengembangkan Model Prosedur
Pengembangan dan Implementasi Program BK di SD (2008-2010) dan
Model Evaluasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD (2010-2012).
Hasil-hasil penelitian telah dipublikasikan pada jurnal terakreditasi Widya
Dharma (dalam 3 edisi terbitan) dan Jurnal PEP PPs UNY, serta Jurnal
Penelitian LPPM USD (2 edisi terbitan).
Buku Kumpulan Modul Pengembangan Diri Sarana Implementasi
Layanan Bimbingan dan Konseling Nuansa Karakter di SD (2011) ISBN 978-
979-1088-62-6 Penerbit USD, merupakan produk konkrit hasil penelitian
tersebut yang sudah tersebar secara nasional, di dalamnya para guru kelas di
tataran SD telah dipandu untuk mengaktualkan penyajian pendidikan karakter
secara efektif dan menarik karena dilengkapi dengan film-film video klip
penanaman karakter sehingga mudah dicerna oleh peserta didik. Buku
tersebut memuat kurikulum pendidikan karakter di SD yang terurai dalam 27
topik nilai-nilai karakter, seperti: peduli terhadap sesama, berani minta maaf,
mempunyai banyak teman, bersih diri dan lingkungan, ksatria mengakui
kesalahan, beriman: sayang orangtua, cerdas memanajeman waktu, rajin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
berdoa, aku berharga, belajar hidup hemat, disiplin belajar, taat peraturan,
belajar bertanggung jawab, senang membantu orangtua, dan lain-lain.
Penelitian Stategi Nasional (Stranas, 2014), yang dilakukan oleh
beberapa dosen bimbingan dan konseling USD, yaitu Dr. Gendon Barus,
M.Si, Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psikolog,
M.A., dan Juster Donal Sinaga, M.Pd., dengan judul “Pengembangan Model
Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learnin”. Beberpa point
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Terdapat keragaman cara/strategi dan perbedaan variasi saluran dalam
implementasi pendidikan karakter pada SMP satu dengan SMP lainnya.
Dalam kasus penelitian terbatas ini, variasi gagasan dan strategi aksi yang
ditempuh sekolah-sekolah swasta nasional dalam implementasi pendidikan
karakter lebih kaya dan beragam dibanding apa yang dikerjakan sekolah-
sekolah negeri.
2. Beberapa hambatan yang teridentifikasi dalam implementasi pendidikan
karakter di SMP pada 5 (lima) kota di Indonesia adalah (1) Pedoman
Pendidikan Karakter dari Pemerintah c.q. Direktorat Pembinaan SMP
(2010) tidak operasional; (2) Penanaman nilai karakter yang diintegrasikan
melalui pembelajaran masih bersifat sekedar tempelan di RPP, indah
dalam perencanaan tetapi miskin dalam aksi, para guru mengaku sulit
menerapkannya, tidak tahu cara/strategi yang tepat dalam penyampaian
nilai karakter yang dicantumkan dalam RPP kecuali sekedar memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
nasehat-nasehat dan diceramahkan sambil memberi pesan-pesan moral
(berhenti pada tataran pengenalan kognitif); (3) Tidak tersedia alat dan
cara evaluasi untuk mengukur ketercapaian karakter; dan (4) Komitmen
dan konsistensi para guru dalam menjaga gawang karakter tidak selalu
sama, cenderung rapuh; dan belum tercipta kolaborasi yang baik antara
para guru dan konselor/guru BK dalam implementasi pendidikan karakter.
3. Dilihat dari hasilnya, implementasi pendidikan karaketer terintegrasi di
SMP, efektivitasnya belum menggembirakan. Temuan evaluatif secara
empirik menunjukkan bahwa 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota yang
diteliti masih berada pada kategori kurang baik dan beberapa di antaranya
buruk dalam capaian skor karakternya. Hanya 12,3% dari 653 siswa
tersebut yang masuk pada kategori baik dengan capaian skor ≥ 7 pada
skala stannine.
4. Teridentifikasi 25 dari 50 butir pernyataan nilai karakter (dari skala
pengukuran hasil pendidikan karakter) yang capaian skornya kurang baik
dan 5 butir diantaranya bahkan dalam kategori buruk. Jiwa kewirausahaan,
kemandirian, rasa ingin tahu, patuh pada peraturan sosial, dan menghargai
karya/prestasi orang lain teridentifikasi sebagai 5 nilai karakter yang
capaiannya masih buruk, baik pada siswa kelas VII maupun pada siswa
kelas VIII.
5. Terdapat kecenderungan bahwa capaian skor hasil pendidikan karakter
lebih baik pada siswa kelas VII dibanding pada siswa kelas VIII, baik pada
rata-rata capaian skor maupun pada banyaknya ragam nilai karakter. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kelas VII hampir dua kali lebih banyak dari siswa kelas VIII yang
mencapai skor karakter pada kategori baik, sebaliknya siswa kelas VIII
dua kali lebih banyak jumlahnya dari siswa kelas VII yang capaian
skornya terpuruk pada kategori kurang baik dan buruk.
6. Ditemukan 23 topik nilai karakter yang dibutuhkan oleh siswa, guru, dan
orangtua dengan peringkat skala prioritas 1-23. Topik kebutuhan nilai
karakter dengan peringkat lima tertinggi adalah (1) Lebih rajin
mengamalkan ajaran agama yang dianut; (2) Menghargai keberagaman;
(3) Meningkatkan rasa percaya diri (4) Memahami kekurangan dan
kelebihan diri; dan (5) Berperilaku hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik.
7. Berdasarkan kajian konseptual dan hasil-hasil empiris preliminary study,
telah dirancang desain hipotetik Model Pendidikan Karakter di SMP
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning yang dituangkan/disusun dalam draft Modul
Pendidikan Karakter di SMP Jilid 1, 2, dan 3 yang dilengkapi dengan
seluruh perangkat model dan siap diujikembangkan dan divalidasi melalui
implementasi terbatas pada tahapan penelitian tahun II (2015).
Dari beberapa kajian teori yang relevan di atas, peneliti semakin
tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Swasta lain di Yogyakarta.
Mengingat bahwa pengembangan diri dan penanaman nilai-nilai karakter
merupakan suatu pembiasaan yang berkelanjutan, maka diperlukan suatu
model pendidikan karakter dengan strategi penyajian yang efektif, menarik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dan praktis dilakukan pada tataran sekolah menengah, khususnya SMP. Untuk
itulah penelitian ini sangat strategis dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
E. Kerangka Pikir
20 Nilai Karakter di SMP
PENDIDIKAN KARAKTER
KURIKULUM
SMP
Diintegrasikan
Pembelajaran
Diimplementasikan
Diaplikasikan
Manajemen Sekolah Pengembangan Diri
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Tindak lanjut Tindak lanjut Tindak lanjut
Silabus, RPP, Bahan/buku ajar
(tujuan, input, aktivitas,
pengaturan,
Pendahuluan, Inti (eksplorasi,
kolaborasi, konfirmasi),
penutup
RKS dan RAKS
RKS dan RAKS
Pramuka, OSIS, PMR/UKS, MOS, Upacara Bendera, Seni Budaya, Festival Sekolah
Peningkatan Pengetahuan dan
Pemahaman, Penumbuhan, dan Perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Melihat kerangka pikir di atas, semakin dipahami bahwa untuk mencapai
20 nilai karakter yang di design pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan adalah perlu kerja sama yang kuat antar pemerintah dan pelaku
pendidikan karakter. Pelaku pendidikan karakter yang dimaksud adalah para guru
mata pelajaran dan pembimbing di sekolah, termasuk di dalamnya adalah guru
BK. Semua pelaku pendidikan karakter akan bekerja sama menginternalisasikan
nilai-nilai karakter kepada para siswa.
Pendidikan karakter menjadi inti sebagai sebuah titik acuan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah. Pendidikan karakter kemudian diintegrasikan pada
konsep kurikulum, termasuk di SMP. Konsep pendidikan karakter dituangkan
pada pada tiga hal pokok, yaitu pendidikan terintegrasi pada mata pelajaran dan
pembelajaran, terintegrasi pada manajemen sekolah, dan terintegrasi pada
kegiatan pengembangan diri.
Pada setiap hal pokok yang terintegrasi pendidikan karakter masing-
masing memiliki tahapan proses, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
tindak lanjut. Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan terintegrasi pada mata
pelajaran dan pembelajaran, dilaksanakan dalam bentuk penyusunan silabus, RPP,
dan pembuatan bahan/buku ajar (tujuan, input, aktivitas, pengaturan, peran),
sedangkan pada peroses pembelajaran terdapat tiga proses, yaitu pendahuluan, inti
(eksplorasi, kolaborasi, konfirmasi), penutup.
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan terintegrasi pada manajemen
sekolah, dilaksanakan dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan pemahaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
penumbuhan, dan perilaku. Sedangkan dalam perencanaan dilakukan dalam
bentuk penyususnan Rancangan Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rancangan
Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS).
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan terintegrasi pada kegiatan
pengembangan diri dilakukan dalam bentuk kegiatan, pramuka, OSIS, PMR/UKS,
MOS, upacara bendera, seni budaya, dan festival fekolah. Sedangkan dalam
perencanaan dilakukan dalam bentuk penyusunan Rancangan Kegiatan Sekolah
(RKS) dan Rancangan Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS). Ketiga hal pokok
tersebut dilakukan terarah pada nilai-nilai karakter yang terdapat dalam panduan
pendidikan karakter di SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek
dan obyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data,
dan teknik analisis data. Kenam sub-bagian tersebut merupakan bagian-bagian
dari motede yang digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing sub-bagian
dijabarkan secara singkat, padat, dan jelas. Berikut merupakan penjabaran dari
masing-masing sub-bagian.
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan sumber data, jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini
adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang
pengumpulan datanya berada di lapangan. Penelitian ini dilakukan di salah
satu SMP swasta katolik, yaitu SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini
bersifat deskriptif kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan subyek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu pendekatan
penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna (Sugiyono,
2010:15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.
Pertama, penyesuaian metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka
dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J. Moleong, 2004).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Berangkat dari penelitian yang sebelumnya dilakukan peneliti bersama
salah satu dosen yang melakukan Penelitian Strategi Nasional dengan judul
“Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning”,
peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Swasta Katolik
yang ada di Yogyakarta. Penelitian sebelumnya dilakukan di salah satu SMP
Negeri di Surakarta, oleh karena itu melalui penelitian di SMP Swasta dapat
diperoleh data pembanding antara keduanya. Sebelum melakukan penelitian,
peneliti sudah memberikan surat kerja sama tertulis, sebagai bukti kesepakatan
dan mitra ketersediaan sekolah menjadi tempat dilakukanya penelitian.
Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. SMP ini
menjadi salah satu SMP swasta katolik yang sudah menerapkan kurikulum
2013 berbasis pendidikan karakter, sehingga tepat digunakan sebagai tempat
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan, bulan Juli-Agustus dan
bulan Oktober-November. Bulan pertama, peneliti melakukan observasi dan
pengumpulan dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang mendukung sumber
data. Pada 30 hari efektif ini, peneliti terjun langsung ke sekolah sebagai
mahasiswa PPL BK sekaligus sebagai peneliti yang melakukan penelitian.
Segala informasi dan data pendukung diperoleh pada saat peneliti bertemu,
mengobservasi, dan berdinamika langsung di sekolah. Bulan kedua digunakan
sebagai usaha yang dilakukan peneliti untuk melihat viliditas hasil yang
diperoleh melalui triangulasi teknik dan sumber. Berikut merupakan jadwal
yang ditentukan peneliti selama melakukan penelitian.
Tabel 1.
Jadwal Penelitian Pendidikan Karakter
NO TANGGAL
PERTEMUAN
KETERANGAN TEMPAT
1. Senin, 7 Juli 2014 Persiapan lembar observasi dan
wawancara
Kampus
Paingan USD
2. Senin, 14 Juli
2014
Penyerahan Mahasiswa PPL ke SMP
Pangudi Luhur bersama salah satu
dosen pembimbing PPL
SMP PL
Yogyakarta
3. Senin, 14 Juli – 28
Agustus 2014
Observasi lapangan dan pengumpulan
dokumen-dokumen serta arsip-arsip
pendukung.
SMP PL
Yogyakarta
4. Senin, 1
September – 31
Oktober 2014
Menganalisis hasil observasi lapangan
dokumen-dokumen serta arsip-arsip
pendukung.
Kampus
Paingan USD
5. Jumat 17 – Sabtu
18 Oktober 2014
Triangulasi teknik dan sumber
sebagai uji validitas.
Kampus
Paingan USD
6. 15 November
2014
Wawancara terstruktur dengan wakil
kepala sekolah, guru BK, Guru
Matematika, Guru Bahasa Inggris,
dan Guru Bahasa Indonesia.
SMP PL
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anggota sekolah, diantaranya
kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan guru BK SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta. Beberapa subyek tersebut dipilih sebagai perwakilan anggota
sekolah yang menerapkan pendidikan karakter, sehingga informasi yang
didapatkan bersifat menyeluruh. Selain informasi yang diperoleh melalui
wawancara kepada beberapa guru, informasi juga diperoleh melalui angket
yang diberikan kepada 32 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Berikut
adalah daftar jumlah subyek penelitian yang menjadi sumber informasi.
Tabel 2.
Subyek Wawancara dan Angket Penelitian
No. Subyek Jumlah Keterangan
1. Kepala Sekolah 1
2. Guru Mata
Pelajaran
3 Guru Bhs. Inggris, guru Matematika,
dan guru Bahasa Indonesia.
3. Guru BK 1
4. Semua guru 32 Diberikan melalui angket
Selain subyek penelitian yang terdapat dalam tabel, sumber data juga
diperoleh melalui dua hal. Pertama, observasi terhadap proses pembelajaran
dan bimbingan di kelas. Kedua, dokumen-dokumen dan arsip-arsip di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang mendukung sumber data utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, dalam Sugiyono, 2010: 317).
Jenis pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam proses wawancara
adalah pertanyaan terstruktur. Wawancara ditujukan kepada kepala
sekolah, guru BK, dan guru mata pelajaran. Berikut ini adalah panduan
wawancara terstruktur yang diaplikasikan pada subyek.
Tabel 3.
Panduan Wawancara Terstruktur
Kepala Sekolah/Wakasek
PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
No. Pertanyaan
1 Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian
kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu?
2 Bagaimana sekolah merancang perencanaan pembelajaran,
kurikulum, dan kegiatan pengembangan diri yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter?
3 Langkah-langkah apa yang dilakukan sekolah untuk merancang
pendidikan karakter tersebut?
4 Apakah sekolah melakukan pengembangan dan penyususnan
Rencana Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah/panjang
dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)?
5 Apakah sekolah mengikuti peraturan pemerintah dalam
merancang pendidikan karakter ataukah sekolah berinisiatif
merancang pendidikan karakter berdasarkan visi misi sekolah?
6 Apakah sekolah pernah membaca peraturan direktorat pembinaan
SMP tahun 2010 mengenai pendidikan karakter dalam
merancang pendidikan karakter di sekolah ini?
7 Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran direncanakan yang
memuat pendidikan karakter saat di kelas/sekolah?(Metode dan
pendekatan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
1 Apa yang dipahami sekolah mengenai pendidikan karakter?
2 Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter dalam
pembelajaran, kegiatan pengembangan diri, dan manajemen
sekolah
3 Karakter-karakter siswa apa saja yang dibentuk oleh sekolah?
4 Bagaimana pengintegrasian dalam muatan lokal?
5 Bagaimana pengintegrasian dalam kegiatan pengembangan diri?
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER
1 Bagaimana sekolah melihat/mengukur keberhasilan pendidikan
karakter?
2 Apakah kepala sekolah memonitoring dan melakukan supervisi
kepada sitiap guru?
HAMBATAN DAN SOLUSI
1 Hambatan apa saja yang ditemukan sekolah dalam menerapkan
pendidikan karakter?
2 Solusi seperti apa yang diambil oleh sekolah setelah sekolah
mengetahui hambatan-hambatan keterlaksanaan pendidikan
karakter?
Guru Bimbingan dan Konseling
PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
No. Pertanyaan
1 Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian
kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu?
1 Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter?
2 Bagaimana ibu merencanakan pelaksanaan pendidikan karakter?
3 Bagaimanakah guru BK memadukan materi pendidikan karakter
dengan bimbingan klasikal?
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
1 Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru BK
dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa?
2 Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel
untuk melaksanakan pendidikan karakter
3 Apakah pendidikan karakter di sekolah sesuai dengan kebutuhan
anak?
4 Apakah guru BK memberikan bimbingan klasikal secara rutin
(minimal satu minggu satu kali) di setiap tingkat kelas?
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER
1 Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-
perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa?
2 Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sekolah ini berhasil
HAMBATAN DAN SOLUSI
1 Hambatan apa yang dialami oleh guru BK dalam menerapkan
atau mengimplementasikan pendidikan karakter?
2 Solusi seperti apa yang diambil oleh guru BK setelah mengetahui
hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter?
Guru Mata Pelajaran
PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
NO Pertanyaan
1 Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian
kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu?
2 Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter?
3 Bagaimana ibu/bapak merencanakan pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
1 Bagaimana ibu/bapak melaksanakan dan memadukan pendidikan
karakter di kelas?
2 Bagaimana kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan
pelaksanaan di kelas?
3 Metode apa yang digunakan ibu/bapak dalam menyampaikan
pendidikan karakter kepada siswa?
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER
1 Bagaimanakah ibu/bapak mengukur atau mengetahui perubahan-
perubahan karakter pada diri siswa?
2 Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di
kelas berhasil? (bentuk perubahan)
HAMBATAN DAN SOLUSI
1 Kesulitan apa yang dihadapi oleh ibu/bapak dalam menerapkan
pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
2 Solusi seperti apa yang diambil ibu/bapak setelah mengetahui
hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter melalui
pembelajaran di kelas?
2. Observasi
Observasi adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan
mengamati perilaku subjek secara langsung. Melalui observasi peneliti
belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Marshall,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dalam Sugiyono 2010:310). Peneliti melakukan observasi saat pertama
kali datang ke sekolah dan selama proses penggalian data yang dilakukan
bersama subyek di sekolah.
Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk
mengetahui gambaran umum sekolah, meliputi geografis, sarana dan
prasarana, kegiatan ekstrakurikuler, serta pelaksanaan integrasi pendidikan
karakter dalam proses pembelajaran dan bimbingan pada semua mata
pelajaran dan kegiatan pengembangan diri oleh guru BK. Berikut ini
adalah panduan observasi pelaksanaan pengintegrasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran, kegiatan pengembangan diri, dan kegiatan
rutin, spontan, serta kegiatan keteladanan.
Tabel 4.
Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam
Mata Pelajaran dan Pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Observasi Terhadap
Aktivitas di Kelas
Nilai Karakter
A. PENDAHULUAN
B. INTI
1. Eksplorasi
2. Elaborasi
3. Konfiramsi
C. PENUTUP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 5.
Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
No. Kegiatan
Pengembangan Diri Nilai-nilai yang
ditanamkan Strategi
A. Bimbingan dan
Konseling
B. Kegiaran
Ekstrakurikuler
1. Kepramukaan
2. UKS dan PMR
3. OSIS
4. Olahraga
5. Kerohanian
6. Seni budaya
7. Festifval
sekolah
Tabel 6.
Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Rutin
No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius
2. Kejujuran
3. Bertanggung Jawab
4. Hidup Sehat
5. Kedisiplinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
6. Nilai Diri
a. Kerja Keras
b. Percaya Diri
c. Berjiwa Wirausaha
d. Berpikir Logis,
Kritis, Kreatif, dan
Inovatif
e. Mandiri
f. Ingin Tahu
g. Cinta Ilmu
7. Nilai Sosial
a. Sadar akan hak dan
kewajiban diri dan
orang lain
b. Patuh pada aturan-
aturan sosial
c. Menghargai karya
dan prestasi orang
lain
d. Santun
e. Demokrasi
8. Peduli Lingkungan
9. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
Tabel 7.
Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Spontan No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius
2. Kejujuran
3. Bertanggung Jawab
4. Hidup Sehat
5. Kedisiplinan
6. Nilai Diri
a. Kerja Keras
b. Percaya Diri
c. Berjiwa Wirausaha
d. Berpikir Logis, Kritis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kreatif, dan Inovatif
e. Mandiri
f. Ingin Tahu
g. Cinta Ilmu
7. Nilai Sosial
a. Sadar akan hak dan
kewajiban diri dan
orang lain
b. Patuh pada aturan-
aturan sosial
c. Menghargai karya dan
prestasi orang lain
d. Santun
e. Demokrasi
8. Peduli Lingkungan
9. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai Keberagaman)
Tabel 8.
Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Keteladanan No
Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius
2. Kedisiplinan
3. Peduli Lingkungan
4. Nilai Sosial
5. Kejujuran
6. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai Keberagaman)
Tabel 9.
Panduan Penilaian Keberhasilan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Evaluasi dan Monitoring
No
Penilaian Keberhasilan
Evaluasi dan Monitoring
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
dan Hasil Observasi
1. Perilaku Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
2. Perilaku Guru BK dan
Guru Mata Pelajaran
3. Perilaku Karyawan/Staf TU
4. Perilaku Peserta Didik
5. Sarana dan Prasarana
6. Situsi Sekolah
Tabel 10.
Panduan Penilaian Keberhasilan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelaksanaan
Pendidikan Karakter
No. Jenis Jumlah Baik Rusak
Ringan Sedang Berat I Ruang Belajar
1 Ruang Teori / Kelas Reguler /
Kelas RSBI / Billingual
2 Ruang Perpustakaan
3 Ruang Bahasa
4 Ruang Lab. IPA
5 Ruang Multimedia
6 Lab. Komputer, TI dan K
7 Ruang Kesenian
8 Ruang Ketrampilan
9 Ruang Sanggar MGMP
II Ruang Kantor
1 Ruang Kepala Sekolah
2 Ruang Wakasek
3 Ruang Guru
4 Ruang Tata Usaha
5 Ruang Meeting
6 Ruang BK
III Ruang Penunjang
1 Gudang umum
Gudang buku
2 Aula
3 Ruang Doa/Ibadah
4 GOR
5 Ruang Dapur
6 KM / WC Guru
7 KM / WC Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
8 Ruang UKS
9 Ruang PMR / Pramuka
10 Ruang OSIS
11 Ruang Olah Raga Karate
12 Ruang Alat Olah Raga
13 Ruang Riso/Elektronik
14 Ruang Studio music
15 Ruang Pompa / Menara
16 Bangsal Kendaraan
17 Rumah Penjaga
18 Pos Jaga
19 Selaras / Teras / Tangga
20 Kantin
IV Lapangan Olah raga
1 Sepak bola
2 Voli
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu suatu metode penelitian yang mencari
data mengenai hal-hal atau variable yang berupa tulisan, gambar, karya-
karya monumental dari seseorang, foto, catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Sugiyono,
2013). Metode ini digunakan untuk menghimpun data-data yang bersifat
dokumenter, misalnya data tentang jumlah siswa, guru dan kayawan,
struktur organisasi, sarana dan prasarana, letak dan geografis sekolah, serta
pelaksanaan mata pelajaran-mata pelajaran dan kegiatan pengembangan
diri di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.
4. Angket (Koesioner)
Koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
kepada responden untuk dijawabnya. Koesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden. Tipe pertanyaan dalam koesioner/angket ini adalah terbuka
dan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan
responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang suatu
hal. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyan yang mengharapkan
jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu
alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono
2010: 201).
5. Alat Perekam
Peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam semua
percakapan atau informasi yang diperoleh selama melakukan wawancara.
Tujuan peneliti menggunakan alat perekam supaya memudahkan peneliti
mengumpulkan informasi yang diperoleh selama proses penelitian. Selain
itu untuk memperoleh tanda bukti berupa informasi hasil rekaman subyek
yang bersifat asli dan benar adanya. Penggunaan alat perekam diberikan
atas dasar kesepakatan peneliti dengan subjek.
E. Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas
penelitian. Sugiyono (2010: 330) menyatakan bahwa ada dua jenis triangulasi
yaitu, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan triangulasi sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda (Patton, dalam Moleong, 2009: 330-331).
Penelitian ini menggunakan dua jenis triangualasi, yaitu triangulasi
teknik dan sumber. Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam,
observasi partisipatif, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak sebagai triangulasi teknik, sedangkan dalam triangulasi sumber,
peneliti menggunakan perbandingan tiga sumber yang berbeda, yaitu kepala
sekolah, guru, dan dokumentasi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan, dalam Sugiyono 2013), adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami dan ditemuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat keseimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Peneliti melakukan analisis data melalui tiga teknik dan instrumen
pengumpulan data yang berbeda. Tiga teknik dan instrumen yang dimaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Masing-masing teknik
diberlakukan analisis yang berbeda.
Teknik pengumpulan data pertama dilakukan dengan wawancara.
Hasil wawancara yang diperoleh peneliti kemudian dibuat verbatim. Verbatim
adalah percakapan wawancara dengan cara menuliskan jawaban dari setiap
pertanyaan yang diajukan pada subjek saat proses wawancara. Selanjutnya
peneliti menentukan coding untuk masing-masing jawaban berdasarkan aspek
dari daftar pertanyaan yang berupa kode. Pemberian kode yang dilakukan oleh
peneliti hanya dimengerti oleh peneliti saja.
Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan peneliti adalah
observasi. Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung peneliti
terhadap subyek dan obyek penelitian. Subyek penelitian yang dimaksud
adalah kepala sekolah, guru BK, guru mata pelajaran, dan siswa, sedangkan
obyek penelitian adalah semua fasilitas dan sarana-prasarana berupa gedung
sekolah, ruang kelas, halaman sekolah, perlengkapan guru dan siswa dalam
pembelajaran, dan lain sebagainya. Semua informasi penting yang diperoleh
kemudian di tulis sebagai data hasil pengamatan secara langsung.
Teknik pengumpulan data ketiga yang dilakukan peneliti adalah
dokumentasi. Hasil dokumentasi berupa gambar/foto, arsip-arsip sekolah,
dokumetasi-dokementasi yang mendukung sumber data. Hasil penelitian dari
wawancara dan observasi, akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila
didukung oleh data-data tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Berikut merupakan langkah-langkah yang diambil peneliti dalam
menganalis data.
1. Reduksi data
Mereduki data berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2013). Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Reduksi data dilakukan dengan menggunakan komputer, yang kemudian
akan diberikan kode-kode (coding) pada aspek-aspek tertentu.
2. Model data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian, bagan, hubungan antar
kategori, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami. Bentuk yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2013).
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang
utuh dari obyek yang utuh untuk konfigurasi yang utuh dari obyek
penelitian. Proses pengambilan kesimpulan ini merupakan proses
pengambilan inti dari penelitian yang kemudian disajikan dalam bentuk
pernyataan kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Penulis menggunakan trianggulasi dengan cara membandingkan
informasi yang diperoleh dari beberapa sumber sehingga diperoleh data
yang absah. Dalam hal ini, penulis memakai dua langkah, yaitu
membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
(triangulasi teknik) dan membandingkan keadaan perspektif seseorang
dalam berbagai pendapat dan pandangan orang lain (triangulasi sumber).
Hal ini mempertimbangkan bahwa kedua langkah tersebut lebih praktis
dan bersifat obyektif. Dalam melakukan analisis data diatas menggunakan
pola berfikir yang bersifat induktif, yaitu metode berpikir yang berangkat
dari fakta-fakta/peristiwa-peristiwa khusus yang kemudian akan ditarik
generalisasi yang memiliki sifat umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL
A. Gambaran Umum SMP Pangudi Luhur Yogyakarta Terkait Pendidikan
Karakter
1. Letak dan Keadaan Geografis
SMA Pangudi Luhur 1 Yogyakarta berada di Jalan Timoho
II/29, Desa/Kelurahan Mujamuju, Kecamatan Umbulharjo, Kota
Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dekat Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sekolah ini terletak di daerah perumahan
dan tidak ramai orang. Meski demikian disisi timur barat sekolah
berbatasan dengan persawahan.
Di sekolah ini banyak ditanam berbagai macam pohon dan
tanaman hias. Sebagian besar pohon berada di tengah halaman
sekolah. Pohon besar yang menjulang tinggi menambah kerindangan
dan hawa sejuk meski siang hari. Terdapat juga tanaman hias yang
beraneka ragam jenis dan warna, tersebar di setiap sisi sekolah.
Keadaan ini memperindah bagi setiap orang yang masuk dan
memandang, atau sekedar menikmati suasananya. Ada juga taman
sekolah yang didesain dengan aliran air yang terus mengalir. Aliran air
terus berputar dalam satu kolam yang di dalamnya terdapat bermacam-
macam ikan, seperti ikan koi, ikan nila, dan ikan lele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Letak dan keadaan geografis SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta ini sangat baik dan strategis. Sehingga hal ini sangat
mendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi.
2. Sejarah berdiri dan Perkembangannya
Berdirinya SMP Pangudi Luhur Yogyakarta tidak lepas dari
datangnya para Biarawan Bruder FIC di Yogyakarta pada tanggal 20
September 1920. Mereka datang dan bertempat tinggal di sebelah
selatan Benteng Vreden Berg (sekarang Jl. Panembahan Senopati 18).
Kedatangan 5 (lima) Biarawan Bruder FIC dari Belanda tersebut
bertujuan untuk berkarya dalam bidang pendidikan bagi orang
Indonesia. Disebutkan dalam buku sejarah (Donum Desursum):
“.....Dewan Umum (red: Pimpinan Pusat di Belanda) sudah setuju
dengan berdirinya MULO (red: sekarang SMP) di Kidulloji, dengan
syarat bahwa anak-anak Jawa diterima dahulu dan anak-anak Belanda
atau......” Mula-mula para Bruder FIC mendirikan HIS ( Hollands
Indische School/Sekolah Belanda Hindia, sekarang SD).
Sebagai konsekuensi logis dari pendirian HIS maka para
Bruder FIC mendirikan sekolah lanjutannya yang waktu itu disebut
MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs-Pengajaran Rendah Lebih
Luas). Ditulis dalam buku sejarah: “Sesudah liburan besar tahun 1923
MULO itu dimulai dengan 25 murid. Ruang kelas masih ada.” Inilah
awal mula adanya SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Mula-mula Pastor Serikat Yesus (SY) telah mendirikan
“Perkumpulan Kanisius” (sekarang Yayasan Kanisius) yang mengelola
sekolah-sekolah Katolik di Yogyakarta. HIS dan MULO para Bruder
FIC pun bergabung dalam Yayasan Kanisius. Tetapi tanggung jawab
untuk urusan persekolahan semuanya diserahkan kepada para Bruder
FIC, bahkan kepemimpinan Percetakan Kanisius pun juga diserahkan
kepada Bruder FIC.
Pada tahun 1925 karena perkembangan, maka MULO harus
mencari tempat baru, yaitu di Gondomanan. Namun dalam perjalanan
sejarah semakin dirasakan akan kebutuhan untuk memiliki tempat
sendiri. Sejarah menulis: “..... sudah jelas MULO membutuhkan
gedung sendiri. Maka perlu membangun lagi, lebih-lebih karena dalam
bulan Maret 1926 MULO Bruderan disamakan dengan MULO
Pemerintah, sehingga ijazahnya akan memberi wewenang yang sama.”
Maka, pada tahun 1927 dibangunlah gedung MULO diantara Bruderan
dan HIS (sekarang SD Pangudi Luhur). Bangunan itu amat kuat,
berlantai dua dan terdiri dari 8 (delapan) ruang kelas dan 2 (dua) ruang
khusus. Bangunan itu sekarang digunakan untuk SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta
“Januari 1928 MULO menempati gedungnya sendiri; 2
Pebruari diadakan Pemberkatan Liturgis. Perlu dicatat bahwa 3
Februari diadakan pembukaan resmi. Betapa pentingnya MULO
Bruderan dibuktikan dengan jelas sekali karena tamu agung yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
menghadiri upacara pembukaan. Paduka Yang Mulia Sri Sultan
Abdurahman Hamengkubuwana VIII sendiri datang. Di samping tamu
yang mulia itu maka tamu dari pihak Belanda tidak begitu penting:
residen, asisten-asisten dan Tuan Inspektur MULO.
Sampai Perang Dunia II, MULO Kidulloji menjadi sekolah
kebanggaan masyarakat Katolik di Yogyakarta. Bahkan pada zaman
krisis, ketika pemerintah merasa perlu membatasi penerimaan murid
baru, Yogyakarta masih dapat mempertahankan dua kelas satu. Tahun
1936 bahkan diputuskan untuk melengkapi MULO dengan asrama.”
Pada masa penjajahan Jepang kekuasaan Belanda runtuh.
Sekolah-sekolah misi ditutup dan gedung-gedung mengalami
kerusakan. Para Bruder Belanda diinternir/ditahan di beberapa kota.
Tinggal dua orang Bruder tinggal di bekas asrama MULO. “Bulan
Maret 1942 segala macam sekolah Eropa dibubarkan.... MULO itu
hilang, karena sekolah Menengah Katolik tidak diperbolehkan.
Kemudian tentara Jepang mengambil alih semua bangunan....”
Pada tahun 1945 tentara Nippon mulai lunak dalam
tindakannya. Hal ini memberi peluang untuk mencari lagi MULO yang
hilang. Gedung-gedung yang dahulu diambil alih Jepang dalam bulan
Juli 1945 bisa didapatkan kembali, walau ruang-ruang kelas menjadi
kosong. “Terlebih dahulu gedung MULO dibersihkannya enam ruang,
di bawah ditentukan untuk Sekolah Rakyat sempurna, dan di ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
atas untuk Sekolah Menengah....” “Akhirnya pada akhir bulan Oktober
sekolah dapat dibuka lagi. Beberapa guru masih takut karena kampung
mereka belum cukup aman...”
“Apa yang dipertahankan pada semasa perang mulai
berkembang lagi dalam tahun 1949, .....” MULO yang telah berganti
nama menjadi SMP Putera Kidulloji, menjadi kebanggaan pendirinya,
Br. Mario. SMP Putera Kidulloji menjadi terkenal, terbesar, terbaik
yang dipegang pihak Misi di Yogyakarta waktu itu. Karena waktu itu
di kompleks SMP mulai didirikan SGA, maka timbulah ketegangan-
ketegangan. Oleh karena itu pada tahun 1954 Kongregasi Bruder FIC
membeli tanah di daerah Baciro yang saat ini menjadi tempat
berdomisilinya SMP Pangudi Luhur 1.
SMP Pangudi Luhur masih di bawah Yayasan Kanisius
walaupun secara internal pengelolaannya oleh para Bruder FIC. Pada
tahun 1954 para Bruder FIC mendirikan Yayasan Pangudi Luhur untuk
mengurusi sekolah-sekolah yang dikelolanya. Maka pada tanggal 1
Agustus 1955 penyelenggaraan SMP Pangudi Luhur diserahkan
kepada Yayasan Pangudi Luhur. Mulai saat itulah SMP ini memiliki
nama SMP PANGUDI LUHUR. Dalam perkembangan sekitar tahun
enampuluhan SMP Pangudi Luhur membuka “kelas jauh” bertempat di
sekitar Gereja Katolik Baciro. Kelas jauh tersebut pengelolaannya
dipimpin oleh seorang Suster. Namun karena Dinas Pendidikan
mencabut surat ijin pelaksanaan kelas jauh, maka tanggal 1 Juli 1983
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
SMP Pangudi Luhur menjadi SMP Pangudi Luhur 1 dan SMP Pangudi
Luhur 2. SMP Pangudi Luhur 1 sebagai sekolah yang dikelola oleh
Yayasan Pangudi Luhur (para Bruder FIC) dan SMP Pangudi Luhur 2
dikelola oleh yayasan milik Para Suster Santo Dominicus. Secara
internal SMP Pangudi Luhur 1 dan SMP Pangudi Luhur 2 berdiri
sendiri bersama dengan yayasan masing-masing.
Mulai tahun 1980 Yayasan Pangudi Luhur mulai mendirikan
bangunan untuk SMP. Tahun 1982 gedung sudah mulai ditempati
walaupun pembangunan belum selesai. Setelah semua pekerjaan
pembangunan selesai maka pada tanggal 6 Agustus 1983 gedung itu
diresmikan untuk SMP PANGUDI LUHUR 1, hingga sekarang.
Berkaitan dengan Prestasi, siswa SMP Pangudi Luhur 1
memiliki banyak prestasi. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya
piala, trofi dan piagam penghargaan yang diperoleh. Ada sekitar 5
(lima) almari untuk trofi dan piagam serta 1 (satu) rak untuk berbagai
piagam penghargaan. Karena begitu tingginya prestasi maka suatu saat
pernah terjadi SMP Pangudi Luhur 1 tidak diperbolehkan mengikuti
perlombaan/pertandingan karena jika SMP Pangudi Luhur 1 turun
lapangan SMP lainnya tidak jadi mengikutinya, karena sudah pasti
kalah. Karena itu SMP Pangudi Luhur 1 hanya boleh mengikuti
eksebisi atau “kejuaraan nol.” Sampai saat ini berbagai lomba dan
pertandingan masih diikuti dan setiap kali piangam maupun trofi
diperolehnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Melihat latar belakang berdiri dan sejarah SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta di atas disimpulkan bahwa proses dan dinamika
perkembangan sekolah ini adalah baik. Sekolah memiliki banyak
prestasi dalam berbagai bidang. Para pendiri dan pemimpin sekolah
yang terus berganti memiliki kompetensi yang sesuai dengan
kemampuannya mengelola sekolah. Melihat perkembangan sejarah
sekolah ini, tentu memberikan dampak yang baik dalam sistem
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi yang
lebih berkualitas di sekolah ini.
3. Visi dan Misi
Berikut merupakan visi dan misi SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta yang juga termuat dalam kurikulum KTSP 2006 dan
Kurikulum 2013, visi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah “Pusat
berkembangnya pribadi beriman, berkualitas, berbudi pekerti luhur,
humanis dan peduli lingkungan”.
Visi ini didukung dengan misi SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta, yaitu, “Mendidik peserta didik menjadi manusia yang: (a)
Memiliki nilai-nilai religius berdasarkan iman kristiani; (b) Memiliki
pribadi berwawasan luas, berintelektualitas, dan menguasai IPTEK; (c)
Memiliki pribadi beriman yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan
dan kehidupan; (d) Memiliki pribadi luhur dan humanis dalam hidup
sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Visi dan misi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ini tertulis
dengan baik. Visi dan misi ini menjadi tonggak dan pedoman sekolah
dalam melaksanakan pendidikan karakter kepada peserta didik.
Melalui visi dan empat hal pokok misi sekolah di atas, tentu semakin
mendukung terlaksananya pendidikan karakter terintegrasi di sekolah
ini.
4. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi menggambarkan sebuah organisasi yang
memiliki kemampuan secara independen untuk mengatur dirinya
sendiri, mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur
organisasi dibentuk dan diputuskan oleh organisasi itu sendiri
berdasarkan situasi, kondisi dan kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Dalam fungsi pengorganisasian di sekolah, kepala sekolah
mengalokasikan keseluruhan sumber daya sekolah sesuai dengan
rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi
tertentu. Kerangka kerja tersebut dinamakan sebagai desain
organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan
dengan struktur organisasi. Struktur organisasi pada dasarnya
merupakan desain organisasi dimana seorang kepala sekolah
melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait
dengan pembagian kerja serta sumber daya yang dimiliki organisasi,
serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dokoordinasikan dan
dikomunikasikan.
Struktur Organisasi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,
dipimping oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah dengan
otoritas dan tanggung jawab yang dimiliki membawahi bagian
kurikulum, tata usaha, dan bagian kesiswaan. Masing-masing bagian
memiliki peran, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai
dengan kurikulum yang telah dibuat sekolah. Dalam hal ini, guru juga
memiliki peran, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing,
dimana semua proses kegiatan ditujukan pada peserta didik.
Berdasarkan struktur organisasi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa segala hal dalam komando dan koordinasi yang
dilakukan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
terlaksananya perndidikan karakter terintegrasi. Semua aktivitas yang
dilakukan oleh sekolah terarah menjadi satu hal, yaitu peserta didik.
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa
Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan adalah 42 orang.
Satu orang sebagai kepala sekolah, 23 orang sebagai guru tetap
yayasan, 8 orang sebagai guru tidak tetap, 5 orang sebagai tenaga
administrasi/perpustakaan tetap, 2 orang sebagai tenaga pelaksana
tetap, 2 orang sebagai tenaga pelaksana tidak tetap, dan 2 orang
sebagai satpam.
Jenjang pendidikan dan status kepala sekolah, guru, dan
karyawan, yaitu satu orang lulusan S2, 31 orang lulusan S1, 3 guru
lulusan D3, dan 7 orang lulusan SMA. Jadi, total keseluruhan adalah
42 orang, 32 orang berstatus sebagai guru dan 10 orang berstatus
sebagai karyawan. Dari 42 tenaga pendidik dan kependidikan, 19
orang adalah berjenis kelamin laki-laki dan 22 orang adalah berjenis
kelamin perempuan.
Jumlah peserta didik kelas VII adalah 246 orang, dengan
rincian 120 siswa laki-laki dan 126 siswi perempuan. Jumlah peserta
didik kelas VIII adalah 256 orang, dengan rincian 142 siswa laki-laki
dan 114 siswi perempuan. Jumlah siswa kelas IX adalah 242 orang,
dengan rincian 126 siswa laki-laki dan 116 siswi perempuan. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
demikian total jumlah peserta didik tahun ajaran 2014-2015 di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah 744 orang.
Keadaan guru, karyawan, dan siswa di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta adalah tercukupi. Tersedianya guru dan tenaga
kependidikan yang memadai ini semakin mendukung terlaksananya
pendidikan karakter terintegrasi di sekolah ini.
6. Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana di sekolah ini cukup memadai.
Status pemilikan sekolah ini adalah “hak milik”. Keliling tanah
seluruhnya adalah 635 m dengan luas tanah 24.259 m2. Perincinian
penggunaan tanah, adalah 5.666 m2
untuk bangunan, 4.483 m2 untuk
halaman/taman, 2.428 m2 untuk lapangan olah raga, 2.261 m
2 untuk
kebun, 960 m2 untuk sawah, dan 8.461 m
2 digunakan untuk keperluan
lain-lain. Kondisi sarana dan prasarana di atas tampak bersih, teratur,
rapi, dan nyaman.
Jumlah buku dan alat pendidikan menurut mata pelajaran di
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah cukup memadai. Beberapa
mata pelajaran, seperti PKn, Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra
Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani, Matematika, IPA
Terpadu, IPS Terpadu, Seni Budaya, Bahasa Jawa, TIK, Akuntasi, dan
Bimbingan dan Konseling, memiliki buku yang digunakan sebagai
buku pegangan guru, buku siswa, dan buku penunjang. Beberapa mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
pelajaran, seperti Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani, dan Matematika
sudah memiliki media dan alat yang digunakan untuk praktik.
Perlengkapan sekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
adalah cukup memadai. Perincian setiap perlengkapan adalah sebagai
berikut, komputer TU/guru/pepustakaan/laboratorium berjumlah 16
buah, 2 mesin ketik, 3 mesin scaner, 1 mesin riso, 6 printer, 14 lemari,
4 lemari arsip, 16 rak buku, 36 meja guru/TU, 36 kursi guru/TU, 355
meja siswa, 708 kursi siswa, dan 6 laptop. Semua perlengkapan
sekolah di atas tampak dalam keadaan baik.
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta memiliki 23 jenis ruang dan
luas yang berbeda. Perincian masing-masing ruang adalah sebagai
berikut, 15 ruang teori/kelas (945 m2), 1 Laboratorium Biologi (87
m2), 1 Laboratorium Fisika (87 m
2), 1 Laboratorium Bahasa (63 m
2),
1 Ruang Perpustakaan (99 m2), 1 Laboratorium Komputer (81 m
2), 1
Ruang Kepala Sekolah (32 m2), 1 Ruang Wakasek (21 m
2), 1 Ruang
Guru (81 m2), 1 Ruang TU (49 m
2), Ruang Tamu, 3 Kamar Mandi
Guru (18 m2), 1 Ruang BK (42 m
2), 1 Ruang Keterampilan (63 m
2), 1
Ruang OSIS (21 m2), 2 Ruang UKS (42 m
2), Koprasi, 1 Gudang (63
m2), 1 Ruang Ibadah (112 m
2), 10 Ruang Serbaguna (125 m
2), 10
Kamar Mandi Siswa (125 m2), 3 Ruang Penjaga Sekolah (95 m
2), dan
1 Studio Musik (28 m2). Semua ruang yang ada di sekolah ini tampak
bersih, rapi, dan nyaman. Rata-rata penggunaan laboratorium tiap
minggu adalah berbeda. Laboratorium Biologi adalah 10 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
penggunaan setiap minggu, Lab. Fisika adalah 10 kali penggunaan
setiap minggu, Laboratorium Bahasa adalah 30 kali penggunaan setiap
minggu, dan Laboraotium Komputer adalah 30 kali penggunaan setiap
minggu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana
dan prasarana yang tersedia di sekolah adalah memenuhi dan dalam
keadaan baik. Tersedianya sarana dan prasarana ini semakin
mendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
7. Kurikulum
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan dua
kurikulum sekolah, yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum KTSP 2006.
Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII, sedangkan kurikulum
KTSP 2006 untuk kelas IX. Keduanya dikembangkan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tertentu
itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta
didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tujuan penyusunan kurikulum SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta yang dikembangkan dengan ciri-ciri tujuan satuan
pendidikan sesuai visi, dapat di ukur dan terjangkau. Kurikulum SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dikembangkan mengacau pada Standar
Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standat Penilaian, dan Standar
Proses dengan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP serta memperhatikan pertimbangan Komite
Sekolah.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh sekolah sendiri. Kurikulum SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta terdiri dari tujuan pendidikan, struktur, dan muatan
kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, kalender pendidikan,
dan pedoman umum pengembangan silabus dan RPP.
Pemberkasan dan pengarsipan dokumen kurikulum terlaksana
dengan baik. Tersedianya kurikulum yang baik ini semakin membantu
dan meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter
terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
B. Perencanaan Pendidikan Karakter Terntegrasi di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta
Perencanaan pendidikan karakter terintegrasi dilaksanakan melalui
perencanaan program dan kegiatan sekolah, yang kemudian dilakukan
melalui pengembangan dan penyususnan Rencana Kerja Sekolah (RKS)
untuk jangka menengah/panjang dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) untuk jangka pendek dan tahunan. Dalam upaya pendidikan
karakter, sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta bersama-sama dengan
pemangku kepentingan (stake holder), menyusun RKS dan RKAS ini melalui
berbagai proses yang dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter.
Pemahaman tersebut di dukung dengan beberapa pernyataan dari guru di
SMP Pangudi Luhur 1 sebagai berikut.
Tabel 11.
Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Pendidikan Karakter
PERENC
ANAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru
B.Ing
Guru Bhs.
Indonesia
Wakaesek/Guru
Matematika Kesimpulan
Perencanaan
Pendidikan
Karakter
- Ya bagaimana
ya. Yang jelas
kalau untuk
penerapan
kurikulum di
SMP ini ya tetap
jalan. Baik itu
kurikulum 2013
maupun KTSP
2006. Untuk
kelas 7 dan 8
sudah
menggunakan
K13, sedangkan
kelas 9 masih
menggunakan
KTSP. Kelas 7
dan 8 kan
memang karena
sudah berjalan
- Ya, tentu sebelum
melaksanakan proses
pembelajaran maupun
kegiatan sekolah, kami
memulai dengan
perencanaan ya.
Perencanaan yang kami
lakukan pertama adalah
dengan mengembangkan
dan menyusun Rencana
Kerja Sekolah dan
Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah.
Biasanya berkaitan
dengan itu, sekolah
melibatkan banyak pihak
ya, seperti yayasan,
kepala sekolah, guru,
orang tua.
Perencanann
pendidikan karakter
di sekolah:
1. Perencanaan
didahului dengan
mengembangkan
dan menyusun
RKS dan RKAS.
2. Penyusunan
perencanaan
melibatkan
yayasan, kepala
sekolah, guru, dan
orang tua.
3. Sekolah
menggunakan dua
kurikulum, yaitu
Kurikulum 2013
(kelas 7 dan 8), dan
Kurikulum KTSP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
3 semester ya,
artinya
kurikulum ini
akan tetap
diberlakukan di
sekolah ini.
(A2. PerPK.
G.Bind
- Dalam perencanaan ini
juga menghasilkan
kalender akedemik ya,
biasanya kami
menggabungkan agenda
kegiatan yang ada dari
yayasan Pangudi Luhur
dan juga kegiatan intern
sekolah.
- Ya seperti yang sudah
saya bilang di awal tadi.
Sekolah kami
menggunakan dua
kurikulum. Untuk kelas
VII dan VII
menggunakan kurikulum
2013, sedangkan kelas
IX menggunakan
kurikulum KTSP 2006.
Ya nanti bisa dilihat
sendiri di buku yang
sudah saya berikan tadi
mengenai kurikulum ya,
disitu sudah ada kok.
(A2. PerPK. G.Mat)
2006 (kelas IX)
4. Sekolah memiliki
kalender akedemik
yang merupakan
gabungan agenda
kegiatan yayasan
dan sekolah.
Berdasarkan interpretasi hasil wawancara pelaksanaan perencanaan
pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tabel di atas,
dapat disimpulkan bahwa: 1) Perencanaan didahului dengan mengembangkan
dan menyusun RKS dan RKAS. 2 Penyusunan perencanaan melibatkan
yayasan, kepala sekolah, guru, dan orang tua. 3) Sekolah menggunakan dua
kurikulum, yaitu Kurikulum 2013 (kelas 7 dan 8), dan Kurikulum KTSP 2006
(kelas IX). 4) Sekolah memiliki kalender akedemik yang merupakan
gabungan agenda kegiatan yayasan dan sekolah.
Selain itu, beberapa guru memiliki pendapatnya masing-masing
tentang pengertian pendidikan karakter. Berikut merupakan interpretasi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
wawancara guru tentang pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
Tabel 12.
Interpretasi Hasil Wawancara Pengertian Pendidikan Karakter
PERENCA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Wakasek/Guru
Matematika Kesimpulan
Pengertian
Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter
ya. Ya kalau saya
simpel aja ya.
Pendidikan karakter
adalah proses
pembiasaan
berdasarkan nilai-
nilai positif yang
diberikan kepada
siswa. Sudah cukup,
titik.
(A1.PK.G.Bing)
Menurut saya
pendidikan
karakter adalah
pendidikan yang
diberikan kepada
peserta didik
berdasarkan
pada nilai-nilai
karakter yang
ada di sekolah.
(A1.PK.G.Bind)
Pendidikan
karakter
adalah upaya-
upaya yang
dilakukan oleh
guru kepada
siswa untuk
menanamkan
nilai-nilai
karakter. (A1.PK.G.Mat)
Pendidikan
karakter adalah
proses/upaya-
upaya
pembiasaan yang
dilakukan oleh
guru untuk
menanamkan
nilai-nilai
karakter (nilai-
nilai positif) yang
ada dan
direncanakan
sekolah kepada
peserta didik.
Tabel di atas menjabarkan tentang pendapat beberapa guru tentang
pendidikan karakter. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, disimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah proses/upaya-upaya pembiasaan yang dilakukan
oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter (nilai-nilai positif) yang ada
dan direncanakan sekolah kepada peserta didik.
Integrasi pendidikan karakter juga di lakukan di dalam pembelajaran.
Pengintegrasian pendidikan karakter di dalam pembelajaran dilakukan mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berikut adalah hasil
interpretasi hasil wawancara tentang perencanaan silabus, RPP, dan bahan
ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel 13.
Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar
PERENCA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Wakasek/Guru
Matematika Kesimpulan
Perencanaan
Silabus, RPP,
dan Bahan Ajar
Ya gimana ya,
memang karena
tuntutan
administrasi yang
harus dibuat RPP
dan silabus itu
tetap memang
harus dibuat. Ga
mungkin kan, kita
mengawang-
awang rencana
kegiatan yang
akan dilakukan
selama satu tahun
dalam waktu yang
terbatas.
(A3.PerSil.PK.
G.Bing)
Untuk
pembuatan RPP
dan silabus,
memang tidak
semua membuat
lembar baru
lagi ya. Artinya,
kami para guru
mengembangka
n dari RPP dan
silabus yang
sudah ada
sebelumnya ya.
Kemudian, kami
melakukan
penyesuaian
dengan format
yang ditetapkan
pada K13 itu.
(A3.PerSil.PK.
G.Bind)
- Iya, ya itu dalam
format
pembelajaran dan
evaluasi yang ada
di silabus dan RPP
kan sudah ada.
- Ya, menurut saya,
saya selalu
berusaha
semaksimal
mungkin melakukan
kegiatan sesuai
dengan RPP dan
silabus yang sudah
saya buat. Meski
terkadang saya
mengalami
kesulitan. Ya saya
selalu berusaha
semaksimal
mungkin
menyesuaikan
dengan RPP.
(A3.PerSil.PK.
G.Mat)
Perencanaan Silabus,
RPP, dan Bahan Ajar:
1. Sebelum
pelaksanaan proses
pembelajaran di
kelas guru
membuat dan
menyususn
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar.
2. Penyususnan
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar juga
untuk memenuhi
tuntutan
administrasi
sekolah.
3. Penyususnan
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar dibuat
dan disusun
dengan
mengembangkan
dan melakukan
penyesuaian dari
yang sebelumnya.
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun oleh guru. Baik
silabus, RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan kakrakter. Dari
interpretasi hasil wawancara guru di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1)
Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran di kelas guru membuat dan
menyususn Silabus, RPP, dan Bahan Ajar. 2) Penyusunan Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar juga untuk memenuhi tuntutan administrasi sekolah. 3)
Penyususnan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar dibuat dan disusun dengan
mengembangkan dan melakukan penyesuaian dari yang sebelumnya. Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
simpulan tersebut sejalan dengan panduan pendidikan karakter di SMP oleh
Kemendikbud, 2010.
Beberapa hal yang telah dijelaskan di atas merupakan hasil
interpretasi melalui metode wawancara. Berikut akan disajikan hasil
interpretasi melalui observasi dan studi dokomentasi.
Berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentsi, perencanaan
pelaksanaan pendidikan karakter juga direalisasikan dalam seluruh kegiatan
di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Adapun pelaksanaan perencanaan yang
dilakukan adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Memilih dan menentukan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk
dikembangkan berdasarkan hasil analisis konteks dengan
mempertimbangkan ketersediaan sarana dan kondisi yang ada.
2. Kepala sekolah melakukan sosialisasi ke semua warga sekolah (pendidik,
tenaga kependidikan, peserta didik, komite sekolah, dan orang tua peserta
didik) agar pembentukan karakter melalui nilai-nilai yang diprioritaskan.
3. Merevisi kurikulum (Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013) yang
telah dimiliki dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter
yang menjadi prioritas di sekolah tersebut.
4. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan silabus dan RPP yang
telah diintegrasikan nilai-nilai pembentukan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
5. Melakukan pembiasaan dalam bentuk perilaku dan kegiatan yang
mencerminkan dari nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas
dari SMP Pangudu Luhur 1 Yogyakarta.
6. Menyusun Dokumen Kurikulum
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar sekolah dapat menyusun dokumen
kurikulm KTSP 2006 dan kurikulum 2013 yang mengintegrasikan nilai-
nilai karakter, agar setiap komponen yang dikembangkan di dalam
kurikulum memiliki koridor yang jelas, dan agar setiap komponen yang
ada dalam kurikulum memiliki persepsi yang sama dengan sinergi dalam
mewujudkan visi, misi, dan tujuan masing-masing satuan pendidikan,
sehingga pelaksanaan kurikulum 2013 dapat tercapai dengan baik.
Berikut merupakan tahapan pengembangan dokumen kurikulum di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
a. Penyusunan Dokumen Kurikulum KTSP 2006
Penyusunan dokumen kurikulum KTSP 2006 termuat dalam
lima bab yang juga disertai dengan lampiran-lampiran pendukung.
Lima bab tersebut adalah pendahuluan, tujuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan pedoman umum
pengembangan silabus dan RPP.
Bab pendahuluan berisikan enam sub penjabaran. Sub
penjabaran tersebut adalah latar belakang, pengertian-pengertian
kurikulum, dasar/landasan pengembangan kurikulum SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta, tujuan penyusunan, prinsip pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
kurikulum, dan acuan operasional penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
Bab tujuan pendidikan berisikan dua sub penjabaran. Dua sub
penjabaran tersebut adalah tujuan pendidikan dan visi, misi, dan
tujuan SMP Pangudi Luhur 1 Sint Joseph Yogyakarta.
Bab struktur dan muatan kurikulum berisikan tiga sub
penjabaran, yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum, muatan
kurikulum, dan standar kompetensi lulusan. Pada sub pertama
berisikan dua hal pokok, yaitu kelompok mata pelajaran dan struktur
kurikulum. Sub muatan kurikulum berisikan hal berikut, mata
pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan
beban belajar, ketuntasan belajar, penilaian-kenaikan kelas-
kelulusan-dan mutasi, pendidikan kecakapan hidup, keunggulan
lokal dan global, pendidikan budaya, karakter bangsa dan
kewirausahaan. Sub ketiga berisikan tiga hal sebagai berikut, standar
kompetensi lulusan satuan pendidikan, standar kompetensi kelompok
mata pelajaran, standar kompetensi lulusan mata pelajaran.
Bab kalender pendidikan berisikan dua sub penjabaran. Dua
sub penjabaran tersebut adalah alokasi waktu dan penetapan
kalender pendidikan.
Bab pedoman umum pengembangan silabus dan RPP terdiri
dari dua sub penjabaran. Dua sub penjabaran pertama adalah silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
yang di dalamnya berisi pengertian silabus, landasan silabus, prinsip
pengembangan silabus, unit waktu silabus, komponen silabus,
pengembangan silabus, dan langkah-langkah pengembangan silabus.
Sub penjabaran kedua adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang terdiri dari pengertian RPP, landasan RPP, prinsip-
prinsip penyusunan RPP, komponen RPP, dan langkah
pengembangan RPP.
Selain lima bab yang telah dijelaskan diatas, ada bebarapa
lampiran yang dicantumkan dalam penyusunan dokumen kurikulum
KTSP 2006. Lampiran-lampiran tersebut adalah SK Kepala SMP
Pangudi Luhur 1 Sint Joseph tentang Tim Penyusun Kurikulum,
kalender pendidikan tahun 2014/2015, contoh silabus, contoh model
RPP, program pengembangan diri, KKM mata pelajaran, model
laporan hasil belajar, dan rekomendasi pengawas.
b. Menyusun Dokumen Kurikulum 2013
Penyusunan dokumen kurikulum 2013 termuat dalam lima
bab yang juga disertai dengan lampiran-lampiran pendukung. Lima
bab tersebut adalah pendahuluan, struktur dan muatan kurikulum,
pengembangan proses pembelajran-penilaian-dan layanan bimbingan
dan konseling, kalender pendidikan, dan pedoman umum
pengembangan silabus dan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Bab pendahuluan berisikan empat sub penjabaran, yaitu latar
belakang, kerangka dasar kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan
dan pengelolaan kurikulum, visi-misi-dan tujuan pendidikan sekolah.
Sub bab kerangka dasar kurikulum berisikan landasan filosofis,
landasan teoritis, dan landasan yuridis. Sub bab ke dua berisikan dua
hal pokok, yaitu punyusunan kurikulum dan pengelolaan kurikulum.
Sab bab ke tiga berisikan visi, misi, dan tujuan pendidikan SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Bab struktur dan muatan kurikulum satuan pendidikan
berisikan empat sub penjabaran, yaitu struktur kurikulum, muatan
kurikulum sekolah, pengaturan beban belajar, dan pendidikan
karakter bangsa dan berbasis budaya. Sub bab struktur kurikulum
berisikan tiga hal pokok, yaitu standar kompetensi lulusan,
kompetensi inti, dan mata pelajaran. Sub bab muatan kurikulum
sekolah terdiri atas muatan kurikulum tingkat nasional, muatan
kurikulum tingkat daerah, muatan kekhasan sekolah, dan
ekstrakurikuler. Sub bab ke tiga terdiri dari definisi beban belajar,
sistem pengaturan beban belajar, beban belajar tambahan. Sub bab
ke empat terdiri dari pendidikan karakter bangsa, pendidikan etika
lalu lintas, pendidikan berbasis budaya, dan pendidikan berbasis
kekhasan sekolah.
Bab tiga berisikan enam sub penjabaran. Sub penjabaran
adalah konsep dan strategi, silabus dan RPP, proses pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
pedoman pelaksanaan penilaian, pengembangan layanan bimbingan
dan konseling, dan kenaikan kelas-kelulusan-dan mutasi siswa. Sub
bab pertama terdiri dari dua hal, yaitu pandangan tentang
pembelajaran dan pembelajaran langsung dan tidak langsung. Sub
bab kedua berisikan silabus, hakikat RPP, prinsip-prinsip
pengembangan RPP, komponen dan sistematika RPP, dan langkah-
langkah pengembangan RPP. Sub bab ketiga terdiri dari kegiatan
pendahulauan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sub bab keempat
terdiri dari pengertian penilaian, prinsip dan pendekatan penilaian,
kriteria ketuntasan minimal, ruang lingkup, teknik, dan instrumen
penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, serta pelaksanaan dan
pelaporan penilaian. Sub bab kelima terdiri dari konsep layanan
bimbingan dan konseling, komponen layanan bimbingan dan
konseling, strategi layanan bimbingan dan konseling. Sub bab
keenam terdiri dari kenaikan kelas, kelulusan, dan mutasi siswa.
Bab empat tentang kalender akademik terdiri dari dua sub
penjabaran. Dua sub penjabaran tersebut adalah alokasi waktu dan
penetapan kalender akademik. Sedangkan bab lima berisikan
pedoman umum pengembangan silabus dan RPP.
Di akhir, terdapat lampiran-lampiran pendukung. Lampiran-
lampiran tersebut adalah SK tim pengembangan kurikulum, kalender
akademik satuan pendidikan tahun berjalan, contoh RPP satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
pendidikan, contoh kegiatan ekstrakurikuler, KKM sekolah tahun
berjalan, dan rekomendasi pengawas.
Nilai-nilai pendidikan karakter terintegrasi di seluruh mata
pelajaran dan termasuk muatan lokal sesuai dengan kekhasannya. Di
dalam silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
nilai-nilai pendidikan karakter tercantum di dalam kegiatan
pembelajaran. Sedangkan di dalam pengembangan diri pendidikan
karakter diimplementasikan dalam program bimbingan konseling
dan ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler dilakukan melalui
beberapa kegiatan seperti kepramukaan, UKS, olahraga, kerohanian,
seni budaya, dan kepemimpinan.
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Silabus,
RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatannnya
memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Cara yang
digunakan untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang
berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi
silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan
menambah/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat
memfasilitasi nilai-nilai karakter. Melalui kedua penyusunan dua
dokumen kurikulum sekolah, semakin mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
C. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta
Untuk mengimplementasikan pendidikan karakter terintegrasi di
sekolah, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Berikut
merupakan beberapa hal yang dilakukan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkompeten: (1) perencanaan
penerimaan guru dan staf sesuai dengan kebutuhan sekolah, (2)
mengorganisasikan kegiatan guru dan staf sesuai dengan bidang kerja
masing-masing, (3) memberikan pengarahan kepada guru dan staf agar
bekerjasama untuk tercapainya tujuan, (4) melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan para guru dan staf agar mereka bekerja sesuai dengan aturan-aturan
yang sudah ditetapkan bersama, (5) meningkatkan profesionalisme para guru
dan staf, baik teknis maupun non-teknis, melaksanakan pembinaan karir dan
kesejahteraan, serta menerapkan sistem penghargaan dan hukuman.
Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta juga dilakukan secara terpadu melalui tiga jalur, yaitu:
1. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran
Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam mata pelajaran
adalah pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya
nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku
peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi
(materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik
mengenal, menyadari/peduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai dan
menjadikannya perilaku sehari-hari. Nilai-nilai sudah mulai terintegrasi
pada semua mata pelajaran, terutama pengembangan nilai peduli
lingkungan, sopan santun, kejujuran, kerjasama, sehat, religious, dan
disiplin.
Pemahaman di atas diperkuat dengan beberapa simpulan melalui
metode-metode penelitian. Berikut merupakan interpretasi hasil
wawancara tentang pelaksanaan pendidikan karakter di dalam
pembelajaran.
Tabel 14.
Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Kelas
PELAKSA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Wakasek/G
uru Mtk Kesimpulan
Pelaksanaan
PK di
kelas/pembela
jaran
- Contohnya, nilai
menghargai.
Pokoknya saya
selalu
membiasakan diri
kepada siswa-siswa
saya,”kalau ada
yang berbicara
yang lain
mendengarkan,
kalau ibu sedang
berbicara ya yang
lain mesti
mendengarkan,
nanti ada
giliriannya bagi
siswa untuk
berbicara,
bertanya, atau
menyampaikan
sesuatu”. Itu
menurut saya.
- Penanaman nilai-
nilai karakter itu
saya lakukan melalui
pembiasaan mas.
Siswa selalu saya
biasakan untuk tertib
dan tanggung jawab.
Meskipun di awal-
awal memang susah
ya, anak maunya
sendiri. Tapi kalau
sudah diingatkan
berkali-kali anak
menjadi sadar dan
tau dengan
sendirinya.
- Misalnya, seorang
anak yang di dapati
datang terlambat.
Saya selalu
beruasaha untuk
Ya, untuk
kegiatan
ekstrakuriku
ler kami ada
22 kegiatan,
dan untuk
pelaksanaan
ya sendiri
pun, sejauh
ini yang
saya
cermati
banyak
siswa yang
mengikuti
kegiatan itu
dengan
baik.
Misalnya,
baru-baru
ini kamu
telah
Pelaksanaan
Pendidikan Karakter
di Kelas:
1. Guru membiasakan
diri kepada siswa
untuk menghargai
orang lain,
berpendapat,
bertanya, dan mau
mendengarkan.
2. Membiasakan dan
menamkan sikap
disiplin, tanggung
jawab, tertib,
datang tepat waktu,
dan tidak keluar
kelas saat
pelajaran.
3. Bagi siswa yang
dirasa guru kelas
mengalami
masalah, akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
- Ada lagi misalnya
mengenai
kedisiplinan,
”pokoknya setelah
pergantian mata
pelajaran, saya
membiasakan diri
kepada siswa untuk
datang tepat waktu
dan tidak ada yang
keluar ruangan”,
itu sih yang selalu
saya tanamkan.
(B1.PelPK.
G.Ing)
mengingatka,
biasanya sampai tiga
kali kalau memang
tetap mengulangi
biasanya langsung
saya rujuk ke guru
BK.
- Contoh lai, misalnya
nilaikarakter
tanggung jawab. Saat
anak diberikan tugas
atau PR yang mesti
dikerjakan di rumah,
ehh malah tidak
dikerjakan dan tidak
di kumpul. Nah itu
biasanya kalau awal-
awal saya ingtkan,
tapi kalau sudah
menjadi kebiasaan ya
langsung saya rujuk
ke guru BK.
(B1.PelPK. G.Ind)
mengadaka
n kegiatan
LDKS untuk
merancang
dan
membakali
siswa
membaut
proposal,
menyusun
anggaran.
Ya seperti
itu.
(B1.PelPK.
G.Mat)
segera di rujuk ke
guru BK, misalnya,
berulang kali tidak
mengerjakan PR
atau terlambat
sekolah meski
sudah mendapat
peringatan dan
teguran.
Berdasarkan interpretasi hasil wawancara tentang pelaksanaan
pendidikan karakter dalam pembelajaran di atas, disimpulkan bahwa: 1)
Guru membiasakan diri kepada siswa untuk menghargai orang lain,
berpendapat, bertanya, dan mau mendengarkan. 2) Membiasakan dan
menamkan sikap disiplin, tanggung jawab, tertib, datang tepat waktu, dan
tidak keluar kelas saat pelajaran. 3) Bagi siswa yang dirasa guru kelas
mengalami masalah, akan segera di rujuk ke guru BK, misalnya, berulang
kali tidak mengerjakan PR atau terlambat sekolah meski sudah mendapat
peringatan dan teguran.
Pelaksanaan pendidikan karakter, selain dapat dilihat dalam
kegiatan pembelajaran di atas, penting bagi guru untuk melakukan
penyesuaian dengan silabus, RPP, dan bahan ajar. Berikut merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
interpretasi hasil wawancara guru tentang kesesuaian pelaksanaan
pendidikan karakter dengan silabus, RPP, dan bahan ajar.
Tabel 15.
Interpretasi Hasil Wawancara Kesesuaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter
PELAKSA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs.
Inggris
Guru Bhs.
Indonesia
Guru
Matematika Kesimpulan
Kesesuaian
Silabus, RPP
dengan
Pelaksanaan
Lalu tentu
dalam
pelaksanaannya
ya memang,
tidak selalu
sama dengan
RPP ataupun
silabus. Sifat
dari RPP,
silabus, dan
bahan ajar
disini adalah
mengembangka
n dari yang
sudah ada dulu
ya.
(B3.KesPK.
G.Ing)
Ya tentu, tapi
terkadang
memang tidak
selalu sama ya
mas.
Maksudnya,
saya selalu
berusaha
semaksimal
mungkin untuk
menyesuaikan
dengan RPP
dan silabus
yang saya
buat.
(B3.KesPK.
G.Ind)
Lalu ya
memang, apa
yang tertera di
RPP dan silabus
tidak selalu
sama “plek”
juga dilakukan
di kelas. Ya
gimana ya,
secara pribadi
saya sebagai
guru
matematika,
terkadang
mengalami
kesulitan dalam
hal ini.
(B3.KesPK.
G.Mat)
Kesesuaian RPP dan
Silabus terhadap
pelaksanaan di kelas
tidak selalu
dilakukan sama
persis oleh guru.
Namun, para guru
berusaha semaksimal
mungkin
menyesuaikan dan
mengembangkan
dengan RPP dan
Silabus yang dibuat,
tanpa menghilangkan
kesulitan yang
dihadapi.
Berdasarkan interpretasi hasli wawancara di atas, disimpulkan
bahwa kesesuaian pelaksanaan pendidikan karakter dengan RPP dan
silabus terhadap pelaksanaan di kelas tidak selalu dilakukan sama persis
oleh guru. Namun, para guru berusaha semaksimal mungkin
menyesuaikan dan mengembangkan dengan RPP dan silabus yang dibuat,
tanpa menghilangkan kesulitan yang dihadapi.
Selain hasil wawancara di atas, pelaksanaan kegiatan pembelajaran
juga dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu pendahuluan, inti,
dan penutup. Masing-masing tahapan di dasarkan pada nilai-nilai karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
yang ditargetkan melalui sikap dan perilaku yang dapat diamati. Berikut
merupakan hasil hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pengintegrasian
nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dan pembelajaran.
Tabel 16.
Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Observasi terhadap aktivitas di kelas Nilai Karakter
PENDAHULUAN a. Guru datang tepat waktu sebelum
memulai pelajaran di kelas.
b. Guru mengucapkan salam dengan
ramah kepada siswa ketika memasuki
ruang kelas.
c. Berdoa sebelum membuka pelajaran.
d. Mengecek kehadiran siswa.
e. Mendoakan siswa yang tidak hadir
karena sakit atau karena halangan
lainnya.
f. Memastikan bahwa setiap siswa
datang tepat waktu.
g. Menegur siswa yang datang terlambat
dengan sopan.
h. Mengaitkan materi/kompetensi yang
akan dipelajari dengan karakter.
i. Dengan merujuk pada silabus, RPP,
dan bahan ajar, guru menyampaikan
butir karakter yang hendak
dikembangkan.
Disiplin
Peduli, santun
Religius
Disiplin
Religius, peduli
Disiplin
Disiplin, santun,
peduli
Kreatif, tanggung
jawab
Kreatif, tanggung
jawab
INTI
Eksplorasi
1. Melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang dipelajari dari
berbagai sumber
2. Menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran, seperti acctive learning,
eksperiential learning, dan belajar
alam.
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan media.
4. Melibatkan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran,
seperti memberi kesempatan bertanya
dan menyampaikan pendapat..
5. Memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium, halam
sekolah, dan lapangan.
6. Membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna.
Mandiri, berfikir
logis, kreatif,
kerjasama
Kreatif, kerjasama
Kerjasama, saling
menghargai, peduli
lingkungan
Rasa percaya diri,
mandiri
Mandiri, kerjasama,
kerja keras
Cinta ilmu, kreatif,
logis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Elaborasi
Konfiramsi
7. Memfasilitasi peserta didik memlalui
pemberian tugas, diskusi, dan bertanya
untuk memunculkan gagasan baru,
baik secara lisan maupun tulisan.
8. Memberi kesempatan untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut.
9. Menfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran koorperatif dan
kolaboratif.
10. Memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
11. Memfasilitasi peserta didikl membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tulisan, secara individual
maupun kelompok.
12. Memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok.
13. Memfasilitasi peserta didik melakukan
pameran, turnamen, festifal, serta
produk yang dihasilkan.
14. Memfasilitasi peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhkan
kebanggan dan rasa percaya diri
peserta didik.
15. Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tertulis,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik.
16. Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
17. Memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan.
18. Memberi kesempatan peserta didik
menjawab pertanyaan yang diberikan
guru.
19. Memfasilitasi peserta didik untuk
menjawab pertanyaan siswa yang
menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa baku dan benar.
20. Membantu menyelesaikan masalah
siswa.
21. Memberi acuan agar peserta didk
dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi lebih jauh.
22. Memberi motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Kreatif, percaya
diri, kritis, saling
menghargai, santun
Kreatif, percaya
diri, kritis
Kerjasama, saling
menghargai,
tanggung jawab
Jujur, disipli, kerja
keras, menghargai
Jujur, bertang
jawab, percaya diri,
saling menghargai,
mandiri, kerjasama
Percaya diri, saling
menghargai, kerja
sama
Percaya diri, saling
menghargai,
mandiri, kerjasama
Percaya diri, saling
menghargai,
mandiri, kerjasama
Saling menghargai,
percaya diri,
santun, kritis, logis
Percaya diri,
santun, kritis, logis
Memahami
kelebihan dan
kekurangan diri
sendiri
Peduli, santun
Percaya diri
Peduli
Kritis
Peduli, percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PENUTUP
23. Guru bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
24. Guru melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
25. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
26. Guru merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas,
baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik.
27. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Mandiri, kerjasama,
kritis, logis
Jujur, mengetahui
kelebihan dan
kekurangan
Menghargai,
percaya diri,
santun, logis, kritis
Peduli, tanggung
jawab, kerja sama
Tanggung jawab,
peduli
Dari hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas dilakukan
dengan tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan memiliki aktivitas-aktivitas
pendidikan karakter yang di dasarkan pada nilai-nilai karakter. Misalnya,
guru mengajak berdoa sebelum memulai pelajaran, mengecek daftar hadir,
menegur siswa yang datang terlambat, memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menyampaikan pendapat, memberikan motivasi, memberikan
umpan balik, merencanakan kegiatan pertemuan selanjutnya, dan
menutup kegiatan pembelajaran dengan doa, merupakan aktivitas-aktivitas
pembelajaran yang di dasarkan pada nilai-nilai karakter religius, disiplin,
tanggung jawab, peduli, menghargai, dan kerja keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
2. Pengintegrasian dalam Muatan Lokal
Nilai-nilai dijabarkan pada mata pelajaran, termasuk mata pelajaran
muatan lokal. Muatan lokal yang diterapkan adalah Bahasa Jawa dan
akuntansi yang merupakan ciri khas budaya dan harus dikembangkan serta
dipertahankan. Sekolah diharapakan memiliki ciri khas yang dapat
dibanggakan dan berbasis pada kearifan lokal serta ikut membentuk
karakter para peserta didik agar tidak terjerumus pada westernisasi yang
hanya bangga pada hasil budaya negara lain tetapi justru melupakan akar
budaya nasionalnya sendiri. Disamping latar belakang tersebut penerapan
muatan lokal berupa Bahasa Jawa, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta juga
mengacu para peraturan daerah kota Yogyakarta No. 5 Tahun 2008
tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan.
Mata pelajaran akuntansi, khusus diberikan kepada kelas IX. Mata
pelajaran ini merupakan keterampilan perlu diberikan kepada perserta
didik agar peserta didik dapat mengembangakan kecakapan hidup (life
skills) yang meliputi keterampilan dalam akurasi. Mata pelajaran akuntasi
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a)
mampu mengembangkan pengetahuan dalam mata pelajaran akuntasi, b)
memiliki rasa estetika, apresiasi tehadap kemampuan yanbg dimiliki
secara optimal, dan memiliki sikap professional dan kewirausahaan.
Kedua muatan lokal ini sudah mengintegrasi pada nilai-nilai
karakter yang ditargetkan, terutama nilai peduli lingkungan, kejujuran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
sopan santun, dan disiplin. Nilai-nilai tersebut dituangkan ke dalam
indikator dan kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP.
3. Pengintegrasian melalui Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan yang
dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan
di dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai
atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional,
maupun global untuk membentuk pribadi yang utuh. Dengan kata lain,
kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar jam
pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didk,
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus dilakukan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Berikut merupakan hasil wawancara guru tentang kegiatan
pengembangan diri di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Tabel 17.
Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter
dalam Kegiatan Pengembangan Diri
PELAKSA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Wakasek/G
uru Mtk Kesimpulan
Pelaksanaan
PK pada
kegiatan
pengemban
gan diri
- Ya, dalam kegiatan OSIS
tentu saya selalu
menekankan kedisiplinan,
kejujuran, menghargai
orang lain, dan tanggung
jawab.
- Seperti yang terjadi terjadi
baru-baru ini dalam
latihan koor
mempersiapkan misa.
Sebelumnya saya sudah
menginformasikan bahwa
teks lagu boleh dibawa
pulang untuk dipelajari,
tapi jangan lupa dibawa
saati latihan lagi. Apa yang
terjadi, saat latihan malah
banyak yang tidak
membawa teks, nah ini kan
sudah salah satu bentuk
nilai tanggung jawab
sebetulnya. Akhirnya
mereka menjadi tahu, dan
harapannya untuk latihan-
latihan selanjutnya tidak
diulang lagi.
- Ya sama, seperti dalam
mempersiapkan acara class
meeting di tanggal 15
Desember ini. Sebelumnya
memang sudah
dipersiapkan, misalnya
dengan pelatihan untuk
siswa LDKS. Disan saya
sebagai salah satu
pemateri yang
mengajarkan kepada siswa
bagaimana membuat
proposal, terus bagaiman
menyusun anggaran, yang
dalam hal ini diberikan
oelh guru yang
berkompeten mengenai
bidang akuntansi ya.
(B2.PelPK. G.Ing)
Misalnya,
seorang anak
yang di dapati
datang
terlambat. Saya
selalu
beruasaha
untuk
mengingatka,
biasanya
sampai tiga kali
kalau memang
tetap
mengulangi
biasanya
langsung saya
rujuk ke guru
BK.
Contoh lai,
misalnya
nilaikarakter
tanggung
jawab. Saat
anak diberikan
tugas atau PR
yang mesti
dikerjakan di
rumah, ehh
malah tidak
dikerjakan dan
tidak di kumpul.
Nah itu
biasanya kalau
awal-awal saya
ingtkan, tapi
kalau sudah
menjadi
kebiasaan ya
langsung saya
rujuk ke guru
BK.
(B2.PelPK.
G.Ind)
Ya, untuk
kegiatan
ekstrakuriku
ler kami ada
22 kegiatan,
dan untuk
pelaksanaan
ya sendiri
pun, sejauh
ini yang
saya
cermati
banyak
siswa yang
mengikuti
kegiatan itu
dengan
baik.
Misalnya,
baru-baru
ini kamu
telah
mengadaka
n kegiatan
LDKS untuk
merancang
dan
membakali
siswa
membaut
proposal,
menyusun
anggaran.
Ya seperti
itu.
(B2.PelPK.
G.Mat)
Pelaksanaan
Pendidikan Karakter
di Pengembangan
Diri:
1. Menekankan sikap
disiplin,
menghargai, jujur,
dan
bertanggungjawab
dalam kegiatan
OSIS.
2. Mengadakan
latihan
koor/paduan suara
rutin setiap
minggu, selain
untuk mengasah
skill dalam
bernyanyi dan
bermusik juga
menanamkan sikap
tanggung jawab
dan disiplin.
3. Mengadakan
kegiatan LDKS,
dan mengenalkan
cara membuat
proposal, anggaran,
dan laporan
pertanggungjawaba
n.
4. Bagi siswa yang
dirasa guru kelas
mengalami
masalah, akan
segera di rujuk ke
guru BK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Berdasarkan interpretasi hasil wawancara guru tentang kegiatan
pengembangan diri di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Menekankan
sikap disiplin, menghargai, jujur, dan bertanggung jawab dalam kegiatan
OSIS. 2) Mengadakan latihan koor/paduan suara rutin setiap minggu,
selain untuk mengasah skill dalam bernyanyi dan bermusik juga
menanamkan sikap tanggung jawab dan disiplin. 3) Mengadakan kegiatan
LDKS, dan mengenalkan cara membuat proposal, anggaran, dan laporan
pertanggungjawaban. 4) Bagi siswa yang dirasa guru kelas mengalami
masalah, akan segera di rujuk ke guru BK.
Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor/guru
BK, guru, atau tenaga kependidikan dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan
karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti yang tercantum
dalam struktur kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta di atas. Pada
umumnya, program tersebut dilaksanakan satu kali dalam seminggu dan
dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai sesuai dengan jadwal yang telah
diatur.
Kegiatan pengembangan diri terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu
kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Kegiatan wajib diberikan kepada
kelas VII dan VIII, yaitu pramuka dan Bahasa Inggris. Sedangkan kegiatan
pilihan adalah olimpiade MIPA dan IPS, jurnalistik, English club, PMR,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
seni tari krasi baru/dance, paduan suara, orchestra, basket, taekwondo,
Bulutangkis, Internet, Band, karate, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang,
Cheerleader, Futsal, KIR, tonti, gamelan, dan sepak bola.
Selain untuk mengembangkan bakat, minat, kemampuan, dan
kreatifitas peserta didik, setiap kegiatan pengembangan diri juga di
dasarkan pada nilai-nilai karakter yang ditargetkan oleh sekolah. Berikut
merupakan kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta:
Tabel 18.
Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Karakter
Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
No.
Kegiatan
Pengembangan
Diri
Nilai-nilai yang
ditanamkan Strategi
A. Bimbingan dan
Konseling
1. Kemandirian
2. Percaya diri
3. Kerja sama
4. Demokratis
5. Sopan santon
6. Berfikir kreatif
7. Sopan santun
8. Kejujuran
9. Kedisiplinan
10. Peduli
11. Komunikatif
12. Kebersihan (diri dan
lingkungan)
1 Bimbingan Klasikal
2 Konseling Individual
3 Bimbingan Karier
4 Perencanaan individual
melalui angket peminatan
5 Perencanaan Individual
6 Experiential learning
7 Dinamika kelompok
B. Kegiaran
Ekstrakurikuler
Kepramukaan
1. Demokratis
2. Disiplin
3. Kerja sama
4. Peduli sosial dan
lingkungan
5. Rasa kebangsaan
6. Toleransi
7. Cinta damai
8. Kerja keras
1 Latihan terprogram setiap
hari Jumat
2 Latihan kepemimpinan
3 Penegakan disiplin dan tata
tertib
4 Berorganisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
UKS dan PMR
1 Peduli sosial
2 Toleransi
3 Disiplin
4 Komunikatif
Latihan terprogram
OSIS 1 Tanggung Jawab
2 Keberanian
3 Tekun
4 Sportivitas
5 Mandiri
6 Demokratis
7 Cinta damai
8 Peduli lingkungan
9 Cinta tanah air
10 Keteladanan
11 Kesabaran
12 Pantang menyerah
13 Kerja sama
14 Kreatif dan inovtif
15 Disiplin
16 Kejujuran
17 Kerja keras
18 Kepedulian sosial
1 Latihan terprogram
2 Latihan kepemimpinan
3 Penegakan disiplin dan tata
tertib
4 Mengadakan MOS
5 Pentas seni budaya
6 berorganisasi
Olahraga 1. Sportifitas
2. Menghargai prestasi
3. Kerja keras
4. Cinta damai
5. Disiplin jujur
6. Kepedulian
1 Latihan terprogram futsal,
bulu tangkis, basket, tekwondo
2. Mengikuti kompetsi internal
dan eksternal
Kerohanian 1. Religious
2. Rasa kebangsaan
3. Cinta tanah air
1 .Peringatan hari sekolah dan
hari besar agama
2. Paduan suara/koor
6. Kegiatan keagamaan
7. Perayaan ekaristi/misa
Seni budaya 1. Disiplin
2. Jujur
3. Peduli budaya
4. Peduli sosial
5. Cinta tanah air
6. Semangat kebangsaan
1. Latihan rutin
2. Mengikuti vocal group
3. Mengikuti les musik dan
piano
4. Berkompetisi internal dan
eksternal
5. Pagelaran seni
Festifval
sekolah
1. Kreatifitas
2. Kerja sama
3. Tanggung jawab
4. Kepemimpinan
5. Cinta budaya
1. Pagelaran seni dan music
2. Perlombaan internal sekolah
3. Peringatan hari besar
nasional/agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Berdasarkan hasil observasi pada tabel di atas, beberapa kegiatan
pengembangan diri yang dikembangkan adalah layanan bimbingan dan
konseling, pramuka, PMR/UKS, OSIS, olahraga, kerohanian, seni budaya,
dan festival sekolah. Masing-masing kegiatan selalu didasarkan pada nilai-
nilai karakter yang kemudian dilakukan melalui strategi yang berbeda
pula. Misalnya, nilai sopan santun dan kerjasama dalam bimbingan
konseling dilakukan melalui strategi layanan bimbingan klasikal,
sedangkan nilai sportifitas dan kerohanian dalam kegiatan olahraga dan
kerohanian, dilakukan dengan starategi latihan rutin satu kali dalam satu
minggu.
4. Pengintegrasian dalam Seluruh Aktivitas Pembiasaan di Sekolah
Pendidikan karakter juga dilakukan melalui pembiasaan rutin,
spontan, dan keteladanan. Berikut merupakan penerapan pendidikan
karakter secara terperinci:
1) Pembiasaan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, meliputi
upacara bendera, senam, doa bersama (doa pagi, angelus/doa siang,
dan doa pulang), ketertiban, kesehatan diri.
2) Pembiasaan Spontan, yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian
khusus, meliputi pembentukan perilaku memberi senyum, salam, sapa,
membuang sampah pada tempatnya, budaya antri, sopan santun,
mengatasi silang pendapat (pertengkaran), saling mengingatkan ketika
melihat pelanggaran tata tertib sekolah, kunjungan rumah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
pengumpulan uang bagi teman yang sedang sakit atau mengalami
musibah, kesetiakawanan sosial, dan kepedulian antar siswa.
3) Pembiasaan Keteladanan, dalam bentuk perilaku sehari-hari di
sekolah, meliputi berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin
membaca, memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain, dan datang
tepat waktu.
Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta juga dilakukan melalui aktivitas sebagai berikut:
Tabel 19.
Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin
No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius 1. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan
dipimpin oleh siswa sendiri secara terjadwal dan
bergiliran melalui speaker di ruang wakasek yang
diperdengarkan di setiap kelas, menggunakan buku
panduan dan kesesuian pada bacaan kitab suci pada
hari tersebut.
2. Setiap pukul 12.00 WIB, selalu ada doa Angelus
(Malaikat Tuhan) yang dilakukan oleh siswa sendiri
secara terjadwal dan bergiliran melalui speaker di
ruang wakasek yang diperdengarkan di setiap kelas.
3. Setiap awal, akhir, dan pergantian jam pelajaran,
siswa memberi salam kepada guru.
4. Melakukan perayaan ekaristi pada hari-hari besar
sekolah atau memperingati hari raya sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan.
5. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik
untuk melakukan ibadah (perayaan ekaristi,
pembinaan penerimaan sakramen krisma, dan
persiapan paduan suara untuk perayaan ekaristi).
6. Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan
sesudah kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara
dan bertindak dengan memperhatikan sopan dantun.
7. Anak dibiasakan untuk mengucapkan terima kasih,
maaf, permisi, dan tolong.
8. Mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan
orang lain.
9. Mementi izin untuk menggunakan barang orang lain.
10. Menghargai barang milik orang lain, dengan tidak
mencuri dan pembiasaan mengembalikan barang
yang bukan miliknya di loker penyediaan barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
yang hilang.
2. Kejujuran 1. Menyediakan tempat temuan barang hilang di
sekolah.
2. Transparansi laporan keuangan sekolah kepada
guru dan pihak berkepentingan.
3. Menyediakan kotak saran dan pengaduan
4. Larangan mencontek saat ujian
3. Bertanggung Jawab 1. Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa
dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah.
2. Siap sedia menerima risiko dan sanksi ketika
melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, dan
berani memperbaikinya.
3. Berani meminta maaf kepada orang lain saat
berbuat salah
4. Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah
atau orang lain dan mengembalikannya pada tempat
semula.
4. Hidup Sehat 1. Membiasakan diri dengan membawa bekal dari
rumah dan memakannya saat jam istirahat
2. Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat
tangan kotor.
3. Berpakaian rapi dan bersih sesuai dengan tata tertib
yang berlaku di sekolah.
4. Menggunakan sepatu dan kaos kaki yang bersih dan
sudah dicuci.
5. Mandi dan menyampo rambut seusai pelajaran
olahraga
6. Membiasakan minum air yang cukup dan membawa
bekal air dari rumah.
7. Disediakan kantin sekolah yang sehat dan bersih,
dan melarang jajan di luar sekolah.
5. Kedisiplinan 1. Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta
didik, baik di kantor guru maupun di dalam kelas.
2. Pukul 07.00 WIB, semua siswa harus sudah berada
di sekolah dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Waktu sekolah mulai pukul 07.00 WIB
a. Hari Senin sampai dengan Kamis berakhir
pukul 13.05 WIB
b. Hari Jumat berakhir pukul 10.50 WIB
c. Hari Sabtu berakhir pukul 12.25 WIB
4. Siswa diharapkan 147apid 15 menit sebelum bel
masuk.
5. Siswa yang terlambat 147apid wajib minta izin
masuk kelas kepada Guru Piket/Wali Kelas/Guru
BK. Setiap hari keterlambatan diberi sanksi
menuliskan refleksi 1 halaman folio dengan
menggunakan bahasa Indonesia, 2 kali terlambat
menulis dengan bahasa Jawa 2 halaman, 3 kali
terlambat menulis 3 halaman folio dengan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Inggris Setelah 3 (tiga) kali terlambat atau
melakukan pelanggaran terhadap tata tertib ini,
orang tua/wali dipanggil ke sekolah untuk
pembinaan siswa dan siswa tersebut mendapat
sanksi kebersihan lingkungan.
6. Bel panjang tiga kali (3X): tanda awal dan akhir
sekolah, awal dan akhir istirahat, bel pendek dua
kali (2X) : tanda pergantian jam pelajaran.
7. Para siswa wajib mengenakan pakaian seragam
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, 148apid an
bersih.
8. Panjang celana untuk putra 5 cm di atas lutut dan
untuk putri panjang rok 5 cm di bawah lutut.
9. Pada saat mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, siswa wajib memakai
seragam olah raga dari sekolah, sepatu dan kaos
kaki menyesuaikan dengan hari dimana kelas
tersebut berolahraga.
10. Pegawai tata usaha harus datang tepat waktu seperti
yang tercantum pada peraturan.
11. Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada
surat pemberitahuan ke sekolah.
12. Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari
oleh seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama.
Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta
merapikannya dan diberitahu cara berpakaian yang
rapi (kriteria rapi dapat dilihat di peraturan sekolah,
seperti baju dimasukan, atribut lengkap,
menggunakan kaos kaki, dan sepatu yang
ditentukan).
13. Kerapian rambut, dicek setiap hari oleh setiap guru,
panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan
krah baju (laki-laki). Apabila menemukan siswa yang
rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, maka diminta untuk mencukur rambut
dan diberi waktu tenggan tiga hari, sekirannya
masih membandel maka rambut siswa yang
bersangkutan akan dipotong oleh guru/petugas yang
ditunjuk oleh sekolah.
14. Guru dan pegawai sekolah berpakaian rapi dan
bersih.
15. Siswa dan setiap anggota sekolah dibiasakan
mengambil sampah dan membuangnya pada tempat
yang sudah disediakan.
16. Meminjam dan mengembalikan sendiri buku
perpustakaan pada petugas perpustakaan.
6. Nilai Diri
a. Kerja Keras
b. Percaya Diri
c. Berjiwa
Wirausaha
d. Berpikir
Logis, Kritis,
Kreatif, dan
1. Belajar dan berusaha sebaik-baiknya saat mendapat
tugas dari guru.
Berusaha keras mengatasi berbagai hambatan guna
menyelesaikan tugas yang diberikan.
2. Berani maju dan tampil di depan kelas menceritakan
gagasan dan pemikiran siswa saat pelajaran di kelas
maupun kegiatan-kegiatan sekolah.
3. Berani berjualan di sekolah yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Inovatif
e. Mandiri
f. Ingin Tahu
g. Cinta Ilmu
ditawarkan kepada teman dan para guru, guna
membantu orang tua dan mendapat keuntungan.
4. Berani menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan
pemikiran secara kritis kepada guru saat pelajaran
di kelas maupun di luar kelas.
5. Siswa memiliki sikap dan perilaku tidak tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya.
6. Siswa memiliki sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan meluas
dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
7. Nilai Sosial
a. Sadar akan
hak dan
kewajiban diri
dan orang lain
b. Patuh pada
aturan-aturan
sosial
c. Menghargai
karya dan
prestasi orang
lain
d. Santu
e. Demokrasi
1. Mengumpulakan sembako yang berisikan beras,
sabun, pasta gigi, minyak, dll, kepada siswa baru
yang kemudian akan disumbangkan kepada pihak
yang membutuhkan.
2. Mengumpulakn sumbangan setiap hari jumat melalui
kolekte mingguan, yang kemudian akan
disumbangkan pada yang membutuhkan.
3. Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu,
seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota
sekolah yang mengalami musibah/kematian.
4. Mengunjungi teman yang sakit.
8. Peduli Lingkungan 1. Membiasakan anak untuk membuang sampah pada
tempatnya.
2. Petugas kebersihan sekolah membersihkan sampah
pada pagi hari dan membuangnya pada tempat
pembuangan akhir SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
3. Guru melaksanakan piket secara berkelompok untuk
melihat kebersihan lingkungan.
4. Mengambil samapah yang berserakan.
5. Piket kelas silakukan oleh siswa secara berkelompok
setelah pulang sekolah sesuai daftar piket.
6. Siswa secara individu menata bangku dann kursi
setiap hari supaya terlihat rapi.
7. Siswa menata bangku danb kursi secara individu
setelah pulang sekolah.
8. Tidak mencoret tembok atau bangku/kursi/fasilitas
sekolah. Bagi yang mencoret diberi sanksi
membersihkan atau mengecet ulang.
9. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
2. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara
bendera dan peringatan hari-hari nasional
3. Memajang foto presidan dan wakil presiden serta
lambang negara.
4. Memajang foto-foto pahlawan
5. Menggunakan produk dalam negeri.
6. Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di
dada saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
7. Menampilkan pentas seni budaya pada kegiatan-
kegiatan tertentu, seperti saat MOS sebagai wujud
menghargai keberagaman yang ada pada peserta
didik.
Tabel 20.
Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan
No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius 1. Mengingatkan peserta didik yang tidak
melaksanakan ibadah/tidak mengikuti perayaan
ekaristi saat memperingati hari0hari besar sekolah.
2. Menegur dan mengingatkan petugas doa sebelum
memulai pelajaran, doa angelus, dan doa sebelum
pulang sekolah.
3. Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam.
4. Miminta maaf jika melakukan kesalahan.
2. Kejujuran 1. Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian.
2. Memperingatkan siswa yang mencontoh PR
temannya.
3. Menegur dan memperingtakan siswa yang tidak
membayar barang yang diambil di kantin kejujuran.
4. Memberikan alasan yang benar saat siswa terlambat
datang ke sekolah kepada guru BK.
5. Meminta izin kepada guru mata pelajaran saat
merasa tidak enak badan, dan datang meminta obat
kepada guru BK kemudian istirahat di ruang UKS.
3. Bertanggung Jawab 1. Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa
dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah.
2. Berani meminta maaf kepada orang lain saat
berbuat salah
3. Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah
atau orang lain dan mengembalikannya pada tempat
semula.
4. Hidup Sehat 1. Menggunakan masker penutup hidung saat merasa
sedang sakit flu, agar tidak menulur pada teman-
temannya.
2. Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat
tangan kotor.
3. Memperingatkan siswa yang tidak mandi dan
menyampo rambut seusai pelajaran olahraga
4. Memperingatkan siswa yang tidak mencuci sepatu
dan kaos kaki sehingga mengeluarkan bau tidak
sedap.
5. Kedisiplinan 1. Memperingatkan siswa yang tidak dengan segera
mengembalikan buku perpustakaan tepat waktu pada
petugas perpustakaan.
2. Memperingatkan siswa yang berpakaian tidak rapi,
rambut panjang, dan tidak memakai atribut seperti
pada peraturan yang sudah ditetpkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
3. Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak
menggunakan atribut saat melakukan upacara hari
senin.
4. Memberikan sanksi langsung kepada siswa yang
didapati datang terlambat lebih dari tiga kali.
5. Melerai pertengkaran yang terjadi di sekolah.
6. Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak
mengerjakan PR.
6. a. Nilai Diri
b. Kerja Keras\
c. Percaya Diri
d. Berjiwa
Wirausaha
e. Berpikir Logis,
Kritis, Kreatif,
dan Inovatif
f. Mandiri
g. Ingin Tahu
h. Cinta Ilmu
1. Berani maju dan tampil di depan kelas saat diminta
segera maju ke depan kelas.
2. Meminjamkan barang yang dimiliki kepada teman di
kelas.
3. Berani dengan segera menyampaikan pendapat,
gagasan, ide, dan pemikiran secara kritis kepada
guru saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas.
4. Segera datang ke perpustakaan saat diminta mencari
tugas di perpustakaan secara spontan.
5. Segera mengacungkan tangan saat tidak mengerti
mater yang disampaikan oleh guru.
6. Segera melapor kepada guru saat mendapati siswa
yang sedang sakit.
7. Nilai Sosial
a. Sadar akan hak
dan kewajiban
diri dan orang
lain
b. Patuh pada
aturan-aturan
sosial
c. Menghargai
karya dan
prestasi orang
lain
d. Santun
e. Demokrasi
1. Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu,
seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota
sekolah yang mengalami musibah/kematian.
2. Mengunjungi teman yang sakit.
3. Mengucapkan selamat kepada siswa yang
mendapatkan prestasi.
4. Melayat apabila ada orangtua/wali murid yang
meninggal dunia.
5. Mengucapkan salam saat berpapasan dengan guru
dan orang yang lebih tua.
6. Menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur dengan
semangat dan gembira saat upacara bendera.
7. Membantu guru yang mengalami kesulitan saat
membawa media ke kelas
8. Peduli Lingkungan 1. Siswa merapikan meja tempat duduk guru dengan
segera sebelum pergantian jam pelajaran.
2. Siswa segera membuang sampah di tempat sampah
dan segera mengambil sampah yang berserakan.
3. Siswa segera melakukan piket kelas setelah pulang
sekolah sesuai daftar piket.
4. Siswa segera menata bangku dan kursi secara
individu setelah pulang sekolah.
5. Siswa segera membantu guru menyiapkan media,
seperi viewer, LCD, dan menutup hordeng saat akan
memulai pelajaran.
9. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
1. Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran
telah usai kepada guru.
2. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara
bendera dan peringatan hari-hari nasional dengan
semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
3. Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di
dada saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur.
4. Guru menghargai keberagaman budaya, agama,
etnis, dan suku peserta didik.
Tabel 21.
Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan
No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius 1. Guru ikut berdoa bersama peserta didik sebelum
dan sesudah jam pelajaran.
2. Semua guru dan tenaga kependidikan mengikuti
perayaan ekaristi/misa bersama sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan.
3. Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika
berdoa, maka guru memberi contoh dengan berdoa
secara khusuk.
4. Saat guru memberi contoh berdoa, guru
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
mudah dimengerti oleh siswa.
2. Kedisiplinan 1. Pukul 07.00 WIB, semua guru harus sudah berada di
sekolah, dan terkhusus bagi guru piket harus datang
lebih awal guna menyambut siswa di dekat gerbang
masuk sekolah.
2. Pegawai tata usaha harus datang dan pulang tepat
waktu seperti yang sudah ada dalam tata tertib
karyawan.
3. Guru memberi contoh mengambil sampah yang
berserekan dan membuang sampah pada tempat
yang sudah disediakan.
4. Guru memberikan contoh berbicara yang santon dan
sopan.
5. Guru pun harus memberikan contoh mengucapkan
terima kasih.
6. Minta maaf
7. Memberi penghargaan dan ucapan selamat kepada
siswa yang berprestasi
8. Menghargai pendapat siswa yang mengungkapkan
ide dan gagasannya.
3. Peduli Lingkungan 1. Guru memberi contoh mengambil sampah yang
berserekan dan membuang sampah pada tempat
yang sudah disediakan.
2. Guru dan tenaga kependidikan sekolah kerja bakti
membersihkan lingkungan sekolah bersamaan
dengan siswa.
3. Menanam pohon dan tanaman hias sehingga
lingkungan sekolahan tampak bersih dan nyaman.
4. Sekolah membuat taman sekolah dengan tempat
duduk di sekitarnya sehingga tampak lebih asri dan
nyaman.
4. Nilai Sosial 1. Guru dan tenaga kependidikan mengumpulkan
sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
bumi, kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang
mengalami musibah/kematian.
2. Guru dan tenaga kependidikan ikut mengunjungi
teman yang sakit.
3. Guru mengucapkan selamat kepada siswa yang
mendapatkan prestasi.
4. Guru ikut melayat apabila ada orangtua/wali murid
yang meninggal dunia.
5. Guru menyapa dan mengucapkan salam saat
berpapasan dengan guru dan orang yang lebih tua.
6. Guru memberikan contoh kepada siswa dengan
membantu siswa yang mengalami kesulitan
memahami materi pembelajaran dengan empatik dan
kesabaran.
5. Kejujuran 1. Guru memberikan penilaian secara obyektif kepada
semua siswa
2. Guru menepati janji yang dibuat kepada siswa baik
saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas.
6. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
1. Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran
telah usai kepada guru.
2. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara
bendera dan peringatan hari-hari nasional dengan
semangat.
3. Guru tidak membeda-bedakan setiap peserta didik
yang memiliki latar belakang budaya, agama, dan
suku yang beranekaragam.
Selain dalam kegiatan pembelajaran di kelas, kegiatan yang di
dasarkan pada muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri, penanaman
nilai karakter juga dilakukan dalam kegiatan pembiasaan. Kegiatan
pembiasaan yang dimaksud adalah kegiatan pembiasaan rutin, pembiasaan
spontan, dan pembiasaan keteladanan. Ketiga kegiatan pembiasaan ini
didasarkan pada nilai-nilai karakter yang diaplikasikan dalam aktivitas-
aktivitas keseharian di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
D. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter Terintegrasi
Berikut akan disajikan hasil pengolahan data dari angket penelitian
yang diberikan kepada guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
melalui diagram lingkaran.
Diagram 1. Model Pembelajaran Guru
Diagram lingkaran diatas menggambarkan tentang model
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Dari 23 guru
(jumlah responden) yang mengisi angket penelitian, masing-masing guru
memiliki metode-metode khusus untuk menginternalisasikan nilai-nilai
karakter dalam proses pembelajaran. Diagram tersebut menggambarkan
bahwa 19 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan penilaian
autentik, inkuiri, dan bertanya, 11 guru menggunakan konstruktivisme, 15
guru menggunakan acctive learning, 16 guru menggunakan modelling dan
11
19
19
19 15
16
16
6 14
Konstruktivisme
Bertanya
Inkuiri
Penilaian Autentik
Active Learning
Modeling
Refleksi
Masyarakat Belajar
Experiential Learning
Jumlah Responden: 23
Diagram Model Pembelajaran Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
refleksi, 6 guru menggunakan masyarakat belajar, dan 14 guru menggunakan
experiential learning sebagai metode dan pendekatan dalam pembelajaran.
Dari olahan data melalui angket yang diberikan dapat disimpulkan
bahwa para pendidik/guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sudah
menggunakan model pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
di Kemendiknas, 2010. Dalam hal ini, setiap guru memiliki kekhasanya
masing-masing dalam pengimplementasian model pembelajaran yang
diharapkan.
Interpretasi hasil wawancara pelaksanaan metode di atas, juga
didukung dengan interpretasi hasil wawancara metode mengajar guru.
Interpretasi hasil wawancara metode ajar guru di rangkum dalam tabel
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Tabel 22.
Interpretasi Hasil Wawancara Metode Ajar Guru
PELAKS
A NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Guru
Matematika Kesimpulan
Metode
Ajar - Metode
pembelajaran yang
saya lakukan adalah
dengan
pembelajaran
kontekstual. Saya
berusaha
mengkaitkan materi
pembelajaran
dengan kehidupan
sehari-hari.
Misalnya greeting,
mengucapkan salam
good morning, good
night. Saya selalu
berusaha
mengkaitkan dengan
pengalaman
keseharian siswa.
- Iya, tentu seperti
PBL, inkuiri,
bertanya, tetapi
seperti experiential
learning,
konstruktivisme, dan
acctive learning
pernah denger ya,
tapi saya tidak tau.
Mungkin saya
menggunakan
metode itu, tapi tidak
tau apa yang
dimaksud dengan hal
itu ya.
(B4.MetPK. G.Ing)
Kalau untuk
metode, memang
saya lebih banyak
memberikan
kata/kata
ya/ceramah.
Memang tuntutan
K13 itu mestinya
anak dibisakan
aktif, mencari,
menemukan, dan
mempelajari
sendiri bahan
yang diberikan,
sedangkan guru
sebagai pembantu
apabila anak
mengalami
kesulitan. Tapi
faktanya, ya anak
mengalami
kesulitan tu.
Terkadang
dengan diberikan
banyak
informasi/cerama
h saja anak masih
tidak mengerti.
(B4.MetPK.
G.Ind)
Metode yang
saya gunakan
adalah dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual,
yaitu
mengaplikasika
n penggunaan
matematika
dalam
kehidupan
sehari-hari,
yang kemudian
saya arahkan
dalam
pembelajaran
matematika
murni/formalny
a. Kalau untuk
metode yang
saya gunakan
adalah ya
bertanya itu
jelas, inkuiri,
kerja kelompok,
PBL.
(B4.MetPK.
G.Mat)
Metode
pembelajaran
yang dilakukan
oleh para guru
adalah dengan
menggunakan
model
kontekstual, yaitu
mengkaitkan
materi-materi
pembelajaran di
sekolah dengan
kehidupan nyata
sehari-hari.
Beberapa metode
tersebut adalah
experiential
learning,
konstruktivisme,
acctive learning,
bertanya,
ceramah, inkuiri,
dan kerja
kelompok.
Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa metode
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru adalah dengan menggunakan
model kontekstual, yaitu mengkaitkan materi-materi pembelajaran di sekolah
dengan kehidupan nyata sehari-hari. Beberapa metode tersebut adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
experiential learning, konstruktivisme, acctive learning, bertanya, ceramah,
inkuiri, dan kerja kelompok.
E. Teknik dan instrumen Penilaian Pendidik Karakter
Berikut akan disajikan hasil pengolahan data dari angket penelitian
yang diberikan kepada guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
melalui diagram lingkaran.
Diagram 2. Teknik Instrumen Penilaian Guru
Diagram lingkaran di atas menggambarkan tentang teknik
instrumen yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Dari 23 guru
(jumlah responden) yang mengisi angket penelitian, masing-masing guru
menggunakan teknik instrumen yang berbeda untuk melihat dan
mengukur capaian hasil belajar dan perkembangan peserta didik dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
22
18
20
21 19
12
9
20
21
Tes Tertulis
Tes Lisan
Tes Kinerja
Penugasan Ind & Kel
Observasi
Pen. Portofolio
Jurnal
Penilalian Diri
Penilaian Antarteman
TEKNIK ISTRUMEN PENILAIAN GURU
Jumlah Responden: 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Diagram teknik instrumen penilaian guru di atas menjelaskan
bahwa 22 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan tes
tertulis, 18 guru menggunakan tes lisan, 20 guru menggunakan tes kinerja
dan penilaian diri, 21 guru menggunakan penugasan individu-kelompok
dan penilaian antarteman, 19 guru menggunakan observasi, 12 guru
menggunakan penilaian portofolio, dan 9 guru menggunakan jurnal
sebagai instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik.
Dari olahan data melalui angket yang diberikan dapat disimpulkan
bahwa para pendidik/guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
sudah menggunakan teknik instrumen tertentu untuk melihat dan
mengukur capaian hasil belajar di sekolah pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dengan kata lain, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta telah
menggunakan teknik istrumen sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di
Kemendiknas, 2010. Dalam hal ini, setiap guru memiliki kekhasanya
masing-masing dalam pengimplementasian teknik instrumen penilaian
kepada peserta didik di sekolah.
Selain dari hasil perolehan data angket di atas, cara mengukur atau
melihat perubahan perilaku peserta didik dilakukan dengan wawancara.
Wawancara yang diajukan kepada beberapa guru menjadi sumber
informasi yang mendukung hasil-hasil metode pengukuran lainnya.
Berikut merupakan interpretasi hasil wawancara pengukuran
keterlaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Tabel 23.
Interpretasi Hasil Wawancara Pengukuran Keterlaksanaan Pendidikan Karakter
EVALUAS
I
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Guru
Matematika Kesimpulan
Cara
mengukur/
melihat
Perubahan
- Saya biasanya
dengan melihat,
mencermati, dan
melakukan
observasi dari
hari kehari ya.
- Selain itu saya
juga melakukan
angket penilaian,
dari situ saya
bisa melihat
bagaimana
tingkat
pemahaman dan
perilaku siswa
setiap harinya di
kelas.
- Penilain antar
teman pun saya
lakukan, dan hal
itu semakin
menambah
informasi saya
mengenai
karakter masing-
masing siswa.
Begitu mas...
(C1.EvaPK. G.Ing)
- Untuk mengukur
atau melihat
perubahan
perilaku pada
siswa saya sering
menggunakan
pengamatan ya.
Melalui
pengamatan saya
benar-benar bisa
mencermati
secara langsung
perubahan sikap
dan perilaku para
siswa.
- Selain itu, saya
juga
memberlakukan
sistem remidi.
Remidi ini saya
berikan kepada
siswa yang
skornya tidak
memenui nilai
KKM.
(C1.EvaPK. G.Ind)
Ya bagaimana
ya, biasanya
saya bisa
melihat hal itu
dengan
pengamatan
ya. Bagaimana
siswa ini
bersikap dan
berperilaku
setiap harinya.
Kemudian
untuk dengan
memberikan
tugas, baik
pribdi atau
kelompok, itu
sudah pasti
saya berikan.
(C1.EvaPK.
G.Mat)
Para guru
menggunakan
beberapa cara
untuk mengukur
dan melihat
perubahan peserta
didik, yaitu
melakukan
observasi,
pemberian angket,
penilaian antar
teman, remedi,
pemberian tugas
pribadi/kelompok.
Melalui beberapa
cara diatas guru
dapat melihat dan
mengetahui
langsung tingkat
pemahan, perilaku,
dan perubahan
pada setiap siswa.
Melalui sistem
remidi, siswa dapat
memperbaiki nilai
yang belum
mencapai standar
KKM.
Berdasarkan tabel interpretasi hasil pengukuran keterlaksanaan
pendidikan karakter, disimpulkan bahwa para guru menggunakan beberapa
cara untuk mengukur dan melihat perubahan peserta didik, yaitu melakukan
observasi, pemberian angket, penilaian antar teman, remedi, pemberian tugas
pribadi/kelompok. Dengan demkian, kesimpulan ini semakin memperkuat
perolehan data yang berasal dari penyebaran angket kepada guru. Melalui
beberapa cara di atas guru dapat melihat dan mengetahui langsung tingkat
pemahaman, perilaku, dan perubahan pada setiap siswa. Melalui sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
remidi, siswa juga dapat memperbaiki nilai yang belum mencapai standar
KKM.
F. Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi Keberhasilan Pendidikan Karakter
di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter tentu tidak akan lepas
dari berbagai pihak yang mendukung dan berkolaborasi, baik pemerintah,
kepala sekolah, para guru, tenaga kependidikan, siswa, bahkan orang tua itu
sendiri. Namun keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter juga dapat
dilihat melalui indikasi perubahan perilaku pada diri siswa. Dalam hal ini,
melalui wawancara yang diberikan kepada beberapa guru, semakin
memperkuat data terkait indikasi-indikasi perubahan perilaku pada siswa.
Berikut merupakan hasil interpretasi wawancara mengenai indikasi
perubahan karakter pada peseta didik di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Tabel 24.
Interpretasi Hasil Wawancara Indikasi Perubahan Karakter
EVAL
UASI
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs.
Inggris Guru Bhs. Indonesia
Guru
Mtk Kesimpulan
Indikasi
Perubah
an
Hal itu
nampak
sekali kok,
mana siswa
yang mau
belajar
dengan
serius dan
mana siswa
yang perlu
mendapat
pendamping
an lebih.
(C2.IndPK.
G.Ing)
Penanaman nilai-nilai
karakter itu saya lakukan
melalui pembiasaan mas.
Siswa selalu saya
biasakan untuk tertib dan
tanggung jawab.
Meskipun di awal-awal
memang susah ya, anak
maunya sendiri. Tapi
kalau sudah diingatkan
berkali-kali anak
menjadi sadar dan tau
dengan sendirinya.
(C2.IndPK. G.Ind)
- Beberapa indikasi perubahan sikap
dan perilaku melalui pendidikan
karakter sudah dirasakan oleh
beberapa guru. Melalui pengamatan
yang dilakukan, guru dapat
mengetahui siswa yang mau belajar
serius dan siswa yang perlu
mendapat pendampingan lebih
tinggi. Anak yang mendapat
pendampingan dan perhatian
melalui pembiasaan yang dilakukan
oleh guru, siswa menjadi sadar dan
tau dengan sendirinya hal baik yang
perlu dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Dari hasil interpretasi wawancara di atas, disimpulkan bahwa beberapa
indikasi perubahan sikap dan perilaku melalui pendidikan karakter sudah
dirasakan oleh beberapa guru. Melalui pengamatan yang dilakukan, guru dapat
mengetahui siswa yang mau belajar serius dan siswa yang perlu mendapat
pendampingan lebih tinggi. Anak yang mendapat pendampingan dan perhatian
melalui pembiasaan yang dilakukan oleh guru, siswa menjadi sadar dan tau
dengan sendirinya hal baik yang perlu dilakukannya. Dengan kata lain,
pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur berjalan
dengan baik.
Supervisi dan monitoring tidak bisa dipisahkan, yaitu sama-sama
memberikan solusi ketika ada permasalahan di lapangan. Keuntungan atau tujuan
khusus supervisi adalah untuk memberikan solusi, sedangkan monitoring untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan. Untuk tujuan
tertentu, supervisi, monitoring, dan evaluasi dapat dilaksanakan secara bersama-
sama. Dalam hal ini, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengembangkan
berbagai macam instrumen sesuai dengan tujuan supervisi dan monitoring, baik
yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah maupun pemeriksaan melalui Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta. Sekolah, melalui Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta telah memeriksakan dokumen KTSP dengan menggunakan instrumen
pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah madya, memberikan
pertimbangan bahwa kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015 dapat direkomendasikan tanpa syarat, dengan alasan semua unsur
KTSP terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta yang dilakukan secara mandiri dalam menempuh supervisi dan
monitoring pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah: (1)
Pengembangan instrumen oleh masing-masing guru mata pelajaran, baik dalam
pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan tertentu. (2) Sekolah melakukan evaluasi
dalam rapat bersama kepala sekolah dan semua guru. (3) Verivikasi dan
klasrifikasi oleh petugas supervisi dan monitoring. (4) Melaksanakan observasi
lapangan tentang pelaksanaan pendidikan karakter. (5) Mendiskusikan temuan
dan permasalahan di lapangan. (6) Memberikan jalan keluar atau mengatasi
permasalahan yang ditemukan. Kegiatan supervisi dan monitoring tersebut
dilakukan oleh internal sekolah, seperti kepala sekolah atau penanggungjawab
kegiatan, dan dari pihak luar sekolah, seperti instansi yang terkait (pemerintah
daerah, pemerintah, komite sekolah), dan orang tua peserta didik.
Berikut merupakan hasil evaluasi dan monitoring penilaian keberhasilan
yang dilakukan sekolah dalam mengintegrasikan pendidikan karakter di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta:
1. Sikap dan Perilaku
a. Kepala Sekolah: 1) Hadir pagi pukul 06.30 WIB dan langsung
melakukan fungsi pengawasan dengan mengawasi kehadiran siswa
maupun guru dan staf. 2) Memberikan senyum, salam, dan sapa baik
kepada para guru maupun siswa yang hadir ke sekolah. 3)
Mengerjakan tugas-tugas manajerial. 4) Melakukan breafing sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
memulai aktivitas pembelajaran di kelas. 5) Mengkoordinir para wakil
yang membidanginya.
b. Guru Mata Pelajaran dan Guru BK: 1) Semua guru yang mengajar jam
pertama sudah siap pada pukul 06.45 WIB. 2) Guru piket telah siap
pukul 06.30 WIB menyambut kedatangan siswa di dekat gerbang
masuk ke sekolah. 3) Semua guru memberikan senyum, salam, dan
sapa baik kepada guru yang lain maupun siswa yang hadir ke sekolah.
4) Semua guru bersama kepala sekolah melakukan breafing di ruang
rapat guru sebelum melakukan aktivitas pembelajaran. 5) Guru segera
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan materi yang telah
dipersiapkan dalam silabus dan RPP. 6) Guru piket setiap hari ada
empat orang.
c. Karyawan/ Staf TU: 1) Penggajian: penggajian payroll pegawai (aktif),
gaji pegawai (pensiun), setoran PNS dan pesiunan. 2) Urusan
kepegawaian: buku induk pegawai, pengarsipan data pegawai,
pengajuan pegawai: capeg, gaji berkala, kenaikan pangkat, papan data
pegawai, biodata pegawai, konsumsi pegawai. 3) Membantu
pelaksanaan tugas rekan kerja, tugas isidental lainnya. 4) Resepsionis:
menerima telepon, konsumsi tamu (menggunakan uang YPL)
Konsusmsi rapat/pertemuan sekolah
d. Bendahara sekolah: 1) Mengelola website sekolah Pangudi Luhur. 2)
Permohonan gaji, operasional bulanan ke YPL Perwakilan. 3)
Menerima slip setoran uang dan rekap keuangan YPL (UPP, GOR,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
US, Komp, LKS, BKS) dari petugas penerima keuangan sekolah. 4)
Buku Kas Umum. 5) Urusan ke bank keuangan sekolah dan BOS. 6)
Membantu pelaksanaan tugas rekan kerja, tugas isidental lainnya. 7)
Inventarisasi dan belanja ATK, dll sepengetahuan KepSek.
e. Peserta Didik: 1) Sebelum mulai pelajaran diadakan doa pagi bersama
langsung oleh siswa di ruang wakil sekolah menggunakan speaker
yang kemudian diperdengarkan ke setiap kelas. 2) Ketika sampai di
pintu gerbang siswa bertemu dengan guru/petugas piket/kepala sekolah
bersalaman, cium tangan, dan mengucapkan salam. 3) Para siswa
mengenakan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
rapi dan bersih. 4) Panjang celana untuk putra 5 cm di atas lutut dan
untuk putri panjang rok 5 cm di bawah lutut. 5) Pada saat mengikuti
pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, siswa memakai
seragam olah raga dari sekolah, sepatu dan kaos kaki menyesuaikan
dengan hari dimana kelas tersebut berolahraga. 6) Sebelum pelajaran
dan setelah selesai berdoa seluruh siswa mengucapkan salam pada
guru yang ada di kelas. 7) Siswa menempati tempat duduk sesuai
dengan denah kelas yang telah ditentukan wali kelas, kecuali ada hal-
hal tertentu atau khusus. 8) Perpindahan tempat duduk tanpa izin Wali
kelas/Guru tidak dibenarkan. 9) Siswa dilarang membawa dan
menggunakan HP saat pelajaran, kecuali digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. HP harus dimasukkan ke dalam loker atau dititipkan di
kantor Tata Usaha sejak jam pertama sampai jam terakhir. 10) Upacara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
bendera secara rutin dilaksanakan sesuai dengan yang dijadwalkan
oleh sekolah. 11) Selain upacara bendera rutin, sekolah juga
melaksanakan upacara bendera peringatan hari besar nasional. 12)
Seragam pada saat upacara bendera sesuai dengan penggunaan
seragam yang telah ditentukan pada tata tertib siswa dengan
menggunakan topi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 13) Sepeda
diparkir di tempat yang telah ditentukan dan dikunci.
2. Sarana dan Prasarana
a) Terdapat ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang guru, ruang TU,
ruang meeting, ruang BK, masing-masing satu ruangan dan semua
dalam keadaan baik dan terawat.
b) Ruang teori/kelas reguler ada 18 kelas dan dalam keadaan baik.
c) Ada satu ruang perpustakaan dalam keadaan baik dan memiliki
banyak buku yang menunjung pembelajaran siswa.
d) Terdapat dua ruang bahasa dalam keadaan baik.
e) Terdapat dua laboratorium IPA dalam keadaan baik.
f) Terdapat satu ruang multimedia dalam keadaan baik.
g) Ada satu ruang laboratorium komputer dalam keadaan baik.
h) Terdapat ruang kesenian yang berisikan empat gitar, dua keyboard,
satu jinbe, satu piano dalam keadaan baik.
i) Terdapat ruang penunjang, seperti satu gudang umum, satu gudang
buku, satu aula, satu ruang doa/ibadah, satu ruang dapur, satu kamar
mandi/WC siswa, tiga kamar mandi/WC guru, dua ruang UKS, satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
ruang PMR/Pramuka, satu ruang OSIS, satu ruang olah raga karate,
satu GOR, satu ruang alat olah raga, satu ruang riso/elektronik, satu
ruang studio musik, tiga bangsal kendaraan, dua rumah penjaga, dua
pos jaga, satu selara/teras/tangga, dan 14 kantin sekolah, semua dalam
keadaan baik dan terawat.
j) Terdapat satu lapangan sepak bola dengan ukuran 80 x 25 m dan dua
lapangan voli dengan ukuran 18 x 9 m, serta lapangan basket yang
juga sering digunakan sebagai lapangan badminton, semua dalam
keadaan baik dan terawat.
3. Situasi sekolah
a) Kebersihan terawat oleh putugas dan keterlibatan siswa secara
langsung.
b) Ruang belajar, seperti ruang reguler, perpustakaan, ruang bahasa, lab.
IPA dan komputer, ruang multimedia, dan ruang kesenian semua
dalam keadaan bersih dan rapi.
c) Ruang kantor, seperti ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang
guru, ruang TU, ruang meeting, dan ruang BK, semua dalam keadaan
rapi dan bersih.
d) Ruang penunjang, seperti gudang umum, gudang buku, aula, ruang
doa/ibadah, ruang riso/elektronik, raung dapur, KM/WC siswa dan
guru, ruang UKS, ruang PMR/Pramuka, ruang OSIS, ruang olah raga
karate, ruang alat olah raga, ruang studio musik, bangsal kendaraan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
rumah penjaga, pos jaga, selaras/teras/tangga, dan kantin, semua
dalam keadaan rapi dan bersih.
e) Lapangan olahraga, seperti lapangan sepak bola, lapangan futsal yng
digabung dengan lapangan basket dan badminton, dan lapangan voli,
semua tampak baik dan terawat.
f) Halaman parkir motor dan mobil bersih dan penataan kendaraan rapi.
g) Halaman sekolah terlihat hijau, dengan taman tanaman hias beserta
pohon yang dirawat dengan baik dan bersih.
G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Integrasi Pendidikan Karakter di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan karakter selalu diintegrasikan
dalam berbagai aktivitas di sekolah. Beberapa aktivitas yang dimaksud
adalah, aktifitas pembelajaran di kelas, kegiatan pengembangan diri, dan
perencanaan manajemen sekolahnya. Selain ketiga aktivitas di atas,
pelaksanaan pendidikan karakter juga terintegrasi dalam setiap kurikulum
yang diberlakukan sekolah.
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, saat ini masih menggunakan dua
kurikulum yang berbeda. Kelas VII dan VIII menggunakan kurikulum 2013,
sedangkan kelas IX masih menggunakan kurikulum 2006 KTSP. Berdasarkan
konsep dan perubahan yang terjadi pada kurikulum yang bersifat
pengembangan ini, tentu berdampak bagi para pendidik dan tenaga
kependidikan. Banyak guru, bahkan sekolah-sekolah yang merasa kesulitan
untuk mengimplementasikan pendidikan karakter pada kurrikulum 2013,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
khususnya dalam perubahan-perubahan yang dirasa semakin banyak di
dalamnya.
Berikut merupakan interpretasi hasil wawancara yang diberikan
kepada beberapa guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, terkait hambatan
pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
Tabel 25.
Interpretasi Hasil Wawancara Hambatan Pendidikan Karakter HAMBA
TAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru Mtk Kesimpulan
Hambatan
Pelaksana
an PK
1. Ya tentu ada,
terutama di
format penilaian
ya. Ya karena
selain dituntut
melakukan
penilaian secara
kognitif, tapi juga
kita harus bisa
melihat
bagaimana sikap
dan keterampilan
siswa ya, dalam
hal ini segi
psikomotoriknya.
2. Selain itu, saya
merasa bahwa
ketika harus
menghadapi satu
kelas untuk bisa
disiplin,
menghargai
orang lain,
tanggung jawab,
tapi hal ini tidak
dilakukan oleh
guru lain ya sulit
juga ya. Jadi
memang perlu
ada keseragaman
antar guru, meski
tanpa
menghilangkan
kompetensi setiap
guru tidak sama
ya.
3. Oya, pengadaan
buku-buku juga,
ini mungkin
menjadi
perhatian ya.
1. Hambatan-hambatan
yang saya alami itu
berkaitan dengan
materi ya, itu yang
pertama. Materi di
K13 itu, terkadang
terjadi
ketidaksamaan ya.
Misalnya di bab 1
mengenai pengertian
itu seperti ini, tapi di
bab 2 pengertiannya
lalu menjadi berbeda.
2. Pemahmannya juga
cukup rumit. Saya
merasa bahwa kalau
di KTSP malah jelas
ya.
3. Iya, lalu masalah
waktu. Waktu juga
sekarang menjadi
lama ya. Menjadi
penambahan jam,
sehingga saya perlu
menambah waktu dan
tenaga saya untuk
mengajar.
4. Nah, apalagi untuk
penilaian ya, format
penilaian yang
menuntut guru
menilai dari berbagai
segi, kognitif, afektif,
dan psikomotoriknya/
ketermpilannya, jadi
itu terkadang
semakin membebani
jadwal mengajar
guru.
1. Ya kalau
hambatan
tentu ada
ya.
Misalnya,
di
kurikulum
K13 ini kan
banyak
sekali
format-
format baru
gitu ya.
Terkadang
yang sulit
adalah
pengadmini
strasiannya
atau
pengarsipa
nnya.
Banyak
sekali yang
harus
dipersiapka
n.
2. Apalagi
dengan
lembar
penilaianny
a, itu cukup
banyak dan
benar-
benar
menyita
waktu dan
tenaga ya.
(D1.HamP
K. G.Mat)
Beberapa hambatan
yang dirasakan oleh
guru dalam pelaksanaan
pendidikan karakter
adalah sebagai berikut:
1. Format penilaian
(kognitif, afektif,
dan psikomotorik)
yang dirasa masih
banyak yang
menyita waktu dan
tenaga sehingga
dirasa menggangu
jam mengajar guru.
2. Sulitnya melakukan
pengarsipan dan
pengadministrasian
dikarenakan
banyaknya format-
format baru di K13.
3. Beberapa
definisi/pengertian
dalam buku/bahan
ajar terkadang tidak
sama antara bab
satu dengan yang
lainnya.
4. Beberapa guru
mengalami
kesulitan untuk
memahami materi
pembelajaran,
khususnya pada
materi di K13.
5. Dengan
penambahan jam
pelajaran di
sekolah, beberapa
guru perlu
menambah waktu
dan tenaga
mengajar yang
ekstra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
4. Ya, kalau saya si
“monggo”, mau
diberhentikan
atau mau di
evaluasi dulu
selama satu
tahun, kemudian
diberlakukan di
sekolah-sekolah.
Tapi kalau secara
pribadi saya
setuju ya kalau
memang harus
diberhentikan
atau di evaluasi
terlebih dahulu.
Karena ya
memang,
kurikulum yang
baru ini banyak
sekali
tuntutannya.
(D1.HamPK.
G.Ing)
5. Oya mas, buku-buku
pegangan guru
mapun siswa juga
sepertinya masih
kurang ya.
6. Ya, kalau kita lihat di
RPP dan silabus
memang muatan
untuk nilai-nilai
karakternya lebih
banyak di K13.
Namun, ya itu format
yang begitu banyak
membuat guru ekstra
keras untuk
menyusun RPP dan
Silabus, termasuk
memasukan nilai-
nilai karakter,
metode, dan
penilaiannya.
(D1.HamPK. G.Ind)
6. Kompetensi guru
(kemampuan dalam
memperlakukan
dan menghadapi
kelas) yang
berbeda, sehingga
guru mengalami
kesulitan dalam
menghadapi kelas
ribut dan sulit
diatur.
7. Format baru yang
begitu banyak
membuat guru
ekstra keras dalam
menyusun RPP,
silabus, dan muatan
karakter-metode di
dalamnya.
Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa
pelakanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,
mengalami beberapa hamabatan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh
guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1)
Format penilaian (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang dirasa masih
banyak yang menyita waktu dan tenaga sehingga dirasa menggangu jam
mengajar guru. 2) Sulitnya melakukan pengarsipan dan
pengadministrasian dikarenakan banyaknya format-format baru di K13. 3)
Beberapa definisi/pengertian dalam buku/bahan ajar terkadang tidak sama
antara bab satu dengan yang lainnya.4) Beberapa guru mengalami
kesulitan untuk memahami materi pembelajaran, khususnya pada materi di
K13. 5) Dengan penambahan jam pelajaran di sekolah, beberapa guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
perlu menambah waktu dan tenaga mengajar yang ekstra. 6) Kompetensi
guru (kemampuan dalam memperlakukan dan menghadapi kelas) yang
berbeda, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menghadapi kelas
ribut dan sulit diatur.7) Format baru yang begitu banyak membuat guru
ekstra keras dalam menyusun RPP, silabus, dan muatan karakter-metode
di dalamnya.
H. Usaha-usaha Sekolah untuk Mengatasi Pelaksanaan Pendidikan
Karakter
Dari beberapa hambatan-hamatan pelaksanaan pendidikan karakter
di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, sekolah telah memiliki strategi-
strategi khusus untuk mengatasinya. Berikut merupakan interpretasi hasil
wawancara terkait solusi yang dilakukan sekolah untuk mengatasi
hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter.
Tabel 26.
Interpretasi Hasil Wawancara Solusi Pendidikan Karakter Pelaksana Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs.
Inggris
Guru Bhs.
Indonesia Guru Matematika Kesimpulan
Solusi
guru dan
Sekolah
1. Kalau saya
solusi untuk
menangani
hambatan-
hambatan
pembelajara
n diatas ya
saya tetap
dengan
pembiasaan
yang sering
saya
lakukan,
dengan cara
dan metode
seperti yang
- Kalau dari
saya, ya
mau
bagaimana
pun saya
selalu
berusaha
semaksimal
mungkin
untuk tetap
menyampai
akan
materi
yang mesti
diketahu
siswa ya.
1. Ya, menurut saya,
saya selalu berusaha
semaksimal mungkin
melakukan kegiatan
sesuai dengan RPP
dan silabus yang
sudah saya buat.
Meski terkadang
saya mengalami
kesulitan. Ya saya
selalu berusaha
semaksimal mungkin
menyesuaikan
dengan RPP.
2. Ya kalau untuk
Solusi yang dilakukan
oleh sekolah dan guru
dalam pelaksanaan
pendidikan karakter
adalah sebagai berikut:
1. Sekolah
mengadakan
sosialisasi dan
workshop terkait
perubahan
kurikulum baru
K13.
2. Sekolah melakukan
pelatihan dan diklat
yang diberikan
kepada seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
sudah saya
jelaskan di
atas.
2. Kalau dari
sekolah,
sebenarnya
sudah ada
sosialisasi
dan
workshop
ya. Saya
sudah satu
bulan lebih
mengikuti
diklat
mengenai
K13 ini.
Tapi ya,
dalam
pelaksanaan
nya memang
sulit.
(D2.SoPK.
G.Ing)
- Kalau dari
sekolah,
sebenarnya
sekolah
sudah
melakukan
sosialisasi
terkait
perubahan
K.13 ini.
Saya juga
mengikuti
diklat
bersama
guru-guru
lain.
(D2.SoPK.
G.Ind)
sekolah, kami selalu
mendatangkan pihak
dari luar yang
berkompeten dalam
bidangnya, guna
memberikan
pembekalan dan
pemahaman
mengenai format
penilaian ini. Kami
sudah mengundang
sebanyak 3 kali
pihak dari luar untuk
belajar.
3. Selain itu seperti
workshop dan
sosialisasi juga
sudah dilakukan.
Tapi ya mau
bagaimana, mungkin
guru belum terbiasa
dan menyesuaikan
dengan perubahan
kurikulum kali ya.
Tapi kalau sudah
terbiasa, mungkin ini
bisa teratasi.
(D2.SoPK. G.Mat)
guru.
3. Sekolah
mendatangkan
pihak luar sekolah
yang memiliki
kompetensi dalam
memberikan
pembekalan
mengenai
pemahaman format
penilaian.
4. Guru melakukan
pembiasaan diri
semaksimal
mungkin dengan
metode dan format-
format yang telah
ditetapkan.
5. Dalam proses
pembelajaran guru
berusaha
semaksimal
mungkin
menyampaikan
materi ajar sesuai
dengan silabus dan
RPP yang dibuat.
(D2.SoPK. Kes)
Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa
terdapat dua solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan-
hamabatan di atas, yaitu solusi dari masing-masing guru dan solusi yang
dilakukan oleh sekolah. Solusi yang dilakukan oleh sekolah dan guru
dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1) Sekolah
mengadakan sosialisasi dan workshop terkait perubahan kurikulum baru
K13. 2) Sekolah melakukan pelatihan dan diklat yang diberikan kepada
seluruh guru. 3) Sekolah mendatangkan pihak luar sekolah yang memiliki
kompetensi dalam memberikan pembekalan mengenai pemahaman format
penilaian. 4) Guru melakukan pembiasaan diri semaksimal mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
dengan metode dan format-format yang telah ditetapkan. 5) Dalam proses
pembelajaran guru berusaha semaksimal mungkin menyampaikan materi
ajar sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah
dilakukan tentang pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1
Yogayakarta, dapat disimpulkan dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Perencanaan pendidikan karakter terintegrasi dilaksanakan melalui
perencanaan program dan kegiatan sekolah, yang kemudian dilakukan
melalui pengembangan dan penyususnan Rencana Kerja Sekolah (RKS)
untuk jangka menengah/panjang dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) untuk jangka pendek dan tahunan. Berikut merupakan
beberapa hal yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan perencanaan
pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta: 1)
Perencanaan didahului dengan mengembangkan dan menyusun RKS dan
RKAS. 2 Penyusunan perencanaan melibatkan yayasan, kepala sekolah,
guru, dan orang tua. 3) Sekolah menggunakan dua kurikulum, yaitu
Kurikulum 2013 (kelas 7 dan 8), dan Kurikulum KTSP 2006 (kelas IX).
4) Sekolah memiliki kalender akedemik yang merupakan gabungan
agenda kegiatan yayasan dan sekolah.
2. Pengintegrasian pendidikan karakter di dalam pembelajaran dilakukan
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berikut adalah
hasil interpretasi hasil wawancara tentang perencanaan silabus, RPP, dan
bahan ajar: 1) Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran di kelas guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
membuat dan menyususn Silabus, RPP, dan Bahan Ajar. 2) Penyusunan
Silabus, RPP, dan Bahan Ajar juga untuk memenuhi tuntutan administrasi
sekolah. 3) Penyususnan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar dibuat dan
disusun dengan mengembangkan dan melakukan penyesuaian dari yang
sebelumnya. Ketiga simpulan tersebut sejalan dengan panduan pendidikan
karakter di SMP oleh Kemendikbud, 2010. Pada tahap ini silabus, RPP,
dan bahan ajar disusun oleh guru. Baik silabus, RPP, dan bahan ajar
dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya
memfasilitasi/berwawasan pendidikan kakrakter.
3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta dilakukan dengan cara pengintegrasian dalam manajemen
sekolah, kegiatan pembelajaran di kelas, dan kegiatan pengembangan diri.
4. Pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran di kelas
dapat dilihat baik dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi dan monitoring pembelajaran, seta tindak lanjut
pembelajaran.
5. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga dilaksanakan melalui tiga
tahapan kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Masing-masing
tahapan di dasarkan pada nilai-nilai karakter yang ditargetkan melalui
sikap dan perilaku yang dapat diamati. Masing-masing kegiatan memiliki
aktivitas-aktivitas pendidikan karakter yang di dasarkan pada nilai-nilai
karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
6. Kesesuaian pelaksanaan pendidikan karakter dengan RPP dan silabus
terhadap pelaksanaan di kelas tidak selalu dilakukan sama persis oleh
guru. Namun, para guru berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan
dan mengembangkan dengan RPP dan silabus yang dibuat, tanpa
menghilangkan kesulitan yang dihadapi.
7. Pelaksanaan pendidikan karakter juga dilakukan dalam muatan lokal.
Muatan lokal yang diterapkan adalah Bahasa Jawa dan akuntansi yang
merupakan ciri khas budaya dan harus dikembangkan serta dipertahankan.
8. Pelaksanaan pendidikan karakter juga dilakukan dalam kegiatan
pengembangan diri. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan/atau di
luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-
aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun
global untuk membentuk pribadi yang utuh. Beberapa hal mengeni
kegiatan pengembangan diri: 1) Menekankan sikap disiplin, menghargai,
jujur, dan bertanggung jawab dalam kegiatan OSIS. 2) Mengadakan
latihan koor/paduan suara rutin setiap minggu, selain untuk mengasah
skill dalam bernyanyi dan bermusik juga menanamkan sikap tanggung
jawab dan disiplin. 3) Mengadakan kegiatan LDKS, dan mengenalkan
cara membuat proposal, anggaran, dan laporan pertanggungjawaban. 4)
Bagi siswa yang dirasa guru kelas mengalami masalah, akan segera di
rujuk ke guru BK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
9. Metode pembelajaran yang dilakukan adalah dengan mengkaitkan materi-
materi pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata sehari-hari. Dari
23 guru (jumlah responden) yang mengisi angket penelitian, masing-
masing guru memiliki metode-metode khusus untuk menginternalisasikan
nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran. Diagram tersebut
menggambarkan bahwa 19 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
menggunakan penilaian autentik, inkuiri, dan bertanya, 11 guru
menggunakan konstruktivisme, 15 guru menggunakan acctive learning,
16 guru menggunakan modelling dan refleksi, 6 guru menggunakan
masyarakat belajar, dan 14 guru menggunakan experiential learning
sebagai metode dan pendekatan dalam pembelajaran. Hal tersebut
mennjukan bahwa para pendidik/guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta sudah menggunakan model pembelajaran kontekstual sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan di Kemendiknas, 2010.
10. Beberapa teknik instrumen penilaian juga dilakukan oleh guru. Dari
diagram teknik instrumen penilaian guru dijelaskan bahwa 22 guru di
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan tes tertulis, 18 guru
menggunakan tes lisan, 20 guru menggunakan tes kinerja dan penilaian
diri, 21 guru menggunakan penugasan individu-kelompok dan penilaian
antarteman, 19 guru menggunakan observasi, 12 guru menggunakan
penilaian portofolio, dan 9 guru menggunakan jurnal sebagai instrumen
untuk melihat hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini, setiap guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
memiliki kekhasanya masing-masing dalam pengimplementasian teknik
instrumen penilaian kepada peserta didik di sekolah.
11. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengembangkan berbagai macam
instrumen sesuai dengan tujuan supervisi dan monitoring, baik yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah maupun pemeriksaan melalui
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
12. Langkah-langkah yang ditempuh SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang
dilakukan secara mandiri dalam menempuh supervisi dan monitoring
pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah: (1) Pengembangan
instrumen oleh masing-masing guru mata pelajaran, baik dalam
pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan tertentu. (2) Sekolah melakukan
evaluasi dalam rapat bersama kepala sekolah dan semua guru. (3)
Verivikasi dan klasifikasi oleh petugas supervisi dan monitoring. (4)
Melaksanakan observasi lapangan tentang pelaksanaan pendidikan
karakter. (5) Mendiskusikan temuan dan permasalahan di lapangan. (6)
Memberikan jalan keluar atau mengatasi permasalahan yang ditemukan.
Kegiatan supervisi dan monitoring tersebut dilakukan oleh internal
sekolah, seperti kepala sekolah atau penanggungjawab kegiatan, dan dari
pihak luar sekolah, seperti instansi yang terkait (pemerintah daerah,
pemerintah, komite sekolah), dan orang tua peserta didik.
13. Pelaskanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,
mengalami beberapa hambatan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh
guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Format penilaian (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang dirasa masih
banyak yang menyita waktu dan tenaga sehingga dirasa menggangu jam
mengajar guru. 2) Sulitnya melakukan pengarsipan dan
pengadministrasian dikarenakan banyaknya format-format baru di K13. 3)
Beberapa definisi/pengertian dalam buku/bahan ajar terkadang tidak sama
antara bab satu dengan yang lainnya.4) Beberapa guru mengalami
kesulitan untuk memahami materi pembelajaran, khususnya pada materi
di K13. 5) Dengan penambahan jam pelajaran di sekolah, beberapa guru
perlu menambah waktu dan tenaga mengajar yang ekstra. 6) Kompetensi
guru (kemampuan dalam memperlakukan dan menghadapi kelas) yang
berbeda, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menghadapi kelas
ribut dan sulit diatur.7) Format baru yang begitu banyak membuat guru
ekstra keras dalam menyusun RPP, silabus, dan muatan karakter-metode
di dalamnya.
14. Dari beberapa hambatan-hamatan pelaksanaan pendidikan karakter di
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, sekolah telah memiliki strategi-
strategi khusus untuk mengatasinya. Terdapat dua solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hambatan-hamabatan di atas, yaitu solusi dari
masing-masing guru dan solusi yang dilakukan oleh sekolah. Solusi yang
dilakukan oleh sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter
adalah sebagai berikut: 1) Sekolah mengadakan sosialisasi dan workshop
terkait perubahan kurikulum baru K13. 2) Sekolah melakukan pelatihan
dan diklat yang diberikan kepada seluruh guru. 3) Sekolah mendatangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
pihak luar sekolah yang memiliki kompetensi dalam memberikan
pembekalan mengenai pemahaman format penilaian. 4) Guru melakukan
pembiasaan diri semaksimal mungkin dengan metode dan format-format
yang telah ditetapkan. 5) Dalam proses pembelajaran guru berusaha
semaksimal mungkin menyampaikan materi ajar sesuai dengan silabus
dan RPP yang dibuat
B. Saran-saran
1. Bagi guru, hendaknya proses pembelajaran harus lebih ditingkatkan, agar
tujuan dari pendidikan setiap mata pelajaran dan pengintegrasian nilai-
nilai karakter dapat semakin optimal, bukan hanya menyentuh dalam
tataran kognitif semata, tetapi juga aspek afektif, dan psikomotorik siswa
yang lebih mendalam.
2. Bagi sekolah, hendaknya tetap menjaga dan senantiasa menciptakan
lingkungan kekatolikan yang khas dengan budaya yang terus menjadi
pembiasaan bagi siswa, sehingga dapat semakin meningkatkan
kepribadian siswa yang didasarkan pada spiritualitas nilai-nilai karakter
yang ingin ditanamkan.
3. Bagi orang tua, harus senantiasa memiliki kesadaran akan pentingnya
kerjasama yang baik antara orang tua dan sekolah, menunjukan sikap
yang baik dan berakhlak mulia, sehingga semua dapat terarah pada
pengembangan sikap dan perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai
karakter yang akan dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
4. Bagi peserta didik, hendaknya dapat melaksanakan dan mengamalkan
akhlak yang mulia dalam kehidupannya dan menjauhi penyimpangan
moral melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah,
setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (1998). Bimbingan Perkembangan: Model Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar. Disertasi (tidak diterbitkan). Bandung: Program
Pacasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Barus, G. (2008). Model Prosedur Pengembangan dan Implementasi Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Widya Dharma, Majalah
Ilmiah Kependidikan. 19 (1), 37-61, Okt. 2008.
Barus, G. (2010). Pengembangan Model Evaluasi Pelayanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian, 14 (1), 135-160, Nov
2010.
Barus, G. (2011a). Pengembangan Instrumen Asesmen Kebutuhan Perkembangan
Peserta Didik sebagai Sarana Penyusunan Kurikulum BK di Sekolah.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPs UNY. 15 (1). 75-90, Juni
2011.
Barus & Sri Hastuti. (2011). Kumpulan Modul Pengembangan Diri. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Fathurrohman, H. Pupuh., AA, Suryana., Fatriany, Fenny. (2013). Pengembangan
Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Gybers, N.C. & Henderson, P. (2000). Developing and Managing Your School
Guidance Program (3rd
ed.). Alexandria, VA: American Counseling
Association.
Hatch & Stefflre. (1959). Administrative of Guidance Services. Englewood Cliffs,
N.: Prentice Hall, Inc.
Hermino, Agustinus. (2014). Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter Konsep,
Pendekatan, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Moleong, Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Buku Induk Pembangunan Karakter.
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Desain Induk Pendidikan Karakter.
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Karakter (Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan).
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., & Permana, H. Johar. (2011). Pendidikan
Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Penerbit PT
Remaja Rosdakarya.
Lickona, Thomas. (1991). Educating ffor Character - How Our Scools Can Teach
Respect and Responsibility. Terjemahan Juma Abdu Wamaungo. 2012.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kurinasih, Imas & Berlin Sani. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Mochtar Buchori. (2007). “Character Building” dan Pendidikan Kita.
htp://paramadina.Word- press.com/2007/03/04/character-building-dan-pendidikan- kita/ diundung 20 Mei 2012.
Mulyasa, H.E.2001. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Muro, J.J. & Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementary
and Middle School, a Practical Approach. Madison: Brown &
Benchmark.
Myrick, R.D. (1989). Developmental Guidance: Practical Consideration.
Elementary School Guidance and Counseling, 24 (1), 14-20, Oct 1989.
Newman, William H. (1951). Administrative Action – The Techniques of
Organization and Management. Englewood Cliffs, N.: Prentice Hall, Inc.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar
Isi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Standar
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum
Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Waras Kamdi. (2005). Paradigma Baru Pendidikan Indonesia.
http://www.kompas.com/ kompas-cetak/04/10/26/opini/1349396.htm.
Wibowo, Agus. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter
Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter – Strategi Membangun Karakter
bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Winkel, W.S., & M.M. Sri Hastuti. (2012). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-dan-
kelemahan-kurikulum-2013/
http://news.liputan6.com/read/2138923/surat-mendikbud-anies-untuk-ibu-dan-
bapak-guru
http://news.okezone.com/read/2014/11/08/65/1062782/kelebihan-kekurangan-
kurikulum-2013
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/19/12564532/Ini.Kelemahan-
kelemahan.Kurikulum.2013
http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/27/pandangan-tentang-kurikulum-2013-
596170.html
http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebihan-dan-kekurangan-diklat-
implementasi-kurikulum-2013/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 1. Surat Mendikbud Anies untuk Guru
Surat untuk Ibu dan Bapak Guru
Dari Mendikbud Anies Baswedan
Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati dan muliakan,
Semoga Ibu dan Bapak Guru dalam keadaan sehat, bahagia, dan penuh semangat
saat surat ini menemui Ibu dan Bapak sekalian. Seiring dengan peringatan Hari
Guru ini, atas nama pemerintah, saya menyampaikan apresiasi kepada Ibu dan
Bapak Guru semua yang telah mengemban tugas mulia serta mengabdi dengan
hati dan sepenuh hati. Izinkan saya dengan rendah hati menyampaikan rasa
hormat, rasa terima kasih, dan rasa bangga atas pengabdian Ibu dan Bapak
sekalian.
Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan.
Ibu dan Bapak Guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-
anak kita, bersama para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru
telah mewakili kita semua menyiapkan masa depan Indonesia. Mewakili seluruh
bangsa hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan
fasilitas ala kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih
baik untuk anak-anak kita. Saya ingin menggarisbawahi bahwa persiapan masa
depan bangsa dan negara Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru.
Saya menyadari masih banyak tanggung-jawab pemerintah pada Guru yang
belum ditunaikan dengan tuntas. Kita harus mengakui bahwa bangsa ini belum
menempatkan guru sebagaimana seharusnya. Guru memiliki peran yang amat
mulia dan amat strategis. Saya percaya bahwa cara kita memperlakukan guru
hari ini adalah cermin cara kita memperlakukan persiapan masa depan bangsa
ini. Kita harus mengubah diri, kita harus meninggikan dan memuliakan guru.
Pemerintah di semua level harus menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan
menunaikan secara tuntas semua kewajibannya bagi guru. Pekerjaan rumah
pemerintah, di semua level masih banyak, mulai dari masalah status
kepegawaian, kesejahteraan, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
guru harus dituntaskan.
Meskipun demikian, di balik semua permasalahan yang ada, pendidikan harus
tetap berjalan dengan baik. Di pundak Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
ada wajah masa depan kita. Setiap hari Ibu dan Bapak Guru menemui wajah
masa depan Indonesia, dan di ruang-ruang kelas itulah anak-anak bersiap bukan
saja untuk menyongsong tetapi juga untuk memenangkan masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Hari-hari di depan kelas tentu menyedot energi. Anak-anak yang menuntut
perhatian, tugas-tugas Guru yang menumpuk, masih banyak ruang kelas yang tak
memadai, fasilitas belajar yang ala kadarnya, atau suhu udara yang tidak selalu
bersahabat.
Ibu dan bapak guru yang saya hormati.
Teruslah hadir membawa senyum; berbekal kerahiman, songsonglah anak-anak
bangsa ini dengan kasih sayang; hadirlah dengan hati dan sepenuh hati.
Kita semua sadar bahwa pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk
kita dapat memajukan bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat
dikembangkan jika manusianya terkembangkan dan terbangunkan. Kualitas
manusia adalah hulunya kemajuan dan pendidikan adalah salah satu unsur
paling penting dalam meningkatkan kualitas manusia.
Pada kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk melihat pendidikan bukan
semata-mata urusan negara, urusan pemerintah. Tanpa mengurangi peran
negara, karena negara masih harus menyelesaikan tanggung-jawab yang belum
tuntas dan meningkatkan kinerjanya, saya mengajak semua warga bangsa
Indonesia untuk ikut bekerja sama demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Ya, secara konstitusional mendidik adalah tanggung jawab negara, tetapi secara
moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik.
Saya mengajak semua kalangan, mari terlibat untuk membantu sekolah, guru,
madrasah, balai belajar, dan taman belajar. Kita terlibat untuk mendorong
kemajuan pendidikan. Untuk itu pula, kepada Guru, Kepala Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan mari kita bukakan pintu lebar-lebar. Kita mengajak dan memberi
ruang kepada masyarakat untuk ikut terlibat, memikirkan, dan berbuat untuk
kemajuan dunia pendidikan kita.
Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan,
Potret Indonesia hari ini adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu.
Potret dunia pendidikan hari ini adalah potret Indonesia masa depan. Jadikan
rumah kita dan sekolah kita menjadi zona berkarakter mulia.
Izinkan anak-anak kita merasakan rumah yang membawa nilai kejujuran. Izinkan
anak-anak kita merasakan sekolah yang guru-gurunya adalah teladan. Biarkan
anak-anak kita mengingat Kepala Sekolahnya dan seluruh Tenaga Kependidikan
di sekolahnya sebagai figur-figur bersih dan terpuji karakternya.
Bayangkan Ibu dan Bapak Guru yang terhormat, kelak anak-anak kita akan hidup
di era baru. Mereka hidup di era yang korupsi sudah dianggap sebagai sesuatu
yang basi, sesuatu yang bukan lagi kelaziman, dan tidak semata-mata dipandang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
sebagai persoalan pelanggaran hukum, tetapi lebih dari itu korupsi menyangkut
persoalan harkat dan martabat kemanusiaan.
Pada suatu saat, ketika anak-anak kita, murid-murid itu telah dewasa dan
berkiprah di dalam masyarakat, mereka kelak bisa bertutur, "Saya belajar jujur,
dan belajar integritas dari Guru". Seraya, nama Ibu/Bapak Guru disebut.
Ibu dan Bapak Guru mungkin saja tidak mendengar langsung ucapan-ucapan itu,
tetapi yakinlah bahwa melalui anak didik yang meneladani Ibu/Bapak Guru itulah
aliran pahala untuk Ibu dan Bapak tidak akan pernah berhenti. Pahala yang
tiada henti-hentinya melalui anak-anak didik yang menjadi manusia berkarakter
mulia, yang menjalani hidup dengan kejujuran dan berintegritas.
Karakter memang tidak cukup diajarkan melalui lisan dan tulisan. Karakter
diajarkan melalui teladan. Oleh karena itu, Ibu dan Bapak Guru yang saya
muliakan, jadilah figur-figur yang diteladani oleh murid-murid dan
lingkungannya.
Akhirnya, kepada seluruh Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, saya
sampaikan apresiasi. Sekali lagi, atas nama pemerintah, saya sampaikan terima
kasih. Ikhtiar mulia ini harus kita teruskan.
Suatu saat kelak, Ibu dan Bapak Guru dapat melakukan refleksi atas apa yang
sudah dijalani sambil bersyukur bahwa di saat Indonesia sedang mengubah
wajahnya menjadi lebih baik, lebih bersih, lebih jujur, lebih cerdas, lebih kreatif,
dan lebih cerah, Ibu dan Bapak Guru memegang peran penting. Kelak Ibu dan
Bapak dapat berkata, "Saya di sana, saya terlibat. Sekecil apapun saya ikut
mendidik generasi lebih baik. Saya ikut melahirkan generasi baru dan ikut
berkontribusi membuat wajah Indonesia yang lebih cemerlang, dan
membanggakan."
Selamat meneruskan pengabdian mulia, selamat menginspirasi, dan Selamat Hari
Guru.
Salam hangat,
Anies Baswedan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter
PEDOMAN WAWANCARA
PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Nama Responden :
Nama Sekolah :
Hari/Tanggal wawancara :
Pewawancara :
Pertanyaan kepada Kepala Sekolah
PERENCANAAN
No. Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana tanggapan
ibu/bapak dengan polemik
pemberhentian kurikulum
2013 oleh Annis Baswedan ini
bu?
2 Bagaimana sekolah merancang
perencanaan pembelajaran,
kurikulum, dan kegiatan
pengembangan diri yang
terintegrasi dengan pendidikan
karakter?
3 Langkah-langkah apa yang
dilakukan sekolah untuk
merancang pendidikan
karakter tersebut?
4 Apakah sekolah melakukan
pengembangan dan
penyususnan Rencana Kerja
Sekolah (RKS) untuk jangka
menengah/panjang dan
Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS)?
5 Apakah sekolah mengikuti
peraturan pemerintah dalam
merancang pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
karakter ataukah sekolah
berinisiatif merancang
pendidikan karakter
berdasarkan visi misi sekolah?
6 Apakah sekolah pernah
membaca peraturan direktorat
pembinaan SMP tahun 2010
mengenai pendidikan karakter
dalam merancang pendidikan
karakter di sekolah ini?
7 Bagaimana bentuk-bentuk
pembelajaran direncanakan
yang memuat pendidikan
karakter saat di kelas/sekolah?
(Metode dan pendekatan)
PELAKSANAAN
1 Apa yang dipahami sekolah
mengenai pendidikan karakter?
2 Bagaimana pelaksanaan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran, kegiatan
pengembangan diri, dan
manajemen sekolah
3 Karakter-karakter siswa apa
saja yang dibentuk oleh
sekolah?
4 Bagaimana pengintegrasian
dalam muatan lokal?
5 Bagaimana pengintegrasian
dalam kegiatan pengembangan
diri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
EVALUASI
1 Bagaimana sekolah
melihat/mengukur
keberhasilan pendidikan
karakter?
2 Apakah kepala sekolah
memonitoring dan melakukan
supervisi kepada sitiap guru?
HAMBATAN DAN SOLUSI
1 Hambatan apa saja yang
ditemukan sekolah dalam
menerapkan pendidikan
karakter?
2 Solusi seperti apa yang
diambil oleh sekolah setelah
sekolah mengetahui
hambatan-hambatan
keterlaksanaan pendidikan
karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PEDOMAN WAWANCARA
PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Nama Responden :
Nama Sekolah :
Hari/Tanggal wawancara :
Pewawancara :
Pertanyaan kepada Guru BK
PERENCANAAN
No. Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana tanggapan
ibu/bapak dengan polemik
pemberhentian kurikulum
2013 oleh Annis Baswedan
ini bu?
1 Apa yang Bapak/Ibu pahami
mengenai pendidikan
karakter?
2 Bagaimana ibu merencanakan
pelaksanaan pendidikan
karakter?
3 Bagaimanakah guru BK
memadukan materi
pendidikan karakter dengan
bimbingan klasikal?
PELAKSANAAN
1 Bagaimana cara atau metode
yang digunakan oleh guru BK
dalam menyampaikan
pendidikan karakter kepada
siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
2 Bagaimana mekanisme
kolaborasi guru BK dan guru
Mapel untuk melaksanakan
pendidikan karakter
3 Apakah pendidikan karakter di
sekolah sesuai dengan
kebutuhan anak?
4 Apakah guru BK memberikan
bimbingan klasikal secara rutin
(minimal satu minggu satu
kali) di setiap tingkat kelas?
EVALUASI
1 Bagaimanakah Bapak/Ibu
mengukur atau mengetahui
perubahan-perubahan karakter
baik yang terjadi dalam diri
siswa?
2 Hal apa yang mengindikasikan
bahwa pendidikan karakter di
sekolah ini berhasil
HAMBATAN DAN SOLUSI
1 Hambatan apa yang dialami
oleh guru BK dalam
menerapkan atau
mengimplementasikan
pendidikan karakter?
2 Solusi seperti apa yang diambil
oleh guru BK setelah
mengetahui hambatan-
hambatan penerapan
pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PEDOMAN WAWANCARA
PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Nama Responden :
Nama Sekolah :
Hari/Tanggal wawancara :
Pewawancara :
Pertanyaan kepada Guru Mata Pelajaran
PERENCANAAN
NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana tanggapan
ibu/bapak dengan
polemik pemberhentian
kurikulum 2013 oleh
Annis Baswedan ini bu?
2 Apa yang Bapak/Ibu
pahami mengenai
pendidikan karakter?
3 Bagaimana ibu/bapak
merencanakan
pendidikan karakter
dalam pembelajaran?
PELAKSANAAN
1 Bagaimana ibu/bapak
melaksanakan dan
memadukan pendidikan
karakter di kelas?
2 Bagaimana kesesuaian
antara rencana dalam
RPP dengan
pelaksanaan di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
3 Metode apa yang
digunakan ibu/bapak
dalam menyampaikan
pendidikan karakter
kepada siswa?
EVALUASI
1 Bagaimanakah
ibu/bapak mengukur
atau mengetahui
perubahan-perubahan
karakter pada diri siswa?
2 Hal apa yang
mengindikasikan bahwa
pendidikan karakter di
kelas berhasil? (bentuk
perubahan)
HAMBATAN DAN SOLUSI
1 Kesulitan apa yang
dihadapi oleh ibu/bapak
dalam menerapkan
pendidikan karakter
melalui pembelajaran di
kelas?
2 Solusi seperti apa yang
diambil ibu/bapak
setelah mengetahui
hambatan-hambatan
penerapan pendidikan
karakter melalui
pembelajaran di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 3. Panduan Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam
Mata Pelajaran dan Pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Observasi Terhadap
Aktivitas di Kelas
Nilai Karakter
D. PENDAHULUAN
E. INTI
Eksplorasi
Elaborasi
Konfiramsi
F. PENUTUP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
No. Kegiatan
Pengembangan Diri Nilai-nilai yang
ditanamkan Strategi
A. Bimbingan dan
Konseling
B. Kegiaran
Ekstrakurikuler
Kepramukaan
UKS dan PMR
OSIS
Olahraga
Kerohanian
Seni budaya
Festifval
sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Rutin
No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius
2. Kejujuran
3. Bertanggung Jawab
4. Hidup Sehat
5. Kedisiplinan
6. Nilai Diri
1 Kerja Keras
2 Percaya Diri
3 Berjiwa Wirausaha
4 Berpikir Logis,
Kritis, Kreatif, dan
Inovatif
5 Mandiri
6 Ingin Tahu
7 Cinta Ilmu
7. Nilai Sosial
1 Sadar akan hak dan
kewajiban diri dan
orang lain
2 Patuh pada aturan-
aturan sosial
3 Menghargai karya
dan prestasi orang
lain
4 Santun
5 Demokrasi
8. Peduli Lingkungan
9. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Spontan No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius
2. Kejujuran
3. Bertanggung Jawab
4. Hidup Sehat
5. Kedisiplinan
6. Nilai Diri
1. Kerja Keras
2. Percaya Diri
3. Berjiwa Wirausaha
4. Berpikir Logis, Kritis,
Kreatif, dan Inovatif
5. Mandiri
6. Ingin Tahu
7. Cinta Ilmu
7. Nilai Sosial
1. Sadar akan hak dan
kewajiban diri dan
orang lain
2. Patuh pada aturan-
aturan sosial
3. Menghargai karya dan
prestasi orang lain
4. Santun
5. Demokrasi
8. Peduli Lingkungan
9. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai Keberagaman)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Kegiatan Keteladanan No
Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius
2. Kedisiplinan
3. Peduli Lingkungan
4. Nilai Sosial
5. Kejujuran
6. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai Keberagaman)
Panduan Penilaian Keberhasilan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
Melalui Evaluasi dan Monitoring
No
Penilaian Keberhasilan
Evaluasi dan Monitoring
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
dan Hasil Observasi
1. Perilaku Kepala Sekolah
2. Perilaku Guru BK dan
Guru Mata Pelajaran
3. Perilaku Karyawan/Staf TU
4. Perilaku Peserta Didik
5. Sarana dan Prasarana
6. Situsi Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Panduan Penilaian Keberhasilan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelaksanaan
Pendidikan Karakter
No. Jenis Jumlah Baik Rusak
Ringan Sedang Berat I Ruang Belajar
1 Ruang Teori / Kelas Reguler /
Kelas RSBI / Billingual
2 Ruang Perpustakaan
3 Ruang Bahasa
4 Ruang Lab. IPA
5 Ruang Multimedia
6 Lab. Komputer, TI dan K
7 Ruang Kesenian
8 Ruang Ketrampilan
9 Ruang Sanggar MGMP
II Ruang Kantor
1 Ruang Kepala Sekolah
2 Ruang Wakasek
3 Ruang Guru
4 Ruang Tata Usaha
5 Ruang Meeting
6 Ruang BK
III Ruang Penunjang
1 Gudang umum
Gudang buku
2 Aula
3 Ruang Doa/Ibadah
4 GOR
5 Ruang Dapur
6 KM / WC Guru
7 KM / WC Siswa
8 Ruang UKS
9 Ruang PMR / Pramuka
10 Ruang OSIS
11 Ruang Olah Raga Karate
12 Ruang Alat Olah Raga
13 Ruang Riso/Elektronik
14 Ruang Studio musik
15 Ruang Pompa / Menara
16 Bangsal Kendaraan
17 Rumah Penjaga
18 Pos Jaga
19 Selaras / Teras / Tangga
20 Kantin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
IV Lapangan Olah raga
1 Sepak bola
2 Voli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 4. Angket Pelaksanaan Pendidikan Karekter
A. Pengantar
Bapak/ibu guru yang saya hormati, perkenankanlah saya dari
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta meminta kesediaan bapak/ibu untuk
sejenak mengisi angket berikut ini. Masukan-masukan yang bapak/ibu
berikan secara jujur, obyektif, dan apa adanya akan sangat berguna bagi kami
untuk membantu memperoleh data terkait keterlaksanaan dan hambatan-
hambatan pendidikan karakter di SMP, khususnya di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta. Sumbangan bapak/ibu sangat besar manfaatnya bagi perbaikan
pelaksanaan pendidikan karakter sekolah-sekolah SMP di Indonesia. Oleh
sebab itu, mohon kesediaan bapak-ibu untuk mengisi angket terlampir secara
serius dan sejujur-jujurnya. Kami menjamin kerahasiaan data. Oleh sebab itu,
bapak-ibu tidak perlu khawatir dan tidak perlu menuliskan identitas. Selain
kepada bapak/ibu, peneliti juga akan melakukan observasi dan analisis
dokumen-dokumen agar mendapatkan data yang menyeluruh tentang
pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Untuk semua
bantuan dan keikhlasan bapak/ibu, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, November 2014
Peneliti Universitas Sanata Dharma
B. Petunjuk Pengisian:
Untuk menjawab pertanyaan/pernyataan pada angket ini, berilah tanda
centang ( ) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan/pernyataan
sesuai dengan sikap dan hati nurani bapak/ibu guru sekalian. Tanda centang
bisa diberikan satu saja maupun lebih dari satu pada setiap nomornya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DI DALAM PEMBELAJARAN
1. Prinsip/metode pembelajaran kontekstual apa saja yang bapak/ibu guru
gunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di dalam
proses pembelajaran?
( ) Konstruktivisme
( ) Bertanya ( ) Modeling
( ) Inkuiri ( ) Refleksi
( ) Penilaian Autentik ( ) Masyarakt Belajar
( ) Active Learning ( ) Experiential Learnig
( )
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah perencanaan pembelajaran menggunakan silabus, RPP, dan
bahan ajar?
( ) YA
( ) TIDAK
3. Apakah di dalam silabus atau RPP, tercantum nilai-nilai karakter?
( ) YA
( ) TIDAK
4. Teknik instrument penilaian apa saja yang bapak/ibu guru gunakan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran?
( ) Tes Tertulis (pilihan ganda, benar-salah, pilihan singkat, uraian,
menjodohkan
( ) Tes Lisan (daftar Pertanyaan)
( ) Tes Kinerja (tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, tes
uji petik
kerja)
( ) Penugasan individu atau kelompok (pekerjaan rumah)
( ) Observasi (lembar observasi)
( ) Penilaian portofolio (lembar penilaian portofolio)
( ) Jurnal (buku catatan jurnal)
( ) Penilaian Diri (kuesioner)
( ) Penilaian antarteman
( )
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Bentuk tindak lanjut pembelajaran apa yang bapak/ibu guru gunakan?
( ) PR kelompok
( ) PR pribadi
( ) Mencari materi di buku/sumber internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
( ) Membuat karya ilmiah siswa
( )
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DI DALAM MANAJEMEN
SEKOLAH
1. Apakah sekolah melakukan pengembangan dan penyusunan Rencana
Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS)?
( ) YA
( ) TIDAK
2. Bagaimana bentuk peningkatan pemahan nilai-nilai karakter terintegrasi
dalam manajemen sekolah?
( ) Penugasan dari sekolah untuk melakukan penelitian dan penulisan
karya ilmiah
( ) Penggunaan perangkat instrument nilai-nilai karakter
( ) Mengadakan seminar/workshop
( ) Sekolah memiliki panduan, tata tertib, dan refrensi tentang
pendidikan karakter
( ) Sekolah melakukan evaluasi dan monitoring
( )
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Bagaimana bentuk penumbuhan kesadaran nilai-nilai karakter terintegrasi
dalam manajemen sekolah?
( ) Mengadakan retret/rekoleksi
( ) Kunjungan ke tempat-tempat khusus, panti asuhan, penampungan
anak, dan lembaga- lembaga lain.
( ) Latihan kepemimpinan
( ) Kegiatan outbond
( )
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………...
4. Apakah sekolah melakukan implementasi keterpaduan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah (MSB)?
( ) Mandiri
( ) Bermitra/bekerjasama
( ) Partisipatif
( ) Terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
( ) Akuntabel
5. Apakah sekolah melakukan langkah-langkah dalam supervisi dan
monitoring?
( ) Pengembangan instrument
( ) Evaluasi diri oleh sekolah
( ) Verifikasi dan klarifikasi oleh petugas supervisi dan monitoring
( ) Melakukan observasi lapangan tentang pelaksanaan pendidikan
karakter
( ) Mendiskusikan temuan dan permasalahan lapangan
( ) Memberikan jalan keluar/mengatasi masalah
6. Hambatan-hambatan apa sajakah yang di alami bapak/ibu guru dalam
pelaksanaan pendidikan karakter?
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
7. Bentuk usaha-usaha apa sajakah yang sudah dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut?
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
( ) ………………………………………………………………………
**Terimakasih**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 5. Verbatim Pelaksanaan Pendidikan Karakter
VERBATIM WAWANCARA
PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Nama Responden :
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Hari/Tanggal wawancara : Selasa, 9 Desember 2014
Pewawancara : St. Saturninus Adven Yora Dinata
Wakasek dan Guru Matematika
Peneliti dan
Wakasek
Keterangan
Peneliti Baik bu, terimakasih sebelumnya telah bersedia menyempatkan
waktu diantara kesibukan sekolah untuk memberikan informasi
mengenai penelitian yang sedang saya lakukan, terkait
“Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter
Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta”. Pertama,
saya ingin meminta tanggapan ibu dengan polemik
pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu?
Wakasek Ya baik. Menurut saya secara pribadi, ya silahkan kalau
memang pemberlakukan K13 akan di evaluasi lagi. Yang jelas
untuk PL1 karena memang sudah berjalan tiga semeseter, tentu
akan tetap menggunakan K13, terkecuali untuk kelas IX, itu
masih menggunakan KTSP 2006.
Peneliti Hmm... baik, berati menggunakan dua kurikulum ya bu.
Wakasek Ya, benar. Kami menggunakan 2 kurikulum untuk 2014-2015
ini.
Peneliti Baik bu, kalau untuk sekolah sendiri, bagaimana sekolah
merancang perencanaan pembelajaran, kurikulum dan kegiatan-
kegiatan sekolah yang mesti terintegrasikan nilai-nilai karakter?
Wakasek Ya, tentu sebelum melaksanakan proses pembelajaran maupun
kegiatan sekolah, kami memulai dengan perencanaan ya.
Perencanaan yang kamu lakukan pertama adalah dengan
mengembangkan dan menyusun Rencana Kerja Sekolah dan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah. Biasanya berkaitan
dengan itu, sekolah melibatkan banyak pihak ya, seperti
yayasan, kepala sekolah, guru, orang tua. Dalam perencanaan ini
juga menghasilkan kalender akedemik ya, biasanya kami
menggabungkan agenda kegiatan yang ada dari yayasan Pangudi
Luhur dan juga kegiatan intern sekolah.
Peneliti Ohh, berarti memang sudah melibatkan banyak pihak ya bu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lalu untuk penanaman nilai-nilai karakter itu sendiri bagaimana
bu?
Wakasek Iya, ya itu dalam format pembelajaran dan evaluasi yang ada di
silabus dan RPP kan sudah ada. Nilai apa yang hendak
diberikan/ditanamkan kepada siswa dalam pembelajaran. Itu
sudah ada formatnya. Lalu ya memang, apa yang tertera di RPP
dan silabus tidak selalu sama “plek” juga dilakukan di kelas. Ya
gimana ya, secara pribadi saya sebagai guru matematika,
terkadang mengalami kesulitan dalam hal ini.
Peneliti Ohh, ibu ini merangkap jabatan ya bu, selain wakil kepala
sekolah dan bidang kurikulum, juga mengajar sebgai guru
Matematika.
Wakasek Iya benar.
Peneliti Baik, kalau pendidikan karakter itu sendiri apa menurut ibu?
Wakasek Menurut saya pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang
dilakukan oleh guru kepada siswa untuk menanamkan nilai-nilai
karakter.
Peneliti Ohh, ya.. ya...
Lalu untuk kurikulum itu sendiri bagaiman penyusunannya bu?
Wakasek Ya seperti yang sudah saya bilang di awal tadi. Sekolah kami
menggunakan dua kurikulum. Untuk kelas VII dan VII
menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas IX
menggunakan kurikulum KTSP 2006. Ya nanti bisa dilihat
sendiri di buku yang sudah saya berikan tadi mengenai
kurikulum ya, disitu sudah ada kok.
Peneliti Hmm.. baik bu terima kasih. Kalau untuk kegiatan
pengembangan diri sendiri bagaimana bu?
Wakasek Kegiatan pengembangan diri seperti ekstrakurikulur begitu
maksudnya?
Peneliti Iya, bisa..
Wakasek Ya, untuk kegiatan ekstrakurikuler kami ada 22 kegiatan, dan
untuk pelaksanaanya sendiri pun, sejauh ini yang saya cermati
banyak siswa yang mengikuti kegiatan itu dengan baik.
Misalnya, baru-baru ini kamu telah mengadakan kegiatan LDKS
untuk merancang dan membakali siswa membaut proposal,
menyusun anggaran. Ya seperti itu.
Peneliti Baik bu, terima kasih. Terlepas dari kegiatan pengembangan diri
ni bu. Sebagai guru matematika apakah nilai-nilai karakter yang
tertuang di RPP dan silabus sudah terlaksana dengan baik?
Sebenarnya tadi ini sudah di ungkapkan di atas ya bu ya.
Wakasek Ya, menurut saya, saya selalu berusaha semaksimal mungkin
melakukan kegiatan sesuai dengan RPP dan silabus yang sudah
saya buat. Meski terkadang saya mengalami kesulitan. Ya saya
selalu berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan dengan
RPP.
Peneliti Baik bu, kalau untuk metode yang ibu gunakan bagaimana bu, di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
kelas?
Wakasek Metode yang saya gunakan adalah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, yaitu mengaplikasikan penggunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian saya
arahkan dalam pembelajaran matematika murni/formalnya.
Kalau untuk metode yang saya gunakan adalah ya bertanya itu
jelas, inkuiri, kerja kelompok, PBL.
Peneliti Baik bu, lalu untuk melihat atau mengukur terjadi atau tidaknya
perubahan sikap atau perilaku siswa itu sendiri bagaimana bu?
Wakasek Ya bagaimana ya, biasanya saya bisa melihat hal itu dengan
pengamatan ya. Bagaimana siswa ini bersikap dan berperilaku
setiap harinya. Kemudian untuk dengan memberikan tugas, baik
probdi atau kelompok, itu sudah pasti saya berikan.
Peneliti Baik bu, sebenarnya ada hambatan-hambatan tidak si bu dalam
penerapan pendidikan karakter ini?
Wakasek Ya kalau hambatan tentu ada ya. Misalnya, di kurikulum K13 ini
kan banyak sekali format-format baru gitu ya. Terkadang yang
sulit adalah pengadministrasiannya atau pengarsipannya. Banyak
sekali yang harus dipersiapkan. Apalagi dengan lembar
penilaiannya, itu cukup banyak dan benar-benar menyita waktu
dan tenaga ya.
Peneliti Hmm.. berarti lebih pada pengadministrasian dan penilaian
untuk kognitif, afektif, dan psikomotorik nya begitu ya bu.
Wakasek Iya seperti itu.
Peneliti Lalu solusi apa yang dialkukan sekolah untuk mengatasi
hambata-hambatan itu tadi bu?
Wakasek Ya kalau untuk sekolah, kami selalu mendatangkan pihak dari
luar yang berkompeten dalam bidangnya, guna memberikan
pembekalan dan pemahaman mengenai format penilaian ini.
Kami sudah mengundang sebanyak 3 kali pihak dari luar untuk
belajar. Selain itu seperti workshop dan sosialisasi juga sudah
dilakukan. Tapi ya mau bagaimana, mungkin guru belum
terbiasa dan menyesuaikan dengan perubahan kurikulum kali ya.
Tapi kalau sudah terbiasa, mungkin ini bisa teratasi.
Peneliti Ya ya.. baik bu.. terima kasih banyak bu sekali lagi, mau
memberikan inforamsi yang sangat berguna ini.
Wakasek Ya sama-sama mas. Mudah-mudahan menjawab apa yang
dimaksudkan ya.. hahaa... Nanti kalau sudah selesai saya tak
membacanya. Sukses ya...
Peneliti Baik bu, terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
VERBATIM WAWANCARA
PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Nama Responden :
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Hari/Tanggal wawancara : Selasa, 9 Desember 2014
Pewawancara : St. Saturninus Adven Yora Dinata
Guru Bahasa Inggris
Peneliti dan
Wakasek
Keterangan
Peneliti Baik bu kita mulai saja ya bu. Tapi terima kasih sebelumnya
telah bersedia menyempatkan waktu diantara kesibukan sekolah
untuk memberikan informasi mengenai penelitian yang sedang
saya lakukan, terkait “Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan
Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta”. Pertama, saya ingin meminta tanggapan ibu
dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis
Baswedan ini bu?
Guru Ya, kalau saya si “monggo”, mau diberhentikan atau mau di
evaluasi dulu selama satu tahun, kemudian diberlakukan di
sekolah-sekolah. Tapi kalau secara pribadi saya setuju ya kalau
memang harus diberhentikan atau di evaluasi terlebih dahulu.
Karena ya memang, kurikulum yang baru ini banyak sekali
tuntutannya.
Peneliti Ohh, begitu ya bu. Tadi saya membaca dokumen kurikulum,
dan saya melihat bahwa yang menjadi lampiran silabus dan RPP
adalah mata pelajaran Bahasa Inggris. Bagaimana perencanaan
pembelajaran yang dilakukan ibu ini?
Guru Ya gimana ya, memang karena tuntutan administrasi yang harus
dibuat RPP dan silabus itu tetap memang harus dibuat. Ga
mungkin kan, kita mengawang-awang rencana kegiatan yang
akan dilakukan selama satu tahun dalam waktu yang terbatas.
Lalu tentu dalam pelaksanaannya ya memang, tidak selalu sama
dengan RPP ataupun silabus. Sifat dari RPP, silabus, dan bahan
ajar disini adalah mengembangkan dari yang sudah ada dulu ya.
Peneliti Hmm.. begitu ya bu, berarti tidak selalu sama dengan apa yang
sudah tertera di RPP atau silabus ini ya bu.
Guru Iya seperti itu.
Peneliti Lalu menurut ibu, apa itu pendidikan karakter ya bu?
Guru Pendidikan karakter ya. Ya kalau saya simpel aja ya. Pendidikan
karakter adalah proses pembiasaan berdasarkan nilai-nilai positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
yang diberikan kepada siswa. Sudah cukup, titik.
Peneliti Hmm..
Guru Contohnya, nilai menghargai. Pokoknya saya selalu
membiasakan diri kepada siswa-siswa saya,”kalau ada yang
berbicara yang lain mendengarka, kalau ibu sedang berbicara ya
yang lain mesti mendengarkanb, nanti ada giliriannya bagi siswa
untuk berbicara, bertanya, atau menyampaikan sesuatu”. Itu
menurut saya. Ada lagi misalnya mengenai
kedisiplinan,”pokoknya setelah pergantian mata pelajaran, saya
membiasakan diri kepada siswa untuk datang tepat waktu dan
tidak ada yang keluar ruangan”, itu sih yang selalu saya
tanamkan.
Peneliti Begitu ya bu. Baik. Ibu juga selain sebagai guru Bahasa Inggris,
ibu juga mendapat kepercayaan mendampingi OSIS dan paduan
suara. Lalu apakah nilai-nilai karakter seperti yang ibu jelaskan
tadi sama diberlakukan kepada mereka bu?
Guru Ya, tentu saya selalu menekankan kedisiplinan, kejujuran,
menghargai orang lain, dan tanggung jawab. Seperti yang terjadi
terjadi baru-baru ini dalam latihan koor mempersiapkan misa.
Sebelumnya saya sudah menginformasikan bahwa teks lagu
boleh dibawa pulang untuk dipelajari, tapi jangan lupa dibawa
saati latihan lagi. Apa yang terjadi, saat latihan malah banyak
yang tidak membawa teks, nah ini kan sudah salah satu bentuk
nilai tanggung jawab sebetulnya. Akhirnya mereka menjadi tahu,
dan harapannya untuk latihan-latihan selanjutnya tidak diulang
lagi.
Peneliti Baik bu, kalau di dalam OSIS sendiri bagaimana bu?
Guru Ya sama, seperti dalam mempersiapkan acara class meeting di
tanggal 15 Desember ini. Sebelumnya memang sudah
dipersiapkan, misalnya dengan pelatihan untuk siswa LDKS.
Disan saya sebagai salah satu pemateri yang mengajarkan
kepada siswa bagaimana membuat proposal, terus bagaiman
menyusun anggaran, yang dalam hal ini diberikan oelh guru
yang berkompeten mengenai bidang akuntansi ya.
Peneliti Baik bu, sekarang kembali lagi ke pembelajaran Bahasa Inggris,
bagaimana pelaksanaan pendidikan yang ibu lakukan di kelas?
Guru Ya, kembali ke pemahan semula yang saya berikan ya, bahwa
pendidikan karakter adalah proses pembiasaan dengan dasar
penanaman nilai-nilai positif yang diberikan kepada siswa. Jadi
saya selalu menekankan pada nilai-nilai yang saya berikan tadi,
seperti kejujuran, kedisiplinan, penghargaan, sopan santun, dan
tanggung jawab.
Peneliti Baik, lalu bagaimana ibu melihat atau mengukur bahwa terjadi
perubahan sikap dan perilaku pada siswa ini bu?
Guru Saya biasanya dengan melihat, mencermati, dan melakukan
observasi dari hari kehari ya. Hal itu nampak sekali kok, mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
siswa yang mau belajar dengan serius dan mana siswa yang
perlu mendapat pendampingan lebih. Selain itu saya juga
melakukan angket penilaian, darisitu saya bisa melihat
bagaimana tingkat pemahaman dan perilaku siswa setiap harinya
di kelas. Penilain antar teman pun saya lakukan, dan hal itu
semakin menambah informasi saya mengenai karakter masing-
masing siswa. Begitu mas...
Peneliti Baik bu, terima kasih. Lalu metode seperti apa yang biasanya ibu
lakukan untuk menerapkan pendidikan karakter ini?
Guru Metode pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan
pembelajaran kontekstual. Saya berusaha mengkaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya greeting,
mengucapkan salam good morning, good night. Saya selalu
berusaha mengkaitkan dengan pengalaman keseharian siswa.
Peneliti Baik bu, kalau metode seperti PBL, inkuiri, bertanya,
experiential learning, konstruktivisme, acctive learning?
Guru Iya, tentu seperti PBL, inkuiri, bertanya, tetapi seperti
experiential learning, konstruktivisme, dan acctive learning
pernah denger ya, tapi saya tidak tau. Mungkin saya
menggunakan metode itu, tapi tidak tau apa yang dimaksud
dengan hal itu ya.
Peneliti Hmm... ya ya bu.
Baik bu, kalau untuk hambatan-hambatan itu sendiri sebenarnya
ada ga si bu dalam penerapan pendidika karakter ini?
Guru Ya tentu ada, terutama di format penilaian ya. Ya karena selain
dituntut melakukan penilaian secara kognitif, tapi juga kita harus
bisa melihat bagaimana sikap dan keterampilan siswa ya, dalam
hal ini segi psikomotoriknya. Selain itu, saya merasa bahwa
ketika harus menghadapi satu kelas untuk bisa disiplin,
menghargai orang lain, tanggung jawab, tapi hal ini tidak
dilakukan oleh guru lain ya sulit juga ya. Jadi memang perlu ada
keseragaman antar guru, meski tanpa menghilangkan
kompetensi setiap guru tidak sama ya. Oya, pengadaan buku-
buku juga, ini mungkin menjadi perhatian ya.
Peneliti Hmm.. baik bu. Lalu dari hambatan-hambatan itu bagaimana
solusi yang dilakukan guru atau sekolah?
Guru Kalau saya solusi untuk menangani hambatan-hambatan
pembelajaran diatas ya saya tetap dengan pembiasaan yang
sering saya lakukan, dengan cara dan metode seperti yang sudah
saya jelaskan di atas. Kalau dari sekolah, sebenarnya sudah ada
sosialisasi dan workshop ya. Saya sudah satu bulan lebih
mengikuti diklat mengenai K13 ini. Tapi ya, dalam
pelaksanaannya memang sulit.
Peneliti Sebenarnya, sudah ada sosialisasi dan workshop itu ya bu, tapi
memang masih suli dalam pelaksanaannya.
Guru Ya benar seperti itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Peneliti Baiklah kalau begitu bu, terima kasih banyak untuk kesediaan
waktu dan informasi yang telah diberikan kepada saya. Hal ini
pasti sangat membantu dalam penyelesaian skripsi saya.
Guru Ya sama-sama. Semoga menjawab pertanyaan yang ingin digali
ya mas.
Peneliti Ya bu, terima kasih banyak sekali lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
VERBATIM WAWANCARA
PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN
KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Nama Responden :
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Hari/Tanggal wawancara : Selasa, 9 Desember 2014
Pewawancara : St. Saturninus Adven Yora Dinata
Guru Bahasa Indonesia
Peneliti dan
Wakasek
Keterangan
Peneliti Terima kasih sebelumnya ibu, telah menyempatkan waktu
diantara kesibukan sekolah untuk memberikan informasi
mengenai penelitian yang sedang saya lakukan, terkait
“Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter
Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta”. Pertama,
saya ingin meminta tanggapan ibu dengan polemik
pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu?
Guru Ya bagaimana ya. Yang jelas kalau untuk penerapan kurikulum
di SMP ini ya tetap jalan. Baik itu kurikulum 2013 maupun
KTSP 2006. Untuk kelas 7 dan 8 sudah menggunakan K13,
sedangkan kelas 9 masih menggunakan KTSP. Kelas 7 dan 8 kan
memang karena sudah berjalan 3 semester ya, artinya kurikulum
ini akan tetap diberlakukan di sekolah ini.
Peneliti Jadi menggunakan dua kurikulum begitu ya bu?
Guru Iya betul.
Peneliti Kalau untuk muatan karakternya sendiri, itu bagaimana bu?
Guru Ya, kalau kita lihat di RPP dan silabus memang muatan untuk
nilai-nilai karakternya lebih banyak di K13. Namun, ya itu
format yang begitu banyak membuat guru ekstra keras untuk
menyusun RPP dan Silabus, termasuk memasukan nilai-nilai
karakter, metode, dan penilaiannya.
Peneliti Berarti di K13 ini memang dituntut penanaman karakter yang
lebih banyak ya bu. Lalu bagaimana dengan perencanaan
pembuatan RPP dan Silabus itu bu?
Guru Untuk pembuatan RPP dan silabus, memang tidak semua
membuat lembar baru lagi ya. Artinya, kami para guru
mengembangkan dari RPP dan silabus yang sudah ada
sebelumnya ya. Kemudian, kami melakukan penyesuaian dengan
format yang ditetapkan pada K13 itu.
Peneliti Nilai-nilai karakter apa saja yang ada di RPP dan silabus itu bu?
Guru Ya banyak ya mas, kerjasama, tanggung-jawab, kejujuran, sopan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
santun, disiplin,...
Peneliti Lalu apakah dalam pelaksanaan di dalam pembelajaran kelas ibu
menggunakan RPP dan silabus itu?
Guru Ya tentu, tapi terkadang memang tidak selalu sama ya mas.
Maksudnya, saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk
menyesuaikan dengan RPP dan silabus yang saya buat.
Peneliti Pendidikan karakter itu sendiri menurut ibu apa si?
Guru Menurut saya pendidikan karakter adalah pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik berdasarkan pada nilai-nilai
karakter yang ada di sekolah.
Peneliti Hmm.. baik baik.. lalu bagaimana dengan pengintegrasian nilai-
nilai karakter tersebut dalam pembelajaran mata pelajaran yang
ibu ampu?
Guru Penanaman nilai-nilai karakter itu saya lakukan melalui
pembiasaan mas. Siswa selalu saya biasakan untuk tertib dan
tanggung jawab. Meskipun di awal-awal memang susah ya, anak
maunya sendiri. Tapi kalau sudah diingatkan berkali-kali anak
menjadi sadar dan tau dengan sendirinya. Misalnya, seorang
anak yang di dapati datang terlambat. Saya selalu beruasaha
untuk mengingatkan, biasanya sampai tiga kali kalau memang
tetap mengulangi biasanya langsung saya rujuk ke guru BK.
Contoh lai, misalnya nilaikarakter tanggung jawab. Saat anak
diberikan tugas atau PR yang mesti dikerjakan di rumah, ehh
malah tidak dikerjakan dan tidak di kumpul. Nah itu biasanya
kalau awal-awal saya ingtkan, tapi kalau sudah menjadi
kebiasaan ya langsung saya rujuk ke guru BK.
Peneliti Baik bu, kembali lagi ke pembelajaran tadi bu. Metode apa yang
ibu gunakan di kelas?
Guru Kalau untuk metode, memang saya lebih banyak memberikan
kata/kata ya/ceramah. Memang tuntutan K13 itu mestinya anak
dibisakan aktif, mencari, menemukan, dan mempelajari sendiri
bahan yang diberikan, sedangkan guru sebagai pembantu apabila
anak mengalami kesulitan. Tapi faktanya, ya anak mengalami
kesulitan tu. Terkadang dengan diberikan banyak
informasi/ceramah saja anak masih tidak mengerti.
Peneliti Lalu bagaimana ibu melihat atau mengukur, terjadi atau tidaknya
perubahan pada diri siswa?
Guru Untuk mengukur atau melihat perubahan perilaku pada siswa
saya sering menggunakan pengamatan ya. Melalui pengamatan
saya benar-benar bisa mencermati secara langsung perubahan
sikap dan perilaku para siswa. Selain itu, saya juga
memberlakukan sistem renidi. Remidi ini saya berikan kepada
siswa yang skornya tidak memenui nilai KKM.
Peneliti Baik bu, terima kasih. Berkaitan dengan penerapan pendidikan
karakter yang memang menjadi tuntutan pendidikan ni bu, ada
tidak si bu hambatan-hambatan yang ibu alami?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Guru Hambatan-hambatan yang saya alami itu berkaitan dengan
materi ya, itu yang pertama. Materi di K13 itu, terkadang terjadi
ketidaksamaan ya. Misalnya di bab 1 mengenai pengertian itu
seperti ini, tapi di bab 2 pengertiannya lalu menjadi berbeda.
Pemahmannya juga cukup rumit. Saya merasa bahwa kalau di
KTSP malah jelas ya.
Peneliti Begitu ya bu..
Guru Iya, lalu masalah waktu. Waktu juga sekarang menjadi lama ya.
Menjadi penambahan jam, sehingga saya perlu menambah waktu
dan tenaga saya untuk mengajar.
Peneliti Lalu untuk penilaian sendiri bagaimana bu?
Guru Nah, apalagi untuk penilaian ya, format penilaian yang menuntut
guru menilai dari berbagai segi, kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya/ketermpilannya, jadi itu terkadang semakin
membebani jadwal mengajar guru. Oya mas, buku-buku
pegangan guru mapun siswa juga sepertinya masih kurang ya.
Peneliti Lalu sejauh ini, solusi apa yang ibu lakukan atau hal apa yang
dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut,
bu?
Guru Kalau dari saya, ya mau bagaimana pun saya selalu berusaha
semaksimal mungkin untuk tetap menyampaiakan materi yang
mesti diketahu siswa ya. Kalau dari sekolah, sebenarnya sekolah
sudah melakukan sosialisasi terkait perubhan k13 ini. Saya juga
mengikuti diklat bersama guru-guru lain.
Peneliti Itu dari pemerintah atau swasta bu?
Guru Dari swasta ya, dan tentu dari pihak yang lebih tau tentang hal
ini.
Peneliti Wahh... baik bu, terima kasih banyak untuk informasinya bu,
saya rasa sudah cukup.
Guru Ohh sudah ya, baiklah kalau begitu selamat dan mudah-mudah
hasilnya baik, terus bisa cepet-cepet lulus. Mau lanjut studi kan.
Peneliti Iya bu, begitu rencananya. Terima kasih banyak sekali lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Lampiran 6. Interpretasi Hasil Wawancara Antarguru
Interpretasi Hasil Wawancara Guru
Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter
No Pelaksana Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru Matematika Kesimpulan
A
PERENCANAAN
1. Pengertian
Pendidikan
Karakter
2. Perencanaan
Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter ya. Ya
kalau saya simpel aja ya.
Pendidikan karakter adalah
proses pembiasaan
berdasarkan nilai-nilai positif
yang diberikan kepada siswa.
Sudah cukup, titik.
(A1.PK.G.Bing)
-
Menurut saya pendidikan
karakter adalah pendidikan
yang diberikan kepada peserta
didik berdasarkan pada nilai-
nilai karakter yang ada di
sekolah.
(A1.PK.G.Bind)
- Ya bagaimana ya. Yang jelas
kalau untuk penerapan
kurikulum di SMP ini ya
tetap jalan. Baik itu
kurikulum 2013 maupun
KTSP 2006. Untuk kelas 7
dan 8 sudah menggunakan
K13, sedangkan kelas 9
masih menggunakan KTSP.
Kelas 7 dan 8 kan memang
karena sudah berjalan 3
semester ya, artinya
kurikulum ini akan tetap
diberlakukan di sekolah ini.
(A2. PerPK. G.Bind)
Pendidikan karakter adalah
upaya-upaya yang dilakukan oleh
guru kepada siswa untuk
menanamkan nilai-nilai karakter.
(A1.PK.G.Mat)
- Ya, tentu sebelum
melaksanakan proses
pembelajaran maupun kegiatan
sekolah, kami memulai dengan
perencanaan ya. Perencanaan
yang kami lakukan pertama
adalah dengan
mengembangkan dan menyusun
Rencana Kerja Sekolah dan
Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah. Biasanya
berkaitan dengan itu, sekolah
melibatkan banyak pihak ya,
seperti yayasan, kepala
sekolah, guru, orang tua.
- Dalam perencanaan ini juga
menghasilkan kalender
akedemik ya, biasanya kami
menggabungkan agenda
Pendidikan karakter adalah
proses/upaya-upaya pembiasaan
yang dilakukan oleh guru untuk
menanamkan nilai-nilai karakter
(nilai-nilai positif) yang ada dan
direncanakan sekolah kepada
peserta didik.
Perencanann pendidikan karakter
di sekolah:
5. Perencanaan didahului dengan
mengembangkan dan
menyusun RKS dan RKAS.
6. Penyusunan perencanaan
melibatkan yayasan, kepala
sekolah, guru, dan orang tua.
7. Sekolah menggunakan dua
kurikulum, yaitu Kurikulum
2013 (kelas 7 dan 8), dan
Kurikulum KTSP 2006 (kelas
IX)
8. Sekolah memiliki kalender
akedemik yang merupakan
gabungan agenda kegiatan
yayasan dan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
kegiatan yang ada dari
yayasan Pangudi Luhur dan
juga kegiatan intern sekolah.
- Ya seperti yang sudah saya
bilang di awal tadi. Sekolah
kami menggunakan dua
kurikulum. Untuk kelas VII dan
VII menggunakan kurikulum
2013, sedangkan kelas IX
menggunakan kurikulum KTSP
2006. Ya nanti bisa dilihat
sendiri di buku yang sudah
saya berikan tadi mengenai
kurikulum ya, disitu sudah ada
kok.
(A2. PerPK. G.Mat)
- Iya, ya itu dalam format
pembelajaran dan evaluasi
yang ada di silabus dan RPP
kan sudah ada.
- Ya, menurut saya, saya selalu
berusaha semaksimal mungkin
melakukan kegiatan sesuai
dengan RPP dan silabus yang
sudah saya buat. Meski
terkadang saya mengalami
kesulitan. Ya saya selalu
berusaha semaksimal mungkin
menyesuaikan dengan RPP.
(A3.PerSil.PK. G.Mat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
B.
3. Perencanaan
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar
PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan PK
di kelas dan
kegiatan
pengembangan
diri
Ya gimana ya, memang karena
tuntutan administrasi yang
harus dibuat RPP dan silabus
itu tetap memang harus dibuat.
Ga mungkin kan, kita
mengawang-awang rencana
kegiatan yang akan dilakukan
selama satu tahun dalam waktu
yang terbatas.
(A3.PerSil.PK. G.Bing)
- Contohnya, nilai
menghargai. Pokoknya saya
selalu membiasakan diri
kepada siswa-siswa
saya,”kalau ada yang
berbicara yang lain
mendengarkan, kalau ibu
sedang berbicara ya yang
lain mesti mendengarkan,
nanti ada giliriannya bagi
siswa untuk berbicara,
bertanya, atau
menyampaikan sesuatu”. Itu
menurut saya.
- Ada lagi misalnya mengenai
kedisiplinan, ”pokoknya
setelah pergantian mata
pelajaran, saya membiasakan
diri kepada siswa untuk
datang tepat waktu dan tidak
Untuk pembuatan RPP dan
silabus, memang tidak semua
membuat lembar baru lagi ya.
Artinya, kami para guru
mengembangkan dari RPP dan
silabus yang sudah ada
sebelumnya ya. Kemudian, kami
melakukan penyesuaian dengan
format yang ditetapkan pada
K13 itu.
(A3.PerSil.PK. G.Bind)
- Penanaman nilai-nilai
karakter itu saya lakukan
melalui pembiasaan mas.
Siswa selalu saya biasakan
untuk tertib dan tanggung
jawab. Meskipun di awal-
awal memang susah ya, anak
maunya sendiri. Tapi kalau
sudah diingatkan berkali-kali
anak menjadi sadar dan tau
dengan sendirinya.
- Misalnya, seorang anak yang
di dapati datang terlambat.
Saya selalu beruasaha untuk
mengingatkan, biasanya
sampai tiga kali kalau
memang tetap mengulangi
biasanya langsung saya rujuk
ke guru BK.
- Contoh lai, misalnya
- Ya, untuk kegiatan
ekstrakurikuler kami ada 22
kegiatan, dan untuk
pelaksanaanya sendiri pun,
sejauh ini yang saya cermati
banyak siswa yang mengikuti
kegiatan itu dengan baik.
Misalnya, baru-baru ini kamu
telah mengadakan kegiatan
LDKS untuk merancang dan
membakali siswa membaut
proposal, menyusun anggaran.
Ya seperti itu.
(B1.PelPK. G.Mat)
Perencanaan Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar:
1. Sebelum pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas guru
membuat dan menyususn
Silabus, RPP, dan Bahan Ajar.
2. Penyususnan Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar juga untuk
memenuhi tuntutan
administrasi sekolah.
3. Penyususnan Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar dibuat dan disusun
dengan mengembangkan dan
melakukan penyesuaian dari
yang sebelumnya.
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
di Kelas:
1. Guru membiasakan diri kepada
siswa untuk menghargai orang
lain, berpendapat, bertanya, dan
mau mendengarkan.
2. Membiasakan dan menamkan
sikap disiplin, tanggung jawab,
tertib, datang tepat waktu, dan
tidak keluar kelas saat
pelajaran.
3. Bagi siswa yang dirasa guru
kelas mengalami masalah, akan
segera di rujuk ke guru BK,
misalnya, berulang kali tidak
mengerjakan PR atau terlambat
sekolah meski sudah mendapat
peringatan dan teguran.
4. Menekankan sikap disiplin,
menghargai, jujur, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
ada yang keluar ruangan”,
itu sih yang selalu saya
tanamkan.
- (pelakasanaan dalam
kegiatan OSIS) Ya, tentu saya
selalu menekankan
kedisiplinan, kejujuran,
menghargai orang lain, dan
tanggung jawab. Seperti yang
terjadi terjadi baru-baru ini
dalam latihan koor
mempersiapkan misa.
Sebelumnya saya sudah
menginformasikan bahwa
teks lagu boleh dibawa
pulang untuk dipelajari, tapi
jangan lupa dibawa saati
latihan lagi. Apa yang
terjadi, saat latihan malah
banyak yang tidak membawa
teks, nah ini kan sudah salah
satu bentuk nilai tanggung
jawab sebetulnya. Akhirnya
mereka menjadi tahu, dan
harapannya untuk latihan-
latihan selanjutnya tidak
diulang lagi.
- Ya sama, seperti dalam
mempersiapkan acara class
meeting di tanggal 15
Desember ini. Sebelumnya
memang sudah dipersiapkan,
misalnya dengan pelatihan
untuk siswa LDKS. Disan
saya sebagai salah satu
pemateri yang mengajarkan
kepada siswa bagaimana
membuat proposal, terus
nilaikarakter tanggung
jawab. Saat anak diberikan
tugas atau PR yang mesti
dikerjakan di rumah, ehh
malah tidak dikerjakan dan
tidak di kumpul. Nah itu
biasanya kalau awal-awal
saya ingtkan, tapi kalau
sudah menjadi kebiasaan ya
langsung saya rujuk ke guru
BK.
(B1.PelPK. G.Ind)
bertanggungjawab dalam
kegiatan OSIS.
5. Mengadakan latihan
koor/paduan suara rutin setiap
minggu, selain untuk mengasah
skill dalam bernyanyi dan
bermusik juga menanamkan
sikap tanggung jawab dan
disiplin.
6. Mengadakan kegiatan LDKS,
dan mengenalkan cara
membuat proposal, anggaran,
dan laporan
pertanggungjawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
2. Kesesuaian
Silabus, RPP
dengan
Pelaksanaan
3. Metode Ajar
bagaiman menyusun
anggaran, yang dalam hal ini
diberikan oelh guru yang
berkompeten mengenai
bidang akuntansi ya.
(B1.PelPK. G.Ing)
Lalu tentu dalam
pelaksanaannya ya memang,
tidak selalu sama dengan RPP
ataupun silabus. Sifat dari RPP,
silabus, dan bahan ajar disini
adalah mengembangkan dari
yang sudah ada dulu ya.
(B2.KesPK. G.Ing)
- Metode pembelajaran yang saya
lakukan adalah dengan pembelajaran kontekstual. Saya
berusaha mengkaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya greeting,
mengucapkan salam good
morning, good night. Saya selalu berusaha mengkaitkan dengan
pengalaman keseharian siswa.
- Iya, tentu seperti PBL, inkuiri,
bertanya, tetapi seperti experiential learning,
konstruktivisme, dan acctive learning pernah denger ya, tapi
saya tidak tau. Mungkin saya
menggunakan metode itu, tapi tidak tau apa yang dimaksud
dengan hal itu ya.
(B3.MetPK. G.Ing)
Ya tentu, tapi terkadang
memang tidak selalu sama ya
mas. Maksudnya, saya selalu
berusaha semaksimal mungkin
untuk menyesuaikan dengan
RPP dan silabus yang saya
buat.
(B2.KesPK. G.Ind)
Kalau untuk metode, memang
saya lebih banyak memberikan
kata/kata ya/ceramah. Memang
tuntutan K13 itu mestinya anak
dibisakan aktif, mencari,
menemukan, dan mempelajari
sendiri bahan yang diberikan,
sedangkan guru sebagai
pembantu apabila anak
mengalami kesulitan. Tapi
faktanya, ya anak mengalami
kesulitan tu. Terkadang dengan
diberikan banyak
informasi/ceramah saja anak
masih tidak mengerti.
(B3.MetPK. G.Ind)
Lalu ya memang, apa yang
tertera di RPP dan silabus tidak
selalu sama “plek” juga
dilakukan di kelas. Ya gimana ya,
secara pribadi saya sebagai guru
matematika, terkadang
mengalami kesulitan dalam hal
ini.
(B2.KesPK. G.Mat)
Metode yang saya gunakan
adalah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, yaitu
mengaplikasikan penggunaan
matematika dalam kehidupan
sehari-hari, yang kemudian saya
arahkan dalam pembelajaran
matematika murni/formalnya.
Kalau untuk metode yang saya
gunakan adalah ya bertanya itu
jelas, inkuiri, kerja kelompok,
PBL.
(B3.MetPK. G.Mat)
Kesesuaian RPP dan Silabus
terhadap pelaksanaan di kelas
tidak selalu dilakukan sama persis
oleh guru. Namun, para guru
berusaha semaksimal mungkin
menyesuaikan dan
mengembangkan dengan RPP dan
Silabus yang dibuat, tanpa
menghilangkan kesulitan yang
dihadapi.
Metode pembelajaran yang
dilakukan oleh par guru adalah
dengan menggunakan model
kontekstual, yaitu mengkaitkan
materi-materi pembelajaran di
sekolah dengan kehidupan nyata
sehari-hari. Beberapa metode
tersebut adalah experiential
learning, konstruktivisme, acctive
learning, bertanya, ceramah,
inkuiri, dan kerja kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
C EVALUASI
1. Cara
mengukur/meli
hat Perubahan
2. Indikasi
Perubahan
- Saya biasanya dengan
melihat, mencermati, dan
melakukan observasi dari
hari kehari ya.
- Selain itu saya juga
melakukan angket penilaian,
darisitu saya bisa melihat
bagaimana tingkat
pemahaman dan perilaku
siswa setiap harinya di kelas.
- Penilain antar teman pun
saya lakukan, dan hal itu
semakin menambah informasi
saya mengenai karakter
masing-masing siswa. Begitu
mas...
(C1.EvaPK. G.Ing)
Hal itu nampak sekali kok,
mana siswa yang mau belajar
dengan serius dan mana siswa
yang perlu mendapat
pendampingan lebih.
(C2.IndPK. G.Ing)
- Untuk mengukur atau melihat
perubahan perilaku pada
siswa saya sering
menggunakan pengamatan
ya. Melalui pengamatan saya
benar-benar bisa mencermati
secara langsung perubahan
sikap dan perilaku para
siswa.
- Selain itu, saya juga
memberlakukan sistem
remidi. Remidi ini saya
berikan kepada siswa yang
skornya tidak memenui nilai
KKM.
(C1.EvaPK. G.Ind)
Penanaman nilai-nilai karakter
itu saya lakukan melalui
pembiasaan mas. Siswa selalu
saya biasakan untuk tertib dan
tanggung jawab. Meskipun di
awal-awal memang susah ya,
anak maunya sendiri. Tapi
kalau sudah diingatkan berkali-
kali anak menjadi sadar dan tau
dengan sendirinya.
(C2.IndPK. G.Ind)
Ya bagaimana ya, biasanya saya
bisa melihat hal itu dengan
pengamatan ya. Bagaimana siswa
ini bersikap dan berperilaku
setiap harinya. Kemudian untuk
dengan memberikan tugas, baik
pribdi atau kelompok, itu sudah
pasti saya berikan.
(C1.EvaPK. G.Mat)
-
Para guru menggunakan beberapa
cara untuk mengukur dan melihat
perubahan peserta didik, yaitu
melakukan observasi, pemberian
angket, penilaian antar teman,
remedi, pemberian tugas
pribadi/kelompok. Melalui
beberapa cara diatas guru dapat
melihat dan mengetahui langsung
tingkat pemahan, perilaku, dan
perubahan pada setiap siswa.
Melalui sistem remidi, siswa
dapat memperbaiki nilai yang
belum mencapai nilai KKM.
Beberapa indikasi perubahan
sikap dan perilaku melalui
pendidikan karakter sudah
dirasakan oleh beberapa guru.
Melalui pengamatan yang
dilakukan, guru dapat mengetahui
siswa yang mau belajar serius dan
siswa yang perlu mendapat
pendampingan lebih tinggi. Anak
yang mendapat pendampingan
dan perhatian melalui pembiasaan
yang dilakukan oleh guru, siswa
menjadi sadar dan tau dengan
sendirinya hal baik yang perlu
dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
D HAMBATAN DAN
SOLUSI
1. Hambatan
Pelaksanaan PK
- Ya tentu ada, terutama di
format penilaian ya. Ya
karena selain dituntut
melakukan penilaian secara
kognitif, tapi juga kita harus
bisa melihat bagaimana
sikap dan keterampilan siswa
ya, dalam hal ini segi
psikomotoriknya.
- Selain itu, saya merasa
bahwa ketika harus
menghadapi satu kelas untuk
bisa disiplin, menghargai
orang lain, tanggung jawab,
tapi hal ini tidak dilakukan
oleh guru lain ya sulit juga
ya. Jadi memang perlu ada
keseragaman antar guru,
meski tanpa menghilangkan
kompetensi setiap guru tidak
sama ya.
- Oya, pengadaan buku-buku
juga, ini mungkin menjadi
perhatian ya.
- Ya, kalau saya si “monggo”,
mau diberhentikan atau mau
di evaluasi dulu selama satu
tahun, kemudian
diberlakukan di sekolah-
sekolah. Tapi kalau secara
pribadi saya setuju ya kalau
memang harus diberhentikan
atau di evaluasi terlebih
dahulu. Karena ya memang,
kurikulum yang baru ini
banyak sekali tuntutannya.
(D1.HamPK. G.Ing)
- Hambatan-hambatan yang
saya alami itu berkaitan
dengan materi ya, itu yang
pertama. Materi di K13 itu,
terkadang terjadi
ketidaksamaan ya. Misalnya
di bab 1 mengenai pengertian
itu seperti ini, tapi di bab 2
pengertiannya lalu menjadi
berbeda.
- Pemahmannya juga cukup
rumit. Saya merasa bahwa
kalau di KTSP malah jelas
ya.
- Iya, lalu masalah waktu.
Waktu juga sekarang menjadi
lama ya. Menjadi
penambahan jam, sehingga
saya perlu menambah waktu
dan tenaga saya untuk
mengajar.
- Nah, apalagi untuk penilaian
ya, format penilaian yang
menuntut guru menilai dari
berbagai segi, kognitif,
afektif, dan psikomotoriknya/
ketermpilannya, jadi itu
terkadang semakin
membebani jadwal mengajar
guru.
- Oya mas, buku-buku
pegangan guru mapun siswa
juga sepertinya masih kurang
ya.
- Ya, kalau kita lihat di RPP
dan silabus memang muatan
untuk nilai-nilai karakternya
- Ya kalau hambatan tentu ada
ya. Misalnya, di kurikulum K13
ini kan banyak sekali format-
format baru gitu ya. Terkadang
yang sulit adalah
pengadministrasiannya atau
pengarsipannya. Banyak sekali
yang harus dipersiapkan.
- Apalagi dengan lembar
penilaiannya, itu cukup banyak
dan benar-benar menyita
waktu dan tenaga ya.
(D1.HamPK. G.Mat)
Beberapa hambatan yang
dirasakan oleh guru dalam
pelaksanaan pendidikan karakter
adalah sebagai berikut:
1. Format penilaian (kognitif,
afektif, dan psikomotorik)
yang dirasa masih banyak
yang menyita waktu dan
tenaga sehingga dirasa
menggangu jam mengajar
guru.
2. Sulitnya melakukan
pengarsipan dan
pengadministrasian
dikarenakan banyaknya
format-format baru di K13.
3. Beberapa definisi/pengertian
dalam buku/bahan ajar
terkadang tidak sama antara
bab satu dengan yang
lainnya.Beberapa guru
mengalami kesulitan untuk
memahami materi
pembelajaran, khususnya
pada materi di K13.
8. Dengan penambahan jam
pelajaran di sekolah,
beberapa guru perlu
menambah waktu dan tenaga
mengajar yang ekstra.
9. Kompetensi guru
(kemampuan dalam
memperlakukan dan
menghadapi kelas) yang
berbeda, sehingga guru
mengalami kesulitan dalam
menghadapi kelas ribut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
2. Solusi guru dan
Sekolah
- Kalau saya solusi untuk
menangani hambatan-
hambatan pembelajaran
diatas ya saya tetap dengan
pembiasaan yang sering saya
lakukan, dengan cara dan
metode seperti yang sudah
saya jelaskan di atas.
- Kalau dari sekolah,
sebenarnya sudah ada
sosialisasi dan workshop ya.
Saya sudah satu bulan lebih
mengikuti diklat mengenai
K13 ini. Tapi ya, dalam
pelaksanaannya memang
sulit.
(D2.SoPK. G.Ing)
lebih banyak di K13. Namun,
ya itu format yang begitu
banyak membuat guru ekstra
keras untuk menyusun RPP
dan Silabus, termasuk
memasukan nilai-nilai
karakter, metode, dan
penilaiannya.
(D1.HamPK. G.Ind)
- Kalau dari saya, ya mau
bagaimana pun saya selalu
berusaha semaksimal
mungkin untuk tetap
menyampaiakan materi yang
mesti diketahu siswa ya.
- Kalau dari sekolah,
sebenarnya sekolah sudah
melakukan sosialisasi terkait
perubhan k13 ini. Saya juga
mengikuti diklat bersama
guru-guru lain.
(D2.SoPK. G.Ind)
- Ya, menurut saya, saya selalu
berusaha semaksimal mungkin
melakukan kegiatan sesuai
dengan RPP dan silabus yang sudah saya buat. Meski
terkadang saya mengalami
kesulitan. Ya saya selalu berusaha semaksimal mungkin
menyesuaikan dengan RPP.
- Ya kalau untuk sekolah, kami
selalu mendatangkan pihak dari luar yang berkompeten dalam
bidangnya, guna memberikan
pembekalan dan pemahaman mengenai format penilaian ini.
Kami sudah mengundang
sebanyak 3 kali pihak dari luar untuk belajar.
- Selain itu seperti workshop dan
sosialisasi juga sudah dilakukan.
Tapi ya mau bagaimana, mungkin guru belum terbiasa
dan menyesuaikan dengan perubahan kurikulum kali ya.
Tapi kalau sudah terbiasa,
mungkin ini bisa teratasi.
(D2.SoPK. G.Mat)
sulit diatur.
10. Format baru yang begitu
banyak membuat guru ekstra
keras dalam menyusun RPP,
silabus, dan muatan karakter-
metode di dalamnya.
Solusi yang dilakukan oleh
sekolah dan guru dalam
pelaksanaan pendidikan karakter
adalah sebagai berikut:
1. Sekolah mengadakan
sosialisasi dan workshop terkait
perubahan kurikulum baru
K13.
2. Sekolah melakukan pelatihan
dan diklat yang diberikan
kepada seluruh guru.
3. Sekolah mendatangkan pihak
luar sekolah yang memiliki
kompetensi dalam memberikan
pembekalan mengenai
pemahaman format penilaian.
4. Guru melakukan pembiasaan
diri semaksimal mungkin
dengan metode dan format-
format yang telah ditetapkan.
5. Dalam proses pembelajaran
guru berusaha semaksimal
mungkin menyampaikan materi
ajar sesuai dengan silabus dan
RPP yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Lampiran 7. Analisis Butir Aspek Wawancara
Interpretasi Hasil Wawancara Pengertian Pendidikan Karakter
Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Pendidikan Karakter
PERENCANAAN Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru
B.Ing
Guru Bhs.
Indonesia Guru Matematika Kesimpulan
Perencanaan
Pendidikan
Karakter
- Ya bagaimana ya.
Yang jelas kalau
untuk penerapan
kurikulum di SMP
ini ya tetap jalan.
Baik itu kurikulum
2013 maupun
KTSP 2006. Untuk
kelas 7 dan 8
sudah
menggunakan K13,
sedangkan kelas 9
masih
menggunakan
KTSP. Kelas 7 dan
8 kan memang
karena sudah
berjalan 3 semester
ya, artinya
kurikulum ini akan
tetap diberlakukan
di sekolah ini.
(A2. PerPK.
G.Bind
- Ya, tentu sebelum
melaksanakan proses
pembelajaran maupun
kegiatan sekolah, kami
memulai dengan
perencanaan ya.
Perencanaan yang
kami lakukan pertama
adalah dengan
mengembangkan dan
menyusun Rencana
Kerja Sekolah dan
Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah.
Biasanya berkaitan
dengan itu, sekolah
melibatkan banyak
pihak ya, seperti
yayasan, kepala
sekolah, guru, orang
tua.
- Dalam perencanaan
ini juga menghasilkan
kalender akedemik ya,
Perencanann
pendidikan karakter
di sekolah:
1. Perencanaan
didahului dengan
mengembangkan
dan menyusun
RKS dan RKAS.
2. Penyusunan
perencanaan
melibatkan
yayasan, kepala
sekolah, guru,
dan orang tua.
3. Sekolah
menggunakan
dua kurikulum,
yaitu Kurikulum
2013 (kelas 7 dan
8), dan
Kurikulum KTSP
2006 (kelas IX)
4. Sekolah memiliki
kalender
akedemik yang
PERENCA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Guru
Matematika Kesimpulan
Pengertian
Pendidikan
Karakter
Pendidikan
karakter ya. Ya
kalau saya simpel
aja ya.
Pendidikan
karakter adalah
proses
pembiasaan
berdasarkan
nilai-nilai positif
yang diberikan
kepada siswa.
Sudah cukup,
titik.
(A1.PK.G.Bing)
Menurut saya
pendidikan
karakter adalah
pendidikan yang
diberikan kepada
peserta didik
berdasarkan pada
nilai-nilai
karakter yang ada
di sekolah.
(A1.PK.G.Bind)
Pendidikan
karakter adalah
upaya-upaya
yang dilakukan
oleh guru
kepada siswa
untuk
menanamkan
nilai-nilai
karakter.
(A1.PK.G.Mat)
Pendidikan
karakter adalah
proses/upaya-
upaya
pembiasaan yang
dilakukan oleh
guru untuk
menanamkan
nilai-nilai
karakter (nilai-
nilai positif) yang
ada dan
direncanakan
sekolah kepada
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
biasanya kami
menggabungkan
agenda kegiatan yang
ada dari yayasan
Pangudi Luhur dan
juga kegiatan intern
sekolah.
- Ya seperti yang sudah
saya bilang di awal
tadi. Sekolah kami
menggunakan dua
kurikulum. Untuk kelas
VII dan VII
menggunakan
kurikulum 2013,
sedangkan kelas IX
menggunakan
kurikulum KTSP 2006.
Ya nanti bisa dilihat
sendiri di buku yang
sudah saya berikan
tadi mengenai
kurikulum ya, disitu
sudah ada kok.
(A2. PerPK. G.Mat)
merupakan
gabungan agenda
kegiatan yayasan
dan sekolah.
Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar
PERENCANAA
N
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia Guru Matematika Kesimpulan
Perencanaan
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar
Ya gimana ya,
memang karena
tuntutan
administrasi yang
harus dibuat RPP
dan silabus itu
tetap memang
harus dibuat. Ga
mungkin kan, kita
mengawang-
awang rencana
kegiatan yang
akan dilakukan
selama satu tahun
dalam waktu yang
terbatas.
(A3.PerSil.PK.
G.Bing)
Untuk
pembuatan RPP
dan silabus,
memang tidak
semua membuat
lembar baru lagi
ya. Artinya,
kami para guru
mengembangka
n dari RPP dan
silabus yang
sudah ada
sebelumnya ya.
Kemudian, kami
melakukan
penyesuaian
dengan format
yang ditetapkan
pada K13 itu.
(A3.PerSil.PK.
G.Bind)
Iya, ya itu dalam
format pembelajaran
dan evaluasi yang ada
di silabus dan RPP
kan sudah ada.
Ya, menurut saya,
saya selalu berusaha
semaksimal mungkin
melakukan kegiatan
sesuai dengan RPP
dan silabus yang
sudah saya buat.
Meski terkadang saya
mengalami kesulitan.
Ya saya selalu
berusaha semaksimal
mungkin
menyesuaikan dengan
RPP.
(A3.PerSil.PK.
G.Mat)
Perencanaan Silabus,
RPP, dan Bahan Ajar:
4. Sebelum
pelaksanaan proses
pembelajaran di
kelas guru
membuat dan
menyususn
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar.
5. Penyususnan
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar juga
untuk memenuhi
tuntutan
administrasi
sekolah.
6. Penyususnan
Silabus, RPP, dan
Bahan Ajar dibuat
dan disusun
dengan
mengembangkan
dan melakukan
penyesuaian dari
yang sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Kelas
PELAKSA NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Wakasek/G
uru Mtk Kesimpulan
Pelaksanaan PK di
kelas/pembelajaran - Contohnya, nilai
menghargai.
Pokoknya saya
selalu
membiasakan diri
kepada siswa-siswa
saya,”kalau ada
yang berbicara
yang lain
mendengarkan,
kalau ibu sedang
berbicara ya yang
lain mesti
mendengarkan,
nanti ada
giliriannya bagi
siswa untuk
berbicara,
bertanya, atau
menyampaikan
sesuatu”. Itu
menurut saya.
- Ada lagi misalnya
mengenai
kedisiplinan,
”pokoknya setelah
pergantian mata
pelajaran, saya
membiasakan diri
kepada siswa untuk
datang tepat waktu
dan tidak ada yang
keluar ruangan”,
itu sih yang selalu
saya tanamkan.
(B1.PpPK.
G.Ing)
- Penanaman nilai-
nilai karakter itu
saya lakukan melalui
pembiasaan mas.
Siswa selalu saya
biasakan untuk tertib
dan tanggung jawab.
Meskipun di awal-
awal memang susah
ya, anak maunya
sendiri. Tapi kalau
sudah diingatkan
berkali-kali anak
menjadi sadar dan
tau dengan
sendirinya.
- Misalnya, seorang
anak yang di dapati
datang terlambat.
Saya selalu
beruasaha untuk
mengingatka,
biasanya sampai tiga
kali kalau memang
tetap mengulangi
biasanya langsung
saya rujuk ke guru
BK.
- Contoh lai, misalnya
nilaikarakter
tanggung jawab. Saat
anak diberikan tugas
atau PR yang mesti
dikerjakan di rumah,
ehh malah tidak
dikerjakan dan tidak
di kumpul. Nah itu
biasanya kalau awal-
awal saya ingtkan,
tapi kalau sudah
menjadi kebiasaan ya
langsung saya rujuk
ke guru BK.
(B1.PpPK. G.Ind)
Ya, untuk
kegiatan
ekstrakuriku
ler kami ada
22 kegiatan,
dan untuk
pelaksanaan
ya sendiri
pun, sejauh
ini yang
saya
cermati
banyak
siswa yang
mengikuti
kegiatan itu
dengan
baik.
Misalnya,
baru-baru
ini kamu
telah
mengadaka
n kegiatan
LDKS untuk
merancang
dan
membakali
siswa
membaut
proposal,
menyusun
anggaran.
Ya seperti
itu.
(B1.PpPK.
G.Mat)
Pelaksanaan
Pendidikan Karakter
di Kelas:
1. Guru membiasakan
diri kepada siswa
untuk menghargai
orang lain,
berpendapat,
bertanya, dan mau
mendengarkan.
2. Membiasakan dan
menamkan sikap
disiplin, tanggung
jawab, tertib,
datang tepat waktu,
dan tidak keluar
kelas saat
pelajaran.
3. Bagi siswa yang
dirasa guru kelas
mengalami
masalah, akan
segera di rujuk ke
guru BK, misalnya,
berulang kali tidak
mengerjakan PR
atau terlambat
sekolah meski
sudah mendapat
peringatan dan
teguran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Tabel 16.
Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter
dalam Kegiatan Pengembangan Diri
PELAKSA NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Wakasek/G
uru Mtk Kesimpulan
Pelaksanaan PK
pada kegiatan
pengembangan diri
- Ya, dalam kegiatan OSIS
tentu saya selalu
menekankan kedisiplinan,
kejujuran, menghargai
orang lain, dan tanggung
jawab.
- Seperti yang terjadi
terjadi baru-baru ini
dalam latihan koor
mempersiapkan misa.
Sebelumnya saya sudah
menginformasikan bahwa
teks lagu boleh dibawa
pulang untuk dipelajari,
tapi jangan lupa dibawa
saati latihan lagi. Apa
yang terjadi, saat latihan
malah banyak yang tidak
membawa teks, nah ini
kan sudah salah satu
bentuk nilai tanggung
jawab sebetulnya.
Akhirnya mereka menjadi
tahu, dan harapannya
untuk latihan-latihan
selanjutnya tidak diulang
lagi.
- Ya sama, seperti dalam
mempersiapkan acara
class meeting di tanggal
15 Desember ini.
Sebelumnya memang
sudah dipersiapkan,
misalnya dengan
pelatihan untuk siswa
LDKS. Disan saya
sebagai salah satu
pemateri yang
mengajarkan kepada
siswa bagaimana
membuat proposal, terus
bagaiman menyusun
anggaran, yang dalam
hal ini diberikan oelh
guru yang berkompeten
mengenai bidang
akuntansi ya.
(B2.PdPK. G.Ing)
Misalnya,
seorang anak
yang di dapati
datang
terlambat. Saya
selalu
beruasaha
untuk
mengingatka,
biasanya
sampai tiga kali
kalau memang
tetap
mengulangi
biasanya
langsung saya
rujuk ke guru
BK.
Contoh lai,
misalnya
nilaikarakter
tanggung
jawab. Saat
anak diberikan
tugas atau PR
yang mesti
dikerjakan di
rumah, ehh
malah tidak
dikerjakan dan
tidak di kumpul.
Nah itu
biasanya kalau
awal-awal saya
ingtkan, tapi
kalau sudah
menjadi
kebiasaan ya
langsung saya
rujuk ke guru
BK.
(B2.PdPK.
G.Ind)
Ya, untuk
kegiatan
ekstrakuriku
ler kami ada
22 kegiatan,
dan untuk
pelaksanaan
ya sendiri
pun, sejauh
ini yang
saya
cermati
banyak
siswa yang
mengikuti
kegiatan itu
dengan
baik.
Misalnya,
baru-baru
ini kamu
telah
mengadaka
n kegiatan
LDKS untuk
merancang
dan
membakali
siswa
membaut
proposal,
menyusun
anggaran.
Ya seperti
itu.
(B2.PdlPK.
G.Mat)
Pelaksanaan
Pendidikan Karakter
di Pengembangan
Diri:
1. Menekankan sikap
disiplin,
menghargai, jujur,
dan
bertanggungjawab
dalam kegiatan
OSIS.
2. Mengadakan
latihan
koor/paduan suara
rutin setiap
minggu, selain
untuk mengasah
skill dalam
bernyanyi dan
bermusik juga
menanamkan sikap
tanggung jawab
dan disiplin.
3. Mengadakan
kegiatan LDKS,
dan mengenalkan
cara membuat
proposal, anggaran,
dan laporan
pertanggungjawaba
n.
4. Bagi siswa yang
dirasa guru kelas
mengalami
masalah, akan
segera di rujuk ke
guru BK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
Interpretasi Hasil Wawancara Kesesuaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter
PELAKSA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia Guru Matematika Kesimpulan
Kesesuaian
Silabus, RPP
dengan
Pelaksanaan
Lalu tentu dalam
pelaksanaannya ya
memang, tidak selalu
sama dengan RPP
ataupun silabus. Sifat
dari RPP, silabus,
dan bahan ajar disini
adalah
mengembangkan dari
yang sudah ada dulu
ya.
(B3.KesPK. G.Ing)
Ya tentu, tapi
terkadang
memang tidak
selalu sama ya
mas.
Maksudnya,
saya selalu
berusaha
semaksimal
mungkin untuk
menyesuaikan
dengan RPP
dan silabus
yang saya buat.
(B3.KesPK.
G.Ind)
Lalu ya memang,
apa yang tertera
di RPP dan
silabus tidak
selalu sama
“plek” juga
dilakukan di
kelas. Ya gimana
ya, secara pribadi
saya sebagai guru
matematika,
terkadang
mengalami
kesulitan dalam
hal ini.
(B3.KesPK.
G.Mat)
Kesesuaian RPP dan
Silabus terhadap
pelaksanaan di kelas
tidak selalu dilakukan
sama persis oleh guru.
Namun, para guru
berusaha semaksimal
mungkin menyesuaikan
dan mengembangkan
dengan RPP dan
Silabus yang dibuat,
tanpa menghilangkan
kesulitan yang
dihadapi.
Interpretasi Hasil Wawancara Metode Ajar Guru PELAKSA
NAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru Matematika Kesimpulan
Metode
Ajar - Metode pembelajaran
yang saya lakukan
adalah dengan
pembelajaran
kontekstual. Saya
berusaha mengkaitkan
materi pembelajaran
dengan kehidupan
sehari-hari.
- Misalnya greeting,
mengucapkan salam
good morning, good
night. Saya selalu
berusaha mengkaitkan
dengan pengalaman
keseharian siswa.
- Iya, tentu seperti PBL,
inkuiri, bertanya, tetapi
seperti experiential
learning,
konstruktivisme, dan
acctive learning pernah
denger ya, tapi saya
tidak tau. Mungkin
saya menggunakan
metode itu, tapi tidak
tau apa yang dimaksud
dengan hal itu ya.
(B4.MetPK. G.Ing)
Kalau untuk
metode, memang
saya lebih banyak
memberikan
kata/kata
ya/ceramah.
Memang tuntutan
K13 itu mestinya
anak dibisakan
aktif, mencari,
menemukan, dan
mempelajari sendiri
bahan yang
diberikan,
sedangkan guru
sebagai pembantu
apabila anak
mengalami
kesulitan. Tapi
faktanya, ya anak
mengalami
kesulitan tu.
Terkadang dengan
diberikan banyak
informasi/ceramah
saja anak masih
tidak mengerti.
(B4.MetPK. G.Ind)
Metode yang
saya gunakan
adalah dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual, yaitu
mengaplikasikan
penggunaan
matematika
dalam kehidupan
sehari-hari, yang
kemudian saya
arahkan dalam
pembelajaran
matematika
murni/formalnya.
Kalau untuk
metode yang saya
gunakan adalah
ya bertanya itu
jelas, inkuiri,
kerja kelompok,
PBL.
(B4.MetPK.
G.Mat)
Metode
pembelajaran yang
dilakukan oleh par
guru adalah dengan
menggunakan
model kontekstual,
yaitu mengkaitkan
materi-materi
pembelajaran di
sekolah dengan
kehidupan nyata
sehari-hari.
Beberapa metode
tersebut adalah
experiential
learning,
konstruktivisme,
acctive learning,
bertanya, ceramah,
inkuiri, dan kerja
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
Interpretasi Hasil Wawancara Pengukuran Keterlaksanaan Pendidikan Karakter
EVALUASI
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs.
Indonesia
Guru
Matematika Kesimpulan
Cara
mengukur/
melihat
Perubahan
- Saya biasanya
dengan melihat,
mencermati, dan
melakukan
observasi dari
hari kehari ya.
- Selain itu saya
juga melakukan
angket penilaian,
darisitu saya bisa
melihat
bagaimana
tingkat
pemahaman dan
perilaku siswa
setiap harinya di
kelas.
- Penilain antar
teman pun saya
lakukan, dan hal
itu semakin
menambah
informasi saya
mengenai
karakter masing-
masing siswa.
Begitu mas...
(C1.EvaPK. G.Ing)
- Untuk mengukur
atau melihat
perubahan
perilaku pada
siswa saya sering
menggunakan
pengamatan ya.
Melalui
pengamatan saya
benar-benar bisa
mencermati
secara langsung
perubahan sikap
dan perilaku para
siswa.
- Selain itu, saya
juga
memberlakukan
sistem remidi.
Remidi ini saya
berikan kepada
siswa yang
skornya tidak
memenui nilai
KKM.
(C1.EvaPK. G.Ind)
Ya bagaimana
ya, biasanya
saya bisa
melihat hal itu
dengan
pengamatan
ya. Bagaimana
siswa ini
bersikap dan
berperilaku
setiap harinya.
Kemudian
untuk dengan
memberikan
tugas, baik
pribdi atau
kelompok, itu
sudah pasti
saya berikan.
(C1.EvaPK.
G.Mat)
Para guru
menggunakan
beberapa cara
untuk mengukur
dan melihat
perubahan peserta
didik, yaitu
melakukan
observasi,
pemberian angket,
penilaian antar
teman, remedi,
pemberian tugas
pribadi/kelompok.
Melalui beberapa
cara diatas guru
dapat melihat dan
mengetahui
langsung tingkat
pemahan, perilaku,
dan perubahan
pada setiap siswa.
Melalui sistem
remidi, siswa dapat
memperbaiki nilai
yang belum
mencapai nilai
KKM.
Interpretasi Hasil Wawancara Indikasi Perubahan Karakter
EVALUASI Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru Mtk Kesimpulan
Indikasi
Perubahan
Hal itu nampak
sekali kok, mana
siswa yang mau
belajar dengan
serius dan mana
siswa yang perlu
mendapat
pendampingan
lebih.
(C2.IndPK.
G.Ing)
Penanaman nilai-nilai
karakter itu saya
lakukan melalui
pembiasaan mas.
Siswa selalu saya
biasakan untuk tertib
dan tanggung jawab.
Meskipun di awal-
awal memang susah
ya, anak maunya
sendiri. Tapi kalau
sudah diingatkan
berkali-kali anak
menjadi sadar dan tau
dengan sendirinya.
(C2.IndPK. G.Ind)
- Beberapa indikasi perubahan
sikap dan perilaku melalui
pendidikan karakter sudah
dirasakan oleh beberapa guru.
Melalui pengamatan yang
dilakukan, guru dapat
mengetahui siswa yang mau
belajar serius dan siswa yang
perlu mendapat
pendampingan lebih tinggi.
Anak yang mendapat
pendampingan dan perhatian
melalui pembiasaan yang
dilakukan oleh guru, siswa
menjadi sadar dan tau dengan
sendirinya hal baik yang perlu
dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Interpretasi Hasil Wawancara Hambatan Pendidikan Karakter
HAMBATAN Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru
Matematika Kesimpulan
Hambatan
Pelaksanaa
n PK
- Ya tentu ada,
terutama di format
penilaian ya. Ya
karena selain dituntut
melakukan penilaian
secara kognitif, tapi
juga kita harus bisa
melihat bagaimana
sikap dan
keterampilan siswa
ya, dalam hal ini segi
psikomotoriknya.
- Selain itu, saya
merasa bahwa ketika
harus menghadapi
satu kelas untuk bisa
disiplin, menghargai
orang lain, tanggung
jawab, tapi hal ini
tidak dilakukan oleh
guru lain ya sulit
juga ya. Jadi memang
perlu ada
keseragaman antar
guru, meski tanpa
menghilangkan
kompetensi setiap
guru tidak sama ya.
- Oya, pengadaan
buku-buku juga, ini
mungkin menjadi
perhatian ya.
- Ya, kalau saya si
“monggo”, mau
diberhentikan atau
mau di evaluasi dulu
selama satu tahun,
kemudian
diberlakukan di
sekolah-sekolah. Tapi
kalau secara pribadi
saya setuju ya kalau
memang harus
diberhentikan atau di
evaluasi terlebih
dahulu. Karena ya
memang, kurikulum
yang baru ini banyak
sekali tuntutannya.
(D1.HamPK. G.Ing)
- Hambatan-hambatan yang
saya alami itu berkaitan
dengan materi ya, itu yang
pertama. Materi di K13 itu,
terkadang terjadi
ketidaksamaan ya.
Misalnya di bab 1
mengenai pengertian itu
seperti ini, tapi di bab 2
pengertiannya lalu menjadi
berbeda.
- Pemahmannya juga cukup
rumit. Saya merasa bahwa
kalau di KTSP malah jelas
ya.
- Iya, lalu masalah waktu.
Waktu juga sekarang
menjadi lama ya. Menjadi
penambahan jam, sehingga
saya perlu menambah
waktu dan tenaga saya
untuk mengajar.
- Nah, apalagi untuk
penilaian ya, format
penilaian yang menuntut
guru menilai dari berbagai
segi, kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya/
ketermpilannya, jadi itu
terkadang semakin
membebani jadwal
mengajar guru.
- Oya mas, buku-buku
pegangan guru mapun
siswa juga sepertinya
masih kurang ya.
- Ya, kalau kita lihat di RPP
dan silabus memang
muatan untuk nilai-nilai
karakternya lebih banyak
di K13. Namun, ya itu
format yang begitu banyak
membuat guru ekstra keras
untuk menyusun RPP dan
Silabus, termasuk
memasukan nilai-nilai
karakter, metode, dan
penilaiannya.
(D1.HamPK. G.Ind)
- Ya kalau
hambatan
tentu ada
ya.
Misalnya,
di
kurikulum
K13 ini kan
banyak
sekali
format-
format baru
gitu ya.
Terkadang
yang sulit
adalah
pengadmini
strasiannya
atau
pengarsipa
nnya.
Banyak
sekali yang
harus
dipersiapka
n.
- Apalagi
dengan
lembar
penilaianny
a, itu cukup
banyak dan
benar-
benar
menyita
waktu dan
tenaga ya.
(D1.HamP
K. G.Mat)
Beberapa hambatan yang
dirasakan oleh guru dalam
pelaksanaan pendidikan
karakter adalah sebagai
berikut:
1. Format penilaian
(kognitif, afektif, dan
psikomotorik) yang dirasa
masih banyak yang
menyita waktu dan tenaga
sehingga dirasa
menggangu jam mengajar
guru.
2. Sulitnya melakukan
pengarsipan dan
pengadministrasian
dikarenakan banyaknya
format-format baru di
K13.
3. Beberapa
definisi/pengertian dalam
buku/bahan ajar
terkadang tidak sama
antara bab satu dengan
yang lainnya.
4. Beberapa guru
mengalami kesulitan
untuk memahami materi
pembelajaran, khususnya
pada materi di K13.
5. Dengan penambahan jam
pelajaran di sekolah,
beberapa guru perlu
menambah waktu dan
tenaga mengajar yang
ekstra.
6. Kompetensi guru
(kemampuan dalam
memperlakukan dan
menghadapi kelas) yang
berbeda, sehingga guru
mengalami kesulitan
dalam menghadapi kelas
ribut dan sulit diatur.
7. Format baru yang begitu
banyak membuat guru
ekstra keras dalam
menyusun RPP, silabus,
dan muatan karakter-
metode di dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Interpretasi Hasil Wawancara Solusi Pendidikan Karakter Pelaksana Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Guru Bhs.
Inggris
Guru Bhs.
Indonesia Guru Matematika Kesimpulan
Solusi
guru dan
Sekolah
- Kalau saya
solusi untuk
menangani
hambatan-
hambatan
pembelajaran
diatas ya saya
tetap dengan
pembiasaan
yang sering
saya lakukan,
dengan cara
dan metode
seperti yang
sudah saya
jelaskan di
atas.
- Kalau dari
sekolah,
sebenarnya
sudah ada
sosialisasi
dan workshop
ya. Saya
sudah satu
bulan lebih
mengikuti
diklat
mengenai K13
ini. Tapi ya,
dalam
pelaksanaann
ya memang
sulit.
(D2.SoPK.
G.Ing)
- Kalau dari
saya, ya mau
bagaimana
pun saya
selalu
berusaha
semaksimal
mungkin
untuk tetap
menyampaia
kan materi
yang mesti
diketahu
siswa ya.
- Kalau dari
sekolah,
sebenarnya
sekolah
sudah
melakukan
sosialisasi
terkait
perubhan
k13 ini. Saya
juga
mengikuti
diklat
bersama
guru-guru
lain.
(D2.SoPK.
G.Ind)
- Ya, menurut saya,
saya selalu berusaha
semaksimal mungkin
melakukan kegiatan
sesuai dengan RPP
dan silabus yang
sudah saya buat.
Meski terkadang saya
mengalami kesulitan.
Ya saya selalu
berusaha semaksimal
mungkin
menyesuaikan dengan
RPP.
- Ya kalau untuk
sekolah, kami selalu
mendatangkan pihak
dari luar yang
berkompeten dalam
bidangnya, guna
memberikan
pembekalan dan
pemahaman mengenai
format penilaian ini.
Kami sudah
mengundang
sebanyak 3 kali pihak
dari luar untuk
belajar.
- Selain itu seperti
workshop dan
sosialisasi juga sudah
dilakukan. Tapi ya
mau bagaimana,
mungkin guru belum
terbiasa dan
menyesuaikan dengan
perubahan kurikulum
kali ya. Tapi kalau
sudah terbiasa,
mungkin ini bisa
teratasi.
(D2.SoPK. G.Mat)
Solusi yang dilakukan
oleh sekolah dan guru
dalam pelaksanaan
pendidikan karakter
adalah sebagai
berikut:
1. Sekolah
mengadakan
sosialisasi dan
workshop terkait
perubahan
kurikulum baru
K13.
2. Sekolah melakukan
pelatihan dan diklat
yang diberikan
kepada seluruh
guru.
3. Sekolah
mendatangkan
pihak luar sekolah
yang memiliki
kompetensi dalam
memberikan
pembekalan
mengenai
pemahaman format
penilaian.
4. Guru melakukan
pembiasaan diri
semaksimal
mungkin dengan
metode dan format-
format yang telah
ditetapkan.
5. Dalam proses
pembelajaran guru
berusaha
semaksimal
mungkin
menyampaikan
materi ajar sesuai
dengan silabus dan
RPP yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Lampiran 8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran dan
Pembelajaran Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Observasi terhadap aktivitas di kelas Nilai Karakter
PENDAHULUAN 1. Guru datang tepat waktu sebelum
memulai pelajaran di kelas.
2. Guru mengucapkan salam dengan
ramah kepada siswa ketika memasuki
ruang kelas.
3. Berdoa sebelum membuka pelajaran.
4. Mengecek kehadiran siswa.
5. Mendoakan siswa yang tidak hadir
karena sakit atau karena halangan
lainnya.
6. Memastikan bahwa setiap siswa datang
tepat waktu.
7. Menegur siswa yang datang terlambat
dengan sopan.
8. Mengaitkan materi/kompetensi yang
akan dipelajari dengan karakter.
9. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan
bahan ajar, guru menyampaikan butir
karakter yang hendak dikembangkan.
Disiplin
Peduli, santun
Religius
Disiplin
Religius, peduli
Disiplin
Disiplin, santun, peduli
Kreatif, tanggung jawab
Kreatif, tanggung jawab
INTI
Eksplorasi
Elaborasi
1. Melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang dipelajari dari
berbagai sumber.
2. Menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran, seperti acctive learning,
eksperiential learning, dan belajar
alam.
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan media.
4. Melibatkan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran,
seperti memberi kesempatan bertanya
dan menyampaikan pendapat..
5. Memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium, halam
sekolah, dan lapangan.
6. Membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna.
7. Memfasilitasi peserta didik memlalui
pemberian tugas, diskusi, dan bertanya
untuk memunculkan gagasan baru, baik
secara lisan maupun tulisan.
8. Memberi kesempatan untuk berfikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut.
9. Menfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran koorperatif dan
kolaboratif.
Mandiri, berfikir logis,
kreatif, kerjasama
Kreatif, kerjasama
Kerjasama, saling
menghargai, peduli
lingkungan
Rasa percaya diri,
mandiri
Mandiri, kerjasama,
kerja keras
Cinta ilmu, kreatif, logis
Kreatif, percaya diri,
kritis, saling
menghargai, santun
Kreatif, percaya diri,
kritis
Kerjasama, saling
menghargai, tanggung
jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Konfiramsi
10. Memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
11. Memfasilitasi peserta didikl membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tulisan, secara individual
maupun kelompok.
12. Memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok.
13. Memfasilitasi peserta didik melakukan
pameran, turnamen, festifal, serta
produk yang dihasilkan.
14. Memfasilitasi peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhkan
kebanggan dan rasa percaya diri peserta
didik.
15. Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tertulis,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik.
16. Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
17. Memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan.
18. Memberi kesempatan peserta didik
menjawab pertanyaan yang diberikan
guru.
19. Memfasilitasi peserta didik untuk
menjawab pertanyaan siswa yang
menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa baku dan benar.
20. Membantu menyelesaikan masalah
siswa.
21. Memberi acuan agar peserta didk dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi
lebih jauh.
22. Memberi motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Jujur, disipli, kerja
keras, menghargai
Jujur, bertang jawab,
percaya diri, saling
menghargai, mandiri,
kerjasama
Percaya diri, saling
menghargai, kerja sama
Percaya diri, saling
menghargai, mandiri,
kerjasama
Percaya diri, saling
menghargai, mandiri,
kerjasama
PENUTUP
1. Guru bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Guru melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
3. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Guru merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas,
baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta
didik.
5. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Karakter
Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
No. Kegiatan
Pengembangan Diri Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi
A. Bimbingan dan
Konseling
1. Kemandirian
2. Percaya diri
3. Kerja sama
4. Demokratis
5. Sopan santon
6. Berfikir kreatif
7. Sopan santun
8. Kejujuran
9. Kedisiplinan
10. Peduli
11. Komunikatif
1. Bimbingan Klasikal
2. Konseling Individual
3. Bimbingan Karier
4. Perencanaan individual
melalui angket
peminatan
5. Perencanaan
Individual
6. Experiential learning
7. Dinamika kelompok
B. Kegiaran
Ekstrakurikuler
Kepramukaan
1 Demokratis
2 Disiplin
3 Kerja sama
4 Peduli sosial dan
lingkungan
5 Rasa kebangsaan
6 Toleransi
7 Cinta damai
8 Kerja keras
1. Latihan terprogram
setiap hari Jumat
2. Latihan kepemimpinan
3. Penegakan disiplin dan
tata tertib
4. berorganisasi
UKS dan PMR
1. Peduli sosial
2. Toleransi
3. Disiplin
4. Komunikatif
Latihan terprogram
OSIS 1 Tanggung Jawab
2 Keberanian
3 Tekun
4 Sportivitas
5 Mandiri
6 Demokratis
7 Cinta damai
8 Peduli lingkungan
9 Cinta tanah air
10 Keteladanan
11 Kesabaran
12 Pantang menyerah
13 Kerja sama
14 Kreatif dan inovtif
15 Disiplin
16 Kejujuran
17 Kerja keras
18 Kepedulian sosial
1. Latihan terprogram
2. Latihan kepemimpinan
3. Penegakan disiplin dan
tata tertib
4. Mengadakan MOS
5. Pentas seni budaya
6. berorganisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
8. Olahraga 1. Sportifitas
2. Menghargai prestasi
3. Kerja keras
4. Cinta damai
5. Disiplin jujur
6. Kepedulian
1. Latihan terprogram
futsal, bulu tangkis,
basket, tekwondo
2. Mengikuti kompetsi
internal dan eksternal
9. Kerohanian 1. Religious
2. Rasa kebangsaan
3. Cinta tanah air
1. Peringatan hari
sekolah dan hari besar
agama
2. Paduan suara/koor
3. Kegiatan keagamaan
4. Perayaan ekaristi/misa
10. Seni budaya 1 Disiplin
2 Jujur
3 Peduli budaya
4 Peduli sosial
5 Cinta tanah air
6 Semangat kebangsaan
1 Latihan rutin
2 Mengikuti vocal group
3 Mengikuti les musik
dan piano
4 Berkompetisi internal
dan eksternal
5 Pagelaran seni
11. Festifval
sekolah
1. Kreatifitas
2. Kerja sama
3. Tanggung jawab
4. Kepemimpinan
5. Cinta budaya
1. Pagelaran seni dan
musik
2. Perlombaan internal
sekolah
3. Peringatan hari besar
nasional/agama
Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin
No Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius 1. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin
oleh siswa sendiri secara terjadwal dan bergiliran
melalui speaker di ruang wakasek yang diperdengarkan
di setiap kelas, menggunakan buku panduan dan
kesesuian pada bacaan kitab suci pada hari tersebut.
2. Setiap pukul 12.00 WIB, selalu ada doa Angelus
(Malaikat Tuhan) yang dilakukan oleh siswa sendiri
secara terjadwal dan bergiliran melalui speaker di ruang
wakasek yang diperdengarkan di setiap kelas.
3. Setiap awal, akhir, dan pergantian jam pelajaran, siswa
memberi salam kepada guru.
4. Melakukan perayaan ekaristi pada hari-hari besar
sekolah atau memperingati hari raya sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan.
5. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik
untuk melakukan ibadah (perayaan ekaristi, pembinaan
penerimaan sakramen krisma, dan persiapan paduan
suara untuk perayaan ekaristi).
6. Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah
kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak
dengan memperhatikan sopan dantun.
7. Anak dibiasakan untuk mengucapkan terima kasih,
maaf, permisi, dan tolong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
8. Mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan orang
lain.
9. Mementi izin untuk menggunakan barang orang lain.
10. Menghargai barang milik orang lain, dengan tidak
mencuri dan pembiasaan mengembalikan barang yang
bukan miliknya di loker penyediaan barang yang hilang.
2. Kejujuran 1. Menyediakan tempat temuan barang hilang di sekolah.
2. Transparansi laporan keuangan sekolah kepada guru dan
pihak berkepentingan.
3. Menyediakan kotak saran dan pengaduan
4. Larangan mencontek saat ujian
3. Bertanggung
Jawab
1 Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa
dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah.
2 Siap sedia menerima risiko dan sanksi ketika melakukan
pelanggaran tata tertib sekolah, dan berani
memperbaikinya.
3 Berani meminta maaf kepada orang lain saat berbuat
salah
4 Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah atau
orang lain dan mengembalikannya pada tempat semula.
4. Hidup Sehat 1 Membiasakan diri dengan membawa bekal dari rumah
dan memakannya saat jam istirahat
2 Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat
tangan kotor.
3 Berpakaian rapi dan bersih sesuai dengan tata tertib yang
berlaku di sekolah.
4 Menggunakan sepatu dan kaos kaki yang bersih dan
sudah dicuci.
5 Mandi dan menyampo rambut seusai pelajaran olahraga
6 Membiasakan minum air yang cukup dan membawa
bekal air dari rumah.
7 Disediakan kantin sekolah yang sehat dan bersih, dan
melarang jajan di luar sekolah.
5. Kedisiplinan 1. Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta didik,
baik di kantor guru maupun di dalam kelas.
2. Pukul 07.00 WIB, semua siswa harus sudah berada di
sekolah dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Waktu sekolah mulai pukul 07.00 WIB
a. Hari Senin sampai dengan Kamis berakhir pukul 13.05
WIB
b. Hari Jumat berakhir pukul 10.50 WIB
c. Hari Sabtu berakhir pukul 12.25 WIB
4. Siswa diharapkan 235apid 15 menit sebelum bel masuk.
5. Siswa yang terlambat 235apid wajib minta izin masuk
kelas kepada Guru Piket/Wali Kelas/Guru BK. Setiap
hari keterlambatan diberi sanksi menuliskan refleksi 1
halaman folio dengan menggunakan bahasa Indonesia, 2
kali terlambat menulis dengan bahasa Jawa 2 halaman, 3
kali terlambat menulis 3 halaman folio dengan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Inggris Setelah 3 (tiga) kali terlambat atau melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib ini, orang tua/wali
dipanggil ke sekolah untuk pembinaan siswa dan siswa
tersebut mendapat sanksi kebersihan lingkungan.
6. Bel panjang tiga kali (3X): tanda awal dan akhir sekolah,
awal dan akhir istirahat, bel pendek dua kali (2X) : tanda
pergantian jam pelajaran.
7. Para siswa wajib mengenakan pakaian seragam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, 236apid an bersih.
8. Panjang celana untuk putra 5 cm di atas lutut dan untuk
putri panjang rok 5 cm di bawah lutut.
9. Pada saat mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, siswa wajib memakai seragam
olah raga dari sekolah, sepatu dan kaos kaki
menyesuaikan dengan hari dimana kelas tersebut
berolahraga.
10. Pegawai tata usaha harus datang tepat waktu seperti
yang tercantum pada peraturan.
11. Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada surat
pemberitahuan ke sekolah.
12. Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh
seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama. Siswa yang
tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan
diberitahu cara berpakaian yang rapi (kriteria rapi dapat
dilihat di peraturan sekolah, seperti baju dimasukan,
atribut lengkap, menggunakan kaos kaki, dan sepatu
yang ditentukan).
13. Kerapian rambut, dicek setiap hari oleh setiap guru,
panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan krah
baju (laki-laki). Apabila menemukan siswa yang
rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan,
maka diminta untuk mencukur rambut dan diberi waktu
tenggan tiga hari, sekirannya masih membandel maka
rambut siswa yang bersangkutan akan dipotong oleh
guru/petugas yang ditunjuk oleh sekolah.
14. Guru dan pegawai sekolah berpakaian rapi dan bersih.
15. Siswa dan setiap anggota sekolah dibiasakan mengambil
sampah dan membuangnya pada tempat yang sudah
disediakan.
16. Meminjam dan mengembalikan sendiri buku
perpustakaan pada petugas perpustakaan.
6. Nilai Diri
1. Kerja Keras
2. Percaya Diri
3. Berjiwa
Wirausaha
4. Berpikir Logis,
Kritis, Kreatif,
dan Inovatif
5. Mandiri
6. Ingin Tahu
7. Cinta Ilmu
1. Belajar dan berusaha sebaik-baiknya saat mendapat
tugas dari guru.
2. Berusaha keras mengatasi berbagai hambatan guna
menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Berani maju dan tampil di depan kelas menceritakan
gagasan dan pemikiran siswa saat pelajaran di kelas
maupun kegiatan-kegiatan sekolah.
4. Berani berjualan di sekolah yang kemudian ditawarkan
kepada teman dan para guru, guna membantu orang tua
dan mendapat keuntungan.
5. Berani menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan
pemikiran secara kritis kepada guru saat pelajaran di
kelas maupun di luar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
6. Siswa memiliki sikap dan perilaku tidak tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
7. Siswa memiliki sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
7. 1 Nilai Sosial
2 Sadar akan
hak dan
kewajiban diri
dan orang lain
3 Patuh pada
aturan-aturan
sosial
4 Menghargai
karya dan
prestasi orang
lain
5 Santun
6 Demokrasi
1 Mengumpulakan sembako yang berisikan beras, sabun,
pasta gigi, minyak, dll, kepada siswa baru yang
kemudian akan disumbangkan kepada pihak yang
membutuhkan.
2 Mengumpulakn sumbangan setiap hari jumat melalui
kolekte mingguan, yang kemudian akan disumbangkan
pada yang membutuhkan.
3 Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu,
seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota
sekolah yang mengalami musibah/kematian.
4 Mengunjungi teman yang sakit.
8. Peduli
Lingkungan
1. Membiasakan anak untuk membuang sampah pada
tempatnya.
2. Petugas kebersihan sekolah membersihkan sampah pada
pagi hari dan membuangnya pada tempat pembuangan
akhir SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
3. Guru melaksanakan piket secara berkelompok untuk
melihat kebersihan lingkungan.
4. Mengambil samapah yang berserakan.
5. Piket kelas silakukan oleh siswa secara berkelompok
setelah pulang sekolah sesuai daftar piket.
6. Siswa secara individu menata bangku dann kursi setiap
hari supaya terlihat rapi.
7. Siswa menata bangku danb kursi secara individu setelah
pulang sekolah.
8. Tidak mencoret tembok atau bangku/kursi/fasilitas
sekolah. Bagi yang mencoret diberi sanksi
membersihkan atau mengecet ulang.
9. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera
dan peringatan hari-hari nasional
3. Memajang foto presidan dan wakil presiden serta
lambang negara.
4. Memajang foto-foto pahlawan
5. Menggunakan produk dalam negeri.
6. Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di dada
saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur.
7. Menampilkan pentas seni budaya pada kegiatan-
kegiatan tertentu, seperti saat MOS sebagai wujud
menghargai keberagaman yang ada pada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan
No Nilai-nilai
Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius 1 Mengingatkan peserta didik yang tidak melaksanakan
ibadah/tidak mengikuti perayaan ekaristi saat
memperingati hari0hari besar sekolah.
2 Menegur dan mengingatkan petugas doa sebelum
memulai pelajaran, doa angelus, dan doa sebelum
pulang sekolah.
3 Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam.
4 Miminta maaf jika melakukan kesalahan.
2. Kejujuran 5 Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian.
6 Memperingatkan siswa yang mencontoh PR temannya.
7 Menegur dan memperingtakan siswa yang tidak
membayar barang yang diambil di kantin kejujuran.
8 Memberikan alasan yang benar saat siswa terlambat
datang ke sekolah kepada guru BK.
9 Meminta izin kepada guru mata pelajaran saat merasa
tidak enak badan, dan datang meminta obat kepada guru
BK kemudian istirahat di ruang UKS.
3. Bertanggung
Jawab
1. Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa
dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah.
2. Berani meminta maaf kepada orang lain saat berbuat
salah
3. Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah atau
orang lain dan mengembalikannya pada tempat semula.
4. Hidup Sehat 1. Menggunakan masker penutup hidung saat merasa
sedang sakit flu, agar tidak menulur pada teman-
temannya.
2. Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat
tangan kotor.
3. Memperingatkan siswa yang tidak mandi dan
menyampo rambut seusai pelajaran olahraga
4. Memperingatkan siswa yang tidak mencuci sepatu dan
kaos kaki sehingga mengeluarkan bau tidak sedap.
5. Kedisiplinan 1. Memperingatkan siswa yang tidak dengan segera
mengembalikan buku perpustakaan tepat waktu pada
petugas perpustakaan.
2. Memperingatkan siswa yang berpakaian tidak rapi,
rambut panjang, dan tidak memakai atribut seperti pada
peraturan yang sudah ditetpkan.
3. Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak
menggunakan atribut saat melakukan upacara hari senin.
4. Memberikan sanksi langsung kepada siswa yang
didapati datang terlambat lebih dari tiga kali.
5. Melerai pertengkaran yang terjadi di sekolah.
6. Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak
mengerjakan PR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
6. 1. Nilai Diri
2. Kerja Keras
3. Percaya Diri
4. Berjiwa
Wirausaha
5. Berpikir
Logis, Kritis,
Kreatif, dan
Inovatif
6. Mandiri
7. Ingin Tahu
8. Cinta Ilmu
1. Berani maju dan tampil di depan kelas saat diminta
segera maju ke depan kelas.
2. Meminjamkan barang yang dimiliki kepada teman di
kelas.
3. Berani dengan segera menyampaikan pendapat, gagasan,
ide, dan pemikiran secara kritis kepada guru saat
pelajaran di kelas maupun di luar kelas.
4. Segera datang ke perpustakaan saat diminta mencari
tugas di perpustakaan secara spontan.
5. Segera mengacungkan tangan saat tidak mengerti mater
yang disampaikan oleh guru.
6. Segera melapor kepada guru saat mendapati siswa yang
sedang sakit.
7. 1 Nilai Sosial
2 Sadar akan
hak dan
kewajiban diri
dan orang lain
3 Patuh pada
aturan-aturan
sosial
4 Menghargai
karya dan
prestasi orang
lain
5 Santun
6 Demokrasi
1. Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu,
seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota
sekolah yang mengalami musibah/kematian.
2. Mengunjungi teman yang sakit.
3. Mengucapkan selamat kepada siswa yang mendapatkan
prestasi.
4. Melayat apabila ada orangtua/wali murid yang
meninggal dunia.
5. Mengucapkan salam saat berpapasan dengan guru dan
orang yang lebih tua.
6. Menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur dengan
semangat dan gembira saat upacara bendera.
7. Membantu guru yang mengalami kesulitan saat
membawa media ke kelas
8. Peduli
Lingkungan
1. Siswa merapikan meja tempat duduk guru dengan segera
sebelum pergantian jam pelajaran.
2. Siswa segera membuang sampah di tempat sampah dan
segera mengambil sampah yang berserakan.
3. Siswa segera melakukan piket kelas setelah pulang
sekolah sesuai daftar piket.
4. Siswa segera menata bangku dan kursi secara individu
setelah pulang sekolah.
5. Siswa segera membantu guru menyiapkan media, seperi
viewer, LCD, dan menutup hordeng saat akan memulai
pelajaran.
9. Nilai
Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
1 Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran telah
usai kepada guru.
2 Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera
dan peringatan hari-hari nasional dengan semangat.
3 Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di dada
saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur.
4 Guru menghargai keberagaman budaya, agama, etnis,
dan suku peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan
No Nilai-nilai
Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1. Religius 1. Guru ikut berdoa bersama peserta didik sebelum dan
sesudah jam pelajaran.
2. Semua guru dan tenaga kependidikan mengikuti
perayaan ekaristi/misa bersama sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan.
3. Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika
berdoa, maka guru memberi contoh dengan berdoa
secara khusuk.
4. Saat guru memberi contoh berdoa, guru menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan mudah dimengerti oleh
siswa.
2. Kedisiplinan 1. Pukul 07.00 WIB, semua guru harus sudah berada di
sekolah, dan terkhusus bagi guru piket harus datang
lebih awal guna menyambut siswa di dekat gerbang
masuk sekolah.
2. Pegawai tata usaha harus datang dan pulang tepat waktu
seperti yang sudah ada dalam tata tertib karyawan.
3. Guru memberi contoh mengambil sampah yang
berserekan dan membuang sampah pada tempat yang
sudah disediakan.
4. Guru memberikan contoh berbicara yang santon dan
sopan.
5. Guru pun harus memberikan contoh mengucapkan
terima kasih.
6. Minta maaf
7. Memberi penghargaan dan ucapan selamat kepada siswa
yang berprestasi
8. Menghargai pendapat siswa yang mengungkapkan ide
dan gagasannya.
3. Peduli
Lingkungan
1 Guru memberi contoh mengambil sampah yang
berserekan dan membuang sampah pada tempat yang
sudah disediakan.
2 Guru dan tenaga kependidikan sekolah kerja bakti
membersihkan lingkungan sekolah bersamaan dengan
siswa.
3 Menanam pohon dan tanaman hias sehingga lingkungan
sekolahan tampak bersih dan nyaman.
4 Sekolah membuat taman sekolah dengan tempat duduk
di sekitarnya sehingga tampak lebih asri dan nyaman.
4. Nilai Sosial 1. Guru dan tenaga kependidikan mengumpulkan
sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa bumi,
kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang mengalami
musibah/kematian.
2. Guru dan tenaga kependidikan ikut mengunjungi teman
yang sakit.
3. Guru mengucapkan selamat kepada siswa yang
mendapatkan prestasi.
4. Guru ikut melayat apabila ada orangtua/wali murid yang
meninggal dunia.
5. Guru menyapa dan mengucapkan salam saat berpapasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
dengan guru dan orang yang lebih tua.
6. Guru memberikan contoh kepada siswa dengan
membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami
materi pembelajaran dengan empatik dan kesabaran.
5. Kejujuran 1. Guru memberikan penilaian secara obyektif kepada
semua siswa
2. Guru menepati janji yang dibuat kepada siswa baik saat
pelajaran di kelas maupun di luar kelas.
6. Nilai Kebangsaan
(Nasionalis dan
Menghargai
Keberagaman)
1 Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran telah usai
kepada guru.
2 Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan
peringatan hari-hari nasional dengan semangat.
3 Guru tidak membeda-bedakan setiap peserta didik yang
memiliki latar belakang budaya, agama, dan suku yang
beranekaragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Lampiran 9. Analisis Hasil Angket Pelaksanaan Pendidikan Karakter
TEKNIK ISTRUMENT PENILAIAN GURU
METODE PEMBELAJARAN GURU
No Tes Tertulis Tes Lisan Tes Kinerja Penugasan Ind & Kel Observasi Pen. Portofolio
Jurnal Penilalian Diri
Penilaian Antarteman
1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
20 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1
22 18 20 21 19 12 9 20 21
22
18
20
21 19
12
9
20
21
Tes Tertulis
Tes Lisan
Tes Kinerja
Penugasan Ind & Kel
Observasi
Pen. Portofolio
Jurnal
Penilalian Diri
Penilaian Antarteman
TEKNIK ISTRUMEN PENILAIAN GURU
Jumlah Responden: 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
METODE PEMBELAJARAN GURU
METODE PEMBELAJARAN GURU
No Konstruktivisme Bertanya Inkuiri Pen. Autentik
Active Learning
Modeling Refleksi Masy. Belajar
Exp. Learning
1 1 1 1 1 1 1
2 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1
9 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1
13 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1
18 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
21 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 19 19 19 15 16 16 6 14
11
19
19
19 15
16
16
6 14
Konstruktivisme
Bertanya
Inkuiri
Pen. Autentik
Active Learning
Modeling
Refleksi
Masy. Belajar
Exp. Learning
Jumlah Responden: 23
Diagram Metode Pembelajaran Konstektual Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI