plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filei pengkajian proses pembelajaran...
TRANSCRIPT
i
PENGKAJIAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI
KELAS III SDEK MANGUNAN DAN KELAS III SDK
KALASAN TAHUN AJARAN 2007/2008
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Tami Dwi Astuti
NIM : 031414038
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Persembahan
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku” (Filipi 4:13).
Aku meminta kepada Tuhan setangkai bunga indah
Ia memberi aku kaktus jelek dan berduri
Aku meminta kepada Tuhan Kupu-kupu yang cantik
Ia memberi aku ulat
Aku kecewa dan sedih
Beberapa hari kemudian kaktus itu berbunga indah sekali
Dan ulat itu berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik
Itulah jalan Tuhan
Ia tidak selalu memberikan apa yang kita minta
Tetapi apa yang Ia berikan selalu indah pada waktunya
(Anonim)
Ku persembahkan karyaku ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus Juru selamatku
2. Bunda Maria sebagai perantaraku kepada Tuhan Yesus
3. Orangtuaku tercinta Bapak Yulius Buangta & Christiana Mujilah yang selalu
mendoakan & mengasihiku
4. Adikku Tri Hartanto yang selalu mendukung & mendoakanku
5. Sahabat-sahabatku dan teman-teman yang selalu mendukungku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Februari 2008
Penulis,
Tami Dwi Astuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK PENGKAJIAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS III SDEK MANGUNAN DAN KELAS III SDK KALASAN TAHUN AJARAN 2007/2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perbedaan proses pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan, (2) Bagaimana dampak proses pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan bagi siswa, (3) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari observasi, wawancara, soal latihan, dan rekaman video. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, instrumen pendukung yang digunakan yaitu lembar pengamatan, lembar wawancara dan soal latihan. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi alamiah, guna mengetahui perbedaan proses pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, serta pemberian soal latihan pada siswa untuk mengetahui dampak proses pembelajaran matematika. Analisis data dilakukan dengan cara : (1) Transkripsi data, (2) Menelaah data yang terkumpul, (3) Mereduksi data, (4) Mengintepretasikan data (5) Keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan proses pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan. Perbedaan proses pembelajaran tersebut berdampak pada siswa dalam hal : 1. Keaktifan siswa : Siswa di SDEK Mangunan cenderung lebih aktif dan berani
dalam mengemukakan pendapat daripada siswa di SDK Kalasan 2. Suasana kelas : Suasana kelas di SDEK Mangunan cenderung ramai saat
pelajaran karena guru kurang tegas terhadap siswa yang ramai sedangkan di SDK Kalasan siswa cenderung tertib dan rapi saat pelajaran karena guru selalu menegur siswa yang ramai
3. Sikap siswa : Siswa di SDEK Mangunan tampak lebih antusias dan senang saat mengikuti pelajaran daripada siswa di SDK Kalasan
4. Cara siswa menyelesaikan soal : di SDEK Mangunan cara siswa menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti bervariasi sedangkan di SDK Kalasan cara siswa menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti kurang bervariasi
5. Hasil belajar siswa : di SDEK Mangunan banyak siswa yang menjawab kurang tepat soal yang diberikan oleh peneliti sedangkan di SDK Kalasan banyak siswa yang menjawab dengan tepat soal yang diberikan oleh peneliti.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru secara umum adalah: (1) Mempersiapkan siswa untuk mulai belajar, (2) Mempersiapkan alat peraga, (3) Membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran, (4) Membuat siswa memahami materi, (5) Membuat siswa mau terlibat secara aktif (6) Menghadapi siswa yang ramai saat pelajaran, (7) Pemilihan kata dan bahasa yang mudah dipahami siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
STUDY ON MATHEMATICS LEARNING PROCESS IN III GRADE OF SDEK MANGUNAN AND III GRADE OF SDK KALASAN IN ACADEMIC PERIOD 2007/2008 The purpose of this research was to know:(1) the difference of mathematics learning process in SDEK Mangunan and SDK Kalasan, (2) how is the impact of mathematics learning in SDEK Mangunan and SDK Kalasan to the student, (3) the difficulties which is faced by teachers in the implementation of mathematics learning in SDEK Mangunan and SDK Kalasan. This research is included in the descriptive qualitative research. Data was gained through observation, interview, rehearsal test, and video recording. The primary instrument in this research was the researcher, whereas the supporting instrument used was observation sheet, questioner and rehearsal test. The researcher collected data based on natural situation observation, in order to know the difference of mathematics learning process in SDEK Mangunan and SDK Kalasan. Interview was conducted to know the difficulties faced by the teachers in implementing learning, and also the providing of rehearsal test to the students to know the impact of mathematic learning process. Data analysis was conducted by: (1) data transcription, (2) analysis collected data, (3) data reduction, (4) data interpretation, (5) data validity. The result of this research shown there are any differences in mathematic learning process in SDEK Mangunan and SDK Kalasan. The difference of learning process impacted on the students in matters: 1. Students’ activeness: The students of SDEK Mangunan tended to more active
and brave in revealing their opinion than the students in SDK Kalasan. 2. Class Atmosphere: Class atmosphere in SDEK Mangunan tended to noise
during the lesson because the teachers lack of firmness toward the crowding students, whereas in SDK Kalasan its students tended to order and neat during the lesson because the teacher always admonish the crowding students.
3. Students’ attitude: The students of SDEK Mangunan seem more enthusiastic and happy while they attend the lesson than students in SDK Kalasan.
4. The students’ way in completing test: in SDEK Mangunan students’ way in completing test the researcher gave varied, meanwhile in SDK Kalasan, its students’ way in completing test the researcher gave lack of variance.
5. The result of students’ learning: in SDEK Mangunan, there are a lot of students who respond effectively any tests the author gave, meanwhile in SDK Kalasan, there are a lot of students who respond effectively toward the test researcher gave.
The difficulties which are faced by the teachers in generally are: (1) Preparing the students to initiate learning, (2) prepare the visual aid, (3) make the students become attracted to follow the lesson, (4) make the student comprehend about the materials, (5) make the student eager to involve actively, (6) face the crowding student during learning process, (7) the selection of words and language which is comprehensive to the students.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah Bapa yang Maha Kasih dan Bunda Maria karena
atas berkat dan anugerah-Nya, skripsi dengan judul “ Pengkajian Proses
pembelajaran di kelas III SDEK Mangunan dan di kelas III SDK Kalasan tahun
ajaran 2007/2008 ” ini dapat diselesaikan oleh penulis.
Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan untuk Program Studi Pendidikan
Matematika.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, dukungan dan doa dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis dengan penuh rasa
syukur mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Y. Marpaung selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar
selalu membimbing dan memberikan semangat kepada penulis selama
menyusun skripsi
2. Bapak Dr. St. Suwarsono selaku Kaprodi Pendidikan Matematika dan
Penasehat Akademik yang telah membantu dan mendukung penulis
3. Bapak Y. Siswandi S.Pd. selaku kepala sekolah SDK Eksperimental
Mangunan yang telah memberi ijin penelitian dan membantu penulis
4. Bapak Y. Hariyanta selaku kepala sekolah SDK Kalasan yang telah
memberi ijin dan membantu penulis selama penelitian
5. Bapak Yosep Mulharsa S.Si selaku guru kelas III SDKE Mangunan yang
telah bersedia membantu dan membimbing penulis selama penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Ibu Rismawati selaku guru kelas III SDK Kalasan yang telah bersedia
membantu dan membimbing penulis selama penelitian
7. Siswa-siswi kelas III SDEK Mangunan dan kelas III SDK Kalasan yang
telah bersedia membantu penulis selama penelitian
8. Bapak Sunardjo dan bapak Sugeng yang selalu membantu penulis
9. Saudara Agus Suyatno Laboran Micro teaching yang telah membantu
penulis selama penelitian
10. Sahabat-sahabatku Rakhel, Esty, Fitri, Vina, Rena, Mery.
11. Teman-teman di kos sekar ayu : Gee, Sisco, Tyas, Galuh, Ika, Mb Liul,
Mb Lia, Ita, Funny, Rika, Embi, Mb. Ria, Wati dan semuanya
12. Dion, Mas Widex, mas Eko dan Janu. Terimakasih buat bantuannya
13. Semua teman-teman PMAT 2003 khususnya Heny, Patres, Tika, Patris,
Rani, Jajax, Bernan, Dimas, Ika, Yohana, Era, Ika, Yuni, Ana.
14. Teman-teman P3W : Melan, Melati, Dias, Eko, makasih untuk
dukungannya
Semoga skripsi ini dapat berguna. Penulis juga menyadari banyak
kekurangan pada penulisan skripsi ini, untuk itu peneliti terbuka menerima
kritik dan saran.
Yogyakarta, 27 Maret 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
PERNYATAAN PUBLIKASI viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Batasan Istilah 4
E. Manfaat Penelitian 5
F. Sistematika Penulisan 6
BAB II LANDASAN TEORI 8
A. Kajian Teori 8
1.Tingkat Perkembangan Kognitif Murid-murid SD 8
2.Pengertian Belajar 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
a) Menurut Metode Behaviorisme 9
b) Teori Kognitif 10
3.Pengertian Pembalajaran 12
a) Pembelajaran Aktif 13
b) Metode Permainan 20
c) Interaksi Belajar Mengajar 19
d) Keterlibatan Siswa 20
B. Kerangka Berfikir 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25
A. Jenis Penelitian 25
B. Subyek Penelitian 25
C. Waktu dan Tempat Penelitian 25
D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data 26
E. Instrumen Penelitian 27
F. Ujicoba Instrumen Penelitian 29
G. Metode Analisis Data 29
H. Keabsahan Data 30
I. Uraian mengenai langkah kerja secara keseluruhan (garis besar)
sejak dari pengumpulan data pertama kali sampai pengumpulan
data terakhir 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 32
A. Pelaksanaan Penelitian 32
B. Pelaksanaan Pembelajaran 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B.1 Pelaksanaan Pembelajaran di SDEK Mangunan 33
B.1.1 Pertemuan Pertama 33
B.1.2 Pertemuan Kedua 49
B.1.3 Pertemuan Ketiga 61
B.1.4 Pertemuan Keempat 76
B.1.5 Pertemuan Kelima 93
B.2 Pelaksanaan Pembelajaran di SDK Kalasan 105
B.2.1 Pertemuan Pertama 105
B.2.2 Pertemuan Kedua 119
B.2.3 Pertemuan Ketiga 131
C. Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Secara Keseluruhan 141
C.1 Pembahasan Kegiatan pembelajaran di SDEK Mangunan 141
C.2 Pembahasan Kegiatan pembelajaran di SDK Kalasan 153
D. ANALISIS DATA 160
D.1 Tabel perbedaan 1 161
D.2 Tabel Perbedaan 2 170
D.3 Tabel Dampak 176
D.4 Tabel Kesulitan 185
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 186
A. Kesimpulan 186
B. Saran 188
DAFTAR PUSTAKA 189
LAMPIRAN-LAMPIRAN 192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Gambar proses pembelajaran di SDEK Mangunan 193
Lampiran 2 : Gambar proses pembelajaran di SDK Kalasan 195
Lampiran 3 : Data Hasil Observasi 196
Lampiran 4 : Data Hasil Wawancara Guru 225
Lampiran 5 : Data Hasil wawancara Siswa 235
Lampiran 6 : Soal Tes 249
Lampiran 7 : Hasil Jawaban-jawaban siswa 250
Lampiran 8 : Surat Ijin Penelitian di SDK Kalasan 264
Lampiran 9 : Surat Ijin Penelitian di SDEK Mangunan 265
Lampiran 10 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
di SDK Kalasan 266
Lampiran 11 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
di SDEK Mangunan 267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Saat ini sekolah di Indonesia masih banyak menggunakan metode
mengajar dengan cara yang konvensional (Marpaung, 2006), di mana guru
menjelaskan dan murid mendengarkan, suasana pembelajaran yang di dominasi
oleh keaktifan guru yang mengajar sepenuhnya berdasarkan buku teks, sedangkan
para siswa pada umumnya hanya aktif mendengarkan kata-kata guru, dan
berusaha mengerjakan soal-soal latihan sesuai dengan petunjuk guru (Suwarsono,
2006:21). Keadaan ini seringkali membuat suasana belajar menjadi membosankan
dan membuat siswa tidak tertarik untuk belajar matematika. Rasa takut jika tidak
bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, takut dimarahi jika tidak
membuat tugas yang diberikan dan malu jika tidak bisa menjawab pertanyaan
guru membuat suasana belajar menjadi tidak menyenangkan sehingga siswa
merasa takut untuk belajar matematika.
Bagi sebagian siswa, terutama siswa sekolah dasar (SD), mengeluhkan
soal pelajaran matematika. Mereka menganggap matematika sebagai pelajaran
yang sulit dan menakutkan (Sari Jatmiko, 2006:1). Untuk mempelajarinya
diperlukan kemauan, kemampuan dan kecerdasan tertentu. Akibatnya banyak
siswa yang merasa takut terhadap matematika dan malas untuk belajar matematika
karena sudah dibayangi rasa takut dan tidak ada motivasi untuk belajar
matematika. Para siswa menganggap matematika adalah sesuatu yang sulit
untuk dipahami. Dalam hal inilah seorang guru matematika wajib berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
membangkitkan minat siswa terhadap matematika (Sudjono, 1988:1). Guru juga
harus mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk belajar,
sehingga siswa mau mengatasi rasa takut terhadap matematika dan termotivasi
untuk belajar matematika.
Keberhasilan belajar siswa tidak lepas dari peran guru. Seorang pengajar
atau guru berperan sebagai mediator dan fasilitator (Suparno, 1997). Setiap guru
semestinya dapat menggunakan berbagai macam metode mengajar sesuai dengan
materi yang akan diajarkan dan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang akan
belajar, sehingga tercapai sasaran yang diharapkan. Metode atau cara mengajar
yang digunakan oleh guru dapat mempengaruhi minat siswa terhadap matematika
(Joko Subando, 2007), sehingga dapat berpengaruh pula terhadap pemahaman
siswa pada konsep matematika.
Jenjang pendidikan di Sekolah Dasar merupakan tempat yang strategis
untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal. Di bangku Sekolah Dasar
inilah dibentuk dasar utama dan pertama untuk menanamkan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai moral guna membentuk pribadi dan jati diri anak
sejak dini. Oleh karena itu, kualitas pendidikan di Sekolah Dasar perlu
ditingkatkan sebab kualitas pendidikan di Sekolah Dasar yang jelek pasti
mempengaruhi kualitas pendidikan di atasnya (Marpaung, 1995 : 1).
Belakangan ini, telah banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di Sekolah. Usaha yang dilakukan lebih banyak
ditujukan untuk mengubah paradigma mengajar menjadi paradigma belajar
(Marpaung, 2002). Banyak penelitian yang telah dilakukan melaporkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kegagalan siswa dalam menguasai matematika di sekolah disebabkan kurang
baiknya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru hanya memberikan
materi yang sulit dipahami oleh siswa, yang membuat siswa hanya menghafalkan
konsep-konsep, sifat-sifat, dan rumus-rumus, tanpa memahami maknanya. Hal ini
yang mengakibatkan siswa memahami matematika tanpa pemahaman (Marpaung,
2003 :240).
Untuk membuat siswa menjadi aktif, seorang guru harus mampu membuat
pelajaran yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa, sehingga membuat siswa
tertarik dan berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (Wawancara
dengan guru). Sebagai alternatif untuk mencapai tujuan tersebut SDEK Mangunan
menggunakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Pemilihan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk di
terapkan di SDEK Mangunan adalah dalam rangka menemukan metode
pembelajaran matematika yang sesuai untuk anak dari keluarga miskin di
Indonesia (Nawaksanti, 2006:11). Metode ini termasuk metode aktif realistik,
dengan menggunakan banyak sumber belajar yang dekat dengan dunia anak,
dengan demikian pembelajaran matematika tidak lagi menakutkan bagi anak
(Mangunwijaya dalam Nawaksanti, 2006:11).
SD Kanisius Kalasan merupakan salah satu sekolah yang tidak
menggunakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengkajian Proses Pembelajaran Matematika di kelas III SDEK
Mangunan dan kelas III SDK Kalasan Tahun Ajaran 2007/2008”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan di teliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa perbedaan proses pembelajaran matematika di SDEK
Mangunan dan SDK Kalasan?
2. Bagaimana dampak proses pembelajaran matematika di SDEK
Mangunan dan SDK Kalasan bagi siswa?
3. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa perbedaan proses pembelajaran matematika
di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak proses pembelajaran
matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan bagi siswa
3. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di SDEK Mangunan
dan SDK Kalasan
D. Batasan Istilah
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai berikut:
1. Pengkajian proses pembelajaran matematika adalah pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tentang proses pembelajaran matematika yang terjadi di SDEK
Mangunan dan SDK Kalasan, dalam penelitian ini yang dikaji
adalah perbedaan, dampak dan kesulitan yang dihadapi guru.
2. Metode adalah cara kerja bersifat relatif umum yang sesuai untuk
mencapai tujuan tertentu (Marpaung, 1992)
3. Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan
kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi
optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa
lain (Suyitno, 2004:1)
4. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
meliputi keterlibatan siswa bertanya, menjawab pertanyaan,
mengemukakan ide, membuat model, menggunakan model tersebut
dan mengerjakan latihan / tugas yang diberikan oleh guru.
5. Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, dalam
penelitian ini dampak yang di maksud adalah dampak proses
pembelajaran yang terjadi di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan
terhadap sikap, keterlibatan dan keaktifan siswa.
6. Matematika yang mengaktifkan siswa adalah metode mengajar
yang digunakan di SDEK Mangunan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas di bidang
pendidikan khususnya pendidikan matematika
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan
USD khususnya mengenai ” Pengkajian Proses Pembelajaran
Matematika di kelas III SDEK Mangunan dan kelas III SDK
Kalasan Tahun Ajaran 2007/2008 ”.
3. Bagi Guru atau Calon Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
kepada guru dan calon guru dalam menerapkan cara atau metode
pembelajaran yang bervariasi agar dapat meningkatkan minat
belajar siswa pada pelajaran matematika dan keaktifan siswa dalam
belajar matematika.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberi pengalaman dan gambaran
yang jelas tentang ” Pengkajian Proses Pembelajaran Matematika
di kelas III SDEK Mangunan dan kelas III SDK Kalasan Tahun
Ajaran 2007/2008 ”.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang masing-masing bab akan membahas :
BAB I. Pendahuluan. Dalam bab ini akan berisi tentang hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
melatar belakangi penulisan, inti permasalahan yang akan dibahas, tujuan
dari penelitian, pembatasan istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. Landasan Teori. Dalam bab ini akan berisi teori-teori yang
melandasi penulisan skripsi ini, yaitu Tingkat perkembangan kognitif
murid-murid SD, Pengertian belajar menurut teori behaviorisme,
Pengertian belajar menurut teori kognitif, Teori belajar dari Bruner,
Pembelajaran aktif, Interaksi belajar mengajar, Keterlibatan siswa, dan
Metode permainan serta Kerangka berfikir.
BAB III. Metodologi Penelitian. Dalam bab ini akan berisi penjelasan
tentang metodologi penelitian untuk memperoleh data-data dari
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu jenis penelitian,
waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, instrumen-instrumen penelitian
yang digunakan, ujicoba instrumen penelitian, metode yang digunakan
dalam proses pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini akan berisi
deskripsi tentang hasil penelitian, gambaran proses pelaksanaan
pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan dan hasil
pengamatan selama beberapa kali pertemuan, serta pembahasan hasil
penelitian.
BAB V. Penutup. Dalam bab ini akan berisi kesimpulan yang diperoleh
penulis selama penelitian dan beberapa saran yang diungkapkan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Tingkat Perkembangan Kognitif Murid-murid SD
Anak-anak SD yang umurnya antara 6 sampai dengan 12 tahun
menurut teori Piaget baru berada dalam tingkat operasi konkret. Pada umur ini
anak dapat berfikir logis tetapi masih terbatas pada hal-hal yang konkret dan
masih mengalami kesukaran untuk melakukan generalisasi dari suatu situasi
ke situasi lain. Pada fase ini anak belum dapat menerima definisi sebagai cara
menjelaskan suatu konsep baru (Marpaung, 2001).
Pada tingkat perkembangan operasi konkret seperti ini cara berfikir
deduktif belum dapat diterima oleh murid. Pendekatan yang dapat diterima
ialah pendekatan induktif. Proses induktif meliputi pangamatan, melakukan
abstraksi, yaitu mencari kesamaan di antara fakta-fakta kemudian menemukan
konsep. Pernyataan tersebut sesuai dengan operasi klasifikasi menurut Piaget
yang kemudian diikuti seriasi (mengurutkan dengan memperhatikan
perbedaan-perbedaan)
Murid SD belum dapat menerima definisi dan bukti secara jelas,
tetapi ini tidak berarti bahwa murid SD belum bisa dilatih untuk
berargumentasi. Justru mulai pada tingkat SD kemampuan argumentasi ini
sudah harus dikembangkan dengan menggunakan situasi-situasi konkret
dengan mengembangkan logika intuitif yang telah mereka miliki.
Menurut Marpaung (1992) pada tingkat operasi konkret matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sebagai proses penting diperkenalkan untuk melatih nalar siswa, disamping
pengembangan ketrampilan-ketrampilan menghitung dan berhitung yang
penting dikuasai oleh siswa sebagai bekal untuk kehidupan sehari-hari, kepada
anak secara perlahan-lahan harus diperkenalkan metode problem solving
(pemecahan masalah).
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengajarkan matematika kepada
siswa SD harus dimulai dengan menggunakan situasi atau benda-benda yang
konkret, agar siswa mudah menerima dan memahami materi yang diberikan
oleh guru, karena siswa SD baru berada dalam tingkat operasi konkret jadi
masih sulit untuk menerima definisi yang abstrak.
2. Pengertian Belajar
a. Menurut Metode Behaviorisme
Aliran behaviorisme memandang bahwa belajar adalah mengubah
perilaku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar
agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru pemberi hadiah
atau hukuman pada siswa, yakni hadiah diberikan pada siswa yang telah
mampu memperlihatkan perubahan bermakna, sedangkan hukuman diberikan
pada siswa yang tidak memperlihatkan perubahan bermakna. Oleh sebab itu,
aliran behaviorisme meletakkan proses reinforcement dalam posisi amat
penting bagi siswa untuk mencapai perubahan yang diinginkan (Kauchak,
dalam Dede Rosyada 2004:92)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana
tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman ( Snelbeker, 1974
dalam Toeti 1992:10 )
Pavlop (TIM MKPBM, 2001:37) mengemukakan konsep pembiasaan
(conditioning). Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, agar
siswa belajar dengan baik maka harus dibiasakan.
Dari pengertian-penghertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkahlaku seseorang sebagai akibat dari
pengalaman dan pembiasaan. Agar terjadi proses belajar atau terjadinya
perubahan tingkahlaku, sebelum kegiatan belajar mengajar seorang guru perlu
menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan
diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Proses belajar itu terjadi secara internal (dari dalam
diri siswa) dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut
mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus
merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar
yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal yang disebut
dengan kegiatan pembelajaran.
b. Menurut Teori Kognitif
Aliran Psikologi Kognitif memandang bahwa belajar adalah
mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi,
siswa harus aktif menemukan informasi-informasi, dan guru bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengontrol stimulus, tapi menjadi patner siswa dalam proses penemuan
berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam
pelajaran yang mereka bahas dan kaji bersama (Kauchak, dalam Dede
Rosyada 2004:92)
Bruner (dalam A.Suhaenah Suparno, 2001:83) memandang peristiwa
belajar dalam diri seseorang sebagai suatu proses yang melibatkan tiga aspek.
Pertama, proses mendapatkan informasi baru di mana informasi baru ini
merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau
penyempurnaan informasi sebelumnya. Kedua, proses transformasi, yaitu
proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru.
Ketiga, proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara mengolah informasi
telah memadai. Bagi Bruner (dalam A.Suhaenah Suparno, 2001), yang
terpenting untuk dipelajari adalah struktur suatu pelajaran, yaitu hal-hal
fundamental yang merupakan esensi dari suatu pelajaran atau ilmu tertentu.
Dengan demikian Bruner mengartikan konsep fundamental mempunyai
derajat penerapan yang luas dan kuat. Dengan menguasai konsep seperti itu,
berarti bukan hanya memahami prinsip-prinsip yang berlaku umum,
melainkan juga mengembangkan sikap positif terhadap belajar, terhadap usaha
menemukan pemecahan masalah oleh pembelajar sendiri. Dalam hubungan
ini, Bruner (dalam A.Suhaenah Suparno, 2001) mengakui pentingnya kesiapan
untuk belajar sebagai bagian dari perkembangan seorang individu.
Jadi menurut psikologi kognitif belajar adalah suatu proses yang
melibatkan berbagai kemampuan individu untuk memperoleh suatu informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(penerimaan materi), transformasi (pengubahan materi dalam memori) dan
evaluasi ( penilaian penguasaan materi) yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.
3. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Muhhibin syah, 2003).
Menurut Sadulloh (1992) pembelajaran adalah suatu proses
pembentukan makna yang aktif, dimana para siswa bukanlah penerima pasif
informasi. Pada kenyataannya para siswa secara terus menerus terlibat dalam
upaya memahami aktivitas-aktivitas di sekeliling mereka. Jadi guru harus
memahami pemahaman siswa dan menyadari bahwa pembelajaran siswa
dipengaruhi oleh pengetahuan awal, pengalaman dan interaksi sosial.
Jadi dalam proses pembelajaran terjadi interaksi aktif antara siswa
dengan sumber-sumber belajar baik guru, siswa lain, buku pelajaran, alat-alat
peraga dan sumber belajar lainnya yang menghasilkan perubahan perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Pembelajaran Aktif
1) Pengertian
Silberman (dalam Widharyanto, 2002:63), menjelaskan bahwa suatu
pembelajaran dikatakan aktif apabila para siswa banyak melakukan aktivitas.
Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah,
dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
Glasgow (dalam Widharyanto, 2002:63) menekankan bahwa
pembelajaran aktif terjadi apabila pembelajar dengan penuh semangat
mengambil tanggungjawab yang lebih besar bagi pembelajarannya sendiri.
Pembelajar mengambil peran yang lebih dinamis dalam memutuskan apa
yang harus diketahui, apa yang harus mampu dilakukan, dan bagaimana
mencapainya.
Chickering dan Gasmon (dalam Widharyanto, 2002:63) menjelaskan
bahwa dalam pembelajaran aktif, para siswa dalam belajar tidak hanya
sekedar duduk di kelas mendengarkan, menghafalkan tugas-tugas yang
diberikan dan menemukan jawabannya. Lebih dari itu, para siswa harus
mendiskusikan apa yang dipelajari, menulis tentangnya, menghubungkannya
dengan pengalaman yang dimiliki, dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Breslow (dalam Widharyanto, 2002:63) menggunakan analogi
pembelajaran siswa aktif dengan permainan olah raga. Menurut Breslow
peran guru dan siswa dalam pembelajaran aktif seperti halnya peran seorang
pelatih basket dan pemain basket. Yang aktif bermain di lapangan basket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
adalah para pemainnya dan bukan pelatihnya. Akan tetapi, para pemain dapat
bermain dengan maksimal apabila mengikuti saran, petunjuk, dan fasilitasi
dari pelatihnya. Pembelajaran di kelas dengan paradigma pembelajaran aktif
terjadi demikian juga. Para siswalah yang aktif “bermain” dalam interaksi
kelas dan guru hanya berperan memberikan rambu-rambu dan memfasilitasi
jalannya “permainan” itu.
Pembelajaran aktif menurut beberapa ahli di atas memiliki “benang
merah” yang sama, yakni menolak model interaksi kelas yang berpusat pada
guru yang bercirikan guru banyak memberikan ceramah, penjelasan, maupun
uraian kepada siswa, sementara siswa duduk dengan tenang, mendengarkan
penjelasan guru, mengingat, dan menghafal informasi yang diberikan.
Dalam pembelajaran siswa aktif, aktivitas siswa didasarkan pada
pengalaman belajar yang diperoleh melalui berbagai bentuk keterlibatan kelas
baik dalam kerja tim, kerja kelompok kecil, kerja berpasangan maupun kerja
individual. Selain itu, keterlibatan kelas itu juga dilakukan melalui aktivitas
berbicara, menulis, membaca, diskusi, wawancara, percobaan dan lain
sebagainya (Widharyanto, 2002:64).
2) Prinsip-prinsip pembelajaran aktif
a) Siswa adalah subyek pembelajaran
b) Belajar dengan melakukan sesuatu
c) Pembelajaran berorientasi kelompok
d) Pembelajaran dengan variasi model belajar auditori, visual dan
kinestetik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e) Guru bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan pengalaman
f) Penciptaan interaksi multi arah
g) Pembelajaran dengan melibatkan seluruh pikiran, emosi dan tubuh
h) Pembelajaran haruslah menyenangkan, santai, dan menarik hati
i) Rancangan fisik kelas yang bebas, leluasa, dan variatif
j) Pembelajaran dengan model berkreasi dan bukan mengkonsumsi.
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,
sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga
perhatian siswa / anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik
berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (dalam
Hartono, 2007) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya
memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia.
Sementara penelitian McKeachie (dalam Hartono, 2007) menyebutkan bahwa
dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan
berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.
Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi
di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan
dalam dunia pendidikan, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga
apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana
yang diungkapkan Konfucius (dalam Hartono, 2007) :
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar
apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia.
Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi
dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik
terhadap materi pembelajaran.
Mel Silberman (dalam Hartono, 2007) memodifikasi dan memperluas
pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan belajar
aktif (active learning), yaitu :
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa
teman lain, saya mulai paham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk
memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang
menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa. Dengan
memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik, dapat
membantu ingatan (memory) siswa, sehingga siswa dapat dihantarkan kepada
tujuan pembelajaran dengan sukses.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran
yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang
ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu
menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, dalam Hartono,
2007)
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan
pembelajaran Active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran
konvensional, yaitu :
Pembelajaran konvensional Pembelajaran Aktif
Berpusat pada guru Berpusat pada anak didik
Penekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukan
Kurang menyenangkan Sangat menyenangkan
Kurang memberdayakan semua indera
dan potensi anak didik
Membemberdayakan semua
indera dan potensi anak didik
Menggunakan metode yang monoton Menggunakan banyak metode
Kurang banyak media yang digunakan Menggunakan banyak media
Tidak perlu disesuaikan dengan
pengetahuan yang sudah ada
Disesuaikan dengan
pengetahuan yang sudah ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak
didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu
membaca, menulis, berdiskusi bersama-sama dengan anggota kelas yang lain
dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana
membuat anak didik menjadi aktif.
Pembelajaran aktif merupakan paradigma pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai pusat perhatian dan perlakuan di kelas. Guru
tetap memegang peran penting terutama dalam perancangan pembelajaran dan
pemberian fasilitas demi tercapainya pembelajaran aktif siswa di kelas. Tanpa
adanya peran aktif guru dalam dua hal di atas, pembelajaran aktif tidak dapat
berjalan dengan baik.
3) Ciri-ciri pembelajaran aktif adalah sebagai berikut :
a) Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan
belajar-mengajar
b) Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan
masalah dan menerapkan apa yang telah dipelajari
c) Siswa mengambil peran yang dinamis dalam memutuskan apa
yang harus diketahui, apa yang harus dilakukan dan bagaimana
mencapainya
d) Siswa tidak hanya duduk tenang, mendengarkan penjelasan guru,
mengingat dan menghafal informasi yang diberikan, menghafal
tugas-tugas yang diberikan dan menemukan jawabannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
e) Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari, menuliskannya,
menghubungkannya dengan pengalaman yang dimiliki dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
f) Siswa yang aktif dan guru memberi rambu-rambu serta
memfasilitasi kegiatan belajar mengajar
g) Siswa terlibat secara aktif dalam kerja kelompok maupun kerja
secara individual
h) Siswa berbicara, menulis, membaca, berdiskusi, wawancara,
melakukan percobaan dan sebagainya
i) Siswa siap dan merasa senang dengan kegiatan belajar mengajar
yang sedang berlangsung
j) Proses belajar mengajar tidak membosankan
k) Siswa sebagai pusat perhatian
l) Terjadi tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa lain
m) Guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar
n) Siswa aktif berbuat sesuatu untuk memperoleh ilmu yang di cari,
aktif mengerjakan tugas, aktif bertanya, aktif menjawab pertanyaan
dan berdiskusi dengan saling membantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Metode Permainan
1) Pengertian
Menurut St. Vembriarto, dkk (1994:39), metode permainan adalah
cara mengajar yang dilaksanakan dalam bentuk permainan. Permainan
matematika dimaksudkan sebagai permainan yang mengandung pelajaran
matematika (Wakiman, 1993:5). Dalam permainan matematika terdapat unsur
pelajaran dan unsur permainan.
Dalam pelaksanaan metode permainan matematika siswa harus
terlibat, artinya siswa harus mau menanggapi sehingga siswa mempunyai
kesempatan untuk turut serta dalam permainan, sedangkan selama proses
pembelajaran berlangsung guru hendaknya bertindak sebagai pengarah dan
mendorong siswa agar ikut aktif terlibat (Manalu, dkk, 1980:8). Jadi belajar
menggunakan permainan meningkatkan pemusatan pembelajaran pada diri
siswa sehingga guru hanya berfungsi sebagai fasilitator saja.
2) Manfaat Metode Permainan
Penggunaan permainan matematika dalam pembelajaran matematika
dapat dimanfaatkan juga untuk menimbulkan dan meningkatkan minat serta
menumbuhkan sikap yang baik terhadap matematika. Lebih lanjut Ruseffendi
(1979:31), menyatakan agar permainan matematika ini mengenai sasaran
maka ada 3 hal yang perlu menjadi perhatian yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
• Waktu yang digunakan tepat
• Sesuai dengan tujuan
• Cara penggunaannya tepat
Dengan kata lain pada penggunaan metode permainan tujuan
instruksionalnya harus dirumuskan serta memperinci kegiatan belajar
mengajarnya (Ruseffendi, 1980:197). Jadi dibutuhkan persiapan yang matang
agar permainan matematika menjadi alat yang efektif untuk belajar.
c. Interaksi Belajar Mengajar
Interaksi kependidikan adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu
ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu perubahan-perubahan
positif dalam diri anak didik yang sedang menuju kedewasaan. Interaksi
kependidikan ini secara khusus dikenal sebagai interaksi belajar mengajar, di
mana siswa mempunyai tanggung jawab belajar dan guru mempunyai
tanggung jawab mengajar. Dalam interaksi kependidikan diharapkan siswa
yang terlibat di dalamnya justru berperan aktif sehingga tercipta komunikasi
timbal balik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa (A.M
Sardiman, 2003).
Menurut Nana Sudjana (1995:61-62), interaksi belajar mengajar yang
terjadi antara guru dan siswa merupakan komunikasi atau hubungan timbal
balik atau hubungan dua arah antara guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa lain dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Interaksi ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dilihat dalam :
• Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa
dengan siswa
• Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok
• Guru memberikan teguran kepada siswa
• Peran guru sebagai fasilitator
Dalam pembelajaran aktif harus ada interaksi aktif antara siswa dengan
sumber belajar agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan
tujuan pembelajaran aktif dapat tercapai secara optimal.
d. Keterlibatan Siswa
Pentingnya keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar termasuk
dalam pemahaman “learning by doing” (Thio Rianto, 2004), yaitu belajar
sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung oleh siswa secara aktif baik
individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah. Agar siswa
terlibat secara aktif dalam setiap proses pembelajaran maka menjadi tugas
guru untuk mengusahakan suasana yang kondusif. Belajar aktif berarti aktif
berbuat sesuatu untuk memperoleh ilmu yang mereka cari, aktif mengerjakan
tugas, aktif bertanya, aktif menjawab pertanyaan, dan berdiskusi dengan saling
membantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
A. Kerangka Berfikir
Siswa kelas III Sekolah Dasar (SD) rata-rata berusia 9 tahun. Menurut Piaget
anak pada usia ini masih berada pada tahap operasi konkret. Pada taraf
perkembangan ini pembelajaran matematika di SD kurang tepat bila dilaksanakan
hanya sekedar memberikan konsep-konsep atau rumus-rumus matematika kepada
siswa yang biasa dilaksanakan pada pembelajaran matematika di sekolah-sekolah
selama ini. Sebab siswa SD masih sulit berfikir secara abstrak, maka dengan
pembelajaran yang biasa dilaksanakan selama ini akan membuat anak merasa
jenuh dan bosan untuk belajar matematika.
Kegiatan belajar diharapkan akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
hal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang terjadi selama jangka waktu
tertentu. Siswa diharapkan dapat belajar matematika dengan menyelidiki dan
memecahkan masalah secara mandiri, dan bersikap positif terhadap pelajaran
matematika
Agar siswa tidak merasa bosan dan tertarik untuk belajar matematika maka
salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Metode pembelajaran yang mengaktifkan
siswa digunakan untuk merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan
belajar-mengajar, sehingga siswa dapat memiliki sikap yang positif terhadap
pelajaran matematika dan termotivasi untuk belajar.
Interaksi dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran aktif sangat penting, karena keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran akan meningkatkan interaksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
positif antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain sehingga
belajar matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa dan mereka akan
memperoleh ilmu yang mereka cari.
Dari uraian di atas maka peneliti ingin meneliti :
Apa perbedaan proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa, bagaimana
dampaknya bagi siswa dan apa kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru (bila
dibandingkan dengan proses pembelajaran matematika di SDK Kalasan yang
tidak menggunakan metode pembelajaran aktif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu
penelitian yang menekankan pada keadaan yang sebenarnya, dan berusaha
mengungkap fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan proses pembelajaran matematika di
SDEK Mangunan dan SDK Kalasan, bagaimana dampak proses pembelajaran
matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan bagi siswa dan kesulitan-
kesulitan apa saja yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDEK Mangunan dan
siswa kelas III SDK Kalasan.
C. Waktu dan Tempat penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September- Oktober 2007.
2. Tempat pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. Bentuk data
Data yang dikumpulkan adalah data hasil pengamatan mengenai proses
pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan, dampak proses
pembelajaran matematika bagi siswa dalam hal keaktifan dan sikap siswa pada
pelajaran matematika dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika
E. Metode pengumpulan data
1. Data hasil pengamatan mengenai proses pembelajaran matematika di
SDEK Mangunan dan SDK Kalasan
Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, cara yang
pertama melalui pengamatan dengan menggunakan lembar
pengamatan selama kegiatan pembelajaran matematika berlangsung,
sedangkan cara yang kedua dengan menggunakan sebuah kamera
yang digunakan untuk merekam setiap kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung.
2. Data dampak proses pembelajaran matematika di SDEK Mangunan
dan SDK Kalasan bagi siswa dalam hal keaktifan dan sikap siswa
pada pelajaran matematika
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Melalui pengamatan dengan menggunakan lembar
pengamatan selama kegiatan pembelajaran matematika
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Soal latihan yaitu dengan cara menganalisis jawaban-jawaban
siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti
c. Wawancara, dilakukan kepada 6 orang siswa dari tiap
sekolah dengan cara peneliti meminta guru untuk memilih
siswa yang akan diwawancarai. Wawancara ini dilakukan
untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran
matematika dan dampaknya bagi siswa yang bersangkutan.
3. Data kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan
4. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen penelitian yang
utama yang berfungsi sebagai alat pengumpul data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika.
F. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang
berfungsi sebagai alat pengumpul data
2. Lembar pengamatan tentang kegiatan guru dan siswa selama
proses pembelajaran matematika berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Lembar wawancara
Wawancara dilakukan untuk menggali data yang tidak bisa
diungkap melalui pengamatan dan untuk mengecek data yang telah
didapatkan. Wawancara dilakukan dengan guru kelas berkaitan dengan
kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada 6
orang siswa dari tiap sekolah dengan cara peneliti meminta guru untuk
memilih siswa yang akan diwawancarai. Wawancara ini dilakukan untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran matematika dan dampaknya
bagi siswa yang bersangkutan.
4. Soal-soal latihan dan tes
Dampak dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung
terhadap perkembangan pengetahuan siswa, akan dilihat dengan cara
menganalisis jawaban-jawaban siswa dalam mengerjakan soal yang
diberikan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
pola berfikir siswa dalam menyelesaikan soal dari materi yang telah
diberikan oleh guru.
G. Penentuan Instrumen Penelitian
Instrumen yang berupa lembar pengamatan ditentukan dengan
metode ”ekspert justification”, yaitu dengan mengkonsultasikan
instrumen-instrumen tersebut pada dosen pembimbing yang peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
anggap lebih ahli. Berdasarkan kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan,
semua instrumen tersebut diperbaiki dan dinyatakan handal atau valid.
H. Metode Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Transkripsi data rekaman video dan rekaman suara hasil
wawancara.
2. Menelaah data yang terkumpul
3. Mereduksi data (membuat rangkuman yang inti-inti/penting)
4. Mengintepretasikan perbedaan proses pembelajaran matematika di
SDEK Mangunan dan SDK Kalasan, bagaimana dampak proses
pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan
pada siswa dan kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di SDEK Mangunan
dan SDK Kalasan
5. Keabsahan data
I. Keabsahan Data
Keabsahan data diperoleh dengan triangulasi, yang diterapkan pada
proses perolehan data, pengamatan dan soal latihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
J. Langkah kerja secara keseluruhan (garis besar) sejak dari
pengumpulan data pertama kali sampai pengumpulan data terakhir.
1. Peneliti meminta ijin formal kepada kepala sekolah untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang bersangkutan yaitu SDEK
Mangunan dan SDK Kalasan. Setelah diijinkan peneliti menjelaskan
langkah kerja dan tujuan penelitian kepada guru pengampu.
2. Peneliti mengadakan observasi minimal 3 kali sebelum mengadakan
penelitian
3. Peneliti bersama dengan guru mendiskusikan tentang langkah kerja
dan pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan.
4. Peneliti mengadakan penelitian pada subyek yaitu siswa kelas III
SDEK Mangunan dan siswa kelas III SDK Kalasan yang
berlangsung ± 6 kali pertemuan (tiap pertemuan 2 jam pelajaran)
dengan cara melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai observer atau pengamat yang mengamati kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung dan merekam kegiatan
pembelajaran. Peneliti juga akan di bantu oleh seorang teman yang
akan mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung
dengan menggunakan lembar pengamatan yeng telah disediakan oleh
peneliti.
5. Peneliti bersama dengan guru melakukan wawancara untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi guru pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengelola kegiatan pembelajaran serta bagaimana cara
mengatasinya.
6. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dikelola oleh
guru terhadap keaktifan dan sikap siswa pada pelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Eksperimen Kanisius
Mangunan dan di kelas III SD Kanisius Kalasan Sleman Yogyakarta yang
dilakukan selama bulan Juli sampai Oktober 2007 pada semester I tahun ajaran
2007/2008. Siswa kelas III SDEK Mangunan terdiri dari 21 orang dan siswa dari
SDK Kalasan terdiri dari 34 orang.
Pelaku pembelajaran dalam penelitian ini adalah guru kelas III SDEK
Mangunan dan guru kelas III SDK Kalasan. Peneliti bertindak sebagai pengamat
yang mengamati kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dalam pengamatan, pengamat/ peneliti mengamati proses
pembelajaran yang sedang berlangsung di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan
dan meneliti perbedaan proses pembelajaran yang terjadi di dua sekolah tersebut
serta meneliti dampak proses pembelajaran pada siswa. Peneliti juga meneliti
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara umum. Dalam pengamatan peneliti menggunakan panduan
berupa lembar pengamatan (lembar observasi) selama kegiatan pembelajaran
berlangsung (dapat di lihat dalam lampiran) dan video kamera.
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti juga menggunakan lembar
wawancara untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran secara umum dan sebagai kroscek tentang dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kegiatan pembelajaran pada siswa.
B. Transkripsi Data Pelaksanaan Penelitian
B.1 Transkripsi Data Pelaksanaan pembelajaran di SDEK Mangunan
B.1.1 Pertemuan pertama
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Sebelum pelajaran dimulai, kegiatan diawali dengan berdoa yang
dipimpin oleh salah seorang siswa.
Materi yang akan diajarkan pada pertemuan kali ini adalah tentang
perkalian dan dari pengamatan peneliti tampak bahwa tujuan dari
pembelajaran kali ini adalah agar siswa terampil dan senang dengan
perkalian. Materi tentang perkalian telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya. Jadi pembelajaran kali ini bukan untuk menanamkan konsep
tentang perkalian, namun untuk melatih siswa agar lebih terampil dan
senang belajar tentang perkalian
Setelah berdoa guru membagi-bagikan kartu kosong kepada siswa.
Kartu permainan terbuat dari kertas karton berwarna kuning yang di
potong-potong berbentuk persegipanjang berukuran ± 5 x 10 cm. Kartu ini
akan digunakan oleh siswa untuk menulis soal perkalian pada kartu pertama
(kartu soal) dan jawabannya pada kartu kedua (kartu jawaban).
Contoh kartu yang telah dibuat adalah seperti di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kartu Soal Kartu Jawaban
(Guru berjalan mendekati siswa yang berada di barisan depan)
(Guru meminta siswa membuat kartu perkalian dengan kartu yang telah
dibagikan oleh guru. Seluruh siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil,
tiap kelompok terdiri dari 2 orang siswa. Cara bermain kartu adalah
sebagai berikut: siswa pertama menuliskan soal perkalian di kartu yang
pertama (kartu soal), lalu teman/pasangannya menuliskan jawabannya di
kartu yang kedua (kartu jawaban) dan sebaliknya).
G : ”Oke sekarang kalian buat kartu perkalian…”
(Lalu guru bertanya kepada siswa apakah mereka telah memahami
perintah yang diberikan oleh guru)
G : ”Maksudnya tahu?”
(Siswa ada yang menjawab “tahu” ada juga yang diam saja karena sibuk
berbicara dengan teman-temannya yang lain)
(Salah seorang siswa bertanya apakah soalnya bebas dan pasangannya
juga bebas memilih sendiri atau tidak)
S : “Bebas Pak?”
G : “Bebas” (Guru memperagakan bagaimana cara membuat kartu perkalian kepada
siswa dengan mempraktekkan caranya di depan kelas agar semua siswa
dapat melihat. Pertama-tama guru mengambil kartu lalu menuliskan soal
perkalian pada kartu yang telah diambil, lalu guru bertanya kepada salah
seorang siswa dan meminta siswa yang di tanya untuk menuliskan jawaban
dari soal yang telah dibuat oleh guru pada kartu yang dibawa oleh siswa )
G : “Dengarkan ya..! Misalnya Dani membuat soal yang jawab Roby... Roby membuat soal yang jawab Dani ya? “
(Salah seorang siswa bertanya kepada guru, berapa banyak kartu yang
harus ia buat)
6 x 7
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
S : “Buat 2 Pak?” G : ”Iya (Guru memberi contoh lagi kepada siswa bagaimana cara membuat kartu
perkalian dengan cara menuliskan 1 x 1 pada kartu soal)
G : “Jadi misalnya 1x1”
S : “Tahu “ (Siswa yang merasa tahu ingin menjawab) G : “1 jawabannya... Harus disini ya...!” (Guru memberi contoh
dengan menuliskan angka 1 di kartu jawaban). “Dengarkan nanti cerita di sini!” (Yang dimaksud oleh guru adalah siswa menuliskannya pada kartu yang telah disediakan dan guru memberitahu caranya sambil menunjukkan kartu kepada siswa). “Roky tanya kepada Dani : Dani 1 x 1 berapa?”. “Tulis disini ya 1 x 1!” (Guru sambil memberi contoh dengan cara menuliskan 1 x 1 pada kartu pertama). “Terus Dani menjawab “Satu” (Guru menunjukkan kartu kedua yang tertulis angka 1).
G : “Tapi perkalian ini tidak dengan 1, tetapi sudah dengan lebih dari 3. Perkalian dengan 4,5,6,7,8,9…Berarti cari teman lho ya…!” (Yang dimaksud oleh guru adalah siswa diminta membuat soal perkalian dengan angka 4,5,6,7,8,9. Lalu guru meminta siswa untuk mencari pasangannya masing- masing secara bebas)
(Siswa yang masih belum jelas bertanya lagi kepada guru bagaimana cara
membuat kartu perkalian sambil menunjukkan 2 kartu yang akan digunakan
untuk menuliskan soal dan jawabannya)
S :” Pak Mul kalau ini soalnya, yang jawabnya di sini? berarti beda?”
G : “Iya beda… Jadi tanya jawab…Pak Mul membuat seperti ini..! “
(Guru memperagakan sambil menunjukkan kartu soal dan kartu jawaban
yang telah di buat oleh guru).
G : “Ya dengarkan! Misalnya ini 6 x 7 berapa? “
(Guru bertanya kepada siswa sambil menunjukkan kartu soal yang tertulis
angka 6 x 7)
1 x 1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
S : “42” G :” Jawabnya 42 “ (Guru sambil menunjukkan kartu jawaban yang
tertulis angka 42). “Begitu ya…! Misalnya Dani membuat 6 x 7… Berarti Roki yang menjawab 42. Dibuat seperti ini!” (Guru memperagakan sambil menunjukkan contoh kartu yang telah dibuat oleh guru)
G : “Dani buat soal dan buat jawaban ya! Roki membuat soal 7 x 10, Dani menjawabnya 70…! Oke bisa ya? Pinter-pinter anak kelas 3.” (Guru membagi-bagikan kartu kepada semua siswa. Tiap siswa diberi 2
buah kartu untuk menuliskan soal dan jawaban. Setelah siswa selesai
menulis soal dan jawaban pada kartu, guru berkeliling untuk memeriksa
hasil pekerjaan siswa)
G : “6 x 7 berapa jawabannya? “ (Guru bertanya pada salah seorang siswa)
S :”26” (Siswa yang ditanya oleh guru menjawab pertanyaan dari guru, namun kurang tepat )
G : “6 x 7 ko 26?” (Guru bertanya lagi kepada siswa agar siswa dapat mengoreksi sendiri
jawaban yang telah diperoleh)
Pertanyaan guru bertujuan untuk membuat siswa dapat mengoreksi kembali
jawabannya yang kurang tepat dan berharap agar siswa belajar, artinya
memperoleh pengetahuan (informasi) dan meningkatkan kemampuan
berfikir siswa (Hasibuan dkk, 1988)
(Lalu siswa meralat jawaban sebelumnya yang kurang tepat)
S : “42” G : “42. oke. “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(Saat guru membagikan kartu-kartu kepada siswa, siswa ribut bicara
dengan teman yang lain, namun sambil mengerjakan tugas yang telah
diberikan oleh guru)
(Salah seorang siswa yang masih belum jelas karena kurang
memperhatikan penjelasan dari guru bertanya kepada guru tentang
kegunaan kartu yang diberikan oleh guru)
S : “Pak Mul ini untuk apa Pak Mul?”
G : “Itu kamu membuat soal dan jawaban.” (Guru menjawab dengan sabar)
(Siswa mulai sibuk mengerjakan perintah yang diberikan oleh guru, ada
yang membuat 9 x5, 5x5, 8x9 dan sebagainya. Pada saat siswa mengerjakan
soal, suasana kelas menjadi ramai karena guru memberi kebebasan kepada
siswa untuk megerjakan dimanapun mereka mau. Guru meninggalkan siswa
sebentar saat siswa mengerjakan soal).
Komentar : Pada awal pelajaran guru langsung memulai dengan
permainan. Permainan matematika dimaksudkan sebagai permainan yang
mengandung pelajaran matematika (Wakiman, 1993:5). Dalam permainan
matematika terdapat unsur pelajaran dan unsur bermain. Dalam hal ini
pelajaran matematika yang dimaksud adalah tentang perkalian. Sebelumnya
siswa telah mempelajari materi tentang perkalian dan saat permainan siswa
tidak diajarkan tentang konsep perkalian namun hanya untuk meningkatkan
keterampilan siswa berhitung tentang perkalian. Dari pengamatan peneliti
tampak bahwa guru berusaha untuk mengaktifkan siswa dan membuat siswa
senang untuk belajar matematika, sehingga siswa tidak merasa terbebani
untuk belajar karena di kemas dalam permainan yang tampak
menyenangkan. Variasi model pembelajaran dengan permainan ini membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
siswa tidak merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran dan siswa tampak
lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Permainan ini berpasangan,
salah seorang siswa membuat soal lalu pasangannya yang harus menjawab
dan sebaliknya. Pada saat permainan situasi kelas menjadi sedikit ramai
karena siswa sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sambil
berdiskusi dengan teman yang lain (hal 37).
Chickering dan Gasmon (dalam Widharyanto, 2002) menjelaskan
bahwa dalam pembelajaran aktif, para siswa dalam belajar tidak hanya
sekedar duduk di kelas mendengarkan, menghafalkan tugas-tugas yang
diberikan dan menemukan jawabannya. Lebih dari itu, para siswa harus
mendiskusikan apa yang mereka pelajari, menulis tentangnya,
menghubungkannya dengan pengalaman yang dimiliki, dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa harus membuat apa yang mereka
pelajari menjadi bagian dari diri mereka sendiri. Dalam hal ini, para siswa
mendapat kesempatan untuk mengintegrasikan informasi, konsep, atau
ketrampilan baru ke dalam struktur kognitif yang mereka miliki melalui
merumuskan, memeriksa sendiri, dan mempraktekkannya.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SDEK Mangunan telah
berusaha menerapkan pembelajaran aktif menurut Chickering dan Gasmon
(dalam Widharyanto, 2002). Hal ini nampak dari kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan permainan matematika
(hal 34-37), dalam permainan siswa tidak hanya duduk diam dan
mendengarkan guru berbicara namun siswa aktif melakukan kegiatan sambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
belajar memecahkan masalah (soal perkalian). Pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru telah sesuai dengan pembelajaran aktif menurut
Chickering dan Gasmon (dalam Widharyanto, 2002).
(Saat guru kembali ke dalam kelas siswa telah selesai mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru)
(Salah seorang siswa yang merasa sudah selesai mengangkat tangan dan
memberitahukan bahwa ia telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru)
S : ”Pak Mul sudah selesai Pak Mul.”
G : ”Oke. Angka 6 dengan angka 9 supaya membedakan, nanti di coret bawahnya! Mana yang 6 mana yang 9.”
S : “Yang 6 di coret bawahnya?” (Salah seorang siswa bertanya pada guru)
G : ”Iya” (Lalu salah seorang siswa bertanya kepada temannya jawaban dari soal
yang telah di buat)
S : ”Enem kali songo?” (Enam dikali sembilan)
(Siswa yang ditanya menjawab sambil menuliskan jawabannya di kartu)
S :”Limo papat” (Lima puluh empat)
(Salah seorang siswa memberikan kartu soal dan jawaban yang telah ia
buat kepada guru)
( Guru berbicara sambil menunjuk ke arah meja siswa. Yang dimaksud oleh guru adalah siswa diminta untuk mengumpulkan kartu yang dimiliki dengan kartu milik pasangannya pada permainan tadi)
G : ”Dikumpulkan dengan itu!”
(Guru mulai mengoreksi pekerjaan siswa dengan berkeliling ke meja-meja
siswa dan mengoreksi kartu soal dan kartu jawaban yang telah dibuat oleh
siswa satu persatu. Lalu guru bertanya kepada salah seorang siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(Guru bertanya kepada salah seorang siswa yang duduk di sebelah siswa
yang membuat kartu soal yang tertulis 6 x 9)
G : ”6 x 9 jawabannya berapa?”
S : ” 54 ” (Siswa yang ditanya menjawab) G :“Oke betul...”(Lalu guru bertanya lagi kepada siswa yang menjadi
pasangan siswa sebelumnya) 5 x 7 jawabannya?” S : “ 35 “(Siswa yang ditanya menjawab) G : “Betul ya?” (Guru bertanya kepada semua siswa dengan tujuan
agar siswa lain juga memperhatikan dan mengoreksi pekerjaan temannya yang lain).
S :(Siswa ada yang menjawab “iya” namun ada juga yang diam saja)
(Guru mengoreksi pekerjaan siswa satu persatu, lalu kartu yang dibuat oleh
siswa dikumpulkan, setelah itu guru bertanya kepada siswa lain)
(Guru bertanya pada Rizki siapa pasangannya)
G : “Kamu sama siapa Rizki?”
S : “Joy” G : “7 x 9 berapa Joy?” S : “63” (Joy menjawab pertanyaan guru) G : “Nah kamu tulis di sini 63”(Sambil memberi contoh). “Sudah?
oke.Terus ini berapa? 2 x 6 ? ayo di mana yang di coret ? Ooo 9 x 7 juga? Sembilan kali berapa ini? Berapa Rizki 9 x 7? ”
S : “73” G : “Salah”
Komentar : Guru menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, hal ini
menurut peneliti kurang tepat dilakukan oleh guru, karena jika siswa
langsung disalahkan akan membuat siswa merasa terhukum. Masih ada cara
lain yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat membuat siswa menyadari
kesalahannya sendiri tanpa harus disalahkan secara langsung oleh guru.
Misalnya dengan cara meminta siswa untuk menghitung kembali dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
lebih teliti, sehingga siswa menyadari sendiri kesalahannya dan dapat
memperbaikinya sendiri. Dengan cara seperti itu diharapkan siswa tidak
merasa terhukum dengan komentar dari guru dan dapat membangkitkan
kepercayaan diri siswa.
(Rizki mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru)
S : “6” G : “Enam berapa ?” S : “Enam tiga” G : ”Sip… Ditulis enam…Tiga…” (Sambil memberi contoh
menuliskan angka 63 pada kartu)
(Guru meminta siswa untuk membuat kartu soal dan kartu jawaban lagi
yang nantinya akan digunakan pada permainan selanjutnya. Setelah
permainan kartu perkalian pertama yang berpasangan selesai, guru
mengganti permainan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok
yang lebih besar, yaitu tiap kelompok terdiri dari 6 orang untuk bermain
kartu perkalian, sehingga nantinya ada 3 kelompok besar, tiap kelompok
terdiri dari 6 sampai 7 orang siswa)
G : ”Bisa ya…! Sekarang lagi…! Satu lagi…! Supaya nanti bisa menjadi 3 kelompok.”
S :”Soalnya sama Pak?”(Salah seorang siswa bertanya kepada guru) G : ”Eh... Soalnya lain!” S : ”Apalan Pak ?” (Salah seorang siswa bertanya apakah soalnya
hafalan atau tidak) G :”Ko hapalan…Soal itu banyak…Soalnya lain…Jangan yang
sama…Caranya saja yang sama…Sekarang boleh menggunakan 2,3,4 tapi tidak boleh perkalian dengan satu.”
(Guru menjelaskan kepada siswa bahwa soalnya bukan soal hafalan,
soalnya berbeda namun caranya boleh sama. Perkalian kali ini boleh
menggunakan angka-angka 2, 3 dan 4 namun tidak boleh menggunakan
angka 1)
(Guru meminta salah seorang siswa untuk mengajari siswa lain yang belum
bisa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
G : “Joy Rizki diajari ya!“
(Anak-anak mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)
S : “Sudah Pak Mul…” G : “Sudah….iya…”
(Lalu guru mengumpulkan dan mengecek kartu-kartu soal dan kartu
jawaban yang telah dibuat oleh siswa )
G : “Sudah… Sekarang kalian pinter-pinter telah membuat kartu permainan…Ini nanti untuk kartu permainan kalian. Sekarang permainan selanjutnya…Nanti yang cewek jadi satu membuat lingkaran…Yang cowok menjadi dua lingkaran…Yang satu ada 7 anak yang satu ada 6 anak ya!”
(Setelah siswa selesai membuat kartu soal dan kartu jawaban yang kedua,
lalu dikumpulkan kepada guru, Kemudian guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok yang lebih besar untuk permainan kartu selanjutnya.
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 6 sampai 7
orang. Tiap kelompok terdiri dari siswa laki-laki semua dan siswa
peremuan semua.)
Komentar : Menurut peneliti akan lebih baik jika guru membagi siswa
secara acak dan tiap kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan siswa
perempuan sehingga siswa dapat bekerjasama dengan teman-teman yang
lain yang berbeda jenis kelamin dan berbeda kemampuan sehingga dapat
saling melengkapi dan dapat saling membantu.
(Guru menunjuk beberapa siswa untuk membuat satu kelompok yang terdiri
dari 6 orang siswa dan membentuk lingkaran)
G : “Oke ini 1,2,3,4,5,6”
G :” Caranya kalian memperebutkan… Begini kalau main…” (Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
memberi contoh dengan cara memperagakan bagaimana cara bermain kartu). “Misalnya begini… Perhatikan! Pertama kali kartu di kasut atau di kocok ya ! Setelah itu dibagikan kepada sejumlah anak 7… atau anak 6… Setelah itu dibagikan ke temannya… Begini!” (Guru memberi contoh dengan memperagakan cara membagi kartu ke teman-temannya secara adil). “1,2,3,4,5,6… Sebentar-sebentar dijelaskan Pak Mul… Setelah itu kalian buka… Lho ko tempatku ternyata jawaban semua… Berarti aku harus mencari isinya… Iya ga? Lho ko tempatku soal semua… harus jawabannya di mana? dicari! Caranya mencari…. Dengarkan! Caranya mencari pertama kalian ambil satu” (Guru memperagakan dengan mangambil satu kartu).” Ooo… Jawaban lagi… Ga bisa… Sampai kalian dapat jawabannya… Sampai misalnya 9 x 10… Misalnya begini… Tempatku punya 10 x 10… Ah aku juga punya 100… Berarti dijodohkan… 10 x 10 = 100… betul… Bisa ?”
(Permainan kartu yang kedua ini caranya sebagai berikut, setelah siswa
dibagi dalam kelompok-kelompok kecil salah seorang siswa mengocok kartu
yang ada lalu dibagikan kepada sejumlah anak dengan jumlah yang sama.
Setelah itu siswa harus mencari pasangan (menjodohkan) kartu yang
mereka punya dengan cara menukar dengan teman-teman yang lain secara
bergantian sampai cocok dengan kartu yang dimiliki. Misalnya jika siswa
memiliki kartu 6 x 7 maka dia harus mencari kartu pasangannya yaitu kartu
42. Pemenang dari permainan ini adalah siswa yang memiliki kartu
pasangan yang paling banyak)
S : “Bisa” (Salah seorang siswa yang merasa telah mengerti apa yang dimaksud oleh guru langsung berkata “bisa” kepada guru)
G :” Yang paling banyak mengumpulkan jawaban betul itulah yang menang.”
(Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok dan menentukan tempat
bagi masing-masing kelompok untuk bermain di dalam kelas (di lantai agar
siswa dapat bermain dengan leluasa ))
G : ”Ya sekarang mejanya agak di buka...! Dibuat kelompok...! Di bawah semua…! Mainnya dibawah agar kalian bisa main-main dengan leluasa… Dibuat lingkaran!”
G : ”Yang menang yang paling banyak mengumpulkan kartu dengan jawaban yang betul.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(Siswa mulai membentuk kelompok-kelompok di tempat yang telah
ditentukan oleh guru dan mulai bermain kartu dalam kelompok masing-
masing )
G : ”Jangan sampai temen kamu tahu supaya nanti kamu bisa menang!”
(Guru mengarahkan dan meminta siswa yang masih duduk di kursi untuk
membentuk kelompok di bawah dan bermain di bawah/di lantai)
G : ”Di kumpulkan ya jawabannya…! Masing-masing harus punya… Jangan bilang salah…! Dirahasiakan ya...! Jangan sampai tahu temannya…! Joy juga ikut…!” (Selama siswa bermain dalam kelompok, guru berkeliling melihat siswa
bermain dan mengarahkan siswa jika siswa kurang memahami aturan
permainannya)
S : ”Pak Mul habis…”
(Salah seorang siswa memberitahu kepada guru bahwa kartu yang ia miliki
telah habis)
G : ”Betul tidak ? ada yang cocok tidak ? mana ? ”
(Guru mengecek kartu yang diperoleh siswa)
S : ”Pak Mul 5 x 5 = 25 ? ”
(Guru tidak menjawab pertanyaan siswa, karena guru sedang bertanya
kepada siswa lain)
G : ”Kamu dapat berapa Cen?” S : ”Pak Mul aku dapat dua…” S : “Aku Satu” G : “Nandes satu…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
S : “Aku ente “(ente = habis, maksudnya kartunya sudah habis) G : “Kamu ente” (ente = habis) “tapi ada dua lho… Temanmu
banyak lho… 2 x 10 = 20 Betul.”
(Suasana kelas menjadi ramai saat anak-anak bermain kartu, tapi mereka
tampak senang dan mau mengikuti permainan sesuai dengan aturan
permainan)
G : ”Boleh kalau soalnya sama…”
(Guru memberitahu siswa bahwa siswa boleh membuat soal yang sama
namun tidak saling memberitahukan jawabannya kepada siswa lain)
S : ”Pak Mul aku menang.” G : ”Dapat berapa ?” S : ”Empat” G : ”Coba lihat! ”
(Guru meminta siswa untuk memberikan kartu yang telah diperoleh)
G : ”Oke Jati… Sekarang main lagi… Ayo main lagi ya… Supaya kalian belajarnya cepat”.
G :“Ayo kelompoknya Frans sudah selesai satu periode, satu putaran.”
S : “Pak Kinara dapat satu..” G : “Oke biar dikumpulkan Kinara…! Yang paling banyak, itu yang
menang… Tanpa main curang…” G :”Ini Pak Mul ambil satu” (Guru mengambil satu kartu dari siswa)
”kalau jawabannya 18 berarti berapa ?” Siswa berfikir dan mencari kartu soal yang sesuai dengan kartu jawaban)
SS : ”Pak main lagi Pak Mul...”
(Siswa dengan antusias mengajak bermain lagi)
Komentar: Pada permainan kartu yang kedua siswa diajak bermain dalam
kelompok yang lebih besar dan ada unsur pertandingan karena siapa yang
memperoleh pasangan kartu soal dan jawaban yang paling banyak
dinyatakan sebagai pemenang (hal 44). Hal ini sangat menantang dan
membuat siswa termotivasi untuk menjadi pemenang, sehingga mau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mau mereka harus berusaha mencari dan mengetahui soal dan jawabannya.
Padahal untuk dapat menjadi pemenang mereka harus bisa perkalian, jadi
mereka secara tidak langsung belajar perkalian sambil bermain. Hal ini
sesuai dengan pembelajaran aktif yang di definisikan oleh Silberman (dalam
Widharyanto, 2002) yang menjelaskan bahwa suatu pembelajaran dikatakan
aktif apabila para siswa banyak melakukan aktivitas. Mereka menggunakan
otaknya untuk mengkaji ide-ide (mencari cara untuk dapat memenangkan
permainan tanpa bermain curang), memecahkan masalah (mencari soal dan
jawaban yang sesuai) dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari
(menerapkan materi perkalian pada permainan kartu). Jadi nampak bahwa
guru telah barusaha menerapkan pembelajaran aktif pada kegiatan
pembelajaran dengan permainan perkalian ini.
Dalam hal bermain, siswa harus terlibat, artinya mereka harus mau
menanggapi. Untuk siswa-siswa yang menyenangi permainan, partisipasi
mereka dalam permainan itu dapat mengakibatkan rasa puas di dalam
memberikan jawaban / tanggapan. (Manalu, dkk, 1980 : 3). Pada permainan
dengan kartu yang kedua siswa terlibat secara aktif dalam permainan dan
mereka dapat mengikuti dengan baik (hal 44). Melakukan permainan dapat
melatih siswa untuk melibatkan nilai-nilai, seperti inisiatip perorangan,
bekerjasama, menghargai pendapat orang lain, bersikap sportif dan dapat
bersaing secara sehat. (Manalu, dkk, 1980 : 3). Nilai-nilai ini juga yang
berusaha dilibatkan oleh guru pada permainan yang dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Guru sering menggunakan tehnik penguatan secara verbal yaitu
berupa kata-kata / kalimat pujian, dengan mengucapkan kata “oke”, “ betul”,
“pintar” (hal 36,39,40,42). Penguatan perlu diberikan kepada siswa karena
penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan
penampilannya serta dapat meningkatkan perhatian (Tim MKDK, 2001:
161).
(Setelah selesai bermain kartu siswa diberi tugas untuk mengerjakan LK
(Lembar Kerja))
G : ”Yuk kita ngerjain LK!”
(Guru meminta siswa untuk mengambil kertas bekas dan membagikannya
kepada seluruh siswa untuk mengerjakan LK)
Soal LK :
Buatlah soal perkalian dan jawabannya yang menggunakan angka 4 lebih!
Contoh : 4 x 9 = …
G : “LK Tanggal 17…. Yang jawab kalian sekalian… 10 soal ya… Oke kerjakan yuk…!”
S : “Oke kerjakan yuk” (Siswa mengulangi ucapan guru dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)
G : “Dengan 4, 5, 6, 7, 8, 9…. 10 tidak.”
(Yang dimaksud oleh guru adalah soal perkalian dengan menggunakan
angka 4 sampai 9 saja)
(Siswa-siswa yang sudah selesai menulis soal mulai mengerjakan LK yang
diberikan oleh guru. Pada saat mengerjakan LK suasana kelas menjadi
ramai karena mereka mengerjakan LK sambil berbicara dengan teman atau
sambil bernyanyi)
(Setelah siswa selesai mengerjakan LK, siswa menyerahkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pekerjaannya kepada guru untuk di koreksi, jika masih ada yang salah
siswa diminta untuk segera memperbaikinya. Setelah semua jawaban siswa
benar, siswa diminta untuk menggambari dan mewarnai LK secara bebas )
Komentar : Pelaksanaan pembelajaran dengan metode permainan ini
termasuk dalam pembelajaran aktif karena dalam pembelajaran aktif,
aktivitas siswa didasarkan pada pengalaman belajar yang diperoleh melalui
berbagai bentuk keterlibatan kelas baik dalam kerja tim, kerja kelompok
kecil, kerja berpasangan maupun kerja individual (Hartono, 2007). Hal ini
yang coba diterapkan pada pembelajaran matematika dengan permainan
kartu yang dilaksanakan di kelas III SDEK Mangunan. Namun
pelaksanaannya tidak berlangsung secara optimal karena tidak seluruh siswa
dapat terlibat secara aktif dalam permainan ini. Ada beberapa siswa yang
bermalas-malasan dan hanya bercanda (hal 47). Namun di akhir pelajaran
pada saat guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan LK (Lembar
Kerja), semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan, walaupun tidak
semua siswa menjawab dengan benar. Namun mereka semua berusaha untuk
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan (hal 47-48). Hal ini
nampak pada sikap siswa, jika ada jawaban yang belum benar siswa
berusaha untuk memperbaiki jawaban yang masih salah tersebut sampai
benar. Jika sudah benar semua siswa dapat menggambari dan mewarnai LK
yang telah di koreksi dan di nilai oleh guru (hal 48).
Setelah dinilai dan dikumpulkan, LK yang telah di gambari dan
diwarnai oleh siswa kemudian di tempel di dinding kelas. Dari permainan
kartu perkalian pemahaman yang di peroleh siswa adalah bahwa belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
matematika khususnya perkalian itu tidak selalu membosankan karena dapat
dibuat dalam bentuk permainan yang menarik bagi siswa, sehingga siswa
secara tidak langsung bermain sambil belajar dalam suasana yang
menyenangkan.
B.1.2 Pertemuan kedua
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Sebelum pelajaran dimulai, kegiatan diawali dengan berdoa terlebih
dahulu dan diselingi dengan gurauan dari guru. Pada saat masuk ke dalam
kelas guru membawa dua buah keranjang yang berisi bola-bola plastik
dengan warna yang berbeda-beda, sehingga tampak menarik bagi siswa.
G : “Kita main bola yuk !”
Guru membawa bola-bola yang telah ditempeli dengan soal-soal
perkalian untuk digunakan dalam permainan. Cara bermain perkalian
dengan bola adalah sebagai berikut : Guru melemparkan bola pada salah
seorang siswa, siswa yang mendapatkan lemparan bola harus dapat
menjawab soal yang tertera pada bola. Jika siswa yang mendapat bola tidak
dapat menjawab atau salah menjawab soal maka soal dialihkan kepada
siswa lain dan siswa yang tadi belum bisa menjawab atau salah menjawab
akan mendapat lemparan bola lagi dari guru dengan soal yang berbeda
(Guru mulai mempersiapkan siswa untuk memulai permainan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
S : “Hore…” (Guru memanggil siswa yang tampak belum siap belajar agar
memperhatikan penjelasan dari guru untuk siap bermain)
G : “Yuk.. Dani… Dani…” (Guru berusaha mempersiapkan siswa untuk memulai permainan perkalian
dengan menggunakan bola yang berisi soal-soal untuk dijawab oleh siswa
yang memperoleh lemparan bola dari guru)
S : “Permainan dimulai…!”
(Guru duduk di depan kelas dengan bola-bola yang siap dilempar kepada
siswa)
G : “Permainan dimulai!” S : “Pak terus di jawab?” G : “Iya di jawab” S : “Kalau ga bisa?” G : “Nunggu…Ya nunggu…” (Maksud guru adalah jika siswa yang memperoleh lemparan bola tidak
dapat menjawab pertanyaan yang tertera pada bola, maka pertanyaan akan
dialihkan kepada siswa lain untuk menjawab. Siswa yang belum dapat
menjawab soal tadi harus menunggu sampai memperoleh bola lagi
sehingga siswa tersebut diharapkan dapat menjawab soal yang lain)
(Guru melempar bola kepada salah seorang siswa)
G : “Ega berapa kali berapa ?” S : “7 x 4” G : “Berapa? 7 x 4 ?” (Setelah mendapat bola tugas siswa adalah menjawab soal yang tertera
pada bola yang diberikan oleh guru)
S : ”63” G :”Salah…Yuk…Digantikan yang lain… Dani dengarkan…! Dan…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
7 x 4…?” Komentar : Guru menyalahkan siswa jika siswa kurang tepat menjawab
soal, menurut peneliti hal ini kurang baik dilakukan karena akan membuat
siswa merasa dihukum. Guru sebaiknya menggunakan cara lain agar siswa
menyadari sendiri kesalahannya dan dapat memperbaiki kesalahannya
sendiri, misalnya dengan meminta siswa untuk meneliti kembali jawabannya
sehingga siswa dapat mengoreksi lagi jawabannya dan dapat memperbaiki
sendiri.
(Karena Ega tidak dapat menjawab soal dengan benar maka bola di
berikan kepada siswa lain untuk menjawab soal dan guru meminta Dani
untuk menggantikan Ega menjawab soal yang tertera pada bola.)
S : “41 “ (Dani menjawab 41) S : “42” (Siswa lain meralat jawaban Dani namun masih belum
tepat) G : “Berapa 7 x 4 ?” (Guru bertanya lagi) S : “28” (Dani menjawab) G : “28 ya? Betul ?” (Guru bertanya kepada semua siswa) S S : “Betul” (Guru melempar bola lagi kepada siswa yang lain)
G : “Oke… (Guru melempar lagi) Nandes… Berapa Ndes ?” S : “5 x 4” G : “Limanya ada empat…” Komentar : Guru mencoba membantu siswa yang kesulitan menjawab soal,
namun guru kurang tepat dalam mengartikan perkalian 5 x 4, guru
mengatakan 5 x 4 sama dengan limanya ada empat padahal seharusnya 5 x 4
sama dengan empatnya ada lima, sehingga banyak siswa yang salah
mengartikan konsep perkalian dan mengatakan bahwa 5 x 4 = 4 x 5. Padahal
artinya berbeda walaupun hasil akhirnya sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(Siswa menjawab pertanyaan dari guru)
S : “20” G : “20… Sip…” (Guru melempar bola lagi) G : “Oke… Kinara (Guru melempar bola). Berapa Kin ?” S : “9 x 9” (Kinara tampak kesulitan dalam menjawab soal, sehingga guru meminta
siswa lain untuk membantu)
G : “Siapa yang bisa bantu?” (Siswa berteriak-teriak dan berebut untuk menjawab)
SS : “Saya Pak… Saya… Saya… 84… 81…” (Jawaban dari siswa berbeda-beda)
G : “81 atau 84 ?” (Guru bertanya kepada kelas) S : “81.” (Guru melempar bola lagi kepada siswa lain yang belum mendapat bola.
Guru melempar bola kepada tiap siswa secara bergantian sehingga semua
siswa mendapatkan bola)
G : “Ega! (Guru melempar bola). Yuk lainnya duduk…! Yang lainnya kalau mau terima bola duduk…! Bolanya masih banyak.”
G : “4 x 9” S : “35” G : “Betul 35…?” (Guru bertanya kepada kelas untuk memastikan
jawaban siswa dan mengecek apakah siswa yang lain juga memperhatikan atau tidak)
SS : “Salah…” G : “36…” (Guru meralat sendiri jawaban siswa yang kurang tepat) Komentar : Guru meralat sendiri jawaban siswa yang kurang tepat,
menurut peneliti akan lebih baik jika guru meminta siswa sendiri untuk
meralat jawaban yang kurang tepat dengan cara memberikan pertanyaan
pancingan, sehingga diharapkan siswa dapat menyadari sendiri
kesalahannya dan dapat memperbaikinya sendiri. Hal ini akan memberi
pengaruh baik bagi siswa karena siswa dapat mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan keterampilan bertanya
kepada siswa, namun guru sering malakukan beberapa hal yang seharusnya
perlu dihindari dalam kebiasan-kebiasaan bertanya (Soetopo, 2005:189),
yaitu : (1) Mengulangi pertanyaan sendiri. (2) Mengulangi jawaban siswa.
(3) Menjawab pertanyaan sendiri. Beberapa hal tersebut sering dilakukan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
(Lalu guru melempar bola lagi kepada siswa lain)
G : ”7 x 6 siapa yang bisa…? Ega” (Guru meminta Ega menjawab lagi)
S : “Aku tahu Pak Mul…” (Ega mencoba menghitung) G : “Berapa…?” S : “91” G : “7 x 6 ko… 7 x 6…? “ (Guru mencoba membantu siswa yang salah menjawab dengan mengulangi
pertanyaan / soal, hal ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa
dapat mengoreksi jawabannya semula dan dapat menghitung kembali
dengan lebih teliti sehingga siswa menyadari sendiri kesalahannya dan
dapat memperbaikinya sendiri )
S : “30” (Siswa mencoba menjawab lagi) G : “Salah” S : “42” (Siswa lain meralat jawaban Ega) G : ”Oke… sekarang siapa ? Ini kecil...” (Guru melempar bola lagi) G : “Berapa kali berapa?” (Guru bertanya pada salah seorang siswa) S : ”8 x 4” G : ”8 x 4…?” S : ”32” (Siswa menjawab soal) G : ”32… Sip…!” G : ”Vincen lemparkan ke Hana !”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(Guru meminta siswa melemparkan bola kepada temannya) G : “Berapa ?” S : “9 x 8” G : “9 x 8… Berapa ?” S : “74” G : “Heh… 9 x 8 ko… Salah… 9 x 8 berapa ? “ (Karena Hana salah menjawab maka guru bertanya kepada kelas ) S S : “72” G : “72…”
Komentar : Pada pertemuan kedua ini guru masih membahas materi
tentang perkalian, guru masih menggunakan metode permainan namun
dengan tipe yang berbeda dan media yang digunakan berbeda pula. Pada
permainan kali ini guru menggunakan bola sebagai media permainan (hal
49). Siswa tampak senang dengan permainan ini dan menjadi semangat
untuk belajar perkalian. Mereka tidak menganggap permainan itu sebagai
beban, mereka justru tampak antusias untuk mendapatkan bola, padahal bola
tersebut berisi soal perkalian yang harus di jawab dan siapa yang mendapat
bola harus menjawab soal perkalian yang tertera pada bola (hal 50-53). Tapi
mereka selalu ingin diberi bola dan meminta untuk mendapat lemparan bola
dari guru. Metode permainan ini ternyata dapat membuat siswa semangat
dan tertarik untuk mengikuti kegiatan belajar sambil bermain bola. Dalam
hal ini guru telah berhasil membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk
belajar dengan cara membuat siswa senang terlebih dahulu, hal ini sesuai
dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bahwa dalam
proses belajar yang paling penting adalah membuat siswa senang dahulu,
setelah siswa senang akan lebih mudah bagi guru untuk memulai kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pembelajaran yang sesungguhnya.
Selama kegiatan pembelajaran guru beberapa kali berkata “salah”
jika ada jawaban siswa yang kurang tepat (hal 50,51), menurut peneliti
akan lebih baik jika guru tidak langsung menyalahkan jawaban siswa namun
guru menuntun siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing
siswa untuk menyadari sendiri sendiri kesalahannya dan dapat
memperbaikinya sendiri. Dengan demikian diharapkan siswa dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan pertanyaan yang diajukan
oleh guru.
(Setelah permainan bola perkalian yang pertama selesai, guru melanjutkan
pembelajaran dengan permainan bola yang kedua)
G : “Oke sekarang permainannya ganti model…Ayo dibuat
kelompok!”
(Permainan pertama telah selesai dan guru akan memulai permainan yang
baru, materinya masih tentang perkalian. Permainan masih menggunakan
bola-bola namun kali ini siswa di bagi menjadi dua kelompok besar)
S : (Bersorak-sorak)” Hore…” S : “Pak Mul satu-dua, satu-dua…”
(Salah seorang siswa mengemukakan idenya untuk membagi kelompok
dengan cara berhitung satu-dua, satu-dua...Namun guru punya cara sendiri
untuk membagi siswa menjadi 2 kelompok besar, yaitu dengan cara memilih
teman. Pertama guru menunjuk 2 orang siswa sebagai kelompok satu dan
kelompok 2, lalu 2 orang siswa itu masing-masing memilih satu teman yang
akan menjadi anggota kelompoknya, lalu teman yang telah dipilih tadi
memilih satu teman yang lain untuk menjadi anggota kelompoknya, begitu
seterusnya sampai semua siswa terpilih menjadi anggota kelompok 1 atau
kelompok 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
G : ”Sekarang permainannya di bagi dua kelompok ! Menurut teman… Sekarang Pipit lawan Ajeng… Pipit sana!” (Guru meminta pipt untuk ke belakang kelas). ”Ajeng sini!” (Guru meminta Ajeng untuk ke depan kelas). ”Pipit di sana! Pipit di belakang meja…! Sekarang Pipit pilih teman perempuan…! Cepat…!”
(Guru meminta siswa membentuk dua kelompok yang dipilih berdasarkan
pilihan teman-teman yang lain)
(Pipit memilih Anin sebagai anggota kelompoknya)
G : “Ajeng pilih teman…! Bebas…Cepat yuk…! Bebas… Boleh laki-laki… Boleh perempuan...”
S : “Frans” G : ”Anin sekarang pilih teman!” S : “Roki” G : “Roki sini! Frans pilih teman! Roki jangan mainan itu!” (Guru
menegur siswa yang main-main di kelas). “Cepat…!” S : “Jati” G : “Roki pilih teman! Eh… Kamu sana ! Kamu kan sudah di
pilih…!” (Guru meminta siswa yang telah di pilih oleh kelompok untuk berdiri di
kelompoknya)
S : “Pak Mul laki-laki atau perempuan ?” G : “Bebas” G :(Setelah siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar, guru
menjelaskan bagaimana cara bermain) “Permainannya caranya… Kamu ingin menembak siapa? Pipit ingin menembak siapa yang jawab yang ditembak ya! Oke… Oke… Keranjangnya mana?” (Guru mencari keranjang untuk menyimpan bola yang dapat di jawab).
G : “Hop…Dengarkan! Yang terjawab dimasukkan sini (keranjang)! Yang tidak terjawab dimasukkan sini (ember)! “
(Maksud guru adalah bola yang soalnya dapat dijawab oleh siswa
dimasukkan ke dalam keranjang sedangkan jika soal pada bola tidak dapat
di jawab di masukkan lagi ke dalam ember yang berisi bola soal).
(Setelah guru memberi penjelasan tentang cara bermain dalam kelompok,
untuk menentukan kelompok siapa yang menembak lebih dahulu maka guru
meminta siswa untuk “suit”. Kelompok Pipit menembak lebih dahulu)
G : “Ayo yang nembak dulu siapa ?” SS : “Aku nembak… Aku nembak…Aku nembak…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(Siswa dalam kelompok berebutan untuk menembak lebih dahulu)
G : ”Iya yang nembak gantian! oke! ”
(Guru mencoba mengatasi keributan siswa)
S : “Kalau ga kena gimana Pak ?” G : “Bukannya tidak kena… Bisa jawabnya itu… Bukannya ga kena
terus gini kayak penari bali.” (Guru mempraktekkan gaya menghindar seperti penari Bali sambil bercanda dengan siswa)
S : ”Aku Pak Mul…” G : ”Ya di belakang sana nembaknya ! oke !” G : ”Hey… Mau nembak siapa ?” (Guru bertanya kepada siswa yang akan melempar bola, kepada siapa dia
akan melemparkan bola)
S : “Ega…” G : “Ega terima tembakkan dari Bimo! 6 x 8 berapa ?” (Ega berusaha menjawab soal yang diberikan, karena Ega lama menjawab
siswa lain jadi ramai dan suasana kelas menjadi sedikit ribut oleh
pembicaraan siswa)
(Siswa lain yang sudah tahu jawabannya menjadi ramai)
S : ”Aku ngerti… Aku ngerti… Aku ngerti…”
(Guru meminta siswa untuk tidak memberitahu jawabannya kepada pemain
lawan, jadi yang harus menjawab adalah yang mendapatkan lemparan bola
dan yang lain tidak boleh menjawab agar siswa dapat berfikir sendiri dan
tidak mengandalkan orang lain)
G :”Hup jangan… Sini… Lawan itu jangan ngasih tahu musuhnya… Masa di kasih tahu…”
S : ”Pak Mul aku…” (Salah seorang siswa ingin menjawab) G : ”Yuk… berapa ?” S : ”Pak Mul… Pak Mul… 53 Pak Mul…” G : ”53… Betul ?” (Guru bertanya kepada semua siswa apakah jawaban temannya sudah betul atau belum) (Siswa bersorak karena jawaban dari siswa tersebut kurang tepat) SS : ”Wuu… Salah…” G : ”6 x 8 sama dengan 53 betul tidak ?” S1 : ”Ga tahu…” (Salah sorang siswa menjawab “tidak tahu”) S2 : “Salah…” (Salah seorang siswa menjawb salah) G : ”Berapa? Jangan jawab! Biar sini yang kasih!” (Maksudnya
sekarang guru memberi kesempatan kepada kelompok yang memberi soal untuk menjawab karena siswa dari kelompok lawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
belum dapat menjawab soal dengan tepat) G : ”Berapa?” S : ”48” (Salah seorang siswa menjawab) (Karena kelompok lawan tidak dapat menjawab soal maka kelompok yang
tadi melempar bola mendapat kesempatan untuk melempar bola lagi kepada
kelompok lawan)
G : ”Sekarang kasihkan lagi ke siapa? Karena sini menang…Yuk…!” G : ”Kasihkan ke siapa?” S : ”Hana” G : ”Siap-siap Hana…! Hana berapa kali berapa?” S :” 8 x 8 ” S : ”64 ” (Hana langsung menjawab soal dengan tepat) G : ”Oke… Dimasukkan keranjang…!” (Karena jawaban siswa benar maka bola dimasukkan ke dalam keranjang
dan salah seorang siswa dari kelompok yang baru saja menjawab soal
dengan benar mendapat kesempatan untuk melempar bola kepada salah
seorang siswa di kelompok lawan. Guru memberi penguatan atas jawaban
siswa yang benar dengan mengatakan “oke”. Hal ini sering dilakukan oleh
guru agar siswa merasa dihargai dan dapat memotivasi siswa untuk
belajar).
G : ” Yuk sekarang siapa yang mau maju? Ajeng lempar ke siapa?” S : “Bimo” G : “Bimo… 9 x 6 berapa? Jangan di kasih tahu…! Jangan di kasih
tahu…! Hei… Disini jangan di kasih tahu…! Biar mulutnya yang umak- umik… Menang tapi tanpa...”
S : ”Curang” G : ”Curang” (Guru meminta siswa untuk tidak memberitahukan jawabannya kepada
siswa yang mendapatkan bola, agar siswa dapat berfikir sendiri dan tidak
bermain curang)
(Siswa lain menunggu jawaban dari Bimo)
S : “54” (Bimo menjawab) G : “54 betul ?” (Guru bertanya kepada semua siswa) SS : “Betul” G : “Betul… Betul apa salah ?” S S : “Betul”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(Karena jawaban siswa benar maka bola dimasukkan ke dalam keranjang
dan salah seorang siswa dari kelompok yang baru saja menjawab soal
dengan benar mendapat kesempatan untuk melempar bola kepada salah
seorang di kelompok lawan).
G : ”Jati lempar ke siapa?” S : ”Kinara.” G : ”Berapa kali berapa ? 8 x 5 ? Limanya ada delapan…” (Siswa ramai karena tidak percaya bahwa teman yang diberi bola dapat
menjawab sendiri, siswa dari kelompok lawan menganggap kelompok siswa
yang mendapat lemparan bola bermain curang karena memberitahu
jawabannya kepada siswa yang diberi bola. Untuk mengatasi hal itu guru
memberikan komentar kepada semua siswa)
G : ”Akhirnya tidak percaya kan ? Sebab kalian tidak saling mempercayakan teman kalian untuk mikir… Tadi diajarin boleh… Percayakan kepada musuh kalian… Jangan sampai menang curang… Diajari boleh… Tapi…” (Karena suasana kelas menjadi ramai dan mulai saling tidak percaya pada
temannya sehingga ada siswa yang menjadi emosi dan marah maka guru
menasehati siswa dan mengingatkan siswa untuk tidak main curang, boleh
diberitahu caranya saja tapi bukan jawabannya agar siswa dapat berfikir
sendiri. Setelah guru mengatakan demikian siswa mulai bermain lagi tanpa
ada yang emosi dan marah)
(Karena jam pelajaran matematika sudah selesai maka untuk mengakhiri
permainan dan untuk mengetahui kelompok mana yang menjadi pemenang,
guru meminta tiap kelompok untuk menghitung jumlah bola yang ada di
dalam keranjang (jumlah bola yang dapat di jawab dengan benar))
G : ”Oke… Ayo masukkan…! Ayo di hitung! Sini dapat enam…”
(Kelompok satu mendapat enam buah bola yang dapat di jawab dengan
benar)
(Siswa dari kelompok dua menghitung jumlah bola yang dapat dijawab,
dari hasil perhitungan kelompok dua mendapat sembilan buah bola)
S : ”Sembilan Pak Mul...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(Dari hasil perhitungan jumlah bola yang dapat dijawab, maka kelompok
dua yang menang)
Komentar : Pada permainan yang kedua guru membagi semua siswa
menjadi 2 kelompok besar untuk saling berkompetisi dan bersaing untuk
dapat memenangkan permainan (hal 57-59). Dalam permainan ini guru
bertindak sebagai fasilitator, karena siswalah yang aktif bermain dalam
kelompok dan tugas guru hanya mengawasi kegiatan agar berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai (hal 59).
Dalam pelaksanaan metode permainan matematika siswa harus terlibat aktif
artinya siswa harus mau menanggapi sehingga siswa mempunyai
kesempatan untuk turut serta dalam permainan, sedangkan selama proses
pembelajaran berlangsung guru hendaknya bertindak sebagai pengarah dan
mendorong siswa agar ikut aktif terlibat (Manalu, dkk, 1980:8). Jadi belajar
menggunakan permainan meningkatkan pemusatan pembelajaran pada diri
siswa sehingga guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Hal ini sesuai
dengan pembelajaran aktif menurut Breslow (dalam Widharyanto, 2002)
yang menggunakan analogi pembelajaran siswa aktif dengan permainan
olahraga. Menurut Breslow peran guru dan siswa dalam pembelajaran aktif
seperti halnya peran seorang pelatih dalam permainan basket. Yang aktif di
lapangan basket adalah pemainnya (dalam hal ini siswa) dan bukan
pelatihnya (dalam hal ini guru). Akan tetapi, para pemain (siswa) dapat
bermain dengan maksimal apabila mengikuti saran, petunjuk dan fasilitasi
dari pelatihnya. Pembelajaran di kelas dengan paradigma pembelajaran aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
terjadi demikian juga. Para siswalah yang aktif bermain dalam interaksi
kelas (dalam kelompok) dan guru hanya berperan memberikan rambu-
rambu (dalam hal ini aturan permainan) dan memfasilitasi jalannya
permainan tersebut.
B.1.3 Pertemuan ketiga
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Sebelum pelajaran di mulai, kegiatan diawali dengan berdoa yang
dipimpin oleh salah seorang siswa. Pada awal pelajaran anak-anak ramai
mengumpulkan PR kepada guru, situasi kelas menjadi sedikit ramai.
S : ”Pak Mul PR_ku Pak Mul....” G : “Nanti... Nanti to... PR_nya nanti!” (Guru memeriksa PR siswa satu persatu di depan kelas)
(Guru mengoreksi pekerjaan siswa satu persatu)
G : “Yang tidak mengerjakan siapa?”
(Siswa tidak menjawab pertanyaan guru karena siswa ramai)
G :”Sudah... Siapa yang tidak mengerjakan? Yang tidak mengerjakan berarti tidak berusaha!” Komentar : Sebelum memulai materi tentang pembagian guru terlebih
dahulu memberikan PR kepada siswa tentang pembagian. Dari pengamatan
peneliti nampak bahwa tujuan guru memberikan PR adalah agar setelah
mengerjakan PR yang diberikan oleh guru diharapkan siswa memiliki
sedikit pengetahuan awal tentang pembagian, walaupun materinya baru
akan diberikan, sehingga pada saat guru memulai materi tentang pembagian
siswa diharapkan lebih siap dan dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik karena telah memiliki pengetahuan awal tentang pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dengan mengerjakan soal-soal pembagian terlebih dahulu. Hal ini sesuai
dengan operasi klasifikasi menurut Piaget yang menyatakan bahwa pada
anak sekolah dasar dapat diajarkan matematika, namun bukan dengan cara
deduktif, tetapi dengan cara induktif. Proses induktif meliputi pengamatan,
melakukan abstraksi yaitu mencari kesamaan diantara fakta-fakta kemudian
menemukan konsep. Hal ini yang coba diterapkan oleh guru yaitu dengan
mencari kesamaan dari soal-soal pembagian yang telah dikerjakan oleh
siswa di rumah dengan materi pembagian yang akan diajarkan oleh guru,
diharapkan siswa akan lebih mudah menerima materi tentang pembagian
yang akan diajarkan oleh guru
(Setelah mengoreksi PR siswa, guru melanjutkan pelajaran dengan materi
yang baru yaitu tentang pembagian)
G : ”Sekarang kita belajar pembagian! Supaya kalian tahu pembagian itu seperti itu lho...” (Salah seorang siswa yang sepertinya telah mengetahui cara membagi
menjelaskan kepada guru tentang bagaimana cara mencari hasil dari
72 : 9)
S :”Tahu Pak... Misalnya 72 : 9... 72 dikurangi 9, dikurangi 9, dikurangi 9... Jawabannya dikurangi 9…”
Dari apa yang dikatakan oleh siswa tersebut tampak bahwa siswa telah
memiliki pengetahuan awal yang baik tentang konsep pembagian. Bahwa
pembagian adalah pengurangan berulang.
(Guru membenarkan jawaban siswa dan melanjutkan pelajaran)
G :”Iya seperti itu. Sekarang Pak Mul mau bertanya, sekarang
didikte!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Komentar : Dari pertanyaan guru nampak bahwa guru mengajukan
pertanyaan pengetahuan kepada siswa, pertanyaan pengetahuan adalah
pertanyaan yang menuntut siswa untuk menyebutkan kembali informasi
(pelajaran). Siswa tidak dituntut untuk memanipulasi informasi, tetapi hanya
dituntut untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya
(Hasibuan dkk, 1988:44)
(Guru bertanya kepada salah seorang siswa) G : ”Hana 81 : 9 ?” (Siswa diam sejenak karena sedang berfikir untuk
menemukan jawabannya) G : “Kalau 9 x 9 berapa?” S : “81” S : “Berarti 9” G : “9 x 9 berapa?” (Guru bertanya kepada kelas) S : “81” (Siswa menjawab dengan serempak) G : “Berarti 81 dibagi 9 sama dengan...” S : “9” G : “Jelas…?” S : “Jelas…” G : “72 : 8 berapa Joy?” S : “8” (Joy menjawab) (Karena jawaban siswa kurang tepat maka guru mengalihkan pertanyaan
kepada siswa lain)
G : “Siapa yang bisa?” S : “8” (Siswa lain menjawab) (Jawaban siswa lain masih kurang tepat maka guru mengalihkan
pertanyaan kepada siswa lain lagi)
G : “Siapa yang bisa?” S : “9” (Salah seorang siswa menjawab) G : “9... 72 : 8 = 9” S : “Lha carane piye Pak?” (Caranya bagaimana Pak?) (Salah seorang siswa bertanya kepada guru tentang bagaimana cara
mencari hasil dari 72 : 8 )
G : “9 x 8 = 72” S : “Iya Pak Mul 9 ada delapannya di sini Pak Mul.” (Salah seorang siswa mengecek jawaban dari guru dan menemukan bahwa
jawabannya benar. Yaitu bahwa 9 x 8 = 72)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
G : “Iya... Kalau perkalian dan pembagian bedanya apa?”
Komentar : Dari pertanyaan guru nampak bahwa guru mengajukan
pertanyaan pemahaman yang menuntut siswa untuk mendemonstrasikan
bahwa dia telah mempunyai pemahaman yang cukup untuk mengorganisasi
suatu informasi secara mental ( Hasibuan dkk, 1988:45)
(Salah seorang siswa berusaha menjawab pertanyaan dari guru) S : “Kalau pembagian di tambah kalau pengurangan...e....” G : “Kalau perkalian…?” S : “Di tambah…” G : “Kalau perkalian berarti kalau 8 x 7 kemarin bagaimana? Halo...
Lala kalau 8 x 7 berarti berapa?” (Guru bertanya tentang materi sebelumnya agar siswa dapat mengingat
kembali, karena materi baru yang akan diajarkan pada pertemuan kali ini
masih berkaitan dengan materi sebelumnya)
S : “56” G : “56 caranya...” (Lalu guru menuliskan cara mencari nilai dari 8 x
7 di papan tulis) 7+7+7+7+7+7+7+7
1 2 3 4
Komentar : Menurut peneliti akan lebih baik jika guru meminta salah
seorang siswa untuk dapat menuliskannya di papan tulis agar guru dapat
mengetahui sejauh mana siswa mengingat dan memahami materi
sebelumnya. Selain itu guru juga dapat memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan idenya di depan kelas.
(Guru menuliskan cara mencari nilai dari 8 x 7 di papan tulis dan
menjelaskan maksud dari tulisan tersebut)
G : “7... Dengarkan! Ini baru 14, 14, 14, 14 “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(Yang dimaksud oleh guru adalah dijumlahkan sebagai berikut)
7+7+7+7+7+7+7+7
14 + 14 14 + 14
28 + 28
56
(Guru bertanya kepada siswa untuk menegaskan bahwa cara mencari
jawaban dari 8 x 7 benar seperti itu)
G : “Iya nda? Iya to?”
G : ”Ya sekarang kalau 7 x 8 berapa?” S1 : “Podo wae tapi...” (Sama saja tapi...) S2 : ”56” (Salah seorang siswa menjawab 56) G : ”56 tapi delapannya ada...?” S : ”5 po piye? 5...” (5 atau berapa ya ? 5) G : “Delapannya ada...?” (Lalu guru menuliskan di papan tulis) 8+8+8+8+8+8+8
16 + 16 16 + 8
32 + 24
56
(Saat siswa salah menjawab soal (jawaban siswa kurang tepat) guru
langsung memberitahu siswa cara yang benar)
Komentar : Menurut peneliti akan lebih baik jika guru meminta salah
seorang siswa untuk menuliskan bagaimana caranya menurut siswa,
sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman
siswa dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru. Jika siswa masih
salah dalam menjawab soal sebaiknya guru memberi pertanyaan pancingan
yang dapat merangsang siswa untuk dapat menjawab soal yang diberikan,
sehingga siswa dapat menyadari sendiri kesalahannya dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
memperbaikinya sendiri.
(Guru memberitahu bagaimana cara mencari hasil dari 7 x 8)
G :”Caranya dijumlahkan! Jangan menggunakan tangan untuk mencari 7 x 7 !”
(Guru mempraktekkan cara menghitung 7 x 7 dengan menggunakan jari
tangan, sebanyak 7 kali.)
G : ”Kan kalian biasanya gitu to…? ”
(Guru memberitahu kepada para siswa agar tidak lagi menggunakan jari-
jari tangan lagi untuk menghitung perkaliam maupun penjumlahan)
G : “Terus ini sudah ya?” S : “Belum” G : “Kalau di bagi itu berarti di hasil ini di bagi. Ini hasilnya akan berapa…? 72 : 8 hasilnya akan berapa…?” (Maksud guru adalah hasil dari 72 dibagi 8)
S : “9” G : “Kalau 72 : 9 hasilnya berapa?” S : “8” G :“Ya caranya bagaimana? Ega sudah tidak mengerjakan ko yo
ngomong terus!” (Guru menegur siswa yang dari tadi bicara terus dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru)
(Guru bertanya kepada siswa bagaimana cara mencari 72 : 9)
(Karena siswa tidak ada yang dapat menjawab maka guru bertanya lagi
kepada siswa, apa perbedaan antara 72 : 9 dengan 72 : 8 )
G : ”Sekarang ini... 72 : 9 beda tidak dengan ini 72 : 8?” S1 : “Beda” S2 : “Sama” G : “72 : 8… Berapa…?” S : “9” G : “72 : 9… ?” S : “8” G : “Ko bisa?” S : “Bisa no...” G : “Caranya bagaimana? “ (Guru bertanya pada semua siswa bagaimana cara memperlihatkan bahwa
72 : 8 = 9 dan memperlihatkan bahwa 72 : 9 = 8 )
S : “Bisa Pak Mul…” G : “Caranya bagaimana…?” S : “Di walik” (Di balik) “wolu ping songo” (Delapan kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sembilan). G :“Ko di balik…? Caranya supaya mendapatkan 9 dan 8 ini, caranya kalian dapat dari mana?” (Guru memberi pertanyaan pancingan agar siswa dapat berfikir kembali
dan dapat menemukan bagaimana cara memperlihatkan bahwa 72 : 8 = 9
dan memperlihatkan 72 : 9 = 8 )
S : “Di kali... Songo ping wolu…” (Sembilan dikali delapan) G : ”Di kali? Ada po di kali?” S : “Ga ada Pak Mul...Ga ada...” G : “72 : 8 = 9....72 : 9 = 8…Itu caranya dengan cara apa…? Di ku...” S : ”Kurang…” G :”Kalau ini ditambahkan…Perkalian ditambahkan kalau pembagian
dikurangi…” (Maksud guru adalah jika perkalian dijumlahkan, tetapi jika pembagian
dikurangkan)
S : ”Masa di kurang to Pak?”
(Siswa yang merasa bingung bertanya kembali kepada guru mengapa
dikurangi, lalu guru menjelaskan bagaimana cara mencari hasil dari
72 : 8 = 9 dengan cara mengurangi di papan tulis)
(Guru memberi contoh bagaimana cara memperlihatkan bahwa 72 : 8 = 9
dengan pengurangan berulang di papan tulis. Guru juga menawarkan
kepada siswa jika ada siswa yang belum bisa atau kurang mengerti dapat
bertanya kepada guru di depan kelas)
G : ”Nah sekarang 72 : 8 = 9 caranya yang belum bisa begini, nanti semua yang belum bisa ngomong di depan!” G : ”72 di kurang 8 berapa?” G : ”72 dikurangi 8?” S : “64“ 72 G : ”64 dikurangi 8?” 8 - S : ”64” 64 G : ”64 dikurangi 8?” 8 - S : ”56” 56 G : ”56 dikurangi 8?” 8 - S : ”48” 48 G : ”48 dikurangi 8?” 8 - S : ”40” 40 G : ”40 dikurangi 8?” 8 - S : ”32” 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
G : ”32 dikurangi 8?” 8 - S : “24” 24 G : ”24 dikurangi 8?” 8 - S : ”16” 16 G : ”16 dikurangi 8?” 8 - S : “8” 8 G : “8 dikurangi 8?” 8 - S : “Nol.“ 0 G : ”Dihitung berapa? Delapannya ada berapa? ” S : ”9” G : ”Ooo... Berarti 72 : 8 sama dengan...?” S : ”9” G : ”Lha sekarang kalau 72 : 9 ?” S : ”8” G : ”8...? Coba dibuktikan !” (Guru menjelaskan sambil bertanya berapa jawabannya kepada siswa dan
menuliskan jawaban yang diperoleh siswa di papan tulis, pada soal yang
kedua yaitu memperlihatkan bahwa 72 : 9 = 8, pertama guru meminta
siswa untuk membuktikan dengan berkata “coba buktikan!” namun
akhirnya guru yang menuliskan caranya kepada siswa di papan tulis)
Komentar : Menurut peneliti akan lebih baik jika guru meminta salah
seorang siswa untuk menuliskan caranya di papan tulis berdasarkan contoh
yang telah diperlihatkan oleh guru sebelumnya. Sehingga siswa dapat
terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar dan dapat mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya, sehingga akan lebih bermakna bagi siswa.
(Setelah memberikan contoh bagaimana cara mencari soal pembagian guru
bertanya pada siswa)
G : “Mudah tidak…?” S : “Mudah…” G : “Mudah kan…? Kalian harus belajar pengurangan, kalau
perkalian kaitannya dengan penjumlahan, kalau pembagian berkait dengan...?”
S : “Mengurangi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Komentar : Saat guru akan memulai materi tentang pembagian, guru
terlebih dahulu bertanya kepada siswa materi tentang perkalian karena
masih berkaitan dengan materi pembagian (hal 63). Nampak bahwa hal ini
dilakukan oleh guru agar siswa lebih mudah dalam memahami pembagian
dan dapat melihat kaitan antara perkalian dengan pembagian, sehingga
siswa dapat mencari sendiri perbedaan antara perkalian dengan pembagian
(hal 64).
Bruner (A.Suhaenah Suparno, 2001) memandang peristiwa belajar
dalam diri seseorang sebagai suatu proses yang melibatkan tiga aspek.
Pertama, proses mendapatkan informasi baru di mana seringkali informasi
baru ini merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya
atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya. Kedua, proses
transformasi, yaitu proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan
tugas-tugas baru. Individu belajar manganalisis informasi dan menyusunnya
sedemikian rupa agar bisa terjadi ekstrapolasi (perkiraan) ataupun
interpolasi (penyisipan) yang berarti perubahan ke bentuk lain. Ketiga,
proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara kita mengolah informasi
telah memadai. Bruner (A.Suhaenah Suparno, 2001) mengakui pentingnya
kesiapan untuk belajar sebagai bagian dari perkembangan seorang individu.
Hal ini yang ingin diterapkan oleh guru di awal kegiatan pembelajaran.
(Setelah menjelaskan tentang pembagian, guru meminta salah seorang
siswa untuk maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami penjelasan yang telah diberikan oleh guru sebelumnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(Guru meminta salah seorang siswa untuk maju ke depan dan mengerjakan
soal yang dibuat oleh guru. Lalu siswa yang ditunjuk maju ke depan)
G :”Ya sekarang Gusti... Gusti yuk Gus...! Biar di hapus Pak Mul yuk!”
G : “45 dibagi 9…” G : “Yuk... Caranya bagaimana? Sana yang di atas!” (Guru menunjuk
pada soal di papan tulis). “ Musti sing ngomong dewe-dewe ora iso” (Pasti yang bicara sendiri-sendiri tidak bisa).
(Gusti tampak bingung karena saat guru menjelaskan Gusti bicara sendiri
dengan teman dan tidak memperhatikan, maka guru meminta Gusti
mengerjakan di depan kelas)
G : “Caranya bagaimana…? Caranya…?” S : “Cara...” G : “45 : 9 berapa…? Tidak semuanya maju ya!” S : ”Pak aku njalu Pak!” ( Pak Mul aku minta soal Pak?) (Salah seorang siswa meminta soal kepada guru agar dia dapat
mengerjakan soal juga)
G : “Ayo... 45 : 9 berapa ? Gusti mau diturunin di kelas 2 atau di kelas 1 atau di TK…?”
SS : ”Di TK...” G : ”5 di kurang 9 berapa…? Bisa ga…?” (Guru dengan sabar membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal di depan kelas dengan membimbing siswa sedikit demi
sedikit dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan dengan harapan siswa
dapat menjawab soal yang diberikan dengan baik)
S : ”Bisa…” G : ”5 dikurangi 9 bisa ga…?” (Guru bertanya kembali kepada siswa agar siswa dapat mengoreksi
jawaban sebelumnya yang kurang tepat. Guru mencoba membantu siswa
dengan menuliskan soal di papan tulis)
1 45 9 - 36 G : ”4 dikurangi 1 sama dengan berapa?” S : ”3” G : ”Enam belas dikurangi 9 ” S : ”7” (Siswa lain yang tidak di tanya langsung menjawab) G : ”16 dikurangi 9 sama dengan... Kalau Gusti tidak bisa 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dikurangi 9 Pak Mul suruh tanya di kelas 1... Sudah... Gusti ga bisa…? Tanya di kelas 1! ya...? Gusti tanya “ 16 dikurangi 9 berapa Dik…?” gitu ya…? “ aku kelas III ”.
(Karena dengan soal yang mudah saja siswa nampak sangat kesulitan
dalam menjawab soal sehingga guru meminta siswa untuk bertanya kepada
anak kelas 1, tapi siswa tidak mau dan masih berusaha menjawab soal di
depan kelas)
G : ”Masa 16 dikurangi 9 tidak bisa…?”
(Siswa masih berusaha untuk mengerjakan soal di depan kelas dengan
didampingi oleh guru)
G : “Ya pinter ko Gusti!”
(Guru berusaha memberi penguatan kepada Gusti dengan mengatakan
bahwa siswa pintar agar siswa percaya diri dan dapat menjawab soal serta
tidak putus asa)
(Gusti mencoba menjawab dengan membuat garis-garis di papan tulis)
G : “3 dikurangi 1…?” S : “9” G : “Sembilan betul...?” (Guru bertanya kepada semua siswa) S S : “Salah” G : “Tanya sana di kelas II sana...! Tiga diambil satu...?” S : “Tiga diambil satu aja ga bisa” (Salah seorang siswa memberi
komentar kepada Gusti) (Suasana kelas menjadi ramai karena guru hanya membimbing siswa yang
maju di depan dan siswa yang maju di depan kelas lama dalam menjawab
soal sehingga siswa yang lain ramai sendiri)
(Akhirnya Gusti dapat menjawab soal walaupun dengan waktu yang cukup
lama dan dengan bimbingan dari guru)
G : “Gusti bisa ya?”
(Lalu guru meminta siswa lain untuk mengerjakan soal di depan kelas)
G : “Yo Roki...! Roki...! Ya Roki 54 : 9”
(Roki segera maju ke depan kelas dan berusaha mengerjakan soal , Roki
menggunakan jari tangan untuk menghitung)
54 9 - 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan temannya yang
mengerjakan soal agar mereka juga mengerti)
G :”Yang lain memperhatikan lho...! Nandes nanti perhatikan lho! Hana…! Ega perhatikan yuk...!”
G : ”Hari ini di tanggung sendiri-sendiri ya!”
(Maksud guru adalah konsekuensi hari ini di tanggung oleh masing-masing
siswa, jadi jika ada siswa yang ramai terus dan pekerjaannya tidak selesai
maka akan pulang terlambat)
(Guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru)
(Karena kelas menjadi ramai dan perhatian siswa tidak pada pelajaran
maka guru meminta siswa untuk bernyanyi dahulu agar siswa senang dan
perhatiannya dapat kembali pada pelajaran)
G : ”Yuk nyanyi dulu yuk...!”
Komentar : Pada awal pelajaran guru telah memulai dengan memberikan
PR agar siswa memiliki pengetahuan awal tentang pembagian (hal 61-62)
atau setidaknya siswa telah mempelajari sendiri tentang pembagian dengan
mengerjakan soal pembagian yang diberikan oleh guru. Pada saat memulai
materi tentang pembagian guru mengawali pelajaran dengan mengulang
materi sebelumnya yaitu tentang perkalian agar siswa dapat mengingat
kembali materi tentang perkalian (hal 63-66), karena masih berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang pembagian. Dalam hal ini
guru telah menerapkan aktive learning (belajar aktif) karena dalam belajar
aktif setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai
pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang
baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat
guna sedemikian rupa sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang
tinggi untuk belajar (Mulyasa, dalam Hartono, 2007). Namun pada saat
memberikan soal dan menjelaskan cara mencari nilai pembagian, menurut
peneliti guru masih terlalu banyak membimbing siswa dalam menemukan
jawaban dari soal yang diberikan oleh guru (hal 67-68), akan lebih baik
apabila guru hanya memberikan pertanyaan pancingan yang dapat
merangsang siswa untuk berfikir sendiri sehingga siswa dapat menemukan
jawabannya sendiri. Guru meminta siswa untuk bernyayi sebelum
mengerjakan LK agar siswa kembali ceria dan dapat fokus lagi pada
pelajaran (hal 72). Guru sering meminta siswa untuk bernyanyi jika guru
melihat siswa mulai tampak lelah atau mulai terlihat bosan sehingga tidak
fokus pada pelajaran. Setelah bernyanyi biasanya siswa menjadi
bersemangat lagi dan siap belajar lagi.
(Setelah bernyayi guru meminta siswa untuk mengerjakan LK)
G : ” LK 12... Yuk selesaikan pembagian dengan bilangan 2…!”
(Guru meminta siswa untuk mengerjakan LK)
G : “Yo dengan menggunakan caranya ya? Maksudnya tahu tidak caranya…? Yang seperti tadi !” S :” Sampai berapa Pak Mul?” S : “Langsung jawabannya Pak Mul?” G : “Langsung jawaban...? Pakai caranya!” S : “Yang diturunin ke bawah ga usah di tulis ya?” G : “Di tulis!” S : “Ga cukup ini Pak!” (Maksudnya kertasnya tidak cukup jika
semua di tulis dengan caranya) G : ”Cukup...! Nanti dicarikan kertas.” S : ”Pakai cara dong Pak?” G : ”Di tulis dikurangi-dikurangi... Latihan pengurangan…!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(Siswa mulai menulis dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di
kertas LK)
S : ”Pak ga disusun ga papa?” G : ”Disusun...! Disusun...!” (Siswa sibuk mengerjakan soal masing-masing dengan cara masing-masing,
terkadang ada siswa yang bertanya kepada siswa lain dan mereka saling
bekerjasama dalam mengerjakan soal)
S : ”Pak Mul pembagiannya boleh di sini” G : ”Boleh…” (Saat siswa mengerjakan soal dan siswa merasa tidak bisa atau merasa
kesulitan biasanya siswa maju ke depan kelas dan bertanya kepada guru)
(Setelah siswa selesai mengerjakan LK, siswa maju ke depan dan
memberikan hasil pekerjaanya kepada guru untuk dikoreksi. Jika jawaban
siswa masih kurang tepat maka guru meminta siswa untuk memperbaiki
sendiri sampai benar)
(Siswa bertanya kepada guru apakah pekerjaannya sudah betul atau belum)
S : ”Begini Pak Mul ?”
(Saat siswa mengerjakan LK guru bertindak sebagai fasilitator yang hanya
mengawasi kegiatan siswa dan membantu siswa saat siswa mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal)
(Guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan
mengerjakan soal-soal LK yang ada di papan tulis)
(Ajeng dan Hana mengerjakan soal no 1 dan no 2 dengan menggunakan
caranya)
S : ”Pak aku nomor 5 lagi ya...? Sampai nomor 5 ya?”
(Salah seorang siswa meminta kepada guru agar dia dapat mengerjakan
soal lagi)
G : ”Iya”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
(Guru meminta Jati untuk mengerjakan soal no 3 dan Jati mengerjakan soal
no 3 di papan tulis beserta caranya)
G : ”Jati no 3 ya?”
G : “Ya Joy no 4 Joy !”
(Joy maju ke depan kelas dan mengerjakan soal no 4)
G :”Oke... 8... yuk...” (Guru memotivasi siswa yang baru saja mengerjakan soal di depan kelas)
G : “Yang no 5 tadi sudah ? Sudah...?” S : “Sudah…” G : “Sudah Joy...?” S : “Belum…” G : “Sudah... Berapa kali Joy...?”
(Siswa menghitung jumlah angka 6 yang diperoleh setelah menghitung
dengan cara mengurangi)
G : “Oke Joy pinter !” G : “Iya Ajeng no 5 yuk... Ajeng apa Joy yang no 5 ?”
(Setelah siswa mengerjakan semua soal yang diberikan guru menilai hasil
pekerjaan siswa satu persatu)
Komentar : Diakhir pelajaran guru meminta siswa untuk mengerjakan LK
sebagai latihan dan sebagai indikator apakah siswa benar-benar telah
memahami tentang materi yang baru saja diberikan (hal 73). Dari hasil
latihan soal berupa LK guru dapat melihat apakah sebagian siswa telah
memahami materi atau belum. Jika sebagian besar siswa dapat menjawab
semua soal dengan baik maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa telah memahami dengan baik materi yang diberikan oleh guru, namun
jika sebagian besar siswa masih banyak yang tidak dapat mengerjakan soal
maka dapat disimpulkan bahwa siswa belum benar-benar memahami materi
yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
B.1.4 Pertemuan keempat
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Sebelum mulai pelajaran diawali dengan doa yang dipimpin oleh
salah seorang siswa. Guru juga meminta siswa untuk bernyanyi bersama-
sama terlebih dahulu sebelum mulai pelajaran agar siswa senang terlebih
dahulu.
Pada pertemuan kali ini materi yang akan diberikan oleh guru masih
tentang pembagian yaitu pembagian dengan 2.
G : “Yuk kita belajar pembagian lagi yuk!” S : ”Ye...” (Siswa bersorak-sorai) G : “Kalian tidak ada Mid ya! Kalian tidak ada Mid semester. Kita
belajar pembagian menggunakan 2 ya… Pembagian dengan 2.” (Guru menuliskan di papan tulis : “Pembagian dengan 2”) G : “Kalau kemarin kita pembagian keseluruhan, sekarang pembagian dengan 2.” G : ”Ya sekarang Pak Mul mau tanya...Roti 1 dibagi 2 orang berapa?” S 1 : “Satu” S2 : “Setengah” S3 : “Secuil” G : “Secuil... Secuilnya berapa Dan…?” (Guru bertanya pada Dani) (Lalu guru menggambarkan contoh roti di papan tulis)
G :”Ini roti 1 dibagi dengan Frans. Ini Dani” (Guru menunjuk pada gambar yang bertuliskan nama Dani). “Ini Frans” (Guru menunjuk pada gambar yang bertuliskan nama Frans). “Mau secuil…?”
S : “Mau…” G : “Ini mau? Satu-satu… Dani yang ini... Frans yang ini... Secuil lho
ini...” (Guru mencontohkan dengan cara memotong kapur yang di bawa, bahwa
secuil itu kecil sekali)
Dani
Frans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
G : ”Berapa...? Roti satu di bagi 2 berapa…?” S : ”Setengah” G : ”Ya... Tapi kita tidak akan belajar... Apa ini... Pe...” G : ”Pe... Cah...” SS : ”Pecahan” G : ”Pecahan... Kita tidak…Belum belajar pecahan... ” S : ”Pecahan itu apa to Pak Mul...?” (Salah seorang siswa yang belum mengerti pecahan bertanya pada guru) G : “Pecahan itu... Botol di pecah... Pyor... Pecahan kaca... Besok
pecahan itu di semester 2.” (Guru mempraktekkan cara melempar botol di depan kelas) G : “Sekarang kita pembagian dengan 2 dulu...” (Siswa sedikit ribut karena tiap anak bertanya pada guru dan ada yang
bicara sendiri dengan temannya)
G : “Ya... 20 dibagi 2...?” SS : “10” G : “Ya paling enak kan?” S : “Iya” G : “100 dibagi 2?” SS : “50” (Guru memberi motivasi dan penguatan kepada siswa dengan mangatakan
bahwa siswa pintar-pintar, hal ini dilakukan oleh guru agar siswa memiliki
rasa percaya diri yang tinggi dan agar siswa bersemangat dalam belajar )
G : “Pinter-pinter...“ G : “24 dibagi 2...?”
SS : “12”
G : “12... 8 di bagi 2...?”
SS :” 4”
S : “1” (Salah seorang siswa menjawab namun kurang tepat)
G : “8 dibagi 2 ko 1...?”
(Karena ada siswa yang menjawab kurang tepat maka guru bertanya lagi
agar siswa dapat mengoreksi pekerjaannya kembali dan dapat diperbaiki
sendiri oleh siswa)
SS : ”4...” G : ”6 dibagi 2...?” SS : ”3” G : ”Sekarang diam...! Sekarang Pak Mul mau tanya ke Nandes...
Nandes kan diam sudah tahu...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
(Guru meminta siswa lain untuk diam karena guru akan bertanya kepada
Nandes yang dari tadi hanya diam saja)
G : ”12 dibagi 2...?” S : ”12 dibagi 2...?” (Nandes mengulangi perkataan guru dan
berusaha menjawab soal ) S : ”Aku Pak Mul...! Aku tahu...!” (Siswa lain yang merasa tahu jawabannya tunjuk tangan ingin menjawab) S : “6 “ (Nandes menjawab) G : “6... Kata Nandes 6...” G : “Hana...18 dibagi 2...?” (Siswa berusaha menjawab dengan menghitung di buku yang dibawa,
karena siswa lama dalam menjawab soal maka guru mengalihkan
pertanyaan kepada siswa lain untuk menjawab soal)
G : “Anin... Anin saja... 18 dibagi 2...?” S : “Aku Pak…?” (Anin bertanya apakah benar dia yang di minta
untuk menjawab soal) G : “Iya…” S : (Anin masih berfikir) S : “Aku Pak! “ (Siswa yang duduk di sebelah Anin menawarkan diri untuk menjawab) G : “Ya…” (Guru mengijinkan siswa lain untuk menjawab) S : “9” G : “9... Ya... Kalau Anin 16 dibagi 2...?” (Guru memberi pertanyaan
lagi kepada Anin) S : (Anin berusaha menghitung dengan jari tangan) G : “Berapa?” S : “8” G : “8... 24 dibagi 2 Dit...?” S : “8” (Siswa lain langsung menjawab) S : “12 “ (Siswa lain langsung menjawab) S : “Berapa Pak?” (Adit bertanya soal pada guru) G : “24 dibagi 2...?” S : (Siswa berusaha menjawab soal dengan membuat garis-garis
pada buku) S : “12” (Siswa lain menjawab) G :”Duabelas... Cara yang paling mudah untuk mengatakan
pembagian dengan 2 bagaimana?” S : “Pakai biting (lidi) Pak Mul...” (Salah seorang siswa menjawab) G : “Heeh... Pakai lidi... Sekarang tugas kalian yang belum dapat... Menggunakan lidi…!” (Maksudnya adalah jika siswa masih belum bisa pembagian dengan baik
dapat menggunakan lidi untuk mencari hasil dari soal pembagian. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mengambil sapu lidi yang ada di kelas dan membagikan lidi kepada para
siswa agar dapat digunakan untuk menghitung tentang pembagian)
S : ”Pak Mul aku ga Pak Mul... Aku Pakai tangan...” (Siswa yang merasa sudah bisa dengan menggunakan tangan tidak meminta
lidi kepada guru)
G :”Iya... Sekarang yang merasa punya lidi sekarang dipotong...! Dipotong sampai 100 ya! Dijadikan 100...!”
S : ”Wa....” G : ”Dipotong jadi 100 ya...!” (Guru meminta siswa untuk memotong-motong lidi yang telah dibagikan
menjadi potongan-potongan kecil yang berjumlah 100 potong agar dapat
digunakan untuk menghitung pembagian. Guru mempraktekkan dengan
cara memotong-motong lidi dengan menggunakan tangan)
S : ”Aku ga pakai Pak...” G : ”Ya yang ga perlu... Ga perlu...” (Para siswa mulai sibuk memotong-motong lidi menjadi 100 potong)
Komentar : Di awal pelajaran sebelum memulai materi guru bertanya
tentang membagi sebuah roti menjadi 2 bagian (hal 76-77). Dari apa yang
dilakukan guru nampak bahwa guru ingin mengajak siswa agar dapat
membayangkan pembagian dengan 2 berdasarkan apa yang sering mereka
lihat yaitu roti. Namun akhirnya siswa memahaminya sebagai pecahan. Lalu
guru menjelaskan bahwa mereka belum belajar tentang pecahan tapi
pembagian dengan 2. Pada pembelajaran kali ini guru tidak membawa alat
peraga, namun guru menggunakan apa yang ada di kelas yaitu sapu (lidi)
yang dapat digunakan siswa sebagai alat bantu untuk menghitung tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
pembagian (hal 78-79). Dengan menggunakan lidi yang telah di potong-
potong diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam menghitung tentang
pembagian yang masih sederhana. Dalam hal ini guru menggunakan benda-
benda yang mudah di dapatkan dan dapat digunakan oleh siswa, guru
menerapkan prinsip pembelajaran aktif yaitu belajar dengan melakukan
sesuatu yaitu menghitung dengan menggunakan potongan-potongan lidi
yang telah mereka buat sebelumnya.
(Saat siswa sibuk memotong-motong lidi, guru menjelaskan bahwa soal
pembagiannya mulai dari 50 sampai 100)
G :”Oke... Nanti pembagiannya dari nilai terkecil di bawah 100 sampai di atas 50... Ya…?”
G :”Nah sekarang Pak Mul tanya... Siapa yang merasa sudah bisa pembagian di bawah 100? Dengan 2...?” SS :”Aku... Aku... Aku...” (Beberapa siswa tunjuk jari) G : ”Oke... Yang di bawah 100 sudah bisa...?” SS : ”Aku... Aku... Aku..”. (Beberapa siswa tunjuk jari) G : “Siapa yang di atas 100 sudah bisa ?” SS : “Aku... Aku... Aku...” (Beberapa siswa tunjuk jari) G : “Oke.. Yang diatas 100 yang merasa mampu nanti coba difikirkan ya…?” S : “Aku di bawah...” (Maksudnya adalah pembagian di bawah 100) G : “Maksudnya di atas 100 di bawah 200” S : “Pak Mul aku di bawah 100 Pak...” G : “Ya yang belum bisa berarti 100 ke bawah...” S : “Oke…” G : ”Dibagi menggunakan...?” SS : ”2” G : ”Oke.” (Guru pergi meninggalkan kelas sebentar saat siswa sibuk membuat
potongan-potongan lidi, suasana kelas menjadi ramai karena siswa saling
berbicara dan ada siswa yang bernyanyi. Tapi siswa tetap mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru dengan membuat potongan-potongan lidi
untuk menghitung tentang pembagian dengan 2)
G : ”Pak Mul punya batu... Batu berwarna...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
(Saat kembali ke dalam kelas guru membawa batu berwarna yang dapat
digunakan oleh siswa untuk menghitung, selain dengan lidi siswa juga
dapat menggunakan batu yang di bawa oleh guru. Siswa mulai mengambil
batu-batu yang di bawa oleh guru)
Komentar : Selain menggunakan lidi yang diperoleh di kelas guru
juga menggunakan batu-batuan berwarna yang telah ada sebelumnya
(dimiliki oleh sekolah), sehingga siswa dapat langsung menggunakannya
untuk menghitung. Batu-batuan yang berwarna-warni membuat siswa
tertarik untuk menggunakannya, sehingga siswa langsung berebutan
mengambil batu-batuan tersebut yang dapat digunakan sebagai alat bantu
menghitung (hal 81). Guru menggunakan berbagai macam media
pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa agar siswa dapat lebih kretif
dan dapat menggunakan apa saja yang dapat digunakan untuk menghitung.
Guru tidak menekankan siswa untuk menggunakan salah satu media saja
tapi guru memberi kebebasan kepada siswa untuk menggunakan media yang
mereka inginkan, jika siswa tidak memerlukan media karena sudah bisa
guru juga tidak memaksa siswa menggunakan media. Guru memberi
kebebasan kepada siswa untuk berkreasi tapi tujuannya adalah untuk
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(Selanjutnya guru mengadakan pertandingan menghitung pembagian
dengan 2. Guru bertanya kepada Anin dan Kinara, siapa yang terlebih
dahulu menjawab dengan benar adalah pemenangnya)
G : “Sudah... Anin sama Kinara... 36 dibagi 2... Yang lain dipikirkan ya... Ini pertandingan... 36 dibagi 2 Anin dengan Kinara ... Yang lainnya diam!” S : “26 (Anin mencoba menjawab)” G : “Salah” (Guru menyalahkan siswa jika siswa menjawab salah)
Komentar : Menurut peneliti hal ini kurang baik dilakukan karena akan
membuat siswa merasa dihukum. Guru sebaiknya menggunakan cara lain
agar siswa menyadari sendiri kesalahannya dan dapat memperbaiki
kesalahannya sendiri, misalnya dengan meminta siswa untuk meneliti
kembali jawabannya sehingga siswa dapat mengoreksi lagi jawabannya dan
dapat memperbaiki sendiri.
(Salah seorang siswa ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru) S : ”Aku Pak Mul... ” S : ”Tadi berapa Pak Mul?” (Salah seorang siswa bertanya soal lagi) (Siswa lain yang tidak ditanya mencoba mencari jawaban juga) G : ”36 dibagi 2...? Nanti caranya baru Pak Mul kasih tahu...!” G : “36 dibagi 2...? Biar Anin sama Kinara...” S : “Aku tahu Pak Mul…!” (Salah seorang siswa tunjuk jari karena merasa tahu jawabannya) G : ”Pak Mul ga tanya kamu ko... Nanti kamu ada...” S : “Enam” (Anin menjawab) G : “36 dibagi 2 ko enam...?” S : “Aku Pak...” (Salah seorang siswa tunjuk jari karena merasa tahu
jawabannya) S :“Aku tahu... Aku tahu...” (Siswa lain yang merasa tahu
jawabannya berebut ingin menjawab soal) S : “18” (Kinara menjawab) G : “18... Pipit sama Hana...” G : “26 di bagi 2...?” S : “13 “ (Pipit menjawab)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
G : “Gusti sama Bimo... Gusti sama Bimo ya...! 52 dibagi 2...?” S : “52 dibagi 2...?” G : “Iya... Yuk... Yang sudah menemukan tehniknya pasti nanti
langsung bisa... Sekarang masih nulis begini...” (Guru memberi contoh dengan membuat garis-garis) S : ”Tadi berapa Pak Mul?” (Bimo bertanya lagi pada guru) G : “52 dibagi 2... Makanya ditulis soalnya 52 : 2…!” (Bimo berusaha mencari jawabannya dengan cara membuat bulatan-
bulatan kecil sebanyak 52 lalu tiap 2 bulatan kecil diberi garis. Setelah itu
di hitung ada berapa jumlah bulatan yang terdiri dari 2 bulatan kecil tadi)
S : ”26” G : ”26... Dani langsung pakai lidi bisa...” S : ”Bisa” Komentar : Pada saat mulai masuk materi tentang pembagian guru
memulai dengan mengadakan pertandingan antara 2 siswa. Guru meminta
tiap 2 siswa untuk menjawab pertanyaan yang sama dan siswa yang dapat
menjawab terlebih dahulu adalah pemenangnya (hal 82-83). Dari
pengamatan peneliti saat siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan dari
guru, siswa lama untuk menjawab soal sehingga guru langsung mangalihkan
pertanyaan kepada siswa lain atau langsung dijawab oleh siswa lain
sehingga siswa yang akan menjawab tampak sedikit kecewa karena
sebenarnya dia dapat menjawab walaupun sedikit lambat. Penggunaan
variasi metode belajar yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk
menciptakan suasana belajar yang berbeda, penggunaan variasi metode
belajar ini dilakukan oleh guru agar siswa tidak bosan dengan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pembelajaran yang sama setiap hari, sehingga siswa tertarik dan senang
untuk belajar. Setiap hari guru berusaha untuk menggunakan metode atau
media pembelajaran yang berbeda-beda. Guru berusaha memahami kondisi
siswa, sehingga jika siswa tampak mulai bosan guru akan berusaha untuk
membuat situasi kelas menjadi menyenangkan.
(Setelah siswa diminta untuk menjawab soal-soal pembagian, guru meminta
siswa untuk duduk dan mendegarkan penjelasan dari guru)
G : ”Sekarang duduk...! Sekarang Pak Mul kasih tahu...!” G :”Perhatikan...! Sekarang kita belajar pembagian dengan...
Istilahnya apa...? Poro...?” S : “Poro...” S : “Gapit...” G : “Iya poro gapit...” S : “Angel Pak poro gapit... Angel banget...” (Sulit Pak poro gapit...
sulit sekali…) G : “Dari pada menggunakan batu, menggunakan lidi, atau
menggunakan pagar setiap kali dihitung, setiap mau dikasih soal ngitung ga ? 1,2,3,4... Muter sampai 60... Nanti dibagi 2... Muter balik... Nanti dikasih soal lagi 36 dibagi 2... Ngitung lagi muter... Iya ga? Nah sekarang diperhatikan!”
G : ”Kalian minta berapa dibagi 2?” S : ”Angel Pak poro gapit ki Pak!” (Sulit Pak poro gapit itu) G : ”Angel Pak!” (Sulit Pak) S : “35” G : “35... Jangan yang ganjil dulu... Nanti temannya kasihan... 34... diharapkan Pak Mul paling tidak 20, pembagian 20 sudah bisa ya? 20 dibagi 2 berapa?” S : “10... 10 Pak Mul…” G : “Nah sekarang kita lihat 34 dibagi 2... Sekarang di tutup dulu empatnya...!” (Guru menuliskan cara mencari 34 : 2 dengan menggunakan “poro gapit”, langkah pertama adalah dengan menutup angka 4 terlebih dahulu)
2 34
G : “Berapa... Ini angka berapa?” S : “Tiga” G : “3 dibagi 2 berapa?” S : “Satu” S : “Setengah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
G : ”Satu... Yang mendekati...” G :”Sekarang lihat...! Ini 3 dibagi 2 Robi sama Roki... Yang
mendekati berapa?” S : ”Satu” G : ”Satu... Tulis satu di sini!” (Guru mencontohkan caranya di
depan kelas)
21
34
G : ”1 di kali 2 berapa?” S : ”2” G :”2... Ditulis di sini! Dikurangi..! Dikurangi..! 3 dikurangi 2
berapa..?”
21
34
2 - S : ”Satu” G : ”Satu... Empatnya di turunkan!”
21
34
2 - 14 S : ”14” G :”14 dibagi 2..?Hayo..Syaratnya sudah bisa pembagian sampai 20! 14 dibagi 2...?” S : ”Tujuh” G : ”7 kasihkan sini...! 7 x 2...?”
21734
2 - 14 14 – 0 S : “14” G : “14... Berarti hasilnya...?” S : ”17” G : ”Prinsipnya... Dengarkan...! Pembagian dengan 2 kalian harus hafal...! Misalnya 20 dibagi 2...?” (Guru menjelaskan bahwa untuk dapat membagi dengan menggunakan
“poro gapit” pada prinsipnya siswa hanya harus hafal pembagian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Jika siswa sudah hafal pembagian dengan 2 maka pembagian dengan
menggunakan “poro gapit” akan mudah bagi siswa)
S : “10” G : “18 dibagi 2...?” S : “6” G :”Apa?” (Guru mengulangi pertanyaan agar siswa dapat
mengoreksi lagi jawaban sebelumnya yang kurang tepat dan dapat memperbaikinya sendiri)
S : “9” G : “16 dibagi 2…?” S : “8” G : “14 dibagi 2...?” S : “7” G : “12 dibagi 2...?” S : “6” G : “10 dibagi 2...?” S : “5” G : “8 dibagi 2…?” S : “4” G : “6 dibagi 2...?” S : “3” G : “4 dibagi 2...?” S : “2” G : “2 dibagi 2...?” S : “1” (Guru menuliskan pembagian dengan 2 di papan tulis) G : “Yang penting kalian sudah bisa pembagian sampai 20... Enak to? Kelas III ko baru bisa pembagian sampai dengan 20...?” S S : “Oo...” G : “Tapi nanti dengan prinsip kalian bisa membagi 2 sampai dengan
20 kalian sudah bisa membagi sampai...” (Maksud guru adalah jika siswa sudah dapat membagi dengan 2 maka
pembagian dengan angka yang lebih besar akan lebih mudah untuk
diselesaikan. Sehingga penting bagi siswa untuk dapat membagi dengan 2
karena ini merupakan dasar dari pembagian dengan angka-angka yang
lebih besar)
S : “Diluar kepala...” G : “Heeh... Sampai berapa?” S : ”90” G : ”2000 bisa... 2000 di bagi 2...?” S : “1000 to Pak?” G : “1000”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
S : “Podo wae 100 dibagi 2...”(Sama saja dengan 100 dibagi 2) (Guru menuliskan cara membagi 2000 dibagi 2 dengan menggunakan poro
gapit di papan tulis)
G : “Tapi kalau Kinara di tanya : Kin uangmu 500 dibagi dengan Anin berapa?”
S : “Seratus” S : “Rongatus seket (Duaratus limapuluh).” G : “Uangmu 500 rupiah dibagi Anin sama Kinara ?” SS : “Duaratus limapuluh...” G : “Iya kalau duit hafal... Uangnya 1000 dibagi Anin sama Kinara jadinya berapa?” S : “Limangatus (lima ratus)” G : “Lima ratus...” Komentar : Setelah siswa diajak untuk menghitung “pembagian
dengan 2” dengan menggunakan lidi dan batu-batuan lalu guru mengajak
siswa untuk masuk pada materi berikutnya yaitu pembagian dengan “poro
gapit”. Sebelumnya guru meminta siswa untuk menyebutkan angka untuk
memberi contoh cara membagi dengan “poro gapit” kepada semua siswa
dan menjelaskan langkah demi langkah pembagian dengan “poro gapit”
(hal 84-85). Saat guru menjelaskan sambil bertanya (berinteraksi dengan
siswa) siswa tampak masih bingung dan merasa kesulitan dalam memahami
tiap langkah pembagian dengan “poro gapit”. Lalu guru memberi contoh
lain yang lebih dekat dengan dunia siswa yaitu membagi uang, saat guru
memberi contoh tentang mambagi uang siswa dengan mudah langsung bisa
menjawab pertanyaan dari guru (hal 87).
(Setelah guru menjelaskan cara membagi dengan cara “poro gapit”, guru
meminta salah seorang siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas)
G : ”Yuk sekarang poro gapit...! Hana...!”
(Guru meminta salah seorang maju ke depan kelas dan mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
poro gapit di papan tulis)
(Hana maju ke depan kelas dan mencoba mengerjakan soal 24 : 2 dengan
poro gapit)
G : “Dihitung...! Ditutup empatnya...!”
(Guru meminta siswa untuk menutup angka 4 dahulu)
(Lalu siswa menuliskan angka 1 dibagian atas)
G : ”1 dikali 2...?” S : ”2” G : ”2 tulis di sini...!” (Guru meminta siswa meletakkan angka 2 di bawah angka 4)
(Lalu siswa mengurangi 4 dengan 4 yang hasilnya nol dan menurunkan 2)
G : ”4 dibagi 2...?” S : ”2” G : ”2 ditulis disini...!” (Guru meminta siswa meletakkan angka 2 di atas) G : ”2 dikali 2…?” S : ”Kosong” G : ”2 dikali 2 ko kosong...?” S : ”4” G : ”4 tulis disini...!” (Guru meminta siswa meletakkan angka 4 di bawah angka 4)
(Siswa menuliskan angka 4 dibawah angka 4 lalu menggarisnya dan
menulis tanda kurang)
G : “4 dikurang 4...?” S : “No l” G : “Sudah... Jadi 24 dibagi 2 sama dengan...?” S : “12” (Guru meminta Jati untuk maju dan mengerjakan soal 98 : 2 di depan kelas) G : “9 dibagi 2 berapa ?” S : “7” G : “Eh... 9 dibagi 8 ko 7...?” (Guru mengambil batu-batu yang ada di meja siswa) (Lalu siswa menghitung 9 dibagi 2 dengan menggunakan batu-batu yang ada) G : “9 dibagi 2...?” S : “Empat setengah” G : “4...” (Lalu siswa menulis angka 4 di atas) G : ”4 dikali 2...?” S : ”8” G : ”Dikurangi dulu…!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
(Siswa menuliskan angka 8 di bawah angka 9, lalu membuat garis dan memberi tanda kurang) G : ”Delapannya di turunkan!” (Siswa menurunkan angka 8) G : “Delapan belas dibagi 2...?” S : “9” G : “Tulis diatas!” (Siswa menulis angka 9 di atas disamping angka 4) G : ”9 dikali 2...?” S : ”18” G : ”Ditulis di situ...!” (Guru meminta siswa menulis angka 18 di bawah angka 18 sebelumnya) G : ”18 dikurangi 18...?” S : ”Nol” G : ”Ya... Sekarang siapa yang mau tanya...?” (Guru memberi kesempatan kepada siswa yang kurang mengerti untuk bertanya kepada guru) S : ”Aku...” (Jati maju ke depan dan menulis soal di papan tulis) G : ”Siapa yang mau maju...?” (Guru menawarkan jika ada siswa yang mau maju ke depan kelas untuk
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru)
(Setelah guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan
mengerjakan soal, lalu guru meminta siswa untuk mengerjakan LK yang
berupa soal-soal latihan untuk dikerjakan di selembar kertas bekas, lalu
dikoreksi dan dikumpulkan kepada guru)
Komentar : Setelah siswa diberi penjelasan tentang cara dan langkah-
langkah membagi dengan “poro gapit”, guru meminta tiap siswa untuk maju
ke depan kelas dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di papan
tulis (hal 87-89). Hal ini dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana
siswa memahami materi yang diberikan oleh guru. Saat siswa mengerjakan
soal di papan tulis, guru berada di samping siswa untuk melihat pekerjaan
siswa dan membantu siswa jika siswa mengalami kesulitan atau salah dalam
menyelesaikan soal. Tiap siswa bergiliran maju ke depan kelas untuk
menjawab soal yang diberikan oleh guru (hal 89). Hal ini sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
aliran psikologi kognitif yang memandang bahwa belajar adalah
mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh
informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan
guru bukan mengontrol stimulus, tapi menjadi patner siswa dalam proses
penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang
diperolehnya dalam pelajaran yang mereka bahas dan kaji bersama.
(Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal LK (Lembar Kerja)) S : ”Pak Mul boleh kerjasama Pak?” G : ”Boleh” S : ”Asik...” (Siswa mulai sibuk menulis soal dan mengerjakan soal yang doberikan oleh
guru)
(Saat siswa mengerjakan soal guru berkeliling melihat pekerjaan siswa dan
membantu siswa jika ada siswa yang merasa kesulitan dalam menjawab
soal)
S : ”Pak Mul bingung Pak...” G : ”Sekarang semuanya duduk...! Dilihat semuanya dilihat...!” (Guru maju ke depan kelas dan meminta siswa untuk memperhatikan
kembali, karena ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti cara
membagi dengan “poro gapit”. Akhirnya guru menjelaskan kembali cara
menyelesaikan soal pembagian dengan “poro gapit”)
G : ”No 1... 54 : 2... Diperhatikan..!” G : ”Caranya kalian bawa…” (Saat guru belum selesai bicara ada
salah seorang siswa yang berbicara menyela pembicaraan guru) S : “Empat kali...” G : “Jangan bicara dulu Arya... Kalau di jelaskan itu…!” (Guru meminta siswa agar tidak bicara saat guru menjelaskan agar siswa
dapat mengerti bagaimana cara membagi dengan “poro gapit”)
G :”Caranya kalau kalian bawa bukunya kecil... Bawa setip, penghapus atau yang kiranya bisa untuk menutupi angka... Angkanya itu ditutup supaya ga lihat kalau disini ini ada angka... Ini yang ditutup angka 4.”
(Guru memberitahu bahwa agar lebih mudah dalam membagi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
“poro gapit” sebelumnya siswa menyiapkan alat atau kertas yang dapat
digunakan untuk menutup angka, misalnya penghapus atau kertas)
S : “Angkanya ga dilihat…” G : “Ya ngomong lagi... Hop... Ditutup...!” (Guru mempraktekkan dengan cara menutup angka 4 pada soal dengan
menggunakan kertas)
G : “5 dibagi 4... Sediakan lidi...! Makanya ini tadi dibagi itu supaya bukan untuk mainan!”
(Maksud guru adalah lidi yang tadi dibagikan dan di potong-potong bukan
untuk mainan tetapi digunakan untuk menghitung)
(Guru menutup angka 4 pada soal dengan menggunakan kertas)
G : “5 dibagi 2... Ya... Ambil batu 5...! 1,2,3,4,5... Ambil batu 5...! Ini tadi ditutup...! Iya nda…?”
(Guru menggunakan batu-batu berwarna untuk menghitung) G : ”Pak Mul nutupnya pakai lem... Kalau dijelaskan ngomong terus... Hasilnya ya ngomong...” (Guru menutup angka 5 pada soal dengan kertas yang diberi lem agar tidak lepas) G : “Nah... Empatnya di tutup... Terus ambil batu 5... Ini 5 batunya..” (Guru mengambil 5 buah batu dan diletakkan di atas bangku agar semua siswa dapat melihat) G : ”Batu 5 ini di bagi 2... Dibagi teman kamu... Ibaratnya kamu
dengan teman kamu Adit... Frans satu Adit satu... Frans satu Adit satu... Sisa berapa...?”
SS : “Satu.” G : “Yang satu tidak usah di tulis...! Taruh sini!” (Guru meletakkan
satu batu yang tersisa di atas bangku) G : “Masih berapa?” S : “Dua.” G : “Dua-dua... Tulis duanya di atas sini...!” (Guru menuliskan angka 2 di atas soal) G : “Kalau sudah… 2 dikalikan 2...?” S : ”4” G : ”4... Dikurangkan... 5 dikurangi 4...?” S : ”Satu” G : ”Nandes ra nggatekke” (Nandes tidak memperhatikan) G : “Satu... Sudah... Kalau sudah ditutup angkanya 5... Angka berapa
yang kelihatan...?” S : ”4” G :”Ambil batu 4 dibagi anak 2... Anin-Kinara... Anin-Kinara...
Berapa…?” SS : “Dua” G : “Dapat 2... Anin 2... Kinara dapat...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
SS : “2” G : “Tulis dimana?” S : ”Diatas” G : ”Nah...2 dikali 2...Sori-sori... Ini 4 diturunkan...Empatnya
belum...14 iya kan…?” S : ”Iya.” G :”14 dibagi 2...Siapa yang belum bisa?14 diambil!Ambil batu
14..!Dibagikan ke Robi-Roki..Robi-Roki..Robi-Roki..Robi-Roki...” G : “Kebagian berapa Ki…?” S : “7” G : ”Kebagian 7... Ditulis di atasnya sini 7...!” S : ”27” G : ”7 dikali 2...?” S : “14” G : “14 dikurangi...?” S : “Nol” G : “Nol... Dibuka...Ooo...54 dibagi 2 itu 27 tanpa si...?” S :” Sa” G : ”Tanpa sisa…” S : “Ooo... Begitu to...?” G : “Ooo... Begitu to...? Tadi itu aku kan ngomong terus... Ditutup
pakai tangan! Di tutup lalu tulis...!” S : “Tutup tulis... Tutup tulis...” G : ”Kelas satu saja kemarin seperti ini to? Soalnya diatas seratus saja
2 menit lho satu soal.” S : ”Ga mungkin…” S : ”Kelas 1 diajari... Lha kelas III ngajarinnya baru sekarang ko!” (Siswa mulai mengerjakan soal LK lagi dengan menggunakan batu-batuan
dan lidi yang telah di potong-potong, setelah siswa selesai mengerjakan
soal siswa membawa jawabannya kepada guru untuk dikoreksi. Setelah
semua jawaban siswa benar siswa dapat menggambari dan mewarnai LK)
Komentar : Sebelum pelajaran selesai guru memberikan LK agar
dikerjakan oleh siswa sebagai latihan tentang materi yang baru saja
diberikan (hal 90) . Hal ini dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh
mana siswa memahami materi yang diberikan. Jika sebagian besar siswa
dapat menjawab soal dengan baik maka dapat disimpulkan bahwa siswa
tetah memahami dengan baik, namun jika sebagian besar siswa tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
menjawab soal dengan baik berarti siswa belum memahami. Saat guru
berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa tampak bahwa siswa belum
memahami materi yang diberikan, karena masih banyak siswa yang
bertanya kepada guru dan masih bingung bagaimana menjawabnya, hal ini
dikarenakan pada saat guru menjelaskan siswa ribut sendiri-sendiri dan
tidak memperhatikan. Akhirnya guru memberi contoh lagi kepada siswa
dengan syarat siswa diam dan memperhatikan, siswapun menurut pada
perkataan guru agar mereka dapat menjawab soal yang diberikan (hal 90-
92). Setelah guru menjelaskan lagi dengan perhatian siswa tertuju pada guru
siswa baru memahami dan siap untuk mengerjakan LK (hal 92). Dalam hal
ini guru sangat sabar dalam menghadapi siswa. Guru sangat memahami
karakter siswa dan tahu apa yang harus dilakukan untuk mengelola kelas
dan membuat anak tetap fokus pada pelajaran, serta menyadarkan siswa
pentingnya memperhatikan.
B.1.5 Pertemuan kelima
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Suasana kelas ramai karena guru datang sedikit terlambat, namun
sebelum pelajaran dimulai kegiatan diawali dengan berdoa yang dipimpin
oleh salah seorang siswa dengan menyanyikan lagu bersyukur kepada
Tuhan.
SS : ”Pak Mul terlambat...”
G : ”Pak Mul itu motornya bocor... Jadinya Pak Mul naik sepeda.”
Saat masuk ke dalam kelas guru membawa boneka ulat-ulatan kecil, boneka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
itu akan digunakan oleh guru untuk mendongeng. Pada pertemuan kali ini
materi yang akan diajarkan oleh guru masih tentang pembagian, namun
tentang soal cerita.
(Salah seorang siswa bertanya pada guru)
S : ”Apa bedanya ular dengan ulat? ”
G : ”Apa bedanya ulat dengan ular?” (Guru mengulangi pertanyaan siswa)
S : ”Kalau ular panjang kalau ulet pendek...” (Salah seorang siswa menjawab pertanyaan dari guru)
G : ”Oo... Kalau ular panjang kalau ulat pendek…”
S : ”Pak Mul kalau ular jalannya cepat kalau ulat jalannya lambat.”
(Salah seorang siswa menjawab dengan jawaban yang berbeda)
G : ”Oia... Hai ulat… Mengapa kamu jalannya lambat…?”
G2 : ”Karena aku itu harus pergi naik sepeda…”
G : ”Sepeda apa…?”
S : ”Ontel ” (Salah seorang siswa menjawab pertanyaan guru)
G2 : ”Sepeda mini”
G : ”Yang seperti tempatnya Pak Mul…?”
G2 : ”Iya”
G : ”Berapa kali kamu genjot…?”
S : ”100 kali” (Salah seorang siswa menjawab pertanyaan guru)
G2 : ”Aku tadi harus jalan, terus naik sepeda 50 meter”
G : ”Panjang sekali 50 meter?”
G2 : ”Bagaimana aku harus berjalan supaya aku tidak capek lagi?”
G : “Ya harus dibantu.”
G2 : “Maksudnya…? Aku jalan 50 meter terus dikasih 2 berapa?”
(Maksudnya : guru harus menempuh perjalanan sepanjang 50 meter, jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
ditempuh oleh 2 orang secara bergantian maka masing-masing orang
harus berjalan berapa meter agar?)
G : ”Berapa ya?”
S : ”25 meter ” (Salah seorang siswa langsung menjawab pertanyaan dari guru)
G : “Dibantu yuk...! Dibantu yuk...!”
(Guru meminta siswa untuk membantu menjawab pertanyaan)
S : ”25 meter” (Salah seorang siswa menjawab)
G2 : ”Katanya Dani 25 meter…”
G : ”Betul Dani... Dani pinter...”
SS : ”Ye....” (Semua siswa bersorak gembira)
G : ”Berarti 50 dibagi 2 jadinya 25…”
G : ”Sekarang ulatnya mau tanya lagi... Ya... Joy...! Joy...! Ulatnya mau tanya lagi...” (Guru memanggil siswa yang kurang memperhatikan)
G2 : ”Ular-ular aku mau tanya tadi aku ketemu si kelinci tapi waktu aku mau makan ternyata kelincinya banyak sekali…”
G : ”Banyak itu berapa…?”
S : ”Seratus” (Salah seorang siswa menjawab)
G2 : ”Kalau aku makan semua pasti perutku gendut, nanti aku ga jadi ulat lagi, nanti aku jadi ular…”
S : ”Nanti perutnya njebluk Pak” (Maksudnya: nanti perutnya pecah)
G2 : ”Kata robi… Rok-rokan nanti perutku njebluk…” (njebluk = pecah)
SS : “Haa…” (Siswa tertawa karena merasa lucu dengan cerita guru)
G : “Lha kelincinya berapa…?”
G2 : “Kelincinya itu 60... Bagaimana kalau kita makan berdua yuk...! “
G : “Oke…”
G2 : “Tapi kita berapa-berapa ya…?”
S : “30” (Salah seorang siswa langsung menjawab)
SS : “Tiga puluh-tiga puluh…”
G : “Tiga puluh-tiga puluh... Iya Joy?” (Guru bertanya pada Joy)
G : “Joy kelinci 60 kalau dibagi 2 jadi berapa…?”
S : (Joy menjawab)” 30.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
G : “30... Sini Joy...! Sini Joy sayang! “
(Guru mengajak siswa yang dari tadi sendirian untuk mendekat dan
bergabung bersama teman-teman yang lain untuk mendengarkan cerita dari
guru)
SS : “Yee...”
G2 : “Itu di kaosnya Joy ko ada gambar nenek sihir sama apa itu...? Pokemon...? Pokemonnya mau menangkap burung...”
S : “Menangkap ikan…”
G2 : “Itu mau menangkap ikan... Kamu mau ikan ga…?”
S : ”Mau”
G2 : ”Aku mau... Kalau ga mau ya udah nanti aku kasih kelinci…”
G : ”Kelinci ga makan ikan... Yang makan ikan itu adalah...”
S : “Bangau...” (Salah seorang siswa menjawab)
G2 : ”Kamu baik hati sekali si kelinci kalau makan ikan ga mau, kalau ikannya di sayur kelinci mau…”
G : ”Boleh nanti kita bagi 5 saja ya dengan anak-anakku karena anak-anakku juga lapar...”
S : ”Alhamdulilah…”
G2 : ”Alhamdulilah... Kalau ikannya 100 dibagi 5 berapa ya Joy?”
S : “50” (Salah seorang siswa menjawab namun kurang tepat)
S : “20” (Siswa lain menjawab juga)
G2 : “Joy tolong bantu menghitung Joy... 100 dibagi 5...”
S : ”Aku tahu Pak Mul... 20...”
G2 : ”20 kata si Dani… Betul tidak ular…?”
G : ”Betul... 100 dibagi 5 sama dengan 20...”
G : ”20 atau 25…?”
SS : ”20”
G : ”Gempa di Mangunan terjadi 75 kali... Bangku yang di goyang- goyang Roki sampai terbirit-birit larinya... Kalau anak yang ada di dalam kelas ada 5 anak, berarti setiap anak berapa goyangan…?”
S : “5 kali”
S : “15”
G : “Ayo berapa…? 75 dibagi 5…?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
S : “15”
G2 : “15… Iya... Arya betul.”
S : ”Ye aku betul... Pinter aku...”
G : “Pinter ya... Bisa cerita kalian...?”
S : “Bisa... Bisa..”
G2 : “Aku bisa... Aku pasti bisa... Bila ku gagal itu tak mengapa... Aku bisa aku pasti bisa... Ku tak mau berputus asa... Aku… Bi... Sa... Aku pasti…Bi... Sa...” (Guru bernyanyi untuk memotivasi siswa dan memberi penguatan kepada siswa)
G2 : “Si Rizki nabung 1000 kalau untuk jajan 10 anak satu anak dapat berapa…?”
SS :”100”
G2 : ”100... Kamu ko cepet kalau di suruh menghitung uang…?”
S : “Aku mataku duiten... Hehe…”
G : “Sudah... Itu kalimat bercerita... Soal bercerita... Kalian kalau menghadapi masalah di sekolahan tidak akan semuanya langsung... Ya... Untuk pembagian…”
Komentar : Pada pertemuan kali ini guru mengunakan cara mendongeng
untuk mengajarkan materi pembagian tentang soal cerita. Guru bercerita
tentang soal-soal yang berkaitan dengan pembagian dan meminta siswa
untuk menjawab pertanyaan (hal 94-97). Jadi terjadi interaksi multi arah
antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain, karena tiap
siswa dapat saling membantu untuk menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
tampak senang dan antusias dalam mendengarkan dongeng dari guru dan
siswa sangat aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Guru selalu menggunakan metode belajar yang berbeda-beda tiap
pertemuan walaupum materinya masih sama yaitu tentang pembagian. Hal
ini dilakukan oleh guru agar siswa tidak merasa bosan dan senang untuk
belajar. Sehingga dengan sendirinya siswa dapat belajar tanpa harus dipaksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
oleh guru. Jadi keinginan belajar itu berasal dari dalam diri siswa sendiri,
bukan karena paksaan dari guru.
Pada pembelajaran tentang soal cerita denagn berdongeng, ditinjau
dari segi penggunaan variasi, dalam hal ini guru menggunakan variasi yaitu:
(1) Penggunaan variasi suara. Dalam hal ini termasuk pengubahan nada
suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat
berubah menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau pada
saat membarikan tekanan pada kata-kata tertentu. (Hasibuan, dkk. 1988
: 73). Saat bercerita guru selalu menggunkanan variasi suara. Agar
lebih menarik dan siswa dapat mengerti apa yang dimaksud oleh guru.
(2) Kesenyapan. Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan
“waktu tunggu” atau kesenyapan. Hal ini dilakukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa untuk berfikir, terutama untuk menjawab
pertanyaan yang memerlukan pemikiran yang mendalam. (Hasibuan
dkk, 1988 : 73). Hal ini sering dilakukan oleh guru pada saat pelajaran.
(3) Gerakan badan dan mimik. Ekspresi dalam ekspresi wajah guru,
gerakan kepala, gerakan badan, adalah aspek yang sangat penting
dalam berkomunikasi. Hal ini tidak saja sekedar menarik perhatian
tetapi selain itu dapat pula menyampaikan arti dari pesan lisan yang
dimaksudkan. (Hasibuan dkk, 1988:74). Dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan soal cerita guru banyak manggunakan variasi
gerakan badan dan mimik. Hal ini dilakukan oleh guru agar siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengerti apa yang dimaksud oleh guru dan mempertegas suatu maksud
yang ingin disampaikan oleh guru
(Setelah selesai berdongeng, guru meminta siswa untuk mengerjakan LK)
G : ”Yuk sekarang kita mengerjakan LK yuk...!”
S : “Pak aku mau cerita Pak... Aku sama Kinara pengen cerita...”
G : “Boleh cerita... Tapi cerita tentang pembagian ya…!”
S : “Terserah Pak Mul...?”
G : “Iya yuk...! Joy sama Gusti yuk...!”
S : “Pak Mul aku duluan...!”
G : “Oia Ajeng sama Kinara yuk...! Di depan...!”
(Ajeng dan Kinara maju ke depan dengan membawa boneka untuk bercerita tentang pembagian di depan kelas)
G : “Ayo pembagian...! Pembagian...!”
S1 : “Halo...?”
S2 : “Halo...”
S1 : “Kamu mau kemana?”
S2 : “Aku mau naik kereta”
S1 : “Mau kemana?”
S2 : “Ke stasiun”
S1 : “Stasiun mana?”
S2 : “Stasiun Tugu”
S1 : “Mau pergi kemana kamu?”
S2 : “Mau ke Jakarta karena di Jakarta ada yang jual mangga yang sangat enak…”
S1 : “Aku minta…!”
S2 : “Kalau mau makan saja…!”
S1 : “Mangganya jumlahnya berapa…?”
S2 : “50”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
S1 : “50 dibagi 2 berapa ya…?”
G : “50 dibagi 2…?”
S2 : “25”
S1 : “Ayo kita pergi sekarang!”
S2 : “Ayo!”
G : ”Oke sudah...! Sekarang Joy sama siapa tadi...?”
S : “Aku sama Adit…”
G : “Oke... Frans sama Adit…”
G :” Ayo dengarkan pembagian...! Rizki... Joy...!”
S1 : “Adit kamu bawa apa itu?”
S2 : “Ayam”
S1 : “Ayamnya berapa?”
S2 : “100”
S1 : “Kalau dibagi 20 orang jadi berapa satu orang?”
S : “Pak 100 dibagi 20…?”
G : “100 dibagi 20 berapa?”
S : “5”
G : “5”
(Siswa secara bergantian bercerita di depan kelas tentang pembagian
dengan pasangannya masing-masing. Siswa tampak senang dan dapat
menjawab soal yang dibuat sendiri)
Komentar : Setelah guru mendongeng (bercerita), siswa meminta
kepada guru untuk dapat bercerita juga dan guru mengijinkan siswa untuk
bercerita tetapi tentang pembagian. Guru meminta siswa bercerita secara
berpasangan dan bergantian (hal 99-100). Siswa tampak senang dan
meminta sendiri untuk maju dan bercerita tanpa harus diminta oleh guru.
Guru memandu siswa dengan memfasilitasi dan mengamati kegiatan siswa.
Guru meminta siswa lain yang tidak bercerita untuk membantu menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pertanyaan agar siswa lain juga berfikir dan tidak diam saja. Sehingga
terjadi interaksi multi arah antara guru dengan siswa dan antara siswa
dengan siswa lain. Dari apa yang dilakukan oleh guru nampak bahwa guru
berusaha untuk menciptakan kerjasama dan saling membantu antar siswa.
Guru telah menerapkan active learning (belajar aktif) karena manurut
Chickering dan Glasmon (dalam Widharyanto, 2002) menjelaskan bahwa
dalam pembelajaran aktif, para siswa dalam belajar tidak hanya duduk di
kelas mendengarkan, menghafalkan tugas-tugas yang diberikan dan
menemukan jawabannya. Lebih dari itu siswa harus mendiskusikan apa
yang mereka pelajari, menulis tentangnya, menghubungkannya dengan
pengalaman yang dimiliki dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Para siswa harus membuat apa yang mereka pelajari menjadi bagian dari
diri mereka sendiri. Dalam hal ini, para siswa mendapat kesempatan untuk
mengintegrasikan informasi, konsep, atau ketrampilan baru ke dalam
struktur kognitif atau skemata yang mereka miliki melalui merumuskan,
memeriksa sendiri dan mempraktekkannya.
(Setelah beberapa siswa maju ke depan kelas untuk bercerita tentang
pembagian, guru meminta siswa untuk mengerjakan LK)
G : ”Oke yuk kita mengerjakan LK yuk...!”
(Saat guru mengajak siswa mengerjakan LK, para siswa yang semula
berada di depan kelas untuk mendengarkan cerita dari teman-temen mereka
langsung kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru membagikan
kertas kepada para siswa untuk mengerjakan LK lalu menuliskan soal di
papan tulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
S : “Pak langsung jawaban?”
G : “Eh... Ya ga no...!”
S : “Langsung jawaban aja Pak…!”
G : “Yang namanya soal cerita ko langsung jawaban!”
S : ”Pak boleh kerjasama?”
G : ”Boleh.”
(Saat guru menulis soal di papan tulis, siswa juga mulai sibuk menulis soal
pada kertas LK yang diberikan oleh guru)
Soal :
1. Siswa kelas III ada 21 anak, dibentuk tugas belajar 7 kelompok.
Berapa anak setiap kelompoknya?
2. Ulang tahun, Kinara membagikan permen 72 butir kepada 8 anak.
Berapa permen yang diterima setiap anak?
3. Joy memiliki 45 pensil, dibagikan kepada 5 anak. Berapa pensil
setiap anak memilikinya?
4. Ada 3 anak diberi roti berjumlak 15 potong. Berapa potong roti
setiap anak jika dibagi sama banyak?
5. Rian mempunyai 63 buah mangga, dibagikan kepada 9 temannya.
Berapa buah setiap anak menerimanya?
S : ”Pak Mul pakai cara Pak?”
G : “Iya... Bisa nda?”
S : “Semuanya Pak?”
G : “Iya semuanya!”
G : “Ya kamu cari... Caranya seperti kemarin!”
S : “Disusun atau…?”
G : “Disusun boleh...”
S : “Ra iso Pak Mul “ (Tidak bisa Pak Mul)
G : “Bisa... 21 dibagi 3 ko...?”
S : “Pak Mul 21 dibagi 7 piro Pak Mul?”
G : “21 dibagi 7 berapa? Masa 21 dibagi 7...2 ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
G : ”Dihitung pakai batu itu lho...! Dihitung pakai batu yang berwarna- warni itu lho Bim...!”
S : ”Aku dah bisa Pak Mul”
G : “Oke bagus!”
G : “Satuannya apa? Kalau anak ya anak... Kalau permen ya permen... Kalau roti ya roti...”
(Guru menjelaskan kepada siswa bahwa dalam menjawab soal satuannya
sesuai dengan soalnya)
(Salah seorang siswa ke depan kelas untuk mengambil batu-batuan yang
akan digunakan untuk menghitung pembagian agar lebih mudah)
G : ”Ajeng... Yang butuh saja Jeng... Kalau yang ga butuh ga usah…”
(Guru menyarankan siswa agar memberikan batu-batu kepada yang
membutuhkan saja)
S : “Siapa yang butuh? Siapa yang butuh batu?”
(Karena tidak ada yang membutuhkan batu maka Ajeng memakainya
sendiri untuk menghitung)
G : ”Ulang tahun, Kinara membagikan permen 72 Butir kepada 8 anak. Berapa permen yang diterima setiap anak?”
S : “Bisa Pak Mul…!”
G : “Bisa ya Joy ya...!” (Guru bertanya kepada Joy)
S : “Pak la gimana Pak?” (Jadi bagaimana Pak?)
(Salah seorang siswa bertanya kepada guru bagaimana cara menyelesaikan
soal karena masih belum mengerti)
G : “Apanya yang gimana?”
S : “71 dibagi 7 jadinya?”
G : “Iya…”
S : “Lho ko 72 bukan 71?”
S2 : “72” (Sambil menunjuk ke arah papan tulis)
G : “Oo... 21 dibagi 7 dulu!” (Guru memberitahu siswa yang salah menulis soal)
S : “21 dibagi 7 ?” (Siswa bicara sambil mengambil batu-batuan untuk menghitung)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
G : “Dibagi anak 7…?”
S : “Ini segini Pak?” (Siswa menunjukkan jumlah batu yang diambil)
G : ”Iya”
S : ”Gimana Pak?”
G : ”21 dibagi 7 kelompok sama dengan....?”
G : ”Eh... 63 dibagi 3... Yang kayak kemarin itu lho...! Yang pakai di tutup di buka...!”
(Guru menuliskan 63 : 3 dengan cara poro gapit agar siswa inget dengan
pelajaran kemarin)
Komentar : Sebelum pelajaran selesai guru memberikan LK agar
dikerjakan oleh siswa sebagai latihan tentang materi yang baru saja
diberikan (hal 101-104). Hal ini dilakukan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan. Jika sebagian besar
siswa dapat menjawab soal dengan baik maka dapat disimpulkan bahwa
siswa telah memahami materi dengan baik, namun jika sebagian besar siswa
tidak dapat menjawab soal dengan baik berarti siswa belum memahami
materi yang diberikan dan guru harus mengulangi materi yang diberikan
kepada siswa.
Evaluasi yang dilakukan oleh guru memiliki fungsi instruksional
yaitu berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input (masukan)
dan output (keluaran) pembelajaran disamping pembelajaran itu sendiri.
Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan
dalam proses belajar setelah mengalami proses pembelajaran (Oemar
Hamalik, 2001: 147)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
B.2. Pelaksanaan pembelajaran di SDK Kalasan
B.2.1 Pertemuan pertama
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Sebelum pelajaran di mulai, kegiatan diawali dengan berdoa yang di
pimpin oleh salah seorang siswa. Pada saat masuk kelas guru membawa
berbagai macam meteran yang akan digunakan dalam pembelajaran dan
menunjukkannya kepada para siswa.
G : “Apa ini ? Namanya apa ini ? “
(Guru bertanya di depan kelas sambil menunjukkan pita meteran yang di
bawa)
SS : “Meteran” G : “Meteran apa?" S : “Pita” (Salah seorang siswa menjawab) G : “Ini namanya pita meteran … Ini gunanya untuk ? Buat apa ?” SS : “Menjahit” G : “Ko buat menjahit ? Coba Dion mana ? Apa Dion ? Apa?” (Guru bertanya kepada salah seorang siswa yang kurang memperhatikan,
agar siswa memperhatikan penjelasan guru)
G : “Ini untuk kalau kita akan membuat baju. Ini meteran kalau kita akan membuat pakaian. Kalau ini untuk apa ? ” (Guru menjelaskan tentang kegunaan meteran yang dibawa, lalu guru
bertanya lagi kepada siswa sambil menunjukkan meteran rol kecil / meteran
kayu yang dibawa oleh guru )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
SS :”Kayu… Kayu… Meteran kayu...” (Siswa berebut menjawab pertanyaan dari guru sehingga kelas menjadi ramai)
G :”Yang boleh menjawab yang anteng (tenang/diam)! Tunjuk tangan!” (Karena siswa saling berebut ingin menjawab dan kelas menjadi ramai maka guru memperingatkan siswa agar tidak saling berebut dan tidak ramai serta tunjuk tangan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru)
S : ”Mengukur kayu” (Salah seorang siswa menjawab) G : ”Mengukur kayu. Apanya yang di ukur? Panjang atau lebarnya?” S : ”Tinggi” (Salah seorang menjawab) G : ”Apa Roland? Biasanya ini digunakan oleh siapa?”
(Karena jawaban siswa kurang tepat maka guru bertanya lagi kepada siswa) S : ”Tukang kayu” (Rolan menjawab) G : ”Selain tukang kayu ?” (Guru bertanya lagi kepada siswa lain) S : ”Tukang bangunan ” G :”Tukang bangunan. Ini namanya meteran tukang” (Guru
menunjukkan meteran rol kecil (meteran tukang) kepada para siswa agar semua siswa dapat melihat bentuknya seperti apa)).
G :”Kalau yang ini tadi namanya pita meteran” (Guru menunjukkan pita meteran kepada semua siswa)
G : ”Rere… Kalau yang ini meteran apa namanya?” (Guru bertanya kepada seorang siswa dengan membawa pita meteran) S : “Pita “ G : “Pita… Kalau ini apa Rina? Meteran apa ini? Untuk apa?” (Guru bertanya kepada salah seorang siswa dengan membawa meteran rol
kecil / meteran tukang)
S : “Tukang” G : “Sing rame. David sing rame. Ini namanya meteran apa?
Meteran? “ (Yang ramai. David yang ramai. Ini namanya meteran apa ? Meteran ?) S : “Tukang “ G :“Kalau yang ini?”(Guru membawa meteran untuk mengukur tinggi
badan yang ada di ruang UKS). “Meteran? Ini ada di? Ruang apa?”
S : “UKS” G : “Untuk mengukur ?” S : ”Tinggi badan” G : ”Tinggi badan. Ini tadi Bu Risma copot. Ini untuk mengukur
tinggi badanmu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Komentar : Pada awal pelajaran tentang pengukuran guru membawa
berbagai macam alat ukur yang akan ditunjukkan kepada siswa dan akan
digunakan dalam pembelajaran seperti pita meteran (meteran kain), meteran
rol kecil (meteran kayu), meteran untuk mengukur tinggi badan dan
timbangan untuk mengukur berat badan (hal 105-106). Saat mengenalkan
berbagai alat ukur baku, guru banyak berinteraksi dengan siswa, hal ini
nampak selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru selalu bertanya
kepada siswa baik kepada individu maupun kepada kelas (hal 105-106).
Guru juga sering menegur siswa yang ramai agar tidak mengganggu teman
yang lain dan biasanya guru meminta siswa yang ramai tersebut untuk
menjawab pertanyaan, hal itu dilakukan oleh guru agar siswa tidak ramai
lagi dan guru juga dapat mengetahui apakah siswa sudah memahami materi
yang diberikan atau belum. Sebagian besar siswa sangat aktif dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa senang jika diminta
oleh guru untuk menjawab pertanyaan. Hal ini nampak ketika guru
mengajukan pertanyaan banyak siswa langsung tunjuk jari ingin menjawab
pertanyaan tersebut, sehingga membuat suasana kelas menjadi ramai. Guru
sering berkata “sing anteng” artinya yang boleh menjawab pertanyaan dari
guru adalah siswa yang tenang / diam / tidak ramai (hal 106), hal ini
dilakukan guru agar suasana kelas tidak terlalu ramai dengan keributan
siswa yang saling rebutan ingin menjawab soal.
(Setelah guru menjelaskan tentang alat ukur yang dibawa oleh guru, lalu
guru meminta siswa untuk membuka buku paket tentang alat ukur)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
G : ”Sekarang bukunya boleh di buka halaman 116… 116…! Tentang Alat ukur.”
(Setelah siswa dikenalkan dengan alat ukur yang dibawa oleh guru, lalu
guru meminta siswa untuk membuka buku paket tentang alat ukur. Siswa
sibuk mengeluarkan buku paket dan mulai mencari halaman 116)
(Setelah semua siswa membuka buku paket halaman 116, guru membaca
buku paket dan menjelaskan gambar timbangan yang terdapat pada buku
paket, tentang kegunaan gambar neraca / timbangan yang terdapat pada
buku paket)
G :”Neraca seperti gambar A digunakan untuk menimbang berat kotor benda, seperti padi, beras, tepung dan benda-benda basah seperti minyak kelapa, gabah dan lain-lain. Alat ini mudah dibawa kemana-mana karena dapat dijinjing… Ini juga bisa untuk ? Siapa yang masih ingat waktu masih kecil di posyandu ada timbangan seperti ini juga ?” (Guru bertanya kepada siswa apakah ada yang pernah melihat neraca seperti yang ada pada gambar)
S :“Aku…Aku…” (Beberapa siswa tunjuk tangan) G :“Yang B coba di baca bersama-sama, yang ada bulatan kecil
warna hitam. Nomor 2 dari atas… Satu... Dua... Tiga...!” (Guru meminta siswa untuk membaca bersama-sama) SS :”Neraca seperti gambar B mempunyai kegunaan yang sama
dengan neraca pada gambar A. Neraca ini digunakan untuk menimbang berat benda di pasar.”
G : ”Siapa yang pernah ke penggilingan padi ?” S : ”Aku” G :”Kalau kamu mau membeli beras kalau yang ini untuk
menimbang beras.” (Maksudnya neraca yang ada pada gambar digunakan untuk menimbang beras). “Yang C. Coba yang C itu gambar timbangan untuk…?”
S S : “Bayi“ (Salah seorang siswa maju ke depan untuk memberitahu informasi yang ia miliki kepada guru) G :” Ini Bunga punya adik bayi, dia sering lihat adiknya di timbang di
timbangan seperti ini. Ada juga yang timbangan yang dua. Mirip seperti ini ya. Karena kiloannya tergantung di situ. Kalau yang B itu seperti yang sebelumnya ya !”
(Maksud guru adalah ada satu jenis timbangan lagi yang mirip dengan
timbangan yang terdapat pada gambar. Sedangkan gambar pada bagian B
kegunaannya sama seperti gambar timbangan sebelumnya)
SS : “Iya” G : “Ini untuk menimbang apa namanya ? “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
(Guru membawa timbangan untuk menimbang berat badan) S : ”Berat” G : ”Kalau yang di UKS yang satu itu juga untuk menimbang berat
badan tapi jarumnya ada di atas, jadi kita tidak perlu seperti ini” (Maksud guru adalah jika menggunakan timbangan berat badan yang ada di UKS kita tidak perlu menunduk dan melihat ke bawah untuk mengetahui berapa berat badan kita). ”Tapi kita lihat di depan kita. Bu Risma tidak bisa membawa karena berat sekali, nanti lihat sendiri di UKS. Sekarang UKS-nya di TK.”
G : ”Terus yang gambar F biasanya untuk ? Apa ? yang E…” (Siswa berebutan menjawab kegunaan dari neraca yanga da pada gambar) G :”E timbangan beras… Bawang… Tomat… Minyak… Bawang
merah… Kacang… Telo pendem… Bahasa indonesianya apa?” (Guru mengulangi jawaban-jawaban dari siswa yang berbeda-beda, agar lebih jelas) G : ”Ubi jalar. Yang F itu neraca untuk menimbang ?” S : ”Emas” (Salah seorang siswa menjawab) S : “Perhiasan” (Siswa lain menjawab) G : (Ada seorang siswa yang bertanya sesuatu kepada guru dengan
berbisik kepada guru). “Sebentar ya Bu Risma jawab. Sekarang coba di baca yang lain dulu! Bu Risma ada tamu, Bu Risma pergi sebentar.”
(Saat guru pergi suasana kelas menjadi ramai karena siswa saling
bercanda dan berbicara dengan temannya)
Komentar : Setelah siswa dikenalkan dengan berbagai macam alat ukur
yang dibawa oleh guru, agar siswa dapat mengetahui berbagai macam alat
ukur lainnya serta kegunaannya masing-masing, guru meminta siswa untuk
membuka buku paket untuk melihat dan mengetahui kegunaan dari berbagai
macam alat ukur lainnya yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
(hal 108-109). Pada saat proses pembelajaran berlangsung banyak terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, namun pembelajaran masih berpusat
kepada guru. Peranan guru masih dominan di dalam kelas, hal ini tampak
saat guru keluar sebentar siswa langsung ramai dan tidak mengerjakan apa
yang diperintahkan oleh guru, tapi mengobrol dan bermain-main dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
teman (hal 109).
(Saat kembali ke dalam kelas guru bertanya kepada siswa siapa yang
melempar-lempar sepatu saat guru pergi)
G : ”Siapa yang tadi melempar-lempar sepatu di bawa ke sini ?” S S : ”Diki…” G : ”Yang tidak bisa anteng (anteng = diam / tenang) tidak
dilanjutkan belajarnya!” (Siswa mulai tenang kembali setelah di tegur oleh guru) G : “Ada yang punya jam ? Ada yang bawa jam tangan tidak ?” S : ”Aku Bu... Aku Bu…!” (Beberapa siswa tunjuk jari) G : ”Satu… Dua…” (Guru menghitung siswa yang tunjuk jari) (Siswa yang membawa jam tangan meminjamkan jamnya kepada guru) G : ”Sudah? Di situ ada jam” (Guru menunjuk kearah jam dinding
yang ada di dinding kelas). ”Jam apa itu ?” S : “Jam dinding” G : “Angkanya dari angka berapa ?” S S : “1 sampai 12” G : ”1 sampai 12. Di sini Andre punya jam, langsung saja angkanya 9 lebih 30. Di sana 9 lebih berapa ?” (Guru memperlihatkan jam tangan Andre kepada semua siswa yang
menunjukkan jam 9.30, lalu guru meminta siswa untuk membandingkan
dengan jam yang ada di dinding kelas yang menunjukkan jam 9.35)
S : ”35” G : ”Selisihnya berapa menit ?” (Guru meminta siswa untuk menghitung selisih antara jam tangan Andre
dengan jam dinding yang ada di kelas)
S : ”5” G : ”Kalau tempatnya Andre ini namanya jam apa ?” S S : ”Digital” G : ”Kalau yang itu ?” (Guru menunjuk pada jam dinding) S S : ”Analog” G :” Ini punyanya Adi juga sama dengan tempatnya Andre jam
digital. Bu Risma tadi sudah… Ini jamnya Adi yang ini ya ? Ooo… Ini jamnya Kristo… Kristo sama jamnya Andre sama jam digital” (Maksudnya jam tangan Kristo sejenis dengan jam tangan milik Andre yaitu jam digital). ”Jamnya Adi jam analog, kenapa ? Angkanya 1 sampai 12. Kalau jamnya Bu Risma ga ada angkanya tuh. Cuma ada titik-titik. Tapi ini juga termasuk jam analog karena tidak memakai penunjuk jam. Di sini tempatnya Kristo jamnya ada titiknya juga. Jam sembilan 31 menit 56 detik. Kalau yang mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
mainan bukunya di buang saja.” (Guru menegur siswa yang main-main dengan buku). ”Ora nggatekke to?” (Tidak memperhatikan kan?). ”Rere… Ervan… Doni…!” (Guru menegur siswa yang tidak bisa diam)
G : ”Sekarang di buka halaman 118…! Yang anteng! Bu Risma mau tanya. Untuk pertanyaan nomor satu coba kelompok sing anteng ora ngadek-ngadek wae!” (Yang anteng tidak berdiri-berdiri terus).
G : ”Pertanyaan untuk nomor satu…” G :“Paman adalah seorang penjahit. Saat mengukur panjang kain
paman menggunakan alat ukur. Alat ukur yang tepat untuk digunakan paman adalah? Coba salah satu ya! alat ukur yang untuk kain yang mana? Sing anteng wae (Yang tenang/diam saja). Nanti salah satu wakil dari kelompok maju ke depan! Coba kelompoknya Dera. Alat ukur apa yang di gunakan paman?”
S S : “Meteran” G : “Meteran apa namanya ?” S S : “Meteran kain.” G :”Coba Mita pilih meteran apa yang digunakan. Tunjukkan ke
teman- temannya ! “ (Mita mengambil meteran kain dan ditunjukkan kepada teman-temannya) G : “Betul ?” (Guru bertanya kepada semua siswa) S S : “Betul “ G : “Nomor 2 kelompoknya Bimo. Sama-sama pertanyaannya
dibaca!” SS : “Ibu pergi ke pasar selama 2 jam, alat ukur untuk mengetahui
lamanya ibu di pasar adalah...?” G : “Apa? Alat ukur?” S : “Jam” G : “Yang mana jam itu?” SS : “Itu!” (Menunjuk ke arah jam dinding yang ada di kelas) G :”Coba sekarang di pilih… Yang anteng saja!” (Yang tenang/diam
saja) G : ”Kamu di sini saja tidak apa-apa!” (Guru meminta salah seorang
siswa yang sebelumnya duduk di belakang untuk duduk di bangku depan yang masih kosong agar lebih memperhatikan)
G : “Coba Diki…! Diki saja…! Diki ke depan sini ga apa-apa…! Tunjuk jam analog yang mana…?”
(Diki maju ke depan dan berusaha menjawab soal yang diberikan oleh guru) G : ”Analog… Analog itu yang ada angkanya 1 sampai…?” (Guru membimbing siswa dengan bertanya kepada siswa) S : “12” G : “Yang…?” (Guru membawa beberapa jam tangan dan meminta
Diki untuk memilih mana yang merupakan jam analog) S : “Ini !” (Siswa menunjuk jam yang ada di tengah) G :(Diki menunjuk yang tengah). “Betul…?” (Guru bertanya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
kelas sambil menunjukkan jam yang dipih oleh Diki) SS : “Betul” G : “Yang digital yang mana coba …? Coba Mita!” (Siswa menunjuk 2 buah jam dari 3 buah jam yang dibawa oleh guru) G : “Yang ini sama yang ini !” (Guru menunjukkan jam yang di pilih
oleh Mita kepada siswa yang lain agar mereka juga tahu). ”Sudah betul?”
S S : “Sudah” G : “Yang ini dengan yang ini…” (Guru menunjukkan kepada semua siswa jam yang merupakan jam digital) G : “ Nomor 3… Nomor 3…” (Siswa langsung bersikap tenang
dengan melipat tangan di atas meja agar boleh menjawab pertanyaan dari guru, dari sikap siswa tampak bahwa mayoritas siswa senang jika ditanya oleh guru dan selalu ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru)
G :“Ini namanya apa ?” (Guru menunjukkan penggaris kepada siswa) S : “Penggaris” G : “Untuk mengukur apa ?” S : “Panjang buku” (Salah seorang siswa menjawab) G : “Selain panjang buku. Kalau yang penggaris kayu yang atas itu untuk mengukur apa? “ (Guru menunjuk penggaris besar yang biasa digunakan untuk menggaris di papan tulis) S : ”Papan tulis” G : ”Digunakan di papan tulis karena lebih…?” S : “Besar” G : “Lebih panjang… Coba nomor 3… Nomor 3 kelompoknya
David. Dibaca sama-sama… Satu… Dua… Tiga…!” (Setelah siswa membaca soal guru bertanya jawabannya kepada siswa) G : “Apa ?” S : “Penggaris” G : ”Penggaris… Nomor 4… Nomor 4 kelompoknya Rere… Satu…
Dua… Tiga …!” (Setelah siswa membaca soal guru bertanya jawabannya kepada siswa) S : “Apa ? Rol kecil, yang mana Krisna ? Rol kecil… Nomor 5 kelompoknya Doni…Satu…Dua…Tiga…!” SS : “Bibi membeli 5 bungkus gula pasir, alat ukur untuk mengetahui berat gula pasir yang di beli bibi adalah ?” G :“Iya neraca apa ? Apa Cin…? Yang mana ? Gambar yang mana ?” S : “E” G : “Gambar yang E… Benar yang E ? “ S S : “Benar” G : “Kelompoknya siapa ya ? Kelompoknya Rolan nomor 6… Satu… Dua… Tiga…!” SS :” Ani membeli cincin seberat 5 gram, alat ukur yang digunakan untuk mengetahui berat cincin tersebut adalah ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
G : “Gambar yang …?” (Guru bertanya pada semua siswa) S S : “F” G : “Namanya ? Namanya emas… Untuk mengukur berat emas.
Kalau orangtuamu atau biasanya ibumu yang membeli cincin atau kalung berapa gram. Sudah… Coba lagi…!”
G :” Coba ada jam dinding. Jam dinding di tempat kita itu termasuk jam apa ?” (Guru menunjuk pada jam yang ada di dinding kelas)
S S : “Analog” G : “Kalau yang dimiliki Andre termasuk jam ?” S S : “Digital” G : “Digital…”
Komentar : Setelah siswa dikenalkan dengan alat-alat untuk mengukur
benda-benda, lalu siswa diajak untuk mengenal alat ukur waktu yaitu jam,
yang dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu jam digital dan jam analog (hal
111-113). Pada pembelajaran tentang jam guru banyak berinteraksi dan
melibatkan siswa dengan cara meminta siswa yang membawa jam tangan
untuk meminjamkan jam yang dimiliki kepada guru, jam tangan-jam tangan
itu akan digunakan oleh guru sebagai contoh (alat peraga yang konkret
(nyata)) tentang alat ukur waktu. Jam tangan tersebut juga dapat digunakan
oleh siswa untuk menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru. Guru
meminta beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru (hal 111-113) . Hal ini dilakukan oleh
guru untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah
diberikan dan melatih siswa untuk berani menjawab soal di depan kelas.
(Guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas dalam kelompok)
G : ”Sekarang Bu Risma minta tolong. Ini yang masuk 33.”
(Maksudnya jumlah anak yang hadir hari ini ada 33 siswa)
G : ”Di bagi... Nanti satu kelompok terdiri atas 3 anak, terus tugasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
di bagi! Tidak usah menunjuk temannya! Nanti nda meri” (Nanti menjadi iri)
(Siswa di bagi menjadi kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 3 siswa) G : ”Buku paket matematikanya yang ini ya !” (Guru menunjukkan buku paket yang akan di ukur oleh siswa ). G : “Coba Bu Risma mau tanya…? Yang tidur… Garis yang tidur ini panjang atau lebar ? ” (Guru bertanya sambil membawa buku paket matematika) S S : “Lebar “ G : “Kalau yang naik ini ?” S S : “Panjang “ G : “Panjang…Kalau papan tulis ini, yang lebar yang mana? Yang
tidur atau yang naik?” (Guru bertanya sambil menunjuk papan tulis)
S : ”Tidur” (Beberapa siswa menjawab) G : ”Yang lebar yang naik atau yang turun ?” (Guru bertanya lagi) S : “Naik” (Beberapa siswa menjawab) G : “Yang lebar ?” (Karena jawaban siswa berbeda-beda maka guru
mengulangi pertanyaan lagi) S : “Turun” (Beberapa siswa menjawab lagi) G :“Yang lebar itu yang tidur… Yang naik ini namanya?” (Karena jawaban siswa masih kurang tepat maka guru menjawab sendiri) S S : ”Panjang” S : ”Bu kalau carinya pakai jari kayak gitu namanya apa Bu?” G : ”Itu jengkal, itu sudah belajar di kelas 2 to ? Pakai tangan pakai hasta. Sekarang pakai alat ukur. Nanti yang kelompoknya tidak punya penggaris bisa pinjam. Nanti tapi !” (Guru membagikan kertas untuk mengerjakan soal dalam kelompok-
kelompok, saat dibagi dalam kelompok-kelompok suasana kelas menjadi
sedikit ramai karena siswa sibuk berbicara dengan temannya)
G : ”Kelompok siapa yang tidak punya penggaris ?” S S : ”Saya… Saya…” (Beberapa siswa menjawab) G : ”Kelompoknya boleh meminjam asal anteng. Sekarang pilih satu
di kelompokmu yang tulisannya bagus yang menulis.” (Siswa sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam kelompok
masing-masing, siswa mengukur panjang dan lebar buku paket yang telah
di tentukan oleh guru dengan menggunakan pengggaris)
G : ”Kalau penggaris satuannya centimeter.”
(Siswa yang ingin mengukur berat badan maju ke depan kelas, karena
timbangan yang digunakan untuk mengukur berat badan hanya ada satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
buah dan diletakkan di depan kelas. Jadi siswa harus mengantri untuk
dapat mengukur berat badan mereka. Siswa dengan tertib mengantri
menunggu giliran untuk menimbang)
G : ”Sekarang yang mau diukur tiap kelompok satu, gantian! Lainnya nanti gantian!” (Siswa antri di depan kelas untuk menimbang berat badan) S 1 : “Kowe piro ?” (Kamu berapa ?) S 2 : ”25” S 1 : ”Podo 25” (Saat siswa bekerja dalam kelompok-kelompok guru berkeliling mengamati
kegiatan siswa dan membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal)
(Guru memberi petunjuk untuk mengerjakan soal nomor 3, tentang jam)
G : “Coba… Masuknya tadi pukul berapa ?” (Guru bertanya kepada siswa tadi mulai masuk kelas pukul berapa). G : ”Pukul tujuh kurang berapa ?” S S : “15” G : “Pukul 7 kurang 15 menulisnya bagaimana ?” S S : “Pukul 06.45” G : “Pukul 06.45. Pulangnya pukul berapa ?” S S : “11.20” G : (Guru menulis di papan tulis) Masuk pukul 06.45 Pulang pukul 11.20 (Lalu siswa mulai mengerjakan soal dalam kelompok lagi) G : (Guru bertanya kepada siswa) Satu jam berapa menit ? S S : “60” (Beberapa siswa menjawab) G : “60… Caranya bagaimana ? Kalau ini jam satu itu 60 menit… 60 ditambah 20 berapa…?” S S : “80” (Beberapa siswa menjawab) G : “80… Berarti 80 dikurangi 4…” (Karena ada siswa yang menangis karena pulpennya hilang, maka guru
mengalihkan perhatian kepada siswa yang menangis)
(Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dalam
kelompok)
G :“Yang sudah dikumpulkan! Yang sudah selesai kalau masih ramai terus nanti nilai kelompoknya dikurangi ya! Yang sudah selesai kembali ke tempat duduknya masing-masing! Ibu hitung… 1… 2… 3… 4… 5…!” S :(Siswa mulai kembali ke tempat duduk masing-masing) “ Kembali
ke tempat duduk!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
G : “Rere sama Doni kalau mau mainan terus nanti biar di turunkan di kelas II…! Main terus ko sama Rere…! Adi…! (Guru menegur siswa yang ramai). Penggaris yang tadi dipinjami Bu guru dikembalikan. Kelompoknya Kevin dari kemarin ramai… Kevin sama pojokkan sini! (Guru menunjuk kearah bangku Rere). Ini Rolan sudah pindah kedepan, sana masih ramai… Rolan di sini malah dolanan karo Priska!” (Rolan di sini malah mainan sama Priska)
G :“Sudah… Setelah ini dikelompoknya. Sekarang lenggah!” (Lenggah = duduk) Duduk yang bagus…! Evan… Puput… (Guru menegur siswa yang masih ramai). Diki kalau mau tidur ke UKS ya! (Guru menegur siswa yang tidur-tiduran di meja). Dari kelompoknya Kevin… ”Hitunglah panjang buku paket matematikamu!”. Sudah... Sekarang Bu Risma pengen ada salah satu yang mengukur di depan!” (Banyak siswa yang tunjuk jari agar dapat mengerjakan soal di depan)
G :”Bu Risma ingin Endriana yang dari tadi cuma jalan-jalan saja. Mengukurnya jangan dari angka 1 tapi dari angka 0 (nol). Panjangnya yang mana ? ” (Guru bertanya pada Endriana yang akan mengukur panjang buku paket dengan menggunakan penggaris) G :”Penggarisnya dipepetin (dirapatkan)…! Dipepetin
(dirapatkan)…! Berapa ? Berapa itu ?” S : ”24 setengah.” G : ”Endri dapatnya katanya 24 setengah.” S : “24 Bu “ (Salah seorang siswa menjawab) G : ”Yang boleh maju ke depan, mengukur langsung !” S S : “Saya Bu… Saya Bu…” (Siswa berebut ingin maju) G : ”Indra…” (Guru menegur siswa yang ramai). “Nomor 1 Ardi,
panjangnya yang mana?” (Ardi mengukur panjang buku dengan penggaris)
S : “25” G : “Ardi dapatnya 25” S S : “Betul” G : “Yang hasil dari kelompok siapa yang hasilnya bukan 25 ? tidak 25? (Beberapa siswa tunjuk jari). 25 apa? 25 centi….” S S :” Meter” G : “Adi yang nomor 2…! ”Ukurlah berat badan salah satu teman di
kelompokmu!”. Beda-beda ya…Ada yang 22…Adi tadi berapa berat badannya ?”
S : “28” G :“Dion...Coba kalau timbangan ini bukan di angka nol itu
dikembalikan ke angka nol dulu, di putar! Dikembalikan ke angka nol baru digunakan…! Baru kamu injak! Tapi tidak boleh pakai sepatu! “
S : “Kenapa Bu ga boleh ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
G :” Nanti tambah berat badannya… Nanti kalau pengen mengukur tinggi badanmu boleh ke UKS, nanti ngomong sama Bu Ana “Bu Ana saya mau mengukur tinggi badan. “
G : “Yang nomor 3 “Hitunglah lama belajarmu di sekolah hari ini !” Adi…Tadi masuknya pukul 06.45. Jam 7 kurang….? Kurang berapa…?” S : ”15 menit” G : ”Pulangnya nanti jam 11 lebih 20. Caranya bagaimana untuk menghitung lama belajarnya? 11.20 dikurangi 06.45. Satu jam itu ada berapa menit Krisna? Berapa? Satu jam ada berapa menit ?” S : ”60” G : ”60 menit. Adi…Disini jam 11 lebih 20 menit. Masuknya jam
06.45 menit caranya mengurangnya bagaimana coba ?” (Siswa mengerjakan soal sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru,
setelah soal nomor 3 selesai di bahas pelajaran matematika diakhiri karena
waktu telah selesai)
Komentar : Pada saat pembelajaran bagian yang kedua, guru
membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru (hal 113-114). Pada bagian ini secara tidak
langsung guru telah menerapkan pembelajaran aktif, karena dalam
pembelajaran aktif aktivitas siswa didasarkan pada pengalaman belajar yang
diperoleh melalui berbagai bentuk keterlibatan kelas baik dalam kerja tim,
kerja kelompok kecil, kerja berpasangan maupun kerja individual. Selain itu
keterlibatan kelas juga dilakukan melalui aktivitas berbicara, menulis,
membaca, diskusi dan lain sebagainya. Dalam hal ini guru telah
menerapkannya dalam diskusi kelompok di dalam kelas (hal 114-115) .
Karena siswa diajak untuk dapat memecahkan persoalan dalam kelompok
dan saling berdiskusi untuk memperoleh jawaban yang tepat dan
menuliskannya. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas dalam kelompok,
guru meminta siswa untuk saling mengoreksi (membahas) pekerjaan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
kelompok secara bersama-sama dengan cara meminta beberapa siswa untuk
menjawab pertanyaan dan untuk mengetahui apakah jawaban dalam
kelompok sudah tepat atau belum. Jika jawaban siswa belum tepat maka
akan di bahas bersama untuk memperoleh jawaban yang tepat (hal 116-
117).
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dari awal sampai akhir
guru sering menggunakan tehnik bertanya kepada siswa, hal ini berkaitan
dengan beberapa fungsi pertanyaan dalam proses belajar mengajar
(Semiawan, 1987 : 71) adalah :
1. Memberikan dorongan dan pengarahan kepada siswa dalam berfikir
untuk memecahkan suatu masalah
2. Memberikan latihan kepada siswa untuk menggunakan informasi
dan ketrampilan memproseskan perolehan dalam menjelaskan atau
memecahkan suatu masalah
3. Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berfikir dan
memecahkan suatu masalah dengan kemampuannya sendiri
4. Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berperan serta
secara aktif dalam proses belajar mengajar
5. Memperoleh umpan balik dari siswa mengenai :
• Tingkat keberhasilan penyampaian bahan pelajaran
• Daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang telah
dibahas
• Ketepatan bahan pelajaran yang telah dipilih untuk mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
tujuan yang telah dirumuskan
• Bagian-bagian dari bahan pelajaran yang masih dirasakan
sulit atau belum dipahami
6. Merangsang rasa ingin tahu siswa
7. Merangsang penanaman nilai-nilai tertentu.
B.2.2 Pertemuan Kedua
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Sebelum pelajaran dimulai, kegiatan diawali dengan berdoa dan salam
yang dipimpin oleh salah seorang siswa. Pada saat masuk ke dalam kelas
guru membawa jam yang akan digunakan sebagai alat peraga tentang alat
ukur waktu (jam).
G : ”PR-nya nanti. Coba sekarang Ibu bawa apa ini ? ” (Guru membawa jam buatan yang jarumnya dapat di gerak-gerakkan dengan bebas)
S : “Jam” G : “Yang tidak banyak ramai. Ini jarumnya ada 2, jarum panjang dan jarum yang lebih pendek. Jarum yang panjang menunjukkan apa Kevin hendrawan ? Jarum yang lebih panjang menunjukkan ?” S : “Menit “ (Siswa menjawab) G : “Menunjukkan apa ?” (Guru mengulangi pertanyaan) S : “Menit” (Siswa menjawab) G :“Menit.Jarum yang panjang tadi menit.Jarum yang lebih pendek?” S : “Jam” (Siswa menjawab) G : “Coba lenggahe sing apik!” (Coba duduknya yang bagus!).
“Mita…! Coba kalau jarum panjang di angka 12, jarum pendeknya di angka 6. Mita! Coba Mita biar ga ngantuk! Jam berapa?” (Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
menunjukkan posisi jam 06.00 kepada semua siswa) S : “Enam” (Siswa menjawab) G : “Jam enam apa? Jam enam te…” S S : “Tepat” G : “Coba kalau seperti ini jarum panjangnya! Jarum panjangnya di angka 1 jarum pendeknya di angka 5” (Guru menunjukkan posisi jam 01.05 kepada semua siswa) (Siswa yang merasa bisa menjawab langsung tunjuk jari ingin menjawab) G : “Jam 5 lewat atau lebih….?” SS : “Lima” G : “Coba kalau seperti ini!” (Guru menunjukkan posisi jam 12.30) S : “Setengah satu” G : “Setengah satu. Sebentar… Satu putaran penuh dari angka 12…
Dari angka 12 kembali ke angka 12 ini satu pu…” S S : “Taran” Komentar : Guru langsung memberitahu kepada siswa bahwa satu putaran
itu jika jarum jam bergerak dari angka 12 sampai kembali ke angka 12 lagi.
Menurut peneliti akan lebih baik jika guru bertanya dahulu kepada siswa dan
membiarkan siswa untuk menjawab sendiri, satu putaran itu jika jarum jam
bergerak dari angka berapa sampai angka berapa, sehingga siswa dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
(Lalu guru bertanya kepada seluruh siswa) G : “Satu putaran itu ada berapa menit ?” S S : “60” G : “60 menit. Kalau tadi dari angka 12 hanya sampai di angka 6, itu berapa putaran ?” S S : “Setengah” (Beberapa siswa menjawab pertanyaan) G : “Setengah apa ?” S S : “Putaran” (Beberapa siswa menjawab pertanyaan) G : “Setengah putaran. Setengah putaran itu berapa ?” S S : “Setengah jam” (Beberapa siswa menjawab pertanyaan) G : “Setengah jam, berarti 30…?” S S : “Menit” (Lalu guru menulis catatan di papan tulis) G : “Satu jam berapa menit ?” S S : “60 menit” (Lalu guru menulis di papan tulis : 1 putaran = 1 jam = 60 menit ) G : “Kalau setengah putaran berapa jam ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
S S : “Setengah” G : ”Setengah jam.” (Guru mengulangi jawaban dari siswa) (Guru menulis di papan tulis : ½ putaran = ½ jam = 30 menit) G :“Sekarang kalau jarum panjangnya dari angka 12 kemudian
sampai di angka 3 ?” S : ”15 menit ” (Beberapa siswa menjawab pertanyaan) G : ”Tapi kalau seperti ini. Kalau jarum panjangnya di angka 9 ? ” (Guru menunjukkan posisi jarum jam pada siswa dengan jam yang di bawa) S S : ”45 menit ” G :”45 menit, tadi ini sampai di angka 3 tadi berapa?” (Guru
mengulangi pertanyaan sebelumnya) S S : “15 menit “ G : “Kalau sampai di angka 6 ?” S S : “30” G : ”30 menit. Sampai di angka 9 ?” S S : “45” G : “Kalau ½ putaran tadi ada di angka 6. Kalau angka 3 berarti
berapa putaran ?” S S : “Seperempat” G : “¼ putaran atau ¼ jam. Endri nanti buka bukunya !” (Guru menegur siswa yang dari tadi mainan dengan buku) G : “Seperempat jam itu berapa ? berapa menit ?” S S : “15” G : ”15 menit, coba di hitung ! angka 12 ke angka 1…” S S : “5” G : “5… Terus di tambah 5 berapa ?” S S : “10” G : “10… Di tambah 5” S : “15” G :”15 menit. Ya Rolan ya ! Coba sekarang Rere…! Rere tadi di
angka 3 itu berapa ? berapa putaran ? (Rere diam saja). Berapa putaran?” (Guru mengulang pertanyaan )
S : “3” G : “Ko 3 putaran ? Coba ini ya ! (Guru menjelaskan kepada siswa
dengan menggunakan jam yang di bawa oleh guru). Kalau di jarum panjang itu dari angka 12 kembali ke angka 12 itu satu putaran. Satu putaran itu satu jam. Oke ! Satu putaran itu satu jam” (Guru menunjuk tulisan yang ada di papan tulis)
G : ”Kalau dari angka 12 hanya sampai ke angka 6. Ini setengah…?” S S : “Jam” G : “Setengah jam. Iya berapa menit Rere ? Berapa ?” S : “30” G : “30 menit. Caranya bagaimana ko bisa 30 menit ? Bagaimana ?” G :”Siapa yang tahu? Coba di hitung ! “ (Beberapa siswa tunjuk jari ingin menjawab ) G : ”Ko bisa 30 menit dari angka 12 ke angka 6 ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
(Guru bertanya kepada siswa bagaimana cara siswa memperoleh jawaban) Menurut peneliti hal ini sangat baik dilakukan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana siswa memahami apa yang dilakukan dan untuk mengetahui
bagaimana cara berfikir siswa.
(Salah seorang siswa maju ke depan, cara yang dilakukan siswa dengan
menggerakkan jarum panjang tiap 5 menit)
G : “5…10…15…20…25…30...” (Guru mengulangi perkataan siswa agar siswa lain mengetahui cara siswa menjawab pertanyaan)
G : “Kalau hanya sampai di angka 3, jarum panjang dari angka 12 sampai ke angka 3 itu 5 + 5 + 5. Lima ditambah lima berapa ?”
Komentar : Guru langsung memberitahu kepada siswa cara mencari
jawaban jika jarum jam bergerak dari angka 12 sampai di angka 3, menurut
peneliti akan lebih baik jika guru meminta siswa lain untuk maju ke depan
dan meminta siswa menunjukkan bagaimana cara mencari jawabannya.
(Semua siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru) SS : “10” G : “10... 10 di tambah 5 ?“ S S : “15” G : “15 itu seperempat…?” S S : “Jam “ G : “Jam…Satu per empat jam! Kalau di angka 9 ? di angka 3 tadi 15
menit atau seperempat jam atau seperempat putaran. Di angka 6, setengah putaran atau setengah jam. Kalau di angka 9? Rere…Setengah jam di tambah seperempat siapa yang tahu? Aldo berapa ?”
S S :” 45 menit” G : “45 menit itu berapa putaran ? Berapa ? Satu kurang seperempat
atau tiga…Tiga perempat” (Lalu guru menuliskan catatan di papan tulis : ¾ putaran = ¾ jam = 45 menit)
G :”Coba lagi… Nanti dulu! Sampai di angka 3, jarum panjang sampai di angka 3 ada berapa menit ?”
SS : ”15” G : ”15 menit. Kalau sampai di angka 6 ?” S S : “30” G : “30 menit. Sampai di angka 9 jarum panjangnya ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
S S : “45” G :”45 menit. Kalau di angka 12 kembali ke angka 12 lagi 60…?” S S : “Menit” G : “Coba sekarang satu-satu. Coba Evan ! tolong di baca ! jarum
panjangnya ada diantara… Jarum panjangnya ada di angka 6. Jarum pendeknya ada diantara angka 1 dan angka 2. Jam berapa ?”
S :” Setengah 2” G : “Setengah 2, atau bisa di tulis jam? Jam 1 lebih 30 menit.” G : “Coba yang tengah-tengah…Mita…Mita coba ya Mita! Jarum panjangnya di angka 9. Jarum pendeknya ada di antara angka 1 dan angka 2. Jam berapa ?” SS : “Satu” G : “Jam satu…Jam satu kurang ? Coba di hitung lagi! Jam? Nulisnya nanti! Coba siapa yang bisa bantu Mita? (beberapa siswa tunjuk jari). Kelompoknya Bimo siapa yang bisa bantu Mita ? Katanya Bimo jam 1 kurang 15. Siapa lagi kelompoknya Bimo? Ivan…” (Siswa lain berusaha ikut menjawab) S : ”Ga kelihatan…” G : ”Berapa? Jam berapa? Coba yang jelas! “ S : ”Jam 2 kurang 15 menit” G : ”Jam 2 kurang 15 menit. Selain jam 2 kurang 15 menit dapat di baca jam berapa?” (Guru bertanya kepada siswa yang memiki jawaban yang berbeda) S : “1 lebih 45 menit” G : “Jam 1 lebih 45 menit. Kalau mendekati angka 2 itu jam 2 kurang
15 menit. Kalau mau jam satu lebih, jam 1 lebih berapa dari angka 1 ke angka 9 ? ”
S : ”45 menit” Komentar : Pada pertemuan kali ini guru masih menjelaskan tentang
alat ukur waktu yaitu jam. Guru membawa alat peraga berupa jam yang
jarum panjang dan jarum pendeknya dapat di putar-putar sesuai dengan
keinginan (hal 119). Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru tentang jam sesuai dengan letak jarum
panjang dan jarum pendek yang ditunjukkan oleh guru (119-123). Menurut
peneliti guru sering menerapkan metode bertanya karena sering terjadi
interaksi dua arah antara guru dengan siswa dan guru sering bertanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
kepada siswa yang tampak kurang memperhatikan agar perhatian siswa
tertuju pada guru dan pada pelajaran lagi. Cara yang dilakukan oleh guru
cukup efektif karena siswa yang tadinya tidak memperhatikan, saat di
panggil dan di tanya terpaksa harus memperhatikan dan akhirnya dia harus
belajar walaupun terpaksa, namun siswa berusaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru (hal 119).
(Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat rangkuman yang ada di papan tulis) G : “ Sekarang catatannya di catat dulu ! ” G :”Bagi yang sudah selesai boleh mengamati buku paket halaman
121…! Halaman 121! Sudah…? Nomor 1 diamati kelompoknya Doni satu deret. Nomor 1… No 1 diamati kelompoknya Doni! Nomor 2 diamati kelompoknya Rere ! Nomor 3 kelompoknya Bimo! Coba nomor 1, 2, 3 dulu. Mengko sing ora nggatekke ora iso jawab lho! (Nanti jika tidak memperhatikan tidak bisa manjawab). Coba nomor 1 itu bisa di baca pukul berapa? Coba dari Doni ! Doni? (Beberapa siswa tunjuk tangan ingin menjawab). Pukul berapa Doni ?”
S : “Setengah 2” G : “Katanya Doni setengah 2…” S S : “Salah” G : “Ooo… Setengah 3 (Ternyata jawaban siswa setengah 3 jadi
guru meralat jawaban sebelumnya). Puput ?” S : “Jam 2 lebih 30 menit” G : “Jam 2 lebih 30 menit, Cindi ?” S : “Jam 2 lebih 30 menit atau setengah 3” G : “Jam 2 lebih 30 menit atau setengah 3, betul ya ?” S S : “Betul “ G : “Kalau diantara jam 2 dan jam 3, jarum panjangnya. Terus jarum pendeknya. Maksudnya (Guru meralat perkataan sebelumnya)
Jarum panjangnya ada di angka 6 berarti setengah... Setengah berapa? Jarum panjang, jarum pendeknya itu yang lebih besar angkanya berarti yang 3. Setengah 3. Topinya di lepas Bimo! Nomor 2 coba kelompoknya Rere ! Kelompoknya Rere dari Indra! Indra pukul berapa?”
G : ”Setengah 9 atau jam 8 lebih 30 menit, Krisna !” S : “Jam 8 lebih 30 menit” G : “Jam 8 lebih 30 menit, Rere!” S : “Setengah 9”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
G :” Setengah 9, Coba kelompoknya Dera! Mengamati gambar 4. Kelompoknya David nomor 5! Nomor 3 kelompoknya Bimo dari Inas… Inas jam berapa Inas ?” S : “Jam setengah 10” G : “Setengah 10 “ S : “10.30” (Siswa lain menjawab dengan jawaban yang berbeda) G : “10.30 ? Coba di ulangi jam berapa?” (Guru meminta siswa untuk mengulangi jawabannya karena kurang tepat
dan guru membantu siswa untuk menyadari sendiri kesalahannya dan dapat
memperbaikinya sendiri)
S : ”10 kurang 30 menit” (Siswa meralat jawaban sebelumnya) G : ”10 kurang 30 menit. Endri jam berapa? Jam?” S : ”9 lebih 30” G : ”Jam 9 lebih 30. Coba kelompoknya Ratih mengamati gambar nomor 6! Dari Kristiawan gambar nomor 4 pukul berapa?” S : ”Setengah 7” G : ”Setengah 7” S : “6 lebih 30 atau jam setengah 7” G : “Jam 6 lebih 30 atau jam setengah 7. Kelompoknya Dera jam
berapa itu? Nomor 4 ini jam berapa?” (Guru bertanya kepada salah seorang siswa yang belum menjawab dan tampak sedikit bingung)
G :” Setengah 7. Kelompoknya David gambar nomor 5 coba di periksa ya! Rere bukunya nanti Rere! Jam berapa? Gambar nomor 5?”
S : “Setengah 1” G : “Setengah 1, Denis…!” S : “12 lebih 30 menit” G : “Jam 12 lebih 30 menit. Kelompok terakhir, kelompoknya
Ratih…Kelompoknya Ratih mulai dari Rolan. Coba nomor 6 jam berapa Rolan ?”
S : “Jam setengah 4.” G : “Jam setengah 4.” S : “3 lebih 30” G : ”3 lebih 30. Coba sekarang di lihat halaman 124 ya! ” (Guru keluar sebentar karena ada tamu) G :(Guru telah kembali ke kelas) “Sudah…! Coba dilihat halaman
124! 124 yang gambar jam! Coba nomor 1 seperti ini gambarnya!” (Guru menunjukkan gambar yang ada pada buku paket dengan menggunakan alat peraga berupa jam yang di bawa)
G : “Tolong dibaca Kevin…! Kevin…!” S : “8 lewat 15 menit” G : “8 lewat 15 menit, gambar nomor 2 Rolan! Rolan ! Jarum panjangnya ada di angka 9, jarum pendek ada diantara angka 7 dan 8, berapa? Jam berapa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
S : “8 lebih 45 menit” G : “8 lebih 45 menit. Coba siapa yang punya jawaban lain? Adi ?” S : “Jam 7 lebih 45 menit” G : “Jam 7 lebih 45 menit. Kalau mau jam 8 bagaimana? Bunga?
Bunga nomor 2!” S : “Jam 8 lebih 45 menit” G : “Jam 8 lebih 45 menit ? Lagi coba! Sing betul apa mas Adi tadi?” (Guru mengulangi jawaban siswa karena kurang tepat) S : “Jam 7 lebih 45” G : “Jam 7 lebih 45 atau jam 8 kurang 15. Nomor 3 coba… Nomor 3
sing anteng dewe” (Yang paling tenang). (Semua siswa duduk tenang dan melipat tangan di atas meja) G : ”Nomor 3 Kristiawan. Berapa Kris?” S : “Jam 11 lebih 15” G : “Jam 11 lebih 15 menit. Nomor 4 Puput!” S : “Jam 9 lebih 5 menit” G : “Jam 9 lebih 5 menit. Nomor 5 Cindi berapa?” S : “Jam 2 lebih 15 menit” G : ”Jam 2 lebih 15 menit. Nomor 6 kelompoknya Dera… Kevin… David. Coba lihat ya! Dion nomor 6!” S : “Jam 10 lebih 15 menit” G : “Jam 10 lebih 15 menit. Nomor 7 Ivan!” G : “Oke coba. Jarum panjangnya di angka 3, jarum pendeknya ada
di angka 4. Berarti jam? Jam? Jarum pendeknya itu menunjukkan jam. Berarti jam? Eh… Jarum pendeknya menunjukkan jam?”
S :”8” G : “Jam 8 lebih berapa? Kalau di angka 3 itu seperempat ,
seperempat itu berapa menit?” S S : “15” G : “15 menit. Berarti dibaca jam…?” S S : “4” G : “Jam 4 lebih ?” S S : “15” G : “Jam 4 lebih 15… Coba yang lain… Sing gojekkan berarti ora iso
(Yang bercanda berarti tidak bisa). Nomor 8 Rere… 8 Rere…” (Rere mencoba menjawab soal no 8) G : ”Jam berapa? Jam ?” S : ”Setengah 7” (Rere menjawab) G :”Katanya Rere jam setengah 7…” (Guru meminta semua siswa
mengoreksi jawaban Rere) S S : “Salah” G : “Jam berapa? Jarum panjangnya ada di angka 9 Rere. Kalau di
angka 9 itu tiga perempat putaran. Berarti 45 menit. Berapa berarti? Coba Andre tolong di bantu Rere nomor 8!”
S :” Jam 6 lebih 45 menit” G : “Iya jam 6 lebih 45 menit. Rere jam berapa? Jam berapa tadi? “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
(Suara Rere saat menjawab pertanyaan guru tidak jelas sehingga guru mengulangi pertanyaan) G : ”Jam 6 lebih 45 menit atau jam 7 kurang…?” S : ”15 menit” G : ”Jam 7 kurang 15 menit. Coba siapa yang belum jelas?” (Guru meminta siswa yang belum memahami penjelasan guru untuk tunjuk jari dan ada beberapa siswa yang tunjuk jari) G : ”Yang belum jelas Rere, Endri, Tia…” (Guru menyebut nama
siswa yang tunjuk tangan) G :”Untuk Rere… Rere… Rere ini jam berapa?” (Guru bertanya sambil menunjukkan posisi jam pada pukul 01.30) S : ”Tujuh” G : ”Ko 7 terus ? Jam berapa? Jarum pendek ini menunjukkan jam, jadi jam berapa ini? Satu… Di sini jarum panjangnya ada di angka 6 berarti setengah putaran. Setengah jam ini berapa menit?” S : ”30” G : ”30 menit. Berarti jam 1 lebih 30 menit. Diulangi jam berapa?”
Komentar : Guru langsung memberitahu siswa jawaban yang benar.
Menurut peneliti akan lebih baik jika guru meminta siswa untuk menjawab
sendiri berapa jawaban yang tepat dan jika jawaban siswa masih kurang
tepat guru dapat membimbing siswa dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk menjawab dengan benar.
Hal ini akan lebih bermakna bagi siswa dan dapat membantu siswa untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
(Lalu siswa mengulangi jawaban yang telah diberikan oleh guru) S : “Satu” G : “Jam 1 lebih…?” S : “30 menit” G : “Untuk Tia… Coba Tia!” (Guru menunjukkan posisi jam 03.05) S : “Jam 3 lebih 5 menit” G : “Jam 3 lebih 5 menit, betul ?” S : “Betul” G : “Coba ini berapa Tia?” (Guru menunjukkan posisi jam 03.30) S : “Setengah 4” G : “Setengah 4 atau jam…?” S : “3 lebih 30”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
G :“Jam 3 lebih 30. Endriana…!” (Guru menunjukkan posisi jam 09.05) S : “Jam 9 lebih 5 menit” G : “Jam 9 lebih 5 menit, terus…” (Guru menunjukkan posisi jam 09.10) S : “Jam 9 lebih 10 menit” G : “Jam 9 lebih 10 menit, terus...” Guru menunjukkan posisi jam 09.15) S : “Jam 9 lebih 15” (Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjalan latihan soal) G : “Coba di Buka halaman 122 ! Latihan 4 nomor 1 sampai 10! Jawabannya saja!” S : “Hore…” (Siswa mulai membuka buku paket dan mulai mengerjakan soal yang diberikan) G : “Nulisnya nanti dulu ya! Kalau ini jam berapa?” (Guru menunjukkan posisi jam 03.00) S : “Tiga” G : “Jam 3, kalau seperti ini jam…? 10 lebih…?” (Guru menunjukkan
posisi jam 10.05) S : “Lima” G : “Di tulis jamnya pukul 10 lebih 5 menit!” S : “Ooo…begitu…” (Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompok-kelompok ) Komentar : Setelah guru menjelaskan materi tentang alat ukur waktu (jam)
dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan guru secara
lisan, lalu Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang
terdapat pada buku paket matematika (hal 124). Hal ini dilakukan oleh guru
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi yang
diberikan dan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menerapkan
pemahaman yang telah mereka miliki dalam mengerjakan soal-soal latihan.
Evaluasi yang dilakukan oleh guru memiliki fungsi instruksional
yaitu berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input (masukan)
dan output (keluaran) pembelajaran disamping pembelajaran itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan
dalam proses belajar setelah mengalami proses pembelajaran (Hamalik,
2001: 147)
(Saat siswa mengerjakan tugas yang diberikan, guru berkeliling mangamati
kegiatan siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal)
S : ”Selesai Bu!” G : ”Yang mau di beri nilai tidak boleh ramai! Coba… Jarum panjang menunjukkan jarum…? Jarum panjang yang lebih panjang menunjukkan?” S S : ”Menit” G : ”Menit. Bukan jam! Kalau yang menunjukkan jam itu jarum yang lebih pendek! Ini jarum jam! (Sambil menunjukkan kepada siswa). Ini jarum menit!” (Sambil menunjukkan kepada siswa) G :” Yang sudah selesai anteng! Nanti bisa mendapatkan nilai.” (Guru sering menegur siswa yang ramai di kelas)
(Guru beberapa kali menjelaskan kepada Rere yang sulit memahami
materi)
G : ”Sudah…! Yang anteng! Nino… Yang belum kelompoknya Ratih siapa? Kelompoknya Ratih yang belum jadi siapa? Yang sudah ramai siapa? ” (Tidak ada siswa yang tunjuk tangan) G : ”Kelompoknya David yang belum jadi siapa?” (Tidak ada siswa yang tunjuk tangan) G : ”Kelompoknya Dera yang belum jadi? ” (Seorang siswa tunjuk tangan) G :”Kelompoknya Bimo ?” (Seorang siswa tunjuk tangan) G : ”Kelompoknya Rere ?” (Seorang siswa tunjuk tangan) G : ”Coba kelompoknya Doni… Datang ke sini satu-satu! ” (Guru meminta siswa untuk maju ke depan untuk di periksa pekerjaannya
dan di beri nilai. Siswa dengan tertib maju ke depan dan antri untuk di beri
nilai)
S : “Kowe entuk piro?” (Kamu dapat berapa?) S : ”Satus” (Seratus) S : ”Satus? Podo” (Seratus? Sama) G : ”Kelompok Bimo!” G : ”Kelompoknya Dion!” (Guru memanggil dan menilai siswa per baris, sampai semua pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
siswa mendapat nilai)
Komentar : Pada pertemuan kedua ini guru membahas materi tentang jam,
guru menggunakan alat peraga berupa jam yang jarum panjang dan
pendeknya dapat di gerak-gerakkan dengan bebas (hal 119). Hal ini
dilakukan oleh guru agar siswa lebih memahami apa yang akan diajarkan
dengan melihat dan mempraktekkannya. Sehingga siswa tidak hanya
melihat tetapi juga dapat mempraktekkannnya dengan memutar posisi jarum
panjang dan jarum pendek sesuai dengan posisi yang diinginkan. Dalam hal
ini guru telah mempraktekkan apa yang diungkapkan konfucius (dalam
Hartono, 2007):
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa
yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi sia-sia.
Selama kegiatan pembelajaran guru menggunakan keterampilan
bertanya kepada siswa, namun guru sering malakukan beberapa hal yang
seharusnya perlu dihindari dalam kebiasan-kebiasaan bertanya (Soetopo,
2005:189), yaitu : (1) Mengulangi pertanyaan sendiri. (2) Mengulangi
jawaban siswa. (3) Menjawab pertanyaan sendiri. Beberapa hal tersebut
sering dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
B.2.3 Pertemuan Ketiga
G : Guru, S : Siswa, SS : Semua Siswa
Sebelum pelajaran di mulai, kegiatan diawali dengan berdoa yang di
pimpin oleh salah seorang siswa
G : ”Sudah… Langsung… Yang duduk yang bagus! Tolong dikeluarkan PR-nya! ”
(Guru meminta semua siswa untuk mengeluarkan PR karena akan dikoreksi
bersama-sama. Salah seorang siswa tidak membawa buku PR karena lupa
membawa buku PR)
G : ”Siapa lagi yang tidak mengerjakan PR?” S : ”Bu Risma ga bawa Bu..” (Satu orang siswa lagi tidak membawa
PR) G : ”Ga membawa tapi mengerjakan tidak?” S : “Iya” G : “Sudah…Coba yang lainnya cepat, yang anteng (tenang).
Sudah…1…2…3…4…5…! “ (Guru memperingatkan siswa yang masih ramai untuk tenang). G : ”Yang mulutnya tidak bisa dikendalikan hayo…!” G : “Adi wis durung Di?” (Adi sudah belum Di?) G :”Sudah…! Tolong di tukarkan dengan teman di sebelahnya! Yang
teman sebelahnya tidak membawa pakai buku campuran dulu! Hari ini ada yang tidak mengerjakan tidak? Yang tidak membawa PR Indra sama Kevin, tidak tahu Kevin mengerjakan atau tidak. Kalau Rolan tidak mengerjakan. Buku wajibnya tidak di tulis ada PR, makanya buku wajibnya setiap hari di bawa ya! Besok kalau diulangi lagi Bu Risma ga mau!”
G : ”Nomor 1 di baca bersama-sama! 1…2…3…!” S : ”Jarum panjang menunjuk angka 9, jarum pendek menunjuk
angka 4 kurang sedikit.” G : “Tolong… Kevin sudah? Sudah Indra? Sudah baca nomor 1!
Sudah?” G : “Minta tolong… Bu Risma minta tolong jarumnya bagaimana? “ (Guru meminta siswa untuk maju dan menunjukkan jawabannya) S : “Aku tahu Bu!” (Beberapa siswa yang merasa bisa menjawab
tunjuk jari) (Seorang siswa maju untuk bertanya kepada guru apakah jawabannya benar) G : “Jawabannya belum di beri tahu ko sudah tanya. Maju sini!“ (Guru meminta salah seorang siswa untuk maju mengerjakan soal) G : “Jarum panjang menunjuk angka 9 dan jarum pendek menunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
angka 4 kurang sedikit” (Siswa berusaha meletakkan posisi jarum panjang pada jam yang di bawa oleh guru) G :”Jarum panjang dulu. Terus ! Ya ! Tolong dituliskan di depan
Indra! Nomor 1 pukul berapa? Kelompoknya Aldo... Pekerjaannya Indra sudah betul ?”
S : ”Betul” G : “Jam 3 lebih berapa?” S : “45” G : “Nomor 2 dibaca bersama-sama! 1...2...3...!” S : “Jarum panjang menunjuk angka 9 dan jarum pendek menunjuk angka 1 kurang sedikit.” G : “Bu Risma minta tolong Roland nomor 2. Pakai ini !“ (Guru meminta siswa untuk maju ke depan kelas dan menunjukkan posisi jarum jam pada jam yang di bawa oleh guru sesuai dengan soal) G : ”Satu... Bunga... Bunga di tukar sama siapa?” S : “Evan” G : “Ya sudah Evan yang mengoreksi!” G : ”Jarum panjang menunjuk angka 9 ya! Terus... Angka 1 kurang
sedikit (Maksudnya jarum pendek menunjuk angka 1 kurang sedikit). Ayo...!”
(Siswa berusaha menjawab pertanyaan dengan cara memutar jarum panjang dan jarum pendek sesuai dengan soal). G : ”Jam 1 kurang sedikit! Coba Kevin Hendrawan ke sini! Sudah
betul ini Kevin?” (Guru menunjukkan posisi jam 03.45) S : “Sudah” G : “Tolong di tulis!” (Siswa lalu menuliskan jawabannya di papan tulis, siswa menulis 01.45) G : “Pukul berapa nomor 2? Rolan jam 1 kurang 15 menit sudah
betul, tapi tulisannya?” (Siswa sudah betul waktu menjawab, namun salah menuliskannya sehingga guru bertanya lagi kepada siswa agar siswa dapat meralat jawabannya) G : ”Jam berapa? Kalau kurang 45 menit. Jam 1 kurang 15 menit
maka jam ? Coba di tulis jam 1 kurang 15 menit sama jam 1 lebih 45 menit, beda atau tidak ? Jam berapa? “
G : “Sebelum jam 1 itu jam berapa?” S : “Jam 12” G : “Berarti jam 12 lebih...?” S : “45... 45 menit.” (Lalu siswa meralat tulisannya semula dan menggantinya dengan pukul 12.45) G :”Iya... Nomor 3 Kevin hendrawan, di baca dulu Kevin! Yo di baca nomor 3!” S :”Jarum panjang menunjuk angka 3 dan jarum pendek menunjuk angka 4 kurang sedikit.” (Lalu siswa mencoba meletakkan posisi jarum panjang dan jarum pendek sesuai dengan soal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
menuliskan jawabannya di papan tulis, yaitu pukul 02.15) G :” Herin mainan apa? Adi... Herin!“ (Guru menegur siswa yang sedang mainan dan tidak memperhatikan) G : “Pekerjaan Kevin benar? “ (Guru mengecek apakah Herin dan Adi memperhatikan jawaban dari Kevin atau tidak) S : “Benar” (Siswa yang ditanya oleh guru menjawab) G : ”Nomor 4... Nomor 4 kelompok tengah. Diki coba Dik nomor 4!
Kevin lenggah” (Lenggah artinya duduk, guru meminta Kevin untuk kembali ke tempat duduknya)
G : “Yang lain ikut membaca. 1...2...3...!” S S : “Jarum panjang menunjuk angka 3 dan jarum pendek menunjuk angka 5 lebih sedikit.” G : ”Ini jam berapa Dik?” (Guru bertanya kepada Diki) S : ”5 lebih 15 menit” G : ”Di tulis di depan! Di sampingnya nomor 1 ya!” (Lalu Diki maju ke depan kelas dan menulis pukul 05.15) G :”Nomor terakhir... Nomor terakhir coba Doni! Yuk di baca
bersama-sama! Doni di depan sini! Ayo ke sini! Nanti di baca bersama-sama! Yuk di baca bersama-sama. 1...2...3...!”
S S :” Jarum panjang menunjuk angka 3 dan jarum pendek menunjuk angka 2 lebih sedikit” (Doni maju ke depan kelas) G : “Jam 2 lebih sedikit. Ini jam 2 lebih sedikit. Oke berapa? Berapa? Eh ga boleh lihat! Ga boleh lihat! Jam berapa ini?” (Siswa ingin melihat buku catatannya terlebih dahulu, namun guru melarang dan siswa kembali ke depan kelas dan mencoba menjawab soal) S : “2” G : “Jam 2 lebih berapa? Sampai angka 3 itu berapa menit?” S : “15” G : “Nah... Di tulis!” (Lalu siswa menulis di papan tulis pukul 02.15 menit dengan bimbingan dari guru) G : ”Kelompoknya Doni... Andre! Oke yang duduk di belakang
tolong memperhatikan! Duduk yang bagus! Tolong diberi salah dan betulnya di hitung! Yang sudah dikembalikan! Yang memberi salah dan betul temannya yang mengoreksi! Tidak sendiri-sendiri!”
(Lalu guru memeriksa dan menilai pekerjaan siswa dengan cara memanggil siswa per baris dan siswa mengantri untuk mendapat nilai dari guru) G : ”Kelompoknya David! Ivana mengerjakan tidak?” S : ”Tidak” G : ”Kenapa Ivana tidak mengerjakan? Apa?” (Suara siswa tidak jelas) S : ”Lupa” G : ”Lupa? Apa yang di ingat? PR-nya saja cuma 5! Kelompoknya
yang ramai tidak di...” (Guru memperingatkan jika ramai maka kelompoknya tidak di beri nilai)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
G : ”Kelompoknya Doni...Yuk Ratih...!” (Guru mengoreksi pekerjaan siswa per baris sampai semua siswa mendapat nilai) Komentar : Pada awal pelajaran kali ini guru mengawali pelajaran
dengan mengoreksi PR bersama-sama dan guru meminta beberapa siswa
untuk menjawab pertanyaan dan menuliskannya di papan tulis agar siswa
yang lain dapat melihat hasil pekerjaannya dan dapat mengoreksi apakah
jawabannya sudah benar atau belum (hal 131). Selama membahas PR guru
sering bertanya kepada siswa dan siswa tampak antusias dalam menjawab
pertanyaan dari guru hal ini nampak jika guru bertanya, banyak siswa yang
langsung mengangkat tangan dan ingin langsung menjawab pertanyaan (hal
131-133). Siswa sangat senang jika dapat menjawab dengan benar
pertanyaan dari guru. Selama membahas PR terjadi interaksi antara guru
dengan siswa (hal 131). Interaksi belajar mengajar yang terjadi antara guru
dan siswa merupakan komunikasi atau hubungan timbal balik atau
hubungan dua arah antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa
lain dalam melakukan kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 1995:61-62).
Interaksi ini dapat dilihat dalam : (1) Tanya jawab atau dialog antara guru
dengan siswa atau antara siswa dengan siswa, (2) Bantuan guru terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individual maupun
secara kelompok, (3) Guru memberi teguran kepada siswa, dan (4) Peran
guru sebagai fasilitator. Namun dalam pembelajaran yang terjadi di sini
peran guru sebagai fasilitator belum terlalu nampak karena peran guru
masih dominan dan guru masih menjadi pusat perhatian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
(Setelah guru mengoreksi pekerjaan siswa, guru melanjutkan pelajaran.
Namun sebelumnya guru meminta siswa untuk memperhatikan ke depan
kelas karena guru akan memulai materi selanjutnya)
G :”Sudah... Bagi yang sudah dinilai tolong lenggahnya (duduknya) yang bagus. Nggatekke (perhatikan) Andre! Diki! Coba kemarin dari angka 12 ke angka 6 itu berapa putaran?”
S : ”Setengah” G : ”Berapa menit?” S : ”30” G : ”Coba kalau dari angka 12 ke angka 1. Berapa menit?” S : ”5” G : ”Kalau dari angka 12 ke angka 2?” S : “10” G : “Bagaimana caranya Adi? Adi ko tidur? Dari angka 12 ke angka
1 itu berapa menit?” S : “10” G : “10, caranya! 12 ke angka 1... 5 menit... Ini berarti kamu ada cara seperti perkalian 5 x 2” G : “Coba caranya. Misalnya jarum panjangnya sampai ke angka 2. Caranya : Ini sampai ke angka mana? Di tulis! Misalnya sampai ke angka 2 (Lalu guru menuliskan angka 2). Di kali berapa?” S : ”6 Bu! ” (Salah seorang siswa menjawab) G : ”Sembilan? Ini di kali...” S : ”5” G : ”5 menit. Berapa?” (Guru bertanya berarti 2 x 5 hasilnya berapa) S : ”10” G : ”Kalau baru sampai di angka 1, Nino?” S : ”5 Bu.” G : ”Satunya di tulis ya! Satu di kali...” S : ”5” G : ”Berapa?” S : ”5” G :”5 atau 1?”(Guru bertanya lagi untuk memastikan jawaban siswa) S : “5” G : “Siapa tadi yang jawab 1 ? Evan ya?” S : “Doni” G : “Tadi Bu Risma... Sing do turu men do tangi” (Yang tidur supaya bangun) G : “Kalau sampai jam 8 Kristiawan caranya! Kristiawan caranya bagaimana?” (Kristiawan diam saja karena tidak memperhatikan) G : “Sing neng ngarep (yang di depan)! Apa Kris? Makanya jangan tiduran! Rolan coba!” G : ”Kalau jarum panjangnya sampai di angka 8, cara menghitung menitnya bagaimana? caranya seperti yang di sini!” (Guru menunjuk pada tulisan yang ada di papan tulis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
G :”Siapa yang di belakang yang tahu?Kevin? Inas? Inas tahu tidak?” S : “Tahu.” (Inas menjawab) G : “Berapa?” S : “4 x 5” G : “4 dikali 5. Kalau sampai di angka 3 berarti? Sekarang kalau
sampai di angka 3 berarti? Angkanya ini dipindahkan (Maksudnya angka yang ada pada jam di pindahkan). 3 dikali berapa menit?”
S : ”3 dikali 5 menit” G : ”3 dikali 5 menit. Berapa Kristiawan?” S : ”15” G : ”15. Bu Risma minta tolong diisikan! Yang 4 x 5 tolong Andre
sini Andre! Yang 5 x 5 Rere! Coba sekarang tidak usah di tulis! Bu Risma pingin tahu jawabannya berapa? Ini untuk menghitung menitnya dulu. Sudah sampai angka jarum panjang di angka 5. Siska sama Satya. Satya kalau jarum panjangnya ada di angka 6 cara menghitungnya berapa? 5 berapa?”
S : “30” G : “30 apa?” S S : “Menit” G : “30 menit. Sampai di angka 7 tolong dihitungkan Ivan!” S : ”35” G : ”35... Berapa kali berapa?” S : ”7 x 5” G : ”7 x 5 menit. Sampai di angka 9, Tia? Berapa menit? Pakai
perkalian! Tidak boleh ditambah-tambah. Nanti tambah-tambahannya! Sudah bisa perkalian!”
S : ” 9 x 5” G : “9 x 5 berapa? Lupa lagi.” S : “Bu aku Bu!” (Siswa yang merasa bisa menjawab tunjuk jari ingin menjawab) G : “9 x 5 coba Tia dulu!” S S : “Wuuu....” G : “Lupa lagi to? Perkalian sudah lewat dilupakan! Jam ketemu lagi lupa! “ (Guru mengingatkan siswa agar tidak mudah lupa) S : “Bu aku Bu!” (Siswa yang merasa tahu ingin menjawab) G : “Yang boleh yang anteng! Tidak usah tunjuk tangan! “ (Siswa langsung duduk dengan tenang dengan tangan dilipat di atas meja) G : “Tia belajar lagi! Berapa? Coba... Coba Endri. Berapa Ndri?
Berapa Endri? Berapa?” (Siswa yang merasa bisa menjawab kecewa karena tidak di tunjuk dan yang di tanya malah Endri) S : “Aku Bu!” (Salah seorang siswa ingin manjawab) G : ”Berapa? 64...?” (Endriana menjawab dengan suara yang kurang
jelas sehingga guru mengulangi jawaban dari siswa) G : ”34...? 64...?” (Guru mengulangi lagi jawaban siswa) G + S : ”Empat puluh lima" (Guru dan semua siswa menjawab)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
G : ”Coba lagi kalau 8. Jarum panjang ada di angka 8. Coba Kevin! Caranya! Berapa menit?” S : “8 x 5” G : “8 x 5 berapa? Yang tahu tolong...” S : “40” G : “40 apa?” S + G : “Menit” G : “David...! David...!Jarum panjangnya sampai di angka 10,
berapa?” S : “50 menit” G : “50 menit. Caranya?” S : “5 x 10” G : “10 di kali 5. (Guru meralat jawaban siswa). Sampai di angka 11 jarum panjangnya. Bu Risma minta tolong sama...? Sama Herin! Berapa menit? 11 dikali berapa?” S : ”5” G : ”11 dikali 5 menit berarti berapa?” S : ”55” G : ”55 menit. Kalau sampai di angka 12 lagi...? 12 dikali 5 berapa?” (Beberapa siswa tunjuk jari ingin menjawab) S + G : ”60 menit” G : ”Tia nggatekke! (Tia perhatikan!). Kamu belum hafal perkalian!” Komentar : Dari perkataan guru nampak bahwa siswa dituntut untuk hafal
tentang perkalian, padahal semestinya tidak hanya hafal namun memahami,
jika siswa telah memahami konsep perkalian akan lebih mudah bagi siswa
untuk menghafal dan dengan sendirinya dapat menghafal perkalian.
(lalu guru bertanya kepada David) G : ”David... Coba... Caranya mudah yang kamu hafal putaran atau
yang perkalian pakai 5?” S : ”Putaran pakai putaran” G : ”Kalau jam sudah kuat nanti tahu caranya. Kalau hafalan belum
bisa nanti di rumah belajar! Ya? Sekarang... Coba... Tolong nomor 1 halaman 126! nomor 1 halaman 126!”
S : ”Ini Bu?” G : ”Iya... Nomor 1 halaman 126...! Ini ga usah dikerjakan
seluruhnya! Yang anteng boleh menjawab. Latihan halaman 126! Bagi yang belum dapat...Coba nomor 1 sing anteng (Yang tenang/diam). Nomor 1 Ivana!”
G :”Jarum panjang yang dilihat menit, jarum pendek jam. Jam berapa? Jarum pendek itu jam! Jam 8...”
S : “65 menit”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
G : ”Ko 65 menit? Ini jam…jam... Menit. Menitnya ada di angka 1. “ G : “Eh... Tolong bantu Ivana ya?Yang lain coba yang anteng”
(anteng = tenang). S :”Bu aku Bu.” (Beberapa siswa tunjuk tangan agar boleh
menjawab) G : “Ivana jamnya seperti ini (Menunjukkan posisi jam). Ini jarum
yang pendek. Jarum yang lebih pendek ini jarum yang menunjukkan jam. Berarti jam berapa ini? Ini lho!”
S :” Aku tahu!” (Siswa yang tahu jawabannya tunjuk tangan agar boleh menjawab)
G : “Jam…?” (Guru bertanya jam berapa?) S : “8” G : “Jam 8... Jarum panjangnya ini yang menit ada di angka berapa?” S : ”1” G : ”1... Ada di angka 1 itu... 1 dikali 5 menit berapa? Ini berapa?” S : ”5” G : ”5... 5... Berarti berapa? Jam?” S : ”8” G : ”8 lebih berapa? Lebih berapa? Ini tadi kamu sudah bilang!” S : “35” G : “Ha...? 35...? Ini menitnya ada ada di angka 1... Lima...” S : “5” G : “Lagi di coba! Nomor 2... Nomor 2... Nanti yang tenang! Anteng!
(tenang). Coba Ivana tolong nomor 4. Jarum pendeknya ada di angka 1. Jam 1 lebih...?”
S : ”10” G : ”Ha...? Sebentar yang lain ya? Jarum jam yang lebih panjang ada
di angka…? ” S : ”2” G : ”Angka 2... 2 dikali 5 berapa Ivana?” S : “10" G : “10... Berarti jam 1 lebih...? Jam 1 lebih...?” S : “10” G : “Belajar lagi ya! Ivana belajar lagi ya! Kemarin sudah janji ya?
Ita sudah belajar. Ivana harus belajar ya! Nomor 2... Nomor 2 coba Nino... Nino... Ga papa... Nino berapa? Nomor berapa tadi?”
S : “2” G : “Nino nomor 2. Jarum pendeknya ada di angka 7. Berarti? Jarum
yang lebih pendek ada di angka 7 berarti jam? Jam tu...? Jarum panjang ada di angka 5. Ada di angka 5. Ini ada catatannya lho! (Guru menunjuk ke arah papan tulis). Ada di angka 5 berarti berapa menit? Jarum panjangnya ada di angka 5, berarti berapa menit? Berapa menit?”
S : “25” G : “25 menit. Berarti jam 7 lebih berapa?” S : “25”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
G :”Nomor 3... Nomor 3 Diki... Yang lain lenggah (duduk). Duduk yang bagus! Rere... Jam berapa?”
S : “Jam 11 lebih 50 menit” G : “Jam 11 lebih 50 menit. Pakai lewat atau lebih boleh! Nomor 4 sudah... Nomor 5 Cindy... Coba Cindy!” S : “Jam 2 lebih 20 menit” G : “Jam 2 lebih 20 menit. Nomor 6 Puput!” S : “Jam 10 lebih 35 menit” G : “Jam 10 lebih 35 menit. Nomor 7 Bimo!” S : “40 menit” G : “40 menit... Nomor 6 Ratih! Eh salah... Nomor 8…” G + S : “2 lebih 55 menit.” G : “Nomor 9 Satya! Dilihat jarum panjangnya yang mana! Jarum pendeknya yang mana?” G : ”Perhatikan!” (Guru meminta semua siswa untuk memperhatikan) S : ”5 lebih 15 menit” G : ”5 lebih 15 menit. Nomor 10 Mita! Berapa? Berapa?” S : ”Jam 11 lebih 35 menit” G : ”Iya! Nomor 1 latihan 8. Bu Risma minta tolong... Nomor 1
sama-sama ya! 1...2...3...!” S : “Jarum panjang menunjuk angka 5 dan jarum pendek menunjuk angka diantara 12 dan 1” G : “Bu Risma minta tolong Aldo. Di sini! (Guru meminta siswa utuk maju ke depan kelas). Angkanya angka 5.” (Guru membantu siswa meletakkan posisi jam yang benar). G : “Coba ini jam berapa? “ (Guru bertanya pada Aldo jam yang telah di buat tadi! Lalu Aldo
menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru)
(Karena waktu pelajaran sudah habis guru meminta siswa untuk menutup
pelajaran dan mempersiapkan buku untuk mata pelajaran selanjutnya)
Komentar : Dari awal pelajaran hingga akhir pelajaran sering terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa, karena guru
menerapkan metode bertanya saat pelajaran berlangsung. Jadi guru selalu
bertanya dan siswa menjawab, hal ini sering dilakukan oleh guru untuk
memusatkan perhatian siswa dan mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diberikan. Guru juga sering menegur siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
yang ramai. Seperti di awal pelajaran, pada saat mulai materi terjadi dialog
atau interaksi antara guru dengan siswa, hal ini dilakukan guru dengan
bertanya kepada siswa tiap kali guru memberi soal atau mengulangi materi.
Guru sering bertanya kepada siswa “ caranya?” atau “bagaimana? (hal
131,135,137) hal ini sangat baik dilakukan oleh guru, untuk mengetahui
apakah siswa benar-benar mengetahui cara menyelesaikan soal atau hanya
meniru jawaban dari temannya. Guru lebih sering bertanya pada siswa yang
belum memahami materi yang diberikan, hal ini sengaja dilakukan oleh
guru agar siswa terlatih dan terbiasa sehingga diharapkan siswa dapat
dengan mudah menjawab soal jika diberikan soal-soal lain yang sejenis.
Guru dalam hal ini menerapkan aliran psikologi behaviorisme yang
memandang bahwa belajar adalah mengubah perilaku siswa dari tidak bisa
menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah
mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati
tujuan yang diinginkan, dan guru pemberi hadiah atau hukuman pada siswa,
yakni hadiah diberikan pada siswa yang telah mampu memperlihatkan
perubahan bermakna. Aliran behaviorisme meletakkan proses reinforcement
dalam posisi amat penting bagi siswa untuk mencapai perubahan yang
diinginkan ( Kauchak, dalam Dede Rosyada 2004:92 ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
C. Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Secara Keseluruhan
C.1 Pembahasan Kegiatan pembelajaran di SDEK Mangunan
C.1.1 Pertemuan pertama
Pada awal pelajaran guru langsung memulai dengan permainan.
Permainan matematika dimaksudkan sebagai permainan yang mengandung
pelajaran matematika (Wakiman, 1993:5). Dalam permainan matematika
terdapat unsur pelajaran dan unsur bermain. Dalam hal ini pelajaran
matematika yang dimaksud adalah perkalian. Sebelumnya siswa telah
mempelajari materi tentang perkalian dan saat permainan siswa tidak
diajarkan konsep tentang perkalian namun hanya dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan siswa berhitung tentang perkalian. Dari
pengamatan peneliti tampak bahwa guru berusaha untuk mengaktifkan siswa
dan membuat siswa senang untuk belajar matematika, sehingga siswa tidak
merasa terbebani untuk belajar karena di kemas dalam permainan yang
menyenangkan. Variasi model pembelajaran dengan permainan ini membuat
siswa tidak merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
dan siswa tampak lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
Permainan ini berpasangan, salah seorang siswa membuat soal lalu
pasangannya yang harus menjawab dan sebaliknya. Pada saat permainan
situasi kelas menjadi sedikit ramai karena siswa sibuk mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru sambil berdiskusi dengan teman yang lain (hal 37).
Chickering dan Gasmon (Widharyanto, 2002) menjelaskan bahwa
dalam pembelajaran aktif, para siswa dalam belajar tidak hanya sekedar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
duduk di kelas mendengarkan, menghafalkan tugas-tugas yang diberikan
dan menemukan jawabannya. Lebih dari itu, para siswa harus
mendiskusikan apa yang mereka pelajari, menulis tentangnya,
menghubungkannya dengan pengalaman yang dimiliki, dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa harus membuat apa yang mereka
pelajari menjadi bagian dari diri mereka sendiri. Dalam hal ini, para siswa
mendapat kesempatan untuk mengintegrasikan informasi, konsep, atau
ketrampilan baru ke dalam struktur kognitif atau skemata yang mereka
miliki melalui merumuskan, memeriksa sendiri, dan mempraktekkannya.
Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, nampak bahwa guru
berusaha menerapkan pembelajaran aktif menurut Chickering dan Gasmon
(dalam Widharyanto, 2002). Hal ini terlihat dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan permainan matematika (hal
34-37), dalam permainan ini siswa tidak hanya duduk diam dan
mendengarkan guru berbicara namun siswa aktif melakukan kegiatan sambil
belajar memecahkan masalah (soal perkalian).
Pada permainan kartu yang kedua siswa diajak bermain dalam
kelompok yang lebih besar dan ada unsur pertandingan karena siapa yang
memperoleh pasangan kartu soal dan jawaban yang paling banyak
dinyatakan sebagai pemenang (hal 44). Hal ini sangat menantang dan
membuat siswa termotivasi untuk menjadi pemenang, sehingga mereka
harus berusaha mencari dan mengetahui soal dan jawabannya. Padahal
untuk dapat menjadi pemenang mereka harus bisa perkalian, jadi mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
secara tidak langsung belajar perkalian sambil bermain. Hal ini sesuai
dengan pembelajaran aktif yang di definisikan oleh Silberman (dalam
Widharyanto, 2002) yang menjelaskan bahwa suatu pembelajaran dikatakan
aktif apabila para siswa banyak melakukan aktivitas. Mereka menggunakan
otaknya untuk mengkaji ide-ide (mencari cara untuk dapat memenangkan
permainan tanpa bermain curang), memecahkan masalah (mencari soal dan
jawaban yang sesuai) dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari
(menerapkan materi perkalian pada permainan kartu).
Dari keseluruhan proses pembelajaran yang terjadi pada pertemuan
pertama ini tampak bahwa guru telah berusaha untuk mengaktifkan siswa
dengan menerapkan metode permainan pada pelaksanaan pembelajaran dan
guru juga berusaha untuk membuat siswa senang dan tidak merasa bosan
dengan kegiatan pembelajaran. Usaha guru mengaktifkan siswa dengan cara
menerapkan metode permainan pada proses pembelajaran membuat siswa
senang untuk belajar, hal ini nampak dari sikap siswa yang tampak senang
saat belajar sambil bermain dan antusias selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, bahkan ada siswa yang mengajak untuk bermain lagi. Dari
hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa nampak bahwa siswa
senang dengan metode belajar sambil bermain. Dari permainan kartu
perkalian pemahaman yang di peroleh siswa adalah bahwa belajar
matematika khususnya perkalian tidak selalu membosankan karena dapat
dibuat dalam bentuk permainan yang menarik bagi siswa, sehingga siswa
secara tidak langsung belajar sambil bermain dalam suasana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
menyenangkan
C.1.2 Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua ini guru masih membahas materi tentang
perkalian, guru masih menggunakan metode permainan namun dengan tipe
yang berbeda dan media yang digunakan berbeda pula. Pada permainan kali
ini guru menggunakan bola sebagai media permainan (hal 67). Siswa
tampak senang dengan permainan ini dan menjadi semangat untuk belajar
perkalian. Mereka tidak menganggap permainan itu sebagai beban, mereka
justru tampak antusias untuk mendapatkan bola, padahal bola tersebut berisi
soal perkalian yang harus di jawab dan siapa yang mendapat bola harus
menjawab soal perkalian yang tertera pada bola (hal 70). Tapi mereka selalu
ingin diberi bola dan meminta untuk mendapat lemparan bola dari guru.
Metode permainan ini ternyata dapat membuat siswa semangat dan tertarik
untuk mengikuti kegiatan belajar sambil bermain bola. Dalam hal ini guru
telah berhasil membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar dengan
cara membuat siswa senang terlebih dahulu, hal ini sesuai dengan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bahwa dalam proses
belajar yang paling penting adalah membuat siswa senang dahulu, setelah
siswa senang akan lebih mudah bagi guru untuk memulai kegiatan
pembelajaran yang sesungguhnya.
Pada permainan yang kedua guru membagi semua siswa menjadi 2
kelompok besar untuk saling berkompetisi dan bersaing untuk dapat
memenangkan permainan (hal 75-76). Dalam permainan ini guru bertindak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
sebagai fasilitator, karena siswalah yang aktif bermain dalam kelompok dan
tugas guru hanya mengawasi kegiatan agar berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai (hal 80). Dalam
pelaksanaan metode permainan matematika siswa harus terlibat aktif artinya
siswa harus mau menanggapi sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk
turut serta dalam permainan, sedangkan selama proses pembelajaran
berlangsung guru hendaknya bertindak sebagai pengarah dan mendorong
siswa agar ikut aktif terlibat (Manalu, dkk, 1980:8). Jadi belajar
menggunakan permainan meningkatkan pemusatan pembelajaran pada diri
siswa sehingga guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Hal ini sesuai
dengan pembelajaran aktif menurut Breslow (dalam Widharyanto, 2002)
yang menggunakan analogi pembelajaran siswa aktif dengan permainan
olahraga. Menurut Breslow peran guru dan siswa dalam pembelajaran aktif
seperti halnya peran seorang pelatih dalam permainan basket. Yang aktif di
lapangan basket adalah pemainnya (dalam hal ini siswa) dan bukan
pelatihnya (dalam hal ini guru). Akan tetapi, para pemain (siswa) dapat
bermain dengan maksimal apabila mengikuti saran, petunjuk dan fasilitasi
dari pelatihnya. Pembelajaran di kelas dengan paradigma pembelajaran aktif
terjadi demikian juga. Para siswalah yang aktif bermain dalam interaksi
kelas (dalam kelompok) dan guru hanya berperan memberikan rambu-
rambu (dalam hal ini aturan permainan) dan memfasilitasi jalannya
permainan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
C.1.3 Pertemuan ketiga
Sebelum memulai materi tentang pembagian guru terlebih dahulu
memberikan PR kepada siswa tentang pembagian. Dari pengamatan peneliti
nampak bahwa tujuan guru memberikan PR adalah agar setelah
mengerjakan PR yang diberikan oleh guru diharapkan siswa memiliki
sedikit pengetahuan awal tentang pembagian, walaupun materinya baru
akan diberikan, sehingga pada saat guru memulai materi tentang pembagian
siswa diharapkan lebih siap dan dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik karena telah memiliki pengetahuan awal tentang pembagian
dengan mengerjakan soal-soal pembagian terlebih dahulu. Hal ini sesuai
dengan operasi klasifikasi menurut Piaget yang menyatakan bahwa pada
anak sekolah dasar dapat diajarkan matematika, namun bukan dengan cara
deduktif, tetapi dengan cara induktif. Proses induktif meliputi pengamatan,
melakukan abstraksi yaitu mencari kesamaan diantara fakta-fakta kemudian
menemukan konsep. Hal ini yang coba diterapkan oleh guru yaitu dengan
mencari kesamaan dari soal-soal pembagian yang telah dikerjakan oleh
siswa di rumah dengan materi pembagian yang akan diajarkan oleh guru,
dengan demikian diharapkan siswa akan lebih mudah menerima materi
tentang pembagian yang akan diajarkan oleh guru.
Pada saat memulai materi tentang pembagian guru mengawali
pelajaran dengan mengulang materi sebelumnya yaitu tentang perkalian
agar siswa dapat mengingat kembali materi tentang perkalian (hal 63-66),
karena masih berkaitan dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
pembagian. Dalam hal ini guru telah menerapkan aktive learning (belajar
aktif) karena dalam belajar aktif setiap materi pelajaran yang baru harus
dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada
sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru
perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa sehingga
peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Mulyasa,
dalam Hartono, 2007). Namun pada saat memberikan soal dan menjelaskan
cara mencari nilai pembagian, menurut peneliti guru masih terlalu banyak
membimbing siswa dalam menemukan jawaban dari soal yang diberikan
oleh guru (hal 67-68), akan lebih baik apabila guru hanya memberikan
pertanyaan pancingan yang dapat merangsang siswa untuk berfikir sendiri
sehingga siswa dapat menemukan jawabannya sendiri. Guru meminta siswa
untuk bernyayi sebelum mengerjakan LK agar siswa kembali ceria dan
dapat fokus lagi pada pelajaran (hal 72). Guru sering meminta siswa untuk
bernyanyi jika guru melihat siswa mulai tampak lelah atau mulai terlihat
bosan sehingga tidak fokus pada pelajaran. Setelah bernyanyi biasanya
siswa menjadi bersemangat lagi dan siap belajar lagi.
Guru sering menjawab pertanyaan yang diajukan dan menuliskan
caranya di papan tulis, menurut peneliti akan lebih baik jika guru meminta
salah seorang siswa untuk menuliskan bagaimana caranya menurut siswa,
sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman
siswa dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru. Jika siswa masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
kurang tepat dalam menjawab soal sebaiknya guru memberi pertanyaan
pancingan yang dapat merangsang siswa untuk dapat menjawab soal yang
diberikan, sehingga siswa dapat menyadari sendiri kesalahannya dan dapat
memperbaikinya sendiri.
C.1.4 Pertemuan keempat
Pada awal pelajaran sebelum memulai materi, guru bertanya tentang
pembagian sebuah roti yang di bagi menjadi 2 bagian (hal 76-77). Dari apa
yang dilakukan guru nampak bahwa guru ingin mengajak siswa agar dapat
membayangkan pembagian dengan 2 berdasarkan apa yang sering mereka
lihat yaitu roti. Namun akhirnya siswa memahaminya sebagai pecahan. Lalu
guru menjelaskan bahwa mereka belum belajar tentang pecahan tapi
pembagian dengan 2. Pada pembelajaran kali ini guru tidak membawa alat
peraga, namun guru menggunakan apa yang ada di kelas yaitu sapu (lidi)
yang dapat digunakan siswa sebagai alat bantu untuk menghitung tentang
pembagian (hal 78-79). Dengan menggunakan lidi yang telah di potong-
potong diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam menghitung tentang
pembagian yang masih sederhana. Dalam hal ini guru menggunakan benda-
benda yang mudah di dapatkan dan dapat digunakan oleh siswa, guru
menerapkan prinsip pembelajaran aktif yaitu belajar dengan melakukan
sesuatu yaitu menghitung dengan menggunakan potongan-potongan lidi
yang telah mereka buat sebelumnya.
Selain menggunakan lidi, guru juga menyediakan batu-batuan
berwarna yang telah ada sebelumnya (telah dimiliki oleh sekolah), sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
siswa dapat langsung menggunakannya sebagai alat bantu untuk
menghitung. Batu-batuan yang berwarna-warni membuat siswa tertarik
untuk menggunakannya, sehingga siswa langsung berebutan mengambil
batu-batuan tersebut yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
menghitung (hal 81). Guru menggunakan berbagai macam media
pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa agar siswa dapat lebih
kreatif dan dapat menggunakan apa saja yang dapat digunakan untuk
menghitung. Guru tidak menekankan siswa untuk menggunakan salah satu
media saja tapi guru memberi kebebasan kepada siswa untuk menggunakan
media yang mereka inginkan, jika siswa tidak memerlukan media karena
sudah bisa guru juga tidak memaksa siswa menggunakan media. Guru
memberi kebebasan kepada siswa untuk berkreasi tapi tujuannya adalah
untuk belajar.
Setelah siswa diberi penjelasan tentang cara dan langkah-langkah
membagi dengan “poro gapit”, guru meminta tiap siswa untuk maju ke
depan kelas dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di papan tulis
(hal 87-89). Saat siswa mengerjakan soal di papan tulis, guru berada di
samping siswa untuk melihat pekerjaan siswa dan membantu siswa jika
siswa mengalami kesulitan atau kurang tepat dalam menyelesaikan soal.
Tiap siswa bergiliran maju ke depan kelas untuk menjawab soal yang
diberikan oleh guru (hal 89). Hal ini sesuai dengan aliran psikologi kognitif
yang memandang bahwa belajar adalah mengembangkan berbagai strategi
untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
informasi-informasi tersebut dan guru bukan mengontrol stimulus, tapi
menjadi patner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan
makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang
mereka bahas dan kaji bersama.
C.1.5 Pertemuan kelima
Pada pertemuan kali ini guru mengunakan cara mendongeng untuk
mengajarkan pembagian yaitu tentang soal cerita. Guru bercerita tentang
soal-soal yang berkaitan dengan pembagian dan meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan (hal 94-97). Jadi terjadi interaksi multi arah antara
guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain, karena tiap siswa
dapat saling membantu untuk menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
tampak senang dan antusias dalam mendengarkan cerita dari guru dan siswa
sangat aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Guru selalu menggunakan metode belajar yang berbeda-beda tiap
pertemuan walaupum materinya masih sama yaitu tentang pembagian. Hal
ini dilakukan oleh guru agar siswa tidak merasa bosan dan senang untuk
belajar. Sehingga dengan sendirinya siswa dapat belajar tanpa harus dipaksa
oleh guru. Jadi keinginan belajar itu berasal dari dalam diri siswa sendiri,
bukan karena paksaan dari guru.
Pada pembelajaran tentang soal cerita dengan bercerita, ditinjau dari
segi penggunaan variasi, variasi yang digunakan oleh guru yaitu:
(1) Penggunaan variasi suara, (2) Kesenyapan dan (3) Gerakan badan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
mimik (Hasibuan, dkk. 1988).
Setelah guru bercerita, siswa meminta kepada guru untuk dapat
bercerita juga dan guru mengijinkan siswa untuk bercerita tetapi tentang
pembagian. Guru meminta siswa bercerita secara berpasangan dan di depan
kelas (hal 99-100). Siswa tampak senang dan meminta sendiri untuk maju
dan bercerita tanpa harus diminta oleh guru. Guru memandu siswa dengan
memfasilitasi dan mengamati kegiatan siswa. Guru meminta siswa lain yang
tidak bercerita untuk membantu menjawab pertanyaan agar siswa lain juga
berfikir dan tidak diam saja. Sehingga terjadi interaksi multi arah antara
guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain. Dari apa yang
dilakukan oleh guru nampak bahwa guru berusaha untuk menciptakan
kerjasama dan saling membantu antar siswa. Guru telah menerapkan active
learning (belajar aktif) karena manurut Chickering dan Glasmon (dalam
Widharyanto) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran aktif, para siswa
dalam belajar tidak hanya duduk di kelas mendengarkan, menghafalkan
tugas-tugas yang diberikan dan menemukan jawabannya. Lebih dari itu
siswa harus mendiskusikan apa yang mereka pelajari, menulis tentangnya,
menghubungkannya dengan pengalaman yang dimiliki dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa harus membuat apa yang mereka
pelajari menjadi bagian dari diri mereka sendiri. Dalam hal ini, para siswa
mendapat kesempatan untuk mengintegrasikan informasi, konsep, atau
ketrampilan baru ke dalam struktur kognitif atau skemata yang mereka
miliki melalui merumuskan, memeriksa sendiri dan mempraktekkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Pembahasan Secara Keseluruhan
Dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir nampak bahwa
guru selalu berusaha untuk mengaktifkan siswa agar selalu terlibat pada
kegiatan pembelajaran dan guru selalu berusaha untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar siswa senang saat belajar
dan tidak merasa bosan. Hal ini nampak pada tiap pertemuan di mana guru
selalu berusaha menggunakan metode belajar yang berbeda-beda
(permainan-permainan dan penggunaan berbagai media pembelajaran) agar
siswa tidak merasa bosan. Jika guru merasa siswa sudah mulai bosan dan
tidak konsentrasi lagi pada pelajaran guru berusaha untuk memotivasi siswa
dan membuat siswa semangat lagi untuk belajar dengan cara meminta siswa
untuk bernyanyi terlebih dahulu. Setelah siswa semangat lagi baru guru
melanjutkan kegiatan pembelajaran lagi. Hubungan guru dan siswa yang
sangat akrab membuat suasana pembelajaran lebih santai, guru juga sering
bercanda dengan siswa saat pelajaran berlangsung. Sehingga suasana
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Sebelum pelajaran berakhir
guru selalu memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal
latihan berupa LK (Lembar Kerja) sesuai dengan materi yang baru saja
diajarkan. Sebelumnya siswa dibagikan kertas bekas yang dibelakangnya
masih kosong sehingga bagian yang kosong itu bisa digunakan untuk
menulis soal dan jawabanya. Setelah selaesai siwa menyerahkan LK kepada
guru untuk dokoreksi, setelah LK dikoreksi oleh guru siswa diberi
kebebasan untuk menggambari dan mewarnai LK tersebut. Setelah selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
digambari dan diwarnai LK dikumpulkan kembali kepada guru untuk di
tempel pada dinding kelas.
C.2 Pembahasan Kegiatan pembelajaran di SDK Kalasan
C.2.1 Pertemuan pertama
Pada awal pelajaran tentang pengukuran guru membawa berbagai
macam alat ukur yang akan ditunjukkan kepada siswa dan akan digunakan
dalam pembelajaran seperti pita meteran (meteran kain), meteran rol kecil
(meteran kayu), meteran untuk mengukur tinggi badan dan timbangan untuk
mengukur berat badan (hal 106-106). Saat mengenalkan berbagai alat ukur
baku, guru banyak berinteraksi dengan siswa, hal ini nampak selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, guru selalu bertanya kepada siswa baik
kepada individu maupun kepada kelas (hal 105-106). Guru juga sering
menegur siswa yang ramai agar tidak mengganggu teman yang lain dan
biasanya guru meminta siswa yang ramai tersebut untuk menjawab
pertanyaan, hal itu dilakukan oleh guru agar siswa tidak ramai lagi dan guru
juga dapat mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang
diberikan atau belum. Sebagian besar siswa sangat aktif dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa senang jika diminta oleh guru
untuk menjawab pertanyaan. Hal ini nampak ketika guru mengajukan
pertanyaan banyak siswa langsung tunjuk jari ingin menjawab pertanyaan
tersebut, sehingga membuat suasana kelas menjadi ramai. Guru sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
berkata “sing anteng” artinya yang boleh menjawab pertanyaan dari guru
adalah siswa yang tenang / diam / tidak ramai (hal 106), hal ini dilakukan
guru agar suasana kelas tidak terlalu ramai dengan keributan siswa yang
saling rebutan ingin menjawab soal.
Pada pembelajaran bagian yang kedua, guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru (hal 113-114). Pada bagian ini secara tidak langsung guru telah
menerapkan pembelajaran aktif, karena dalam pembelajaran aktif aktivitas
siswa didasarkan pada pengalaman belajar yang diperoleh melalui berbagai
bentuk keterlibatan kelas baik dalam kerja tim, kerja kelompok kecil, kerja
berpasangan maupun kerja individual. Selain itu keterlibatan kelas juga
dilakukan melalui aktivitas berbicara, menulis, membaca, diskusi dan lain
sebagainya. Dalam hal ini guru telah menerapkannya dalam diskusi
kelompok di dalam kelas (hal 114-115) . Karena siswa diajak untuk dapat
memecahkan persoalan dalam kelompok dan saling berdiskusi untuk
memperoleh jawaban yang tepat dan menuliskannya. Setelah siswa selesai
mengerjakan tugas dalam kelompok, guru meminta siswa untuk saling
mengoreksi (membahas) pekerjaan dalam kelompok secara bersama-sama
dengan cara meminta beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan dan untuk
mengetahui apakah jawaban dalam kelompok sudah tepat atau belum. Jika
jawaban siswa belum tepat maka akan di bahas bersama untuk memperoleh
jawaban yang tepat (hal 116-117).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
C.2.2 Pertemuan kedua
Pada pertemuan kali ini guru menjelaskan tentang alat ukur waktu
yaitu jam. Guru membawa alat peraga berupa jam yang jarum panjang dan
jarum pendeknya dapat diputar-putar sesuai dengan keinginan (hal 119).
Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru tentang jam sesuai dengan letak jarum panjang dan jarum pendek
yang ditunjukkan oleh guru (119-123). Menurut peneliti guru sering
menerapkan metode bertanya karena sering terjadi interaksi dua arah antara
guru dengan siswa dan guru sering bertanya kepada siswa yang tampak
kurang memperhatikan agar perhatian siswa tertuju pada guru dan pada
pelajaran lagi. Cara yang dilakukan oleh guru cukup efektif karena siswa
yang tadinya tidak memperhatikan, saat di panggil dan di tanya terpaksa
harus memperhatikan dan akhirnya dia harus belajar walaupun terpaksa,
namun siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh guru (hal 119).
Guru beberapa kali langsung memberitahu siswa jawaban yang benar
dari pertanyaan yang diajukan oleh guru. Menurut peneliti akan lebih baik
jika guru meminta siswa untuk menjawab sendiri berapa jawaban yang tepat
dan jika jawaban siswa masih kurang tepat guru dapat membimbing siswa
dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing
siswa untuk menjawab dengan benar. Hal ini akan lebih bermakna bagi
siswa dan dapat membantu siswa untuk mengkonstruksi sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
pengetahuannya
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
menggunakan alat peraga berupa jam guru telah mempraktekkan apa yang
diungkapkan konfucius (dalam Hartono, 2007):
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa
yang dipelajari dapat di pahami dan bermakna bagi siswa.
C.2.3 Pertemuan ketiga
Pada awal pelajaran kali ini guru mengawali pelajaran dengan
mengoreksi PR bersama-sama dan guru meminta beberapa siswa untuk
menjawab pertanyaan dan menuliskannya di papan tulis agar siswa yang
lain dapat melihat hasil pekerjaannya dan dapat mengoreksi apakah
jawabannya sudah benar atau belum (hal 131). Selama membahas PR guru
sering bertanya kepada siswa dan siswa tampak antusias dalam menjawab
pertanyaan dari guru hal ini nampak jika guru bertanya, banyak siswa yang
langsung mengangkat tangan dan ingin langsung menjawab pertanyaan (hal
131-133). Siswa sangat senang jika dapat menjawab dengan benar
pertanyaan dari guru. Selama membahas PR terjadi interaksi antara guru
dengan siswa (hal 131). Interaksi belajar mengajar yang terjadi antara guru
dan siswa merupakan komunikasi atau hubungan timbal balik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
hubungan dua arah antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa
lain dalam melakukan kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 1995:61-62).
Interaksi ini dapat dilihat dalam : (1) Tanya jawab atau dialog antara guru
dengan siswa atau antara siswa dengan siswa, (2) Bantuan guru terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individual maupun
secara kelompok, (3) Guru memberi teguran kepada siswa, dan (4) Peran
guru sebagai fasilitator. Namun dalam pembelajaran yang terjadi di sini
peran guru sebagai fasilitator belum terlalu nampak karena peran guru
masih dominan dan guru masih menjadi pusat perhatian siswa.
Dari awal pelajaran hingga akhir pelajaran sering terjadi komunikasi
dua arah yaitu antara guru dengan siswa, karena guru menerapkan metode
bertanya saat pelajaran berlangsung. Jadi guru selalu bertanya dan siswa
menjawab, hal ini sering dilakukan oleh guru untuk memusatkan perhatian
siswa dan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
telah diberikan. Guru juga sering menegur siswa yang ramai. Seperti di awal
pelajaran, pada saat mulai materi terjadi dialog atau interaksi antara guru
dengan siswa, hal ini dilakukan guru dengan bertanya kepada siswa tiap kali
guru memberi soal atau mengulangi materi. Guru sering bertanya kepada
siswa “caranya?” atau “bagaimana?” (hal 131,135,137) hal ini sangat baik
dilakukan oleh guru, untuk mengetahui apakah siswa benar-benar
mengetahui cara menyelesaikan soal atau hanya meniru jawaban dari
temannya. Guru lebih sering bertanya pada siswa yang belum memahami
materi yang diberikan, hal ini sengaja dilakukan oleh guru agar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
terlatih dan terbiasa sehingga diharapkan siswa dapat dengan mudah
menjawab soal jika diberikan soal-soal lain yang sejenis. Guru dalam hal ini
menerapkan aliran psikologi behaviorisme yang memandang bahwa belajar
adalah mengubah perilaku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan
lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan
guru pemberi hadiah atau hukuman pada siswa, yakni hadiah diberikan pada
siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna. Aliran
behaviorisme meletakkan proses reinforcement dalam posisi amat penting
bagi siswa untuk mencapai perubahan yang diinginkan ( Kauchak, dalam
Dede Rosyada 2004:92 ).
Pembahasan Secara Keseluruhan
Dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir hal yang paling
nampak dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adalah
guru sering menggunakan metode tanya jawab, dimana guru selalu bertanya
dan meminta siswa untuk menjawab secara bergantian. Guru lebih sering
bertanya pada siswa yang tidak tunjuk tangan saat guru bertanya, hal ini
sengaja dilakukan oleh guru untuk mengetes siswa, karena menurut guru
siswa yang tunjuk tangan jika guru bertanya pasti sudah bias dan sudah tahu
jawabannya. Sehingga guru lebih sering bertanya pada siswa yang tunjuk
tangan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa, sehingga guru
dapat membantu siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
merangsang siswa untuk berfikir dan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Setelah menjelaskan materi guru biasanya meminta
siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku paket,
lalu setelah siswa selesai mengerjakan latihan soal guru meminta siswa
untuk menukar hasil pekerjaanya dengan teman yang ada di sampingnya
untuk dikoreksi bersama. Guru meminta beberapa siswa untuk menjawab
soal dan untuk mengoreksi secara bersama-sama apakah jawaban siswa
sudah tepat atau belum, jika belum tepat guru meminta semua siswa untuk
mengoreksi dan mencari jawaban yang tepat bersama-sama. Setelah selesai
guru meminta siswa menuliskan berapa jumlah jawaban yang tepat dan
jumlah jawaban yang salah, lalu guru meminta siswa untuk tenang dan
secara bergantian (per baris) maju ke meja guru untuk diberi nilai oleh guru.
Guru biasanya menunjuk baris yang paling tenang dan paling rapi untuk
maju pertama kali untuk diberi nilai. Sehingga jika siswa sudah selesai
mengoreksi pekerjaan temannya mereka langsung duduk, diam dan melipat
tangannya di atas meja agar dapat segera di beri nilai oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PEMBAHASAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 161
D.1 Perbedaan proses pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dengan SDK Kalasan berdasarkan lembar observasi
Dari hasil pengamatan peneliti dan teman peneliti yang bertindak sebagai observer berikut ini merupakan perbedaan secara umum
proses pembelajaran yang terjadi di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan, berdasarkan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti :
Tabel 1 : Tabel Perbedaan 1
Aspek SDEK Mangunan SDK Kalasan
1 Pendahuluan
Persiapan yang dilakukan guru sebelum memulai pelajaran
● Dari beberapa kali pertemuan yang dapat diamati oleh peneliti, guru sering membawa media dan alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah kartu soal dan kartu jawaban yang digunakan untuk permainan kartu tentang perkalian (gbr 1a dan 1b) dan bola-bola (gbr 1c) yang digunakan untuk permainan tentang perkalian. Lidi (gbr 1d), batu-batu (gbr 1e) dan boneka (gbr 1f) yang digunakan untuk pembelajaran tentang pembagian
● Guru sering membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil maupun
● Dari beberapa kali pertemuan yang dapat di amati oleh peneliti guru beberapa kali membawa alat peraga dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah berbagai macam alat ukur (gbr 1a): meteran kain, meteran rol besar, meteran rol kecil, dan jam yang digunakan untuk pembelajaran tentang pengukuran (gbr 1b dan gbr 1c)
● Guru hanya sekali membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yaitu pada saat pelajaran tentang pengukuran tentang alat ukur baku (gbr 2a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 162
kelompok besar dalam kegiatan pembelajaran (gbr 2a, 2b dan 2c), jika guru menggunakan permainan dalam kegiatan pembelajaran maka siswa selalu dibagi dalam kelompok-kelompok kecil maupun besar (gbr 2a, 2b, 2c)
Keadaan siswa ● Dari beberapa kali pertemuan yang dapat diamati oleh peneliti keadaan siswa pada saat mulai pelajaran siswa tampak kurang memperhatikan penjelasan/perintah dari guru, sehingga guru harus beberapa kali berbicara dan menjelaskan kepada siswa, namun siswa sering bertanya kepada guru jika ada penjelasan atau perintah guru yang kurang jelas
● Ada sebagian siswa yang berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat guru memulai pelajaran
● Sebagian siswa belum siap mengikuti pelajaran hal ini nampak dari suasana kelas yang masih ramai saat guru mulai masuk kelas, namun setelah guru mulai berbicara siswa mulai tenang dan mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
● Dari beberapa kali pertemuan yang dapat diamati oleh peneliti keadaan siswa pada saat mulai pelajaran siswa tampak kurang memperhatikan penjelasan/perintah dari guru, sehingga guru harus beberapa kali berbicara dan menjelaskan kepada siswa, namun siswa sering bertanya kepada guru jika ada penjelasan atau perintah guru yang kurang jelas
● Ada sebagian siswa yang berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat guru memulai pelajaran
● Sebagian siswa belum siap mengikuti pelajaran hal ini nampak dari suasana kelas yang masih ramai saat guru mulai masuk kelas, namun setelah guru mulai berbicara dan memberi teguran pada siswa yang masih ramai, siswa mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 163
tenang dan mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran
2 Inti pelajaran
a. Saat mulai materi
Aktivitas Guru ● Guru beberapa kali mengulang materi yang lalu karena guru beberapa kali menggunakan permainan yang berbeda dengan materi yang sama yaitu tentang perkalian agar siswa senang belajar tentang perkalian dan untuk mengingatkan siswa agar tidak melupakan materi yang telah lalu, karena materi sebelumnya masih berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
● Guru jarang membahas pekerjaan rumah dan meminta siswa membahas pekerjaan rumah karena guru jarang memberikan PR kepada siswa. Guru juga jarang menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR, namun ada “konsekuensi”, jika siswa tidak selesai mengerjalan LK (lembar kerja) maka siswa akan pulang terlambat sampai LK selesai dikerjakan.
● Guru sering mengajukan pertanyaan kepada perorangan maupun kepada seluruh kelas, guru memperhatikan
● Guru sering mengulang materi yang lalu agar siswa tidak lupa dengan materi yang telah lalu, karena materi sebelumnya masih berkaitan dengan materi yang akan diberikan
● Guru sering membahas pekerjaan rumah dan meminta siswa untuk saling mengkoreksi pekerjaan temannya, guru juga meminta siswa untuk membahas PR bersama-sama dan siswa diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas (gbr 2b) agar dapat di lihat oleh teman-temannya yang lain dan dapat dikoreksi bersama-sama. Guru pernah menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR dengan meminta siswa ke perpustakaan dan mengerjakan PR di perpustakaan sampai selesai, jadi tidak boleh mengikuti pelajaran sampai PR-nya selesai di buat. Guru juga memberi peringatan jika sampai 3 kali tidak mengerjakan PR maka orangtua dipanggil ke sekolah hal ini dikatakn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 164
kamampuan masing-masing individu, jadi apabila ada siswa yang sedikit lambat dalam memahami materi maka akan di bantu secara individu oleh guru
● Guru sering menggunakan variasi metode pembelajaran seperti menggunakan permainan (gbr 2a,2b,2c), menggunakan studi kelompok (gbr 2a,2b,2c), mendongeng pada saat materi pelajaran tentang soal cerita (gbr 3a), siswa juga bebas belajar di kursi (gbr 2b), di lantai (gbr 2a) atau di luar kelas jika bekerja dalam kelompok atau dalam permainan. Namun tugas yang diberikan harus selesai
● Guru beberapa kali menggunakan permainan dalam kegiatan pembelajaran (gbr 2a, 2b, 3b)
● Guru berusaha mengkaitkan materi dengan sesuatu yang dekat dengan dunia anak, misalnya sebelum mulai materi tentang pembagian guru bertanya dahulu kepada siswa tentang “membagi roti kepada teman-teman”. Pada saat bercerita/mendongeng guru banyak menggunakan kata-kata yang sangat akrab dengan siswa sehingga mudah dipahami oleh siswa
oleh guru pada saat wawancara dengan peneliti.
● Guru sering mengajukan pertanyaan kepada perorangan maupun kepada seluruh kelas, guru sangat memperhatikan kamampuan masing-masing individu, jadi apabila ada siswa yang sedikit lambat dalam memahami materi maka akan di bantu secara individu oleh guru
● Guru jarang menggunakan variasi metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran masih monoton di dalam kelas dimana siswa harus duduk diam dengan tangan dilipat diatas meja dan tunjuk jari jika ingin menjawab pertanyaan dari guru. Guru hanya sekali menggunakan studi kelompok dalam pembelajaran (gbr 2c).
● Guru tidak pernah menggunakan permainan dalam kegiatan pembelajaran
● Guru sering mengkaitkan materi dengan sesuatu yang dekat dengan dunia anak yaitu pada saat memberikan soal cerita, guru menggunakan soal cerita yang mudah dipahami oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 165
Aktivitas siswa ● Dari beberapa kali pertemuan yang dapat diamati oleh peneliti siswa tampak senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, apalagi dengan menggunakan permainan siswa merasa lebih senang dan meminta untuk main lagi. Padahal mereka tidak hanya bermain namun diminta untuk berfikir tapi mereka merasa senang. Hal ini di dukung oleh wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa siswa yang hampir semua menjawab senang belajar sambil bermain (lamp. Wawancara siswa).
● Siswa tampak antusias dengan tiap kegiatan pembelajaran yang berlangsung karena hampir tiap pertemuan guru menggunakan metode yang berbeda, misalnya : permainan (gbr 2c), studi kelompok (gbr 3c), dan mendongeng (bercerita)(gbr 3a) mengunakan boneka. Jadi siswa lebih antusias mengikuti pelajaran (gbr 4a)
● Siswa terlihat senang pada tiap kegiatan pembelajaran karena guru menggunakan metode belajar yang bervariasi dan di sesuaikan dengan kondisi anak
● Siswa diminta menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya dalam
● Dari beberapa kali pertemuan yang dapat diamati oleh peneliti siswa tampak senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, hal ini didukung oleh wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa siswa yang hampir semua menjawab senang (lamp. Wawancara siswa).
● Siswa tampak antusias dengan tiap kegiatan pembelajaran yang berlangsung, hal ini nampak jika guru mengajukan pertanyaan banyak siswa yang tunjuk jari dan ingin menjawab pertanyaan dari guru (gbr 2d)
● Siswa tidak terlihat bosan pada tiap kegiatan pembelajaran
● Siswa tidak menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya dalam kegiatan pembelajaran
● Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, hal ini nampak dari kegiatan yang dilakukan siswa. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan tangan dilipat diatas meja jika guru menerangkan materi, siswa mencatat jika guru meminta siswa mencatat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 166
kegiatan pembelajaran, misalnya batu-batu (gbr 1e) dan lidi (gbr 1d) untuk menghitung tentang pembagian
● Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, hal ini nampak dari kegiatan yang dilakukan siswa, misalnya pada saat permainan siswa dapat menyelesaikan permainan dengan baik dan tanpa curang. Namun ada beberapa siswa yang bermain tapi sambil bercanda, namun mereka tetap mengerjakan tugas yang di perintahkan oleh guru dalam permainan
● Siswa jarang mendiskusikan apa yang di pelajari dan menuliskannya, karena jarang ada diskusi kelompok dalam menjelaskan materi. Namun dalam permainan selalu di buat kelompok.
● Selalu terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain, karena jika siswa kurang paham dengan penjelasan dari guru siswa pasti bertanya kepada guru atau kepada teman yang lain. Guru juga sering mengajukan pertanyaan kepada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar terjadi interaksi multiarah dan dapat mengetahui apakah
siswa menjawab jika guru bertanya kepada siswa
● Siswa jarang mendiskusikan apa yang di pelajari dan menuliskannya, karena jarang ada diskusi kelompok dalam menjelaskan materi. Hanya sekali guru memberi tugas kelompok untuk didiskusikan dan hasilnya di tuliskan pada kertas lalu di kumpulkan sebagai tugas kelompok.
● Selalu terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain, karena jika siswa kurang paham dengan penjelasan dari guru siswa pasti bertanya kepada guru atau kepada teman yang lain. Guru juga sering mengajukan pertanyaan kepada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar terjadi interaksi multiarah dan dapat mengetahui apakah siswa memahami materi yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 167
siswa memahami materi yang diberikan oleh guru.
b. Saat latihan soal
Aktivitas guru ● Guru masih sering membimbing dan menuntun siswa jika siswa kurang memahami materi, namun dalam kegiatan permainan guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan hanya mengamati kegiatan siswa selama bermain serta mengoreksi pekerjaan siswa.
● Guru jarang meminta siswa menjelaskan idenya, namun kadang berkata “ini dari mana?”
● Guru sering meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan oleh guru (gbr 4b).
● Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab dengan berkata “salah” atau secara tidak langsung misalnya dengan berkata “koq bisa dapat segini?” dan meminta siswa untuk memperbaikinya sendiri sehingga siswa dapat mengoreksi kesalahannya sendiri.
● Guru masih sering membimbing dan menuntun siswa jika siswa kurang memahami materi
● Guru sering meminta siswa menjelaskan idenya, dengan berkata “ini dapat dari mana?” atau ”ada yang mempunyai jawaban yang berbeda?” serta “ bagaimana caranya?”
● Guru sering meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan oleh guru (gbr 2e).
● Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab, namun tidak secara langsung misalnya dengan berkata “ ini dapat dari mana?” dan meminta siswa untuk memperbaikinya sendiri sehingga siswa dapat mengoreksi kesalahannya sendiri.
Aktivitas siswa ● Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis, namun guru jarang bertanya tentang alasannya kepada siswa sehingga siswa
● Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis, namun guru jarang bertanya tentang alasannya kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 168
tidak menjelaskan alasannya ● Siswa berani mengemukakan jawaban
yang berbeda caranya dengan siswa lain, hal ini sangat nampak pada cara siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti. Siswa menjawab dengan cara yang berbeda-beda (lampiran).
● Pada saat mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru siswa cenderung ramai, karena mereka mengerjakan sambil berbicara dengan temannya atau sambil bertanya pada temannya (saling bekerjasama mengerjakan soal (gbr 4c) dan (gbr 3c). Namun pada saat peneliti memberikan soal siswa, siswa cenderung diam karena diminta mengerjakan sendiri-sendiri oleh guru.
● Siswa aktif menjawab tiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, hal ini nampak pada tiap pertemuan. Saat guru memberikan pertanyaan siswa langsung saling rebutan ingin menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
sehingga siswa tidak menjelaskan alasannya
● Siswa berani mengamukakan jawaban yang berbeda caranya dengan siswa lain jika di tanya oleh guru “ siapa yang mempunyai cara yang berbeda?”, namun pada saat peneliti memberikan soal kepada siswa rata-rata siswa menjawab dengan cara yang hampir sama, walaupun ada beberapa siswa yang menjawab dengan cara yang sedikit berbeda.
● Pada saat mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru siswa cenderung ramai, karena mereka mengerjakan sambil berbicara dengan temannya atau sambil bertanya pada temannya. Namun pada saat peneliti memberikan soal siswa, siswa cenderung diam karena diminta mengerjakan sendiri-sendiri oleh guru.
● Siswa aktif menjawab tiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, hal ini nampak pada tiap pertemuan. Saat guru memberikan pertanyaan siswa langsung saling rebutan ingin menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
` 169
3 Penutup
Akhir pelajaran ● Guru jarang memberikan PR kepada siswa
● Guru jarang memberikan rangkuman kepada siswa
● Guru tidak memberikan tes akhir, namun tiap akhir pelajaran guru selalu memberikan latihan soal yang di kerjakan pada LK (Lembar Kerja, berupa kertas bekas), setelah selesai dikerjakan oleh siswa maka akan di koreksi dan diberi nilai oleh guru. Setelah jawaban siswa dikoreksi dan dinilai oleh guru, siswa diberi kebebasan untuk menggambari dan mewarnai LK yang nantinya akan di kumpulkan kembali oleh guru dan di pajang di dinding kelas.
● Guru sering memberikan PR kepada siswa untuk latihan, hal ini nampak pada hampir tiap pertemuan. Pada awal pelajaran guru sering membahas PR terlebih dahulu
● Guru jarang memberikan rangkuman kepada siswa karena semua siswa telah mempunyai buku paket matematika
● Guru tidak memberikan tes akhir, namun tiap akhir pelajaran guru selalu memberikan latihan soal yang harus di kerjakan oleh siswa lalu setelah selesai akan dikoreksi dan diberi nilai oleh guru
Dari gambaran proses pembelajaran yang berlangsung di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa perbedaan yang paling menonjol pada pelaksanaan proses pembelajaran di dua sekolah tersebut adalah variasi metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru di dua sekolah tersebut. Guru di SDEK Mangunan lebih sering menggunakan variasi metode
pembelajaran dan media yang di gunakan lebih beragam sedangkan guru di SDK Kalasan masih jarang menggunakan variasi metode
pembelajaran, namun pada materi tertentu guru menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
D.2 Perbedaan proses pembelajaran di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan yang tampak oleh peneliti di luar lembar
observasi
Tabel 2 : Tabel perbedaan 2 No Perbedaan SDEK Mangunan SDK Kalasan 1 Cara guru membuka pelajaran Bergurau dan bertanya pada siswa tentang
hal-hal yang dialami siswa di rumah Dengan berdoa dan menunjukkan alat peraga yang di bawa oleh guru
2 Cara guru membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan
Dengan permainan-permainan yang menarik dan mengandung unsur belajar
Dengan metode tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran
3 Cara guru membangkitkan perhatian dan minat siswa
Dengan menggunakan variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran pada tiap pertemuan
Penggunaan alat peraga matematika dalam menjelaskan materi
4 Cara guru menimbulkan motivasi
Penggunaan permainan matematika yang mengandung unsur pertandingan/kompetisi tanpa main curang
Meminta siswa untuk maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal
5 Cara guru melibatkan seluruh siswa Dengan permainan baik dalam kelompok besar maupun kecil, dan dengan bertanya kepada siswa satu persatu.
Dengan diskusi kelompok dan dengan bertanya kepada siswa satu persatu
6 Cara guru mengoptimalkan metode, media dan sumber belajar
Guru sering menggunakan variasi metode pembelajaran agar siswa tidak bosan dan senang dengan pelajaran matematika. Penggunaan metode permainan dan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi pada tiap pertemuan
Guru jarang menggunakan variasi metode pembelajaran, guru menggunakan alat peraga dan diskusi kelompok pada kegiatan pembelajaran
7 Cara guru menekankan pertanyaan yang mendorong siswa berfikir
Guru bertanya “Caranya bagaimana?” Guru bertanya “Caranya bagaimana?” Atau “Apakah ada yang mempunyai jawaban yang lain?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
8 Cara guru menunjukkan kaitan Guru bertanya tentang perkalian sebelum mengajarkan konsep tentang pembagian dan bertanya kepada siswa tentang perbedaan antara perkalian dan pembagian
Guru mengajarkan berbagai macam alat ukur baku sebelum mengajarkan tentang alat ukur waktu (jam)
9 Cara guru menjelaskan materi Menjelaskan dengan tehnik tanya jawab Menjelaskan dengan tehnik tanya jawab
10 Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan oleh guru terkadang tidak jelas sehingga sulit untuk dipahami oleh siswa
Bahasa guru cukup baik sehingga mudah dipahami oleh siswa
11 Interaksi guru dan siswa Guru sering berinteraksi dengan siswa dengan menggunakan metode tanya jawab, hubungan guru dengan siswa sangat dekat sehingga terkadang siswa kurang mendengarkan teguran dari guru
Guru sering berinteraksi dengan siswa dengan menggunakan metode tanya jawab, hubungan guru dengan siswa dekat namun tetap ada jarak sehingga siswa takut dan langsung diam jika guru menegur siswa
12 Cara guru bertanya Guru lebih sering bertanya kepada tiap siswa sehingga guru dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa
Guru lebih sering bertanya kepada siswa yang kurang memperhatikan atau siswa yang duduk di belakang agar lebih memperhatikan
13 Cara guru memberikan acuan dan pemusatan
Guru biasanya meminta siswa yang tampak tidak memperhatikan untuk mengerjakan soal di depan kelas atau diminta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru secara lisan untuk menguji pemahaman siswa, guru juga terkadang menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran
Guru meminta siswa yang tampak tidak memperhatikan pelajaran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, guru juga sering menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran
14 Cara guru memindahkan giliran kepada siswa lain
Guru meminta siswa lain untuk membantu menjawab soal jika ada siswa yang kurang
Guru meminta siswa lain untuk membantu menjawab soal jika ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
tepat saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
siswa yang kurang tepat saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
15 Cara guru memberikan waktu berfikir
Saat memberi pertanyaan kepada siswa guru sering memberi waktu kepada siswa untuk berfikir terlebih dahulu, namun jika terlalu lama guru mengalihkan pertanyaan kepada siswa lain
Saat memberi pertanyaan kepada siswa guru sering memberi waktu kepada siswa untuk berfikir terlebih dahulu, namun jika terlalu lama guru mengalihkan pertanyaan kepada siswa lain
16 Cara guru menanggapi jawaban siswa
Jika jawaban siswa kurang tepat guru bertanya kembali kepada siswa agar siswa dapat mengoreksi kembali jawabannya, atau guru langsung berkata “salah” . Namun jika jawaban siswa sudah tepat guru sering berkata “oke”, “betul” dan “pintar”
Jika jawaban siswa kurang tepat guru bertanya kembali agar siswa dapat mengoreksi kembali jawabannya atau bertanya kepada semua siswa apakah jawaban temannya sudah betul atau belum. Guru lebih sering mengulangi kembali jawaban siswa jika jawaban siswa sudah tepat.
17 Cara guru menegur siswa Guru kurang tegas apabila menegur siswa yang ramai atau membuat suasana kelas menjadi gaduh sehingga siswa sulit untuk ditenangkan. Jika siswa mulai ramai guru akan berkata “konsekwensi” yang berarti siswa yang mendapat konsekwensi harus pulang lebih siang dari teman-temannya yang lain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Jika ada siswa yang mulai ramai guru langsung menegur siswa dan biasanya guru akan bertanya pada siswa yang ramai atau mengancam siswa yang ramai tidak boleh menjawab soal yang diberikan oleh guru, karena sebagian besar siswa sangat senang jika diperbolehkan menjawab soal yang diberikan oleh guru dan kecewa jika tidak diminta untuk menjawab soal.
18 Cara guru menyalahkan jawaban Guru sering berkata “salah” yang menurut Guru tidak langsung menyalahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
siswa peneliti akan lebih baik jika guru mencoba mengarahkan siswa dengan memberikan pertanyaan pancingan yang dapat membuat siswa menyadari sendiri kesalahannya dan dapat memperbaikinya sendiri. Namun terkadang guru bertanya kembali pada siswa agar siswa meneliti kembali jawabannya
siswa namun guru sering bertanya kembali pada siswa agar siswa dapat meneliti kembali jawabannya atau guru bertanya pada kelas apakah jawaban siswa sudah benar atau belum, sehingga jika belum tepat siswa dapat memperbaikinya atau dapat dibantu teman-temannya yang lain.
19 Cara guru membahas PR Guru memeriksa satu per satu hasil pekerjaan siswa dan apabila jawaban siswa ada yang kurang tepat maka guru akan meminta siswa untuk memperbaikinya kembali
Guru meminta siswa untuk saling mengoreksi hasil pekerjaan temannya dengan cara saling menukar hasil pekerjaannya dengan teman di sebelahnya untuk dikoreksi bersama-sama, setelah itu di tulis berapa jumlah jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Lalu tiap baris sesuai dengan permintaan guru, siswa maju ke meja guru untuk mendapatkan nilai.
20 Cara guru memberikan tugas Berupa LK (Lembar Kerja) yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan baik secara individu maupun secara kelompok sebelum pelajaran berakhir
Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal yang terdapat pada buku paket sesuai dengan materi yang telah diajarkan sebalumnya
21 Cara guru memberi penguatan 22 Penguatan secara verbal Guru sering berkata “oke”, “betul” dan
“pintar” Guru jarang memberikan penguatan secara verbal
23 Penguatan secara non verbal Guru tersenyum atau menganggukkan Guru tersenyum atau menganggukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
kepala jika siswa menjawab soal yang diberikan dengan tepat
kepala jika siswa menjawab soal yang diberikan dengan tepat
24 Peran guru sebagai motivator dan fasilitator
Saat permainan matematika atau saat siswa mengerjakan soal latihan (LK) guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator
Saat siswa mengerjakan latihan soal guru bertindak sebagai motivatir dan fasilitator
25 Cara guru menutup pelajaran Sebelum pelajaran berakhir, guru biasanya memberikan latihan soal berupa LK(lembar kerja) sesuai dengan materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok
Sebelum menutup pelajaran biasanya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal yang ada pada buku paket sesuai dengan materi yang telah diajarkan
26 Meninjau kembali/merangkum Guru jarang memberikan rangkuman kepada siswa
Guru jarang memberikan rangkuman kepada siswa karena semua siswa telah memiliki buku paket matematika
27 Cara siswa bertanya pada guru Siswa biasanya maju ke depan kelas dan langsung bertanya pada guru jika ada yang kurang mengerti atau ada yang ingin ditanyakan, karena hubungan antara guru dengan siswa sangat dekat maka siswa tidak takut untuk bertanya pada guru
Siswa biasanya maju ke depan kelas untuk bertanya atau tunjuk jari terlebih dahulu sebelum bertanya pada guru apabila ada yang kurang mengerti tentang apa yang di jelaskan oleh guru atau ada hal yang ingin ditanyakan, siswa tidak takut untuk bertanya pada guru
28 Cara siswa mengemukan ide/gagasan
Siswa langsung mengemukakan idenya jika guru bertanya pada siswa
Siswa angkat tangan terlebih dahulu sebelum mengemukakan idenya jika guru bertanya pada siswa
29 Cara siswa mengerjakan soal Saat peneliti memberikan soal tentang perkalian dan pembagian kepada siswa cara siswa mengerjakan soal bervariasi
Saat peneliti memberikan soal tentang perkalian dan pembagian kepada siswa cara siswa mengerjakan soal rata-rata sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
30 Interaksi siswa dengan siswa lain Terjadi interaksi antara siswa dengan siswa lain yang lain, sehingga terkadang siswa ramai sendiri dengan teman-temannya saat pelajaran
Terjadi interaksi antara siswa dengan siswa lain yang lain, sehingga terkadang siswa ramai sendiri dengan teman-temannya saat pelajaran
31 Saat guru menjelaskan materi Ada siswa yang memperhatikan namun terkadang ada siswa yang bercanda dengan teman-temannya, sehingga guru terkadang menegur siswa
Siswa memperhatikan dengan tangan di lipat di atas meja
32 Saat guru mengajukan pertanyaan Siswa dengan antusias berebut untuk dapat menjawab pertanyaan dari guru
Siswa dengan antusias tunjuk tangan dan berebut untuk dapat menjawab pertanyaan dari guru
33 Saat guru memberikan tugas Siswa mengerjakan tugas baik secara individu maupun kelompok
Siswa mengerjakan soal secara individu maupun kelompok
34 Saat guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas
Siswa tidak takut untuk mengerjakan soal di depan kelas dan langsung maju ke depan untuk mengerjakan soal, apabila siswa mengalami kesulitan maka guru membimbing siswa
Siswa tidak takut untuk maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal dan dengan antusias tunjuk tangan agar di beri kesempatan untuk mengerjakan soal di depan kelas
35 Penalaran siswa Siswa lebih kreatif dalam menjawab soal, hal ini nampak dari berbagai macam cara yang digunakan oleh siswa dalam menjawab soal yang diberikan oleh peneliti
Siswa kurang kreatif dalam menjawab soal, hal ini nampak dari jawaban siswa. Hampir semua siswa menjawab soal yang diberikan oleh peneliti dengan cara yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
D.3 Dampak Proses Pembelajaran di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan bagi siswa
Dari hasil analisis jawaban soal yang diselesaikan oleh siswa, diperoleh hasil dampak dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan dalam hal menyelesaikan soal-soal yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
Tabel 3 Soal SDEK Mangunan SDK Kalasan
1. 8 x 9 = ... Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) 8 x 9 = 9+9+9+9+9+9+9+9=72 (2) 8 x 9 = 8+8+8+8+8+8+8+8+8=72 (3) 8 x 9 = 81 – 9 = 72 (4) Ada yang menjawab langsung 8x9 =72 Setelah di tanya caranya dia menjawab
menghitung dengan jari-jari tangan (5) 8 x 9 = 9 18 27 36 45 54 63 72
Sebagian besar siswa hampir seluruh siswa menjawab dengan benar) dengan cara yang sama,yaitu: 8 x 9 = 9+9+9+9+9+9+9+9=72
2. 7 x 5 = ... Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) 7 x 5 = 5+5+5+5+5+5+5=35 (2) 7 x 5 = 7+7+7+7+7=35 (3) 7 x 5 = 40 – 5 = 35 (4) Ada yang menjawab langsung 7x5 = 35 Setelah ditanya caranya dia menjawab
menghitung dengan jari-jari tangan
Sebagian besar siswa hampir seluruh siswa menjawab dengan benar) dengan cara yang sama, yaitu : 7 x 5 = 5+5+5+5+5+5+5=35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
(5) 7 x 5 = 7 14 21 28 35
3. 6 x 9 = ... Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) 6 x 9 = 9+9+9+9+9+9=54 (2) 6 x 9 = 6+6+6+6+6+6+6+6+6=54 (3) 6 x 9 = 48 + 6 = 54 (4) Ada yang menjawab langsung 6x9=54 Setelah ditanya caranya dia menjawab
menghitung dengan jari-jari tangan (5) 6 x 9 = 9 18 27 36 45 54
Sebagian besar siswa hampir seluruh siswa menjawab dengan benar) dengan cara yang sama,yaitu: 6 x 9 = 9+9+9+9+9+9=54
4. 78 9 x ...
Banyak siswa yang salah menjawab, Namun setelah ditanya mereka mencari dengan cara yang berbeda-beda, caranya benar namun hasilnya salah. Tetapi ada siswa yang menjawab benar dengan cara yang berbeda : (1) Dengan tehnik menyimpan (2) 78 x 9 =
78+78+78+78+78+78+78+78+78=702 (3) Dengan menjumlahkan : 8x9 lalu di jumlahkan dengan 70x9 Hasilnya : 72 + 630 = 702 (4) Dengan menggambar lidi/garis
Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) Dengan tehnik menyimpan (2) 78 x 9 =
78+78+78+78+78+78+78+78 +78 = 702 (3) Dengan menjumlahkan :
8x9 lalu di jumlahkan dengan 70x9 Hasilnya : 72 + 630 = 702
5. 97 8 x ...
Banyak siswa yang salah menjawab, Namun setelah ditanya mereka mencari dengan cara yang berbeda-beda, caranya benar namun hasilnya salah. Tetapi ada siswa yang menjawab benar dengan cara yang berbeda :
Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) Dengan tehnik menyimpan (2) 97 x 8 =
97+97+97+97+97+97+97+97=776
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
(1) Dengan tehnik menyimpan (2) 97 x 8 =
97+97+97+97+97+97+97+97=776 (3) Dengan menjumlahkan : 7x8 lalu di jumlahkan dengan 90x8 Hasilnya : 56 + 720 = 776 (4) Dengan menggambar lidi/garis
(3) Dengan menjumlahkan : 7x8 lalu di jumlahkan dengan 90x8 Hasilnya : 56 + 720 = 776
6. 81 : 9 = ... Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) Dengan mengurangi secara bersusun: 81-9=72-9=63-9=54-9=45-9=36-9 =27-9=18-9=9-9=0 jadi 81:9=9 (2) 81 : 9 = a 9 x a = 81 a = 9 Jadi 81 : 9 = 9 (3) Dengan membuat garis sebanyak 81 lalu
tiap 9 garis di coret, lalu di hitung ada berapa coretan, maka jawabannya adalah banyaknya coretan.
(4) Dengan mambuat bulatan-bulatan kecil sebanyak 81 lalu tiap 9 bulatan kecil di lingkari atau di beri garis pembatas, lalu di hitung ada berapa lingkaran besar atau ada berapa kelompok yang di batasi garis, maka jawabannya adalah banyaknya lingkaran
Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang sama : 81 : 9 = 81-9-9-9-9-9-9-9-9-9=0 Jadi 81 : 9 = 9 Ada beberapa siswa yang menjawab dengan cara yang berbeda: (1) 9 x 9 = 81 81 : 9 = 9 (2) 81 : 9 = 9+9+9+9+9+9+9+9+9=9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
besar atau banyaknya kelompok lingkaran yang dibatasi garis
7. 48 : 6 = ... Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) Dengan mengurangi secara bersusun: 48-6=42-6=36-6=30-6=24-6=18-6 =12-6=6-6=0 jadi 48 : 6 = 8 (2) 48 : 6 = a 6 x a = 48 a = 8 Jadi 48 : 6 = 8 (3) Dengan membuat garis sebanyak 48 lalu
tiap 6 garis di coret, lalu di hitung ada berapa coretan, maka jawabannya adalah banyaknya coretan.
(4) Dengan membuat bulatan-bulatan kecil sebanyak 48 lalu tiap 6 bulatan kecil di lingkari atau di beri garis pembatas, lalu di hitung ada berapa lingkaran besar atau ada berapa kelompok yang di batasi garis, maka jawabannya adalah banyaknya lingkaran besar atau banyaknya kelompok lingkaran yang dibatasi garis
Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang sama : 48 : 6 = 48-6-6-6-6-6-6-6-6=0 Jadi 48 : 6 = 8 Ada beberapa siswa yang menjawab dengan cara yang berbeda: (1) 8 x 6 = 48 48 : 6 = 8 (2) 48 : 6 = 6+6+6+6+6+6+6+6=8
8. 40 : 8 = ... Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang bermacam-macam: (1) Dengan mengurangi secara bersusun: 40-8=32-8=24-8=16-8=8-8=0 jadi 48 : 8 = 5
Sebagian besar siswa menjawab benar dengan cara yang sama : 81 : 9 = 81-9-9-9-9-9-9-9-9-9=0 Jadi 81 : 9 = 9 Ada beberapa siswa yang menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
(2) 40 : 8 = a 8 x a = 40 a = 5 Jadi 40 : 8 = 5 (3)Dengan membuat garis sebanyak 40 lalu
tiap 8 garis di coret, lalu di hitung ada berapa coretan, maka jawabannya adalah banyaknya coretan.
(4)Dengan mambuat bulatan-bulatan kecil sebanyak 40 lalu tiap 8 bulatan kecil di lingkari atau di beri garis pembatas, lalu di hitung ada berapa lingkaran besar atau ada berapa kelompok yang di batasi garis, maka jawabannya adalah banyaknya lingkaran besar atau banyaknya kelompok lingkaran yang dibatasi garis
dengan cara yang berbeda: (1) 5 x 8 = 40 40 : 8 = 5 (2) 40 : 8 = 8+8+8+8+8=5
9. Budi mempunyai 35 buah jeruk, lalu dibagikan kepada 5 orang temannya. Berapa banyak jumlah jeruk yang diterima oleh masing-masing teman Budi?
Sebagian besar siswa menjawab benar dan hanya menulis jawabannya saja, namun setelah ditanya ternyata mereka menjawab dengan cara yang bermacam-macam: (1)Ada yang langsung menjawab 35:5=7, karena sudah hafal (2)Dengan membuat garis sebanyak 35 lalu
tiap 5 garis di coret, lalu di hitung ada berapa coretan, maka jawabannya adalah banyaknya coretan.
(3)Dengan mambuat bulatan-bulatan kecil sebanyak 35 lalu tiap 5 bulatan kecil di
Sebagian besar siswa menjawab benar dan hanya menulis jawabannya saja, namun setelah ditanya ternyata mereka menjawab dengan cara yang berbeda (1) Ada yang langsung manjawab 35:5=7, karena sudah hafal (2) Dengan mengurangi secara bersusun: 35-5=30-5=25-5=20-5 =15-5=10-5 =5-5=0 Jadi 35 : 5 = 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
lingkari atau di beri garis pembatas, lalu di hitung ada berapa lingkaran besar atau ada berapa kelompok yang di batasi garis, maka jawabannya adalah banyaknya lingkaran besar atau banyaknya kelompok lingkaran yang dibatasi garis.
(4) Dengan mengurangi secara bersusun: 35-5=30-5=25-5=20-5=15-5=10-5 =5-5=0 Jadi 35 : 5 = 7
10.Ibu mempunyai 8 buah kotak kue, tiap kotak berisi 12 buah kue. Ada berapa jumlah seluruh kue yang di miliki oleh ibu?
Sebagian besar siswa menjawab benar dan hanya menulis jawabannya saja, namun setelah ditanya ternyata mereka menjawab dengan cara yang bermacam-macam: (1) 8 x 12 = 92 Dengan cara :
12+12+12+12+12+12+12+12=92 (2) 12 x 8 = 96 Dengan cara : 12+12+12+12+12+12+12+12=92 (3) 8 x 9 = 72 Dengan cara menggambar 8 lidi
sebanyak 9 kali lalu di hitung jumlahnya (4) Dengan perkalian bersusun 12 8 8 x 12 x 96 96
Sebagian besar siswa menjawab benar dan hanya menulis jawabannya saja, namun setelah ditanya ternyata mereka menjawab dengan cara yang bermacam-macam: (1) 8 x 12 = 92 Dengan cara :
12+12+12+12+12+12+12+12 =92 (2) 12 x 8 = 96 Dengan cara : 12+12+12+12+12+12+12+12 =92 (3) Dengan perkalian bersusun 12 8 x 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa siswa-siswa di SDEK Mangunan menggunakan cara yang lebih bervariasi dalam
menjawab soal-soal yang diberikan oleh peneliti, walaupun dari hasil jawaban seluruh siswa, tidak semua siswa dapat menjawab
dengan bentul. Namun cara yang digunakan oleh tiap-tiap siswa rata-rata berbeda, hal ini mungkin di sebabkan karena di SDEK
Mangunan guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menjawab dengan berbagai macam cara. Sedangkan siswa-siswa di SDK
Kalasan rata-rata menjawab soal yang diberikan oleh peneliti dengan cara yang hampir sama namun sebagian besar jawaban siswa
betul.
Jadi dapat di simpulkan bahwa dampak proses pembelajaran yang dilaksanakan di SDEK Mangunan bagi siswa adalah siswa dapat
lebih kreatif dalam menjawab soal karena rata-rata siswa menjawab soal dengan cara yang berbeda-beda namun hasilnya tidak
optimal karena jawaban siswa banyak yang salah, namun dari cara siswa menjawab soal tampak bahwa penalaran siswa cukup baik.
Hal ini dapat dilihat dari cara siswa menjawab soal dengan berbagai macam cara.
Sedangkan dampak proses pembelajaran yang dilaksanakan di SDK Kalasan bagi siswa adalah siswa kurang kreatif dalam menjawab
soal karena sebagian besar siswa menjawab soal dengan cara yang sama namun hasilnya optimal karena sebagian besar siswa dapat
menjawab soal dengan betul.
Persamaan dari kedua sekolah adalah sebagian siswa masih banyak yang bingung dalam mengartikan konsep perkalian. Mereka
menganggap bahwa 8 x 9 = 9 x 8 karena hasilnya sama.
Padahal 8 x 9 = 9+9+9+9+9+9+9+9 = 72 sedangkan
9 x 8 = 8+8+8+8+8+8+8+8+8 = 72 Walaupun hasilnya sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Selain dampak secara kognitif , dampak lain dari proses pembelajaran yang dilakukan di dua SD tersebut adalah dampak secara
psikologis, apakah siswa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mereka, dari hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti terhadap 6 orang siswa yang dipilih secara acak dari masing-masing sekolah, sebagai kroscek dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan pengamatan di dalam kelas, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4 No Pertanyaan SDEK Mangunan SDK Kalasan
1 Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar matematika?
Dari 6 orang yang di wawancara semua menjawab tidak ada yang sulit
Dari 6 siswa yang di wawancara 5 orang siswa menjawab tidak ada yang sulit dan satu orang menjawab ada yang sulit
2 Jika anda mengalami kesulitan apa yang anda lakukan?
Semua siswa menjawab bertanya kepada guru atau ke guru lain, setelah itu baru bertanya kepada teman
Dari 6 siswa yang di wawancara 4 orang menjawab bertanya kepada guru, satu orang menjawab baca contohnya(belajar sendiri) dan satu siswa menjawab tidak usah di jawab.
3 Apakah anda takut mengikuti pelajaran matematika?
Semua siswa menjawab tidak takut dengan pelajaran matematika
Dari 6 siswa yang di wawancara 5 orang menjawab tidak takut dengan pelajaran matematika dan 1 orang menjawab takut dengan pelajaran matematika karena takut tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru
4 Apakah anda senang mengikuti pelajaran matematika?
Semua siswa yang di wawancara menjawab senang dengan pelajaran matematika apalagi jika menggunakan permainan dalam pelajaran
Semua siswa menjawab senang dengan pelajaran matematika, walaupun ada yang takut jika tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru
5 Apakah anda senang mengikuti Semua siswa yang di wawancara Semua siswa menjawab senang jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga dan permainan?
menjawab senang jika menggunakan alat peraga apalagi dengan permainan karena menyenangkan dan tidak membosankan
menggunakan alat peraga, namun menurut siswa guru jarang menggunakan alat peraga dan tidak pernah menggunakan permainan
6 Apakah anda bisa mengikuti pelajaran matematika di kelas dengan baik (tidak merasa bosan)?
Semua siswa menjawab bisa mengikuti dengan baik
Dari 6 siswa yang di wawancara 5 orang menjawab dapat mengikuti dengan baik dan satu orang menjawab kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak bisa.
7 Sebelum memulai pelajaran apakah anda mempersiapkan pelajaran di rumah?
Dari 6 siswa yang di wawancarai 4 orang menjawab belajar dahulu di rumah biasanya pada malam hari atau sore hari dan 2 siswa menjawab tidak
Semua siswa menjawab belajar dahulu di rumah sebelumnya, biasanya pada malam hari atau sore hari
8 Apakah anda belajar tiap hari atau pada saat akan ujian saja?
Dari 6 siswa yang di wawancarai 4 orang menjawab belajar tiap hari biasanya pada malam hari dan 2 siswa menjawab belajar pada saat akan ujian saja
Semua siswa menjawab tiap hari belajar
9 Apakah anda senang jika diberi PR atau tugas dari guru?
Dari 6 siswa yang di wawancarai 4 orang menjawab senang jika di beri PR dan 2 siswa menjawab tidak suka jika di beri PR karena malas
Hampir semua siswa menjawab senang jika di beri PR
10 Jika ada teman yang tidak mengerti dengan materi yang disampaikan guru apa yang anda lakukan?
Sebagian siswa menjawab memberitahu teman yang tidak mengerti, sebagian lagi tidak memberitahu karena malas
Hampir semua siswa menjawab membantu temannya atau belajar bersama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
D.4 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, kesulitan-kesulitan yang di hadapi guru dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
No SDK Kalasan SDEK Mangunan 1 Membuat siswa siap untuk belajar dan bagaimana
membuat perhatian siswa tertuju pada guru Mempersiapkan siswa untuk mulai belajar
2 Menentukan buku panduan (buku paket) yang sesuai dan tepat
Membuat siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran
3 Mempersiapkan alat peraga yang belum ada dan sulit untuk di buat sendiri,sehingga guru terkadang hanya menggunakan alat peraga yang telah tersedia atau meminjam kepada guru lain
Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran, karena terkadang alat peraga yang akan digunakan tidak mudah didapatkan (sulit di cari)
4 Bahasa, yaitu bagaimana membuat anak memahami apa yang dijelaskan oleh guru dengan bahasa yang mudah di pahami dan di mengerti oleh anak
Membuat siswa memahami materi yang di berikan dengan keadaan siswa yang heterogen
5 Guru di tuntut untuk dapat membuat semua siswa hafal perkalian di luar kepala, karena jika nanti di kelas berikutnya ada siswa yang tidak bisa perkalian maka guru akan mendapat teguran.
Membuat siswa mau terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
6 Anak yang tidak mengerti lalu diam saja dan takut untuk bertanya merupakan salah satu kesulitan yang di hadapi oleh guru
Guru juga mengalami kesulitan jika dalam setiap materi harus dinyatakan/ dikaitkan dengan masalah nyata/ real
7 Siswa yang tidak dapat diam juga merupakan salah satu kesulitan yang di hadapi guru di kelas, karena terkadang ada anak yang tidak dapat diam dan selalu ingin cerita tentang hal-hal yang dialami sehingga mengganggu teman-temannya yang lain
Hubungan guru dengan murid sangat dekat sehingga murid sudah tidak ada rasa takut dengan guru dan sulit untuk diberi peringatan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan dan analisis data yang diperoleh peneliti, maka
peneliti menyimpulkan bahwa :
1. Perbedaan proses pembelajaran di SDEK Mangunan dan SDK
Kalasan
No SDEK Mangunan SDK Kalasan 1 Kegiatan pembelajaran
tidak terlalu berpusat pada guru
Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru
2 Penggunaan variasi metode pembelajaran seperti permainan matematika dan bercerita/berdongeng
Penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi
3 Menyenangkan bagi siswa Kurang menyenangkan bagi siswa
4 Memberdayakan semua indera dan potensi anak didik
Kurang memberdayakan semua indera dan potensi anak didik
5 Guru menggunakan berbagai macam media pembelajaran
Guru kurang menggunakan berbagai macam media pembelajaran
6 Siswa diberi kebebasan untuk dapat belajar dimanapun (dikursi,di lantai atau di luar kelas)
Siswa harus belajar dengan tertib dan rapi (duduk di kursi dengan tangan di atas meja)
7 Guru sering menggunakan penguatan verbal dengan berkata “oke”, “betul” dan “pintar”
Guru jarang menggunakan penguatan verbal, jika jawaban siswa betul guru hanya mengulangi jawaban siswa dan bertanya kepada semua siswa apakan jawabannya sudah betul.
8
Guru mengoreksi pekerjaan siswa satu persatu
Guru meminta siswa untuk mengoreksi pekerjaan temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
9 Sikap guru kurang tegas Sikap guru lebih tegas 10 Suasana belajar lebih santai Suasana belajar kurang
santai
2. Dampak proses pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan
SDK Kalasan bagi siswa
No SDEK Mangunan SDK Kalasan 1 Siswa cenderung lebih
aktif dan berani, karena sangat dekat dengan guru
Siswa masih cenderung kurang aktif dan kurang berani
2 Siswa tidak bisa diam saat pelajaran, siswa cenderung ramai saat pelajaran karena guru kurang tegas
Siswa cenderung tertib dan rapi saat pelajaran karena guru selalu menegur siswa yang ramai
3 Siswa sangat antusias dan senang saat diajak belajar sambil bermain
Siswa tampak senang saat mengikuti pelajaran
4 Cara siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti bervariasi
Cara siswa mengerjakan soal yang diberikan peneliti kurang bervariasi
5 Banyak siswa yang menjawab kurang tepat saat peneliti memberi soal
Banyak siswa yang menjawab dengan tepat saat peneliti memberi soal
3. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika di SDEK Mangunan dan SDK Kalasan
No SDEK Mangunan SDK Kalasan
1 Mempersiapkan siswa untuk mulai belajar
Membuat siswa siap untuk belajar
2 Mempersiapkan alat peraga Mempersiapkan alat peraga yang belum ada
3 Membuat siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran
Menentukan buku panduan (buku paket) yang sesuai dan tepat
4 Membuat siswa memahami materi
Bahasa, yaitu bagaimana membuat anak memahami apa yang dijelaskan
5 Membuat siswa mau terlibat secara aktif
Menghadapi anak yang tidak mengerti lalu diam saja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
takut untuk bertanya 6 Menghadapi siswa yang
tidak dapat diam (ramai) Menghadapi siswa yang tidak dapat diam (ramai)
B. SARAN
Saran-saran peneliti bagi SDEK Mangunan :
Pelaksanaan pembelajaran di SDEK Mangunan telah berusaha
menerapkan pembelajaran aktif namun dalam pelaksanaannya masih
kurang optimal karena tidak semua siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran untuk itu guru sebaiknya lebih mengaktifkan siswa
yang kurang aktif. Guru juga perlu lebih tegas dalam menghadapi/menegur
siswa yang ramai dan terkadang mengganggu pelaksanaan proses
pembelajaran.
Saran-saran peneliti bagi SDK Kalasan :
Pembelajaran yang dilaksanakan di SDK Kalasan akan lebih baik jika guru
lebih sering menggunakan variasi metode pembelajaran dan media
pembelajaran sehingga dapat membuat suasana pembelajaran lebih
menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
DAFTAR PUSTAKA
A.M Sardiman. (2003). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
A.Suhaenah, Suparno. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta : Dirjen
Pendidikan Tinggi Depdiknas
Br. Theo Riyanto. (2004). Pendidikan yang Humanis. http://bruderfic.or.id/h-
60/pendidikan-yang-humanis.html (diakses tanggal 21 Agustus 2007)
Cony Semiawan, dkk. (1987). Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta :
Gramedia
Dede Rosyada. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis : Sebuah model
pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Jakarta :
Kencana
Hartono. (2007). Strategi Pembelajaran Active Learning. http://www.smu-
net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2 (diakses tanggal 21 Agustus
2007)
Hasibuan, J,J, dkk. (1988). Proses belajar mengajar keterampilan dasar
pengajaran mikro. Bandung : Remadja Karya CV
Hendyat Soetopo. (2005). Pendidikan dan Pembelajaran (teori, permasalahan
dan praktek). Malang : UMM
Joko Subando. (2007). Pengembangan Minat Siswa Terhadap Matematika.
http://masbando.tripod.com/subandoweb/minat.html (diakses tanggal 9
Agustus 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Manalu, dkk. (1980). Strategi belajar dengan permainan matematika. Jakarta :
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G)
Marpaung, Y. Strategi, Metode dan Media Pengajaran Matematika di Sekolah
Dasar, Makalah di sampaikan dalam penataran penyesuaian kemampuan
dosen D II – PGSD Katolik se-Indonesia yang diselenggarakan oleh IKIP
Sanatha Dharma pada tanggal 29-6-1992 s/d 25-7-1992)
Marpaung, Y. (2003). Perubahan Paradigma Pembelajaran Matematika di
Sekolah. Makalah disajikan pada Seminar Pendidikan Matematika, USD
Yogyakarta
Marpaung, Y. (2006). Pendekatan Multikultural dalam Pembelajaran
Matematika. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan
Matematika di USD yang bertema Cerdas 2020.
Moleong, Lexy.J. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja
Karya CV
Muhibbin Syah . (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru.
Oemar Hamalik. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Prasena Nawaksanti dan Sari Jatmiko. (2006). Mengenal Pluspunt sebuah
pengantar. Yogyakarta : DED
Puji Purnomo, dkk. (2005). Pedoman Pengajaran Mikro. USD : Yogyakarta
Ruseffendi. (1979). Pengajaran Matematika Modern untuk orangtua murid, guru
dan SPG. Bandung : Tarsito
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik
(Edisi revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
Sujono. (1988). Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta :
Depdikbud
Suwarsono. (2006). Hambatan dalam Implementasi Paradigma Baru
Pembelajaran Matematika dan Upaya untuk Mengatasi Hambatan
tersebut. Mathedu, vol.1, No.1, Januari 2006
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. (2001). Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. UPI .
Vembriarto, dkk. (1994). Pengantar Perencanaan Pendidikan . Jakarta
Wakiman, dkk. (1993). Peningkatan penguasaan fakta dasar perkalian dengan
permainan lambung lalu kalikan (LKK). Yogyakarta : FKIP UNY.
Widharyanto. Active Learning. Widya Dharma, Th XIII (Vol. 13), No. 1, Oktober
2002
Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran (Edisi Revisi). Jakarta : Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 1
Suasana Pembelajaran di SDEK Mangunan
1a 1b
1c 1d
1e 1f
2a 2b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
2c 3a
3b 3c
4a 4b
4c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 2
Suasana Pembelajaran di SDK Kalasan
1a 1b
1c 2a
2b 2c
2d 2e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 3
DATA HASIL OBSERVASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
DATA HASIL OBSERVASI
DI SDEK MANGUNAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Tanggal Pengamatan :17 september 2007 Nama Sekolah :SDEK Mangunan
Nama Pengamat :Tami Dwi Astuti Kelas :III
Nama Guru :Pak Mul Pokok Bahasan :Perkalian
Lama Pelajaran :4x35 menit Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan
No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Berupa kartu
bilangan untuk permainan perkalian
Persiapan yang dilakukan guru sebelum memulai pelajaran
Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √ Masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang
Keadaan siswa Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√ √
Jika kurang jelas dengan penjelasan guru sebagian besar siswa bertanya, namun ada juga siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
yang diam saja Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak
memperhatikan √ Kadang-
kadang jika siswa telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √ Saat guru mulai bicara di depan kelas siswa memperhatikan penjelasan dari guru
2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Guru mengulang materi yang lalu √ Dengan pemainan perkalian
Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Tidak ada PR Guru meminta siswa untuk membahas PR √ Tidak ada PR Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Tidak ada PR Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √ Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √
Aktivitas guru Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti
studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah √ Studi
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √ Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √ Permainan
kartu Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √ Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
selama pelajaran berlangsung √
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan menuliskannya
√ Berdiskusi dengan teman
Aktivitas siswa
Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain
√
b. Saat Latihan Soal Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru sering
mengarahkan siswa
Guru meminta siswa menjelaskan idenya √ Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas √ Hasil
pekerjaan siswa dikumpulkan
Aktivitas Guru
Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √ Kadang guru menyalahkan jawaban siswa yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
tepat Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis dan dapat
menjelaskan alasannya kepada siswa lain √ Siswa tidak
diminta mengerjakan soal di papan tulis
Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda caranya dengan siswa lain
√
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √ Siswa berdiskusi dengan teman
Aktivitas siswa
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ Siswa senang jika diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
3 Penutup 3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √ Latihan (LK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Tanggal Pengamatan :20 september 2007 Nama Sekolah :SDEK Mangunan
Nama Pengamat :Tami Dwi Astuti Kelas :III
Nama Guru :Pak Mul Pokok Bahasan :Perkalian
Lama Pelajaran :2x35 menit Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan
No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Bola-bola yang
ditempeli soal perkalian
Persiapan yang dilakukan guru sebelum memulai pelajaran
Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √ Pada bagian kedua guru membagi semua siswa menjadi 2 kelompok besar
Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√ √
Ada siswa yang bertanya namun ada juga yang diam saja
Keadaan siswa
Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak √ Terkadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
memperhatikan siswa ramai Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √
2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Guru mengulang materi yang lalu √ Tentang perkalian
Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Tidak ada PR Guru meminta siswa untuk membahas PR √ Tidak ada PR Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Tidak ada PR Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √ Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √ Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti
studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah √ Permainan
kelompok Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √
Aktivitas guru
Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √ Permainan bola perkalian
Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung
√
Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √ Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
selama pelajaran berlangsung √
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan menuliskannya
√ Namun tidak menuliskannya
Aktivitas siswa
Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
siswa dengan siswa lain b. Saat Latihan Soal Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru hanya
menjelaskan jika siswa bertanya atau kurang jelas
Guru meminta siswa menjelaskan idenya
√ Guru jarang meminta siswa menjelaskan idenya
Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas
√ Siswa diminta menjawab soal secara langsung
Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √ Terkadang guru menyalahkan siswa yang menjawab kurang tepat
Aktivitas Guru
Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis dan dapat menjelaskan alasannya kepada siswa lain
√ Guru tidak meminta siswa mengerjakan soal di papan tulis
Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda caranya dengan siswa lain
√
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √ Siswa ramai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
saat permainan berlangsung, namun siswa mengikuti dengan antusias
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ Siswa senang jika diberi pertanyaan oleh guru
3 Penutup 3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Tanggal Pengamatan :1 Oktober 2007 Nama Sekolah :SD Mangunan
Nama Pengamat :Fransisca Ratna Dewi Kelas :III
Nama Guru :Yosep Mulharsa S.si Pokok Bahasan :Pembagian
Lama Pelajaran :4x35 menit Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan
No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Persiapan yang dilakukan
guru sebelum memulai pelajaran Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √
Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√
Ada siswa yang bertanya, namun ada yang diam saja
Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan
√ Ada siswa yang ramai sendiri
Keadaan siswa
Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √ 2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Aktivitas guru
Guru mengulang materi yang lalu √ Dengan bertanya kepada siswa secara lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
tentang perkalian
Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Guru meminta siswa untuk membahas PR √ Guru
mengoreksi PR siswa
Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √ Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √ Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti
studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah √
Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √
Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √ Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √ Namun ada
beberapa siswa yang tampak tidak antusias
Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya selama pelajaran berlangsung
√
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√
Aktivitas siswa
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
menuliskannya Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara
siswa dengan siswa lain √
b. Saat Latihan Soal Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru meminta siswa menjelaskan idenya √ Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas √
Aktivitas Guru
Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √ Tidak menyalahkan secara langsung
Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis dan dapat menjelaskan alasannya kepada siswa lain
√ Tapi tidak menjelaskan alasannya kepada siswa lain
Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda caranya dengan siswa lain
√
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √
Aktivitas siswa
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ 3 Penutup
3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √ Berupa LK(Lembar Kegiatan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Tanggal Pengamatan :2 Oktober 2007 Nama Sekolah :SDEK Mangunan
Nama Pengamat :Fransiska Ratna Dewi Kelas :III
Nama Guru :Yosep Mulharsa Pokok Bahasan :Pembagian dengan 2
Lama Pelajaran :2x35 menit Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan
No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Menggunakan
lidi dan batu untuk menghitung pembagian
Persiapan yang dilakukan guru sebelum memulai pelajaran
Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √ Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru
a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√ √
Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan
√ Berbicara tapi memperhatikan
Keadaan siswa
Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √ 2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Guru mengulang materi yang lalu √ Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Tidak ada PR
Aktivitas guru
Guru meminta siswa untuk membahas PR √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √ Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √ Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti
studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah √
Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √ Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √ Pake lidi dan
batu
Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √ Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
selama pelajaran berlangsung √ Lidi dan batu
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan menuliskannya
√
Aktivitas siswa
Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain
√
b. Saat Latihan Soal Aktivitas Guru Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru
membimbing siswa satu persatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Guru meminta siswa menjelaskan idenya √ Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas √ Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √ Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis dan dapat
menjelaskan alasannya kepada siswa lain √ Siswa
mengerjakan soal beserta langkah-langkahnya
Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda caranya dengan siswa lain
√
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √ Siswa ramai saat mengerjakan soal
Aktivitas siswa
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ 3 Penutup
3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √ Hanya latihan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Tanggal Pengamatan :4 oktober 2007 Nama Sekolah :SDEK Mangunan
Nama Pengamat :Fransiska Ratna Dewi Kelas :III
Nama Guru :Yosep Mulharsa S.si Pokok Bahasan :Soal Cerita Pembagian
Lama Pelajaran :2x35 menit Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan
No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Berupa boneka Persiapan yang dilakukan
guru sebelum memulai pelajaran Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √
Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√
Ada siswa yyang bertanya dan ada yang diam saja
Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan
√
Keadaan siswa
Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √ 2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Guru mengulang materi yang lalu √ Tentang pembagian
Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Tidak ada PR
Aktivitas guru
Guru meminta siswa untuk membahas PR √ Tidak ada PR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Tidak ada PR Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √ Guru sering
bertanya pada siswa
Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √ Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti
studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah √ Dengan
berdongeng /bercerita
Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √ Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √ Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √ Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
selama pelajaran berlangsung √
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan menuliskannya
√
Aktivitas siswa
Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain
√ Guru bertanya dan siswa menjawab
b. Saat Latihan Soal Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru meminta siswa menjelaskan idenya √ Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas √
Aktivitas Guru
Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis dan dapat menjelaskan alasannya kepada siswa lain
√ Guru tidak meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas
Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda caranya dengan siswa lain
√
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √ Siswa cenderung ramai saat mengerjakan soal
Aktivitas siswa
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ Siswa senang jika diminta menjawab soal
3 Penutup 3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √ Berupa LK(Lembar Kegiatan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
DATA HASIL OBSERVASI
DI SD KANISIUS KALASAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Tanggal Pengamatan : 26 Oktober 2007 Nama Sekolah :SDK Kalasan
Nama Pengamat : Fransisca Ratna Dewi Kelas :III
Nama Guru : Bu Risma Pokok Bahasan :Alat Ukur
Lama Pelajaran : 07.00-08.00 Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Berdoa √ Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Berbagai
macam meteran
Persiapan yang dilakukan guru sebelum memulai pelajaran
Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √ Tiap kelompok terdiri dari 3 orang
Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√ √
Jika kurang jelas siswa bertanya
Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan
√
Keadaan siswa
Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √ 2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Guru mengulang materi yang lalu √ Materi baru Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Tidak ada PR
Aktivitas guru
Guru meminta siswa untuk membahas PR √ Tidak ada PR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Tidak ada PR Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √ Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √ Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti
studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah √
Studi kelompok
Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √ Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √
Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √ Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
selama pelajaran berlangsung √
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan menuliskannya
√
Aktivitas siswa
Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain
√
b. Saat Latihan Soal Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru meminta siswa menjelaskan idenya √ Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas √
Aktivitas Guru
Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √ Guru bertanya pada siswa yang punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
menjelaskan alasannya kepada siswa lain Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda
caranya dengan siswa lain √
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √ Siswa berdiskusi dengan siswa lain saat bekerja dalm kelompok
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ Siswa senang jika diminta menjawab soal oleh guru
3 Penutup 3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √ Berupa latihan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Tanggal Pengamatan :29 Oktober 2007 Nama Sekolah :SDK Kalasan
Nama Pengamat :Fransisca Ratna Dewi Kelas :III
Nama Guru :Bu Risma Pokok Bahasan :Alat ukur (pengukuran)
Lama Pelajaran :07.00-08.00 Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan
No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Berupa jam
dinding Persiapan yang dilakukan
guru sebelum memulai pelajaran Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √
Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√ √
Siswa bertanya pada guru jika kurang jelas
Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan
√
Keadaan siswa
Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √ 2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Guru mengulang materi yang lalu √ Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Tidak ada PR Guru meminta siswa untuk membahas PR √ Tidak ada PR Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Tidak ada PR Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √
Aktivitas guru
Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah
√
Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √ Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √
Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √ Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
selama pelajaran berlangsung √
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√ Sesuai dengan instruksi dari guru
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan menuliskannya
√ Tidak berdiskusi
Aktivitas siswa
Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lain
√
b. Saat Latihan Soal Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru meminta siswa menjelaskan idenya √ Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas √
Aktivitas Guru
Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √ Ditanyakan apakah ada jawaban yang lain
Aktivitas siswa Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis dan dapat √ Hasil latihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
guru Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda
caranya dengan siswa lain √ Tidak tampak
karena jawaban soal langsung dinilai oleh guru
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ 3 Penutup
3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √ Latihan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Tanggal Pengamatan :30 Oktober 2007 Nama Sekolah :SDK Kalasan
Nama Pengamat :Fransisca Ratna Dewi Kelas :III
Nama Guru :Bu Risma Pokok Bahasan :Waktu
Lama Pelajaran :07.00-08.00 Mata Pelajaran :Matematika
Lembar Pengamatan
No Aspek Pengamatan Indikator Ya Tdk Keterangan
1 Pendahuluan Guru mempersiapkan alat peraga yang akan di gunakan
dalam pembelajaran √ Berupa jam
dinding Persiapan yang dilakukan
guru sebelum memulai pelajaran Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok √
Siswa memperhatikan penjelasan/perintah dari guru a. Siswa bertanya b. Siswa diam saja
√ √
Siswa bertanya jika ada yang kurang jelas
Siswa berbicara dengan teman lain dan tidak memperhatikan
√
Keadaan siswa
Siswa terlihat siap mengikuti kegiatan pembelajaran √ 2 Inti Pembelajaran a. Saat menjelaskan materi
Guru mengulang materi yang lalu √ Tentang alat ukur
Guru membahas Pekerjaan Rumah √ Dikoreksi bersama-sama
Aktivitas guru Guru meminta siswa untuk membahas PR √ Guru meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
siswa menjawab soal
Guru menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR √ Siswa yang tidak mengerjakan PR diminta maju ke depan untuk mengerjakan PR
Guru mengajukan pertanyaan kepada perorangan √ Guru mengajukan pertanyaan kepada kelas √ Guru menggunakan variasi metode pembelajaran seperti
studi kelompok, studi di luar kelas, studi di luar sekolah √
Guru mengkaitkan materi dengan dunia nyata √
Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran √ Siswa tampak senang selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat antusias selama pelajaran berlangsung √ Siswa terlihat bosan selama pelajaran berlangsung √
Siswa menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
selama pelajaran berlangsung √
Siswa banyak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
√ Tapi atas instruksi guru
Aktivitas siswa
Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari dan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
menuliskannya Terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa dan antara
siswa dengan siswa lain √
b. Saat Latihan Soal
Guru banyak membimbing dan menuntun siswa √ Guru meminta siswa menjelaskan idenya √ Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas √
Aktivitas Guru
Guru menyalahkan jika ada siswa yang salah menjawab √ Bertanya kepada siswa lain
Siswa berani mengerjakan soal di papan tulis dan dapat menjelaskan alasannya kepada siswa lain
√
Siswa berani mengemukakan jawaban yang berbeda caranya dengan siswa lain
√
Siswa diam saja saat mengerjakan soal √
Aktivitas siswa
Siswa aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ Siswa senang
jika diberi pertanyaan
3 Penutup Mengumpulkan latihan soal √ 3.1 Guru memberikan PR √ 3.2 Guru memberikan rangkuman √
Akhir pelajaran
3.3 Guru memberikan tes akhir/ kuis kepada siswa √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Lampiran 4
DATA HASIL
WAWANCARA
GURU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Hasil wawancara dengan guru SDEK Mangunan
Nama Guru : Yosep Mulharsa S.Si
G : Guru
P : Peneliti
P : Sebelum memulai pelajaran persiapan apa saja yang bapak lakukan? G :Sebelum pelajaran di mulai kita membuat anak-anak senang dahulu, dalam arti kegiatan tadi malam apa yang dilakukan? Apa ada peristiwa- peristiwa penting atau dia pernah mendengarkan berita apa? Buat dia cerita-cerita dari orangtuanya tentang apa? Begitu, kita membuat itu. Setelah itu kita buat tebak-tebakan. Jadi tidak menjurus langsung ke pelajaran. Yang penting anak senang dulu, terus seandainya ada anak yang terlambat supaya dia tidak di cela teman-temannya, jadi ya memberi jalan keluarnya itu...bagaimana dia minta maaf saja kepada anak, kepada teman- temannya, kepada guru supaya bisa menghargai. P : Lalu disini sering menggunakan alat peraga pak? Dipersiapkan dahulu? G : Iya. Itu alat peraga dipersiapkan, bisa dipersiapkan seminggu sebelumnya atau satu semester sebelumnya...kan sudah ada kartu-kartu itu jadi kita tinggal menggunakan . Alat peraga itu yang diperagakan kalau media itu yang tidak diperagakan, misalnya karton atau gambar-gambar. Lalu yang diperagakan itu seperti wayang atau film-film dalam VCD itu, modelnya hanya macam-macam. Bisa kartu, ini untuk matematika bisa kartu yang bisa di pakai untuk...misalnya jemuran bilangan. P : Apakah ada kesulitan dalam mempersiapkan alat peraga pak? G : Kesulitan dalam mempersiapkan alat peraga itu, karena alat peraga untuk mencarinya sulit. Misalnya saya harus mencari alat peraga atau media misalnya tentang kantor pos. Kantor pos itu kan benda-bendanya banyak. Ya kadang kalau tidak kita persiapkan dari awal ya kita hanya memberi tahu saja...Ini kartu pos...ini benda-benda pos seperti ini...Misalnya untuk uang itu kan kita hanya mengenalkan anak hitungan, yang kelas III masih uang Indonesia. Jadi dari yang kecil sampai yang besar. Uang itu tidak hanya untuk matematika...untuk IPS bisa...untuk PPKN bisa...IPA bisa...jadi kita terapkan untuk mata pelajaran lain. P : Itu suka pakai apa pak? Masalah-masalah yang real? Maksudnya masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari? G : Iya...kita juga tidak...ya memang sulit jika semua harus dinyatakan...tertentu. Sebab seperti, kalau kita menanyakan sumpah pemuda seperti apa? Ya pol-polnya sumpah pemuda itu ada media gambar-gambar itu saja, satu nusa satu bangsa dalam arti Bhineka Tunggal Ika. Ooo seperti ini persatuan, seperti ini gambar anak berantem, bertengkar menyebabkan tidak damai P : Kalau dalam matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
G : Kalau dalam matematika, misalnya tadi apa? P :Kalau misalnya materi matematika, kalau misalnya menghitung perkalian
itu pakai apa? G : Perkalian, kalau perkalian bisa permainan. Terus kalau menghitung bisa menggunakan VCD. Misalnya menggunakan VCD, karena dalam VCD itu ada cara menimbang gajah. Kita menggunakan VCD cara menimbang gajah itu. Anak jadi tahu cara menimbang gajah itu seperti ini. P :Menggunakan benda-benda yang ada di sekitar sini pak? G : Pakai tetap pakai saya. Misalnya mengukur luas sekolah ini, anak tidak hanya mengunakan meteran tapi juga memakai jengkal atau memakai kaki, langkah kaki. Berapa kaki? P : Kalau dalam pelajaran cara bapak membuat siswa aktif bagaimana pak? Sulit tidak pak? G : Ya kalau mengalami susah setiap guru pasti mengalami susah. Karena anak itu kan heterogen. Ada yang seperti tadi (bertengkar) kalau kita suruh mereka berantem karena mereka emosi pasti mereka berantem. Ya kita diamkan dahulu semasa masih ada yang mau mengalah. Kecuali jika sudah pukul-pukulan ya kita bantu. Memang anak-anak ini kan masih dalam peralihan dari kelas II ke kelas III. Jadi kita harus ya...ngopeni jiwa-jiwa (mengasuh jiwa-jiwa). Terus supaya anak bisa disiplin, punya tanggungjawab dengan cara menanamkan kesadaran...ngopeni jiwa (mengasuh jiwa)...memelihara jiwa-jiwa anak itu. P : Iya G : Iya kan? Seperti jika rizki hanya kita diamkan...dia tidak akan main seperti ini...dia akan diam saja (Rizki adalah anak yang di titipkan di kelas ini, dia tidak seperti anak-anak lain, dia mengalami keterlambatan berfikir) P : Kita harus tahu ya pak? G : Kita harus tahu Rizki koq lupa saya beri tugas. Jadi saya beri tugas...Ya Rizki bisa lempar-lemparan tapi kan dia tidak bisa hitungnya. P : Kalau melibatkan siswa secara aktif agar semua siswa bisa ikut terlibat
semua, bagaimana pak? G : Dalam arti bagaimana? P : Nanti kan terkadang ada siswa yang diam saja (tidak aktif)? G : Oia...seperti tadi kan...tadi Jati akhirnya mau ikut...coba kalau saya yang menyuruh mungkin kan dia tidak mau. Iya to? Cara lain...temannya yang memilih...Jati kamu ikut dipilih. Nah begitu, jadi kan Jati juga mau. (maksudnya dalam permainan perkalian berkelompok cara memilih anggota masing-masing kelompok adalah dengan cara siswa saling memilih teman sendiri, jadi tidak ditentukan oleh guru) P : Jadi melibatkan siswa lain ya pak? G : Iya, juga harus melibatkan anak. Kalau tidak bisa, kalau kita suruh dari pada kita suruh terus tidak mau...”kamu tuh di suruh tidak mau?”. Wah nanti kan anak jadi takut. Jadi melibatkan anak. P : Untuk menenangkan siswa lain juga diperlukan kesadaran dari siswa lain juga ya pak? G : Menenangkan siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
P : Misalnya jika ada anak yang ribut di dalam kelas, begitu pak? G : Oh...itu kita juga harus...saya sering mengatakan “konsekuensi”. Anak ribut, tapi kalau tadi kan ribut permainan. Kalau ribut dalam arti saya menjelaskan tapi dia tidak mengerjakan tapi cuma ribut, kalau ributnya tidak teratur, konsekwensi anak sudah tahu bahwa anak kalau di tanya, “satu anak yang tidak selesai dalam satu LK (lembar kerja) itu tanggungjawab satu kelas” karena keributan itu dialami oleh satu kelas, maka satu anak atau dua anak. Satu anak saja yang tidak selesai LK anak- anak tahu, terus langsung dibantu, cara berfikirnya...begini lho...begini lho...Jadi tanggungjawab karena dia terganggu lambat karena dirinya sendiri yang lambat atau terganggu karena teman-temannya yang lain. P : Jadi di bantu teman yang lain ya pak? G : Dalam arti bukan membantu menuliskan lho...diajarkan...ini seperti ini...ini seperti ini...ini dikalikan ini... P : Itu waktu pelajaran pak? G : Waktu pelajaran, jadi saya selama ini menerapkan misalnya pulang biasanya jam 1 bisa jam 1 lebih lama P : Semuanya pak? G : Semua P : Ooo G : Jadi konsekuensi itu kalau saya bilang “hari ini konsekuensi berlaku untuk semuanya” berarti ada 2 anak yang lelet (lambat) ya nanti pulangnya terlambat. Tapi kalu saya bilang “ hari ini konsekuensi ditanggung sendiri-sendiri” ya sudah apapun yang terjadi ya orangtuanya kemarin sampai menunggu jam 1, sedangkan kita pulangnya jam 12. Terus orangtua ya nunggu sampai jam 1, ya orangtua juga harus sadar juga, sedangkan setelah mengerjakan LK saya koreksi, setelah saya koreksi terus di suruh mewarnai, setelah mewarnai terus kalau pulang terus berdoa. Setelah berdoa tebak-tebakan masih ada...tutupan...tutupan itu saya memberikan apa yang menjadi materi hari ini atau perkalian atau penjumlahan atau khususnya matematika ya...kalau semua mata pelajaran saya terapkan. Misalnya seperti pohon, hati yang berongga. P : Kalau dalam matematika lalu ada siswa yang kurang paham, bagaimana pak? G : Kurang paham? Pertama kali saya mengatakan bahwa karena kalian tidak mendengarkan. Terus kalau dia bertanya “Pak saya belum bisa ini?” saya jelaskan. Tetapi jika “Pak tadi itu bagaimana to caranya? Anu wong si anu rame (karena si itu ramai)” wah berarti kalian tidak memperhatikan P : Berarti itu? G : Tinggal anaknya itu pahamnya dari mana? Kurang pahamnya dari mana? Kalau anak tidak pahamnya karena saya mengajarkannya terlalu cepat saya maklum. Tetapi kalau karena ramai terus tidak paham, tapi karena ramai jadi tidak paham nah...ya kita juga harus melihat situasi anak seperti apa? Anak jangan disalahkan terus. Kita juga jangan merasa bersalah. P : Saling membantu ya pak? G : Ngopeni jiwa (mengasuh jiwa). Anak yang paling penting. Kalau hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
mentransfer ilmunya saja saya kira terserah, pokoknya ini dikerjakan! Lha sampai kapan? P : Itu ya pak susahnya? Kalau faktor penilaiannya apa saja pak? G : Faktor penilaian, jadi nanti kita ada ulangan harian per subbab. Misalkan tema ini ada perkalian, ya nanti kita ada perkalian atau dengan latihan- latihan seperti ini (LK) nanti kan kita sudah bisa melihat...oh anak itu begini...karena kita mempunyai 2 raport, raport berupa deskripsi narasi itu yang catatan-catatan dan raport yang berupa angka. Jadi sejauh mana anak bisa perkalian ya nanti bisa di baca di dalam raport ini juga. P : Jadi tiap semester? G : Iya tiap semester kita mengerjakan 2 raport P : Kalau misalnya tiap materi, tiap selesai pelajaran ada tes akhir tidak pak? Seperti materinya baru mulai materi perkalian, waktu pulangnya diberi PR atau apa begitu pak? G : Kalau PR saya jarang memberi PR pada anak. Kalau anak libur saya beri PR P : Tiap hari atau... G : Kalau PR tidak selalu tiap hari, jadi kita harus lihat kondisi anak juga P : Biasanya langsung dikerjakan di sini ya pak? G : Iya, mengerjakan LK, jadi sistem LK (Lembar Kerja)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Hasil wawancara dengan guru SDK Kalasan
Nama Guru : Agustina Rismawati
P : Peneliti
G : Guru
P : Persiapan ibu sebelum mengajar itu apa saja Bu?
G : RP lalu juga mempelajari dari buku paket, kalau perlu ada alat peraga P : Kadang suka pakai alat peraga bu? G : Iya, misalnya uang itu kan ada, uang bisa, untuk pembagian kemarin pakai korek P : O...begitu. Kalau dalam persiapan sebelum mengajar ada kesulitannya tidak bu? G : Kadang sih ada, kalau ada tanya kepada guru yang lebih bisa. P : Misalnya apa bu? G : Misalnya ada kemarin materinya dari 2 buku yang berbeda, itu beda caranya. Jadi ada kasus kemarin terbalik. Misalnya tabel perkalian itu di atas itu esainya terus yang di bawah itu perkaliannya. Misalnya 2x2 hasilnya 4, tapi koq malah 8. Jadi kan dari 2 buku yang berbeda jadi membingungkan, lalu dipilih salah satu saja. P : Jadi pilih salah satu saja ya bu...jadi jika misalnya ada yang membingungkan seperti itu tanyanya ke siapa bu? G : Ya tanyanya ke bu Dewi. Biasanya kalau matematika tanyanya ke bu Dewi (bu Dewi adalah salah satu guru senior di SD Kalasan) P : Terus pilih yang mana begitu bu? Terkadang pakai alat peraga bu? Lalu yang mempersiapkan alat peraga itu ibu sendiri? G : Ya, kadang dari tahun lalu sudah ada jadi bisa di gunakan lagi. Jam misalnya kan sudah tersedia jadi tinggal menggunakan saja. Untuk timbangan dulu sudah pernah tapi rusak, sudah buat sendiri tapi tidak bisa seimbang karena terus njeglek (tidak bisa seimbang) P : Kalau mempersiapkan itu (alat peraga) suka mengalami kesulitan bu? Kesulitannya apa jika mempersiapkan alat peraga bu? G : Kesulitan alat peraga itu biasanya yang belum ada, kadang juga ya minta bantuan P : Tapi kan yang mengusahakan guru ya bu? Bukan siswa. Mempersiapka alat peraga itu kan sulit ya bu, berarti suka minta bantuan ya bu? G : Iya.Suka ngadu iki piye? (suka mengaluh ini bagaimana?). Tapi kalau kemarin ada misalnya “punya alat peraga yang ini?”, kan masih menyimpan. (maksudnya guru bertanya kepada guru lain yang mungkin mempunyai alat peraga yang di cari dan dapat di pinjam) P : Oo...begitu G : Untuk uang bisa anak yang membawa jadi bareng-bareng. P : Oo...begitu. Jika sebelum mengajar ibu mempersiapkan contoh-contoh bu? G : Iya contoh. Yang lebih sederhana dahulu baru yang lebih susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
P : Biasanya dikaitkan dengan yang siswa sudah tahu ya bu? Seperti yang kemarin? G : Iya. Biasanya kalau yang saya gunakan entah siswa yang pinter atau tidak bisa terkesan P : Terus kesulitan yang biasa dialami ibu selama proses pembelajaran itu biasanya apa bu? G : Memang ada beberapa siswa yang bermasalah, ada yang mengalami keterlambatan menulis juga. Lalu saya tangkapnya itu, jadi harus telaten. Misalnya jam-jam istirahat itu bisa digunakan untuk membantu yang lambat, soalnya susah. P : Untuk membantu yang lambat ya bu? G : Soalnya susah waktu. Anaknya misalnya takut, takut untuk tanya, tidak berani kan? Misalnya waktu buat PPL kemarin, siapa yang belum bisa ? Tidak berani, terus tidak bisa. Masih belum dong kog ga mau tanya (masih belum mengerti tapi tidak meu bertanya). Cuma diam saja, ya sudah saya juga membantu. Kalau belum dong tanya! (jika belum mengerti bertanya!) P : Berarti kesulitannya itu jika ada yang tidak menegrti ya bu sama takut bertanya? G : Iya P : Lalu yang ibu lakukan apa bu untuk membuat siswa aktif dalam pelajaran? G : Misalnya yang untuk aktif? Diberi penghargaan siswanya. Misalnya dengan acungan jempol jika benar, diberi tepukan, diberi...saya sering memberi sesuatu jika betul semua. P : Jadi siswanya senang dan termotivasi ya bu G : Iya. Tertarik P : Jika ada siswa yang diam saja itu bagaimana bu? G : Ada...Iya memang kadang itu tidak mau. Untuk sementara itu misalnya untuk pertama biasanya anak ada yang tidak mau di tunjuk untuk pertama mengerjakan. Tapi nanti jika sudah diulang, ada anak yang maju dia mau. Jadi di beri pengertian “dia saja mau koq kamu tidak mau?” begitu. P : Jadi caranya itu dengan memberi contoh lewat temannya ya bu? G : Iya. Di sini kan ada anak yang sulit...cengeng...jadi jika di suruh pertama lalu menangis P : Tapi ada anak yang ,udah ya bu? Meminculkan ide-idenya itu mudah? G : Iya P : Kalau ibu menggunakan buku pedoman guru tidak bu? G : Erlangga, dari erlangga. Untuk yang tahun kemarin kan dari kanisius. Tapi untuk yang latihan-latihan dari erlangga. Jadi menggunakan Erlangga untuk tahun ini. P : Untuk tugas-tugas individu atau tugas-tugas kelompok di persiapkan dahulu dari rumah atau secara spontan di kelas bu? G : Kalau tugas-tugas biasanya...di rumah atau berkelompok? Kalau untuk berkelompok itu biasanya dari rumah. Tapi kalau untuk PR halaman ini...nah ini kan ada acuannya, kalau itu spontan saja P : Berarti kalau ada tugas kelompok...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
G : Kalau kelompok biasanya disiapkan karena perlu misalnya alat peraga. P : Ooo begitu. Kalau mempersiapkan pertanyaan ibu mengalami kesulitan tidak bu? Pertanyaan untuk siswa G : Kadang ada. Terus saya bertanya “ Pak kalau ada seperti ini bagaimana?” saya juga tanya ke teman yang lain. P : Oia. Jadi kesulitannya apa bu jika mempersiapkan pertanyaan? G : Ini khusus matematika? P : Iya G : Untuk khusus matematika apa ya? P : Tipenya mungkin? G : Bahasa, misalnya bahasa untuk kelas rendah itu lebih susah. Misalnya “Ini apa to Bu?(Ini apa bu?). “Maksudnya apa to Bu?”(maksudnya apa bu?). Jadi harus mencari yang sedapat siswa itu lebih enak. Bisa di terima siswa lebih mudah P : Jadi bagaimana pertanyaan itu bisa langsung di tangkap oleh siswa? G : Iya P : Bahasanya ya Bu? G : Bahasa memang. Kan di sini memang ada yang dari bahasa jadi kadang tanya. P : Jadi jika ada kesulitan tanyanya ke guru lain? G : Iya P : Kalau menurut ibu kesulitan yang mungkin dialami guru lain selain yang sudah di sebutkan tadi apa bu? G : Untuk ini kan kemarin ada keluhan untuk matematika itu dari kelas 3 anak-anak harus hafal di luar kepala untuk perkalian. Itu jadi kalau siswa tidak bisa di kelas atas kita(guru) kena. (maksudnya jika di kelas 4 anak-anak tidak hafal perkalian maka yang disalahkan guru kelas 3) P : O...begitu. Jadi wajib ya Bu? G : Iya. Jadi sampai...apa ya? Kan misalnya 7 x 4 tidak bisa...kan ada juga...saya juga suka minta bantuan sama orangtua. Anak ini kurang tentang ini jadi bisa di bantu P : Itu wajib ya bu? G : Apa? Perkalian itu? Iya harus maksudnya sudah. Kadang ada anak yang seperti ini (menghitung perkalian dengan menggunakan jari-jari tangan). Itu saya bantu padahal tidak boleh seharusnya. Tapi siswa bisa sendiri dari rumah. P : Tapi di sini tidak di ajarkan ya bu? G : Tidak P : Yang diajarkan itu konsepnya ya bu? G : Iya. Misalnya kan kadang anak terbalik-balik. 3 x 2 = 3-nya yang ada 2 padahal kan yang benar 2 + 2 + 2 jadi 2-nya yang ada 3, kadang salah. Itu malah dari “Ultra” itu banyak yang salah. Terbalik, waduh...piye? (bagaimana?) ya sudah itu di ganti saja. Soalnya 20 x 2 kan banyak banget. P : Iya...Kalau salah begitu memperbaikinya bagaimana bu? G : Itu yang dari “Ultra” saya suruh menuliskan yang salah. Ini koq salah?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Anak-anak itu sudah tahu biasanya kan...itu salah...ya sudah berarti kamu tidak mengantuk. P : Pada waktu memulai pelajaran itu apa kesulitannya bu? Pada saat baru memulai pelajaran? G : Baru memulai pelajaran? Malah...awalnya...itu bab baru atau awal pelajaran? P : Iya awal pelajaran, mungkin kesiapan siswa? G : Untuk awal pelajaran, kesiapan siswanya untuk belajar. Misalnya bukunya. Ada anak yang tidak membawa buku gitu waduh...ini ternyata yang menyiapkan bukan anaknya sendiri. Kadang juga tiap hari tidak mengerjakan PR...memang beberapa anak ya iya, yang sering itu dua anak. Wah itu saya mesti...padahal cewek. Kemarin sudah tidak masuk yang satu memang. Wah ndablegke (tidak jera). Saya sudah bilang sama orangtuanya, ternyata memang mungkin jika malam tidak pernah ketemu orangtuanya. Jadi mungkin akan tidak mengerjakan PR tidak apa-apa. P : Kalau begitu sulit untuk mempersiapkan siswanya untuk mulai pelajaran ya bu? Lalu yang ibu lakukan apa bu? G : Kadang di mulai dengan menyanyi atau menconga tapi secara lisan biar langsung segar. Tapi biasanya kalau lisan kan ada yang mengangkat tangan, jika mengangkat tangan dia bisa, yang tunjuk tangan pasti bisa tapi yang diam saja saya tunjuk sekarang. Pasti itu belum dipersiapkan dari rumah. P : Berarti kebalikannya ya bu? G : Iya kadang berarti ini tidak belajar, belum belajar to? Sudah kelihatan. P : Kalau menurut pendapat ibu tentang siswa yang suka mengobrol sendiri dan belum siap itu merupakan kesulitan bu? G : Iya, memang juga bawaan anaknya suka ngomong...anaknya suka ngomong...cewek ada. Memang suka apa yang dia lihat, apa yang ada di rumah dia cerita. Ya ada kelebihannya sih itu. P : Lalu mengatasinya bagaimana bu? G : Tapi di luar, setelah anak-anak mengerjakan saya dekati dia koq banyak ngomong (bicara). Lalu malah menyalahkan teman “lho kamu yang ga boleh” P : Kalau misalnya siswa yang diam saja bu, menurut ibu itu hambatan/ kesulitan bukan bu? G : Ya kadang ada, pertama itu malah ga dong (tidak mengerti). Kadang itu kan di tanya “kamu dong (mengerti) tidak?”. “Dong (mengerti) apa tidak?”. Terus iya. P : Kalau begitu bagaimana bu? Berarti di tanya-tanya? G : Iya di tanya-tanya dahulu, terus kalau misalnya tidak tahu ya ngomong (bicara), kamu tidak usah takut! Memang ada. P : Terus kalau mengajukan pertanyaan ke siswa itu ibu biasanya perorangan atau untuk sekelas bu? G : Kadang untuk kelas juga, kadang kelompokkan. Biasanya perbaris. Ini kelompok siapa...ini siapa...gantian tapi. Kalau tidak bisa nanti satu baris itu siapa yang bisa bantu. Jika tidak bisa di berikan kepada kelompok lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
P : Pertanyaan-pertanyaan itu yang ibu kasih ke siswa berdasarkan buku pedoman/panduan atau secara spontan waktu di kelas? G : Dari pedoman. Kalau misalnya menconga itu kan memang ada saran untuk kelas 3 ada menconganya, di perbanyak soalnya untuk tulisannya juga, karena tulisannya payah. P : Kalau menurut ibu pertanyaan itu lebih efisien bila diajukan kepada kelompok atau kepada siswa? G : Perorangan sebenarnya, tapi kalau satu persatu waktu itu tidak cukup. Tapi kalau sudah di jawab gantian. P : Jadi siswa biar berfikir ya bu? Lalu kalau ada siswa yang jawabannya salah, yang dilakukan apa bu? G : Seperti kemarin kan ada yang salah juga, saya suruh di coba dikerjakan di depan, yang benar jawaban yang mana? P : Iya...berarti siswa juga mengkoreksi sendiri ya bu? Kalau misalnya ada siswa yang sering ribut di kelas, di beri peringatan 1...2...3...begitu bu? G : Iya. Nanti kalau sudah 3 kali orangtuanya di panggil. Biasanya seperti itu. P : Kalau misalnya ada siswa yang mengerjakan di depan, ibu kan sering bertanya kepada siswa lain benar atau tidak? Itu sering ya bu? G : Iya, kadang “ini benar atau salah?”. Kadang benar lho...koq benar? Ini lho di lihat! Kalau penjumlahan, perkalian, pembagian itu salah memberikan tandanya. Misalnya ini ada yang tandanya kurang. Misalnya ada “poro gapit” untuk pembagian itu “ini tandanya apa?” kadang tidak ada tandanya. “Yang salah yang mana?”. Untuk bahasa-pun kadang juga “ini yang salah mana?”, “pengurangannya mana?”. Selain supaya jeli, karena awal juga nanti di kelas atas kalau tidak di beri titik atau tanda pengurangan nanti di kelas atas nantinya “iki ngopo?(ini kenapa tidak bisa?)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Lampiran 5
DATA HASIL
WAWANCARA
SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Wawancara siswa SDEK Mangunan Frans P : Frans tadi no 1 caranya bagaimana 8 x 9 ? Koq di sini ga ada caranya?
Tadi dapat 72 dari mana? S : Mikir...sudah tahu koq P : Sudah tahu? Tadi mikirnya bagaimana? S : Ya di kali P : Iya di kali...langsung di kali? S : Iya P : Dikalinya 8 x 9? delapannnya ada sembilan atau sembilannya ada
delapan? S : Delapannnya ada sembilan P : Terus yang 6 x 9 ? S : 53 P : Itu caranya bagaimana? S : Enamnya di kali sembilan P : Enamnya di kali sembilan, berarti enamnya ada sembilan atau
sembilannya ada enam? S : Enamnya ada sembilan P : Berarti 6+6+6+6+6 sampai... S : 9 P : Bukan 9+9+9+9... S : Bukan P : Terus kalau yang di kali ini, 78 x 9 caranya bagaimana? S : 78 x 9...di kali P : Di kali ? Yang mana yang dikalikan? S : 8 x 9 = 72, tulis 2 nyimpen 7...7 x 9 = 63...63 + 7 = 70...70 tulis di sini
(menunjuk pada lembar jawaban siswa) P : Terus kalau yang 81 : 9 caranya bagaimana? S : Ngitungnya 9 x 9 dulu, kalau jawabannya 81 nanti di tulis 9 P : Ga pakai cara lain? Caranya bagaimana? S : Ya 81 : 9 itu di kali P : 81 : 9...9 x 9 S : Iya 9 x 9 P : Ga pakai cara yang di kurang-kurang? S : Ga...kelamaan P : Tapi cara yang itu sama kan? S : Sama P : Terus cara yang no 9 S : Di bagi 35 : 5 = 7 P : Langsung? S : Iya P : Kalau yang no 10? S : No 10 itu 8 x 12 P : 8 x 12...? Jadi 8 itu apa sih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
S : 8 buah kotak kue, tiap kotak berisi 12 P : Jadi ? S : 96 P : Jawabannya 96 dari mana? S : Dari 8 x 12 P : 8 x 12 bukan 12 x 8 ? S : Sama saja P : Sama saja...? ada bedanya ga? Bedanya apa? S : Kalau 8 x 12 yang kecil di kali yang besar kalau 12 x 8 yang besar di kali
yang kecil P : Bukan pakai cara kalau 8 x 12 itu berarti delapannya ada 12 atau
duabelasnya yang ada 8? S : 8 x 12...delapannnya ada 12 P : Kalau 12 x 8 ? S : Duabelasnya ada 8 P : Duabelasnya ada 8, tapi hasilnya sama ya? S : Sama Lala P : Lala tadi no 1 bagaimana caranya? S : No 1 tak tambahin P : Tambahin berapa? S : Sembilannya ada 8 P : Sembilannya ada 8 ? bukan delapannnya ada 9? S : Ga P : Ga ya? Jadi sembilannya yang ada 8. Kalau yang no 3 bagaimana? S : 9+9+9+9+9+9...sembilannya ada enam...jadi 54 P : Sembilannnya ada 6...jadi sembilannya yang ada 6 ya? Bukan enamnya
yang ada sembilan? S : Iya P : Terus kalau yang no 4 bagaimana? S : No 4 itu caranya 8 x 9 terus 7 x 9 jadinya 6732 P : 6732...? S : heeh P : Bener? S : Yakin...aku belum bisa soalnya... P : Kalau yang no 5 ? S : Yang no 5...97 x 8...5769 P : Dari mana? S : Dari 97 x 8 P : Caranya bagaimana? S : Caranya itu ya di kali juga. P : 7 x 8 ? S : Iya P : Terus? S : Terus yang...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
P : Di tambah? S : Heeh P : Di tambah yang 9 x 8? S : Heeh P : Koq bisa ketemu segini? S : Ya ga tau...aku juga ngawur soalnya..ga tau aku... P : Terus kalau yang ini? S : Yang di bagi itu...91 : 9 aku udah tahu jawabannya, soalnya 9 x 9 itu
81...jadi hasilnya ini...ini (menunjuk angka 9 yang ada pada kertas jawaban). Jadi 9 jawabannya.
P : Kalau no 9? S : Kalau no 9 itu “Budi mempunyai 35 buah jeruk lalu dibagikan kepada 5
orang temannya berapa banyak jumah jeruk yang diterima oleh masing-masing teman Budi?”...7
P : Dapat dari mana? S : Soalnya 5...10...15...20...25...30...35 gitu tadi. (siswa memperagakan
menghitung dengn menggunakan jari-jari tangan) P : Menghitungnya bagaimana? S : 5...10...15...20...25...30...35 P : Sampai... S : Sampai ketemu 35 P : 35...Berarti limanya ada berapa kali gitu? S : Limanya ada tujuh kali P : Oo...caranya begitu... S : Kalau yang no 10 itu (siswa membaca soal). Itu 96 P : Dapat dari mana? S : Dapat dari...8 x 12... P : 8 x 12...? beda ga sama 12 x 8 ? S : Sama P : Sama...? samanya apa? S : Samanya ya jumlahnya Adit P : Adit tadi ngerjain no 1...8 x 9 caranya bagaimana? S : 8 x 9 ? P : Iya S : Delapannya di tambah sampai sembilan jadinya 72 P : Delapannya di tambah sampai sembilan kali? S : Iya P : Yang no 3 juga caranya sama ya? S : Iya P : Kalau yang no 3...6 x 9 berarti? S : 6 x 9 berarti 54 P : Dapat dari? S : Dari...sama aja kayak tadi...itu ditmbah-tambah aja terus... P : Apanya yang ditambah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
S : Sembilannya...kalau ini sama ini kan sama aja jawabannya..ini 6 di tambah sampai 9
P : Enamnya yang di tambah ? S : Iya P : Bukan sembilannya? S : Bukan...juga bisa kebalik. P : Terua kalau no 4 S : No 4... P : Caranya bagaimana? S : Caranya...itu...78+78...78+78 kan ada dua, kan di kali sembilan...jadi
78+78 hasilnya itu di tambah yang satunya ini lagi...di tambah 78 ini lagi jadinya di tambah 78 lagi...jadinya itu hasilnya.
P : Ooo...gitu jadi 78-nya ada 9 kali terus di tambah-tambah terus...? S : Heeh P : Ga pakai cara yang menyimpan gitu? S : Ga P : Terus yang ini juga sama? S : Iya P : Berarti kalau yang ini 97-nya ada delapan kali? S : Iya P : Kalau no 6...81 : 9...caranya bagaimana? S : 9 di kali berapa sama dengan 81...jadinya hasilnya itu 9...9x9 kan
81...jadi 81 : 9 ya 9... P : Oo...kalau yang no 8? S : 40 : 8... P : Sama aja ya? Bagaimana tadi caranya? S : Caranya...ya...8 ditambah 8 sampai 40 itu berapa? Jadinya 8 kan? P : Oo...8 di tambah-tambah berapa kali... S : Sama dengan 40 P : 8 dikali berapa? S : Heeh P : Kalau no 9? S : (siswa membaca soal) itu 35 : 5 itu ya...7...7 kan? Jadinya 35 dikurangi 5
kurangi 5 sampai habis P : Berarti 35 dikurang 5 dikurang5 dikurang 5 sampai... S : Habis... P : Kalau no 10? S : (siswa membaca soal) itu berarti 48. P : Berarti bagaimana caranya? S : 12 ditambah 12 sampai 8...12+12+12+12 sampai 8 kali...berarti 12 x 8. P : 12 x 8...berarti 12+12+12 gitu sampai... S : Sampai 8 P : Bukan 8+8+8+8...gitu? S : Bukan P : Jadi 12+12+12... S : Iya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
P : Terus kalau yang tadi no 9 itu sampai...itu kan tadi 35 dikurang 5 dikurang 5 sampai nol...
S : Heeh P : Itu dapat tujuhnya dari mana? S : tujuhnya karena 35 dibagi 5 itu...5 x 6 itu kan 30...30 abis itu di tambah 5
lagi...berarti ada tujuhnya. P : Oo...begitu. Anin P : Anin tadi no 1 jawabnya bagaimana caranya ? S : Caranya ya...sembilannya ada delapan P : Sembilannya ada delapan...? S : Ditambahin terus P : Ditambahin...no 2 dan 3 sama ya ? S : Iya P : Terus no 4 bagaimana? S : No 4...delapannya di tutup terus 7 x 9...itu kan 63...terus tujuhnya ini di
tutup...terus 8 x 9 tuh 72 itu di tambahin...nanti ketemunya berapa? P : Oo...gitu...terus kalau yang no 5 ? S : Ini sama P : Tadi yang pertama yang di tutup yang mana? S : Yang ini...yang depan... P : Heeh...berapa? Kalau yang itu ? S : Yang no 5 ? P : Iya S : Itu...7 x 8 P : Yang pertama di tutup tujuhnya? S : Yang tujuhnya ini P : Heeh...terus... S : Dikali delapan itu 72...terus yang sembilan itu di tutup...7 x 8 itu... P : Terus nanti hasilnya di jumlah ? S : Iya P : Terus kalau yang no 6...81 : 9...tadi caranya bagaimana? S : Dikurangi P : Dikurangi...dikuranginya bagaiman? S : Itu 81 dikurangi sembilan, sembilan, sembilan sampai nol P : Heeh...terus...sembilannya dihitunga ada berapa? S : Heeh P : Yang no 7 dan 8 juga sama ya? S : Iya P : No 9 bagaimana? S : Sembilan itu di bagi... P : Dibagi...berapa di bagi berapa ? S : 35 di bagi 5 P : 35 di bagi 5...caranya ? S : Dikurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
P : Dikurangi...berapa yang dikurangi...? S : 35 dikurangi 5 sampai nol P : Oo...terus limanya di hitung ? S : Heeh P : Kalau no 10 ? S : No 10...dikali P : Dikali...berapa? S : 8 x 12 P : 8 x 12...bukan 12 x 8 ? S : Bukan P : Jadi 8 dikali... S : 12 P : Kenapa 8 x 12 ? S : Gampang... P : Jadinya bukan 12 x 8 ya ? S : Iya P : Sama atau beda sih ? S : Beda P : Beda...? bedanya apa ? S : Bedanya jawabannya P : Jawabannya...? 8 x 12 sama 12 x 8...beda...? S : Beda P : Kalau 8 x 12 berapa ? S : 8 x 12...8 x 2 itu kan 16...terus 8 x 1...terus 8 + 1...bisa juga ditambahin P : Kalau 12 x 8 ? S : 12 x 8 sama aja P : Sama aja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Wawancara siswa SDK Kalasan Mita
P : Nomor 1 itu dapat dari mana? S : Di tambah P : Di tambah...kalau yang 8 x 9 itu delapannya yang 9 kali atau sembilannya yang 8 kali? S : Sembilannya P : Sembilannya ada...? S : Delapan P : Ada delapan, terus kalau yang ini (perkalian bersusun) caranya bagaimana? S : Yang mana? P : Ini lho... 78 9 x .... S : Kalau ini ininya dulu yang dikalikan (siswa menunjuk angka 8 dan 9) hasilnya kan 72, 72 terus tujuhnya di simpan terus 7 x 9 = 63. 63 ditambah 7 yang disimpan itu! P : Oia, nah kalau pembagian S : Pembagian dikurang...dikurang...kurang...kurang terus! P : Kurang-kurang terus sampai... S : Sampai 0 nanti terus jawabannya 9... P : Oo...yang ...kalau yang ini nomor 9... S : Nomor 9 di belakang, nomor 9 sama...nomor 9 tuh dibagi terus nanti jadi ini jeruk yang di terima oleh masing-masing teman budi ada 7 buah jeruk P : Berarti yang berapa yang dibagi? S : Yang 35 dibagi 5 P : Itu caranya langsung? S : Iya P : Langsung ya dibagi 5 P : Terus kalau nomor 10? S : No 10 dikali P : Yang di kali berapa? S : 12 kali 8 P : 12 itu apanya sih? S : Ga tau P : Ga tau...? terus delapannya itu apa? S : Ah... P : Koq bisa 12 x 8 ? S : Kan tiap kotak berisi 12 buah kue, lha kan ada 8 buah kotak, jadi 12 x 8 P : Jadi 12 x 8...? jadi yang 12 itu apanya? S : 12 itu tiap kotak kue (isi dari tiap kotak kue) P : Terus yang 8 itu? S : Buah kotak kue
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
P : Berarti berapa kali berapa? S : 12 x 8 P : 12 x 8...? berarti isinya dikali kotaknya? S : Iya P : Jadi jumlahnya semuanya? S : 96 Krison P : Krison tadi waktu jawab 8 x 9 caranya bagaimana? S : Di tambah P : Yang di tambah delapannya? Tadi kan 8 x 9 berarti delapannya yang ada 9 atau sembilannya yang ada 8? S : Sembilannya yang di tambah-tambah delapan kali P : Delapan kali, jadinya 72 ya? S : Iya P : Itu caranya langsung di tambah-tambah gitu? S : Iya P : Pakai apa mencarinya? S : Carinya? P : Maksudnya dicari di tambah-tambah pakai tangan atau...? S : Ga, ya udah tahu jawabannya...udah hafalan P : Udah hafal ya? Terus yang 78 x 9 ... caranya bagaimana? S : Di tambah-tambah juga P : Di tambah...? ini yang di bawah lho... S : Di kali...8 x 9 dulu di sini satuannya di tulis buat nyimpen. 7 x 9 terus jawabannya di tambah 7 P : Terus di tambah sama yang di simpen tadi ya? P : Terus kalau yang ini 81 : 9 ? S : Ini di kurang-kurang P : Di kurang-kurang sampai...? S : Sampai habis P : Sampai habis terus hasilnya? S : Hasilnya 9 P : Sembilan itu dari mana? S : Dari 81-9...9 kali P : Jadi sembilannya ada...? S : Sembilan P : Jadi sembilannya itu dari ini? (peneliti menunjuk pada kertas jawaban siswa) S : Iya P : Yang ini juga? Yang 48 : 6 ? S : Iya P : Nah kalau yang no 9 bagaimana? S : Ya tinggal dibagi P : Tinggal di bagi aja. 35 itu apanya sih? S : 35?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
P : Kalau dari soal ini? S : (siswa membaca soal) Jadi 35 : 5 P : Langsung dibagi 5 ya? S : Iya P : Terus kalau yang no 20 ? S : (siswa membaca soal) Jadi 8 x 12 P : 8 x 12 ? bukan 12 x 8 ? S : Ya P : Sama ga sih? S : Ya sama P : Sama...? 8 itu menunjukkan apanya? S : Menunjukkan yang dikalikan P : Yang dikalikan? Terus yang 12 itu? S : Yang dikalikan P : Setiap kotak itu ada berapa di sini (di dalam soal)? S : Ada 12 P : Ada 12, berarti? S : 8 x 12 P : Kalau misalnya 5 x 3 S : 15 P : 15 itu caranya di tambah-tambah ya? S : Iya Aldo P : Aldo tadi jawab no 1 yang 8 x 9 dapat dari mana? S : Ya di tambah-tambah P : Di tambah-tambah...berapa yang di tambah-tambah? S : Delapannya P : Delapannya? 8 x 9 berarti apanya yang ada berapa? S : Ya... P : Di sini ditulisnya berapa ini (peneliti menunjuk pada jawaban siswa)? S : 9 P : Sembilannya ada berapa? S : 8 P : Beda ga sama 9 x 8 ? S : Ga P : Ga...? S : Agak beda ya sama jawabannya P : Jawabannya sama...tapi kalau misalnya 8 x 9 ? S : 9 P : Sembilannya ada...? S : 8 P : Nah kalau 9 x 8 ? S : Delapannya ada 9 P : Delapannya ada 9, berarti beda atau sama? S : Ya sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
P : Hasilnya? S : Sama kalau hasilnya tapi caranya beda P : Tapi caranya beda...kalau 6 x 9 itu dapat dari mana? S : Itu di tambah-tambah P : Di tambah...? yang di tambah berapa? S : 9 P : Sembilannya ada berapa? S : 6 P : Ada 6...Caranya tadi di tambah satu-satu? S : Iya P : Itu pakai jari atau sudah hafal? S : Hafal P : Sudah hafal...pintar ya...terus yang no 4...78 x 9 ini tadi caranya bagaimana? S : Langsung P : Langsung bagaimana? S : Ya pake orek-orekan ( Pakai coret-coretan) P : Coret-coretan bagaimana? Caranya saja? S : 8 x 9 dulu terus nanti di tambah 70 x 9...terus di tambah P : Pakai tehnik menyimpan? Terus yang 97 x 8 ? S : 97 x 8 ya sama P : Iya...berapa? S : Ya 7x 8 dulu terus 20 x 8 terus di tambah P : Kalau yang atas tadi berapa 78 x 9 ? S : 8 x 9 dulu terus nanti 70 x 9n terus nanti di tambah P : Terus kalau yang no 6...81 : 9 tadi caranya bagaimana? S : Ya...masih inget caranya P : Caranya tadi bagaimana? S : Ya itu... P : Lho tadi kan bisa ngerjainnya, dapat dari mana? S : Lho aku udah hafal koq... P : Udah hafal to...? oh...dihafalin? S : Iya P : Ini kan 81 di kurang sembilan sampai hasilnya berapa tadi? S : Nol P : Nah 9 ini dapat dari mana? S : Ya ngitung ini (menunjuk pada kertas jawaban siswa) P : Ngitung yang mana? S : Ini (menunjuk pada kertas jawaban siswa) P : O...itu ada? S : 9 P : Kalau ini 5 itu dapat dari mana? 48 : 8 kan sama dengan 5, 5 itu dapat dari mana? S : Ya ngitung ini (manunjuk pada kertas jawaban) P : Ngitung yang...? S : Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
P : Angka berapa itu? S : 8 P : Ada...? S : 5 P : Jadi 5 ini menunjukkan ini ya? (peneliti menunjukkan hasil pekerjaan siswa) P : Terus ini yang no 9 koq bisa 35 : 5 kenapa? S : Ya kan ini kan berapa banyak jumlah jeruk yang diterima oleh masing- masing. P : Karena Budi punyanya berapa? S : 35 P : Terus di bagi kepada? S : 5 orang P : Jadi langsung di bagi ya? S : Iya P : Terus kalau yang no 10 ini berapa jawabannya? 8 x 12 ya? S : Iya P : Koq 8 x 12 ? S : Lha itu 8 kotak sama isinya 12, berapa jumlah seluruhnya? kan 8 x 12. P : Tiap kotak ada berapa? S : 12 P : Jadi tiap kotak itu ada 12...membayangkannya bagaimana? Jadi ada berapa semuanya? 8 kotak? S : 8 kotak...mm...ada 96 P : Iya jadi kan ada 8 kotak terus tiap kotak ada... S : 12 P : Beda ga sama 12 x 8 ? S : Ga P : Ga..? Hasilnya sama? S : Cuma caranya di kali beda Ivan P : Ivan tadi mengerjakan no 1 yang 8 x9 caranya bagaimana? S : Sembilannya delapan kali P : Sembilannya delapan kali, terus di... S : Di tambah P : Kalau yang 6 x 9 ? S : Sembilannya enam kali P : Sembilannya enam kali, terus... S : Di tambah-tambah P : Terus kalau 8 x 9 sama 9 x 8 sama ga ? S : Ga P : Bedanya apa? S : Hasilnya P : Hasilnya ? Kalau 8 x 9 tadi berapa ? S : 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
P : 72...kalau 9 x 8 ? S : 72 P : 72...Beda ga? S : Sama P : Beda ga? S : Ga P : Caranya beda atau sama? S : Sama P : Kalau 8 x 9 tadi berapa? S : Sembilannya ada delapan P : Kalau 9 x 8 ? S : Delapannnya 9 kali P : Beda atau sama? S : Beda P : Caranya? S : Sama P : Berarti hasilnya? S : Sama P : Hasilnya sama, berarti tadi caranya beda atau sama? S : Beda P : Kalau yang ini 7 x 5 itu tadi berapa? S : 35 P : 35 itu dari mana? S : Limanya tujuh kali P : Limanya ada tujuh kali, kalau 5 x 7 ? S : 5 x 7 ...Tujuhnya lima kali P : Tujuhnya lima kali. Hasilnya sama atau beda? S : Sama P : Sama, caranya? S : Beda P : Caranya beda ya? Terus kalau yang 78 x 9 ini tadi caranya bagaimana? S : Ya di susun P : Di susun ? Menyusunnya bagaimana? S : 8 x 9 dulu... P : 8 x 9 terus di tulis...ya? Terus... S : Abis itu 7 x 9...terus yang tadi di simpen di jumlah P : Yang tadi di simpen di jumlah, terus hasilnya ? S : 702 P : Jadi pakai tehnik menyimpan ya? S : Iya P : Terus kalau yang no 5 sama ya? S : Iya P : Kalau yang no 6...81 : 9 itu bagaimana caranya tadi? Koq di tulisnya 81 :9:9:9:9:9:9:9:9:9 ini maksudnya apa? S : Ga tau P : Ga tau? Ini koq bisa dapat 9 ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
S : Kalau 9 x 9 kan hasilnya 81 P : O...9 x 9 hasilnya 81, jadi kalau 81 : 9... S : 9 P : Jadi kebalikkannya ya? S : Iya P : Terus ini maksudnya? (peneliti menunjukkan kertas jawaban siswa) S : Salah P : Salah...koq salah...? Terus yang ini 48 : 6 kenapa hasilnya 8 ? S : Karena kalau 8 x 6 hasilnya 48 P : Karena kalau 8 x 6 hasilnya 48 ya? S : Iya P : Terus yang ini no 9, tadi caranya pakai di bagi ya? Kenapa di bagi? S : Ga papa P : Karena di sini di minta apa? S : Di bagi P : Di badi kepada 5 orang. Ini caranya bagaimana? Langsung? S : Iya P : 35 di bagi 5 ? S : 5 P : Itu hafalan atau pakai tangan mencarinya? S : Hafal P : Sudah hafal ya? Terus yang no 10 itu bagaimana? S : 12 x 8 P : 12 x 8...12 itu menunjukkan apa sih? S : Kue P : Terus 8 itu ? S : Kotaknya P : Berarti berapa kali berapa? S : 12 x 8 P : 12 x 8...bukan 8 x 12 ? S : Bukan P : Kenapa? S : Ga papa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
Lampiran 6. Soal tes Kerjakan Soal Berikut Ini beserta Caranya !
1. 8 x 9 = ... 2. 7 x 5 = ... 3. 6 x 9 = ... 4. 78
9 x ....
5. 97 8 x ....
6. 81 : 9 = ... 7. 48 : 6 = ... 8. 40 : 8 = ... 9. Budi mempunyai 35 buah jeruk, lalu dibagikan kepada 5 orang temannya.
Berapa banyak jumlah jeruk yang diterima oleh masing-masing teman Budi !
10. Ibu mempunyai 8 buah kotak kue, tiap kotak berisi 12 buah kue. Ada berapa jumlah seluruh kue yang dimiliki oleh ibu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
Lampiran 7
HASIL JAWABAN-
JAWABAN SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI