plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2017-12-17 · teruslah berbuat baik dan selalu...
TRANSCRIPT
i
TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP
YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Elista Tri Winahyujati
101114069
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP
YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)
Oleh:
Elista Tri Winahyujati
101114069
Telahdisetujuioleh:
Pembimbing
Juster Donal Sinaga, M.Pd Tanggal 19 Desember 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP
YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta GejayanTahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)
Dipersiapkandanditulisoleh:
Elista Tri Winahyujati
NIM: 101114069
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 19 Desember 2014
Dan dinyatakan telahmemenuhi syarat
SusunanPanitiaPenguji
NamaLengkap TandaTangan
Ketua Dr. Gendon Barus, M.Si ………………
Sekretaris Juster Donal Sinaga, M.Pd ………………
Anggota Dr.M.M. Sri Hastuti, M.Si ………………
Anggota Dr. Gendon Barus, M.Si ………………
Anggota Dra. M.J Retno Priyani, M.Si ………………
Yogyakarta, 19 Desember 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Persembahan
Skripsi ini penulis persembahkan
untuk:
KeduaOrangtuaku
MbaIta& Mas Disa
Teman-teman Seperjuangan BK’10
B
Almamaterku Program Studi
Bimbingan danKonseling
FakultasKeguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Cogito ergo sum
Aku berfikir maka aku ada
Lakukan yang terbaik sekarang, karena akan
lebih buruk bila menyesali yang sudah berlalu
dan mengkhawatirkan yang akan datang.
Teruslah berbuat baik dan selalu berfikir positif
pada orang lain, singkirkan iri dengki terhadap
sesamamu, karna iri dengkimu itu akan
menghancurkanmu dimasa yang akan datang.
-Eugenia Elista-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 19 Desember 2014
Penulis
Elista Tri Winahyujati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Elista Tri Winahyujati
NomorMahasiswa :101114069
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP YANG MEMPERSIAPKAN
UJIAN NASIONAL (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti
Bimbingan Belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
Gejayan Tahun 2014 dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik
Bimbingan Belajar) beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya
memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk ain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 19 Desember 2014
Yang menyatakan
Elista Tri Winahyujati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP
YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)
Elista Tri Winahyujati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres belajar
siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta dalam
mempersiapkan Ujian Nasional serta implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan
belajar. Subyek penelitian ini berjumlah 64 siswa kelas IX yang mengikuti
bimbingan belajar di Neutron Gejayan tahun 2013-2014.
Alatukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan Skala
Likert untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat stres belajar pada siswa. Alat ukur
ini di susun oleh Elista Tri Winahyujati berdasarkan aspek-aspek stres belajar
menurut Hardjana (1994) yang terdiridari 30 item pernyataan. Nilai reliabilitas
intrumen 0,9327 dengan kulifikasi SangatTinggi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik kategorisasi berdasarkan distribusi norma.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat stres belajar berada pada
kategori rendah, yang berarti siswa yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron
Gejayan tidak terserang stres yang begitu berarti.Usulan topic bimbingan lebih pada
pemberian bimbingan yang menyegarkan pikiran siswa agar semakin siap dan mantap
menghadapi Ujian Nasional.
Kata Kunci : Stres Belajar, Bimbingan Belajar, Usulan topik-topik bimbingan
belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS STRESS LEVEL IN PREPARING
FOR THE NATIONAL EXAMINATION
(A Descriptive Study In The Ninth Grade Students Attending Test Preparation
Tutorials In Neutron Tutoring Institute and Its implication On The Tutorial
Topic Preparation)
Elista Tri Winahyujati
Sanata Dharma University Yogyakarta
2014
This study aims to determine the ninth grade students stress levels in
attending a test preparation program in Neutron Tutoring Institute to prepare for the
National Examination and to examine the implications on the proposed tutorial topic.
The subject of the study were 64 ninth grade students attending test preparation
tutorial in Neutron Gejayan from 2013-2014.
The instrument employed in this study was a questionnaire with Likert
Scale to determine the students level of stress during tutorial program. This
instrument was collated by Elista Tri Winahyujati based on aspects of learning stress
according to Hardjana (1994). This questionnaire consisted of 30 statements. The
reliability value of the test instrument was 0.9327 and the qualification was
considered Very High. The data analysis technique in this research was the
categorization technique based on the normal distribution.
The results showed that the average level stress of learning was at the low
level category, which means that students who took the test preparation tutorial in
Neutron Gejayan did not suffer from stress. The proposed tutorial topics should focus
more on the provision of guidance wich refreshed the minds of the students to get
ready to take the Final Examination.
Keywords : Stress Learning , Tutoring , Proposed topics tutoring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat pernyertaan dan
rahmat yang telah diberikanNya selama ini sehingga penulis mampu menyelesaikan
tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini telah banyak
mendapat bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan hormat dan terima kasih yang
tiada terkira kepada :
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan
kelancaran kepada penulisd alam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakaprodi dan pembimbing yang saba
rmembimbing penulis dalam penulisan skripsi dari awal hingga akhir
penulisan ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma yang telah mencurahkan waktu dan tenaga untuk berbagi ilmu
dengan penuh ketulusan.
4. Mas A. Priyatmoko selaku sekretariat Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang selalu membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Candra Puspita Sari, S.Sos selaku Kepala Cabang Lembaga Bimbingan
Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan.
6. Teman-teman Neutron Gejayan yang sudah membantu penuli untuk
menyebarkan kuesioner kepada siswa.
7. Seluruh siswa Neutron Yogyakarta Gejayan yang bersedia meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner penelitian.
8. Bapak dan ibuku yang telah memberikan doa untuk kemudahan penulis
menyelesaikan tugas akhir dan dukungan baik moril maupun materil.
9. Mba Ita dan mas Disa serta kelurga besarku yang selalu memberi motivasi
dan doa kepada penulis
10. Stefanus Jonathan Nainggolan yang tak pernah lelah untuk memotivasi dan
mendampingi penulis selama penyusunan sampai skripsi ini selesai.
11. Teman-teman BK angkatan 2010 B Sanata Dharma Yogyakarta
12. Sahabat yang selalu berbagi suka duka, saling memberikan masukan untuk
penyelesain tugas akhir ini: Yusika, Tuta, Ristin, Vitri, Melani, Sandi, Fabian,
Iput.
13. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tak dapat
penulis ucapkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya.
Akhirnya dengan segala keterbatasan waktu penulis sadar dengan
sepenuh hati karya sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan penelitian ini. Sekiranya jika ada sesuatu yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
berkenan sehubungan dengan karya ilmiah ini penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Peneliti
Elista Tri Winahyujati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... ......................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................ v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. ................................. vii
ABSTRAK. ............................................................................................ viii
ABSTRACT ........................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI. ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL. ................................................................................. xvii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian.................................... ............................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 8
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................. 9
BAB II. KAJIAN TEORI
A. HakikatStres Belajar............................................................. 10
1. PengertianStres Belajar .................................................. 10
2. Sumber Stres Belajar ...................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Belajar ........... 15
4. Aspek-aspek Stres Belajar.............................................. 17
5. Respon Stres Belajar ...................................................... 21
6. Tahapan Stres Belajar. ................................................... 24
7. Dampak Stres dalam Belajar. ......................................... 28
B. Lembaga Bimbingan Belajar ............................................... 30
1. PengertianLembaga Bimbingan Belajar ........................ 30
2. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta ........ 31
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa maupun
Orangtua dalam mengikuti Bimbingan Belajar.............. 33
4. Dampak dari Lembaga Bimbingan Belajar .................... 35
C. Layanan Bimbingan Belajar ................................................. 38
1. Pengertian Bimbingan Belajar ....................................... 38
2. Tujuan Bimbingan Belajar ............................................. 40
3. Fungsi Bimbingan Belajar.............................................. 43
4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan................. ............. 45
D. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................... 48
E. Kerangka Pikir ..................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian ...................................................................... 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 54
C. Subjek Penelitian .................................................................. 54
D. Variabel Penelitian ............................................................... 56
E. Instrumen Penelitian............................................................. 56
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 60
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 64
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian. .................................................................... 69
1. Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan
tahun 2014 ....................................................................... 69
2. PenggolonganS kor Item Tingkat Stres belajar Siswa
Kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Yogyakarta Gejayant ahun 2014 ................... 73
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 75
C. UsulanTopik-topik Bimbingan Belajar………..…………….. 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 84
B. Saran .................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 87
LAMPIRAN .......................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Cabang Lembaga Bimbinga Belajar Neutron di Yogyakarta 3
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian .................................................... 56
Tabel 3.2 Norma Skoring Tingkat Stres Belajar .................................... 59
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner ................................................................ 59
Tabel 3.4 HasilUji Validitas Angket Stres Belajar ................................ 63
Tabel 3.5 Kriteria Koefisian Reliabitas .................................................. 65
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Stres Belajar ....................... 65
Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Tingkat Stres Belajar............................. 67
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Tingkat Stres Belajar Siswa kelas IX.... 68
Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen............................. 69
Tabel 4.1 Kategori Tingkat Stres Belajar ............................................... 71
Tabel 4.2 Penggolongan Skor Item Tingkat Stres Belajar ..................... 75
Tabel 4.3Item-item Kuesioner Teridentifikasi Sedang .......................... 80
Tabel 4.4 Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar ................................. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat Stres Belajar ............................................................ 74
Grafik 4.2 Penggolongan Skor Item Tingkat Stres ................................ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 :Surat Ijin Penelitian
Lampiran2 :Surat Keterangan Penelitian
Lampiran3 :Kuesioner Penelitian
Lampiran4 : Data Hasil Penelitian
Lampiran5 :Hasil Hitung SPSS
Lampiran6 :Validitas Instrumen Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi oprasional.
A. Latar Belakang Masalah
Mentri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh (Haryo, 2010) menjelaskan bahwa
Ujian Nasional sudah ada sejak Indonesia merdeka. Pada tahun 1971 telah
dilaksankan ujian Negara dimana hanya sedikit yang dapat melaluinya. Kemudian
pada tahun 1972-1992 mulai diberlakukan ujian sekolah. Setiap sekolah dipersilakan
untuk menentukan kelulusan siswanya. Namun setelah 20 tahun dilaksankan dan
dikaji ulang, didapati hasil 100% kelulusan. Sehingga mulai tahun 1992-2002
diberlakukan Ujian Nasional atau Ebtanas. Kelulusan dalam EBTANAS berdasarkan
nilai Ujian Nasional dan ujian sekolah yang akan dihitung berdasarkan rumus
tertentu. Sejak 2003-2010, Ujian Nasioanal menjadi penentu mutlak kelulusan siswa
yang mendapat penolakan dari berbagai pihak. Tahun 2011 peraturan berubah
kembali, kelulusan siswa berdasarkan nilai sekolah dan Ujian Nasional dengan
rumus ( Nilai Ujian Nasional x 0,6) + (Nilai sekolah x 0,4) < 5,5.
Bagi sebagian siswa, Ujian Nasional dapat menjadi “monster” yang sangat
membebani mereka namun wajib untuk mereka lalui untuk dapat mencapai jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Syarat lulusnya siswa dari SMP adalah lulus Ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Nasional (UN). Ujian Nasional ini dapat dikatakan sebagai tes beresiko tinggi (high-
stakes-testing), karena penentuan lulus tidaknya menggunakan tes pilihan ganda. Tes
beresiko merupakan tes dengan cara memilih jawaban yang paling benar sehingga
mengandung konsekuensi penting bagi siswa, mempengaruhi keputusan seperti
apakah siswa itu akan naik kelas atau lulus (Santrock, 2003:307).
Untuk membantu siswa dalam mempersiapkan Ujian Nasional, mucul lembaga
bimbingan belajar yang siap membantu untuk mengatasi kesulitan belajar dalam
mempersiapkan Ujian Nasional. Dewasa ini pertumbuhan lembaga-lembaga
bimbingan belajar makin marak. Hal ini sejalan dengan keinginan siswa maupun
orang tua siswa untuk mengikuti bimbingan belajar dengan tujuan agar meraih
prestasi belajar di sekolah. Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar makin
tahun makin bertambah jumlahnya. Ini menunjukkan bahwa keberadaan bimbingan
belajar makin diminati oleh masyarakat. Berdasarkan data Direktorat Pembinaan
Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun 2012 tercatat, lembaga bimbingan
belajar sebanyak 13.446. Sebanyak 11.207 lembaga atau sekitar 83,35% diantaranya
telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan Belajar mencapai
1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi. Siswa pada
jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45,51%, kemudian diikuti
tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD 17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%.
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta merupakan salah satu lembaga
penyelenggara jasa bimbingan belajar yang berdiri di seluruh kota besar di Pulau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Jawa dan Bali. Di Kota Yogyakarta saja, Lembaga Bimbingan Belajar ini,
mempunyai 13 Cabang, seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Cabang Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
yang belokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta
No Cabang Alamat
1 Neutron Yogyakarta-1 Jln. Taman Siswa 96
2 Neutron Yogyakarta-2 Jln. C. Simanjuntak, gg Poncowolo GK V/80
3 Neutron Yogyakarta-3 Jln. HOS. Cokroaminoto 31A
4 Neutron Yogyakarta-5 Jln. KHA. Wachid Hasyim No. 3 (GOSE)
5 Neutron Yogyakarta-6 Jln. Sabirin No. 12 Kota Baru
6 Neutron Yogyakarta-7 Jln. Godean Km 8 Klajoran
7 Neutron Yogyakarta-8 Jln. Kaliurang Km 5 No 36
8 Neutron Yogyakarta-9 Jln.Gejayan CT X No 15b
9 Neutron Yogyakarta-10 Jln. Kaliurang Km 13 No. E 09 Besi Sleman
10 Neutron Yogyakarta-11 Jln. Kartini No.1 Sagan
11 Neutron Yogyakarta-12 Jln. Ringroad Utara Condong Catur
12 Neutron Yogyakarta-13 Jln. Seturan Raya C8
13 Neutron Yogyakarta-14 Jln. Wonosari Km 7
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta hadir untuk membantu
siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan prestasi. Program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
unggulan yang dibawa Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta untuk
siswa kelas IX ialah Program Siap Lebih Dini. Program ini memfokuskan siswa
untuk siap lebih awal dalam menghadapi Ujian Nasioanl. Sistem belajar dirancang
sedemikian rupa agar siswa tidak bosan dalam mengikuti bimbingan belajar. Dalam
satu minggu siswa masuk 3 kali, dengan pilihan hari Senin-Rabu-Jum‟at atau Selasa-
Kamis-Sabtu dan dengan pilihan jam yang berbeda.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, banyaknya siswa yang
mengikuti bimbingan belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
Gejayan, karena ingin memperoleh nilai yang tinggi saat ujian nasional dan dapat
lolos masuk ke SMA favorit di kota Yogyakarta. Selain itu, menurut salah seorang
siswa, Neutron Yogyakarta mempunyai metode belajar yang menyenangkan,
sehingga siswa mudah menyerap materi yang diajarkan tentor. Tes-tes yang
diberikan juga sangat membantu siswa untuk memahami soal-soal Ujian Nasional.
Takut gagal dalam ujian nasional menjadi ancaman bagi siswa. Apalagi bagi
siswa kelas IX SMP. Untuk masuk ke SMA Negeri favorit mereka harus lulus Ujian
Nasional dengan nilai yang tinggi. Oleh karena itu, tidak sedikit siswa yang stres
dan selalu dihinggapi kecemasan karena khawatir tidak lulus atau lolos ke SMA
Negeri favorit. Ujian Nasional dapat dikatakan sebagai penyebab stres bagi siswa
kelas IX SMP yang akan menghadapinya. Hasil penelitian yang didukung oleh
Needlman (2004) dalam Jurnal Penelitian Ilmu Keluarga dan Konseling
menyatakan bahwa tekanan dalam masalah akademik, keinginan untuk mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
nilai tinggi, atau selalu berusaha agar tidak gagal, merupakan seumber stres yang
dialami remaja di sekolah. Secara psikologis, stres dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang
berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek
ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas wajar dapat dianggap
memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya tinggi dan
bersifat negatif dapat menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik
dan psikis individu yang bersangkutan (Sudrajat, 2008).
Dalam mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional, berbagai gejala
sindrom semakin tampak dalam keseharian siswa-siswi di sekolah maupun di tempat
bimbingan belajar. Dari hasil sharing dari 8 siswa yang mengikuti bimbingan belajar
di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan peneliti mendapatkan
informasi bahwa gejala sindrom tersebut adalah masalah pencernaan, perubahan
pola tidur, munculnya jerawat, kelelahan karena aktifitas yang padat, dan sakit
kepala. Tidak sedikit yang bertingkah laku di luar kebiasaan, seperti menjadi mudah
marah dan menjadi orang yang tidak menepati janji. Stres, tegang, gelisah, panik,
khawatir, dan takut menghadapi ujian merupakan gejala psikologis yang kerap
mendominasi hati dan pikiran siswa. Tidak sedikit pula yang bersikap
sebaliknya,rileks, santai, dan ceria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Gejala-gejala sindromatik menjelang Ujian Nasional, tentu perlu dicermati
dan diatasi secara tepat, baik oleh siswa sendiri, orang tua, guru, maupun tentor yang
ada dilembaga bimbingan belajar. Dalam kondisi tertentu, sindrom Ujian Nasional
tersebut kerap mengganggu kesehatan, ada yang menjadi mudah sakit, terlihat lesu
dan sulit berkonsentrasi ketika belajar. “Takut tidak lulus”, mungkin hal yang paling
membebani para siswa, sehingga mengatasi sindrom Ujian Nasional yang
menggejala tersebut diperlukan upaya persiapan dan dukungan.
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan memiliki jumlah
siswa kelas IX SMP sebanyak 85, dari jumlah tersebut siswa yang masih aktif
mengikuti bimbingan sampai bulan April 2014 tercatat 77% atau sekitar 64 siswa,
sedangkan 23% atau 21 siswa sudah tidak aktif mengikuti bimbingan. Atas paparan
di atas penulis melakukan penelitian dengan judul : “TINGKAT STRES BELAJAR
SISWA SMP YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL DAN
IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta GejayanTahun 2014)”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas tampak beberapa masalah yang muncul pada siswa
kelas IX yang mempersiapkan Ujian Nasional. Adapun masalahnya adalah sebagai
berikut: 1), Adanya ketakutan akan gagal dalam Ujian Nasional, 2), Adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
keinginan memperoleh nilai yang tinggi agar dapat masuk SMA Negri Favorit, 3),
Adanya perubahan pencernaan dan pola tidur, 4), Emosi yang tidak stabil, seperti
mudah marah, 5), Berkurangnya waktu untuk bermain, sedangkan waktu untuk
belajar bertambah banyak, 6), Mendapat tekanan dari orangtua.
C. Batasan Masalah
Dari sejumlah masalah di atas, dalam penelitian ini, penulis hanya akan
membahas mengenai tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014,
serta topik-topik bimbingan apa saja yang relevan diusulkan berdasarkan item-item
yang teridentifikasi rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan dijawab
adalah sebagai berikut.
1. Seberapa tinggikah tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti
Bimbingan Belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014 dalam
mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional?
2. Item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi intensitasnya
tinggi sebagai dasar penyusunan usulan topic-topik bimbingan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Mengetahui seberapa tinggi tingkat stress belajar siswa kelas IX
dalam memperiapkan diri menghadapi Ujian Nasional yang
mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan
2. Mengetahui topik-topik bimbingan belajar apa saja yang yang
relevan untuk diusulkan berdasarkan item-item instrument yang
teridentifikasi tinggi.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Bimbingan Belajar
Sebagai informasi bagaimana tingkat stres belajar yang dialami siswa
kelas IX dalam menghadapi Ujian Nasional
b. Bagi Orang tua Siswa
Sebagai informasi mengenai keadaan anak dalam menghadapi Ujian
Nasional.
c. Bagi Tentor
Sebagai sumber informasi mengenai keadaan siswa yang sedang
mempersiapkan Ujian Nasional, sehingga para tentor dapat memvariasi
cara mengajar agar siswa lebih bersemanagat dan lupa sejenak akan
keadaan dirinya.
2. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberikan informasi
bagi pengembangan pengetahuan di bidang BK, mengenai tingkat stres belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pada siswa kelas IX yang mengikuti tambahan bimbingan belajar di luar
sekolah dalm menghadapi Ujian Nasional, sehingga dapat diberikan
penyegaran/layanan bimbingan yang sesuai saat siswa akan menghadapi
Ujian Nasional.
G. Definisi Operasional
1. Tingkat Stres Belajar
Tingkat stres belajar adalah dampak-dampak yang muncul dari respon
siswa berdasarkan kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menghadapi
stressor yang mengacu pada skor alat ukur.
2. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
Lembaga Bimbingan belajar adalah sebuah lemabaga bimbingan
belajar yang bergerak di bidang pendidikan non formal yang memfasilitasi
siswa dalam mempersiapkan ujian.
3. Ujian Nasional
Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini dipaparkan mengenai hakikat stres belajar, hakikat lembaga
bimbingan belajar, layanan bimbingan belajar, kajian penelitian yang relevan, dan
kerangka berfikir.
A. Hakikat Stres Belajar
1. Pengertian Stres Belajar
Stres merupakan suatu fenomena yang pernah atau akan dialami oleh
seseorang dalam kehidupannya dan tidak seorang pun dapat terhindar dari
padanya. Berdasarkan terminologinya stres berasal dari bahasa Latin
“singere” yang berarti terasa atau sempit (strictus). Istilah ini mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan penelaahan yang berkanjut dari
waktu ke waktu dari straise, strest, stresce, dan stress (Yosep, 2007)
Menurut Santrok (2003), stres merupakan respon individu terhadap
keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor) yang mengancam dan
mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya.Stres adalah suatu
kondisi dimana transaksi antara individu dan lingkungannya mrngarahkan
individu mempersepsikan adanya kesenjangan anatara tuntutan fisik atau
psikologis dari suatu situasi tertentu dengan sumber daya biologis, psikologis,
dan sosial yang dimiliki individu (Lazarus dkk, dalam Sarafino, 2002).
Sekolah merupakan pengalaman yang penuh dengan tekanan. Stres
belajar muncul ketika harapan utuk mencapai prestasi belajar meningkat, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dari orang tua, guru, atau teman sebaya dan stres meningkat setiap tahunnya
seiring dengan tuntutan terhadap anak yang berbakat dan berprestasi yang
tidak pernah berhenti . Baumel dalam Wulandari (2011) menyatakan bahwa
stres belajar merupakan stres yang disebabkan oleh stressor, yaitu yang
bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan
kegiatan belajar yang meliputi lama belajar, banyak tugas, serta kecemasan
ujian dan manajeman waktu.Hal ini juga didukung dengan pendapat
Alvin(2007:10) bahwa stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh
seseorang ketika ada tekanan tekanan terhadapnya. Tekanan-tekanan yang
dimaksud adalah berhubungan dengan belajar, kegiatan sekolah, misalnya saja
tugas yang menumpuk, saat-saat menjelang ujian, dan lain sebagainya.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres
belajar adalah suatu respon psikologis, fisik, pikiran , dan perilaku yang
dialami oleh seseorang ketika ada tekanan-tekanan dan ketidaknyaman saat
belajar. Tekanan-tekanan yang dimaksud adalah berhubungan dengan belajar
dan kegiatan sekolah, misalnya saya deadline tugas atau PR, memforsir
belajar mempersiapkan ujian, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan
belajar.
2. Sumber Stres Belajar
Sumber stres pada umumnya meliputi 2 sumber yaitu sumber-
sumber stres internal dan sumber-sumber stres eksternal. Berikut akan
dijelaskan beberapa sumber stres ditinjau dari para ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Sumber Stres Belajar Internal
Menurut Yusuf (2006:135) sumber-sumber stres secara internal
berasal dari dalam diri sendiri, diantaranya ketika kondisi tubuh
kurang sehat, sedang sakit atau sedang ada konflik pribadi yang
menyita atau mengganggu pikiran .
Selaras dengan pendapat Yusuf mengenai sumber stres
internal pada umumnya,Alvin (2007:11) menjelaskan, sumber-
sumber stres belajar internal juga berasal dari diri sendiri berupa
pikiran-pikiran negatif, keyakinan dalam diri, dan kepribadian
yang dimiliki. Contohnya, ketika siswa menghadapi ujian, siswa
tersebut memiliki kepribadian pesimis, karena kepribadian pesimis
siswa tersebut berfikiran bahwa dia tidak dapat menghadapi ujian
dan tidak yakin akan dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan
kemampuan yang dia miliki. Akibatnya siswa tersebut mengalami
stres dan tidak dapat berkonsentrasi mengerjakan soal.
Hal ini juga didukung oleh pendapat Ahmadi (1991) bahwa
sumber stres belajar secara internal anatara lain adalah yang
berasal dari karakteristik individu, hal ini berhubungan dengan
aspek kepribadian tertentu. Misalnya: adanya kecemasan yang
terus menerus, ketakutan, dan lain-lain. Selain itu juga faktor
sistem perilaku, hal ini sangat tergantung pada kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
individu untuk membaca situasi serta memanfaatkan fasilitas-
fasilitas yang ada.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sumber stres belajar yang berasal dari dalam
yaitu bersumber dari diri sendiri terdiri dari kepribadian individu,
keyakinan individu, dan pikiran-pikiran negatif dalam diri
individu.
b. Sumber Stres Belajar Eksternal
Sumber stres belajar eksternal ditinjau dari pendapat
Iswarandana (Yudha 2007: 33) diantaranya ruangan panas, suasana
yang ribut, ancaman dari teman, kompetisi, tuntutan tugas yang
dibebankan pada siswa, hubungan sosial di sekolah (baik dengan
sesama teman atau bahkan dengan guru), ulangan mendadak,
menghadapi soal-soal sulit dan mendapatkan nilai jelek saat
ulangan.
Menurut Yusuf (2006:136) sumber-sumber stres eksternal
antara lain: (1)Keluarga, contohnya ketika hubungan di dalam
keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang otoriter, masalah
ekonomi atau keuangan misalnya ketika uang sekolah terlambat
dibayar, atau anggota keluarga yang dicintai jatuh sakit atau
meninggal. (2) Lingkungan dan masyarakat sekitar. Misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
suara-suara bising dari teteangga ketika sedang sibuk mengahadapi
ujian, atau suara musik yang keras ketika sedang beristirahat.
Selaras dengan sumber stres internal pada umumnya dan
telah dijelaskan sebelumnya, menurut Alvin (2007:11), sumber-
sumber stres dalam belajar yang berasal dari eksternal yaitu: (1)
Lingkungan, tempat tinggal atau lingkungan belajar juga bisa
menjadi sumber stress belajar. Contohnya, keluarga yang
mengalami kesulitan keuangan, pertengkaran orangtua, dan rumah
yang tidak nyaman, atau tidak tersedianya fasilitas belajar yang di
butuhkan oleh anak. (2) Berbagai peristiwa kehidupan yang
dihadapi anak seperti hari pertama masuk sekolah, ujian akhir,
tugas yang menumpuk, kemarahan dan tututan dari orangtua, dapat
terakumulasi dan menyebabkan stres. (3) Faktor-faktor fisik,
seperti suhu udara, warna, dan bau juga dapat menjadi sumber
stres.
Sejalan dengan pendapat Alvin, Ahmadi (1991)
menambahkan, bahwa sumber-sumber stres eksternal dari stres
belajar adalah; tugas-tugas sekolah, lingkungan sosial, faktor ini
meliputi hubungan interpersonal guru, guru dan siswa, siswa dan
orang tua, serta lingkungan fisik di sekitar siswa seperti keadaan
ruangan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber stres
belajar eksternal yaitu berasal dari lingkungan sekitar individu,
yaitu berupa tugas-tugas sekolah, hubungan interpersonal guru,
guru dan siswa, siswa dan orang tua, serta lingkungan fisik
disekitar siswa.
3. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Stres Belajar
Menurut Alvin (2007) stres belajar diakibatkan oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor Internal
1) Pola Pikir
Siswa yang berfikir mereka tidak dapat mengendalikan situasi
mereka cenderung mengalami stres lebih besar. Semakain besar
kendali yang siswa pikir dapat ia lakukan, semakin kecil
kemungkinan stres yang dialami siswa.
2) Kepribadian
Kepribadian seorang siwa dapat menentukan tingkat toleransinya
terhadap stres. Tingkat stres siswa yang optimis biasanya lebih
kecil dibandingkan siswa yang sifatnya pesimis.
3) Keyakinan
Penyebab internal selanjutnya yang turut menentukan tingkat stres
siswa adalah keyakinan atau pemikiran terhadap diri sendiri.
Keyakinan terhdap diri sendiri memainkan peran penting dalam
mengintepretasikan situasi-situasi disekitar individu. Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang diyakini siswa, dapat mengubah cara berfikirnya terhadap
suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres
secara psikologis.
b. Faktor Eksternal
1) Pelajaran lebih padat
Kurikulum dalam sistem pendidikan telah ditambah bobotnya
dengan standar lebih tinggi. Akibatnya persaingan semakin ketat,
waktu belajar bertambah dan beban pelajaran semakin berlipat.
Walaupun beberapa alasan tersebut penting bagi perkembangan
pendidikan dalam Negara, tetapi tidak dapat menutup mata bahwa
hal tersebut menjadikan tingkat stres yang dihadapi siswa
meningkat pula.
2) Tekanan untuk berprestasi tinggi
Para siswa sangat ditekan untuk berprestasi dengan baik dalam
ujian-ujian mereka. Tekanan ini terutama datang dari orang tua,
keluarga, guru, tetangg, teman sebaya, dan diri sendiri.
3) Dorongan status sosial
Pendidikan selalu menjadi symbol status sosial. Orang-orang
dengan kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan
yang tidak berpendidikan tinggi akan dipandang rendah. Siswa
yang berhasil secara akademik sangat disukai , dikenal, dan dipuji
oleh masyarakat. Sebaliknya, siswa yang tidak berprestasi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sekolah disebut lamban, malas, atau sulit . Mereka dianggap
sebagai pembuat masalah dan cenderung ditolak oleh guru,
dimarahi orang tua, dan diabaikan teman-teman sebayanya.
4) Orang tua yang saling berlomba
Dikalangan orang tua yang lebih terdidik dan kaya informasi,
persaingan untuk menghasilkan anak-anak yang memiliki
kemampuan dalam berbagai aspek juga lebih keras. Seiring dengan
menjamurnya pusat-pusat pendidika informal , berbagai macam
program tambahan, kelas seni rupa, musik, balet, dan drama yang
juga menimbulkan pesaingan siswa terpandai , terpintar, dan serba
bisa.
4. Aspek-aspek Stres Belajar
Menurut Sarafino (1994) aspek-aspek stres belajar ada 2 yaitu:
a. Aspek Biologis
Aspek biologis dari stres berupa gejala fisik. Gejala fisik dari stres
yang dialami individu antara lain: sakit kepala, gangguan tidur,
gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguang kulit, dan
produksi keringat yang berlebihan.
b. Aspek Psikologis
Aspek psikologis stres berupa gejala psikis. Gejala psikis dari stres
antara lain:
1) Gejala Kognisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kondisi stres dapat mengganggu proses pikir individu.
Individu yang mengalami stres cenderung mengalami
gangguan daya ingat, perhatian, dan konsentrasi.
2) Gejala Emosi
Kondisi stres dapat mengganggu kestabilan emosi individu.
Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala
mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala
sesuatu, merasa sedih, dan depresi.
3) Gejala Tingkah Laku
Kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari
yang cenderung negatife sehingga menimbulkan masalah
dalam hubungan interpersonal.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek stres
meliputi aspek biologis dan aspek psikologis. Menurut peneliti, penjelasan
mengenai aspek-aspek belum lengkap, sehingga peneliti menmbahkan gejala-
gejala stres. Gejala stres adalah penampakan dari suatu sikap perasaan.
Menurut para ahli (Hariandja,2002) gejala stres dikelompokkan
menjadi 3 kategori yaitu:
a. Gejala Fisik
Perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti
denyut jantung yang meningkat, tekanan darah yang meningkat, sakit
kepala, dan sakit perut yang bisa dialami serta harus diwaspadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Gejala Psikologi
Perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti ketegangan, kegelisahan,
ketidaktenangan, kebosanan, cepat marah, dan lain-lain.
c. Gejala Perilaku
Perubahan-perubahan atau situasi yang ditandai dengan produktivitas
seseorang menurun, absensi meningkat, kebiasaan makan berubah,
merokok bertambah, banyak minum-minuman keras, tidak bisa tidur,
berbicara tidak tenang, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahawa gejala-gejala
stres meliputi gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala perilaku. Menurut
peneliti, penjelasan mengenai gejala-gejala belum lengkap dan merinci,
sehingga peneliti menambahkan gejala-gejala stres lainnya.
Menurut Hardjana(1994) mengenai gejala-gejala stres digolongkan
menjadi beberapa kelompok menjadi sebagai berikut:
a. Gejala fisik: sakit kepala, pusing, pening, tidur tidak teratur, susah tidur,
bangun terlalu awal, sakit pinggang, diare, radang usus besar, sulit buang
air besar, sembelit, gatal-gatal pada kulit, urat tegang terutama pada leher
dan bahu, pencernaan terganggu, tekanan darah tinggi, serangan jantung,
keringan berlebihan, berubah selera makan, lelah atau kehilangan daya
energi, dan bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan
dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Gejala emosional: gelisah, cemas, sedih, depresi, mudah menangis,
merana jiwa atau moody berubah-ubah, mudah marah, gugup, merasa
tidak aman atau rasa harga diri rendah, mudah tersinggung, gampang
menyerah, dan bermusuhan.
c. Gejala intelektual: susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan,
mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara
berlebihan, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, kehilangan rasa
humor yang sehat, prestasi menurun, mutu kerja rendah, dan dalam kerja
bertambah banyak jumlah kekeliruan yang dibuat.
d. Gejala interpersonal: Kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah
menyalahkan orang lain, mudah membatalkan janji, suka mencari-cari
kesalahan oranglain, menyerang orang dengan kata-kata, mengambil
sikap terlalu membetengi atau mempertahankan diri, dan mendiamkan
orang lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala-gejal
stres meliputi gejala fisik, gejala emosional, gejala intelektual, dan geja
interpersonal. Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka penulis
berkesimpulan bahwa gejala-gejala stres dapat pula disebut sebagai aspek-
aspek stres. Aspek-aspek stres menghadapi ujian nasional meliputi aspek
fisik, aspek emosional, aspek intelektual, dan aspek interpersonal. Aspek-
aspek tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan skala stres
menghadapi ujian nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Respon Stres Belajar
a. Respon Emosional
Respon emosional atau dapat disebut dengan respon secara
psikologis, menurut Woolfolk dan Richardson (Yusuf, 2004:97)
merupakan respon emosi yang timbul akibat stres yaitu: perasaan
kesal, marah, cemas, takut, sedih, dan duka cita. Pendapat di atas tidak
jauh berbeda dengan pendapat Alvin (2007: 14) yang menyatakan
bahwa respon emosional atau secara afeksi ditunjukkan dengan
perasaan cemas, marah, dan juga dapat ditunjukkan dengan perasaan
bersemangat.
b. Respon Fisiologis
Yusuf (2004: 97) respon fisiologis stress diantaranya adalah :
1) The Fight or Flight Response, Reaksi fisiologis terhadap ancaman
dengan memobilisasi organisme untuk melawan atau melarikan
diri, menghindar dari ancaman atau sesuatu yang membahayakan.
2) The General Adaption Syndrome, Respon tubuh terhadap stres
yang terdiri atas 3 tahap : alarm, resistance, dan exhaution.
3) Brain Body Pathway, yaitu dengan memobilisasi tubuh untuk
kegiatan-kegiatan seperti meningkatkan aliran darah, memompa
darah ke otak dan otot-otot, mempercepat konsumsi oksigen dan
penapasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Menurut Alvin (2007: 14), ada 4 tahap reaksi fisik yang
ditunjukkan tubuh seseorang ketika mengalami stres belajar yaitu :
(1) terancam, (2) bersiap untuk melawan atau lari, (3) melawan
atau lari, (4) kembali normal. Merasa terancam dan terpojok
otomatis akan mengakibatkan reaksi fisik seperti denyut jantung,
nafas dan ketegangan otot-otot tertentu meningkat. Ini merupakan
situasi bersiap lawan atau lari. Dalam situasi ini otot-otot
menegang, dan nafas lebih cepat agar mendapatkan lebih banyak
oksigen yang dibutuhkan otot untuk beraksi. Proses pencernaan
melambat dan produksi asam perut meningkat, akibatnya terasa
sakit atau tidak nyaman. Pada seseorang biasanya timbul serangan
sakit perut atau sakit kepala. Ketika tubuh berada dalam keadaan
siaga tersebut, selanjutnya adalah proses melawan atau lari dari
ancaman. Setelah proses tersebut, tubuh akan kembali.
c. Respon Kognitif
Menurut Semium (2006: 454) respon kognitif yang
ditunjukkan ketika seseorang mengalami stres yaitu berupa pikiran
menghindar, yakni mengalihkan pikiran dengan sengaja tentang
hal-hal yang membingungkan diri sendiri atau juga dengan cara
mendefinisikan situasi sehingga tidak lagi menjadi sumber
ketakutan.
d. Respon Behavioral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut Yusuf (2004: 97) respon behavioral atau perilaku
yaitu berbagai upaya yang dilakukan untuk menuntaskan,
mengurangi, atau mentoleransi tuntutan-tuntutan yang
menyebabkan stres misalnya: ketika mendapatkan nilai jelek siswa
berupaya meningkatkan kedisiplinan dalam mempelajari buku-
buku atau membenci guru yang memberikan nilai tersebut. Alvin
(2007: 14) juga meyebutkan bahwa stres yang berkepanjangan
juga dapat menyebabkan seseorang menunjukkan masalah
perilaku, seperti: berbuat onar di kelas, berperilaku aneh, merusak
diri sendiri, berperilaku antisosial, menyendiri, mengkonsumsi
rokok, obat-obatan, dan alkohol, marah yang meledak-ledak,
menjadi agresif, mengamuk, dan tertawa-tawa.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa repon stres dalam belajar terdapat 4 macam
yaitu:
a. Respon psikologis yaitu dalam bentuk perasaan marah, cemas,
takut, dan juga perasaan bersemangat. Contohnya ketika akan
menghadapi ujian ada siswa yang merasa cemas dan takut, ada
juga yang mampu merespon stres yang dirasakan dengan cara
menciptakan perasaan positif dan semangat pada dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Respon fisiologis seperti meningkatkan aliran darah,
memompa darah ke otak dan otot-otot, mempercepat konsumsi
oksigen dan penapasan.
c. Respon kognitif seperti mengalihkan pikiran dari kejadian
yang mengakibatkan stres, contohnya ketika siswa berfikir bahwa
ujian bukanlah sesuatu hal yang menakutkan, tetapi adalah suatu
tantangan yang harus dihadapi.
d. Respon behavioral seperti perilaku berbuat onar di dalam kelas
ketika pelajaran sedang berlangsung, menyendiri, mnegkonsumsi
rokok,obat-obatan, dan alkohol.
6. Tahapan Stres Belajar
Robert J. Van Amberg (Iyus Yosep, 2009:52) membagi stres
menjadi 5 tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Stres tingkat I
Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan dan
biasanya disertai dengan perasaan-perasaan seperti: semangat
yang tinggi, penglihatan tajam dan tidak seperti biasanya,
energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan
pekerjaan lebih dari biasanya. Tahapan ini biasanya
memnyenangkan dan orang lalu bertambah semangat, tetapi
tanpa disadari bahwa seberanya cadangan energi sedang
menipis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Stres tingkat II
Dalam tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai
menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan
energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang
sering dikemukakan diantaranya: merasa letih sewaktu bangun
pagi, merasa lelah sesudah makan siang, merasa lelah
menjelang sore hari, terkadang gangguan dalam sistem
pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang
pula jantung berdebar-debar, perasaan tegang pada otot-otot
punggung dan tengkuk (leher belakang), perasaan tidak bisa
santai.
c. Stres tingkat III
Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak disertai
dengan gejala-gejala seperti: gangguan usus lebih terasa (sakit
perut, mulas, sering ingin ke belakang), otot-otot terasa lebih
tegang, perasaan tegang yang semakin meningkat, gangguan
tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur
kembali, atau bangun terlalu pagi),badan terasa oyong, rasa-
rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan).
d. Stres tingkat IV
Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk
yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: untuk bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan
yang semula menyenangkan kini terasa sulit, kehilangan
kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial, dan
kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat, tidur semakin
sukar, mimpi-mimpi yang menegangkan, dan seringkali
terbangun dini hari, perasaan negativistik, kemampuan
berkonsentrasi menurun tajam, perasaan takut yang tidak dapat
dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
e. Stres tingkat V
Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari
tahapan IV, yaitu: keletihan yang mendalam, untuk pekerjaan-
pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu, gangguan
sistem pencernaan lebih sering, sukar buang air besar atau
sebaliknya feses cair dan sering ke belakang, perasaan takut
yang semakin menjadi.
Tahapan stres juga diungkapkan oleh Alvin (2007: 100).
Alvinmembagi stres menjadi 4 tingkat utama, yaitu:
a. Stres reaktif
Pada tahapan ini stres yang timbul disebabkan oleh tekanan
dantuntutan terhadap seseorang yang melebihi
kemampuannya.Contohnya reaksi terhadap tes mendadak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
terlambat menghadirikegiatan penting di sekolah, dimarahi di
depan kelas.
b. Stres kumulatif
Pada tingkat stres kumulatif, respon terhadap stres masih
berlangsungdan gejalanya meningkat dari waktu ke waktu.
Masalah-masalahtersebut sering menjadi penyebab seseorang
menjadi tidak produktif.Contohnya siswa tidak mampu mengerti
bahasa instruksi di sekolahatau terus-menerus diomeli atau
dimarahi.
c. Stres insiden kritis
Reaksi yang timbul pada tahapan ini adalah reaksi emosional
yangkuat. Stres pada tahap ini biasanya timbul karena tuntutan
yangmendadak, di luar dugaan, ancaman, dan insiden-insiden
khusus.Contohnya siswa yang diganggu secara fisik oleh kakak
kelas disekolah atau terlibat dalam kecemasan yang mengancam
jiwa
d. Stres postraumatis
Stres pada tahap ini timbul karena adanya peristiwa atau insiden
traumatis yang berhubungan dengan stres. Pada tahap ini
terjadidisfungsi kesadaran. Contohnya siswa yang diancam akan
dibunuholeh kakak kelasnya jika tidak menuruti kemauan kakak
kelas.Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kesimpulanbahwa tahapan stres ada beberapa macam. Namun,
stres dalam belajarbiasanya hanya meliputi dua kategori stres yang
pertama, yaitu stres reaktif dan kumulatif.
7. Dampak Stres dalam Belajar
Pada dasarnya dampak stres dalam belajar tidak jauh beda
dengandampak stres. Pada umumnya untuk mengetahui dampak stres
dalam belajar pada siswaterlebih dahulu akan dikaji mengenai dampak
stres. Dampak stres berbagaimacam bentuknya. Stres dapat berdampak
pada tubuh seseorang maupunpsikologis seseorang. Beberapa dampak dari
stres diantaranya menurutpendapat Santrock (2003: 557) stres dapat
mengakibatkan hilangnya nafsumakan, otot menjadi lemah, dan
menurunnya minat terhadap dunia.
Stres juga berpengaruh pada kesehatan tubuh seseorang. Menurut
BobLosyk (2007: 15) stres berdampak pada kesehatan fisik
seseorang.Dampak yang diakibatkan stres diantaranya adalah: penyakit
jantung stroke akibat tekanan darah naik, otot-otot menegang yang
kemudianmenyebabkan rasa sakit, otot menjadi lemah dan letih,
menimbulkan sakitkepala, sakit punggung dan rasa sakit di berbagai
bagian tubuh, asamlambung meningkat menjadikan perut mual dan luka
pada lambung, ataumungkin diare, sistem kekebalan tubuh goyah dan
menyebabkan tubuhmenjadi rentan terhadap penyakit, asma akibat stres,
kanker, depresiditandai dengan perasaan tak bersemangat atau sedih terus-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menerus, danpenyakit psikosomatik yaitu penyakit dimana tubuh secara
langsungterpengaruh oleh proses-proses pemikiran-pemikiran negatif
yang akanmengurangi kemampuan seseorang untuk menangkal penyakit,
danakhirnya berhasil mencapai kedudukan yang kuat di dalam
tubuhseseorang.
Menurut Alvin (2007: 18) dampak stres dalam belajar adalah:
a. Menurunnya Daya Tahan Tubuh
Awalnya ditandai dengan beberapa keluhan sepeti mengeluh
sakitperut atau demam menjelang ujian. Bagi remaja yang sedang
sakit,dan juga mengalami stres nantinya akan memperparah
kondisisakitnya. Stres berkepanjangan yang tidak ditangani hingga
dewasadapat memicu penyakit-penyakit seperti tekanan darah
tinggi,kolesterol, dan serangan jantung.
b. Respon Pikiran
Stres dalam waktu jangka panjang juga akan mempengaruhi
mentalremaja. Remaja menderita kelelahan mental dan patah
semangat, sertamengalami masalah-masalah perilaku dan
psikologis. Ada yangmenderita depresi dan kecemasan. Salah satu
dampak psikologis laindari stres adalah fobia. Remaja yang terus
tertekan dalam suatu halakan mengembangkan rasa takut terhadap
hal tersebut. Contohnyaadalah fobia terhadap ujian. Remaja yang
selalu ditekan untukmendapatkan nilai tinggi dalam ujian merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
ketakutan saat akanujian, bahkan terkadang pergi ke sekolah saja
sudah cukupmenimbulkan emosi negatif. Bagi remaja dengan
kemampuanmengatasi stres rendah akan merusak rasa percaya diri.
Selain itu, jugaakan menimbulkan masalah perilaku, seperti:
berbuat onar di kelas,memosi meledak-ledak, menyendiri,
mengkonsumsi rokok, obatobatan,alkohol.
Jadi dapat disimpulkan bahwa stres dalam belajar berdampak
padakesehatan tubuh dan juga psikologis siswa. Dampak kesehatan tubuh
dapatdilihat dari menurunnya daya tahan tubuh yang dapat menimbulkan
siswarentan terhadap penyakit, dan dampak secara psikologis yaitu
akibatpikiran-pikiran negatif yang ada pada siswa yang menyebabkan
kehilangankepercayaan diri dan kecemasan pada diri siswa.
B. Lembaga Bimbingan Belajar
1. Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Depdiknas (2009) menyatkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah , dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejurusan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan
khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pendidikan sepanjang masa. Satuan pendidkan nonformal terdiri atas
lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis. Kegiatan
pendidika informal dilakukan oleh keluarga lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri.
Dapat disimpulkan bahwa, Lembaga Bimbingan Belajar
adalah Lembaga Pendidikan Informal yang dibuat untuk membantu siswa
dalam menempuh pendidikan Formal melalui guru pembimbing yang
kompeten. Lembaga Bimbingan Belajar turut berperan dalam
mencerdaskan anak bangsa.
Lembaga Bimbingan Belajar cenderung sebagai tempat pelarian
siswa yang kurang di dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Selain
itu, Lembaga Bimbingan Belajar juga memiliki tanggung jawab besar
karena mengemban kepercayaan orang tua dan wali untuk meningkatkan
kemampuan anaknya dibidang akademik, moral, sosial, dan agama serta
pendidikan kemandirian.
2. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
a. ProfilLembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta merupakan
salah satu lembaga penyelenggara jasa bimbingan belajar yang berdiri
di kota Yogyakarta. Letak Kantor Pusat dari Lembaga Bimbingan
Belajar Neutron Yogyakarta di Jl. Taman Siswa Gg. Thrusta Jumena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
55151, Telephone/Fax (0274) 418934. PO BOX 1188 Yogyakarta
55011. Pada tahun 1999, Lembaga bimbingan belajar ini telah
mendapatkan ijin dari Departemen Pedidikan dan Kebudayaan dengan
nomor. 057 / IB / M5 / Kpts / 1999, sebagai Lembaga Bimbingan
Belajar dengan Klasifikasi A. Neutron Yogyakarta telah mempunyai
lebih dari 64 Kantor cabang di seluruh Indonesia.
Asal kata Neutron Yogyakarta berasal dari kata Neutron dan
Yogyakarta. Kata Neutron diambil dari nama tempat didirikannya
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta, yaitu di Desa
Neytran. Kata Neutron sendiri dilihat dari konsep Fisika mempunyai
arti partikel pembentuk inti atom yang bermuatan, namun mempunyai
massa. Hal ini mengundang arti bahwa lembaga bimbingan belajar
Neutron Yogyakarta tidak mempunyai muatan apa-apa (muatan
politis, agama, atau yang lainnya)dalam penyelenggaraan jasa
bimbingan belaja, tapi lembaga ini mempunyai massa (pengikut) yang
banyak.
b. Sistem Bimbingan Lembaga Bimbingan Belajar Neutron
Yogyakarta
Setiap siswa yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron
Yogyakarta, siswa masuk dalam satu minggu sebanyak tiga kali
dengan durasi setiap kali masuk bimbingan selama 90 menit. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
juga disediakan jadwal tambahan untuk mempersiapkan ulangan
harian, ulangan semester, dan persiapan Ujian Nasional.
c. Fasilitas Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
Lembaga bimbingan belajar Neutron Yogyakarta, memberikan
fasilitas yang cukup lengkap dan nyaman bagi siswa, diantaranya
setiap siswa akan mendapatkan; modul buku terbaik dan terlengkap,
diberikan proset soal evaluasi, diberikan tes standar, diberikan tes
potensi akademik, diberikan tes simulasi dan gladi bersih Ujian
Nasional, serta tes detectioan(tes psikologi), selain itu fasilitas yang
akan didapat siswa ialah absen sidik jari/finger print, hot spot area,
konsultasi pelajaran atau PR.
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta juga
memberikan tes persiapan masuk SMA Taruna Nusantara Magelang
khusus untuk kelas IX SMP. Selain itu, Neutron Yogyakarta juga
megadakan Parent meeting untuk mengakomodir tuntutan belajar dan
kebutuhan siswa, hal ini bertujuan untuk membantu perkembangan
siswa dan mengetahui siswa dalam menguasai materi dasar dan
termasuk aspek ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Setiap pertemuan
orang tua, akan diberikan laporan hasil-hasil evaluasi belajar secara
berkal, sehingga orang tua juga dapat memantau perkembangan putra-
putinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa maupun Orang Tua
mengikuti Bimbingan Belajar:
a. Faktor Internal
Yang menjadi faktor internal bimbingan belajar adalah siswa
menjadi kurang mendapat perhatian dari orang tua karena kesibukan
untuk mengikuti bimbingan belajar, di sisi lain siswa merasa terforsir
sehingga kurang mendapatkan waktu untuk istirahat dan jika siswa
sudah malas tidak ada kemauan lagi untuk belajar.
b. Faktor Eksternal
Yang menjadi faktor internal bimbingan belajar adalah siswa
menjadi kurang mendapat perhatian dari orang tua karena kesibukan
untuk mengikuti bimbingan belajar, di sisi lain siswa merasa terforsir
sehingga kurang mendapatkan waktu untuk istirahat dan jika siswa
sudah malas tidak ada kemauan lagi untuk belajar.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa terlaksananya
sebuah lembaga bimbingan belajar berkat dukungan dari orangtua,
karena harapan orang tua supaya anak menjadi cerdas dan tercapai
cita-citanya, selain itu karena para orang tua kebanyakan memiliki
pengetahuan mengenai pendidikan yang terbaru sehingga mereka tidak
mampu membimbing anaknya secara maksimal untuk belajar.
Dengan mengikuti bimbingan belajar anak menjadi lebih
semangat dan percaya diri untuk meraih sebuah prestasi, anak menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berwawasan luas dan mempunyai banyak teman sehingga anak
menjadi giat dan fokus untuk belajar.Faktor eksternal bimbingan
belajar tidak cukup hanya dari orang tua tetapi juga guru/tentor,
guru/tentor merupakan faktor pendukung utama dalam pembelajaran,
hal ini di karenakan guru menjadi panutan bagi anak didiknya.
4. Dampak dari lembaga Bimbingan Belajar
a. Dampak Positif
1) Prestasi meningkat
Dengan mengikuti kegiatan bimbingan belajar banyak sekali
manfaat yang dapat diambil salah satunya yaitu meningkatkan
prestasi. Dari jelek menjadi mendapat nilai yang lebih baik, oleh
sebab itu bimbingan belajar sangat perlu untuk diikuti khususnya
oleh anak yang kurang mampu dalam pelajaran.
2) Lebih Percaya Diri
Mengikuti bimbingan belajar ini membuat siswa menjadi lebih
percaya diri. Jadi lebih semangat dan bisa mengetahui sampai
dimana kemampuan yang dimilikinya.
3) Mandiri
Mengikuti bimbingan belajar membuat siswa juga lebih mandiri
dan disiplin dalam mengatur waktu untuk belajar. Sehingga
mereka tidak tergantung pada orang lain, selagi siswa masih bisa
mengerjakan tugasnya sendiri ia akan mengerjakan sendiri sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dengan pengetahuan dan bekal yang ia peroleh dari bimbingan
belajar.
4) Menumbuhkan Kemauan Belajar
Mengikuti bimbingan belajar tidak hanya mendapat ilmu ataupun
wawasan lebih luas tapi juga mendapat banyak teman baru, karena
mempunyai teman-teman yang baru membuat siswa memiliki
semangat untuk bersaing meraih prestasi disekolah.
5) Meminimalisir Waktu Bermain
Banyak kegiatan yang siswa lakukan sepulang sekolah, tambahan
jam pelajar di sekolah, kerja kelompok, atau mengikuti bimbingan
belajar, sehingga membuat waktu bermain siswa mulai berkurang
karena harus belajar.
6) Mempunyai Rasa Ranggungjawab
Mengikuti bimbingan belajar dapat menumbuhkan rasa tanggung
jawab pada diri siswa utuk terus belajar. Dengan adanya tanggung
jawab siswa dapat membagi waktunya kapan ia harus belajar dan
kapan ia harus bermain, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat
untuk belajar karena memiliki keinginan untuk bisa meraih cita-
cita yang diharapkannya ataupun orangtuanya.
b. Dampak Negatif
1) Siswa Menjadi Terfosir Pikirannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Karena dengan belajar siswa menjadi terus ditekan pikirannya,
sehingga siswa kurang beristirahat yang dapat mempengaruhi
kesehatannya, bisa juga timbul rasa malas untuk belajar karena
kurangnya istirahat, belajar menjadi tidak fokus dan informasi baru
sulit untuk dipahami.
2) Kurang Kasih Sayang dari Orang tua
Mengikuti bimbingan bekajar membuat siswa, lebih lama bertemu
dengan guru di sekolah maupun tentor di tempat bimbingan
belajar, hal ini membuat kedekatan emosi antara siswa dengan
orang tua menjadi jauh, selain itu kurangnya kemampuan yang
dimiliki orang tua dalam mendapingi belajar siswa dengan sistem
pendidikan yang terus berkembang membuat orang tua lebih
mempercayakan bimbingan belajar dari pada harus mendapingi
sendiri.
3) Gaya Belajaryang Berbeda pada Setiap Siswa
Dalam mengikuti bimbingan belajar tidak semua siswa
mempunyai kemampuan daya tangkap yang sama, fokus setiap
siswa berbeda-beda, gaya belajar sitap siswapun juga berbeda-
beda. Ada siswa yang gaya belajarnya bertipe visual sehingga ia
harus fokus memperhatikan guru/tentor dalam memberi
penjelasan, namun siswa ini akan terganggu ketika ia menemukan
temennya yang usil dan mengganggunya berkonsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
memperhatikan guru/tentor yang menjelaskan. Dalam hal ini,
guru/tentor yang mempunyai peran yang besar dalam
mengkondisikan siwa sehingga, suasana kelas yang nyaman dapat
tercipta untuk siswa belajar.
Dari penjabaran hasil wawancara peneliti dengan siswa serta orang
tua, dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar sangat penting untuk
siswa yang kurang mampu dalam belajar, siswa yang ingin mengejar
prestasi di sekolah, dan bagi siswa yang orang tuanya sibuk bekerja atau
kurang mampu mendampingi dalam belajar. Dengan mengikuti
bimbingan belajar siswa memiliki rasa tanggung jawab sebagai siswa
untuk belajar dan berprestasi di sekolah, siswa memiliki motivasi untuk
merealisasikan cita-citanya, dan memenuhi harapan orang tua yang
dibebankan kepadanya.
C. Layanan Bimbingan Belajar
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bidang bimbingan, untuk
mengkaji pengertian bimbingan belajar terlebih dahuilu akan dibahas
mengenai hakikat bimbingan itu sendiri. Pengertian bimbingan menurut
Crow & Crow (Prayitno, 2004: 94) adalah bantuan yang diberikan oleh
seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan
baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur
kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri. Menurut
Crow & Crow tersebut layanan bimbingan yang diberikan pada
individuatau sekumpulan individu berguna untuk menghindari dan
mengatasimasalah dalam kehidupannya secara mandiri.
Sedangkan menurut Donald G. Mortenson (Marsudi, 2003: 31)
pengertian bimbingan adalah:
a. Bimbingan merupakan bagian dari program pendidikan
b. Bimbingan merupakan bantuan dan kesempatan setiap orang
c. Bimbingan diberikan oleh petugas yang memiliki keahlian
d. Dengan bimbingan individu diharapkan dapat berkembang sesuai
dengan kemampuannya
e. Dasar bimbingan ialah demokrasi
Menurut Donald G. Mortenson tersebut bimbingan merupakan
pemberian bantuan kepada setiap orang yang dilakukan oleh ahli dalam
bidang bimbingan, dan diharapkan dengan bimbingan tersebut orang yang
diberikan bimbingan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Sementara menurut Bimo Walgito (2004: 5) bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan
adalah salah satu bentuk proses pemberian bantuan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam memecahkan masalahnya, sehingga masing-
masing individu akan mampu untuk mengoptimalkan potensi dan
keterampilan dalam mengatasi setiap permasalahan, serta mencapai
penyesuaian diri dalam kehidupannya.
Setelah memahami pengertian bimbingan, kajian selanjutnya yang
dipaparkan adalah salah satu bidang dari bimbingan yaitu bimbingan
belajar. Bimbingan belajar menurut Oemar Hamalik (2004: 195) adalah
bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan
membantu siswa untuk menentukan cara-cara yang efektif dan efisien
dalam mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa,
sehingga tercapai tujuan belajar yang diinginkan.
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 111) tujuan
pelayanan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid
agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar,
sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yang dimilikinya, mencapai perkembangan yang optimal. Diperjelas oleh
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono bahwa bimbingan belajar memiliki
tujuan diantaranya adalah:
a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa.
b. Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan fungsi
menggunakan buku pelajaran.
c. Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi
yangmemanfaatkan perpustakaan.
d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan
danujian.
e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat,
kecerdasan,cita-cita, dan kondisi fisik atau kesehatan yang
dimiliki.
f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang
studitertentu.
g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.
h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan
pelajarandi sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karier
di masadepan.
Selaras dengan pendapat Tim Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan
(Mulyadi, 2010: 107) tujuan bimbingan belajar adalah membantu murid-
murid agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Penyesuaian tersebut contohnya berupa penyesuaian diri dengan
lingkungan keadaan kelas, dengan suasana ketika mengikuti pelajaran di
sekolah, dan dengan teman kelompok belajar di sekolah.
Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 15) tujuan
bimbingan belajar sendiri adalah:
a. Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, dan
perhatianterhadap semua pelajaran, serta aktif mengikuti semua
kegiatanbelajar yang dipogramkan
b. Mempunyai motif yang tinggi untuk belajar
c. Mempunyai keterampilan atau teknik belajar yang efektif,
sepertiketerampilan membaca buku, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkandiri menghadapi ujian
d. Mempunyai keterampilan untuk menetapkan tujuan dan
perencanaanpendidikan, contohnya membuat jadwal belajar,
mengerjakan tugastugassekolah, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajarantertentu,dan berusaha memperoleh
informasi tentang berbagai haldalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luasMemiliki kesiapan mental dan
kemampuan untuk menghadapi ujian
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbinganbelajar secara umum yaitu membantu murid-murid agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mendapatkanpenyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga
setiap muriddapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya,dan mencapai perkembangan yang optimal.
3. Fungsi Bimbingan Belajar
Fungsi bimbingan belajar bagi siswa menurut Oemar Hamalik (2004:
195) antara lain:
a. Membantu siswa agar memperoleh pandangan yang objektif dan
jelas tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaan yang
dimilikidirinya sendiri agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
b. Membantu siswa dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai
dengankebutuhan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki dan
membantusiswa dalam menentukan cara yang efektif dan efisien
dalammenyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilih agar
tercapaihasil yang diharapkan.
c. Membantu siswa dalam memperoleh gambaran dan pandangan
yangjelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan
kecenderungankecenderungandalam lapangan pekerjaan agar ia
dapat menentukanpilihan yang tepat.
Sedangkan menurut Nana Syaodih (2003: 237) bimbingan
mempunyai beberapa fungsi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Fungsi pemahaman individu, yaitu membantu para siswa di dalam
pemahaman individu, baik individu dirinya ataupun orang lain.
b. Fungsi pencegahan dan pengembangan, yaitu mencegah
siswaberkembang ke arah negatif-destruktif dan mendorong siswa
untukberkembang ke arah yang positif-konstruktif.
c. Fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri, yaitu
membantusiswa dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
di sekitarnya.
Sementara fungsi bimbingan menurut Syamsu Yusuf dan Juntika
Nurihsan (2005: 16) adalah:
a. Pemahaman, yaitu membantu siswa agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya.
b. Preventif, yaitu membantu siswa untuk senantiasa
mengantisipasiberbagai masalah yang terjadi dan berupaya
mencegahnya, supayamasalah tidak dialami oleh siswa.
c. Pengembangan, yaitu berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajaryang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa
d. Perbaikan, yaitu berupaya memberikan bantuan kepada siswa
yangtelah mengalami masalah yaitu dalam segala aspek
e. Penyaluran, yaitu membantu individu memilih
kegiatanekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
memantapkanpenguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat,keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya
f. Adaptasi, yaitu membantu pelaksana pendidikan
untukmengadaptasikan program pendidikan terhadap latar
belakangpendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa.
g. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa
agardapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif
terhadapprogram pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama
Berdasarkan pendapat dari dua ahli mengenai fungsi bimbingan
belajar dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar berfungsi untuk
membantu siswa dalam pemahaman diri sesuai dengan kecakapan
bakat dan minat, bimbingan belajar bermanfaat untuk memperoleh
gambaran tentang bagaimana menentukan cara yang efektif dan efisien
dalam menyelesaikan pendidikan agar sesuai dengan apa yang
diharapkan, serta membantu individu untuk menentukan pilihan yang
tepat dalam lapangan pekerjaan sesuai dengan kemampuan siswa
setelah menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dijalani.
4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan
Bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa
adalah layanan bimbingan yang disesuaikan dengan masalah belajar yang
dihadapi oleh siswa, maka guru pembimbing dapat merumuskan program
layanan bimbingan belajar kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Menurut Tohirin (2007: 131) beberapa bentuk layanan bimbingan
belajar dapat diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut:
a. Orientasi kepada siswa, khususnya siswa baru tentang tujuan sekolah,
isi kurukulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara
belajar ysng tepat , dan penyesuain diri dengan corak pendidikan di
sekolah.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di rumah baik
secara individual maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai,
memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan
yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup layanan informasi
tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.
d. Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan kemampuan
intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup terhadap program
studi atau jurusan tertentu, dan sebagainya.
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang
mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap
dalam menghadapi ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang dapat
menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara
rutin, dan lain sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan
mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara
efektif dan efisien
Pendapat di atas mengandung banyak arti bahwa bentuk
layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa adalah bentuk
pengenalan tentang sekolah dan kurikulum belajarnya, cara belajar
yang baik sehingga dapat memeilih jurusan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya, sehingga siswa dapat mengatasi permasalahan
belajarnya.
Menurut Winkel (2007:116) bentuk layanan bimbigan belajar
dapat dilakukan dengan program bimbingan belajar yang terencana
dan terorganisisr dengan baik, meliputi:
a. Pemberian informasi kepada siswa baru di sekolah mengenai tujuan
sekolah, isi kurikulum, penytesuaina diri di sekolah, cara-cara
belajar dan struktur organisasi sekolah. Semua ini diusahakan
dalam orientasi belajar siswa.
b. Memberikan informasi kepada siswa dan tutunan dalam hal belajar
di rumah dan membentuk kelompok belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c. Memberikan informasi tentang kemungkinan dan kesempatan untuk
melanjutkan studi dan tuntutan-tuntutan apa yang harus dipenuhi
supaya berhasil.
d. Mengumpulkan data mengenai bakat-bakat dan hasil belajar
masing-masing siswa, agar dapat ditolong untuk mengenal dirinya
sendiri. Tanpa tersedianya data semacam ini, program bimbingan
belajar tidak dapat terlaksana dengan baik.
e. Melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan
kesukaran-kesukaran dalam belajar, untuk membicarakan pilihan
sekolah lanjutan, dan untuk membicarakan kegagalan yang
disebabkan karena salah memilih jurusan.
f. Memberikan bantuan dalam hal membentuk kelompok belajar dan
mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok agar berjalan efisien
dan efektif.
Jadi, bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada
siswa adalah segala informasi yang menunjang kegiatannya dalam
hal belajar mulai dari pengenalan tentang sekolah, pengenalan
bakat dan kemampuan diri dalam belajar samapai pada kesulitan
belajar yang akan dihadapinya nanti.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Septianing Arbianti pada tahun
2012, dengan judul “Perbedaan Tingkat Stres Belajar Siswa FullDay School
dan Siswa regular SMAN Se-kota Malang”, menunjukkan dari 364 responden
, 36 responden (9,89%) tingkat stres belajarnya tinggi, 256 responden
(70,33%) tingkat stres belajarnya sedang, dan 72 responden (19,78%) tingkat
stres belajarnya rendah. Selain itu hasil penelitian tersebut juga menunjukkan
terdapat perbedaan tingkat stres belajar antara siswa fullday school dengan
siswa regular di SMAN Se-Kota Malang. Namun hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan strss belajar antara siswa dan
siswi fullDay school dan sekolah regular di SMAN Se-Kota Malang.
Pada penelitian yang lain (Pranadji, 2010) menunjukkan gejala stres
yang sering kali dialamioleh hampir setengah contoh SMA Negeri 3adalah
merasa pegal-pegal padaleher/punggung/bahu (34,2%), merasa tidak
tenang/tegang/cemas/terancam/gelisah (31,6%), merasa sukar berkonsentrasi
dalam belajar (34,2%), dan merasa banyak beban yang menumpuk (42,1%).
Hal ini berbeda dengan gejala stres yang sering kali dialami oleh contoh di
SMA Insan Kamil yang hanya mengalami sukar berkonsentrasi dalam belajar
(34,2%). Sisanya persentase gejala stres tidak terlalu banyak.Berdasarkan
pernyataan yang diberikan contoh, lebih dari setengah contoh (59,2%) yang
merasa mengalami sukar berkonsentrasi belajar kemungkinan karena tidak
mempunyai jadwal belajar yang jela dan realistis. Padahal, jika melihat ada
atau tidaknya masalah dengan mata pelajaran, maka sebanyak 69,7% contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengaku mempunyai masalah dengan mata pelajaran. Presentase terbesar
mata pelajaran yang dirasakan kurang mampu yang diujiankan pada Ujian
Nasional adalah Ilmu Pengetahuan Alam (73,7%). Sebanyak 75% contoh
merasa sistem pendidikan di Indonesia dengan mangadakan Ujian Nasional
(UN) tidak tepat. Namun, presentase terbesar contoh 47,9% menargetkan nilai
sebesar 9,5 untuk mencapai kelulusan tahun ini.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, lebih dari setengah contoh
(55,3%) menganggap Ujian Nasional merupakan hal yang menegangkan.
Sebanyak 25% contoh menganggap Ujian Nasional biasa saja. Selain itu,
sebanyak 17,1% contoh menganggap Ujian Nasional merupakan hal yang
membuat senang atau semangat. Kesan lainnya, sebanyak 2,6% contoh
merasa campur aduk antara cemas dan senang dalam menghadapi Ujian
Nasional. Berbagai cara dilakukan contoh untuk menghilangkan rasa cemas
dalam menghadapi Ujian Nasional yaitu dengan cara pergi ke rumah saudara
atau teman (6,6%), jalan-jalan ke tempat hiburan (17,1%), mendekatkan diri
dengan Tuhan(53,9%) dan lainnya(22,4%) seperti berinternet belajar,
mendengarkan musik, bermain game, tidur, bercerita kepada orang tua, dan
berdiam diri dikamar. Selain itu persiapan yang dilakukan dalam menghadapi
Ujian Nasional yaitu dengan mengikuti bimbingan belajar (63,2%), belajar
sendiri atau mandiri (919,7%), belajar kelompok(1,3%), dan lainnya (15,8%)
seperti belajar dengan guru yang menyenangkan, mengikuti bimbingan
belajar, belajar sendiri maupun kelompok, hingga tidak melakukan persiapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
apa-apa. Hal ini menggambarkan bahwa contoh dapat mengatur dirinya dan
member semangat saat menghadapi situasi yang sulit. Tingkat stres contoh
kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori, maka presentase terbesar
contoh (73,7% di SMA Negri 3 dan 76,3% di SMA Insan Kamil) berada
dalam kategori tingkat stress sedang. Tingkat stres sedang memberikan arti
bahwa gejala stres kadang-kadang dialami oleh contoh dalam 6 bulan terakhir.
Presentase contoh di SMA Negri 3 yang mengalami tingkat stres tinggi
(15,8%) lebih banyak dibandingkan presntase contoh di SMA Insan Kamil
(10,5%) dalam kategori tersebut.
E. Kerangka Pikir
Stres belajar sering terjadi pada siswa yang sedang mempersiapkan
diri dalam menghadapi Ujian Nasional. Stres belajar dapat bersumber dari
dalam diri siswa atau dari luar diri siswa.Sumber stres belajar yang berasal
dari dalam diri siswa dapat berupa kecemasan, rasa bersalah, kekhawatiran
yang berlebihan, marah, benci, cemburu dan lain sebagainya. Sedangkan
sumber stres belajar yang berasal dari luar diri siswadapat berupa tekanan dari
orangtua untuk mendapat nilai yang tinggi, persaingan nilai dengan teman,
aktivitas yang padat serta kurangnya waktu bermain karena aktivitas padat.
Tuntutan nilai tinggi serta keinginan dapat masuk ke SMA favorit
membuat banyak siswa menambah jam belajar dengan mengikuti bimbingan
belajar baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun mengikuti di lembaga
bimbingan belajar seperti Neutron Gejayan. Dengan mengikuti bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
belajar di Neutron Gejayan, siswa dapat mengukur kemampuannya kelak
ketika menghadapi Ujian Nasional, siswa bersaing untuk mendapatkan nilai
yang tinggi. Dari banyaknya latihan soal yang diberikan siswa juga dapat
memenejemen waktu dalam mengerjakan soal Ujian Nasional, sehingga tidak
ada soal yang tidak di kerjakan karena waktu mengerjakan habis.
Aktivitas yang begitu padat hingga beban tuntutan orang tua bahkan
dirinya sendiri untuk mendapat nilai tinggi dan masuk SMA favorit membuat
siswa rentan terhadap stres. Hal ini menjadi tanggaung jawab bersama antara
pihak sekolah, orang tua maupun lembaga bimbingan belajar dimana siswa
lebih sering menghabiskan waktunya untuk belajar agar apa yang diharapkan
orang tua maupun dirinya sendiri dapat tercapai. Pihak sekolah hendaknya
dapat memberikan bimbingan yang menyegarkan siswa sehingga siswa tidak
stres, orang tua hendaknya tidak terlalu menuntut untuk terus belajar tetapi
diberikan waktu luang untuk bermain, sedangkan bimbingan belajar dapat
memberikan jam tambahan khusus untuk siswa yang masih kurang paham
mengenai materi Ujian Nasional. Ketika semua seimbang siswa akan jauh
terserang stres karena kekhawatiran yang rendah serta kesiapan untuk
mengikuti ujian nasional yang tinggi membuat siswa mantap melangkah
untuk mengikuti ujian nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara
lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel
penelitian, instrument penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan
menggunakan survei. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa
adanya (Sukardi, 2003; 157). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk memperoleh gambaran tentang tingkat stress belajar siswa kelas IX yang
mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun ajaran
2013/2014.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan untuk pengambilan data ialah Lembaga
Bimbingan Belajar Neutron Gejayan, Jln Affandi CT X No 15b. Waktu
pengambilan data dilakukan pada hari Rabu dan Kamis, 9-10 April 2014.
Pengambilan data dilakukan 15 menit terakhir sebelum siswa selesai bimbingan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Yogyakarta Gejayan yang berjumlah 64 siswa, yang terdiri dari kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3 SMP 1, 3 SMP 2, dan 3 SMP 3. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron
Yogyakarta Gejayan dipilih sebagai tempat penelitian; pertama, peneliti ingin
mengetahui seberapa tinggi tinggat stres belajar siswa yang mengikuti bimbingan
belajar dalam menghadapi Ujian Nasional. Kedua, peneliti sudah mengobservasi
kegiatan siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih dari 6 bulan.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas IX pada saat dilakukan
penyebaran kuesioner, semua siswa hadir berjumlah 64 siswa. Dalam
pengambilan data ini menggunakan populasi. Populasi merupakan suatu
komponen yang sangat penting dalam melakukan penelitian, karena sangat
berperan penting terlaksana atau tidaknya suatu penelitian. Ada beberapa
pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan populasi.
Menurut Sugiyono (2010:117), populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
Subyek Laki-laki Perempuan
1 3 SMP 1 8 13 21
2 3 SMP 2 9 12 21
3 3 SMP 3 9 12 22
Total 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi
sasaran dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX
yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono2010:60). Dalam penelitian
ini terdapat satu variabel penelitian, yaitu variabel independent (variabel
bebas).Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah tingkat stres belajar siswa kelas IX yang
mempersiapkan Ujian Nasional.
E. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan
alat pengumpul data atau instrumen berupa kuesioner. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Stres Belajar
Siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gejayan tahun ajaran 2013/2014 dengan bentuk tertutup. Kuesioner
bentuk tertutup ini berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan
pilihan jawaban untuk pernyataan tersebut (Furchan, 2005:260).
Kuesioner yang disusun oleh peneliti memuat aspek-aspek stres belajar
menurut Hardjana(1994), yaitu : gejala/aspek fisik, gejala/aspek
emosional, gejala/aspek intelektual, dan gejala/aspek interpersonal.
Indikator-indikator yang terkandung dalam aspek-aspek tersebut
disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak, dalam hal ini
siswa kelas IX.
2. Format Pernyataan Skala
Format pernyataan yang disusun peneliti memuat 50 butir
pernyataan yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip Likert Sumating
Rating Scale atau Skala Sikap Model Likert. Pernyataan-pernyataan
dalam skala memuat item-item pernyataan yang bersifat positif
(favorable) dan yang bersifat negatif (unfavorable). Skala ini dilengkapi
dengan empat opsi atau alternatif jawaban yaitu “Sangat sering”,
“Sering”, “Jarang” dan “Tidak Pernah”. Pada skala ini opsi netral tidak
disertakan untuk mengurangi kecenderungan responden dalam
memberikan jawaban yang netral dan untuk meningkatkan variabilitas
responsi.
3. Penentuan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Penentuan skor dalam pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini
adalah:
Tabel 3.2
Norma Skoring Tingkat Stres Belajar
4. Kisi-kisi skala
Kisi-kisi skala Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang
mengikuti Bimbingan Belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun
Ajaran 2013/2014 sebelum penelitian digambarkan dalam tabel 3.3 di
bawah ini :
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX
yang mengikuti bimbingan belajar
di NeutronYogyakarta Gejayan (Sebelum Penelitian)
No Aspek Indikator No Item
Favo Unfav
1. Aspek Fisik
Perubahan-
perubahan
yang terjadi
pada
metabolisme
organ tubuh.
1. Pusing
2. Pening
3. Tidur tidak teratur
4. Susah tidur
5. Bangun terlalu awal
6. Sakit pinggang bagian
bawah
7. Diare
8. Sulit buang air besar
9.Gatal-gatak pada kulit
10. Urat tegang terutama pada
leher dan bahu
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
4
15
Alternatif Jawaban Skor
Favourable
Skor
Unfovourable
Sangat Sering 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
11. Keringat berlebihan
12. Selera makan berubah
13. Lelah / kehilangan energy
14.Bertambah banyak
kesalahandalam belajar
12
13
14
16
No Aspek Indikator No Item
Favo Unfav
2 Aspek
Emosional
Perubahan-
perubahan
yang terjadi
pada
emosional
individu
1. Gelisah
2. Cemas
3. Sedih
4. Mudah Marah
5. Gugup
6. Merasa tidak aman
7. Mudah tersinggung
8. Moody
9. Mudah menyerah
10. Bermusuhan
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
26
No Aspek Indikator No Item
Favo Unfav
3 Aspek
Intelektual
Perubahan-
perubahan
pada cara
berfikir / cara
pandang
individu
1. Susah konsentrasi
2. Sulit membuat keputusan
3. Mudah lupa
4. pikiran kacau
5. Daya ingat menurun
6. Melamun secara berlebihan
7. pikiran dipenuhi oleh satu
pikiran saja
8. Kehilangan rasa humor
yang sehat
9. Produktivitas atau prestasi
belajar menurun
10. Dalam belajar bertambahn
jumlah kekeliruan yang dibuat
28
30
32
33
34
35
36
37
40
41
29
31
38
39
42
No Aspek Indikator No Item
Favo Unfav
4 Aspek
Intrapersonal
Perubhan-
perubahan
yang terjadi
pada relasi
1.Kehilangan kepercayaan
pada orang lain
2. Mudah menyalahkan ornag
lain
3. Mudah membatalkan janji
4. Suka mencari-cari
kesalahan orang lain
43
44
45
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
individu
dengan orang
lain
5. menyerang orang lain
dengan kata-kata/ menyindir
6. Mengambil sikap terlalu
membetengi atau
mempertahankan diri
7. Mendiamkan orang lain
47
48
49
50
Total 50 41 9
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Sebelum digunakan, alat ukur harus memenuhi validitas dan
reliabilitas. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas
berarti bahwa instrumen yang disusun dapat digunakan untuk mengukur
apa yang harus diukur (Sugiyono, 2010:173).
Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity). Validitas isi adalah validitas yang menunjuk pada
sejauh mana intrumen yang disusun mencerminkan isi yang dikehendaki.
Dalam penelitian ini, penyusunan instrumen didasarkan pada kisi-kisi
yang sesuai dengan aspek tujuan, bahan/deskripsi bahan, indikator dan
jumlah pernyataan tiap indikator (Furchan, 2007:295). Pemeriksaan
keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan yang dilakukan
secara terpisah oleh sejumlah ahli (expert judgment). Dalam penelitian ini
validitas isi diperiksa oleh Retno P Ningrung, M.Psi. Beliau adalah dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Psikologi Universitas Esa Unggul Jakarta. Retno P Ningrum M.Psi,
memberi koreksi dan masukan untuk memperhatikan bahasa pernyataan
item agar di perbaiki menyesuaikan bahasa siswa yang mudah di pahami.
Selain itu validitas isi ini juga di periksa oleh Juster Donal Sinaga
M.Pd. Beliau adalah dosen program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Juster Donal Sinaga M.Pd
memberi koreksi mengenai format kuesioner yang akan di gunakan
dilapangan, agar kuesioner tersebut dapat di pertanggungjawabkan dan
menarik siswa untuk diisi.
Pemeriksaan ini dilakukan guna menelaah kualitas konstruk secara
logis dari setiap butir item pernyataan tingkat stress belajar siswa kelas IX
yang disusun oleh peneliti. Pemeriksaan ini juga bertujuan agar setiap
item pernyataan yang dibuat secara logis tepat/sesuai dengan konstruk
kisi-kisinya (Nurgiyantoro, 2009:339).
Dari hasil konsultasi yang dilakukan oleh ahli menyatakan bahwa
aspek-aspek yang ada harus disesuaikan dengan item supaya mudah
menghitung dan menganalisisnya. Untuk penghitungan dilakukan dengan
pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item
instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi
Spearman’s rho. Penghitungan nilai koefisien korelasi menggunakan
program komputer SPSS for Window. Rumus korelasi Spearman’s rho
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Keterangan :
Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal
sama dengan 0,30 (Azwar, 2010;103). Apabila terdapat item yang memiliki
nilai koefisien di bawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan konsistensi
internalnya tidak kuat. Item yang konsistensinya tidak kuat tidak digunakan
sebagai item instrumen penelitian.
Pada tanggal 9 April 2014 dilakukan pengambilan data untuk siswa
kelas IX kelompok 1dan 2, sedangkan tanggal 10 April 2014 pengambilan
data dilakukan untuk kelas IX kelompok 3, total keseluruhan siswa 64. Dari
hasil pemeriksaan konsistensi butir terhadap total, diperoleh 13 butir item
stres belajar yang nilai koefisien validitasnya rendah. Sehingga terdapat 37
item yang dinyatakan valid. Rincian item yang nilai koefisien validitas rendah
dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Hasil Validitas Angket
Tingkat Stres Belajar(setelah penelitian)
No Aspek No Item Lolos Gugur
F UF F UF F UF
1 Aspek Fisik 1,2,3,5,6,7
,8,9,10,11,
4,15 4,5,7,8,9,1
0,11,12,14
- 1,2,3,
6,13
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
12,13,14,1
6
,16
2 Aspek
Emosional
17,18,19,2
0,21,22,23
,24,25,27
26 17,18,19,2
0,21,22,23
,24,25,27
- - 26
3 Aspek
Intelektual
28,30,32,3
3,34,35,36
,37,40,41
29,31
,38,3
9,42
32,33,34,3
5,36,40,41
29,31,
38,42
28,30
,37
39
4 Aspek
Intrapersonal
43,44,45,4
6,47,48,49
50 43,44,45,4
6,47,49
- 48 50
Jumlah 41 9 33 4 9 4
Total 50 37 13
2. Reliabilitas kuesioner
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran
(Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel
(Azwar, 2007). Sukardi (2003) mengatakan bahwa pengukuran yang
menggunakan instrumen peneliti dikatakan mempunyai nilai reliabilitas
yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten
dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan pendekatan
koefisien Alpha Cronbach (α). Penggunaan teknik analisis Alpha
Cronbach ini didasarkan atas pertimbangan penghitungan reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
skala diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya
sekali saja pada sekelompok responden atau single trial administration
(Azwar, 2010: 87). Rumus koefisien reliabilitas alpha adalah:
α = 2[1- 2S
2S + 2S
x
ix]
Keterangan rumus :
S12 dan S2
2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 : varians skor skala
Untuk memperoleh hasil perhitungan koefisien reliabilitas alpha
yang akurat, peneliti menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas besarnya berkisar
antara 0,00-1,00. Sebuah skala dapat dikatakan reliabel bila 'xx
r ≥
0,60. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati 1,00 menandakan
semakin reliabelnya alat ukur yang digunakan. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas dari alat ukur, maka semakin reliabel pula alat ukur itu.
Kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford (Rusefeffendi, 2005:160)
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Reliabilitas
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 negatif – 0,20 Sangat rendah
Dari hasil empirik yang diberikan kepada siswa kelas IX yang
mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun
2013/2014, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach stress
belajar sebesar 0.932. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan
koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa
koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat stres belajar siswa
kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan
Tahun Ajaran 2013/2014. Analisis data dilakukan setelah mengadakan
penelitian di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakaeta Gejayan pada
tanggal 9-10 April2014. Dari populasi subjek 64 siswa kelas IX. Langkah-
langkah yang ditempuh dalam melakukan tahap analisis data adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penentuan skor item dari masing-masing alternatif jawaban yang
terdapat pada skala. Pada item-item yang bersifat favorable, skor jawaban
“Sangat Sering” diberi skor 4; “Sering” diberi skor 3; “Jarang” diberi skor
2; dan “Tidak Pernah” diberi skor 1. Sedangkan untuk item-item yang
bersifat unfavorable, skor jawaban “Sangat Sering” diberi skor 1; “Sering”
diberi skor 2;”Jarang” diberi skor 3; dan “Tidak Pernah” diberi skor 4.
2. Menjumlahkan skor dari semua item yang telah dijawab oleh setiap
subjek penelitian dan menghitung rata-rata skor dari tiap subjek.
3. Menentukan kategori
a. Kategorisasi tingkat karakter subjek penelitian. Pengkategorisasian
ini disusun berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi
jenjang (ordinal) berdasarkan Azwar (2010: 107). Kategorisasi
dilakukan dengan tujuan pengklasifikasian subjek penelitian ke
dalam kelompok tertentu secara kontinum dan berjenjang sesuai
dengan atribut yang diukur. Dalam penelitian ini, kategori
digolongkan ke dalam 5 kategori diagnosis tingkat stres belajar;
Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat tinggi dengan
norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 3.6
Norma KatrgorisasTingkat Stres Belajar
Kriteria Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Tinggi
µ +1,5 σ <X Sangat Tinggi
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian menurut perhitungan skala
Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
µ (mea[n teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan
minimum
Kategori diatas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan
tingkat stres belajar subjek penelitian. Kategorisasi tingkat subjek
penelitian dengan jumlah item total 37 diperoleh dengan perhitungan
sebagai berikut:
X maksimum teoretik : 4* 37 = 148
X minimum teoretik : 1*37 = 37
Range : 148 - 37 = 111
σ (teoretik) : 111:6 = 18.5
µ (mean teoretik) : (148+37) : 2 = 92,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Penentuan kategorisasi siswa kelas IX yang mengikuti
bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan secara umum
dapat dilihat melalui tabel di bawah ini
Tabel 3.7
Kategorisasi Tingkat Stres Belajar
Siswa Kelas IX yang mengikuti
bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan
Tahun Ajaran 2013/2014
Perhitungan Rentang Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ ≤ 64,75 Sangat Rendah
µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 64,75-83,25 Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 83,25-101,75 Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 101,75-120,25 Tinggi
µ +1,5 σ <X ≥ 120,25 Sangat Tinggi
Berdasarkan norma kategori pada tabel 3.7, ditetapkan
pengelompokan tinggi rendah skor butir tingkat stres belajar dengan
jumlah subjek 64, diperoleh unsur perhitungan skor item sebgai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 64 = 256
Skor minimum teoritik : 1 x 64 = 64
Luas Jarak : 256 – 64 = 192
Standar deviasi (σ / sd) : 192 : 6 = 32
µ (mean teoritik) : (256+64) : 2 = 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hasil perhitungan analisis data skor butir/item tingkat stres
belajar disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 3.8
Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX
yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Yogyakarta Gejayan
Tahun Ajaran 2013/2014
Perhitungan Rentang Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ ≤112 Sangat Rendah
µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 112 - 144 Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 144 – 176 Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 176 – 208 Tinggi
µ +1,5 σ <X ≥208 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN
DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Dalam bab ini menjawab masalah yang dikemukakan pada rumusan masalah
yaitu: (1) Seberapa tinggikah tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti
bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian
nasional tahun ajaran 2013-2014, dan (2) Topik-topik bimbingan apa saja yang
relevan diusulkan berdasarkan item-item yang teridentifikasi tinggi?
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun 2014
Tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian pada tahun
ajaran 2013-2014, ditentukan dengan menggunakan kategorisasi Azwar
(2010:107-108). Dalam proses kategorisasi tersebut peneliti menggunakan
data empiris dimana kategorisasi tersebut menggunkan data lapangan. Alasan
penggunaan data empiris adalah peniliti ingin melihat kategorisasi tingkat
stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron
Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian nasional.Berdasarkan data
yang terkumpul dan diolah dengan kategori Azwar dapatlah diketahui tingkat
stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian nasional, seperti yang
disajikan pada tabel 4.
Tabel 4.1
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun Ajaran 2013/2014
Kriteria Skor Rentang Skor Frekuensi
Responden
Presntase
Frekuensi
Kategori Tingkat
Stres Belajar
X≤ µ -1,5σ ≤ 64,75 17 26.56% Sangat Rendah
µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 64,75-83,25 31 48.44% Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 83,25-101,75 14 21.88% Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 101,75-120,25 1 1.56% Tinggi
µ +1,5 σ <X ≥ 120,25 1 1.56% Sangat Tinggi
Jumlah 64 100%
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ada lima ketegori tingkat stres belajar
siswa berdasarkan nilai rata-rata skor total, yaitu kategori Sangat Rendah,
Rendah, Sedang, tinggi, dan Sangat tinggi. Nilai capaian rata-rata skor tingkat
stress belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Ada 26.56% (17) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori
tingkat stres belajar sangat rendah. Hal ini berarti siswa mengalami
tingkat stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan
perasaan-perasaan seperti: semangat yang tinggi, penglihatan tajam
dan tidak seperti biasanya, energi dan gugup berlebihan,
kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
ini biasanya memnyenangkan dan orang lalu bertambah semangat,
tetapi tanpa disadari bahwa seberanya cadangan energi sedang
menipis.
b. Ada 48.44% (31) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori
tingkat stres belajar rendah. Hal ini berarti dampak stres yang
menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan
dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan diantaranya: merasa
letih sewaktu bangun pagi, merasa lelah sesudah makan siang,
merasa lelah menjelang sore hari, terkadang gangguan dalam
sistem pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-
kadang pula jantung berdebar-debar, perasaan tegang pada otot-
otot punggung dan tengkuk (leher belakang), perasaan tidak bisa
santai.
c. Ada 21.88% (14) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori
tingkat stres belajar sedang. Hal ini berarti keluhan keletihan
semakin nampak disertai dengan gejala-gejala seperti: gangguan
usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke belakang),
otot-otot terasa lebih tegang, perasaan tegang yang semakin
meningkat, gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi),badan terasa
oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan).
d. Ada 1.56% (1) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori tingkat stres
belajar tinggi. Hal ini berarti menunjukkan keadaan yang lebih
buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: untuk bisa
bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan yang
semula menyenangkan kini terasa sulit, kehilangan kemampuan
untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial, dan kegiatan-kegiatan
rutin lainnya terasa berat, tidur semakin sukar, mimpi-mimpi yang
menegangkan, dan seringkali terbangun dini hari, perasaan
negativistik, kemampuan berkonsentrasi menurun tajam, perasaan
takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
e. Ada 1.56% (1) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori tingkat stres
belajar sangat tinggi. Hal ini berarti menunjukkan keadaaan yang
lebih mendalam dari tingkat stres tinggi, yaitu: keletihan, untuk
pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu, gangguan
sistem pencernaan lebih sering, sukar buang air besar atau
sebaliknya feses cair dan sering ke belakang, perasaan takut yang
semakin menjadi-jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Adapun secara visual presentase tingkat stres belajar siswa
kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta
Gejayan pada tahun 2014, dapat dilihat pada grafik 1:
Grafik 1
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajardi Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun Ajaran 2013/2014
2. Penggolongan Skor Item Tingkat Stres Belajar Siswa kelas IX yang
mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun
2014.
Penggolongan skor item tingkat stres belajar siswa kelas IX yang
mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun 2014,
ditentukan dengan menggunakan kategori Azwar (2010:107-108). Dalam
proses kategorisasi peneliti menggunakan data empiris dimana kategoriasi
tersebut menggunakan data lapangan. Adapun hasil penggolongan skor
dapat dilihat pada tabel 4.2
26.56%
48.44%
21.88%
1.56% 1.56%
Tingkat Stres Belajar
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.2
Penggolongan Skor item Tingat Stres Belajar
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa:
a. Nomor item 7, 8, 9, 10, 13, 22, 27, 46, 47 termasuk kategori tingkat
stres belajar sangat rendah. Hal ini berarti item-item tersebut
menunjukkan kebiasaan siswa yang tidak mengalami gangguan yang
berarti baik secara fisik, emosional, intelektual, dan intrapersonal.
b. No item 5, 11, 14, 21, 23, 25, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 40, 41, 43, 44,
45, 49 termasuk pada kategori tingak stres belajar rendah. Hal ini
berarti item-item tersebut menunjukkan dalam hal intelektual dan
intrapersonal siswa tidak mengalami gangguan yang serius, para
siswa masih bisa menyeimbangkan mengatur pola belajar dan
relasinya dengan orang lain.
c. No item 4, 16, 17, 18, 19, 20, 24, 32, 38, 42 termasuk kategori tingkat
stres belajar sedang. Hal ini berarti item-item tersebut menunjukkan
Rentang
Skor
Kategori
Tingkat Stres
Belajar
Frekuensi
Responden
Presntase
Frekuensi No Item
≤112 Sangat Rendah 9 24% 7,8,9,10,13,22,
27,46,47
112 - 144 Rendah
18 49% 5,11,14,21,23,25,29,3
1,33,34,35,36,40,41,4
3,44, 45,49
144 – 176 Sedang 10 27% 4,16,17,18,19,20,24,3
2,38,42
176 – 208 Tinggi 0 0% -
≥208 Sangat Tinggi 0 0% -
Jumlah 37 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
perilaku siswa yang mulai terganggu denga emosinya, sehingga ia
mudah susah tidur, gelisah, cemas, moody, sedih mudah marah,
mudah lupa, dan menjadi sering melamun.
Adapun secara visual hasil presentase penggolongan skor item tingkat
stres belajar dapat dilihat pada grafik 2:
Grafik 2
Penggolongan Skor Item Tingkat Stres Belajar
B. Pembahasan
1. Tingkat Stres Belajar pada Siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun 2014 dalam
mempersiapkan Ujian Nasional.
Setelah mengetahui hasil penelitian, sebanyak 48.44% siswa
kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta
Gejayan tahun 2014 dalam mempersiapkan ujian nasional berada pada
kategori tingkat stres belajar rendah. Selain itu, hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa ada 1 orang siswa yang tingkat stres belajarnya
24%
49%
27%
Penggolongan Skor Item
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tinggi dan 1 siswa berada pada kategori sangat tinggi.Rendahnya tingkat
stres belajar siswa ini bisa disebabkan oleh bebrapa faktor internal dan
eksternal. Hasil penenlitian ini juga sejalan dengan pendapat Alvin (2007)
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi stres belajar, adapun faktor
internal dan eksternal, sebagai berikut:
a. Faktor Internal yang mempengaruhi stres belajar
1) Faktor internal pertama yang mempengaruhi tingkat stres belajar
yang rendah adalah pola pikir yang positif, yang ditandai dengan
kesiapan dalam menghadapi Ujian Nasional, santai, percaya diri
dan selalu berdamai dengan keadaan. Ujian Nasional bagi siswa
kelas IX merupakan hal yang sangat penting untuk masa depannya,
sehingga para siswa berlomba-lomba untuk mendapat nilai yang
tinggi agar dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Ketika siswa memiliki pola pikir yang positif, siswa akan
menemukan rasa humor yang sehat, suka akan tantangan, dan
prestasinya selalu meningkat.
2) Faktor internal yang kedua yang mempengaruhi tingkat stres belajar
rendah adalah kepribadian yang matang. Kepribadian yang matang
seorang siswa ditandai dengan selalu menepati janji dengan orang
lain, terbuka pada informasi baru, selalu menanam kepercayaan
pada orang lain, dan mudah memaafkan orang lain. Kepribadian
yang matang dapat menentukan tingkat stres rendah karena siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
selalu optimis dengan apa yang akan siswa hadapi. Hal ini dapat
dilihat dari bebarapa siswa yang optimis dan tidak merasa cemas
atau gelisah dalam mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional.
3) Faktor internal selanjutnya yang turut menentukan tingkat stres
belajar rendah adalah keyakinan pada sendiri. Keyakinan terhadap
diri sendiri memainkan peran penting dalam mengintepretasikan
situasi-situasi disekitar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kesipan
siswa yang mudah berkonsentrasi, mudah membuat keputusan,
daya ingat tajam, dan prestasi selalu meningkat.Tidak banyak siswa
yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri, namun para siswa
optimis bahwa mereka dapat melewati Ujian Nasioanal dengan baik
dan dapat di terima di SMA Negeri favorit.
b.Faktor eksternal yang mempengaruhi stres belajar rendah
1) Hasil Tryout
Hasil tryout yang awal mula nilai masih jauh dari target namun
seiring berjalannya waktu dengan melihat hasil tryout teman yang
bagus membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih giat untuk
mewujudkan nilai impinnya. Persaingan nilai seperti ini dapat
terlihat dari kebiasaan siswa tidak pernah lelah untuk berjuang
mendapat nilai yang baik, dan menjadikan hasil trayout teman yang
bagus sebagai tolak ukur kemampuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2) Teman sebaya yang selalu memotivasi
Menurut siswa teman sebaya adalah orang yang selalu bersamanya
dalam berbagai keadaan, teman seperjuangan mengahadapi Ujian
Nasional.Teman yang selalu memberi motivasi dan penguatan ketika
siswa sedang dalam keaadan yang tidak menyenangkan. Keberadaan
teman dapat membantu siswa untuk merasa nyaman, bahwa ia tidak
sendiri dalam mengahadapi Ujian Nasional.
3) Dorongan status sosial
Siswa yang berhasil secara akademik sangat disukai, dikenal, dan
dipuji oleh orang lain. Oleh sebab itu, siswa berusaha menjadi yang
terbaik dalam bidang akademik.Mendapat nilai yang tinggi dan
dapat di terima di SMA favorit merupakan tujuan utamnya untuk
dapat dipuji orang lain dan meraih kepusaan atau kebanggaan akan
dirinya sendiri yang dapat membuktikan kemampuannya.
4) Hadirnya lembaga bimbingan belajar Neutron Yogyakarta
Dengan adanya bimbingan belajar membuat siswa merasa yakin
bahwa mereka akan mendapat nilai yang tinggi saat Ujian Nasional.
Soal-soal prediksi yang akan keluar di Ujian Nasonal sudah mereka
kantongi sehingga menumbuhkan kesiapan, kepercayaan diri dalam
menghadapi Ujian Nasonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat juga siswa yang berdapa pada
kategori tingkat stres belajar tinggi sebanyak 1.56% dan sangat tinggi
sebanyak 1.56 %.Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan siswa
yang berada pada kategori tingkat stres belajar rendah.Siswa yang berada
pada kategori tinggi dan sangat tinggi memiliki kecemasan, kegelisahan
dan kekhawatiran yang berlebih.
Alasan lain yang mungkin membuat 1.56% siswa berada pada kategori
tinggi dan sangat tinggi adalah banyaknya tekanan yang siswa dapatkan
dari orang lain, kurang serius dalam belajar, mudah lupa, merasa terancam
dengan keberadaan orang lain, dan merasa paling bodoh ketika
mendapatkan nilai tryout yang jelek. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi kurang memiliki
kesiapan dalam menghadapi Ujian Nasional.
C. Usulan Topik-topik Bimbingan berdasarkan Item-item dalm Kuesioner
yang Teridentifikasi Sedang yang dapat digunakan Sebagai Program
Bimbingan Belajar
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kategori sedang
terdapat 27% item yang ada di dalamnya. Item-item inilah yang akan menjadi
usuan judul bimbingan. Adapun item-item tersebut tersaji dalam tabel 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.3
Item-item Kuesioner Stres Belajar yang Teridentifikasi Sedang
NO ASPEK INDIKATOR ITEM SKOR
1 Aspek Fisik
(Perubahan-perubahan
yang terjadi pada
metabolisme organ tubuh)
a. Tidur tidak teratur 4. Pola tidur saya tidak teratur 160
b. Bertambah banyak melakukan
kekeliruan/kesalahan dalam belajar
dan hidup.
16. Saya sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan
sesuatu hal.
152
2 Aspek Emosinal
(Perubahan-perubahan
yang terjadi pada
emosional individu)
a. Gelisah 17. Saya menjadi lebih mudah gelisah 149
b. Cemas 18. Saat ini saya merasa cemas menghadapi Ujian Nasional 154
c.Sedih 19. Saya sedih memikirkan hasil trayout saya 167
d. Mudah Marah 20. Saya menjadi lebih mudah marah 150
e. Moody 24. Saya menjadi moody 150
3 Aspek Intelektual
(Perubahan-perubahan
pada cara
berfikir/pandangan
individu)
a.Mudah Lupa 32. Saya mudah lupa dengan barbagai hal 151
b. Daya ingat menurun 38. Daya ingat saya tajam 169
c. Dalam belajar bertambah jumlah
kekeliruan yang dibuat
42. Saat belajar saya selalu fokus 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Bedasarkan 10 butir item di atas disusunlah usulan program-
program bimbingan dengan topik “Learning Is Fun” untuk mengurangi
stres belajar siswa kelas ix yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron
Yogyakarta Gejayan yang sedangmempersiapkan diri menghadapi Ujian
Nasional. Usulan topik-topik bimbingan berdasarkan item-item dalam
kuesioner yang teridentifikasi sedang yang dapat digunakan sebagai
program bimbingan belajar dapat dilihat pada tabel 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.4
Usulan Topik-topik Bimbingan berdasarkan Item-item dalam Kuesioner yang Teridentifikasi
Sedang yang dapat digunakan sebagai Program Bimbingan Belajar untuk mengurangi stres belajar pada
siswa kelas ix yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan
Ujian Nasional tahun 2014.
No No
Item
Pernyataan Judul Topik Tujuan Materi Kegiatan Referensi
1 4 Pola Tidur Saya Tidak
Teratur
Time Menegement Siswa dapat mengatur
waktu untuk belajar,
mengikuti bimbingan
belajar, bermain dan
istirahat.
Belajar
Mengatur
Waktu
Games (time
menegement), ceramah
singkat, diskusi,
mengerjakan kuesioner
dan lembar refleksi
Handoko, Martin
dan Theo Riyanto.
2006. 100
Permainan
Penyegar
Pertemuan.
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
2 16 Saya sering melakukan
kesalahan dalam
mengerjakan sesuatu
hal.
Konsentrasi Siswa dapat lebih
berkonsentrasi dalam
melakukan sesuatu hal,
sehingga terhindar dari
kesalahan yang
seharusnya tidak terjadi,
terutama kesalahan
dalam belajar.
Aku Fokus Games (permainan
konsentrasi), ceramah
singkat, refleksi diri
Handoko, Martin
dan Theo Riyanto.
2006. 100
Permainan
Penyegar
Pertemuan.
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
3 17 Saya menjadi lebih
mudah gelisah
Cemas Menghadapi
Ujian Nasional dan
Self Confidence
Siswa mampu
menghadapai rasa cemas
saat akan menghadapi
ujian nasional serta
membangun
kepercayaan diriagar
semakin siap
Ujian
Nasional
Come to
Mama
Games (permainan
penyegar suasana),
video inspiratif,
ceramah singkat, rfleksi
diri.
Suwarjo Dr, M.Pd
dan Eva Imania
Eliasa, M.Pd.2011.
55 Permainan
dalam Bimbingan
dan Konseling.
Bandung:
18 Saat ini saya merasa
cemas menghadapi
Ujian Nasional
19 Saya sedih memikirkan
hasil trayout saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menghadapi Ujian
Nasional
Paramitra
Publishing
4 20 Saya menjadi lebih
mudah marah
Mengendalikan
Emosi
Siswa mampu
memahami makna
pengelolaan emosi,
siswa dapat mengetahui
manfaat emosi, siswa
dapat mengetahui akibat
dari tidak adanya
pengelolaan emosi,
siswa dapat mengolah
emosi.
Mengendalika
n Emosi
Games(permainan
penyegar susasana),
ceramah singkat, video
inspiratif, refleksi diri.
Handoko, Martin
dan Theo Riyanto.
2006. 100
Permainan
Penyegar
Pertemuan.
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
24 Saya menjadi moody
5 32 Saya mudah lupa
dengan barbagai hal
Meningkatkan Daya
Ingat Dalam Belajar
Siswa dapat
meningkatkan daya ingat
dalam belajar, siswa
dapat mengaplikasikan
meningkatkan daya ingat
belajar dalam kehidupan
sehari-hari.
Meningkatkan
Daya Ingat
Dalam Belajar
Games (permainan
penyegar suasana),
ceramah singkat,
permainan inti melatih
daya ingat, refleksi diri.
Handoko, Martin
dan Theo Riyanto.
2006. 100
Permainan
Penyegar
Pertemuan.
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
38 Daya ingat saya tajam
42 Saat belajar saya selalu
fokus
Meningkatkan
Konsentrasi Belajar
Siswa dapat lebih
menjaga konsentrasi
belajar sehingga tetap
fokus dalam belajar.
Meningkatkan
Konsentrasi
Belajar
Games (permainan
konsentrasi), ceramah
singkat, refleksi diri
Handoko, Martin
dan Theo Riyanto.
2006. 100
Permainan
Penyegar
Pertemuan.
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan dikemukakakn mengenai kesimpulan hasil penenlitian
dan saran-saran terhadap kegiatan bimbingan konseling.
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
hasil penelitian adalah:
1. Sebagian besar (48.44%) tingkat stres belajar siswa kelas IX yang
mengikuti bimbingan belajar di Neutron Gejayan Tahun 2014 masuk
pada kategori rendah.
2. Sebagian besar (48.44%) siswa yang masuk pada kategori rendah,
mengalami stres dalam aspek emosional.
3. Terdapat 10 butir stres belajar yang tergolong sedang karena nilai rata-
rata skor tiap butirnya termasuk dalam kategori sedang, dan sebagai
dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan belajar.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil
penelitian untuk berbagai pihak:
1. Pihak Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan
Kepala Cabang maupun staf yang berada di Neutron Gejayan
diharapkan bisa lebih mendampingi siswa yang teridentifikasi mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
stres belajar tinggi, sehingga sebelum pelaksanaan ujian nasional siswa
dapat mengurangi kecemasan dan dapat mengikuti ujian nasional dengan
baik.
2. Siswa
Bagi siswa yang teridentifikasi stres belajarnya tinggi dan sangat
tinggi bisa mencoba merubah cara belajarnya, membuat jadwal sehari-hari
sehingga kegiatan sehari-hari tidak terasa berat dan dapat terhindar dari
stres belajar.
3. Orang Tua Siswa
Orangtua diharapkan mampu mendampingi siswa, menjaga susasana
hati siswa, tidak memberikan tekanan psikis yang terlalu berat seperti
target nilai yang harus diraih, sehingga siswa tidak bertambah beban
ketika akan menghadapi ujian nasional.
4. Guru BK di sekolah
Guru BK diharapkan dapat memberikan materi-materi bimbingan
yang dapat menyegarkan pikiran siswa, menghilangkan kejenuhan, dan
mengurasi rasa cemas melalui proses belajar mengajar di kelas maupun di
luar kelas.
5. Peneliti lain
a. Peneliti sebaiknya mengadakan penelitian yang lebih mendalam, tidak
hanya sekedar membagi angket, namun jika memang diijinkan oleh
lembaga yang bersangkutan dapat memberikan layanan bimbingan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kelas sehingga dapat terlihat ada atau tidak perubahan pada siswa yang
tergolong tinggi dan sangat tinggi stress belajarnya.
b. Peneliti lebih teliti dalam mengembangkan instrumen dan
memperhatikan dengan cermat keterkaitan antar item-item dengan
indikator dan aspek-aspek yang terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Abrianti, Ririn Septianing. 2012. Perbedaan Tingkat Stres Belajar Siswa Full Day
School dan Siswa Reguler SMAN Se-Kota Malang. Skripsi. Jurusan
Administrasi. Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang.(tidak diterbitkan)
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Alvin NG. 2007. Handling Study Stress.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Azwar, S.(2010). Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bob Losyk.(2007).Kendalikan Stres Anda : Cara Mengatasi Stres dan Sukses Di
tempat Kerja. Jakarta: Gramedia
Depdiknas. (2009). http://www.depdiknas.com. Diakses pada tanggal 20 April 2014
Furchan, Arief.(2005). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional
___________.(2007). Penelitian Dalam Pendidikan. Malang :Pustaka Pelajar
Handoko, Martin dan Theo Riyanto. 2006. 100 Permainan Penyegar Pertemuan.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Hardjana, A. M. 1994. Stres Tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta:
Kanisius.
Hariandja, M. T. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
Marsudi, Saring. (2003). Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan
Belajar Khusu. Jakarta: Nuha Litera
Needlman,R.(2004).AdolescentStress.
http:/www.drspock.com/article/0,1510.76961,00.html (online)
Nurgiyantoro, Burhan.(2009).Statistik Terapan untuk Penenlitian Ilmu-ilmu Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
Pranadji, Diah Krisnatuti.(2010).Interaksi Antara Remaja, Ayah, dan Sekolah Serta
hubungannya dengan tingkat Stres Dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada
Siswa SMA. Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2010, p : 18-26 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1907 – 603. Diakses pada tanggal 14 September 2014
Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling : Rineka
Cipta. Jakarta.
Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta:
Erlangga
Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York:
John & Sons Inc.
___________. 2002. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction:Fifth Edition
Sudrajat, Akhmad. (2008).Upaya Mencegah Kecemasan Siswa Di Sekolah.
(http://wordpress,com) diakses pada tanggal 12 April 2014
Sugiyono,(2010).Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Suwarjo Dr, M.Pd dan Eva Imania Eliasa, M.Pd.2011. 55 Permainan dalam
Bimbingan dan Konseling. Bandung: Paramitra Publishing
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. (2004). Bimbingan dan konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:
ANDI
Winkel W.S dan Sri Hastuti M.M.(2007).Bimbingan Dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi
Wulandari, Lita Hadiati.(2011). Gambaran Stres Di Bidang Akademik Pada Pelajar
Sindrom Hurried Child Di Sekolah Candra Kusuma. Diakses pada tanggal 12
April 2014 dari http://repository.usu.ac.id
Yudha. (2007). Stres Akademik dan Strategi Pengelolaannya terhadap Siswa SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Program Akselerasi dan Kelas Reguler. Skripsi. Bandung: UPI.(tidak
diterbitkan)
Yusuf, Syamsu. 2004 Mental Hygiene, Perkembangan Kesehatan Mental dalam
Kajian Psikologi dan Agama. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Yosep, I.2007.Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Aditama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Terimakasih
Kuesioner Penelitian
TINGKAT STRES SISWA SMP KELAS IX YANG
MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL DAN IMPLIKASINYA
PADA PENYUSUNAN USULAN TOPIK BIMBINGAN
BELAJAR
(Studi Deskriptif pada siswa kelas IX yang mengikuti
Bimbingan Belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron
Yogyakarta Gejayan Tahun 2014)
Oleh:
Elista Tri Winahyujati
101114069
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
No Pernyataan Sangat
Sering
Sering Jarang Tidak
Pernah
19 Saya merasa putus asa melihat hasil tryout
20 Muncul rasa bermusuhan kepada teman yang mendapat nilai tryout lebih bagus .
21 Saya susah berkonsentrasi ketika belajar.
22 Saya bingung ketika harus mengambil keputusan atara belajar atau bermain.
23 Saya mudah lupa dengan berbagai hal.
24 Pikiran saya kacau saat belajar.
25 Daya ingat saya menurun.
26 Saya mengahabiskan waktu untuk melamun.
27 Dalam pikiran saya hanya penuh dengan satu persoalan saja.
28 Daya ingat saya tajam
29 Prestasi saya menurun.
30 Saya membuat kesalahan dalam belajar.
31 Saat belajar saya selalu fokus.
32 Saya kehilangan rasa percaya pada orang lain.
33 Saya mudah meyalahkan orang lain.
34 Saya mudah membatalkan janji dengan siapa saja.
35 Saya suka mencari kesalahan orang lain.
36 Ketika teman saya melakukan kesalahan saya memaki-maki teman saya .
37 Saat ini saya malas bebicara dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Yth Teman-teman , Saya Elista Tri Winahyujati, mahasiswi
tingkat akhir Jurusan Ilmu Pendidikan Prodi Bimbingan Konseling
Sanata Dharma Yogyakarta. Saat ini saya sedang dalam proses
penyusunan skripsi tentang „‟TINGKAT STRES SISWA SMP
KELAS IX YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL DAN
IMPLIKASINYA PADA PENYUSUNAN USULAN TOPIK
BIMBINGAN BELAJAR‟‟, saya mohon kesediaan teman-teman
untuk membantu saya dengan mengisi kuesioner berikut . Silakan
teman-teman mengisi secara lengkap dan sesuai dengan keadaan
teman-teman saat ini. Atas bantuan teman-teman, saya ucapkan
terimakasih.
Berikut diberikan beberapa pernyataan mengenai persiapan
anda dalam menghadapi Ujian Nasional, anda di minta untuk
memeberikan tanda centang (√) pada kolom yang menurut anda sesuai
dengan keadaan anda saat ini.
Janis kelamin : P / L *
Umur :
Asal Sekolah :
*) Coret yang tidak perlu
NO Pernyataan Sangat Sering
Sering Jarang Tidak Pernah
1 Pola tidur saya tidak teratur.
2 Saya menjadi lebih susah tidur.
3 Saya merasakan sakit pada bagian pinggang.
4 Saya terserang diare.
5 Saya merasa susah buang air besar.
6 Kulit saya menajadi gatal-gatal.
7 Saya merasakan pegal di bagian bahu.
8 Tubuh saya mengeluarkan keringat yang berlebihan ketika belajar /mengerjakan soal tryout.
9 Saya mudah lelah saat belajar.
10 Saya sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan sesuatu hal
11 Saya menjadi mudah gelisah.
12 Saya saat ini merasa cemas menghadapi UN
13 Saya sedih memikirkan hasil tryout saya.
14 Saya menjadi lebih mudah marah.
15 Saya gugup saat akan mengerjakan tryout.
16 Saya merasa terancam dengan banyaknya tes ujicoba.
17 Saya mudah tersinggung dengan perkataan orang lain.
18 Saya menjadi moody.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sebelum Penelitian
Setelah Penelitian
Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total Correlation
Corrected Item-Total Correlation
VAR00001 0.276002109
Tidak Valid
VAR00001
0.602323115 Valid
VAR00002 0.184900023
Tidak Valid
VAR00002
0.504387061 Valid
VAR00003 0.162128734
Tidak Valid
VAR00003
0.470460993 Valid
VAR00004 0.5666225 Valid
VAR00004 0.307512049 Valid
VAR00005 0.478744863 Valid
VAR00005 0.461792407 Valid
VAR00006
-0.079825598
Tidak Valid
VAR00006
0.435575855 Valid
VAR00007 0.500682931 Valid
VAR00007 0.484493207 Valid
VAR00008 0.302001058 Valid
VAR00008 0.399874049 Valid
VAR00009 0.476367784 Valid
VAR00009 0.430717974 Valid
VAR00010 0.436634287 Valid
VAR00010 0.443419997 Valid
VAR00011 0.495229208 Valid
VAR00011 0.633083007 Valid
VAR00012 0.405130716 Valid
VAR00012 0.550174659 Valid
VAR00013 0.13612869
Tidak Valid
VAR00013
0.387438389 Valid
VAR00014 0.423696624 Valid
VAR00014 0.629501435 Valid
VAR00015 0.119678405
Tidak Valid
VAR00015
0.594572166 Valid
VAR00016 0.468037808 Valid
VAR00016 0.642456791 Valid
VAR00017 0.633351428 Valid
VAR00017 0.539359673 Valid
VAR00018 0.529913987 Valid
VAR00018 0.573760013 Valid
VAR00019 0.40565157 Valid
VAR00019 0.59880573 Valid
VAR00020 0.634885552 Valid
VAR00020 0.382607914 Valid
VAR00021 0.560959525 Valid
VAR00021 0.440793963 Valid
VAR00022 0.609340508 Valid
VAR00022 0.484347807 Valid
VAR00023 0.493631818 Valid
VAR00023 0.55012639 Valid
VAR00024 0.596468573 Valid
VAR00024 0.667193902 Valid
VAR00025 0.602515698 Valid
VAR00025 0.739780674 Valid
VAR00026 0.243548995
Tidak Valid
VAR00026
0.517309172 Valid
VAR00027 0.361944142 Valid
VAR00027 0.459392313 Valid
VAR00028
-0.290349047
Tidak Valid
VAR00028
0.54788977 Valid
VAR00029 0.40374131 Valid
VAR00029 0.475574653 Valid
VAR00030
-0.026816157
Tidak Valid
VAR00030
0.512539197 Valid
VAR00031 0.468134828 Valid
VAR00031 0.426785054 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
VAR00032 0.521223129 Valid
VAR00032 0.48667798 Valid
VAR00033 0.651983782 Valid
VAR00033 0.530738109 Valid
VAR00034 0.730523534 Valid
VAR00034 0.314209702 Valid
VAR00035 0.576822499 Valid
VAR00035 0.441169536 Valid
VAR00036 0.459627626 Valid
VAR00036 0.440958576 Valid
VAR00037 0.293941253
Tidak Valid
VAR00037
0.443974454 Valid
VAR00038 0.499255875 Valid
VAR00039 0.025002518
Tidak Valid
VAR00040 0.483591018 Valid VAR00041 0.505950579 Valid VAR00042 0.384635942 Valid VAR00043 0.507285915 Valid VAR00044 0.520778192 Valid VAR00045 0.329017753 Valid VAR00046 0.428633966 Valid VAR00047 0.438371656 Valid
VAR00048
-0.046197963
Tidak Valid
VAR00049 0.46200037 Valid
VAR00050
-0.089779366
Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI