plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_full[1].pdfasuh...

133
i PERBEDAAN TINGKAT REGULASI EMOSI ANAK YANG MEMASUKI USIA SEKOLAH BERDASARKAN POLA ASUH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari NIM: 079114066 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vunguyet

Post on 06-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

i

PERBEDAAN TINGKAT REGULASI EMOSI ANAK YANG MEMASUKI

USIA SEKOLAH BERDASARKAN POLA ASUH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari

NIM: 079114066

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

iv

Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan

yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang,

tetap untuk selamanya (Dan 12:3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

v

Untuk

Orang yang telah menjadi apa saja buatku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

vii

PERBEDAAN TINGKAT REGULASI EMOSI ANAK YANG MEMASUKI

USIA SEKOLAH BERDASARKAN POLA ASUH

Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan regulasi emosi anak

yang memasuki usia sekolah berdasarkan pola asuh orang tua. Pola asuh dalam penelitian ini

terdiri dari pola asuh otoritatif, otoriter, permisif, dan uninvolved. Subjek penelitian ini berjumlah

60 orang anak laki-laki atau perempuan yang berusia 6 tahun kelas satu SD. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala dan rating scale. Skala penelitian ini

terdiri dari skala pola asuh yang diisi oleh ayah dan ibu subjek dan skala regulasi emosi yang diisi oleh orang tua atau pengasuh yang lebih sering bersama subjek. Rating scale regulasi emosi diisi

oleh guru subjek. Koefisien reliabilitas dari skala pola asuh orang tua berturut-turut dari yang

tertinggi adalah 0,811 untuk pola asuh otoritatif, 0,726 untuk pola asuh otoriter, 0,719 untuk pola

asuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

adalah 0,876. Hasil yang diperoleh dari data yang diolah dengan one-way anova adalah nilai

signifikansi sebesar 0,469. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak,

berarti bahwa tidak ada perbedaan regulasi emosi anak yang memasuki usia sekolah berdasarkan

pola asuh orang tua.

Kata kunci: regulasi emosi, anak yang memasuki usia sekolah, pola asuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

viii

THE DIFFERENCE OF EARLY CHILD EMOTION REGULATION

LEVEL IN PERSPECTIVE OF PARENTING STYLE

Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari

ABSTRACT

This research was aimed to know the difference of early child emotion regulation in

perspective of parenting style. Parenting style in this research consists of autoritative, autoritary,

permissive, and uninvolved. The subjects of this research were about 60 boys or girls, who were

about 6 years old in the first grade of elementary school. The methods of data collection were

done by giving scales and rating scale. The scale of this research consisted of parenting style scale

that responsed by subjects’ father and mother, and emotion regulation scale that responsed by subjects’ parent or caregiver, who were often together with the subjects. Emotion regulation

rating scale were responsed by subjects’ teacher. The reliability parenting style scale is 0,811 for

autoritative, 0,726 for autoritary, 0,719 for uninvolved, and 0,634 for permissive. Reliability of

emotion regulation scale was 0,876. The result from the processed data with one-way anova was

significant 0,469. This result showed that the alternative hypothesis in this research was refused. It

means that there were no difference of early child emotion regulation in perspective of parenting

style.

Key words: emotion regulation, early child, parenting style

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan karunia-Nya yang

sudah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan penyelesaian

skripsi ini. Rasa terima kasih yang besar dan mendalam ini penulis ucapkan

kepada :

1. Papa, Mama, dan adik-adik yang telah memberikan dukungan secara moril

dan materil.

2. Ibu Agnes Indar Etikawati, M. Si., Psi., selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan sabar, teliti, dan bijaksana sejak awal hingga

akhir penelitian.

3. Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi yang telah

memberikan kepercayaan dan kemudahan dalam perizinan penelitian.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Sanata Dharma.

5. Karyawan Fakultas Psikologi yang telah membantu kelancaran menyangkut

administrasi kuliah.

6. Yayasan Pendidikan Kalimantan Barat yang telah membantu dengan

memberikan beasiswa selama kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ...............................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................vi

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.....ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xvii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................... 8

A. Regulasi Emosi ............................................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

xiii

1. Definisi Regulasi Emosi ........................................................................... 8

2. Aspek Regulasi Emosi dan Indikator Regulasi Emosi yang Tinggi ......... 10

3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Regulasi Emosi ................................. 17

B. Regulasi Emosi Anak yang Memasuki Usia Sekolah................................... 19

1. Batasan Anak yang Memasuki Usia Sekolah .......................................... 19

2. Karakteristik Perkembangan Anak yang Memasuki Usia Sekolah ........... 20

3. Regulasi Emosi Anak yang Memasuki Usia Sekolah .............................. 24

C. Pola Asuh Orang tua ................................................................................... 25

1. Definisi Pola Asuh Orang tua ................................................................. 25

2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang tua .............................................................. 27

3. Dampak Pola Asuh Orang tua ................................................................. 31

D. Perbedaan Tingkat Regulasi Emosi Anak yang Memasuki Usia Sekolah

Berdasarkan Pola Asuh ................................................................................ 33

E. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 37

BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 38

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 38

B. Variabel Penelitian..................................................................................... 38

C. Definisi Operasional .................................................................................. 38

D. Sampling, Subjek Penelitian, dan Responden Penelitian ............................ 40

E. Prosedur Penelitian...................................................................................... .. 40

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 41

G. Hasil Uji Coba ........................................................................................... 49

1. Validitas Isi ........................................................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

xiv

2. Seleksi Item ........................................................................................... 50

3. Estimasi Reliabilitas .............................................................................. 53

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 54

1. Uji Asumsi ............................................................................................ 54

2. Uji Hipotesis.......................................................................................... 55

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ........................................ 56

A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 56

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 56

1. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 56

2. Uji Asumsi Penelitian ............................................................................ 59

3. Uji Hipotesis.......................................................................................... 60

C. Pembahasan ............................................................................................... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 65

A. Kesimpulan ............................................................................................... 65

B. Saran ......................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 67

LAMPIRAN ............................................................................................................ 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ciri-Ciri Pola Asuh Orang Tua (Baumrind dalam Berk, 2006) .................... 29

Tabel 2. Dampak Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak (Baumrind

dalam Berk, 2006) ..................................................................................... 33

Tabel 3. Skor Jawaban untuk Skala Pola Asuh ......................................................... 42

Tabel 4. Blueprint Skala Pola Asuh .......................................................................... 42

Tabel 5. Skor Jawaban untuk Skala Regulasi Emosi ................................................. 46

Tabel 6. Blueprint Skala Perkembangan Regulasi Emosi .......................................... 46

Tabel 7. Skor untuk Skala Rating Regulasi Emosi .................................................... 47

Tabel 8. Blueprint Regulasi Emosi Setelah Tryout ................................................... 51

Tabel 9. Blueprint Pola Asuh Setelah Tryout............................................................ 52

Tabel 10. Deskripsi Jumlah Responden Penelitian Berdasarkan Pola Asuh............... 57

Tabel 11. Data Regulasi Emosi Anak Berdasarkan Pola Asuh .................................. 57

Tabel 12. Norma Kategori Regulasi Emosi .............................................................. 58

Tabel 13. Kategorisasi Skor Regulasi Emosi Berdasarkan Pola Asuh ....................... 58

Tabel 14. Hasil Penghitungan Uji Normalitas ........................................................... 59

Tabel 15. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ....................................................... 60

Tabel 16. Hasil Penghitungan One-Way Anova ........................................................ 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Dinamika Perbedaan Regulasi emosi Anak yang akan Memasuki Usia

Sekolah Berdasarkan Pola Asuh ................................................................ 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A (Tryout)................................................................................................ 70

1. Format Skala Pola Asuh ................................................................................ 71

2. Format Skala Regulasi Emosi ........................................................................ 82

3. Uji Reliabilitas dan Seleksi Item .................................................................... 88

Lampiran B (Penelitian) ........................................................................................... 98

1. Format Skala Pola Asuh ................................................................................ 99

2. Format Skala Regulasi Emosi ...................................................................... 106

3. Format Rating Scale Regulasi Emosi ........................................................... 111

4. Uji Normalitas ............................................................................................. 113

5. Z-score Pola Asuh ....................................................................................... 114

6. Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis ............................................................. 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Regulasi emosi merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk

memahami dan meregulasi ekspresi emosinya. Regulasi emosi bermanfaat

agar anak dapat mengelola emosi dengan baik ketika dihadapkan pada situasi

yang membuatnya merasa tidak nyaman, misalnya jika orang tua mengatakan

bahwa anak tidak akan diberikan es krim sampai setelah makan malam, anak

mungkin menangis, memohon, atau bahkan berteriak dengan harapan bahwa

orang tua akan menyerah. Akan tetapi dengan adanya regulasi emosi, anak

dapat memahami bahwa jika mereka marah maka mereka tidak akan

diberikan es krim dan lebih memilih untuk menunggu dengan sabar sampai

setelah makan malam tiba. Dengan demikian, anak tersebut telah mampu

mengontrol keinginan, rasa marah, dan perilakunya (Tynan, 2008).

Regulasi emosi perlu diperhatikan agar anak dapat mengikuti

pendidikan di sekolah dasar. Menurut Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang

paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun 2001) Pasal 17 mendefinisikan

pendidikan dasar sebagai jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan formal memiliki berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

2

peraturan atau tata tertib yang mengatur perilaku siswa, seperti dilarang

bermain di dalam kelas selama istirahat, dilarang keluar masuk kelas saat jam

pelajaran tanpa seijin guru, dan dilarang melakukan tindakan yang dapat

mengganggu kelancaran belajar mengajar. Dra. Shinto B. Adelaar, M.Sc.,

psikolog perkembangan anak (Episentrum, 2010) berpendapat bahwa di

sekolah, anak lebih banyak duduk diam di tempat daripada bergerak atau

jalan-jalan. Anak juga harus tekun mengerjakan tugas dalam waktu yang

lebih panjang serta mau mematuhi instruksi guru yang berarti bahwa dari segi

pemikiran, anak harus lebih matang.

Oleh karena itu, anak yang memasuki usia sekolah diharapkan telah

memiliki regulasi emosi yang tinggi. Jika anak masih memiliki regulasi emosi

yang rendah maka anak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri

dan mentaati peraturan yang ada di sekolah dasar. Anak yang akan memasuki

usia sekolah yang menggunakan strategi regulasi emosi menunjukkan

kemampuannya dalam mengontrol ledakan emosi (Thompson, 1990a). Anak

yang mampu mengontrol diri mereka sendiri ketika frustrasi cenderung

menjadi anak yang dapat diajak bekerja sama dan tidak memiliki masalah

dengan perilaku ketika mereka bersekolah (Gilliam et al., 2002). Secara

emosi, anak harus lebih mampu mengendalikan diri dan tidak lagi bertingkah

laku berdasarkan keinginannya sendiri.

Berdasarkan survei awal tanggal 6 Juni 2011 yang dilakukan oleh

peneliti terhadap beberapa orang tua di lingkungan Sagan kota Yogyakarta,

ada anak yang masih memiliki regulasi emosi yang rendah padahal anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

3

tersebut akan memasuki usia sekolah. Seorang ibu mengeluhkan anaknya

yang berusia 6 tahun masih suka berteriak dalam situasi apa pun, baik itu

ketika diganggu oleh orang lain maupun saat sedang gembira. Walau sudah

diingatkan berkali-kali, anak tersebut tetap saja mengulang perilakunya. Ada

pula seorang bapak berinisial A mengeluhkan anak sulungnya yang berusia

6,5 tahun yang selalu over dalam melampiaskan kesenangannya namun pada

saat anak mendapatkan apa yang tidak disenangi maka anak akan merasa

sangat sedih. Selain itu, anak juga kurang bisa berkonsentrasi, cuek atau pura-

pura tidak mendengar apabila ditegur karena melakukan kesalahan, dan

cenderung memukul apabila marah.

Kemampuan anak dalam mengembangkan regulasi emosi tidak

muncul begitu saja dalam diri anak tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Bukatko (2008) mengemukakan dua faktor yang mempengaruhi

perkembangan regulasi emosi dalam diri anak yaitu faktor pengalaman yang

diberikan oleh orang tua pada anak dan faktor temperamen anak itu sendiri.

Faktor pengalaman yang diberikan oleh orang tua dapat mempengaruhi

regulasi emosi karena anak-anak belajar mengenai konsekuensi yang akan

diberikan oleh orang tua ketika mereka menampilkan emosi negatif seperti

emosi marah (Eisenberg, Fabes, et al, 1999;. Fabes, Leonard, et al, 2001).

Orang tua yang memberikan bimbingan dan dukungan kepada anak-anak di

dalam mengekspresikan emosi membuat anak-anak lebih mampu meredakan

emosi negatif dan mampu menenangkan diri (Gottman, Katz, & Hooven,

1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

4

Perkembangan anak akan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi

yang terdapat dalam keluarga khususnya orang tua karena keluarga

merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak (Mardiya, 2005:

8). Peneliti berasumsi bahwa keluarga merupakan unit sosial terkecil yang

memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak, maka pola asuh orang

tua yang diterapkan akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak,

termasuk perkembangan regulasi emosi. Baumrind (1991) mengembangkan

beberapa gaya pengasuhan dengan menunjukkan dua dimensi pengasuhan

yaitu kehangatan atau dukungan dan kontrol atau struktur. Berdasarkan

penilaian terhadap orang tua menggunakan dua dimensi ini, Baumrind

membedakan empat gaya pengasuhan antara lain otoriter, permisif, otoritatif,

dan uninvolved. Orang tua yang otoriter memiliki struktur yang tinggi namun

kehangatan yang rendah. Orang tua yang permisif memiliki kehangatan yang

tinggi tanpa adanya struktur. Orang tua yang otoritatif memiliki kehangatan

dan struktur yang tinggi. Terakhir, orang tua yang uninvolved memiliki

kehangatan dan struktur yang rendah.

Bila pola asuh yang tepat diterapkan pada anak yang memasuki usia

sekolah, maka akan membentuk kepribadian anak yang baik pula, begitu juga

sebaliknya (Widayanti dan Iryani, 2005: 30). Anak yang mengalami

pengasuhan yang hangat dan lembut akan lebih patuh (Kochanska, Murray, &

Harlan, 2000; Lehamn et al., 2002). Pola asuh yang tepat adalah pola asuh

yang memiliki kehangatan dan kontrol, dapat membuat anak merasa dicintai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

5

dan diterima, serta anak tetap mematuhi peraturan. Pola asuh yang

dimaksudkan adalah pola asuh otoritatif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa anak yang

diasuh dengan pola asuh yang berbeda-beda akan memiliki regulasi emosi

yang berbeda-beda pula. Orang tua yang hangat, sabar, yang menggunakan

komunikasi untuk membantu anak dalam memahami dan mengendalikan

perasaan, membantu meningkatkan kemampuan anak mengatur emosi

(Gottman, Katz, & Hooven, 1997). Di lain sisi, orang tua yang kurang

menunjukkan emosi yang positif, tidak menganggap perasaan yang dirasakan

anak sebagai hal yang penting sehingga anak sulit mengendalikan amarah

(Calkins & Johnson, 1998; Eisenberg et al., 2001; Gilliom et al., 2002; Katz

& Windecker-Nelson, 2004). Dalam hal ini, dapat diasumsikan bahwa anak

yang diasuh dengan pola asuh otoritatif lebih dapat meregulasi emosi

dibandingkan dengan anak yang diasuh dengan pola asuh yang lain.

Akan tetapi, di luar faktor pola pengasuhan masih ada faktor lain yang

turut menentukan kemampuan regulasi emosi anak, terutama faktor

temperamen anak. Beberapa anak cenderung lebih impulsif dan cepat

bereaksi daripada yang lain, kualitas yang lebih besar terkait dengan ekspresi

emosional mereka. Anak-anak lain berhati-hati dan yang disengaja, dan lebih

mungkin untuk menyembunyikan perasaan mereka. Oleh karena itu, peneliti

masih ingin mengetahui apakah faktor pengasuhan orang tua berpengaruh

terhadap tingkat regulasi emosi anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

6

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala

meliputi Skala Pola Asuh dan Skala Regulasi Emosi. Skala Pola Asuh diisi

oleh kedua orang tua subjek, sementara Skala Regulasi Emosi diisi oleh orang

tua atau pengasuh yang lebih sering bersama dengan subjek.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah penelitian yang digunakan peneliti, yaitu apakah

ada perbedaan tingkat regulasi emosi antara anak yang mendapatkan pola

asuh otoritatif dengan anak yang mendapatkan pola asuh selain otoritatif.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adanya perbedaan tingkat regulasi emosi anak yang memasuki

usia sekolah berdasarkan pola asuh.

D. MANFAAT PENELITIAN

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan dan penerapan

ilmu Psikologi di bidang Psikologi Anak dan Psikologi Perkembangan.

Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan tambahan

kepustakaan ilmiah bagi para peneliti lain yang berminat pada bidang yang

sama, yaitu Psikologi Perkembangan masa awal anak-anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

7

b. Manfaat Praktis

Diharapkan melalui penelitian ini, para orang tua dapat mengetahui

pentingnya menerapkan pola asuh yang tepat untuk perkembangan regulasi

emosi anak, khususnya anak yang akan memasuki usia sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. REGULASI EMOSI

1. Definisi Regulasi Emosi

Emosi adalah penilaian yang cepat terhadap situasi yang signifikan,

yang mempersiapkan individu untuk bertindak (Berk, 2006). Emosi tidak

hanya diekspresikan tetapi juga diatur oleh individu. Pengaturan emosi

yang dilakukan oleh seseorang disebut dengan regulasi emosi. Regulasi

emosi merupakan salah satu aspek self-control selain control of bodilly

function. Self-control (Wenar & Kerig, 2002) merupakan kemampuan

anak untuk berperilaku yang dapat diterima secara sosial daripada

berperilaku yang tidak dapat diterima secara sosial ketika terjadi konflik.

Regulasi emosi mengacu pada strategi yang digunakan untuk

menyesuaikan emosi dalam rangka mencapai tujuan. Hal ini juga berkaitan

dengan fungsi kognitif seperti pemfokusan dan pengalihan perhatian,

kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan perilaku, serta kemampuan

untuk mengatasi situasi yang dapat menyebabkan stress (Eisenberg et al,

1995b; Eisenberg & Spinrad, 2004).

Thompson (1994) mendefinisikan regulasi emosi sebagai

kemampuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi

emosional untuk memenuhi tujuan seseorang. Regulasi emosi menuntut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

9

kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan merasakan perasaan

seseorang. Hal ini dapat meliputi mengalihkan atau meredakan reaksi

emosi, sebagai contoh, anak akan menarik nafas dalam-dalam atau

menghitung sampai 10 untuk menenangkan diri mereka dalam

menghadapi perasaan yang dapat menyebabkan stres. Regulasi emosi juga

meliputi peningkatan atau pemeliharaan kemunculan emosi untuk

mencapai tujuan. Contoh dari peningkatan kemunculan emosi adalah anak

mungkin meningkatkan kemarahan mereka untuk mengumpulkan

keberanian dalam menghadapi ketakutan; atau anak mungkin

meningkatkan emosi positif dengan mengingat kembali pengalaman yang

menyenangkan. Secara alamiah, regulasi emosi melibatkan manajemen

diri – menjadi ”boss” atas diri sendiri. Seperti yang diungkapkan Cole dkk

(1994), kesalahan regulasi emosi ada dua: kurang regulasi dan kelebihan

regulasi. Dengan kata lain, ketidakmampuan mengekspresikan perasaan

seseorang bisa menjadi masalah dalam ketidakmampuan mengontrol

perasaan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa regulasi emosi merupakan strategi yang digunakan oleh seseorang

untuk menyesuaikan emosi agar mampu mencapai tujuan. Regulasi emosi

ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengalihkan perhatian,

berbicara pada diri sendiri, dan mengubah tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

10

2. Aspek Regulasi Emosi dan Indikator Regulasi Emosi yang Tinggi

Adapun aspek-aspek yang ada di dalam regulasi emosi antara lain

(Berk, 2006) :

a. Aspek Emosi

Emosi evaluatif yang disadari adalah emosi yang membutuhkan

kesadaran diri anak bahwa mereka berbeda dengan orang lain (Lewis,

2002). Emosi evaluatif yang disadari antara lain adalah rasa bangga,

malu, dan rasa bersalah yang pertama kali muncul pada usia sekitar

dua setengah tahun. Ekspresi dari emosi-emosi ini menujukkan bahwa

anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma

sosial untuk menilai perilaku mereka.

Rasa bangga muncul ketika anak merasakan kesenangan

setelah sukses melakukan perilaku tertentu (Lewis, 2002). Rasa bangga

seringkali diasosiasikan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu. Rasa

malu muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi

standar atau target tertentu (Lewis, 2002). Anak yang sedang malu

seringkali berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari

situasi tersebut. Rasa malu biasanya berhubungan dengan serangan

terhadap self dan dapat mengakibatkan kebingungan dan membuat

anak tidak mampu berkata-kata. Rasa malu bukan merupakan hasil

dari situasi tertentu tetapi lebih disebabkan oleh interpretasi individu

terhadap kejadian tertentu. Rasa bersalah biasanya muncul ketika anak

menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan (Lewis, 2002). Perasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

11

malu dan bersalah memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Ketika

seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah

mengecilkan tubuh mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan

ketika mereka mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya

melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha memperbaiki

kegagalan mereka.

Salah satu perubahan penting dalam perkembangan emosi pada

masa kanak-kanak awal adalah meningkatnya kemampuan untuk

membicarakan emosi diri dan orang lain dan peningkatan pemahaman

tentang emosi (Kuebli, 1994). Pada rentang usia 2 – 4 tahun, terjadi

penambahan yang pesat mengenai jumlah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan emosi (Ridgeway, Waters, & Kuczac, 1985). Mereka

juga mulai belajar mengenai penyebab dan konsekuensi dari perasaan-

perasaan yang dialami (Denham, 1998).

Ketika menginjak usia 4 – 5 tahun, anak-anak mulai

menunjukkan peningkatan kemampuan dalam merefleksi emosi.

Mereka juga mulai memahami bahwa kejadian yang sama dapat

menimbulkan perasaan yang berbeda terhadap orang yang berbeda.

Lebih dari itu, mereka juga mulai menunjukkan kesadaran bahwa

mereka harus mengatur emosi mereka untuk memenuhi standar sosial

(Bruce, Olen, & Jensen, 1999).

Aspek emosi dalam regulasi emosi adalah kemampuan anak di

dalam mengekspresikan, mengatur, dan mengendalikan emosi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

12

muncul di dalam diri mereka. Anak tidak hanya mengenali emosi yang

sedang mereka rasakan, tetapi juga mengenali emosi yang sedang

dirasakan oleh orang lain.

b. Aspek Perhatian

Pertumbuhan lobus frontal korteks serebral memampukan

individu membuat tujuan (anak harus berkonsentrasi untuk mencapai

tujuan yang mereka buat) dan orang tua membantu anak memfokuskan

atensi dengan cara memberikan saran, pertanyaan, dan komentar. Hal

ini dapat membuat anak menjadi lebih dewasa secara kognitif dan

sosial (Bono & Stifter, 2003; Landry et al., 2000). Selain itu dengan

membantu anak belajar memfokuskan atensi, keterampilan anak

menjadi terasah seperti bahasa, eksplorasi, pemecahan masalah,

interaksi sosial, dan kerja sama.

Atensi yang diseleksi ialah fokus individu pada satu aspek

dalam suatu situasi yang berhubungan dengan tujuannya. Atensi yang

diseleksi tergantung pada cognitive inhibition yang merupakan

kemampuan untuk mengontrol gangguan yang berasal dari internal

maupun eksternal. Individu yang memiliki kemampuan ini dapat

mencegah stimulus yang mengganggu konsentrasi atau perhatian

mereka (Dempster & Corkill, 1999). Cognitive inhibition membantu

individu untuk memastikan bahwa individu memproses berbagai

informasi yang relevan di dalam working memory atau ingatan jangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

13

pendek (Bjorklund & Harnishfeger, 1995; Handley et al., 2004;

Klenberg, Korkman, & Lahti-Nuuttila, 2001). Selain menolong

individu untuk mengingat, memahami, dan memecahkan masalah,

kemampuan ini juga menolong individu untuk mengontrol perilaku.

Kemampuan cognitive inhibition meningkat sejak usia antara 3

dan 4 tahun, misalnya ketika anak harus mengikuti sebuah perintah

tetapi tidak mengikuti perintah yang lain. Beberapa anak lebih mudah

mengikuti perintah verbal (Jones, Rothbart, & Posner, 2003).

Singkatnya, kemampuan cognitive inhibition akan meningkat jika anak

mampu memfokuskan atensinya.

Aspek perhatian dalam regulasi emosi adalah kemampuan anak

untuk tetap fokus pada suatu hal ketika anak sedang berada dalam

emosi tertentu. Selain itu, aspek perhatian juga merupakan kemampuan

anak untuk mengalihkan perhatiannya kepada suatu hal yang

berhubungan dengan tujuannya.

c. Aspek Perilaku

Proses reward, punishment, dan imitation digunakan untuk

menjelaskan perilaku anak. Bila anak-anak diberi hadiah atas perilaku

yang sesuai dengan aturan, mereka akan mengulangi perilaku itu. Bila

anak dihukum atas perilakunya, perilaku itu akan berkurang dan

hilang. Anak memiliki kecederungan untuk berperilaku seperti model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

14

yang mereka lihat, dalam hal ini pengasuh atau orang tua adalah

model.

Teoritikus belajar sosial yakin bahwa kemampuan untuk

menolak godaan berkaitan erat dengan perkembangan kontrol perilaku.

Anak harus mengatasi dorongan atau godaan atas sesuatu yang mereka

ingin lakukan tetapi dilarang. Untuk itu, mereka harus belajar bersabar.

Teoritikus belajar sosial yakin bahwa faktor-faktor kognitif penting

dalam perkembangan kontrol anak. Misalnya, dalam suatu penelitian,

perubahan kognitif anak-anak akan suatu objek yang diinginkan

menolong mereka menjadi lebih sabar (Mischel & Patterson, 1976).

Anak-anak prasekolah diminta melakukan suatu pekerjaan yang

membosankan. Di dekatnya ada badut mesin yang lucu mencoba

membujuk anak-anak untuk bermain dengannya. Anak-anak yang telah

dilatih mengatakan kepada diri mereka sendiri, ”Aku tidak akan

melihat Pak Badut ketika Pak Badut memintaku melihatnya”

mengendalikan perilaku mereka dan terus mengerjakan pekerjaan yang

membosankan itu lebih lama daripada anak-anak yang tidak dilatih

untuk berkata seperti di atas.

Aspek perilaku dalam regulasi emosi adalah kemampuan anak

untuk mengendalikan perilaku. Anak memiliki kemampuan untuk

menahan dorongan untuk melakukan sesuatu yang tidak boleh mereka

lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

15

d. Coping Strategy

Coping strategy atau strategi coping merupakan kemampuan

untuk mengatasi situasi yang dapat menyebabkan stres. Belajar

melakukan coping terhadap stres adalah aspek penting dari kehidupan

emosional anak-anak (Bridges, 2003; Folkman & Moskowitz, 2004).

Sangat penting bagi pengasuh untuk membantu anak melakukan

coping secara efektif. Selain itu, juga perlu mendorong anak untuk

aktif dan memilih strategi pemecahan masalah dalam menghadapi

stres. Dengan cara ini pengasuh dapat menghilangkan setidaknya satu

stressor dari anak dan mengajarkan anak berbagai strategi coping yang

baik.

Anak yang menguasai beberapa teknik coping akan lebih

mungkin untuk beradaptasi dan berfungsi dengan kompeten ketika

dihadapkan dengan stres. Dengan mempelajari teknik coping yang

baru, anak dapat mencegah dirinya merasa tidak berkompeten, dan

juga dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Anak-anak cenderung untuk mengaplikasikan strategi coping

mereka ke semua situasi yang menyebabkan stres. Orang dewasa dapat

membantu hal ini dengan memberikan contoh bagaimana

menggunakan strategi coping ini pada situasi yang sesuai sehingga

menguntungkan bagi mereka.

Aspek coping strategy dalam regulasi emosi adalah

kemampuan anak untuk menghadapi situasi yang dapat menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

16

stres. Anak mampu menemukan cara untuk memecahkan

permasalahan dalam rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan penjabaran aspek-aspek regulasi emosi di atas, maka

regulasi emosi meliputi emosi (bagaimana cara mengekspresikan,

mengatur, dan mengendalikan emosi), perhatian (bagaimana cara tetap

fokus ketika sedang berada dalam emosi tertentu dan bagaimana cara

mengalihkan perhatian), perilaku (bagaimana cara agar mampu

mengendalikan perilaku), dan coping strategy (bagaimana cara dalam

menghadapi stress). Dari uraian di atas juga dapat diperoleh kesimpulan

mengenai indikator regulasi emosi yang tinggi yaitu:

1. Secara emosi, anak mampu mengekspresikan emosi dengan tepat,

mampu mengatur ekspresi emosi yang sedang dialami, dan mampu

mengendalikan emosi yang meluap-luap.

2. Secara perhatian, anak tetap mampu berkonsentrasi walaupun sedang

berada dalam emosi tertentu dan mampu mengalihkan perhatiannya

kepada tugas yang sedang dikerjakan.

3. Secara perilaku, anak mampu mengendalikan perilakunya.

4. Secara coping strategy, anak mampu mengatasi stress yang sedang

dialami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

17

3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Regulasi Emosi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan regulasi

emosi seorang anak (Bukatko, 2008) :

a. Faktor pengalaman yang diberikan oleh orang tua pada anak

Faktor pengalaman yang diberikan oleh orang tua dapat

mempengaruhi regulasi emosi karena anak-anak belajar mengenai

konsekuensi yang akan diberikan oleh orang tua ketika mereka

menampilkan emosi negatif seperti emosi marah (Eisenberg, Fabes, et

al, 1999;. Fabes, Leonard , et al, 2001). Orang tua yang memberikan

bimbingan dan dukungan kepada anak-anak di dalam mengekspresikan

emosi membuat anak-anak lebih mampu meredakan emosi negatif dan

mampu menenangkan diri (Gottman, Katz, & Hooven, 1997).

Ibu yang lebih positif dalam mengekspresikan perasaan

emosional berbeda dalam hal kehangatan dengan ibu yang lebih sering

mengekspresikan emosi negatif. Ibu yang lebih positif

mengekspresikan emosinya memiliki anak yang lebih mampu

mengatur emosi mereka sendiri. Anak-anak dari ibu yang lebih sering

mengekspresikan emosi negatif berperilaku lebih agresif dan dinilai

kurang memiliki kompeten sosial (Eisenberg, Gershoff, et al, 2001;..

Eisenberg, Valiente, et al, 2003).

b. Faktor temperamen anak

Temperamen sangat terkait erat dengan kepribadian, karakter

pribadi yang menetap pada diri seseorang. Bahkan sering kali batasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

18

antara temperamen dan kepribadian ini sangat kabur. Temperamen

dapat dianggap sebagai dasar biologis dan emosional dari kepribadian.

Temperamen seorang bayi akan mengarahkan bayi terhadap gaya

emosi dan reaksi tertentu, sehingga akan membuat bayi tersebut

memiliki kepribadian tertentu pula.

Beberapa anak cenderung lebih impulsif dan cepat bereaksi

lebih cepat dalam mengekspresikan emosi mereka. Anak-anak lain

yang lebih berhati-hati dalam mengekspresikan emosi mereka

cenderung untuk menyembunyikan perasaan. Perilaku orang tua dapat

membentuk kecenderungan anak dalam bereaksi (Eisenberg, Zhou, et

al, 2003), namun hal ini juga merupakan manifestasi dari faktor lain

dari perkembangan seperti faktor fisiologis dan keturunan. Dalam hal

pembentukan regulasi emosi, anak-anak menjadi lebih sadar gaya

emosional mereka dan mencari pengalaman yang lebih sesuai dengan

kebutuhan mereka. Beberapa anak-anak lebih nyaman bermain sendiri,

sedangkan anak yang lain mungkin memilih permainan dengan tingkat

aktivitas yang tinggi dimana di dalamnya juga melibatkan emosi

(Thompson, 1994).

Dalam sebuah penelitian longitudinal, ketika anak berusia 3

tahun menunjukkan kontrol yang baik terhadap emosi mereka dan juga

resilient dalam menghadapi stress, mereka lebih mungkin untuk

menangani emosi mereka dengan efektif ketika dewasa kelak (Block,

1993). Sebaliknya, ketika anak usia 3 tahun memiliki kontrol emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

19

yang rendah dan tidak resilient, mereka cenderung akan tetap memiliki

masalah dalam area ini ketika dewasa kelak.

B. REGULASI EMOSI ANAK YANG MEMASUKI USIA SEKOLAH

1. Batasan Anak yang Memasuki Usia Sekolah

Periode perkembangan individu setelah masa bayi akan dilanjutkan

dengan masa awal anak-anak. Santrock (2002) menyatakan bahwa masa

awal anak-anak atau early childhood adalah periode dari akhir masa bayi

hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun. Masa awal anak-anak juga merupakan

masa dimana anak akan memasuki usia sekolah. Pada usia ini anak-anak

akan mulai menjajaki sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Dalam UU RI

nomor 26 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (pasal 28 ayat 3)

disebutkan bahwa TK merupakan salah satu bentuk pendidikan pra

sekolah jalur formal. Batasan usia peserta didik atau siswa TK di

Indonesia seperti yang diatur dalam Keputusan Mendiknas TI nomor

051/U/2002 tentang penerimaan siswa pada Taman Kanak-kanak (TK) dan

sekolah (pasal 4 ayat 1) adalah 4-6 tahun.

Anak yang akan memasuki usia sekolah adalah anak yang berusia

2-6 tahun. Periode ini adalah periode yang paling aktif dalam rentang

kehidupan (Pikunas, 1976; McDevit dan Ormrod, 2002). Sawitri (2005)

menyatakan bahwa anak yang akan memasuki usia sekolah memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi, khususnya pada usia 3-5 tahun. Anak senang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

20

mempelajari berbagai hal dan lebih mudah untuk menyerap apa saja yang

dipelajarinya.

Slavin (2008) memaparkan bahwa anak dapat dikatakan akan

memasuki usia sekolah ketika mereka berumur antara 3 dan 5 tahun. Ini

adalah suatu masa perubahan pesat dalam semua bidang perkembangan.

Anak-anak menguasai kebanyakan kemampuan fisik pada akhir periode

ini dan dapat menggunakan kemampuan tersebut untuk mencapai berbagai

jenis tujuan. Secara kognitif, mereka mulai mengembangkan pemahaman

tentang kelas dan hubungan dan menyerap informasi dalam jumlah yang

sangat besar tentang dunia sosial dan fisik mereka.

Pada penelitian ini, batasan anak yang memasuki usia sekolah

adalah anak yang berusia 6 tahun, baik itu anak laki-laki atau anak

perempuan.

2. Karakteristik Perkembangan Anak yang Memasuki Usia Sekolah

a. Kognitif

Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak yang akan

memasuki usia sekolah berada pada tahapan praoperasional. Tahapan

ini berlangsung kira-kira 2 hingga 7 tahun dimana anak mulai

merepresentasikan dunia mereka dengan kata-kata, bayangan, dan

gambar-gambar. Pemikiran-pemikiran simbolik berjalan melampaui

koneksi-koneksi sederhana dari informasi sensorik dan tindakan fisik.

Konsep stabil mulai terbentuk, pemikiran-pemikiran mental muncul,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

21

egosentrisme tumbuh, dan keyakinan-keyakinan magis mulai

terkonstruksi. Pemikiran praoperasinal terbagi menjadi dua sub

tahapan, yaitu sub tahapan fungsi simbolik dan sub tahapan pemikiran

intuitif. Anak yang akan memasuki usia sekolah berada pada sub

tahapan pemikiran intuitif yang terjadi kira-kira antara usia 4 hingga 7

tahun. Dalam sub tahapan ini, anak-anak mulai menggunakan

pemikiran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan.

Piaget menyebut sub tahapan ini intuitif karena anak-anak tampaknya

sangat yakin dengan pengetahuan dan pemahaman mereka, tapi tidak

sadar bagaimana mereka mendapat pengetahuan tersebut. Artinya,

mereka tahu sesuatu tapi memperoleh pengetahuan itu tanpa

menggunakan pemikiran rasional.

Menurut Vygotsky, pengaruh sosial (khususnya pengajaran)

penting bagi perkembangan kognitif anak. Zona Perkembangan

Proksimal (Zone of Proximal Development / ZPD) adalah istilah

Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak

seorang diri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dan bimbingan

orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. ZPD menangkap keahlian

kognitif anak yang sedang berada dalam proses kedewasaan dan dapat

disempurnakan hanya dengan bantuan dari seorang yang lebih ahli

(Goos, 2004; Gray dan Feldman, 2004; Kinginger, 2002; Kulczewski,

2005). Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja

untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

22

menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky (1962) yakin bahwa anak

pada usia dini menggunakan bahasa untuk merencanakan,

membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Penggunaan bahasa

untuk kemandirian pribadi disebut private speech dimana anak

berbicara dengan dirinya sendiri. Masa transisi akan terjadi pada usia 3

sampai 7 tahun dimana anak mampu bertindak tanpa melakukan

aktivitas verbal dan telah menginternalisasikan pembicaraan egosentris

mereka dalam bentuk inner speech, yang menjadi pemikiran-pemikiran

mereka.

b. Sosio-emosional

Kebutuhan untuk mengatasi emosi yang bertentangan

mengenai diri sendiri adalah inti tahap ketiga dari perkembangan

kepribadian yang disebutkan oleh Erik Erikson (1950) yaitu inisiatif

versus rasa bersalah (initiative versus guilt). Erikson yakin masa awal

anak-anak adalah periode ketika diri melibatkan pemecahan konflik

antara prakarsa versus rasa bersalah. Pertentangan timbul dari perasaan

mengenai tujuan yang mendorong anak untuk membuat perencanaan

dan melakukannya serta dari timbulnya rasa sedih anak mengenai

berbagai perencanaan ini.

Anak yang akan memasuki usia sekolah dapat dan ingin

melakukan lebih banyak hal. Pada saat bersamaan, mereka belajar

bahwa sebagian dari hal-hal yang mereka inginkan sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

23

persetujuan sosial dan sebagian lagi tidak. Anak berusaha melakukan

penyesuaian atas keinginan mereka untuk melakukan sesuatu dengan

keinginan mereka untuk mendapat persetujuan dari lingkungan.

Pertentangan ini menandai terpisahnya dua bagian kepribadian,

satu bagian yang tetap sebagai anak-anak, penuh gairah, dan keinginan

untuk mencoba berbagai hal dan mencoba kekuatan baru, bagian yang

lain adalah bagian yang menjadi dewasa dimana anak secara terus-

menerus menguji hal-hak yang berkaitan dengan motif dan tindakan.

Anak yang belajar mengatur kedua dorongan yang bertentangan ini

akan mengembangkan sebuah tujuan, yaitu keberanian untuk

membayangkan dan mengejar sebuah tujuan tanpa dikekang oleh

perasaan bersalah atau ketakutan terhadap hukuman (Erikson, 1982).

Ketika anak-anak prasekolah menghadapi suatu dunia sosial yang lebih

luas, mereka lebih tertantang daripada ketika mereka masih bayi.

Perilaku aktif dan bertujuan dituntut untuk menghadapi tantangan-

tantangan ini. Anak-anak diharapkan menerima tanggung jawab atas

tubuh, perilaku, mainan, hewan peliharaan mereka, dan lain-lain.

Pengembangan rasa tanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun,

perasaan bersalah yang tidak menyenangkan dapat muncul, bila anak

tidak diberi kepercayaan dan dibuat sangat cemas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

24

3. Regulasi Emosi Anak yang Memasuki Usia Sekolah

Pada masa anak-anak awal, pengasuh mulai mengharapkan anak-

anak untuk mengontrol emosi. Anak dua tahun menggunakan regulasi

emosi yang mereka miliki untuk mengatasi gangguan, misalnya ketika di

hadapan mereka disajikan makanan ringan atau hadiah tetapi mereka harus

menunggu untuk mendapatkan itu, mereka biasanya mengalihkan

perhatian ke objek lain (Grolnick, Jembatan, & Connell, 1996). Akan

tetapi, jika mereka tidak berusaha mengalihkan perhatian maka kemarahan

mereka cenderung meningkat (Gilliom dkk, 2002).

Pada usia tiga tahun, anak mulai mengurangi perilaku tantrum dan

menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan maksud dan keinginan

mereka (Kopp, 1992). Penelitian membuktikan bahwa perkembangan

fisiologis anak usia dini, yaitu perkembangan otak bagian depan, juga turut

berkontribusi untuk mengontrol dan mengalihkan perilaku dan emosi (Fox,

1994; Schore, 1996). Misalnya, mereka mampu meredakan emosi dengan

membatasi input sensoris (seperti menutup mata atau telinga terhadap

pemandangan atau suara yang tidak menyenangkan), berbicara pada diri

sendiri (seperti “Ibu mengatakan bahwa dia akan segera kembali.”), atau

mengubah tujuan (seperti memutuskan untuk tidak bermain sebelum

selesai mengerjakan suatu tugas). Anak-anak yang menggunakan strategi

ini memiliki emosi yang lebih terkontrol selama tahun-tahun prasekolah

(Thompson, 1990a). Mengalihkan perhatian dari sumber frustrasi menjadi

strategi yang efektif bagi anak prasekolah untuk digunakan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

25

mengelola emosi. Anak usia tiga tahun yang bisa mengalihkan diri ketika

frustrasi cenderung menjadi anak-anak yang kooperatif dan tidak memiliki

masalah perilaku ketika memasuki usia sekolah (Gilliom et al., 2002).

Dengan melihat orang dewasa menangani perasaan mereka sendiri,

anak-anak prasekolah mulai membuat strategi untuk mengatur emosi.

Orang tua berperan membantu anak-anak memahami dan mengendalikan

perasaan untuk memperkuat kemampuan anak dalam menangani stres

(Gottman, Katz, & Hooven, 1997). Orang tua yang jarang

mengekspresikan emosi positif, mengabaikan perasaan anak sebagai hal

yang tidak penting, dan mengalami kesulitan di dalam mengendalikan

kemarahan mereka sendiri, akan berdampak pada anak-anak dimana anak

akan mengalami masalah dalam pengelolaan emosi (Calkins & Johnson,

1998; Eisenberg et al. , 2001; Gilliom et al, 2002; 2004 Katz &

Windecker-Nelson).

C. POLA ASUH ORANG TUA

1. Definisi Pola Asuh Orang Tua

Secara etimologi, “pola” berarti bentuk atau tata cara, sedangkan

“asuh” berarti menjaga, merawat, dan mendidik. Sehingga pola asuh

berarti bentuk atau sistem dalam menjaga, merawat, dan mendidik. Jika

ditinjau dari terminologi, pola asuh anak adalah suatu pola atau sistem

yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak

yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu (Ghofur, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

26

Pola pengasuhan anak adalah kombinasi dari perilaku orang tua

yang terjadi di seluruh situasi, menciptakan iklim pengasuhan anak yang

tetap (Berk, 2006). Pola asuh orang tua terhadap anak merupakan bentuk

interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan

pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing,

mendisiplinkan, dan melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai

dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan setempat dan

masyarakat. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam

menjaga, mengajar, mendidik, serta memberi contoh bimbingan kepada

anak-anak untuk mengetahui, mengenal, mengerti, dan akhirnya dapat

menerapkan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma

yang ada dalam masyarakat (Gunarsa, 2002;64).

Menurut Darling (2003;1) pengasuhan orang tua adalah aktivitas

kompleks termasuk banyak perilaku spesifik yang dikerjakan secara

individu dan bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter

anak. Dalam mengasuh anaknya, orang tua cenderung menggunakan pola

asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan

dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku sosial

tertentu pada anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara

anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan

ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta

melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma

yang ada dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

27

2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

Penelitian Bumrind (1971) sangat berpengaruh terhadap pola

pengasuhan orang tua. Ia percaya bahwa orang tua tidak boleh

menghukum atau menjauh tetapi mereka harus menerapkan aturan bagi

anak dan menyayangi mereka. Ada empat jenis pola pengasuhan menurut

Baumrind:

a. Pengasuhan Otoriter

Pola pengasuhan ini adalah yang membatasi dan menghukum,

dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan

menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Orang tua otoriter

menerapkan batas dan kendali yang tegas pada anak dan

meminimalisir perdebatan verbal. Orang tua otoriter mungkin juga

sering memukul anak, memaksakan aturan secara kaku tanpa

menjelaskannya, dan menunjukkan amarah pada anak. Mereka lebih

mengambil jarak dan tidak hangat dibanding orang tua dengan pola

pengasuhan lain.

b. Pengasuhan Otoritatif

Pola pengasuhan ini mendorong anak untuk mandiri namun

masih menerapkan batas kendali pada tindakan mereka. Orang tua ini

menghargai individualitas anak tetapi juga menekankan batasan-

batasan sosial. Mereka percaya akan kemampuan mereka dalam

memandu anak, tetapi juga menghargai keputusan, mandiri, minat,

pendapat, dan kepribadian anak. Mereka menyayangi dan menerima,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

28

tetapi juga meminta perlakuan yang baik, tegas dalam menetapkan

standar, dan berkenan untuk menerapkan hukuman yang terbatas dan

adil jika dibutuhkan dalam konteks hubungan yang hangat dan

mendukung. Mereka menjelaskan alasan di balik pendapat mereka dan

mendorong komunikasi verbal timbal balik. Orang tua yang otoritatif

menunjukkan kesenangan dan dukungan sebagai respons terhadap

perilaku konstruktif anak. Mereka juga mengharapkan perilaku anak

yang dewasa, mandiri, dan sesuai dengan usianya.

c. Pengasuhan Permisif

Orang tua yang menggunakan pola pengasuhan ini sangat

terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau mengontrol

mereka. Orang tua membiarkan anak melakukan apa yang anak

inginkan. Mereka menghargai ekspresi diri dan pengaturan diri.

Mereka hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan anak

memonitor aktivitas mereka sendiri sedapat mungkin. Ketika membuat

peraturan, mereka menjelaskannya kepada anak. Mereka berkonsultasi

dengan anak mengenai keputusan kebijakan dan jarang menghukum.

Mereka hangat, tidak mengontrol, dan tidak menuntut.

d. Pengasuhan Uninvolved

Orang tua yang menggunakan pola pengasuhan ini sangat tidak

terlibat dalam kehidupan anak. Orang tua terkadang hanya berfokus

pada kebutuhannya sendiri dan mengabaikan kebutuhan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

29

Akibatnya, orang tua jenis ini tidak peduli, tidak melibatkan diri, atau

individualis.

Berikut ini adalah tabel yang mengemukakan ciri-ciri dari tiap-

tiap pola asuh.

Tabel 1. Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua (Baumrind dalam Berk,

2006)

Jenis Pola

Asuh

Penerimaan

dan

Keterlibatan

Kontrol Pemberian

Otonomi

Otoriter Dingin, orang

tua bersifat

menolak, dan

terkadang

merendahkan

anak.

Membuat

banyak

permintaan

yang bersifat

memaksa,

menggunakan

kekuatan dan

hukuman,

kadang

melibatkan

kontrol

psikologis,

tidak

Membuat

keputusan untuk

anak, jarang

mendengarkan

pendapat anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

30

memberikan

kasih sayang.

Otoritatif Hangat, mau

mendengarkan,

perhatian, sabar,

dan peka

terhadap

kebutuhan anak.

Membuat

permintaan

yang beralasan

mengenai

kedewasaan,

menguatkan

dan

menjelaskan

permintaan

mereka secara

konsisten

kepada anak.

Mengijinkan

anak untuk

membuat

keputusan jika

anak merasa

siap,

mendorong nak

untuk

mengutarakan

pikiran,

perasaan, dan

keinginannya,

ketika orang tua

dan anak tidak

sependapat,

keputusan

dibuat bersama-

sama.

Permisif Hangat tetapi

terlalu

memanjakan

Membuat

sedikit atau

bahkan tidak

Mengijinkan

anak membuat

banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

31

dan terkesan

ceroboh.

ada permintaan. keputusan

sebelum anak

siap.

Uninvolved Menjauh dan

menarik diri

secara

emosional.

Membuat

sedikit atau

bahkan tidak

ada permintaan.

Tidak peduli

dengan

keputusan dan

pandangan

anak.

3. Dampak Pola Asuh Orang Tua

a. Pengasuhan Otoriter

Anak dari orang tua yang otoriter sering kali tidak bahagia,

ketakutan, minder ketika membandingkan diri dengan orang lain, tidak

mampu memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang

lemah. Anak laki-laki dari orang tua yang otoriter mungkin berperilaku

agresif (Hart dkk., 2003)

b. Pengasuhan Otoritatif

Anak yang memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa

mengendalikan diri dan mandiri, dan berorientasi pada prestasi.

Mereka cenderung untuk mempertahankan hubungan yang ramah

dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa

mengatasi stres dengan baik.

c. Pengasuhan Permisif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

32

Anak tidak pernah belajar mengendalikan perilakunya sendiri

dan selalu berharap mendapatkan keinginannya. Anak yang memiliki

orang tua yang selalu menurutinya jarang belajar menghormati orang

lain dan mengalami kesulitan untuk mengendalikan perilakunya.

Mereka mungkin mendominasi, egosentris, tidak menuruti peraturan,

dan kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya (peer).

d. Pengasuhan Uninvolved

Anak yang memiliki orang tua yang uninvolved merasa bahwa

aspek lain kehidupan orang tua lebih penting daripada diri mereka.

Anak-anak ini cenderung tidak memiliki kemampuan sosial. Banyak di

antaranya memiliki pengendalian diri yang buruk dan tidak mandiri.

Mereka sering kali memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa, dan

mungkin terasing dari keluarga.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan dampak pola asuh

terhadap perkembangan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

33

Tabel 2. Dampak Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan

Anak (Baumrind dalam Berk, 2006)

Pola Asuh

Orang Tua

Anak

Otoriter Cemas, menarik diri, tidak bahagia,

memperlihatkan sikap permusuhan ketika frustrasi,

tidak berprestasi di sekolah.

Otoritatif Memiliki mood yang stabil, harga diri yang tinggi,

self-control, tekun dalam melaksanakan tugas, dan

kooperatif.

Permisif Impulsif, kurang ajar, suka menentang, suka

meminta dan tergantung pada orang dewasa,

kurang tekun dalam melaksanakan tugas, dan

kurang berprestasi di sekolah.

Uninvolved Kekurangan dalam attachment, kognisi, bermain,

dan keterampilan emosional dan sosial.

D. PERBEDAAN TINGKAT REGULASI EMOSI ANAK YANG

MEMASUKI USIA SEKOLAH BERDASARKAN POLA ASUH

Penelitian ini mencoba memperlihatkan adanya perbedaan tingkat

regulasi emosi anak yang akan memasuki usia sekolah berdasarkan pola

asuh yang digunakan oleh orang tua. Seorang anak diharapkan mengasah

kemampuan regulasi emosi sejak memasuki masa kanak-kanak awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

34

Dalam hal ini, orang tua memegang peranan penting dalam

mengembangkan kemampuan anak tersebut.

Pola asuh yang digunakan orang tua turut berpengaruh dalam

pembentukan regulasi emosi. Ada empat macam pola asuh orang tua yaitu

otoriter, otoritatif, permisif, dan uninvolved. Di dalam masing-masing pola

asuh ini terdapat dua dimensi yaitu kehangatan dan struktur (Baumrind

dalam Berk, 2006).

Orang tua yang otoriter memiliki struktur yang tinggi namun

kehangatan yang rendah. Anak yang diasuh dengan pola asuh otoriter

memiliki sikap cemas, menarik diri, tidak bahagia, memperlihatkan sikap

permusuhan ketika frustrasi, tidak berprestasi di sekolah (Baumrind dalam

Berk, 2006). Karakteristik anak dengan pola asuh otoriter menunjukkan

regulasi emosi yang rendah pada anak.

Orang tua yang otoritatif, di samping menerapkan struktur yang

tinggi, juga memiliki kehangatan terhadap anak. Orang tua yang hangat,

sabar, yang menggunakan komunikasi untuk membantu anak dalam

memahami dan mengendalikan perasaan, membantu meningkatkan

kemampuan anak mengatasi emosi (Gottman, Katz, & Hooven, 1997).

Anak yang diasuh dengan pola asuh otoritatif memiliki mood yang stabil,

harga diri yang tinggi, self-control, tekun dalam melaksanakan tugas, dan

kooperatif (Baumrind dalam Berk, 2006). Pola asuh otoritatif ini membuat

anak mengembangkan regulasi emosi yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

35

Orang tua yang permisif memiliki kehangatan yang tinggi tanpa

adanya struktur. Anak yang diasuh dengan pola asuh permisif memiliki

sikap impulsif, kurang ajar, suka menentang, suka meminta dan tergantung

pada orang dewasa, kurang tekun dalam melaksanakan tugas, dan kurang

berprestasi di sekolah (Baumrind dalam Berk, 2006). Oleh karena itu pola

asuh permisif kurang mendukung berkembangnya regulasi emosi yang

tinggi pada anak.

Terakhir, orang tua yang uninvolved memiliki kehangatan dan

struktur yang rendah. Anak yang diasuh dengan pola asuh uninvolved

memiliki kekurangan dalam attachment, kognisi, bermain, dan

keterampilan emosional dan sosial (Baumrind dalam Berk, 2006).

Karakteristik anak dengan pola asuh uninvolved kurang mencerminkan

regulasi emosi yang tinggi.

Dari keempat macam pola asuh yang memiliki tingkat kehangatan

dan struktur yang berbeda-beda, serta memiliki dampak yang berbeda-

beda pula maka dapat diasumsikan bahwa regulasi emosi yang yang

dikembangkan juga berbeda. Calkins & Johnson (1998); Eisenberg, et al.

(2001); Gilliom et al. (2002); dan Katz & Windecker-Nelson (2004)

berpendapat sama bahwa orang tua yang kurang menunjukkan emosi yang

positif, tidak menganggap perasaan yang dirasakan anak sebagai hal yang

penting sehingga anak sulit mengendalikan emosi, terutama emosi amarah.

Berikut ini akan digambarkan skema mengenai perbedaan regulasi emosi

anak yang akan memasuki usia sekolah berdasarkan pola asuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

36

Bagan 1. Dinamika Perbedaan Regulasi emosi Anak yang akan Memasuki

Usia Sekolah Berdasarkan Pola Asuh

Anak

Pola asuh

otoritatif:

- Kehangatan

tinggi

- Struktur tinggi

Pola asuh otoriter:

- Kehangatan

rendah

- Struktur tinggi

Regulasi emosi rendah:

Emosi: kekurangan dalam attachment dan keterampilan emosional Perilaku: kekurangan dalam bermain. Perhatian: kekurangan dalam kognisi. Coping strategy:

kekurangan dalam

keterampilan sosial.

Regulasi emosi rendah: Perhatian: kurang tekun dalam melaksanakan tugas. Perilaku: Impulsif, kurang ajar, suka

menentang, suka meminta dan tergantung pada orang dewasa, kurang berprestasi di sekolah.

Regulasi emosi tinggi: Emosi: memiliki mood yang stabil, harga diri yang tinggi.

Perhatian: tekun dalam melaksanakan tugas. Perilaku: self-control, kooperatif.

Regulasi emosi rendah: Emosi: cemas, tidak bahagia. Perilaku: menarik diri, memperlihatkan sikap permusuhan ketika

frustrasi, tidak berprestasi di sekolah. Coping strategy: memperlihatkan sikap permusuhan ketika frustrasi.

Karakteristik anak: Cemas, tidak bahagia, menarik diri,

memperlihatkan sikap permusuhan ketika frustrasi, tidak berprestasi di sekolah, memperlihatkan sikap permusuhan ketika frustrasi.

Karakteristik anak: Memiliki mood yang stabil, harga diri yang tinggi, tekun dalam melaksanakan tugas, self-control, kooperatif.

Karakteristik anak: Kurang tekun dalam melaksanakan tugas, impulsif, kurang ajar, suka menentang, suka meminta dan tergantung

pada orang dewasa, kurang berprestasi di

sekolah.

Karakteristik anak:

Kekurangan dalam attachment dan keterampilan emosional, kekurangan dalam bermain, kekurangan dalam kognisi, kekurangan dalam keterampilan

sosial.

Karakteristik

perkembangan anak yang memasuki usia sekolah: Melibatkan pemecahan konfilk, berusaha menyesuaikan keinginan diri dengan keinginan

lingkungan.

Pola asuh

permisif:

- Kehangatan

tinggi

- Struktur rendah

Pola asuh

uninvolved:

- Kehangatan

rendah

- Struktur rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

37

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah pola asuh otoritatif menghasilkan

tingkat regulasi emosi yang lebih tinggi dibandingkan ketiga pola asuh

yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang bersifat

membandingkan (Sugiyono, 2005). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menyelidiki ada tidaknya perbedaan tingkat regulasi emosi anak yang

memasuki usia sekolah berdasarkan pola asuh.

B. VARIABEL PENELITIAN

Penelitian komparatif ini memiliki variabel bebas dan variabel

tergantung masing-masing sebanyak satu variabel, antara lain :

Variabel bebas : pola asuh

Variabel tergantung : regulasi emosi anak yang memasuki usia sekolah

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pola Asuh

Pola asuh adalah kombinasi dari perilaku orang tua yang terjadi di

seluruh situasi, menciptakan iklim pengasuhan anak yang tetap (Berk,

2006). Pola asuh dalam penelitian ini diukur dengan Skala Pola Asuh yang

terbagi menjadi 4 skala pola asuh yaitu skala pola asuh otoriter, skala pola

asuh otoritatif, skala pola asuh permisif, dan skala pola asuh uninvolved.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

39

Keempat jenis pola asuh tersebut memiliki dua dimensi dasar yaitu

kehangatan dan struktur. Penggolongan pola asuh orang tua adalah

berdasarkan pengolahan skor Z dimana pengkategorian pola asuh

berdasarkan pada nilai Z yang terbesar.

2. Regulasi Emosi

Regulasi emosi mengacu pada strategi yang digunakan untuk

menyesuaikan emosi dalam rangka mencapai tujuan. Perkembangan

regulasi emosi anak yang akan memasuki usia sekolah dalam penelitian ini

diukur dengan Skala Regulasi emosi yang disusun berdasarkan indikator

regulasi emosi yang tinggi (Eisenberg et al, 1995b; Eisenberg & Spinrad,

2004 dalam Berk, 2006) terkait aspek emosi, perhatian, perilaku, dan

coping strategy. Skala ini akan diisikan oleh orang tua dan guru dari anak-

anak yang akan diukur regulasi emosinya. Skor regulasi emosi diperoleh

dari rerata skor regulasi emosi yang diisi oleh orang tua atau pengasuh

yang lebih sering bersama anak dan guru. Semakin tinggi skor pada skala

Regulasi Emosi, maka semakin tinggi regulasi emosi yang dimiliki oleh

seorang anak, sedangkan semakin rendah skor maka semakin rendah juga

regulasi emosi yang dimiliki oleh seorang anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

40

D. SAMPLING, SUBJEK PENELITIAN, DAN RESPONDEN

PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah anak laki-laki atau perempuan yang

berusia 6 tahun kelas 1 SD. Sementara itu, responden di dalam penelitian ini

adalah orang tua atau pengasuh dan guru dari subjek.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:

1. Membuat Skala Pola Asuh dan Skala Regulasi Emosi dengan metode

rating yang dijumlahkan (summated rating) untuk diujicobakan pada

kelompok uji coba yang memiliki karakteristik yang sama dengan

kelompok subjek penelitian yang sesungguhnya.

2. Melakukan uji coba skala penelitian, meliputi uji kesahihan butir dan

reliabilitas skala untuk mendapatkan butir yang sahih dan data yang

reliabel.

3. Melakukan pengumpulan data yang meliputi:

a. Skala Pola Asuh direspon oleh kedua orang tua subjek.

b. Skala Regulasi Emosi direspon oleh orang tua atau pengasuh yang

lebih sering bersama subjek. Selain itu, guru subjek turut mengisi

rating scale regulasi emosi sebagai data tambahan untuk mengukur

regulasi emosi subjek.

4. Menentukan pola asuh dengan menggunakan skor Z.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

41

5. Melakukan uji hipotesis dengan uji statistik one-way anova untuk melihat

ada tidaknya perbedaan tingkat regulasi emosi berdasarkan pola asuh.

6. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut.

F. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

skala. Skala yang digunakan adalah Skala Pola Asuh dan Skala Regulasi

emosi.

1. Skala Pola Asuh

Skala Pola Asuh akan diukur dengan menggunakan metode rating

yang dijumlahkan (method of summated ratings), yakni dengan

menggunakan empat alternative jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai

(S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor pada

item favorable pada jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 4, Sesuai

(S) mendapat skor 3, Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 2, Sangat Tidak

Sesuai (STS) mendapat skor 1 dan pada item unfavorable untuk jawaban

Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 1, Sesuai (S) mendapat skor 2, Tidak

Sesuai (TS) mendapat skor 3, Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor

4. Susunan pernyataan dalam Skala Pola Asuh dijelaskan pada tabel

berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

42

Tabel 3. Skor Jawaban untuk Skala Pola Asuh

Jawaban

Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

4

3

2

1

1

2

3

4

Tabel 4. Blueprint Skala Pola Asuh

NO. ASPEK

NO. ITEM

JUMLAH PERSENTASE

FAV. UNFAV.

1.

2.

Otoriter

a. Kehangatan

b. Struktur

Otoritatif

a. Kehangatan

2, 6, 10,

14, 18,

22, 26, 30

1, 5, 9,

13, 17,

21, 25, 29

32, 36,

40, 44,

48, 52,

56, 60

4, 8, 12,

16, 20, 24,

28

3, 7, 11,

15, 19,

23, 27

34, 38,

42, 46,

50, 54, 58

15

15

15

25%

25%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

43

3.

4.

b. Struktur

Permisif

a. Kehangatan

b. Struktur

Uninvolved

a. Kehangatan

b. Struktur

31, 35,

39, 43,

47, 51,

55, 59

62, 66, 70,

74, 78, 82,

86, 90

61, 65,

69, 73,

77, 81,

85, 89

92, 96,

100, 104,

108, 112,

116, 120

91, 95, 99,

103, 107,

111, 115,

119

33, 37,

41, 45,

49, 53, 57

64, 68,

72, 76,

80, 84, 88

63, 67,

71, 75,

79, 83, 87

94, 98,

102, 106,

110, 114,

118

93, 97,

101, 105,

109, 113,

117

15

15

15

15

15

25%

25%

Total 120 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

44

Cara pengkategorian pola asuh menggunakan kategori bukan

jenjang (nominal). Tujuan kategori ini adalah menempatkan individu ke

dalam kelompok-kelompok diagnosis yang tidak memiliki makna “lebih”

dan “kurang” atau “tinggi” dan “rendah” (Azwar, 2002). Pengkategorian

pola asuh dilakukan dengan cara skor subjek ayah dan subjek ibu

dijumlahkan kemudian dibagi dua untuk setiap jenis pola asuh. Setelah itu,

skor tersebut diubah ke dalam skor Z sehingga setiap orang tua memiliki 4

skor Z untuk 4 jenis pola asuh yang diungkap. Rumus umum yang

digunakan untuk menghitung skor Z :

Z = (X - M) / SD

Keterangan:

Z = skor Z

X = skor subjek orang tua

M = mean kelompok subjek

SD = standar deviasi kelompok

Tinggi rendahnya masing-masing pola asuh orang tua ditunjukkan

melalui pengolahan skor Z dimana skor tersebut akan langsung

mengkategorikannya ke dalam pola asuh otoriter, otoritatif, permisif, dan

uninvolved. Pola asuh yang memiliki skor Z tertinggi untuk tiap subjek

menunjukkan kecenderungan pola asuh yang digunakan oleh subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

45

2. Skala Regulasi Emosi

a. Untuk orang tua

Skala Regulasi Emosi juga akan diukur dengan menggunakan

metode rating yang dijumlahkan (method of summated ratings), yakni

dengan menggunakan empat alternatif jawaban yaitu Selalu (SL),

Sering (S), Jarang (J), Tidak Pernah (TP). Pemberian skor pada item

favorable pada jawaban Selalu (SL) mendapat skor 4, Sering (S)

mendapat skor 3, Jarang (J) mendapat skor 2, Tidak Pernah (TP)

mendapat skor 1 dan pada item unfavorable untuk jawaban Selalu (SL)

mendapat skor 1, Sering (S) mendapat skor 2, Jarang (J) mendapat

skor 3, Tidak Pernah (TP) mendapat skor 4. Skala ini akan diberikan

dan diisi oleh orang tua atau pengasuh dan guru anak kelas 1 SD

karena anak belum mampu untuk mengevaluasi regulasi emosinya

sendiri. Menurut Wenar & Kerig (2000), skala yang diberikan kepada

orang tua atau pengasuh disebut skala pelaporan orang tua (parent

report scale) dan yang diberikan kepada guru disebut skala pelaporan

guru (teacher report scale). Hal ini dilakukan karena anak belum

cukup mampu mengevaluasi perilaku atau sikapnya sendiri. Susunan

pernyataan dalam Skala Regulasi Emosi dijelaskan pada tabel berikut

ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

46

Tabel 5. Skor Jawaban untuk Skala Regulasi Emosi

Jawaban

Pernyataan

Favorable Unfavorable

Selalu (SL)

Sering (S)

Jarang (J)

Tidak Pernah (TP)

4

3

2

1

1

2

3

4

Tabel 6. Blueprint Skala Perkembangan Regulasi Emosi

NO. ASPEK

NO. ITEM

JUMLAH PERSENTASE

FAV. UNFAV.

1.

2.

3.

4.

Emosi

Perhatian

Perilaku

Coping

strategy

1, 7, 8,

14, 23,

38, 43

15, 19,

20, 24,

29, 44, 49

4, 10, 16,

26, 31,

46, 50

6, 11, 22,

27, 32,

37, 47

2, 13, 18,

28, 33,

48

3, 9, 25,

30, 34,

39

21, 35,

36, 40,

41, 45

5, 12, 17,

42, 51,

52

13

13

13

13

25%

25%

25%

25%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

47

Total 52 100%

Penilaian regulasi emosi yang baik pada anak berdasarkan nilai

yang tertinggi. Semakin tinggi skor pada skala Regulasi Emosi, maka

semakin tinggi regulasi emosi yang dimiliki oleh seorang anak,

sedangkan semakin rendah skor maka semakin rendah juga regulasi

emosi yang dimiliki oleh seorang anak.

b. Untuk guru

Pengukuran regulasi emosi anak yang akan direspon oleh guru berupa

skala rating dengan susunan skor rating sebagai berikut:

Tabel 7. Skor untuk Skala Rating Regulasi Emosi

Jawaban

Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Tinggi (ST)

Tinggi (T)

Sedang (S)

Rendah (R)

Sangat Rendah (SR)

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

Skor regulasi emosi diperoleh dari rerata skor regulasi emosi

yang diisi oleh orang tua atau pengasuh yang lebih sering bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

48

anak dan guru. Masing-masing skor disetarakan terlebih dahulu karena

memiliki skor maksimal yang berbeda. Jumlah skor skala regulasi

emosi yang diisi oleh orang tua atau pengasuh anak diperoleh dengan

rumusan :

Total = (skor : 16) x 10

Jumlah skor rating scale regulasi emosi yang diisi oleh guru

diperoleh dengan rumusan :

Total = skor x 5

Kedua total skor untuk masing-masing anak yang sudah

disetarakan tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi dua. Hasilnya

merupakan skor regulasi emosi anak.

Skala Regulasi Emosi yang direspon oleh orang tua terdiri dari

40 item. Setiap item SL diberi skor 4, skor 3 untuk jawaban S, skor 2

untuk jawaban J, dan skor 1 untuk jawaban TP. Sehingga diperoleh

skor minimum 1x40= 40 dan skor maksimum 4x40= 160. Kemudian

kedua hasil tersebut disetarakan dengan rumus penyetaraan (40 / 16)x

10= 25 dan (160 : 16)x 10= 100.

Skala Rating yang direspon oleh guru terdiri atas 4 aspek.

Setiap aspek ST diberi skor 5, skor 4 untuk T, skor 3 untuk S, skor 2

untuk R, dan skor 1 untuk SR. Sehingga diperoleh skor minimum 1x4=

4 dan skor maksimum 5x4= 20. Kemudian kedua hasil tersebut

disetarakan dengan rumus penyetaraan 4x5= 20 dan 20x5= 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

49

Kedua hasil yang sudah disetarakan tersebut dijumlah dan

dibagi dua sehingga skor minimum (20+25) / 2= 22,5 dan skor

maksimum (100+100) / 2= 100. Jarak sebaran (range hipotetik) yaitu

100-22,5=77,5. Dengan demikian setiap satuan deviasi standar bernilai

= 77,5 : 6 = 12 (sudah dibulatkan) dan mean teoritis diperoleh =

(22,5+100) : 2= 61,25.

G. HASIL UJI COBA

Uji coba skala regulasi emosi dan skala pola asuh orang tua dilakukan

di SD Kanisius Kotabaru dan SD Kanisius Notoyudan. Penyebaran skala ini

dilakukan pada tanggal 6 September 2011 di SD Kanisius Kotabaru dan pada

tanggal 8 September 2011 di SD Kanisius Notoyudan dengan jumlah skala

yang disebar sebanyak 64 skala untuk tiap skala. Dari 64 skala tersebut, 31

skala dikerjakan oleh orang tua atau pengasuh dari siswa kelas 1 SD Kanisius

Kotabaru, sedangkan 33 skala lainnya dikerjakan oleh orang tua atau pengasuh

dari siswa kelas 1 SD Kanisius Notoyudan. Dari 64 skala yang disebar, skala

yang tidak digugurkan berjumlah 42 skala dengan total 42 subjek. Sebanyak

22 skala terpaksa digugurkan atau tidak digunakan untuk dianalisis karena

terdapat bagian yang tidak diisi oleh subjek.

1. Validitas Isi

Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

validitas isi, dimana diselidiki melalui rasional terhadap isi tes melalui

professional judgement (dosen pembimbing), yaitu dengan menilai apakah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

50

item-item yang telah disusun sesuai dengan batasan domain (blueprint)

dan memeriksa apakah item-item tersebut sesuai dengan indikator perilaku

yang mau diungkap.

2. Seleksi Item

Dalam seleksi item skala psikologi, parameter yang paling penting

adalah daya beda atau daya dikriminasi. Daya diskriminasi item adalah

sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok

individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur.

Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi item dalam hal

ini adalah memilih item-item yang fungsi ukurnya kurang selaras atau

sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh peneliti.

Penghitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS

versi 16 for windows.

Kriteria pemilihan item skala regulasi emosi yaitu berdasar korelasi

item-total dengan batasan rix ≥ 0,25. Item yang berada dibawah 0,25 dapat

diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah

sehingga dinyatakan gugur.

Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi item total

berkisar antara 0,256 – 0,666. Hasil pengujian dari 52 item, yang gugur

sebanyak 23 item sehingga tersisa 29 item. Komposisi dari 29 item yang

lolos adalah 6 item aspek emosi, 10 item aspek perhatian, 10 item aspek

perilaku, dan 8 item aspek coping strategy. Beberapa item dengan rix ≤

0,25 tetap dipilih berdasarkan kesesuaian isi dan keseimbangan jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

51

item tiap aspek. Akhirnya, diperoleh item-item yang cukup memenuhi

kebutuhan pengumpulan data. Berikut adalah komposisi item untuk skala

regulasi emosi:

Tabel 8. Blueprint Regulasi Emosi Setelah Tryout

NO. ASPEK

NO. ITEM

JUMLAH

FAV. UNFAV.

1.

2.

3.

4.

Emosi

Perhatian

Perilaku

Coping strategy

28, 29, 32,

35, 37

3, 30, 33,

39

4, 15, 18,

20, 25, 27,

38

1, 5, 7, 11

12, 16, 22,

31, 34,

9, 19, 21,

24, 26, 36

10, 14, 23

2, 6, 8, 13,

17, 40

10

10

10

10

Total 40

Hasil dari uji coba skala pola asuh menunjukkan bahwa dari 120

item, yang gugur sebanyak 70 item sehingga tersisa 50 item. Pemilihan

item dilakukan dengan menyeleksi seluruh item yang memiliki daya

diskriminasi > 0,25 dan bila kirang dari 0,25 maka item akan dianggap

gugur. Hasil seleksi item skala pola asuh yaitu untuk pola asuh otoritatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

52

item yang lolos berjumlah 17 butir, untuk pola asuh otoriter item yang

lolos berjumlah 11 butir, untuk pola asuh permisif item yang lolos

berjumlah 7 butir, dan untuk pola asuh uninvolved item yang lolos

berjumlah 15 butir. Beberapa item dengan rix ≤ 0,25 tetap dipilih

berdasarkan kesesuaian isi dan keseimbangan jumlah item tiap aspek.

Akhirnya, diperoleh item-item yang cukup memenuhi kebutuhan

pengumpulan data pola asuh orang tua. Berikut adalah komposisi item

untuk skala pola asuh:

Tabel 9. Blueprint Pola Asuh Setelah Tryout

NO. ASPEK

NO. ITEM

JUMLAH

FAV. UNFAV.

1.

2.

Otoritatif

a. Kehangatan

b. Struktur

Otoriter

a. Kehangatan

b. Struktur

5, 6, 7, 9,

10, 13, 15

3, 4, 14, 16,

17, 18

23, 25, 27,

29, 30, 31,

32

19, 20, 22,

26, 28, 33,

2, 11

1, 8, 12

35

21, 24

9

9

8

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

53

3.

4.

Permisif

a. Kehangatan

b. Struktur

Uninvolved

a. Kehangatan

b. Struktur

34

41, 43, 45,

47, 49

36, 48, 51

61, 64, 66,

68

53, 54, 56,

57, 60

37, 46, 50

38, 39, 40,

42, 44

55, 62, 63,

65, 67, 69

52, 58, 59

8

8

10

8

Total 69

3. Estimasi Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau

keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang

tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu

lebih ditentukan oleh faktor error daripada faktor perbedaan yang

sesungguhnya. Reliabilitas diukur dengan koefisien reliabilitas yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

54

Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti

semakin rendahnya reliabilitas (Azwar,1999).

Pengujian reliabilitas menggunakan pendekatan koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach. Berdasarkan perhitungan dengan

mengguanakan SPSS 16.0 menunjukkan bahwa koefisien Alpha Cronbach

skala regulasi emosi ialah sebesar 0,876 untuk 40 item, dengan rix ≤ 0,25.

Koefisien sebesar 0,876 ini menunjukkan konsistensi yang cukup tinggi

sehingga alat ukur ini dapat dipercaya untuk mengungkap regulasi emosi

anak pada penelitian berikutnya. Data mengenai hasil perhitungan uji

reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

Pengujian reliabilitas untuk skala pola asuh juga menggunakan

pendekatan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Adapun perhitungan

koefisien Alpha Cronbach yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Pola asuh otoritatif : 0,811 untuk 18 item, dengan rix ≤ 0,25

- Pola asuh otoriter : 0,726 untuk 17 item, dengan rix ≤ 0,25

- Pola asuh permisif : 0,634 untuk 16 item, dengan rix ≤ 0,25

- Pola asuh uninvolved : 0,719 untuk 18 item, dengan rix ≤ 0,25

H. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Uji Asumsi

Uji asumsi adalah salah satu syarat untuk memperoleh keimpulan

yang benar berdasarkan data yang ada. Adapun uji asumsi yang dilakukan

adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

55

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran

skor mengikuti distribusi normal. Jika p > 0,05 maka sebaran

dinyatakan normal dan jika p < 0,05 maka sebaran skor dinyatakan

tidak normal. Pengujian data ini dibantu dengan SPSS versi 16 for

windows.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan melalui program SPSS versi 16 for

windows. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

varians tersebut sama. Jika p > 0,05 maka varians tersebut homogen

atau sama.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat

regulasi emosi anak yang akan memasuki usia sekolah antara pola asuh

otoritatif dengan ketiga pola asuh yang lain. Sebelum melakukan uji

hipotesis tersebut, dilakukan uji beda analisis varians (one-way anova)

untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat regulasi emosi anak yang

akan memasuki usia sekolah berdasarkan keempat pola asuh. Jika tidak

ada perbedaan yang signifikan dari hasil one-way anova, maka uji

hipotesis yang diajukan tidak dapat dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

56

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada dua sekolah yaitu SD Kanisius Condong

Catur dan SD Kanisius Demangan. Kedua sekolah ini berada di dalam

yayasan yang sama. Jumlah siswa per kelasnya sekitar 20-30 siswa dan

sebagian besar siswa berasal dari TK Kanisius.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 - 17 September 2011 dengan

jumlah skala yang disebar sebanyak 77. Dari 77 skala tersebut yang terisi

dengan sempurna dan yang diikutsertakan dalam analisis selanjutnya sebanyak

60. Kuesioner pola asuh orang tua direspon oleh 60 pasang orang tua.

Kuesioner regulasi emosi anak direspon oleh 60 orang tua atau pengasuh yang

lebih sering bersama anak. Di samping itu, terdapat tiga data yang direspon

oleh guru yang mengisi rating scale regulasi emosi.

B. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan penghitungan Z score, maka diperoleh kesimpulan pola

asuh untuk masing-masing subjek. Di bawah ini merupakan tabel deskripsi

jumlah responden masing-masing pola asuh orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

57

Tabel 10. Deskripsi Jumlah Responden Penelitian Berdasarkan Pola

Asuh

Pola Asuh Jumlah

Otoritatif 16

Otoriter 18

Permisif 13

Uninvolved 13

Sesuai dengan jenis pola asuh dan rata-rata skor pola asuh maka

dapat disimpulkan tingkat regulasi emosi berdasarkan pola asuh dari yang

tertinggi sampai terendah adalah kelompok pola asuh otoritatif, pola asuh

otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh uninvolved. Di bawah ini

merupakan tabel deskripsi regulasi emosi anak berdasarkan pola asuh.

Tabel 11. Data Regulasi Emosi Anak Berdasarkan Pola Asuh

Otoritatif Otoriter Permisif Uninvolved Total

N 16 18 13 13 60

Mean 7,18 6,89 6,87 6,74 6,93

Std. Deviasi 5,20 5,67 9,45 10,48 7,70

Minimum 59,37 56,25 57,18 49,06 49,06

Maksimum 80,00 84,06 81,56 81,56 84,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

58

Berdasarkan penghitungan skor regulasi emosi, maka dibuatlah

kategorisasi untuk menentukan tingkat regulasi emosi subjek. Di bawah ini

merupakan tabel norma kategorisasi regulasi emosi:

Tabel 12. Norma Kategori Regulasi Emosi

Norma Rentang Nilai Keterangan

Rendah

Sedang

Tinggi

Berdasarkan kategorisasi di atas, di bawah ini merupakan tabel

kategori regulasi emosi masing-masing pola asuh.

Tabel 13. Kategorisasi Skor Regulasi Emosi Berdasarkan Pola Asuh

Rentang Nilai Kategori

Pola asuh

Total

Otoritatif Otoriter Permisif Uninvolved

Rendah - - - 2 2

Sedang 10 16 9 6 41

Tinggi 6 2 4 5 17

TOTAL 16 18 13 13 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

59

2. Uji Asumsi Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran

variabel pada keempat kelompok sampel mengikuti distribusi normal.

Uji normalitas dengan menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov

test menunjukkan bahwa distribusi skor untuk variabel regulasi emosi

dinyatakan -. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas pada kasus ini

yaitu 0,722 (p = 0,722) sehingga p > 0,05. Di bawah ini disertakan

tabel ringkasan dari one-sample kolmogorov-smirnov test sebagai tes

normalitas sebaran. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 14. Hasil Penghitungan Uji Normalitas

N Mean Std. Deviasi Sig

60 6,93 7,70 0,722

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan menggunakan Levene’s Test. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui apakah varian dari sampel yang diuji

adalah sama atau homogen (Arikunto, 1989). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai probabilitas keempat kelompok sampel

adalah 0,009 yang berarti kurang dari 0,05 (p < 0,05) sehingga

keempat kelompok sampel dinyatakan memiliki varian yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

60

sama. Di bawah ini disertakan tabel ringkasan Levene Test. Data

selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

Tabel 15. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.224 3 56 .009

3. Uji Hipotesis

Hipotesis alternatif (Hi) dalam penelitian ini berbunyi ada

perbedaan regulasi emosi anak yang memasuki usia sekolah berdasarkan

pola asuh. Bila orang tua menerapkan pola asuh otoritatif maka regulasi

emosi anak akan tinggi atau baik sedangkan bila pola asuh yang diterapkan

adalah pola asuh otoriter, permisif, atau uninvolved maka regulasi emosi

anak akan rendah atau buruk. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan analisis one-way anova dengan alat bantu SPSS 16.

Pengujian dilakukan dengan cara melihat signifikansinya. Hipotesis akan

diterima bila taraf signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) yang berarti ada

perbedaan regulasi emosi anak yang memasuki usia sekolah berdasarkan

pola asuh.

Hasil penghitungan nilai signifikansi dalam penelitian ini adalah

0,469 yang berarti lebih dari 0,05 (p > 0,05). Hal ini berarti Hi ditolak dan

Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan regulasi emosi anak yang memasuki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

61

usia sekolah berdasarkan pola asuh. Di bawah ini disertakan ringkasan

penghitungan one-way anova.

Tabel 16. Hasil Penghitungan One-Way Anova

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups

153.537 3 51.179 .856 .469

Within Groups 3347.301 56 59.773

Total 3500.838 59

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan regulasi

emosi anak yang memasuki usia sekolah berdasarkan pola asuh. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0,469 (p > 0,05) dengan nilai koefisien F

sebesar 0.856. Perbedaan pola asuh tidak mempengaruhi regulasi emosi yang

dimiliki oleh anak.

Data deskriptif menjelaskan bahwa sebagian besar subjek memiliki

regulasi emosi yang tinggi. Subjek dengan pola asuh yang diduga tidak

mendukung regulasi emosi yang tinggi, yaitu seperti pola asuh otoriter,

permisif, dan uninvolved, ternyata memiliki rerata regulasi emosi yang tinggi

pula. Regulasi emosi yang tinggi ini diduga merupakan hasil dari pengaruh

faktor lain selain pola asuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

62

Regulasi emosi seorang anak dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Selain lingkungan keluarga, pengaruh lingkungan sekolah serta interaksi

dengan guru dan teman sebaya memainkan peranan penting dalam proses

pembentukan regulasi emosi anak. Sikap guru terhadap anak dapat

mempengaruhi anak untuk menyesuaikan diri dengan pandangan guru agar

anak mampu mencapai tujuan, dalam hal ini adalah bidang akademik.

Perhatian khusus yang diberikan guru kepada siswa dapat disebut pendidikan

self-fulfilling prophecies dimana anak-anak dapat mengadopsi pandangan guru

yang positif atau negatif sebagai pandangan mereka sendiri. Kebanyakan

penelitian tentang self-fulfilling prophecies berfokus pada hubungan guru-

murid, tetapi efeknya dapat terjadi dalam konteks sosial lain, seperti hubungan

orangtua-anak dan dengan teman sebaya. Seperti di awal kelas satu, keyakinan

guru pada kemampuan belajar anak memprediksi kemajuan prestasi siswa

pada akhir tahun dimana guru telah mengendalikan kinerja belajar siswa sejak

awal tahun. Efek ini sangat kuat ketika guru menekankan kompetisi dan secara

umum membandingkan anak-anak, serta secara teratur mendukung siswa

terbaik (Kuklinski & Weinstein, 2001; Weinstein, 2002).

Di sekolah, anak akan menghadapi lebih banyak peraturan daripada di

rumah. Peraturan menyebutkan tindakan yang diharapkan dan dilarang di

kelas. Peraturan adalah dos dan don’ts untuk kehidupan kelas (Woofolk,

2008). Oleh karena itu, peraturan berfungsi untuk mengatur anak agar dapat

menyesuaikan diri saat berada di kelas. Berdasarkan pengamatan saat di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

63

sekolah, anak mengikuti peraturan yang berlaku seperti duduk diam sambil

mendengarkan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas.

Teman sebaya dapat mempengaruhi regulasi emosi anak karena anak

dapat mengungkapkan emosinya dengan teman ketika mereka tidak dapat

mengungkapkannya di hadapan orang tua. Selain itu, teman sebaya juga dapat

menjadi sumber pemecahan masalah ketika anak sedang mengalami kesulitan.

Hubungan berkelompok di antara anak-anak ditandai dengan berbagi pikiran

dan pengalaman, kepercayaan, kedekatan, dan kebahagiaan karena ditemani

oleh anak lain. Mereka dapat mengekspresikan emosi dan kesetiaan terhadap

yang lain, sering bertemu satu sama lain, dan dapat bekerja sama karena

mereka lebih dari sekedar teman biasa (Bigelow, Tesson, & Lewko, 1992;

Hartup & Sancilio, 1986; Newcomb & Bagwell, 1995). Walaupun

persahabatan pada masa anak-anak kurang dapat bertahan, namun pengaruh

yang diberikan pada perkembangan sosial dapat menyaingi pengaruh yang

berasal dari keluarga dan menyediakan pertolongan yang dibutuhkan ketika

mereka mengalami tekanan psikologis. Persahabatan juga merupakan sumber

penting dalam mendukung perkembangan kognitif dan sosial (Hartup, 1996).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan, lingkungan

interaksi anak yang memasuki usia sekolah tidak hanya di rumah bersama

orang tua atau pengasuh dan anggota keluarga lainnya tetapi juga di sekolah

bersama guru dan teman-temannya. Jumlah siswa di sekolah tempat

dilakukannya penelitian terdapat sekitar 20-30 orang per kelas. Hal ini

mendukung relasi yang lebih intens antara guru dengan siswa. Selain itu, pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

64

saat bermain dengan teman-temannya, anak juga membuat peraturan-

peraturan bersama untuk menjaga kelancaran dalam bermain. Ketika peraturan

dilanggar, mereka akan saling mengingatkan sehingga pelanggaran tidak

diulangi lagi. Hal-hal tersebut mendukung terbentuknya regulasi emosi yang

lebih tinggi.

Berdasarkan teori yang dikembangkan Kohlberg (Santrock, 2002),

anak yang memasuki usia sekolah berumur 6 tahun dapat menyesuaikan diri

dengan aturan dan patokan lingkungan berada pada tingkat dua penalaran

konvensional tahap ketiga yang disebut norma-norma interpersonal. Pada

tahap ini anak menghargai kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan pada orang

lain sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Anak-anak sering

mengadopsi standar-standar moral orangtuanya pada tahap ini, sambil

mengharapkan dihargai oleh orangtuanya sebagai anak perempuan atau anak

laki-laki yang baik. Semua perbuatan baik dan buruk dinilai berdasarkan

tujuannya, sehingga ada perkembangan kesadaran terhadap perlunya aturan.

Dalam hal ini terdapat pada pendidikan yang didapatkan anak.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa selain faktor pola

asuh orang tua terdapat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi

perkembangan regulasi emosi anak. Faktor-faktor tersebut ialah antar lain

pendidikan di sekolah dan hubungan dengan teman sebaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, tidak ada perbedaan

regulasi emosi anak yang memasuki usia sekolah berdasarkan pola asuh

(F=0,856 dengan p=0,469). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak

ada perbedaan tingkat regulasi emosi antara anak yang diasuh dengan pola

asuh otoritatif dengan anak yang diasuh dengan pola asuh lain selain otoritatif.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di

atas, saran-saran yang dapat diajukan sebagai berikut :

1. Subjek penelitian ini berasal dari dua sekolah yang berada dalam satu

yayasan. Jumlah siswa per kelas sekitar 20-30 siswa. Hal ini

memungkinkan relasi guru dengan setiap murid lebih intens. Selain itu,

sebagian besar siswa berasal dari TK Kanisius. Oleh karena itu, hal-hal

tersebut mungkin menjadi penyebab tingginya regulasi emosi siswa.

Penelitian selanjutnya diharapkan pemilihan subjek berasal dari sekolah

dan yayasan yang berbeda sehingga tingkat regulasi emosi dapat

bervariasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

66

2. Selain itu, metode yang digunakan sebaiknya tidak hanya menggunakan

metode skala tetapi dapat ditambah dengan metode wawancara dan

observasi untuk dapat memperdalam dan memperjelas hasil dari

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

67

DAFTAR PUSTAKA

Archambault, S. (2000). Descriptive Statistics and Z-Scores. diakses pada 7

September 2011 dari

http://www.wellesley.edu/Psychology/Psych205/descriptives.html

Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Berk, L.E. (2006). Child development seventh edition. USA: Pearson

Block, J.H. (1965). The Child-rearing Practices Report (CRPR): A Set of Q

items for the Description of Parental Socialization Attitudes and

Values. diakses pada 23 Juni 2011 dari

www.tru.ca/faculty/wlroberts/block,1965.pdf

Bond, A. (2010). The Parenting Style Questionnaire. diakses pada 30 Mei 2011

dari http://www.nolaparent.com/the-parenting-style-

questionnaire.html

Bukatko, D. (2008). Child and adolescent development a chronological

approach. Boston: Houghton Mifflin Company

McDevitt, T., & Ormrod. (2004). Child development educating and working

mith children and adolescent second edition. New Jersey: Upper

Saddle River

Ribeiro, L.L. (2009). Construstion And Validation Of a Four Parenting Styles

Scale. diakses pada 23 Juni 2011 dari http://humboldt-

dspace.calstate.edu/xmlui/handle/2148/522

Robinson, C., Mandleco, B., Olsen, S. F., & Hart, C. H. (1995). Authoritative,

authoritarian, and permissive parenting practices: Development of a

new measure. diakses pada 30 Mei 2011 dari

www.comprehensivepsychology.com.au/parenting_style_questionnair

e.pdf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

68

Santoso, A. (2007). T-test : the beginning. diakses pada 7 September 2011 dari

http://agungsan.multiply.com/journal/item/19/t-test_The_Beginning

Santrock, J.W. (2002). Perkembangan masa hidup (life span development).

Edisi 5 jilid 1. Jakarta: Erlangga

Schunk, D.H, Pintrich, P.R, & Meece, J.L. (2008). Motivational in education

theory, research, and applications third edition. New Jersey: Upper

Saddle River

Wenar, C. & Kerig, P. (1999). Developmental psychopathology from infancy

through adolescence fourth edition. New York: McGraw-Hill

Episentrum. (2010). Masuk SD usia dini. diakses pada 6 Juni 2011 dari

http://episentrum.com/artikel-psikologi/masuk-sd-usia-dini/

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sekolah dasar.

diakses pada 18 Januari 2012 dari

http://www.kemdiknas.go.id/laman/Sekolah_Dasar

Peraturan Akademik USD. (2002). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

SPSS 17 untuk pengolahan data statistik. (2009). Yogyakarta: Penerbit Andi;

Semarang: Wahana Komputer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

69

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

70

LAMPIRAN A

(TRYOUT)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

71

FORMAT SKALA POLA ASUH

(TRYOUT)

Dengan hormat

Dengan ini saya,

Nama : Katarina Yulisa Asa’Novera Sari

NIM : 079114066

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan

sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka saya bermaksud

untuk mengadakan penelitian mengenai regulasi emosi anak yang memasuki usia

sekolah berdasarkan pola asuh. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang

hanya dapat saya peroleh melalui kesediaan Anda untuk berpartisipasi mengisi

kuesioner ini.

Setiap kuesioner terdiri dari beberapa pernyataan. Saya mengharapkan

kesediaan Anda untuk dapat mengisinya sesuai dengan diri Anda dan anak Anda,

sebab dalam kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Saya

membutuhkan jawaban yang sejujur-jujurnya tanpa dipengaruhi dan

mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban Anda akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini

saja.

Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan-pernyataan pada kuesioner ini

merupakan bantuan yang amat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini.

Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Peneliti

(Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

72

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang tiap pernyataan diikuti oleh 4

(empat) alternative jawaban, yaitu:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Mohon Anda memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.

Contoh Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah orang tua dari anak-

anak saya.

x

Bila pernyataan tersebut sangat sesuai, maka silanglah (X) kotak SS pada

alternatif jawaban yang ada. Jika terjadi kesalahan maka tandai jawaban yang

sudah dipilih dengan tanda sama dengan (=), lalu silanglah jawaban baru yang

Anda pilih.

Mohon agar setiap pernyataan dibaca dengan hati-hati sampai Anda benar-benar

memahaminya dan pastikan seluruh pernyataan tidak ada yang terlewatkan.

SELAMAT MENGERJAKAN !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

73

PERNYATAAN STS TS S SS

Menurut saya, anak yang baik adalah anak yang

menaati peraturan yang ada di rumah.

Saya adalah orang tua yang kuat, tegas, dan

percaya diri.

Peraturan di rumah di rumah dibuat tanpa

bertujuan apa-apa bagi anak-anak.

Saya tidak menghukum anak-anak ketika mereka

melanggar peraturan yang ada di rumah.

Saya berharap anak-anak mematuhi peraturan

yang telah saya buat demi kebaikan mereka.

Konsekuensi fisik (seperti mencubit, dsb) kadang

diperlukan agar anak-anak sadar akan

kekeliruannya.

Saya merasa anak-anak mengerti mengapa ada

peraturan di rumah karena saya jelaskan

alasannya.

Ada baiknya orang tua mengekspresikan

kesabaran di depan anak-anak saat mereka

mengulangi kesalahannya.

Menurut saya, anak-anak yang baik adalah anak-

anak yang langsung melakukan hal yang saya

katakan.

Hukuman yang saya berikan akan membuat anak-

anak berubah menjadi lebih baik.

Anak-anak dapat mengontrol perilaku mereka

sendiri.

Saya sering memberikan hadiah (kata-kata pujian,

kado, dsb) untuk anak-anak saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

74

Tugas orang tua adalah mengajarkan anak-anak

kedisiplinan dengan cara mematuhi peraturan

yang telah dibuat di rumah.

Ketika anak-anak melakukan kesalahan, mereka

biasanya tahu bahwa akan ada konsekuensi atas

kesalahan mereka.

Saya mengijinkan anak-anak membuat keputusan

sendiri.

Saya bertanya dengan penuh kesabaran pada

anak-anak ketika mereka berkelahi dengan

saudaranya/ anak lain.

Saya yakin salah satu peraturan yang ada di

rumah menentukan pandangan orang-orang

terhadap saya dan anak-anak.

Mengambil keputusan untuk anak adalah salah

satu cara saya menolong mereka.

Saya membiarkan anak-anak mengerjakan sesuatu

yang saya minta dan saya tahu bahwa mereka

melakukannya dengan benar.

Saya merasa anak-anak sudah tahu apa kebutuhan

utama mereka.

Orang tua adalah penentu kebijakan tertinggi di

dalam keluarga.

Menurut saya, anak yang menghormati orang

tuanya adalah yang mematuhi perkataan orang

tua.

Saya tidak terlalu peduli jika anak-anak tidak

menaati peraturan yang ada di rumah.

Saya bangga atas prestasi anak-anak saya.

Anak harus menganggap orang tua mereka

sebagai tokoh utama dalam hidup mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

75

Terkadang anak-anak masih bertanya mengapa di

rumah harus ada peraturan.

Peraturan yang saya buat di rumah dibuat tanpa

harus selalu ditaati.

Saya memberikan kebebasan bagi anak saya

untuk melakukan apa saja karena mereka tahu apa

yang terbaik.

Saya mengajarkan anak saya untuk tidak

membantah perkataan orang tua.

Saya berusaha mendaftarkan anak-anak kursus

bahasa asing, kursus mata pelajaran, kursus

musik, kursus renang, dan les-les tambahan

lainnya.

Saya mempertimbangkan keinginan anak saya

sebelum saya meminta mereka melakukan

sesuatu.

Saya memiliki waktu yang hangat dan akrab

bersama anak-anak saya.

Saya kecewa jika anak saya tidak setuju dengan

saya.

Saya memendam perasaan saya pada anak saya

mengenai perilakunya yang baik dan yang buruk.

Saya menghormati pendapat anak saya dan

mendorongnya untuk mengungkapkannya.

Saya mengungkapkan kasih sayang kepada anak

saya dengan memeluk dan mencium anak saya.

Saya meminta anak saya melakukan sesuatu tanpa

perlu saya jelaskan alasannya.

Saya membiarkan anak saya menghadapi

perasaan atau masalahnya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

76

Saya menjelaskan kepada anak saya konsekuensi

yang akan diterimanya jika dia berbuat salah.

Saya mengetahui kesulitan yang dirasakan anak

saya saat ini.

Rencana keluarga berjalan sempurna seperti yang

saya inginkan.

Saya merasa kesal ketika anak saya marah.

Saya mendorong anak saya untuk berbicara

tentang dampak dari perilakunya yang buruk.

Saya menunjukkan empati ketika anak saya

merasa sedih.

Anak saya memahami mengapa aturan harus

dipatuhi tanpa perlu saja jelaskan.

Saya bersikap biasa saja ketika anak saya

melakukan suatu hal yang baik.

Saya dan anak saya membicarakan kenakalan

yang telah dilakukannya dan mencari

penyelesaiannya.

Saya minta maaf pada anak saya jika saya

bersalah.

Saya mempunyai cara mendisiplinkan anak

dengan menyertakan hukuman jika mereka tidak

taat.

Saya memperlakukan anak saya berbeda dengan

anggota keluarga yang lain.

Saya memberi contoh perilaku yang saya

inginkan kepada anak-anak.

Saya memberitahu anak saya bahwa saya

menghargai segala usahanya.

Saya sendiri yang membuat peraturan di rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

77

Saya merasa anak saya tidak memiliki masalah

atau kekhawatiran di sekolah.

Saya mengatakan harapan saya sebelum anak

saya melakukan sesuatu.

Saya mengekspresikan kesabaran di hadapan anak

saya.

Peraturan di rumah hanya untuk ditaati oleh anak-

anak saja.

Anak saya bermain sendiri sementara saya sibuk

dengan pekerjaan saya.

Saya mengajarkan anak saya untuk mengakui dan

meminta maaf atas kesalahan yang telah

dilakukannya.

Saya merasa santai dan mudah bergaul dengan

anak saya.

Saya takut peraturan atau tuntutan yang saya buat

akan membuat anak saya membenci saya.

Saya tidak ingin anak saya menangis sehingga

saya selalu memenuhi kemauannya.

Saya mengendalikan anak saya dengan

mengatakan akan menghukumnya.

Saya menyayangi anak saya namun saya tidak

selalu menuruti apapun yg diinginkannya.

Saya menawarkan hadiah agar anak mengikuti

aturan saya.

Saya tidak mempunyai banyak waktu untuk anak

saya sehingga saya selalu berusaha membelikan

apapun yang ia inginkan.

Saya menegur anak saya ketika ia tidak mau

masuk sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

78

Saya tidak gampang menyerah bila berdebat

dengan anak saya.

Saya selalu menyetujui pendapat dan keinginan

anak saya sebagai wujud bahwa saya menghargai

pendapatnya.

Saya menawarkan hadiah agar anak menuruti

aturan saya.

Saya melarang anak saya melakukan apa yang

diinginkannya.

Saya jarang membelikan mainan yang anak saya

inginkan.

Saya segera menyetujui pendapat atau

mengabulkan keinginan anak saya tanpa perlu

saya pertimbangkan lagi.

Saya percaya pada kemampuan saya dalam

mengasuh anak.

Saya menuntut anak untuk mematuhi saya.

Lebih baik anak saya menangis daripada saya

harus mengikuti kemauannya.

Saya selalu mengijinkan anak saya pergi

kemanapun yang diinginkannya.

Saya senang memanjakan anak saya dengan

memenuhi apa yang diinginkannya.

Saya memilihkan acara televisi yang akan

ditonton anak saya.

Saya memarahi anak saya ketika ia rewel di

tempat umum.

Saya tidak begitu mempermasalahkan jika anak

saya mendapat prestasi yang buruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

79

Saya selalu membantu anak saya dalam

menyelesaikan tugas karena saya tidak mau dia

menghadapi kesulitan sendiri.

Saya mengkritik anak saya ketika tindakannya

bertentangan dengan harapan saya.

Saya membiarkan anak saya melakukan segala

sesuatunya sendiri.

Saya tidak banyak membuat peraturan untuk anak

saya.

Saya segera menolong anak saya sampai selesai

ketika anak saya kesulitan melakukan sesuatu.

Saya mengatur dan memonitor aktivitas yang

dilakukan anak saya.

Anak saya mengurus sendiri semua kebutuhannya

sehari-hari.

Saya tidak mengharuskan anak saya untuk

mematuhi peraturan di rumah.

Saya tidak memarahi anak saya jika perintah saya

tidak dituruti.

Saya memberikan kebebasan kepada anak saya

untuk membuat keputusan sendiri mengenai apa

yang ingin dilakukannya.

Saya tidak tahu harus minta tolong pada siapa saat

menghadapi masalah.

Saya merasa berhak untuk membatasi perilaku

anak saya.

Saya memperhatikan masalah yang sedang

dihadapi anak saya walaupun saya sendiri

memiliki banyak masalah yang harus

diselesaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

80

Saya merasa anak saya mampu membuat

keputusan sendiri tanpa perlu saya arahkan.

Saya merasa cukup berada di samping anak saya

ketika anak saya sedang menghadapi rasa marah,

ketakutan, merasa bersalah, atau perasaan emosi

lainnya.

Saya menuntut anak saya untuk melakukan

sesuatu bagi saya.

Saya tahu apa yang paling dibutuhkan anak saya

saat ini.

Menurut saya, perilaku anak saya adalah

tanggung jawab anak saya sendiri sehingga saya

tidak perlu mengarahkannya.

Saya tidak mempercayakan anak saya pada orang

lain ketika saya tidak ada di rumah.

Anak saya belajar menulis, membaca, atau

berhitung sebelum masuk sekolah.

Saya melakukan segala cara agar anak saya tidak

merengek.

Saya tidak pernah menentukan apa yang harus

dilakukan oleh anak saya.

Anak saya harus menyelesaikan segala

sesuatunya sendiri sesulit apapun tanpa perlu saya

bantu.

Saya membantu anak saya mengerjakan PR-nya.

Saya merasa perlu memberitahu anak saya jika

saya akan pergi.

Apapun pendapat atau keinginan anak saya, saya

setuju saja.

Saya tidak tahu siapa saja teman anak saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

81

Saya menghukum anak saya ketika mereka

bersalah.

Saya bertanya tentang kegiatan anak saya sehari-

hari.

Saya tidak mempermasalahkan tujuan kepergian

anak saya karena itu adalah urusan anak saya.

Saya tidak mengurus kebutuhan sehari-hari anak

saya.

Saya perlu mengawasi dan memonitor kegiatan

anak saat di sekolah meskipun tanggung jawab

anak ada pada guru.

Menurut saya, prestasi yang diraih oleh anak saya

adalah hal yang luar biasa.

Saya tidak mengurusi prestasi anak saya yang

buruk karena itu adalah tanggung jawab anak

saya.

Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan saya

sehingga tidak memiliki waktu untuk berkumpul

bersama di rumah.

Saya peduli dengan perilaku buruk anak saya.

Saya khawatir jika anak saya pergi keluar rumah

karena anak saya belum bisa menjaga dirinya

sendiri.

Saya tidak membuat peraturan yang harus

dipatuhi anak saya.

Saya tidak perlu menasehati anak saya karena

anak saya bisa melakukan segala sesuatunya

tanpa perlu saya atur.

Terima Kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

82

FORMAT SKALA REGULASI EMOSI

(TRYOUT)

Dengan hormat

Dengan ini saya,

Nama : Katarina Yulisa Asa’Novera Sari

NIM : 079114066

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan

sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka saya bermaksud

untuk mengadakan penelitian mengenai regulasi emosi anak yang memasuki usia

sekolah berdasarkan pola asuh. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang

hanya dapat saya peroleh melalui kesediaan Anda untuk berpartisipasi mengisi

kuesioner ini.

Setiap kuesioner terdiri dari beberapa pernyataan. Saya mengharapkan

kesediaan Anda untuk dapat mengisinya sesuai dengan diri Anda dan anak Anda,

sebab dalam kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Saya

membutuhkan jawaban yang sejujur-jujurnya tanpa dipengaruhi dan

mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban Anda akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini

saja.

Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan-pernyataan pada kuesioner ini

merupakan bantuan yang amat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini.

Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Peneliti

(Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

83

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P

Ayah / Ibu / Pengasuh (* coret yang tidak perlu)

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang tiap pernyataan diikuti oleh 4

(empat) alternative jawaban, yaitu:

SL : Selalu

S : Sering

J : Jarang

TP : Tidak Pernah

Mohon Anda memilih jawaban yang paling sesuai dengan anak Anda.

Contoh Pernyataan SL S J TP

Anak saya bermain bersama

temannya. x

Bila anak Anda selalu bermain bersama temannya, maka silanglah (X) kotak SL

pada alternatif jawaban yang ada. Jika terjadi kesalahan maka tandai jawaban

yang sudah dipilih dengan tanda sama dengan (=), lalu silanglah jawaban baru

yang Anda pilih.

Mohon agar setiap pernyataan dibaca dengan hati-hati sampai Anda benar-benar

memahaminya dan pastikan seluruh pernyataan tidak ada yang terlewatkan.

SELAMAT MENGERJAKAN !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

84

PERNYATAAN SL S J TP

Anak saya menunjukkan kegembiraannya ketika ia

dapat menyelesaikan sesuatu yang saya minta.

Anak saya bingung perasaan apa yang sedang

dialaminya.

Anak saya butuh bantuan agar cepat selesai

mengerjakan sesuatu.

Anak saya mematuhi apa yang saya katakan.

Anak saya bingung mengatasi masalahnya sendiri.

Anak saya menceritakan mengenai permasalahan yang

dihadapinya.

Anak saya menunjukkan ekspresi tertentu ketika tidak

bisa melakukan sesuatu yang saya minta.

Anak saya memahami perasaan yang dirasakan oleh

orang lain.

Anak saya kurang konsentrasi saat sedang cemas.

Anak saya tetap menyelesaikan tugasnya sampai selesai.

Anak saya memiliki cara tersendiri untuk mengurangi

kemarahannya.

Anak saya bermain sebelum selesai mengerjakan tugas

sekolahnya.

Anak saya marah dengan sebab yang tidak jelas.

Anak saya berbicara mengenai emosi yang dirasakan

oleh orang lain.

Anak saya tetap dapat mengerjakan tugas sekolah atau

belajar meskipun dalam keadaan apapun (cemas, gusar,

marah, dll).

Anak saya meninggalkan kegiatan bermainnya untuk

melakukan apa yang saya minta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

85

Anak saya bingung bagaimana cara menghibur diri

sendiri agar tidak sedih terlalu lama.

Anak saya enggan berbicara kepada saya mengenai

perasaannya (senang, sedih, marah, dll).

Anak saya tidak mau diusik ketika sedang asyik

melakukan sesuatu.

Anak saya memperhatikan apa yang saya katakan.

Anak saya masih menangis di depan orang banyak.

Anak saya menyendiri terlebih dahulu ketika sesuatu

terjadi di luar keinginannya.

Anak saya menunjukkan penyesalan setelah

mengekspresikan kemarahannya yang berlebihan.

Anak saya meminta saran saya ketika menemui

kesulitan dalam mengerjakan sesuatu.

Anak saya melihat ke arah lain ketika kami sedang

bercakap-cakap.

Anak saya menaati peraturan yang ada di rumah.

Anak saya menutup matanya ketika ia tidak ingin

melihat sesuatu.

Anak saya sangat murung/ menangis sesenggukan ketika

bersedih.

Anak saya mengajukan pertanyaan kepada saya ketika

menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.

Anak saya terbata-bata saat saya memintanya

mengulang apa yang baru saja saya katakan dengan

kata-katanya sendiri.

Anak saya melakukan sesuatu seperti yang saya ajarkan.

Anak saya menutup telinganya ketika ia tidak ingin

mendengar sesuatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

86

Anak saya enggan meminta maaf ketika ia merasa

bersalah.

Anak saya lupa dengan apa yang saya suruh.

Anak saya mengulang kesalahan yang sama meskipun

dia sudah tahu konsekuensi yang akan dia terima.

Anak saya bermain di waktu mengerjakan tugas

sekolahnya.

Anak saya berbicara pada dirinya sendiri untuk

menenangkan diri.

Anak saya melakukan suatu kegiatan sampai tuntas.

Anak saya menunjukkan ekspresi tertentu ketika ia

merasa malu/ takut.

Anak saya belajar sambil menonton televisi atau

bermain.

Anak saya menjadi panik ketika sedang cemas.

Anak saya melakukan apa yang dia inginkan tanpa seijin

saja.

Anak saya bingung bagaimana cara meredakan rasa

marahnya.

Anak saya tidak jadi mengungkapkan emosinya ketika

melihat ekspresi wajah saya.

Anak saya membuat rencana mengenai apa yang akan

dilakukannya.

Anak saya terus membujuk saya agar segera

mengabulkan permintaannya.

Anak saya melakukan suatu kegiatan sampai tuntas.

Anak saya berusaha memperbaiki kesalahannya dengan

tidak mengulangi perilaku yang membuatnya dihukum

atau merasa bersalah.

Anak saya mengekspresikan segala perasaannya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

87

cara yang sama.

Anak saya bisa belajar bersama teman-temannya.

Anak saya mengendalikan kemarahannya pada orang

lain.

Anak saya bingung mengerjakan tugas sekolahnya

sendiri.

Terima Kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

88

UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM

(TRYOUT)

Pola Asuh Otoriter

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.644 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 80.10 33.942 .312 .625

item2 80.29 32.355 .593 .602

item3 80.02 37.926 -.171 .669

item4 80.40 35.613 .113 .643

item5 79.71 33.770 .574 .615

item6 80.67 35.252 .098 .647

item7 81.83 36.874 -.030 .651

item8 81.71 36.551 -.026 .659

item9 80.64 34.918 .216 .635

item10 80.36 32.772 .391 .615

item11 80.98 35.097 .160 .639

item12 81.55 37.327 -.102 .661

item13 79.79 34.416 .410 .623

item14 80.43 36.105 .091 .644

item15 81.12 34.156 .235 .632

item16 81.79 36.026 .086 .645

item17 80.33 34.862 .246 .632

item18 80.26 36.783 -.032 .655

item19 81.38 34.778 .182 .638

item20 81.07 35.141 .146 .641

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

89

item21 80.17 32.386 .426 .611

item22 80.33 32.472 .526 .606

item23 79.86 34.711 .338 .628

item24 82.07 38.361 -.257 .668

item25 80.38 32.534 .407 .613

item26 80.33 33.740 .413 .619

item27 80.38 34.583 .205 .635

item28 81.21 36.075 .025 .654

item29 80.36 33.406 .259 .629

item30 80.60 35.222 .154 .640

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

90

Pola Asuh Otoritatif

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.751 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item31 89.57 39.958 .559 .729

item32 89.24 41.015 .433 .736

item33 90.48 42.499 .117 .754

item34 89.98 40.365 .325 .740

item35 89.40 40.832 .490 .734

item36 89.38 40.681 .464 .734

item37 89.69 42.121 .326 .742

item38 89.48 41.621 .333 .741

item39 89.38 40.485 .545 .732

item40 89.57 41.812 .367 .740

item41 90.88 47.815 -.355 .790

item42 90.40 41.515 .246 .745

item43 89.79 43.490 .025 .759

item44 89.55 41.425 .267 .744

item45 90.10 41.308 .247 .745

item46 90.05 42.290 .164 .750

item47 89.48 41.426 .404 .738

item48 89.33 39.496 .644 .725

item49 90.74 43.515 .030 .758

item50 89.98 42.414 .109 .756

item51 89.71 42.453 .159 .750

item52 89.45 39.961 .638 .727

item53 90.38 42.339 .112 .756

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

91

item54 90.21 41.880 .214 .747

item55 89.95 43.022 .126 .751

item56 89.71 40.794 .462 .735

item57 89.38 40.485 .493 .733

item58 89.69 42.365 .165 .750

item59 89.19 41.134 .483 .735

item60 89.40 40.735 .417 .736

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

92

Pola Asuh Permisif

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.437 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item61 67.05 21.120 .163 .418

item62 67.33 19.740 .397 .374

item63 66.14 21.394 .136 .423

item64 67.17 22.533 -.072 .469

item65 66.86 20.808 .251 .404

item66 67.60 21.418 .220 .414

item67 67.55 22.693 -.051 .449

item68 66.64 21.016 .155 .419

item69 66.60 22.198 .001 .448

item70 66.95 20.242 .334 .388

item71 65.88 21.376 .229 .413

item72 66.36 19.455 .471 .362

item73 67.48 22.499 -.009 .444

item74 66.02 23.975 -.283 .484

item75 66.71 21.868 .036 .442

item76 66.50 21.768 .048 .440

item77 67.21 21.929 .124 .427

item78 67.43 21.422 .157 .420

item79 67.02 23.048 -.124 .469

item80 66.45 19.766 .326 .382

item81 67.19 21.426 .076 .436

item82 66.26 21.076 .122 .426

item83 67.00 21.951 .084 .432

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

93

item84 66.24 23.210 -.151 .466

item85 66.33 22.520 -.014 .444

item86 66.12 24.254 -.290 .499

item87 66.93 20.556 .295 .396

item88 66.14 21.735 .126 .426

item89 67.07 20.946 .239 .407

item90 66.83 20.825 .328 .398

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

94

Pola Asuh Uninvolved

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.700 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item91 56.93 34.702 -.010 .713

item92 57.76 33.015 .292 .689

item93 57.48 33.134 .230 .693

item94 58.02 32.560 .421 .682

item95 57.62 32.925 .298 .688

item96 56.88 32.937 .204 .695

item97 56.52 37.182 -.370 .726

item98 57.71 32.111 .433 .679

item99 58.07 31.580 .533 .673

item100 57.12 34.937 -.051 .721

item101 57.74 33.564 .140 .700

item102 57.19 35.719 -.126 .719

item103 57.12 35.034 -.037 .712

item104 57.86 31.589 .513 .674

item105 57.64 34.186 .127 .699

item106 58.17 32.923 .342 .686

item107 57.60 35.076 -.045 .713

item108 57.67 33.106 .269 .690

item109 57.17 37.215 -.306 .732

item110 57.95 32.193 .518 .677

item111 58.19 31.768 .553 .674

item112 58.14 31.833 .380 .681

item113 57.74 32.735 .213 .695

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

95

item114 57.83 32.191 .388 .682

item115 58.12 31.473 .605 .670

item116 58.07 31.678 .517 .674

item117 57.83 33.411 .119 .704

item118 57.74 31.905 .356 .683

item119 57.69 32.170 .493 .678

item120 58.07 31.044 .626 .667

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

96

Regulasi Emosi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.795 52

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 147.57 142.202 .206 .793

item2 148.38 140.095 .256 .792

item3 148.88 139.571 .256 .792

item4 147.90 140.674 .269 .792

item5 148.43 139.909 .332 .790

item6 147.88 135.522 .474 .785

item7 148.14 148.028 -.171 .806

item8 148.29 133.916 .555 .782

item9 149.05 137.168 .340 .789

item10 147.64 139.016 .359 .789

item11 148.60 137.174 .375 .788

item12 148.33 136.959 .394 .787

item13 147.95 137.461 .444 .787

item14 148.69 142.707 .082 .797

item15 148.19 139.670 .245 .792

item16 148.31 137.438 .359 .788

item17 148.26 136.686 .380 .788

item18 147.95 138.388 .345 .789

item19 148.60 153.905 -.397 .815

item20 147.74 138.783 .430 .788

item21 148.29 134.209 .466 .784

item22 149.05 148.827 -.219 .806

item23 148.10 138.918 .352 .789

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

97

item24 147.55 140.400 .297 .791

item25 148.10 138.625 .302 .790

item26 147.86 134.077 .666 .781

item27 148.48 145.182 -.040 .802

item28 148.55 144.205 .010 .799

item29 147.50 143.378 .087 .796

item30 148.26 136.881 .402 .787

item31 147.76 139.015 .415 .788

item32 148.83 147.654 -.148 .806

item33 147.98 137.048 .360 .788

item34 148.14 138.077 .534 .786

item35 148.29 138.648 .392 .788

item36 147.98 140.804 .256 .792

item37 149.50 150.939 -.334 .809

item38 148.24 146.039 -.082 .801

item39 148.00 135.610 .474 .785

item40 148.52 139.329 .226 .793

item41 148.17 135.167 .474 .785

item42 148.29 139.672 .217 .793

item43 148.95 148.388 -.221 .804

item44 148.45 133.571 .547 .782

item45 149.17 142.776 .077 .797

item46 147.95 134.046 .598 .782

item47 147.86 138.906 .356 .789

item48 148.57 147.958 -.163 .806

item49 148.12 137.278 .380 .788

item50 148.69 139.731 .263 .791

item51 148.38 138.973 .340 .790

item52 148.38 138.973 .340 .790

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

98

LAMPIRAN B

(PENELITIAN)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

99

FORMAT SKALA POLA ASUH

(PENELITIAN)

Dengan hormat

Dengan ini saya,

Nama : Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari

NIM : 079114066

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan

sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka saya bermaksud

untuk mengadakan penelitian mengenai regulasi emosi anak yang memasuki usia

sekolah berdasarkan pola asuh. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang

hanya dapat saya peroleh melalui kesediaan Anda untuk berpartisipasi mengisi

kuesioner ini.

Setiap kuesioner terdiri dari beberapa pernyataan. Saya mengharapkan

kesediaan Anda untuk dapat mengisinya sesuai dengan diri Anda dan anak Anda,

sebab dalam kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Saya

membutuhkan jawaban yang sejujur-jujurnya tanpa dipengaruhi dan

mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban Anda akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini

saja.

Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan-pernyataan pada kuesioner ini

merupakan bantuan yang amat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini.

Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Peneliti

(Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

100

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P

Nama Anak :

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang tiap pernyataan diikuti oleh 4

(empat) alternative jawaban, yaitu:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Mohon Anda memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.

Contoh Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah orang tua dari anak-

anak saya.

x

Bila pernyataan tersebut sangat sesuai, maka silanglah (X) kotak SS pada

alternatif jawaban yang ada. Jika terjadi kesalahan maka tandai jawaban yang

sudah dipilih dengan tanda sama dengan (=), lalu silanglah jawaban baru yang

Anda pilih.

Mohon agar setiap pernyataan dibaca dengan hati-hati sampai Anda benar-benar

memahaminya dan pastikan seluruh pernyataan tidak ada yang terlewatkan.

SELAMAT MENGERJAKAN !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

101

PERNYATAAN SS S TS STS

Saya meminta anak saya melakukan sesuatu tanpa

perlu saya jelaskan alasannya.

Saya memendam perasaan saya pada anak saya

mengenai perilakunya yang baik dan yang buruk.

Saya mengajarkan anak saya untuk mengakui dan

meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukannya.

Saya mempertimbangkan keinginan anak saya

sebelum saya meminta mereka melakukan sesuatu.

Saya merasa santai dan mudah bergaul dengan anak

saya.

Saya memiliki waktu yang hangat dan akrab bersama

anak-anak saya.

Saya mengetahui kesulitan yang dirasakan anak saya

saat ini.

Peraturan di rumah hanya untuk ditaati oleh anak-anak

saja.

Saya memberitahu anak saya bahwa saya menghargai

segala usahanya.

Saya mengekspresikan kesabaran di hadapan anak

saya.

Saya membiarkan anak saya menghadapi perasaan

atau masalahnya sendiri.

Menurut saya, seorang anak semestinya mematuhi

peraturan yang sudah dibuat oleh orang tuanya.

Saya mengungkapkan kasih sayang kepada anak saya

dengan memeluk dan mencium anak saya.

Menurut saya, anak boleh mempertanyakan larangan

orang tuanya.

Saya minta maaf pada anak saya jika saya bersalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

102

Saya menghormati pendapat anak saya dan

mendorongnya untuk mengungkapkannya.

Saya dan anak saya membicarakan kenakalan yang

telah dilakukannya dan mencari penyelesaiannya.

Saya menjelaskan kepada anak saya konsekuensi yang

akan diterimanya jika dia berbuat salah.

Saya mengajarkan anak saya untuk tidak membantah

perkataan orang tua.

Menurut saya, anak yang baik adalah anak yang

menaati peraturan yang ada di rumah.

Saya tidak terlalu peduli jika anak-anak tidak menaati

peraturan yang ada di rumah.

Saya yakin kepatuhan anak terhadap peraturan akan

menentukan pandangan orang lain terhadap keluarga

saya.

Saya tidak mengetahui kesulitan yang dirasakan anak

saya saat ini.

Saya membuat peraturan di rumah untuk dipatuhi oleh

seluruh anggota keluarga.

Saya ikut menentukan les apa yang tepat untuk anak

saya.

Anak harus menganggap orang tua mereka sebagai

tokoh utama dalam hidup mereka.

Hukuman yang saya berikan akan membuat anak-anak

berubah menjadi lebih baik.

Orang tua adalah penentu kebijakan tertinggi di dalam

keluarga.

Saya tidak ingin anak saya merengek untuk

mendapatkan kemauannya.

Terkadang anak-anak masih bertanya mengapa di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

103

rumah harus ada peraturan.

Menurut saya, anak yang menghormati orang tuanya

adalah yang mematuhi perkataan orang tua.

Saya adalah orang tua yang kuat, tegas, dan percaya

diri.

Saya berharap anak-anak mematuhi peraturan yang

telah saya buat demi kebaikan mereka.

Tugas orang tua adalah mengajarkan anak-anak

kedisiplinan dengan cara mematuhi peraturan yang

telah dibuat di rumah.

Saya mengutarakan perasaan saya pada anak saya

mengenai perilakunya yang baik dan buruk.

Saya tahu bahwa anak-anak melakukan sesuatu

dengan benar tanpa harus saya awasi.

Anak saya harus mencoba menuntaskan pekerjaannya

sendiri.

Saya memperingatkan anak saya ketika tindakannya

bertentangan dengan harapan saya.

Saya berusaha menanamkan disiplin pada anak saya.

Saya melarang anak saya melakukan sesuatu yang

menurut saya keliru.

Saya menawarkan hadiah agar anak mengikuti aturan

saya.

Anak saya mengetahui bahwa ada peraturan yang

harus dipatuhi.

Saya tidak ingin anak saya menangis sehingga saya

selalu memenuhi kemauannya.

Saya mengatur dan memonitor aktivitas yang

dilakukan anak saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

104

Saya berusaha untuk memenuhi apa yang diinginkan

anak saya.

Saya memarahi anak saya ketika ia rewel di tempat

umum.

Saya tidak memarahi anak saya jika perintah saya

tidak dituruti.

Saya menawarkan hadiah agar anak menuruti aturan

saya.

Anak saya bermain sendiri sementara saya

mengerjakan pekerjaan saya.

Saya jarang membelikan mainan yang anak saya

inginkan.

Saya takut peraturan yang saya buat akan membuat

anak saya sedih.

Saya berkewajiban untuk mengarahkan perilaku anak.

Saya tidak mempermasalahkan tujuan kepergian anak

saya karena itu adalah urusan anak saya.

Saya tidak membuat peraturan yang harus dipatuhi

anak saya.

Saya merasa perlu memberitahu anak saya jika saya

akan pergi.

Saya merasa anak saya mampu membuat keputusan

sendiri tanpa perlu saya arahkan.

Saya tidak mengurusi prestasi anak saya yang buruk

karena itu adalah tanggung jawab anak saya.

Anak saya mengerjakan PR-nya sendiri tanpa bantuan

saya.

Saya berpartisipasi dalam memantau kegiatan yang

dilakukan anak saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

105

Menurut saya, perilaku anak saya adalah tanggung

jawab anak saya sendiri dan saya tidak perlu

mengarahkannya.

Anak saya harus menyelesaikan segala sesuatunya

sendiri sesulit apapun tanpa perlu saya bantu.

Saya bertanya tentang kegiatan anak saya sehari-hari.

Saya khawatir jika anak saya pergi keluar rumah

karena anak saya belum bisa menjaga dirinya sendiri.

Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan saya sehingga

tidak memiliki waktu untuk berkumpul bersama di

rumah.

Saya tahu apa yang paling dibutuhkan anak saya saat

ini.

Saya tidak perlu menasehati anak saya karena anak

saya bisa melakukan segala sesuatunya tanpa perlu

saya aturan.

Menurut saya, prestasi yang diraih oleh anak saya

adalah hal yang luar biasa.

Saya tidak mengurus kebutuhan sehari-hari anak saya.

Saya memperhatikan masalah yang sedang dihadapi

anak saya walaupun saya sendiri memiliki banyak

masalah yang harus diselesaikan.

Terima Kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

106

FORMAT SKALA REGULASI EMOSI

(PENELITIAN)

Dengan hormat

Dengan ini saya,

Nama : Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari

NIM : 079114066

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan

sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka saya bermaksud

untuk mengadakan penelitian mengenai regulasi emosi anak yang memasuki usia

sekolah berdasarkan pola asuh. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang

hanya dapat saya peroleh melalui kesediaan Anda untuk berpartisipasi mengisi

kuesioner ini.

Setiap kuesioner terdiri dari beberapa pernyataan. Saya mengharapkan

kesediaan Anda untuk dapat mengisinya sesuai dengan diri Anda dan anak Anda,

sebab dalam kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Saya

membutuhkan jawaban yang sejujur-jujurnya tanpa dipengaruhi dan

mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban Anda akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini

saja.

Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan-pernyataan pada kuesioner ini

merupakan bantuan yang amat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini.

Untuk itu saya mengucapkan terima kasih

Hormat Saya,

Peneliti

(Katarina Yulisa Asa’ Novera Sari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

107

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P

Nama Anak :

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang tiap pernyataan diikuti oleh 4

(empat) alternative jawaban, yaitu:

SL : Selalu

S : Sering

J : Jarang

TP : Tidak Pernah

Mohon Anda memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.

Contoh Pernyataan SL S J TP

Anak saya bermain bersama

temannya. x

Bila anak Anda selalu bermain bersama temannya, maka silanglah (X) kotak SL

pada alternatif jawaban yang ada. Jika terjadi kesalahan maka tandai jawaban

yang sudah dipilih dengan tanda sama dengan (=), lalu silanglah jawaban baru

yang Anda pilih.

Mohon agar setiap pernyataan dibaca dengan hati-hati sampai Anda benar-benar

memahaminya dan pastikan seluruh pernyataan tidak ada yang terlewatkan.

SELAMAT MENGERJAKAN !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

108

PERNYATAAN SL S J TP

Anak saya tahu kapan harus meminta bantuan pada

orang lain.

Anak saya bingung mengatasi masalahnya sendiri.

Anak saya membuat rencana mengenai apa yang akan

dilakukannya.

Anak saya meninggalkan kegiatan bermainnya untuk

melakukan apa yang saya minta.

Anak saya berusaha memperbaiki kesalahannya

dengan tidak mengulangi perilaku yang membuatnya

dihukum atau merasa bersalah.

Anak saya bingung bagaimana cara menghibur diri

sendiri agar tidak sedih terlalu lama.

Anak saya menceritakan mengenai permasalahan yang

dihadapinya.

Anak saya meminta bantuan saya untuk

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Anak saya melihat ke arah lain ketika kami sedang

bercakap-cakap.

Anak saya melakukan apa yang dia inginkan tanpa

seijin saja.

Anak saya memiliki cara tersendiri untuk mengurangi

kemarahannya.

Anak saya bingung perasaan apa yang sedang

dialaminya.

Anak saya bermain sebelum selesai mengerjakan tugas

sekolahnya.

Anak saya masih menangis di depan orang banyak.

Anak saya tetap menyelesaikan tugasnya sampai

selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

109

Anak saya murung/ menangis ketika merasa sedih.

Anak saya tahu kapan dia harus meminta bantuan

orang lain.

Anak saya melakukan suatu kegiatan sampai tuntas.

Anak saya belajar sambil menonton televisi atau

bermain.

Anak saya mengendalikan kemarahannya pada orang

lain.

Anak saya kurang konsentrasi saat sedang cemas.

Anak saya marah dengan sebab yang tidak jelas.

Anak saya mengulang kesalahan yang sama meskipun

dia sudah tahu konsekuensi yang akan dia terima.

Anak saya lupa dengan apa yang saya suruh.

Anak saya mematuhi apa yang saya katakan.

Anak saya butuh bantuan agar cepat selesai

mengerjakan sesuatu.

Anak saya menaati peraturan yang ada di rumah.

Anak saya sedih melihat yang lain bersedih.

Saya dapat melihat anak saya sedang gembira.

Anak saya memperhatikan apa yang saya katakan.

Anak saya enggan berbicara kepada saya mengenai

perasaannya (senang, sedih, marah, dll).

Anak saya menunjukkan penyesalan setelah

mengekspresikan kemarahannya yang berlebihan.

Anak saya bisa belajar bersama teman-temannya.

Anak saya enggan meminta maaf ketika ia merasa

bersalah.

Anak saya dapat menceritakan apa yang sedang

dirasakan.

Anak saya terbata-bata saat saya memintanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

110

mengulang apa yang baru saja saya katakan dengan

kata-katanya sendiri.

Anak saya memahami perasaan yang dirasakan oleh

orang lain.

Terima Kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

111

FORMAT RATING SCALE REGULASI EMOSI

(PENELITIAN)

Keterangan

Aspek emosi, meliputi:

Kemampuan mengekspresikan emosi.

Kemampuan mengatur emosi.

Kemampuan mengendalikan emosi.

Aspek perhatian, meliputi:

Kemampuan untuk tetap fokus pada suatu hal apapun emosi yang sedang

dialami.

Kemampuan untuk mengalihkan perhatian ke hal yang seharusnya

diperhatikan.

Aspek perilaku, meliputi:

Kemampuan mengendalikan perilaku.

Kemampuan mematuhi peraturan.

Aspek coping strategy, meliputi:

Kemampuan menghadapi masalah.

Kemampuan untuk meminta bantuan saat menghadapi kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

112

Nama guru :

Nama sekolah :

Jumlah murid :

ST : Sangat Tinggi

T : Tinggi

S : Sedang

R : Rendah

SR : Sangat Rendah

No. Nama Murid

Aspek Emosi Aspek Perhatian Aspek Perilaku Aspek Coping Strategy

ST T S R SR ST T S R SR ST T S R SR ST T S R SR

1.

2.

3.

4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

113

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

regemosi

N 60

Normal Parametersa Mean 6.934896E1

Std. Deviation 7.7030021E

0

Most Extreme Differences Absolute .090

Positive .058

Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .693

Asymp. Sig. (2-tailed) .722

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

114

Z-SCORE POLA ASUH

Subj. Otoritatif Otoriter Permisif Uninvolved Z-Score

Otoritatif Otoriter Permisif Uninvolved

1. 63.0 53.0 33.5 26.5 0.27 1.04 -0.30 -0.79

2. 63.0 50.0 34.0 30.0 0.27 0.41 -0.13 0.03

3. 63.0 39.0 34.0 29.0 0.27 -1.91 -0.13 -0.19

4. 61.0 38.0 37.0 29.0 -0.16 -2.12 0.91 -0.19

5. 60.0 55.0 28.0 31.5 -0.38 1.46 -2.23 0.39

6. 59.0 48.0 35.5 29.5 -0.61 -0.01 0.39 -0.07

7. 65.0 46.0 35.0 29.0 0.72 -0.43 0.21 -0.19

8. 62.0 43.0 32.5 28.5 0.05 -1.06 -0.65 -0.31

9. 53.0 48.0 34.0 37.5 -1.94 -0.01 -0.13 1.82

10. 68.0 47.0 34.5 24.0 1.38 -0.22 0.04 -1.39

11. 65.0 41.0 37.0 21.0 0.72 -1.48 0.91 -2.10

12. 60.0 40.0 34.5 31.0 -0.38 -1.70 0.04 0.27

13. 64.0 47.0 37.0 30.0 0.49 -0.22 0.91 0.03

14. 55.0 46.0 37.0 31.5 -1.49 -0.43 0.91 0.39

15. 58.0 45.0 37.0 30.0 -0.83 -0.64 0.91 0.03

16. 63.0 51.0 39.5 30.5 0.27 0.62 1.79 0.15

17. 63.0 53.0 37.0 32.5 0.27 1.04 0.91 0.63

18. 69.0 52.0 30.5 22.0 1.60 0.83 -1.35 -1.86

19. 58.0 48.0 31.5 31.0 -0.83 -0.01 -1.00 0.27

20. 65.0 46.0 31.5 26.5 0.72 -0.43 -1.00 -0.79

21. 67.0 49.0 36.0 29.5 1.16 0.20 0.56 -0.07

22. 56.0 46.0 35.5 30.0 -1.27 -0.43 0.39 0.03

23. 61.0 46.0 33.0 28.0 -0.16 -0.43 -0.48 -0.43

24. 62.0 51.0 32.0 29.0 0.05 0.62 -0.83 -0.19

25. 65.0 52.0 31.5 25.5 0.72 0.83 -1.00 -1.03

26. 62.0 49.0 35.0 28.0 0.05 0.20 0.21 -0.43

27. 45.0 42.0 35.5 45.0 -3.71 -1.27 0.39 3.61

28. 65.0 52.0 37.5 31.0 0.72 0.83 1.09 0.27

29. 59.0 39.0 35.5 30.5 -0.61 -1.91 0.39 0.15

30. 60.0 48.0 32.0 28.0 -0.38 -0.01 -0.83 -0.43

31. 60.0 50.0 35.0 31.5 -0.38 0.41 0.21 0.39

32. 61.0 59.0 29.0 25.0 -0.16 2.31 -1.88 -1.15

33. 60.0 47.0 31.0 30.5 -0.38 -0.22 -1.18 0.15

34. 53.0 47.0 35.5 35.5 -1.94 -0.22 0.39 1.35

35. 64.0 49.0 37.0 26.5 0.49 0.20 0.91 -0.79

36. 66.0 49.0 37.0 34.0 0.94 0.20 0.91 0.99

37. 60.0 46.0 36.5 35.0 -0.38 -0.43 0.74 1.23

38. 58.0 50.0 34.0 34.0 -0.83 0.41 -0.13 0.99

39. 69.0 53.0 34.5 25.5 1.60 1.04 0.04 -1.03

40. 59.0 46.0 29.0 27.0 -0.61 -0.43 -1.88 -0.67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

115

41. 71.0 52.0 35.0 25.0 2.05 0.83 0.21 -1.15

42. 62.0 42.0 36.5 33.0 0.05 -1.27 0.74 0.75

43. 66.0 56.0 28.0 30.0 0.94 1.67 -2.23 0.03

44. 65.0 44.0 33.0 32.5 0.72 -0.85 -0.48 0.63

45. 63.0 51.0 33.0 26.0 0.27 0.62 -0.48 -0.91

46. 54.0 45.0 37.5 36.0 -1.72 -0.64 1.09 1.47

47. 64.0 41.0 39.0 36.5 0.49 -1.48 1.61 1.58

48. 59.0 54.0 30.0 26.0 -0.61 1.25 -1.53 -0.91

49. 60.0 46.0 36.0 36.0 -0.38 -0.43 0.56 1.47

50. 61.0 47.0 36.0 29.0 -0.16 -0.22 0.56 -0.19

51. 64.0 55.0 26.5 27.0 0.49 1.46 -2.75 -0.67

52. 68.0 56.0 33.0 23.0 1.38 1.67 -0.48 -1.62

53. 61.0 58.0 32.0 24.0 -0.16 2.10 -0.83 -1.39

54. 65.0 46.0 35.0 29.0 0.72 -0.43 0.21 -0.19

55. 55.0 46.0 37.0 31.5 -1.49 -0.43 0.91 0.39

56. 67.0 49.0 36.0 29.5 1.16 0.20 0.56 -0.07

57. 65.0 52.0 37.5 31.0 0.72 0.83 1.09 0.27

58. 64.0 49.0 37.0 26.5 0.49 0.20 0.91 -0.79

59. 62.0 42.0 36.5 33.0 0.05 -1.27 0.74 0.75

60. 60.0 46.0 36.0 36.0 -0.38 -0.43 0.56 1.47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/29120/2/079114066_Full[1].pdfasuh uninvolved, dan 0,634 untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk skala regulasi emosi

116

UJI HOMOGENITAS DAN UJI HIPOTESIS

Descriptives

regemosi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 16 7.183594E1 5.2027574 1.3006894E0 69.063584 74.608291 59.3750 80.0000

2 18 6.895833E1 5.6788679 1.3385220E0 66.134299 71.782368 56.2500 84.0625

3 13 6.872596E1 9.4540603 2.6220846E0 63.012930 74.438993 57.1875 81.5625

4 13 6.745192E1 10.4899864 2.9093987E0 61.112888 73.790958 49.0625 81.5625

Total 60 6.934896E1 7.7030021 .9944533 67.359062 71.338855 49.0625 84.0625

Test of Homogeneity of Variances

regemosi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.224 3 56 .009

ANOVA

regemosi

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 153.537 3 51.179 .856 .469

Within Groups 3347.301 56 59.773

Total 3500.838 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI