plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/25045/2/101134260_full[1].pdf ·...
TRANSCRIPT
-
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH
KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI
KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Natalia Purwanti
NIM : 101134260
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH
KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI
KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Natalia Purwanti
NIM : 101134260
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada
waktunya.
Tetap semangat dan terus berusaha !
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria.
Kedua orang tuaku, adikku, rekan – rekan kerja TK & SD Tarakanita
Magelang serta sahabat-sahabatku yang senantiasa mendukung dan
menyemangati setiap langkahku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Natalia Purwanti. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang
Menggunakan Masalah Kontekstual Sebagai Starting Point Pembelajaran
dengan Pendekatan PMRI di Kelas IV-B SD Tarakanita Magelang. Skripsi.
Yogyakarta: PGSD. FKIP. USD.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam memahami konsep
matematika yang abstrak. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
seperti apakah produk yang dikembangkan dan bagaimana pengembangan perangkat
pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting
point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research dan Development (RnD) atau
penelitian dan pengembangan.Penelitian dilakukan berdasarkan tahapan yang
dikemukakan oleh Sugiyono yang telah dimodifikasi. Data yang dikumpulkan berupa
data kualitatif. Perangkat pembelajaran yang telah disusun diimplementasikan pada
sampel terbatas. Sampel penelitian tersebut adalah guru dan siswa kelas IVB SD
Tarakanita Magelang yang berjumlah 36 siswa. Peneliti mengumpulkan data melalui
wawancara pada guru dan observasi pembelajaran matematika. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Perangkat pembelajaran divalidasi oleh ahli,
data hasil validasi dianalisis secara kuantitatif.
Hasil penelitian ini berupa produk dan pengembangan perangkat pembelajaran
bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Hasil
penelitian diperoleh dengan analisis kebutuhan pada tahap awal, pengembangan
perangkat pembelajaran, dan implementasi pada sampel terbatas. Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti yaitu silabus, RPP, LKS, bahan ajar,
dan evaluasi. Pengembangan perangkat tersebut melalui beberapa tahap yaitu validasi
ahli, revisi disain, uji keterbacaan, revisi produk, dan implementasi pada sampel
terbatas.
Berdasarkan hasil implementasi perangkat pembelajaran, penggunaan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran sudah terlihat dalam proses
pembelajaran. Bentuk penggunaan masalah kontekstual yang terlihat yaitu,
penggunaan masalah kontekstual berupa cerita yang mampu mengarahkan siswa
menemukan konsep, penggunaan media dan alat peraga oleh siswa selama proses
pembelajaran serta penggalian pengetahuan awal yang dimiliki siswa oleh guru.
Kata kunci : pengembangan, perangkat pembelajaran, pendekatan PMRI, penggunaan
masalah kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
Natalia Purwanti. 2012. The Development of Solid Mathematics Learning Instrument
Using Contextual Problem as Learning Starting Point with PMRI Approach on
IVB Grade in SD Tarakanita Magelang. Thesis. Yogyakarta: PGSD. FKIP.
USD.
This research is based on the student difficulty in understanding abstract
mathematic concept. The problem in this research was what kind of product which
was developed and how the development of solid Mathematics learning instrument
using contextual problem as learning starting point with PMRI approach on IVB
grade in SD Tarakanita Magelang. This was a research and development (R&D)
research. This research was conduted based on Sugiyono’s theory that had been
modified. The data was qualitative data. The learning instrument set was
implemented on limited sample. The samples were the teacher and 36 students of
IVB grade in SD Tarakanita Magelang. The researcher gained the data through
interview to the teacher and observation on Mathematics. The data taken was
analyzed using qualitative descriptive. The learning instrument was validated by the
expert, and the validity result was analyzed quantitatively.
The result of this research was the development of solid Mathematics learning
instrument using contextual problem as learning starting point with PMRI approach
on IVB grade in SD Tarakanita Magelang. The result was gained by analyzing the
need on the beginning step, the development of learning instrument, and the
implementation on the limited sample. The learning instruments developed by the
researcher were syllabus, lesson plan, worksheet, learning material, and evaluation.
The instrument developed through some steps: expert validity, design revision,
readability test, product revision, and implementation limited sample.
Based on the implementation result on the learning instrument, the use of
contextual problem as learning starting point was appeared on the learning process.
The type of the use of contextual problem which were appeared, such as: the use
contextual problem like stories which were able to help the student to find out the
concepts, the use of media and teaching instrumens by the student in the learning
process and finding basic knowledge which belong to student.
Key word: development, learning instrument, PMRI approach, using contextual
problem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala
kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan
menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan
pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.”
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberi bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :
1. Bapak Drs. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BSt., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, tenaga, pikiran dan waktu untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan dukungan dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi.
5. Bapak C. Yuliarto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Tarakanita Magelang yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kelas IVB
SD Tarakanita Magelang.
6. Ibu Agustina Ari Pratiwi, S.Pd, selaku guru kelas IVB SD Tarakanita Magelang,
yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat
bagi penulis.
7. Siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang yang telah bersedia menjadi subjek
dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Batasan Istilah ..................................................................................... 3
E. Spesifikasi Produk ............................................................................... 4
F. Pentingnya Penelitian .......................................................................... 5
G. Kontribusi Hasil Penelitian ................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................................................... 7
1. Perangkat Pembelajaran ................................................................. 7
2. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ..................... 10
3. Penggunaan konteks sebagai starting point pembelajaran ............. 14
4. Matematika ...................................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
5. Bangun Ruang ................................................................................ 17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 23
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 26
B. Desain dan Prosedur Penelitian ........................................................... 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 32
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 32
E. Analisis Data ....................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan ........................ 35
B. Paparan Desain Pengembangan .......................................................... 38
C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas ............... 41
1. Deskripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran .......................... 41
2. Hasil Implementasi dan Pembahasan ............................................. 42
a. Gambaran Umum Karakteristik PMRI ...................................... 43
b. Penggunaan Masalah Kontekstual Sebagai
Starting Point Pembelajaran ....................................................... 52
3. Rangkuman ..................................................................................... 59
D. Refleksi ............................................................................................... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 63
B. Saran .................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Produk Pengembangan ............................. 34
Tabel 4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran ........................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bangun ruang ............................................................................... 18
Gambar 2.2 Bangun ruang kubus ..................................................................... 20
Gambar 2.3 Bangun ruang balok .................................................................... 21
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development
(R&D) ........................................................................................ 27
Gambar 3.2 Tahapan penelitian ...................................................................... 30
Gambar 4.1 Penggunaan benda nyata dalam proses pembelajaran.................. 43
Gambar 4.2 Siswa menggunakan benda untuk bermain .................................. 44
Gambar 4.3 Guru bercerita .............................................................................. 45
Gambar 4.4 Siswa menggunakan model nyata ............................................... 46
Gambar 4.5 Siswa menggunakan model dalam memecahkan masalah .......... 46
Gambar 4.6 Siswa berusaha memecahkan masalah ........................................ 48
Gambar 4.7 Siswa memberikan tanggapan secara aktif .................................. 50
Gambar 4.8 Siswa berdiskusi .......................................................................... 50
Gambar 4.9 Guru bercerita Paijo dan Kotak Ajaib ......................................... 52
Gambar 4.10 Siswa menggunakan alat peraga untuk menemukan konsep .... 54
Gambar 4.11 Guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran .... 53
Gambar 4.12 Siswa menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran ... 53
Gambar 4.13 Guru bersama siswa membongkar media .................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Analisis Kebutuhan (Wawancara) ..................................... 68
Lampiran 2 Hasil Analisis Kebutuhan (Observasi) ........................................ 70
Lampiran 3 Silabus Matematika ..................................................................... 75
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 80
Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa ............................................................... 123
Lampiran 6 Bahan Ajar ................................................................................... 130
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Evluasi .................................................................. 137
Lampiran 8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ....................................... 139
Lampiran 9 Olah Data Hasil Validasi Ahli ..................................................... 151
Lampiran 10 Hasil Uji Keterbacaan Perangkat Pembelajaran ........................ 152
Lampiran 11 Catatan Lapangan Implementasi ............................................... 160
Lampiran 12 Transkripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran .................. 162
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ................................................................... 183
Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 184
Lampiran 15 Foto Kegiatan ............................................................................ 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai
peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
pengembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan matematika pada jenjang
pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini
merupakan pondasi yang sangat menentukan dalam membentuk sikap,
kecerdasan,dan kepribadian anak. Namun kenyataan menunjukkan banyak
siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran
yang sulit dan susah dipahami. Banyak siswa yang mengeluh ketika harus
belajar matematika. Siswa kesulitan untuk menghafal konsep-konsep yang
abstrak.
Berdasarkan pengalaman yang dimiliki peneliti selama tahun pertama
mengajar di SD melalui pengamatan terhadap salah satu guru, guru
cenderung memberi tahu konsep, mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke
pikiran siswa, dan siswa menerimanya secara pasif dan tidak kritis. Seringkali
siswa menjawab soal dengan benar namun mereka tidak dapat
mengungkapkan alasan atas jawaban mereka. Siswa dapat menggunakan
rumus tetapi tidak tahu dari mana asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu
digunakan. Salah satu contohnya adalah ketika siswa belajar tentang bangun
ruang. Benda berbentuk bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari sering
ditemui oleh siswa, bahkan siswa juga menggunakannya. Namun ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
belajar bangun ruang banyak siswa mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan
guru jarang menggunakan alat peraga dan benda-benda di sekitar siswa. Alat
peraga yang digunakan guru hanya berupa gambar yang terkadang gambar
tersebut jarang dilihat siswa sehingga siswa sulit membayangkannya. Hal
tersebut membuat pelajaran tidak bermakna bagi siswa. Menurut Kieran
dalam Wijaya (2012), “kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran
dekontekstual karena konsep matematika yang dipelajari tidak bermakna bagi
mereka, selain itu siswa dituntut dengan cepat mencapai tahap matematika
formal”.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukuan
pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI.
Starting point yang dimaksudkan disini adalah titik awal, yang berupa
penggunaan komteks dalam pembelajaran matematika. Adapun latar belakang
peneliti memilih pendekatan PMRI adalah karena PMRI merupakan
pendekatan yang khusus digunakan dalam pembelajaran matematika.
Penggunaan pendekatan ini diharapkan nantinya mampu mempermudah siswa
dalam memahami pembelajaran..
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa sajakah produk yang dikembangkan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI siswa kelas
IVB SD Tarakanita Magelang?”
2. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang
menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran
dengan pendekatan PMRI siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Menghasilkan produk perangkat pembelajaran bangun ruang yang
menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran
dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang
2. Mengembangkan perangkat pembelajaran bangun ruang yang
menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran
dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.
D. Batasan Istilah
Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan
pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengembangan adalah proses menghasilkan produk melalui revisi produk
yang sudah ada..
2. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan perlengkapan kegiatan
pembelajaran yang disusun untuk memperlancar proses pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang disusun pada penelitian ini adalah Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
(LKS), bahan ajar dan evaluasi yang di dalamnya mengakomodasi kelima
kareakteristik PMRI.
3. Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki tiga unsur, yaitu
sisi, rusuk dan titik sudut. Bangun ruang pada penelitian ini dibatasi pada
bangun balok dan kubus.
4. Masalah kontekstual merupakan masalah dunia nyata yang berkaitan
dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa maupun situasi lain yang dapat
dibayangkan oleh siswa.
5. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan salah satu
pendekatan dalam matematika yang berupaya mengaitkan dunia nyata
dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini juga mengajak siswa
untuk berperan aktif menemukan sendiri cara penyelesaian masalah
berdasarkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang hendak dikembangkan oleh peneliti dalam
penelitian ini berupa perangkat pembelajaran materi bangun ruang menggunakan
masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI
di kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),
Bahan ajar dan evaluasi. Perangkat pembelajaran yang disusun di dalamnya
mengakomodasi kelima karakteristik PMRI, yaitu penggunaan masalah
kontekstual, penggunaan pemodelan, penggunaan kontribusi siswa,
interaktivitas, dan intertwining. Berikut uraian bentuk perangkat
pembelajaran yang di dalamnya mengakomodasi penggunaan masalah
kontestual sebagai starting point pembelajaran :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
1. Silabus
Kekhasan dari silabus yang disusun terdapat pada komponen kegiatan
belajar dan indikator yang mengakomodasi penggunaan masalah
kontekstual berupa penggunaan cerita atau permainan yang dekat dengan
siswa.
2. RPP
Pada bagian RPP karakteristik PMRI tampak pada kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan penggunaan masalah kontekstual sebagai titik
awal pembelajaran.
3. LKS
Lembar kegiatan siswa disusun tampak pada kegiatan belajar yang
dilaksanakan siswa yang menggunakan masalah kontekstual yang dekat
dengan kehidupan siswa dan mudah dipahami siswa.
4. Bahan ajar
Bahan ajar yang disusun di dalamnya dapat berupa cerita yang kontekstual
dan permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
5. Evaluasi
Soal evaluasi berupa soal cerita yang kontekstual. Soal cerita yang
digunakan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau sesuatu yang
mudah dibayangkan oleh siswa.
F. Pentingnya Penelitian
Penelitian ini disusun untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
bangun ruang yang mengakomodasi masalah kontekstual sebagai starting
point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di SD Tarakanita Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
Pengembangan ini juga disusun untuk menghasilkan produk perangkat
pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang diterapkan di SD Tarakanita
Magelang dan SD lain yang tentunya disesuaikan dengan kondisi SD
tersebut.
G. Kontribusi Hasil Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang penggunaan masalah
kontekstual pada materi bangun ruang dengan pendekatan PMRI di SD
Tarakanita Magelang.
2. Bagi siswa
Penelitian ini mampu memberikan pengalaman bagi siswa dalam mempelajari
bangun ruang dengan pendekatan PMRI.
3. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran dan inspirasi tentang
pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI sebagai
upaya mempermudah siswa memahami pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menambah dokumen hasil penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran bangun ruang bagi siswa kelas IVB SD Tarakanita
Magelang.
6. Bagi Program Studi
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain di prodi yang
ingin melaksanakan penelitian khususnya penelitian dan pengembangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Perangkat pembelajaran
Menurut Trianto (2010:96), perangkat pembelajaran merupakan
perangkat yang digunakaan saat mengelola proses pembelajaran yang
terdiri dari buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), instrumen evaluasi atau hasil
belajar dan media pembelajaran. Sedangkan perangkat pembelajaran
menurut peneliti adalah sekumpulan perlengkapan kegiatan pembelajaran
yang disusun untuk memperlancar proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran tersebut meliputi silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan lembar
evaluasi siswa.
a. Silabus
Mulyasa (2009:132-133 ) merumuskan, silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh
satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP).
Arikunto dan Yuliana (2008:169) menyatakan silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu pelajaran maupun kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu dan sumber belajar. Ada delapan prinsip pengemabangan
silabus menurut Arikunto dan Yuliana (2008:169-170) yaitu: 1) ilmiah,
2) relevan dengan perkemabangan peserta didik, 3)sistematis, 4)
konsiten, 5) memadai untuk pencapaian KD, 6) Aktual dan sesuai
dengan kehidupan nyata, 7) fleksibel, 8)menyeluruh mencakup seluruh
ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas silabus menurut
peneliti adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang
mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus
digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP
Mulyasa (2009:154) menyatakan rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang
akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Uapaya tersebut perlu
dilakukan untuk mengoordinasikan komponen-komponen
pembelajaran yakni kompetensi dasar,materi,indikator hasil belajar dan
penilaian.
Muslich (2008:54) mengatakan ada 11 langkah dalam menyusun
RPP, yaitu sebagai berikut:
1) Mengambil satu unit pembelajaran dalam silabus yang ingin
diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
2) Menuliskan satandar kompeteansi dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam unit tersebut.
3) Merumuskan indikator untuk mencapai KD yang telah
dirumuskan.
4) Menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai
indikator.
5) Berdasarkan rumusan indikator yang telah dirumuskan,
dirumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam
pembelajaran.
6) Menentukan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
7) Memilih metode pembelajaran yang dapat mendukung tujuan
pembelajaran yang dirumuskan.
8) Menyusun langkah pembelajaran padasetiap tujuan pembelajaran
yang dapat dikelompokkan dalam kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
9) Membagi langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu
pertemuan jika satu KD dibutuhkan alokasi waktu lebih dari 2
jam pelajaran (jp)
10) Menyebutkan secara konkret sumber dan media belajar yang
akan digunakan.
11) Menentukan teknik penilaian, bentuk penilaian, dan instrumen
penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Trianto (2010:148) mendefinisikan lembar kegiatan siswa adalah
panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan dan pemecahan masalah. Menurut peneliti lembar
kegiatan siswa adalah lembaran – lembaran berisi petunjuk, instruksi,
tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Lembar
kegiatan siswa disusun berdasarkan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Lembar kegiatan siswa berisi kegiatan belajar siswa serta
refleksi pembelajaran.
d. Evaluasi
Arikunto dan Yuliana (2008:172) menjelaskan, bahwa penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
sehingga didapatkan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan Harjanto (2010:277) mengemukakan evaluasi
adalah penilaian terhadap kemajuan peserta didik ke arah tujuan yang
ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran.
Evaluasi menurut peneliti adalah kegiatan yang dilakukan unuk
mengetahui hasil belajar siswa. Evaluasi bisa dilakukan pada proses
dan akhir kegiatan pembelajaran.
2. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
a. Sejarah PMRI
Sembiring (2010:5) mengemukakan bahwa Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah gerakan merubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
pengajaran matematika di sekolah Indonesia. Gerakan ini adalah cara
baru untuk mengajar matematika yang bertujuan pada hasil yang lebih
baik bagi siswa dan terinspirasi dari arah perubahan sosial. Sejarah
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan
adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME), teori
pembelajaran yang dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970-an
oleh Hans Freudenthal. Kata realistic sebenarnya berasal dari bahasa
Belanda “Zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to
imagine”. Menurut Freudental dalam Suryanto (2010:14) matematika
diajarkan sebaiknya dengan mengaitkannya dengan realitas sejalan
dengan pengalaman siswa, serta relevan dengan masyarakat.
Marpaung dalam Sembiring (2010:12) mengemukakan „PMRI
does not only implicate the differences in context with the PMRI
strategy we also tell teachers how to communicate with student.’
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa PMRI tidak hanya meliputi
perbedaan konteks dengan strategi tetapi juga bagaimana guru
berkomunikasi dengan siswa.
Berdasarkan beberapa pernyataan ahli di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa PMRI merupakan pendekatan dalam
matematika yang berupaya mengaitkan dunia nyata dalam
pembelajaran matematika. Pendekatan ini juga mengajak siswa untuk
berperan aktif dalam memecahkan masalah dengan membangun
pengetahuannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
b. Dasar Teoritis PMRI
Suryanto (2010:41-43) mengemukakan ada tiga prinsip dasar
teoritis PMRI yaitu :
1) Guided Reinvention and Progessive Mathematization
Prinsip Guided Reinvention menekankan pada „penemuan
kembali‟ secara terbimbing. Melalui masalah konstekstual yang
disajikan siswa diberi kesempatan untuk membangun dan
menemukan kembali ide/konsep matematika dalam menyelesaikan
masalah.
Progressive Mathematization berarti membimbing siswa
dalam berpikir matematis. Setelah menemukan ide/konsep siswa
dibimbing untuk berpikir matematis. Dikatakan progresif karena
terdiri dari dua langkah berurutan, yaitu (i) matematisasi horizontal
(berawal dari masalah kontekstual dan berakhir pada matematika
formal) (ii) matematisasi vertikal (dari matematika formal ke
matematika formal yang lebih tinggi, luas, dan rumit).
2) Didactical Phenomenology (Fenomologi Didaktis)
Prinsip ini menekankan pada pembelajaran yang bersifat
mendidik dan pentingnya masalah kontekstual untuk
memperkenalkan matematika pada siswa. Masalah kontekstualyang
dipilih harus mempertimbangkan aspek pada diri siswa dan guru
tidak memberi tahu, namun siswalah yang mencari sendiri
penyelesaiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
3) Self Developed Model (membangun model sendiri)
Fungsi yang ketiga menunjukkan adanya jembatan yang berupa
model. Penggunaan masalah kontekstual memungkinkan siswa untuk
mengambangkan model sendiri. Model itu mungkin masih sederhana
dan mirip dengan masalah kontekstualnya.
c. Karakteristik PMRI
Treffers dalam Wijaya (2012:21-23) menyebutkan PMRI memiliki
lima karakteristik khas yaitu :
1) Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan digunakan sebagai titik awal
pembelajarn matematika. Penggunaan konteks tidak harus berupa
masalah dunia nyata, namun bisa dalam bentuk permainan, alat peraga
dan situasi lain yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh siswa.
Melalui penggunaan konteks siswa dilibatkan secara aktif untuk
melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi
digunakan untuk mengembangkan berbagai strategi pemecahan
masalah.
2) Penggunaan model
Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari
pengetahuan matematika tingkat konkret menuju pengetahuan
matematika tingkat formal.Pembelajaran matematika yang abstrak
terkadang membutuhkan model untuk penyampaiannya. Model yang
digunakan dapat bermacam-macam, dapat berupa benda konkret
maupun semi konkret berupa gambar dan skema.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
3) Pemanfaatan kontribusi siswa
Matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk
yang siap pakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk berkontribusi secara aktif guna
mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diperoleh
strategi yang bervariasi.
4) Interaktivitas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu
melainkan juga proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih
singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan
gagasan mereka. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan adanya
pola interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, siswa dan siswa,
maupun siswa dan sarana pembelajaran. Interaksi dalam pembelajaran
matematika bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan afektif
dan kognitif siswa.
5) Keterkaitan
Matematika terdiri dari banyak konsep yang memiliki
keterkaitan satu dengan yang lain. Keterkaitan ini memungkinkan
adanya integrasi antara topik yang satu dengan topik yang lain. Oleh
karena itu konsep – konsep dalam matematika tidak dikenalkan secara
terpisah.
3. Penggunaan konteks sebagai starting point
Penggunaan konteks sebagai starting point sangat penting dalam
pembelajaran matematika Menurut Wijaya (2012:31) penggunaan konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
dalam pembelajaran matematika dapat membuat konsep matematika lebih
bermakna sehingga mudah dipahami siswa. Sedangkan Kaiser dalam De
Lange dalam Wijaya (2012:12) mengungkapkan bahwa penggunaan
konteks di awal pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa dalam belajar matematika.
Saryanto (2010:44) mengemukakan penggunaan masalah kontekstual
dalam pembelajaran dapat diletakkan di awal, tengah, maupun akhir
pembelajaran. Di awal pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan
siswa menemukan konsep, definisi, maupun pemecahan dari masalah
tersebut. Peletakan di tengah dimaksudkan untuk memantapkan apa yang
telah diperoleh oleh siswa. Peletakan di akhir dimaksudkan untuk
mengembangkan siswa dalam mengaplikasikan apa yang telah
diperolehnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa penggunaan konteks sebagai starting point sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran matematika.
Konteks yang digunakan dalam pembelajaran matematika tidak
harus berupa masalah dunia nyata, namun bisa dalam bentuk permainan,
alat peraga dan situasi lain yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh
siswa (Treffers dalam Wijaya, 2012). Van Den Heuvel-Panhuizen dalam
Wijaya (2012:32), menyebutkan “konteks dalam pendidikan matematika
bisa dipandang secara sempit maupun luas”. Konteks dalam arti sempit
menunjuk pada suatu situasi spesifik yang dibicarakan, sedangkan dalam
arti luas, konteks merujuk pada suatu fenomena kehidupan sehari-hari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
cerita rekaan atau fantasia atau bisa juga masalah matematika secara
langsung.
Roth dalam Wijaya (2012) menyebutkan tiga sudut pandang yang
berbeda terkait definisi konteks. Sudut pandang pertama konteks sebagai
deskripsi situasional suatu masalah. Sudut pandang yang kedua konteks
dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Sudut pandang
ketiga menghubungkan konteks dengan situasi. Berdasarkan pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa konteks dapat berupa masalah dunia nyata
yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa maupun situasi
lain yang dapat dibayangkan oleh siswa.
Roth dalam Wijaya (2012) menjelaskan, masalah matematika tidak
secara otomatis menjadi kontekstual hanya dengan menyusunnya dalam
bentuk cerita situasi, Berdasarkan pernyataan tersebut diperlukan adanya
pengembangan konteks dalam menyelesaikan masalah matematika.
Wijaya (2012:39-40) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan konteks pembelajaran suatu konsep
matematika yaitu:
a. Konteks menarik perhatian siswa dan mampu membangkitkan
motivasi siswa dalam belajar. Konteks tersebut dapat berupa cerita
fiktif , permainan, terkait dengan pengetahuan umum atau mata
pelajaran lain dan berupa suatu penyelidikan atau investigasi.
b. Memikirkan pada suatu situasi seperti apa konsep matematika sering
diterapkan atau ditemukan
c. Konteks tidak melibatkan suatu emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
d. Memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
e. Konteks tidak memihak pada gender.
4. Matematika
James and James dalam Rusffendi (1993 : 27) mengemukakan
matematika adalah ilmu mengenai logika tentang bentuk, susunan,
besaran, dan konsep – konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya
dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar,
analisis dan geometri. Sedangkan Yulianto (2010:63-64) menjelaskan
matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika tidak hanya
merupakan media untuk pernyataan keilmuan, rumus – rumus, tetapi juga
untuk pernyataan hasil pemikiran dan proses berpikir.
Rusffendi (1993:37) mengemukakan bahwa matematika
merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk –
bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal – hal itu. Hal
ini berati belajar matematika adalah belajar tentang konsep – konsep dan
struktur – struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta
mencari hubungan antara konsep – konsep dan struktur – struktur tersebut.
Berdasarkan uraian di atas matematika menurut peneliti adalah ilmu yang
mempelajari konsep – konsep yang saling berhubungan satu dengan yang
lain.
5. Bangun Ruang
Ismadi (2006 : 4) mengungkapkan bangun ruang bisa disebut juga
bidang banyak atau polyhedron. Nama polyhedron ditentukan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Prisma
banyaknya sisi yang dimiliki. Thyer and Maggs (1971:62) menyatakan
“we can also introduce the names of commons mathematical two and three
dimensional shapes. This includes the names of polygons, prisms, and
pyramids.” Copeland (1967:267) menyatakan “geometric objects having
the properties length, width, and depth involve the mathematics of solid
geometric.”
Pada umumnya bangun ruang yang telah kita kenal adalah balok,
kubus, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Benda – benda yang
berbentuk bangun ruang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
seperti dadu, televisi, kotak, kaleng roti, gelas, toples, dan lain sebagainya.
Di bawah ini adalah gambar bentuk – bentuk bengun ruang.
Limas sigiempat Tabung
Kubus Balok
Kerucut Bola
Prisma segiempat Prisma segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Mustaqim (2008:207) menyatakan bangun ruang memiliki tiga
unsur yaitu :
a. Sisi
Sisi merupakan bidang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar
suatu bangun ruang.
b. Rusuk
Rusuk merupakan garis pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis
pada bangun ruang.
c. Titik sudut
Titik sudut merupakan pertemuan dari tiga buah rusuk atau lebih dari
bangun ruang.
Agus (2008) mengemukakan bahwa pelajaran bangun ruang
menekankan pada pengamatan pada obyek dan penalaran berdasarkan
pada benda-benda sebenarnya dan gambar-gambar yang bersesuaian.
Kegiatan yang dimulai dengan eksplorasi sifat-sifat berbagai bangun
geometri ruang, menemukan sifat-sifat itu melalui model-model dan
akhirnya menyusun sebuah kesimpulan umum, merupakan ciri dari
pelajaran geometri di sekolah dasar.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas bangun ruang menurut
peneliti adalah bangun tiga dimensi yang memiliki tiga unsur, yaitu sisi,
rusuk dan titik sudut. Bangun ruang pada penelitian ini dibatasi pada
bangun balok dan kubus.
a. Kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Sulardi (2006 : 207) mengemukakan kubus adalah bangun
ruang yang terdiri dari enam sisi berbentuk persegi. Sedangkan
menurut Mustaqim (2008:208) kubus adalah sebuah bangun ruang
yang dibatasi oleh enam persegi yang berukuran sama. Simangunsong
(2008:46) menyatakan kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh
3 pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Berdasarkan uraian
di atas kubus menurut peneliti adalah bangun ruang yang dibentuk oleh
6 persegi yang sama dan sebangun.
Sulardi (2006 : 207) menjelaskan kubus memiliki 6 sisi, 12
rusuk dan 8 titik sudut. Berikut gambar kubus ABCD.EFGH
Nama kubus di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar di atas
maka :
1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah :
Sisi ABCD sisi EFGH
Sisi ABFE sisi DCGH
Sisi ADHE sisi BCGH
Jadi ada 6 sisi pada bangun kubus ABCD.EFGH
Sisi ABCD = sisi EFGH
Sisi ABFE = sisi DCGH
Sisi ADHE = sisi BCGH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
2) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah :
3) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah :
Titik sudut A Titik sudut E
Titik sudut B Titik sudut F
Titik sudut C Titik sudut G
Titik sudut D Titik sudut H
b. Balok
Mustaqim (2008 : 211) mengemukakan balok adalah sebuah
bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi
panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar
(berhadapan) dan berukuran sama. Sedangkan menurut Ismadi (2006 :
16) balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang sisi
berbentuk persegi panjang yang masing-masing pasangan sama dan
sebangun. Berdasarkan uraian di atas balok menurut peneliti adalah
sebuah bangun ruang yang memiliki tiga pasang (enam buah) sisi
yang berbentuk persegi panjang yang setiap pasang sisinya kongruen.
Benda di sekitar kita yang termasuk balok antara lain adalah lemari,
kardus makanan, tempat pensil, kotak tisu, dan lain sebagainya. Untuk
lebih mengetahui balok berikut ditampilkan gambar balok
ABCD.EFGH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Berikut dijelaskan sifat-sifat balok :
Nama balok di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar di atas
maka :
1) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah :
Sisi ABCD sisi EFGH
Sisi ABFE sisi DCGH
Sisi ADHE sisi BCGH
Jadi ada 6 sisi pada bangun balok ABCD.EFGH
Sisi ABCD = sisi EFGH
Sisi ABFE = sisi DCGH
Sisi ADHE = sisi BCGH
2) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah :
Jadi ada 12 rusuk pada bangun ruang balok ABCD.EFGH
= = =
= = =
= = =
3) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah :
Titik sudut A Titik sudut E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Titik sudut B Titik sudut F
Titik sudut C Titik sudut G
Titik sudut D Titik sudut H
Berdasarkan uraian di atas sifat-sifat balok yaitu :
a) Memiliki 6 sisi yang berbentuk persegi panjang
b) Memiliki 8 titik sudut
c) Memiliki 3 pasang sisi yang kongruen
d) Memiliki 12 rusuk (4 rusuk tegak, 4 rusuk samping, dan 4
rusuk panjang)
c. Jaring – jaring kubus dan balok`
Mustaqim (2008:214) mengemukakan jaring-jaring kubus
adalah gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus.
Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi
panjang yang membentuk balok. Berikut adalah contoh gambar jaring
– jaring balok dan kubus :
Jaring – jaring kubus Jaring – jaring balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Eko Rusyan Anan Prasetyo
tahun 2005 dalam Suryanto (2010 :180-181) dengan judul : “Peranan Alat
Peraga dalam Proses Pembelajaran Matematika dengan menggunakan
Pendekatan Matematika Realistik di Sekolah Dasar”. Hasil penelitiannya
adalah peranan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika
dengan pendekatan realistik adalah: (1) membantu siswa untuk
mempermudah memahami suatu konsep matematika yang diajarkan, (2)
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga menumbuhkan
respon yang positif kepada siswa terhadap pelajaran matematika, (3)
membuat interaksi yang terjadi baik siswa dengan siswa, siswa dengan guru
semakin positif, (4) menumbuhkan motivasi pada siswa untuk aktif di kelas,
(5) membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan
menemukan sendiri cara penyelesaian masalah dengan metodenya sendiri, (6)
menjadikan suatu konsep matematika lebih bermakna bagi siswa, (7)
membantu guru dalam memimpin diskusi dan merangsang siswa untuk
mengadakan diskusi baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Paulus Pintarko tahun 2005
dalam Saryanto (2010:191-192) yang berjudul “Usaha Guru dalam
Implementasi Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di Sekolah
Dasar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa usaha guru pada tahap
persiapan sebelum mengajar meliputi: membaca buku guru, menyiapkan
media yang akan digunakan, dan membuat RPP. Pada tahap pelaksanaan
telah muncul usaha-usaha guru yang sesuai dengan karakteristik PMRI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika bagi sebagian anak-anak adalah hal yang
abstrak berkaitan dengan angka-angka dan rumus. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan guru cenderung memberi tahu konsep/sifat/teorema dan cara
menggunakannya, mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke pikiran anak
dan anak menerimanya secara pasif dan tidak kritis. Seringkali siswa
menjawab soal dengan benar namun mereka tidak dapat mengungkapkan
alasan atas jawaban mereka. Siswa dapat menggunakan rumus tetapi tidak
tahu dari mana asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu digunakan. Banyak
anak yang merasa bosan ketika belajar matematika karena metode yang
digunakan guru dalam mengajar kurang menarik. Hasil pembelajaran juga
kurang bermakna bagi siswa.
Penggunaan masalah kontekstual dengan pendekatan PMRI mencoba
menggali pengetahuan siswa melalui masalah sehari-hari yang mereka alami.
Pembelajaran diawali dengan sesuatu yang dekat pada siswa serta menggali
pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. Penggunaan cerita, media, alat
peraga dan permainan dimanfaatkan secara optimal. Hal ini bertujuan agar
pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi
siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai konsep
matematika. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengembangkan
penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dalam
pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau yang sering
disebut Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran bangun ruang yang mengakomodasi
masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dalam dengan
pendekatan PMRI di SD Tarakanita Magelang.
Borg and Gall (1983:772) menyatakan Educational research and
development (R&D) is a process used to develop and validate educational
product . Penelitian pengembangan yang lain juga diungkapkan oleh Arifin,
Zaenal (2011:126) penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mengatasi kesenjangan antara penelitian dasar dan
penelitian terapan.
Menurut Sugiyono (2010:407) metode penelitian pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2008
menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempunakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.
Produk tersebut dapat berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Penelitian ini mengembangkan produk yang berupa perangkat
lunak yaitu perangkat pembelajaran bangun ruang untuk siswa kelas IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
B. Desain dan Prosedur Pengembangan
Prosedur atau langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono
(2010:298) seperti yang terlihat pada bagan di bawah ini.
Bagan 1.1 Langkah –langkah penggunaan Research and Development ( R & D )
Menurut Sugiyono (2010:409-427) Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dijabarkan sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari
sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau
dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang
masih baru..
Potensi dan
masalah
Desain
Produk
Pengum-
pulan data
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Ujicoba
Produk
Revisi
Produk
Ujicoba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produksi Massal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
2. Pengumpulan data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka
selanjutnya adalah pengumpulan informasi terkait hal yang dibutuhkan
untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Desain produk
Merumuskan produk apa yang akan digunakan guna menunjang tujuan
dari penelitian. Desain produk penelitian dan pengembangan berupa
segala sesuatu yang dibutuhkan dan dipersiapkan sebelum dilakukan
kegiatan pembelajaran.
4. Validasi desain
Merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,
dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari
yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini
masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta.
5. Revisi desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para
ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan
tersebut digunakan sebagai dasar melakukan revisi.
6. Ujicoba produk
Desain produk yang berupa model pembelajaran dapat langsung
diujicobakan setelah divalidasi dan revisi. Ujicoba tahap awal dilakukan
dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah
disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
7. Revisi produk
Hasil ujicoba model pembelajaran tersebut terkadang masih memiliki
kelemahan, pada tahap ini model pembelajaran yang telah diujicoba
direvisi lagi untuk mendapat hasil yang baik.
8. Ujicoba pemakaian
Setelah revisi produk, maka model pembelajaran diujicobakan dalam
lingkup pendidikan yang lebih luas. Tetapi harus dinilai kekurangan aau
hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi produk
Revisi dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan
yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
10. Produksi massal
Apabila produk telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian,
maka metode pengajaran baru tersebut dapat diterapkan pada setiap
lembaga pendidikan.
Prosedur yang digunakan oleh peneliti mengadaptasi langkah-langkah
penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono yang telah dimodifikasi oleh
peneliti. Prosedur ini perlu dimodifikasi dan berhenti pada tahap revisi desain
karena untuk melaksanakan tahap selanjutnya yaitu ujicoba produk
dibutuhkan waktu yang lebih panjang yaitu 1 tahun mengingat materi yang
diteliti baru dipelajari kembali oleh siswa pada tahun berikutnya. Dalam hal
ini peneliti tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan ujicoba produk.
Namun demikian agar perangkat pembelajaran dapat untuk diujicobakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Potensi dan
masalah
Pengumpulan
informasi
Desain produk
Validasi desain Revisi desain Implementasi pada
sampel terbatas
peneliti melakukan implementasi pada sampel terbatas. Prosedur yang telah
direvisi adalah sebagai berikut :
Bagan 1.2 Prosedur penelitian dan pengembangan
Penjelasan mengenai prosedur penelitian dan pengembangan di atas
adalah sebagai berikut :
1. Potensi dan masalah
Tahap potensi dan masalah dilakukan peneliti dengan observasi
dan wawancara kepada guru kelas. Observasi dan wawancara dilakukan
untuk memperoleh data-data yang diperlukan berkaitan dengan masalah
dalam pembelajaran.
2. Pengumpulan informasi
Pengumpulan informasi dilakukan oleh peneliti dengan studi
literatur. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan
sumber-sumber yang berkaitan denga penelitian. Studi ini dilakukan untuk
menambah informasi tentang penelitian yang dilakukan peneliti yang
nantinya diharapkan mampu membantu peneliti dalam merancang produk
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
3. Desain Produk
Desain produk yang disusun peneliti berupa perangkat
pembelajaran. Perangkat pembelajaran disusun berdasarkan analisis
kebutuhan. Perangkat pembelajaran didesain oleh peneliti menggunakan
pendekatan PMRI. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan
menyampaikan materi secara langsung pada konsep sulit dipahami siswa.
Oleh karena itu pembelajaran yang disusun peneliti mengakomodasi
masalah konteksual sebagai starting point dengan pendekatan PMRI.
4. Validasi desain
Penelitian ini menggunakan jenis validasi dengan expert judgement
oleh dosen ahli dan 1 guru mata pelajaran matematika kelas IV di SD
Tarakanita magelang. Dosen yang melakukan expert judgement adalah E.
Ayunika, MSc, Dra. Haniek S. Pratini, M.Pd dan Veronika Fitri
Rianasari, MSc sedangkan guru yang melakukan expert judgment adalah
Agustina Ari Pratiwi, S.Pd. Validasi dilakukan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan produk.
5. Revisi desain
Revisi terhadap produk yang disusun oleh peneliti adalah
kurangnya petunjuk dan kelengkapan gambar bangun ruang pada LKS.
Produk tersebut segera direvisi dan dipersiapkan untuk dilakukan uji
keterbacaan di SD yang sudah ditentukan oleh peneliti. Desain produk
yang telah lrevisi disebut prototype.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
6. Implementasi pada sampel terbatas.
Implementasi prototype dilakukan peneliti untuk meyakinkan bahwa produk
tersebut dapat diujicobakan dalam pembelajaran.Implementasi prototype
dilakukan di SD yang telah ditunjuk oleh peneliti
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel penelitian belum dapat ditentukan karena
penelitian hanya sampai pada tahap implementasi. Implementasi dilakukan
pada siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang yang berjumlah 36 siswa.
Namun untuk meyakinkan peneliti bahwa produk tersebut layak digunakan
dalam pembelajaran peneliti melakukan uji keterbacaan secara terbatas.
D. Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen pengamatan
penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point dengan pendekatan
PMRI. Instrumen penelitian yang dibuat oleh peneliti divalidasi dengan teknik
expert judgement. Lembar pengamatan berisi indikator – indikator yang
menunjukkan penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran dengan pendekatan PMRI (Lampiran 2).
Peneliti juga menggunakan panduan wawancara sebagai instrumen.
Wawancara dilakukan kepada guru. Panduan wawancara kepada guru terdiri
dari tujuh butir pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai pembelajaran matematika di kelas (Lampiran 1). Instrumen
penelitian lain yang digunakan adalah lembar validasi perangkat
pembelajaran. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
perangkat pembelajaran yang telah disusun. Lembar validasi terdiri dari
lembar validasi silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan soal evaluasi.
E. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan 2 macam cara. Cara tersebut
meliputi :
1. Analisis Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari analisis hasil wawancara, pengamatan
dan juga hasil validasi dari ahli. Hasil wawancara dideskripsikan
berdasarkan panduan wawancara yang digunakan sedangkan hasil
pengematan dijabarkan berdasarkan indikator-indikator yang terdapat pada
lembar pengamatan.
2. Analisis Data kuantitatif
Data kualitattif diperoleh dari analisis hasil validasi dari ahli. Hasil
penilaian masing-masing perangkat dicari nilai rata-ratanya kemudian
disesuaikan dengan nilai interval yang terdapat pada tabel kriteria
penilaian produk. Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat diketahui
apakah perangkat yang disusun perlu direvisi. Berikut adalah tabel
penilaian hasil produk pengembangan menurut Saifudin Azwar dan Setiani
Fatimah (2011 : 171)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Tabel 3.1 Kriteria penilaian hasil produk pengembangan
Interval tingkat pencapaian Kualifikasi
3,25 < M ≤ 4,00 Sangat baik
2,50 < M ≤3,25 Baik
1,75 < M ≤ 2,50 Kurang baik
2,00
-
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan
Peneliti melaksanakan penelitian di SD Tarakanita Magelang. SD
Tarakanita Magelang adalah SD yang bernaung di bawah yayasan Tarakanita.
SD Tarakanita Magelang terletak di kota Magelang tepatnya di jalan Tentara
Pelajar no 25 Magelang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
SD Tarakanita Magelang belum menggunakan PMRI sebagai pendekatan
pembelajaran matematika. Bukti yang menunjukkan bahwa sekolah tersebut
belum menggunakan PMRI sebagai pendekatan pembelajaran matematika
dapat dilihat dari hasil observasi (lampiran 2) dan wawancara (lampiran 3)
dengan guru kelas IV B.
Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui apa saja
kekurangan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa SD
Tarakanita Magelang. Wawancara laksanakan pada tanggal 14 Januari 2012
sedangkan observasi dilaksanakan pada tanggal 09, 16, dan 23 Februari 2012
dengan materi pecahan.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IVB SD Tarakanita
Magelang belum menunjukkan adanya karakteristik PMRI. Guru
mengemukakan bahwa beliau pernah mendengar pendekatan PMRI namun
hanya sebatas mengetahui, apa dan bagaimana pendekatan tersebut digunakan
dalam pembelajaran matematika belum dipahami guru. Metode yang sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
digunakan guru dalam pembelajaran secara umum adalah ceramah, penugasan
dan tanya jawab kadang-kadang diskusi kelompok.
Berdasarkan hasil observasi guru sudah mengaitkan pembelajaran dengan
masalah namun hanya dilakukan secara singkat sebagai apaersepsi
pembelajaran. Masalah yang diungkapkan guru terkadang jauh dari kehidupan
siswa. Siswa kurang diarahkan untuk membangun konsep berdasarkan
masalah yang disampaikan guru.
Penggunaan media dan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran juga
sudah terlihat, namun media dan alat peraga yang digunakan terkadang kurang
menarik bagi siswa. Hal tersebut mengakibatkan siswa terlihat asyik dengan
kegiatannya sendiri dan kurang memperhatikan. Media cenderung digunakan
guru hanya untuk menjelaskan tanpa siswa mengalami secara langsung. Alat
peraga dan media yang hanya berupa gambar juga cukup sulit untuk
dibayangkan siswa. Permainan jarang dilakukan oleh guru dengan alasan
siswa akan menjadi ribut dan menghabiskan banyak waktu.
Ketika pembelajaran berlangsung penggunaan strategi informal masih
jarang terlihat. Guru kurang menjembatani siswa untuk memahami konsep
dengan stategi informal. Materi dan teori disampaikan secara langsung.
Kontribusi yang diberikan siswapun masih kurang. Pemecahan masalah
selama kegiatan pembelajaran berlangsung lebih banyak dilakukan oleh guru.
Siswa memperhatikan dan menerapkannya dalam soal yang diberikan guru.
Sehingga cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa semuanya
sama tidak ada variasi. Kesempatan mengemukakan pendapat masih kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Beberapa siswa tidak dapat mengungkapkan pendapatnya dengan alasan
waktu yang terbatas.
Interaksi guru dan siswa di kelas sudah terjadi dengan baik hal tersebut
terlihat ketika kegiatan tanya jawab berlangsung. Namun pembimbingan bagi
siswa masih kurang terutama untuk siswa yang lemah. Ketika beberapa kali
siswa melakukan kesalahan guru terkadang tidak sabar dalam mengadapinya.
Interaksi siswa dengan siswa cenderung kurang karena ketika kegiatan
diskusi kelompok berlangsung siswa yang pandai cenderung ingin
mengerjakan sendiri. Beberapa siswa juga nampak kurang senang jika
berkelompok dengan siswa tertentu. Hal ini menimbulkan siswa kurang
bisa bekerjasama satu sama lain di dalam kelompok.
Keterkaitan materi dengan topik yang lain dalam matematika sudah
terlihat. Namun frekuensinya masih kurang hanya terbatas pada materi
tertentu saja. Pengaitan materi dengan dengan mata pelajaran lain di luar
matematika tidak pernah dilakukan oleh guru. Materi matematika yang
disampaikan berdiri sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dikemukakan di atas,
maka peneliti menemukan beberapa hal yang menjadi kebutuhan siswa selama
proses pembelajaran matematika di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.
Berikut kebutuhan yang diperlukan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat disimpulkan oleh peneliti
1. Penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point dibutuhkan dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
2. Penggunaan model dibutuhkan dalam penyampaian materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
3. Siswa membutuhkan kesempatan dan motivasi untuk berani berkontribusi
saat pembelajaran berlangsung.
4. Interaktivitas dibutuhkan dalam proses pembelajaran terutama antara
siswa dengan siswa.
5. Pengkaitan materi yang dipelajari dengan mata pelajaran lainnya
dibutuhkan selama proses pembelajaran.
Oleh karena itu peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran
dengan pendekatan PMRI pada kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Materi
perangkat pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh peneliti adalah bangun
ruang. Perangkat pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh peneliti
menngakomodasi lima karakteristik dalam PMRI yaitu penggunaan masalah
kontekstual, penggunaan pemodelan, penggunaan kontribusi siswa,
interaktivitas, dan intertwining. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
memfokuskan pada penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran.
B. Paparan Desain Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang disusun oleh peneliti terdiri dari silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan bahan ajar. Perangkat
pembelajaran yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan yang disimpulkan
peneliti dari hasil wawancara dan pengamatan.
1. Silabus
Silabus yang disusun peneliti berdasarkan KTSP yang sesuai
dengan format BSNP. Penyusunan silabus juga memperhatikan aspek-
aspek dalam pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
Silabus yang disusun oleh peneliti mengakomodasi kelima karakteristik
PMRI. Materi pada silabus ini adalah materi bangun ruang yang fokuskan
pada balok dan kubus.
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan silabus
yang telah dikemukakan di atas dengan mengakomodasi lima karakteristik
PMRI di dalamnya. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh
peneliti terdiri dari 6 buah. Tiga buah untuk materi sifat-sifat bangun ruang
dan 3 buah untuk materi jaring-jaring kubus dan balok.
3. Bahan ajar
Bahan ajar bersumber dari buku paket yang menjadi pegangan
guru dan beberapa buku referensi yang lain. Peneliti juga membuat sebuah
cerita berkaitan dengan materi sebagai pendukung bahan ajar serta
pengadaan dan pembuatan alat peraga. Alat peraga berupa benda-benda
nyata yang ada di sekitar siswa seperti almari, kotak sabun, kotak pasta
gigi dan lain-lain Sedangkan alat peraga yang dibuat oleh peneliti adalah
bangun ruang kubus dan balok.
4. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa disusun berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajarann yang telah dibuat. Lembar kegiatan siswa berisi kegiatan
belajar siswa serta refleksi pembelajaran.
5. Evaluasi
Evaluasi disusun untuk mengetahui tingkat pencapaian belajar
siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Materi evalusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai setelah proses
pembelajaran.
Guru juga melakukan penilaian selama proses pembelajarn
berlangsung. Oleh karena itu peneliti menyusun rubrik penilaian. Rubrik
tersebut terdiri dari penilaian proses dan produk hasil belajar siswa
Setelah menyusun perangkat pembelajaran tersebut peneliti melakukan
validasi ahli (expert judgement). Validasi dilakukan oleh dosen ahli dan guru
mata pelajaran matematika kelas IV di SD Tarakanita magelang. Dosen yang
melakukan expert judgement adalah Dra. Haniek S. Pratini, M.Pd E., Ayunika,
Msc dan Veronika Fitri Rianasari, MSc sedangkan guru yang melakukan
expert judgment adalah Agustina Ari Pratiwi, S.Pd. Berikut Hasil validasi oleh
dosen dan guru.
Tabel 4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran
No. Perangkat pembelajaran Skor rata-rata Kriteria
1 Silabus 3,66 Sangat Baik
2 RPP 3,56 Sangat Baik
3 LKS 3,40 Sangat Baik
4 Bahan ajar 3,50 Sangat Baik
5 Evaluasi 3,60 Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi di atas, perangkat pembelajaran yang disusun
oleh peneliti termasuk kriteria sangat baik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
perangkat pembelajaran yang disusun peneliti layak untuk dikembangkan dan
digunakan. Namun demikian, perangkat pembelajaran yang disusun oleh
peneliti masih perlu direvisi terutama untuk LKS, soal evaluasi dan refleksi
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Peneliti melakukan uji keterbacaan rancangan perangkat pembelajaran
yang telah direvisi. Hal tersebut bertujuan untuk meyakinkan peneliti bahwa
hasil revisi rancangan perangkat pembelajaran tersebut dapat dipahami oleh
pembaca. Uji keterbacaan rancangan tersebut dilakukan pada 6 siswa dan guru
di SDN Turi 2.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan tersebut, siswa dan guru memahami
rancangan tersebut. Ditunjukkan dengan hasil jawaban siswa pada LKS. Siswa
mampu memahami soal-soal yang terdapat pada LKS. Sesuai dengan hasil uji
keterbacaan, guru perlu menekankan perbedaan antara sifat dan ciri-ciri bangun
ruang. Guru juga perlu membantu siswa memahami bagaimana memberi nama
pada bangun ruang. Hasil keterbacaan tersebut, kemudian direvisi oleh peneliti.
Hasil revisi tersebut yang menjadi prototype dalam penelitian ini. Peneliti akan
mengimplementasikannya pada siswa dan guru kelas IV-B SD Tarakanita
Magelang.
C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas
1. Deskripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran
Implementasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam enam kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggl 16 April 2012
pada jam ke- 2 dan ke-3, pertemuan kedua pada tanggal 20 April 2012
pada jam ke-1 dan ke-2, pertemuan ketiga pada tanggal 23 April 2012
pada jam ke-1 dan ke-2, pertemuan keempat pada tanggal25 April 2012
pada jam ke-4 dan ke-5, pertemuan kelima pada tanggal 30 April 2012
pada jam ke-2 dan ke-3, dan pertemuan keenam pada tanggal 3 Mei 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
pada jam ke-4 dan ke-5. Jumlah siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang
ada 36 siswa.
Standar kompetensi materi yang diimplementasikan adalah memahami
sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar yang
terdiri dari dua KD. KD tersebut adalah menentukan sifat-sifat bangun
ruang sederhana dan menentukan jaring-jaring balok dan kubus.
Pertemuan pertama dan kedua membahas mengenai KD satu yaitu
menentukan sifat-sifat bangun ruang (RPP 1 dan 2). Pertemuan ketiga
dilakuakn evaluasi hasil belajar siswa Pertemuan keempat dan kelima
membahas mengenai KD dua yaitu menentukan jaring-jaring balok dan
kubus (RPP 4 dan 5). Pertemuan keenam dilakukan evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
Peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain melakukan pengamatan peneliti juga merekam
kegiatan pembelajaran setiap pertemuan. Hasil rekaman tersebut akan
digunakan untuk bahan pembahasan dan bukti implementasi. Peneliti
melakukan pengamatan terhadap kelima karakteristik PMRI. Pengamatan
yang dilakukan peneliti difokuskan pada karakteristik penggunaan
masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran.
2. Hasil Implementasi dan Pembahasan
Sub bab ini akan membahas mengenai hasil implementasi pada
setiap karakteristik pendekatan PMRI pada materi bangun ruang di kelas
IV-B SD Tarakanita Magelang. Pembahasan akan lebih ditekankan pada
penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
a. Gambaran umum karakteristik PMRI
Selama pelaksanaan implementasi pembelajaran lima karakteristik
PMRI dapat dimunculkan dengan baik. Namun masih ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dan ditambah oleh peneliti terkait dengan
lembar kegiatan siswa. Siswa terlihat antusias dan senang dengan
proses pembelajaran yang mereka alami. Hal tersebut mendorong
siswa untuk memberikan kontribusi secara aktif selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point dalam
pembelajaran nampak pada penggunaan benda-benda bangun ruang
yang ada di sekitar siswa. Berikut transkrip ketika guru menggunakan
bangun ruang untuk memperkenalkan materi.
Keterangan :
G : Guru dan S : Siswa
G : Kemarin ditugasi membawa benda berbentuk kubus, siapa
yang membawa ya?
S : Aku bawa ( siswa menunjukkan kardus berbentuk kubus
yang dibawanya ada juga yang menujukkan kubik).
G : Jangan buat mainan ini salah satu benda berbentuk kubus
(guru memegang benda yang tadi ditunjukkan siswa).
Gambar 4.1 Penggunaan benda nyata dalam proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Pada hari sebelumnya guru memberi tugas kepada siswa untuk
membawa benda – benda yang berbentuk kubus. Hal tersebut dapat
membantu guru dalam menunjukkan benda – benda yang berbentuk
kubus kepada siswa mengingat benda yang ada di kelas maupun yang
disiapkan peneliti terbatas.
Ada beberapa kendala yang muncul ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan dan asyik
bermain dengan benda yang mereka bawa. Namun demikian guru bisa
mengatasi dengan menegurnya sehingga siswa dapat kembali
mendengarkan.
Gambar 4.2 Siswa menggunakan benda untuk bermain
Benda–benda tersebut digunakan siswa untuk mengidentifikasi
sifat–sifat bangun ruang dengan bantuan lembar kegiatan yang
dibagikan guru. Pemanfaatan masalah kontekstual yang ada di sekitar
siswa bermanfaat untuk mempermudah siswa mengenal bangun ruang.
Selain itu penggunaan masalah kontekstual juga terlihat ketika
guru melakukan apersepsi menggunakan cerita sebelum masuk pada
materi pembelajaran. Cerita yang digunakan sebanyak dua kali yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
berupa cerita bersambung yang berjudul “Paijo dan Kotak Ajaib”.
Media yang digunakan dalam cerita berupa benda-benda yang
berbentuk bangun ruang seperti kotak pasta gigi, kotak sabun, tisu
yang berbentuk kotak, kotak minyak wangi dan lain-lain.
Gambar 4.3 Guru bercerita
Cerita digunakan sebagai pengantar untuk mengenal bangun ruang.
Cerita yang disajikan mampu menarik perhatian siswa untuk
mempelajari materi bangun ruang. Benda-benda yang terdapat dalam
cerita seperti yang telah disebutkan di atas mampu mempermudah
siswa untuk mengenal bangun ruang. Karakteristik ini akan dipaparkan
seacara lebih mendalam pada sub bab selanjutnya.
1) Penggunaan model
Penggunaan model dalam implementasi pembelajaran nampak
ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Masing–masing kelompok dapat memecahkan masalah yang diberikan
guru dengan menggunakan model benda-benda di sekitar siswa.
Berikut cuplikan transkrip kegiatan pembelajaran menggunakan
pemodelan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
G : Sisi yang mana hayo?
S : 1, 2, 3, 4, 5, 6 (siswa menghitung jumlah sisi
menggunakan benda yang dibagikan).
G : Rusuk yang mana?
S : 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 (siswa menghitung
jumlah sisi menggunakan benda yang dibagikan).
G : Rusuk sayang rusuk…
G +S : 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 (guru dan siswa
menghitung jumlah sisi menggunakan benda yang
dibagikan).
Gambar 4.4 Siswa menggunakan model nyata
Pada transkrip dan gambar yang ditunjukkan di atas siswa terlihat
sedang menggunakan model berupa benda nyata untuk mengetahui
konsep tentang sifat-sifat balok. Selain itu penggunan model juga
terlihat ketika siswa berusah menemukan strategi untuk membuat
jaring- jaring.
Gambar 4.4 Siswa menggunakan model dalam menggambar bangun ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
Penggunaan model bermanfaat sebagai jembatan dari pengetahuan
matematika tingkat informal menuju tingkat formal. Siswa
menggunakan benda-benda nyata sebagai model sehingga menemukan
suatu konsep. Selanjutnya baru siswa di hadapkan dengan kalimat
matematika. Hal ini akan mempermudah siswa dalam memahami
konsep secara lebih mendalam.
Kendala yang dihadapi ketika menerapkan karakteristik
penggunaan model adalah siswa kurang mampu untuk menentukan
ukuran jaring-jaring yang harus mereka buat dengan model yang telah
ditentukan. Namun pada kegiatan selanjutnya atas saran dari guru
peneliti membuat rancangan model yeng mempermudah siswa
membuat jaring-jaring. Rancangan model tersebut berupa kertas
dengan kotak-kotak berbentuk persegi.
2) Kontribusi siswa
Karakteristik selanjutnya adalah kontribusi siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk menggunakan media yang dibagikan. Siswa
menyelesaikan masalah dengan media tersebut. Di sini terlihat ada
beberapa strategi yang digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah.
Berikut kutipan transkripnya.
S : persegi yang membentuk sisi ketika dilipat
G : belum
S : petak petak yang terdiri dari persegi
G : belum ini terdiri dari 1 atau beberapa persegi
S : beberapa persegi
G : beberapa persegi itu merupakan gabungan atau tidak
S : iya
G : jadi apa? Gabungan dari
S : gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
G : gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus
atau gabungan dari 6 persegi yang membentuk kubus
disebut dengan jaring-jaring kubus gabungan dari 6 buah
persegi yang membentuk kubus nah itu yang dimaksud
dengan jaring- jaring kubus.
Gambar 4.6 Siswa berusaha memecahkan masalah
Berdasarkan transkrip di atas banyak jawaban yang diungkapkan
oleh siswa. Jawaban yang diungkapkan oleh siswa di dapatkan dari
menganalisis bangun kubus yang sudah mereka bongkar. Mereka
mempunyai banyak pilihan cara untuk menyelesaikan masalah sampai
ditemukan jawaban yang tepat. Ketika mereka diberi tugas untuk
membuat jaring-jaring kubus menentukan sendiri model jaring-jaring
mana yang ingin digunakan.
Guru memberikan pertanyaan yang memancing siswa menemukan
jawaban atas permasalahan. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa untuk memancing siswa mengungkapkan pendapatnya. Tidak
semua pendapat yang dikemukan siswa benar terkadang masih ada
yang salah, namun guru dengan sabar menambahkan pendapat siswa
sehingga dapat memperolah jawaban yang benar. Pada akhir kegiatan
pembelajaran guru mengajak siswa untuk menarik kesimpulan dari apa
yang telah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
Manfaat dari kontribusi siswa adalah siswa dapat