pkm kel.qu

18
A. JUDUL PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH dari TAHUN ke TAHUN B. LATAR BELAKANG MASALAH Khusus daerah Bali, pembudidayaan kakao masih sangat rendah peminatnya. Hal ini disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat tentang tanaman kakao tersebut baik dari segi pembudidayaannya maupun dari segi perekonomiannya. Masyarakat selama ini hanya mengenal kakao sebagai tanaman pekarangan dan tanaman tahunan. Jika dilihat dari sejarah dan perkembangan kakao, pada abad modern seperti saat ini hampir semua orang mengenal cokelat yang merupakan bahan makanan favorit bagi anak-anak dan remaja. Bahan makanan dari cokelat juga mengandung gizi yang tinggi karena didalamnya terdapat protein dan lemak serta unsur-unsur penting lainnya. Selain digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan, kakao dalam produk setengah jadi berupa lemak cokelat (cocoa butter) yang umumnya digunakan oleh industri farmasi dan industi kosmetika (bahan pembuat lipstick). Pada masa yang akan datang, komoditas biji kakao di Indonesia diharapkan memperoleh posisi yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya, seperti karet, kopi, dan kelapa sawit, baik dalam luas areal maupun produksinya. Sumbangan nyata biji kakao terhadap perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri kakao. Sumbangan lainnya adalah penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, baik industri bahan makanan maupun industri kosmetika dan farmasi. Yang tidak kalah pentingnya dari munculnya industri kakao

Upload: marsiningsih-yanyan

Post on 22-Jun-2015

564 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pkm  kel.qu

A.JUDUL

PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH dari TAHUN ke TAHUN

B.LATAR BELAKANG MASALAH

Khusus daerah Bali, pembudidayaan kakao masih sangat rendah peminatnya. Hal ini

disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat tentang tanaman kakao tersebut baik dari segi

pembudidayaannya maupun dari segi perekonomiannya. Masyarakat selama ini hanya

mengenal kakao sebagai tanaman pekarangan dan tanaman tahunan.

Jika dilihat dari sejarah dan perkembangan kakao, pada abad modern seperti saat ini hampir

semua orang mengenal cokelat yang merupakan bahan makanan favorit bagi anak-anak dan

remaja. Bahan makanan dari cokelat juga mengandung gizi yang tinggi karena didalamnya

terdapat protein dan lemak serta unsur-unsur penting lainnya. Selain digunakan untuk

membuat berbagai jenis makanan, kakao dalam produk setengah jadi berupa lemak cokelat

(cocoa butter) yang umumnya digunakan oleh industri farmasi dan industi kosmetika (bahan

pembuat lipstick).

Pada masa yang akan datang, komoditas biji kakao di Indonesia diharapkan memperoleh

posisi yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya, seperti karet, kopi, dan kelapa

sawit, baik dalam luas areal maupun produksinya. Sumbangan nyata biji kakao terhadap

perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri kakao.

Sumbangan lainnya adalah penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, baik industri

bahan makanan maupun industri kosmetika dan farmasi. Yang tidak kalah pentingnya dari

munculnya industri kakao adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi jutaan penduduk

Indonesia, dari tahap penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, industri, dan

pemasaran.

C.RUMUSAN MASALAH

1. Daerah manakah yang sesuai atau dinilai baik untuk penanaman kakao, khususnya di

Bali?

2. Seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang kakao?

3. Seberapa besar minat masyarakat dalam membudidayakan kakao?

4. Apa saja kendala dalam membudidayakan kakao?

Page 2: Pkm  kel.qu

D.TUJUAN

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memilih daerah atau lahan yang dinilai

baik untuk membudidayakan kakao, khususnya di Bali. Kakao merupakan tanaman

tahunan yang memerlukan lingkungan khusus untuk dapat berproduksi dengan baik.

Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis. Di daerah itu suhu udara tahunan

tinggi dengan variasi tinggi, curah hujan tahunan tinggi dengan musim kemarau

pendek, kelembapan udara tinggi, dan intensitas cahaya matahari rendah.

2. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang kakao. Seperti yang telah dibahas

sebelumnya, bahwa masyarakat secara umum selama ini hanya mengenal kakao sebagai

tanaman pekarangan tanpa tahu bagaimana cara membudidayakannya dan

mengolahnya menjadi makanan. Selama ini masyarakat hanya mengenal kakao dalam

bentuk produk jadi seperti, berbagai jenis makanan, es krim, maupun berbagai jenis

permen cokelat. Jika dilihat lebih jauh, Indonesia belum mampu memproduksi kakao

dengan jumlah maupun kualitas yang baik. Lain halnya dengan Negara-negara lain

seperti Pantai Gading, Brasil dan Ghana yang mampu memproduksi kakao dengan

kualitas yang baik,

3. Untuk mengetahui minat masyarakat dalam membudidayakan kakao. Membudidayakan

kakao sebenarnya tidak begitu sulit jika kita mengetahui atau mengenal tanaman

tersebut. Kurangnya minat masyarakat, disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan juga

perhatian dari pemerintah. Sebenarnya menanam kakao tidak membutuhkan investasi

dalam peralatan atau keterampilan yang tinggi untuk pengolahannya. Jika

disosialisasikan dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia suatu hari nanti biasa

memenuhi penyediaan bahan baku dalam industri makanan, industri farmasi dan

kosmetika bahkan bisa mengekspornya.

4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami masyarakat dalam membudidayakan

kakao. Secara umum kendala masyarakat dalam membudidayakan kakao adalah

kurangnya minat dan pemahaman tentang tanaman tersebut. Sedangkan jika dilihat dari

masalah yang ada pada tanaman tersebut, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan kakao. Diantaranya, hama serangga yang menurut Entwistle (1972)

terdapat lebih dari 130 spesies serangga yang berasosiasi dengan tanaman kakao

Page 3: Pkm  kel.qu

(conopomorpha cramerella snellen) atau PBK, kepik penghisap buah (helopeltis

antonii sign), ulat kilan (hyposidra talaca walker), penggerek batang atau cabang

(zeuzera coffeae), dan ulat api (darna trima).

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Penelitian yang berjudul “ Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun”

ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memilih lahan yang sesuai, menambah

pemahaman tentang kakao, menumbuhkan minat masyarakat dalam membudidayakan kakao,

serta membantu masyarakat dalam menghadapi kendala-kendala dalam membudidayakan

kakao khususnya di Bali.

F. KEGUNAAN

1. Aspek Ekonomi

Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat

tentang budidaya kakao, dan pemilihan lahan yang sesuai sehingga dapat membantu

mengatasi permasalahan ekonomi, menciptakan berbagai lapangan pekerjaan sekaligus

mengurangi pengangguran dimasyarakat.

2. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk membantu dalam bidang industri

makanan (dalam pembuatan makanan, es krim, permen dan lain-lain), industri

kosmetika(pembuatan lipstick) dan farmasi.

G.TINJAUAN PUSTAKA

Kakao ( Cocoa organization ) merupakan salah satu makanan pokok dari setengah penduduk

dunia yang dimana kakao dapat menghasilkan ekonomi yang tidak kurang dan yang tidak

Page 4: Pkm  kel.qu

lebih. oleh karena itu, penduduk bali kebanyakan tidak tau cara mengolah kakao dengan baik.

Kakao dapat menghasilkan perekonomian yang sangat tinggi. Selain di Bali kakao banyak

terdapat di daerah papua, Kalimantan dan Sulawesi.

Kakao dapat juga tumbuh di iklim sedang. Selain itu, Penambahan produksi kakao dalam

negeri diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memasok kebutuhan kakao

dunia yang setiap tahun naik dua persen sampai empat persen.

Nilai ekspor kakao periode Januari-Juli 2009 sebanyak 670 juta dollar AS dan naik menjadi

977 juta dollar AS pada periode yang sama tahun 2010. Di perkirakan nilai ekspor kakao

selama tahun 2010 akan meningkat dibanding tahun 2009 yang nilainya total 1,38 miliar

dollar AS. Industri pengolahan kakao nasional mulai pulih, Perusahaan-perusahaan yang

sebelumnya menghentikan operasi karena kekurangan bahan baku kembali berproduksi

dengan kapasitas penuh. "Saat ini sudah pulih. Sampai akhir tahun 2009 paling tidak sudah

ada enam perusahaan yang memroduksi 150 ribu ton kakao olahan, dan tahun ini angkanya

diperkirakan bergerak menjadi 200 ribu ton,".

Beberapa perusahaan pengolahan kakao, juga sudah merencanakan ekspansi produksi mulai

2011 sehingga tahun depan produksi kakao olahan diproyeksikan bisa naik sampai 300 ribu

ton, atau bisa mengolah hampir 50 persen dari total produksi biji kakao nasional.industri

peningkatan nilai tambah biji kakao dalam negeri, mengingat sebelumnya hampir 80 persen

produksi biji kakao nasional langsung diekspor. Pemulihan industri pengolahan kakao dalam

negeri antara lain terjadi karena penerapan biaya keluar biji kakao pada April 2009. Terbukti

dapat mendorong pertumbuhan industri pengolahan kakao nasional dan menarik masuknya

investasi asing pada sektor tersebut. Pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan industri

pengolahan kakao, yang selama ini masih didominasi perusahaan Eropa dan Amerika Serikat,

di dalam negeri antara lain dengan menetapkan biji kakao sebagai barang ekspor yang

dikenai biaya keluar. Tidak hanya itu Kakao Indonesia sangat disenangi oleh konsumen di

Amerika, Eropa dan Cina, Kakao yang diproduksi petani, mulai dapat ditingkatkan yaitu

mulai merintis cara pengolahan dari tanpa permentasi ke permentasi. Struktur lemak kakao

Indonesia lebih keras dibandingkan dengan kakao dari negara lain, sehingga sangat baik

untuk bahan industri " Butter Cocoa". Peluang daya saing Kakao sudah mulai meningkat.

Bahan baku untuk agroindustri kakao cukup tersedia yaitu di Kabupaten Tabanan ada sekitar

3.000 ton (sekitar 43%) dari produk kakao di Bali dan di Kabupaten Jembrana ada sekitar

2910 ton (sekitar 42%) dari total produksi di Bali. Prospek Kakao permentasi banyak di

butuhkan untuk industri kosmetik.Kakao tanpa permentasi dibutuhkan untuk industri lemak

kakao. Segmen pasar Kakao yaitu: Amerika Serikat, Hampir di seluruh negara di Eropa,

Cina, dan Hampir di seluruh negara di Asia Tenggara. Sementara negara-negara Eropa dan

Page 5: Pkm  kel.qu

AS yang tak memiliki tanaman kakao justru menjadi negara-negara yang mencatatkan

konsumsi kakao. Masyarakat Indonesia bisa meningkatkan konsumsi kakao. Hal ini erat

kaitannya dengan masalah perluasan pasar di dalam negeri meski sangat tergantung dengan

tingkat pendapatan masyarakat.

Indonesia dinilai memiliki kemampuan untuk memproduksi biji kakao dalam jumlah cukup

besar. Selain itu, tingkat konsumsi kakao di Indonesia dan negara Asia lainnya masih sangat

rendah, jika dibanding beberapa negara Eropa. "Jadi, ini menunjukkan komoditas kakao

masih cukup potensial. Kakao merupakan penyumbang ekspor ketiga terbesar dalam

kelompok produk ekspor hasil pertanian. Terkait peningkatan ekspor beberapa komoditas,

Kementerian Perdagangan menjalankan program 10+10 dengan menetapkan prioritas pada 10

produk utama dan 10 produk potensial.

Disoroti juga lemahnya posisi tawar petani kakao Indonesia di pasar Internasional, karena

kurangnya informasi pasar, dan sistem perdagangan biji kakao di tingkat petani dikuasai oleh

eksportir asing. Apalagi kemudian adanya perlakuan diskriminatif di beberapa negara tujuan

ekspor seperti Cina, Malaysia, India da Eropa terhadap produk kakao olahan Indonesia

(cocoa butter dan cocoa powder) dengan pengenaan tarif Biaya Masuk (BM) antara 15 persen

hingga 38 persen.

Negara tujuan utama ekspor biji kakao antara lain Malaysia, Amerika, Singapura, Brazil dan

Cina yang mencakup 93,1 persen dari total ekspor kakao Indonesia. Sementara permintaan

kakao dunia selama periode 2004-2008 menunjukkan peningkatan yang terlihat dari laju

pertumbuhan impornya sebesar 3,39 persen per tahun. Hingga saat ini, negara yang

memperdagangkan kontrak berjangka komoditi kakao di bursa berjangka hanya ada dua

negara. Yakni, Amerika Serikat dan Inggris. Di bursa LIFFE, NYBOT, NYMEX dan CME.

Dua negara itu diketahui tidak memiliki kebun kakao, tetapi mereka mampu

memperdagangkan kontrak berjangka kakao secara likuid. Hal itu, selain sejarahnya yang

panjang, dua negara tersebut merupakan pasar hilir konsumen kakao. Dan, di wilayah Eropa

serta Amerika terdapat sejumlah produsen kakao terbesar di dunia. Menurut ketua Askindo,

Halim A Razak, bila Indonesia sungguh-sungguh memperdagangkan kontrak berjangka

kakao, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia yang memperdagangkan komoditi kakao.

Hal ini akan menguntungkan bagi pengusaha kakao, karena tidak perlu lagi bertransaksi di

bursa luar negeri.

Pada tahun 1975 pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian dan mendukung industri

kakao , kemudian berhasil menaikkan produksi kakao per hektar melalui penggunaan bibit

Page 6: Pkm  kel.qu

unggul Uper Amazon Intereclonal Hybrid , yang merupakan hasil persilangan antar bibit dari

daerah kulon dan sabah . Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Klas : Dicotyledonae

Sub klas : Dialypetalae

Famili : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L.

Kakao di Indonesia diusahakan oleh perusahaan perkebunan Negara dan swasta serta

perkebunan rakyat. lokasi perusahaan perkebunan skala besar yang diusahakan Negara

terletak di Sumatra utara, jawa tengah ,dan jawa timur, sedangkan perkebunan rakyat terdapat

di Maluku, Irian Jaya, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa

Tenggara Timur. Pada tahun 1988 areal tanaman kakao mencapai 213.612 ha. Luas

perkebunan pada tahun 1991 mencapai 350.442 ha dengan produksi 121.651 ton coklat, di

Bawa Barat pada tahun 1998 mencapai 18.662 ha dengan produksi 6.404,3 ton ( pusat

penelitian kopi dan kakao Indonesia, 2004 ).

Menurut Sunanto ( 1994 ) jenis kakao yang banyak di budidayakan adalah jenis :

a. Criollo, Merupakan kakao yang menghasilkan biji bermutu sangat baik dan di kenal

sebagai mulia, fine flavor cocoa, choiced cocoa atau edel cocoa. Buahnya berwarna

merah atau hijau, kulit buahnya tipis berbintik-bintik kasar dan lunak. Biji buahnya

berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih.

b. Forastero, menghasilkan biji kakao yang bermutu sedang dan dikenal sebagai ordinary

cocoa atau bulk cocoa. Jenis kakao ini berasal dari bahai ( brazil ). Buahnya berwarna

hijau kulitnya tebal. Biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledonnya berwarna ungu.

c. Trinitario, merupakan hybrid alami dari Criollo dan Forastero, sehingga menghasilkan

biji kakao yang dapat termasik fine flavor cocoa atau bilk cocoa. Jenis trinitario yang

Page 7: Pkm  kel.qu

banyak ditanam di Indonesia adalah Hibrid Djati Runggo ( DR ) dan Uppertimazone

Hybrida ( kakao lindak ). Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam-

macam.

H . METODE PELAKSANAAN

Metode Penelitian

1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di provinsi Bali, khususnya wilayah kabupaten Jembrana

kecamatan Negara Desa Yeh Embang. Yang merupakan desa terpilih untuk kegiatan

laboratorium Agroekoteknologi dengan zona lahan kering dataran tinggi.

1.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh

melalui wawancara yang dilakukakan kepada beberapa masyarakat diwilayah kabupaten

Jembrana.

1.3 Teknik Analisis Data

Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1.3.a. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh berupa Laporan serta hasil dari wawancara di desa Yeh Embang.

Perencanaan dan implementasi memerlukan dukungan data, informasi yang akurat dan

lengkap. Inventarisasi potensi sumber daya meliputi: biofisik dan eksisting teknologi

dilokasi kegiatan. Data dan informasi tersebut dikumpulkan melalui survey lapangan

dengan metode Participatory Rural Appraisal /PRA.PRA merupakan cara belajar dengan

masyarakat untuk menemukan menganalisis dan mengevaluasi kendala dan peluang untuk

mengetahui dan memutuskan dengan kelompok yang terdiri kelompok tani atau tokoh

masyarakat. Dalam pelaksanaan PRA terperoleh tanaman terpilih oleh petani berturut-

turut.antara lain adalah : Kakao, kopi dan kacang tanah. Masalah yang diproleh pada

tanaman kakao antara lain:produksi rendah, serangan hama dan penyakit. Di masukkan

kedalam sebuah tabulasi data yang menggunakan aplikasi Microsoft excel untuk

memudahkan menganalisis data.

1.3.b. Alat dan Bahan :

Autoclave, aluminium foil, cork borer, beaker glass, kompor gas, jarum oose, kain kasa,

laminar flow cabinet, labu Erlenmayer, kertas label, paper disc, kertas wathman no.2, piring

petri, sendok pengaduk, lampu bunsen, pinset, pisau kecil, test tube, pipet mikro, gelas ukur,

mag mixer, suntikan free cell, panci, tissue, penggaris, pulpen/pensil, plastic 2 kg dan kertas

millimeter blok.

Page 8: Pkm  kel.qu

I. JADWAL KEGIATAN

NO

JADWAL KEGIATANWAKTU PELAKSANAAN MINGGU KE-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 Persiapan                          a. Survey Lapangan V                        b. Persiapan Bahan-bahan   V                    2 Pelaksanaan                          a. Pengumpulan Data     V V V V              b. Pengolahan Data             V          c. Analisis Data                V        

 d. Perumusan dan Hasil Kesimpulan

                VV    

3 Tahap Pelaporan                          a. Penyusunan Laporan                     V V

J.RANCANGAN BIAYA

NO BIAYA HABIS PAKAI JUMLAH ( Rp )

1 1 lusin buku tulis Rp 34.500

2 6 pulpen faster Rp 15.000

3 konsumsi  

 a. makanan, 3 kali sehari x 6 orang x 10 hari

Rp 1.260.000

  b. aqua gelas 2 karton Rp 38.000

       TOTAL Rp 1.347.500

     

1PERALATAN PENUNJANG

PENELITIAN JUMLAH ( Rp )

2 sarung tangan ( 6 pasang) Rp 36.000

3 topi (6 buah) Rp 90.000

  masker (6 buah) Rp 21.000

     

  TOTAL Rp 147.000

     

 NO PERJALANAN JUMLAH ( Rp )

1 sewa mobil ( 15 hari ) Rp 3.000.000

2 bensin  

  mobil Rp 1.500.000

  motor Rp 150.000

     

Page 9: Pkm  kel.qu

  TOTAL Rp 4.650.000

     

  BIAYA LAIN-LAIN JUMLAH ( Rp )

1 obat- obatan Rp 50.000

     

  TOTAL Rp 50.000

     

  TOTAL BIAYA KESELURUHAN Rp 6.194.500

Page 10: Pkm  kel.qu

K. DAFTAR PUSTAKA

Soedarsono, dan Pujiyanto, Persiapan Lahan untuk Penanaman Kakao, Makalah Pelatihan

Budidaya dan Pengolahan Kakao, PT. Tulus Tri Tunggal, Jember: PPKKI, 1999

“Pengalaman-pengalaman Ketika Musim Kemarau Panjang pada Tahun 1982”, PT.

Perkebunan XXIII, Perkebunan Indonesia, 1984

Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kakao, Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 1998

Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, 1982

Bahtiar S. Abbas, Dja’far dan Daswir, “Analisa Sensitivitas Usaha Budidaya Kakao

terhadap Keuntungan Antara Pemakaian Penau Kelapa dengan Lantoro

Anonim. 2002c. “Morfologi of Teobroma cacao”.

http://www.pontianak.go.id/aloe/morfologi.html Disidir tanggal 21 maret 2007

CMI. 1981. “Description of Pathogenic Fungsi and Bacteria”. Commonwealth Micologica

Institute England. 1616p.

Dwidjoseputro, D 1983. “Pengantar Mikobiologi”. PT Gramedia. Jakarta. Hal.139-179.

Maudy , E. 1992. “Situasi Pasar Kakao Dunia”.Trubus.Edisi No.267. hal .11-12

Page 11: Pkm  kel.qu

1. Judul Kegiatan : Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun

2. Bidang Kegiatan : PKM-P

3. Bidang Ilmu : Pertanian

4. Ketua pelaksana kegiatan

a. Nama Lengkap : Ni Wayan Marsiningsih

b. NIM : 1005105050

c. Jurusan : Agroekoteknologi

d. Universitas : UDAYANA

e. Alamat rumah dan no tlpn/hp : Perumahan Unud, Blok E no 32

f. Alamat email : [email protected]

5. Anggota pelaksana kegiatan/penulis : 5 orang

6. Dosen pendamping

a. Nama lengkap dan gelar : IR. I Wayan Wiratmaja, MP

b. NIP : 195904181986011001

c. Alamat rumah dan no tlpn/hp : Jln Antasura/Gang Dewisupraba 25

7. Biaya kegiatan total

a. Dikti : Rp. 6.194.500

8. Jangka waktu pelaksana : 12 Minggu

Denpasar, 07 Oktober 2010

Menyetujui

Ketua Jurusan, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Ir. A.A Ngurah Gede Suastika, MP) (Ni Wayan Marsiningsih)

NIP. 195705061986011001 NIM. 1005105050

Pembantu atau Wakil Rektor Dosen Pendamping

(Prof. DR. Ir. IGP Wirawan, M.Sc.) (Ir. I Wayan Wiratmaja, MP)

NIP. 195806271985031005 NIP. 195904181986011001

Page 12: Pkm  kel.qu

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH DARI TAHUN KE TAHUN

BIDANG KEGIATAN

PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :

Ni Wayan Marsiningsih (1005105050)

Ni Komang Suci Prastiwi Sucipta ( 1005105077)

Komang Melati Nusantari K.S (1005105046)

Ni Kadek Juniasih (1005315030)

Marthina Yumthe (0205405021)

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

Page 13: Pkm  kel.qu