pikiranrakyat - universitas padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/... ·...
TRANSCRIPT
Pikiran Rakyato Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1317 18 19 20 ~ 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb oMar OApr OMei eJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes
Analisis
Piala Dunia dan Politil~~~FairPlay~~Ind •nesia
OlehSUMADI
G EGAPgem-pita dan at-mosfer
World Cup atau PialaDunia Afrika Selatan2010 telah menyeru-ak hampir ke seluruhruang-ruang kehidu-pan masyarakatdunia. Kisah suksesAfrika Selatan yangmampu menyeleng-garakan Piala Duniayang ke-to kali sete-lah Perang Dunia II,ditunjukkan denganpembukaan danpelaksanaan pertandingan 32 tim ter-baik dunia yang penuh kesemarakan.Bahkan, Piala Dunia, menurut K.etua
pp Muharnmadiyah Din Syamsudin,telah menjadi semacam "agama baru"yang memiliki nilai-nilai tertentu.Dalam bahasa lain, ritus Piala Duniamenjadi kesakralan.Dalam kajian ilmu sosial, Piala Dunia
dianalogikan sebagai olah raga kolosalyang dikategorikan sebagai ritus mo-dem. Menurut Novak (dalam Mulyana,2008), olah raga tingkat dunia miripdengan upacara keagamaan, karenamencakup tata cara yang dianggap sucidan harus dipatuhi. Terdapatseperangkat aturan, lambang-lambangseperti bendera, lagu kebangsaan, kos-turn, tempat-tempat suci yangdikhususkan bagi pelatih, pemain, wa-sit, penonton, batasan waktu, dan seba-gainya.Dilihat dari aspek ekonomi, Piala
Dunia dipastikan meningkatkan aktivi-tas ekonomi masyarakat dunia takterkecuali Indonesia. Kafe, hotel,rumah makan, warung kopi, dan yang
sejenisnya yang menye-F diakan acara nonton
bareng (nobar) mengala-mi peningkatan pengun-jung yang berimplikasipada naiknya penda-patan. Termasuk penjualantena 1V yangjugamengalami omzet duakali lipat dari hari-haribiasanya.Belum lagi pernak-
pemik Piala Dunia baikitu kaus, gelas, gantun-gall kunci, tas, boneka,dan lain-lain yang bernu-ansa Piala Dunia juga
, menjadi berkah tersendiri bagai parapengusaha. Artinya, piala dunia me-mang bukanlah sekadar pertandingansepak bola. Lebih dari itu, Piala Duniatelah menjadi agenda dan bagian pen-ting kehidupan masyarakat dunia.
**INDONESIA bukanlah bagian dari
32 negara yang berlaga dalam putaranfinal Piala Dunia kali ini. Akan tetapi,sepak bola sudah menjadi bagian dariperanti kehidupan yang penting bagimasyarakat Indonesia. Gegap gempitaAfrika Selatan menjadi gegap gempi-tanya masyarakat Indonesia. Hampirsemua masalah nasional yang pentingtenggelam dalam atmosfer Piala Dunia.Masyarakat saat ini lebih senang
bercerita bagaimana Afrika Selatan,negara yang kondisi politik danekonominya tidak sebaik bangsa lain,mampu melaksanakan Piala Dunia danmemiliki stadion-stadion yang sangatmegah. Padahal, dari modal sekitar 4miliar dollar ASuntuk perhelatan pestaglobal dan akbar ini, diperkirakan ke-untungan bersih hanya ratusanjuta
Kliping Humas Unpad 2010
dollar AS. BagiAfrika Selatan, per-gaulan dunia dan pamor negara lebihpenting daripada modal ekonomi.Bagaimana hebatnya Korea Selatan
sebagai sesama bangsa Asia mampumengalahkan Yunani z-o? Bagaimanadengan pemain-pemain top dunia yangmerumput di liga-liga terbaik dunia?Bagaimana keindahan permainanBrasil dan Belanda? Siapa sosok hebatdalam Piala Dunia? Ada Messi, Chris-tiano Ronaldo, Wayne Rooney, ArjenRobben, dll. Artinya, semua kita me-mang larut dalam sentuhan PialaDunia.Padahal negeri kita, sejujurnya,
sedang menghadapi segudang masalahyang seharusnya memerlukan perha-tian dan pengawasan publik. Tengge-lamnya kasus Century, Susno Duadji,penghancuran KPK,peredaran videoporno yang mengkhawatirkan generasimuda, penggelapan pajak, dana aspi-rasi, dan sebagainya. Semua tersihirdan tenggelam dalam pesta kulit bun-dar Piala Dunia Afrika Selatan. Tidakada isu atau kekuatan yang dapatmenghentikan atau menghalangikedahsyatannya.
**MEMANG, terlalu sulit menje-
laskan alasan keterpikatan sepak bolayang telah menyedotjutaan penge-marnya. Hubungan dengan dunia poli-tik Indonesia, menarikjuga men-jadikan prinsip dasar permainan sepakbola dengan semboyan "My Game isFair Play". Semboyan ini menjadi ben-dera FIFAyang berlaku bagi seluruhperhelatan sepak bola.
Mencermati dunia perpolitikan In-donesia selama satu dasawarsa terakhiratau setelah reformasi 1998 sampaisaat ini, kita belum menemukan politikfair play. Para aktor reformasi yang di-harapkan mampu memperbaiki kon-disi bangsa, setelah memegangjabatan
penting di negeri ini, malah melakukantindakan kontra terhadap reformasi.Artinya, tidakfair play sehingga men-dapat kartu merah yang berujung padapenjara.Begitu juga yang terjadi saat ini.
Dunia politik kita lebih kepada dunia"saling sepak" bukan kerja sama men-ciptakan gal. KPKyang awalnya menja-di lembaga berwibawa, ditakuti parakoruptor, dan memberikan harapanpemberantasan korupsi malah digem-bosi, dikriminalisasi, dan kalau bisabahkan mau dihancurkan.Meredupnya kasus Century karena
inisiator dari anggota DPRyang dalampansus Century juga orang berkasus,sehingga kasus Century sebagai "ko-rupsi yang sistemik" dengan politik da-gangsapi.Susno yang mencoba membongkar
kasus korupsi yang menggurita dikalangan aktor penegak hukum, malahmenjadi pesakitan yang didakwaberbagai kasus. Artinya, tackling, sla-ding, wasit (penegak hukum) yang bo-brok dan berbagai pelanggaran terjadidalam dunia politik kita.Momentum Piala Dunia semestinya
menjadi perhatian kita untukmelakukan pembangunan dan per-baikan bangsa ke depan dengan politikfair play. Fair play membutuhkansang pengadil (penegak hukum) yangmemiliki integritas dan nurani, parapemain yang menjujung sportivitas(eksekutifjlegislatit), penonton yangtertib (mayarakat yang partisipatit),dan pelatih yang memiliki profesionali-tas (pemimpin/pejabat publik). PolitikFair play akan menjamin keadilan dankepuasan semua pihak bagi perbaikanbangsa ke depan dalam menjawabhar~pan masyarakat. Semoga!***
Penulis, kandidat doktor komu-nikasi Unpad.