pijar lokarote 2015

240
Ba’a, 20-21 November 2015 PIJAR Rote Ndao ANTOLOGI KISAH

Upload: pm-x-rote-ndao

Post on 24-Jul-2016

257 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pijar LokaRote 2015 merupakan kumpulan kisah dari relawan lokal, pengajar muda dan relawan pusat dalam mewujudkan LokaRote 2015. Selamat menikmati.

TRANSCRIPT

Page 1: Pijar LokaRote 2015

Ba’a, 20-21 November 2015

PIJARRote Ndao

A N T O L O G I K I S A H

Page 2: Pijar LokaRote 2015

Berhenti mengeluh tidaklah cukup. Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup. Lakukan aksi nyata. Sekarang!

Page 3: Pijar LokaRote 2015

Antologi Kisah LokaRote 2015

Tim PenyusunNorbertus YunendraArsyad IriansyahAshela RisaFrans Mateus SitumorangGinanjar Ummi PratiwiHans Roberto WidiasmoroKarina ManuabaMuhammad Firdaus IsmailMuhammad SholihuddinZakiya Aryana Prawestri

Penyunting Arsyad Iriansyah

Penata Letak Frans Mateus Situmorang

FotograferArunbiarti NuriAndrew PenaDyahaya NurhayatiRizaldi SaefulGinanjar Ummi PratiwiNaybila RisfaNurhadijah Putri

Relawan Pusat LokaRote 2015

Aditya Iqbal MaulanaAulia Rizka DestianaArunbiarti NuriAmanda HusnaAstriana KinantiDessy DesmawatiDiko SatrioDyah NurhayatiFransisca KandidaGania Ika Pramesti PutriIntan MashayuIsnendi Latif NuraniNabiyla Risfa IzzatiNorbertus YunendraNurhadijah Putri Rahma YurikaRatih Kartika SariRizaldi SaefulRolland FanggidaeSiska AndayaniTaufan Dedy Nurtanto

Page 4: Pijar LokaRote 2015

DAFTAR ISI

24

12

58

28

Kisah Peserta24 Mahli Mesias

25 Istini

Aksi LokaRote 2015

Kisah Pengajar Muda58 Arsyad Iriansyah

65 Ashela Risa

74 Frans Mateus Situmorang

80 Ginanjar Ummi Pratiwi

83 Hans Roberto Widiasmoro

85 Karina Manuaba

88 Muhammad Firdaus Ismail

106 Muhammad Sholihuddin

110 Zakiya Aryana Prawesti

Kisah Penggerak Rote28 Anton Johannis

32 Daniel Henukh

34 Ensri Adu

37 Joksan Daud Dakabessy

41 Mariana Jehamat

49 Quinto Bolla

51 Werni Sinlae

53 Yadmi Lian

Page 5: Pijar LokaRote 2015

112Kisah Relawan Pusat116 Aditya Iqbal Maulana

128 Astriana Kinanti Fatrika

139 Aulia Rizka Destiana

145 Dyahaya Nurhayati

153 Fransisca Kandida

159 Gania Ika

170 Intan Mashayu

184 Nabiyla Risfa Izzati

189 Norbertus Yunendra

195 Rahma Yurika

216 Ratih Kartika Sari

233 Rizaldi Saeful

Page 6: Pijar LokaRote 2015

Terus Bergerak,

LokaRote 2015

Tumbuh Serentak

Memasuki tahun kelima Indonesia Mengajar

bekerja di 17 kabupaten dari Aceh

sampai Papua Barat, kami menyaksikan

ribuan orang telah ikut bergerak. Khususnya

di kabupaten Rote Ndao. Para Pengajar Muda

menemukan berbagai kalangan yang memiliki

aspirasi yang tinggi untuk memajukan pendidikan

di daerah mereka, kami menyebut mereka

sebagai Penggerak Daerah.

Saat ini, para penggerak daerah sudah demikian

terbiasanya untuk berkolaborasi satu sama lain

menghasilkan berbagai inisiatif lokal untuk

mendorong kemajuan pendidikan daerahnya.

Di sisi lain, Gerakan Indonesia Mengajar juga

menjadi saksi hadirnya berbagai kalangan di

kota-kota besar yang memiliki aspirasi yang sama

untuk terlibat. Kelas Inspirasi, Indonesia Menyala,

Page 7: Pijar LokaRote 2015

Saat ini, para penggerak daerah sudah demikian terbiasanya untuk berkolaborasi satu sama lain menghasilkan berbagai inisiatif lokal untuk mendorong kemajuan pendidikan daerahnya.

Page 8: Pijar LokaRote 2015

FGIM 2013 dan berbagai inisiatif kerelawanan

yang lain bertumbuh dan menjangkau keterlibatan

masyarakat sipil dari berbagai kalangan di seluruh

Indonesia. Kami percaya, kemajuan pendidikan

hanya bisa diciptakan oleh perubahan perilaku

bersama. Dan perubahan perilaku adalah hasil

dari interaksi.

Maka atas kepercayaan diri kita bersama, Festival

Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) 2015 diadakan

dengan format berbeda. FGIM kali ini akan fokus

untuk melebarkan interaksi penggerak di daerah

dengan relawan di luar 17 kabupaten penempatan

Pengajar Muda.

Kita, bersama-sama, akan menerobos batas-

batas interaksi yang selama ini hadir karena akses

transportasi, jarak, dan rintangan lain. Melalui FGIM

2015, kita akan ciptakan kerumunan positif untuk

kemajuan pendidikan Indonesia. LokaRote adalah

salah satunya.

Dimulai dari niat, dibenturkan dengan aksi.

LokaRote menjadi bukti bahwa Indonesia sedang

bergegas dan semangatnya bisa dirasakan hingga

ke dalam denyut nadi para penggerak pendidikan

di Rote Ndao.

Verba volant, scripta manent. Ucapan akan sirna,

sedang tulisan akan bertahan. Maka demikianlah

tulisan-tulisan ini dikumpulkan, agar selalu jadi

pengingat bagi kita, akan mimpi bersama.

Page 9: Pijar LokaRote 2015

Dimulai dari niat, dibenturkan dengan aksi. LokaRote menjadi bukti bahwa Indonesia sedang bergegas dan semangatnya bisa dirasakan hingga ke dalam denyut nadi para penggerak pendidikan di Rote Ndao.

Page 10: Pijar LokaRote 2015

Aksi LokaRote 2015

Lokakarya inspirasional bernama LokaRote 2015 yang

dilaksanakan di hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 20

dan 21 November 2015 berlangsung dengan sukses.

Betapa tidak, 22 relawan pusat dari kalangan profesional telah

hadir di Kabupaten Rote Ndao dan siap berbagi ilmu serta

pengalaman kepada para peserta. Adapun peserta yang hadir

merupakan perwakilan guru, kepala sekolah, pengawas, siswa

SMA, pengelola taman baca, serta kepala cabang dinas PPO

di tiap kecamatan se Kabupaten Rote Ndao yang berjumlah

sekitar 200 orang.

Acara dibuka oleh ketua panitia, Joksan Daud Dakabessy,

yang merupakan penggerak pendidikan daerah dan berprofesi

sebagai pengawas di Kecamatan Rote Barat, dilanjutkan

dengan materi umum tentang kepemimpinan yang disampaikan

oleh CEO Nutrifood, Pak Mardi Wu, yang juga berkesempatan

hadir di LokaRote 2015.

Ada tiga wahana yang dilaksanakan dalam LokaRote 2015

yaitu Ruang Berbagi Ilmu (RUBI), Ruang Belajar (RuBel) dan

Indonesia Mengajar Broadcasting (IM Bro). Setelah rangkaian

acara pembukaan yang dilaksanakan di Gereja Efata Lekioen

selesai, peserta kemudian berpindah tempat sesuai dengan

wahana yang telah ditentukan.

Page 11: Pijar LokaRote 2015

Peserta RUBI tetap berada di Gereja Efata untuk masuk ke

materi psikologi anak, sedangkan peserta wahana IM Bro

berpindah ke Aula Kantor Kecamatan Lobalain. Adapun peserta

RuBel berpindah ke SMPN 2 Lobalain.

Ruang BelajarTujuan dari wahana Ruang Belajar adalah menumbuhkan

kembali semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran

kreatif kepada siswa dengan memanfaatkan portal ruang

belajar www.belajar.indonesiamengajar.org.

Di hari pertama (20/11/2015), materi yang disampaikan kepada

peserta adalah pembuatan media kreatif berdasarkan contoh

yang sudah ada di portal ruang belajar, dilanjutkan dengan

pembuatan media kreatif dengan memunculkan ide baru dari

peserta. Peserta RuBel yang berjumlah 75 orang kemudian

dibagi menjadi tiga kelas, tiap kelas dibagi menjadi tiga

kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari tujuh sampai

delapan peserta.

Narasumber di kelas pertama adalah Astriana Kinanti, yang

membawakan materi metode kreatif matematika, Pohon Jam.

Di kelas kedua, metode kreatif yang disampaikan oleh Diko

Satria Putro sebagai relawan narasumber adalah metode

kreatif mata pelajaran IPA berbasis kinestetik yaitu materi

Penyerbukan Bunga. Untuk kelas ketiga, relawan pusat yang

menjadi narasumber adalah Amanda, yang menyampaikan

materi metode kreatif Petik Sendiri Soalmu.

LokaRote 2015 | 11

Page 12: Pijar LokaRote 2015

Relawan narasumber juga menyampaikan materi penggunaan microsoft excel yang menjadi kebutuhan para peserta dalam menyelesaikan pekerjaannya seperti pengolahan nilai siswa, rata-rata nilai, ranking dan sebagainya.

LokaRote 2015 | 12

Page 13: Pijar LokaRote 2015

Setelah pembuatan media kreatif sesi I selesai, kegiatan

dilanjutkan dengan pembuatan media kreatif sesi II yaitu

dengan memunculkan ide kreatif dari peserta. Hasilnya, tiap

kelompok berhasil membuat satu contoh media kreatif baru

yang kemudian dipamerkan dalam sesi world cafe. World

cafe adalah sesi dimana satu orang perwakilan tiap kelompok

memberikan penjelasan tentang metode kreatif yang telah

dihasilkan sementara anggota kelompok lainnya berkeliling

layaknya melihat pameran media kreatif.

Salah satu contoh media kreatif yang telah dibuat adalah

Kandangkan Hewanmu, yang merupakan metode kreatif

untuk materi hewan karnivora, herbivora dan omnivora.

Di hari kedua (21/11/2015), peserta hanya dibagi menjadi dua

kelas untuk mengikuti pelatihan IT. Materi yang disampaikan

adalah tentang pengoperasian dasar penggunaan komputer,

pembuatan email serta penggunaan portal RuBel. Untuk

mengawali sesi, peserta diajak untuk menonton video inspiratif

tentang peran guru terhadap siswa. Relawan narasumber

juga menyampaikan materi penggunaan microsoft excel

yang menjadi kebutuhan para peserta dalam menyelesaikan

pekerjaannya seperti pengolahan nilai siswa, rata-rata nilai,

ranking dan sebagainya.

World cafe adalah sesi dimana satu orang perwakilan tiap kelompok memberikan penjelasan tentang metode kreatif yang telah dihasilkan sementara anggota kelompok lainnya berkeliling layaknya melihat pameran media kreatif.

LokaRote 2015 | 13

Page 14: Pijar LokaRote 2015

Setelah materi pelatihan IT selesai, semua peserta RuBel

berkumpul di Aula SMPN 2 Lobalain untuk melakukan

refleksi kegiatan di wahana RuBel selama dua hari. Kemudian

dilanjutkan dengan pembahasan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

dimana peserta berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan

LokaRote di tingkat gugus atau kecamatan masing-masing.

IMBroDalam IMBro sendiri setidaknya 30-an siswa dan siswi SMA/

SMK terlibat dalam pelatihan mading. Di awal sesi pelatihan

dibuka dengan meningkatkan motivasi oleh Pak Predi manager

Nutrifood. Para siswa diajak untuk mengenal diri sendiri serta

merencanakan cita-cita mereka.

Reni salah satu peserta mading menyebutkan bahwa ia makin

termotivasi untuk melanjutkan mimpinya menjadi perawat di

rumah sakit. Usai kegiatan motivasi berlangsung, sesi berlanjut

dipimpin oleh Zakiya sebagai fasilitator pelatihan mading.

Sesi pengenalan apa itu mading serta tujuannya dibawakan

oleh relawan dari Jakarta yaitu Intan Mashayu dan Aulia

Rizka selama satu jam itu.

Setelahnya, pelatihan mading berkutat dengan jurnalistik itu

sendiri yang dibawakan oleh para wartawan dari Rote Online

dan Victory News. Materi yang disampaikan seperti penulisan

wawancara, artikel serta fotografi dalam mading.

LokaRote 2015 | 14

Page 15: Pijar LokaRote 2015

LokaRote 2015 | 15

Page 16: Pijar LokaRote 2015

Sesi pengenalan apa itu mading serta tujuannya dibawakan oleh relawan dari Jakarta yaitu Intan Mashayu dan Aulia Rizka selama satu jam itu. Setelahnya, pelatihan mading berkutat dengan jurnalistik itu sendiri yang dibawakan oleh para wartawan dari Rote Online dan Victory News.

Semua itu membuat para peserta makin bersemangat untuk

kembali menghidupkan mading di sekolah mereka seperti

diungkapkan oleh Dody dari siswa SMA Rote Selatan.

Cuaca yang panas tak menyurutkan semangat mereka,

buktinya mereka diberi tugas oleh fasilitator pelatihan mading

untuk membuat mading. Para peserta dibagi dalam beberapa

kelompok dan semua peserta begitu semangat unjuk gigi

menampilkan karya mading mereka.

Satu jam setengah rupanya tak cukup untuk mengimplemen-

tasikan mading mereka. Akhirnya para peserta mading akan

diminta untuk berkeliling ke karya teman-teman madingnya

lalu menuliskan hal menarik dari mading tersebut di sticky

notes yang dibagikan panitia. Tujuannya agar para peserta

mendapatkan hal-hal baru yang bisa pelajari.

Usai sudah kegiatan pelatihan mading itu, para peserta yang

tidak hanya murid tapi juga guru itu memberikan kesan

positif seperti ingin menghidupkan kembali mading bahkan

mengadakan lomba mading di sekolahnya.

LokaRote 2015 | 16

Page 17: Pijar LokaRote 2015

RUBIBerbeda dengan kedua wahana lainnya, RUBI menyasar tiga

materi utama dalam LokaRote 2015 ini. Materi tersebut adalah

Pengelolaan Taman Baca, Manajemen Berbasis Sekolah dan

Metode Kreatif yang berfokus pada Calistung. Ketiga materi ini

merupakan hasil diskusi antara panitia lokal, Pengajar Muda dan

panitia RUBI pusat. Untuk memperkuat fondasi penyampaian

materi pada ketiga materi tersebut, ditambahkan juga materi

psikologi anak yang kelak menjadi pengantar pada hari pertama

kegiatan (20/12/2015) yang berlangsung di Gereja Efata Lekioen,

kecamatan Lobalain.

Peserta RUBI LokaRote sendiri berjumlah total 98 orang terdiri

dari perwakilan tiap gugus di setiap kecamatan di kabupaten

Rote Ndao dan perwakilan pengurus taman baca di beberapa

titik di Rote Ndao. Setelah menerima materi psikologi anak,

peserta bergerak menuju SMP 2 Lobalain yang berjarak sekitar

200 meter dari gereja. Di sekolah inilah kemudian fokus kegiatan

RUBI bersama dengan RuBel dipusatkan.

Di SMP 2, peserta RUBI terlebih dahulu mendapatkan materi

metode kreatif Calistung yang dibagi menjadi tiga kelas

besar. Sesi yang berjalan selama 120 menit ini nyatanya cukup

seru, terlihat dari antusiasme peserta yang terlibat. Peserta

mendapatkan metode-metode baru yang dapat memperkuat

fondasi baca-tulis-hitung siswa kelas rendah.

Untuk memperkuat fondasi penyampaian materi pada ketiga materi tersebut, ditambahkan juga materi psikologi anak

LokaRote 2015 | 17

Page 18: Pijar LokaRote 2015

Setelah menyelesaikan sesi calistung, peserta kemudian

diberikan materi pengelolaan taman baca dan perpustakaan.

Materi yang diberikan merupakan kiat-kiat mengelola perpusta-

kaan sekolah dan taman baca masyarakat agar keduanya dapat

berjalan lebih konsisten dan menarik bagi masyarakat terutama

anak-anak.

Materi pengelolaan taman baca dan perpustakaan itu kemudian

menjadi penutup acara RUBI LokaRote pada hari pertama.

Page 19: Pijar LokaRote 2015

Pada hari kedua, kegiatan dimulai di SMP 2. Peserta pun

terbagi menjadi dua kelompok materi yang berbeda.

Perwakilan guru dan kepsek dari tiap gugus mendapatkan

materi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sedangkan

perwakilan taman baca masyarakat mendapatkan materi

lanjutan pengelolaan taman baca.

Peserta materi MBS pada kesempatan ini berdiskusi dalam

kelompok kecil untuk merancang sekolah idaman mereka

sedangkan peserta taman baca mengikuti lomba perancangan

taman baca ideal bagi masyarakat. Perlombaan taman baca

impian ini nyatanya sangat menarik karena pesertanya terdiri

dari berbagai latar belakang.

Page 20: Pijar LokaRote 2015

agar keduanya dapat berjalan lebih konsisten dan menarik bagi masyarakat terutama anak-anak.

Berbagai materi tersebut diberikan secara sukarela oleh para

relawan narasumber yang berjumlah 16 orang dan berasal dari

berbagai daerah dan latar belakang pekerjaan. Setelah ketiga

materi tersebut tersampaikan, peserta lalu berkumpul untuk

bersama-sama merancang Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang

akan dilaksanakan di kecamatan masing-masing.

Penutupan

Prosesi penutupan LokaRote 2015 dilaksanakan di Lapangan

SMPN 2 Lobalain, diawali dengan pemetaan harapan dan

komitmen dari peserta LokaRote yang dituangkan di replika

peta Indonesia dan pohon lontar sebagai simbol persatuan dan

kearifan lokal Rote Ndao. Setelah itu peserta RUBI dan RuBel

digabung berdasarkan kecamatan untuk membahas rancangan

RTL bersama.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Rote Ndao, Joseph Pandie, membacakan beberapa harapan

dan komitmen yang telah ditulis peserta dilanjutkan dengan

sambutan singkat serta penutupan secara resmi kegiatan

LokaRote 2015. Seperti yang sudah menjadi kebiasaan

masyarakat Rote Ndao, tarian kebalai pun menjadi sajian

penutup yang menambah semarak event inspiratif ini.

LokaRote 2015 | 20

Page 21: Pijar LokaRote 2015

LokaRote 2015 | 21

Page 22: Pijar LokaRote 2015

ANTOLOGI KISAH

Page 23: Pijar LokaRote 2015

LokaRote 2015 | 23

Page 24: Pijar LokaRote 2015

Bekerja Samauntuk Rote Ndao

Mahli Mesias NGuru - Peserta

SD Inpres Batulai

Terima kasih LokaRote yang

telah memberikan kami

banyak hal menyenangkan.

Karena LokaRote kami bisa

mendapatkan banyak teman

dari tiap-tiap kecamatan yang

ada di Kab. Rote Ndao.

Serta mendapat banyak

pengalaman tentang Metode

Kreatif dari teman-teman

LokaRote, para Relawan, dan

Kaka-Kaka pengajar Muda yang

ada di Kab. Rote Ndao

Harapan saya setelah mengikuti

kegiatan LokaRote ini adalah

seperti Istilah.. “BELUM TAHU

MAKA BERTANYA, SUDAH

TAHU MAKA BEKERJA “ artinya

jangan pernah berhenti untuk

mengembangkan minat dan

bakat yang kita punyai demi

anak-anak yang ada di Kab.

Rote Ndao.

Dan dengan adanya LokaRote

ini sangat membantu dan

Memotivasi kita untuk “

“Bekerja,,,,Bekerja,,,, dan

Bekerja,,,, “ demi Kemajuan

Khususnya Kab. Rote Ndao

dan umumnya NKRI yang

kita cintai.

Karena LokaRote kami bisa mendapatkan banyak teman dari tiap-tiap kecamatan yang ada di Kab. Rote Ndao.

LokaRote 2015 | 24

Page 25: Pijar LokaRote 2015

Penyegaran SudutPandang

IstiniKepala Sekolah - Peserta

SDN Papela Rote Timur

Ajang untuk kita belajar dan

berbagi bagi guru, pengawas

dan kepsek. Kalo diikuti dengan

serius akan menjadi ilmu ber-

manfaat dan sebenarnya ada

pembelajaran yang sudah didapat

tapi dilupakan sehingga guru-

guru lupa akan tupoksinya. Gaji

besar sehingga lupa tugas.

Kalo bisa LokaRote berkelanjutan

karena guru perlu dingatkan terus

dan diasah agar anak-anak lebih

baik di luar sana.

Apa yang kami dapat di LokaRote sangat bagus sekali.

Kita terpencil tapi kita bisa

asal punya aksi dan kemauan.

Melalui LokaRote diharapkan

guru dapat berperan aktif.

Sejujurnya saya sangat senang

sekali tapi ada beberapa

teman yang berkata kurang.

Terkadang malas mengikuti

kegiatan seperti ini namun

yang terpenting adalah

kemauan. Tinggal tergan-

tung cara kita mengubah

mindset teman guru saja.

LokaRote 2015 | 25

Page 26: Pijar LokaRote 2015

Agar guru-guru mau belajar

tidak boleh malu untuk belajar

dari anak muda. Pikiran harus

diasah terus dan tentunya tidak

waktu singkat. Perlahan pasti

bisa. Saya harap ke depannya,

pelatihan tidak hanya dido-

minasi anak muda tapi juga

mengikuti guru-guru senior.

Mungkin ada sudut pandang

yang segar untuk Rote Timur

sendiri.

Saya harap ke depannya, pelatihan tidak hanya dido-minasi anak muda tapi juga mengikuti guru-guru senior.

Rencananya akan diadakan

LokaRote kecamatan pada

rentang Januari sampai

Februari. Ide ini sudah

disampaikan ke forum

Kelompok Kerja Kepala Sekolah

(K3S).

Efek LokaRote di SD Papela

mulai terlihat dari para guru

yang menggunakan tepuk

semangat di sekolah. Walau

sedikit tapi cukup efektif

sehingga membuat kelas

menjadi ceria.

Saya berharap kita bisa

konsisten untuk memajukan

pendidikan di Rote Ndao agar

kelak orang Rote dapat menjadi

narasumber bahkan hingga

ke tingkat nasional.

LokaRote 2015 | 26

Page 27: Pijar LokaRote 2015

Saya berharap kita bisa konsisten untuk memajukan pendidikan di Rote Ndao agar kelak orang Rote dapat menjadi narasumber bahkan hingga ke tingkat nasional.

LokaRote 2015 | 27

Page 28: Pijar LokaRote 2015

Belajar DemokrasiUntuk Rote Ndao

Anton JohannisKepala Sekolah

Relawan Pendidikan Rote Ndao

Maraton ini karena dimulai 2

sampai 3 bulan sebelum acara.

Kekompakan bagus karena

kita rapat bergiliran tempat ke

rumah panitia lokal (panlok).

Kerjasama panlok dengan

demikian cukup terjalin.

Semangat panlok bisa ada

karena dukungan adik-adik PM.

Banyak hal yang di dapat dari

bincang-bincang di LokaRote.

Salah satunya soal demokrasi,

kita belajar dari rapat panitia.

Kadang guru jadi diktator di

kelas karena kebanyakan waktu

dihabiskan bersama murid.

LokaRote persiapannya sungguh maraton dan syukurnya kekompakan kita bagus.

Ketika berdiskusi dengan

panitia ada ego yang

harus ditekan. Bagi saya

yang selama ini di kelas

menjadi top. Saya belajar

berdemokrasi bahwa semua

pendapat tidak semua

harus diterima.

Hal yang bagus dari kita untuk

tetap optimis walau kejelasan

dana belum ada di beberapa

hari sebelum pelaksanaan.

Kita memilih jalan dengan

swadaya dan pengorbanan

panlok sungguh menginspirasi.

LokaRote 2015 | 28

Page 29: Pijar LokaRote 2015

Itu menandakan bahwa segala

sesuatu harus dimulai dari

diri sendiri. Entah itu finansial

maupun intelektual. Kadang

kita lalu, memulai sesuatu

dengan menunggu namun di

LokaRote kita memulai dari

apa yang kita punya.

Kita panlok misalnya, kita

bukan spesialis metode kreatif

tapi kita bisa mulai dengan

mendatangkan narasumber.

Ketika pelaksanaan kerja sama

panlok cukup akur terlihat dari

koordinasi yang sering kita

lakukan. Setiap ada kegiatan

berjalan, kita briefing singkat

menandakan kita mau bergerak

dalam bentuk tim.

Itu menandakan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri. Entah itu finansial maupun intelektual.

Mempersiapkan tempat saja

kita berpindah-pindah lokasinya

karena ingin kegiatan nanti

yang terbaik untuk peserta.

Awalnya auditorium lalu

berkembang ke SMP 2 lalu ke

SD Mokdale dan beranjak ke

SD 1 Baa dan gereja Lekioen

menjadi alternatif terakhir.

Ketika pelaksanaan kerja sama panlok cukup akur terlihat dari koordinasi yang sering kita lakukan.

Ini menjadi ucapan syukur

kepada Tuhan yang selalu

membuka jalan dan akhirnya

diputuskan di Gereja dan SMP 2.

Ini semua berkat hasil kerja

keras kita semua karena

bukan sesuatu yang dapat

diselesaikan dalam 2 hari.

LokaRote 2015 | 29

Page 30: Pijar LokaRote 2015

Target peserta 4 per gugus dari

35 gugus di Rote Ndao dapat

tercapai. Malah lebih. Ada yang

menawarkan untuk menjadi

peserta walau tidak terdata

dalam undangan berarti animo

ada dan terbukti banyak yang

mau belajar.

Rote Tengah 90% hadir.

Yang tidak hadir pun tetap

memberikan rekomendasi

pengganti mereka. Untuk Rote

Tengah sendiri, Rencana Tindak

Lanjut (RTL) akan dimulai

Januari sampai Februari ini

dan bersyukur karena sudah

ada daerah yang memulai

sehingga kelak kita bisa

belajar dari daerah yang

sudah melaksanakan RTL.

Peserta banyak mengcopy

materi acara, hal tentunya

menunjukan semangat mereka

untuk belajar. Dengan waktu

yang singkat dan penyerapan

materi yang berbeda makanya

mereka meminta soft file acara.

LokaRote itu hal positifnya

banyak diantaranya menambah

teman yang bagi saya mereka

itu semua keluarga. Bahkan

narasumbernya ada yang

seumuran dengan anak saya

sedangkan dari para panitia

lokal, saya belajar berkomunitas

baru. Narasumber yang berlibur

di wisata Rote juga bisa

menjadi penyambung lidah

ke masyarakat yang lebih

luas tentang wisata di Rote.

Malah lebih. Ada yang menawarkan untuk menjadi peserta walau tidak terdata dalam undangan berarti animo ada dan terbukti banyak yang mau belajar.

LokaRote 2015 | 30

Page 31: Pijar LokaRote 2015

Selain itu, saya juga jadi belajar

bahwa ketika melakukan

sesuatu yang baik pasti akan

berjalan baik juga karena doa

kepada Tuhan. Selalu ada

tantangan tapi tentunya ada

solusi di sana.

Dampak LokaRote mungkin

belum nampak tapi mulai dari

hal kecil seperti jarimatika dan

tepuk tangan kreatif. Harapan

ke depannya ada pelatihan

semacam ini terutama IT

di Rote Ndao.

Suatu yang baik tidak punya

alasan untuk dihentikan

karena semua demi anak-anak

Indonesia.

Kita panlok harus siap

melanjutkan di waktu depan

dengan mulai dialog lagi karena

bagaimana pun kita akan

merancang hal baru.

Maka dari itu kita harus siap.

LokaRote 2015 | 31

Page 32: Pijar LokaRote 2015

Keberlanjutan Daniel HenukhPengawas tk. TK/SD

Relawan Pendidikan Rote Ndao

kepada relawan panitia,

Pengajar Muda dan relawan

narasumber yang begitu

semangatnya mengadakan

kegiatan LokaRote mulai dari

awal penyelenggaraan sampai

kegiatan dapat dilaksanakan.

Sungguh menginspirasi.

Saat penyelenggaraan Loka-

Rote sendiri saya bertanggung

jawab terhadap kelas ruang

belajar yang materinya adalah

metode kreatif dan pengenalan

website ruang belajar.

Saya sebelumnya mau mengucapkan banyak terimakasih,

Hanya saja dalam penyeleng-

garaannya internet tidak bisa

digunakan karena koneksi maka

kami bersama para relawan

narasumber berbagi tentang

menggunakan Microsoft Excel.

Tujuan dari LokaRote ini adalah

keberlanjutan oleh karenanya

tugas saya sebagai pengawas

di Rote Barat Daya bersama

para guru dan kepala sekolah

untuk mengadakan kegiatan

serupa di tingkat gugus untuk

membudayakan berbagi materi.

LokaRote 2015 | 32

Page 33: Pijar LokaRote 2015

Saya terharu ternyata salah

satu gugus sudah mengadakan

kegiatan serupa dua minggu

setelah pelaksanaan selama

tiga hari di di SD Tudameda.

Ke depan akan menyusul di

SD Madokai. Tentunya, pada

program semester dua saya

berharap terjadi peningkatan

pendidikan dalam tingkat lebih

kecil yaitu sekolah mengadakan

kegiatan serupa.

Saya cukup terharu atas paket

pengorbanan dari para relawan

narasumber untuk datang ke

Rote lalu berbagi kepada para

pendidik dengan latar belakang

mereka yang nyatanya bukan

dari pendidikan.

Terakhir, saya mau memohon

maaf sekiranya selama kegiatan

berlangsung kami belum bisa

menjamu dengan baik atau

kurang maksimal.

Soda Molek! Salam sejahtera

untuk kita semua.

Tentunya, pada program semester dua saya berharap terjadi peningkatan pendidikan dalam tingkat lebih kecil

Pak Mardi Wu memberikanseminar kepemimpinan

LokaRote 2015 | 33

Page 34: Pijar LokaRote 2015

AntusiasmeLokaRote

Ensri AduGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

dan yang tertinggal adalah rasa

rindu. Rindu pada teman-teman

relawan narasumber yang luar

biasa semangatnya berkorban

waktu, tenaga, dan materi.

Rindu teman-teman relawan

panitia yang sudah bahu mem-

bahu mengorbankan waktu,

tenaga juga materi demi ter-

laksananya kegiatan LokaRote

2015. (Terharu saat menulis

ini kala terbayang semangat

teman-teman panitia).

Terimakasih yang tak terhingga

untuk Pemda Kabupaten Rote

Ndao yang telah membantu secara

finansial. Rasa rindu ini teriring

do’a agar kita tetap berkolaborasi

dalam semangat yang sama demi

kemajuan pendidikan dan masa

depan anak-anak terkasih di

Kabupaten Rote Ndao.

LokaRote 2015, walau telah berlalu

namun gaungnya terus terngiang

memotivasi saya untuk terus

berbuat hal-hal kecil yang bisa

memantik semangat dari orang-

LokaRote 2015 telah berlalu dua pekan lebih,

LokaRote 2015 | 34

Page 35: Pijar LokaRote 2015

orang luar biasa di sekeliling

saya yang mau dan turut

ambil bagian dalam setiap

kegiatan yang dilakukan untuk

pendidikan anak-anak terkasih

di Rote Ndao.

Dari tiga wahana: RUBI, RuBel

& IMBro yang dilaksakanakan

pada tanggal 20-21 November

2015 memberikan nilai tambah

bagi saya sebagai panitia

maupun peserta yang hadir

pada saat itu. Ingin sekali

saya mengikuti ketiga wahana

karena semuanya bagus dan

pastinya sangat berguna bagi

saya tapi tidak mungkin dan

saya berkesempatan mengikuti

RUBI: MBS,MBK, Pengelolaan

Taman Baca dan Perpustakaan.

Dari MBS saya jadi paham

tentang membuat sekolah

berkarakter. Dari MBK saya

mendapatkan banyak metode

kreatif untuk calistung.

Dari Pengelolaan Taman

Baca dan Perpustakaan

saya jadi menemukan jalan

mengembangkan taman

baca binaan saya karena ada

teman relawan narsum yang

bersedia membantu bahkan

ada relawan narsum yang

Keceriaan peserta IMBrodalam pelatihan mading

LokaRote 2015 | 35

Page 36: Pijar LokaRote 2015

sedang mengumpulkan buku

dan dalam proses pengiriman

menggunakan biaya sendiri.

Dan yang paling membahagia-

kan adalah adik-adik peserta

IMBro yang langsung mengapli-

kasikan ilmu yang mereka dapat

dalam acara Natal bersama di

gereja. Karena mereka yang

jadi panitia sehingga mereka

membimbing adik-adik sekolah

minggu membuat tulisan dan

gambar yang bertemakan

natal untuk dipajang di mading

gereja yang mereka buat.

Sebagai fasilitator, saya juga

menyaksikan langsung antusias

peserta saat menulis Rencana

Tindak Lanjut (RTL) dan

refleksi. Semuanya terprogram

dengan baik. Bahkan ada

kecamatan yang sudah eksyen

yaitu Ndao-Nuse dibimbing

langsung oleh Ketua Panitia

LokaRote 2015.

adik-adik peserta IMBro yang langsung mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dalam acara Natal bersama di gereja

Melihat dan merasakan langsung

semuanya saya jadi terharu.

Ternyata begitu banyak orang

punya semangat dan keinginan

untuk bekerjasama membangun

negeri hanya belum menemukan

jalan saja.

Terimakasih teman untuk

semangatnya. Saya yakin bahwa

setiap tetes keringat dan derai

air mata yang diiringi do’a

untuk kemajuan negeri ini tak

akan sia-sia. Demikian tulisan

saya. Mohon maaf jika banyak

kekurangan.

Salam hangat dari Selatan NKRI.

SODAMOLEK!

LokaRote 2015 | 36

Page 37: Pijar LokaRote 2015

Atur Barisan kePadang Bakti

Joksan Daud DakabessyPengawas tk. TK/SD

Relawan Pendidikan Rote Ndao

Inspirasinya tentu banyak, salah

satunya berasal dari rekan-rekan

guru dari Pulau Ndao, kecamatan

Ndao Nuse. Karena merupakan

pulau yang terpisah dari pulau

Rote, peserta LokaRote dari

Pulau Ndao harus menempuh

perjalanan yang lebih panjang.

Nyatanya, peserta dari Ndao

juga harus menempuh perjalanan

dengan menggunakan dana

pribadi dan telah tiba di Ba’a,

ibukota kabupaten, sehari

sebelumnya. Semangat seperti

ini yang harus kita jaga.

LokaRote menjadi pengalaman baru yang menginspirasi saya.

Hasilnya juga terlihat langsung.

Setelah menerima materi dari

LokaRote, rekan-rekan guru dari

Ndao Nuse akan mengadakan

LokaRote di tingkat gugus

mereka.

Semangat mereka juga patut diacungi jempol!

Bayangkan saja, uang hasil

KKG mereka beli generator,

sehingga ke depannya bisa

digunakan untuk kegiatan

sekolah.

LokaRote 2015 | 37

Page 38: Pijar LokaRote 2015

Tak hanya itu, salah satu

peserta menginisiasi pembe-

nahan perpustakaan di sekolah

dan kemarin saat kumpul KKG

kami sudah sepakat untuk ke

depannya ada rencana untuk

iuran pembelian laptop agar

para guru bisa memiliki laptop

serta menggunakannya untuk

mengajar kreatif.

Ditinjau secara umum,

LokaRote merupakan suatu

pijakan pembenahan diri

dalam rangka memperkokoh

fondasi pendidikan dasar

yang disempurnakan dengan

keunggulan lokal dan pengem-

bangan global. Bangsa kita

kini memasuki era penjajahan

era modern.

Penjajahan modern bukan

merupakan penjajahan fisik

melawan penjajahan tetapi

penjajahan intelektual dan

skill dalam persaingan global

yang didasarkan pada karakter

bangsa.

kami sudah sepakat untuk ke depannya ada rencana untuk iuran pembelian laptop

Bangsa yang menguasai iptek

akan menjadikan bangsa lain

yang belum maju menjadi lahan

empuk pemasaran produk.

Contoh:

Bangsa Jepang membeli bijih

besi Indonesia dan diolah men-

jadi bahan baku perakitan

kendaraan yang akhirnya

dipasarkan kembali ke Indonesia

dalam jumlah banyak dengan

harga yang mahal

Kalaupun pabrik perakitan

dibangun di Indonesia, tapi masih

merupakan kerja patungan

dengan mempekerjakan tenaga

terampil Indonesia dengan tidak

menghilangkan merek negeri

Jepang. Ini berarti kita menjadi

budak di negeri sendiri.

LokaRote 2015 | 38

Page 39: Pijar LokaRote 2015

Nilai jual TKI kita sangat

rendah. Hal ini disebabkan oleh

latar belakang pendidikan,

penguasaan bahasa dan

penguasaan Teknologi

Informasi. TKI lebih banyak

dipekerjakan di perkebunan

kelapa sawit yang memperkaya

negara asing dan sebagai

pembantu rumah tangga, bila

dibandingkan dengan negara

tetangga lainnya.

Pendidikan kita lebih

mengutamakan pengetahuan

daripada karakter dan skill.

Contoh:

Kerusuhan yang terjadi di

Singkil sebenarnya tidak terjadi

jika segala permasalahan

diselesaikan dengan sikap

tenggang rasa dan toleransi

antar umat beragama.

Kerusuhan yang terjadi di

parlemen menggambarkan

rapuhnya pendidikan karakter.

Seharusnya mereka bercermin

pada semangat pemimpin

bangsa dalam memperjuangkan

dan mempertahankan

kemerdekaan.

Lebih banyak masyarakat

terpelajar masih menggantung-

kan harapan kepada negara

untuk mendapatkan pekerjaan

seharusnya masyarakat

terpelajar dapat menciptakan

lapangan kerja berdasarkan

latar belakang disiplin ilmu

untuk menyerap tenaga kerja.

LokaRote merupakan suatu pijakan pembe-nahan diri dalam rangka memperkokoh fondasi pendidikan dasar yang disem-purnakan dengan keunggulan lokal dan pengembangan global.

LokaRote 2015 | 39

Page 40: Pijar LokaRote 2015

Karena itu melalui LokaRote,

saya mengajak teman-teman

untuk saling berbagi ilmu (Tu’u

pendapat) melalui forum KKG

atau kegiatan bermartabat

lainnya dalam dunia pendidikan

dengan lebih banyak belajar

agar kita tidak tergolong

penghuni zaman lalu.

Laksanakan tupoksi sebagai

wujud rasa cinta tanah air

sehingga kita bisa ucapkan:

“Kepada yang muda kuharapkan, atur barisan di hari pagi,menuju ke arah padang bakti.”

saya mengajak teman-teman untuk saling berbagi ilmu (Tu’u pendapat) melalui forum KKG atau kegiatan bermartabat lainnya dalam dunia pendidikan dengan lebih banyak belajar.

LokaRote 2015 | 40

Page 41: Pijar LokaRote 2015

LokaRoteSebuah Kisah Tentang Perjalanan, Persahabatan,

Kekerabatan Dan Semangat Mengabdi

Pada Negeri.

Mariana JehamatGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

Dari Negeri ujung selatan pertiwi

Hatiku bersuka karena

semangat mengabdi

Putra dan putri Negeri

Tiada imbalan yang dinanti

Hanya semangat perubahan

diyakini

Rote, 11 Desember 2015

Ini adalah sebuah kisah tentang

perjalanan, persahabatan,

kekerabatan dan semangat untuk

mengabdi pada negeri. Saya

belum lama berkenalan dengan

seorang adik yang merupakan

salah satu pengajar Muda dari

gerakan Indonesia Mengajar

bernama Ela alias Ashela Risa.

Dalam masa perkenalan

kami yang berujung pada

kekerabatan layaknya saudara,

Ela kemudian mengajak saya

mengikuti kegiatan-kegiatan

yang diselenggarakan oleh Ela

dan para geng PM X di Rote.

Beberapa kegiatanpun saya

ikuti dengan semangat

yang membara.

Saya kemudian bertemu

dengan orang-orang luar biasa

di Rote, yang dengan segala

usahanya, berupaya untuk

memajukan pendidikan di tanah

Ita Esa tercinta ini. Puncak dari

pertemuan-pertemuan yang

LokaRote 2015 | 41

Page 42: Pijar LokaRote 2015

kami lakukan adalah kegiatan

Lokakarya Inspirasional alias

LokaRote.

Kami dibagi dalam beberapa

wahana antara lain: Ruang

Belajar (RuBel), Indonesia

Mengajar Broadcasting (IMBro)

dan Ruang berbagi Ilmu (RUBI).

Nah, kami yang tinggal di Rote

menyebut diri kami sebagai

lascar “Relawan Daerah”,

sedangkan yang datang dari

luar pulau Rote merupakan

Relawan Pusat. Kegiatan ini

dilalui dengan keringat dan

titik darah penghabisan. Hehe.

Sedap-sedap ngeri, kaka.

Hampir tiga bulan kegiatan

ini dipersiapkan oleh semua

wahana. Mulai dari persiapan

materi, penanggungjawab

kegiatan, dana, acara dan

sebagainya. Satu bulan

mendekati ajal, ehhhh sori…

maksudnya mendekati

pelaksanaan kegiatan,

pertemuanpun intens terjadi

yang melibatkan relawan

daerah dan PM X dari masing-

masing wahana.

Waktu pertemuan selalu jam

3 sore. Untuk ukuran Rote

yang panasnya tak ketulungan,

waktu tersebut adalah jam

istirahat. Namun dengan

semangat yang luar biasa, rasa

kantuk dan capai diretas oleh

semua relawan daerah dan

adik-adik PM. Saya merasa

sangat berbangga melihat

antusiasme semua relawan

dan adik-adik PM.

Dalam benak saya “kalau

semua anak negeri memiliki

semangat seperti ini, Indonesia

akan tetap berjaya”. Walaupun

saya sendiri sering absen

dalam pertemuan. Oh ya,

pertemuan kami lebih sering

identik dengan nama Bincang

Sore. Sedap ko sonde?

Saya merasa sangat berbangga melihat antusiasme semua relawan dan adik-adik PM.

LokaRote 2015 | 42

Page 43: Pijar LokaRote 2015

Bincang sore selalu diagenda-

kan dengan baik. Agenda yang

paling lama menurut saya

adalah pembahasan dana, acara

dan relawan pusat. Semua

menjadi indah, manakala solusi

ditemukan. Tak ada interupsi,

tak ada bantah membantah, tak

ada kalimat negatif. Yang ada

semua berupaya mencari

solusi terbaik.

Salah satu nilai yang saya

peroleh saat rapat dengan

teman-teman relawan daerah

adalah indahnya budaya

mendengar.

Media yang paling berjasa untuk

memperlancar kegiatan ini adalah

Whatsapp, facebook, SMS dan

Telkomsel.

Mari kita berterimakasih

untuk mereka. Berkat mereka

komunikasi antara relawan daerah

dan Relawan pusatpun bisa

berjalan dengan baik. Atas berkat

rahmat Allah Yang Maha Kuasa

dan dengan bantuan pemerintah

daerah Rote Ndao, serta semua

komponen masyarakat yang

terlibat di dalamnya, semua

masalah dapat diatasi. Walau ada

sedikit insiden menjelang hari H.

Peserta LokaRote seriusmenyusun RTL kecamatan

LokaRote 2015 | 43

Page 44: Pijar LokaRote 2015

Hari-H sudah di depan mata.

Tanggal 19 November 2015,

bagi saya adalah salah satu

hari bersejarah, yang tak akan

pernah saya lupakan. Hari itu

kami menantikan kehadiran

sahabat-sahabat kami relawan

pusat berjumlah 19 orang.

Rasanya waktu itu adalah

berbahagia, berbangga,

dan euforia dalam jiwa saya

berkecamuk merdu. Hehehehe.

Bagaimana tidak, Jakarta yang

jauh disana tidak menghalangi

mereka untuk datang di pulau

terselatan pertiwi.

Hanya dengan satu harapan

yakni berbagi ilmu dengan

rekan-rekan pendidik di Rote

Ndao. Saat turun dari kapal,

senyuman manis dan sedikit

kerutan di kening akibat panas,

menjadi jamuan awal saat

tatapan mata beradu pandang.

Rasanya waktu itu adalah berbahagia, berbangga, dan eforia dalam jiwa saya berkecamuk merdu.

Syukur pada Tuhan dan

semesta yang menjaga

mereka. Topi Ti’i langga

dan selendang adat yang

disematkan di kepala dan

bahu mereka adalah symbol

hangat khas Rote Ndao

sebagai bukti penyambutan

kami yang sederhana,

namun tulus.

Semoga rasa cinta kami

untuk mereka, singgah

di hati mereka. Setelah

penyambutan, rombongan

diantar menuju Masjid

sehingga teman-teman

Kolaborasi dengan berbagaipihak demi LokaRote

LokaRote 2015 | 44

Page 45: Pijar LokaRote 2015

beragama Islam dapat

melaksanakan sholat. Saya

turut mengantarnya. Saya

baru pertama kali masuk ke

masjid, karena saya Katolik.

Saya cuma berpikir, alangkah

indahnya hidup berdampingan

dalam perbedaan. Asyikkan?

Kita tak perlu habiskan waktu

dengan berpikir negatif, tetapi

bersyukur karena perbedaan

yang dapat menyatukan.

Ah LokaRote.

Saya cuma berpikir, alangkah indahnya hidup berdampingan dalam perbedaan. Asyikkan?

Tanggal 20-21 November adalah

puncak semua kegiatan. Hari

pertama kegiatan, saya sudah

stand by di SMPN 2 Lobalain

sejak jam 5 pagi. Saya orang

pertama yang hadir.

Luar biasa!

Ini ulah Adik Ihu alias Mas Udin

alias Pak Oenatali (PM X).

Waktu menjadi sangat

berharga karena semua sudah

diatur sesuai skenario, untuk

menghindari kebiasaan suka

telat yang sudah mendarah

daging. Namun LokaRote

kali ini membuat saya cukup

tercengang, sebab beberapa

guru hadir bahkan sebelum

waktu yang ditentukan.

Kegiatan demi kegiatan pun

dilakukan dengan baik.

Suasana refleksi bersama peserta

LokaRote 2015 | 45

Page 46: Pijar LokaRote 2015

Semua peserta tampak aktif

mengikuti tiap kegiatan dari

berbagai wahana, seperti

metode belajar kreatif,

calistung, madding, penge-

lolaan taman baca, dan se-

bagainya. Para relawan dan

fasilitator tak kalah semangat.

Untuk membuat kelas-kelas

menjadi lebih meriah, LokaRote

menyediakan berbagai jenis

tepuk. Yang paling terkenal

adalah tepuk kasih sayang dan

tepuk semangat.

Selain tepuk, relawan pusat

menyediakan hadiah bagi

peserta yang mampu menjawab

tantangan dengan baik. Ada

seorang bapak dari Rote Barat

Daya berbisik “Ibu, beta

dapat buku RuBel dari pak

Diko. Soalnya, beta bisa jawab

pertanyaan Sudoku cuma satu

menit saaa….”. Selain bapak

tadi, ada juga yang bergembira

karena mendapat hadiah papan

mini. Sedangkan seorang siswa

yang mengikuti kegiatan I’m

bro bercerita “Ibu, beta pung

cerita Setan minta pensiun

terkenal ooooo”.

Yang paling terkenal adalah tepuk kasih sayang dan tepuk semangat.

Setidaknya dari kegiatan

ini selain ilmu yang mereka

peroleh ada kegembiraan

pula di dalamnya. LokaRote

pun usai ditanggal 21

November.

Tapi tidak cuma selesai

disitu! Sebab, peserta

LokaRote sudah

berkomitmen untuk

melanjutkan kegiatan ini

di gugus mereka masing-

masing sesuai dengan RTL

yang lelah mereka susun.

Keren sekali yaaaaaa.

Hari itu, wajah panitia seperti

mendapat hadiah dari

surga. Semua rasa capek

terbayar lunas. Pemerintah

Kabupaten Rote Ndao yang

diwakili oleh Kadis PPO

mengapresiasi kegiatan ini.

LokaRote 2015 | 46

Page 47: Pijar LokaRote 2015

Kebalai bersama menjadi

suguhan akhir kegiatan.

Tarian yang menunjukkan

kebersamaan dan kegembiraan.

Seluruh panitia, relawan daerah,

relawan pusat, Kadis PPO,

dan peserta yang lain turut

serta menghentak tanah Rote

dengan tarian khas daerah ini.

LokaRote boleh saja selesai,

namun gaungnya telah

membuat hati saya ikut

berdebar. Saya belajar banyak

dari kegiatan ini, terutama

cara menciptakan suasana

menyenangkan dalam kelas.

Hari itu, wajah panitia seperti mendapat hadiah dari surga. Semua rasa capek terbayar lunas.

Informasi yang saya dapatkan

dari rekan-rekan guru SD

termasuk relawan lokal, mereka

sudah mulai menerapkan ilmu

yang mereka peroleh dari

LokaRote kepada peserta didik,

ada pula yang sudah mulai aktif

menggalakkan taman baca dan

membuat mading kreatif.

ada pula yang sudah mulai aktif menggalakkan teman baca dan membuat mading kreatif.

Sedangkan di sekolah saya

sendiri, perpustakaan sedang

ditata agar lebih menarik

dan anak-anak juga sedang

mengumpulkan tulisan untuk

majalah dinding yang akan

terbit di bulan Januari 2016

mendatang.

LokaRote 2015 | 47

Page 48: Pijar LokaRote 2015

Semoga segala asa yang kita

rajut bersama di LokaRote

mengalirkan hawa yang positif

kepada setiap orang yang

mengenal dan mendengarnya.

Semoga semua peluh dan

upaya kita hari kemarin dalam

LokaRote, menginspirasi

banyak orang lain untuk

bersedia berbagi ilmu, bersedia

bahu-membahu membangun

pertiwi, bersedia menyalurkan

semangat positif, bersedia

ikhlas melayani anak bangsa.

Harapan adalah benda ber-

sayap yang siap bertengger

di tiap hati yang mau mene-

rimanya dan mengibarkan

sayapnya memeluk hati

yang lain.

Terimakasih untuk relawan

pusat atas pelajaran

berbagi ilmu dengan ikhlas.

Semangat memberi tanpa

pamrih yang kalian tunjukkan

akan selalu dikenang oleh

kami penduduk Nusa Lontar.

Harapan adalah benda bersayap yang siap bertengger di tiap hati yang mau menerimanya dan mengibarkan sayapnya memeluk hati yang lain.

LokaRote 2015 | 48

Page 49: Pijar LokaRote 2015

Agen PendidikanRote Ndao

Quinto BollaGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

Banyak hal-hal baru yang di

dapat dari para peserta dan

panitia yang meninggalkan

kesibukannya karena harus

hadir menyampaikan

materinya di Rote. Namun

sudah mau menyempatkan

waktu untuk berbagi

merupakan pengorbanan.

Kadang terlihat biasa tapi

menjadi berbeda karena

relawan narasumber bukan

orang-orang yang latar

belakangnya pendidikan

tapi tetap mau berkontribusi

demi pendidikan. Dan itu

hal yang mulia.

Sangat inspiratif.Lalu, kita yang berada dalam

dunia pendidikan harusnya

buat apa?

Beberapa narasumber sedikit

ragu apakah saat pelaksanaan

apakah materi yang mereka

sampaikan kurang menarik

tapi bagi saya mereka sudah

sangat sempurna. Karena

sudah menyempatkan apa

yang mereka miliki. Pihak

kementerian saja belum tentu

ada waktu.

Ini buktinya, pendidikan bukan

hanya milik orang pendidikan

tapi milik semua orang.

LokaRote 2015 | 49

Page 50: Pijar LokaRote 2015

Ini buktinya, pendidikan bukan hanya milik orang pendidikan tapi milik semua orang.

Kehidupan berubah karena

pendidikan. Untuk panlok

sendiri saya melihat latar bela-

kang berbeda tapi cukup padu.

Mungkin kita hanya sebagian

orang kecil yang peduli dengan

pendidikan mungkin jumlahnya

0,001% ini berarti masih harus

banyak lagi yang peduli

pendidikan.

Jika boleh saya sedikit berbagi,

orang rote itu tidak mau rugi.

Harus lihat bukti dulu baru

mau bekerja. Misalnya ketika

saya jual bensin lalu laku keras

kemudian semua orang akan

berbondong-bondong ikutan

dan imbasnya harga jadi turun.

Yang kedua, sulit memulai

hal baru untuk kepentingan

bersama. Melihat kondisi

ini saya bersyukur masih

ada panitia lokal yang

memiliki kemampuan untuk

mendobrak. Saya berharap

keberlanjutannya dapat

dipantau dan sekembalinya

PM para panitia siap

melanjutkan perjuangan.

Tujuannya agar semua orang

peduli pendidikan. Dinas

pendidikan harus memantau

kegiatan ini. Dilapangan para

peserta berharap kegiatan

serupa dapat dilaksanakan

agar banyak alternatif yang

bisa mereka gunakan di kelas

agar tidak monoton. Misalnya,

untuk mendapatkan hasil 2

tidak harus 2-0 bisa juga 4-2

dan sebagainya.

Semakin banyak pengalaman

pasti akan ada perubahan

dengan demikian akan timbul

kemajuan.

LokaRote 2015 | 50

Page 51: Pijar LokaRote 2015

Terima Kasih,LokaRote

Werni SinlaeGuru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

apalagi saya diikut sertakan

untuk menjadi panitia. Sehingga

dari sana saya jadi banyak

belajar baik dari relawan panitia

dan relawan narasumber.

Persiapan yang matang dan

solid dari para panitia juga

menghasilkan kegiatan yang

bagus dari persiapan ruangan

serta fasilitas lainnya.

Saya cukup senang dengan kegiatan yang positif ini,

Kegiatan ini sungguh sangat

membantu para guru dengan

kondisi sekolah-sekolah

yang masih menggunakan

pembelajaran yang kaku,

kuno dan tak aplikatif di

masyarakat.

Kiranya ke depan seusai

kegiatan ini mereka mampu

mengimplementasikannya.

LokaRote 2015 | 51

Page 52: Pijar LokaRote 2015

Saat kegiatan berlangsung

mungkin para peserta terlihat

kaku dan malu-malu tapi setelah

kegiatan berlangsung semua

begitu mencari bahkan kami

tertawa dengan banyak hal.

Persiapan yang matang dan solid dari para panitia juga menghasilkan kegiatan yang bagus dari persiapan ruangan serta fasilitas lainnya.

Menariknya, kegiatan ini tidak

hanya untuk para para guru

dan kepala sekolah tapi juga

mendatangkan para taman

baca. Materi taman baca

juga sangat membantu para

pengelola karena kadang saya

sendiri yang mengelola taman

baca juga bingung akan diisi

apa kegiatan taman baca.

Terima kasih atas setiap

kerjasamanya. Semoga ke

depannya kita bisa bekerja

bersama lagi. Shalom.

Pembuatan Media Kreatif RuBel

LokaRote 2015 | 52

Page 53: Pijar LokaRote 2015

Inspirasi LokaRote Yadmi Lian

Guru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

Ternyata masih banyak juga

yang peduli dengan pendi-

dikan walau latar belakang

bukan pendidikan tapi

memiliki kepedulian tinggi

kepada dengan daerah

terlebih membayar sendiri.

Saya sempat cerita dengan

teman guru bahwa ini bukan

pengembangan kapasitas

yang biasa karena yang

ditekankan dalam pelatihan

ini adalah interaksi para

narasumber dan peserta

sehingga membangun

kebersamaan.

Saya pribadi sangat senang di kegiatan ini karena sangat menginspirasi.

Kalo ini terus kita buat maka

kita akan mendapatkan

metode baru untuk di kelas.

Dengan sendirinya, guru-guru

terinspirasi dan pembelajaran

berubah sebagai mana

mestinya. Selama ini guru-

guru di Rote pemahaman

terhadap mengajarnya masih

kurang kebanyakan memakai

yang ada saja sehingga tidak

ada inisiatif.

Kegiatan ini menginspirasi,

masa orang luar bisa buat

sesuatu sedangkan kita tidak

berbuat apa-apa.

LokaRote 2015 | 53

Page 54: Pijar LokaRote 2015

Dengan sendirinya, guru-guru terinspirasi dan pembelajaran berubah sebagai mana mestinya.

Contohnya pada RuBel, setelah

mendapatkan materi awal lalu

mereka diajak membuatnya, dan

ternyata mereka juga bisa. Hanya

kemauan saja yang belum ada dan

tidak ada pula yang mendorong

hal itu.

Setelah hari-H, gugus

melati di Rote Tengah akan

mendiskusikan kegiatan ini

di pertengahan Januari nanti.

Kami berharap kegiatan ini

tetap ada, bukan karena

IM. Bahkan ketika IM sudah

tidak ada lagi, semangat itu

membara dan kegiatan serupa

berkembang terus.

Suasana akrab pela-tihan metode kreatif

LokaRote 2015 | 54

Page 55: Pijar LokaRote 2015

Kami berharap kegiatan ini tetap ada, bukan karena IM. Bahkan ketika IM sudah tidak ada lagi, semangat itu membara dan kegiatan serupa berkembang terus.

LokaRote 2015 | 55

Page 56: Pijar LokaRote 2015

LokaRote 2015 | 56

Page 57: Pijar LokaRote 2015

LokaRote 2015 | 57

Page 58: Pijar LokaRote 2015

Tentang Rabu dan KamisArsyad Iriansyah

Pengajar Muda X Rote Ndao

Ponsel di meja berbunyi.

Di sana seorang perempuan

tepatnya dari Rote kembali

menyakinkan saya apakah

transport para relawan sudah

aman? Saya yang menghadapi

kenyataan bahwa mobil belum

dapat hanya menjawab:

“Ya, AMAN!”

Sebelumnya, kenalkan nama

saya Arsyad biasa dipanggil

Acad untuk kalangan teman-

teman Indonesia Mengajar. Kali

ini tugas saya cukup mudah tapi

njelimet orang jawa bilang. Saya

harus mendapatkan setidaknya

lima mobil yang akan digunakan

untuk tranportasi menjemput

relawan yang tiba di Kupang

tepatnya dari bandara lalu

diantar menuju pelabuhan

Kupang.

Saat itu dinas tidak bisa

memberikan mobil karena

mobil sedang digunakan untuk

mobilisasi pengawasan UKG.

Itu artinya tidak ada mobil yang

bisa saya gunakan.

Gayung bersambut setelah saya

menelepon dan sms sana sini.

Sekelompok anak muda yang

menamakan dirinya Geng Motor

Imut dan PIKUL membantu

saya dengan iuran mobil dan

sopir. Itu artinya saya sudah

mendapatkan satu mobil.

LokaRote 2015 | 58

Page 59: Pijar LokaRote 2015

Saya harus men-dapatkan setidaknya 5 mobil yang akan digunakan untuk tranportasi

Masih keki karena hari kamis

banyak mobil yang digunakan.

Saya ingat seorang manager

sekaligus owner dari hotel

terkenal di Kupang yang

mendukung kegiatan IM.

Pun, akhirnya ia juga iuran

mobil Elf dan mobil Avanza nya

untuk digunakan. Pak Minhajul

(Ketua LPMP Kupang) dengan

kerendahan hatinya turut iuran

agar mobilnya bisa digunakan

dan satu lagi mobil bapak salah

satu penggerak dari Rote yang

sedang kuliah di Australia.

Itu artinya mobil sudah cukup

banyak untuk digunakan.

Awalnya getir karena mobil tak

ada namun akhirnya beberapa

jam sebelum penjemputan, mobil

membrondong untuk digunakan.

Jadilah saya membagikan porsi

iuran mobil itu agar semua sama

rata sama rasa.

Serbuan pertanyaanSemua relawan yang dari dari

berbagi Indonesia totalnya 22 itu

rata-rata pada menyerbu saya

dengan pertanyaan apa yang

harus dilakukan ketika mereka

sampai di Kupang atau apakah

ada yang menjemput mereka.

Mungkin karena saya berjiwa

“iseng” jadilah saya menjawab:

“ Tenang, nanti ada sopir yang menjemput”

Sambutan Bandara El Tari Kupang

LokaRote 2015 | 59

Page 60: Pijar LokaRote 2015

Sopirnya tak lain tak bukan

saya sendiri! Hari itu datang

tepatnya rabu hanya ada

7 relawan dengan waktu

kedatangan berbeda-beda dari

siang sampai malam pukul

10 malam.

Esoknya tiba!

Hari kamis keramat menurut

saya karena perjuangan

menembus macetnya Kupang

harus dilalui agar tidak

ketinggalan kapal.

Alur pemberangkatan dibagi

atas dua kelompok yaitu

kelompok yang berangkat dari

LPMP sebanyak tujuh orang

itu dengan rombongan yang

datang pukul 07.00 WITA

dari bandara lalu meluncur ke

pelabuhan. Mobil saya sediakan

banyak di bandara karena

memang jumlah kedatangan

relawan yang tiba di Bandara

lebih banyak.

TARAAAA!

Salah perhitungan, ternyata

mobil yang harusnya turut

menjemput batal karena

terlambat bangun. Akhirnya

kelompok yang berangkat dari

LPMP menyewa angkot untuk

digunakan. Untung ada Pak

Ernest relawan penggerak dari

Rote yang sangat membantu

saya selama di Kupang.

Sedangkan saya sendiri?

Saya mengurus relawan yang

tiba di bandara lalu meluncur ke

pelabuhan. Saat itu saya  dibantu

sama Kak Danny Wetangterah

dari PIKUL dengan mobil pribadi-

nya dan saya menggunakan mobil

hotel yang kami pinjam. Saat

itu, ada hal yang menurut saya

mengharu biru saat Mak Cika dan

beberapa orang di dalam mobil

itu asyik mengobrolkan persiapan

mereka untuk mengisi materi

pada LokaRote.

LokaRote 2015 | 60

Page 61: Pijar LokaRote 2015

Sekelebat saya menangkap

aura positif itu. Mereka yang

tak dibayar itu malah membayar

sejumlah uang untuk membeli

tiket, mengorbankan cutinya

yang sebenarnya bisa mereka

gunakan untuk bersenang-

senang bersama pacar atau

keluarganya.

Pun, akhirnya saya mengerti

bahwa seseorang yang datang

dalam perjalanan yang tengah

dilalui, pastilah dihadirkan oleh

Tuhan untuk sebuah alasan.

Mereka dihadirkan untuk

memberi pembelajaran.

Ketika kita tak cukup mampu

untuk mencari kebaikan seorang

diri, mereka diperkenalkan

untuk bisa menjadi guru bagi

kehidupan. Ya, guru kehidupan

untuk para guru di pelosok

Rote ini!

Sekelebat saya menangkap aura positif itu. Mereka yang tak dibayar itu malah membayar sejumlah uang untuk membeli tiket.

Keseruan Narasumberdalam persiapan

LokaRote 2015 | 61

Page 62: Pijar LokaRote 2015

Layaknya seorang laki-

laki yang memadu

kasih selalu berharap

bahwa cintanya tak bertepuk

sebelah tangan atau buruk-

buruknya ia harus menjalani

LDR karena terpisahkan oleh

benua atau pulau. Mungkin

itu sedikit gambaran saya

menggambarkan kegiatan

LokaRote yang super duper

mengelola cinta itu sendiri.

LokaRote ini nyatanya

merupakan buah dari

kolaborasi cinta. Bayangkan,

bagaimana pemerintah

Kabupaten Rote Ndao dengan

iurannya membuat acara ini

terwujud dengan bantuan

dinas pendidikan. Cinta lainnya

datang para instansi TNI yang

juga iuran truknya untuk kami

gunakan sebagai mobilisasi

relawan selama di Rote.

LokaRote:Kolaborasi Rasa Cinta

Arsyad IriansyahPengajar Muda X Rote Ndao

“ Sebuah pepatah berujar bahwa creative collaboration is awesome.”

LokaRote 2015 | 62

Page 63: Pijar LokaRote 2015

Para guru, kepala sekolah

dan pengawas memberikan

rasa cintanya yang bikin kami

terenyuh saat mereka duduk

di bangku peserta dan mengisi

ruang-ruang yang kosong itu

dengan pergumulan perdebatan

tentang mana yang lebih baik

untuk mereka lakukan untuk

sekolah idaman mereka.

Tak luput diskusi berat tentang

metode pembelajaran yang

mereka buat sendiri lalu

mereka bagikan ke para guru

di kelas mereka dan cinta yang

bombastis juga disajikan dalam

bentuk racauan mereka:

“ Kenapa cuma sebentar saja!”

Cinta yang lembut tapi tajam

menerjang datang dari para

panitia yang juga penggerak

pendidikan di Rote Ndao yang

bahu-membahu membuat acara

ini terwujud sehingga membuat

cinta dengan Rote begitu

dalam sehingga tak dapat

terukur berapa kedalamannya.

Di balik tugas yang menumpuk

di kantor mereka. Ya, para

relawan penggerak ini terdiri

atas beraneka ragam profesi

baik itu guru, pengawas,

pengusaha dan PNS.

Materi psikologi anakoleh Taufan Dedy

LokaRote 2015 | 63

Page 64: Pijar LokaRote 2015

Tentu, kecintaaan mereka

lebih dalam dari saya karena

merekalah yang lahir dan

besar di sina. Mereka beri-

kan cintanya agar kelak

cucu mereka mendapatkan

pendidikan yang lebih baik

dibandingkan dengan mereka.

Kolaborasi cinta itu akan

maknyus kalo tak ada rasa

cinta dari panitia pusat yang

juga nyatanya meraka adalah

relawan dari berbagi latar

profesi yang membantu

mewujudkan kegiatan ini agar

terwujud dari proses seleksi

relawan narasumber dan

konten materi.

Mereka berikan cintanya agar kelak cucu mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka.

Ah, mereka membuat saya

yakin bahwa di LokaRote

saya menjadi saksi tenun

kebangsaan itu benar adanya

dan bukan cerita dongeng

belaka. Terakhir cinta yang

melebihi cinta itu sendiri,

entahlah apa namanya

itu datang dari relawan

narasumber yang tawanya

membuat kami selalu kangen

untuk berjumpa lagi.

Pembuatan metodekreatif bersama

LokaRote 2015 | 64

Page 65: Pijar LokaRote 2015

Ruang Belajar Asik, Menyenangkan!

Ashela Risa PM X Rote Ndao

Apakah metode mengajar

yang sering digunakan di kelas

monoton, hanya metode ceramah

saja? Atau anda merasa kesulitan

membuat media kreatif untuk

pembelajaran menyenangkan

di kelas?”

Jangan khawatir, temukan

berbagai ide metode pembe-

lajaran kreatif di portal RuBel:

www.belajar.indonesiamengajar.org

Masih banyak tenaga pendidik di

Kabupaten Rote Ndao khususnya

yang belum mengetahui dan

memanfaatkan portal RuBel

sebagai salah satu sumber

ide pembelajaran kreatif.

Itulah yang melatarbelakangi

dipilihnya Wahana Ruang

Belajar (RuBel) untuk diseleng-

garakan dalam Festival Gerakan

Indonesia Mengajar di Kabu-

paten Rote Ndao tahun 2015,

bersama dua wahana lainnya

yaitu Ruang Berbagi Ilmu

(RUBI) dan Indonesia Mengajar

Broadcasting (IM Bro).

“ Anda seorang guru? Pernah mengalami kebosanan ketika mengajar?

LokaRote 2015 | 65

Page 66: Pijar LokaRote 2015

Tiga wahana tersebut dipilih

oleh para penggerak pendidikan

daerah karena dirasa menjawab

kebutuhan pendidikan Rote Ndao

saat ini.

Wahana RUBI merupakan

sarana berbagi ilmu tentang

Manajemen Berbasis sekolah,

Metode Kreatif Calistung dan

Pengelolaan Taman Baca.

Sasarannya adalah kepala

sekolah, guru, dan pengelola

taman baca.

Wahana IM Bro adalah sarana

pertukaran informasi terkait

pendidikan seperti info lomba

dan beasiswa. Kegiatan yang

dilaksanakan adalah berupa

pelatihan Mading kepada siswa

SMA dan satu guru pendamping.

Wahana RuBel merupakan

sarana sosialisasi dan peman-

faatan portal RuBel sebagai

sumber pembelajaran kreatif

yang bertujuan menumbuhkan

semangat peserta untuk mene-

rapkan pembelajaran kreatif

ketika mengajar. Sasarannya

adalah kepala sekolah, guru

dan pengawas di Kabupaten

Rote Ndao.

Portal RuBel sebagai sumber pembelajaran kreatif yang bertujuan menumbuhkan semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran kreatif ketika mengajar.

Ketiga wahana tersebut sukses

terlaksana di bawah satu payung

bernama LokaRote 2015.

Event lokakarya inspirasional ini

mengusung tema “Peningkatan

Kualitas Pendidik Melalui

Penguasaan Manajemen

Berbasis Sekolah, Metode

Kreatif, dan Teknologi”.

Bertempat di SMPN 2 Lobalain,

LokaRote 2015 dilaksanakan

selama 2 hari yaitu pada tanggal

20 – 21 November 2015.

LokaRote 2015 | 66

Page 67: Pijar LokaRote 2015

Ruang Belajar Asik, Asik, Asik, Ruang Belajar Asik Menyenangkan!

Wahana RuBel sendiri meng-

hadirkan 3 relawan pusat sebagai

narasumber. Ada Kak Kiki, Kak

Manda dan Kak Diko yang

menemani peserta mengikuti sesi

metode kreatif di hari pertama

dan pelatihan IT di hari kedua,

dibantu dengan para peng-

gerak daerah yang menjadi

co-fasilitator.

Oh ya, RuBel punya jingle unik

loh! Begini,”Ruang Belajar Asik,

Asik, Asik, Ruang Belajar Asik

Menyenangkan!” Jinglenya

harus dinyanyikan dengan meng-

goyangkan kedua jempol ke

depan dan harus bersemangat.

Nah, jingle ini menjadi santapan

pembuka tiap sesi agar peserta

tetap fresh mengikuti materi.

Kegiatan yang dilaksanakan

di wahana RuBel berlangsung

interaktif. Di hari pertama,

rasanya sangat menyenangkan

sekali melihat para peserta

antusias mempraktekkan atau

membuat media kreatif baik

dari contoh yang sudah ada

di portal RuBel maupun ketika

memunculkan ide kreatif sendiri.

Hari kedua juga tak kalah seru.

Sesi diawali dengan pemutaran

video inspiratif tentang penting-

nya peran guru, lalu dilanjutkan

dengan pengenalan dasar

pengoperasian komputer dan

internet. Sebenarnya hampir

semua peserta rata-rata sudah

memiliki komputer namun belum

mampu mengoperasikannya.

Karena itu beberapa peserta

mengakui bahwa perlu diada-

kannya pelatihan IT semacam ini.

Event lokakarya inspirasional ini mengusung tema “Peningkatan Kualitas Pendidik Melalui Penguasaan Manajemen Berbasis Sekolah, Metode Kreatif, dan Teknologi”.

LokaRote 2015 | 67

Page 68: Pijar LokaRote 2015

Setelah sesi pengenalan dasar

kemudian dilanjutkan dengan

pengenalan portal ruang belajar

serta pemanfaatannya.

Pada sesi refleksi, ada seorang

peserta yang mengungkapkan

bahwa beliau terkadang merasa

tidak percaya diri dalam

memberikan pembelajaran

kreatif, namun setelah lokakarya

ini, muncul keinginan untuk

menjadi guru yang lebih baik

lagi kedepannya dan bisa

menerapkan pembelajaran

kreatif di kelas.

Ucapan terimakasih juga disam-

paikan oleh peserta lainnya

kepada relawan pusat dalam

bentuk puisi.

namun setelah lokakarya ini, muncul keinginan untuk menjadi guru yang lebih baik lagi kedepannya dan bisa menerapkan pembelajaran kreatif di kelas.

LokaRote 2015 bukanlah

lokakarya biasa. Mengapa?

Dari persiapan hingga

pelaksanaan, ianya sungguh

menyimpan banyak cerita.

Singkatnya bisa digambarkan

melalui 6 K berikut:

Pak Daud selaku ketua panitia memberikan kata sambutan kepada relawan

Di akhir sesi, relawan pusat

mempersembahkan buku

‘Ruang Belajar’ sebagai apresiasi

kepada 3 peserta terbaik selama

mengikuti RuBel LokaRote 2015.

LokaRote 2015 | 68

Page 69: Pijar LokaRote 2015

Komunikasi Narasumber dalam kegiatan

ini adalah relawan FGIM yang

berjumlah sekitar 20an orang,

berasal dari berbagai daerah

di seluruh Indonesia namun

mayoritas dari pulau Jawa.

Adalah hal yang menarik dan

menantang ketika penggerak

pendidikan daerah sebagai

panitia lokal harus menjalin

komunikasi dengan relawan

dalam merancang kegiatan

ini bersama-sama. Dalam

hal ini, panitia lokal bersama

para relawan telah berhasil

melakukan komunikasi yang

baik sebelum hari H kegiatan

meskipun melalui komunikasi

jarak jauh.

KoordinasiDalam penentuan peserta

lokakarya, panitia telah

berkoordinasi dengan Dinas

Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga (PPO) Kabupaten

Rote Ndao melalui Cabang

Dinas PPO

Adalah hal yang menarik dan menantang ketika penggerak pendi-dikan daerah sebagai panitia lokal harus menjalin komunikasi dengan relawan dalam merancang kegiatan ini bersama.

Perkenalan relawan di Gereja Efata

LokaRote 2015 | 69

Page 70: Pijar LokaRote 2015

Akhirnya ditetapkanlah dua

kepala sekolah dan dua guru di

tiap gugus serta pengawas di

tiap kecamatan untuk menjadi

peserta kegiatan ini. Panitia

juga berkoordinasi dengan

sekolah-sekolah dan instansi-

instansi untuk memfasilitasi

peralatan berupa layar, infocus,

soundsystem dan sebagainya

guna mendukung kegiatan ini.

KolaborasiLokaRote 2015 tidak akan

sukses terlaksana tanpa adanya

kolaborasi dari berbagai pihak.

Pemda Kabupaten Rote Ndao

telah memberikan dukungan

penuh dalam hal pendanaan.

Kodim, Lanal, dan beberapa

aktor lokal lain telah membantu

menyediakan sarana trans-

portasi untuk mobilisasi relawan

pusat. Masyarakat setempat juga

telah bersedia menerima para

relawan pusat untuk menginap

di rumah mereka.

KomitmenBayangkan pengorbanan para

relawan pusat yang telah rela

mengambil cuti pekerjaan,

menyisakan waktu, uang, tenaga,

pikiran demi terselenggaranya

kegiatan ini. Itu karena adanya

komitmen untuk berbagi.

LokaRote 2015 tidak akan sukses terlaksana tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak.

LokaRote 2015 | 70

Page 71: Pijar LokaRote 2015

Bayangkan juga para

penggerak daerah yang

pastinya memiliki kesibukan

masing-masing namun tetap

menyisakan waktu, uang,

tenaga dan pikiran untuk

datang ke pertemuan bersama

membahas rancangan kegiatan.

Itu juga terjadi karena adanya

komitmen penggerak daerah

dalam memajukan pendidikan

di Rote ndao.

KehadiranKegiatan dijadwalkan mulai

pada jam 6.45 WITA, diawali

dengan registrasi peserta.

Sejujurnya, ada kekhawatiran

bahwa peserta akan hadir

terlambat, seperti yang terjadi

di kebanyakan acara alias molor

waktu. Namun ternyata peserta

justru hadir tepat waktu, malah

banyak yang datang lebih awal

dan semangat untuk mengikuti

rangkaian acara pembukaan.

Oh ya, ada yang spesial di

acara pembukaan LokaRote

2015 ini, yaitu kehadiran Pak

Mardi Wu, CEO Nutrifood yang

berkesempatan hadir berbagi

inspirasi tentang kepemimpinan.

Namun ternyata peserta justru hadir tepat waktu, malah banyak yang datang lebih awal dan semangat untuk mengikuti rangkaian acara pembukaan.

Keberlanjutan Berbicara keberlanjutan tentu

berbicara soal dampak. Saya

sendiri menyaksikan dampak

positif yang terjadi pasca

LokaRote 2015.

Pendaftaran ulang peserta LokaRote

LokaRote 2015 | 71

Page 72: Pijar LokaRote 2015

Ada guru yang jadi ikut

menerapkan tepuk-tepukan

penyala semangat saat

sedang mengajar di kelas. Ada

penggerak daerah yang akan

menjadi narasumber untuk

LokaRote mini tingkat gugus

di kecamatannya.

Ada relawan pusat yang terus

menjalin komunikasi dengan

pengelola taman baca dan

berniat menyumbangkan buku.

Bahkan ada relawan pusat

yang bercucuran air mata

mendengar cerita perjuangan

seorang remaja pengelola

taman baca yang masih SMA,

namun berdedikasi tinggi

dalam menghidupkan taman

baca dilingkungannya agar

bisa dinikmati anak-anak dan

warga. Lalu muncul niat untuk

memberikan beasiswa kepada

remaja tersebut.

Luar biasa bukan?

Oh ya, 1K lagi:

Kenangan

Meskipun hanya berlangsung

beberapa hari, kenangan yang

ditinggalkan punya warna

tersendiri. Sahabat baru,

keluarga baru, semangat

baru, dan banyak pelajaran

baru yang didapatkan dari

LokaRote 2015.

Ada relawan pusat yang terus menjalin komunikasi dengan pengelola taman baca dan berniat menyumbangkan buku.

LokaRote 2015 | 72

Page 73: Pijar LokaRote 2015

Memantik Terang di Nusa Lote Frans Mateus Situmorang

Pengajar Muda X Rote Ndao

Matahari siang itu sebenarnya

terik, tapi tak sepanas biasa-

nya. Keringat memang ber-

cucuran, namun lega rasanya.

Dua hari lamanya, sebuah

festival telah dirayakan di

pagar terselatan Indonesia,

Kabupaten Rote Ndao.

Kita menyebutnya LokaRote,

sebuah lokakarya unik yang

diharapkan menjadi salah satu

pemantik perubahan di Rote Ndao.

Mundur dua bulan ke belakang,

kegiatan ini masih dalam

gagasan. Begitu abstrak.

21 November 2015

Dimulai dari adanya momentum

perayaan lima tahun Indonesia

Mengajar, yang hendak diwujud-

kan dalam satu rangkaian

gotong-royong.

Kita menyebutnya Festival

Gerakan Indonesia Mengajar

edisi 2015. Dari Aceh hingga

Papua. Seperti apel yang

menunggu dipetik, maka

demikianlah para relawan lokal

melihat kesempatan ini dan

tak menyia-nyiakannya demi

memajukan pendidikan di

Rote Ndao.

LokaRote 2015 | 73

Page 74: Pijar LokaRote 2015

Lalu waktu pun bergulir. Sempat ada keraguan: siapkah kita?

Tak seperti di kota-kota besar

lainnya, iklim kerelawanan di

daerah belum sepenuhnya

terbentuk. Kultur gotong-

royong memang masih terjaga

dengan baik di desa-desa,

namun biasanya dalam lingkup

yang lebih kecil seperti gotong-

royong membangun fondasi

rumah atau Tu’u (iuran dana)

untuk pernikahan.

Dalam bentuk kepanitiaan

tingkat kabupaten yang banyak

menguras waktu dan tenaga?

Kurasa belum banyak.

Beruntung, Rote punya

komunitas relawan pendidikan

Rote Ndao. Komunitas relawan

ini lah -yang secara tidak

resmi terbentuk sejak Forum

Kemajuan Pendidikan Daerah

Rote Ndao bulan Agustus

2015- yang kelak akan menjadi

tulang punggung kristalisasi

FGIM 2015 di Rote Ndao.

Sebagian besar relawan ini

memang bergerak di bidang

pendidikan,seperti guru,kepala

sekolah hingga pengawas.

Jumlahnya tak banyak, namun

cukup membuat semangat

ikut terbakar. Kesepakatan lalu

diambil: LokaRote 2015, siap

diwujudkan dengan kolaborasi

wahana Ruang Berbagi Ilmu,

Ruang Belajar dan Indonesia

Mengajar Broadcasting.

Beruntung, Rote punya komunitas relawan pendidikan Rote Ndao.

Rata-rata para relawan sudah

berkeluarga. Itu berarti

seharusnya mereka tak punya

waktu lebih untuk dihabiskan

untuk rapat koordinasi.

Belum lagi dengan latar

belakang mereka sebagai

aktor pendidikan dan abdi

negara yang tentunya

disibukkan dengan segala

tugas pokok dan fungsi

yang mereka emban.

LokaRote 2015 | 74

Page 75: Pijar LokaRote 2015

Namun seperti yang sudah

sering kita dengar, negara kita

tak pernah kekurangan orang

baik. Maka demikianlah saya

saksikan dalam keberjalanan

persiapan LokaRote ini.

Hampir tiap minggu, para

relawan itu mau berkumpul

menempuh jarak puluhan

kilometer untuk merancang

LokaRote. Tak jarang

berdiskusi sampai gelap

menyapa,sehingga membuat

beberapa dari mereka kesulitan

pulang. Maklum, lampu jalan

di rote hampir-hampir seperti

pajangan besi karena, yah,

kebanyakan tanpa lampu.

Lebih menarik lagi, walau terdiri

dari orang-orang yang berasal

dari satu “rantai makanan” yang

sama, diskusi berjalan dengan

kondisi egaliter tanpa kasta,

menunjukkan kerendahan hati

mereka dalam mewujudkan

mimpi bersama.

Hampir tiap minggu, para relawan itu mau berkumpul menempuh jarak puluhan kilometer untuk merancang LokaRote.

Kekompakan di FKPD Rote Ndao 2015

LokaRote 2015 | 75

Page 76: Pijar LokaRote 2015

Ketua LokaRote, Pak Daud

Dakabessy misalnya, tempat

tinggalnya yang berada

di ujung barat Rote Ndao

membuatnya harus menempuh

jarak sekitar 30 km untuk

dapat hadir di titik kumpul.

Hebatnya lagi, beliau selalu

hadir di tiap rapat, jika tidak

sedang melaksanakan tugasnya

sebagai pengawas.

Pak Dany Henukh juga demikian,

sebagai penanggungjawab

wahana Ruang Belajar (RuBel)

beliau sanggup menjamu

rapat internal yang intens di

kediamannya hingga malam

menyapa. Pak Rafael Buan dan

Pak Johannis, sebagai duo

kepala sekolah yang cukup aktif

memberikan masukan pada

proses persiapan LokaRote,

bahkan menjadi fasilitator

ulung pada hari pelaksanaan.

membuatnya harus menempuh jarak sekitar 30 km untuk dapat hadir di titik kumpul.

Kak Yani yang sigap mengum-

pulkan receh di gereja demi

kelancaran dana. Kak Into, Pak

Petrus, Bu Ensri, Kak Nova, Kak

Ela, Pak Hamid, Pak Nando dan

masih banyak lagi relawan yang

melakukan hal hebat dalam

membantu persiapan LokaRote

2015 ini.

Lalu satu hari sebelum hari

pelaksanaan. Saya melihat

para bapak-ibu itu bersama

menyusun kursi, meja dan

dekorasi yang juga dibuat

semalam suntuk. Tanpa

harus merasa tersinggung

diberikan instruksi oleh orang-

orang yang jauh lebih muda,

mereka proaktif menyiapkan

“panggung festival” agar

semuanya dapat berjalan

dengan sempurna.

Seperti telenovela, begitu

banyak hal yang sempat

menjadi rintangan dalam

mewujudkan LokaRote.

Mulai dari dialog intensif soal

peleburan ketiga wahana

dalam satu wadah bersama,

perubahan nama dan jumlah

LokaRote 2015 | 76

Page 77: Pijar LokaRote 2015

peserta yang berulang-ulang,

kondisi keuangan yang ber-

darah-darah, kebutuhan logistik

yang membingungkan dan

koordinasi tarik ulur dengan

panitia pusat, dan segalanya

yang membuat urat nadi sering

berdenyut lebih cepat dari

seharusnya. Namun segalanya

adalah pembelajaran, dan

syukurnya, mendekatkan.

Maka tibalah hari pelaksanaan.

Dua hari yang tidak hanya

sekedar 2 x 24 jam, melainkan

dua hari perjumpaan keringat

dan semangat berbulan-

bulan sebelumnya. Dua hari

perjumpaan yang menjadi

awal persahabatan antara

relawan pusat dan daerah.

Dua hari jabat tangan sebagai

bentuk komitmen agar berjalan

beriringan merajut tenun

kebangsaan.

Dua hari perjumpaan yang menjadi awal persahabatan antara relawan pusat dan daerah.

Melalui LokaRote, saya belajar

banyak. Tentang kerendahan

hati, dari orang-orang besar

yang mau mengecilkan dirinya

di depan mimpi bersama.

Tentang dedikasi, dari orang-

orang yang begitu berse-

mangat menyiapkan segala

sesuatunya walau tak punya

banyak pengalaman. Tentang

iman, dari orang-orang yang

mau berkorban untuk sebuah

hasil yang tak bisa mereka

pastikan.

Tentang tanggung jawab, dari

orang-orang yang siap bahu-

membahu mengisi ruang

kosong di alam semesta.

LokaRote 2015 | 77

Page 78: Pijar LokaRote 2015

Maka terima kasih, pada semua-

nya: teman-teman Relawan

Pendidikan Rote Ndao, panitia

pusat, narasumber, rekan-rekan

Indonesia Mengajar dimana pun

berada dan tentunya sahabat

Pengajar Muda X Rote Ndao.

Jadilah Terang, Tuhan berfirman,

maka Terang pun jadi.

Begitu mudah. Namun yakinlah,

tak perlu jadi Tuhan untuk dapat

mewujudkan terang di bumi

pertiwi.

Tentang tanggung jawab, dari orang-orang yang siap bahu-membahu mengisi ruang kosong di alam semesta.

Cukup satu lilin di setiap sudut.

Niscaya, Terang pun jadi.

yakinlah, tak perlu jadi Tuhan untuk dapat mewujudkan terang di bumi pertiwi.

LokaRote 2015 | 78

Page 79: Pijar LokaRote 2015

Dari Mading,Untuk Rote Ndao

Ginanjar Ummi PratiwiPengajar Muda X Rote Ndao

Saya mau membuat mading di sekolah, karena membuat mading itu ternyata asyik!",““Saya akan mengajak teman-

teman untuk mengaktifkan

kembali mading sekolah yang

sudah lama berhenti”

Begitulah kata mereka, siswa-

siswi SMP dan SMA peserta

pelatihan mading (majalah

dinding), saat ditanya apa

rencana mereka setelah pulang

dari pelatihan. November

lalu, aku melihat sekumpulan

pelajar SMP dan SMA beserta

guru pendamping di dalam

satu ruangan.

Awalnya mereka masih duduk

diam malu-malu dan mungkin

juga bingung mengapa mereka

harus datang ke pelatihan

mading. Ruangan memang

panas, keringat mengucur terus

menerus, tapi apa kalian tahu

apa yang aku saksikan?

Ahhh terlalu sulit untuk

diungkapkan betapa positif

interaksi di dalam ruangan

tersebut. Biasanya keadaan

begitu akan membuat orang

malas bergerak, tetapi sebagai

LokaRote 2015 | 79

Page 80: Pijar LokaRote 2015

seorang dokumentator, banyak

momen yang bisa kuabadikan

di dalam kamera.

Bukan mereka yang tertidur

saat materi, bukan juga wajah

kusut yang terpampang,

melainkan semangat mereka

yang masih terus menyala

mengalahkan hawa panas

yang menyerang.

Mereka berdiskusi asyik,

memerhatikan para pemateri

yang jauh-jauh datang dari

pulau seberang, menggunting

kertas-kertas, membuat

hiasan mading, mengarang

beberapa baris puisi, dan tak

lupa memberikan apresiasi

pada setiap kelompok atas

mading yang telah dibuat.

Suasana cair, apalagi para guru

pendamping juga ikut aktif

dalam membimbing dalam

pelatihan ini.

semangat mereka yang masih terus menyala mengalahkan hawa panas yang menyerang.

LokaRote 2015 | 80

Page 81: Pijar LokaRote 2015

Penggerak daerah Rote Ndao

dalam wahana IM Bro (Indonesia

Mengaja Broadcasting) yang

merencanakan pelatihan mading.

Akses informasi daerah memang

masih sulit dibenahi, apalagi

masih banyak daerah yang

kesulitan sinyal.

Pelatihan ini adalah langkah

awal membuka jendela informasi

melalui majalah dinding. Selain

untuk menyebarkan informasi,

kegiatan ini merupakan kegiatan

positif untuk anak muda

seperti mereka.

Dan melihat berjalannya

pelatihan tersebut, aku sebagai

salah satu panitia sekaligus

Pengajar Muda Rote Ndao

semakin optimis dengan

kemajuan Rote Ndao. Melihat

senyum dan semangat mereka,

masa depan Rote Ndao terlihat

lebih cerah.

Wahai anak muda, mari bersama-sama bergerak dari hal kecil. Akan kita saksikan beberapa tahun lagi hasil dari keringat kita, Rote Ndao pasti akan terpandang. Dan kita harus terus bergerak dan bersabar.”

Batinku saat menjabat

erat tangan mereka

satu persatu.

Peserta IMBro sigap membuat mading bersama

LokaRote 2015 | 81

Page 82: Pijar LokaRote 2015

Motivasi Pak Lambert Hans Roberto Widiasmoro

Pengajar Muda X Rote Ndao

Di tengah kondisi Rote yang begitu panas di bulan November ini

diadakanlah LokaRote 2015.

Kegiatan pelatihan ini tepat

dimulai pada tanggal 20-21

November 2015

Saat pagi harinya, ternyata yang

hadir dari sekolah penempatan

saya bukanlah guru pesrta yang

terpilih, tetapi digantikan oleh

guru lain.

Perkenalkan, guru peserta

pengganti tesebut biasa

disapa Pak Lambert, mengajar

mata pelajaran Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan.

Di LokaRote 2015 ini, beliau

mengikuti pelatihan Ruang

Belajar yang mengangkat

topik Metode Pengajaran Kreatif,

dan Teknologi dan Informasi

Teknologi.

Setelah seluruh kegiatan RuBel

selesai dilaksanakan, tiba-tiba

Pak Lambert menghampiri saya

dan berkata bahwa beliau ingin

memfasilitasi murid-muridnya

untuk bercerita tentang cita-

cita dan hobi serta membuat

karya puisi dan pantun dengan

cara ala fasilitator (beserta

propertinya) yang dilakukan

oleh pemateri.

LokaRote 2015 | 82

Page 83: Pijar LokaRote 2015

tiba-tiba Pak Lambert menghampiri saya dan berkata bahwa beliau ingin memfasilitasi murid-muridnya untuk bercerita

Melihat semangat beliau, selang

beberapa waktu, hari senin ini

saya coba membawakan logistik

yang diminta (kertas karton

dan sticky notes). Tak berapa

lama kemudian, beliau datang

ke ruang guru dan menunjukkan

dua buah kertas karton penuh

tempelan sticky notes berisi

tulisan campuran siswa-siswi

kelas tiga sampai enam!

Sayapun tersenyum dan

beranjak dari kursi membantu

beliau menempelkan kertas-

kertas karton tersebut, sambil

dikelilingi anak-anak yang

ramai melihat hasil karyanya

beserta guru olahraga mereka

itu. Selain itu, beliau juga

mengatakan ingin membuatkan

anak-anak majalah dinding

sekolah dan tulisan berisi kata-

kata motivasi atau inspiratif

di tiap kelas.

Memasuki bulan Desember

ini, tidak ada salahnya apabila

saya juga memanjatkan

permohonan. Saya hanya

berharap Pak Lambert bisa

terus menjaga motivasi dan

konsistensinya tanpa terhalang

apapun. Dan, saya siap

membantu mendorong agar

beliau bisa tetap konsisten

seperti ini.

LokaRote 2015 | 83

Page 84: Pijar LokaRote 2015

Pak Daud: Sosok Loyalitas Tanpa Batas

Karina ManuabaPengajar Muda X Rote Ndao

Joksan Daud Dakabessy,

bapak satu ini berasal dari

Pulau Alor, dirinya berkali-

kali pernah menjabat sebagai

kepala sekolah sebelum

akhirnya ditugaskan menjadi

salah seorang pengawas di

Cabang Dinas kecamatan

Rote Barat.

Berbicara soal pendidikan

di Rote Ndao dengan Pak Daud

di setiap kesempatan tak

pernah ada habisnya.

Pertama kali mengenal sosoknya pada saat Beliau hadir di sekolah dasar penempatan saya di acara temu pisah Pengajar Muda

Pak Daud yang gemar

membaca membuat dirinya

selalu menemukan hal-hal baru

untuk diperbicangkan. Masih

saya ingat betul, Pak Daud tak

henti-hentinya menekankan

untuk mengajar menggunakan

metode kreatif. Cerita Pak Daud

tak pernah habis kalau sudah

berbicara pengalamannya

mengajar dulu. Menurutnya,

pada proses kegiatan belajar-

mengajar (KBM), kelas harus

berpusat pada siswa,

LokaRote 2015 | 84

Page 85: Pijar LokaRote 2015

guru harus membiarkan siswa

bereksplorasi menemukan

jawaban atas pertanyaannya

sendiri sehingga tidak lagi

bergantung pada guru. Bagi

Pak Daud, di jaman sekarang

guru yang baik hanya bertindak

sebagai fasilitator.

Hmm.. ini menarik

Atas dasar pembicaraan-

pembicaraan hebat itulah,

maka saya merasa Pak Daud

sangat cocok jika diajak

bergabung dalam Forum

Kemajuan Pendidikan Daerah

(FKPD) Rote Ndao.

FKPD waktu itu membahas

tentang Festival Gerakan

Indonesia Mengajar (FGIM) 2015,

dimana acara tersebut diharap

akan membangun jejaring dan

keberlanjutan di tahun terakhir

Pengajar Muda Indonesia

Mengajar di Rote Ndao.

Ternyata benar, Pak Daud

sangat antusias!

Pak Daud datang sebagai

peserta forum yang paling

pertama. Di forum, Pak Daud

tidak segan-segan untuk

mengeluarkan pendapat-

pendapatnya.

Penyambutan relawan pusatdi pelabuhan Ba’a

LokaRote 2015 | 85

Page 86: Pijar LokaRote 2015

Pak Daud sendiri memilih

wahana Ruang Berbagi Ilmu

(RUBI) dan berkomitmen untuk

menjadi ketua panitia lokasi

ketika itu.

Buat saya dan kawan-kawan

PM, Pak Daud itu keren! Dari

cara beliau memimpin rapat,

ide-ide yang beliau berikan,

sampai eksekusi keputusannya

pun luar biasa.

Rapat dari Ba’a (ibukota

kabupaten) sampai ke Rote

Tengah tidak pernah beliau

permasalahkan, beliau selalu

datang pertama. Padahal kalau

dihitung-hitung jarak dari Rote

Barat ke tempat-tempat itu

lumayan jauh, lho!

Belum lagi panas teriknya

cuaca, sama sekali tidak

menggetarkan semangat Pak

Daud untuk mendatangi satu-

persatu pejabat-pejabat Rote

Ndao. Bapatua satu ini tak

pernah mengeluh.

ide-ide yang beliau berikan, sampai eksekusi keputusannya pun luar biasa

Dari Pak Daud saya belajar

untuk menjadi seorang yang

berintegritas tinggi, saya

belajar apa itu loyalitas tanpa

batas. Kegiatan LokaRote 2015

sebagai ajang perjodohan

penggerak daerah Rote Ndao

dan relawan dari seluruh

pelosok negeri adalah bukti

adanya orang-orang seperti

Pak Daud.

Bapatua satu ini tak pernah mengeluh

Semoga kita bisa bertemu

sosok-sosok lain seperti

Pak Daud di ruang positif

berikutnya! Selamat belajar,

selamat menginspirasi!

LokaRote 2015 | 86

Page 87: Pijar LokaRote 2015

LokaRote: Berawal dari Sebuah SuratMuhammad Firdaus Ismail

Pengajar Muda X Rote Ndao

Dua minggu sebelum kegiatan LokaRote 2015,

salah satu relawan narasumber

Dyah Nurhayati atau akrab

dipanggil Kak Aya memintaku

untuk memberikan surat

semangat kepada murid-

muridku di

SD Inpres Batulai.

Harapannya ketika Kak Aya

sampai di Rote untuk kegiatan

LokaRote, sudah mendapatkan

surat balasan dari murid-

muridku dan bisa dibawa untuk

disampaikan kepada teman-

temannya. Saat itu, Kak Aya

mengirimkan dua belas surat

semangat dari teman ber-

bagai profesi.

LokaRote 2015 | 87

Page 88: Pijar LokaRote 2015

Aku pun mencetak surat

semangat dari Kak Aya yang

dikirimnya via email. Dan aku

bagikan ke murid-muridku

kelas enam yang berjumlah

10 anak. Ada dua anak yang

mendapatkan dua surat,

dan yang lain mendapat

satu surat.

Salah satu yang menarik

adalah surat dari Kak Aya,

yang diberikan kepada Yani

Fanggi, yang tak lain adalah

adik angkatku selama di

Rote ini. Dalam suratnya, Kak

Aya yang berprofesi sebagai

dosen DKV ISBI Bandung ini

memberi judul dalam suratnya

“Kado Kecil untuk Bumi

Pertiwi.”

Di awali dengan kalimat yang

cukup membuat merinding

bulu kuduk, “Tulisan ini saya

dedikasikan untuk putra-putri

terbaik bangsa yg sedang

mengenyam pendidikan. “

Mungkin hanya ‘sepatah’ yang

bisa kakak bagikan dan kakak

ajarkan, namun salam semangat

untuk kalian semua, kalian adalah

pelangi terindah yang pernah

kakak temui, kalian punya warna

masing-masing yang membuat

decak kagum bagi kami para

relawan.

Kalian adalah mutiara bangsa

dengan beragam karakter

warna yang suatu hari nanti

akan memimpin negeri elok

ini, Indonesia Raya, Tanah Air

tercinta. Buatlah pelangi yang

indah disegala lini penjuru

nusantara melalui mimpi-

mimpi kalian. Tunjukkan pada

dunia bahwa kalian mampu

menaklukkannya!

Para pelangiku, bermimpilah

tentang apa yang ingin kalian

impikan, pergilah ke tempat-

tempat yang ingin kalian datangi

dan jadilah seperti apa yang

kalian inginkan!

LokaRote 2015 | 88

Page 89: Pijar LokaRote 2015

Raihlah cita-cita kalian setinggi

mungkin! mulailah dengan

bermimpi ‘saya ingin menjadi….’

Sembari bermimpi wujudkanlah

cita-cita itu menjadi nyata

dengan cara belajar yang tekun

tanpa mengeluh, tanpa putus

asa, karena Tuhan tidak suka

pada umatnya yang selalu

berkeluh kesah dan mudah

menyerah.

Berikut tadi adalah beberapa

penggalan kalimat dalam

Surat Semangat dari Kak Aya

yang diberikan kepada Yani.

Dan di akhir suratnya Kak Aya

menyampaikan,

Pada akhirnya, kalian adalah kumpulan warna berbeda yang akan bersama merangkai satu bentuk pelangi yang indah. Yang akan selalu menyala dan menerangi bumi ini. Terimakasih.”

Aku tidak tahu bagaimana

perasaan Yani ketika membaca

surat semangat itu. Yang pasti

setelah membacanya, Yani

langsung semangat membalas

surat untuk Kak Aya. Aku lihat

sekilas, cukup panjang surat

balasan dari Yani.

Bagiku untuk anak kelas enam

di SD ku, hal yang luar biasa

mau dan bisa membalas surat

dengan panjang. Padahal

ini kali pertama mereka

mendapatkan surat dari orang

lain. Meskipun aku tidak tahu

apa isi surat balasannya. Karena

memang bukan hak ku untuk

membaca isi surat tersebut.

Yani cuma bilang pada ku,

“Pak, bolehkah saya minta

hadiah foto Kak Aya?” tanya

Yani. “Boleh sekali, tulis sa

dalam surat,” jawabku. “Sudah

pak,” sahut Yani. “Suatu saat,

Yani pasti bisa berfoto dengan

Kak Aya,” harapku. Aamiin

LokaRote 2015 | 89

Page 90: Pijar LokaRote 2015

Dan semesta menjawab, pada

kegiatan LokaRote 2015, Kak

Aya pun tiba di Rote. Wanita

yang punya hobi travelling ini

menjadi salah satu narasumber

untuk materi Metode Belajar

Kreatif Calistung.

Ibu Erny Mbado, yang meru-

pakan mama ku selama di

Rote, yang tak lain adalah

mama Yani, menjadi salah satu

peserta kegiatan. Di hari kedua

kegiatan, entah karena alasan

apa, Mama Erny mengajak Yani

ke lokasi kegiatan.

Padahal kegiatan mulai

dari pagi jam 08.00 hingga

17.00 WITA. Dan di situlah

Tuhan menjawab Do’a kami.

Tidak pernah terbayangkan

sebelumnya oleh Kak Aya,

Yani, pun denganku.

Mereka bisa bertemu, cukup

terharu melihat pertemuan

mereka. Keinginan Yani untuk

meminta foto Kak Aya pun

terkabulkan. Tak hanya itu,

Yani pun bisa berfoto berdua

dengan Kak Aya.

Ibu Erny Mbado, yang merupakan mama ku selama di Rote, yang tak lain adalah mama Yani, menjadi salah satu peserta kegiatan. Di hari kedua kegiatan, entah karena alasan apa, Mama Erny mengajak Yani ke lokasi kegiatan.

LokaRote 2015 | 90

Page 91: Pijar LokaRote 2015

Dan di situlah Tuhan menjawab Do’a kami. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Kak Aya, Yani, pun denganku.

Keesokan harinya, Yani ber-

cerita dengan keluarga di

rumah tentang pertemuannya

dengan Kak Aya. Mendengar

cerita tersebut, lantas

sekeluarga pun berharap

mengundang Kak Aya untuk

ke rumah.

Karena tidak ada sinyal di

rumah, Mama Erny menyem-

patkan mencari titik sinyal

untuk menghubungi ku supaya

bisa mengajak Kak Aya ke

rumah. Saat itu, posisiku masih

di kota karena masih menemani

relawan narasumber yang hari

itu mengagendakan jalan-

jalan ke pantai. Aku agak telat

membaca pesan dari Mama

Erny, ketika aku balas pesan

sudah tidak terkirim,

artinya Mama sudah tidak

berada di titik sinyal.

Karena Kak Aya juga harus

segera kembali ke Bandung,

alhasil Kak Aya belum sempat

singgah ke rumah bertemu Yani

dan sekeluarga.

Beberapa hari kemudian, Mama

cerita kepada ku. “Pak, kemarin

Yani sempat tanya, bisa gak

ya suatu saat nanti Yani pergi

ke Jawa dan bertemu lagi

dengan Kak Aya?.” Cerita mama

kepadaku. “Benar Yani, mau ke

Jawa ?” tanyaku pada Yani.

“Iya Pak, saya ingin suatu saat bisa ke Jawa dan bertemu dengan Kak Aya di Jawa !” jawab Yani.

“Pasti bisa Yani, kalau Yani

punya cita-cita, asal mau terus

berusaha dan berdo’a, suatu

saat pasti Yani bisa memeluk

cita-cita itu.” tambahku.

LokaRote 2015 | 91

Page 92: Pijar LokaRote 2015

Begitulah kekuatan surat,

tulisan singkat yang kita

kirimkan ke anak-anak pelosok

negeri ini mungkin bagi kita

hanya hal sepele dan seperti

tak berarti. Tapi bagi mereka,

anak-anak di sudut-sudut

Indonesia yang jauh dari

informasi dan inspirasi, cerita

singkat akan sangat bisa

membangkitkan semangat

dan motivasi bagi mereka.

Memberikan kekuatan untuk

belajar dan belajar demi sebuah

mimpi yang mungkin bagi

kita sederhana, tetapi butuh

keberanian bagi mereka untuk

punya mimpi itu. Ya, mimpi

mereka sederhana, untuk bisa

pergi ke Jawa dan bertemu

sahabatnya yang ia kenal

melalui surat semangat.

Terima kasih Kak Aya atas

surat semangatnya dan

terima kasih LokaRote yang

mempertemukan Yani

dengan Kak Aya.

Tapi bagi mereka, anak-anak di sudut-sudut Indonesia yang jauh dari informasi dan inspirasi, cerita singkat akan sangat bisa membangkitkan semangat dan motivasi bagi mereka.

LokaRote 2015 | 92

Page 93: Pijar LokaRote 2015

Memberikan kekuatan untuk belajar dan belajar demi sebuah mimpi yang mungkin bagi kita sederhana, tetapi butuh keberanian bagi mereka untuk punya mimpi itu.

LokaRote 2015 | 93

Page 94: Pijar LokaRote 2015

Mama Erny : Penyala Pelangi

Di Dusun Sanama

Muhammad Firdaus IsmailPengajar Muda X Rote Ndao

Dusun Sanama, Desa Oelasin,

Kecamatan Rote Barat

Daya adalah dusun tempat

tinggalku selama setahun

bertugas sebagai Pengajar

Muda Indonesia Mengajar. Di

sinilah rumah dan keluarga

baruku yang tak mungkin ku

lupakan seumur hidupku.

Sudah enam bulan aku

berada di sini, dan aku

belajar banyak dari orang

tua angkatku, adik angkatku,

anak-anak di desa serta

masyarakat setempat.

Dusun yang sampai saat ini belum

bersinyal dan belum tersaluri

listrik PLN ini punya potensi

yang luar biasa untuk berkembang.

Dan salah satu potensi luar

biasa yang dimiliki dusun ini

adalah “Semangat”.

Semangat untuk maju dan

terus maju yang dimiliki seluruh

bagian dusun ini mulai anak-

anak, pemuda, masyarakat hingga

perangkat desa. Dan pada tulisanku

ini, aku akan sedikit cerita tentang

Mama Erny yang merupakan

mama angkatku di Rote.

LokaRote 2015 | 94

Page 95: Pijar LokaRote 2015

Aku belajar banyak dari anak-

anak di desaku. Mereka punya

semangat yang tinggi untuk

belajar. Setiap harinya mereka

harus berjalan dua hingga tiga

kilometer ke sekolah. Hujan

dan panas tak menyurutkan

semangat mereka untuk

menuntut ilmu ke sekolah.

Dan tak hanya itu, semangat

mereka untuk belajar ber-

tambah menyala dalam

dua minggu terakhir ini.

Semangat untuk maju dan terus maju yang dimiliki seluruh bagian dusun ini

Ya, dalam dua minggu ini

setiap sorenya mereka selalu

datang ke rumah untuk belajar

dan membaca. Dan tokoh

yang memantik dan lebih

menyalakan semangat anak-

anak di dusun Sanama adalah

Mama Erny.

Mama Erny atau biasa dipanggil

Ibu Erny karena profesinya

sebagai guru di salah satu SD

di kecamatan Rote Barat Daya

memang punya semangat

tinggi untuk memajukan

pendidikan di Dusun Sanama.

Di tengah-tengah kesibukannya

sebagai guru, ibu rumah

tangga dan pekerjaan lain,

ibu dari empat anak ini masih

menyempatkan waktunya untuk

menjadi guru sekolah minggu.

LokaRote 2015 | 95

Page 96: Pijar LokaRote 2015

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai guru, ibu rumah tangga dan pekerjaan lain, ibu dari empat anak ini masih menyempatkan waktunya untuk menjadi guru sekolah minggu.

Selain itu, dalam satu bulan

terakhir karena tersedianya

buku-buku di rumah Ibu Erny

sering mengajak anak-anak

untuk membaca buku di rumah.

Atas dasar itu lah, aku mengajak

Ibu Erny untuk menjadi peserta

pelatihan LokaRote 2015 untuk

mendapatkan materi tentang

pengelolaan taman baca dan

metode kreatif calistung.

Dan semenjak kegiatan

LokaRote, Ibu Erny semakin

menggebu semangatnya

mengajak anak-anak untuk

membaca. Meskipun jumlah

buku yang kami miliki baru

sekitar 80 eks.

Didorong dengan semangat

tinggi anak-anak Dusun

Sanama untuk belajar, kegiatan

setiap hari di rumah kami

cukup ramai.

LokaRote 2015 | 96

Page 97: Pijar LokaRote 2015

Sedikitnya ada sekitar dua

puluh anak dari usia balita

hingga SMP yang datang ke

rumah kami. Kebanyakan dari

mereka membaca buku, namun

juga ada yang melakukan

aktivitas positif lainnya.

Terlihat beberapa anak

menggambar dan mewarnai.

Ya, kegitan ini merupakan

kegiatan favorit yang dilakukan

anak-anak di rumah kami.

Ada beberapa yang hobi

bermain catur, sehingga mereka

memanfaatkan kegiatan sore di

rumah kami untuk bermain salah

satu olahraga otak yang sangat

populer ini.

Dan semenjak kegiatan LokaRote, Ibu Erny semakin menggebu semangatnya mengajak anak-anak untuk membaca.

Suasana ramai dan serudi kediaman kami

LokaRote 2015 | 97

Page 98: Pijar LokaRote 2015

Anak berusia 2.5 tahun pun

terlihat sangat serius mewarnai.

Salah satu hasil mewarnai anak-

anak. Ya “Aku tahu banyak

karena membaca”

Begitulah keseruan kegiatan-

kegiatan kami dalam dua minggu

ini. Semakin menyala pelangi di

dusun Sanama. Setelah kegiatan

LokaRote Ibu Erny semakin

semangat mengajak anak-anak

di dusun kami untuk belajar,

membaca, mewarnai, bermain

dan aktivitas positif lain di

rumah kami.

Ibu Erny semakin memantik

semangat anak-anak untuk

belajar. Dan Ibu Erny pun resmi

memberi nama taman baca

di rumah kami dengan nama

“Taman Baca Pelangi Kasih”

Dusun Sanama, Desa Oelasin.

Begitulah keseruan kegiatan-kegiatan kami dalam dua minggu ini. Semakin menyala pelangi di dusun Sanama.

Terima Kasih Ibu Erny,

Terima Kasih LokaRote.

Kalian telah memberikan

secercah harapan yang

telah mengumpulkan warna-

warna yang berbeda untuk

membentuk suatu pelangi

yang indah. Yang akan terus

menyala dan menerangi

Dusun Sanama.

Hasil karya si kecilyang kreatif

LokaRote 2015 | 98

Page 99: Pijar LokaRote 2015

Ibu Erny semakin memantik semangat anak-anak untuk belajar. Dan Ibu Erny pun resmi memberi nama taman baca di rumah kami dengan nama “Taman Baca Pelangi Kasih” Dusun Sanama, Desa Oelasin.

LokaRote 2015 | 99

Page 100: Pijar LokaRote 2015

Gugus Mekar yang Layak MekarMuhammad Firdaus Ismail

Pengajar Muda X Rote Ndao

Apakah LokaRote 2015

hanya kegiatan sekali tingkat

kabupaten saja atau seperti apa?

Adakah kelanjutannya?

Kalau ada bagaimana caranya?

Kalau tidak, bagaimana

dengan guru lain yang tidak

mendapatkan jatah mengikuti

kegiatan ini?

Beberapa pertanyaan yang

terlontar dari salah satu peserta

LokaRote 2015 saat kegiatan

pada tanggal 20-21 November

2015 beberapa waktu lalu.

Pertanyaan yang juga merupakan

kekhawatiran kami Panitia Lokal

LokaRote 2015. Sejak awal setelah

mengumpulkan relawan pendi-

dikan di Rote dari berbagai

latar belakang profesi, kami

pun sudah mulai mendiskusikan

bagaimana langkah kelanjutan

dari LokaRote.

LokaRote 2015 atau singkatan

dari Lokakarya Inspirational

2015 merupakan rangkaian

Festival Gerakan Indonesia

Mengajar (FGIM) sebagai wahana

LokaRote 2015 | 100

Page 101: Pijar LokaRote 2015

keberlanjutan tahun terakhir

keberadaan Pengajar Muda di

penempatan. Berbeda dengan

kabupaten penemptan lain,

dimana hanya wahana Ruang

Berbagi Ilmu (RUBI) saja

yang disajikan dalam bentuk

Lokakarya, kami di Rote tiga

wahana sekaligus yaitu Ruang

Belajar (RuBel), Indonesia

Mengajar Broadcasting (IM Bro)

dan RUBI didesain dalam suatu

rangkaian kegiatan Lokakarya

selama dua hari.

Kegiatan dilakukan selama

dua hari penuh dari pagi

jam 08.00 hingga jam 17.00

WITA bertempat di Gereja

Efata, SMP N 2 Lobalain dan

Aula Kecamatan Lobalain.

Hari pertama kegiatan berisi

tentang materi masing-masing

wahana. Dan di hari kedua

kami mendiskusikan Rencana

Tindak Lanjut (RTL) dari

wahana RUBI dan RuBel. Dalam

penyusunan RTL ini, peserta

dikumpulkan pada masing-

masing kecamatan untuk

mendiskusikan apa yang

akan dilakukan di kecamatan

atau gugus masing-masing

setelah kegiatan ini, bagaimana

strateginya dan siapa penang-

gung jawab masing-masing.

Ya, kegiatan RTL ini merupakan

cara kami untuk menularkan

semangat LokaRote tingkat

kabupaten ini ke kecamatan

atau gugus. Sehingga

kegiatan tidak hanya selesai

dua hari, tetapi juga ada

keberlanjutannya di lingkup

lebih kecil.

peserta dikumpulkan pada masing-masing kecamatan untuk mendiskusikan apa yang akan dilakukan di kecamatan atau gugus masing-masing setelah kegiatan ini

LokaRote 2015 | 101

Page 102: Pijar LokaRote 2015

Dan pada tanggal 14 Desember

2015 kemarin, saya menda-

patkan kesempatan menyak-

sikan semangat luar biasa dari

guru-guru di Gugus Mekar

Kecamatan Rote Barat Daya.

Gugus Mekar yang terdiri dari

tiga SD, SD Derenitan, SD

Mbadokai dan SD Lotelutung

merupakan gugus pertama

yang melaksanakan kegiatan

rencana tindak lanjut tingkat

gugus dari kegiatan LokaRote

tingkat kabupaten.

saya mendapatkan kesempatan menyak-sikan semangat luar biasa dari guru-guru di Gugus Mekar Kecamatan Rote Barat Daya.

Hari itu, berkumpullah tiga

puluh guru dari tiga sekolah

untuk mendapatkan materi

tentang “Metode Belajar

Kreatif”. Empat guru yang

menjadi wakil gugus mekar

untuk mengikuti kegiatan

LokaRote tingkat kabupaten

mendapatkan kesempatan

menjadi narasumber.

Mereka berempat berbagai

materi-materi yang didapat-

kannya selama dua hari

kegiatan di Ba’a, kota

kabupaten Rote.

Hari itu, aku menjadi saksi aura

yang sungguh luar biasa positif

dari guru-guru Gugus Mekar.

Aura positif dari narasumber

dengan semangat untuk

berbagi dan aura positif dari

peserta dengan semangatnya

untuk belajar.

LokaRote 2015 | 102

Page 103: Pijar LokaRote 2015

Dan tentunya aura positif dari

ketiga kepala sekolah serta

ketua Kelompok Kerja Guru

(KKG) gugus mekar yang telah

merencanakan dan menyusun

kegiatan ini dengan baik.

Pada kegiatan yang berlang-

sung dari jam 09.00 hingga

15.00 ini guru-guru diberikan

materi tentang pentingnya

pembelajaran kreatif, dan

dilanjutkan praktek pembuatan

media kreatif Matematika

dan IPA. Guru-guru sangat

antusias membuat media

kreatif, semangat menggambar,

menggunting, menempel

serta menghias.

Ada satu kelompok yang

membuat dua, padahal tugas

mereka hanya membuat

satu media. Dan bahkan

kepala sekolah pun ikut aktif

menggunting kertas-kertas

yang kemudian disusun menjadi

pohon jam.

Peserta pelatihanmemamerkan karyanya

Kepala sekolah dan guruterlibat bersama

Usia boleh tua,tapi semangat selalu muda

LokaRote 2015 | 103

Page 104: Pijar LokaRote 2015

Celetukan dari beberapa guru

membuat suasana kelas lebih

santai dan menyenangkan.

“Pak, dulu saya tidak TK jadi

kemampuan menggunting saya

jelek pak.”

“Wahh,, su tua saya pak, gak

kelihatan kalau suruh gunting-

gunting gini.”

“Kita tepuk-tepuk lagi pak, biar

semangat,”

“Tepuk usir kambing sa.”

Ya, itulah beberapa celetukan

yang mencairkan suasana di

tengah keseriusan guru-guru

menyusun metode kreatif.

Dan di sesi akhir kagiatan salah

satu perwakilan dari Indonesia

Mengajar (Ashela Risa) menanya-

kan perasaan dan apa yang

di dapat selama kegiatan hari

itu dengan dimulai dengan

kata “Ternyata”.

“Ternyata Metode Belajar

Kreatif membuat guru dan

siswa semangat, Ternyata

Metode Kreatif ini sebetulnya

dekat dengan kita, Ternyata

dengan kegiatan seperti ini

dapat memotivasi kami untuk

lebih kreatif, Ternyata dengan

langsung praktek membuat

guru dan siswa belajar dari

kenyataan.”

Itulah beberapa “Ternyata”

yang disampaikan oleh peserta

setelah mengikuti kegiatan ini.

Dan salah satu kepala sekolah

menyampaikan:

“Kami Kepala Sekolah siap

mendorong guru-guru dan

menindaklanjuti pembelajaran

dengan metode kreatif di

sekolah masing-masing.

Kegiatan pun ditutup oleh

bapak pengawas dengan

penekanan bahwa apa yang

didapatkan hari ini, harus

dibagikan dengan teman-teman

lain yang berhalangan hadir.

LokaRote 2015 | 104

Page 105: Pijar LokaRote 2015

Aku sangat bersyukur, hari itu

diberi kesempatan menyaksikan

semangat mereka. Gugus Mekar

Kecamatan Rote Barat Daya

memang Layak Mekar.

Mereka telah memekarkan

optimisme dan semangat

untuk peningkatan kualitas

pendidikan anak didik mereka.

Semoga mereka juga bisa

memekarkan gugus-gugus

lain untuk mengikuti kegiatan

serupa.

Ahhh,,, semakin optimis aku dengan pendidikan di negeri ini.

Peserta bersama setelahmengakhiri sesi

LokaRote 2015 | 105

Page 106: Pijar LokaRote 2015

Ringan Tangan sebagaiRelawan Pendidikan

Muhammad SholihuddinPengajar Muda X Rote Ndao

“Kak, besok kotong siap-siap jam berapa buat kak?”

tanya Kak Yani (salah satu

penggerak daerah sekaligus

panitia LokaRote 2015).

“Jam 5 saja kak, sekalian

dekorasi ruangan biar pas

peserta dan pemateri datang

semuanya sudah siap” jawab

saya dengan menujuk ruangan

lab komputer yang akan kita

gunakan untuk pelatihan IT

esok hari.

“Ok, Kak... sampai ketemu esok

hari kak” respon singkat Kak

Yani sambil mengacungkan jari

jempolnya.

Esok hari pun tiba, ternyata

benar seperti dugaan saya, Kak

Yani pasti sudah sampai dan

sudah membersihkan ruangan

sebelum saya dan relawan

lainnya datang.

Melihat semangat Kak Yani

pagi hari itu, semangat saya

pun semakin bertambah dan

mulai membantu Kak Yani.

Disamping itu para panitia

di tiap wahanapun mulai

berdatangan, kami sudah

berbagi tugas jadi kami bekerja

sesuai dengan tugas masing-

masing. Sehingga persiapan

sudah selesai tepat waktu.

LokaRote 2015 | 106

Page 107: Pijar LokaRote 2015

Disela-sela saya memper-siapkan

ruangan ternyata ada salah satu

peserta yang sudah datang lebih

awal, beliau datang satu jam lebih

awal sebelum pelatihan dimulai.

Sehingga beliau melihat hiruk

pikuk panitia mempersiapkan

ruangan dan fasilitas buat

peserta. Akhirnya saya putuskan

untuk menghampiri beliau.

“Pagi bapak, bapak pung nama

siapa ko? Dari kecamatan apa dan

bapak ikut pelatihan di wahana

apa kemarin?” (mengingat hari ini

adalah hari ke dua pelatihan).

“Sudah bapak bersih-bersih sana,

dan siapin ruangan yang bagus.

Kalau sudah selesai nanti baru urus

saya, saya siap menunggu disini”

jawab bapak itu.

“OK bapak,10 menit lagi ruangan

su siap...” jawab saya sambil

berjalan menjauh

Esok hari pun tiba, ternyata benar seperti dugaan saya, Kak Yani pasti sudah sampai dan sudah membersihkan ruangan sebelum saya dan relawan lainnya datang.

Para co-fasilitator yang

semuanya adalah penggerak

daerah saya tanya persiapannya

ternyata mereka juga sudah

siap membantu para fasilitator

yang tidak lain adalah tiga

sahabat RuBel ( Kiki, Amanda,

dan Diko) yang datang jauh-

jauh dari Jakarta untuk berbagi

pengalaman dan ilmunya utuk

guru-guru di Rote Ndao.

LokaRote 2015 | 107

Page 108: Pijar LokaRote 2015

Sehingga saya dan pemateri

merasa sangat senang karena

persiapan sudah kelar sebelum

mereka datang di lokasi

pelatihan.

Singkat cerita, kami punya

banyak relawan daerah yang

ringan tangan dan ikut turun

tangan mempersiapkan

kegiatan LokaRote tanpa

memandang status dan

jabaran struktural.

Kami bersama-sama bekerja

dan saling membantu layaknya

keluarga besar di kepanitiaan

LokaRote ini

LokaRote 2015 | 108

Page 109: Pijar LokaRote 2015

Kami punya banyak relawan daerah yang ringan tangan dan ikut turun tangan mempersiapkan kegiatan LokaRote tanpa memandang status dan jabatan struktural.

LokaRote 2015 | 109

Page 110: Pijar LokaRote 2015

Lihat, Lilin Kami Mulai Menyala

Zakiya Aryana PramestriPM X Rote Ndao

“Ker mana Kak, pelatihannya?”

“Seru Ibu, banyak tepuk-tepuk,

permainannya, kemarin yang

tentang calistung itu juga

hal baru”

“Nah, itu bawa kertas apa,

Kak?”

“Ini kertas nanti tempel supaya

anak-anak semangat Ibu!”

Berikut perbincangan saya di

atas motor dengan Kak Santi,

pemudi dari desa penempatan

saya yang menjadi peserta

Lokakarya Inspirasional Rote

Ndao, RUBI Taman Baca.

Saya mengenal sosok Kak

Santi belum lama. Ia kembali

ke desa, setelah Idul Fitri,

sekitar satu bulan setelah

saya ditempatkan.

Sebelumnya ia sempat

mengadu nasib di Kupang,

menjadi petani rumput laut

di sana. Kembali ke desa

kami di Oeseli pantai, Kak

Santi membantu keluarganya

ber-tani rumput laut,

mengail ikan, atau bersama

bapak-bapak nelayan lain

memasang jaring ikan.

LokaRote 2015 | 110

Page 111: Pijar LokaRote 2015

Sore-sore kalau tidak ada

kegiatan lain, ia tak kalah

bersemangat dengan anak-

anak di desa bermain ke teras

rumah saya, membaca buku

dan majalah.

Malamnya, kalau kami sedang

belajar bersama, Kak Santi ikut

datang, ikut mengerjakan soal

matematika, ikut mengajarkan

ke anak-anak.

“Dia itu pintar, Ibu. Tapi sayang,

dulu son sempat lulus SD itu

kayaknya,” kata Mama piara

saya ketika saya tanya tentang

Kak Santi.

Sore itu, seminggu sebelum

LokaRote, Kak Santi bermain-

main di rumah saya, membaca-

baca buku sambil menemani

adiknya yang sedang membaca

juga. Saya iseng bertanya:

“Kak, beta ajak ikut pelatihan

ya Kak? Supaya nanti bisa

bantu beta urus buku-buku di

masjid supaya anak-anak bisa

baca lebih banyak lagi”

“Boleh Ibu”

“Nah, nanti di Ba’a (kota

kabupaten). Tapi dua hari kak.

Jadi nanti menginap di Ba’a

son apa-apa ko?”

“Iya ibu. Aman”

“Nanti pulang tapi masih

Minggu atau Senin dulu,

karena beta masih harus

urus kegiatan dulu. Jadinya 4

malam di Ba’a”

“Iya ibu, son apa-apa”

Saya sempat khawatir Kak

Santi kurang percaya diri

LokaRote 2015 | 111

Page 112: Pijar LokaRote 2015

di antara peserta yang lain.

Beberapa dari mereka sudah

punya taman baca, atau paling

tidak, sudah punya wadah

untuk bermain dengan anak-

anak seperti guru sekolah

minggu, pembina pramuka,

guru SD, dsb.

Namun, nampaknya kekha-

watiran saya tidak terbukti

dengan menyaksikannya

tertawa lepas dengan peserta

lain selama berjalannya

pelatihan. Kekhawatiran saya

juga tidak terbukti, setelah

mendengar tanggapannya

seusai pelatihan, di atas

motor sore itu.

Dua hari kemudian, seusai

majelis taklim dengan Mama-

mama di desa, Kak Santi

menghampiri saya.

“Ibu, mulai besok katong kasih

belajar anak-anak mengaji su

Ibu. Nanti saya juga mengajar!”,

ujar Kak Santi sore itu,

dengan penuh semangat

dan percaya diri.

Semburat senja hari itu sangat

jingga, menyaksikan Kak Santi

yang dengan suaranya yang

lantang mengumumkan pada

anak-anak di desa bahwa

esok hari kami akan mulai

belajar mengaji.

Namun, nampaknya kekhawatiran saya tidak terbukti dengan menyaksikannya tertawa lepas dengan peserta lain selama berjalannya pelatihan.

LokaRote 2015 | 112

Page 113: Pijar LokaRote 2015

Semburat senja hari itu sangat jingga, menyaksikan Kak Santi yang dengan suaranya yang lantang mengumumkan pada anak-anak di desa bahwa esok hari kami akan mulai belajar mengaji.

LokaRote 2015 | 113

Page 114: Pijar LokaRote 2015

LokaRote 2015 | 114

Page 115: Pijar LokaRote 2015

Pesta bersama setelahdua hari berkarya

LokaRote 2015 | 115

Page 116: Pijar LokaRote 2015

Indonesia MengejarAditya Iqbal MaulanaDokter - Relawan Narasumber

Saya Aditya Iqbal Maulana

dan sebelumnya tidak pernah

terbayang dalam benak

saya untuk menjadi seorang

pengajar, bahkan yang diajar

adalah mereka yang kebanyakan

berkecimpung sebagai pendidik.

Dengan latar belakang yang

jauh dari sosok pendidik, saya

seperti terbebani dalam konsep

mirip peribahasa “kebo nusu

gudel”, tapi di luar itu saya pikir

tidak ada salahnya mencoba,

toh saya suka pantai, renang di

pantai, menikmati pantai; intinya

sangat begitu maniak pantai

(meski ini sekedar tambahan

saja dari program ini).

Begitu daftar masih dengan

perasaan bimbang akhirnya

saya tetap ikut. Alhamdulillah

diterima sebagai peserta yang

akan berangkat ke Rote.

Dua kata, “luar biasa”

Saya nyaris tidak berangkat

karena masih bingung saya

harus melakukan apa, ini hal

pertama yang pernah saya

lakukan. Kalau di bidang

medis, bakti sosial, edukasi

sampai pembicara di seminar

kesehatan saya pernah punya

pengalaman; tapi soal bidang

pendidikan dan taman baca,

lagi-lagi ini pengalaman

pertama saya.

LokaRote 2015 | 116

Page 117: Pijar LokaRote 2015

Ditambah saya begitu sibuk

di rumah sakit, trimester akhir,

dengan tumpukan laporan

bulanan hingga persiapan

presentasi kasus medis-

nonmedis yang luar biasa

banyak membuat saya tidak

punya andil besar untuk

menyiapkan materi.

19 November 2015Setelah perjalanan panjang,

akhirnya sampai juga saya

di Kupang. Panas, kering,

tandus tetapi bau laut (cukup

membahagiakan), tidak me-

nyangka bisa melihat langsung

tulisan bandara El Tari dengan

mata kepala sendiri, sebelum-

nya hanya saat browsing atau

tapi soal bidang pendidikan dan taman baca, lagi-lagi ini pengalaman pertama saya.

tidak menyangka bisa melihat langsung tulisan bandara El Tari

di tv saja. Di sini saya mulai

termotivasi untuk bisa efektif

bergabung dengan relawan lain.

Karena entah disengaja atau

tidak, terjadi kesalahan per-

sepsi dalam penjemputan di

bandara, disini mulai merasakan

bakal terjadi hal-hal lain yang

tidak terduga.

Adalah seorang PM yang

saya kira cukup unik

kepribadiannya. Diawali

dengan prosesi penjemputan

yang dipersiapkan oleh beliau

untuk kami bertiga—bagian

rombongan terakhir dengan

pesawat yang datang, gagal

total. Kami belum pernah

bertemu dengan beliau,

tidak “aware”, dan mungkin

terdistraksi dengan rute yang

LokaRote 2015 | 117

Page 118: Pijar LokaRote 2015

akan segera kita tempuh untuk

mencari kardus sebagai bahan

materi workshop serta jalur

mencapai Rote.

Singkatnya karena beliaulah,

kami dengan “aman” mendarat

sampai Rote, dan karena

beliaulah banyak kejadian yang

kami alami (dan juga seharusnya

tidak dialami) dapat menciptakan

kisah perjalanan berharga ini.

Sebelum sampai di Rote,

saya bertemu dengan orang-

orang di Geng Motor Imut.

Mereka mempunyai segudang

pengalaman soal bidang sosial.

Awalnya saya beranggapan

bahwa kelompok orang-orang

seperti ini mungkin banyak,

tapi setelah melihat secara

detail bagaimana usaha mereka

dalam membuat pengairan di

sawah di pulau-pulau terpencil

yang sangat tandus dan

mungkin sangat tidak mungkin

menghasilkan apapun, sekali

lagi hanya dua kata:

LUAR BIASA!

Menurut deskripsi saya, Rote

adalah pulau yang mirip seperti

Kupang berada. Begitu panas,

tandus dan kering, namun

pemerataan pembangunan yang

saya rasakan mulai terasa meski

baru berupa simpul-simpul kecil

pembenahan disana-sini.

Bandara, kantor bupati, jalan

raya bahkan saya melihatnya

seperti di kota kecamatan kalau

di Pulau Jawa, bukan di sebuah

ibu kota kabupaten. Namun

melihat potensi tata kota dan

pengelolaan daerahnya, saya

yakin 5-10 tahun lagi Rote akan

berubah drastis.

namun pemerataan pembangunan yang saya rasakan mulai terasa meski baru berupa simpul-simpul kecil pembenahan disana-sini.

LokaRote 2015 | 118

Page 119: Pijar LokaRote 2015

Gereja Lekioen sebagaitempat pembukaan

LokaRote 2015 | 119

Page 120: Pijar LokaRote 2015

Orang-orang Rote sangat

ramah, mereka begitu murah

senyum. Ketika penyambutan

relawan dilakukan di sebuah

gereja, saya yang muslim

dapat melihat lebih dekat

bagaimana kultur, budaya

hingga interaksi sosial yang

ada di Rote; inilah gambaran

nyata bagaimana Indonesia

dengan segala toleransinya

bisa hidup berdampingan

meski masing- masing kita

sangat berbeda.

Ketika penyambutan relawan dilakukan di sebuah gereja, saya yang muslim dapat melihat lebih dekat bagaimana kultur, budaya hingga interaksi sosial yang ada di Rote.

Sasandu, bagaimana mungkin dedaunan seperti itu bisa menghasilkan suara yang begitu indah?

Banyak hal yang membuat

saya terheran-heran, meski

berkali-kali sudah dengar

ceritanya, saya melihat babi,

sapi, kerbau, anjing, bahkan

kuda dengan seenaknya

lewat-lewat di tengah jalan.

Belum lagi melihat alat musik

mereka, Sasandu, bagaimana

mungkin dedaunan seperti

itu bisa menghasilkan suara

yang begitu indah? Inilah bukti

nyata orang Rote juga begitu

kreatif.

Akhirnya saya bertemu

dengan hostfam yang akan

menampung saya selama

kegiatan berlangsung, mama

Susan dan Kak Petson

beserta keluarga, mereka

begitu hangat, bahkan

hal pertama yang mereka

tanyakan apakah saya muslim

dengan tujuan masakan apa

yang mereka akan sajikan

setiap hari.

Subhanallah.

Mereka begitu baik,

menanyakan ini itu tentang

bagaimana keadaan di Jawa.

LokaRote 2015 | 120

Page 121: Pijar LokaRote 2015

Seolah bumi dan langit, begitu

gambaran mereka. Hanya saja

bagi saya justru sebaliknya apa

yang mereka punya dengan

Rote beserta isinya tidak kalah

menarik mengkilapnya dengan

kehidupan di Jawa.

Jika di Rote kejujuran terhadap

siapa yang memiliki ternaknya

saja seperti hal biasa, sehingga

meski hewan ternaknya dibiar-

kan begitu saja tidak akan

diambil apalagi dicuri orang

lain. Coba bayangkan apa

yang bakal terjadi jika kita lupa

memarkir motor kita di pinggir

jalan di luar rumah semalam

saja jika di Jawa, berbeda

sekali di Rote. Begitu aman,

jujur dan sangat hangat.

20 November 2015Hari pertama kegiatan.

Hari saya dimulai dengan

berbagi ranjang dengan dua

relawan lain karena salah

satu relawan akibat faktor

nonteknis tidak memiliki

hostfam. Untungnya cukup

tidur dan bersiap berkegiatan

dengan diberikan asupan

energi sarapan oleh mama

Susan. Ikan laut keluaran

Rote begitu gurih dan

nikmat, padahal digoreng

biasa tanpa bumbu apapun.

Karena mungkin kurang

persiapan, secara pribadi

saya banyak sekali keku-

rangan dari segi materi dan

pengalaman. Dan mungkin

karena koordinasi belum

begitu baik sehingga kita

banyak kebingungan di

lapangan. Mulai dari pem-

bagian materi, pembagian

ruangan hingga acara ice

breaking yang harusnya

diberikan kepada peserta.

Peserta taman bacasigap berlatih pendataan

LokaRote 2015 | 121

Page 122: Pijar LokaRote 2015

Sebagai relawan yang akan

memberikan materi mengenai

pengelolaan taman baca, kami

diberikan kesempatan pada

sesi terakhir dalam RUBI.

Begitu masuk ruangan,

kembali lagi perasaan gugup

muncul kembali karena belum

pernah berpengalaman

sama sekali dalam kegiatan

ini sebelumnya. Namun

dibantu oleh patner saya

yang sepertinya jauh

berpengalaman, ditambah

antusiasme para peserta

perlahan saya mulai

bisa beradaptasi.

Di ruangan kami, kami mem-

berikan materi dengan

konsep cooling down saja,

karena peserta kebanyakan

sudah sehari penuh mendapat

materi sehingga yang kami

lakukan adalah berinteraksi

dengan peserta dengan model

sharing pengalaman saja.

Banyak hal justru didapat

dengan cara-cara ini.

Kami memiliki peserta

yang bahkan saya tidak

menyangka mereka memiliki

visi seluar-biasa itu meski

mereka masih duduk di

bangku SMA.

Diskusi seru membentuktaman baca idaman

LokaRote 2015 | 122

Page 123: Pijar LokaRote 2015

Mereka bercerita mereka

memiliki sebuah taman baca di

dekat sekolah mereka.

Ditanya apa misi mereka

membuat taman baca

tersebut, mereka bilang agar

anak-anak Rote mampu

belajar dengan baik dan

memiliki wawasan yang baik,

mereka bahkan menginginkan

anak-anak Rote bisa sekolah

setinggi mungkin sampai

bangku kuliah dan mereka

balik ke Rote, membangun

Rote agar lebih maju lagi.

Saya menghabiskan masa

remaja saya di Pulau Jawa,

meski saya bukan dari

golongan keluarga yang kaya,

saya merasa masa remaja saya

penuh kemewahan itu dan

saya tidak melakukan apapun

untuk orang lain bahkan

tidak terpikir sejengkalpun

berharap anak-anak lain dapat

berwawasan luas. Tapi anak-

anak ini, Virgin, Risna, Edo dan

teman-temannya memberikan

gambaran bagaimana arti

sebuah kesederhanaan dalam

visi membangun negeri ini.

Dan mereka terus berusaha

membangun taman baca

mereka agar lebih berkembang

lagi, meski yang dikorbankan

adalah uang mereka sendiri,

waktu mereka, bahkan masa

depan mereka sendiri.

Luar biasa!

Peserta-peserta lain juga

sangat inspiratif. Mereka

memberikan motivasi bagi

kami para relawan untuk

lebih giat lagi dalam berbagi

sumber daya baik berupa buku

maupun pengetahuan.

Ditanya apa misi mereka membuat taman baca tersebut, mereka bilang agar anak-anak Rote mampu belajar dengan baik dan memiliki wawasan yang baik.

LokaRote 2015 | 123

Page 124: Pijar LokaRote 2015

Peserta-peserta lain juga

sangat inspiratif. Mereka

memberikan motivasi bagi

kami para relawan untuk

lebih giat lagi dalam berbagi

sumber daya baik berupa buku

maupun pengetahuan.

Saya yakin buku adalah

jendela dunia yang bisa

menjembatani pengetahuan

dan mimpi-mimpi di masa

depan. Untuk saat ini memang

para peserta kegiatan ini tidak

menunjukkan secara nyata

bagaimana sebegitu hebatnya

buku dan taman baca, tapi di

masa depan melalui visi-visi

yang mereka sampaikan sudah

jelas tergambar dengan baik

bagaimana masa depan lebih

baik lagi.

21 November 2015Hari terakhir kegiatan.

Jadwal peserta untuk mela-

kukan kegiatan review atas

kegiatan yang dilakukan. Kita

membuat sebuah workshop

seolah-olah peserta men-

dapatkan dana yang besar

untuk mengelola taman baca

yang mereka dirikan, dan

mau dibuat seperti apa

kegiatan yang akan dilakukan

oleh mereka setelah mereka

mendapat dana tersebut.

Tidak banyak yang terjadi hari

ini, hanya saya melihat peserta

begitu kreatif dalam beride

mengimajinasikan pemikiran

mereka dalam program-

program yang akan dilakukan

taman baca mereka jika

mereka mendapat dukungan

dana dari pemerintah.

Yang saya lihat mereka

begitu semangat sekali

mengaplikasikan ide mereka

dalam presentasi yang

dilombakan ini. Meski hanya

workshop, mereka begitu

antusias dalam kegiatan ini.

Virgin, Risna, Edo dan teman-temannya memberikan gambaran bagaimana arti sebuah kesederhanaan dalam visi membangun negeri ini.

LokaRote 2015 | 124

Page 125: Pijar LokaRote 2015

Hari ini hari perpisahan dengan

semua peserta, perasaan

yang muncul hanya berharap

kesempatan untuk bertemu

lebih lama lagi dengan mereka,

merasakan kesulitan mereka,

aktif mendukung semua visi

dan misi mereka.

Mereka orang-orang yang begitu

inspiratif, ada yang datang jauh

dari pelosok ujung pulau mereka

datang demi mendapatkan

ilmu baru untuk membangun

taman baca bagi anak-anak

di lingkungannya, ada yang

masih begitu aktif melakukan

pendekatan bagi komunitas

yang memang berpikir anak-

anak hanya harus bekerja bukan

Yang saya lihat mereka begitu semangat sekali mengaplikasikan ide mereka dalam presentasi yang dilombakan ini.

belajar atau hanya sekedar

membaca buku. Bahkan

ada yang masih begitu belia

namun sudah mengorbankan

banyak hal di usia mereka

untuk membuat anak-anak di

daerah lebih berwawasan.

Luar biasa!

Hari ini ditutup dengan

menikmati sunset di pantai

bendera, mungkin tempat

ini akan saya kunjungi sekali

seumur hidup saya. Tapi

pantai ini tidak akan pernah

terlupakan, karena disinilah

saya mengingat semangat

orang-orang ini sekokoh

karang di sekitar pantai ini.

ada yang masih begitu aktif me-lakukan pendekatan bagi komunitas

Peserta mencobatepuk kasih sayang

LokaRote 2015 | 125

Page 126: Pijar LokaRote 2015

22 November 2015Benar-benar pulang ke Jawa.

Nembrala lalu Boa dengan

penuh semangat bermain

di pantai.

Di tengah jalan ditunjukkan

sekolah dan perumahan

tempat tinggal seorang PM

selama satu tahun terakhir.

Hal yang tidak terpikir bagi

saya adalah bagaimana

rasanya hidup di situ,

mengorbankan satu tahun

terakhir di situ. Ternyata

setelah mengalami banyak

hal inspiratif 2 hari terakhir,

saya lah yang merasa kurang

beruntung. Mereka para PM

mendapatkan pengalaman

yang luar biasa, yang mungkin

tidak pernah saya dapatkan

selama hidup.

Mereka adalah orang-

orang yang keren yang mau

mengorbankan hidupnya

satu tahun terakhir hidup dan

berinteraksi dengan orang-

orang di pulau dengan sarana

kurang memadai seperti ini.

Mereka juga berusaha

membangun orang-orang

disana berbekal ilmu yang

mereka miliki.

Setelah main ke pantai

mulailah hal-hal tidak terduga

terjadi yang mungkin sudah

diceritakan oleh teman-teman

relawan lain; yang jelas: saya

sempat mandi bareng dengan

salah satu relawan karena

mengejar kapal, sampai di

pelabuhan ternyata kapal

Relawan bersama penggerak taman baca

LokaRote 2015 | 126

Page 127: Pijar LokaRote 2015

telat berangkat, laksana syuting

fast and furious mengejar

pesawat dari pelabuhan

dengan mobil, namun di tengah

jalan masih kehabisan bensin

sehingga mendorong mobil,

sampai bandara ada technical

delayed dan sebenarnya agak

diuntungkan karena kita telat

mengejar pesawat yang flight

di jadwal kita sehingga dialihkan

ke tengah malam, pesawat tetap

telat berangkat dan tiket kereta

dari Surabaya ke semarang

pun hangus.

Special thanks to Intan Mashayu,

Nendra, Nendi-Ratih-Yurika,

Gania, Nabila, Kak Nuri, Kak Aya,

Kak Cika, Kak Diko, Desi, semua

PM yang ada (khusus Kak Acad--

-atas segala keamanan yang ada

dan Kak Edo-yang sudah beliin

bensin motornya Kak Acad juga)

thanks a lot karena saya juga

lupa ga ada uang di dompet,

daaaaan semua orang yang tak

sanggup lagi saya tuliskan satu-

persatu disini

Saya berusaha menulis dengan

elegan dan sangat sok puitis dan

novelis, tapi gagal.

Jadi mohon maaf bagi yang baca,

karena beginilah saya, haha.

Ngawi, 8 Desember 2015

namun di tengah jalan masih kehabisan bensin sehingga mendorong mobil

Sampai Surabaya harus

menunggu bus di terminal

sampai ketiduran dan

berakhir dengan permintaan

cuti mendadak di kantor

dan akhirnya sampai juga di

semarang.

Jika ada kesempatan

mengikuti program ini, saya

ingin ikut sekali lagi! Dalam

program yang luar biasa ini:

Indonesia Mengejar.

LokaRote 2015 | 127

Page 128: Pijar LokaRote 2015

Kiki Pung Cerita di Rote Ndao

Astriana Kinanti Fatrika (Kiki) Relawan Narasumber

Selama dua hari LokaRote ini

berlangsung di SMPN 2 Lobalain,

Kabupaten Rote Ndao.

Ya, kegiatan ini adalah serang-

kaian acara dari Festival Gerakan

Indonesia Mengajar 2015 yang

berlangsung di sejumlah daerah

penempatan pengajar muda

Indonesia Mengajar dimana untuk

daerah Rote Ndao terdiri dari

tiga wahana, yaitu RuBel (Ruang

Belajar), RUBI (Ruang Berbagi

Ilmu), dan IM Bro (Indonesia

Mengajar Broadcasting).

Kamis, 19 November 2015

saya dan beberapa relawan

memulai perjalanan kami

menuju Kabupaten Rote Ndao

melalui penerbangan Jakarta-

Kupang, dari bandara El-Tari

kami menuju pelabuhan untuk

menyebrang ke Kabupaten

Rote Ndao dan Alhamdulillah

sampai dengan selamat di

tempat tujuan, Ba’a.

Penyambutan relawan di pelabuhan Baa

Perkenalkan, ini tentang sebuah kegiatan loka karya yang kami sebut LokaRote 2015.

LokaRote 2015 | 128

Page 129: Pijar LokaRote 2015

Sebenarnya, perasaan dag dig

dug sudah muncul beberapa

hari sebelum keberangkatan.

Hmm, mungkin ini soal mental

mengingat background pendi-

dikan kami bukan berasal dari

dunia pendidikan ditambah

peserta yang akan dihadapi

adalah orang–orang yang

berpengalaman dalam bidang

pendidikan. Mereka adalah

guru/pengajar/pendidik, kepala

sekolah, dan pengawas

pendidikan dengan jam terbang

yang banyak di bidangnya.

Ada rasa insecure mengingat I’m

not capable for this one.

“ Gileee, kita ngajar guru nih yaa?”

Satu kalimat yang muncul

saat itu, dan menggambarkan

perasaan yang sama ketika kami,

sahabat ruang belajar sedang

berkumpul mempersiapkan

keberangkatan 2 hari yang akan

datang, deg-degan. “Sebisa

mungkin kita nggak menggurui

bapak/ibu guru saat LokaRote

nanti yaaa, kita sama-sama

belajar ya kaaan..”

Kami berusaha meyakinkan dan

memotivasi diri sendiri. Itulah

salah satu kekhawatiran kami,

mengingat saya pribadi masih

minim pengalaman baik itu di

dunia kerja dan organisasi hehe,

baru lulus, ya setahun yang lalu

dan sekarang memberanikan diri

menjadi pemateri/narasumber di

sebuah loka karya. Bisa dibilang

modal nekad nih. Lalu, cara

mengatasinya? Brainstorming

dengan ketua kelas RuBel.

Ketua kelas kami bercerita

tentang pengalamannya yang

kurang lebih sama dengan

yang akan dihadapi sahabat

RuBel Rote nanti, yaitu saat

harus menghadapi sejumlah

guru dalam sebuah forum

keberlanjutan. Yees, dia juga

merasakan hal yang sama

akan ketakutan-ketakutan itu,

Mereka adalah guru/pengajar/pendidik, kepala sekolah dan pengawas pendidikan dengan jam terbang tinggi di bidangnya.

LokaRote 2015 | 129

Page 130: Pijar LokaRote 2015

Pembuatan metode kreatif di wahana RuBel

nervous, merasa bukan bidang-

nya atau tidak berpengalaman

dalam hal itu. Ternyata he did it,

yang penting kita percaya diri

saja dan salah satu cara untuk

mengurangi nervous adalah

ngobrol dengan peserta sebelum

kegiatan dimulai karena setidaknya

dapat mencairkan suasana saat

kegiatan berlangsung. Baiklah,

agak sedikit tenang, termotivasi,

dan semangat deeh.

Jumat, 20 November 2015, hari

ini saya mengajar di ruang kelas

satu. Eitts, masih ingat cerita di

paragraf sebelumnya kan? Kali

ini saya tidak sedang mengajar

siswa/siswi SD tetapi saya

akan bertemu para pengajar

siswa/siswi tersebut untuk

mensosialisasikan portal ruang

belajar yang di dalamnya telah

terdokumentasikan sejumlah

tulisan tentang metode belajar

kreatif oleh teman-teman

pengajar muda.

Kegiatan hari pertama lancar,

meskipun awalnya saya melihat

kondisi para guru masih

agak pasif di kelas ketika

Ngobrol dengan peserta sebelum kegiatan dimulai karena setidaknya dapat mencairkan suasana.

LokaRote 2015 | 130

Page 131: Pijar LokaRote 2015

ditanya. Namun kepasifan

itu hanya berlangsung di

awal saja. Setelah makan

siang para peserta lebih

aktif haha, mungkin lelah dan

lapar karena matahari Rote

bersinar teraaang sekali.

Pada LokaRote RuBel hari

pertama, para guru diajak

untuk membuat metode belajar

kreatif dari contoh yang sudah

saya pilih dari website RuBel

dan membuat metode belajar

kreatif dari ide sendiri.

Untuk pembuatan metode

belajar kreatif dari ide sendiri

awalnya peserta agak sedikit

bingung mau membuat

metode seperti apa, namun

setelah dijelaskan kembali

dan diputarkan beberapa

video yang merupakan salah

satu contoh metode belajar

kreatif dengan nyanyian,

setiap kelompok pun akhirnya

menemukan ide.

Setelah makan siang para peserta lebih aktif haha, mungkin lelah dan lapar karena matahari Rote bersinar teraaang sekali.

Pemutaran contoh video

tersebut adalah salah satu

alternatif untuk memberikan

stimulus dan memancing

para guru untuk mengeluar-

kan ide–ide yang dimiliki dan

menyampaikannya dalam

kelompok. Dalam praktek

kegiatan belajar mengajar,

para guru tentunya tidak

mengajar secara berkelompok

dengan guru lain.

Nah, sementara di kegiatan

hari pertama ini mereka

dituntut untuk bekerjasama

LokaRote 2015 | 131

Page 132: Pijar LokaRote 2015

dengan guru – guru lain secara

berkelompok yang mungkin

memiliki keahlian di bidang studi

yang berbeda untuk membuat

satu metode belajar kreatif yang

original dari ide mereka.

Selama peserta LokaRote

RuBel membuat metode

belajar kreatif, saya berkeliling

ke setiap kelompok dan

sedikit berbincang –bincang

dengan beberapa peserta.

Dari perbincangan itu saya

menemukan para guru memiliki

semangat untuk menerapkan

metode belajar kreatif di

kelasnya tetapi guru – guru ini

belum tahu bagaimana cara

supaya mereka bisa berhasil

menerapkannya di kelas.

Mereka merasa kondisi

kelas merupakan salah satu

hambatannya dan terdapat

beberapa guru yang belum

menyadari bahwa sumber daya

yang ada di sekitar sekolah

atau tempat tinggalnya bisa

digunakan sebagai bahan

atau referensi untuk membuat

metode pembelajaran yang

menyenangkan dan efektif

bagi anak didiknya.

Selain itu, ada juga peserta

yang membicarakan soal

kurikulum, ya saya memang

tidak terlalu paham tentang

kurikulum pendidikan.

Beliau bercerita bahwa ia

sudah mendapat informasi

tentang metode belajar kreatif,

sementara untuk kurikulum

2013, beliau mengaku masih

agak sedikit kesulitan dalam

penilaian siswa mengingat ada

beberapa aspek penilaian.

Pelatihan IT bersamarelawan pusat

LokaRote 2015 | 132

Page 133: Pijar LokaRote 2015

Salah satunya adalah sikap dan

perilaku para siswa, dimana

para guru harus mengobservasi,

serta melakukan penilaian diri

terhadap seluruh anak didiknya.

Di sini saya hanya mampu

menanggapinya dengan

mendengarkan (menyimak)

cerita peserta tersebut tanpa

memberikan solusi langsung.

Saya rasa, saat–saat mengobrol

seperti ini, saya dan juga

teman– teman relawan lainnya

mungkin tidak bisa membantu

banyak seperti langsung mem-

berikan solusi terkait perma-

salahan yang dihadapi bapak/

ibu guru di Rote tetapi setidak-

nya dengan mendengarkan

curahan hati bapak/ibu guru

bisa memunculkan sedikit

perasaan lega bagi mereka.

Di saat itu pula saya mendapat

informasi baru dan tetap bisa

menularkan semangat yang

kita miliki dan juga menjadi

pendengar yang baik ketika

mereka bercerita mengenai

isu pendidikan di Rote.

Setidaknya dengan mendengarkan curahan hati bapak/ibu guru bisa memunculkan sedikit perasaan lega bagi mereka.

Sabtu, 21 Desember 2015,

hari ini saya akan memper-

kenalkan wadah dimana kita

bisa berbagi dan mendapatkan

referensi metode belajar

kreatif melalui pelatihan dasar

IT. Nah, untuk pelatihan IT ini

rupanya sangat dinantikan oleh

para peserta LokaRote RuBel.

Sedikit obrolan saya kemarin

dengan seorang peserta, saya

lupa nama ibu ini.

“Iya bu, kita sudah pernah

dengar soal metode kreatif

ini, tapi ini nih yang ini kita

butuh sekali”, sambil menunjuk

laptop yang ada di depannya.

LokaRote 2015 | 133

Page 134: Pijar LokaRote 2015

“Oiya ibu besok kita sama –

sama belajar ini ya bu, hari

ini kita selesaikan metode

belajar kreatif dulu.” Si ibu

menambahkan, “Iya, ini saya

tidak bisa e, saya pi beli laptop

untuk belajar nanti.”

“Ibu baru beli laptop ini ko? Ooo”

Tanya saya sedikit terkejut

(tanpa memasang muka

terkejut, hahah). “Iyoo, ibu

beli ee ada juga teman yang

pinjam teman, karena untuk

pelatihan ini semua disuruh

bawa laptop.”

Sepengetahuan saya, pelatihan

IT ini adalah kali pertamanya

dilakukan di Rote, hmm info-

nya seperti itu. Oh iya, di hari

pertama kemarin para peserta

sudah membawa laptop

lengkap dengan charger dan

kabel terminal, sementara

pelatihan IT akan dilaksana-

kan hari ini.

Yap, semua peserta memang

diminta untuk membawa laptop

masing – masing. Hmm yang

ada dipikiran saya selama

masih di Jakarta saat persiapan

LokaRote ini adalah para

peserta memang sudah punya

laptop tapi belum pernah

mereka pakai, dan ternyata

ada yang sampai bela – belain

untuk pinjam bahkan beli!

Woow, harusnya saya beri

tepuk kagum untuk bapak/

ibu basodara semua ketika

mendengar dan melihat

antusias guru–guru untuk

mengenal teknologi informasi

lebih jauh dengan segala usaha

mereka dalam mempersiapkan

alat yaitu laptop.

dan ternyata ada yang sampai bela– belain untuk pinjam bahkan beli!

LokaRote 2015 | 134

Page 135: Pijar LokaRote 2015

Agak sedih ketika hal yang

tidak diinginkan terjadi yaitu

mati listrik dan tidak ada

jaringan. Beberapa kali, kami

sahabat RuBel saat kumpul

di Jakarta sempat terpikir

mengenai kemungkinan yang

akan terjadi saat pelatihan

seperti soal jaringan dan listrik.

Dan itu terjadi saat LokaRote

hari kedua hehehe. Kurang lebih

seperti ini yang sempat terucap

dari kami saat kumpul, “nanti

semua peserta pada bawa

laptop kan ya? Kalau semua

lagi nyolok nanti tiba – tiba

jebreeet, mati semua ga tuh

listriknya? Terus, terus, untuk

koneksi internetnya oke nggak

nih, sekitar 70an peserta akan

online bersamaan?”

Ya seperti itulah, meskipun

kita sudah berusaha memper-

siapkan dengan sebaik dan

semaksimal mungkin tapi ini

terjadi di luar kehendak kita.

Pelatihan pun tetap berjalan,

saya dan teman – teman

mencoba untuk memakai

hotspot dari handphone

ternyata tidak ada sinyal

di ruangan kami, sampai

meminjam modem peserta

pun tidak bisa, but the show

must go on, akhirnya kita

hanya bisa berbagi tentang

teknologi informasi secara

offline yaitu dengan presentasi

biasa tanpa praktek langsung

khususnya untuk penggunaan

internet (membuat akun email)

dan website Ruang Belajar.

Agak sedih ketika hal yang tidak diinginkan terjadi yaitu mati listrik dan tidak ada jaringan.

Ya seperti itulah, meskipun kita sudah berusaha mempersiapkan dengan sebaik dan semaksimal mungkin tapi ini terjadi di luar kehendak kita.

LokaRote 2015 | 135

Page 136: Pijar LokaRote 2015

Ibaratnya website RuBel

ini yang kita “jual”, kita

sosialisasikan, kita kenalkan

kepada bapak/ibu guru tetapi

hambatan yang muncul tidak

menghentikan kami untuk tetap

berbagi ilmu atau hal – hal yang

kita ketahui tentang IT.

Akhirnya kami menggunakan

plan B, sebenarnya sebelumnya

kami belum menyiapkan plan B,

C, D, dst… eheheh. Baiklah, kita

meminta pendapat dari para

peserta kira-kira aplikasi apa

yang ingin dipelajari.

Dari pendapat – pendapat yang

kami sortir rupanya beberapa

peserta ingin tahu lebih banyak

dan mempelajari MS. Power

Point dan MS. Excel.

Alhamdulillaaaah!

Peserta tetap antusias dan

semangat. Selama ini bapak/

ibu guru masih melakukan

penghitungan manual dalam

penilaian siswa – siswanya.

Dengan belajar MS. Excel

harapannya bapak/ibu guru

lebih dimudahkan untuk

Peserta RuBel setelah sesi berakhir

LokaRote 2015 | 136

Page 137: Pijar LokaRote 2015

memasukkan nilai ulangan

harian, UTS, dan UAS. Tak

disangka, ternyata ada bebe-

rapa peserta RUBI yang lewat

di depan ruangan kami pun

berhenti sambil memerhatikan

apa yang sedang dipelajari,

bahkan ada sekitar 3-4 orang

yang meminta izin untuk masuk

ke kelas pelatihan IT.

Perhatian saya yang saat itu

terpusat dengan peserta RuBel

di dalam kelas tidak menyadari

bahwa ada penambahan

peserta yang masuk kelas ini,

baru tersadarkan ketika merasa

kelas menjadi lebih penuh dari

sebelumnya hehehe.

Senang sekali mendapat

kesempatan yang baik seperti

ini dan berani mengambil

kesempatan ini. Sekarang

jamannya kita yang jemput bola

hehehe. Terima kasih bapak/

ibu guru/Kepala Sekolah,

pengawas pendidikan yang

telah meluangkan waktu untuk

hadir di LokaRote 2015 selama

2 hari di tengah kesibukannya,

saya yakin peserta yang

hadir di LokaRote adalah

mereka yang memiliki potensi

di bidangnya dalam hal ini

kemajuan pendidikan untuk

Kabupaten Rote Ndao.

Sehingga, harapannya adalah

informasi atau ilmu baru yang

didapatkan tidak hanya ber-

henti pada peserta LokaRote

saja tetapi bisa menularkan

virus positif kepada rekan guru,

kepala sekolah, pengawas

pendidikan, orang tua, dan

pegiat pendidikan untuk

mensosialisasikan metode

pembelajaran kreatif dan juga

penggunaan IT termasuk di

dalamnya website RuBel.

Yakinlah, virus positif itu menular.

Senang sekali mendapat kesempatan yang baik seperti ini.

LokaRote 2015 | 137

Page 138: Pijar LokaRote 2015

Terima kasih untuk teman-

teman pengajar muda Rote

Ndao dan penggerak daerah

(you are local champion!) atas

kerjasamanya selama beberapa

bulan terakhir.

Kalian luar biasa, sangat

menginspirasi, keren banget,

kece, dan hebaaat. Tepuk

kagum untuk kalian semua.

Saya pun salut dengan teman–

teman relawan yang secara

sukarela bersedia meluangkan

waktu, tenaga, pikiran, dan

sejumlah paket pengorbanan

lainnya untuk berbagi dengan

saudara – saudara di Rote

Ndao, mantaaap.. teruslah

menginspirasi,

and spread positive things, kawan!

Kebalai bersamadi akhir acara

LokaRote 2015 | 138

Page 139: Pijar LokaRote 2015

Tujuh Hari BerhargaAulia Rizka Destiana

Relawan Panitia Pusat

Rote Ndao

Nama tempat yang mulai

familiar di telingaku saat jingle

Indom*e sering diputar di

televisi. Tak pernah terbayang-

kan olehku sebelumnya bisa

menginjakkan kaki di bumi

terselatan Indonesia itu.

Tepatnya tanggal 19 November

2015, aku bersama 21 orang

lainnya diberi kesempatan

untuk dapat menghirup udara

sejuk nan panas Pulau yang

menjadi bagian dari provinsi

Nusa Tenggara Timur tersebut.

Kami bertolak kesana bukan

tanpa tujuan dan bukan hanya

sekedar untuk memenuhi lini

masa media sosial kami dengan

foto-foto eksis yang berlatar

belakang pantai atau sunset.

Kami pergi kesana dengan

membawa suatu misi, yaitu

berbagi.

Ya berbagi, berbagi ilmu yang

menurut kami belumlah cukup

untuk mengubah tatanan sosial

dan kondisi pendidikan yang

telah ada karena keterbatasan

waktu dan kemampuan.

LokaRote 2015 | 139

Page 140: Pijar LokaRote 2015

Tetapi bukan itu tujuan besar

kami datang ke Bumi Rote,

melainkan untuk menyampai-

kan pesan kepada teman-

teman dan warga di Bumi

Rote bahwa mereka masih

punya teman, sahabat, saudara

yang masih memperhatikan

mereka, ingin berbagi dengan

mereka, berjejaring dengan

mereka, berinteraksi positif

dan membangun silaturahmi

dengan mereka.

Kami pergi kesana dengan membawa suatu misi, yaitu berbagi.

Bahkan hanya sekedar berdiri di halamannya saja aku belum pernah.

Cerita dan pengalaman di

Pulau Sasando ini jika aku

tulis semua mungkin bisa

menjadi sebuah buku yang

kira-kira tebalnya 0.5 cm

haha. Sepulangnya dari sana

banyak hal yang aku bawa

sebagai bekal.

Mulai dari hari pertama aku

merasakan panasnya terik

matahari hingga hari ketujuh

saat aku pulang dengan kulit

terbakar, bisa dikatakan tiada

hari tanpa pelajaran berharga.

Berikut aku sampaikan

beberapa pelajaran yang

menginspirasiku saat aku

berada disana:

Briefing di Gereja

Aku adalah seorang muslim

dan berhijab, belum pernah

selama 24 tahun hidupku aku

memasuki gereja. Bahkan hanya

sekedar berdiri di halamannya

saja aku belum pernah. Ketika

aku mendengar kabar bahwa

briefing akan dilaksanakan di

salah satu Gereja di sana aku

ragu. Apa kata orang kalau

muslimah berhijab masuk ke

dalam Gereja pikirku.

LokaRote 2015 | 140

Page 141: Pijar LokaRote 2015

Anjing Tidak bermaksud untuk

berkata kotor tetapi hewan

inilah yang menghiasi

pemandangan kabupaten yang

memiliki 10 kecamatan ini.

Tidak jarang anjing masuk ke

dalam rumah dan menemaniku

sarapan dan makan malam.

Sedangkan aku hanya bisa

terdiam melihat lirikan

memelas hewan berbulu itu.

MakananSuatu malam mama (sebutan

ibu/perempuan yang dituakan)

memasakkan ayam untuk

kami, kemudian dengan

gamblangnya Edo (PM X Rote)

bertanya padaku:

“ Kak Rizka udah tanya siapa yang sembelih?”

aku terdiam sesaat dan

kemudian menjawab “belum”.

Kami, muslim, memiliki aturan

dalam menyembelih hewan

ternak yang akan kami makan

sehingga kami tidak bisa

sembarangan makan. Jadilah

kami menyembelih ayam

malam hari dengan disinari

oleh senter telepon genggam.

ToleransiAku belajar banyak mengenai

Toleransi di Bumi Rote.

Sebuah kata yang sering kita

baca dan ucapkan pada saat

pelajaran kewarganeraan

(dulu PPKn), tetapi terkadang

sulit untuk diamalkan. Apa

yang terlintas dalam benak

kalian jika seorang muslim

sepertiku tinggal sementara

di daerah dengan penduduk

yang mayoritas beragamakan

Kristen dan Katolik?

Sesi tanya jawabbersama Pak Mardi

LokaRote 2015 | 141

Page 142: Pijar LokaRote 2015

Ketidakbebasan? Didiskreditkan?

Tidak, tidak sama sekali. Pendu-

duk Rote memiliki rasa toleransi

beragama yang tinggi. Bahkan

jika kalian bertanya kemanakah

arah kiblat, jangan kaget jika

mereka bisa menunjukkannya.

Mereka tahu waktu-waktu shalat.

Bapak dan mama selalu meng-

usir anjing di rumah jika ia mulai

mendekatiku. Mereka menyuruh

kami untuk menyembelih ayam

sendiri agar kami bisa makan

daging ayam. Saling menghor-

mati dan menghargai perbedaan

sangat terasa baik di rumah

maupun di luar rumah.

Ketidakbebasan? Didiskreditkan? Tidak, tidak sama sekali.

Venue

Ruangan ber-AC, makanan

prasmanan, dan coffee break

mungkin itu yang terbayang

dalam benak kalian jika

mengikuti seminar atau

workshop. Tetapi itu semua

tidak tersedia saat kegiatan

RUBI berlangsung.

Ruangan kelas dengan sarana

prasarana seadanya, sempat

mati listrik, ditambah dengan

matahari Rote yang selalu

bersemangat bersinar di siang

hari. Mengeluh? Tidak Puas?

Itu yang aku takutkan.

Narasumber Ah ini yang paling membuatku

stres haha. Bagaimana tidak,

latarbelakang narasumber

yang “agak” berseberangan

dengan materi yang akan

Bahkan jika kalian bertanya kemanakah arah kiblat, jangan kaget jika mereka bisa menunjukkannya. Mereka tahu waktu-waktu shalat.

LokaRote 2015 | 142

Page 143: Pijar LokaRote 2015

dibawakan membuat hati dan

pikiran ini was-was. Timbul

keraguan apakah mereka, para

narasumber, bisa memenuhi

ekspektasi dan menjawab

tantangan dari panitia lokal

dan peserta.

Akan tetapi diatas dari segala

keterbatasan tadi, yang aku

lihat adalah antusiasme dan

semangat baik dari para

peserta, narasumber, maupun

panitia. Segala kekurangan

yang ada tidak lantas menjadi

penghambat. Para peserta

menjalani kegiatan dengan

antusias, partisipatif, dan

semangat. Akibat terlalu ber-

semangat dan aktif, waktu

yang telah dialokasikan untuk

penyampaian materi tidak

cukup untuk memuaskan

dahaga penasaran para

peserta sehingga timbullah

sesi tanya jawab di luar kelas.

Segala kekurangan yang ada tidak lantas menjadi penghambat.

Hampir tidak bisa kudengar

keluhan para peserta yang

datang dari berbagai penjuru

Bumi Rote. Akan tetapi bukan

berarti tidak ada. Setiap

manusia toh memiliki batas

toleransi yang berbeda-beda

dalam menerima sesuatu.

Apakah ekspektasi panitia lokal dan peserta terhadap materi yang disam-paikan terpenuhi?

Aku rasa ya :)

Hostfam Sebelumnya aku sudah bercerita

sedikit tentang bapak dan

mama yang menjadi orang tua

angkatku selama aku di sana.

Mengapa aku sebut orang

tua angkat? Karena mereka

benar-benar memperlakukanku

seperti anak mereka. Memba-

ngunkanku untuk mandi dan

sarapan, menungguku saat

aku belum pulang ke rumah,

membekaliku saat aku akan

pulang ke Jakarta.

LokaRote 2015 | 143

Page 144: Pijar LokaRote 2015

CitizenAku sangat suka dengan pang-

gilan “mama”. Aku merasa

ada ikatan khusus ketika aku

memanggil seseorang dengan

panggilan “mama”. Aku juga

sempat berdiskusi dengan

relawan lokal mengenai pereko-

nomian di Rote. Mengobrol

dengan tukang ojek di sana.

Bertamu ke rumah-rumah

selain rumah hostfamku.

Lalu kesan apa yang kudapat?

Kehangatan dan kebaikan hati

itulah yang aku rasakan ketika

berinteraksi dengan penduduk

Rote. Hampir tidak ada cela

untuk Bumi Rote Ndao.

Aku melewati tujuh hari yang paling berharga dalam hidupku.

Karena mereka benar-benar memperlakukanku seperti anak mereka.

LokaRote 2015 | 144

Page 145: Pijar LokaRote 2015

LokaRote, Oase dan Au Sue Lote

Dyahaya NurhayatiRelawan Narasumber

Mengapa Rote menjadi menarik?

Cerita ini berawal dari rasa

penasaran yang amat dalam.

Rote... What a cool destination?

Rote... What a beauty? Melalui

Festival Gerakan Indonesia

Mengajar, saya berkesempatan

menjadi salah satu relawan

narasumber untuk metode

belajar kreatif calistung,

khususnya metode membaca

dan menulis.

Suatu kehormatan bagi saya

bisa tampil dihadapan para

guru dan pengerak pendidikan

di kota Ba’a, Rote Ndao yang

juga tantangan buat saya,

namun disisi lain ada rasa

ketakutan yang amat karena

merasa diri ini justru masih

harus banyak belajar.

Rasa ketakutan itu sirna, dikala

melihat antusiasme rekan-rekan

relawan dan imajinasi indahnya

kepulauan Rote yang sudah

mulai membayang. Setidaknya

saya ingin mengukur seberapa

luas kepulauan NKRI ini,

hehe, melihat sisi paling

selatan Indonesia dari sudut

pandang sumber daya alam

LokaRote 2015 | 145

Page 146: Pijar LokaRote 2015

dan manusianya melalui

pendidikan, alasan mutlak

untuk saya harus bergegas

tanpa berpikir panjang. And

the day is coming.

Kebanyakan orang berpikir,

bahwa dengan insentif

uang cara paling efektif

untuk menggerakkan orang.

Pendapat ini tidak salah,

tetapi tidak akan berlaku bagi

masyarakat yang bekerja

dengan idealisme serta

menghayati nilai-nilai spiritual

secara intens. Bahkan, perintis

kemerdekaan NKRI berjuang

bukan karena insentif uang.

Mereka mempertaruhkan

harta, jiwa bahkan nyawa.

Bahkan, perintis kemerdekaan NKRI berjuang bukan karena insentif uang.

LokaRoteLokaRote, salah satu contoh

konkret iuran publik yang

saya rasakan, seperti halnya

Kelas Inspirasi. Tidak peduli

seberapa jauh dan seberapa

mahal tiket saat itu, bagi kami

relawan pusat tidak ada hal

yang lebih membahagiakan

dibanding kebersamaan dalam

berbagi. Semangat itu ada

dalam setiap individu relawan

Pelatihan calistungdengan serius

LokaRote 2015 | 146

Page 147: Pijar LokaRote 2015

yang terpatri dalam gagasan

dan cinta, kasih mengasihi satu

sama lain tanpa pandang bulu.

Melalui penekanan peningkatan

kapasitas diri pada guru dan

penggerak pendidikan dalam

memajukan pendidikan di

daerah, tanpa terkecuali Rote.

Fokus pada pelatihan dan

pendampingan untuk berbagai

materi, diantaranya metode

belajar kreatif calistung,

manajemen berbasis sekolah

dan taman baca, yang dikemas

dalam satu wahana RUBI atau

Ruang Berbagi Ilmu.

Mereka menyerap dengan

seksama ilmu yang kami

berikan meskipun yang kami

bagi hanya sedikit.

Seperti halnya Mahatma

Gandhi, dimana gagasan,

semangat dan cinta mereka

untuk memperbaiki masyarakat

dan membangun peradaban

masih menggelorakan para

pengikutnya tanpa janji imbalan

dan jabatan. Dan perwujudan

gagasan Mahatma Gandhi disini

adalah LokaRote tersebut.

Mereka menyerap dengan seksama ilmu yang kami berikan meskipun yang kami bagi hanya sedikit.

Harapannya masyarakat Rote

tergerak tanpa insentif uang

melainkan gotong-royong

untuk berbagi dengan tulus

memajukan daerahnya.

OaseLife is a journey, hidup

adalah perjalanan yang tidak

akan pernah berakhir. Di

depan kita terbentang seribu

satu kemungkinan. Tidak ada

bekal paling berharga kecuali

tekad dan pendidikan. Hanya

pendidikan yang mampu

mengubah nasib seseorang

dan suatu bangsa, minimal

memutus mata rantai

kemiskinan.

melainkan gotong-royong untuk berbagi dengan tulus memajukan daerahnya.

LokaRote 2015 | 147

Page 148: Pijar LokaRote 2015

LokaRote, hari kedua, sesaat setelah saya, Kak Hayu dan Pak Daud usai menjuri lomba Taman Baca Idaman pada Kelas Pengelolaan Taman Baca (Wahana RUBI).

LokaRote adalah nafas baru

bagi bumi Rote dan isinya,

setelah sebelumnya Rote

Mengajar. Ibarat oase, mata air

di pandang tandus. Oase ini

bisa menjadi dentuman dahsyat

jika diresapi dan diwujudkan

dalam memajukan pendidikan

di kota Ba’a untuk kehidupan

yang lebih baik.

Saya yakin mereka mempunyai

potensi yang besar, hanya

saja butuh perhatian dan

kesempatan. Saya percaya,

bahwa bangsa yang takut

mencoba sebuah langkah

dan kebijakan besar pasti

tidak akan menjadi besar.

LokaRote adalah nafas baru bagi bumi Rote dan isinya.

Begitu pun seorang yang

takut keluar dari zona nyaman,

selamanya dia akan terpenjara.

Yang saya lihat para guru dan

penggerak pendidikan di kota

Ba’a ini, mereka telah berhasil

keluar dari zona nyaman,

setidaknya mau belajar dan

menjadikan LokaRote sebagai

pijakan untuk menghimpun

energi sebelum melanjutkan

segala pekerjaan.

LokaRote 2015 | 148

Page 149: Pijar LokaRote 2015

Au Sue LoteKami ingin Indonesia menjadi

lebih baik. Kunci untuk menjadi

Indonesia yang lebih baik

ada di pendidikan. Tidak selalu

pendidikan formal dan

LokaRote telah menjawab dan

menjadi kunci untuk perubahan

kecil di Rote Ndao. Terlihat dari

perubahan setelah LokaRote ini

berakhir. Semoga semangat itu

terus berjalan tanpa kami.

Pelajaran yang bisa dipetik dari

LokaRote, bagi saya pribadi

adalah, mari merenung sejenak:

Setiap hari berapa banyak kita menerima pertolongan orang?

Meminjam istilah Carol S.

Pearson tentang teori arketipe,

dalam diri setiap orang

terdapat struktur kejiwaan yang

disebut orphan, secara harfiah

berarti yatim-piatu.

Sadar bahwa setiap orang

bagaikan anak yatim piatu yang

selalu membutuhkan sandaran

dan uluran tangan, seharusnya

yang dikembangkan adalah

sikap dan kultur gotong-

royong.

Jika karakter anak kecil atau

anak yatim piatu yang selalu

mengharapkan pemberian

orang lain ini menonjol hingga

tua, kita akan gagal menjadi

pemimpin untuk memajukan

sebuah bangsa. Artinya jiwa

pemimpin harus kita tanamkan

dalam diri, minimal keputusan

untuk selalu berbagi kepada

sesama dengan tulus.

Setidaknya jiwa pemimpin

itu tampak pada diri para

peserta LokaRote yang tidak

lain delegasi atau utusan dari

sekolah masing-masing, mereka

sebagai perantara pembawa

pesan yang juga tonggak

perubahan untuk pendidikan

Rote lebih baik.

LokaRote 2015 | 149

Page 150: Pijar LokaRote 2015

Terimakasih LokaRote untuk

empat hari kebersamaan dalam

tawa, canda, perdebatan,

diskusi, gotong-royong, dan

kenangan yang telah mengubah

mindset saya dan menjadikan

hidup ini makin bermakna,

sekaligus terjalin silaturahmi

dengan insan-insan positif

tanpa lelah dari segala penjuru

nusantara.

It’s amazing.

Jadi selalu ingat segala tepuk

yang telah diajarkan, mulai dari

tepuk salut, tepuk segitiga,

tepuk masyarakat hingga tepuk

kasih sayang yang mempererat

kebersamaan kami, baik

relawan maupun peserta.

Mengutip top words, dari

pesohor kita Riri Riza bahwa:

“Menjadi anak muda adalah

sebuah kesempatan yang

mungkin tidak akan kita sadari,

dan lewat begitu saja. Menjadi

anak muda adalah kesempatan

berpetualang sejauh-

jauhnya, mencoba melawan

berbagai kekhawatiran

senekat-nekatnya. Dengan

mengalkulasi risiko sebaik-

baiknya, melakukan sesuatu

yang betul-betul kita yakini

dan kita cintai”.

Berawal dari niat yang kami

yakini dan cinta yang kami

punya, kami beruntung dan

bersyukur bisa menginjakkan

kaki ditanah Rote, tapal batas

selatan NKRI dengan membawa

misi perubahan yang lebih baik

untuk pendidikan di Rote Ndao.

jiwa pemimpin harus kita tanamkan dalam diri, minimal keputusan untuk selalu berbagi kepada sesama dengan tulus.

hidup ini makin bermakna, sekaligus terjalin silaturahmi dengan insan-insan positif tanpa lelah dari segala penjuru nusantara.

LokaRote 2015 | 150

Page 151: Pijar LokaRote 2015

Indonesia tanah air betaPusaka abadi nan jayaIndonesia sejak dulu kalaTetap di puja-puja bangsa

LokaRote 2015 | 151

Page 152: Pijar LokaRote 2015

Thank GOD, I am a volunteer

Bagi para rekan relawan, semoga

langkah positif ini tidak berhenti

disini, masih banyak yang

harus kita renungkan bersama

dan patut kita perjuangkan,

PR kita masih banyak kawan,.

selamat bernafas sejenak dan

mengenang kembali keber-

samaan kita, beta cuma bisa

bilang: Au Sue Lote! Au Sue

Lote! yang artinya Aku Cinta

Rote, Rote dan isinya Bajingan

Mamati! (keren sekali).

Menutup perjumpaan kita,

ijinkan saya untuk mengenang

4 hari istimewa itu dalam

balutan syahdu nan bermakna

karya Ismail Marzuki, Indonesia

Pusaka, saya persembahkan

untuk rekan-rekan relawan,

pejuang pendidikan yang

mendedikasikan waktu, tenaga,

pikiran bahkan materi dalam

langkah kecil untuk negeri.

Selamat bernafas sejenak dan mengenang kembali kebersamaan kita

Indonesia tanah air beta

Pusaka abadi nan jaya

Indonesia sejak dulu kala

Tetap di puja-puja bangsa

Reff :

Di sana tempat lahir beta

Dibuai dibesarkan bunda

Tempat berlindung di hari tua

Tempat akhir menutup mata

Sungguh indah tanah air beta

Tiada bandingnya di dunia

Karya indah Tuhan Maha Kuasa

Bagi bangsa yang memujanya

Reff :

Indonesia ibu pertiwi

Kau kupuja kau kukasihi

Tenagaku bahkan pun jiwaku

Kepadamu rela kuberi

Sampai ketemu disisi Indonesia

yang lain untuk perubahan

positif yang berarti! ;)

Salam, Dyah Nurhayati (AYA)

Bandung, 12 Desember 2015.

LokaRote 2015 | 152

Page 153: Pijar LokaRote 2015

MAUNYA ROTEFransisca Kandida

Relawan Narasumber

Ini adalah pertama kalinya

saya ke Rote. Berawal dari

gak sengaja membaca

selembaran flyer Festival

Gerakan Indonesia Mengajar

ditambah karena mau tau

bagaimana sih pulau terselatan

di Indonesia ini?

Penasaran, lalu saya coba ikut

LokaRote. Dalam rangkaian

kegiatan ini saya masuk dalam

team relawan wahana Ruang

Berbagi Ilmu (RUBI) dan akan

berbagi materi motivasi guru

dan MBS (Manajemen Berbasis

Sekolah).

Ketika sampai di Rote sehari

sebelum saya presentasi

saya coba berdiskusi dengan

Pak Daud (Ketua panita

LokaRote) karena saya

mau tau sedikit insight keadaan

pendidikan di Rote.

Hampir sejam sendiri saya

ngobrol sama Pak Daud yang

kelihatan sekali sangat antusias

membahas panjang lebar

tentang kondisi pendidikan

di Rote sampai mulutnya

berbusa-busa. Pulang ke

rumah, kebetulan saya tinggal

dengan Ibu Ensri seorang guru

SD yang menjadi salah satu

panitia lokal LokaRote.

LokaRote 2015 | 153

Page 154: Pijar LokaRote 2015

Bu Ensri bercerita bahwa beliau

sangat kaget melihat ada

kepala sekolah yang menulis

“Tidak memiliki potensi yang

bisa di andalkan” di angket

bagian pengisian apa potensi

yang anda miliki untuk Rote?

Kelihatan sekali mukanya

Bu Ensri kecewa dan kesal

(saya tau sekali orang di daerah

timur pasti mudah emosian).

Sebelum emosi Bu Ensri makin

tersulut dan menuju ke tingkat

amarah saya bilang ke Bu Ensri,

“OK Bu, tenang Bu tenang aja.

Besok akan saya bahas ketika

saya presentasi.”

Di awal presentasi saya tidak

heran lagi, ketika saya bertanya

kepada guru-guru dan kepsek

tentang kondisi pendidikan

di Indonesia / khususnya di

Rote menurut Anda? 4 dari 5

orang memberikan jawaban

yang negatif tentang Rote;

pendidikan di Rote masih

sangat jauh dari standard yang

bagus, kurang kualitasnya,

sarana prasarana belum bagus

kurang ini kurang itu dll.

Lalu kembali saya bertanya, di

tengah-tengah headline negatif

berita di media masa tentang

kondisi pendidikan yang

masih kurang ini itu dan opini

masyarakat terutama guru-guru

di depan saya ini yang juga

sama-sama negatif,

kenapa kita tidak mencoba melihat dari perspektif yang baik?

Peserta mengikutisesi MBS

LokaRote 2015 | 154

Page 155: Pijar LokaRote 2015

Bahwa di tengah masih jauhnya

kualitas pendidikan di Rote,

ternyata anak Rote ada yang

masuk peringkat 4 di lomba

sains tingkat propinsi NTT.

Ditengah kurangnya sarana dan

prasarana, ternyata anak-anak

Rote yang memainkan sasando

dan syair Rote memenangi lomba

festival kebudayaan di tingkat

Provinsi bahkan Nasional.

Kenapa kita tidak mengganti

pola pikir kita dari yang suka

mengeluh menjadi pribadi-

pribadi yang mau mencari solusi

dan mencoba memperbaiki?

Kembali saya bertanya, lalu bagaimana masa depan Rote?

Ketika workshop MBS (Mana-

jemen Berbasis Sekolah), disitu

kami membagi bapak ibu guru

dan kepsek menjadi 10 kelompok

dan mengajak mereka untuk

sama-sama brainstorming

membuat sekolah impian mereka.

Kenapa kita tidak mengganti pola pikir kita dari yang suka mengeluh menjadi pribadi-pribadi yang mau mencari solusi dan mencoba memperbaiki?

Maunya bikin sekolah yang

seperti apa sih? Tentukan visi/

misi dan rencana kerja sekolah

nya pun harus bersama-sama.

Ketika selesai, saya meminta

masing-masing kelompok

untuk mempresentasikan

sekolah impian mereka.

Ada beberapa sekolah yang

mencuri perhatian saya, SD.

Ita Esa (dalam bahasa Rote

artinya Kita Satu) dimana SD

ini dalam visinya ingin sekali

punya lulusan yang tinggi

prestasi, berbudi pekerti luhur,

trampil, kreatif dan inovatif.

LokaRote 2015 | 155

Page 156: Pijar LokaRote 2015

Peserta mengikutisesi MBS

LokaRote 2015 | 156

Page 157: Pijar LokaRote 2015

Disisi lain ada SD Hati Mulia

yang ingin memiliki lulusan

yang berkarakter, yang unggul

dan memiliki hati mulia (men-

cerminkan nama sekolahnya),

masih banyak SD-SD lainnya

tapi ada satu SD yang mem-

buat sekelas tertawa tapi

menarik perhatian saya,

namanya SD Mau Maju.

Ya dari namanya saja terlihat

sangat optimis, SD ini ingin

meningkatkan pendidikan,

budaya, bahasa dan Iptek.

Ketika mempresentasikan

rencana kerjanya di tahun

kelima SD Mau Maju ini ingin

pergi ke Singapore. Lalu semua

peserta di ruang kelas tertawa

dan ada yang bertanya, “Awiii

gaya sekali e ke Singapore,

mau buat apa disana?”

Lalu sang kepala sekolah SD

Mau Maju ini menjawab, “Kami

ingin kirimkan anak-anak kami

ke Singapore biar mereka

pi (pergi) ikut dulu lomba

science internasional.”

Dilanjutkan tawa beberapa

orang di kelas.

“ Kami ingin kirimkan anak-anak kami ke Singapore biar mereka pi (pergi) ikut dulu lomba science internasional.”

Sahut saya setelahnya, “Bagus

bapak, tidak masalah bisa pergi

atau tidak ke Singapore yang

penting mau maju dulu.”

Saya percaya kalau ada

keinginan pasti ada jalan.

Diawali dari sebuah kemauan

sesimple apapun, tandanya

ada niatan untuk tidak hanya

berdiam diri tapi mau berubah

menjadi lebih baik kedepannya.

Tidak masalah orang mau

bilang apa, kadang rencana

baik kita pun bisa saja

dianggap remeh oleh orang

lain bahkan ditertawakan.

Selama workshop MBS banyak

sekali ide-ide brilliant dari

Peserta mengikutisesi MBS

LokaRote 2015 | 157

Page 158: Pijar LokaRote 2015

bapak ibu guru & kepala

sekolah yang saya harap bisa

melahirkan banyak SD Mau

Maju, SD Ita Esa, SD Hati Mulia

lainnya di seluruh Rote.

Kata orang tua saya nama itu

adalah doa dan ketika saya

melihat banyaknya nama-nama

SD impian yang dibuat oleh

bapak ibu guru dan kepsek

saya yakin impian itu pasti

bisa terwujud.

Tetap semangat Rote. Tuhan berkati selalu doa dan kemauan kalian :)

LokaRote 2015 | 158

Page 159: Pijar LokaRote 2015

Kobar Semangatdi Nusa Lote

Gania IkaRelawan Narasumber

Inilah Pengalaman saya

mengunjungi wilayah timur

Indonesia. Tidak terbesit

sebelumnya saya dapat

berkunjung di Kabupaten Rote

Ndao. ”Kenapa saya memilih

kabupaten Rote Ndao di

Festival Gerakan Indonesia

Mengajar(FGIM)?”

Kata-kata itu sering sekali saya

dengar ketika datang pertama

kali di gedung PWC untuk

berkumpul dengan teman teman

di Festival Gerakan Mengajar

(FGIM). Sungguh saya tidak

dapat membayangkan untuk

dapat ke sana atau tidak, orang

tua saya hanya berpesan ikutin

saja dulu gatheringnya untuk

masalah pergi atau tidaknya

dipikirkan nanti.

Jujur saya melihat harga

tiket sungguh tidak murah

untuk dapat berpergian ke

kabupaten paling selatan

Indonesia.

Tetapi teman saya yang

sudah pernah mengikuti

kegiatan FGIM semester

satu mengatakan kamu akan

masuk ke kubangan setan,

disaat kamu sudah mantap

untuk datang ke gatheringnya

maka kamu akan menjadi

candu untuk mengikutinya,

dan kata kata itu benar, diri

saya bertekad untuk datang

ke kabupaten Rote untuk

berbagi dan bertemu orang

orang hebat di lingkaran

FGIM ini.

LokaRote 2015 | 159

Page 160: Pijar LokaRote 2015

Saya membulatkan tekat untuk

menggunakan uang tabungan

saya untuk bisa membeli tiket

ke rote. Saya mencoba mencari

referensi harga tiket mana

yang lebih murah, akhirnya

munculah di sebuah web bahwa

tiket Surabaya-Kupang sedang

Promo, mungkin semesta sudah

mendukung saya untuk bisa

hadir untuk berbagi dengan

bapak ibu guru yang ada

di Rote.

Tepat tanggal 17 November,

perjalanan saya dimulai, saya

memutuskan menggunakan

transportasi kereta ekonomi ke

surabaya untuk meminimalisir

biaya ke rote. Akhirnya saya

menginap satu malam di rumah

om saya di Surabaya.

Keesokan harinya tanggal 18

November hari yang sudah saya

tunggu tunggu, jujur perasaan

saya campur was-was, takut,

senang dan bingung.

mungkin semesta sudah mendukung saya untuk bisa hadir untuk berbagi dengan bapak ibu guru yang ada di Rote.

Berbekal perkenalan saya

dan Kak Nabiyla di jakarta dan

kita janjian untuk bertemu

di Bandara Surabaya. Jujur hari

Keberangkatan saya kalau bisa

di bilang “Zonk” karena pesawat

hampir delay selama satu jam.

Relawan mendaratdi pelabuhan Ba’a

LokaRote 2015 | 160

Page 161: Pijar LokaRote 2015

Ketika menunggu delay di

Surabaya itu tidak sengaja

kami bertemu dengan relawan

lainnya yang juga transit

di surabaya menggunakan

maskapai yang sama.

Berbekal mengingat wajah

dan lupa nama saya pun

memanggil kakak tersebut,

kami pun berbincang-bincang

bagamaina dia masih sibuk

menyiapkan materinya, terus

kebingungan sama bagaimana

menyiapkan materi tersebut.

Yah ini yang kami rasakan kami

harus menyampaikan materi

ke orang orang yang sudah

berpengalaman.

Pengalaman saya menyam-

paikan materi pertama di

depan ibu, bapak dan kakak

penggerak taman baca

membuat saya semangat dan

ketar ketir, saya menyam-

paikan kesah saya ke partner

saya presentasi yaitu mas

adit, bagaimana saya gugup

akan menyampaikan di

depan bapak, ibu dan

kakak semuanya.

Saya begitu terkagum-kagum

mereka, ada yang sudah

mempunyai taman baca

yang sudah sukses seperti Ibu

Ensri dan ada yang lagi ingin

membangun taman baca di

tempatnya. Semangat luar

biasa ini membuat saya lebih

positif untuk membagikan

ilmu di materi yang ingin

disampaikan.

Yang saya tidak berhenti

kagum adalah saat ada

bapak dari Rote Barat, yang

saya lupa namanya bercita-

cita untuk membuka taman

baca di tempatnya dan ingin

memberikan pengetahuan

kepada orangtuanya bahwa

membaca dan mempunyai

pendidikan yan tinggi adalah

suatu hal yang terpenting.

Semangat luar biasa ini membuat saya lebih positif untuk membagikan ilmu di materi yang ingin disampaikan.

LokaRote 2015 | 161

Page 162: Pijar LokaRote 2015

dan ingin memberi-kan pengetahuan kepada orangtuanya bahwa membaca dan mempunyai pendidikan yang tinggi adalah suatu hal yang terpenting.

Bagaimana bapak itu bercerita

bahwa di daerahnya masih

minim anak untuk mau membca,

mereka mempunyai kemauan

keras untu belajar dan membaca

tetapi tuntutan dari orang tua

untuk bisa membantu bekerja di

ladang sebagi tujuan utama, atau

jika mereka membakang mereka

akan menghukumnya.

Ini sebuah hal ironi di negara

kita yang di anggap sudah

berkembang. Pendidikan adalah

hal utama untuk membangun

sebuah negeri. Membaca adalah

awal membuka jendela Informasi

kita untuk bisa melihat dunia

lebih luas.

Membaca adalah awal membuka jendela Informasi kita untuk bisa melihat dunia lebih luas.

Peserta seriusberbagi metode

LokaRote 2015 | 162

Page 163: Pijar LokaRote 2015

Pendidikan yang tinggi dan

rajinnya membaca adalah

sebuah kesinambungan yang

tinggi orang bisa membangun

daerahnya atau negerinya ini.

Saya sangat percaya bahwa

penduduk penduduk Rote

mempunyai peluang yang

sangat besar untuk mem-

bangun daerahnya, semangat

yang luar biasa ini terbukti

dari kemauan mereka, dengan

sukarela jauh-jauh datang dari

daerah mereka ke Ba’a untuk

dapat hadir untuk menerima

materi tersebut.

Hal yang membahagiakan

adalah ketika hari kedua

berlangsung,dimana saya

dan Kak Nabyla sebagai PJO

dalam materi hari kedua,

Kami memutuskan untuk

Lomba merancang Taman

Baca, dimana Para peserta di

beri Permasalahan tentang

penggunaan dana yang

diberika pemerintah sekitar 10

Juta. Hari Kedua pertama di

buka dengan games, dimana

games itu membuat semua

peserta ketawa-ketiwi dan

suasana menjadi seru.

Dimana saya kalah bermain

games dan harus menari

tarian khas Rote, dan itu kesan

pertama yang luar biasa.

semangat yang luar biasa ini terbukti dari kemauan mereka

Membuat taman baca impian

LokaRote 2015 | 163

Page 164: Pijar LokaRote 2015

Setelah itu lomba pun di-

mulai, kami membagi men-

jadi 4 bagian, dan saya di-

dapuk menjadi fasilitator

di kelompok 4.

Kami semua mencoba mem-

presentasikan hasil pemikiran

kami dan harus membuat yel

yel adalah yang lebih seru.

Tak dinyana di akhir sesi,

juri yang terdiri dari Bapak

Daud, KaK Aya dan Kak Hayu

memutuskan Kelompok saya

sebagai pemenang.

Bangga dan senang luar biasa

sekali, karena saya hanya

memberi gambaran apa aja

yang diperlukan dan tujuan

apa dalam lomba itu, lalu hasil

gambaran saya mereka yang

menuangkan dalam sebuah

kertas karton lebar. Pemikiran

yang luar biasa dari grup saya

bisa menghantarkan mereka

menjadi juara satu.

Hal luar biasa ini yang saya

tangkap, mereka mempunyai

semangat yang tinggi dan

kemauan yang keras untuk

membuat taman baca yang

mereka inginkan kelak ada

di Rote.

Di akhir acara seorang Ibu

bernama Fera mendekati saya

untuk meminta nomer telepon

saya dan beliau bercerita akan

membuat taman baca setelah

acara ini. Awalnya beliau tidak

berpikir untuk membuat taman

baca, beliau hanya disuruh oleh

sekolah untuk mewakili sekolah

mereka untuk mengikuti acara

FGIM ini.

mereka mempunyai semangat yang tinggi dan kemauan yang keras untuk membuat taman baca yang mereka inginkan kelak ada di Rote.

LokaRote 2015 | 164

Page 165: Pijar LokaRote 2015

Hal luar biasa ini dapat meng-

gugah semangat mereka untuk

membuat taman baca dan cita

cita mulia untuk mengajak

anak-anak atau warga sekitar

untuk mau membaca.

Pengalaman lainnya yang saya

dapatkan adalah bagaimana

saya selama kegiatan FGIM di

Rote sering bercengkerama

dengan bapak Daud, beliau

adalah seorang pengawas.

Bergaya bersamapenggerak taman baca

LokaRote 2015 | 165

Page 166: Pijar LokaRote 2015

Beliau bercerita tentang cita

cita mulianya untuk rote,

bagaimana menggerakan

guru-guru rote untuk bisa

memajukan pendidikan di Rote,

dan membuka pikiran mereka

untuk bisa membawa Rote jadi

terdepan suatu saat nanti.

Beliau bercerita, sebelum

menjadi seorang guru beliau

adalah seorang kontraktor,

dan bercita-cita sewaktu muda

untuk menjadi seorang polisi

tetapi dengan kendala uang dia

harus mengubur cita citanya

itu dan beralih ke Guru karena

pada saat itu menjadi seorang

Guru tidak memerlukan biaya

yang banyak.

Beliau bercerita kepada saya

bagaimana dia bertemu dengan

teman satu angkatannya

ketika mengikuti seleksi polisi,

beliau mengatakan kepada

temannya, “Hei mungkin kalau

saya dulu seperti kamu, maka

saya tidak akan seperti saya

sekarang, saya lebih hebat

dari kamu karena saya mampu

menciptakan banyak calon

polisi di masa datang” kata-

kata itu membuat saya ter-

kagum kagum.

bagaimana meng-gerakkan guru-guru rote untuk bisa memajukan pendidikan di Rote

Beliau benar benar sangat

peduli untuk kemajuan

pendidikan di rote, dan

memberikan pengetahuan

untuk generasi muda rote

Jika suatu saat nanti kamu

meninggalkan Rote untuk

belajar, jangan pernah lupa

kembali ke Rote untuk

mempraktekan ilmumu dan

membuat lapangan kerja

di Rote.

Dua hari bercerita dengan

bapak Daud memberikan

pikiran saya terbuka, tidak

melulu bekerja untuk

mendapatkan uang yang

banyak dan berlimpah tetapi

bagaimana bisa bermanfaat

untuk sekitar. Bapak Daud

memberikan nasihat kepada

saya seperti beliau menasihati

saya seperti anaknya tentang

suatu saat berkeluarga, bekerja

dan lain sebagaInya.

LokaRote 2015 | 166

Page 167: Pijar LokaRote 2015

Sungguh Tuhan Maha Pengatur, luar biasa saya bisa dipertemukan dengan Bapak Daud.

Hari terakhir setelah acara

penutupan bapak Daud berkata

kepada saya bahwa sebelum

pergi nanti pulang, bertemulah

dengan saya agar saya dapat

memberikan syal khas Alor

untuk kamu.

Hal luar biasa ini yang gak

bisa saya dapatkan bertemu

orang-orang hebat di Rote

seperti bapak Daud, Bapak

Ibu guru yang mempunyai

semangat yang tinggi untuk

datang, teman teman Panlok

yang sudah bekerja keras

menyiapkan acara ini untuk

bisa sukses di akhir dan teman

teman Pengajar Muda yang

sungguh baik luar biasa kepada

kami para Relawan yang sedia

membantu dan kami repotkan.

Hal luar biasa ini yang saya

dapatkan untuk menggugah

saya untuk terus semangat,

diluar sana masih banyak

orang yang semangatnya

tidak pernah padam di segala

kekurangan mereka dan lebih

banyak bersyukur kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sepenggal cerita ini tidak

mungkin bisa dituliskan

secara menyeluruh tetapi

pengalaman di Rote tidak

akan pernah padam di

ingatan saya.

diluar sana masih banyak orang yang semangatnya tidak pernah padam di segala kekurangan mereka dan lebih banyak bersyukur kepada Tuhan.

LokaRote 2015 | 167

Page 168: Pijar LokaRote 2015

Terima kasih juga untuk teman

baru saya bahwa kalian adalah

Luar biasa, kita baru saja

bertemu tetapi 2 hari sudah

memberika kesan menarik

seperti ikatan keluarga yang

telah lama terjalin.

Harapan saya untuk Keluarga

baru saya di FGIM daerah Rote

Jangan pernah lupakan dimana

kita bersendau gurau, bingung

menyiapkan segala kegiatan

acara dan kepanikan yang

kita hadapi.

Tuhan sudah menyiapkan

skenario yang indah untuk

Kita. Kita adalah keluarga

baru yang akan terus hadir

untuk kepada siapa aja yang

membutuhkannya.

Saya harap masih ada kegiatan

kegiatan postif ini yang dapat

kita lakukan setelahnya. Thank

you for the best memories in

my life. See you when I see you

my new families :)

Tuhan sudah menyiapkan skenario yang indah untuk Kita. Kita adalah keluarga baru yang akan terus hadir untuk kepada siapa aja yang membutuhkannya.

Bersama Pak Daud.ketua panitia LokaRote

LokaRote 2015 | 168

Page 169: Pijar LokaRote 2015

LokaRote 2015 | 169

Page 170: Pijar LokaRote 2015

Terima Kasih, Rote! Intan Mashayu

Relawan Panitia Pusat

Berangkat ke Rote Dengan PucatMengetahui saya akan berangkat

ke Rote, beberapa teman yang

pernah mengunjungi Rote

banyak berpesan kepada saya

semacam ini,

“Hati-hati ya, banyak berdoa

saja.”,

“Kamu serius? Aku ga berani lagi

menyeberangi selat itu.”,

“Hmmm, kamu ke Rote ya?

Banyak berdoa, semoga

cuacanya baik ya.”,

dan berbagai pesan-pesan yang

cukup menciutkan hati. Tidak

bisa menahan rasa penasaran,

saya mulai buka mesin pencari

Google dan menemukan ber-

bagai berita mengenai Selat

Rote, Selat Pukuafu, banyaknya

kecelakaan dalam pelayaran feri

Kupang – Rote dan sebaliknya.

Sejujurnya, saya agak kurang

berpengetahuan mengenai

geografi, dulu nilai peta buta

saya buruk sekali sehingga

pantas ditangisi, sehingga

saya kurang tahu selat yang

manakah yang menghubungkan

Rote dengan Kupang. Tapi

kedengarannya berita-berita

itu perlu dipikirkan secara

serius, seserius kita memper-

timbangkan ingin melanjutkan

sekolah di mana.

LokaRote 2015 | 170

Page 171: Pijar LokaRote 2015

Setelah menguatkan hati,

saya memutuskan untuk tetap

berangkat ke Rote dengan

menggunakan pesawat perintis.

Saya naik dengan wajah pucat.

Kulit muka saya yang gelap

tiba-tiba menjadi cerah.

Saking lebaynya, begitu pesawat

sudah mulai bergo-yang-goyang

menandakan akan segera lepas

landas, saya berpegang kuat

pada sandaran tangan di kursi.

Ternyata proses lepas landas-

nya mulus kok. Perjalanannya

juga jarang sekali bergejolak.

Proses pendaratan yang

dilakukan pun juga normal.

Tidak ada hal-hal luar biasa

yang terjadi.

Wahai semua umat manusia

yang menakut-nakuti saya, saya

sudah sampai di Rote dengan

selamat dan tidak berkurang

suatu apapun termasuk lemak.

Jadi Guys, perjalanan dari

Kupang ke Rote 100% aman.

Ini tidak hanya berlaku untuk

pesawat perintis, namun juga

kapal feri cepat. Saya telah

menjadi saksi keamanan

perjalanan menggunakan kapal

feri cepat dalam segi risiko

kecelakaan, bukan dari segi

waktu. Tolong dicatat, bukan

dari segi keamanan waktu.

Perjalanannya juga jarang sekali bergejolak. Proses pendaratan yang dilakukan pun juga normal. Tidak ada hal-hal luar biasa yang terjadi.

Kehadiran relawansiap untuk berbagi

LokaRote 2015 | 171

Page 172: Pijar LokaRote 2015

Bapak, Mamak, Terima Kasih Selama di Rote, saya dan

seorang teman saya, Rizka,

tinggal di rumah Bapak Paulus

Ndun dan istri, yang sangat

toleran dan penyayang.

Saya memanggil beliau dengan

sebutan Bapak dan Mamak.

Bapak adalah pengawas guru

yang disiplin dan bijak. Setiap

pagi, saya menemani beliau

ngobrol dan saya kagum

dengan pola pikir beliau.

Terbiasa hidup dengan

berbagai aturan orang tua saya

yang sangat teratur dan ketat,

di rumah Bapak dan Mamak

saya benar-benar merasa aman

dan terlindungi seperti sedang

di rumah sendiri.

Layaknya ayah sendiri, beliau

memberikan saya banyak

nasihat berharga mengenai

berbagai macam hal, bahkan

tentang pernikahan. Beliau

menekankan pentingnya makan

Layaknya ayah sendiri, beliau memberikan saya banyak nasihat berharga mengenai berbagai macam hal, bahkan tentang pernikahan.

LokaRote 2015 | 172

Page 173: Pijar LokaRote 2015

bersama (sambil berbincang-

bincang) dan pulang ke rumah

tepat waktu. Bapak adalah

seseorang yang cukup protektif

terhadap anggota keluarganya.

Di suatu waktu, Rizka meminta

izin untuk menginap di

markas Pengajar Muda, beliau

mengatakan,

“Kamu boleh bermain ke mana saja, tapi harus tetap pulang ke rumah.”.

Bapak benar-benar bertang-

gungjawab selayaknya seorang

ayah. Saya benar-benar kagum.

Walaupun memiliki perbedaan

keyakinan dengan saya, Bapak

memiliki rasa toleransi yang

sangat tinggi dan menjaga

agar saya dapat beribadah

dengan tenang.

Anjing dan babi adalah hewan

yang sudah sangat biasa

berkeliaran di area rumah

penduduk Rote. Namun begitu,

Bapak dan Mamak menjaga

agar anjing tidak masuk ke area

rumah bagian depan yang

saya lewati secara rutin

sehingga kesucian tempatnya

tetap terjaga. Beliau memper-

hatikan setiap detail makanan

yang dimasak sampai-sampai

meminta tolong pada seorang

relawan lain, Aditya Iqbal

Maulana, untuk mem-bantu

saya menyembelih ayam

agar saya dapat turut menyan-

tap masakan ayam Mamak

yang lezat.

Bapak memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi dan menjaga agar saya dapat beribadah dengan tenang.

Mamak adalah seorang wanita

yang benar-benar wanita.

Beliau gemar menjahit,

memasak dan sangat rajin

menjaga rumah. Semua sudut

rumah sangat bersih tanpa

terkecuali. Mungkin kalau

Gordon Ramsay ke rumah

Mamak, beliau akan memohon

LokaRote 2015 | 173

Page 174: Pijar LokaRote 2015

pada Mamak untuk memberikan

2 sks kuliah mengenai keber-

sihan kepada para peserta

Master Chef.

Mamak sering menjahit

hingga larut malam, kemudian

menguras kolam ikan atau

mengerjakan pekerjaan rumah

lainnya hingga pukul 01.00 dini

hari setiap harinya. Saya sering

menemani Mamak ngobrol

hingga larut sembari Mamak

bekerja dan saya mencari

sinyal. Abis gimana dong,

Mamak tidak mau dibantu.

*alasan*

Mamak sangat keibuan.

Setiap hari tanpa lelah beliau

mengajari saya bahasa dan

logat Rote. Beliau bahkan

sengaja bangun pukul 01.30 dini

hari pada Minggu, 22 November

2015, untuk memasak karena

mengetahui bahwa saya akan

berangkat bermain ke pantai

pukul 05.00 pada hari itu.

Mamak menyampaikan bahwa

beliau ingin membawakan bekal

untuk saya dan teman-teman

agar dapat disantap saat piknik

di pantai.

Ah Bapak dan Mamak, beta rindu. :”)

Penduduk Rote yang Ramahnya Menghangat-kan HatiSelama di Rote, kami diantar

jemput oleh Kak Marcel. Beliau

adalah karyawan Dinas Peternakan

Rote. Beliau sangat baik dan

ramah. Beliau senang sekali

bercerita dan memberikan

nasihat. Dengan tulus, beliau

banyak memberikan nasihat

mengenai kehidupan, termasuk

pernikahan.

Suatu hari, beliau terlambat

menjemput dan meminta

maaf berkali-kali. Penduduk

Rote sungguh sangat sopan.

Saat masuk ke mobilnya, saya

mencium bau bensin.

Khawatir terjadi sesuatu, saya

memberitahukan pada beliau

mengenai hal tersebut. Beliau

bercerita bahwa dalam per-

jalanan menuju Rumah Bapak,

beliau melihat seorang nenek

sedang berjalan membawa

jerigen.

LokaRote 2015 | 174

Page 175: Pijar LokaRote 2015

Singkat cerita, Kak Marcel

berhenti dan mengantarkan

nenek tersebut sampai ke

rumahnya. Kemungkinan bau

bensin tersebut berasal dari

isi jirigen sang Nenek yang

tercecer di mobil. Hati saya

hangat sekali mendengar

penjelasan tersebut.

Virgin Nyolita ZachariasAda seorang peserta taman

baca yang menarik perhatian

saya, namanya Virgin Nyolita

Zacharias. Sejak dari hari

pertama, gadis SMA ini sudah

sangat tampak bersemangat

dan emosional.

Di sesi perkenalan peserta,

dia dengan berapi-api

mengatakan, bila diterjemahkan

ke bahasa Indonesia, “Saya

tidak peduli dicibir orang, saya

akan tetap berjuang mendirikan

taman baca.”

Mendengar hal tersebut,

saya memperhatikan bahasa

tubuhnya saja. Belum berkesan.

Namun yang saya tandai dari

anak tersebut adalah, dia cukup

berani untuk usianya.

“Saya tidak peduli dicibir orang, saya akan tetap berjuang mendirikan taman baca.”

Di hari kedua, saya memper-

hatikan simulasi pembuatan

strategi Taman Baca. Di tengah

peserta lain yang berusia

kurang lebih 30 tahun ke atas,

dia tampil sebagai pemimpin

kelompoknya. Kemudian, dia

dengan sangat mengesankan

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas.

Kematangan, kepemimpinan

dan keberanian yang sangat

mengagumkan yang didemon-

strasikan oleh siswa kelas

dua SMA.

dia dengan sangat mengesankan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

LokaRote 2015 | 175

Page 176: Pijar LokaRote 2015

Setelah selesai kelas, saya

mendekatinya dan mengajaknya

mengobrol mengenai banyak

hal. Dia menceritakan bahwa

dia mendirikan “taman baca”

dengan menumpang di warung

milik seorang ibu yang baik

hati. Saya yakin sudah banyak

cerita mengenai taman baca

yang didirikan gadis ini

sehingga saya menyoroti hal

lain saja ya, yaitu mengenai

cita-cita.

Saat ditanya, Virgin dengan

lantang menjawab dia ingin

melanjutkan kuliah di jurusan

Biologi, agar dapat menjadi

guru Biologi.

Lebih jauh lagi, dia menjelaskan

bahwa dia senang sekali

belajar ilmu biologi. Ketika

saya gali lebih jauh, mengapa

dia tidak ingin menjadi dokter,

jawabannya membuat tidak

hanya hati saya yang hangat,

namun kelopak mata saya

juga hangat.

Ternyata setelah saya periksa,

ada yang memotong bawang

di samping saya. Lho! Bukan,

ternyata dia ingin lebih banyak

lagi anak-anak Rote yang suka

belajar. Dia ingin lebih banyak

lagi anak-anak Rote yang suka

membaca. Dan yang lebih

penting lagi adalah gadis ini

Virgin bersama timmempresentasikan karya

LokaRote 2015 | 176

Page 177: Pijar LokaRote 2015

ingin lebih banyak anak Rote yang dapat menjadi dokter.

Dia menceritakan betapa

menyedihkannya kebersihan

dan perekonomian di Rote.

Anak-anak Rote harus mem-

bantu orang tuanya sepulang

sekolah dan tidak memiliki

kesempatan belajar dan

membaca. Karena tingkat

sanitasi yang kurang dan

kemampuan ekonomi yang

rendah, kesehatan kebanyakan

ibu hamil di Rote beserta

janinnya seringkali tidak

terjaga baik.

Pertolongan kesehatan yang

layak pun harus menunggu

berlayar atau terbang ke

Kupang dengan biaya mahal

dan waktu yang tidak singkat.

Dampaknya, tingkat kematian

ibu dan bayi masih sangat

tinggi.

Saya penasaran, mengapa

bukan dia saja yang menjadi

dokter.

Ada dua alasan:

1. Gadis ini tidak memiliki

biaya untuk melanjutkan kuliah

kedokteran. Dia sudah mencari

informasi mengenai fakultas

kedokteran Universitas Pelita

Harapan dan Universitas Kristen

Satya Wacana, dan menge-

tahui bahwa biayanya sangat

mahal; dan

2. Bila dia menjadi guru biologi,

dia yakin bisa menghasilkan

lebih banyak dokter. Bila dia

menjalani profesi sebagai

dokter, dia takut tidak

memiliki kesempatan untuk

mempengaruhi dan mendidik

siswa agar mau mengejar cita-

cita menjadi dokter. Mengutip

kata-katanya, lagi-lagi sudah

diterjemahkan ke dalam Bahasa

Indonesia, “Saya tidak apa-

apa mengorbankan diri saya.

LokaRote 2015 | 177

Page 178: Pijar LokaRote 2015

Saya hanya ingin agar anak-

anak Rote bisa dengan mudah

belajar dan sehat. Saya cinta

sekali pada bumi Rote saya ini.”,

sambil berkaca-kaca. Ah Nona

Virgin, kakak tidak mampu

berkata-kata lagi.

Bila dia menjadi guru biologi, dia yakin bisa menghasilkan lebih banyak dokter.

Yang muda, yang menginspirasi

LokaRote 2015 | 178

Page 179: Pijar LokaRote 2015

Kisah Para Relawan “Indonesia Mengejar”Sebelum 18 November 2015

9 orang memesan tiket

Kupang - Jakarta/Surabaya

keberangkatan pukul 15.05

WITA. Semuanya masih galau

mengenai sarana transportasi

yang akan digunakan untuk

sampai ke Kupang

(Rote - Kupang).

21 November 2015

Setelah tanya sana-sini,

termasuk ke salah satu PM

dengan kata garansinya:

“kapal cepat aamaan” dengan

ekspresi meyakinkan. Kami pun

memutuskan untuk memesan

kapal cepat Rote - Kupang.

Jadwal keberangkatan kapal

ini adalah jam 11.00 WITA dan

sampai di pelabuhan jam 14.00

WITA. Sangat aman.

22 November 2015

06.00 – 10.00 WITA

Bermain-main di pantai sampai

jam 09.30 WITA. Setelah

itu, rombongan kami dibagi

menjadi dua mobil.

Mobil yang saya tumpangi

menuju ke rumah Bapak

dan Mamak dengan santai.

Tiba-tiba teman semobil

saya mendapatkan telepon

dari salah satu teman yang

menyampaikan bahwa kapal

cepat sudah merapat. Shooting

running man akhirnya dimulai.

Kami berlarian mengambil

peralatan mandi. Masuk kamar

mandi langsung berdua. Pakai

gayung bergantian.

Begitu keluar dari kamar

mandi, semua barang-barang

segera dilempar masuk ke

dalam koper. Berganti baju

pun seadanya menggunakan

baju yang mudah dijangkau

di koper. Maksud hati ingin

berpamitan dengan dramatis

kepada Bapak dan Mamak, apa

daya situasi memaksa saya

berpamitan edisi foto polaroid

dengan senyum memaksa

sambil berlarian. Saya masuk

mobil dengan keadaan wajah

masih penuh pasir. Lupa

dibasuh karena terburu-buru.

LokaRote 2015 | 179

Page 180: Pijar LokaRote 2015

10.00 – 13.00 WITA

Syukurlah, Kakak yang menge-

mudikan mobil memiliki bakat

menjadi stuntman film Fast

and Furious sehingga mobilnya

bisa dipacu dengan kecepatan

tinggi dan bisa mengepot

dengan rapi walaupun babi-

babi, anjing-anjing dan kuda-

kuda menyebrang sesuka

hati dan ratusan penduduk

Rote hobi parkir motor di

tengah jalan.

Berkat Kakak-yang-berpotensi-

jadi-stuntman mobil kami bisa

sampai di pelabuhan sebelum

jam 11. Ternyata kapalnya

belum ready. Saya kesal sekali

setelah menghubungi teman-

teman di mobil kedua. Mereka

masih mampir di tempat pusat

oleh-oleh dengan cantik dan

makan dengan tenang. Jadilah

kami menunggu kapal sampai

jam 13.00 dengan badan bau

matahari, muka berpasir dan

perut keroncongan.

13.00 – 15.10 WITA

Masuk kapal dengan gelisah

karena memikirkan jadwal

pesawat yang tinggal se-

telanan ludah itu. Ya sudah

daripada galau lebih baik tidur.

Bangun dengan perasaan

tidak karuan. Mobil yang sudah

dipesan untuk mengantar

dari pelabuhan ke bandara

sudah lama sampai. Akhirnya

kapal merapat juga jam 14.45.

Dengan optimisme tinggi, kami

lari ke kedua mobil yg sudah

siap berangkat. Kali ini kami

beruntung disupiri oleh Mas-

Mas dengan level mengebut

sekelas pelatih stuntman-nya

Fast and Furious.

Jadilah kami menunggu kapal sampai jam 13.00 dengan badan bau matahari, muka berpasir dan perut keroncongan.

LokaRote 2015 | 180

Page 181: Pijar LokaRote 2015

Awalnya mulus. Tapi tiba-tiba di

tengah jalan, mobil yang saya

tumpangi tiba-tiba cegukan.

Tidak cukup sekali, mobil kami

cegukan sampai dengan 3

kali, kemudian kecepatannya

berkurang drastis. Mobil masih

bisa berjalan, tapi sepertinya

siput pun akan tertawa kalau

melihat mobil kami bergerak

terlalu lambat.

Dalam kondisi kritis, kami

melihat penjual bensin recehan

di pinggir jalan. Serentak kami

meminta Mas tersebut untuk

mampir membeli bensin.

Namun dengan optimisme

tinggi, Mas-Mas tersebut

berkeras bahwa SPBU sudah

sangat dekat.

Namun ternyata nyawa mobil

kami tidak tertolong. Dia harus

berhenti bernafas sebelum

mencapai SPBU. Dan posisi

kami saat itu sudah jauh sekali

dari penjual-bensin-recehan-

yang-ditolak-Mas-Mas-nya.

Dalam keadaan kritis, Mas-Mas

masih sangat optimis. Dia masih

berusaha menyalakan mesin

kembali. Dari raut mukanya,

saya menginterpretasikan

bahwa beliau ingin berkata

seperti ini, “Saya yakin mobil ini

bisa bernafas lagi.”

tapi sepertinya siput pun akan tertawa kalau melihat mobil kami bergerak terlalu lambat.

Keberangkatan relawankembali ke daerah asal

LokaRote 2015 | 181

Page 182: Pijar LokaRote 2015

Sudah tidak sabar lagi, saya

segera memberikan instruksi

kepada segenap penghuni

mobil malang tersebut:

1. Semua pria segera turun

dan mendorong mobil;

2. Semua wanita [cuma saya

dan seorang teman saya, Desi,

sih] harus mengejar mobil

dan pria-pria itu agar mereka

tidak menunggu kami bila

bensin sudah terisi;

3. Menyiapkan uang untuk

membayar bensin; dan

4. Mas-Mas harus segera

membuka kunci pintu mobil.

Zzzzz.

Entah mendapatkan tenaga

dari mana, semua pria yang

belum makan siang itu kuat

mendorong mobil dengan

berlari. Saya pun berlari

kencang berusaha agar tidak

tertinggal oleh mereka. Di

tengah pelarian itu [apa sih

pelarian], saya baru sadar

Desi tidak ada.

Saya tengok ke belakang,

ternyata Desi sedang asik

memotret adegan mendorong

mobil. Desiiii. Hahahaha.

Baiklah, setelah itu semua

aman terkendali.

Setelah mobil kami kenyang,

kami bisa kebut-kebutan lagi.

Akhirnya setelah perjuangan

sekelas atlet triathlon, kami

sampai juga di bandara. Kami

sampai di bandara pukul 15.15

WITA dan otomatis pesawatnya

sudah berangkat (karena flight

jam 15.05). Semua orang di

kedua mobil terpaksa harus

menunda keberangkatan.

Namun, Allah Maha Pengasih,

ternyata pesawat yang akan

kami tumpangi mengalami

technical problems sehingga

berangkat beberapa menit lebih

awal dari jadwal. Semua ini

dianggap kesalahan maskapai

sehingga kami tidak diharuskan

membayar ulang biaya pesawat

pengganti. Bahkan kami

diberikan uang ganti rugi.

LokaRote 2015 | 182

Page 183: Pijar LokaRote 2015

Kesan saya mengenai Rote,

penduduk Rote, alam Rote dan

cerita Indonesia “Mengejar”

sebenarnya masih sangat

panjang dengan detail yang

dramatis. Pelajaran yang saya

peroleh di Rote terlalu banyak.

Sayangnya, saya sudah tidak

mampu lagi menuangkannya

dalam tulisan karena keter-

batasan kemampuan menulis

dan waktu.

Namun, satu hal yang

pasti, perjalanan ini tidak

akan menjadi sedemikian

menyenangkan tanpa teman-

teman relawan lokal, penggerak

daerah, Pengajar Muda,

relawan-relawan narasumber

dan semua penduduk Rote.

Terima kasih Rote.

Entah mendapatkan tenaga dari mana, semua pria yang belum makan siang itu kuat mendorong mobil dengan berlari. Saya pun berlari kencang berusaha agar tidak tertinggal oleh mereka.

LokaRote 2015 | 183

Page 184: Pijar LokaRote 2015

LokaRote: Menimba Ilmu dari Ujung Negeri

Nabiyla Risfa IzzatiDosen - Relawan Narasumber

Pertengahan November kemarin,saya mendapat kesempatan

emas berkunjung ke Rote, Nusa

Tenggara Timur. Saya dan 20-an

kawan lainnya datang ke Rote

sebagai relawan dari acara Loka-

Rote, kegiatan berbagi ilmu yang

diinisiasi oleh Yayasan Gerakan

Indonesia Mengajar.

Saya datang dengan harapan

bisa membagi sedikit ilmu

kepada bapak-ibu guru serta

penggerak daerah disana, tak

tahunya, justru saya yang jadi

banyak belajar dari mereka.

Apa saja pelajaran yang saya

dapatkan? Ini ceritanya.

Belajar Ikhlas

Pelajaran pertama yang saya

dapatkan ini berkaitan erat dengan

materi yang saya bawakan di Loka-

Rote, yakni taman baca. Jadi,

di RUBI (Ruang Berbagi Ilmu)

LokaRote ini, tugas saya adalah

menyampaikan materi tentang

pengembangan taman baca.

Pesertanya beragam, mulai dari

bapak-ibu guru dan kepala sekolah,

juga bapak-ibu dan adik-adik

penggerak taman baca. Nah, dari

mereka saya baru tahu, ternyata

gerakan taman baca di Rote

itu maju!

Bahkan, banyak taman baca yang

didirikan oleh orang pribadi dan

didanai dengan uang mereka

sendiri. Keren kan!

LokaRote 2015 | 184

Page 185: Pijar LokaRote 2015

Berbicara taman baca di Rote,

jangan bayangkan sebuah

perpustakaan dengan ruangan

yang lapang dan buku berderet-

deret. Disini, kebanyakan taman

baca terletak di dalam rumah

warga atau disamping warung

depan sekolah, dengan rak-

rak sederhana dan buku

yang terbatas.

Tahu apa yang luar biasa dari

itu semua? Niatnya. Ketika

kami bertanya apa yang

melatarbelakangi mereka

membuat taman baca, jawaban-

nya mirip: supaya anak-anak

sekitar rumah mereka punya

tempat untuk belajar dan

membaca; supaya anak-anak

punya kegiatan lain selain main

di luar jam sekolah; dan karena

mereka sadar tidak semua orang

punya akses untuk membeli

buku, entah itu buku bacaan,

ataupun buku pelajaran.

supaya anak-anak sekitar rumah mereka punya tempat untuk belajar dan membaca

Dengan alasan-alasan ini,

voila! mereka dirikan taman

baca-taman baca mungil di

tempat tinggal mereka.

Mereka kumpulkan buku-

buku dari siapa saja yang

mau menyumbang.

Mereka ajak anak-anak sekitar

rumah mereka untuk membaca

dan belajar bersama. Mereka

melakukannya tanpa paksaan,

tanpa dorongan, tanpa iming-

iming penghargaan apalagi

tambahan penghasilan.

Bukankah, keikhlasan yang

seperti ini mahal harganya?

Relawan membantupeserta untuk presentasi

LokaRote 2015 | 185

Page 186: Pijar LokaRote 2015

Masih terkait dengan materi

yang saya bawakan, saya

ternyata juga banyak belajar

cara-cara kreatif dari teman-

teman pegiat taman baca disini.

Jadi begini, di hari kedua

LokaRote, grup taman baca

membuat materi dengan

metode lomba, judulnya

lomba taman baca idaman.

Intinya, teman-teman pegiat

taman baca dikelompokkan

dan diminta untuk membuat

kegiatan pengembangan

perpustakaan dengan dana

dan kondisi yang terbatas.

Yang kegiatannya paling

menarik dan memungkinkan

untuk dilakukan akan jadi juara.

Hasilnya ternyata luar biasa, lho.

Banyak sekali ide menarik

yang mereka hasilkan. Tenyata,

membesarkan taman baca di

tengah berbagai keterbatasan

justru membuat mereka kreatif

merancang kegiatan dengan

dana minim. Semoga suatu

saat idenya benar-benar bisa

dieksekusi.

Karena bagus-bagus banget!

Lalu ada juga cerita tentang

adik-adik Gerakan Rote

Mengajar. Mereka ini adalah

anak-anak SMA yang sangat

peduli terhadap kemajuan Rote.

Salah satu program mereka

adalah membuat taman baca

di kecamatan masing-masing.

Tahu bagaimana cara mereka

mendanai taman baca ini?

Menyusun taman bacaimpian bersama

LokaRote 2015 | 186

Page 187: Pijar LokaRote 2015

Dengan berjualan onde-onde

yang modalnya mereka sisihkan

dari uang jajan mereka setiap

minggu. Dengan uang itu,

mereka bisa mewujudkan

taman baca yang dimanfaatkan

sebagai tempat belajar anak-

anak di sekitar sekolah mereka.

Luar biasa kan?

Belajar Bahagia, dengan Sederhana Pelajaran berharga lain yang

saya dapatkan ini, bisa dibilang

terpetik dengan tidak sengaja.

Selama beberapa hari di Rote

dan berinteraksi dengan peserta

LokaRote, saya menyadari

sesuatu: tidak pernah sekali-

pun saya mendengar mereka

mengeluh capek.

Padahal kan, dua hari itu panas

terus ya. Padahal kan, tempat

tinggal mereka jauh dari

tempat acara. Padahal kan,

materi-materi kita bisa saja

membosankan buat mereka.

tidak pernah sekali-pun saya mendengar mereka mengeluh capek.

Tapi yang saya amati sepanjang

acara, para peserta LokaRote

justru semangatnya gas pol

terus sampai sore. Waktu

saya tanya ini ke salah satu

peserta, ibunya bilang, mana

mungkin dia capek. Dia justru

senang sekali bisa ketemu dan

kedatangan tamu-tamu jauh

yang mau repot-repot bantuin

mereka.

Duh, saya langsung baper.

Tapi baper bahagia. Ternyata,

kedatangan kita yang cuma

sebentar banget ini ada

kesannya buat mereka.

LokaRote 2015 | 187

Page 188: Pijar LokaRote 2015

Mana mungkin dia capek. Dia justru senang sekali bisa ketemu dan kedatangan tamu-tamu jauh yang mau repot-repot bantuin mereka.

Ternyata, berbagi ilmu itu juga

berbagi bahagia. Karena ternyata,

bahagia itu sederhana. Seseder-

hana bisa ngeliat sunset di

pantai tiang bendera (meskipun

nyampenya agak telat---tapi

gapapa deh tetep bisa ngeliat

dari truk hahaha).

Terimakasih Rote! Terimakasih

teman-teman relawan yang

keren, kakak-kakak PM Rote

yang super baik, dan semua

pegiat daerah di Rote yang

luar biasanya udah ga paham

lagi. Semoga bisa bertemu di

lain kesempatan.

Keseruan bersamadi pantai Bo’a

LokaRote 2015 | 188

Page 189: Pijar LokaRote 2015

Menanam Bibit Asa di Rote Ndao

Norbertus YunendraRelawan Narasumber

Jumat, 20 November 2015,

menjadi hari yang cukup

mendebarkan menurut saya.

Dan hari itu dimulai, dengan

harapan sesuai dengan mimpi

semalam. Bertemu dengan

orang baru, berfikir cepat

dengan media dan cara baru,

dan begitulah hari itu berjalan.

Saya bersama dengan 6

rekan lainnya mendapat

kesempatan untuk berbagi

ilmu tentang Pengelolaan

Taman Baca dan Perpustakaan

Menantang diri dengan sesuatu yang baru, entah mengapa bisa mengantarkan saya dalam moment ini.

dalam #LokaRote. Sebelum

eksekusi, sempat bingung

dan kewalahan mengatur

strategi jitu ditengah

kebosanan dan kelelahan

peserta.

Peserta bukan lagi anak-

anak yang justru senang

diajak bermain, tetapi mereka

adalah Pengawas Pendidikan,

Kepala Sekolah, Guru, dan

bahkan masyarakat Pengelola

Taman Baca, yang dari segi

usia saja saya sudah kalah.

Tantangan.Setengah sesi

LokaRote 2015 | 189

Page 190: Pijar LokaRote 2015

Dan hari itu dimulai, dengan harapan sesuai dengan mimpi semalam.

pertama berjalan dengan

cukup lancar dengan berbagai

macam pertanyaan unik dan

menggelitik dari peserta.

Saya dan tim kemudian

melanjutkannya dengan Sesi

Workshop Katalogisasi.

Cerita unik menyiapkan

material workshop ini sebe-

narnya harus diceritakan.

Bagaimana Pak Dokter mem-

bawa seonggok kardus dari

Kupang ke Rote Ndao,

dan bagaimana Ibu Dosen

dan Teknisi mau meng-

gembel potong-potong

kardus di lantai. Unik dan

patut diapresiasi.

Workshop mulai berjalan,

saya dan tim mengajak

peserta untuk mengelompokkan

banyak buku, yang ceritanya

adalah hasil sumbangan dan

pembelian dengan tema

yang acak, buku ini terbuat

dari kardus yang penuh

cerita semalaman.

Selama berjalannya workshop

ini, ada yang aktif dan ada

pula yang tidak. Tentang

teknis pengelompokkannya,

ada yang sudah mendekati

ekspektasi, tetapi ada juga

yang tidak. Nilai yang bisa

diambil dari kegiatan ini

tentunya adalah dalam hal

teknis administrasi. Secara

garis besar, para peserta

tertarik dan merasa bahwa

teknik ini sangat diperlukan.

LokaRote 2015 | 190

Page 191: Pijar LokaRote 2015

Sabtu, 21 November 2015

dimulai, Lomba Taman Baca

Idaman menjadi satu-satunya

agenda. Bersyukur karena Rote

Ndao menjadi satu kabupaten

dengan taman baca yang cukup

hidup. Agak miris sebenarnya,

menyadari kondisi atau

keadaan di tengah taman

baca mereka.

Mulai dari buku-buku yang

terbatas, lahan yang tidak

memadai, sampai dengan

perjuangan lainnya yang

masih jauh dari kata cukup.

Bahkan, saya mendengarkan

perjuangan anak SMP dan SMA

yang mau berkorban demi

berlangsungnya peningkatan

kualitas pendidikan di Rote

Ndao melalui taman baca yang

mereka dirikan dan kelola.

Kembali ke lomba, jadi lomba

ini akan mengajak peserta

untuk memikirkan sebuah

Program Kerja Taman Baca

yang akan dilakukan ketika

mendapatkan dana hibah dari

pemerintah. Tentunya, program

ini harus bertujuan untuk

meningkatkan minat baca anak

dan masyarakat sekitar, tidak

hanya sekedar menghabiskan

uang untuk fasilitas atau

yang lainnya.

anak SMP dan SMA yang mau berkorban demi berlangsungnya peningkatan kualitas pendidikan di Rote Ndao

LokaRote 2015 | 191

Page 192: Pijar LokaRote 2015

Menarik, saya bahkan

merasakan semangat mereka

jikalau ini bukan hanya

sekedar lomba. Mereka seperti

sudah mendapatkan dana

itu, dan bersama-sama ingin

meningkatkan minat baca

di Rote Ndao. Lomba selesai,

dan pemenang didapat.

Antar peserta jadi tahu

bagaimana bisa mengelola

dan membuat program kerja di

Taman Bacanya agar menarik

dan juga bermanfaat. Semakin

banyak evaluasi dan semakin

banyak pembelajaran yang

didapat.

Menarik, saya bahkan merasakan semangat mereka jikalau ini bukan hanya sekedar lomba.

Ada sebagian dari mereka yang

ternyata datang dengan tidak

membawa nama Taman Baca

yang sudah berdiri. Beberapa

peserta baru berniat untuk

mendirikan Taman Baca di

desanya. Sungguh, saya melihat

begitu besar semangat yang

mereka bawa dalam #LokaRote.

Kami mengakhiri hari itu

dengan berjejaring seluas

mungkin, saling bertukar

pikiran, saling bertukar nomor

handphone, dan bahkan ada

yang sudah saling janjian untuk

berbuat ini itu.

Membanggakan.

Memiliki tim sebanyak 7 orang

ini ternyata sungguh jauh dari

yang saya pikirkan. Terlalu

bangga dengan mereka. Para

narasumber ini bukan seorang

guru atau aktivis pendidikan,

LokaRote 2015 | 192

Page 193: Pijar LokaRote 2015

tetapi mereka mau berbuat

di dunia pendidikan. Satu

yang lebih membanggakan

lagi, mereka berbuat, berjanji,

bertekad, dan mengeksekusi

apa yang mereka ingin lakukan

untuk Rote Ndao. Sejujurnya

saya terlalu bangga dengan

teman-teman, karena mau dan

selalu berjejaring, mau dan

sudah mulai beraksi saat ini.

Semoga aksi ini bisa terus

kita lakukan.

Tentunya kedatangan kami ke

Rote Ndao membawa harapan

yang besar. Harapan untuk

selalu memperbaiki diri dan

mensyukuri hidup yang saya

miliki adalah satu hal yang

lebih kecil daripada harapan

lain yang saya tanamkan untuk

Rote Ndao.

Ditengah keterbatasan dan

kekurangan yang ada, semoga

Rote Ndao lahir kembali

dengan kualitas pendidikan

yang lebih meroket dan

semakin meninggi.

Semoga apa yang mereka

dapatkan di #LokaRote bisa

diterapkan seketikanya pulang

ke daerah masing-masing, tidak

pernah bosan untuk merawat,

dan tidak pernah takut untuk

berbuat. Semoga Rote Ndao

bisa semakin mandiri. Semoga

kita bisa saling berjejaring

dan semakin kuat.

Harapan untuk selalu memperbaiki diri dan mensyukuri hidup yang saya miliki adalah satu hal yang lebih kecil daripada harapan lain yang saya tanamkan untuk Rote Ndao.

LokaRote 2015 | 193

Page 194: Pijar LokaRote 2015

Semoga Rote Ndao bisa semakin mandiri.

Semoga kita bisa saling berjejaring dan semakin kuat.

LokaRote 2015 | 194

Page 195: Pijar LokaRote 2015

Degup Cinta di Rote Ndao

Rahma YurikaRelawan Narasumber

Aku akhirnya melihat info

FGIM tentang RUBI. Tanpa

pikir panjang aku langsung

mendaftar.

Kenapa aku pilih Rote Ndao?

Aku pernah ikut FGIM 1 di

Ancol, aku menulis surat untuk

anak di Rote Ndao. Aku hanya

ingat nama daerah itu, padahal

aku tidak tau dimana Rote

Ndao itu. Alasan aku pernah

membuat surat kesana yang

membuat ku memilih untuk ikut

FGIM RUBI di Rote Ndao. Selain

Aku tau ini pasti nikmat terindah dari Tuhan. Tuhan yang menggerakkan ku untuk aktif lagi di twitter setelah vakum cukup lama.

karena materi nya aku mengerti

dan tanggal acaranya juga

cocok. Aku mendaftar walau

ragu karena harus bayar sendiri

dan cuti kerja 2 hari. Faktanya

aku masih karyawan baru

dan belum punya cuti. Uang?

Sungguh sangat pas-pasan

jika melihat harga tiket

ke NTT hehe...

Aku percaya jika suatu hal itu

baik dan berjodoh sesusah

apapun itu Tuhan akan

memudahkan dan selalu ada

LokaRote 2015 | 195

Page 196: Pijar LokaRote 2015

jalan nya. Akhirnya aku dapat

email pengumuman, aku lolos

seleksi untuk menjadi relawan

RUBI (Ruang Berbagi Ilmu) .

bukannya senang aku malah

sedih di terima hahahaha…

tandanya aku harus beli tiket ke

sana dan izin dari kantor serta

yg lebih seram adalah izin dari

ortu ku.

Jalanku mudah sangat mulus

dan bebas hambatan. Setelah

rapat pertama tim MBK

(Metode Belajar Kreatif) RUBI,

aku masuk tim tersebut yang

akan membahas metode

Calistung. Aku menjadi sangat

yakin untuk menjadi relawan

RUBI. Padahal kenyataannya

aku masih belum mengerti

apapun haha

Aku mendapat izin dari bos,

restu orang tua juga kudapat

walau mereka khawatir dan

aku beli tiket peswat. Aku beli

tiket pesawat segera untuk ku

jadikan ancaman untuk diriku

sendiri. Aku sudah beli tiket ga

mungkin aku cancel, mau ga

mau aku harus tetap ikut hiks…

aku pilih tiket yg paling murah

karena keterbatasan dana

dan itu artinya aku harus

beda keberangkatan dengan

relawan lainnya.

Aku menjadi sangat yakin untuk menjadi relawan RUBI. Padahal kenyataannya aku masih belum mengerti apapun haha

Di kantor temen-temen ga

percaya aku mau menjadi

relawan tapi harus biaya sendiri.

Mereka ( bos dan temanku)

bilang seharusnya menjadi

relawan akomodasi berangkat

semua di bayarin, bukan kita

biaya sendiri. Aku tutup kuping

aja, aku bilang iya iya aja ke

mereka toh penjelasan apapun

ke mereka tidak bisa membuat

mereka bungkam. Pada akhirnya

aku bilang ke temanku:

“Aku tidak bisa menjelaskan apapun tentang ini, kecuali kamu coba dan rasakan sendiri gimana menjadi relawan dan rasakan sensasinya”

Diapun terdiam.

LokaRote 2015 | 196

Page 197: Pijar LokaRote 2015

Sesampainya di Kupang aku

di jemput seorang Pengajar

Muda bernama Acad. Aku

adalah fans Indonesia Mengajar

dan fans Pengajar Muda. Aku

selalu senang, kagum dan

heboh jika bertemu PM. Karena

aku merasa mereka hebat dan

keren abis. Mereka pejuang

dalam sepi, pejuang di saat

yg lainnya mundur, pejuang di

antara pejuang yg tak punya

kesempatan seperti mereka.

Itulah kenapa ketika aku

bertemu Kak Acad aku agak

syok dan heboh hahaha…

Dan minder ku pun di mulai….

Aku bertemu dengan

relawan lain dan kami ke

Rote bersama. Rote Ndao itu

pulau terseletan di Indonesia,

dekat dengan Australia. Dari

Kupang aku naik pesawat

menuju Rote dengan relawan

lain. Sejujurnya aku minder

banget, aku lebih memilih diam

dan mendengarkan mereka

mengobrol. Mereka dengan

pembahasan yang keren dan

aku tak berani ikut nimbung

hehehe…

Akhirnya aku sampai di Rote…

sebenarnya aku sudah cukup

lelah dan mabok perjalanan.

Naik pesawat tiga kali dalam

sehari membuat badan ku

goyang dan kepalaku mau

pecah. Sampai Kak Acad harus

sedikit berteriak memanggilku

karena aku bengong efek lelah.

Dari bandara kami menuju

Gereja Efata untuk berkumpul

dengan relawan lainnya. Disana

aku bersalaman dan berkenalan

dengan relawan, PM, dan

panitia lokal. Wah…aku semakin

LokaRote 2015 | 197

Page 198: Pijar LokaRote 2015

minder karena mereka keren-

keren banget. Kami adalah

relawan terakhir yang datang

ke Rote, kloter terakhir lah.

Setelah kami perkenalan diri di

depan, kami langsung ke SMP 2

lokasi FGIM LokaRote diadakan.

Aku hanya baru kenal dengan

tim MBK RUBI yaitu mas taufan,

Kak Nendi, Kak Cika dan Mba

Aya. Mas Taufan akan mengisi

materi psikologi, aku dan Kak

Cika mengisi materi hitung

serta Kak Nendi dan Mba Aya

mengisi materi baca tulis.

Ini pengalaman pertama ku

menjadi relawan tanpa kenal

dengan siapapun. Aku sudah

terbiasa ikut pengabdian

masyarakat, relawan bencana

dan kegiatan relawan lain nya.

Namun biasanya aku selalu

ajak teman yg aku kenal.

Pengalaman pertama ke NTT

ke tempat yg bagiku minoritas.

Disana mayoritas beragama

Kristen. Disana banyak babi

dan anjing berkeliaran bebas.

Jujur aja aku takut dan selalu

syok kalo ada anjing yang lewat

depanku tanpa permisi, rasanya

mau loncat aja saat itu.

Aku tinggal dengan ibu dan

bapak Lilik. Jauh-jauh ke NTT

kenalnya orang Jawa lagi haha.

Mereka asli dari Jogja tapi

udah lama menetap di Rote.

Mendengar perjuangan ibu

dan bapak Lilik di Rote sangat

heroic. Semua fasilitas yang

ada di pulau Jawa harus

di tinggalkan demi pekerjaan

di Rote.

Aku sangat berterima aksih

kepada mereka yang sudah

memperbolehkan aku dan Kak

Cika tinggal disana. Mereka

sudah menganggap kami

seperti anak sendiri. Kami diberi

kamar sendiri lengkap dengan

kasur empuk dan kipas angin.

Hal itu membuat kami selalu

telat bangun hehe, pernah kita

telat bangun sampe harus di

bangunkan oleh Bu Lilik, di saat

kita masih siap-siap ternyata

kita sudah dijemput. Alhasil

kita buru-buru kaya cacing

kebakaran haha.

Mereka sudah menganggap kami seperti anak sendiri.

LokaRote 2015 | 198

Page 199: Pijar LokaRote 2015

Untuk makanan sebenarnya

aku makan ikan dan sayur saja,

tidak makan ayam atau daging.

Aku tahu Bu Lilik paham

dengan batasan agamaku.

Hari H

Di depan gereja Efata aku

belajar metode yang akan di

tampilkan nanti. lulus kuliah

udah tapi ternyata belajar

perkalian belum usai kawan

hahaa…aku belajar bak murid

yang akan ujian hari itu haha…

kelasku dimulai selesai zuhur

dan makan siang tepat pukul

13.00 WITA.

Sesi Psikologi oleh Mas TaufanMas Taufan mengisi sesi

brainstorming untuk para guru

dengan baik. Di awali dengan

ice breaking terlihat para guru

bersemangat. Ketika masuk

materi Mas Taufan melempar

pertanyaan

Apakah wajar anak kelas 5 SD belum bisa membaca?

Beberapa guru menjawab

tidak wajar namun beberapa

menjawab wajar karena tidak

wajib anak kelas 5 SD bisa

membaca.

Aku yang mendengar itu

berpikir tugas pengajar muda,

penggerak, relawan masih

panjang agar semua guru

mempunyai pikiran sama yaitu

anak SD harus sudah bisa baca

tulis dan hitung.

Sesi RUBI MBKAkhirnya tiba giliran ku. Aku

bersama Kak Cika akan sharing

tentang metode kreatif hitung

sederhana. Metode yang kami

punya sebagian besar dari

internet dan itu semua Kak Cika

yang cari.

Sebenarnya kita sudah di bagi

per kelas untuk mengisi. Aku

yang minder dan penakut

meilih kelas di gabung dengan

kelas Kak Cika. Relawan dan

panitia yang lain mungkin

sudah lepas tangan dengan

keinginan ku ini.

LokaRote 2015 | 199

Page 200: Pijar LokaRote 2015

Kelas di gabung dan menjadi

sangat ramai di dalam. Kak Cika

mampu mengurus kelas dengan

baik membuat semua peserta

terfokus padanya. Aku dan

Kak Cika mempunyai konsep

mengajari metodenya hanya

kepada leader tiap kelompok.

Leadernya nanti yg akan

mengajarkan kembali ke

kelompok masing-masing.

Aku kebagian sharing metode

perkalian garis dan penjum-

lahan sederhana. Aku senang

ketika sharing kepada mereka.

Para guru juga antusias ketika

mendapat metode baru. Ada

dua kelompok dalam tiap sesi.

Setelah leader mengerti,

mereka mengajarkan kembali

ke kelompok masing-masing.

Anggota kelompok

bersemangat mendengarkan

metode yg di ajarkan leader

mereka. Saling bertanya

dan bekerja sama. Aku

membantu jika ada yang

bertanya.

Aku senang ketika sharing kepada mereka. Para guru juga antusias ketika mendapat metode baru.

Masuk sesi kedua kita ubah

sedikit konsepnya. Kita agak

percepat waktu sharing

kepada tiap leader agar tiap

Pembukaan di gerejaEfata Lekioen

LokaRote 2015 | 200

Page 201: Pijar LokaRote 2015

kelompok bisa saling sharing

di dalam kelas. Hal itu berhasil

sedikit hehe, dua kelompok

mampu sharing metode mereka

di depan kelas. Metode yang di

sharing yang agak susah yaitu

perkalian garis, perkalian 9,

perkalian 6. Untuk metode yang

lain bisa sharing di luar kelas.

Seperti mimpi akhirnya selesai

juga bagian ku. Namun sebenar-

nya aku sedih. Aku merasa

kurang maksimal dalam me-

nyampaikan dan kurang

waktunya. Aku juga sedih

karena aku takut, aku harus

menggambungkan kelas.

Hal itu membuat semua konsep

hancur. Maaf ya kaka pantia,

relawan lain, PM, peserta.

Karena ketakutan ku aku

harus merusak konsep yang

ada. Aku tau harusnya aku

berani berbagi sendiri dalam

kelas. Aku minta maaf dalam

lubuk hati terdalam telah

merusak konsep dan membuat

kelas menjadi tidak kondusif

#feelguilty

Sesi pertama RUBI MBK selesai.

Kami relawan MBK berkumpul

di luar kelas sambil bersyukur

telah selesai. Relawan lain,

panitia dan PM memberi kita

selamat. Dalam hati ku masih

sedih karena kurang maksimal

dalam banyak hal, hanya kata-

kata semangat dari yang lain

nya membuatku tersenyum.

Bagiku dalam hal berbagi

ternyata tidak mudah juga.

Harus siap mental dan diri. Aku

tau amunisiku sangat kurang

lengkap. Itu yang membuatku

menjadi tidak maksimal.

Semua telah usai aku berharap

masih ada walau sedikit yang

bermanfaat untuk mereka para

guru dan untuk siswa mereka.

Bagiku dalam hal berbagi ternyata tidak mudah juga. Harus siap mental dan diri.

LokaRote 2015 | 201

Page 202: Pijar LokaRote 2015

Setelah RUBI MBK adalah

sesi Taman Baca. Ini bukan

scopeku untuk menjelaskan.

Selama grup taman

baca berjalan aku di luar

mengobrol asyik dengan

relawan lain, dengan pantia

lokal dan PM. Aku jadi tau

perjuangan PM selama di

Rote, kisah-kisah penggerak

di Rote.

Ternyata cahaya itu tidak

padam seluruhnya. Masih

banyak yang menyala

walau mungkin cahaya

nya redup. Anak-anak di

Rote masih banyak yang

ingin mengenyam bangku

pendidikan, mempunyai

cita-cita mulia untuk daerah

mereka Rote.

Akhirnya kelas taman baca

selesai. Kita ada evaluasi

sedikit tentang acara

hari ini. Kita berkumpul

di bawah pohon rindang.

Menurut pengakuan relawan

taman baca mereka agak

bingung sebenarnya setelah

konsep kelas diubah, cuma

setelah itu mereka tetep bisa

maksimal menyampaikan dan

katanya seru. Aku bersyukur

dalam hati kesalahanku yang

fatal masih bisa mereka

handel dengan baik sehingga

peserta tetap bisa mendapat

materi taman baca.

Terima kasih semua

Malam nya kami ada

undangan menghadiri ulang

tahun bapak Bupati Rote.

Sebenarnya kami boleh

memilih untuk tidak ikut,

hanya karena semua ikut

kami memilih untuk ikut.

Di Rote pesta adalah suatu

hal yang lumrah. Pesta bisa

dilakukan ketika seseorang

naik kelas, ulang tahun

atau merayakan sesuatu

yang bahagia. Mereka bisa

berpesta hingga pagi buta.

Berdansa, mengobrol, makan

dan minum sepuasnya.

LokaRote 2015 | 202

Page 203: Pijar LokaRote 2015

Hari terakhir RUBI

Hari terakhir adalah sesi (MBS)

Manajemen berbasis sekolah,

taman baca dan RTL (Rencana

Tindak Lanjut). Setiap sesi

peserta tampak antusias dalam

mengikuti setiap kegiatan. Aku

sempat membantu Kak Dida di

kelas MBS. Peserta sangat asyik

dalam memberikan pendapat

dan aku sangat bersemangat.

Peserta sangat asyik dalam memberikan pendapat dan aku sangat bersemangat

Aku ikut tertawa ketika pak Sil

salah satu peserta memberikan

pendapat. Beliau bagiku sangat

ceria, bersemangat dan lucu

hehe. Terima Kasih Pak Sil

karena bapak dari hari pertama

sudah sangat bersemangat dan

antusias dalam setiap kegiatan.

Acara selanjutnya RTL dan

penutupan acara. Ketika

aku membantu RTL, aku

melihat relawan lain sibuk

membersihkan dan merapikan

kelas. Namanya naluri zaman

organisasi kuliah mungkin

ya, aku membantu mereka

membersihkan sampah dan

Peserta LokaRotemenyusun RTL bersama

LokaRote 2015 | 203

Page 204: Pijar LokaRote 2015

membereskan kelas. Kelompok

RTL ku sudah ada yang pegang

hehe…dari RTL ini di harapkan

kegiatan ini tidak hanya selesai

sampai disini namun bisa

berlanjut ke sekolah masing-

masing dan daerah mereka.

Setelah RTL mas Taufan

memberikan sedikit games

untuk para peserta. Selain

peserta relawan, PM dan panitia

lain juga ikut berpartisipasi.

Terlihat mereka sangat bahagia

walau umur sudah tidak

lagi muda.

Games ini mengajarkan, jika kita

bisa bekerja sama dalam jumlah

banyak sesusah apapun masalah

bisa di selesaikan bersama. Sore

itu aku melihat bahwa bahagia

bisa di ciptakan bersama tak

hanya sendiri.

Selesai acara penutupan seluruh

panitia, relawan bergegas ke

pantai tiang bendera. Wahhh

ke pantai juga akhirnya. Karena

katanya di Rote itu pantainya

bagus banget. Sayang aja kalo

udah jauh jauh kesana tapi belum

liat pantai nya.

Refleksi bersamapeserta dan panitia

LokaRote 2015 | 204

Page 205: Pijar LokaRote 2015

Di pantai Tiang bendera kita

sibuk foto-foto dan menikmati

sunset. Sunsetnya indah

sekaliiii…di Jakarta mana ada

sunset seindah itu haha, sehabis

melihat sunset kita segera balik

ke kota.

Aku dan Kak Cika dari pagi

sudah pamit ke hostfam karena

mengira malamnya langsung

ke pantai Nemberala. Faktanya

cuma kita berdua yang bawa

dan yang lain tidak. Alhasil kita

tidur di basecamp pengajar

muda. Tadinya kita punya niat

mau balik ke hostfam namun

ketika di jalan (aku, Kak Cika,

Kak Acad dan Kak Nendi)

mampir dulu ke cafe

cabe-cabean.

Cafenya tepat di pinggir laut

pelabuhan ba’a. ya ampuunnnn

jauh-jauh ke Rote masih

ada juga cafe cabe-cabean

hahaha. Relawan yang lain

sudah kembali ke hostfam

masing-masing. Kita aja yang

masih di luar malam-malam

pinggir laut haha. Kita disana

mendengarkan cerita dan

pengalaman kenapa kita bisa

sampai ikut ke Rote.

Pagi subuh di hari terakhir

kita semua sudah bergegas

menuju pantai Nemberala dan

pantai Boa. Pantai yang konon

katanya bagus dan sering

dipakai untuk acara surfing

internasional. Perjalanannya

lumayan jauh dan lama. Namun

aku melihat banyak wajah baru

tentang Rote. Masih banyak

daerah yang kering, susah air,

belum ada listrik dan sinyal.

Sesampainya kami di pantai

nemberala kita langsung

bergegas turun dari mobil.

Kita menikmati birunya laut

dan deburan ombak yang agak

tenang. Para lelaki memilih

bermain air di pantai, yang

wanita sibuk foto-foto hehe…

setelah itu kita lanjut ke pantai

Boa tidak jauh dari pantai

Nemberala.

LokaRote 2015 | 205

Page 206: Pijar LokaRote 2015

Di pantai Boa waktu kita

lebih lama disana. Menikmati

matahari pagi di birunya laut

dan putihnya pasir pantai.

Matahari belum terlalu berani

menyinari sehingga cahayanya

belum menyipitkan mata. Para

cowo (Kak Acad, Kak Edo, Mas

Taufan, Kak Nendi dan Kak

Adit) kembali berenang disini.

Mereka lebih lama berendam

macam kuda nil hehe.

Kita menikmati birunya laut dan deburan ombak yang agak tenang.

Mereka punya niat iseng untuk

menyeburkan para cewe ke

laut. Korban pertama mereka

Kak Rizka. Kak Rizka berhasil di

gotong ke bibir pantai, sebelum

di ceburkan handphone ka

rizka di ambil. Dengan aba-

aba seadanya mereka lalu

menceburkan Kak Rizka…

foyaaaaa….Kak Rizka basah

deh…korban selanjutnya adalah

Kak Nabiyla.

Refleksi bersamasembari perpisahan

LokaRote 2015 | 206

Page 207: Pijar LokaRote 2015

Posisi Kak Nabiyla sebenarnya

udah jauh dari mereka namun

mereka mengejar ka nabiyla

dan Kak Nabiyla berhasil

basah haha. Aku hanya sibuk

menjadi penonton mereka,

melihat mereka bahagia

dan akrab. Relawan yang

lain duduk santai sambil

mengobrol di saung yang

sudah usang.

Matahari tampak berani menun-

jukkan dirinya, membuat para

cowo kembali ke pantai dan kita

semua berkumpul di saung usang.

Di saung kita sarapan seadanya,

bekal dari hostfam Kak Rizka dan

ka Hayu. Sarapan selesai langsung

di lanjut sesi curhat seluruh PM

dan relawan. Semua curhatan nya

luar biasa, merinding sebenarnya

mendengarnya. Keren-keren semua

PM dan relawan.

LokaRote 2015 | 207

Page 208: Pijar LokaRote 2015

Acara di pantai selesai kita

harus segera bergegas ke

pelabuhan. Kapal cepat kita

berangkat jam 11 siang namun

karena hari minggu para ABK

pulang dari gereja sehingga

kapal merapat ke dermaga jam

12 siang. Mepet sebenarnya

kepulangan kita karena peswat

kita terbang jam 15.05 WITA.

Namun karena seorang PM

bernama Kak Acad yang

selalu berkata AMAN kita

menjadi tenang dan ikut saja.

Kenyataan nya berkata lain,

kapal cepat baru berangkat

sekitar pukul 12.30. sangat telat

dari jadwal. Kita perpisahan

di pelabuhan dengan semua

PM, panitia yag mengantar.

huhuhuhu…sedih banget

sebenarnya.

Aku sok kuat aja ga pake

nangis disana haha…aku tau

ketika aku masuk ke kapal

mungkin itu kesempatan

terakhir aku bisa bertemu

mereka lagi di Rote. Aku

paling benci perpisahan tapi

hakikatnya setiap pertemuan

pasti ada perpisahan.

Perpisahaan itu awal untuk

sebuah pertemuan lagi hehe…

Di dalam kapal kita semua

yang pulang hari itu (aku, Kak

Cika, Kak Adit, Kak Hayu, Mas

Taufan, Kak Manda, Kak Diko,

ka nendra, ka Nendi, ka Gania

dan ka Nabiyla) duduk di kursi

masing-masing. Aku meimilih

untuk langsung tidur aja,

efek minum obat anti mabok.

Ketika aku bangun jam sudah

menunjukkan pukul 14.30 wah

kita masih di tengah laut namun

jam sudah mepet sekali. Kita

semua sudah terlihat sangat

panik. Udah ga bisa duduk

tenang deh.

Mas Taufan kordinasi terus

dengan Kak Roland (relawan

yang membantu kita untuk

check in di bandara). Mas

Taufan mencoba menenangkan

kita semua yang pastinya sudah

ga bisa tenang. Kupang sudah

terlihat di depan mata namun

kapal seperti lambat melaju,

ga sampai-sampai.

Rasanya pengen terbang aja

langsung ke dermaga, gemes,

kapal sudah hampir merapat

ke dermaga kita sudah bersiap

di depan pintu keluar dengan

semua barang bawaan.

LokaRote 2015 | 208

Page 209: Pijar LokaRote 2015

Pokoknya harus bergerak

secepat mungkin karena jam

sudah menunjukkan pukul

15.00 kurang. Kapal akhirnya

merapat, kita semua langsung

keluar dengan cepat. Di

luar sudah ada supir yang

menjemput kita. Kita tunggu

sampai yg lain keluar dulu.

Yang paling lama keluar Mas

Taufan dan Diko.

Kita langsung berjalan cepat

menuju mobil. Tanpa pikir

panjang langsung masuk mobil.

Aku duduk paling belakang

dengan Kak Gania. Tas sudah

ga bisa masuk bagasi karena

penuh, aku pangku saja

walau berat.

Ketika semua sudah duduk

ternyata Mas Taufan belum

masuk mobil..ya elaaahhh…

akhirnya posisi berubah. Mas

Taufan duduk paling depan,

yang di depan aku lupa siapa

pindah ke tengah dan ka

Nabiyla pindah ke belakang

langsung loncat tanpa melipat

kursi dulu.

Adegan melompat Kak Nabiyla

benar-benar cepat dan heroic,

aku dan Kak Gania langsung

bergeser cepat. Ada dua mobil,

yang aku ingat di mobil ku

hanya ada aku, Kak Cika, Kak

Nabiyla, Kak Gania, Mas Taufan,

dan Kak Manda.

Pokoknya harus bergerak secepat mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00 kurang. Kapal akhirnya merapat, kita semua langsung keluar dengan cepat.

LokaRote 2015 | 209

Page 210: Pijar LokaRote 2015

Mobil kami melaju sangat capet

tanpa ba..bi…bu…bagi yang

pernah nonton Running Man

ini seperti race di RM. Driver

mengendarai mobil dengan

sangat cepat…sangaaatttt…

cepaaatt…sekalii….ngerem

mendadak, ngegas lagi, klakson

tak lepas berbunyi.

Kak Cika yang latah hanya bisa

berdoa dan berteriak, hehe…ka

cika sempat memarahi motor

di depan kami yang isinya

pasangan sejoli lagi pacaran.

Dimarahi karena naik motor

asyik di tengah jalan. Aku

pegangan erat pada handel di

atas. Sangat menganggumkan

perjalanannya. Antara hidup

dan mati deh.

Drivernya asli keren, lagi ngebut

masih bisa terima telepon

beberapa kali #daebak (luar

biasa dalam bahasa korea).

Mobil terus melaju tanpa henti,

mobil yang satu sudah tidak

terlihat di belakang kami.

Driver terus membunyikan

klakson dan kami yang di

dalam hanya bisa berkata

maaf, sedang buru-buru

hehe. Untung di Kupang,

kalo di Jakarta udah ga akan

bisa ngebut efek macet.

Sebenarnya tiket kita udah

ada sama ka Roland dan

driver pun bilang kita bisa

sampai bandara tepat waktu.

Agak sedikit tenang melihat

jam udah jam 15.00. menurut

logika dan pengalaman bsa

lah maskapai itu menunggu

kita yang telat 9 orang ini.

9 orang lowh…banyak dan

sudah check in. akhirnya

sampai bandara, di pintu

masuk parkiran driver

langsung melempar uang

5000an ke petugas parker

dan langsung kembali ngebut.

Kita sekali lagi hanya bisa

bilang maaf dan tertawa

sedikit mengingat kelakuan

kita semua yang buru-buru.

LokaRote 2015 | 210

Page 211: Pijar LokaRote 2015

Sampai depan pintu kedatang-

an kita semua langsung turun

dari mobil secepat kilat. Kita

langsung ambil barang-barang

kita dan menuju pintu untuk

pemeriksaan. Kita lari di dalam

bandara, keamanan bandara

sampai mempersilahkan kita

lewat tanpa periksa tiket lagi.

Ternyata mulus di awal tapi

tidak ketika pemeriksaan tiket.

Petugas menanyakan tiket kita.

Kita semua lupaa ambil tiket di

loket Lion Air itu.

Aku yang langsung bergegas

ambil tiket bersama ka Roland

namun pesawat baru saja

terbang, baru saja dan belum

lama. Kita hanya telat 5-10

menit. Singkat cerita kita

ketinggalan pesawat namun

kabar baiknya kita semua

pindah jam penerbangan ke

jam 11 malam. Tanpa beli tiket

baru hanya nanti tinggal lapor

saja. Kita keluar bandara dan

mobil kedua baru saja datang,

kita cuma bisa bilang pesawat

udah terbang.

Singkat cerita kita ketinggalan pesawat namun kabar baiknya kita semua pindah jam penerbangan ke pukul 11 malam.

Kami pun akhirnya istirahat di

rumah Roland hingga malam

tiba. Relawan lain menunggu di

rumah Kak Roland aku keluar

sebentar dengan teman kuliah

ku keliling Kupang. Teman ku

bekerja di PLN Kupang. Sudah

lama kita tak bertemu. Aku

keliling kupang dan dia menjadi

guidenya. Aku tidak lama di

luar dan langsung kembali ke

rumah ka Roland, agak trauma

ketinggalan pesawat hehe…

Kami pun berangkat kembali

ke bandara di antar ka Roland.

Kami melapor di loket lion

air ternyata kami tidak bisa

langsung naik, kami harus

mengisi form refund. Ternyata

kita dapat uang ganti rugi.

LokaRote 2015 | 211

Page 212: Pijar LokaRote 2015

Antara senang dan sedih.

Senang karena dapet duit sedih

karena urusan ganti rugi sangat

lama. Kita duduk dan masih

menunggu tiket kita selesai.

Kak Roland terus membantu

hingga akhirnya kami dapat

tiket. Jam sudah menunjukkan

pukul 24.00. kita masuk dan

ka Roland pulang. Terima kasih

banyak Kak Roland yang juga

berjuang demi kepulangan kita

semua hehe…

Di dalam ruang tunggu kita

dapat nasi padang juga, aahhh

aku sudah tak nafsu makan.

Akhirnya aku tak ambil nasi

nya. Pesawat akhirnya lepas

landas jam 1 lebih. Letih,

lelah, ngantuk, pegel, pusing

udah komplit deh. Sampai di

Surabaya jam 3 dini hari. Kita

berpisah sama Kak Gania, Kak

Nabiyla, Kak Adit, Kak Hayu

yang turun di Surbaya. Tinggal

aku, Kak Cika, Kak Nendi, Kak

Nendra dan Mas Taufan yang

melanjutkan terbang ke Jakarta.

Penantian dan penderitaan

belum selesai bro. kita kembali

ke Jakarta dengan peswat

paling pagi jam 6.45. mw cari

penerbangan lain pun sama

saja, semua penerbangan

paling pagi jam segitu.

Akhirnya kita ikut saja daripada

ga pulang.

Sudah di pastikan besok aku

telat ke kantor. Sebagai ganti

rugi kami semua penumpang

mendapat makan di restoran

atau istirahat di hotel. Awalnya

kami makan dulu duduk santai

di restoran tapi, aku pikir

ngapain ga ke hotel aja?

Kita seenggaknya bisa bersih-

bersih. Akhirnya walau telat

kita ke hotel. Lumayan untuk

meluruskan sendi-sendi yang

mulai bengkok dan bersih

bersih. Kita pun dapat sarapan

di bawah lantas kita segera

sarapan. Sehabis sarapan kita

langsung check in ternyata kita

sudah final call. What???

LokaRote 2015 | 212

Page 213: Pijar LokaRote 2015

Kapan di panggilnya?? Di

tiket tertulis check ini jam 6.15

namun kita jam 6 juga udah

check in. Akhirnya kita buru-

buru lagi..tergesa-gesa lagi…

katanya kita udah ditunggu

lama.

Perjuangan masih ada, kita

jalan cukup jauh dari boarding

room ke pesawat. Kenapa

peswatnya harus parkir jauh

sih? Di dalam peswat benar saja

penumpang lain sudah duduk

manis di dalam pesawat. Kami

langsung duduk yang kebetulan

sederetan.

Sampainya di Jakarta rasanya

kaya mimpi…akhirnya bisa juga

sampai kembali di Jakarta.

Aku, Kak Cika, Kak Nendi, Kak

Nendra dan Mas Taufan pun

harus berpisah. Kita semua

kembali ke tempat masing-

masing

So, kenapa harus NTT? Kenapa harus Rote Ndao?

Karena disanalah tempat aku

akhirnya bertemu dengan

para relawan yang keren

banget, pengajar muda yang

kece, panitia yang pecah abis,

peserta yang menginspirasi.

Allah mengirim ku kesana

untuk belajar. Belajar menjadi

minoritas, belajar dari

keterbatasan, belajar dari

perbedaan, belajar berbagi dll.

Aku merasa, aku yang

mendapat banyak pelajaran

dari soal berbagi ini. Aku

melihat ketulusan dari para

pengajar muda, relawan dan

panitia. Kita hadir dengan

keterbatasan namun kita

mampu mengatasinya.

Aku mendapat banyak hal

untuk lebih pandai bersyukur,

lebih berbahagia dan lebih lagi

untuk berbagi. Aku bukanlah

siapa-siapa jika dibandingkan

dengan mereka semua yang

lebih tulus dalam berbagi.

LokaRote 2015 | 213

Page 214: Pijar LokaRote 2015

Tapi aku akan terus belajar

untuk terus berbagi setulus

sejernih air, sehingga kau tidak

bisa melihat lagi ada kotoran

dalam air itu.

Takdir ini indah, sangat indah.

Seindah aku menatap birunya

laut dan langit Rote.

When God give you a chance to be volunteer. Don’t think twice to reject it.

Terima kasih Rote, darimu aku

belajar mempunyai hati yang

kuat untuk terus berbagi ^^

@Ryurika - Cileungsi - 1282015

LokaRote 2015 | 214

Page 215: Pijar LokaRote 2015

Aku merasa, aku yang mendapat banyak pelajaran dari soal berbagi ini. Aku melihat ketulusan dari para pengajar muda, relawan dan panitia. Kita hadir dengan keterbatasan namun kita mampu mengatasinya.

LokaRote 2015 | 215

Page 216: Pijar LokaRote 2015

Pesona Rote Ratih Kartika Sari

Relawan Narasumber

Namun semuanya berubah

ketika saya menginjakan kaki

saya untuk pertama kalinya di

tanah Rote. Sambutan yang

luar biasa dari kakak-kakak

PM X Rote, panitia lokal Loka-

Rote dan antusias peserta-

peserta yang luar biasa mampu

memompa semangat dan

menghilangkan semua rasa

lelah saya dalam perjalanan

menuju Rote.

Bagi mereka kita bukanlah

orang asing. Bagi mereka, kita

bukan saja seorang relawan

melainkan saudara.

Mungkin dulu Rote adalah nama tempat yang terasing dalam hidup saya.

Rote mempunyai magnet

tersendiri bagi saya. Karena

seberapa keras usaha saya

untuk move on darinya semakin

besar gaya tariknya. Kalian

tak akan menyangka betapa

ramahnya penduduk-penduduk

disana. Bahkan rumor-rumor

negatif yang banyak saya

dengar dari masyarakat luar

hilang lenyap tak terbukti.

Kalian bisa merasakan

hangatnya sambutan yang

mereka berikan kepada kita.

Setiap malam saya selalu

berpikir bagaimana jika hari

LokaRote 2015 | 216

Page 217: Pijar LokaRote 2015

itu akan datang hari dimana

kita akan menyelesaikan tugas

di tanah Rote. Sesak hati ini

membayangkannya. Mungkin

kalian berpikir mana mungkin

hanya dengan waktu hanya

kurang dari seminggu begitu

banyak kenangan-kenangan

yang muncul dan tertanam

dalam hati kami.

Mana mungkin waktu yang

kurang dari satu minggu

mampu membuat kita begitu

terhanyut dalam suasana

Rote yang begitu khas.

Kalian tak akan menyangka betapa ramahnya penduduk-penduduk disana.

Tak akan mampu bibir ini

mengucap betapa banyak

hal yang ingin saya ceritakan

tentang Rote. Tak akan

mampu jemari saya mengetik

berlembar-lembar kertas

untuk mengungkapkan betapa

amazingnya Rote bagi saya.

Mengejar sunset ke pantai tiang bendera

LokaRote 2015 | 217

Page 218: Pijar LokaRote 2015

Bahkan dalam memori saya

masih tergambar jelas semua

tentang Rote. Bagi saya

all about Rote is the best.

Bersyukur sekali Ratih bisa

diberikan kesempatan ini untuk

bisa sedikit menularkan ilmu

yang Ratih punya.

Bersyukur karena kita bisa

berbagi ilmu antara satu

relawan dengan relawan

yang lain, berbagi materi dari

satu materi ke materi yang

lain, berbagi pengalaman

dari pengalaman satu ke

pengalaman yang lain. Karena

berbagi bukan saja proses

memberi dan menerima. Tapi

lebih dari itu.

Tak pernah terpikir bahwa disini

lah Ratih berdiri, dan disinilah

saya memulai hidup saya

berbalik 180° dari hidup saya

sebelumya. Karena disinilah

di tanah Rote saya mengerti

arti sebuah berbagi, arti

sebuah kerjasama, arti sebuah

semangat, arti sebuah saudara

dan arti sebuah perjuangan.

Rote akan selalu punya tempat

tersendiri dihati saya. Jika

Tuhan berkehendak, mungkin

suatu saat saya akan bisa

menginjakkan kaki saya lagi

di Tanah Rote. Lebih dari

sekedar memberi ilmu tapi ikut

berkontribusi langsung untuk

memajukan Rote. Aamiin. ^^

Bersyukur karena kita bisa berbagi ilmu antara satu relawan dengan relawan yang lain,

LokaRote 2015 | 218

Page 219: Pijar LokaRote 2015

Bermain tepuk bersamapeserta lintas usia

LokaRote 2015 | 219

Page 220: Pijar LokaRote 2015

Kisah Sebungkus Permen Ratih Kartika Sari

Relawan Narasumber

bahwa sebungkus permen

di Tanah Rote bisa sangat

mengaduk-aduk dan

menginspirasi jiwa saya. Saya

ingin menceritakan sedikit

pengalamaman saya selama

menjadi relawan di tanah Rote.

Cerita tentang Seorang Gadis

manis dan Sebungkus Permen.

Dialah gadis Rote yang duduk

di bangku SMA di daerah Rote

Barat Laut. Risna namanya.

Saat itu terjadi percakapan

singkat antara Ratih dengan

Risna. Ratih menanyakan apa

alasan dan tujuan dia meng-

ikuti LokaRote ini?

Mungkin selama ini tidak pernah terpikir dan terlintas di bayangan saya

Lalu dia menjawab : “Saya

mempunyai taman baca di

desa saya, Saya ingin sekali

menggembangkan taman

baca itu dan ingin agar selalu

ramai pembaca”.

Lalu hal yang paling membuat

Hati saya miris adalah ketika

Ratih bertanya apa rencana

yang telah Risna pikirkan untuk

taman bacaan disana? Lalu

dia pun menjawab ; “Kami

rencananya mau membuat

mainan untuk anak-anak

agar mereka bisa membaca

sambil bermain dan kalau

siapa yang menang kita akan

LokaRote 2015 | 220

Page 221: Pijar LokaRote 2015

memberikan sebungkus

permen, itupun kalau kita ada

uang, agar mereka semakin

semangat belajarnya karena

mereka beranggapan dengan

memberinya hadiah walau

sebungkus permen mereka

merasa lebih diperhatikan.

Saat itu juga saya merasa

benar-benar malu dan merasa

tersindir. Ternyata di desa

yang masih minim ini masih

ada gadis yang mempunyai

jiwa berbagi, peduli terhadap

sesama dan semangat yang luar

biasa untuk bisa memajukan

anak-anak di desanya

dengan menularkan dan giat

menggalangkan gerakan

rajin membaca.

Kami rencananya mau membuat mainan untuk anak-anak agar mereka bisa membaca

Bagai Ratih dia adalah gadis

yang benar-benar luar biasa

melihat dari semangatnya dan

ide-idenya yang cemerlang di

usianya yang masih muda. Dia

sudah mempunyai cita-cita yang

mulia yang tidak semua anak

seusianya bisa melakukannya.

Dan mengapa itulah yang

membuat Rote telah berhasil

mengubah mindset Ratih untuk

lebih bersyukur dan melihat

lebih ke sisi seberang selatan

dari Indonesia tercinta ini,

bahwa kekurangan pun tak

akan menyurutkan niat

hati seseorang untuk bisa

menularkan semangat rajin

membaca anak-anak di desanya.

Meski dia harus mengorbankan

waktu, pikiran bahkan materi

yang dia punya. Saat itulah saya

berjanji akan membantu Risna

untuk mewujudkan taman baca

impiannya.

LokaRote 2015 | 221

Page 222: Pijar LokaRote 2015

Karena bagi saya bukanlah

harga sebungkus permen

ataupun hadiah sebungkus

permen yang membuat mereka

semangat namun lebih dari

itu semua. Karena bagi saya

sebungkus permen adalah

media ataupun perantara

untuk bisa memotivasi

semangat mereka.

Semangatnya yang mengelora

akan selalu membekas di

hati Ratih dan akan terus

terngiang-ngiang sampai Ratih

meninggalkan kaki di pulau

paling selatan Indonesia ini:

Pulau Rote.

Semoga kisah Risna bisa

menjadi inspirasi untuk

kita semua. bahwa kekurangan pun tak akan menyurutkan niat hati sesseorang untuk bisa menularkan semangat rajin mem-baca anak-anak di desanya.

Menyusun rancangantaman baca impian

LokaRote 2015 | 222

Page 223: Pijar LokaRote 2015

Taman Baca Pelangi Rote Ratih Kartika Sari

Relawan Narasumber

Semangat adalah hal sederhana yang semua orang punya tapi tidak semua orang mampu menerapkan dalam hidupnya.

Semangat yang sangat luar

biasa bisa saya rasakan ketika

saya bertemu dengan seorang

gadis Rote yang mempunyai

ambisi yang besar terhadap

taman baca. Dialah Ria.

Ria adalah gadis rote yang

benar-benar mempunyai

ambisi positif dan ide-ide yang

sungguh diluar dugaan untuk

gadis seusianya. Lihat saja

antusianya dalam mini lomba

yang kita adakan tentang

membuat “Taman Bacaan

Impian”.

Saya sungguh tidak menyangka

bahwa idenya yang begitu

wah membuat saya terdiam

dan tak mampu berucap satu

katapun. Taman Baca Pelangi

Rote adalah taman baca

impian yang ingin dia wujudkan

Dengan program kerjanya

yaitu “Mewarnai hidup dengan

membaca”.

Visinya yang begitu sederhana namun sarat penuh arti.

LokaRote 2015 | 223

Page 224: Pijar LokaRote 2015

Sempat saya bertanya kepada

Ria, kenapa dia memberi nama

Taman bacanya dengan nama

Pelangi Rote? Kalian tau apa

yang dia jawab? Ia berkata

bahwa pelangi akan muncul

setelah hujan selesai. Yang

artinya bahwa bagi dia tak

mudah untuk mengajak anak-

anak di desanya untuk rajin

membaca.

Namun dengan semua tekad,

niat, usaha dan semangat yang

ia miliki, sedikit demi sedikit

usahanya terlihat. Ia mengatakan

bahwa setiap badai, hujan,

angin (yang artinya masalah

dari mengajak anak-anak untuk

membaca), pasti akan muncul

pelangi yang indah (yang artinya

ia berhasil mengajak anak-anak

untuk rajin membaca).

Kelompok pesertamemamerkan karyanya

LokaRote 2015 | 224

Page 225: Pijar LokaRote 2015

Tak sampai disitu juga, Ia

mengartikan setiap warna

dari pelangi sesuai dengan

warna hidupnya. Warna merah

dari pelangi baginya adalah

semangat yang akan terus

berkobar dan tak akan pernah

padam, semangat yang akan

terus menyala untuk dapat

menyemangati anak-anak

di desanya untuk terus rajin

membaca.

Biru baginya mempunyai arti

setiap anak harus mempunyai

mimpi setinggi langit, tak

ada batasan dalam bermimpi

dan mewujudkan cita-citanya

karena langit begitu luas

tak terbatas. Sehingga tak

seorangpun bisa menghalangi

cita-cita mereka. Lalu bagi

dia warna kuning melam-

bangkan mentari. Dimana

mentari selalu menyinari

semua yang ada di bumi

tanpa terkecuali.

Seperti itu pulalah dengan

buku, dengan membaca maka

ia berharap buku akan mampu

menerangi hidup, cita-cita dan

impian anak-anak di Rote. Dan

masih banyak warna-warna lain

yang tak bisa saya jelaskan satu

persatu disini.

Karena begitu dahsyatnya ide-

ide dan tujuan Ria tentang

taman baca di desanya.

Bahkan meskipun saya tulis di

berlembar-lembar kertas tak

kan habis untuk diceritakan.

Bertemu dengan sosok Ria

adalah sesuatu yang sangat

luar bisa bagi saya.

Semoga disuatu kesempatan

kita bisa bertemu lagi dan

berkolaborasi dalam satu

project yang sama untuk anak-

anak Rote. Semangat mu yang

luar bisa semoga bisa menjadi

inspirasi bagi yang lain.

tak ada batasan dalam bermimpi dan mewujudkan cita-citanya karena langit begitu luas tak terbatas.

LokaRote 2015 | 225

Page 226: Pijar LokaRote 2015

Semangat di Taman Baca Tamahena

Ratih Kartika SariRelawan Narasumber

Hari ini adalah hari terakhir saya menjadi seorang relawan di tanah Rote.

Saya bersyukur karena Tuhan

masih memberikan saya

kesempatan untuk sedikit

menilik salah satu taman baca

yang ada di Rote. Ini sungguh

merupakan kesempatan yang

saya anggap sebagai anugerah.

Karena bagi saya tak ada yang

namanya kebetulan di dunia ini.

Semua yang terjadi sudah ada

skenarionya.

Dan Tuhan sudah mentakdirkan

itu semua untuk saya. Taman

baca itu adalah Taman Baca

Tamahena.

Taman baca ini merupakan

taman baca yang dibuat oleh

Ibu Ensri dengan menyisakan

sedikit halaman rumahnya

untuk dibangun mini taman

baca untuk desanya. Bisa dilihat

mungkin taman baca ini benar-

benar mini dibandingkan taman

baca pada umumnya.

Terdapat tiga lemari kaca

untuk menyimpan buku-

buku yang ada disana. Mulai

buku pengetahuan, buku

cerita, dongeng, sampai buku

pelajaran ada disana.

LokaRote 2015 | 226

Page 227: Pijar LokaRote 2015

Dengan sisa waktu yang saya

miliki sebelum bertolak ke

Rote, saya menyempatkan

membacakan beberapa cerita

untuk mereka. Sungguh tak

saya sangka, bahwa antusian

mereka dalam mendengarkan

saya bercerita sangat tinggi.

Setiap apa yang sudah saya

ceritakan kepada mereka selalu

ada pertanyaan yang keluar

dari mulut mereka. Setiap

selesai saya membacakan

satu cerita selalu saya mereka

mengantri dan memberikan

saya buku cerita yang lain

untuk bisa saya bacakan

lagi dan lagi.

Bisa dilihat mungkin taman baca ini benar-benar mini dibandingkan taman baca pada umumnya.

Saat itu ada satu buku yang

berisi tentang bermain tebak-

tebakan, saya menyuruh

mereka untuk berlomba

menebak apa teka-teki yang

ada dalam buku cerita tersebut.

Tanpa kesulitan mereka bisa

menebak semua teka-teki

yang ada dalam buku tersebut.

Cerdas, tanggap, dan semangat

yang tinggi ada dalam hati

mereka. Minat dan semangat

mereka yang sangat luar biasa

membuat saya tidak ingin

meninggalkan mereka. Masih

ingin disini membacakan

mereka cerita, dongeng, dan

pengetahuan.

Tiba-tiba saya melihat ada

sebuah kertas lipat yang

ada di pojok lemari kaca.

Lalu tercetus ide untuk

mengajarkan mereka seni

melipat (origami). Senang

sekali melihat betapa cerdas-

LokaRote 2015 | 227

Page 228: Pijar LokaRote 2015

nya mereka menirukan apa

yang saya contohkan tanpa

kesulitan sama sekali.

Bahkan tanpa saya harus

menggulang mereka sudah lihai

membuatnya sendiri.

Dalam waktu beberapa menit

saja mereka bisa membuat

origami yang telah saya ajarkan

dengan berbagai warna, ukuran

dan bentuk. Namun sayang

hari ini tidak berkehendak pada

saya untuk bisa membacakan

beberapa cerita lagi dan

mengajarkan seni melipat yang

lain pada mereka. Terlihat raut

kekecewaan di wajah mereka,

dan itu membuat hati saya

meleleh dan terenyuh.

Andaikan ada waktu beberapa

hari lagi untuk saya agar bisa

melihat senyum di wajah

mereka dengan membacakan

beberapa cerita lagi. Saya

berharap suatu saat nanti akan

ada kesempatan bagi saya

untuk dapat kembali ke sini

untuk waktu yang lebih lama

dan bisa menceritakan semua

buku-buku yang ada disana.

Karena dengan membacakan

mereka cerita dengan antusia

mereka yang begitu tinggi

mempunyai kebanggaan

tersendiri bagi saya.

Andaikan ada waktu beberapa hari lagi untuk saya agar bisa melihat senyum di wajah mereka dengan membacakan beberapa cerita lagi.

Kebanggaan yang tak akan

pernah bisa dinilai dengan

apapun. Terima kasih karena

kalian telah mengajarkan saya

bahwa kesederhanaan dan

keterbatasan buku tidak akan

menyurutkan semangat

baca kalian.

LokaRote 2015 | 228

Page 229: Pijar LokaRote 2015

Saya berharap suatu saat nanti akan ada kesempatan bagi saya untuk dapat kembali ke sini untuk waktu yang lebih lama dan bisa menceritakan semua buku-buku yang ada di sana.

LokaRote 2015 | 229

Page 230: Pijar LokaRote 2015

Karena Umur Tak Akan Menyurutkan Semangat

Ratih Kartika SariRelawan Narasumber

Hari itu adalah hari pertama saya menjadi seorang relawan di LokaRote.

Saat itu saya mendapat

kesempatan untuk memberikan

materi tentang taman baca

dan perpustakaan. Saya diberi

kesempatan untuk mengisi

materi ini di akhir–akhir waktu

pelaksanaan LokaRote hari

pertama berlangsung.

Bisa dibayangkan betapa raut

wajah – wajah dari Ibu , Bapak

Guru maupun Kepala Sekolah

dan pengelola taman baca dan

perpustakaan, karena padatnya

kegiatan ini tampak lelah

namun sorot matanya penuh

antusias yang tinggi untuk bisa

mengikuti setiap momen yang

ada dalam kegiatan LokaRote.

Karena alasan itulah akhirnya

saya memutuskan untuk

memberikan materi di luar

ruangan, tepatnya di bawah

sebuah pohon yang rindang

yang desainnya seperti

taman baca outdoor.

Saat itu saya hanya ingin

sharing, berdiskusi dan Tanya

jawab seputar Taman Baca

dan perpustakaan yang telah

ada. Karena dari hasil diskusi

dan sharing – sharing itu lah

saya akan lebih mengerti

dan bisa memfokuskan apa

sebenarnya kendala dan

masalah yang mereka hadapi.

LokaRote 2015 | 230

Page 231: Pijar LokaRote 2015

Sehingga saya akan lebih bisa

memberikan point materi yang

memang benar-benar mereka

butuhkan.

Ketika saya sedang asyik

berdiskusi dengan peserta yang

lain, tiba-tiba datang seorang

bapak-bapak yang langsung

duduk di sebelah saya. Beliau

mengajak saya berdiskusi

dan sharing mengenai Taman

Baca. Beliau adalah salah satu

pengelola taman baca.

Ia bersama teman-temanya

mengelola taman baca yang

ada di daerahnya. Beliau

berkata kadang jika ada rejeki

lebih dia dan teman-temanya

akan membuat cemilan untuk

dibagikan kepada anak-anak

yang membaca disana agar

mereka lebih bersemangat

dalam membaca.

Beliau menunjukkan kepada

saya semua foto-foto kegiatan

di taman bacanya. Terlihat

betapa tingginya minat baca

anak-anak di daerah sana.

Beliau juga dengan berbaik

hati mau memasukkan saya

kedalam grup taman bacanya.

Terlihat semangat dan antusias

yang besar dari beliau dalam

mengelola taman baca saat

beliau menceritakan semua itu

kepada saya dengan mata yang

berbinar-binar dan mulut yang

tidak berhenti berkata.

Ternyata di Rote masih ada

orang seperti beliau yang

tak hanya berpangku tangan

mengharapkan datangnya

bantuan. Aksinya yang nyata

mampu membuktikan pada

saya bahwa semua itu ber-

awal dari niat dan tekad,

Karena dari hasil diskusi dan sharing– sharing itu lah saya akan lebih mengerti dan bisa memfokuskan apa sebenarnya kendala dan masalah yang mereka hadapi.

LokaRote 2015 | 231

Page 232: Pijar LokaRote 2015

Ternyata di Rote masih ada orang seperti beliau yang tak hanya berpangku tangan mengharapkan datangnya bantuan.

kapan semua akan

terealisasikan jika tidak dimulai

dari diri sendiri. Maka dari

kesadaran itulah beliau dan

teman-temanya membuat

taman baca di daerahnya.

Semoga cerita dan semangat

dari beliau bisa memberi kita

sedikit inspirasi.

LokaRote 2015 | 232

Page 233: Pijar LokaRote 2015

Perjalanan AlunanSasandu Rote Ndao

Rizaldi Saeful RohmanRelawan Narasumber

“Aku tidak tahu caranya menjadi pintar, maka aku bertingkah bodoh, mungkin dengan bertindak bodoh akan mengetahui caranya menjadi pintar, mungkin!” Rizaldi Saeful

Perjalanan mengajarkan

seseorang untuk bergerak,

memberikan semangat untuk

bermimpi, memberikan

keberanian merencanakan,

melaksanakan tanpa

mempedulikan alasan. Hal

tersebut yang aku rasakan.

Mencari jati diri dari perjalanan,

melihat dunia luar, menghadapi

segala resiko, dan yang

terpenting belajar bersyukur

dengan segala kondisi.

Aku Rizaldi Saeful Rohman,

Seorang Mahasiswa di salah

satu Universitas di Yogyakarta,

yang hobby menghabisakan

duit orang tua :-D, yah tidak

bisa dipungkiri, selama hidupku

tidak akan pernah terhitung

uang yang pernah orang tua

keluarkan. Tapi aku yakin kasih

sayang bukanlah uang.

Sedikit bercerita tentang

perjalanan yang luar biasa,

LokaRote 2015 | 233

Page 234: Pijar LokaRote 2015

awal perjalanan dimulai dari

Yogyakarta dengan target

finish di rote, yaitu salah

satu pulau paling selatan

di Indonesia. Tidak pernah

terbayangkan sebelumnya

dapat menginjakkan kaki di

Indonesia timur, instagram lah

yang membuat saya mengenal

keindahan Indonesia timur.

Instagram, salah satu sosial

media yang cukup terkenal

pada masa sekarang ini yang

sediktnya memotivasi saya

untuk melihat Indonesia dari

sudut yang lain.

Perjalanan kali ini tidak hanya

jalan-jalan menikmati keindahan

Indonesia, tetapi disponsori

dengan kegiatan kerelawanan

Kelas Bermain Kreatif Mbojo di

Bima dan ruang berbagi ilmu

LokaRote di rote.

Ini pengalaman yang luar biasa,

perjalanan yang di mulai dari

Yogyakarta menggunakan kereta

api tujuan banyuwangi yang

memakan waktu 15 jam, ah waktu

yang cukup lama memang, alat

transportasi masa ini merupakan

alat transportasi yang paling

cocok bagi traveller kere plus

mahasiswa yang masih ingusan.

Kenapa ingusan? Wajar, dari

ribuan mahasiswa mungkin

hanya sedikit orang yang rela

menghabiskan uangnya untuk

melakukan hal yang mereka

anggap tidak rasional. Wajar

saja, uang yang orang tua alirkan

untuk anaknya belajar, disia-

siakan anaknya hanya untuk

sesuatu yang tidak rasional.

Orang tua macam mana yang

ikhlas dengan hal tersebut?

Perjalanan mengajarkan seseorang untuk bergerak, memberikan semangat untuk bermimpi, memberikan keberanian merencanakan, melaksanakan tanpa mempedulikan alasan.

LokaRote 2015 | 234

Page 235: Pijar LokaRote 2015

Untuk menghilangkan

kedurhakaanku terhadap orang

tua, segala cara aku lakukan

untuk bisa melakukan apapun

yang aku suka, mengumpulkan

rupiah. Yah kata “rupiah”

merupakan kata-kata terhoror

bagi mahasiswa, begitu juga

bagiku. bagiku bertindak

seperti orang tuli yang tidak

mempedulikan kata-kata orang

lain terkadang menjadi solusi,

karna aku yakin impian adalah

masalah idealisme yang tertanam

sebagai kebenaran.

Perjalanan saya lanjutkan dengan

melewati bali dan Lombok

menggunakan jalur laut dan

darat, dari Lombok dilanjutkan

perjalanan ke Bima. Sambutan

yang hangat di kota bima,

“selamat datang Kota dua belas

matahari” yang merupakan kata

sambutan pertama kali ketika

menginjakan kota terebut, ah

sangat eksotis, dengan kota

dengan teluk yang besar,

menyuguhi pemandangan

yang luar biasa. Dibima ini,

aku berpura-pura mengabdi

kepada Indonesia, memberi

motivasi kepada anak-anak

Desai Sai, sebuah desa yang

jauh, dua jam perjalanan

dari kota Bima. Perjalanan

selanjutnya melawati selat

yang menghubungkan pulau

Sumbawa dan flores.

Perjalanan kali ini tidak hanya jalan-jalan menikmati keindahan Indonesia, tetapi disponsori dengan kegiatan kerelawanan Kelas Bermain Kreatif Mbojo di Bima dan Ruang Berbagi Ilmu LokaRote di Rote.

LokaRote 2015 | 235

Page 236: Pijar LokaRote 2015

Yah Flores, merupakan

kepulauan yang unik, disuguhi

keindahan yang luar biasa,

pulau komodo, wae rebo,

danau kelimutu, dan lain-lain.

Sayangnya, aku tidak menikmati

keseluruhan dari keeksotisan

tersebut. Perjalanan di flores

diakhiri di ende, Mengambil

penerbangan ende-kupang.

Di kupang ketemulah dengan

relawan-relawan RUBI LokaRote

Nah pengalaman ini yang

sebenarnya ingin aku bagikan.

Rote, sebuah pulau paling

selatan Indonesia, berbatasan

langsung dengan perairan

austaralia, mungkin dengan

berenang saja kita bisa sampai

Australia, haha.

Beruntung sekali dapat melihat

semangat mereka, mendapatkan

motivasi yang tidak pernah di

dapatkan di bangku sekolah.

Semangat panitia lokal dan guru-

guru pun tidak kalah hebatnya,

panitia lokal bahu membahu untuk

membuat sebuah acara LokaRote

yang keren, guru-guru sangat

antusias dalam mengikuti acara.

Ah menyenangkan sekali memang.

Bersantai bersamadi bawah pohon rindang

LokaRote 2015 | 236

Page 237: Pijar LokaRote 2015

Terimakasih relawan-relawan

LokaRote, terimakasih panitia

lokal, terimakasih Bapak Johannis

yang telah menampung aku di

rumahnya, oh iya perkenalkan

Bapak angkatku satu ini,

merupakan seorang kepala

sekolah disalah satu sekolah

Rote Tengah, mempunyai dua

anak yang masih bersekolah,

yang satunya laki-laki seumuran

saya, yang bapak Johannis bilang

anaknya mirip aku, hahaha.

Beruntung sekali dapat melihat semangat mereka, mendapatkan motivasi yang tidak pernah didapatkan di bangku sekolah

Senang bisa berkenalan dengan

beliau, seorang kepala sekolah

yang semangat membangun

pendidikan di Rote menjadi

lebih baik.

Perjalanan ini aku katakan

seperti perjalanan alunan

Sasandu Rote Ndao.

LokaRote 2015 | 237

Page 238: Pijar LokaRote 2015

Hanya ada satu negara yang pantas menjadi negaraku. Ia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu adalah perbuatanku.

Muhammad Hatta

Page 239: Pijar LokaRote 2015

Sampai jumpa di ruang

interaksi positif lainnya

Page 240: Pijar LokaRote 2015

Ba’a, 20-21 November 2015