petunjuk perhitungan floor vibration

3
Petunjuk Perhitungan Floor Vibration Ryan Rakhmat Setiadi, ST (ryanrakhmats.wordpress.com) Analisa pelat untuk mengetahui performance terhadap serviceability merupakan hal yang krusial. Tidak jarang ada complaint dari pengguna jasa akan masalah deformasi pelat yang berlebih atau masalah getaran pada pelat yang cukup mengganggu. Pada tulisan ini akan dijelaskan mengenai aspek modelisasi untuk melakukan analisis floor vibration pada pelat beton dengan software finite element konvensional. Apa yang dijelaskan di sini sebagian penulis ambil dari beberapa guide dan sebagian lagi adalah pendapat pribadi penulis. Rumus yang digunakan adalah rumus dari Murray di AISC Design Guide 11 yaitu : 1. Untuk perhitungan modal analysis, nilai mass source yang digunakan adalah : SW + SIDL faktor = 1.0 ; LL faktor = 0.3 ; Partisi = 0.7 ; Façade = 1 Efek = Semakin kecil faktor LL, maka nilai frekuensi semakin besar, dan a p /g makin kecil 2. Pada analisis modal, gunakan longterm stiffness dengan case DL+0.3LL, oleh karenanya dibutuhkan analisis crack section dan pengaruh creep & shrinkage terlebih dahulu. Efek = Semakin berkurang kekakuan, maka nilai frekuensi turun, dan a p /g makin besar 3. Nilai modulus elastisitas beton (E) dikalikan nilai 1.2 untuk mempertimbangkan beban dinamik. Efek = Semakin tinggi kekakuan, maka nilai frekuensi naik, dan a p /g makin kecil 4. Pengaruh dari lokasi centroid balok dan pelat perlu dipertimbangkan. Umumnya software Finite Element konvensional tidak memperhatikan hal ini : Pengaruh ini bisa meningkatkan kekakuan balok di range 1.5 sampai 2.0 Efek = Semakin tinggi kekakuan, maka nilai frekuensi naik, dan a p /g makin kecil Model pada software, dimana centroid balok dan pelat pada satu garis Kenyataan di lapangan

Upload: ryan-rakhmat-setiadi

Post on 27-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Petunjuk Perhitungan Floor Vibration

TRANSCRIPT

  • Petunjuk Perhitungan Floor Vibration

    Ryan Rakhmat Setiadi, ST (ryanrakhmats.wordpress.com)

    Analisa pelat untuk mengetahui performance terhadap serviceability merupakan hal yang krusial. Tidak

    jarang ada complaint dari pengguna jasa akan masalah deformasi pelat yang berlebih atau masalah

    getaran pada pelat yang cukup mengganggu. Pada tulisan ini akan dijelaskan mengenai aspek modelisasi

    untuk melakukan analisis floor vibration pada pelat beton dengan software finite element konvensional.

    Apa yang dijelaskan di sini sebagian penulis ambil dari beberapa guide dan sebagian lagi adalah

    pendapat pribadi penulis.

    Rumus yang digunakan adalah rumus dari Murray di AISC Design Guide 11 yaitu :

    1. Untuk perhitungan modal analysis, nilai mass source yang digunakan adalah :

    SW + SIDL faktor = 1.0 ; LL faktor = 0.3 ; Partisi = 0.7 ; Faade = 1

    Efek = Semakin kecil faktor LL, maka nilai frekuensi semakin besar, dan ap/g makin kecil

    2. Pada analisis modal, gunakan longterm stiffness dengan case DL+0.3LL, oleh karenanya

    dibutuhkan analisis crack section dan pengaruh creep & shrinkage terlebih dahulu.

    Efek = Semakin berkurang kekakuan, maka nilai frekuensi turun, dan ap/g makin besar

    3. Nilai modulus elastisitas beton (E) dikalikan nilai 1.2 untuk mempertimbangkan beban dinamik.

    Efek = Semakin tinggi kekakuan, maka nilai frekuensi naik, dan ap/g makin kecil

    4. Pengaruh dari lokasi centroid balok dan pelat perlu dipertimbangkan. Umumnya software Finite

    Element konvensional tidak memperhatikan hal ini :

    Pengaruh ini bisa meningkatkan kekakuan balok di range 1.5 sampai 2.0

    Efek = Semakin tinggi kekakuan, maka nilai frekuensi naik, dan ap/g makin kecil

    Model pada software, dimana centroid

    balok dan pelat pada satu garis

    Kenyataan di lapangan

  • 5. Dari hasil modal analysis, hanya perhatikan panel pelat yang memiliki mode mode yang

    berpotensi terjadi getaran yang besar. Panel pelat yang berpotensi menimbulkan getaran yang

    besar adalah jika nilai frekuensinya ada di antara : 5 f 9 herz atau 0.125 T 0.2 second

    Setelah itu, untuk panel pelat yang potensial terjadi getaran berlebih dicari nilai ap/g dengan

    rumus (2.3) dimana untuk masing masing parameter :

    1. Nilai Po diambil sebesar 0.29 kN

    2. Nilai diambil sebesar 0.4 untuk resident dan 0.3 untuk office, nilai ini sangat bergantung dari

    jumlah dan tipe partisi yang ada di panel pelat tersebut, oleh karenanya perhatikan gambar

    arsitek. Catatan = nilai damping sangat sensitif untuk mendapatkan nilai ap/g, oleh karenanya

    engineering judgment sangat diperlukan, nilainya ada di antara 0.1 sampai 0.5

    3. Nilai berat efektif adalah berat sendiri pelat saja, berat SIDL, dan 10 % berat Live Load. Untuk

    berat sendiri balok anak bergantung dari bentuk mode shape panel yaitu :

    4. Nilai berat efektif (W) dikalikan nilai 1.5 1.0 dimana jika keempat sisi pelat menerus nilainya

    1.5 dan jika semua sisi tidak menerus nilainya 1.0 , hal ini untuk mempertimbangkan efek massa

    dari panel bersebelahan

    Setelah didapat nilai ap/g maka limitnya adalah :

    Double curvature mode berat sendiri

    balok anak tidak diperhitungkan

    Single curvature mode berat sendiri

    balok anak diperhitungkan

    Lebar Efektif Panel Lebar Efektif Panel

    Balok

    Anak Balok

    Anak

  • Jika nilainya diatas acceleration limit, maka dipertimbangkan lagi apakah semua asumsi asumsi

    perhitungan sudah sesuai. Jika sudah maka perlu dipertimbangkan untuk mempertebal pelat.

    Referensi :

    Murray, T.M., Allen, D.E., and Ungar, E.E.(1997). Steel Design Guide Series 11: Floor Vibrations Due to

    Human Activity. American Institute of Steel Construction (AISC), Chicago, Illinois.

    Naeim, Farzad (1991). "Design Practice to Prevent Floor Vibrations".

    Smith, A.L., Hicks, S.J., and Devine, P.J. (2007). Design of Floors for Vibration: A New Approach, The Steel

    Construction Institute (SCI), Silwood Park, Ascot, Berkshire.

    CSI SAFE Reference Manual, 2012.