peta gerakan radikalisme di indonesia - simbisimbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/peta...
TRANSCRIPT
PETA GERAKAN RADIKALISME DI INDONESIA
Ahmad Syafi’i Mufid WORKSHOP MEMBANGUN KESADARAN DAN
STRATEGI MENGHADAPI RADIKALISASI AGAMA
Palu, 22 Mei 2012
RADIKAL, RADIKALISASI DAN RADIKALISME
• Istilah radikalisme berasal dari kata radical yang berarti akar atau dasar. Sebagai kata benda, radikal berarti seseorang yang berpandangan radikal dalam politik maupun agama. Radicalisme berarti belief in radical ideas and principles (Hornby, 1995:985).
• Upaya untuk mempengaruhi orang atau kelompok orang berpandangan atau bertindak radikal.
Netralitas Konsep Radikal
fundamentalisme
militanisme
ekstrimisme
AGAMA DAN GERAKAN RADIKAL
RADIKALISME AGAMA BUKAN TERORISME
RADIKALISME PEMIKIRAN DAN TERORISME
Revolusi Prancis
Fundamentalisme Radikal
Pengeboman Fasilitas di Seluruh Dunia
Revolusi Rusia
Terorisme yang Tumbuh di Dalam Negeri ( home ground terrorism)
Serangan Senjata Kimia/Biologi
Evolusi Terorisme
Konflik Arab-
Israel
DEFINISI TERORISME
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA : MENCIPTAKAN
KETAKUTAN, KENGERIAN ATAU KEKEJAMAN OLEH
SESEORANG ATAU GOLONGAN
BLACK LAW DICTIONARY : THE USE OR THREAT OF
VIOLENCE TO INTIMIDATE OR CAUSE PANIC
ESPECIALLY AS A MEANS OF AFFECTING POLITICAL
CONDUCT ( PENGGUNAAN ATAU ANCAMAN
KEKERASAN KHUSUSNYA UNTUK MENGINTIMIDASI
ATAU MENYEBABKAN KEPANIKAN SBG ALAT UTK
PENGARUHI PERILAKU POLITIS )
Indikator tingkat radikalisme 1 Benci pada pemerintah
Indonesia krn tdk jalankan syariat Islam (thogut)
2 Menolak nyanyi lagu Kebangsaan dan hormat bendera
3 Ikatan emosional kelompok mereka lebih kuat drpd ikatan emosional dg keluarga/kampus/pekerjaan
4 Pengajian dan kaderisasi tertutup di lorong-lorong/sudut-sudut (isolasi diri)
5 Harus bayar utk tebus dosa-dosa
6 Beberapa mengenakan pakaian yg khas (katanya sesuai ajaran Islam)
7 Umat Islam di luar kelompok adl fasik dan kafir sebelum hijrah (bergabung dg mereka)
8 Enggan mendengarkan ceramah di luar kelompoknya walaupun pengetahuannyattg Islam masih sgt terbatas
Profil Psikologis Pelaku Teror
• Tidak ada indikasi gangguan jiwa (DSM IV) seperti – Psikosis – Anti sosial/psikopat
• Berkelakuan baik di lingkungan tetangga, sering ke masjid, kadang ngajar ngaji/jadi imam/chotib, punya pekerjaan, punya keluarga
• Di sisi lain: misterius. – Isteri pakai cadar – Pekerjaan tidak pasti – Ada tamu malam-malam – Tertutup – Bisa menghilang beberapa tahun
• Kalau digrebek polisi, tetangga terkejut/tidak menyangka
Motivasi bergabung dg teroris:
– Need for affiliation butuh teman, kelompok atau kerabat (khususnya mereka yg merasa terasingkan dari kelompok/keluarga)
– Need for power memimpikan kekuasaan, khas anak muda (< 30)
– Need for achievement ingin berprestasi sesuai perintah Allah’s dalam Al Qur’an and hadist.
IDEOLOGI RADIKAL TAK PERNAH MATI
• Kekerasan oleh kelompok JI berkurang, karena kehilangan pimpinan
• Tetapi ideologi radikal terus berlanjut
• Ideologi radikal diadopsi atau dikembangkan oleh Iindividu dan organisasi-organisasi resmi maupun klendestain.
• Ideologi radikal menyusupi generasi muda liwat jalur kampus dan SMA
• Isyu sentral kampanye/cuci otak: pemerintah thogut, demokrasi, liberal, tdk adil, korup, harus diganti dg negara Islam.
• Dengan alasan keadilan, obyektifitas dll, media massa sering mengakomodasi kampanye mereka. Bahkan membenarkan.
Radikalisme menyusup ke berbagai profesi
• Ibrahim, pembom Mariot II yang direkrut oleh Noordin M. Top adalah seorang tukang bunga.
• Benny Irawan yang membantu Imam Samudra di Lapas Bali adalah seorang sipir Lembaga Pemasyarakatan.
• Yudi Zulfari, salah seorang yang terlibat kelompok Aceh adalah PNS Aceh.
• Agung Setiadi, disainer Cyber terrorism adalah dosen UNISBANK, Semarang,
• Sudah ada indikasi bahwa radikalisme sudah menyusup ke sektor swasta/bisnis (pekerja-pekerja pabrik, staf kantor di Jl Protokol)
• Di sektor bisnis/industri bisa menyusup liwat SPS, majelis taklim, musholla dll: – Bukan teror bom tetapi sabotase: pencurian, protes kecil-
kecilan, sabotase, sampai unjuk rasa
• Perlu dikembangkan strategi baru kontra radikalisme. Baik di tingkat pemerintah/aparat, maupun di tingkat institusi swasta (pendidikan, bisnis)
REKOMENDASI
• NETRALISIR IDEOLOGI RADIKAL : • BINA SCR KHUSUS NAPI POK RADIKAL – (PERAN LAPAS SNGT DIPERLUKAN) -PELAJARI MOTIFNYA • MAKSIMALKAN PERAN MUSLIM MODERAT DLM PEMBINAAN THD NAPI TEROR DI LAPAS-LAPAS. • -BERIKAN LATIHAN KETRAMPILAN KERJA BUAT MODAL
HIDUP DI MASYARAKAT • PERLAKUKAN SECARA MANUSIAWI (WAJAR) -
Beberapa upaya pencegahan
• Pelatihan (identifikasi masalah, pencegahan, penindakan) – Pimpinan – Manager – Security
• Pengembangan jaringan (kontra radikalisme) – Formal (buletin, website dll) – Informal (pertemanan, arisan, dll)
• Pembinaan – Seleksi khotib dan ustadz (majelis Ta’lim, acara keagamaan) – Kegiatan luar jam kantor (olah raga dll)
SELESAI