pesan dakwah dalam kolom tafakur pada majalah...
TRANSCRIPT
PESAN DAKWAH DALAM KOLOM TAFAKUR
PADA MAJALAH UMMI
EDISI JULI – DESEMBER 2006
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Septi Zamzamah 1102057
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
SKRIPSI
PESAN DAKWAH DALAM KOLOM TAFAKUR PADA
MAJALAH UMMI
EDISI JULI – DESEMBER 2006
Disusun oleh
Septi Zamzamah 1102057
telah dipertahankan di Depan Penguji pada tanggal 29 Januari 2008
dan dinyatakan telah lulus memenuhi sarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Anggota Penguji Dekan / Pembantu Dekan Penguji I Drs. Ali murtadho, M.Pd Dra. Hj. Siti Sholihati, MA NIP. 150 274 618 NIP. 150 247 071 Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing Penguji II Dra. Hj. Ummul Baroroh, M.Ag Dra. Amelia Rahmi, M.Pd NIP. 150 245 381 NIP. 150 260 671
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan disitu perguruan tinggi di lembaga pendidikan di
lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan
maupun yang belum/tidak diterbitkan, sebenarnya dijelaskan di dalam tulisan dan
daftar pustaka
Semarang, 29 Januari 2008 Septi Zamzamah NIM: 1102057
MOTTO
Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan.
(QS. Alam Nasyrah: 6)
Selagi tabahku tak kenal akhir Fajar yang kucari adalah pagi
Karena dari sanalah aku basah oleh usia Dalam juangku aku mengajakmu Berpacu mengejar makna hidup
Berdiri diatas negeri ini Menyibak sunyi mengisi arti
PERSEMBAHAN
Tiada yang terindah selain rasa Syukur kepada-Mu ya Robbi atas segala
karunia yang telah diberikan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Bapak Mardi Solikhin dan Ibu Ka'idah tercinta yang telah mencurahkan
kasih sayang serta do'a dengan tulus ikhlas demi kesuksesan putrinya.
Kakak-kakakku (Mba Uul, Mas Is, Mba Chamnah, Mas Yuwono, Mba
Siti, Mas Fi'i, Mba Eny, Mas Ghofur) (Kang Ali dan Umi) yang selalu
memberikan motivasi dan untaian do'a untuk keberhasilanku serta keponakanku
yang cakep, cantik dan lucu (Nanang, Usi, Elsa, Ardis, laeli) yang senantiasa
membuatku tersenyum dan tertawa bahagia.
Kekasihku "Ikhsan" engkaulah penjaga hatiku, yang tiada henti-hentinya
memberikan motivasi dan curahan kasih sayang demi keberhasilanku.
Teman teman seperjuangan yang selalu menempuh kehidupan di kampus baik suka maupun duka.
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju, menunjukkan bahwa informasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dunia pers yang memiliki fungsi utama sebagai media informasi, menjadi media yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dalam rangka kemajuan dakwah peran media sangatlah penting. Majalah Ummi merupakan majalah islami yang menggunakan media cetak sebagai media dakwah.
Maka dari itu Judul yang penulis ajukan adalah Pesan Dakwah Dalam Kolom Tafakur Pada Majalah Ummi Edisi Juli – Desember 2006.
Dalam penelitian ini diungkapkan beberapa teori tentang dakwah dan teori penyampaian pesan dakwah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kolom tafakur dan bentuk penyampaiannya.
Disini penulis mencoba memahami dan menemukan pesan-pesan yang ada dalam kolom Tafakur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Kemudian dalam menganalisis pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kolom tafakur penulis menggunakan analis isi (content analysis). Dalam skripsi ini juga dijelaskan tentang tahapan-tahapan analisis isi. Hasil penelitian dari materi dakwah dibagi menjadi 3 yaitu: aqidah, lupa. Akhlak, niat baik, merdeka, opportunity loss. Syariah, percepatan amal, bersiaplah. Sedangkan hasil penelitian dari segi bentuk penyampaian dakwah yaitu bentuk eksplanasi/menerangkan sejelas-jelasnya, deskripsi/menjelaskan secara garis besar, prediksi/meramalkan, preskripsi/ajakan, himbauan.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke-hadirat Illahi Robbi yano, telah
memberikan kenikmatan yang tiada bandingnya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa
terlimpahkan kepada Rasulullah SAW heserta para kerabatnya dan sahabatnya.
Skripsi yang berjudul PESAN DAKWAH DALAM KOLO'M TAFAKUR
PADA MAJALAH UMMI (Edisi Juli 2006- Desember 2006) disusun guna
melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
strata satu (S.1) Fakultas Dakwah Institut Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini telah melalui berbagai
proses yang berkesinambungan. Untuk itu tiada kata yang pantas untuk penulis
ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini,
kecuali terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. M. Zain Yusuf, M. M. selaku Dekan Fakultas Dakwah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
2. Bapak Muhammad Zuhri M.Ag dan Ibu Hj Umul Baroroh M.Ag selaku
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap Dosen dam Asisten Dosen serta segenap Civitas Akademika
Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang
yang telah memberikan ilmunya balk langsung maupun tidak langsung demi
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi
yang tiada henti-hentinya selama penyelesaian studi serta penyusunan skripsi
ini.
5. Mbaku dan Masku serta adikku tersayang yang selama ini telah memberikan
motivasi dan kasih sayang. Karena kalianlah aku jadi semangat mengerjakan
skripsi ini.
6. Komunitas Seni Kampus (KSK) Wadas dan semua pekerja teater di
lingkungan IAIN Walisongo.
7. keluarga dapak Widodo Supriyono, Bapak Suharto, dan Bapak Suratman
serta keluarga besar pondok Inna tercinta.
8. Teman-teman seperjuangan yang tidak bosan-bosannya dukungan dan
motivasi selama kuliah.
Semoga kebaikan dan keikhlasan semua pihak yang telah terlihat dalam proses
penyusunan skripsi ini mendapat balasan dad Allah S.W.T. akhirnya hanya
kepada Allah yang Esa penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi
ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada
umumnya. Amin.
Semarang, 3 I Agustus 2007
Penulis
Septi Zamzamah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAKSI ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
Bab I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 5
1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................ 6
1.5. Metode Penelitian ................................................................ 8
1.6. Sistematika Penulisan ......................................................... 12
BAB II PESAN DAKWAH DAN BENTUK PENYAMPAIANYA
DI DALAM MEDIA CETAK
2.1.Sekilas Tentang Dakwah .................................................... 14
2.1.1. Pengertian Dakwah ..................................................... 14
2.1.2. Esensi Dakwah ............................................................ 19
2.1.3. Tujuan Dakwah ........................................................... 24
2.1.4. Unsur-Unsur Dakwah ................................................. 27
2.2.Bentuk Penyampaian Pesan Dakwah .................................. 40
2.3.Media Cetak Sebagai Media Dakwah ................................. 43
BAB III PESAN DAKWAH MELALUI KOLOM TAFAKUR DALAM
MAJALAH UMMI EDISI JULI – DESEMBER 2006
3.1. Sejarah Singkat Majalah Ummi ......................................... 47
3.2. Pesan Dakwah Dalam Kolom Tafakur Dalam Majalah
Ummi ..................................................................................... 48
3.2.1. Tinjauan Umum Kolom Tafakur ................................ 48
3.2.2. Pesan Dakwah Dalam Kolom Tafakur ....................... 49
BAB IV ANALASIS PESAN DAKWAH DALAM KOLOM
TAFAKUR PADA MAJALAH UMMI EDISI JULI –
DESEMBER 2006
4.1.Analisis Pesan Dakwah Dalam Kolom Tafakur Pada
Majalah Ummi ...................................................................... 59
4.2. Analisis Bentuk Penyampaian Pesan Dakwah Dalam
Kolom Tafakur ..................................................................... 69
4.3.Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat .................. 73
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ............................................................................ 75
5.2.Saran-Saran ........................................................................... 77
5.3.Penutup .................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi telah membuat dunia kian
menyempit, nyaris tak ada lagi batasan. Situasi setidaknya menunjukkan
bahwa informasi memegang peranan yang tidak bisa, dipandang sepi dalam
sejarah kehidupan anak manusia. Kesibukan yang terjadi pada manusia
karena adanya tuntutan kerja maka, kebutuhan teknologi informasi sebagai
sarana penyambung antara manusia yang satu dengan manusia yang lain,
sangat dibutuhkan.
Dunia pers yang memiliki fungsi utama sebagai media informasi.
Media hiburan, dan media kontrol sosial kini semakin semarak. Kehidupan
masyarakat pun, dengan demikian tidak lagi dilepaskan dari pers
masyarakat. Juru dakwah yang mau menggunakan media pers sebagai media
dakwah, dengan pesan- pesan yang membawa misi Islam. Media yang
seperti inilah pada zaman sekarang lebih dibutuhkan dari pada yang lainnya,
karena media ini lebih mampu memberikan informasi secara luas
(Muhyidin:2002:207-209).
Sebagai salah satu aktifitas komunikasi antara da'i dan mad'u,
dakwah tidak hanya dilakukakan melalui komunikasi, lisan tetapi juga bisa
menggunakan tulisan. Bahasa tulis juga bisa digunakan sebagai alat
komunikasi atau untuk menyampaikan ide, peranan, ciptaan, informasi atau
2
kejadian yang sesuai dengan fakta dalam bentuk tulisan.
Dakwah melalui tulisan pernah digunakan oleh nabi Muhammad
Saw, yaitu pada tahun ke-6 hijriah. Nabi Muhammad pernah melakukan
suatu metode dakwah baru yang ditunjukkan kepada raja- raja dan kaisar-
kaisar, yakni dengan dakwah menggunakan tulisan (dakwah tertulis)
(Yaqub:1981:7).
Dalam rangka kemajuan dakwah peranan media sangatlah penting.
Majalah islami sebagai salah bentuk media dakwah yang digunakan dalam
rangka amar ma'ruf nahi mungkar. Selain itu majalah juga mudah
dikonsumsi oleh masyarakat serta mampu memberikan kelengkapan
informasi. Pesan-pesan dakwah dengan cepat sampai kepada masyarakat.
Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam
untuk melaksanakan dakwah Islamiyah sebagaimana firman-Nya dalam
surat Ali Imran ayat 104:
☺
☺
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Departemen Agama, 1992).
Dari ayat bisa disimpulkan bahwasanya Allah SWT menyuruh
manusia untuk berdakwah dengan mengajak kepada amar ma'ruf nahi
mungkar. Dalam menyampaikan dakwahnya manusia bebas memilih media
3
yang gunakan dan materi yang kan disampaikan.
Media massa (koran, majalah, buletin, dan lain-lain) adalah salah
satu bentuk media dakwah yang bersifat tertulis/media cetak. Media massa
adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan pernyataan/informasi yang
bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar,
tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan perhatian
terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama.
Dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat ini.
Pada zaman yang semakin global ini banyak sekali media cetak yang
digunakan sebagai alat dakwah. Diantaranya koran, majalah, buletin, dan
yang lainnya dan boleh dikatakan bahwasanya berhasil dengan baik Dalam
melakukan dakwah sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Rasulullah bersabda:
من ى م أ ركنم م كنلا ف ريغريب ه ل نا ف هدي م ي سطتلب ف عل نا ف هنس م ي سطتـ لقب ف ع هب
ذلوأ كضعل افايرواه مسلم (انم(
Artinya: Siapa di antara kamu melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya jika tidak mampu ubahlah dengan lainnya. Jika tidak mampu, uhahlah dengan lisannya, jika tidak mampu ubahlah dengan hatinya dan yang terakhir inilah selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim) (Bukhari Muslim, Kairo:1973).
Pentingnya sebuah materi dakwah disampaikan agar sebuah pesan
dapat tersampaikan dengan baik, maka seorang da'i bisa mengetahui media
apa yang harus digunakan. Karena dalam berdakwah media sangatlah
penting demi tercapainya sebuah pesan dakwah secara maksimal. Karena
4
media merupakan alat penghubung antara da'i dan mad'u. Seperti halnya
majalah Islami yang menjadi penghubung antara da'i yaitu penulis dengan
mad'u yang berada di mana saja.
Majalah Ummi adalah sebuah majalah islami yang bermarkas di
Jakarta. Sebuah majalah yang isinya selalu berdasarkan ajaran Islam.
Majalah Ummi adalah sebuah majalah islami beridentitas wanita muslimah.
Majalah Ummi sebagai media dakwah sangat penting demi
terlaksanakannya dakwah Islam. Di dalamnya terdapat sebuah kolom yang
dibuat oleh redaksi majalah Ummi sendiri, yang dinamakan kolom tafakur.
Pada kolom ini berisikan renungan atau pemikiran tentang kehidupan
sehari- hari. Dalam kolom tersebut setiap materi yang disampaikan pasti
didasarkan pada al-Qur'an dan hadits.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis beranggapan bahwa
media cetak, seperti majalah mempunyai peranan yang sangat besar dalam
kegiatan dakwah Islamiyah, terutama dalam kolom Tafakur yang disajikan
oleh majalah Ummi. Untuk itu penulis mengambil kajian terhadap analisis
pesan dakwah. Dengan uraian di atas maka dalam penelitian ini akan
difokuskan pada pesan dakwah yang terdapat dalam kolom Tafakur pada
majalah Ummi. Sedangkan pada penelitian ini penulis mengambil judul:
PESAN DAKWAH PADA KOLOM TAFAKUR DALAM MAJALAH
UMMI (Edisi Juli 2006- Desember 2006).
5
1.2. Rumusan Masalah
Agar skripsi ini menjadi transparan dan sesuai dengan latar belakang
pemikiran yang penulis kemukakan di atas. Maka permasalahan yang akan
dibahas selanjutnya adalah:
1. Apa saja pesan dakwah pada kolom tafakur dalam majalah Ummi edisi
Juli 2006-Desember 2006?
2. Bagaimana bentuk penyampaian pesan dakwah pada kolom tafakur dalam
majalah Ummi edisi Juli 2006-Desember 2006?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan dalam penulisan
skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja pesan dakwah pada kolom Tafakur
dalam majalah Ummi edisi Juli 2006-Desember 2006.
2. Untuk mengetahui bentuk penyampaian pesan dakwah yang
terdapat pada kolom Tafakur dalam majalah Ummi edisi Juli 2006-
Desember 2006.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Penulisan skripsi ini mengandung manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis, yaitu sebagai sumbangan pemikiran atau ide
dalam rangka pengembangan disiplin ilmu dakwah
2. Manfaat praktis, yaitu merupakan sumbangan terhadap para Da'i
6
dan Da'iyah pada umumnya. Dalam rangka menambah wawasan
pengetahuannya tentang bagaimana fungsi sebuah media massa
tertulis/cetak digunakan sebagai media dakwah demi syiar Islam
dan mendapatkan hasil yang maksimal.
1.4. Tinjauan Pustaka
Dalam rangka mewujudkan penyusunan dan 'penulisan skripsi yang
berkesinambungan karenanya dilakukan telaah pustaka, guna menegaskan
landasan teoretis dalam penelitian yang akan dilaksanakan, sehingga
penelitian yang dilakukan mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar
coba-coba (trial and error).
Penelusuran bahwa pustaka (karya ilmiah) yang sudah ada, penulis
akan lampirkan berikut ini, hal tersebut dilakukan untuk menghindari
terjadinya kesamaan (plagiat) objek kajian dalam penelitian ini adapun judul-
judul yang sudah ada relevansinya dengan judul penulis yaitu:
Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Khalimatus Sya'diah (2006:
63) dengan judul Profil Dakwah AA Gym Dalam Tabloid MQ (Manajemen
Qolbu). Edisi Januari – Mei 2004. Skripsi tersebut berusaha menjelaskan
tentang peran tabloid MQ (Manajemen Qolbu) dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah dengan kajian aktual tentang realitas sehari-hari.
Adapun hasil penelitian skripsi ini adalah bahwa melalui tabloid MQ
(Manajemen Qolbu) dakwah AA Gym dapat dinikmati masyarakat biasa tanpa
terikat dengan waktu dan tempat. Namun demikian beberapa kelemahan
7
dakwah melalui tabloid biasanya dilihat dan kurangnya dialog secara
langsung. Dakwah melalui tulisan membuat objek dakwah hanya bisa
menikmati materi dakwah tanpa ada kesempatan secara langsung untuk
berdialog.
Kedua skripsi Muhammad Nur Fauzin (2003), Analisis Terhadap
Pesan-Pesan Dakwah Dalam Tulisan Habib Thoha Dalam Majalah Rindang
Edisi Februari 2001-Januari 2002. Skripsi tersebut menjelaskan bahwa dalam
majalah rindang terdapat rubrik yang memuat tulisan Habib Thoha. Tulisan
Habib Thoha diharapkan dapat memberi nilai positif bagi pembacanya. Hasil
penelitian skripsi ini adalah adanya nilai tambah bagi pembaca, khususnya
pemahaman keagamaan.
Ketiga Skripsi lainnya adalah skripsi yang ditulis oleh Eviyati Hasanah
(2004) dengan judul Analisis Muatan Pesan Dakwah Melalui Media Cetak
(Kajian Terhadap Buletin Al-Wustho Tahun 2002). Skripsi tersebut
menjelaskan buletin merupakan salah satu media yang dapat digunakan
sebagai media dakwah, karena dengan ukurannya yang kecil pembaca akan
dapat membawanya kemana-mana, praktis dan efisien. Selain itu dalam waktu
yang singkat materi dakwah dapat disampaikan kepada pembaca, dan dapat
dikaji ulang dalam waktu dan tempat yang tidak terbatas. Dari hasil penelitian
skripsi tersebut diketahui bahwa materi buletin Al-Wustho paling banyak
menampilkan materi yang berkaitan dengan akhlak.
Berbeda dengan pembahasan penelitian di atas, penulis mencoba
meneliti "Pesan Dakwah Dalam Kolom Tafakur Pada Majalah UMMI (edisi
8
Juli 2006 sampai Desember 2006)." Penelitian ini menjelaskan mengenai
pesan dakwah yang terdapat pada kolom Tafakur yang terbit pada bulan Juli
2006 sampai Desember 2006. Penulis juga mencoba meneliti bagaimana
konsep pengungkapan pesan. dakwah yang terdapat kolom Tafakur dalam
majalah Ummi edisi Juli 2006- Desember 2006.
1.5. Metode Penelitian
1.5.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian
kualitatif deskriptif yaitu sebuah penelitian yang tidak menggunakan
perhitungan atau angka-angka (Moeloeng, 2002:2). Penelitian
kualitatif deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan
akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang
tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian.
Data yang dikumpulkan semata- semata bersifat deskriptif sehingga
tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat
prediksi, maupun mempelajari implikasi. (Azwar. 7:7)
1.5.2. Definisi konseptual
Dalam proposal yang berjudul Pesan Dakwah Dalam Kolom
Tafakur Dalam Majalah UMMI edisi Juli 2006 sampai Desember 2006
yaitu menggunakan satu variabel yaitu pesan dan media.
Pesan adalah suatu hal yang perlu disampaikan kepada orang
lain. Dalam hal ini pesan dakwah adalah suatu hal tentang ajaran
9
agama (dakwah Islam) yang hams disampaikan kepada seluruh umat
manusia demi menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. Pesan dakwah
adalah sebuah pernyataan yang didukung oleh suatu lambang dalam
rangka kegiatan komunikasi antar manusia yang berujud ajakan seruan
untuk amar ma'ruf nahi mungkar.
Secara konseptual pesan dakwah dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Aqidah yaitu yang menyangkut sistem keimanan/kepercayaan
terhadap Allah SWT dan menjadi landasan yang fundamental
sebagai seluruh aktifitas seorang muslim.
2. Syariah yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas
manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya,
mana saja yang boleh dilakukannya dan mana saja yang tidak
boleh dilakukannya , mana yang halal dan mana yang haram, mana
yang mubah dan menyangkut hubungan manusa dengan Allah
SWT dan hubungan manusia dengan sesamannya.
3. Akhlak yaitu menyangkut tata cara hubungan baik secara vertikal
dengan Allah SWT maupun secara horizontal dengan sesama
manusia dan makhluk Allah SWT.(Anshari 1993: 146).
Penelitian skripsi ini berangkat dari gagasan kolom Tafakur
sebagai media dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang
harus disampaikan kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran
Islam yang ada dalam Al Qur'an maupun sunah Rasul.
10
Di samping itu termasuk pesan dakwah adalah mencegah
terjadinya kemungkaran (nahi mungkar).
1.5.3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam
dua jenis yaitu: Sumber data jenis primer sebagai sumber utama dan
sumber jenis sekunder sebagai data pelengkap
Sumber data primer adalah dan kolom Tafakur yang berada
pada majalah Ummi adisi Juli 2006 sampai Desember 2006 yang
setiap bulannya terbit satu kali. Jadi di sini kolom Tafakur yang akan
menjadi data primer sebanyak 6 kolom.
Sumber dan jenis data sekunder atau data pelengkap yang
digunakan dalam penelitian ini buku-buku tentang dakwah melalui
pers atau buku tentang dakwah melalui media cetak dan buku-buku
lainnya yang relevan. .
1.5.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu metode
dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dengan
record atau wawancara. Dokumen dalam penelitian digunakan sebagai
sumber data yang dapat dimanfaatkan sebagai menguji, menafsirkan,
bahkan untuk meramalkan.
Dokumen eksternal berisi bahan- bahan informasi yang
dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya: majalah, buletin
pernyataan, dart berita yang disiarkan kepada media massa.
11
Dalam penelitian ini penulis menginventarisasi majalah UMMI
khususnya pada kolom Tafakur, dan data pelengkap tentang sejarah
berdirinya majalah Ummi.
1.5.5. Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan di Interpretasikan.(Singarimbun,
1995: 263).
Secara garis besar analisis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis isi (content analisis) adalah teknik
penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru
(replicable) dan data dengan konteksnya. Analisis isi berhubungan
dengan komunikasi atau isi komunikasi metode analisis isi pada
dasarnya merupakan suatu teknik sistem untuk menganalisis isi pesan
dan mengolah pesan. Atau suatu alat untuk mengobservasi dan
menganalisis isi prilaku komunikasi yang terbuka dan komunikator
yang tertulis (Bungin, 2004: 139-173).
Tahapan dalam proses analisis isi yaitu:
1. Penetapan desain atau model penelitian.
Disini ditetapkan berapa media, analisis perbandingan atau
korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebaginya.
2. Pencarian data pokok atau data primer.
Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang
pokok bahkan terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan
12
menggunakan lembar formulir pengamatan tertentu yang sengaja
dibuat untuk keperluan pencarian data tersebut.
3. Pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang dilakukan
tidak berada di ruang hampa tetapi terlihat kait mengait dengan
faktor-faktor lain.
Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan bagaimana pesan
dakwah yang terdapat kolom Tafakur pada majalah UMMI edisi Juli
2006 sampai Desember 2006.
1.6.Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membaginya ke dalam lima bab,
adapun isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kerangka teoritik, tinjauan pustaka, metode penelitian skripsi, dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab II Media cetak sebagai media pengungkapan pesan dakwah yang
terdiri dan bentuk pengungkapan pesan dakwah, media cetak
sebagai media dakwah.
Bab III Pesan dakwah melalui kolom "Tafakur" majalah Ummi edisi Juli
2006 sampai Desember 2006 yang terdiri edisi gambaran umum
tentang majalah Ummi, tinjauan historis tentang kolom tafakur,
pesan dakwah dalam kolom tafakur pada majalah Ummi edisi Juli
2006- Desember 2006.
13
Bab IV Analisis yang terdiri, analisis pelaksanaan dakwah melalui kolom
Tafakur pada majalah Ummi. Analisis terhadap pesan dakwah
yang terkandung dalam kolom Tafakur pada majalah Ummi dan.
analisis terhadap faktor pendukung dan penghambat dan penyajian
kolom Tafakur pada majalah Ummi, serta saran-saran untuk
meningkatkan kualitas fungsi pesan kolom Tafakur.
Bab V Bab ini berisikan kesimpulan, saran- saran dan diakhiri dengan
penutup.
14
BAB II
PESAN DAKWAH DAN BENTUK PENYAMPAIANNYA
DI DALAM MEDIA CETAK
2.1. Sekilas Tentang Dakwah
2.1.1. Pengertian Dakwah Islam
Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkan kepada
seluruh manusia melalui Rasulnya, sebagaimana agama universal,
Islam menekankan pada amal perbuatan dalam tatanan kehidupan,
system aqidah, system politik, system sosial, ekonomi dan segala
aspek kehidupan manusia lainnya, karena Islam merupakan agama
yang bertumpu pada kenyataan objektif dalam kehidupan.
Kesempurnaan dan kesungguhan ajaran Islam inilah sehingga Islam
tidak sekedar sebagai tuntunan hidup yang hanya untuk diketahui,
dibicarakan dan didengarkan tanpa adanya pengamatan yang riil. Akan
tetapi lebih dari itu untuk diamanatkan dan dapat dikendalikan sikap,
tindakan, perbuatan dan cara hidup.
Agar Islam tetap menjadi tuntunan hidup manusia diperlukan
adanya sebuah kegiatan yang disebut dakwah. Menyampaikan
kebenaran-kebenaran ajaran Islam merupakan tanggung jawab kita
untuk menyampaikan kebenaran Islam sesuai dengan misinya sebagai
rahmatan lil alamin (Amin, 1997: 2).
15
Berpijak dari itulah maka sebelum dakwah ini dibahas secara
mendetail, penulis akan terlebih dahulu memberikan pengertian
dakwah sebagai berikut:
1. Arti Dakwah Menurut Bahasa
Kata "Dakwah" berasal dari bahasa Arab yaitu sebagai
bentuk masdar dari kata kerja yang berarti do'a, seruan, panggilan,
ajakan, undangan dan permintaan. (Munawar, 1984: 419).
Dakwah yang semula hanya berarti memanggil atau
mengajak kepada sesuatu, dalam pengertian khusus berarti
mengajak ke jalan Tuhan (Allah). Dakwah sebagai ajakan adalah
seruan untuk mengikuti dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai
Islam. Bagi yang belum Islam diajak menjadi muslim dan bagi
orang-orang yang sudah Islam diajak menyempurnakan
keislarnannya (Andy, dkk, 2002:24).
Dakwah dalam arti ini dapat dijumpai dalam Al-Qur'an
surat al-Baqarah ayat 23 yang berbunyi:
☺
16
Artinya: "Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan lentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar". (Departemen Agama RI, 2000:).
17
2. Arti Dakwah Menurut Istilah
Adapun pengertian dakwah secara istilah atau terminologi
ada beberapa pakar ilmu dakwah yang telah mencoba untuk
merumuskan istilah tersebut, diantaranya perumusan yang
dikemukakan antara lain:
a. Pendapat Syekh Ali Mahfudz yang dikutip oleh Aminuddin
Sanwar, yang berbunyi:
"Mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan
mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat balk dan
melarang mereka dari perbuatan yang jelek agar mereka
mendapat kebahagiaan dunia dan Akhirat". (Aminuddin, 1985:
34).
b. Menurut Jamaluddin Kafie
"Dakwah adalah suatu sistem kegiatan dari seseorang,
sekelompok atau golongan umat Islam sebagai aktualisasi
imaniah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan,
panggilan dan do'a yang disampaikan dengan ikhlas dan
dengan menggunakan metode, system dan teknik tertentu agar
menyentuh Qolbu dan Fitrah seseorang, keluarga, kelompok
dan masyarakat supaya manusia dapat mempengaruhi tingkah
lakunya untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu terwujudnya tata
kehidupan dan realitas hidup yang Islami" (Kafie, 1993: 29).
18
c. H. Endang S. Anshori, mengatakan sebagai berikut:
"Arti dakwah dalam makna terbatas yaitu menyampaikan Islam
kepada manusia secara lisan maupun secara tulisan ataupun
secara lukisan. Sedangkan arti dakwah dalam makna luas yaitu
penjabaran, penerjemahan dan pelaksanaan Islam dalam
perikehidupan dan penghidupan manusia termasuk didalamnya
politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan,
kesenian, kekeluargaan, dan sebagainya." (Tasmara, 1997: 31).
d. Muhammad Nastir, dalam tulisannya yang berjudul fungsi
dakwah Islam dalam rangka perjuangan mendefinisikan
dakwah sebagai: "Usaha-usaha menyeru dan menyampaikan
kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi Islam
tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang
meliputi; amar ma'ruf nahi mungkar dengan berbagai macam
media dan cara yang diperbolehkan akhlaq dan membimbing
pengalamannya dan perikehidupan perseorangan,
perikehidupan rumah tangga dan perikehidupan bermasyarakat
Berta perikehidupan bernegara. (Tasmara, 1997: 31).
e. H.S.M. Nasruddin Latif, mendefinisikan dakwah:
"Setiap usaha atau aktivitas lisan atau tulisan dan lainnya yang
bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk
beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis
aqidah dan syari'at serta akhlaq Islamiyah." (Latif, 1971: 111).
19
f. Thoha Yahya Umar
Definisi dakwah menurut Islam adalah:
"Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan atau
kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat". (Tasmara, 1997:
32).
g. Dzikron Abdillah, mendefinisikan dakwah:
"Semua usaha untuk menyebarluaskan Islam dan
merealisasikan ajarannya ditengah masyarakat dan
kehidupannya agar mereka memeluk agama Islam dan
mengamalkannya dengan baik. (Abdillah, 1992 : 7)
h. Ida Saidah Sakwan
"Menyeru atau mengajak / memanggil kepada sekalian umat
manusia untuk memeluk agama Islam dengan kemauan hati
mereka sendiri tanpa paksaan, menyuruh umat Islam kepada
sebagian lain untuk amar ma'ruf nahi mungkar, serta nasihat
menasihati antara seorang dengan yang lain sesama kaum
muslimin". (Sakwan, 2001 : 10).
i. H.M Arifin mendefinisikan dakwah:
"Sebagai suatu kegiatan ajakan bail (dalam bentuk lisan,
tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara
sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain
baik secara kelompok agar timbul dalam diri nya suatu
20
pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamatan
terhadap agama sebagai message yang disampaikan kepadanya
dengan adanya unsure-unsur paksaan". (Jumantoro, 2001: 18).
Dari beberapa definisi tersebut diatas, meskipun terdapat
perbedaan dalam perumusan, apakah diperbandingkan satu sama
lain, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Dakwah merupakan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan
dengan sadar dan sengaja
b. Usaha yang dilakukan atau diselenggarakan itu berupa
mengajak orang untuk beriman dan mentaati perintah Allah
SWT, amar ma'ruf atau perbaikan dan pembangunan
masyarakat dan nahi mungkar
c. Usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat
kelak yang diridloi oleh Allah SWT.
2.1.2. Esensi Dakwah
Islam adalah agama yang memandang setiap penganutnya
sebagai Da'i pada dirinya sendiri dan orang lain. Karena Islam tidak
menganut adanya hirarki religius, setiap muslim bertanggung jawab
atas perbuatannya sendiri dihadapan Allah SWT. Namun demikian,
karena ajaran Islam bersifat universal dan ditujukan kepada umat
manusia, kaum muslimin mempunyai kewajiban untuk memastikan
21
bahwa ajarannya sampai kepada seluruh umat manusia disepanjang
sejarah. Dalam bahasa Islam tindakan penyebaran dan
mengkomunikasikan pesan-pesan Islam ini merupakan esensi dakwah
(Shihab, 1998: 252).
Salah satu upaya untuk memahami hakekat dakwah atau esensi
konsep-konsep adz- Dzkir, al-Amr, an-Nasihah, mauidhotil hasanah,
al-ghoyir dan lain-lain. Dengan konsep-konsep dasar ini
memungkinkan orang dapat memahami hakekat dakwah yang
sebenarnya (secara objektif) Iebih jelas dan menjadi dasar bahwa
setiap muslim dalam segala gerak tindakannya akan merefleksikan
dakwahnya.( Abdullah, 1993: 17).
1. Adz- Dzikir
Artinya mengingatkan atau peringatan. Esensinya yakni
penyampaian peringatan supaya mereka mendapat petunjuk dari
Allah SWT dan tidak sesat. Setiap kurun waktu Allah SWT selalu
menurunkan nabi-Nya sejak nabi adam as sampai nabi Muhammad
SAW, sebagaimana firman Allah:
☺
22
⌧ ⌧
☺
Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan) sembahlah Allah SWT (.raja) dan jauhilah thaghut itu, maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT dan adapula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Makes berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul) "(QS. An-Nahl: 36). (Departemen Agama RI, 1978: 699)
Dalam ayat lain juga dijelaskan:
⌧
⌦ .
Artinya: "Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan" (QS. Al-Fathir: 24). (Departemen Agama RI, 1978: 845).
2. Al- Amr
Artinya perintah, esensinya adalah perintah yang ma'ruf dan
benar dan perintah untuk menjauhi yang mungkar dan batil.
Perintah untuk menegakkan dan merealisasikan hukum yang telah
digariskan dan ditetapkan oleh Allah SWT yang esensinya adalah
untuk kebaikan juga kepentingan manusia. (Abdillah, 1993: 20).
23
Dakwah dalam arti amar ma'ruf nahi mungkar adalah syarat
mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup manusia. Ini
adalah kewajiban sebagai pembawa fitrah manusia selaku makhluk
ijtima'i. (Natsir, 1969: 105)
Secara konseptual dalam Islam tidak ada paksaan (QS. Al-
Baqarah: 256).
⌧ ☺
☺
⌧
Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah: 256) (Departemen Agama RI, 1978: 30)
Hal ini berarti bahwa tiap-tiap perintah atau larangan dapat
atau tidak wajib dikerjakan. Namun bila kita melanggar prinsip-
prinsip hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT esensinya
24
berarti kita (manusia) akan kehilangan tujuan dan sia-sia tanpa
makna serta kehilangan sikap hormat kepada yang tinggi dan
Islam. (Abdillah, 1993: 20).
3. Al-Mauidhah Hasanah
Artinya pengajaran/nasihat-nasihat yang baik menurut Abi
Ja'far ibn Farir Ath-Thabari dalam tafsirnya "Jami'ul Bayan",
menjelaskan bahwa mau'idhah hasanah nasihat-nasihat atau
ceramah-ceramah yang indah yang dijadikan Allah SWT sebagai
hujjah kitabnya pada mereka. Esensinya adalah mendidik dan
mengajar manusia dengan cara yang baik dan benar (dengan
pemaparan moral dan rohani) yang berakar dari wahyu, agar
mereka sadar dan insaf sesuai dengan kecenderungan-
kecenderungan fitrahnya yang asli yakni Islam. Dalam dakwah
mauidhoh hasanah harus dikaitkan dengan hikmah dan mujadalah,
sebagaimana diungkapkan dalam al-Qur'an surat an-Nahl ayat 125:
(Departemen Agama RI, 1978: 421)
☺
☺
☺
25
☺
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan jalan hikmah dan pelajaran yang balk dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik."(QS. an-Nahl :125).
Itu merupakan sebagai alternatif pertama ini dalam wujud
komunikasi melalui keyakinan intelektual dan rasional (al-Hikmah)
dan pemaparan moral dan ruhaniyah (al-Mauidhoh). Alternatif
kedua yaitu terhadap status quo, kekuatan-kekuatan anti kemajuan
melalui secara moral hanya dibenarkan selama alternatif pertama
tidak berhasil (Muthahari, 1983: 24).
Itu sebabnya "mauidhoh hasanah" menempati posisi
penting dalam dakwah, karena manusia memiliki realitas ganda
yakni bukan hanya sebagai makhluk al-Basyar yang menduduki
posisi berada (being), namun juga sebagai makhluk yang
menduduki posisi menjadi (becoming) sebagai proses
penyempurnaan dalam rangka mencapai derajat yang paling tinggi
di hadapan Tuhannya, atau dengan kata lain manusia mempunyai
dimensi ganda yakni dimensi ruhaniah dan dimensi jasmaniah.
(Abdullah, 1993: 13).
4. Al Washiyah
Artinya wasiat atau pesan, yakni memberi wasiat atau
nasihat kepada umat manusia agar menjalankan syariat Allah,
kebenaran, takwa, dan kebaikan.
26
☺
Artinya: "Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh dan nasihat-menasihati, supaya menempati kesabaran". (QS. AI-Ashr 2-3) (Departemen Agama RI, 1978: 421).
2.1.3. Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan suatu serangkaian kegiatan atau proses
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk
memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah dakwah. Sebab tanpa
tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia. Tujuan
Dakwah merupakan salah satu unsur-unsur dakwah yang satu dengan
yang lain sating membantu, mempengaruhi, berhubungan (sama
pentingnya). (Hanifuddin, 1998: 79).
Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku
sasaran dakwah (mad'u) agar mau menerima ajaran Islam dan
mengamalkannya dalam dataran kehidupan sehari-hari, baik yang
bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga maupun masyarakat
sosial. Supaya terdapat kehidupan yang penuh dengan keberkahan
27
samawi dan keberkahan ardhi serta terbebas dari api neraka.
Sebagaimana firman Allah SWT: (Departemen Agama RI, 1978:).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan pada mereka berkah dari
langit dan bumi tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) kami itu, maka
kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka". (QS. al-A'raf::96).
Tujuan-tujuan umum harus dirumuskan dalam tujuan-tujuan
yang lebih operasional dan dapat dievaluasi keberhasilan yang telah
dicapainya. Misalnya tingkat keistiqomahan, tingkat keamanahan dan
kejujuran, kurangnya angka kemaksiatan, tingkat pengangguran dan
lain sebagainya.
Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh
aktivitas dakwah dapat diketahui dengan jelas kemana arahnya ataupun
jenis kegiatan apa yang mau dilaksanakan, kepada siapa berdakwah,
dengan cara bagaimana dan sebagainya sehingga tidak terjadi over-
lapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lain hanya
disebabkan karena masih umumnya tujuan yang hendak
dicapai.(Syukir, 1983: 54).
Jamaluddin Kafie mengungkapkan beberapa tujuan dakwah
yaitu:
1. Tujuan hakiki Dakwah bertujuan langsung untuk mengajak
manusia mengenal Tuhannya dan mempercayai-Nya sekaligus
mengikuti jalan petunjuknya.
28
2. Tujuan umum
Seruan kepada umat manusia untuk mengindahkan seruan
Allah SWT dan Rasulnya agar mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
3. Tujuan khusus
Dakwah menginginkan dan berusaha bagaimana
membentuk tatanan masyarakat Islam yang utuh dan komprehensif.
4. Tujuan urgen
Dakwah ingin mencetak manusia yang berakhlak yang
secara eksis dapat tercerm in dalam fakta hidup dan lingkungannya
serta dapat mempengaruhi jalan pikirannya.
5. Tujuan Insendental
Banyaknya problem manusia, dakwah menghendaki untuk
dapat meringankan beban manusia dengan jalan memberikan jalan
keluar atau solusi persoalan yang lurus berkembang atau memberi
jawaban atas berbagai persoalan yang telah dihadapi oleh setiap
golongan manusia di segala ruang dan waktu (Kafie, 1993: 66-67).
Adapun tujuan yang tertinggi daripada usaha dakwah hanya
semata-mata mengharapkan dan mencari ridho Allah SWT. Secara
materiil usaha dakwah itu diarahkan kepada tujuan-tujuan yaitu
antara lain:
a. Menyadarkan manusia akan arti hidup yang sebenarnya.
Karena hidup itu bukanlah semata-mata untuk makan dan
29
minum sebagaimana hidupnya binatang dan tumbuh-tumbuhan,
akan tetapi hidup manusia disamping dapat diartikan turun
naiknya nafas dalam tubuh jasmani melainkan lapisan kedua
adalah cita-cita hidup karena kesadaran hidup merupakan
pertalian hari ini dengan hari yang lampau dan hari esok.
Disinilah terasa ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang
manfaat dan ada yang madhorot.
b. Mengeluarkan manusia dari kegelapan atau kesesatan menuju
alam yang terang benderang dibawah sinar petunjuk Ilahi,
sehingga manusia memiliki hidup yang berarti.(Anshori, 1993:
142-145)
2.1.4. Unsur-Unsur Dakwah
Sebelum penulis membahas materi pesan dakwah sebagai
prolog penulis sebutkan unsur-unsur dakwah terlebih dahulu.
Kreatifitas dakwah tidak terlepas dari unsur-unsur dakwah karena
dalam hal ini sangatlah diperlukan sebab merupakan bagian yang
sangat esensi dari dakwah yang sating berkaitan. Adapun unsur-unsur
dakwah Islam antara lain meliputi : subyek dakwah, obyek dakwah,
metode dakwah, media dakwah, dan materi dakwah.
1. Subyek dakwah
Yang dimaksud dengan subyek dakwah atau pelaku
dakwah adalah orang yang berusaha mengubah situasi kepada
situasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah baik secara
30
individual maupun berbentuk kelompok (organisasi), sekaligus
sebagai pemberi informasi dan pembawa.
Subyek dakwah merupakan unsur terpenting dalam
pelaksanaan dakwah, karena sebagaimana dalam pepatah dikatakan
"the man behind the gun" maksudnya manusia sebagai pelaku
adalah unsur yang paling penting dan menentukan.
(Anshari:1973,104-105)
2. Obyek dakwah
Mad'u sebagai penerima dakwah (obyek dakwah) adalah
seluruh umat manusia tanpa terkecuali, baik pria maupun wanita,
beragama maupun tidak beragama, pemimpin maupun rakyat
biasa. Seluruh manusia sebagai obyek dakwah adalah karena
hakekat diturunkannya agama Islam dan kerisalahan Rasulullah
SAW. Itu berlaku secara universal untuk manusia seluruhnya tanpa
memandang pada warna kulit, asal usul keturunan daerah tempat
tinggal, pekerjaan lain-lain. Oleh karena itu dakwah tertuju kepada
mereka semua tanpa melihat tingkat, kebangsaan, maupun
golongan. (San war: 1984,66)
3. Metode dakwah
Metode dakwah adalah metode yang ditempuh oleh subyek
di dalam melaksanakan tugasnya (berdakwah). Sudah barang tentu
di dalam berdakwah diperlukan cara-cara tertentu agar tidak
mencapai tujuan yang baik, untuk dirinya dan melihat secara benar
31
terhadap obyek dakwah dalam segala seginya (Anshari:1973,158-
159).
Metode dakwah akan efektif bila di terapkan sesuai dengan
kondisi mad'unya. Sebagaimana telah ditegaskan dalam al qur'an
surat An-Nah1125
م بـالتي هـيادلهجة ونسعظة الحوالمة وبالحكم كببيل رإلى س عاد
دينتهبالم لمأع وهبيله ون سل عن ضبم لمأع وه كبإن ر نسأح
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berbantahlah kepada mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Depag RI, 1993: 421).
Berikut ini dikemukakan macam-macam metode dakwah
(dakwah dalam pengertian luas) yang mungkin dijadikan sandaran
pilihan dalam melaksanakan dakwah ditengah-tengah masyarakat.
Metode ini sangat penting untuk mengantarkan pada tujuan
dakwah yang akan dicapai
a. Metode ceramah
Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang
banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang
Da'i atau mubalig pada suatu aktivitas dakwah. Ceramah dapat
pula bersifat propaganda, kampanye, berpidato, khutbah,
sambutan, mengajar dan sebagainya. metode ceramah sebagai
32
suatu metode atau teknik berdakwah tidak jarang digunakan
oleh Da'i-Da'i ataupun para utusan Allah dalam usaha
menyampaikan risalahnya.
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah menyampaikan materi
dakwah dengan cara mendorong sasarannya (obyek dakwah)
untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum
dimengerti dan mubalig/Da'inya sebagai seorang yang
menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk melayani
masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.(Asmur 1:1983,104-
123)
c. Metode diskusi
Diskusi sebagai metode dakwah belum lazim digunakan
oleh para Da'i atau para panitia penyelenggara dakwah, karena
banyak Da'i yang belum mengerti tentang pengertian diskusi
apa tujuan serta manfaat diskusi bagi kegiatan dakwah.
d. Metode propaganda
Propaganda berasal dari bahasa yunani "propagare"
artinya menyebarkan atau meluaskan. Dakwah dengan
menggunakan metode propaganda berarti suatu upaya
menyiarkan Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk
massa dan persuasive dan bukan bersifat otoritati
e. Metode keteladanan
33
Metode keteladanan ini dikenal dengan istilah
demonstration method yakni sesuatu yang diberikan dengan
cara memperlihatkan sikap gerak gerik, kelakuan perbuatan
dengan harapan dapat menerima, melihat, memperlihatkan,
dam mencontohkannya. Dakwah dengan metode keteladanan
berarti suatu cara penyajian dakwah dengan jalan memberikan
keteladanan secara langsung, sehingga mad'u akan tertarik
untuk mengikuti apa yang akan didakwakan.
f. Metode Infiltrasi
Dakwah dengan metode infiltrasi ialah metode dakwah
dimana intisari agama disisipkan ketika memberikan
keterangan, penjelasan, pelajaran, kuliah, ceramah, pidato, dan
sebagainya. Maksudnya bersama-sama dengan bahan lain
seorang Da'i memasukkan intisari jiwa agama kepada mad'u.
g. Metode Drama
Dakwah dengan menggunakan metode ini merupakan
suatu cara penyajian materi dakwah dengan menunjukkan dan
mempertontonkan kepada mad'u agar dakwah tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Hal berbeda dengan metode infiltrasi
karena bersifat umum, sedang drama lebih spesifik.
h. Metode Home Visit
Dakwah menggunakan metode ini dilakukan dengan
cara kunjungan kepada sesuatu obyek tertentu dalam rangka
34
menyampaikan isi dakwah kepada mad'u. termasuk berkunjung
kerumah-rumah, menengok orang sakit, menjenguk orang yang
terkena musibah, ta'ziyah dan sebagainya.(Dikron: 1992,74-
133)
4. Media Dakwah
Media dilihat dari asal katanya (etimologi), berasal dari
bahasa latin yaitu "median'. yang berarti segala sesuatu dapat
dijadikan sebagai alat atau perantara untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan sebagai alat untuk perantara untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (Asmuni, 1983: 163).
Media dakwah selain berperan sebagai alat penghubung
dakwah juga sebagai suatu sistem yang terdiri beberapa komponen
yang saling berkaitan, bantu membantu dalam mencapai tujuan
dakwah.
Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah
dapat menggunakan berbagai media. Hamzah Ya'qub membagi
media dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan tulisan, lukisan,
audio visual, dan akhlaq
a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
35
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat
(korespondensi) spanduk, flash-card, dan sebagainya.
c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
d. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra
pendengaran atau penglihatan, dan kedua-duanya, televisi, film,
slide, OHP, internet, dan sebagainya.
e. Akhlak yaitu perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam
dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad'u
Media (terutama media massa) telah meningkatkan
intensitas kecepatan, jangkauan komunikasi dilakukan umat
manusia begitu luas sebelum adanya media massa seperti pers,
radio, televisi, internet, dan sebagainya. Bahkan dapat dikatakan
alat- alat tersebut telah melekat tak terpisahkan dengan kehidupan
manusia di abad ini.
5. Pesan dakwah
Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu
yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu
keseluruhan ajaran Islam, yang ada dalam kitabullah maupun
sunnah Rasul-Nya yang pokoknya mengandung tiga prinsip yaitu:
a. Aqidah
Yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan
terhadap Allah SWT. Dan ini menjadi alasan yang sangat
fundamental dalam keseluruhan aktifitas seorang muslim, baik
36
yang menyangkut sikap maupun mental atau tingkah lakunya
dan sifat-sifat yang dimiliki. Masalah pokok yang menjadi
materi dakwah adalah akidah Islamiah karena aqidah mengikat
kalbu manusia dan menguasai batinnya. Dari aqidah inilah
yang akan membentuk moral manusia. Oleh karena itu yang
pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah
aqidah atau keimanan. Dengan iman yang kokoh akan lahir
keteguhan dan pengorbanan yang selalu menyertai setiap
langkah dakwah.
Aqidah yang menjadi materi dakwah ini mempunyai
ciri-ciri yang membedakan kepercayaan dengan agama lain
yaitu:
1) Keterbukaan melalui persaksian (syahadat) dengan
demikian seorang muslim selalu jelas identitasnya dan
bersedia mengakui identitas keagamaan orang lain.
2) Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan
bahwa Allah adalah tuhan seluruh alam, bukan tuhan
kelompok atau bangsa tertentu.
3) Kejelasan dan kesederhanaan diartikan bahwa seluruh
aqidah balk soal ketuhanan, kerasulan, ataupun alam gaib
sangat mudah untuk dipahami
4) Ketahanan antara iman dan Islam atau iman dan amal
perbuatan.
37
b. Syariah.
Materi dakwah di bidang syari'ah ini akan meliputi
berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain:
1) Ibadah, maksudnya amal perbuatan yang dilaksanakan
menurut pedoman ilahi dan mengatur hubungan seorang
hamba dan tuhannya. Masalah ini mencakup segala amal
perbuatan yang mendekatkan hamba kepada Tuhannya, dan
juga memberi kesan membersihkan jiwa seorang hamba
dari persoalan keduniaan, dan mendorong jiwanya untuk
meningkatkan ke arah kesempurnaan menurut tuntunan
Allah. Ibadah ini menjaga keseimbangan naluri, antara
kebutuhan rohaninya dan jasmaniah manusia. Ibadah
meliputi rukun Islam yang lima sebagai unsur pokok, yaitu:
syahadat, sholat, Puasa, zakat dan haji. (Sanwar, 1995: 76)
2) Keluarga atau Al-Ahwalusy Syakhiyah, hukum ini meliputi
hukum pernikahan, nasab, waris, nafakah, dan masalah-
masalah yang berada dalam lingkupnya.
3) Hukum yang mengatur tentang ekonomi, atau Al-
Muaamalatul Maliyah meliputi hukum jual bell, gadai,
perburuhan, pertanian dan masalah-masalah yang berada
dalam lingkupnya.
4) Hukum pidana meliputi hukum qhisos, ta'zir dan masalah-
masalah yang berada dalam lingkupnya.
38
5) Hukum ketatanegaraan, meliputi hukum-hukum perang,
perdamaian, ghonimah, perjanjian dengan negara-negara
lain dan masalah-masalah yang berada dalam lingkup
ketatanegaraan. Hukum itu semua telah dipraktekkan oleh
Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau membina
masyarakat Islam di Madinah dan dilanjutkan oleh
khalifah-khalifah yang menggantikannya, (Amin, 1997:
13).
c. Akhlak
Hal ini menyangkut tata cara hubungan, baik secara
vertikal dengan Allah SWT, maupun secara horisontal dengan
sesamanya manusia dan makhluk- makhluk Allah SWT.
(Anshari:1973,146).
Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahsa arab
jama' dari "khuluqun" yang di artikan sebagai budi pekerti,
perangai, dan tingkah laku atau tabiat. Kalimat-kalimat tersebut
memiliki segi-segi persesuaian dengan perkataan "khaqun"
yang berarti kejadian. Adapun sepanjang pengertian
terminologi yang di kemukakan ulama akhlak antara lain
sebagai berikut
1) Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
manusia kepada yang lainnya menyatakan tujuan yang
39
harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka yang
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat.
2) Ibnu Maskawih dalam kitabnya "Tanzib al-Ahklak" ahklak
di artikan sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu perbuatan untuk tanpa memerlukan
pemikiran.
3) Al-Ghozali menyebutkan bahwa ahklak diartikan sebagai
suatu sifat yang tetap pada seseorang, mendorong untuk
melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan
sebuah pemikiran.
Dengan demikian yang menjadi materi ahklak dalam
Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia
serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya (Aziz:
2004:117-118).
Menurut keseluruhan materi dakwah pada dasarnya
bersumber dari dua sumber yaitu:
a. al-Quran al-Hadits
Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab
adalah yakni al-Qur'an dan al hadits Rosululloh SAW. Yang
mana kedua ini merupakan sumber utama ajaran-ajaran Islam.
Oleh karenanya materi dakwah Islam hendaklah dapat terlepas
dari dua sumber tersebut bahkan bila tidak bersandar dari
40
keduanya al-Quran dan al-Hadits) seluruh aktifitas dakwah
akan sia-sia dan dilarang oleh syari'at Islam.
b. Ra'yu ulama (opini ulama)
Ulama menganjurkan umatnya untuk berfikir, berjihad
untuk menemukan hukum-hukum yang sangat operasional
sebagai tafsiran dan takwil al-Qur'an dan hadits. Dengan kata
lain penentuan baru tidak bertentangan dengan al-Qur'an dan
hadits dapat pula dijadikan sebagai sumber materi dakwah.
Dengan kata lain materi dakwah merupakan bahan atau
sumber yang dapat digunakan untuk berdakwah dalam rangka
mencapai tujuan dakwah. Materi dakwah tidak terbatas pada
Qur'an dan hadits saja tetapi juga keberhasilan tersebut dibawa
oleh para mubalig yang berhubungan pada diri nabi beserta
sahabat-sahabatnya dalam rang menegakkan ajaran-ajaran tauhid,
ilmu pengetahuan serta norma sosial ditengah tengah masyarakat
yang dihadapi (Qurisyh, 2000: 9).
Dari segi bentuk penyampaian, pesan dakwah dibagi
menjadi tiga golongan yaitu:
a. The spoken word (yang berbentuk ucapan) Yang termasuk
dalam kategori ini adalah alat yang dapat mengeluarkan bunyi.
Karena hanya dapat ditangkap oleh telinga, disebut juga
dengan the audial media yang biasa dipergunakan sehari-hari
seperti telepon, radio, dan sejenisnya termasuk dalam bentuk
41
ini.
b. The Printed Writing (yang berbentuk tulisan) Yang termasuk
didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambargambar
tercetak, lukisan- lukisan, buku, surat kabar, majalah, brosur,
pamflet, dan sebagainya.
c. The audio visual (yang berbentuk gambar hidup)
Yang merupakan penggabungan dari golongan di atas,
yang termasuk ini adalah film, televisi, video, dan sebagainya.
Pembahasan media dakwah ini akan dibahas dalam bab
tersendiri. (Aziz: 2004:120-121)
2.2.Bentuk Penyampaian Pesan Dakwah dalam Media Cetak
Materi dakwah sebagai pesan dakwah merupakan isi ajakan, anjuran
dan ide gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Sebagai isi ajakan
dan ide gerakan dimaksudkan agar manusia mau menerima dan memahami
serta mengikuti ajaran agama Islam benar-benar diketahui, dipahami, dihayati,
dan selanjutnya diamalkan sebagai pedoman hidup dan kehidupan. (Sanwar,
1984: 74).
Untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan seorang hamba Allah
yang benar-benar mau menyerahkan dirinya kepada-Nya dengan sepenuh hati
dan jiwa rasa. sebagai mana firman Allah dalam al-Qur'an surat Fushilat ayat
33 :
42
☺
☺
☯
☺ ☺
Artinya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan aural yang soleh dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Fushilat 33). (Depag RI, 1993: 568).
Rasulullah SAW dalam mengembangkan dakwah Islam memanfaatkan
risalah (surat menyurat) sebagai media komunikasi meskipun Nab; sendiri
seorang buta huruf. Sesungguhnya demikian dakwah secara risalah tetap
terlaksana berkat bantuan para sahabat nabi yang pandai menulis .dari
kegiatan nabi dan para sahabat melaksanakan dakwah secara tertulis yang
disampaikan kepada raja-raja menunjukkan bahwa landasan jurnalistik yang
telah dikatakan beliau selaras dengan kondisi dan kemajuan umat pada waktu
itu. (Yaqub, 1981: 86-98).
Dakwah menggunakan media cetak mengutamakan adanya materi
yang disampaikan yaitu pesan dakwah. Pesan adalah pernyataan yang
didukung oleh lambang dalam bentuk bahasa, baik lisan, tulisan; dan bahasa
tubuh. pesan mempunyai peranan untuk mempengaruhi massa dimana seorang
komunikator menyampaikan perangsang biasanya lambang-lambang dalam
bentuk kata untuk mengubah tingkah laku (Effendi, 1993: 85).
Bentuk pesan sebagai suatu cermin diri (yakni keadaan internal) juga
diterima secara luas dalam menggarap masalah persuasi dan perubahan sikap
(Rahmat 1995, 371-372). Dari sini diharapkan jika pesan disampaikan
43
diterima orang lain, maka penyampaian pesan mengharapkan adanya
perubahan sikap pada orang tersebut. Kemudian sebagai suatu yang lahir
dalam diri manusia. Pesan merupakan suatu bentuk tetap yang penting yang
digunakan, dalam ulasan teoritis, praktis, dan emperies tentang komunikasi
manusia dan konsep pesan itu sendiri sangat beragam. Dalam keragaman
bentuk pesan yang mengarah kepada pembahasan tentang hakekat pesan yang
sebenarnya dalam suatu perspektif hakekat pesan yang terdiri dari:
1. Deskripsi
Bentuk deskripsi dalam sebuah tulisan dalam media cetak adalah
sebuah bentuk penyampaian pesan tulisan yang isinya menggambarkan
secara detail ataupun garis besar tentang suatu masalah, sehingga pembaca
mengetahui secara utuh masalah yang dikemukakan
44
2. Eksplanasi
Bentuk eksplanasi dalam suatu bentuk penyampaian pesan yang
menerangkan sejelas-jelasnya tentang suatu masalah sehingga pembaca
memahami betul masalah yang di kemukakan.
3. Prediksi
Bentuk prediksi adalah bentuk penyampaian pesan pada sebuah
media massa yang meramalkan atau berisikan ramalan atau dugaan apa
yang kemungkinan terjadi pada masa yang akan datang berkaitan dengan
masalah yang dikemukakan
4. Preskripsi
Bentuk preskripsi adalah bentuk penyampaian pesan yang isinya
mengandung ajakan himbauan atau perintah bagi pembaca agar melakukan
sesuatu. Kata-kata "Harus" seharusnya, hendaknya, seyogyanya dan
semacamnya mendominasi pesan ini (Syamsul, 2005: 47-48)
Pesan yang disampaikan wartawan atau penulis dalam kepentingan
dakwah atau mengingat esensi dakwah yang terletak pada ajakan,
dorongan motivasi rangsangan, serta bimbingan terhadap orang lain untuk
menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran diri untuk kepentingan
wartawan atau penulis, sehingga (massage) dakwah mempunyai tujuan
tertentu untuk mengambil teknik interaksi sehingga dalam
mengungkapkan pesan orang lain harus mengerti pesan yang akan
diungkapkan. (Effendi, 1990: 37) Dalam pengungkapan pesan dakwah
perlu diingat bahwa pesan harus dimengerti bagi penerima pesan. Untuk
45
itu komunikator harus mengungkapkan pesan yang baik, maka
komunikator dapat mengungkap maksud dari yang terluas dalam materi
pesan tersebut.
2.3. Media Cetak Sebagai Media Dakwah
Al-Qur'an sebagai kitab suci agama Islam mengandung nilai-nilai yang
menyangkut segi dunia dan akhirat. Al-qu'an sebagai risalah Islam mencakup
dalam bentuk ilmu, yang mana ilmu itu sendiri akan berkembang dan menjadi
hasanah apabila ada jurnalis-jurnalis Islam seharusnya mampu menjadi
penerjemah dari gagasan kontemporer untuk kaum muslimin (Hamka, 1989:
87).
Sedangkan kita ketahui bersama bahwa wahyu pertama kali turun pada
bulan Ramadan ketika nabi muhammad sedang berkhalwat di gua biro adalah
surat al-Alaq ayat 1-5. Dengan diturunkannya ayat tersebut mengandung
perintah kepada nabi dan umatnya agar sebelum menjalankan misinya
(dakwah) untuk iqro' terlebih dahulu. Banyak hikmah yang terkandung dalam
kata iqro' yaitu perintah membaca, menelaah, menghimpun, dan mencari-cari
sesuatu (Muhaimin,1 994:17).
Pada zaman manapun sesungguhnya manusia berkeyakinan bahwa
informasi is opinion leader, begitulah anggapan yang kemudian
dikembangkan model-model dakwah Rasululloh sesuai dengan zamannya dan
kondisi khalayak sasarannya. Keberhasilan dakwah tidak semata terletak pada
46
format dan isi, tetapi ternyata sangat penting yakni tergantung, pada metode
dan media.
Terlebih ketika masyarakat memasuki zaman ilmu pengetahuan (abad
akal pikiran) pengaruh imperialisme media informasinya sungguh sangat
nyata.
Sementara dikalangan umat Islam umumnya kita juga mulai
menyaksikan adanya semacam pergeseran proposionalitas struktur
penggunaan media dakwah, yakni umat Islam umumnya kita juga mulai
menyaksikan adanya "dakwah bil-qalam" (media cetak) mendapat porsi besar
disamping dakwah bil-lisan. (Kaylani, 2000: 225) inilah yang mengilhami
berdirinya media massa.
Media dakwah ini amat besar manfaatnya sebab ia termasuk dari
beberapa media masa membentuk opini masyarakat ia hampir bisa sebagai
makanan pokok masyarakat yang mendambakan informasi dan selalu dapat
mengikuti perkembangan dunia. dakwah melalui media ini dapat berbentuk
berita-berita Islam, penulisan artikel-artikel Islam dan sebagainya. Kelebihan
dari media ini adalah.
1. Medium ini memberikan kesempatan untuk memilih materi-materi yang
sesuai dengan kemampuannya dan kepentingannya.
2. Medium yang diwakili oleh pers ini tidaklah terikat oleh waktu dalam
mencapai khalayaknya bahkan mereka secara bebas dapat melihat kembali
materi yang telah dibacanya untuk mengingatkannya, atau menguatkan
ingatannya
47
3. Media yang berbentuk tulisan ini juga dapat mengembangkan suatu topik
yang diinginkan.
4. Media ini selanjutnya hidup dan berkembang dalam keadaan tidak diikat
oleh standar tertentu dalam hal konten keseluruhan dibanding pada
medium-medium yang lainnya. la memiliki kelebihan yang luas dan
kebebasan gaya yang lebih besar dalam memenuhi selera pembaca.
5. Media yang dapat ditangkap oleh mata ini dapat memiliki prestise yang
tinggi, justru karena dalam pembentukan prestise yang bersifat khusus,
dapat membentuk dengan aplikasi khusus, berdasarkan kepada kebiasaan
membaca yang di dalamnya tercakup perhatian dan kesenangan untuk
membaca (Aziz, 2004: 150-151).
Dengan sedikitnya waktu yang digunakan media cetak sebagai media
dakwah maka media cetak dapat dianggap sebagai media dakwah, karena
dengan menggunakan waktu relatif singkat. Akan tetapi mengenai
keefektivitasannya media cetak masih kalah dibanding dengan dakwah dengan
cara pengorganisasian, sebagaimana yang terkenal sekarang adalah dakwah
fardiyah. Dalam dakwah fardiyah ini adalah seorang Da'i mengajak kepada
orang lain secara perseorangan dengan tujuan memindahkan mad'u dengan
tujuan merubah suatu kesadaran yang lebih baik dan diridloi Allah SWT.
Ciri khas sistem komunikasi dengan menggunakan media massa Islam
penyampaian informasi kepada pembaca mengenai amar ma'ruf nahi mungkar,
seperti diterangkan dalam al-Qur'an karim surat Ali-Imron ayat 104 sebagai
berikut:
48
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عـن المنكـر
وأولـئك هم المفلحون
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Depag RI, 1993: 93).
Pada dasarnya sistem komunikasi massa Islam adalah menyebarkan
(menyampaikan) informasi kepada pendengar, pemirsa atau pembaca tentang
perintah dan larangan tuhan. Hal ini berarti bahwa semua proses komunikasi
Islami harus terikat pada norma-norma agama Islam, semakin modern suatu
masyarakat semakin kompleks pulalah sistem komunikasinya, sepertinya
semakin rumitnya interaksi sosial didalamnya (Muis, 2001: 5).
Aktivitas media cetak sebagai media dakwah harus ditunjang dengan
sistem teknologi yang canggih. Terlebih lagi bag: media massa Islam, karena
mau tidak mau harus modern. Hal ini bisa ditunjang dengan sarana Internet,
sebagaimana yang telah dilakukan majalah Ummi on line, ini prestasi yang
membanggakan bagi umat Islam.
47
BAB III
PESAN DAKWAH MELALUI KOLOM TAFAKUR MAJALAH UMMI
EDISI JULI 2006- DESEMBER 2006
3.1.Sejarah Singkat Majalah Ummi
Majalah Ummi diterbitkan atas kehendak mewujudkan media massa
Islami yang mampu mendorong menjadi kritis dan berkualitas, yaitu bangsa
mampu sederajat dengan bangsa lain yang maju di dunia. Memegang nilai
spiritualitas sebagai perwujudan pancasila sebagai filsafat bangsa. Serta
memiliki arah gerak seperti digariskan Undang- Undang Dasar 1945.
Kehendak melahirkan masyarakat demikian sejak dengan tujuan, cita-
cita dan program kerja ikatan cendekiawan muslim yang terbentuk pada
tanggal 5 Desember 1990. Salah satunya program ICMI yang disebarkan di
seluruh Indonesia antara lain mencerdaskan bangsa melalui program 5k yaitu:
kualitas keimanan, kualitas hidup, kualitas kerja, kualitas karya, kualitas
berfikir.
Untuk mewujudkan program penerbitan sebuah majalah Islam yang
keberadaannya sangat dibutuhkan seluruh umat manusia khususnya umat
muslim di dunia karena dengan majalah Islam itulah masa depan generasi
penerus bangsa menjadi berkualitas. Majalah yang bermarkas di Utan Kayu
Jakarta ini adalah majalah Islami yang terbit sejak april 1989. yang diterbitkan
oleh PT Insan Media Pratama.
48
Majalah yang mengusung slogan identitas wanita Islami. Majalah ini
sangat diminati oleh pakar muslimah dewasa yang kelak akan menjadi bekal
berumah tangga.
Mulai dari rubrik Tafakur, advertorial, tamu kita, bahasan utama,
mutiara Islam, artikel, dapur Ummi, fiksi, keluarga dan cantik, sedangkan
berbagai artikel yang membahas mengenai tema dari ufuk dalam dan luar
negeri. Media dan kita, pergaulan, ragam, nuansa, kehidupan selalu menjadi
sajian pada majalah ini.(http://www.ummi group or id)
3.2.Pesan Dakwah Pada Kolom Tafakur Pada Majalah Ummi
3.2.1. Tinjauan umum kolom Tafakur
Untuk menarik pembaca, majalah Ummi mempunyai ciri khas
dalam kolom Tafakur. Majalah Ummi adalah majalah islami yang
ditujukan tidak hanya untuk orang Islam, akan tetapi juga untuk umat
manusia seluruhnya. Yang menjadi latar belakang kolom Tafakur adalah
1. Konsep yang disodorkan dimasukkan sebagai nasehat atau inti dari
pelajaran yang tidak menggurui. Artinya melalui kolom tafakur ini
masyarakat diajak mencermati nasehat yang disajikan tanpa harus
menggurui beberapa peristiwa dalam kejadian sehari-hari lewat
bahasa yang ringan dan penuh dengan pemikiran.
2. Kolom Tafakur ini menjadi ciri khas dan Jaya tarik tersendiri serta
media yang menyangkut pembaca dengan kolom Tafakur .bagi
masyarakat khususnya bagi muslimah di seluruh Indonesia.
49
Secara umum materi kolom Tafakur dapat diklasifikasikan
menjadi empat bidang pembahasan pokok yaitu: akhlak, aqidah dan
syari'at. Untuk mengetahui gambaran materi kolom Tafakur berikut
contoh materi kolom Tafakur yang dimuat dalam majalah Ummi edisi
Juli 2006- Desember 2006.
3.2.2. Pesan Dakwah Pada Kolom Tafakur Dalam Majalah Ummi
Berikut akan dipaparkan tentang kolom tafakur dari edisi Juli-
Desember 2006.
1. "OPPORTUNITY LOSS" (Kolom Tafakur No. 3/XVIII Juli
2006/1427 H)
Ketika tanding sepak bola antara Swedia dan Trinidad-Tobago di awal piala dunia 2006 lalu berakhir seri 0-0 kubu pendukung Trinidad- Tobago bersorak sorai dengan sorot keceriaan nampak membuncah di wajah-wajah mereka. Sebaliknya kubu Swedia nampak bermuram durja menahan rasa getir dan kecewa yang terpahat pada bahasa tubuh mereka yang layu, lunglai dan kehilangan semangat.
Dihitung secara sistematis, hasil yang dituai oleh kesebelasan T&T maupun Swedia sama saja. Mereka disebut seri, tak ada yang kalah tak ada yang menang. Namun, mengapa Swedia bisa begitu berduka sementara para pendukung T&T begitu bersemangatnya? Jawabannya adalah karena opportunity loss.
Dalam kajian manajemen opportunity loss adalah kondisi merugi yang berasal dari hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan dimasa depan, karena terabaikanya waktu, atau momen tertentu.
Bagi kesebelasan sekuat Swedia, T&T adalah lawan ecek-ecek yang semestinya mudah ditaklukkan. Sebab diukur dari berbagai sisi, Swedia jelas memiliki kesempatan memang jauh lebih besar. Membukukan kemenangan atas T&T akan meluluskan jalan Swedia menuju putaran berikut. Ketika Rasulullah bersabda : ingatlah lima sehat kaya, muda, waktu luang dan hidup sebelum datangnya lima sakit, miskin, tua ,sibuk, dan mati. Namun begitu banyak waktu kita nyata nya habis tergerus kelalaian sehingga
50
peringatan Rasulullah telah terbukti? Keburu sakit, miskin, tua, sibuk, atau terlanjur mati.
Kesempatan shalat malam, misalnya datang setiap hari. Talc banyak, lebih dari sepertiga waktu malam hingga subuh menjelang namun, sebagian besar kita secara sadar lebih memilih asyik di buai mimpi secara kasat mata memang tak ada yang dirugikan, tak berdosa pula, karena shalat malam "hanyalah" ibadah sunnah. Namun mengingat janji Allah yang begitu besar pada mereka yang menunaikan shalat malam diberi ampunan dan diampuni dosa-dosanya maka melewati hari tanpa shalat malam sesungguhnya merupakan sebuah opportunity loss.
Begitu pula, membaca Al-Qur'an yang bisa dilakukan setiap saat sehabis shalat di kendaraan umum. Mudah dan sama sekali tidak ada paksaan tetapi betapa seringnya kita abai dan menorehkan kembali catatan opportunity loss karena kehilangan kesempatan menghilangkan 10 hingga 1000 kali lipat kebaikan dari setiap satu huruf Al-Qur'an yang kita baca.
Pergi berhaji tidak bisa terjadi setiap sekali. Begitu pula kesempatan berjihad di jalan Allah. Namun kesempatan untuk menebar senyum, berlapang dada, memberi maaf, mengulurkan sedekah, hingga meninggalkan kegiatan dan perkataan yang sia-sia datang menghampiri setiap hari. Tinggal kita membuat pilihan: meraih kesempatan berharga ini untuk membukukan amal saleh atau lagi-lagi menumpuk catatan opportunity loss dan menjadi manusia merugi. WAllahu'alam bishawab.
2. "MERDEKA" ((Kolom Tafakur No. 4/XVIII Agustus 2006/1427 H)
Agustus ini, kita memperingati masa 61 tahun kemerdekaan Indonesia. Lepas dari cengkeraman penjajahan dan bebas menentukan nasib sendiri. Impian soal kemakmuran memang belum semua terwujud.
Namun, semua itu tetap tak menghilangkan untaian syukur yang terus dirangkai atas realita merdeka yang mengeluarkan Indonesia dari cengkeraman pendudukan atas tanah, bumi, sumberdaya alam, Berta jiwa-jiwa merdeka anak negeri.
Kalau dipikir-pikir kenapa kita mesti ngotot memproklamirkan diri sebagai bangsa merdeka? Tak bisakah masa 350 tahun berada dalam penguasaan kerajaan belanda yang disambung dengan penguasaan kerajaan belanda yang disambung dengan penguasaan sang saudara tua menjadi alasan bagi bangsa Indonesia untuk berpasrah saja untuk menjadi bagian dari negeri- negeri asing itu? Misalnya melebur sebagai warga belanda atau jepang, atau merelakan hati untuk hidup damai dan berbagai "hati" dan "bumi" dengan mereka? Separuh wilayah menjadi milik kita, separuh lagi buat mereka. Adil bukan?
51
Ketika bangsa kita tengah berhikamat menggelar upacara peringatan hari kemerdekaan lengkap dengan ritual. , panjat pinang, balap karung, dan makan kerupuk, berjuta penduduk PALESTINA menangis.
Kemerdekaan bagi bangsa Palestina tak buahnya sebuah mimpi, Jangan pikir untuk membangun negeri, sekedar makan, minum bahkan merancang rencana hidup esok tak pernah pasti.
Padalah, tengoklah sejarah ribuan tahun bangsa kanan, Mesir, Romawi, Persia, Byzanyium, dan arab memerintahkan negeri Palestina, terakhir sejak tahun 600an hingga 1948, muslim Palestinalah yang memerintah keseluruhan negeri itu. Mayoritas mereka terdiri atas keturunan bangsa Arab dan sebagian kecil dari mereka adalah keturunan bangsa Israel.
Yahudi, nasrani dan Islam tumbuh berdampingan hingga kedok Yahudi terkuak. Keinginan mereka untuk mendirikan negara Yahudi begitu meluap. Atas dukungan inggris dan amerika para Yahudi melakukan lobi internasional untuk menduduki dan menguasai negeri Palestina. Hingga pada tahun 1948, PBB, membagi dua tanah Palestina bagi bangsa Palestina dan bangsa Israel.
Sakitnya bangsa Palestina sudah dapat dibayangkan namun itu belum cukup. Dengan pongah Yahudi sang penjajah terus merangsek merampas tanah hak dan kehormatan bangsa Palestina lewat beragam cara: penyerangan, penangkapan, pengeboman, dan penggalangan kekuatan dari negeri-negeri asing diluar Saria.
Tak cukup ditembaki, dibom bardir, diusir, dan disingkirkan kebalik tembok pembatas pun dikuras listrik dicabut, pasokan BBM, disumbat, bantuan pangan dan obat- obatan dihambat, penghasilan pajak mereka diemban dan ekonomi mereka diembargo beramai-ramai oleh pemerintah Israel, Amerika dan dunia Eropa.
Hampir seluruh mata dunia menyaksikan, sekian banyak warga sipil perempuan dan anak-anak harus meregang nyawa akibat serangan demi serangan bersenjata pasukan Israel berbentuk beragam revolusi tak pernah digubris dan tak ada yang kuasa menegakannya.
Kalau sudah begini kepada siapa legitimasi bangsa Palestina bisa berharap kecuali kepada Rabbna dan kepada mereka yang bisa memahami kondisi mereka. sebab kami benar -benar memahami apa arti kemerdekaan yang kami perjuangkan sejak beratus tahun lalu di negeri ini. Kami mungkin saja miskin, Palestina, tetapi do'a dan sedikit dana kami akan terus mengalir sebagai dukungan penuh bagi dirimu. Karena kami sangat memahami bahwa segala bentuk penjajahan memang harus dihapuskan. (Zirlyfera Jamil).
52
3. "BERSIAPLAH" (Kolom Tafakur No. 5/XVIII September
2006/1427 H)
Ramadan menjelang tiba. Bulan penuh berkah yang memberi banyak kebaikan. Yang pahala berlipat, ya ampunan dari segala salah dan dosa. Bahkan sebuah janji akan pembebasan diri dari api neraka. Pada mereka yang beriman dan sungguh-sungguh menjalaninya tentu. Dan siapakah yang maha menepati janji kecuali Allah?
"Telah datang kepadamu bukan Ramadhan penghulu segala bulan. Maka sambutlah kedatangannya. Telah datang bulan shiyam membawa segala keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.
Setiap kebaikan yang datang memang selayaknya disambut dan diiringi dengan persiapan-persiapan. Agar berkesan lebih lama. Dan terpetiklah semua manfaat sebanyak- banyaknya. Seorang tokoh masyarakat atau bejabat dari tingkat pusat saja. Dan berkunjung didaerah kita akan kita persiapkan penyambutannya sebaik-baiknya. Agar Islam terkesan dan tidak tampak mengesankan. Baginya sebuah penghormatan dan rasa sayang dan kita berharap memperoleh perhatian sekaligus kalau bisa bantuan kesejahteraan.
Begitu pula bila peluang kebaikan yang datang. Kesempatan berdagang gratis satu pekan di alun- alun kota misalnya. Pastilah tak akan disia-siakan para pedagang. Sejak pagi mereka tentu sudah mengantri demi memperoleh tempat terbaik. Dan sedangkan mungkin menata cantik barang jualan agar dilirik pembeli.
Dan inilah ramadhan tamu yang membawa berjuta peluang kebaikan, sebagaimana Rasulallah telah menyabdakan setiap kali bulan mulia itu datang.
"Ramadhan tiba, selamat datang bylan yang mensucikan. Ramadhan datang kepadamu bulan berkah. Allah melimpahkan rahmat dan menghapus segala kesalahan dan mengabulkan doa. Maka carilah kebaikan untuk dirimu dari Allah, karena orang yang celaka adalah orang yang diharamkan dari rahmat Allah.
"Sesungguhnya telah datang padamu bulan ramadhan, bualan yang diberkahi, Allah memerintahkan berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan segala pintu surga, segala dikunci pintu neraka, dan dibelenggu syetan-syetan. Didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barang siapa yang tidak diberikan kebajikan malam itu, berarti teluh diharamkan baginya segala rupa kebajikan-(HR: Ahmad, Annasi dart Al Baihaqi).
53
Luar biasa! Sungguh amat luar biasa semua peluang yang ditawarkan itu. Kapan lagi kesempatan istimewa ini bisa kita dapati? Menunggu tahun demi tahun yang akan datang. Belum pasti, bahkan menjejakkan tubuh dan jiwa pada ramadhan esok hari pun belum tentu terlaksana. Maka apakah kita semua tak tergiur untuk menyambut ramadhan dan mengharap bisa meraih semua peluang keberkahan yang tersedia?
Ramadan dapat diibaratkan laksana laut yang menyimpan ikan, udang, cumi-cumi, rumput laut hingga mutiara. Gratis dan terbuka luas bagi siapapun yang ingin mengumpulkanya. Terserah pada manusialah untuk sekedar membawa ember, alat pancing, menebar jala atau mengupayakan kapal hingga menyiapkan peralatan selam canggih demi memaksimalkan perolehan.
Ramadhan telah menjanjikan lebih dari sekedar isi samudra. Ada pahala berlipat ganda, ada nilai ibadah sunnah yang diperhitungkan sebagai yang wajib. Ada doa yang dikabulkan, ada dosa yang dimaafkan. Ada neraka yang dijauhkan dan surga yang di dekatkan. Dan ada salah satu malam yang ada keberkahan luar biasa, yang bila kita raih malam itu, maka ganjarannya luar biasa yaitu senilai dengan ibadah kita selam 83 tahun lamanya.
Masih kita tak tergiur dan berlomba ingin meraihnya? Maka ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban ini, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan Allahuma bariklana flu rajabi wa sya'ban, wa balighna ramadhan. Amin. (Zirlyfera Jamil)
4. "PERCEPATAN AMAL" (Kolom Tafakur Edisi Spesial Oktober
2006/1427 H)
Dalam waktu 24 jam sehari, percepatan diri kita mengukir prestasi amal saleh seringkali kalah dengan percepatan kita ukir kelalaian. Berapa banyak sih waktu yang kita habiskan untuk beribadah, berdzikir, bertafakur, berpikir atau berdakwah bila dibandingkan dengan waktu kita untuk bersenda gurau, pesta pora, makan tidur, melamun hingga sibuk mencari kenikmatan dunia.
Dari yang sedikit pun bisa jadi tak cukup kuat pula kualitasnya. Padahal, ibarat emas amal tak hanya cukup diukur dari banyak (berat) namun juga dari seberapa murni kualitas (karat)nya.
Maka bagaimana jadinya bila shalat yang khusyuk, sedekah yang tak ikhlas, membaca qur'an yang taka rutin, haji yang riya, senyum yang palsu, ketaatan yang terpaksa terus saja bertanding dengan iri yang dipupuk, dengki yang mungkar, marah yang membara hasut yang luas hingga hibah yang rutin dan intensif? Apa tidak akan tekor bila kelak ditimbang berbanding.
54
Manusia yang bangkrut di hari kiamat, jelas rasulAllah adalah mereka yang datang dengan sejumlah besar pahala kebaikan, namun habis dipakai nomboki dosa dan salah mereka yang datang dengan amalan sedikit, tak puma pul? Naudzubillahi min dzalik.
Waktu yang bergulir memang tidak akan kembali. Maka, merugilah kita semua bila tak pandai memanfaatkan waktu dan mengelola agar setiap helaan nafas tak menjadi Dalam hal ini Allah berfirman bahwa manusia adalah sosok merugi kecuali mereka yang beriman, beramal saleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (QS 103 ayat 3).
Lantas, berkaitan dengan upaya membukakan amal saleh ini, apa yang bisa dilakukan agar kita tidak menjadi sosok merugi di yaumil akhir nanti? Pertama amal saleh itu tentu harus dimunculkan secara berkualitas, mumi laksana emas 24 karat. Dan ini hanya bisa diperoleh dengan cara mengikhlaskannya semata-mata karena Allah. dalam keadaan berat maupun ringan, miskin maupun kaya, suka ataupun duka, berpotensi dipuji atau dicaci maki manusia. Semua tak jadi masalah karena toh landasan dasarnya hanyalah keinginan memperoleh ridho-Nya.
Kedua Amalan mestinya diupayakan berlangsung secara rutin, berkesinambungan, tak kenal kata lelah, bosan, atau malas sekalipun kecil saja nampaknya dalam ukuran keseharian. Untuk itu Rasulallah SAW menjelaskan: "amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara teratur meskipun hanya sedikit. Maka jangan anggap enteng seratus dua ratus rupiah yang kita infaqkan pada masjid. Ataupun sekedar memaafkan kesalahan orang lain setiap malam menjelang tidur. Kecil namun kalau dilakukan secara rutin tentu menjadi besar nilainya disisi Allah.
Ketiga, Jangan biarkan momen- momen keutamaan yang bisa menjadi ladang percepatan amal saleh lewat begitu saja. Sunnah-sunnah yang dianjurkan dan memiliki keutamaan tersebar di berbagai kesempatan. Diantara qiyamullail, shalat dhuha, puasa 3 hari ditengah bulan, dzikir di pagi dan petang hari, ,bersedekah, bersilaturahmi, hingga tilawah qur'an yang pada setiap pembacanya satu hurufnya Allah janjikan pemberi 10 kebaikan bagi diri manusia.
Itu masih di hari- hari biasa apalagi diukir pada suatu momen istimewa, ramadhan yang memberi peluang percepatan amal saleh lebih besar dan lebih banyak lagi. Sesuai dengan janji Allah akan keberkahan dan pahala yang berlipat ganda.
Memang tak ada yang tahu apa yang akan terjadi dengan diri kita esok hari. Maka menyiapkan bekal amal saleh adalah satu upaya logis agar kita tak terperosok menjadi sosok merugi apalagi bangkrut dimasa pensiun dari dunia nanti. Sesuai sabda Rasul sesungguhnya orang cerdas bukanlah orang yang banyak akalnya, tetapi orang yang sibuk mempersiapkan bekal akhiratnya.
55
Nah, kalau menyiapkan deposito demi pendidikan anak di masa depan saja kita gigih betul, apalagi mengumpulkan deposito kebaikan demi kesejahteraan hidup yang abadi nanti kan? (Zirlyfera Jamil).
5. "LUPA" (Kolom Tafakur No. 7/XVIII Nopember 2006/1427 H)
Manusia memang sudah takdirnya dibekali potensi istimewa: mudah lupa. kenapa istimewa? Karena memang banyak hal dalam hidup yang kita sepenuh hati kalau bisa kita lupakan. Kesedihan, ketakutan, kesulitan, kesalahan hingga rasa malu termasuk beberapa hal yang begitu inginnya kita lupa.
Dan karena lupa inilah sebuah fitrah manusia pulalah maka kesalahan, kekhilafan bahkan pelanggaran yang dilakukan seseorang karena dia lupa tak akan tercatat sebagai sebuah dosa. Sekalipun hal itu berkait dengan ibadah khusus kepada Allah swt semisal minum di siang hari di bulan Ramadhan.
Namun, tentu saja hanya lupa yang sebenar-benarnya kepala yang bisa mendapat kompensasi khusus ini. Yaitu lupa yang muncul karena sebab-sebab alami dan terjadi bukan oleh sebab kita secara sadar ingin melupakannya.
Sebab dalam prosesnya melupakan sesuatu memang bisa disebabkan oleh sebab-sebab alami- terlupa dengan sendirinya-atau bisa juga dikarenakan kita berusaha keras tidak mengingat-ingatnya tidak, mengungkitnya, dan membenamkannya dalam-dalam ke lapisan terbawah, sehingga sesuatu itu lama-lama terlupa juga, atau yang ketiga bisa juga sesuatu menjadi terlupakan dikarenakan karena adanya pengabaian sebagaimana nasib Adam yang pernah abai pada larangan Allah sehingga dia pun "lupa" dan memakan buah terlarang.
Dan sungguh, telah kami pesankan kepada Adam dahulu, namun dia lupa dan kami tidak mendapati kemauan yang kuat pad dirinya."(Thaha: 115).
Secara umum, banyak faktor bisa mempengaruhi mudah atau sulitnya sesuatu untuk dilupakan. Diantaranya adalah faktor fisik, semisal kemampuan memori dalam, tentang usia dimana orang yang sangat muda atau sangat tua mudah untuk lupa. Intensitas serta seberapa dalam pengaruh suatu hal atau kejadian membekas pada diri kita.
Tetapi diluar faktor-faktor alami tadi, khusus untuk masalah lupa yang disebabkan masalah lupa, yang disebabkan pengabaian, Faktor pengendali diri sangat besar perannya. Lihat saja kasus Adam As. dalam berbagai riwayat, kita tahu bahwa syetanlah yang membujuk Adam mendekati pohon khuldi dan mengambil buahnya. Namun Adam sebagai pribadi mandiri tak bisa menyalahkan setan.
56
Kekhilafan Adam, pengabaian pada larangan Allah, kendali dirinya yang lemah tetap saja berujung pada teguran Allah meski dia dikatakan "lupa". Sebab Adam lah yang menentukan nasibnya untuk bertindak sesuai dengan nafsunya dan terlupa. Adam telah bersalah, memohon ampun dan diampuni. Dan pelajaran dari bapak manusia ini semestinya cukup untuk membuat diri kita bertanggung jawab atas apa-apa yang bisa membuat kita lupa pada berbagai larang an atau bahkan perintah Allah.
Setiap kali ramadhan berlalu, pada rentang hari-hari syawal, berbagai kesibukan telah mengiring banyak diri melupakan apa-apa yang sudah dibangun dengan susah payah sebulan lamanya. Memurnikan ibadah, meminimalisir. dosa, memperbanyak dzikrullah dan yang terpenting menahan hawa nafsu, seolah berakhir seiring dengan datangnya fajar hari raya Idul Fitri. Jilbab dilipat, Al-Qur'an dikembalikan pada lemari dan kendali diri dilepas lagi dalam kebebasan sepenuh hati.
Manusia memang sudah takdirnya mudah lupa namun sebagai mana Adam yang tatap ditegur dalam hal kelupaannya, itupun kita tentulah akan ditanya mengenai apa-apa yang kita kerjakan, dan apaapa yang kita kerjakan dan sungguh, Allah sekali-kali tidak lupa "dan tidaklah Jibril turun kecuali atas perintah Tuhan mu". Miliknyalah segala yang ada dihadapan kita, dibelakang kita dan segala apa yang ada diantara keduanya dan sungguh tuhanmu tidak lupa."
6. "NIAT BAIK" (Kolom Tafakur No. 8/XVIII Desember 2006/1427
H)
Momen akhir tahun sering digunakan orang untuk merancang berbagai rencana kerja masa depan termasuk rancangan target- target individu. Memiliki sebentuk niat memang merupakan awal yang baik bagi sebuah rencana maupun keinginan. Karena dari niatlah sebuah amalan akan diperhitungkan apakah termasuk dalam proyek amal saleh yang berlandas keikhlasan ataukah amal saleh yang berbalut keriyaan.
Bahkan begitu berharganya niat baik, sampai- sampai sebelum ditunaikan pun dia telah dicatat sebagai sebuah kebaikan, apalagi bila kemudian kita berhasil mewujudkannya. Balasan kebaikannya pun tentulah lebih besar lagi.
Dan bila niat telah dibulatkan tentulah tak ad pilihan lain kecuali berproses melaksanakan rencana itu dengan sepenuh keikhlasan hingga sang niat berujud nyata atau Allah membatalkannya lewat berbagai uzur dan kendala. Makanya, tak ad
57
ceritalah kebaikan lewat koleksi niat baiknya yang ternyata hanya berupa beragam lintasan pikiran sesat. Memilikim sebuah niat memang merupakan awal yang baik untuk sebuah rencana maupun keinginan. Karena dari niatlah sebuah amalan akan diperhitungkan, apakah termasuk dalam proyek amal saleh yang berlandas keikhlasan ataukah amal saleh yang sayangnya berbalut keriyaan.
Maka merancang sebuah amal dengan landasan niat yang baik dan ikhlas tentulah menjadi keharusan bagi diri kita kelak dibangkitkan di hari kiamat bersama dengan amal- amal yang disisi Allah memiliki nilai kebaikan dan keikhlasan sesuai niat kebaikan dan keikhlasan sesuai dengan niat semula.
Meski demikian, tentulah kita perlu juga mengukur, apakah segala lintasan pikiran sesat yang berisi rencana kebaikan dapat dikategorikan sebagai sebuah niat baik? Rasanya bukan demikian. Sebab, lintasan pikiran baru merupakan angan-angan, impian sebuah rencana. Dia dapat mengerucut menjadi sebuah niat baik, manakala telah dikukuhkan sepenuh hati untuk dilaksanakan hingga menjadi sebuah tekad yang bulat.
Dan bila niat sudah dibulatkan, tentulah tak ada pilihan lain kecuali berproses melaksanakan rencana itu dengan sepenuh keikhlasan, hingga sang niat berwujud nyata atau Allah membatalkannya lewat berbagai uzur dan kendala. Makanya, tak ada ceritalah seorang mukmin bertekad mengumpulkan pahala kebaikan lewat `koleksi' niat baiknya yang ternyata hanya berupa beragam lintasan pikiran sesaat.
Apakah lintasan pikiran sesaat ini akan hilang seiring helaan nafas, ataukah dia mengerucut menjadi niat baik yang dibulatkan menuju amalan nyata, tidak ada yang tahu. Namun, sebagaimana impian yang baru dapat terwujud manakala kita bangun dan berikhtiar, maka niat baik pun baru dapat terukur manakala dia sudah diproses menjadi karya nyata.
Nah, dari sekian banyak lintasan pikiran hari ini, berapa yang telah mewujud menjadi niat baik? Ataukah semua berhenti hanya sampai pada level angan-angan semata? Semoga tidak demikian, semoga Allah memudahkan urusan kita dalam mewujudkan segala niat baik yang telah terekam di dalam hati dan pikiran kita. Aamiiin. (Zirlyfera Jamil).
Dari pemaparan kolom Tafakur edisi Juli-Desember 2006 dapat
dikatakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kolom Tafakur merupakan sebuah kolom renungan yang dibuat
oleh redaktur majalah Ummi.
58
2. Dalam setiap kolom didasarkan pada al-Quran dan Hadits.
3. Penyajian bahasa pada Kolom Tafakur ringan dan mudah
dipahami.
4. Secara khusus dari dalam kolom tersebut berisi tentang,
pemanfaatan waktu, syukur, kewajiban umat Islam berpuasa di
bulan ramadhan, pahala menjalankan amal soleh, lupa sebagai
pengukur kadar keimanan, dan tentang niat sebagai kunci dari
amalan. Setiap kolom akan dibagi menjadi 3 yaitu Aqidah,
Syariah, dan Akhlak.
59
BAB IV
ANALISIS PESAN DAKWAH PADA KOLOM TAFAKUR
DALAM MAJALAH UMMI
(Edisi Juli 2006- Desember 2006)
4.1. Analisis Pesan Dakwah Pada Kolom Tafakur Dalain Majalah Ummi
Majalah adalah sebuah media massa periodik yang bertitik tolak
dengan berita tetapi bisa juga tidak dan lebih bersifat hiburan. Majalah bersifat
terbit berakal dan teratur misalnya mingguan, bulanan maupun tengah
bulanan.
PT Insan Media Pratama yang mencoba untuk menerbitkan majalah
Islam pada april 1989, berusaha untuk memberikan dakwah Islam melalui
media cetak. Ciri khas dari majalah Ummi dibanding dengan majalah lain
yaitu di dalam majalah Ummi ada sebuah kolom pemikiran (Kolom Tafakur)
yang dibuat langsung oleh redaktur, sebagai kolom renungan bagi para
pembacanya.
Kolom Tafakur pada majalah Ummi berisikan tentang gagasan atau ide
dari penulisnya. Disini pada kolom Tafakur selalu ditulis oleh pimpinan
redaksi. Kolom ini dimaksudkan sebagai kolom renungan atau berfikir
kembali segala tingkah laku yang kita lakukan kemarin. Kesalahan yang
pernah kita lakukan dan juga terdapat solusi agar tidak melakukan kesalahan
yang kedua kalinya.
60
Setiap materi kolom Tafakur selalu didasarkan pada al-Qur'an dan
hadits. Materi yang disampaikan dengan tujuan untuk diambil hikmahnya dan
diamalkan, bukan hanya untuk jajaran redaksi majalah Ummi.
Materi dakwah merupakan sumber atau isi yang digunakan serta yang
akan disampaikan oleh subyek dakwah kepada obyek dakwah. Materi dakwah
yang merupakan isi ajakan. Semua ajaran, dari ide gerakan dalam rangka
mencapai tujuan dakwah. Sebagai isi ajakan dan ide gerakan dimaksudkan
agar pembaca ataupun masyarakat luas (sebagai obyek dakwah) mau
menerima dan memahami serta mengikuti ajaran tersebut sehingga ajaran
Islam ini benar-benar diketahui, dipahami, dihayati, dan selanjutnya
diamalkan, Sebagai pedoman hidup dan kehidupannya. Semua ajaran Islam
tertuang dalam al-Qur'an dan Hadits.
Adapun ajaran Islam sebagai materi dakwah dalam kolom Tafakur
secara garis besar terdiri dari tiga bidang pembahasan yaitu:
1. Bidang Aqidah
Aqidah sebagai sistem kepercayaan dan keimanan yang terpokok
pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan
keesaan Allah SWT. Dan ini menjadi landasan seorang muslim, baik yang
menyangkut sikap mental maupun sikap lakunya dan sifat yang dimiliki.
Aqidah merupakan materi yang sangat dibutuhkan dalam rangka
kegiatan dakwah, dan demikian materi atau pesan dakwah keagaman itu
penting terhadap kebenaran suatu agama Islam sebagai pondasi dalam
beragama. Oleh karena itu peranan aqidah, pelurusan aqidah pada setiap
61
pribadi dan masyarakat muslim dan upaya memberi rambu aqidah
merupakan hal yang esensi sehingga hal ini termanifestasi dalam setiap
aktifitas (ibadah) yang dilakukan manusia sesuai dengan yang
disyari'atkan Allah Swt. Maka sudah semestinya aqidah itu ditanamkan
pada diri seorang semenjak dilahirkan ke dunia.
LUPA
Manusia memang sudah takdirnya mudah lupa namun sebagai mana Adam yang tatap ditegur dalam hal kelupaannya, itupun kita tentulah akan ditanya mengenai apa-apa yang kita kerjakan, dan apa-apa yang kita kerjakan dan sungguh, Allah sekali-kali tidak lupa "dan tidaklah Jibril turun kecuali atas perintah Tuhan mu". Miliknyalah segala yang ada dihadapan kita, dibelakang kita dan segala apa yang ada diantara keduanya dan sungguh tuhan mu tidak lupa. "(Maryam: 64).
Pada kutipan kolom diatas dapat dikatakan bahwa, manusia
memang sudah ditakdirkan lupa. Dalam kolom tersebut juga dijelaskan
tentang faktor- faktor fisik yang mempengaruhi lupa yaitu, kemampuan
memori dalam, tentang usia dimana orang yang sangat muda atau sangat
tua mudah untuk lupa. Contoh lain mengenai lupa yaitu tentang kisah
Adam As yang lupa karena bujukan setan untuk mendekati pohon khuldi
dan mengambil buahnya.
Dari pelajaran diatas dapat diambil bahwasanya manusia yang
pada kodratnya sebagai makhluk yang sering lupa. Tuhan mengampuni
manusia yang lupa tidak sengaja. Akan tetapi, kadang- kadang manusia
tidak lupa tapi disengaja. Dalam hal inilah dapat dikatakan bahwasanya
Tuhan Maha.
62
Kategorisasi materi aqidah dalam pesan dakwah
No Judul Indikator
1 Lupa - Lupa adalah sebuah fitrah
manusia
- pelanggaran yang dilakukan
oleh seorang karena dia lupa
tidak tercatat sebagai dosa
- Faktor umum yang
mempengaruhi lupa diantaranya
faktor fisik yang sangat muda
atau sangat tua mudah untuk
lupa.
2. Bidang Akhlak
Akhlak yang mempunyai peranan yang sangat penting dan
menentukan dalam kehidupan dan pergaulan yang bersifat umum. Akhlak
yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah
SWT, maupun secara horisontal dengan sesama manusia dan seluruh
makhluk Allah. logisnya yang punya kebiasaan berakhlak rendah akan
selalu dikucilkan dimana-mana. Tetapi sebaliknya orang yang berakhlak
mulia selalu disenangi dalam lingkungannya sebagaimana Nabi
63
Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak. Contoh kolom Tafakur
dalam hal akhlak yaitu:
a. Niat Baik
Dengan demikian adanya suatu kebiasaan dalam berbudi pekerti (akhlak) yang tertanam pada diri pribadi umat sehingga diharapkan akan muncul suatu perbuatan yang baik dengan cara teratur. Perilaku ini sangat penting dalam mengembangkan isi dari materi dakwah karena ini ada kaitannya dengan keimanan dan keislaman seseorang. Maka merancang sebuah amal dengan landasan niat yang baik dan ikhlas tentulah menjadi keharusan bagi diri kita kelak dibangkitkan di hari kiamat bersama dengan amal- amal yang disisi Allah memiliki nilai kebaikan dan keikhlasan sesuai niat kebaikan dan keikhlasan sesuai dengan niat semula.
Dalam kolom diatas dapat disimpulkan bahwa, ketika kita
punya niatan untuk melakukan kebaikan maka kita harus konsekuen
dengan niat kita. Dan bila niat sudah dibulatkan tentulah tak ada
pilihan lain kecuali berproses melaksanakan rencana itu dengan
sepenuh hati, keikhlasan, hingga niat berujud nyata atau Allah
membatalkannya lewat berbagai uzur dan kendala.
b. Opportunity Loss
Ingatlah lima sehat kaya, muda, waktu luang dan hidup sebelum datangnya lima-sakit, miskin, tua ,sibuk, dan mati. Namun begitu banyak waktu kita nyata nya habis tergerus kelalaian sehingga peringatan Rasulullah telah terbukti? Keburu sakit, miskin, tua, sibuk, atau terlanjur mati.
Dari kolom diatas dapat disimpulkan bahwasanya manusia
yang benar-benar beruntung adalah manusia yang bisa melaksanakan
falsafah kehidupan yaitu lima sebelum lima. Pesan yang terkandung
yaitu bagaimana manusia dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk
beribadah kepada tuhannya. Memang sangat sulit melakukan hal yang
64
begitu, akan tetapi ketika kita sudah mau berniat maka Allah akan
membantu kita dalam kesusahan.
c. Merdeka
Namun, semua itu tetap tak menghilangkan untaian syukur yang terus dirangkai atas realitas merdeka yang mengeluarkan Indonesia dari cengkraman pendudukan atas tanah, bumi, sumber daya alam, serta jiwa-jiwa merdeka anak negeri.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa, ketika manusia
mendapatkan kenikmatan yang luar biasa dari Tuhan haruslah mereka
bersyukur. Seperti halnya Indonesia yang telah diberikan
kemerdekaan. Akan tetapi walaupun sudah diberikan kemerdekaan
bangsa Indonesia masih saja kurang bersyukur. Sehingga Tuhan
memberikan banyak sekali bencana-bencana. Seandainya penduduk
Indonesia mau menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi
larangannya pasti Tuhan akan menambah nikmat yang telah diberikan.
Kategorisasi Pesan Dakwah Dalam Bidang Akhlak
No Judul Indicator
1 Niat baik - Niat merupakan awal yang baik
bagi sebuah rencana manapun
- Dengan niat sebuah amalan
akan diperhitungkan
2 Opportunity Loss - Ingatlah lima sebelum lima
sehat, kaya, muda, waktu luang,
65
dan hidup sebelum dating sakit,
miskin, tua, sibuk, dan mati
- Memanfaatkan waktu sebaik-
baiknya. Seperti contoh
melakukan sholat pada waktu
1/3 malam hingga subuh
- Kesempatan menebarkan
senyum berlapang dada,
memberi maaf, mengeluarkan
sedekah, hingga hingga
meninggalkan kegiatan dan
perkataan yang sia-sia.datang
menghampiri setiap hari.
3. Merdeka - Untaian rasa syukur yang terus
dirangkai atas realita merdeka
yang mengeluarkan Indonesia
dari penjajahan
- Rasa syukur yang kurang bisa
dipahami yaitu dengan tidak
bisa menjadi kedamaian atau
ketentraman Negara dengan
membuat sebuah problem yang
mengakibatkan perpecahan.
66
3. Bidang Syari'at
Syari'at yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas
manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupan. Mana yang
boleh dilakukan, dan yang tidak boleh, mana yang halal dan haram
ataupun yang mubah dan sebagainya. Dan ini juga menyangkut hubungan
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesamanya
(habluminallah dan habluminaannas).
Sehubungan dengan uraian beberapa materi diatas, dalam bukunya
metodologi dakwah, Drs. Dzikron Abdillah menyatakan bahwa subyek
dakwah harus mengadakan seleksi dari materi dakwah yang akan
disampaikan kepada obyek dakwah.
Materi dakwah perlu diadakan seleksi, karena tidak mungkin
menyajikan dakwah dari semua materi dakwah yang ada dengan sekaligus
kepada mad'u. hal ini dikarenakan situasi dan kondisi obyek dakwah itu
berbeda- beda dari materi dakwah yang luas. Oleh karenanya di dalam
kolom Tafakur materi dakwah hanya memuat tiga materi yaitu: aqidah,
akhlak, dan syari'at. Sehingga ini diharapkan agar ajaran Islam benar-
benar dapat dipahami dan diamalkan.
a. Percepatan Amal
Maka bagaimana jadinya bila shalat yang khusyuk, sedekah yang tak ikhlas, membaca qur'an yang taka rutin, haji yang riya, senyum yang palsu, ketaatan yang terpaksa terus saja bertanding dengan iri yang dipupuk, dengki yang mungkar, marah yang membara hasut yang luas hingga hibah yang rutin dan intensif? Apa tidak akan tekor bila kelak ditimbang berbanding.
67
Dalam kolom di atas dapat disimpulkan bahwa Allah tidak
menyukai orang yang pamer atau riya. Allah akan menimbang amalan-
amalan yang dilakukan manusia semasa di dunia. Seperti contohnya
yaitu haji, membaca al-qur'an, shalat yang khusyu tapi atas dasar
ikhlas semata-mata karena ridho Allah. kewajian manusia kepada allah
seperti melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Allah
akan menimbang amalan yang kita lakukan kelak nanti diakhirat.
b. Bersiaplah
"Ramadhan tiba, selamat datang bulan yang mensucikan. Ramadhan datang kepadamu bulan berkah. Allah melimpahkan rahmat dan menghapus segala kesalahan dan mengabulkan doa. Maka carilah kebaikan untuk dirimu dari allah, karena orang yang celaka adalah orang yang diharamkan dari rahmat Allah. "Sesungguhnya telah datang padamu bulan ramadhan, bulan yang diberkahi, allah memerintahkan berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan segala pintu surga, segala dikunci pintu neraka, dan dibelenggu syetan- syetan. Didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barang siapa yang tidak diberikan kebajikan malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan "(HR: Ahmad, Annasi dan Al Baihaqi).
Kolom ini menjelaskan tentang kewajiban manusia untuk
melaksanakan puasa ramadhan. Allah akan melimpahkan rahmatnya
dan menghapus segala dosa pada bulan yang suci. Mau tidak mau
manusia khususnya orang islam wajib melaksanakan puasa pada bulan
Ramadhan kecuali kalau memang tidak mampu. Tidak mampu disini
ditentukan oleh hukum Islam yaitu orang yang sudah tua, wanita
hamil, orang yang sedang sakit dan lain sebagainya.
68
Kategorisasi Bidang Syariah
No Judul Indikator
1 Percepatan amal - Amal saleh itu harus
dimunculkan secara
berkualitas dan diperoleh
dengan cara mengikhlaskan
semata-mata karena alloh.
- Amal selamanya dilakukan
secara rutin
berkesinambungan tak
kenal lelah, bosan atau
malas sekalipun.
- Jangan melewatkan momen
keutamaan yang menjadi
ladang percepatan amal
saleh lewat begitu saja
2 Bersiaplah - Bulan Ramadhan adalah
bulan penuh berkah yang
memberi banyak kebaikan
dan bulan penuh ampunan
- Bulan Ramadhan adalah
bulan suci umat Islam
dimana umat Islam wajib
69
melakukan suatu ibadah
yaitu puasa sebulan penuh
lamanya.
4.2. Analisis Bentuk Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Kolom Tafakur
Dalam kaitannya dengan hal tersebut penulis melihat secara garis besar
bahwa materi dakwah yang disampaikan kolom Tafakur berdasarkan empat
hal
1. Dakwah Bentuk Deskripsi
Bentuk penyampaian pesan dalam kolom tafakur adalah sebagai
berikut: Ramadhan tiba, selamat datang bulan yang mensucikan.
Ramadhan datang kepadamu bulan berkah. Allah melimpahkan rahmat
dan menghapus segala kesalahan dan mengabulkan doa. Maka carilah
kebaikan untuk dirimu dari karena orang yang celaka adalah orang yang
diharamkan dari rahmat allah.
"Sesungguhnya telah datang padamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah memerintahkan berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan segala pintu surga, segala dikunci pintu neraka, dan dibelenggu syetan-syetan. Didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barang siapa yang tidak diberikan kebajikan malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan "(HR: Ahmad, Annas dan Al Baihaqi).
Kolom Tafakur pada majalah Ummi menggunakan dakwah bentuk
deskriptif yang isinya menggambarkan secara detail ataupun garis besar
tentang suatu masalah sehingga pembaca mengetahui masalah yang
dikemukakan. Dari contoh diatas dapat dikategorikan bahwa kolom ini
70
menjelaskan tentang masalah ramadhan secara detail. Bahwasanya puasa
di bulan Ramadhan itu wajib dijalankan bagi umat muslim.
Lantas, berkaitan dengan upaya membukakan amal saleh ini, apa yang bisa dilakukan agar kita tidak menjadi sosok merugi di yaumil akhir nanti? Pertama amal saleh itu tentu harus dimunculkan secara berkualitas, murni laksana emas 24 karat. Dan ini hanya bisa diperoleh dengan cara mengikhlaskannya semata-mata karena allah. dalam keadaan berat maupun ringan, miskin maupun kaya, suka ataupun duka, berpotensi dipuji atau dicaci maki manusia. Semua tak jadi masalah karena toh landasan dasarnya hanyalah keinginan memperoleh ridho-Nya. Kedua Amalan mestinya diupayakan berlangsung secara rutin, berkesinambungan, tak kenal kata lelah, bosan, atau malas sekalipun kecil saja nampaknya dalam ukuran keseharian. Untuk itu Rasulallah saw menjelaskan: "amal yang paling dicintai allah adalah yang dilakukan secara teratur meskipun hanya sedikit. Maka jangan anggap enteng seratus dua ratus rupiah yang kita infaqkan pada masjid. Ataupun sekedar memaafkan kesalahan orang lain setiap malam menjelang tidur. Kecil namun kalau dilakukan secara rutin tentu menjadi besar nilainya disisi Allah. Ketiga, Jangan biarkan momen-momen keutamaan yang bisa menjadi ladang percepatan amal saleh lewat begitu saja. Sunnahsunnah yang dianjurkan dan memiliki keutamaan tersebar diberbagai kesempatan. Diantara qiyamullail, shalat dhuha, puasa 3 hari ditengah bulan, dzikir di pagi dan petang hari, bersedekah, bersilaturahmi, hingga tilawah qur'an yang pada setiap pembacanya satu hurufnya Allah janjikan pemberi 10 kebaikan bagi diri manusia.
Dari uraian di atas mendeskripsikan tentang amalan saleh dan
keikhlasan dalam melaksanakan perintah Allah yang seharusnya dilakukan
umat muslim. Dari kolom di atas perintah yang hams dilakukan adalah:
tentang infak, silaturahmi, sedekah yang ikhlas membaca al-Qur'an
senyum dan taat pada perintah Allah.
2. Dakwah Eksplanasi
Bentuk dakwah Eksplanasi merupakan pola komunikasi yang
sifatnya menerangkan isi dari suatu masalah dengan sejelas-jelasnya
71
sehingga pembaca memahami betul masalah yang dikemukakan. Berikut
contoh dakwah eksplanasi.
Dan karena lupa inilah sebuah fitrah manusia pulalah maka kesalahan, kekhilafan bahkan pelanggaran yang dilakukan seseorang karena dia lupa tak akan tercatat sebagai sebuah dosa. Sekalipun hal itu berkait dengan ibadah khusus kepada allah swt semisal minum di siang hari di bulan Ramadhan. Namun, tentu saja hanya lupa yang sebenar-benarnya kepala yang bisa mendapat kompensasi khusus ini. Yaitu lupa yang muncul karena sebab-sebab alami dan terjadi bukan oleh sebab kita secara sadar ingin melupakan nya. Kekhilafan Adam, pengabaian pada larangan Allah, kendali dirinya yang lemah tetap saja berujung pada teguran Allah meski dia dikatakan "lupa". Sebab Adam lah yang menentukan nasibnya untuk bertindak sesuai dengan nafsunya dan terlupa. Adam telah bersalah, memohon ampun dan diampuni. Dan pelajaran dari bapak manusia ini semestinya cukup untuk membuat did kita bertanggung jawab atas apa-apa yang bisa membuat kita lupa pada berbagai larangan atau bahkan perintah.
Bentuk dakwah ekplanasi selalu berisikan tentang pertanyaan
kenapa? Dad contoh di atas dapat dibilang sebagai contoh kenapa seorang
itu bisa lupa dan apa yang menjadi manusia menjadi lupa. Memang
kadang manusia sering lupa secara sengaja dan juga terkadang tidak
disengaja.
3. Dakwah Prediksi
Dakwah dengan bentuk prediksi sering digunakan dalam masalah
yang pertanyaannya tentang "apa yang bakal terjadi". dakwah ini berisi
tentang ramalan dugaan apa yang kemungkinan terjadi pada masa datang
dan berkaitan dengan masalah yang dikemukakan. Contoh dakwah
prediksi yaitu:
Namun, semua itu tetap tak menghilangkan untaian syukur yang terus dirangkai atas realita merdeka yang mengeluarkan indonesia dari
72
cengkeraman pendudukan atas tanah, bumi, sumberdaya alam, Berta jiwa-jiwa merdeka anak negeri. Kalau dipikir-pikir kenapa sih kita mesti ngotot memproklamirkan diri sebagai bangsa merdeka? Tak bisakah masa 350 tahun berada dalam penguasaan kerajaan belanda yang disambung dengan penguasaan kerajaan belanda yang disambung dengan bentuk dakwah preskriptif ini mengingatkan kita pada kehidupan yang akan mendatang, yaitu untuk mempersiapkan diri dengan belajar menghargai waktu dan segala apa yang kita miliki untuk mempersiapkan pada kehidupan kita untuk masa yang akan datang.
Bentuk dakwah prediksi ini biasanya selalu menanyakan tentang
apa yang akan terjadi dalam kehidupan yang akan mendatang dalam dunia
ini tentang apa dan bagaimana yang seharusnya terjadi di masa yang akan
kita lalui.
4. Dakwah Preskripsi
Bentuk dakwah preskripsi ini adalah bentuk dakwah yang intinya
menjawab tantangan pertanyaan "apa yang harus dilakukan" contoh dari
bentuk dakwah ini memang sangat memerlukan pemikiran tentang langkah
yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Seperti contoh
yang terdapat dalam kolom tafakur di bawah ini.
Ketika Rasulullah bersabda: ingatlah lima-sehat kaya, muda, waktu luang dan hidup sebelum datangnya lima-sakit, miskin, tua, sibuk, dan mati. Namun begitu banyak waktu kita nyatanya habis tergerus kelalaian sehingga peringatan Rasulullah telah terbukti? Keburu sakit, miskin, tua, sibuk, atau terlanjur mati. Kesempatan shalat malam, misalnya datang setiap hari. Tak banyak, lebih dari sepertiga waktu malam hingga subuh menjelang namun, sebagian besar kita secara sadar lebih memilih asyik dibuai mimpi secara kasat mata memang tak ada yang dirugikan, tak berdosa pula, karena shalat malam "hanyalah" ibadah sunnah. Namun mengingat janji Allah yang begitu besar pada mereka yang menunaikan shalat malam diberi ampunan dan diampuni dosa-dosanya maka melewati hari tanpa shalat malam sesungguhnya merupakan sebuah opportunity loss.
Bentuk dakwah preskriptif ini mengingatkan kita pada kehidupan
73
yang akan mendatang, yaitu untuk mempersiapkan diri dengan belajar
menghargai waktu dan segala apa yang kita miliki untuk mempersiapkan
pada kehidupan kita untuk masa yang akan datang.
4.3. Analisis Terhadap Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Penyajian
Dalam sub ini penulis akan menganalisis terhadap faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan dakwah melalui kolom Tafakur dalam majalah
Ummi. Dalam aktifitas dakwah kedua faktor ini selalu muncul beriringan dan
membawa pengaruh terhadap pelaksanaan dakwah.
Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan dakwah
melalui kolom Tafakur adalah:
1. Faktor pendukung pelaksanaan dakwah melalui kolom Tafakur dalam
majalah Ummi
Dakwah dalam kolom Tafakur adalah dakwah bi tadwin (dakwah
melalui tulisan) yang jangkauannya lebih luas dari pada dakwah dengan
cara tatap muka (face to face) dengan masyarakat luas. Dengan demikian
komunikasi dapat berjalan lebih luas dan tidak terikat oleh jarak, ruang
dan waktu. Hal ini jelas mempunyai kelebihan dibandingkan dakwah yang
disampaikan melalui pidato atau ceramah.
Komunikasi yang bersifat pasif tidak menjadi kendala dalam
penyampaian pesan dakwah karena mad'u sudah dapat memahami dan
mencerna materi yang disampaikan. Adapun untuk mengatasi kekurangan
atau keterbatasan-keterbatasan tersebut para jurnalis Islam dapat
74
mengatasinya antara lain dengan cara:
a. Bahasa dan materi yang disampaikan harus sesuai dengan kondisi
mad'unya secara global, antara lain dengan menggunakan bahasa-
bahasa yang ringan dan mudah untuk dipahami.
b. Penyampaian pesan dakwah hendaknya tidak hanya berpijak pada ilmu
publistik, namun juga pada disiplin ilmu yang lain seperti psikologi,
sosiologi, ilmu politik, sejarah dan ilmu- ilmu agama lainnya.
2. Faktor penghambat pelaksanaan dakwah melalui kolom tafakur dalam
majalah Ummi.
a. Pelaku dakwah tidak dapat mengetahui secara langsung respon dari
pembaca, mengenai sejauh mana pesan-pesan dakwah itu dapat
diterima dengan baik.
b. Dakwah melalui kolom tafakur dalam majalah Ummi memiliki
keterbatasan audien, karena tidak semua masyarakat dapat membaca
majalah ini.
75
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari berbagai uraian tentang analisis dakwah melalui kolom Tafakur
dalam majalah Ummi edisi Juli-Desember 2006 yaitu peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Majalah Ummi adalah majalah yang beridentitas wanita Islami.
2. Pesan-pesan yang terkandung dalam kumpulan kolom Tafakur dalam
majalah Ummi, peneliti klasifikasi kan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Masalah Aqidah adalah ajaran untuk selalu percaya dengan Qada' dan
Qadar Allah.
b. Masalah Syariah
1) Ajaran tentang hukum amal
2) Ibadah puasa itu harus secara lahir dan batin
c. Masalah Akhlak
1) Ajaran tentang tawakkal
2) Ajaran tentang niat yang ikhlas
3) Ajaran tentang mempersiapkan din untuk masa mendatang
3. Bentuk penyampaian pesan dakwah pada kolom tafakur berisikan empat
macam bentuk yaitu:
a. Deskriptif
Bentuk deskriptif dalam sebuah kolom Tafakur adalah sebuah
76
bentuk penyampaian pesan tulisan yang isinya menggambarkan secara
detail ataupun garis besar tentang suatu masalah, sehingga pembaca
mengetahui secara utuh masalah yang dikemukakan
b. Eksplanatif
Bentuk eksplanatif dalam sebuah kolom yaitu suatu bentuk
penyampaian pesan yang menerangkan atau" menjelaskan se jelas,
jelasnya tentang suatu masalah sehingga pembaca memahami betul
masalah yang di kemukakan
c. Prediktif
Bentuk prediktif adalah bentuk penyampaian pesan pada kolom
yang meramalkan atau berisikan ramalan atau dugaan apa yang
kemungkinan terjadi pada masa yang akan datang berkaitan dengan
masalah yang dikemukakan
d. Preskriptif
Bentuk preskriptif adalah bentuk penyampaian pesan yang
isinya mengandung ajakan himbauan atau perintah bagi pembaca agar
melakukan sesuatu. Kata-kata "Harus" seharusnya, hendaknya,
seyogyanya dan semacamnya mendominasi pesan jenis ini.
77
5.2.Saran-Saran
Setelah melakukan penelitian yang tidak sebentar, menurut penulis
ada beberapa hal yang menjadi catatan, baik itu dari masyarakat maupun
bagi peneliti selanjutnya. Maka dari itu peneliti memberi saran-saran
sebagai berikut
1. Untuk pelaku dakwah (Da'i) hendaklah mencari peluang yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk berdakwah, seperti apa yang telah
dilakukan oleh para penulis jurnalis dalam kolom tafakur majalah Ummi
yang telah memanfaatkan media massa sebagai sarana Dakwahnya. Jadi
tidak hanya melalui lisan tetapi juga dapat termanfaatkan media cetak
sebagai sarana dakwahnya.
2. Berkaitan dengan teknis penelitian, peneliti mengalami banyak hambatan
dalam menyediakan literatur, untuk itu peneliti memberikan saran bagi
peneliti dikemudian hari untuk dapat mempersiapkan segala sesuatunya
dengan baik.
5.3.Penutup
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, penulis dapat
menyelesaikan naskah skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya
bagaimanapun juga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Amin Ya Robbal Alamin
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Dikron, Metodologi Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 1989.
Amin, M. Masykur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta, Al-Amin Press, 1997.
Anshari, Endang Saifudin, Wawasan Islam, Jakarta: CV. Rajawali, 1986
Ansori, Hafi, H.M, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Pedoman untuk Mujahid Dakwah), (Surabaya: al-Ikhlas, 1993)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakrta: Rineka Cipta, 1993)
Aziz, Ali M, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004
Azwar, Syaifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998.
Burhan, Burgin, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta, Grafindo Persada, 2004.
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang, PT. Tanjung Mas Inti, 1992.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1997.
Efendi, Onong Uchayana, Dinamika Komunikasi Remaja, Bandung, Rosda Karya, 1993.
Faridh, Miftah, Cahaya Ukhuwah, Bandung: Ikhtiar Publisisting, 2005
Hanifuddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta, Gema Insani, 1998.
http://www.wordpress.com
Jumantoro, Totok, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan Qur'ani, Jakarta, Amzah, 2001.
Kafie, Jamaluddin, Psikologi Dakwah, Surabaya, Indah, 1993.
Krippendorff, Klaus, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993
Latief, N. Din, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, Jakarta, Firma,
Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2002.
79
Muis, A., Komunikasi Islam, Bandung, Remaja Rosda karya, 2001.
Muthahari, Murtadho, Masyarakat dan Sejarah, Bandung, Mizan, 1983.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002
Natsir, Nawawi, Fiqhud Dakwah Jakarta, Majalah Islam Kiblat, 1969.
Nawawi, Hadari, Instrumen Penelitian di Bidang Sosial, Gajah Mada, Universitas Press, 2000.
Qodri, Azizy Ahmad, Islam dan Permasalahan Sosial: Mencari Jalan Keluar, Yogyakarta, LKIS, 2000.
Sakwan, Ida Saida, Membangun Dakwah Islamiyah yang Berkualitas, Jakarta, PP. Hidmat NU, 2001.
Sanwar, Aminuddin, Pengantar Ilmu Studi Dakwah, Semarang, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1985.
Sha'diyah, Kalimatus, Profil Dakwah dalam AA. Gym Dalam Tabloid MQ (Manajemen Qolbu). Edisi Januari Mei, Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2006.
Shihab, Alwi, Islam Inklusif Mizan, Bandung, 1998.
Singarimbun, dan Effendi, Sofyan, Metode Penelitian Survay, Jakarta, PP3ES, 1996.
Syamsul, Asep. M. Ramli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2005.
Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1983)
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta, Gaya Media Pratama, 1997.
Www. Ummi group.co.id
Ya'qub, Hamzah, Publistik Islam Teknik dan Leadership, Bandung, Diponegoro, 1981.
Zirlyvera, Jamil, Majalah Ummi, Edisi Juli-Desember, 2006.