pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

19
Bermain Sebagai Kurikulum Pertemuan ke 4

Upload: al-azhar-indonesia-university

Post on 21-Apr-2017

150 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Bermain Sebagai Kurikulum

Pertemuan ke 4

Page 2: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Pertanyaan Fokus

1. Tuliskan lima keuntungan yang diperoleh oleh infant-toddler dari bermain?

2. Apa makna bermain dan adakah peran orang dewasa dalam bermain?

3. Apa yang dimaksud pijakan dan apakah yang harus dilakukan dalam bermain?

4. Apakah permasalahan dan kesesuaian?5. Bagaimanakah perbedaan antara kejadian dengan aktivitas?6. Apa saja keuntungan bagi pengasuh melakukan observasi?

Page 3: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Bermain dan kurikulum 1. Inti dari program infant-toddler adalah bermain karena bermain

diketahui sangat vital dalam pertumbuhan dan pembelajaran.2. Keuntungan bermain diantaranya pengembangan keterampilan

pembelajaran tentang konsep. Melalui bermain dengan berbagai cara anak memahami keaksaraan, secara serta merta memahami pengintegrasian, praktek dan melakukannya di lingkungan yang aman.

3. Secara totalitas selama bermain , anak-anak melakukan penemuan yang barangkali tidak akan terjadi tanpa bermain, mereka bekerja beradasarkan masalah yang mereka hadapi, melakukan pilihan dan menemukan sendiri yang diminati mereka.

Page 4: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Tiga cara dalam mengembangkan kurikulum Bermain

1. memberi kebebasan kepada anak.2. membantu anak melakukan

kegiatan bermain sesuai dengan minatnya saat itu.

3. menyediakan sumber belajar.

Peran Orang Dewasa dalam Bermain

saling berkaitan antara tema dan pembelajaran melalui interaksi satu sama lain.

Page 5: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Penataan Lingkungan untuk Bermain

1. Keamanan merupakan hal utama terkait dengan penataan lingkungan yang sehat, dan kemudian melakukan monitoring apa yang terjadi di lingkungan tersebut

2. Keamanan merupakan isu utama yang perlu diperhatikan bagi anak yang mempunyai keterbatasan secara fisik. Keamaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada saat anak berekplorasi dan lingkungan yang aman, menarik bagi anak untuk melakukan penemuan.

3. Pastikan bahwa anak merasa aman dalam mengambil mainan di almar/rak mainan, anak mengetahui tempat mainan, dan dengan mudah dapat menemukannya

Page 6: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Mendorong Interaksi dan Kemudian Menarik Diri

1. Anak belajar dari anak lainnya. Dengan berinteraksi bersama teman sebaya infant-toddler belajar banyak tentang dunianya, dan kekuasaan dalam dunianya dan dampaknya terhadap anak lainnya.

2. Melalui berbagai macam situasi pemecahan masalah yang terjadi dalam interaksi dari anak-ke-anak, anak-anak akan belajar keterampilan yang diperlukan dan bagaimana memecahkan konflik.

3. Peran orang dewasa dalam interaksi anak-ke anak adalah untuk mendorong anak, kemudian menarik diri sampai saatnya diperlukan.

4. Pengasuh yang baik mengetahui kapan melakukan intervensi dan kapan harus menarik diri.

Page 7: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Peran orang dewasa dalam bermain infant-toddler

1.mendorong interaksi dan kemudian menarik diri.2.melaksanakan intervensi terseleksi 3.menyediakan waktu, tempat dan material.4.selalu siap sedia tetapi tidak menggangu.5.menjamin keamanan.6.mendukung pemecahan masalah.7.memberikan pijakan, dan.8.melakukan pengamatan.

Page 8: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Dukungan Pemecahan Masalah

1. Dukungan pemecahan masalah bagi anak memerlukan sensisitivitas pengasuh untuk mengenal nilai-nilai intelektual berbagai permasalahan yang muncul pada saat bermain bebas.

2. Orang dewasa memberikan pijakan bagi anak dalam pemecahan masalah.

3. Dalam pemecahan masalah memerlukan keterampilan kapan memberikan bantuan.

4. Orang dewasa yang terlalu banyak memberikan bantuan dapat mengganggu kemampuan anak dalam memecahkan masalah.

Page 9: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Observasi/Pengamatan

• Observasi merupakan kunci utama bagi pengasuh dalam memahami apa sesungguhnya yang terjadi dalam pengasuhan dan bagaimana mengembangkannya agar pembelajaran dapat terjadi.

• Duduk dengan tenang, perhatian fokus, hanya memperhatikan apa yang terjadi

• Pengasuh perlu mencari cara untuk memcari cara yang dapat dilakukan untuk membelajarkan anak sehingga tidak hanya sekedar membiarkan anak bermain bebas.

Page 10: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Bermain

• Pertimbangan matang perlu dibuat terkait dengan luas ruangan dan jumlah anak dalam suatu ruangan.

• Kemudian bagaimana bentuk ruangan tersebut dan bagaimana kesesuaian ruangan tersebut untuk infant-toddler.

• Bangunan dasar yang diperlukan untuk ruangan belajar, perabotan dan peralatan yang diperlukan, ditambah dengan peralatan-peralatan yang dapat dipindahh-pindahkan, alat main dan material.

• Apa yang akan dilakukan pada ruang merupakan faktor yang menentukan dalam memutuskan bagaimana menata ruang yang sesuai dengan kebutuhan.

Page 11: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Ukuran Kelompok dan Batasan Usia 1. Kelompok yang besar cenderung membuat perhatian luput

pada anak khususnya anak yang pendiam dapat terabaikan.2. Pengelompokan anak dalam rentang usia yang berbeda juga

merupakan faktor lingkungan lainnya3. Jangan hanya menempatkan anak yang belum dapat begerak

di buai atau di tempat khusus untuk bayi. Anak kecil juga perlu ruang di lantai atau ruangan untuk beringsut dan bergerak dan juga untuk beriteraksi dengan anak lainnya dan orang dewasa yang berbagi dalam ruang lantai tersebut.

Page 12: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Penataan Lingkungan untuk Mendukung Bermain

Pengasuh tidak bertugas untuk menstruktur bemain bagi anak dengan cara mengarakan bermain tersebut, tetapi tugasnya adalah menata lingkungan untuk bermain.

Page 13: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Penataan lingkungan untuk mendukung bermainPisahkan ruang area pengasuhan

1. Pastikan segala sesuatu di ruang main dapat disentuh.2. Sediakan aktivitas baik untuk motorik kasar maupun untuk motorik

halus.3. Sediakan baik material yang lembut ataupun keras serta permukaan

untuk bermain.4. Beri kesematan kepada anak untuk menemukan caranya sendiri untk

mengkombinasikan mainan dan materi.5. Tempatkan alat main dengan jumlah yang cukup.6. Sediakan jumlah pilihan mainan yang memadai bagi anak.

Page 14: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Kejadian

Kita hidari istilah aktivitas apabila fokus pada bermain karena model pembelajaran usia prasekolah berbeda dengan model pembelajaran infant-toddler. Dalam model pembelajaran infant-tiddler dipakai istilah kejadian, yang berarti lebih luas dari sekedar aktivitas yang dilakukan oleh infant-toddler dan pembelajaran yang dipetiknya.• Kejadian dapat berupa sesuatu yang sangat sederhana dan mungkin

jauh dari memuaskan. • Kejadian lainnya direncanakan dengan cara menempatkannya ke

dalam lingkungan yang bertujuan.• Beberapa kejadian dapat berupa modifikasi versi aktivitas prasekolah

Page 15: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Pilihan Bebas

• Lingkungan seharusnya ditata sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih.

• Pilihan bebas merupakan hal penting dalam bermain bebas.

Page 16: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Permasalahan tentang Kesesuaian

• pembelajaran terjadi apabila lingkungan menyediakan pengalaman yang cukup dikenal oleh anak sehingga anak dapat mengerti sesuai dengan tingkat kemampuan mentalnya, tetapi cukup baru terhadap tantangan yang menarik bagi anak. Pembelajaran dapat terjadi apabila terdapat kesesuain antara apa yang telah dikuasai anak dengan situasi yang baru.

• Pada saat mengamati anak, pengasuh akan memperoleh ide yang tepat untuk penempatan dilingkungan atau di kelompok tertentu. Dengan menyediakan pilihan alat main, objek dan dipersilahkan anak bermain sehingga pengasuh memeperoleh ide bagaiaman anak memainkan selat main dan onjek yang disediakan tersebut.

• Anak-anak lebih pintar dalam memilih dan memainkan alat main karena mereka merasa perlu belajar dan berkeinginan untuk mempelajari semua alat main atau objek yang tersedia di depannya.

Page 17: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Prinsip-Prinsip Tindakan

Prinsip-prinsip investasi waktu yang berkualitas, apabila pengasuh secara total siap untuk keperluan infant-toddler. Jangan hanya duduk diam dalam melakukan supervisi kelompok, lebih fokuskan pada anak secara individu.

Page 18: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

Kesimpulan• Bermain mempunyai banyak keuntungan bagi anak. Bermain merupakan bagian

penting dalam kurikulum infant-toddler, perencanaan dilakukan dalam beberapa fase termasuk fasilitasi yang dilakukan orang dewasa.

• Peran orang dewasa dalam bermain anak adalah manata lingkungan, mendorong interaksi dan pemecahan masalah, dan kemudian manrik diri dan mengobservasi.

• Observasi berperan dalam membantu anak ketersediaan dan dan respon terhadap anak.

• Observasi yang dilakukan dengan hati-hati merupakan sebuah perencanaan besar untuk pembelajaran, yang disebut kurikulum.

• Observasi orang dewasa dengan tidak mengarahkan dapat berubah menja• di bersifat responsif jika diketahui bahwa anak membutuhkan bantuan dari orang

dewasa. Intervensi yang bersifat selektif juga diperlukan bagi anak yang terlibat dalam konflik dan saling menyakiti satu sama lain.

Page 19: Pertemuan ke 4 bermain sebagai kurikulum

• Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan lingkungan untuk mendorong bermain meliputi jumlah anak dalam satu kelompom dan tahapan perkembangan anak.

• Ruang dan waktu bermain adalah faktor lingkungan lainnya dalam menata lingungan sehingga kejadian daat bervariasi, kesempatan dan pengalaman yang dapat dipilih oleh anak.

• Lingkungan yang baik dapat memecahkan masalah kesesuaian, dimana pembelajaran saat terjadi apabila pengalaman sebelumnya dan situasi yang baru cukup menantang sehingga menarik

• Kegiatan yang menyenangkan• Spontan• Inisiatif anak sendiri