pertemuan 1

49
Praktik dan Teori berjalan beriringan dalam arsitektur. Marcus Pollio Vitruvius merumuskan bahwa Praktik dan Toeri adalah dua orang tua arsitektur Teori adalah hasil penalaran yang memberikan penjelasan mengapa material dibentuk sedemikian rupa guna mendapat hasil yang direncanakan. Dengan praktik saja arsitek tak dapat menjelaskan bentuk yang dihasilkannya; tapi dengan teori semata hanya akan meraih bayang-bayang dan bukan substansinya. Arsitek yang memiliki kemampuan teoretis sekaligus praktikal bersenjata ganda; bukan saja dia dapat membuktikan kebaikan rancangannya tapi juga dapat menyelesaikannya secara nyata. Vitruvius (25) The Ten Books on Architecture THE NECESSITY OF THEORY

Upload: d-ant-derafter

Post on 07-Aug-2015

53 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pertemuan 1

Praktik dan Teori berjalan beriringan dalam arsitektur.

Marcus Pollio Vitruvius merumuskan bahwa “Praktik dan

Toeri adalah dua orang tua arsitektur”

Teori adalah hasil penalaran yang memberikan

penjelasan mengapa material dibentuk sedemikian

rupa guna mendapat hasil yang direncanakan.

Dengan praktik saja arsitek tak dapat menjelaskan

bentuk yang dihasilkannya; tapi dengan teori semata

hanya akan meraih bayang-bayang dan bukan

substansinya.

Arsitek yang memiliki kemampuan teoretis sekaligus

praktikal bersenjata ganda; bukan saja dia dapat

membuktikan kebaikan rancangannya tapi juga

dapat menyelesaikannya secara nyata.

Vitruvius (25) The Ten Books on Architecture

THE NECESSITY OF THEORY

Page 2: pertemuan 1

THEORY + PRACTICE RELATIONS

Teori memiliki hubungan timbal

balik dengan Praktik:

• Teori mengarahkan Praktik

• Teori menjelaskan Praktik

• Teori dibentuk dalam Praktik

THEORY PRACTICE

Page 3: pertemuan 1

ORIENTATION OF

ARCHITECTURAL THEORIES

“Architecture is about the understanding of the world

and turning it into a more meaningful and humane place.”JUHANI PALLASMA

Page 4: pertemuan 1

by approaching the simplicity of the first model that fundamental

mistakes are avoided and true perfection is achievedMARC ANTOIN LAUGIER

Arsitektur diciptakan untuk bertahan melintas waktu mengarungi zaman sehingga penting

untuk merujuk pada prinsip-prinsip yang bersifat abadi (berlaku di segala zaman) dan

semesta (berlaku di segala tempat). Pengembangan prinsip ini bertujuan untuk memberikan

kepastian di tengah banyaknya pilihan dan ketidakmenentuan tujuan yang terjadi khususnya

di Barat di awal Era Modern. Prinsip ini banyak dikaitkan dengan Rasionalitas atau

kemampuan nalar manusia yang berusaha untuk merumuskan arsitektur yang Obyektif yang

memiliki landasan kokoh sehingga tidak bergantung pada selera dan sensasi.

TEORI-TEORI BERBASIS

KEABADIAN

by approaching the simplicity of the first model that fundamental

mistakes are avoided and true perfection is achievedMARC ANTOIN LAUGIER

Arsitektur diciptakan untuk bertahan melintas waktu mengarungi zaman sehingga penting

untuk merujuk pada prinsip-prinsip yang bersifat abadi (berlaku di segala zaman) dan

semesta (berlaku di segala tempat). Pengembangan prinsip ini bertujuan untuk memberikan

kepastian di tengah banyaknya pilihan dan ketidakmenentuan tujuan yang terjadi khususnya

di Barat di awal Era Modern. Prinsip ini banyak dikaitkan dengan Rasionalitas atau

kemampuan nalar manusia yang berusaha untuk merumuskan arsitektur yang Obyektif yang

memiliki landasan kokoh sehingga tidak bergantung pada selera dan sensasi.

TEORI-TEORI BERBASIS

Page 5: pertemuan 1

PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL

FILSAFAT

Plato (428-348 SM), peletak dasar filsafat Yunani, berpendapat

bahwa segala sesuatu di dunia ini tidaklah sempurna tapi

merujuk pada Kebaikan yang Sempurna yang berperan seperti

cetakan yang akan menghasilkan tiruan wujud dari Yang

Sempurna.

Kebaikan Sempurna tersebut berupa bentuk-bentuk dasar

yang terdiri atas tetrahedron, kubus, oktahedron,

dodekahedron dan ikosahedron yang hanya ada di wilayah

idealita yang diangankan.

Di masa pra-modern idealita Plato ini terwujud paling tegas

dalam bentuk-bentuk solid. Ecole des Beaux Arts dan lembaga

Academie yang lain menekankan pada komposisi bentuk

platonic solid ini untuk menciptakan monumentalitas yang

rasional.

Page 6: pertemuan 1

Rasionalisasi Bentuk IdealE. L. BOULLEE (1728–1799)

Boulle, salah satu pengajar pada Ecole des Beaux Arts,

mengajukan sejumlah gagasan revolusioner:

- Arsitektur pada dasarnya adalah karya nalar yang

menyusun konsep bentuk untuk kemudian diterjemahkan

secara fisis.

- “the chief beauty of architecture” berasal dari keterturan

alam

- Keteraturan alam sebagaimana dikonsepkan nalar

terwujud paling mengesankan pada bangun-bangun

geometris yang murni.

- Arsitektur dengan rujukan klasik baik sejauh dapat

menegaskan geometrinya.

PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL

Page 7: pertemuan 1

PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL

Le Corbusier dan

Bentuk Dasar

Seperti Boullee, Le Corbusier uga memahami arsitektur

sebagai “pure creation of the mind” yang mewujudkan diri

dalam sosok yang tersusun atas massa-massa dengan bentuk

dasar.

“Arsitektur adalah permainan massa yang dikomposisikan

dengan piawai, tepat dan perkasa di bawah terang cahaya. …

cahaa dan bayang-bayang menghadirkan bentuk-bentuk:

kubus, kerucut, silinder dan piramida yang merupakan

bentuk dasar yang agung yang menampakkan kehebatannya

di bawah cahaya; gambaran bentuk-bentuk ini tegas dan

nyata tanpa keraguan. Karena hal tersebut maka ini adalah

bentuk-bentuk yang indah, yang paling indah.”Towards A New Architecture hal. 29

Page 8: pertemuan 1

Le Corbusier dan

Bentuk IndustrialDalam pandangan Corbusier, bentuk dasar adalah

primary forms yang melandasi penciptaan berbagai

bentuk yang lain dalam perkembangan arsitektur yang

merupakan secondary forms.

Bentuk-bentuk dasar yang berupa massa agung ini

bukan hanya dijumpai di monumen masa silam tetapi

juga pada bangunan-bangunan industrial yang

menjadi tumpuan eradaban modern yang para arsitek

pada jaman itu tidak mengenalinya (seperti pada

lumbung bij-bijian di Kanada).

PRIMARY & SECONDARY FORMS

CANADIAN GRAIN SILO

PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL

Page 9: pertemuan 1

PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL

Asal Muasal dan Prinsip Struktur

Manusia mencipta karya dengan didasarkan pada hal-hal

yang bersifat abadi di anatarnya diyakini karena asal muasal

tunggal manusia sehingga memiliki sifat bawaan yang sama.

Marc Antoin Laugier meyakini bahwa pada

by imitating the natural process, art was born. All the

splendours of architecture ever conceived have been

modelled on the little rustic hut I have just described. It is by

approaching the simplicity of the first model that

fundamental mistakes are avoided and true perfection is

achieved

Semua arsitektur berpangkal pada asal muasal yang sama

yang harus dirujuk

elemen struktural = elemen arsitektural

Page 10: pertemuan 1

Anjungan Denmark

Expo Hannover 2000

Page 11: pertemuan 1
Page 12: pertemuan 1

“The whole of society rests upon industry”HENRI DE SAINT SIMON (1760-1825)

Arsitektur berkembang seturut perkembangan jaman sehingga semestinya menjadi

bagian yang terlibat atau bahkan mengarahkan perkembangan jaman. “Spirit of the

Age” [Zeitgeist, dalam bahasa Jerman] adalah esensi Semangat Zaman yang penting

untuk dipahami arsitek, dan diwujudkan dalam karya arsitektur. Perkembangan ini

seringkali seturut dengan inovasi teknologi yang bukan hanya memberikan solusi baru

tapi juga menuntut ekspresi baru. Dalam banyak hal perkembangan ini terkait dengan

kemajuan teknologi dan industrialisasi.

TEORI-TEORI BERBASIS

KEMAJUAN

“The whole of society rests upon industry”HENRI DE SAINT SIMON (1760-1825)

Arsitektur berkembang seturut perkembangan jaman sehingga semestinya menjadi

bagian yang terlibat atau bahkan mengarahkan perkembangan jaman. “Spirit of the

Age” [Zeitgeist, dalam bahasa Jerman] adalah esensi Semangat Zaman yang penting

untuk dipahami arsitek, dan diwujudkan dalam karya arsitektur. rr Perkembangan ini

seringkali seturut dengan inovasi teknologi yang bukan hanya memberikan solusi baru

tapi juga menuntut ekspresi baru. Dalam banyak hal perkembangan ini terkait dengan

kemajuan teknologi dan industrialisasi.

TEORI-TEORI BERBASIS

Page 13: pertemuan 1

Bersahabat dengan MesinFRANK LLOYD WRIGHT

Di awal era industri, sebagian kalangan, terutama di Inggris yang

diopelopori oleh aktivis William Morris dan teorisi John Ruskin,

menganggap mesin sebagai ancaman terhadap proses kreatif dan

tata masyarakat yang berbasis kerajinan. Di Amerika Serikat, Frank

Lloyd Wright mengajak kita untuk bersahabat dengan mesin karena

dengan kemampuannya untuk memotong, membentuk,

menghaluskan dan menangani pekerjaan repetitif

memungkinkan orang miskin maupun kaya bisa mendapatkan

hasil kerja yang berupa permukaan yang halus dengan bentuk

yang kuat . . .

Mesin mampu menyederhanakan pekerjaan secara

menakjubkan; menjadi emansipator yang baik bagi

kemampuan kreatif manusia dan pada waktunya menjadi

pembangkit kesadaran kreatif . . .

Ajarilah dia bahwa Mesin adalah teman terbaiknya

The Art and Craft of the Machine (1901)

Page 14: pertemuan 1

Merayakan Kebaruan dan

KesementaraanANTONIO SANT’ ELIA

Sebagai pelopor gerakan kemajuan dan anggota Nuove Tendenze

(kecenderungan baru) dengan penuh kesungguhan merayakan

kebaruan yang ditawarkan oleh mekanisasi dan menolak pernak-

pernik dan bentuk yang dibawa dari masa silam. Dia

mempermaklumkan:

Arsitektur sekarang memutus hubungan dengan tradisi; dan harus

harus membuat awalan baru (make a fresh start)

Calculations based on the resistance of materials, on the use

of reinforced concrete and steel, exclude ‘architecture’ in the

classical and traditional sense. Modern constructional

materials and scientific concepts are absolutely incompatible

with the disciplines of historical styles,

Page 15: pertemuan 1

Lebih lanjut, Antonio Sant’ Elia menyerukan:

Perangi dan Singkirkan

1. Arsitektur maju yang bersifat semu

2. Semua bentuk arsitektur klasik yang monumental dan elok

3. Tiruan dari monumen-monumen kuna

4. Garis-garis tegaklurus, bangun geometris yang statis dan anggun

yang sangat berbeda dengan sensibilitas baru kita

5. Penggunaan bahan-bahan yang masif, besar dan kuna yang

mahal.

Dan Permaklumkan

1. Arsitektur Futuris adalah arsitektur perhitungan, keteguhan dan

kesederhanaan; arsitektur beton bertulangn bajam kaca, cardboard,

tekstil dan serat, dan semua yang menggantikan kayu, batu dan bata

untuk mendapatkan kelenturan dan keringanan maksimum.

2. Arsitektur Futuris bukanlah kombinasi yang kering antara

kegunaan dan kepraktisan tapi tetaplah karya seni yakni yang

merupakan sintesa dan ekspresi.

3. . . . Kerakteristik fundamental Arsitektur Futuris adalah tak

permanen dan selalu berubah. Benda berumur lebih pendek dari

pada kita. Setiap generasi harus membangun kotanya sendiri.

Pembaruan terus menerus lingkungan arsitektonik akan

berkontribusi pada kejayaan Futurisme.

Manifesto of Futurist Architecture (1914)

Page 16: pertemuan 1

Tantangan dan Kekuatan

Era TransisiLUDWIG MIES VAN DE ROHE

Era transisi yang dipicu oleh kemajuan teknologi membuka peluang

untuk mengantar dunia menjadi lebih baik. Mies van de Rohe

memaparkan hal tersebut sat menjelaskan Barcelona Pavilion di

tahun 1928:

Kondisi ekonomi, teknikal dan kultural telah berubah secara

radikal Teknologi dan industri menghadapi permasalahan

yang sama sekali baru. Budaya dan masyarakat kita,

sebagaimana bagi teknologi dan industri untuk menemukan

pemecahan masalah yang baik. Industri Jerman dan industri

Eropa secara keseluruhan haruslah memahami dan

memecahkan tugas spesifik ini. Jalan yang ditempuh haruslah

mengarahkan dari yang kuantitatif menuju kualitatif—dari

yang ekstensif menuju yang intensif.

Seturut jalan ini industri dan teknologi akan bergabung

dengan kekuatan pemikiran dan budaya.

Kita berada pada masa transisi—transisi yang akan mengubah

dunia.

Page 17: pertemuan 1

Teknologi dan Semangat JamanLUDWIG MIES VAN DE ROHE (1950)

Seperempat abad berikutnya, ketika telah pindah ke Amerika, Mies

meyakini bahwa penyatuan antara arsitektur dan teknologi bukan

hanya suatu keniscayaan tapi akan menjadi ungkapan semangat

jaman.

Jelas bahwa teknologi bukan sekedar sarana melainkan sesuatu

yang memiliki wujud yang bermakna dan perkasa—begitu

perkasa hingga tak mudah menamainya. Apakah ini teknologi

ataukah arsitektur? . . .

Arsitektur tak ada hubungannya dengan penemuan bentuk. Ini

bukanlah area permainan kanak-kanak, yang muda atau yang

tua. Arsitektur adalah ajang pertempuran jiwa. Arsitektur

menyuratkan sejarah suatu epos dan menamainya. Arsitektur

bergantung pada masanya, dan merupakan kristalisasi struktur

dalam dirinya yang perlahan menampilkan wujudnya. Inilah

alasan mengapa teknologi dan arsitektur berkait erat. Harapan

nyata kita adalah keduanya akan tumbuh bersama, sehingga

arsitektur mengekspresikan teknologi dan sebaliknya. Pada saat

itulah kita memiliki arsitektur yang layak dinamai: arsitektur

sebagai simbol sejati masa kita.

Page 18: pertemuan 1

Prefabrikasi dan ArstekturPETER COOK (1970)

Kemampuan industri manufaktur untuk menghasilkan

komponen bangunan mengemuka pada pertengahan abad ke-

20. Seabad sebelumnya kemampuan ini tampil menonjol dalam

menciptakan naungan raksasa, seperti pada Crystal Palace. Peter

Cook memandang metoda produksi ini perlu dikembangkan

melalui berbagai eksperimentasi untuk memenuhi kebutuhan

mendatang dan mendapatkan ekspresi arsitekturalnya.

Clearly the inspiration of production is central to the mid-

twentieth century. Very few experimental architects will

now be able to ignore the suggestion of ideals in

production. Once again it is a question of definition, and a

question of heroics, and we can see that production in the

recent past has had too simplistic an aspiration. But its

other implication, that of the ability of a rational product

to give a member of the public precisely what he wants

more quickly, cheaply, and successfully, is more interesting.

Page 19: pertemuan 1

Metabolisme:

Melokalisasikan TeknologiKISHO KUROKAWA (1977)

Berpartisipasi aktif dalam perkembangan teknologi, Jepang

mengembangkan paradigma yang berbeda dengan di Barat. Saat

penyelenggaraan World Design Conference di Jepang pada tahun 1960

sekelompok arsitek mengajukan manifesto: Metabolism 1960—a

Proposal for a New Urbanism. Kurokawa (1977) menjabarkan lebih

lanjut lima karakteristik yang terungkap dalam manifesto ini:

• Pertumbuhan Penduduk yang sangat tinggi menuntut pemenuhan

kebutuhan bangunan secara cepat

• Mobilitas Warga yang tinggi menjadikan perlunya fleksibilitas dalam

pengembangan fasilitas fisik

• Pentingnya Teknologi menjadikan warga Jepang familier dengan

solusi berbasis teknologi

• Penggunaan Kayu yang memiliki komponen yang bisa dibongkar

dan diganti dengan yang baru

• Spiritualitas Buddhisme yang menekankan pada kesementaraan

dan ketiadaan

Kelimanya melandasi perkembangan Metabolisme yang menekankan

pada penggunaan komponen yang mudah diubah dan diganti.

Prefabrikasi dikembangkan dengan paradigma yang berbeda.

Page 20: pertemuan 1

KEMAJUAN DAN

KEBERLANJUTAN

Rancangan Ekologis dan

Pencakar LangitKEN YEANG (1999)

Guna mengembangkan rancangan ekologis secara baik diperlukan

suatu teori yang mampu menjadi kerangka konseptual yang

membantu perancang

Page 21: pertemuan 1

TEORI-TEORI BERBASIS

KESELARASAN

Dengan pemahaman bahwa mencipta arsitektur adalah membangun site/tapak maka

keterkaitan antara arsitektur dengan konteks dan kondisi setempat menjadi sangat

penting untuk dipertimbangkan. Konteks ini meliputi aspek fisis (topografi, iklim,

vegetasi, bahan bangunan dsb.), sosial (pengelolaan masyarakat, perekonomian dsb.) dan

budaya (adat, tradisi bangunan, ketrampilan bertukang dsb.)

TEORI-TEORI BERBASIS

Dengan pemahaman bahwa mencipta arsitektur adalah membangun site/tapak maka

keterkaitan antara arsitektur dengan konteks dan kondisi setempat menjadi sangat

penting untuk dipertimbangkan. Konteks ini meliputi aspek fisis (topografi, iklim,

vegetasi, bahan bangunan dsb.), sosial (pengelolaan masyarakat, perekonomian dsb.) dan

budaya (adat, tradisi bangunan, ketrampilan bertukang dsb.)

Page 22: pertemuan 1

AIMS & APPROACHES

ENVIRONMENTAL

APPROACH

CULTURAL

APPROACH

REGIONALISM DILANDASI PADA

KEINGINAN UNTUK

MENGEMBANGKAN

KESESUAIAN &

KESELARASANDENGAN SEKITAR

Page 23: pertemuan 1

TERMS

REGIONAL ARCHITECTURE

Yang mengungkapkan karakteristik khas bagi

suatu wilayah tertentu

VERNACULAR ARCHITECTURE

Yang jamak dijumpai dan biasa dilakukan

sekelompok masyarakat tertentu

INDIGENOUS ARCHITECTURE

Yang asli ciptaan suatu masyarakat tertentu di

tempat tertentu

TRADITIONAL ARCHITECTURE

Yang dipandang unggul dan diwariskan secara

turun temurun oleh kelompok masysrakat

tertentu

CONTEXTUAL ARCHITECTURE

Yang selaras dengan lingkungan sekitarnya

Page 24: pertemuan 1

SOURCES

FORM

SPACE

TECHNICS

MATERIAL

CLIMATE RESPONSES

TOPOGRAPHICAL RESPONSES

Page 25: pertemuan 1

METHOD

VERNACULARISM

REGIONAL STYLE

CONCRETE

CRITICAL REGIONALISM

ABSTRACT REGIONALISM

MODERN REGIONALISM

Page 26: pertemuan 1

Bernard Rudofsky

(1905 – 1988)

ARCHITECTURE WITHOUT

ARCHITECTS: A Short Introduction to Non-pedigreed

Architecture, 1964

"vernacular architecture does not go

through fashion cycles. It is nearly

immutable, indeed, unimprovable, since it

serves its purpose to perfection.“

MONUMENT à VERNACULAR

VERNACULARISM

Page 27: pertemuan 1

The Wind Catchers of Hyderabad 1928The Domes of Santorini

Page 28: pertemuan 1

“House Form and Culture” Amos Rapoport, 1969

“house form is not simply the result of physical

forces or any single causal factors, but is the

consequence of a whole range of socio-cultural

factors seen in their broadest terms.”

HOUSE FORM = CLIMATE +

TECHNOLOGY + CULTURE

CULTURAL DETERMINISM

Page 29: pertemuan 1

Between Two Gates, Kotagede

Page 30: pertemuan 1

BEHAVIOR & SEMIOTIKA

MAKNA LEVEL RENDAH

penanda berperan seperti rambu-rambu lalu lintas yang

secara langsung merujuk pada apa yang harus, boleh

atau jangan dilakukan. Dalam kaitannya dengan ruang,

penandaan ini berkait erat di antaranya dengan

pembentukan privasi.

MAKNA LEVEL TENGAH

penanda berperan seperti kartu identitas guna

menunjukkan orang atau pihak yang dihubungkan

dengan suatu ruangan atau arsitektur tertentu. Dalam

kaitannya dengan ruang, penandaan ini berkait erat di

antaranya dengan pembentukan identitas dan status.

MAKNA LEVEL TINGGI

Penanda berperan sebagai pengungkap gagasan luhur

seperti narasi kosmologis, nilai-nilai keagamaan dan

wacana filosofis.

Page 31: pertemuan 1

BEHAVIOR & SEMIOTIKA

TONGKONAN

di Tana Toraja

Makna Level Rendah

sebagai kediaman, tempat

istirahat dan tempat

penyimpanan

Makna Level Tengah

untuk mengungkapkan

status sosial ekonomi

pemiliknya

Makna Level Tinggi

sebagai ungkapan

pemahaman terhadap

jagad raya dan asal

muasal leluhur

Belakangan terjadi

pergeseran makna

dengan Makna Tengah

yang nakin dominan

Page 32: pertemuan 1

REGIONALISME DALAM

ARSITEKTUR MODERN

Regionalism within

ModernismSUHA OZKAN

VERNACULARISM

bertujuan untuk menghadirkan kembali

bentuk dan susunan ruang arsitektur

vernakular pada masa kini.

MODERN REGIONALISM

bertujuan untuk menggabungkan antara

modernism yang menekankan pada kualitas

bahan bangunan, ekspresi struktur dan

bentuk yang fungsional dengan

regionalisme yang menekankan pada

bentuk dan makna dalam konteks tempat

tertentu

Page 33: pertemuan 1

Regionalism within ModernismSUHA OZKAN

VERNACULARISM

• Conservative Vernacularism

Menekankan pada penerapan teknologi

vernakular dengan basis pada peningkatan

ketrampilan masyarakat setempat.Misal: New Gourna Village, Hassan Fathy

• Interpretive Vernacularism

Menerapkan arsitektur vernakular dalam

fungsi dan teknologi baru (banyak di

antaranya berkaitan dengan pariwisata)

Misal: Amankila Resort, Bali

REGIONALISME DALAM

ARSITEKTUR MODERN

Page 34: pertemuan 1

Regionalism within ModernismSUHA OZKAN

MODERN REGIONALISM

• Concrete Regionalism

mengakomodasi semua pendekatan pada ekspresi

regional dengan mengkopi fitur, bagian atau

keseluruhan bangunan di suatu wilayah. Jika

bangunan tersebut memiliki nilai spiritual atau

filosofis menjadikan rancangan baru akan lebih

mudah diterima

Misal: Tenda di Terminal Haji Bandara King Abdulaziz Jeddah

• Abstract Regionalism

Menerapkan aspek-aspek abstrak arsitektur regional

yang tak mudah dikenali, seperti, tata massa, solid-

void, proporsi, sense of space, pencahayaan dan

prinsip struktur.

Misal: Commercial Bank Heddah dengan lubang yang terinspirasi oleh

peran courtyard

REGIONALISME DALAM

ARSITEKTUR MODERN

Page 35: pertemuan 1

ENVIRONMENTAL APPROACH

ISVA Position Statement (1997)

“We believe it to be essential for the welfare of the environment

and of present and future generations that much more should be

known about vernacular traditions, so that they may be

supported all over the world, and architect-designed buildings can

relate to them. Architectural responses to building needs must be

developed that respect local traditions, rather than attempt to

apply universal design solutions, irrespective of cultural diversity

and differing aspirations.’

Paul Oliver

Page 36: pertemuan 1

TECHNICS & PRIDE

SCHOOL IN RUDRAPUR

Dinajpur, Bangladesh

Anna Heringer

Page 37: pertemuan 1

To be true according to the program is to fulfill exactly and simply the

conditions imposed by need.E-E VIOLLET LE DUC

“Form follows Function” adalah jargon yang sangat populer tapi sering kurang didalami kisaran

fungsi dan relasinya dengan arsitektur. Abraham Maslow merumuskan “needs” atau

kebutuhan manusia yang berkaitan dengan cakupan fungsi yang luas yang meliputi: survival,

safety & security, comfot, afiliation, esteem dan self-actualization.

Fungsi juga berkaitan erat dengan perilaku yang jika dilakukan dalam jangka mewujud dalam

bentuk arsitektur tertentu.

TEORI-TEORI BERBASIS

KEMANFAATAN

To be true according to the program is to fulfill exactly and simply the

conditions imposed by need.E-E VIOLLET LE DUC

““““Form follows Function” adalah jargon yang sangat populer tapi sering kurang didalami kisaran

fungsi dan relasinya dengan arsitektur. Abraham Maslow rr merumuskan “needs” atau

kebutuhan manusia yang berkaitan dengan cakupan fungsi yang luas yang meliputi: survival,

safety & security, comfot, afiliation, esteem dan self-actualization.

Fungsi juga berkaitan erat dengan perilaku yang jika dilakukan dalam jangka mewujud dalam

bentuk arsitektur tertentu.

TEORI-TEORI BERBASIS

Page 38: pertemuan 1

TEORI MANFAAT ARSITEKTUR

PROGRAM E-E Viollet le Duc

FUNCTION Louis H. Sullivan

EKSPRESI Walter Gropiuos

MACHINE Le Corbusier

ORGANIC Frank Lloyd Wright

MYSTICAL Louis I. Kahn

Page 39: pertemuan 1

PENDEKATAN KOMPREHENSIF

Page 40: pertemuan 1

INTENTION NORBERG-SCHULZ

Pendekatan komprehensif berupaya

untuk menyajikan teori tentang totalitas

arsitektur (sebagaimana pernah

dirumuskan Vitruvius sebagai kegunaan-

keindahan-kekuatan).

Christian Norberg-Schulz dalam

Intentions in Architecture (1963)

menganggap bahwa totalitas ini adalah

intention yang berupa FORM yang

memenuhi BUILDING TASK yang

terwujud melalui TECHNIC

TASK

TECHNICSFORM

Page 41: pertemuan 1

INTENTION NORBERG-SCHULZ

Norberg Schulz merumuskan BULDING TASK

(peran yang ditujukan untuk disandang

bangunan) menjadi:

PEMBENTUK LINGKUNGAN FISIK (Physical

Millieu) yang berupa

• PHYSICAL CONTROL untuk menjadi

perantara antara manusia dan

lingkungan fisisnya

• FUNCTIONAL FRAME untuk mewadahi

aktivitas manusia

PEMBENTUK LINGKUNGAN BUDAYA (Cultural

Millieu)

• SOCIAL MILLIEU untuk menjadi

perantara antara manusia dan

lingkungan sosiaknya

• CULTURAL SYMBOLIZATION untuk

mengungkapkan gagasan-gagasan

manusia

Page 42: pertemuan 1

PENDEKATAN PERILAKU

Page 43: pertemuan 1

140 PRIVATE TERRACE ON THE STREET

141 A ROOM OF ONE'S OWN

142 SEQUENCE OF SITTING SPACES

143 BED CLUSTER

144 BATHING ROOM

145 BULK STORAGE

146 FLEXIBLE OFFICE SPACE

147 COMMUNAL EATING

148 SMALL WORK GROUPS

149 RECEPTION WELCOMES YOU

150 A PLACE TO WAIT

PATTERN LANGUAGE ALEXANDER

Christopher Alexander adalah seorang ahli matematika yang

kenudian menjadi professor arsitektur. Dia ingin merumuskan

secara ilmiah tentang kedekatan arsitektur dan kehidupan yang

telah menjadi landasan penciptaan bangunan dan lingkungan

selama beratus tahun.

Pattern Language adalah bukunya yang berisi 253 pola dalam

lingkungan binaan dalam berbagai skala yang dirumuskan sebagai

petunjuk praktis tapi didasarkan pada kajian mendalam tentang

perilaku manusia pada berbagai lingkungan binaan

Page 44: pertemuan 1

129 COMMON AREAS AT THE

HEART

No social group - whether a

family, a work group, or a

school group - can survive

without constant informal

contact among its members.

82...OFFICE CONNECTIONS

If two parts of an office are too far

apart, people will not move

between them as often as they

need to; and if they are more than

one floor apart, there will be

almost no communication between

the two. 146 FLEXIBLE OFFICE SPACE

Is it possible to create a kind of

space which is specifically tuned to

the needs of people working, and

yet capable of an infinite number of

various arrangements and

combinations within it?

80...SELF-GOVERNING

WORKSHOPS AND

OFFICES

No one enjoys his work

if he is a cog in a

machine.

PATTERN LANGUAGE ALEXANDER

Page 45: pertemuan 1

148 SMALL WORK GROUPS. . . within the workspace of an institution - SELF-GOVERNING

WORKSHOPS AND OFFICES (80), FLEXIBLE OFFICE SPACE (146)

Ketika lebih dari enam orang bekerja di tempat yang

sama, penting untuk tidak mengharuskan mereka

bekerja di tempat yang luas dan seragam. Lebih baik

ruangan kerja dibagi untuk kelompok-kelompok yang

lebih kecil.

Therefore:

Break institutions into small, spatially identifiable work groups, with less

than half a dozen people in each. Arrange these work groups so that each

person is in at least partial view of the other members of his own group;

and arrange several groups in such a way that they share a common

entrance, food, office equipment, drinking fountains, bathrooms.

PATTERN LANGUAGE ALEXANDER

Page 46: pertemuan 1

In fact, people will feel oppressed, both when they are either working in an

undifferentiated mass of workers and when they are forced to work in isolation.

The small group achieves a nice balance between the one extreme in which

there are so many people, that there is no opportunity for an intimate social

structure to develop, and the other extreme in which there are so few, that the

possibility of social groups does not occur at all.

This attitude toward the size of work groups is supported by the findings of the

Pilkington Research Unit, in their investigations of office life (Office Design: A

Study of Environment, ed. Peter Manning, Department of Building Science,

University of Liverpool, 1965, pp. 104-28). In a very large study indeed, office

workers were asked their opinions of large offices and small offices. The

statements they chose most often to describe their opinions were: "The larger

offices make one feel relatively unimportant" and "There is an uncomfortable

feeling of being watched all the time in a large office." And when asked to

compare five different possible layouts for offices, workers consistently chose

those layouts in which workgroups were smallest.

PATTERN LANGUAGE ALEXANDER

Page 47: pertemuan 1

PENDEKATAN DEKONSTRUKSI

Page 48: pertemuan 1

DISJUNCTION TSCHUMI

Pendekatan Dekonstruksi didasarkan pada

peran arsitektur sebagai tanda yang menjalin

relasi yang tidak mapan dengan makna

sehingga selalu berubah sehingga membuka

kemungkinan-kemungkinan baru.

Begitu pula hubungan antara arsitektur

dengan manfaat. Ketimbang merumuskan

fungsi, Bernard Tschumi lebih meyakini peran

event (peristiwa) yang mungkin terjadi dalam

suatu karya arsitektur.

there was no architecture without event, no

architecture without action, without activities,

without functions. Architecture was seen as

the combination of spaces, events, and

movements

(Tschumi, Architecture and Disjunction)

Page 49: pertemuan 1

Dengan memahami arsitektur sebagai ruang tempat

berbagai event terjadi dalam rangkaian movement

maka kemungkinan-kemungkinan pemrograman bisa

terjadi, Tschumi menyebutnya: Cross-programming,

Trans-programing dan Dis-programming.

DISJUNCTION TSCHUMI