pertemuan 1
TRANSCRIPT
Praktik dan Teori berjalan beriringan dalam arsitektur.
Marcus Pollio Vitruvius merumuskan bahwa “Praktik dan
Toeri adalah dua orang tua arsitektur”
Teori adalah hasil penalaran yang memberikan
penjelasan mengapa material dibentuk sedemikian
rupa guna mendapat hasil yang direncanakan.
Dengan praktik saja arsitek tak dapat menjelaskan
bentuk yang dihasilkannya; tapi dengan teori semata
hanya akan meraih bayang-bayang dan bukan
substansinya.
Arsitek yang memiliki kemampuan teoretis sekaligus
praktikal bersenjata ganda; bukan saja dia dapat
membuktikan kebaikan rancangannya tapi juga
dapat menyelesaikannya secara nyata.
Vitruvius (25) The Ten Books on Architecture
THE NECESSITY OF THEORY
THEORY + PRACTICE RELATIONS
Teori memiliki hubungan timbal
balik dengan Praktik:
• Teori mengarahkan Praktik
• Teori menjelaskan Praktik
• Teori dibentuk dalam Praktik
THEORY PRACTICE
ORIENTATION OF
ARCHITECTURAL THEORIES
“Architecture is about the understanding of the world
and turning it into a more meaningful and humane place.”JUHANI PALLASMA
by approaching the simplicity of the first model that fundamental
mistakes are avoided and true perfection is achievedMARC ANTOIN LAUGIER
Arsitektur diciptakan untuk bertahan melintas waktu mengarungi zaman sehingga penting
untuk merujuk pada prinsip-prinsip yang bersifat abadi (berlaku di segala zaman) dan
semesta (berlaku di segala tempat). Pengembangan prinsip ini bertujuan untuk memberikan
kepastian di tengah banyaknya pilihan dan ketidakmenentuan tujuan yang terjadi khususnya
di Barat di awal Era Modern. Prinsip ini banyak dikaitkan dengan Rasionalitas atau
kemampuan nalar manusia yang berusaha untuk merumuskan arsitektur yang Obyektif yang
memiliki landasan kokoh sehingga tidak bergantung pada selera dan sensasi.
TEORI-TEORI BERBASIS
KEABADIAN
by approaching the simplicity of the first model that fundamental
mistakes are avoided and true perfection is achievedMARC ANTOIN LAUGIER
Arsitektur diciptakan untuk bertahan melintas waktu mengarungi zaman sehingga penting
untuk merujuk pada prinsip-prinsip yang bersifat abadi (berlaku di segala zaman) dan
semesta (berlaku di segala tempat). Pengembangan prinsip ini bertujuan untuk memberikan
kepastian di tengah banyaknya pilihan dan ketidakmenentuan tujuan yang terjadi khususnya
di Barat di awal Era Modern. Prinsip ini banyak dikaitkan dengan Rasionalitas atau
kemampuan nalar manusia yang berusaha untuk merumuskan arsitektur yang Obyektif yang
memiliki landasan kokoh sehingga tidak bergantung pada selera dan sensasi.
TEORI-TEORI BERBASIS
PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL
FILSAFAT
Plato (428-348 SM), peletak dasar filsafat Yunani, berpendapat
bahwa segala sesuatu di dunia ini tidaklah sempurna tapi
merujuk pada Kebaikan yang Sempurna yang berperan seperti
cetakan yang akan menghasilkan tiruan wujud dari Yang
Sempurna.
Kebaikan Sempurna tersebut berupa bentuk-bentuk dasar
yang terdiri atas tetrahedron, kubus, oktahedron,
dodekahedron dan ikosahedron yang hanya ada di wilayah
idealita yang diangankan.
Di masa pra-modern idealita Plato ini terwujud paling tegas
dalam bentuk-bentuk solid. Ecole des Beaux Arts dan lembaga
Academie yang lain menekankan pada komposisi bentuk
platonic solid ini untuk menciptakan monumentalitas yang
rasional.
Rasionalisasi Bentuk IdealE. L. BOULLEE (1728–1799)
Boulle, salah satu pengajar pada Ecole des Beaux Arts,
mengajukan sejumlah gagasan revolusioner:
- Arsitektur pada dasarnya adalah karya nalar yang
menyusun konsep bentuk untuk kemudian diterjemahkan
secara fisis.
- “the chief beauty of architecture” berasal dari keterturan
alam
- Keteraturan alam sebagaimana dikonsepkan nalar
terwujud paling mengesankan pada bangun-bangun
geometris yang murni.
- Arsitektur dengan rujukan klasik baik sejauh dapat
menegaskan geometrinya.
PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL
PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL
Le Corbusier dan
Bentuk Dasar
Seperti Boullee, Le Corbusier uga memahami arsitektur
sebagai “pure creation of the mind” yang mewujudkan diri
dalam sosok yang tersusun atas massa-massa dengan bentuk
dasar.
“Arsitektur adalah permainan massa yang dikomposisikan
dengan piawai, tepat dan perkasa di bawah terang cahaya. …
cahaa dan bayang-bayang menghadirkan bentuk-bentuk:
kubus, kerucut, silinder dan piramida yang merupakan
bentuk dasar yang agung yang menampakkan kehebatannya
di bawah cahaya; gambaran bentuk-bentuk ini tegas dan
nyata tanpa keraguan. Karena hal tersebut maka ini adalah
bentuk-bentuk yang indah, yang paling indah.”Towards A New Architecture hal. 29
Le Corbusier dan
Bentuk IndustrialDalam pandangan Corbusier, bentuk dasar adalah
primary forms yang melandasi penciptaan berbagai
bentuk yang lain dalam perkembangan arsitektur yang
merupakan secondary forms.
Bentuk-bentuk dasar yang berupa massa agung ini
bukan hanya dijumpai di monumen masa silam tetapi
juga pada bangunan-bangunan industrial yang
menjadi tumpuan eradaban modern yang para arsitek
pada jaman itu tidak mengenalinya (seperti pada
lumbung bij-bijian di Kanada).
PRIMARY & SECONDARY FORMS
CANADIAN GRAIN SILO
PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL
PRINSIP ABADI DAN UNIVERSAL
Asal Muasal dan Prinsip Struktur
Manusia mencipta karya dengan didasarkan pada hal-hal
yang bersifat abadi di anatarnya diyakini karena asal muasal
tunggal manusia sehingga memiliki sifat bawaan yang sama.
Marc Antoin Laugier meyakini bahwa pada
by imitating the natural process, art was born. All the
splendours of architecture ever conceived have been
modelled on the little rustic hut I have just described. It is by
approaching the simplicity of the first model that
fundamental mistakes are avoided and true perfection is
achieved
Semua arsitektur berpangkal pada asal muasal yang sama
yang harus dirujuk
elemen struktural = elemen arsitektural
Anjungan Denmark
Expo Hannover 2000
“The whole of society rests upon industry”HENRI DE SAINT SIMON (1760-1825)
Arsitektur berkembang seturut perkembangan jaman sehingga semestinya menjadi
bagian yang terlibat atau bahkan mengarahkan perkembangan jaman. “Spirit of the
Age” [Zeitgeist, dalam bahasa Jerman] adalah esensi Semangat Zaman yang penting
untuk dipahami arsitek, dan diwujudkan dalam karya arsitektur. Perkembangan ini
seringkali seturut dengan inovasi teknologi yang bukan hanya memberikan solusi baru
tapi juga menuntut ekspresi baru. Dalam banyak hal perkembangan ini terkait dengan
kemajuan teknologi dan industrialisasi.
TEORI-TEORI BERBASIS
KEMAJUAN
“The whole of society rests upon industry”HENRI DE SAINT SIMON (1760-1825)
Arsitektur berkembang seturut perkembangan jaman sehingga semestinya menjadi
bagian yang terlibat atau bahkan mengarahkan perkembangan jaman. “Spirit of the
Age” [Zeitgeist, dalam bahasa Jerman] adalah esensi Semangat Zaman yang penting
untuk dipahami arsitek, dan diwujudkan dalam karya arsitektur. rr Perkembangan ini
seringkali seturut dengan inovasi teknologi yang bukan hanya memberikan solusi baru
tapi juga menuntut ekspresi baru. Dalam banyak hal perkembangan ini terkait dengan
kemajuan teknologi dan industrialisasi.
TEORI-TEORI BERBASIS
Bersahabat dengan MesinFRANK LLOYD WRIGHT
Di awal era industri, sebagian kalangan, terutama di Inggris yang
diopelopori oleh aktivis William Morris dan teorisi John Ruskin,
menganggap mesin sebagai ancaman terhadap proses kreatif dan
tata masyarakat yang berbasis kerajinan. Di Amerika Serikat, Frank
Lloyd Wright mengajak kita untuk bersahabat dengan mesin karena
dengan kemampuannya untuk memotong, membentuk,
menghaluskan dan menangani pekerjaan repetitif
memungkinkan orang miskin maupun kaya bisa mendapatkan
hasil kerja yang berupa permukaan yang halus dengan bentuk
yang kuat . . .
Mesin mampu menyederhanakan pekerjaan secara
menakjubkan; menjadi emansipator yang baik bagi
kemampuan kreatif manusia dan pada waktunya menjadi
pembangkit kesadaran kreatif . . .
Ajarilah dia bahwa Mesin adalah teman terbaiknya
The Art and Craft of the Machine (1901)
Merayakan Kebaruan dan
KesementaraanANTONIO SANT’ ELIA
Sebagai pelopor gerakan kemajuan dan anggota Nuove Tendenze
(kecenderungan baru) dengan penuh kesungguhan merayakan
kebaruan yang ditawarkan oleh mekanisasi dan menolak pernak-
pernik dan bentuk yang dibawa dari masa silam. Dia
mempermaklumkan:
Arsitektur sekarang memutus hubungan dengan tradisi; dan harus
harus membuat awalan baru (make a fresh start)
Calculations based on the resistance of materials, on the use
of reinforced concrete and steel, exclude ‘architecture’ in the
classical and traditional sense. Modern constructional
materials and scientific concepts are absolutely incompatible
with the disciplines of historical styles,
Lebih lanjut, Antonio Sant’ Elia menyerukan:
Perangi dan Singkirkan
1. Arsitektur maju yang bersifat semu
2. Semua bentuk arsitektur klasik yang monumental dan elok
3. Tiruan dari monumen-monumen kuna
4. Garis-garis tegaklurus, bangun geometris yang statis dan anggun
yang sangat berbeda dengan sensibilitas baru kita
5. Penggunaan bahan-bahan yang masif, besar dan kuna yang
mahal.
Dan Permaklumkan
1. Arsitektur Futuris adalah arsitektur perhitungan, keteguhan dan
kesederhanaan; arsitektur beton bertulangn bajam kaca, cardboard,
tekstil dan serat, dan semua yang menggantikan kayu, batu dan bata
untuk mendapatkan kelenturan dan keringanan maksimum.
2. Arsitektur Futuris bukanlah kombinasi yang kering antara
kegunaan dan kepraktisan tapi tetaplah karya seni yakni yang
merupakan sintesa dan ekspresi.
3. . . . Kerakteristik fundamental Arsitektur Futuris adalah tak
permanen dan selalu berubah. Benda berumur lebih pendek dari
pada kita. Setiap generasi harus membangun kotanya sendiri.
Pembaruan terus menerus lingkungan arsitektonik akan
berkontribusi pada kejayaan Futurisme.
Manifesto of Futurist Architecture (1914)
Tantangan dan Kekuatan
Era TransisiLUDWIG MIES VAN DE ROHE
Era transisi yang dipicu oleh kemajuan teknologi membuka peluang
untuk mengantar dunia menjadi lebih baik. Mies van de Rohe
memaparkan hal tersebut sat menjelaskan Barcelona Pavilion di
tahun 1928:
Kondisi ekonomi, teknikal dan kultural telah berubah secara
radikal Teknologi dan industri menghadapi permasalahan
yang sama sekali baru. Budaya dan masyarakat kita,
sebagaimana bagi teknologi dan industri untuk menemukan
pemecahan masalah yang baik. Industri Jerman dan industri
Eropa secara keseluruhan haruslah memahami dan
memecahkan tugas spesifik ini. Jalan yang ditempuh haruslah
mengarahkan dari yang kuantitatif menuju kualitatif—dari
yang ekstensif menuju yang intensif.
Seturut jalan ini industri dan teknologi akan bergabung
dengan kekuatan pemikiran dan budaya.
Kita berada pada masa transisi—transisi yang akan mengubah
dunia.
Teknologi dan Semangat JamanLUDWIG MIES VAN DE ROHE (1950)
Seperempat abad berikutnya, ketika telah pindah ke Amerika, Mies
meyakini bahwa penyatuan antara arsitektur dan teknologi bukan
hanya suatu keniscayaan tapi akan menjadi ungkapan semangat
jaman.
Jelas bahwa teknologi bukan sekedar sarana melainkan sesuatu
yang memiliki wujud yang bermakna dan perkasa—begitu
perkasa hingga tak mudah menamainya. Apakah ini teknologi
ataukah arsitektur? . . .
Arsitektur tak ada hubungannya dengan penemuan bentuk. Ini
bukanlah area permainan kanak-kanak, yang muda atau yang
tua. Arsitektur adalah ajang pertempuran jiwa. Arsitektur
menyuratkan sejarah suatu epos dan menamainya. Arsitektur
bergantung pada masanya, dan merupakan kristalisasi struktur
dalam dirinya yang perlahan menampilkan wujudnya. Inilah
alasan mengapa teknologi dan arsitektur berkait erat. Harapan
nyata kita adalah keduanya akan tumbuh bersama, sehingga
arsitektur mengekspresikan teknologi dan sebaliknya. Pada saat
itulah kita memiliki arsitektur yang layak dinamai: arsitektur
sebagai simbol sejati masa kita.
Prefabrikasi dan ArstekturPETER COOK (1970)
Kemampuan industri manufaktur untuk menghasilkan
komponen bangunan mengemuka pada pertengahan abad ke-
20. Seabad sebelumnya kemampuan ini tampil menonjol dalam
menciptakan naungan raksasa, seperti pada Crystal Palace. Peter
Cook memandang metoda produksi ini perlu dikembangkan
melalui berbagai eksperimentasi untuk memenuhi kebutuhan
mendatang dan mendapatkan ekspresi arsitekturalnya.
Clearly the inspiration of production is central to the mid-
twentieth century. Very few experimental architects will
now be able to ignore the suggestion of ideals in
production. Once again it is a question of definition, and a
question of heroics, and we can see that production in the
recent past has had too simplistic an aspiration. But its
other implication, that of the ability of a rational product
to give a member of the public precisely what he wants
more quickly, cheaply, and successfully, is more interesting.
Metabolisme:
Melokalisasikan TeknologiKISHO KUROKAWA (1977)
Berpartisipasi aktif dalam perkembangan teknologi, Jepang
mengembangkan paradigma yang berbeda dengan di Barat. Saat
penyelenggaraan World Design Conference di Jepang pada tahun 1960
sekelompok arsitek mengajukan manifesto: Metabolism 1960—a
Proposal for a New Urbanism. Kurokawa (1977) menjabarkan lebih
lanjut lima karakteristik yang terungkap dalam manifesto ini:
• Pertumbuhan Penduduk yang sangat tinggi menuntut pemenuhan
kebutuhan bangunan secara cepat
• Mobilitas Warga yang tinggi menjadikan perlunya fleksibilitas dalam
pengembangan fasilitas fisik
• Pentingnya Teknologi menjadikan warga Jepang familier dengan
solusi berbasis teknologi
• Penggunaan Kayu yang memiliki komponen yang bisa dibongkar
dan diganti dengan yang baru
• Spiritualitas Buddhisme yang menekankan pada kesementaraan
dan ketiadaan
Kelimanya melandasi perkembangan Metabolisme yang menekankan
pada penggunaan komponen yang mudah diubah dan diganti.
Prefabrikasi dikembangkan dengan paradigma yang berbeda.
KEMAJUAN DAN
KEBERLANJUTAN
Rancangan Ekologis dan
Pencakar LangitKEN YEANG (1999)
Guna mengembangkan rancangan ekologis secara baik diperlukan
suatu teori yang mampu menjadi kerangka konseptual yang
membantu perancang
TEORI-TEORI BERBASIS
KESELARASAN
Dengan pemahaman bahwa mencipta arsitektur adalah membangun site/tapak maka
keterkaitan antara arsitektur dengan konteks dan kondisi setempat menjadi sangat
penting untuk dipertimbangkan. Konteks ini meliputi aspek fisis (topografi, iklim,
vegetasi, bahan bangunan dsb.), sosial (pengelolaan masyarakat, perekonomian dsb.) dan
budaya (adat, tradisi bangunan, ketrampilan bertukang dsb.)
TEORI-TEORI BERBASIS
Dengan pemahaman bahwa mencipta arsitektur adalah membangun site/tapak maka
keterkaitan antara arsitektur dengan konteks dan kondisi setempat menjadi sangat
penting untuk dipertimbangkan. Konteks ini meliputi aspek fisis (topografi, iklim,
vegetasi, bahan bangunan dsb.), sosial (pengelolaan masyarakat, perekonomian dsb.) dan
budaya (adat, tradisi bangunan, ketrampilan bertukang dsb.)
AIMS & APPROACHES
ENVIRONMENTAL
APPROACH
CULTURAL
APPROACH
REGIONALISM DILANDASI PADA
KEINGINAN UNTUK
MENGEMBANGKAN
KESESUAIAN &
KESELARASANDENGAN SEKITAR
TERMS
REGIONAL ARCHITECTURE
Yang mengungkapkan karakteristik khas bagi
suatu wilayah tertentu
VERNACULAR ARCHITECTURE
Yang jamak dijumpai dan biasa dilakukan
sekelompok masyarakat tertentu
INDIGENOUS ARCHITECTURE
Yang asli ciptaan suatu masyarakat tertentu di
tempat tertentu
TRADITIONAL ARCHITECTURE
Yang dipandang unggul dan diwariskan secara
turun temurun oleh kelompok masysrakat
tertentu
CONTEXTUAL ARCHITECTURE
Yang selaras dengan lingkungan sekitarnya
SOURCES
FORM
SPACE
TECHNICS
MATERIAL
CLIMATE RESPONSES
TOPOGRAPHICAL RESPONSES
METHOD
VERNACULARISM
REGIONAL STYLE
CONCRETE
CRITICAL REGIONALISM
ABSTRACT REGIONALISM
MODERN REGIONALISM
Bernard Rudofsky
(1905 – 1988)
ARCHITECTURE WITHOUT
ARCHITECTS: A Short Introduction to Non-pedigreed
Architecture, 1964
"vernacular architecture does not go
through fashion cycles. It is nearly
immutable, indeed, unimprovable, since it
serves its purpose to perfection.“
MONUMENT à VERNACULAR
VERNACULARISM
The Wind Catchers of Hyderabad 1928The Domes of Santorini
“House Form and Culture” Amos Rapoport, 1969
“house form is not simply the result of physical
forces or any single causal factors, but is the
consequence of a whole range of socio-cultural
factors seen in their broadest terms.”
HOUSE FORM = CLIMATE +
TECHNOLOGY + CULTURE
CULTURAL DETERMINISM
Between Two Gates, Kotagede
BEHAVIOR & SEMIOTIKA
MAKNA LEVEL RENDAH
penanda berperan seperti rambu-rambu lalu lintas yang
secara langsung merujuk pada apa yang harus, boleh
atau jangan dilakukan. Dalam kaitannya dengan ruang,
penandaan ini berkait erat di antaranya dengan
pembentukan privasi.
MAKNA LEVEL TENGAH
penanda berperan seperti kartu identitas guna
menunjukkan orang atau pihak yang dihubungkan
dengan suatu ruangan atau arsitektur tertentu. Dalam
kaitannya dengan ruang, penandaan ini berkait erat di
antaranya dengan pembentukan identitas dan status.
MAKNA LEVEL TINGGI
Penanda berperan sebagai pengungkap gagasan luhur
seperti narasi kosmologis, nilai-nilai keagamaan dan
wacana filosofis.
BEHAVIOR & SEMIOTIKA
TONGKONAN
di Tana Toraja
Makna Level Rendah
sebagai kediaman, tempat
istirahat dan tempat
penyimpanan
Makna Level Tengah
untuk mengungkapkan
status sosial ekonomi
pemiliknya
Makna Level Tinggi
sebagai ungkapan
pemahaman terhadap
jagad raya dan asal
muasal leluhur
Belakangan terjadi
pergeseran makna
dengan Makna Tengah
yang nakin dominan
REGIONALISME DALAM
ARSITEKTUR MODERN
Regionalism within
ModernismSUHA OZKAN
VERNACULARISM
bertujuan untuk menghadirkan kembali
bentuk dan susunan ruang arsitektur
vernakular pada masa kini.
MODERN REGIONALISM
bertujuan untuk menggabungkan antara
modernism yang menekankan pada kualitas
bahan bangunan, ekspresi struktur dan
bentuk yang fungsional dengan
regionalisme yang menekankan pada
bentuk dan makna dalam konteks tempat
tertentu
Regionalism within ModernismSUHA OZKAN
VERNACULARISM
• Conservative Vernacularism
Menekankan pada penerapan teknologi
vernakular dengan basis pada peningkatan
ketrampilan masyarakat setempat.Misal: New Gourna Village, Hassan Fathy
• Interpretive Vernacularism
Menerapkan arsitektur vernakular dalam
fungsi dan teknologi baru (banyak di
antaranya berkaitan dengan pariwisata)
Misal: Amankila Resort, Bali
REGIONALISME DALAM
ARSITEKTUR MODERN
Regionalism within ModernismSUHA OZKAN
MODERN REGIONALISM
• Concrete Regionalism
mengakomodasi semua pendekatan pada ekspresi
regional dengan mengkopi fitur, bagian atau
keseluruhan bangunan di suatu wilayah. Jika
bangunan tersebut memiliki nilai spiritual atau
filosofis menjadikan rancangan baru akan lebih
mudah diterima
Misal: Tenda di Terminal Haji Bandara King Abdulaziz Jeddah
• Abstract Regionalism
Menerapkan aspek-aspek abstrak arsitektur regional
yang tak mudah dikenali, seperti, tata massa, solid-
void, proporsi, sense of space, pencahayaan dan
prinsip struktur.
Misal: Commercial Bank Heddah dengan lubang yang terinspirasi oleh
peran courtyard
REGIONALISME DALAM
ARSITEKTUR MODERN
ENVIRONMENTAL APPROACH
ISVA Position Statement (1997)
“We believe it to be essential for the welfare of the environment
and of present and future generations that much more should be
known about vernacular traditions, so that they may be
supported all over the world, and architect-designed buildings can
relate to them. Architectural responses to building needs must be
developed that respect local traditions, rather than attempt to
apply universal design solutions, irrespective of cultural diversity
and differing aspirations.’
Paul Oliver
TECHNICS & PRIDE
SCHOOL IN RUDRAPUR
Dinajpur, Bangladesh
Anna Heringer
To be true according to the program is to fulfill exactly and simply the
conditions imposed by need.E-E VIOLLET LE DUC
“Form follows Function” adalah jargon yang sangat populer tapi sering kurang didalami kisaran
fungsi dan relasinya dengan arsitektur. Abraham Maslow merumuskan “needs” atau
kebutuhan manusia yang berkaitan dengan cakupan fungsi yang luas yang meliputi: survival,
safety & security, comfot, afiliation, esteem dan self-actualization.
Fungsi juga berkaitan erat dengan perilaku yang jika dilakukan dalam jangka mewujud dalam
bentuk arsitektur tertentu.
TEORI-TEORI BERBASIS
KEMANFAATAN
To be true according to the program is to fulfill exactly and simply the
conditions imposed by need.E-E VIOLLET LE DUC
““““Form follows Function” adalah jargon yang sangat populer tapi sering kurang didalami kisaran
fungsi dan relasinya dengan arsitektur. Abraham Maslow rr merumuskan “needs” atau
kebutuhan manusia yang berkaitan dengan cakupan fungsi yang luas yang meliputi: survival,
safety & security, comfot, afiliation, esteem dan self-actualization.
Fungsi juga berkaitan erat dengan perilaku yang jika dilakukan dalam jangka mewujud dalam
bentuk arsitektur tertentu.
TEORI-TEORI BERBASIS
TEORI MANFAAT ARSITEKTUR
PROGRAM E-E Viollet le Duc
FUNCTION Louis H. Sullivan
EKSPRESI Walter Gropiuos
MACHINE Le Corbusier
ORGANIC Frank Lloyd Wright
MYSTICAL Louis I. Kahn
PENDEKATAN KOMPREHENSIF
INTENTION NORBERG-SCHULZ
Pendekatan komprehensif berupaya
untuk menyajikan teori tentang totalitas
arsitektur (sebagaimana pernah
dirumuskan Vitruvius sebagai kegunaan-
keindahan-kekuatan).
Christian Norberg-Schulz dalam
Intentions in Architecture (1963)
menganggap bahwa totalitas ini adalah
intention yang berupa FORM yang
memenuhi BUILDING TASK yang
terwujud melalui TECHNIC
TASK
TECHNICSFORM
INTENTION NORBERG-SCHULZ
Norberg Schulz merumuskan BULDING TASK
(peran yang ditujukan untuk disandang
bangunan) menjadi:
PEMBENTUK LINGKUNGAN FISIK (Physical
Millieu) yang berupa
• PHYSICAL CONTROL untuk menjadi
perantara antara manusia dan
lingkungan fisisnya
• FUNCTIONAL FRAME untuk mewadahi
aktivitas manusia
PEMBENTUK LINGKUNGAN BUDAYA (Cultural
Millieu)
• SOCIAL MILLIEU untuk menjadi
perantara antara manusia dan
lingkungan sosiaknya
• CULTURAL SYMBOLIZATION untuk
mengungkapkan gagasan-gagasan
manusia
PENDEKATAN PERILAKU
140 PRIVATE TERRACE ON THE STREET
141 A ROOM OF ONE'S OWN
142 SEQUENCE OF SITTING SPACES
143 BED CLUSTER
144 BATHING ROOM
145 BULK STORAGE
146 FLEXIBLE OFFICE SPACE
147 COMMUNAL EATING
148 SMALL WORK GROUPS
149 RECEPTION WELCOMES YOU
150 A PLACE TO WAIT
PATTERN LANGUAGE ALEXANDER
Christopher Alexander adalah seorang ahli matematika yang
kenudian menjadi professor arsitektur. Dia ingin merumuskan
secara ilmiah tentang kedekatan arsitektur dan kehidupan yang
telah menjadi landasan penciptaan bangunan dan lingkungan
selama beratus tahun.
Pattern Language adalah bukunya yang berisi 253 pola dalam
lingkungan binaan dalam berbagai skala yang dirumuskan sebagai
petunjuk praktis tapi didasarkan pada kajian mendalam tentang
perilaku manusia pada berbagai lingkungan binaan
129 COMMON AREAS AT THE
HEART
No social group - whether a
family, a work group, or a
school group - can survive
without constant informal
contact among its members.
82...OFFICE CONNECTIONS
If two parts of an office are too far
apart, people will not move
between them as often as they
need to; and if they are more than
one floor apart, there will be
almost no communication between
the two. 146 FLEXIBLE OFFICE SPACE
Is it possible to create a kind of
space which is specifically tuned to
the needs of people working, and
yet capable of an infinite number of
various arrangements and
combinations within it?
80...SELF-GOVERNING
WORKSHOPS AND
OFFICES
No one enjoys his work
if he is a cog in a
machine.
PATTERN LANGUAGE ALEXANDER
148 SMALL WORK GROUPS. . . within the workspace of an institution - SELF-GOVERNING
WORKSHOPS AND OFFICES (80), FLEXIBLE OFFICE SPACE (146)
Ketika lebih dari enam orang bekerja di tempat yang
sama, penting untuk tidak mengharuskan mereka
bekerja di tempat yang luas dan seragam. Lebih baik
ruangan kerja dibagi untuk kelompok-kelompok yang
lebih kecil.
Therefore:
Break institutions into small, spatially identifiable work groups, with less
than half a dozen people in each. Arrange these work groups so that each
person is in at least partial view of the other members of his own group;
and arrange several groups in such a way that they share a common
entrance, food, office equipment, drinking fountains, bathrooms.
PATTERN LANGUAGE ALEXANDER
In fact, people will feel oppressed, both when they are either working in an
undifferentiated mass of workers and when they are forced to work in isolation.
The small group achieves a nice balance between the one extreme in which
there are so many people, that there is no opportunity for an intimate social
structure to develop, and the other extreme in which there are so few, that the
possibility of social groups does not occur at all.
This attitude toward the size of work groups is supported by the findings of the
Pilkington Research Unit, in their investigations of office life (Office Design: A
Study of Environment, ed. Peter Manning, Department of Building Science,
University of Liverpool, 1965, pp. 104-28). In a very large study indeed, office
workers were asked their opinions of large offices and small offices. The
statements they chose most often to describe their opinions were: "The larger
offices make one feel relatively unimportant" and "There is an uncomfortable
feeling of being watched all the time in a large office." And when asked to
compare five different possible layouts for offices, workers consistently chose
those layouts in which workgroups were smallest.
PATTERN LANGUAGE ALEXANDER
PENDEKATAN DEKONSTRUKSI
DISJUNCTION TSCHUMI
Pendekatan Dekonstruksi didasarkan pada
peran arsitektur sebagai tanda yang menjalin
relasi yang tidak mapan dengan makna
sehingga selalu berubah sehingga membuka
kemungkinan-kemungkinan baru.
Begitu pula hubungan antara arsitektur
dengan manfaat. Ketimbang merumuskan
fungsi, Bernard Tschumi lebih meyakini peran
event (peristiwa) yang mungkin terjadi dalam
suatu karya arsitektur.
there was no architecture without event, no
architecture without action, without activities,
without functions. Architecture was seen as
the combination of spaces, events, and
movements
(Tschumi, Architecture and Disjunction)
Dengan memahami arsitektur sebagai ruang tempat
berbagai event terjadi dalam rangkaian movement
maka kemungkinan-kemungkinan pemrograman bisa
terjadi, Tschumi menyebutnya: Cross-programming,
Trans-programing dan Dis-programming.
DISJUNCTION TSCHUMI