pertanyaan pengayaan tetanus neonatorum cory

Upload: yunus-lumban-raja

Post on 11-Oct-2015

511 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

neonatorum

TRANSCRIPT

Pertanyaan Pengayaan Tetanus NeonatorumPertanyaan dari dr. Tjondro

1. Gambaran mulut yang khas pada bayi dengan tetanus nonatorum?

Gejala Trismus, terjadi karena kekakuan otot maseter sehingga mulut tidak dapat dibuka, hal ini merupakan gejala penyakit yang umumnya pertama kali muncul. Biasanya gambarannya seperti mencucu.2. Kaku pada abdominal, sangat penting dalam mendiagnosis tetanus neonatorum. Apa namanya?

Perut papan

3. Jeaskan mekanisme terjadinya gagal nafas pada bayi dengan tetanus neonatorum. Tetanospasmin masuk melalui ujung akson dan menyebar pada seluruh badan akson, lalu akan menyebar ke sistem saraf pusat ( bekerja memblok pelepasan neurotransmiter yang berfungsi sebagai inhibitor sehingga menghambat kerja inhibitor sistim saraf motorik ( sistim saraf motorik akan terus terangsang ( spasme otot. Pada gagal nafas, spasme dapat mengakibatkan kerusakan laringeal. Gejala spasme terlebih dahulu dan dapat menyebabkan berhenti pernafasan dan kematian.

Pertanyaan:

1. Klasifikasi untuk tetanus ada/ tidak?Ada beberapa sistem klasifikasi tetanus. Beberapa sistem klasifikasi dilakukan berdasarkan tingkat keparahan. Biasanya tetanus neonatorum dimasukkan ke dalam yang berat. Dalam pengayaan ini tidak diberikan klasifikasi karena difokuskan untruk tetanus neonatorum saja, sementara sistem klasifikasi biasanya untuk tetanus secara umum, contohnya:

Klasifikasi beratnya tetanus oleh Ablett:

DERAJAT I (ringan) : Trismus ringan sampai sedang, spasitisitas generalisata, tanpa gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa disfagia.

DERAJAT II (sedang) : Trismus sedang, rigiditas yang tampak jalas, spasme singkat sampai sedang, gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi pernafasan lebih dari 30 kali per menit, disfagia ringan.

DERAJAT III (berat) : Trismus berat, spasitisitas generalisata, spasme reflek berkepanjangan, frekuensi pernafasan lebih dari 40 kali per menit, serangan apnea, disfagia berat, dan takikardi ( lebih dari 120 kali per menit). DERAJAT IV (sangat berat) : Derajat III dengan gangguan otonomik berat, melibatkan sistem kardiovaskuler, hipertensi berat dan takikardi terjadi berselingan dengan hipotensi dan bradikardi, salah satunya dapat menetap.

Jawaban dr. Tjondro: setuju.2. Komplikasi dari tetanus neonatorum yang paling berbahaya?Pada Jalan Nafas: Aspiraso, Laringospasme/obstruksi, Obstruksi berkaitan dengan sedatif yang paling berbahaya: Apne, Hipoksia, Gagal nafas, ARDS, Komplikasi trakeostomi (stenosis trakea),

Jawaban dr. Tjondro: setuju, dan menambahkan fraktur vertebrae selama spasme juga membahayakan nyawa..3. Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi gagal nafas?Sesuai penatalaksanaan yang sudah dibahas sebelumnya, pengobatan simptomatik untuk mengontrol nyeri, cemas, serangan yang tiba tiba, spasme, akumulasi sekret di faring dan saluran trakeobronkus, dan mencegah depresi pernafasan: Diazepam, barbiturat, meprobamate, klorpromazin.Jawaban dr. Tjondro:

Jika tersedia alat ventilator, sebagai antisipasi dan menangani pasien yang mempunyai resiko hipoksia dan gangguan obstruksi. Alat ventilator dibutuhkan jika terjadi pada kekakuan dan spame otot yang cukup lama. Sehingga relaksasi otot, sedasi dan alat ventilator diberikan secara bersama sama.

Nama: Cory Artika J. ManurungNIM: 0551050143