persepsi pasien peserta jaminan kesehatan … · peserta jkn terhadap pelayanan kesehatan di...

114
PERSEPSI PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONALTERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : Diah Ayu Latifah NIM. 6411411119 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERSEPSI PASIEN PESERTA

    JAMINAN KESEHATAN NASIONALTERHADAP

    PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI

    RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH

    RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

    Oleh :

    Diah Ayu Latifah

    NIM. 6411411119

    JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • i

    PERSEPSI PASIEN PESERTA

    JAMINAN KESEHATAN NASIONALTERHADAP

    PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI

    RAWAT INAP SA’AD IBNU ABI WAQQASH

    RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

    Oleh :

    Diah Ayu Latifah

    NIM. 6411411119

    JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • ii

    Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Universitas Negeri Semarang

    Juni 2015

    ABSTRAK

    Diah Ayu Latifah

    Persepsi Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap Pelayanan

    Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit

    Islam Sunan Kudus

    XV + 113 halaman + 10 tabel + 5 gambar + 14 lampiran

    Mutu pelayanan rumah sakit dapat mempengaruhi penilaian dari pasien

    sebagai customer rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi

    peserta JKN terhadap pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi

    Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus. Penelitian ini menggunakan metode

    penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan responden purposive sampling.

    Responden berjumlah 5 pasien peserta JKN Non-PBI kelas 3, Kepala Rekam

    Medis, dan Wakil Kepala Perawat. Teknik pengambilan data menggunakan teknik

    observasi dan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan analisis data deskriptif

    dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

    umum pengetahuan pasien tentang program JKN terbatas. pasien tidak

    mengetahui banyak mengenai program JKN. Persepsi pasien terhadap pelayanan

    yang diberikan oleh pihak rumah sakit, baik pelayanan administrasi, medis,

    keperawatan, serta penunjang medis sudah baik. Berdasarkan hasil penelitian,

    pelayanan yang diberikan rumah sakit sudah baik. Namun, rumah sakit harus tetap

    melakukan evaluasi terkait fasilitas yang disediakan, karena hal tersebut

    menyangkut kenyamanan pasien.

    Kata Kunci : Jaminan Kesehatan Nasional, Pelayanan Rumah Sakit,

    Persepsi Pasien

    Kepustakaan : 51 (2005-2015)

  • iii

    Public Health Science Departement

    Faculty of Sport Science

    Semarang State University

    June 2015

    ABSTRACT

    Diah Ayu Latifah

    Patient’s Perception of Jaminan Kesehatan Nasional’s Member for Health

    Service in Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Room, Sunan Kudus Muslim Hospital

    XV + 113 pages + 10 tables + 5 images + 14 attachments

    Hospital services quality may affect the assessment of hospital patients as

    customers. Research purposes was to describe the perception of JKN participants

    for health care in Sa'ad Ibnu Abi Waqqahs Inpatient Unit, Sunan Kudus Islamic

    Hospital. This study used qualitative research methods with capturing-respondent

    technique used purposive sampling. Respondents were 5 patients who JKN

    participants grade 3, a Head of Medical Record, and a Deputy Head of Nursing.

    Data collection technique used observation and in-depth interviews, then

    descriptive data analysis and presented in narrative form. The results showed that

    patients generally did not know to much about JKN program. Patients perception

    about provided services by the hospital, whether administrative services, medical

    services, nursing services, medical support services was good. Based on the

    research result, provided services by the hospital was good. However, the hospital

    must conduct an evaluation about the facilities, because it was concern the

    patient's comfort.

    Keywords : National Health Insurance, Hospital Service, Patient’s

    Perception

    Reference : 51 (2005-2015)

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto :

    1. Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh

    direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini )

    2. Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau

    sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.

    (Q.S Al Insyirah : 6-8).

    3. Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan

    dirinya atau membenci sesuatu yang bermanfaat baginya. Mohonlah

    petunjuk-Nya.

    4. You can do anything you set your mind to...

    Persembahan :

    Tanpa mengurangi rasa syukur kepada

    Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini

    untuk :

    1. Kedua Orang Tua tercinta ( Bapak Alm.

    H. Farkhan dan Ibu Muslimah ) yang

    telah membesarkan, mendidik dengan

    rasa sayang penuh kesabaran serta

    pengorbanannya.

    2. Keluarga besar yang ada di Jepara

    3. Sahabat-sahabat ku tercinta

    4. Almamater tercinta jurusan Ilmu

    Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

    Keolahragaan Universitas Negeri

    Semarang

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-

    Nya, yang telah melimpahkan rahmat kepada setiap hambanya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Persepsi Pasien Peserta Jaminan

    Kesehatan Nasional terhadap Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad

    Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus “.Skripsi ini disusun untuk

    memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di

    Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (UNNES).

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali

    memperoleh bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada

    kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas

    kepada :

    1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Dr. Harry

    Pramono, M.Si., atas izin penelitiannya.

    2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Universitas Negeri Semarang Irwan Budiono, SKM., M.Kes (Epid), atas izin

    penelitiannya.

    3. Dosen Pembimbing, Bapak Drs. Bambang Wahyono, M.Kes., yang telah

    banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan

    memberikan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

    4. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

    5. Direktur Rumah Sakit Islam Sunan Kudus, Dr. H. Farid Noor. M. Kes., atas

    izin penelitian yang diberikannya.

  • viii

    6. Seluruh responden penelitian, atas bantuannya dalam penelitian ini.

    7. Alm. Bapak dan Ibu tercinta atas do’a, motivasi, dan segala pengorbanan serta

    bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

    8. Mbak In, Mbak Sun, Mas Ais, dan seluruh keluarga besar saya, atas doa,

    motivasi dan bantuannya.

    9. Sahabat-sahabat tersayang ( Asni, Ndari, Fay, Wiran, Ulfa, Rizsa, Budi, Adit,

    Astri, Hamid, Iqbal ), teman-teman Peminatan AKK, dan teman-teman

    Jurusan IKM angkatan 2011, atas motivasi, do’a, dan bantuannya dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat 2012 dan

    2013 atas do’a, motivasi, dan bantuannya.

    11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

    Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat ganda

    dari Allah SWT.

    Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa dalam penyusunan skripsi

    ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknis penulisan

    karena keterbatasan yang dimiliki penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi kita semua khususnya penulis sendiri.Oleh karena itu, kritik dan saran yang

    bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan.

    Semarang, Juni 2015

    Diah Ayu Latifah

  • ix

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ......................................................................................................... i

    ABSTRAK ...................................................................................................... ii

    ABSTRACT ..................................................................................................... iii

    PERNYATAAN .............................................................................................. iv

    PENGESAHAN .............................................................................................. v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 5

    1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

    1.4 Manfaat Hasil Penelitian .......................................................................... 7

    1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................... 8

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 9

    1.6.1 Ruang Lingkup Tempat ......................................................................... 9

    1.6.2 Ruang Lingkup Waktu........................................................................... 10

    1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan ..................................................................... 10

  • x

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 11

    2.1.1 Persepsi .................................................................................................. 11

    2.1.2 Pelayanan Kesehatan ............................................................................. 17

    2.1.3 Rumah Sakit .......................................................................................... 19

    2.1.4 Jaminan Kesehatan Nasional ................................................................. 26

    2.2 Kerangka Teori ......................................................................................... 42

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Alur Pikir .................................................................................................. 44

    3.2 Fokus Penelitian ....................................................................................... 44

    3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 45

    3.4 Sumber Informasi ..................................................................................... 45

    3.5 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ............................... 48

    3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................... 49

    3.7 Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................... 50

    3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................ 51

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    4.1 Gambaran Umum ..................................................................................... 53

    4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit Islam SunanKudus............... 53

    4.1.2 Visi, Misi, Tujuan Rumah Sakit Islam Sunan Kudus ............................ 54

    4.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Sunan Kudus .......................... 55

    4.1.4 Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Islam SunanKudus ........................ 55

    4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 57

  • xi

    4.2.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 57

    4.2.2 Pengetahuan Responden mengenai Program Jaminan Kesehatan

    Nasional ................................................................................................ 60

    4.2.3 Pelayanan Administrasi Rumah Sakit ................................................... 65

    4.2.4 Pelayanan Medis Rumah Sakit .............................................................. 68

    4.2.5 Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit ................................................... 73

    4.2.6 Pelayanan Penunjang Medis Rumah Sakit ............................................ 78

    4.2.7 Pelayanan Rujukan Rumah Sakit .......................................................... 80

    BAB V PEMBAHASAN

    5.1 Pembahasan .............................................................................................. 85

    5.1.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 85

    5.1.2 Identitas Informan Triangulasi Sumber ................................................. 87

    5.1.3 Pengetahuan Responden tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional 88

    5.1.4 Persepsi Responden tentang Pelayanan Administrasi Rumah Sakit ..... 94

    5.1.5 Persepsi Responden tentang Pelayanan Medis Rumah Sakit ................ 96

    5.1.6 Persepsi Responden tentang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit ..... 98

    5.1.7 Persepsi Responden tentang Pelayanan Penunjang Medis Rumah Sakit 99

    5.1.8 Persepsi Responden tentang Pelayanan Rujukan Rumah Sakit............. 100

    5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian ....................................................... 102

    5.2.1 Hambatan Penelitian .............................................................................. 102

    5.2.2 Kelemahan Penelitian ............................................................................ 103

    BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 105

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109

  • xii

    LAMPIRAN .................................................................................................... 114

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Penelitian-penelitian yang Relevan dengan Penelitian ini ............. 8

    Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja Rumah Sakit Islam Sunan Kudus ............... 55

    Tabel 4.2 Dokter Prakter Rumah Sakit Islam Sunan Kudus .......................... 56

    Tabel 4.3 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ......................... 57

    Tabel 4.4 Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur ........................ 58

    Tabel 4.5 Karakteristik Responden Menurut Kategori Agama ...................... 58

    Tabel 4.6 Karakteristik Responden Menurut Kategori Pekerjaan.................. 59

    Tabel 4.7 Karakteristik Responden Menurut Kategori Pendidikan Terakhir. 59

    Tabel 5.1 Karakteristik Responden Utama .................................................... 85

    Tabel 5.2 Identitas Informan Triangulasi Sumber ......................................... 88

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi ........................................................... 12

    Gambar 2.2 Alur Pelayanan Kesehatan ........................................................... 42

    Gambar 2.3 Kerangka Teori ............................................................................. 43

    Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian ..................................................................... 44

    Gambar 5.1 Alur Pelayanan Kesehatan ............................................................ 91

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi

    Lampiran 2 Surat Ehtical Clearance

    Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

    Lampiran 4 Surat Persetujuan Ijin Penelitian Rumah Sakit Islam Sunan Kudus

    Lampiran 5 Lembar Persetujuan Keikutsertaan Responden dalam Penelitian

    Lampiran 6 Daftar Responden

    Lampiran 7 Daftar Informan Triangulasi

    Lampiran 8 Lembar Checklist Observasi

    Lampiran 9 Lembar Panduan Wawancara

    Lampiran 10 Lembar Panduan Triangulasi Sumber

    Lampiran 11 Lembar Validitas Data

    Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Mengambil Data dari Tempat Penelitian

    Lampiran 13 Lembar Persetujuan Keikutsertaan dalam Penelitian

    Lampiran 14 Dokumentasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara

    berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.UUD 1945 mengamanatkan bahwa

    jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak

    mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pada UUD

    1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara

    mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut dengan mengeluarkan UU

    Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk

    memberikan jaminan sosial menyeluruh bagi setiap orang dalam rangka

    memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya

    masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU Nomor

    36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa setiap orang

    mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di

    bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,

    dan terjangkau.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan

    cakupan menyeluruhkepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan pada

    tahun 2014 yang berarti bahwa seluruh penduduk di Indonesia mulai 1

    Januari 2014 harus memiliki Jaminan Pemeliharaan

  • 2

    Kesehatan, meskipun demikian data yang peneliti peroleh dari Badan

    Penyelenggara Jaminan Sosial pada 6 Januari 2015 jumlah peserta BPJS baru

    133.610.852 orang (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2015).

    Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini bertujuan menjamin

    agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

    dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.Melalui program ini diharapkan

    dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat Indonesia sehingga

    dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

    Program Jaminan Kesehatan Nasional menjamin beberapa pelayanan

    kesehatan di beberapa fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan Badan

    Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).Sesuai Undang-undang Nomor 44

    Tahun 2009, Rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan rujukan tingkat

    lanjutan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

    yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

    Diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional, pasien yang

    terdaftar sebagai peserta JKN tidak perlu membayar biaya pengobatan lagi,

    karena setiap bulannya telah membayar premi ke BPJS Kesehatan atau telah

    dibayarkan preminya oleh pemerintah jika peserta tersebut masuk ke dalam

    golongan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Akan tetapi, berdasarkan Peraturan

    Menteri Kesehatan No. 69 Tahun 2013, pasien mendapatkan pelayanan

    kesehatan rujukan tingkat lanjutan sesuai paket layanan yang didasarkan

    kepada pengelompokan diagnosis penyakit yang disebut denganIndonesian

    Case Based Groups (INA-CBG’s).

  • 3

    Saat ini, sesuai data yang peneliti dapatkan dari BPJS, dari total 2.300

    Rumah Sakit di Indonesia (Swasta maupun Pemerintah), sebanyak 1.613

    Rumah Sakit yang telah melakukan perjanjian kerjasama dengan Badan

    Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan per 6 Januari 2015,

    termasuk Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.

    Rumah Sakit Islam “Sunan Kudus” merupakan institusi pelayanan

    kesehatan milik Yayasan Islam Kudus (YAKIS).Tujuan utama didirikan

    Yayasan Islam Kudus (YAKIS) adalah penyelenggara usaha kesehatan

    masyarakat sebagai perwujudan amaliyah sesuai dengan ajaran Islam, turut

    membantu pemerintah dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana

    kesehatan di Kudus. Tepat pada tanggal 01 Oktober 1990 M / 12 Rabi’ul

    Awal 1411 H Rumah Sakit Islam “Sunan Kudus” dioperasikan pertama kali

    yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak H. Moh. Ismail Gubernur Kepala

    Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Status dari Rumah Sakit Islam “Sunan

    Kudus” adalah Rumah Sakit Umum swasta type Madya (type C) berdasarkan

    penetapan kelas oleh Dirgen Yanmed Nomer : YM.00.02.3.4.312 tanggal 28

    April 1990 M.

    Diantara beberapa rumah sakit di Kabupaten Kudus yang bekerjasama

    dengan BPJS Kesehatan, peneliti melakukan studi pendahuluan di dua rumah

    sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Kudus dan Rumah Sakit Islam

    Sunan Kudus. Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan

    November 2014 tersebut menunjukkan bahwa angka kunjungan pasien di

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus relatif lebih sedikit dibandingkan Rumah

  • 4

    Sakit Umum Daerah Kudus. Pada bulan Januari 2014 Bed Occupation Rate

    (BOR) Rumah Sakit Islam Sunan Kudus hanya sebesar 62,26 %. Hingga

    pada bulan November 2014 BOR tersebut masih sebesar 69,53 %. Sedangkan

    BOR Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash pada bulan Januari 2014

    sebesar 57,98% dan pada bulan November 2014 sebesar 65,89% (SIRS

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus). Hal tersebut menunjukkan bahwa BOR

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus masih dibawah stadar nasional asuhan

    kesehatan RSU di Indonesia, yakni sebesar 75-85% (Muninjaya Gde, 2013:

    164).

    Bed Occupation Rate merupakan prosentase pemakaian tempat tidur

    pada satuan waktu tertentu.Indikator ini memberikan gambaran tinggi

    rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur yang menjadi salah satu hal

    penting dalam penilaian mutu efisiensi rumah sakit (Sabarguna, BS, 2008:

    36).SalahsatupenyebabrendahnyaBORadalahpasien

    yangpernahdirawatmerasakurangpuaskemudianmemutuskantidakakanmengg

    unakanjasapelayananrumahsakititulagibaikbagidirinyamaupunkeluargayang

    akhirnyamembentukpersepsikurangbaikterhadappelayananrawatinaprumahsa

    kittersebut. Meskipun demikian rendahnya BOR tidak menjadi indikator

    mutlak jeleknya mutu pelayanan suatu rumah sakit.

    Mutu pelayanan rumah sakit dapat mempengaruhi penilaian dari pasien

    sebagai customer rumah sakit. Penilaian merupakan suatu cara yang

    sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk meningkatkan pencapaian,

    pelaksanaan, dan perencanaan terhadap suatu program melalui pemilihan

  • 5

    secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan

    selanjutnya (Husein Umar, 2005: 42). Mutu ditentukan sebagian oleh

    kenyataan, maka pengukuran mutu diukur dengan menggunakan persepsi

    pelanggan, dalam hal ini pasien, tentang jasa yang diterima (Supranto J,

    2011: 6).

    Hasil kesimpulan Kuat Mustarom (2005) yang melakukan penelitian

    pada Instalasi Rawat Inap Umar Bin Khattab Rumah Sakit Islam Sunan

    Kudus bahwa secara umum, pelayanan di RSI Sunan Kudus belum sampai

    pada taraf memuaskan, namun juga tidak sampai menyebabkan keluhan pada

    pasien. Terdapat beberapa atribut yang harus segera diperbaiki, yaitu

    keramahan dan kesopanan dokter, perawat, maupun staf RS dalam melayani

    pasien atau pengunjung; keluasan tempat parkir di RS; kebersihan dan

    kenyamanan ruang tunggu di RS; kebersihan toilet/wc di ruang rawat inap;

    tampilan dan letak fasilitas penunjuk informasi (untuk memudahkan pasien

    dalam mengetahui ruangan, waktu pelayanan, dan dokter yang bertugas);

    serta kemudahan pasien dalam menghubungi dokter bila diperlukan.Sampai

    pada tahun 2015 belum dilakukan penelitian lagi mengenai mutu maupun

    kepuasan pelayanan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Sunan

    Kudus.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah

    yang akan dikemukakan yaitu

  • 6

    1. Bagaimana persepsi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasionalterhadap

    pelayanan administrasi di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus?

    2. Bagaimana persepsi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap

    pelayanan medis di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah

    Sakit Islam Sunan Kudus?

    3. Bagaimana persepsi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap

    pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus?

    4. Bagaimana persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan penunjang

    medis di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit

    Islam Sunan Kudus?

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan Umum

    Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Persepsi peserta

    Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pelayanan kesehatan di Instalasi

    Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash yang diberikan oleh Rumah Sakit Islam

    Sunan Kudus.

    Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan

    administratif di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah

    Sakit Islam Sunan Kudus

  • 7

    2. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan medis

    yang diberikan oleh dokter di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi

    Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan Kudus

    3. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan

    keperawatan di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah

    Sakit Islam Sunan Kudus

    4. Untuk mengetahui persepsi pasien peserta JKN terhadap pelayanan

    penunjang klinis di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah

    Sakit Islam Sunan Kudus

    1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN

    1. Bagi Rumah Sakit Islam Sunan Kudus

    Sebagai masukan kepada pihak manajemen rumah sakit tentang

    persepsi pasien peserta JKN di RSI Sunan Kudus mengenai pelayanan

    kesehatan yang telah dirasakan dan diterima oleh pasien serta sebagai

    evaluasi dari pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional.

    2. Bagi Peneliti

    Bermanfaat untuk menambah pengalaman tentang manajemen

    pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus

    3. Bagi Masyarakat

    Sebagai bahan pertimbangan atau referensi dalam pemilihan

    fasilitas pelayanan kesehatan.

  • 8

    1.5 KEASLIAN PENELITIAN

    Tabel 1.1 Penelitian-penelitian yang Relevan dengan Penelitian ini

    No. Judul

    Penelitian

    Nama

    Peneliti

    Tahun dan

    tempat

    penelitian

    Hasil

    Penelitian

    1. Analisa Kualitas

    Pelayanan

    Kesehatan

    Bagian Rawat

    Inap Umar Bin

    Khattab

    Rumah Sakit

    Islam Sunan

    Kudus

    Menggunakan

    Zona Toleransi

    Kuat

    Mustarom

    2005

    Di Rumah Sakit

    Islam Sunan

    Kudus

    Secara umum,

    Pelayanan di

    RSI Sunan

    Kudus belum

    sampai pada

    taraf

    memuaskan,

    namun juga

    tidak

    Sampai

    menyebabkan

    keluhan pada

    pasien.

    2. Persepsi

    Pengguna

    Jaminan

    Kesehatan

    Masyarakat

    (JAMKESMAS)

    terhadap

    Pelayanan

    Kesehatan di

    Rumah Sakit

    Haji Medan

    Siti Chotimah

    2008

    Di Rumah Sakit

    Haji Medan

    Persepsi

    pengguna

    Jamkesmas

    terhadap

    pelayanan

    kesehatan di

    Rumah Sakit

    Haji Medan baik

    itu dari segi

    fasillitas atau

    sarana dan

    prasarana,

    pelayanan medis

    maupun

    pelayanan

    administrasi

    adalah positif.

    3. Persepsi Pasien

    Terhadap

    Layanan Rawat

    Inap Di Rumah

    Sakit Umum

    Daerah Prof.

    DR. Margono

    Soekarjo

    Purwokerto,

    Sunrestia Wiji

    One

    2012

    Di Rumah Sakit

    Umum Daerah

    Prof. DR.

    Margono

    Soekarjo

    Purwokerto

    Persepsi pasien

    berbeda

    tergantung pada

    kondisi

    latar belakang

    pasien serta

    faktor intern

    berupa harapan

    dan perasaan.

  • 9

    Jawa Tengah Pasien

    kelas atas

    memiliki

    perasaan senang

    karena tingkat

    kesembuhan

    yang cukup

    cepat, sehingga

    mempersepsikan

    layanan rawat

    inap yang ada

    cukup bagus.

    Pasien bawah

    dengan latar

    belakang yang

    berbeda

    menpersepsikan

    layanan

    rawat inap yang

    diberikan

    kurang.

    Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

    sebelumnya adalah Penelitianmengenai persepsi pasien peserta Jaminan

    Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pelayanan kesehatan di suatu rumah

    sakit belum pernah dilakukan.

    1.6 RUANG LINGKUP

    1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

    Lokasi penelitian ini adalah di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus

    yang beralamat di Jalan Kudus Permai No. 1, Garunglor, Kaliwungu,

    Kudus, Jawa Tengah.

  • 10

    1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

    Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Mei

    2015.

    1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan

    Bidang ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan

    administrasi rumah sakit khususnya sub bidang pelayanan medis

    rumah sakit.

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. LANDASAN TEORI

    2.1.1. Persepsi

    2.1.1.1. Pengertian Persepsi

    Menurut Suranto (2010: 197) Persepsi merupakan proses internal

    yang dilalui individu dalam menyeleksi dan mengatur stimuli yang

    datang dari luar. Stimuli itu ditangkap oleh indera, dan secara spontan

    pikiran dan perasaan kita akan memberi makna atas stimuli tersebut.

    informasi atau stimuli ditangkap oleh indera dengan cara mendengar,

    melihat, meraba, mencium, dan merasa. Stimuli dikirim ke otak untuk

    dipelajari dan diinterpretasikan.

    Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses

    penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

    individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensori. Stimulus

    tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.

    Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses dari penginderaan, dan

    proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi.

    Stimulus yang diindera kemudian oleh individu kemudian

    diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari dan

    mengerti tentang apa yang diindera tersebut, dan proses ini disebut

    persepsi (Walgito Bimo, 2010: 99).

  • 12

    2.1.1.2. Proses Terjadinya Persepsi

    Pertama terjadinya persepsi adalah karena adanya objek/stimulus

    yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera (objek tersebut

    menjadi perhatian panca indera) (Widayatun TS, 2009: 111), kemudian

    stimulus/objek perhatian tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya

    “kesan” atau jawaban (response) adanya stimulus, berupa kesan atau

    response dibalikkan ke indera kembali berupa “tanggapan” atau persepsi

    atau hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak.

    Gambar 2.1. Proses Terjadinya Persepsi

    (Sumber :Ilmu Perilaku, 2009, 111)

    2.1.1.3. Bentuk-Bentuk Persepsi

    Menurut Widyatun TS (2009: 112) terdapat beberapa bentuk

    persepsi, yakni:

    a. Persepsi bentuk yang dipersepsi bentuk obyek

    b. Persepsi kedalaman

    Ada mono dan bi atau disebut dengan Monoculer Cues

    c. Persepsi gerak

    Persepsi gerak ini terdiri dari gerak nyata dan gerak maya

    d. Persepsi terhadap diri sendiri

    Persepsi

    output

    Indra di otak

    (pusat syaraf)

    Deproses

    Indra(input) Sensoris

    Obyek/

    stimulasi

  • 13

    e. Persepsi dengan berbagai jenis yang berhubungan dengan gerak

    motoris

    1. Persepsi auditif/suara

    2. Persepsi vision/penglihatan

    3. Persepsi bau/penciuman

    4. Persepsi motoris/gerak

    5. Persepsi pengecap/lidah/rasa

    6. Persepsi peraba/kulit

    f. Persepsi yang dilihat dari konstansinya

    1. Persepsi warna

    2. Persepsi bentuk

    3. Persepsi besar/kecil (persepsi ukuran)

    4. Persepsi tempat

    5. Persepsi jauh/dekat (objek)

    2.1.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

    Menurut Notoatmodjo (2010: 104) Ada banyak faktor yang akan

    menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian kita. Faktor

    penyebab ini dapat kita bagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor

    eksternal dan faktor internal.Faktor eksternal adalah faktor melekat pada

    objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang ada pada orang

    yang mempersepsikan stimulus tersebut.

  • 14

    a. Faktor Eksternal

    1. Kontras

    Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan

    membuat kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

    2. Perubahan Intensitas

    Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya

    yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian

    kita.

    3. Pengulangan (Repetition)

    Iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian kita,

    walaupun seringkali kita merasa jengkel dibuatnya.

    4. Sesuatu yang baru (novelty)

    Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita

    daripada sesuatu yang telah kita ketahui.

    5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak

    Suatu stimulus yang menarik perhatian orang banyak akan

    menarik perhatian kita.

    b. Faktor Internal

    1. Pengalaman/pengetahuan

    Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang

    merupakan faktor yang berperan dalam menginterpretasikan

    stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang

  • 15

    telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan

    persepsi.

    2. Harapan atau Expectation

    Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi

    terhadap stimulus.

    3. Kebutuhan

    Kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebutdapat masuk

    dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan

    menyebabkan kita menginterpretasikan stimulus secara berbeda.

    4. Motivasi

    Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang.

    5. Emosi

    Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap

    stimulus yang ada.

    6. Budaya

    Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan

    menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara

    berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar

    kelompoknya sebagai sama saja. Inilah yang membentuk

    terjadinya stereotip.

    Menurut Bimo Walgito (2010: 101) berkaitan dengan faktor-faktor

    yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa

    faktor, yaitu :

  • 16

    1. Objek yang dipersepsi

    Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

    reseptor.Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,

    tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang

    langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

    reseptor.Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

    2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

    Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

    stimulus.Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat

    untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan

    syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.Sebagai alat untuk

    mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

    3. Perhatian

    Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya

    perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

    dalam rangka mengadakan persepsi.Perhatian merupakan pemusatan

    atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan

    kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

    2.1.1.5. Pentingnya Persepsi

    Menurut Sabaruna BS (2008: 12), penilaian kepuasan pasien

    karena hal-hal berikut :

  • 17

    1. Bagian dari mutu pelayanan

    Kepuasan pasien merupakan bagian dari mutu pelayanan,

    karena upaya pelayanan harus dapat memberikan kepuasan, tidak

    hanya untuk kesembuhan saja.

    2. Berhubungan dengan pemasaran rumah sakit

    a. Pasien yang puas akan member tahu pada teman, keluarga, dan

    tetangga

    b. Pasien yang puas akan datang lagi control atau membutuhkan

    pelayanan yang lain

    c. Iklan dari mulut ke mulut akan menarik pelanggan baru

    3. Berhubungan dengan prioritas peningkatan pelayanan dalam dana

    yang terbatas, peningkatan pelayanan harus selektif, dan sesuai

    dengan kebutuhan pasien

    2.1.2. Pelayanan Kesehatan

    2.1.2.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

    Layanan kesehatan merupakan suatu produk berupa jasa atau

    barang yang dihasilkan oleh suatu produsen, dalam hal ini bisa provider

    ataupun institusi kesehatan ( Retnaningsih Ekowati, 2013: 29). Menurut

    Depkes RI (2009) Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

    diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

    organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

    dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,

    keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

  • 18

    Pelayanan kesehatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang

    tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah

    penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat (Satrianegara MF

    dan Sitti, 2009: 29).Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat

    menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peran pemerintah

    dalam pelayanan kesehatan masyarakat cukup besar.

    2.1.2.2. Jenis Pelayanan Kesehatan

    Menurut Notoatmodjo (2007: 104), jenis pelayanan kesehatan dapat

    dibedakan menjadi :

    a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)

    Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit

    ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan

    mereka atau promosi kesehatan.Oleh karena jumlah kelompok ini di

    dalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan

    yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan

    dasar (basic health service), atau juga merupakan pelayanan primer

    atau utama (primary health care).Bentuk pelayanan ini di Indonesia

    adalah Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas Keliling, dan

    Balkesmas.

    b. Pelayanan kesehatan tigkat kedua (secondary health service)

    Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok

    masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak

    dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.Bentuk pelayanan

  • 19

    ini misalnya Rumah Sakit tipe C, dan memerlukan tersedianya

    tenaga-tenaga spesialis.

    c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health service)

    Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat

    atau pasien yang sudah tidak dapat ditanganni oleh pelayanan

    kesehatan sekunder. Pelayanan sudah kompleks,dan membutuhkan

    tenaga-tenagan super spesialis.

    2.1.3. Rumah Sakit

    2.1.3.1. Pengertian Rumah Sakit

    Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah

    bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi

    menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan

    penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada

    masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

    kesehatan dan pusat penelitian medik.

    Sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi

    pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

    perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

    rawat jalan, dan gawat darurat.

    Berdasarkan Permenkes No. 340 Tahun 2010 Rumah Sakit harus

    mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan

    medik umum, gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat

    inap, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik,

  • 20

    farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan

    manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah,

    laundry, dan ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta

    pengolahan limbah.

    Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit

    Umum diklasifikasikan menjadi :

    a. Rumah Sakit Umum Kelas A;

    b. Rumah Sakit Umum Kelas B;

    c. Rumah Sakit Umum Kelas C;

    d. Rumah Sakit Umum Kelas D.

    2.1.3.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

    2.1.3.2.1.Tugas Rumah Sakit

    Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

    perorangan secara paripurna.

    2.1.3.2.2.Fungsi Rumah Sakit

    Untuk menjalankan tugasnya, Rumah Sakit mempunyai fungsi :

    a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan danpemulihan kesehatan

    sesuai dengan standarpelayanan rumah sakit;

    b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatanperorangan melalui

    pelayanan kesehatan yangparipurna tingkat kedua dan ketiga

    sesuaikebutuhan medis;

  • 21

    c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia

    dalam rangka peningkatankemampuan dalam pemberian pelayanan

    kesehatan;dan

    d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sertapenapisan

    teknologi bidang kesehatan dalam rangkapeningkatan pelayanan

    kesehatan denganmemperhatikan etika ilmu pengetahuan

    bidangkesehatan;

    2.1.3.3. Jenis Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Kelas C

    Rumah Sakit Umum Kelas C merupakan rumah sakit yang harus

    mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

    (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan

    Spesialis Penunjang Medik. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah

    Sakit Umum Kelas C meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan

    Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis

    Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan

    Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan

    Pelayanan Penunjang Non Klinik.

    a. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,

    Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak

    /Keluarga Berencana.

    b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat

    darurat 24 (dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan

  • 22

    kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat

    darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.

    c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit

    Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.

    d. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.

    e. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan

    Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.

    f. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan

    keperawatan dan asuhan kebidanan.

    g. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif,

    Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam

    Medik.

    2.1.3.4. Pelayanan Administrasi

    Administrasi merupakan suatu proses yang menyangkut

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,

    pengoordinasian, penilaian terhadap sumber, tata cara, dan kesanggupan

    (Ismainar Hetty, 2015: 1). Administrasi berarti memberikan layanan.

    Menurut George R. Tery, Administrasi kesehatan adalah upaya

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mempergunakan orang

    lain. Tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan

    di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Ismainar Hetty,

    2015: 83)

  • 23

    2.1.3.5. Pelayanan Medis

    Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1045 tahun 2006, Pelayanan

    medis adalah upaya kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif,

    preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan kepada pasien oleh

    tenaga medis sesuai dengan standard pelayanan medisdengan

    memanfaatkan sumber daya dan fasilitas secara optimal. Sedangkan

    pelayanan medis spesialistik dasar adalah pelayanan medik spesialistik

    penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan

    kesehatan anak.

    2.1.3.6. Pelayanan Keperawatan

    Menurut John Griffith (1987) dalam Aditama TY (2010),

    kegiatan keperawatan di rumah sakit dapat dibagi menjadi

    keperawatan klinik dan manajemen keperawatan. Kegiatan

    keperawatan klinik antara lain terdiri dari :

    a. Pelayanan keperawatan personal (Personal nursing care), yang

    antara lain berupa pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik

    untuk sistem tubuh tertentu, pemberian motivasi dan dukungan

    emosi pada pasien, pemberian obat, dan lain-lain.

    b. Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medis,

    c. Menjalin hubungan dengan keluarga pasien

    d. Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan

    e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit.

  • 24

    Sedangkan manajemen keperawatan di rumah sakit tuugas

    perawat yang harus dilakukan adalah :

    a. Penanganan administratif

    b. Membuat penggolongan pasien sesuai berat ringannya penyakit

    c. Memonitor mutu pelayanan pada pasien

    d. Manajemen ketenagaan dan logistic keperawatan.

    2.1.3.7. Pelayanan Penunjang Medis

    Menurut John R Griffith (1987) dalam Aditama TY (2010) jenis

    pelayanan penunjang medis meliputi pelayanan diagnostik, terapeutik,

    dan kegiatan di masyarakat umum. Pelayanan penunjang medis

    diagnostik meluputi :

    a. Laboratorium

    b. Diagnostik imaging

    c. Laboratorium kardiopulmoner

    d. Lain-lain : elektroensefalografi, elektromiografi, audiologi

    Pelayanan penunjang medis terapeutik meliputi :

    a. Farmasi

    b. Ruang operasi

    c. Ruang persalinan

    d. Unit Gawat Darurat

    e. Bank darah

    f. Rehabilitasi medis, dan lain-lain.

  • 25

    Sedangkan pelayanan penunjang medis di masyarakat umum

    adalah :

    a. Imunisasi

    b. Program skrining penyakit tertentu

    c. Keluarga Berencana dan KIA, dan lain-lain.

    2.1.3.8. Pelayanan Rujukan

    Sistem rujukan yaitu suatu sistem penyelengaaraan pelayanan

    kesehatan yang melakukan pelimpahan tanggungjawab timbal balik

    terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal

    maupun secara horizontal (Mubarok WI dan Nurul, 2009: 143). Terdapat

    dua macam rujukan dalam sistem kesehatan nasional :

    a. Rujukan kesehatan

    Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan

    masyarakat.Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan

    penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.

    b. Rujukan medis

    Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran. Rujukan

    ini dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit

    2.1.3.9. Rawat Inap

    Menurut Depkes (2012) Ruang rawat inap adalah Ruang untuk

    pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan

    pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap

    rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-

  • 26

    sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh

    pihak rumah sakit kepada pasiennya.

    2.1.4. Jaminan Kesehatan Nasional

    2.1.4.1. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional

    Berdasarkan Perpres No. 12 Tahun 2013 Jaminan Kesehatan adalah

    jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh

    manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

    kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

    telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.Jaminan

    kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi

    sosial dan prinsip ekuitas.

    2.1.4.2. Tujuan

    Sesuai UU No. 40 Tahun 2004 Jaminan kesehatan diselenggarakan

    dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

    kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

    kesehatan.

    2.1.4.3. Manfaat

    Sesuai Peraturan Presiden RI No. 12 tahun 2013, Jenis manfaat

    yang didapat oleh peserta JKN adalah :

    1. Peserta mendapat manfaat medis dan manfaat non medis (akomodasi

    dan ambulan)

    2. Peserta mendapatkan pelayanan promotif dan preventif meliputi

    pemberian pelayanan

  • 27

    a. Penyuluhan kesehatan perorangan

    Meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan

    faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

    b. Imunisasi dasar

    Meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG). Difteri Pertusis

    Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.

    c. Keluarga berencana

    Meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan

    tubektomi bekerjasama dengan lembaga yang membidangi

    keluarga berencana.

    d. Skrining kesehatan

    Diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi

    risiko selektif yang ditujukan untuk mendetekdi risiko penyakit

    tertentu.

    2.1.4.4. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan

    Dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),

    Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)

    mengacu pada prinsip-prinsip sebagaimana diamanatkan dalam Undang-

    Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

    (SJSN), yaitu:

    1. Kegotongroyongan

    Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), prinsip gotong

    royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang

  • 28

    mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud

    karena kepesertaannya bersifat wajib untuk seluruh penduduk.

    2. Nirlaba

    Dana yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

    Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah dana amanah yang dikumpulkan

    dari masyarakat secara nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit

    oriented). Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi sebesar-

    besarnya kepentingan peserta.

    3. Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.

    Prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan

    dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

    4. Portabilitas

    Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk

    memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun

    mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah

    Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    5. Kepesertaan bersifat wajib

    Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi

    peserta sehingga dapat terlindungi.Meskipun kepesertaan bersifat

    wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan

    kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah, serta kelayakan

    penyelenggaraan program.

  • 29

    6. Dana Amanah

    Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan

    kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam

    rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

    7. Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial

    Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan

    untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

    2.1.4.5. Kepesertaan

    Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja

    paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar

    iuran.Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang telah

    membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Setiap peserta

    dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain menjadi

    tanggungannya dengan penambahan iuran.

    Sesuai Perpres No. 12 Tahun 2013 Peserta Jaminan kesehatan

    meliputi :

    1. Penerima Bantuan Iuran(PBI) Jaminan Kesehatan

    PBI atau Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan adalah

    masyarakat yang tergolong fakir miskin dan orang tidak

    mampu.Penetapan peserta PBI Jaminan Kesehatan dilakukan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • 30

    2. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

    Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan merupakan peserta yang

    tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri

    atas:

    a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya (Pegawai Negeri

    Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, Pegawai

    pemerintar non pegawai negeri, pegawai swasta);

    b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya (pekerja

    di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri); dan

    c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya (investor, pemberi kerja,

    penerima pension, veteran, perintis kemerdekaan).

    2.1.4.6. Besaran Iuran

    Sesuai Perpres No. 12 Tahun 2013 Iuran Jaminan Kesehatan bagi

    peserta PBI jaminan kesehatan dibayar oleh pemerintah, dimana peserta

    berhak mendapatkan layanan rawat inap pada ruang perawatan kelas III.

    Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah dibayar

    oleh pemberi kerja dan pekerja, dimana peserta berhak mendapatkan

    layanan rawat inap pada ruang perawatan kelas III.

    Sedangkan iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja bukan

    penerima upah dan peserta bukan pekerja dibayar oleh peserta yang

    bersangkutan, dimana peserta berhak memilih layanan rawat inap

    padakelas ruang perawatan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

    peserta tersebut.

  • 31

    Peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan

    pekerja adalah sebesar:

    a. Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang

    per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

    b. Sebesar Rp.42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per orang

    per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.

    c. Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per

    orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

    2.1.4.7. Fasilitas Kesehatan yang Dijamin

    Berdasarkan Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan

    Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan terdiri

    dari:

    1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama :

    a. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Non Perawatan dan

    Puskesmas Perawatan (Puskesmas dengan Tempat Tidur).

    b. Fasilitas Kesehatan milik Tentara Nasional Indonesia (TNI)

    1) TNI Angkatan Darat : Poliklinik kesehatan dan Pos

    Kesehatan.

    2) TNI Angkatan Laut : Balai kesehatan A dan D, Balai

    Pengobatan A, B, dan C, Lembaga Kesehatan Kelautan dan

    Lembaga Kedokteran Gigi.

  • 32

    3) TNI Angkatan Udara : Seksi kesehatan TNI AU,

    LembagaKesehatan Penerbangan dan Antariksa (Laksepra)

    danLembaga Kesehatan Gigi & Mulut (Lakesgilut).

    c. Fasilitas Kesehatan milik Polisi Republik Indonesia (POLRI),

    terdiridari Poliklinik Induk POLRI, Poliklinik Umum POLRI,

    PoliklinikLain milik POLRI dan Tempat Perawatan Sementara

    (TPS) POLRI.

    d. Praktek Dokter Umum / Klinik Umum, terdiri dari Praktek

    Dokter Umum Perseorangan, Praktek Dokter Umum Bersama,

    Klinik Dokter Umum / Klinik 24 Jam, Praktek Dokter Gigi,

    Klinik Pratama, RS Pratama.

    2. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan :

    a. Rumah Sakit, terdiri dari RS Umum (RSU), RS Umum

    Pemerintah Pusat (RSUP), RS Umum Pemerintah Daerah

    (RSUD), RS Umum TNI, RS Umum Bhayangkara (POLRI), RS

    Umum Swasta, RS Khusus, RS Khusus Jantung

    (Kardiovaskular), RS Khusus Kanker (Onkologi), RS Khusus

    Paru, RS Khusus Mata, RS Khusus Bersalin, RS Khusus Kusta,

    RS Khusus Jiwa, RS Khusus Lain yang telah terakreditasi, RS

    Bergerak dan RS Lapangan.

    b. Balai Kesehatan, terdiri dari : Balai Kesehatan Paru Masyarakat,

    Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Ibu dan

    Anak dan Balai Kesehatan Jiwa.

  • 33

    3. Fasilitas kesehatan penunjang yang tidak bekerjasama secara

    langsung dengan BPJS Kesehatan namun merupakan jejaring dari

    fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan

    tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, meliputi:

    a. Laboratorium Kesehatan

    b. Apotek

    c. Unit Transfusi Darah

    d. Optik

    2.1.4.8. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin

    Pelayanan kesehatan yang dijamin sesuai dalam Buku Panduan

    Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan terdiri atas :

    a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan

    kesehatan non spesialistik yang mencakup :

    1. Administrasi pelayanan;

    2. Pelayanan promotif dan preventif;

    3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

    4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non

    operatif;

    5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

    6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

    7. Pemeriksaan penunjang diagnostic laboratorium tingkat pertama;

    dan

    8. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

  • 34

    b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan

    kesehatan yang mencakup :

    1. Rawat jalan tingkat lanjutan, meliputi :

    a. Administrasi pelayanan; meliputi biaya administrasi

    pendaftaran peserta untuk berobat, penerbitan surat

    eligilibitas peserta, termasuk pembuatan kartu pasien;

    b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh

    dokter spesialis dan sub spesialis;

    c. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;

    d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

    e. Pelayanan alat kesehatan;

    f. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan

    indikasi medis;

    g. Rehabilitasi medis;

    h. Pelayanan darah;

    i. Pelayanan kedokteran forensik klinik meliputi pembuatan

    visum et repertum atau surat keterangan medik berdasarkan

    pemeriksaan forensik orang hidup dan pemeriksaan psikiatri

    forensik; dan

    j. Pelayanan jenazah terbatas hanya bagi peserta meninggal

    dunia pasca rawat inap di Fasilitas Kesehatan yang bekerja

    sama dengan BPJS tempat pasien dirawat berupa

    pemulasaran jenazah dan tidak termasuk peti mati

  • 35

    2. Rawat inap tingkat lanjutan

    Cakupan pelayanan rawat inap tingkat lanjutan adalah sesuai

    dengan seluruh cakupan pelayanan di RJTL dengan tambahan

    akomodasi yaitu perawatan inap non intensif dan perawatan inap

    intensif dengan hak kelas perawatan sebagaimana berikut:

    a. Ruang perawatan kelas III bagi:

    1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan

    2) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan

    Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan

    di ruang perawatan kelas III.

    b. Ruang perawatan kelas II bagi:

    1) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai

    Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II

    beserta anggota keluarganya;

    2) Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang

    setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan

    golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

    3) Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang

    setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan

    golongan ruang II beserta anggota keluarganya;

    4) Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah

    Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah sampai

    dengan 1,5 (satu koma lima) kali penghasilan tidak kena

  • 36

    pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta

    anggota keluarganya; dan

    5) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan

    Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan

    di ruang perawatan kelas II.

    c. Ruang perawatan kelas I bagi:

    1) Pejabat Negara dan anggota keluarganya;

    2) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai

    negeri sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV

    beserta anggota keluarganya;

    3) Anggota TNI dan penerima pensiun anggota TNI yang

    setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan

    golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

    4) Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang

    setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan

    golongan ruang IV beserta anggota keluarganya;

    5) Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota

    keluarganya;

    6) janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau

    Perintis Kemerdekaan;

    7) Peserta Pekerja Penerima Upah dan Pegawai Pemerintah

    Non Pegawai Negeri dengan gaji atau upah di atas 1,5

    (satu koma lima) sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan

  • 37

    tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu)

    anak, beserta anggota keluarganya; dan

    8) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan

    Pekerja yang membayar iuran untuk Manfaat pelayanan

    di ruang perawatan kelas I.

    3. Persalinan. Persalinan yang ditanggung BPJS Kesehatan di

    Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan

    adalah persalinan sampai dengan anak ketiga, tanpa melihat anak

    hidup/meninggal.

    4. Ambulan. Ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan dari

    Fasilitas Kesehatan satu ke fasilitas kesehatan lainnya, dengan

    tujuan menyelamatkan nyawa pasien.

    2.1.4.9. Prosedur Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

    1. Ketentuan Umum

    a. Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas

    Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar

    b. Ketentuan di atas dikecualikan pada kondisi:

    1) Berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama

    tempat Peserta terdaftar; atau

    2) Dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

    c. Peserta dianggap berada di luar wilayah apabila peserta

    melakukan kunjungan ke luar domisili karena tujuan tertentu,

    bukan merupakan kegiatan yang rutin. Untuk mendapatkan

  • 38

    pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat tujuan,

    maka peserta wajib membawa surat pengantar dari kantor BPJS

    kesehatan tujuan.

    d. Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat

    lanjutan, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke

    Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai

    dengan sistem rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan

    perundang- undangan.

    e. Peserta yang melakukan mutasi padatanggal 1 s/d akhir bulan

    berjalan, tidak dapat langsung mendapatkan pelayanan di fasilitas

    kesehatan tingkat pertama yang baru sampai dengan akhir bulan

    berjalan. Peserta berhak mendapatkan pelayanan di fasilitas

    kesehatan tingkat pertama yang baru di bulan berikutnya.

    f. Peserta dapat memilih untuk mutasi Fasilitas Kesehatan tingkat

    pertama selain Fasilitas Kesehatan tempat Peserta terdaftar

    setelah jangka waktu 3 (tiga) bulan atau lebih.

    g. Untuk peserta yang baru mendaftar sebagai peserta BPJS

    Kesehatan dan sudah membayar iuran, maka pada bulan berjalan

    tersebut peserta dapat langsung mendapatkan pelayanan di

    fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar.

    2. Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Pelayanan Gigi

    a. Peserta menunjukkan kartu identitas BPJS Kesehatan (proses

    administrasi).

  • 39

    b. Fasilitas kesehatan melakukan pengecekan keabsahan kartu

    peserta.

    c. Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan/pemberian

    tindakan.

    d. Setelah mendapatkan pelayanan peserta menandatangani bukti

    pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan

    disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan.

    e. Bila diperlukan atas indikasi medis peserta akan memperoleh

    obat.

    f. Apabila peserta membutuhkan pemeriksaan kehamilan,

    persalinan dan pasca melahirkan, maka pelayanan dapat

    dilakukan oleh bidan atau dokter umum.

    g. Bila hasil pemeriksaan dokter ternyata peserta memerlukan

    pemeriksaan ataupun tindakan spesialis/sub-spesialis sesuai

    dengan indikasi medis, maka fasilitas kesehatan tingkat pertama

    akan memberikan surat rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat

    lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sesuai

    dengan sistem rujukan yang berlaku.

    h. Surat rujukan dibutuhkan untuk pertama kali pengobatan ke

    Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan, dan selanjutnya selama

    masih dalam perawatan dan belum di rujuk balik ke Fasilitas

    Kesehatan Tingkat Pertama tidak dibutuhkan lagi surat rujukan.

  • 40

    Dokter yang menangani memberi surat keterangan masih dalam

    perawatan.

    i. Fasilitas kesehatan wajib melakukan pencatatan pelayanan dan

    tindakan yang telah dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem

    Informasi Manajemen yang telah disediakan BPJS Kesehatan.

    j. Ketentuan Khusus Pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan

    pemeriksaan pasca melahirkan (PNC)

    1) Peserta memeriksakan kehamilan (ANC) pada fasilitas

    kesehatan tingkat pertama atau jejaringnya sesuai dengan

    prosedur pemeriksaan di fasilitas kesehatan tingkat pertama;

    2) Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan pemeriksaan pasca

    melahirkan (PNC) diharapkan dilakukan pada satu tempat

    yang sama, misalnya pemeriksaan kehamilan (ANC)

    dilakukan pada bidan jejaring maka diharapkan proses

    persalinan dan pemeriksaan pasca melahirkan (PNC) juga

    dilakukan pada bidan jejaring tersebut;

    3) Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan pemeriksaan pasca

    melahirkan (PNC) pada tempat yang sama dimaksudkan

    untuk :

    a) Monitoring terhadap perkembangan kehamilan;

    b) Keteraturan pencatatan partograf;

    c) Memudahkan dalam administrasi pengajuan klaim ke

    BPJS kesehatan;

  • 41

    3. Rawat Inap Tingkat Pertama

    a. Peserta datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama yang

    memiliki fasilitas rawat inap.

    b. Fasilitas kesehatan dapat melayani peserta yang terdaftar maupun

    peserta yang dirujuk dari fasilitas kesehatan tingkat pertama lain.

    c. Peserta menunjukkan identitas BPJS kesehatan.

    d. Fasilitas kesehatan melakukan pengecekan keabsahan kartu

    peserta.

    e. Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan, perawatan,

    pemberian tindakan, obat dan bahan medis habis pakai (BMHP).

    f. Setelah mendapatkan pelayanan peserta menandatangani bukti

    pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan

    disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan.

    g. Fasilitas kesehatan wajib melakukan pencatatan pelayanan dan

    tindakan yang telah dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem

    Informasi Manajemen yang telah disediakan BPJS kesehatan

    h. Peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan bila

    secara indikasi medis diperlukan.

    4. Pelayanan darah sesuai indikasi medis

    a. Darah disediakan oleh fasilitas pelayanan darah yang

    bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;

    b. Penggunaan darah sesuai indikasi medis berdasarkan surat

    permintaan darah yang ditandatangani oleh dokter yang merawat.

  • 42

    2.1.4.10. Alur Pelayanan Kesehatan

    Gambar 2.2. Alur Pelayanan Kesehatan

    (Sumber : Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS

    Kesehatan, 2013, 32)

    2.2. KERANGKA TEORI

    Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan untuk menjamin

    agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

    dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.Program JKN memberikan

    jaminan kesehatan pada beberapa fasilitas kesehatan yang bekerjasama

    dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), salah satunya adalah

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus. Terdapat beberapa pelayanan kesehatan

    yang dimiliki oleh Rumah Sakit Islma Sunan Kudus yang turut dijamin oleh

    program JKN, yakni pelayanan administrasi, pelayanan medis, pelayanan

    keperawatan, dan pelayanan penunjang medis.

  • 43

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus merupakan salah satu rumah sakit

    yang bekerjasama dengan Badan Pemeliharaan Jaminan Sosial (BPJS)

    memberikan pelayanan yang dijamin oleh program JKN sesuai dengan

    fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit kelas C.

    Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit merupakan

    stimulus bagi pasien dalam mempersepsikan pelayanan kesehatan yang telah

    pasien terima selama menjadi pasien di RSI Sunan Kudus.Selain itu persepsi

    pasien juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

    Keterkaitan antar faktor-faktor ini dapat digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 2.3. Kerangka Teori

    ( Sumber : Ilmu Perilaku, 2009, 111. Promosi Kesehatan Teori dan

    Aplikasi, 2010, 104. Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan,

    2014, 30 )

    Program

    Jaminan Kesehatan Nasional

    Persepsi Pasien

    Pelayanan

    RSI Sunan Kudus

    1. P. Administrasi 2. P. Medis 3. P. Keperawatan

    4. P. Penunjang Medis

    Faktor Internal :

    1. Pengalaman / Pengetahuan

    2. Harapan 3. Kebutuhan 4. Motivasi 5. Emosi

    6. Budaya

    Faktor Eksternal :

    1. Kontras 2. Perubahan Intensitas 3. Pengulangan 4. Sesuatu yang baru 5. Sesuatu yang mejadi

    perhatian banyak orang

  • 44

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 ALUR PIKIR

    Gambar 3.1. Alur pikir penelitian

    ( Sumber : Ilmu Perilaku, 2009, 111. Promosi Kesehatan Teori

    dan Aplikasi, 2010, 104. Panduan Layanan bagi Peserta BPJS

    Kesehatan, 2014, 30 )

    3.2 FOKUS PENELITIAN

    Menurut Moleong Lexy (2005: 93) masalah dalam penelitian kualitatif

    bertumpu pada suatu fokus.Tujuan ditetapkannya fokus penelitian adalah

    agar dapat membatasi studi serta untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi

    informan.

    Fokus permasalahan pada penelitian ini adalah Persepsi pasien peserta

    Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan medis, pelayanan

    keperawatan, pelayanan penunjang klinis, serta pelayanan administratif di

    1. P. Administrasi 2. P. Medis 3. P. Keperawatan

    4. P. Penunjang

    Pengalaman /

    Pengetahuan

    Kebutuhan

    Budaya

    Kontras

    Harapan

    P

    E

    R

    S

    E

    P

    S

    I

    P

    A

    S

    I

    E

    N

  • 45

    Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah Sakit Islam Sunan

    Kudus.

    3.3 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

    Menurut Bogdan dan Taylor (1993) dalam Prastowo Andi (2012)

    Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

    perilaku yang dapat diamati.

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

    fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

    persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi

    dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

    dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong Lexy, 2007:

    6).

    Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

    gambaran persepsi peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan

    kesehatan di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.

    3.4 SUMBER INFORMASI

    Dalam penelitian kualitatif ini sumber data yang digunakan untuk

    mendapatkan informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

  • 46

    a. Data Primer

    Sumber informasi penelitian ini berasal dari informan

    penelitian.Informan penelitian adalah orang yang bisa memberikan

    informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian (Prastowo

    Andi, 2012: 195).

    Pada penentuan informan penelitian, peneliti menggunakan prosedur

    purposive.Prosedur purposive informan dipilih dengan pertimbangan dan

    tujuan tertentu. (Prastowo Andi, 2012: 197).

    Informan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah

    penelitian.Oleh sebab itu ada persyaratan tertentu yang harus calon

    informan miliki untuk layak ditetapkan sebagai informan penelitian.

    Menurut Moleong (2006) dalam Prastowo Andi (2012) terdapat lima

    persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang agar layak dijadikan

    informan :

    1. Harus jujur dan bisa dipercaya

    2. Memiliki kepatuhan pada peraturan

    3. Suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara ataupun pendiam

    4. Bukan termasuk salah satu anggota kelompok yang bertikai dalam

    latar penelitian

    5. Memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi

    Penentuan kriteria informan sangat membantu peneliti untuk

    mengurangi bias hasil penelitian (Nursalam, 2008: 93).Pada penentuan

    sampel penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria inklusi dan kriteria

  • 47

    eksklusi.Menurut Nursalam (2003) dalam Abd. Nasir dkk (2011) Kriteria

    inklusi merupakan penentuan sampel yang didasarkan atas karakteristik

    umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang

    akan diteliti. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Pasien merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional

    2. Pasien merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional bukan

    Penerima Bantuan Iuran

    3. Pasien merupakan pasien rujukan dari Pemberi Pelayanan Kesehatan

    Tingkat 1

    4. Pasien merupakan pasien rawat inap yang sudah dirawat minimal 3

    hari masa perawatan di instalasi rawat inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash

    Kriteria eksklusi merupakan kriteria untuk menghilangkan /

    mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi oleh

    karena beberapa hal. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Pasien yang telah diperbolehkan pulang pada hari ketiga keperawatan

    2. Pasien yang pada hari ketiga telah dipindahkan ke instalasi rawat inap

    lain atau telah dirujuk ke rumah sakit lain.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder diperoleh dengan literature study (studi dokumen),

    Data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik

    berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan, buletin, dan majalah

    yang sifatnya dokumentasi (WaluyaBagja, 2007: 79).

  • 48

    Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.

    3.5 INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA

    Adapun instrumen dan teknik pengambilan data yang digunakan dalam

    penelitian iniadalah :

    a. Observasi

    Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

    mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang

    berkaitan dengan penelitian. Metode observasi merupakan cara yang

    sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian (Ghony MD dan

    Fauzan A, 2012: 165).

    Instrument penelitian yang digunakan saat observasi adalah kamera,

    lembar / checklist observasi dan alat tulis.

    b. Wawancara

    Menurut Prastowo (2010) dalam Prastowo Andi (2012) Wawancara

    adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua orang

    atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya

    jawab secara lisan sehingga dapat di bangun makna dalm suatu topik

    tertentu.

    Pada proses Tanya jawab sekaligus bertatap muka antara

    pewawancara dengan responden, peneliti menggunakan guide interview

    kepadainforman di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.

  • 49

    3.6 PROSEDUR PENELITIAN

    Prosedur atau tahap penelitian memberikan gambaran tentang

    keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis data,

    penafsiran data, sampai penulisan laporan (Moleong Lexy, 2007: 126).

    Tahap-tahap penelitian ini terdiri dari:

    a. Tahap Pra Lapangan

    Kegiatan pada tahap pra-lapangan meliputi :

    1. Menyusun rancangan penelitian

    2. Memilih penelitian

    3. Mengurus perizinan penelitian

    4. Menjajaki dan menilai lokasi penelitian

    5. Memilih dan memanfaatkan informan

    6. Menyiapkan perlengkapan penelitian

    b. Tahap pekerjaan lapangan

    1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

    2. Memasuki lapangan

    3. Berperan serta sambil mengumpulkan data

    c. Tahap analisis data

    1. Analisis domein. Dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui

    pengamatan

    2. Analisis taksonomi. Dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus

    berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti

  • 50

    3. Analisis komponen. Dilakukan wawancara atau pengamatan terpilih

    untuk memperdalam data yang telah ditemukan

    4. Analisis tema. Seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik

    persoalan yang sedang diteliti.

    3.7 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

    Pada penelitian kualitatif, ada empat bentuk uji keabsahan data, yaitu:

    kredibilitas data (validitas internal), uji dependabilitas (Reliabilitas) data, uji

    transferabilitas (validitas eksternal / generalisasi), dan uji konfirmabilitas

    (objektivitas) data (Prastowo Andi, 2012: 265). Pada penelitian ini teknik

    yang digunakan adalah melalui Uji Dependabilitas dan Uji Kredibilitas

    dengan menggunakan teknik Member Checkdan Triangulasi Sumber.

    Pengujian dependabilitas dilakukan oleh auditor yang independen atau

    pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam

    melakukan penelitian (Prastowo Andi, 2012: 274).Pada penelitian ini auditor

    tersebut adalah dosesn pembimbing penelitian.

    Member Checkadalah proses pengecekan data yang peneliti peroleh

    kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang

    kita peroleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika data

    yang kita temukan itu disepakati oleh para pemberi data, berarti data tersebut

    valid sehingga semakin kredibel (dipercaya).Setelah disepakati bersama,

    pemberi data diminta untuk menandatangani, supaya lebih autentik (Prastowo

    Andi, 2012: 272).

  • 51

    Triangulasi sumber adalah suatu teknik pengecekan kredibilitas data

    yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa

    sumber (Prastowo Andi, 2012: 269). Pada penelitian ini untuk menguji

    kredibilitas data tentang persepsi pasien terhadap pelayanan yang diberikan

    oleh pihak rumah sakit, pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh

    dilakukan kepada staf administrasi, staf keperawatan, dokter, dan staf yang

    bertanggungjawab terhadap bagian yang menjadi pelayanan penunjang klinis.

    3.8 TEKNIK ANALISIS DATA

    Menurut Bogdan dan Bikle (1982) dalam Moleong Lexy (2007),

    Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

    dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

    yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

    menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

    yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

    Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

    interaktif Miles dan Huberman.Miles dan Huberman menawarkan suatu

    teknik analisis yang lazim disebut dengan interactive model(Prastowo Andi,

    2012: 242). Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen,

    yakni :

    1. Reduksi Data (Data Reduction)

    Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian

    pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

    muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

  • 52

    2. Penyajian Data (Data Display)

    Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

    kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

    3. Penarikan Kesimpulan

    Peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-

    pola, penjelasan, alur sebab-akibat, konfigurasi-konfigurasi yang

    mungkin, dan proposisi.

    Kesimpulan pada penelitian kualitatif ini merupakan temuan baru

    yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau

    gambaran suatu objek.

  • 105

    BAB VI

    SIMPULAN DAN SARAN

    6.1 SIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran persepsi pasien

    peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang dirawat di Instalasi Rawat Inap

    Sa’ad Ibnu Abi Waqqash, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

    1. Pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang dirawat di Instalasi

    Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash belum mempunyai pengetahuan

    yang cukup mengenai program Jaminan Kesehatan Naisonal (JKN),

    seperti definisi, tujuan, maupun alur pelayanan JKN. Meskipun

    demikian, responden tetap menggunakan kartu BPJS dibantu oleh

    keluarga dengan alasan karena dengan adanya program JKN responden

    merasa dibantu dalam keringanan biaya pengobatan di rumah sakit.

    2. Persepsi responden terkait pelayanan administrasi yang diberikan oleh

    pihak rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian

    responden bahwa jumlah petugas administrasi yang cukup memadai

    dalam memberikan pelayanan administrasi. Tidak ada kontras pelayanan

    yang diberikan oleh petugas administrasi antara pasien peserta Jaminan

    Kesehatan Nasional maupun pasien umum, serta kemampuan petugas

    yang cukup baik dalam memberikan pelayanan serta informasi terkait

    pelayanan administrasi.

    3. Persepsi responden terkait pelayanan medis yang diberikan oleh pihak

    rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian

  • 106

    responden bahwa pelayanan medis yang diberikan kepada responden

    dilakukan oleh dokter spesialis sesuai jenis penyakit. Keramahan dokter,

    kesigapan dokter, serta kemampuan dokter dalam memberikan

    pelayanan medis yang baik.

    4. Persepsi responden terkait pelayanan keperawatan yang diberikan oleh

    pihak rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian

    responden bahwa responden mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai

    dengan harapan dan kebutuhan responden. Keramahan perawat,

    kesigapan perawat ketika dibutuhkan oleh responden serta kemampuan

    perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.

    5. Persepsi responden terkait pelayanan penunjang medis yang diberikan

    oleh pihak rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

    penilaian responden bahwa responden merasa tidak dipersulit dalam

    memperoleh pelayanan penunjang karena sudah disediakan oleh petugas

    serta kemampuan petugas dalam memberikan penjelasan terkait

    pelayanan penunjang tersebut sudah baik.

    6. Persepsi responden terkait pelayanan rujukan yang diberikan oleh pihak

    rumah sakit sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian

    responden bahwa responden tidak dipersulit dalam memperoleh

    pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai pasien rujukan. Tidak

    adanya kontras pelayanan yang diberikan antara pasien rujukan maupun

    pasien gawat darurat.

  • 107

    7. Meskipun penilaian responden tentang pelayanan kesehatan yang

    diberikan sudah baik, akan tetapi terdapat koreksi , kritik, dan saran

    terkait fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit, yakni ruang rawat inap

    yang berupa bangsal dengan satu ruangan berisi dua puluh pasien tanpa

    disediakan penyekat antara masing-masing tempat tidur, tidak

    disediakannya kipas, serta pasien merasa jarak antar masing-masing

    tempat tidur relatif sempit.

    6.2 SARAN

    1. Bagi Rumah Sakit Islam Sunan Kudus

    Rumah Sakit Islam Sunan Kudus diharapkan dapat dengan segera

    menyediakan survey kepuasan pasien agar setiap periode tertentu dapat

    diketahui penilaian pasien rumah sakit terhadap pelayanan maupun

    sarana-dan prasarana yang disediakan oleh rumah sakit, sebagai bahan

    evaluasi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

    2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus

    Dinas Kesehatan dapat melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan

    kesehatan tidak hanya dari pihak pemberi pelayanan kesehatan, tetapi

    juga dari pasien.

    3. Bagi Badan Pelayanan Jaminan Sosial

    Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) harus lebih aktif dan

    mendalam dalam memberikan sosialisasi tentang program JKN kepada

  • 108

    masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas tentang

    program-program JKN.

    4. Bagi Masyarakat

    Masyarakat diharapkan lebih aktif mencari tahu tentang program

    Jaminan Kesehatan Nasional, agar sebagai peserta JKN bisa

    mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.

    5. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Peneliti selanjutnya diharapkan untuk me