persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik...

25
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi panas bumi adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya (Saptadji, 2014). Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Itali sejak tahun 1913 dan di Selandia Baru sejak tahun 1958 (ESDM, 2015). Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik (direct use) yang berlangsung di Islandia selama 70 tahun (Saptadji, 2014). Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negaranegara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 negara, termasuk Indonesia (Saptadji, 2014). Geothermal (panas bumi) merupakan salah satu energi alternatif terbarukan. Panas bumi bersifat konsisten sehingga dapat menghasilkan secara terus-menerus dan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui sehingga tidak akan ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki energi panas bumi terbanyak. Saat ini telah teridentifikasi 217 lokasi sumber panas bumi Indonesia dengan potensi mencapai sekitar 28.112 Mwe. Dengan adanya potensi panas bumi terbanyak, Indonesia berusaha untuk menjadikan energi panas bumi sebagai salah satu energi alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi dan batu bara. Panas bumi di Indonesia mudah didapat secara kontinu dalam jumlah besar, tidak terpengaruh cuaca, dan jauh lebih murah biaya produksinya daripada PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENG KABUPATEN WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH NASLIA FAUZANA Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: lequynh

Post on 01-Jul-2019

235 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi panas bumi adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di

bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya (Saptadji, 2014).

Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Itali sejak

tahun 1913 dan di Selandia Baru sejak tahun 1958 (ESDM, 2015). Energi panas

bumi telah dimanfaatkan untuk sektor non‐listrik (direct use) yang berlangsung di

Islandia selama 70 tahun (Saptadji, 2014). Meningkatnya kebutuhan akan energi

serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah

memacu negara‐negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi

ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas

bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di

24 negara, termasuk Indonesia (Saptadji, 2014).

Geothermal (panas bumi) merupakan salah satu energi alternatif terbarukan.

Panas bumi bersifat konsisten sehingga dapat menghasilkan secara terus-menerus

dan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui sehingga tidak akan ada

habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki energi panas

bumi terbanyak. Saat ini telah teridentifikasi 217 lokasi sumber panas bumi

Indonesia dengan potensi mencapai sekitar 28.112 Mwe. Dengan adanya potensi

panas bumi terbanyak, Indonesia berusaha untuk menjadikan energi panas bumi

sebagai salah satu energi alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi dan

batu bara. Panas bumi di Indonesia mudah didapat secara kontinu dalam jumlah

besar, tidak terpengaruh cuaca, dan jauh lebih murah biaya produksinya daripada

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

2

minyak bumi atau batu bara. Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber

Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Indonesia memiliki potensi energi

panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 217 lokasi atau mencapai 40%

dari cadangan panas bumi dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4% yang baru

dimanfaatkan. Seperti yang terlihat di tabel 1 dan gambar 1 yang merupakan

persebaran panas bumi dari Sumatera hingga Sulawesi dan Maluku.

Tabel 1. Persebaran Sumber Energi Panas Bumi

No Pulau Jumlah

Lapangan Panas Bumi

Potensi Energi Panasbumi (MWE)

Spekulatif Terduga Terbukti 1 Sumatera 72 14.500 3.000 2 Jawa/Bali 66 22.000 8.000 718 3 Nusa Tenggara 13 4.000 1.000

4 Sulawesi dan

Maluku 66 16.000 4.000 146

TOTAL 217 57.000 16.000 864 Sumber : (Sudrajat, 1995)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

3

Gambar 1. Peta Sebaran Panas Bumi di Indonesia

Sumber : Statistik EBTKE 2014, Pusdatin Kementrian ESDM Tabel 1 dan gambar 1 menunjukkan persebaran sumber energi panas bumi di

Indonesia. Dilihat dari segi aspek geografi, persebaran sumber energi panas bumi

dikarenakan Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif sehingga memicu

aktivitas tektonik dalam perut bumi dan terbentuklah energi panas bumi. Salah

satu pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia yaitu sebagai pembangkit listrik.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berasal dari perut bumi berupa uap

air maupun air panas yang bersifat panas. Pembangkit listrik tenaga panas bumi

menggunakan teknologi eksploitasi dan eksplorasi yang biasanya digunakan

dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas. Undang-undang

Nomor 27 tahun 2003 tentang panas bumi mengatakan bahwa kegiatan usaha

panas bumi adalah suatu kegiatan untuk menemukan sumber daya panas bumi

sampai dengan pemanfaatannya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pemanfaatan secara langsung merupakan kegiatan usaha pemanfaatan energi

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

4

panas bumi yang digunakan untuk keperluan listrik dan pemanfaatan tidak

langsung merupakan kegiatan usaha pemanfataan energi panas bumi yang

digunakan untuk keperluan non-listrik.

Selain sebagai pembangkit listrik, PLTP memberikan dampak positif dan

dampak negatif terhadap masyarakat. Dampak positif yang dapat ditimbulkan dari

adanya PLTP yaitu peningkatan lapangan pekerjaan, pengembangan masyarakat

dari perusahaan serta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah (ESDM,

2015). Adanya PLTP ini menambah lapangan kerja di luar sektor pertanian yang

akan menambah keanekaragaman mata pencaharian (ESDM, 2015).

Salah satu sumber panas bumi yang dimanfaatkan berada di Provinsi Jawa

Tengah tepatnya di dataran Tinggi Dieng. Pemanfaatan sumber panas bumi ini

adalah untuk keperluan rumah tangga seperti memasak air, memasak makanan,

dan terutama menjadi sumber listrik masyarakat (ESDM, 2015). Adanya

pemanfaatan sumber panas bumi di Dieng digunakan sebagai Pembangkit Listrik

Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang memiliki kapasitas kecil yang dikelola oleh PT.

GEODIPA ENERGI yang mulai tahun 2015 akan diambil alih oleh PT.PLN

PERSERO (Fahmi, 2015). PLTP yang terletak di Dieng merupakan salah satu

pembangkit yang memanfaatkan panas bumi sebagai penggerak turbin, kemudian

turbin digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan daya listrik

sebesar 60 MW. Saat ini PLTP Dieng terhubung sistem koneksi ke Jawa-Madura-

Bali (Geodipa, 2009). Selain pemanfaatan sebagai pembangkit tenaga listrik,

PLTP akan membawa pengaruh terhadap kondisi masyarakat yang ada di sekitar

lokasi PLTP tersebut. Hal ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial, dan

lingkungan fisik di daerah tersebut. Penelitian ini difokuskan kepada persepsi

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

5

masyarakat terhadap keberadaan PLTP baik dilihat dari kondisi sosial, ekonomi

dan lingkungan fisik. Selain itu, dari sisi ilmiah, masih kurangnya penelitian

mengenai persepsi masyarakat terhadap PLTP yang dilakukan. Hal inilah yang

membuat peneliti menjadi tertarik untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap

PLTP Dieng.

1.2 Perumusan Masalah

Proses vulkanologi yang masih aktif menjadikan salah satu sumber tenaga

pembangkit listrik khususnya di wilayah Kabupaten Wonosobo. Salah satunya

prmanfaatannya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng.

Keberadaan PLTP Dieng dapat mempengaruhi persepsi masyarakat Dieng.

Persepsi masyarakat yang ditimbulkan dapat bersifat positif maupun negatif.

Akibat yang ditimbulkan dilihat dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan yang

dapat terjadi berupa penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan

masyarakat, atau akan menimbulkan konflik serta perubahan budaya masyarakat

sekitar PLTP atau pun perubahan lingkungan fisik sehingga dapat mempengaruhi

pembangunan wilayah. Penelitian ini berada di Kecamatan Kejajar tepatnya di

Desa Sikunang yang jaraknya lebih kurang 600 meter dari PLTP Dieng. Penelitian

ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi mayarakat terhadap

keberadaan PLTP .

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka rumusan masalah

dari kajian penelitian adalah :

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

6

1. Bagaimana karakteristik masyarakat serta pengetahuan masyarakat

mengenai PLTP Dieng?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap PLTP Dieng dilihat dari aspek

sosial, ekonomi dan lingkungan?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik masyarakat dengan pengetahuan

masyarakat dengan persepsi masyarakat terhadap PLTP Dieng?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengkaji karakteristik masyarakat serta pengetahuan masyarakat

mengenai PLTP Dieng.

2. Menganalisis persepsi masyarakat terhadap PLTP Dieng dilihat dari aspek

sosial, ekonomi dan lingkungan.

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengetahuan masyarakat

dengan persepsi masyarakat terhadap kegiatan PLTP Dieng.

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai kebermanfaatan PLTP untuk lingkungan

yang berkelanjutan.

Pengembangan ilmu geografi khususnya dalam analisis spasial untuk

mengetahui dampak dari adanya PLTP Dieng terhadap sosial ekonomi

masyarakat lokal di Kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Sebagai masukan dan informasi bagi pihak terkait dalam melakukan

pengembangan penelitian sejenis di kemudian hari.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

7

1.5 Tinjauan Pustaka

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena

geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks

keruangan. Dalam geografi terpadu, untuk mendekati atau menghampiri masalah

dalam geografi digunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan keruangan, pendektan

ekologikal dan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan yang digunakan

geografi terpadu tidak membedakan antara elemen fiskal dan non fiskal (Bintarto,

1987).

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan, manusia tidak selamanya

mampu melakukannya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya tersebut dan hal

ini dapat terjadi karena berbagai macam hal. Sering terlihat gejala kehidupan dan

lingkungan yang akhirnya justru merugikan manusia dan hal ini disebabkan oleh

ulah manusia baik individual ataupun bersama-sama. Dalam bahasa pembangunan

wilayah dikemukakan bahwa dalam wilayah yang bersangkutan telah terjadi

umpan balik negatif terhadap kehidupan dari perbuatan atau kegiatan yang

dilakukan oleh manusia (Yunus, 2010). Dari adanya perbuatan manusia terhadap

lingkungannya, maka pendekatan paling tepat untuk penelitian ini adalah

pendekatan ekologis. Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji

fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan

lingkungannya, termasuk dengan organisme hidup yang lain. Di dalam organisme

hidup itu manusia merupakan satu komponen yang penting dalam proses

interaksi. Oleh karena itu, muncul istilah ekologi manusia yang mempelajari

interaksi antar manusia serta antara manusia dan lingkungan (Yunus, 2010).

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

8

Dalam pembangunan wilayah, pentingnya mengetahui mengenai persepsi

masyarakat di suatu wialayah yang memiliki karakteristik wilayah yang berbeda-

beda dengan objek kajian berbeda dapat dijadikan sebagai suatu apresiasi atau pun

sebagai suatu bahan evaluasi yang digunakan untuk mencapai pembangunan

wilayah yang lebih baik. Pada penelitian ini, objek kajian yang menjadi perhatian

adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng.

1.5.1 Energi Panas Bumi

Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,

uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetic

tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi (UU No 21 tahun 2014).

Energi yang terkandung dalam fluida panas bumi adalah air yang dapat di fase

uap, cair atau keduanya sebagai campuran. Cairan ini biasanya terletak lebih dari

kedalaman 1 km di bawah permukaan bumi (Bertani, 2009). Energi geothermal

terletak di lokasi yang dilalui oleh cincin api (ring of fire) yang sama seperti

orang-orang di Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jepang, Filipina, Selandia Baru

dan beberapa negara lainnya. Diperkirakan bahwa energi mengalir dari kegiatan

ini mencapai hingga 42 juta MW. Geothermal energi dapat menyediakan

kebutuhan konsumsi energi dunia untuk 100.000 tahun (Nasrudin, dkk., 2014).

Indonesia adalah salah satu negara di dunia dilalui oleh cincin api, yang

karenanya banyak gunung berapi aktif yang ada di Indonesia. Gunung berapi yang

tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi, di mana

ada 117 gunung berapi aktif. Sebagai hasil, Indonesia memiliki 217 potensi daerah

panas bumi. Hal ini berarti Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

9

di dunia, yang mencakup sekitar 40% dari potensi dunia atau 28.617 MW. Sistem

energi panas bumi di negara ini umumnya dengan sistem hidrotermal yang

memiliki suhu tinggi yang lebih dari 225 ° C, dan hanya sedikit dari sistem

hidrotermal memiliki suhu yang lebih rendah sekitar 150-225 ° C. Meskipun

potensi panas bumi yang besar di Indonesia, sampai dengan hari ini,

pemanfaatannya masih belum optimal, terutama untuk listrik tujuan generasi

(Ilyas, 2012).

Secara umum, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia dibagi menjadi

dua jenis: penggunaan langsung dan tidak langsung. Pemanfaatan langsung yaitu

panas yang terkandung dalam cairan panas bumi untuk berbagai keperluan seperti

ruang pemanas, pertanian/agroindustri, perikanan, pariwisata; sedangkan

pemanfaatan tidak langsung adalah tujuan untuk daya generasi (Sugiyono, 2014).

Pemanfaatan energi panas bumi tidak langsung di Indonesia dimulai dengan

eksploitasi panas bumi pertama sebelum kemerdekaan pada tahun 1926. Situs

eksploitasi pertama terletak di Kawah Kamojang di pulau Jawa yang masih

menghasilkan uap hingga saat ini. Pada saat itu, eksplorasi itu dilakukan oleh

Bagian Volcanologi dari Belanda, sebagai bangsa diduduki Indonesia di masa

lalu. Setelah Indonesia merdeka, UNESCO dan Perancis pada tahun 1964 dan

1968 memberikan bantuan dan rekomendasi kepada pemerintah baru untuk

memanfaatkan lebih dari energi geothermal. Hanya pada tahun 1969, pemerintah

Indonesia mendukung program eksplorasi yang dilakukan oleh Geothermal

Power Research Institute dan Survei Indonesia untuk periode eksplorasi

1970-1972. Pada tahun 1971 pemerintah menerima bantuan teknis dari USAID

dan UNESCO (Hochstein & Sudarman, 2000). Selama tiga dekade (1970-2000)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

10

eksplorasi panas bumi sumber daya energi di Indonesia terus dilakukan.

Eksplorasi ini menggunakan teknologi dan metodologi terbaru. Potensi panas

bumi yang dimanfaatkan di Indonesia hingga 2012 adalah hanya 4,5% (ESDM,

2015). Pemanfaatan panas bumi di dalam negeri masih sangat kecil dibandingkan

dengan Filipina yang telah dimanfaatkan 44,5%. Alasan rendahnya pemanfaatan

energi panas bumi adalah karena biaya tinggi dan skema pembiayaan investasi

terbatas untuk pembangkit listrik panas bumi.

1.5.2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang

menggunakan panas bumi (geothermal) sebagai energi penggeraknya ( Contessa

dkk., 2009). Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena

banyaknya gunung berapi di Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya

Pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan

mengebor tanah di daerah yang memiliki potensi panas bumi untuk membuat

lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler)

sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke generator.

Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar

turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.

Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik

tergolong minim. Untuk menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga

panas bumi hanya membutuhkan area seluas antara 0,4 - 3 hektar. Sedangkan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

11

pembangkit listrik tenaga uap lainnya membutuhkan area sekitar 7,7 hektar

(KOMPAS, 2014). Hal ini menjawab kecemasan masyarakat mengenai dampak

lingkungan eksploitasi panas bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang

memiliki potensi panas bumi.

1.5.3 Persepsi

Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses pembentuk kesan, pendapat,

ataupun perasaan terhadap sesuatu hal yang melibatkan penggunaan informasi

secara terarah (Ritohardoyo, 2006). Pengertian lainnya, persepsi menjelaskan

bahwa proses pandangan merupakan hasil hubungan antar manusia dengan

lingkungan dan kemudian diproses dalam alam kesadaran (kognisi) yang

dipengaruhi memori tentang pengalaman masa lampau, minat, sikap, intelegensi,

dimana hasil atau penelitian terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi

tingkah laku (Wirawan, 1995).

Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka (Robbins, 2001). Persepsi masyarakat dapat berupa

persepsi positif maupun negatif. Persepsi seseorang terhadap lingkungannya

mempunyai nilai positif maka dapat memberikan motivasi tatanan perilaku

masyarakat yang positif pula terhadap lingkungannya. Sebaliknya apabila persepsi

seseorang terhadap lingkungannya mempunyai nilai negatif maka dapat

memberikan motivasi tatanan perilaku masyarakat yang negatif pula terhadap

lingkungannya (Robbins, 1996).

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

12

Secara spesifik, dalam planned behavior theory, persepsi tentang kontrol

perilaku (perceived behavioral control) didefinisikan sebagai persepsi individu

mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu perilaku. Perceived

behavioral control ditentukan oleh kombinasi antara belief individu mengenai

faktor pendukung dan atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (control

beliefs), dengan kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung ataupun

penghambat tersebut (perceived power control).

Secara umum, semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan

sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu

akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan perilaku tersebut;

sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan sedikit faktor pendukung dan

banyak faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu

akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut

(Ajzen, 2005).

Ajzen (2005) mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang memengaruhi

attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control

ke dalam tiga kategori, yaitu (a) faktor personal yang terdiri dari sikap secara

umum, kepribadian, nilai hidup, emosi, dan intelijensi; (b) faktor sosial, terdiri

dari usia, jenis kelamin, etnis, tingkat pendidikan, penghasilan, dan kepercayaan

atau agama; (c) faktor informasi, terdiri dari pengalaman, pengetahuan, dan

pemberitaan media massa.

Dalam penelitian ini persepsi adalah persepsi masyarakat dari adanya PLTP

terhadap dampak kondisi sosial ekonomi lingkungan masyarakat yang ada di

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

13

sekitar PLTP serta perubahan lingkungan yang ditimbulkan. Persepsi masyarakat

ini diharapkan dapat menggambarkan kesan, pendapat, atau pun perasaan

masyarakat terhadap adanya PLTP di Desa Sikunang Kecamatan Kejajar yang

dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

1.5.4 Dampak PLTP Terhadap Sosial Ekonomi dan Lingkungan Masyarakat

Dampak sosial ekonomi adalah suatu perubahan yang muncul akibat adanya

suatu kegiatan yang mempengaruhi lingkungan sosial masyarakat dan ekonomi,

baik dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, keresahan dan kesejahteraan

masyarakat. Sullivan (1996 dalam Rahma, 2010) menyatakan bila dipandang dari

sudut pandang ekonomi, bertambahnya penduduk akibat adanya kegiatan di suatu

wilayah akan meningkatkan pendapatan penduduk sekitar.

Dampak sosial menurut Homenouck (1988 dalam Hadi, 2005) dapat

dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu real impact dan special impact. Real

impact adalah dampak yang timbul akibat adanya aktivitas proyek, pra konstruksi,

kontruksi dan operasi. Misalnya pemindahan penduduk, kebisingan atau polusi

udara. Special impact adalah suatu dampak yang timbul dari persepsi masyarakat

terhadap resiko dari adanya proyek. Persepsi, sikap dan kepercayaan masyarakat

membentuk interpretasi tentang dampak dari adanya kegiatan di suatu wilayah.

Dalam memilih komponen sosial ekonomi perlu diprioritaskan komponen-

komponen yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar. Komponen-

komponen tersebut antara lain, penyerapan tenaga kerja, munculnya kegiatan

ekonomi baru, peningkatan pendapatan penduduk, perubahan lapangan kerja,

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

14

persepsi masyarakat, perubahan jumlah penduduk, perpindahan penduduk serta

mobilitas penduduk (Suratmo, 2004).

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan energi

terbarukan yang digunakan sebagai listrik rumah tangga masyarakat lokal. Untuk

mengetahui gambaran dampak yang ditimbulkan akibat adanya PLTP terhadap

kesejahteraan masyarakat baik dalam segi sosial dan ekonomi. Berikut terlihat

gambar 2 yang menggambarkan hubungan antara energi terbarukan, dalam hal ini

geothermal dan kesejahteraan masyarakat:

Sumber : Pusat Studi Energi (PSE) UGM, 2010

Gambar 2. Energi Terbarukan dan Kesejahteraan

Gambar 2 menegaskan tiga hal. Pertama, tujuan atau hilir kegiatan

mengembangkan energi terbarukan adalah kesejahteraan masyarakat. Masyarakat

dinyatakan sejahtera apabila kebutuhan dasarnya tercukupi, mampu

mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mengetahui alternatif-alternatif

solusi pelbagai masalah tersebut, serta mampu menciptakan dan memanfaatkan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

15

peluang yang ada di lingkungannya. Kedua, usaha mencapai kesejahteraan

tersebut dilakukan melalui dua cara yaitu: (1) menempatkan energi terbarukan

geothermal sebagai kekuatan untuk memacu pertumbuhan (growth determinant),

dan (2) menempatkan energi terbarukan geothermal sebagai kekuatan membuka

akses masyarakat terhadap sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan ekonomi

(access determinant) (PSE, 2010).

Kualitas lingkungan yang semakin buruk adalah masalah fisik yang paling

utama terjadi akibat dari adanya PLTP. PLTP membawa pengaruh yang kurang

menguntungkan pada lingkungan antara lain : polusi udara, polusi air, polusi

suara, dan penurunan permukaan tanah.

1.5.5 Kerangka Pemikiran

PLTP Dieng memiliki manfaat bagi masyarakat lokal. Keberadaan PLTP di

daerah penelitian merupakan upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam

sebagai salah satu potensi yang dimiliki di daerah tersebut. PLTP Dieng terletak

lebih kurang 600 meter dari permukiman warga di Desa Sikunang yang memiliki

populasi sebanyak 2.448 jiwa. Penelitian ini mengkaji mengenai persepsi

masyarakat terhadap PLTP Dieng di Desa Sikunang dan dampaknya terhadap

masyarakat tanpa membahas secara teknis proses PLTP.

PLTP memiliki dampak terhadap kondisi sosial, ekonomi serta lingkungan

fisik di daerah tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada persepsi masyarakat

terhadap PLTP dilihat dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan fisik. Dari

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

16

persepsi masyarakat tersebut maka bisa didapatkan pendapat dari masyarakat

mengenai adanya dampak positif ataupun dampak negatif PLTP.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

persepsi masyarakat terhadap dampak PLTP Dieng. Kerangka pemikiran pada

penelitian ini dijabarkan dalam Gambar 3.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

17

Alur cara berpikir

TujuanPenelitian

PLTP

Persepsi Masyarakat

terhadap dampak PLTP Karakteristik Masyarakat Pengetahuan masyarakat

terhadap PLTP

Ekonomi

Hubungan antara Karakteristik

dan Pengetahuan Masyarakat

dengan Persepsi Masyarakat

terhadap PLTP dan Dampaknya

Sosial Lingkungan

Sosial

Pengelolaan Sumber Daya

Panas Bumi

Ekonomi

- Gender

- Umur

- Asal

- Lama Tnggal

- Pendidikan

- Pendapatan

- Pekerjaan

- Kepemilikan Lahan

- Pengertian

- Pengelola

- Fungsi

- Pemanfaatan

- Energi

- Akibat /dampak

Tujuan 1

Tujuan 2

Tujuan 3

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

18

1.5.6 Keaslian Penelitian

Penelitian ini terkait dengan energi panas bumi (geothermal) dan persepsi

masyarakat. Energi panas bumi terkait dengan semakin menipisnya sumberdaya

alam yang ada di Indonesia terutama batubara yang biasanya digunakan sebagai

pembangkit listrik. Sehingga diperlukan pembaruan energi untuk pembangkit

listrik yang salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Persepsi masyarakat terkait dengan informasi tentang lingkungannya baik lewat

penglihatan maupun pendengaran. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang

sebelumnya telah dilakukan oleh, Rahma (2010) dan Sudarmawan (2003). Saat

sumberdaya alam habis maka harus adanya perubahan ke arah energi yang dapat

diperbarui dan ramah lingkungan sehingga terciptanya keberlanjutan.

Geothermal (panas bumi) menjadi obyek penelitian yang sangat menarik

sehingga telah banyak penelitian yang mengambil fokus penelitian di wilayah

sekitar geothermal tersebut. Penelitian yang telah ada tersebut menjadi referensi

untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan referensi dari karya

tulis lainnya seperti skripsi, tesis, dan jurnal yang dipublikasikan secara nasional

dan internasional. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini terinci

dalam tabel 2.

Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang

terdahulu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahma

(2010) yang memiliki perbedaan dari aspek kajian dan lokasi kajian yaitu persepsi

masyarakat terhadap dampak sosial ekonomi masyarakat dari kegiatan

pertambangan batubara di Kecamatan Sengatta Utara, Kabupaten Kutai Timur.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

19

Penelitian ini berfokus kepada kegiatan pertambangan batubara yang berlokasi di

Kecamatan Sengatta Utara Kabupaten Kutai Timur.

Penelitian kedua yaitu oleh Sudarmawan (2003) yang memiliki perbedaan

dari tujuan penelitian, metode penelitian dan lokasi kajian yaitu persepsi

masyarakat Desa Candikuning terhadap eksploitasi panasbumi Bedugul Tabanan

Bali. Penelitian ini berfokus kepada mengetahui kelayakan dari panas bumi

Bedugul untuk dikembangkan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu

interview secara mendalam.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

20

Tabel 2. Penelitian Terdahulu

No Judul dan Penulis Tujuan Metode Hasil 1 Persepsi Masyarakat

Terhadap Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Dari Kegiatan Pertambangan Batubara di Kecamatan Sengatta Utara, Kabupaten Kutai Timur Oleh: Sabrina Rahma (2010) Sumber: Perpustakaan Fakultas Geografi UGM

- Mengetahui persepsi masyarakat terhadap dampak sosial ekonomi masyarakat dari kegiatan penambangan batubara di Kecamatan Sengatta Utara

- Mengetahui harapan masyarakat terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat dari kegiatan pertambangan di Kecamatan Sengatta Utara

- Mengetahui implikasi kebijakan pemerintah daerah dan perusahaan pertambangan terhadap harapan masyarakat dalam aspek sosial ekonomi masyarakat

Metode survey dengan kuisioner. Penentuan responden dengan menggunakan simple random sampling yaitu 40 responden. Data primer di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan skoring.

- Masyarakat memberikan persepsi tinggi terhadap kegiatan pertambangan di Kecamatan Sengatta Utara. Ini menunjukkan secara umum, masyarakat menilai keberadaan kegiatan pertambangan batubara membawa dampak yang baik terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat

- Adanya keragaman persepsi memunculkan harapan dari masyarakat terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat untuk masa depan dan masa sekarang, antara lain harapan perbaikan terhadap kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan perekonomian

- Antara harapan masyarakat dengan implikasi kebijakan dari daerah dan perusahaan pertambangan terdapat keterkaitan berhubungan.

Lanjutan Tabel 2. Penelitian Terdahulu

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

21

No Judul dan Penulis Tujuan Metode Hasil 2 Persepsi masyarakat

desa Candikuning terhadap eksploitasi panasbumi Bedugul Tabanan Bali Oleh: Sudarmawan, I Wayan (2003) Sumber:Perpustakaan Fakultas Geografi UGM

- Untuk mengetahui kelayakan panasbumi Bedugul untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga panasbumi

- Mengindentifikasi perubahan lingkungan akibat pembangunan PLTP serta mengetahui persepsi masyarakat terhadap kelanjutan eksploitasi panasbumi

- Metode kuantitatif didahulukan untuk menemukan gejala, kesan dan dominasi variabel, selanjutnya variabel dominan dieksplorasi untuk memperoleh deskripsi dengan pendekatan kualitatif yang porsinya lebih besar, dipilih sebagai arahan pelaksanaan penelitian.

Metode kuantitatif didahulukan untuk menemukan gejala, kesan dan dominasi variabel, selanjutnya variabel dominan dieksplorasi untuk memperoleh deskripsi dengan pendekatan kualitatif yang porsinya lebih besar, dipilih sebagai arahan pelaksanaan penelitian.

- Perambahan hutan lindung disekitar lokasi sumur bor menyebabkan perubahan lingkungan dan hilangnya peran ekologis sebagai kawasan lindung. Pada sosial-ekonomi, dengan adanya infrastruktur jalan menyebabkan perekonomian masyarakat meningkat.

- Persepsi positif masyarakat lokal terhadap kelanjutan PLTP karena adanya studi banding tentang panasbumi, sedangkan pemahaman mengenai perubahan yang ditimbulkan akibat eksplorasi panasbumi secara teoretis belum dimengerti. Pemahaman masyarakat terhadap pengertian panasbumi perlu dilakukan sosialisasi yang mendalam, dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait.

- Persepsi negative masyarakat tidak serta merta diwujudkan dalam bentuk menentang terhadap kelanjutan proyek eksplorasi panasbumi. Pada masa orde baru pilihan respon masyarakat adalah apatis terhadap adanya eksploitasi

Lanjutan Tabel 2. Penelitian Terdahulu

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

22

No Judul dan Penulis Tujuan Metode Hasil proyek panasbumi, sedangkan pada masa reformasi beralih menjadi agresif akibat adanya kebebasan yang lebih luas dalam menyampaikan aspirasi dan keterbukaan.

3 Persepsi Masyarakat Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kab. Bantul Terhadap Pembangunan Kawasan Industri Oleh : Sukorini (2004) Sumber : Skripsi Fakultas Geografi UGM

Peneliti mencondongkan dan menelaah tentang kebijakan pemerintah menegenai pembangunan kawasan industri Piyungan yang diatur dalam UU No.5 tahun 1984 tentang perindustrian.

Metode yang dilakukan yakni dengan menggunakan mengumpulkan data sekunder dan data primer serta melakukan wawancara dan kuesioner sebagai bahan dan hasil penelitiannya. Analisis data yang dilakukan dengan mengolah data primer kualitatif menjadi kuantitatif dengan metode skoring yang menghasilkan kebijakan pemerintah terhadap rencana pembangunan kawasan industry piyungan dan persepsi masyarakat Desa Stimulyo terhadap pembangunan kawasan industri

Analisis data yang dilakukan dengan mengolah data primer kualitatif menjadi kuantitatif dengan metode skoring yang menghasilkan kebijakan pemerintah terhadap rencana pembangunan kawasan industry piyungan dan persepsi masyarakat Desa Stimulyo terhadap pembangunan kawasan industri

4 Persepsi Dampak Perubahan Administrasi Wilayah Terhadap

Untuk mengetahui perubahan batas administrasi wilayah di Kecamatan Bukit Intan tahun

Data primer merupakan data utama yang digunakan dalam penelitian ini, dilengkapi data

Hasil penelitian menunjukkan persepsi dampak yang cenderung kea rah positif terhadap sosial ekonomi

Lanjutan Tabel 2. Penelitian Terdahulu

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

23

No Judul dan Penulis Tujuan Metode Hasil Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Bukit Intan Oleh : Siti Nurdianti Astuti (2013) Sumber : Skripsi Fakultas Geografi UGM

2010 dan tahun 2011 sekunder sebagai pendukung penelitian. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dari data hasil skoring kuisioner, dimana variabel dari tiap indikator penilaian diberikan harkat atau derajat dengan nilai tertentu

kelompok masyarakat wilayah administrasi tetap dan tidak berpengaruh pada kelompok wilayah administrasi berubah, sementara persepsi dampak dirasakan tidak begitu berpengaruh baik bagi masyarakat kelompok administrasi tetap maupun kelompok administrasi berubah terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat Bukit Intan.

5 Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Tenggarong, Kutai Kartanegara Oleh : Dedek Apriyanto (2012) Sumber : Perpustakaan Fakultas Geografi UGM

- Mengetahui dampak kegiatan pertambangan batubara terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar.

- Mengetahui hubungan persepsi masyarakat dengan keberadaan kegiatan pertambangan batubara terhadap kondisi sosial, ekonomi dan fisik

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan 55 responden. Pemilihan responden menggunakan teknik area sampling dan proportional random sampling. Teknik analisis menggunakan korelasi Kendall Tau-B (taraf signifikan 0,1) untuk melihat hubungan antara faktor dari diri masyarakat (umur, pendidikan,dan pendapatan) dengan persepsi masyarakat terhadap keberadaan kegiatan pertambangan batubara

Hasil penelitian menunjukkan dampak pada kondisi sosial ekonomi memicu timbulnya migrasi, konflik, merenggangnya hubungan kekerabatan, timbulnya praktek prostitusi dan menimbulkan peluang usaha. Peningkatan atau penurunan tingkat pendapatan masyarakat bervariasi berdasarkan mata pencahariannya. Hasil korelasi Kendall Tau-B menunjukkan bahwa variabel pendapatan dan pendidikan memiliki hubungan dalam pembentukan persepsi masyarakat terhadap dampak fisik. Variabel pendapatan juga memiliki hubungan dalam pembentukan persepsi terhadap dampak sosial-ekonomi.

Lanjutan Tabel 2. Penelitian Terdahulu

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

24

1.5.7 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah disebutkan di atas,

maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

a. Tujuan 1 : Mengkaji karakteristik masyarakat serta pengetahuan masyarakat

mengenai PLTP Dieng

Pertanyaan Penelitian :

Bagaimana karakteristik sosial masyarakat dilihat dari jenis kelamin,

umur, asal, lama tinggal dan pendidikan?

Bagaimana karakteristik ekonomi masyarakat dilihat dari pendapatan,

pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, kepemilikan lahan dan lokasi

asset lahan?

Bagaimana pengetahuan masyarakat terhadap PLTP Dieng dilihat dari

pengertian PLTP, Pengelola PLTP, Fungsi PLTP, Pemanfaatan PLTP

dan energi dari PLTP?

b. Tujuan 2 : Menganalisis persepsi masyarakat terhadap PLTP Dieng dilihat

dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Pertanyaan Penelitian :

Bagaimana persepsi masyarakat terhadap PLTP Dieng dilihat dari

aspek ekonomi?

Bagaimana persepsi masyarakat terhadap PLTP Dieng dilihat dari

aspek sosial?

Bagaimana persepsi masyarakat terhadap PLTP Dieng dilihat dari

aspek fisik/lingkungan?

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108286/potongan/S1-2017-330995... · persepsi masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga

25

c. Tujuan 3 : Bagaimana hubungan antara karakteristik masyarakat dan

pengetahuan masyarakat dengan persepsi masyarakat terhadap adanya PLTP

Dieng?

Pertanyaan Penelitian :

Bagaimana hubungan karakteristik masyarakat dengan persepsi

masyarakat terhadap PLTP Dieng?

Bagaimana hubungan pengetahuan masyarakat dengan persepsi

masyarakat dengan adanya PLTP Dieng?

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DIENGKABUPATEN WONOSOBOPROVINSI JAWA TENGAHNASLIA FAUZANAUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/