persepsi mahasiswa terhadap aksi demonstrasi …/persepsi...persepsi mahasiswa terhadap aksi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP AKSI
DEMONSTRASI MENANGGAPI RENCANA
KENAIKAN BBM PER 1 APRIL 2012
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Mahasiswa FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Terhadap ksi Demonstrasi Menanggapi Rencana
Kenaikan BBM Per 1 April 2012)
Disusun Oleh :
NANIK ALINDA ARISANTI
D1210051
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari :…………..
Tanggal : ……………..
Pembimbing I Pembimbing II,
Prof. Drs. Pawito, Ph.D Drs. A. Eko Setyanto,M.Si
NIP.195408051985031002 NIP.195806171987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. H. Dwi Tiyanto, SU ( )
NIP. 19540414 198003 1007 Ketua Penguji
2. Mahfud Anshori, S. Sos, M. Si ( )
NIP. 19790908 200312 1001 Sekretaris Penguji
3. Prof. Drs Pawito, Ph.D ( )
NIP. 195408051985031002 Penguji I
4. Drs. A. Eko Setyanto,M.Si ( )
NIP. 195806171987021001 Penguji II
Mengetahui,
Dekan
Prof. Drs. Pawito, Ph.D
NIP.195408051985031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu ALLAH
Akan memudahkan baginya jalan kesurga.
(HR. Muslim)
Jangan pernah putus asa, karena selalu ada jalan
Bagi orang yang mau berusaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
· Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya
· Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang dan doa yang tak henti-hentinya.
· Adikku Ari Andika yang membuatku selalu
ingin menjadi kakak yang lebih baik.
· Papahku Adhitya Surya Pratama SH tercinta
atas dukungan yang luar biasa.
· Semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan skripsi.
· Almamaterku tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Mahasiswa Terhadap
Aksi Demonstrasi Menanggapi Rencana Kenaikan BBM Per 1 April 2012
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Mahasiswa FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta Terhadap Aksi Demonstrasi
Menanggapi Rencana Kenaikan BBM Per 1 April 2012)” .
Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Dosen
Pembimbing I Skripsi Penulis yang dengan sabar selalu memberikan
dukungan dan arahan.
2. Dra. Hj. Sofiah, M.Si selaku Sekretaris Program S1 Ekstensi Ilmu
Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Hamid Arifin, M.Si selaku Pembimbing Akademis Penulis.
4. Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi
Penulis. Terima kasih atas kesabaran dalam membimbing dan memberikan
pengarahan kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.
5. Seluruh Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Saya mengucapkan terimakasih atas transfer ilmu
yang penulis dapatkan selama dibangku kuliah. Semoga ilmu yang Bapak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
dan Ibu ajarkan bisa bermanfaat bagi diri saya pribadi, dan bangsa
Indonesia pada umumnya.
6. Seluruh Karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu segala kepentingan
Penulis selama menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNS Surakarta.
7. Seluruh teman-teman mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yang telah memberikan waktunya untuk wawancara dangan penulis dalam
penyusunan Skripsi ini.
8. Kedua orang tua beserta keluarga yang dengan sangat tulus dalam doa dan
dukungan baik moral dan materiil sehingga dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan baik dan Lancar.
9. Papahku Adhitya Surya Pratama SH tercinta yang selalu memberikan
semangat, motivasi, kesabaran, pengertian dan ketulusan.
10. Teman-teman Angkatan 2010 Ilmu Komunikasi Transfer dan Teman Kos
satu-satunya Merchelina Lucy Astheri S.Pd, terimakasih atas setiap waktu
yang kita habiskan bersama, dan semua pihak yang membantu dalam
penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi.
Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan
penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini
dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan
dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Desember 2012
Penulis
Nanik Alinda Arisanti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... . xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ............................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8
C. Tujuan ............................................................................................. 9
D. Manfaat ........................................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9
1. Komunikasi .............................................................................. 9
2. Demonstrasi Sebagai Bentuk Komunikasi Politik ................... 13
3. Persepsi .................................................................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Demonstrasi ( Unjuk Rasa ) ..................................................... 30
5. Aturan Demonstrasi .................................................................. 32
6. Bentuk-Bentuk Demo ............................................................... 37
7. Persepsi Mahasiswa Terhadap Aksi Demonstrasi .................... 38
F. Kerangka Berfikir .......................................................................... 42
G. Metodologi ..................................................................................... 42
1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 42
2. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. 45
3. Jenis Data ................................................................................. 45
4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 46
5. Populasi .................................................................................... 47
6. Sampel ...................................................................................... 47
7. Validitas Data ........................................................................... 48
8. Analisis Data ............................................................................ 50
BAB II DESKRIPSI LOKASI .......................................................................... 53
A. Sejarah FISIP .................................................................................. 53
B. Visi Dan Misi ................................................................................. 54
C. Susunan Organisasi Fisip Uns ........................................................ 55
D. Sistem Pembelajaran Di FISIP UNS .............................................. 57
E. Organisasi Mahasiswa Fisip UNS .................................................. 58
F. Mahasiswa Fisip UNS .................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 71
A. Penyajian Data ................................................................................ 71
B. Pembahasan .................................................................................. 94
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 105
A. Kesimpulan ..................................................................................... 105
B. Saran ............................................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 109
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta ................................................................................ 60
Tabel 2.2 Kepala Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta ................................................. 60
Tabel 3.1 Faktor-faktor yang Menentukan Persepsi Pada Pelaksanaan Demo
Rencana Kenaikan BBM per 1 April 2012 ........................................ 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Aspek-Aspek Dalam Persepsi .................................................. 29
Gambar 2.1 Struktur Organisasi FISIP UNS .............................................. . 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Interview Gaide
2. Transkrip Wawancara dengan Responden
3. Surat Tugas
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAKSI
Nanik Alinda Arisanti, D1210051, Persepsi Mahasiswa Terhadap Aksi Demonstrasi Menanggapi Rencana Kenaikan BBM Per 1 April 2012, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012.
Demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Demonstrasi biasanya dilakukan untuk pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini menjelaskan persepsi mahasiswa FISIP UNS Surakarta terhadap berbagai aksi demonstrasi dalam menanggapi rencana kenaikan BBM per 1 April tanpa menggunakan uji hipotesis atau prediksi. Informasi diperoleh dengan membandingkan hasil wawancara dari masing-masing responden, observasi dan kajian kepustakaan. Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari key informan (informan kunci). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi langsung pada lokasi penelitian, dan telaaah dokumen. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif dengan menggunakan analisis yang interaktif. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Trianggulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya persepsi mahasiswa terhadap demontrasi adalah cara mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi, tuntutan-tuntutan Mahasiswa, Ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang disampaikan kepada sasarannya yaitu pemerintah sebab kalau tidak dilakukan seperti itu tidak ada perlawanan dari masyarakat maka pemerintah akan istilah bahasa jawa “sak penae dewe”, sehingga demonstrasi merupakan suatu kepedulian dari masyarakat tetapi dalam pelaksanaannya demonstrasi tidak boleh dilakukan dengan anarkis karena demo anarkis keluar dari jalur hukum, aksi ini perlu ditertibkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan demonstrasi berhasil karena harga BBM per 1 April 2012 tidak jadi naik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa 1) Media mampu mendorong proses pembentukan persepsi (cara pandang) seseorang maupun mahasiswa, 2) Persepsi mahasiswa terhadap demonstrasi adalah cara mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi, tuntutan-tuntutan Mahasiswa, Ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang disampaikan kepada sasarannya yaitu pemerintah. 3) Tujuan dari demo itu adalah menolak kenaikan BBM yang direncanakan pemerintah dan 4) Demontrasi dibutuhkan oleh masyarakat meskipun penentu kebijakannya adalah pemerintah dan DPR sebagai wakil rakyat, namun demontrasi harus menggunakan cara yang lebih bijak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
Nanik Alinda Arisanti, D1210051, Students Perception Of Various Actions Plans Demonstration Increase In Fuel Responding As of 1 April 2012, Bachelor Thesis, Communication Department, Faculty of Social and Politics Science, Sebelas Maret University, Surakarta, 2012.
The demonstration was a protest movement that made a bunch of people in public. Demonstrations are usually done to the opinion of the group or the opponents of the policies carried out a party or can also be done as a political suppression efforts by interest groups.
The research method used in this research is descriptive qualitative research methods, this study describes students' perceptions FISIP UNS Surakarta to various demonstrations in response to the planned rise in fuel prices as of 1 April without using test hypothesis or prediction. Information obtained by comparing the results of interviews of each respondent, observation and study of literature. The data and information required in this study were obtained from key informants (key informants). Data collection techniques used in this study was the interviews, direct observation at the study site, and documents. Analysis of the data in this study using a qualitative data analysis by using the interactive analysis. The validity of the data used in this study is a method of triangulation data.
The results showed that students' perceptions are basically the student demonstration is a way to convey the aspirations, demands Student Organizations-organizations or institutions that submitted to the government target because if not done such that there is no resistance from the public, the government would term Java language “sak penae dewe”, so the demonstration was a concern from the community but in actual demonstration should not be done because the anarchist anarchist demo out of the way, this action needs to be disciplined. While the purpose of the demonstration works because the price of fuel per 1 April 2012 will not be up.
Based on these results it can be concluded that 1) the media could encourage the formation of perception (point of view) a person and student, 2) student perceptions of the student demonstration is a way to convey the aspirations, demands Student Organizations-organizations or institutions that submitted to target the government. 3) The purpose of the demo that was rejected the government's planned rise in fuel prices and 4) the demonstration required by the community, even if critical policy was the government and parliament as representatives of the people, but the demonstration must use more wisely.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rencana kenaikan BBM oleh pemerintah pada 1 April 2012, mendapatkan
penolakan melalui aksi protes mahasiswa dan kelompok masyarakat diberbagai
daerah dengan berbagai tuntutan yang terkait dengan beragam isu yaitu isu sosial, isu
ekonomi, dan isu politik seperti kenaikan BBM hingga menurunkan rezim
pemerintahan SBY-Boediono.
Aksi demonstrasi penolakan rencana pemerintah pusat menaikan harga BBM
dilakukan diberbagai tempat di Indonesia dengan beragam cara damai sampai aksi
yang menimbulkan kerusakan pada fasilitas umum. Isu ekonomi yang awalnya
menjadi isu yang digulirkan oleh para pengunjuk rasa untuk turun ke jalan
menyampaikan aspirasinya yaitu soal rencana pemerintah pusat menaikan harga
BBM yang akan berdampak pada naiknya harga-harga kebutuhan pokok sehingga
menyulitkan rakyat miskin.
Profesionalisme Polri dalam setiap penanganan aksi demonstrasi rakyat untuk
dapat menyampaikan aspirasinya masih terkesan represif melakukan pemukulan pada
pengunjuk rasa sehingga perbuatan tersebut terkesan Polri telah menjadi tukang pukul
rezim yang berkuasa. Dengan melihat secara proporsional kekuatan antara polisi yang
mengamankan unjuk rasa dengan semangat para pengunjuk rasa nampaknya
sebanding meskipun polisi dilengkapi dengan menggunakan tongkat, tameng, senjata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
gas air mata dan water canon, intinya adalah ruang demokrasi yang dibutuhkan
masyarakat ini harus terbuka lebar, tidak tersumbat oleh penghadangan polisi
sehingga aspirasi pengunjuk rasa dapat didengar langsung.
Pada tanggal 27 Maret 2012 saat penghadangan aksi unjuk rasa mahasiswa di
Gambir dikabarkan adanya wartawan yang menjadi korban pemukulan saat meliput
ditempat aksi mahasiswa, wartawan tersebut dipaksa menghapus foto, ditendang, dan
dijambak ditempat kejadian. Terkesan polisi sedang berusaha menutupi tugas
pengamanan mereka yang brutal karena tindakan kekerasannya pada demonstran
yang sedang berunjuk rasa.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
memantau situasi demonstrasi massa perihal kenaikan harga BBM ini bahwa ada
beberapa bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan aparat polisi terhadap massa yang
sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa, diantaranya adalah:
1. Penembakan dengan senjata gas air mata.
2. Penyemprotan dengan water cannon.
3. Penangkapan.
4. Penyerangan.
5. Perampasan kamera dan memory card milik jurnalis.
6. Pengejaran demonstran hingga ke pemukiman penduduk.
7. Dua orang tertembak peluru karet dan dua orang dipukuli di Sumatera Utara.
8. Dua jurnalis dikeroyok oleh Satuan Brimob dan PHH Polda Sumatera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Aksi tersebut dilakukan karena kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah
dinilai akan membuat rakyat menjadi sengsara karena nantinya akan ikut mengerek
naik harga-harga kebutuhan pokok masyarakat sehingga biaya hidup yang semakin
tinggi tersebut tidak menguntungkan masyarakat miskin, sedangkan pertimbangan
pemerintah untuk memberikan kompensasi berupa tambahan sekolah, raskin, BLT,
dan bantuan sosial dinilai masih tidak menguntungkan.
Aksi-aksi protes yang dilakukan diberbagai kota dan daerah tampaknya tidak
hanya pada isu ekonomi soal kenaikan BBM namun juga telah sampai pada isu
politik perihal turunnya SBY-Boediono yang selama ini dinilai tidak berpihak kepada
rakyat, karena selama ini banyak kasus korupsi yang merugikan negara masih belum
tuntas yang membuat pembangunan menjadi terganggu dan pentingnya penyitaan
kekayaan para koruptor (baca: memiskinkan koruptor) untuk kepentingan
pembangunan, juga kenaikan BBM seharusnya tidak dilakukan mengingat
pemerintah masih dapat menaikkan pajak barang mewah.
Mengenai isu politik yang berkembang dalam setiap aksi protes kenaikan
BBM tidak lantas membuat pemerintah merubah kebijakannya bahkan pemerintah
tidak mengkuatirkan jika demonstrasi semakin meluas, karena pemerintah saat ini
sedang mengadakan sosialisasi ditingkat daerah, akademik hingga forum rektorat.
Dalam isu utama ada persoalan kemiskinan yang tak kunjung usai,
ketidakseimbangan pendapatan, kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang
miskin, pengangguran, kasus korupsi, ketidakadilan hukum, infrastruktur ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang kurang memadai, perumahan rakyat, pendidikan, persaingan usaha yang tidak
adil sebab impor yang berlebih dan persoalan sampah.
Aksi unjuk rasa semakin meluas menuntut dibatalkannya kenaikan BBM
berasal dari berbagai elemen masyarakat seperti yang penulis kutip dari beberapa
harian surat kabar online.
Berikut ini beberapa aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM yang
terjadi seempak di berbagai tempat, seperti dibawah ini :
Dokumentasi Detik Foto tanggal 3 Maret 2012 memberitakan harga BBM
telah naik, namun penolakan terhadap keputusan pemerintah ini terus ditolak.
Ratusan orang dari Aliansi Mahasiswa Untuk Kebangkitan (AMUK) pun berdemo,
Mereka menggeruduk Gedung Sate, Bandung. AMUK juga menyerukan kepada
rakyat dan seluruh elemen pergerakan mahasiswa untuk tidak terpancing kepada
langkah-langkah anarkisme dalam menyerukan penolakan BBM (Endar prasetio,
www.endarprasetio.blogspot.com/, diakses tanggal 2 Oktober 2012 ).
Demo terus berlanjut diberbagai daerah di wilayah Indonesia, Media
Indonesia pada tanggal 29 Maret 2012, pengunjuk rasa dari Pemuda Cinta Tanah Air
(Pecat) menggelar aksi tebar kotoran di jalur yang akan dilalui rombongan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sepulang dari lawatannya ke luar negeri, di
kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada hari Kamis tanggal 29 Maret
2012. Aksi tersebut dilakukan karena kecewa karena pemerintah berencana
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga Pecat menilai SBY tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
patut kembali ke Istana (Endar prasetio, www.endarprasetio.blogspot.com/, diakses
tanggal 2 Oktober 2012 ).
Sidang paripurna DPR pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012 dini hari
memutuskan menolak penaikan harga bahan bakar bersubsidi (BBM) pada 1 April
2012. Sebanyak 82 anggota menyepakati memilih opsi pertama yaitu hanya
mempertahankan Pasal 7 ayat 6 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang
APBN 2012 yang isinya menolak penaikan harga BBM. Sedangkan sisanya sebanyak
356 anggota memilih opsi kedua yaitu menambah Pasal 7 ayat 6a yang mengatur
besaran persentase peningkatan harga Indonesia Crude Price (ICP) sebesar 15%
selama enam bulan.
Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR Saleh Husein menilai rapat paripurna
DPR hanyalah akal-akalan setgab partai koalisi. Alasannya, perubahan sikap sebagian
anggota setgab yang tadinya menyetujui penaikan harga BBM, tetapi tiba-tiba
berbalik menolak penaikan harga BBM disertai persyaratan sehingga substansinya
sebenarnya setgab tetap menyetujui penaikan harga BBM.
Intinya tetap saja ini suatu penundaan saja yang berarti suatu saat nanti akan
ada kenaikan harga BBM yang bukannya malah turun karena sumber daya alam
Indonesia jika dikelola oleh anak bangsa sendiri justru akan membuat rakyat hidup
sejahtera dalam arti dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Rapat paripurna yang membahas perubahan atas Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012 itu memutuskan
untuk mempertahankan Pasal 7 Ayat (6), tetapi dengan menambah Ayat (6a) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
memungkinkan pemerintah menaikkan atau menurunkan harga BBM jika ada
fluktuasi harga minyak mentah dunia sebesar 15 persen selama enam bulan.
Keputusan ini merupakan sikap Fraksi Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai
Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). Sementara Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-
PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura) sejak awal menolak perubahan itu. Artinya, sejak awal menolak kenaikan
harga BBM. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang semula meminta Pasal 7
Ayat (6) UU APBN 2012 diubah, akhirnya meminta pasal tersebut dipertahankan.
Pelaksana tugas Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang
Brodjonegoro, mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Dengan kata lain, kenaikan harga
BBM bersubsidi tidak berjalan seperti jadwal yang direncanakan pemerintah, yakni 1
April 2012.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penjelasan soal postur
APBN Perubahan tahun 2012 di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (31/3) malam. Presiden
Yudhoyono memberikan penjelasan termasuk masalah aturan kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti yang diatur dalam UU APBN Perubahan
Tahun 2012 Pasal 7 ayat 6 beserta tambahannya. (Endar Prasetio, http://endar-
prasetio.blogspot.com/2012/04/hujan-gugatan-pasal-kenaikan-harga-bbm/ diakses
tanggal 2 Oktober 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dalam pelaksanaannya demonstrasi rencana kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) dapat dilakukan secara tertib dan damai namun sebagian demonstrasi
berkembang menjadi gerakan yang cenderung agresif dan anarkis bahkan terkesan
brutal. Ketika berlangsungnya aksi demonstrasi tidak jarang terjadi tindakan
pemaksaan, penembakan, pemukulan dan bahkan sampai pada pengerusakan fasilitas
umum, yang dilakukan oleh polisi maupun mahasiswa.
Demostrasi dapat dilakukan secara tertib dan damai tetapi dapat pula
demonstrasi berkembang menjadi gerakan yang cenderung agresif dan anarkis bahkan
terkesan brutal. Ketika berlangsungnya aksi demonstrasi tidak jarang terjadi tindakan
pemaksaan, penembakan, pemukulan dan bahkan sampai pada pengerusakan fasilitas
umum, yang dilakukan oleh polisi maupun mahasiswa. Kasus-kasus terdahulu
demonstrasi terjadi dengan anarkis seperti trisakti demonstrasi yang menuntut
turunnya Presiden Suharto yang berujung bentrokan antara mahasiswa dan polisi
yang bertugas menjaga demonstrasi yang memaksa aparat polisi untuk melepaskan
tembakan dan menyebabkan tujuh mahasiswa tewas (Agus Sapari dan Ni Made
Taganing Kurniati, Jurnal Psikologi Volume 1, No. 2, Juni 2008).
Aks Kekerasan timbul juga dilakukan oleh aparat terhadap demonstran atau
sebaliknya terjadi pada saat demonstrasi. Aparat kepolisian memaksa para
demonstran untuk membubarkan atau menghentikan demon-strasi, tetapi para
demonstran mendorong aparat kepolisian yang berjaga kemudian para aparat balik
menyerang dengan memukuli dan menyemprotkan wathercann (semprotanair) kearah
para demonstran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Apapun kondisi yang memicu, ke-kerasan oleh aparat terhadap demonstran itu
bisa digolongkan agresivitas. Berkowitz (dalam Matlin1995) memberikan definisi
tentang agresivitas sebagai usaha atau tingkah laku yang sengaja untuk melukai atau
menghancurkan orang lain baik secara fisik maupun psikologis. Semen-tara Hurlock
(1998), menyebutkan tingkah laku agresif merupakan bentuk tingkah laku yang
merugikan dan tidak dapat diterima oleh masyarakat yang dapat menyebabkan luka
fisik atau psikis pada orang lain dan merusak benda-benda atau objek (Agus Sapari
dan Ni Made Taganing Kurniati, Jurnal Psikologi Volume 1, No. 2, Juni 2008).
Maraknya pemberitaan tentang demo tersebut yang disiarkan secara intensive
melalui berbagai media massa baik elektronik maupun media cetak tentu saja akan
menimbulkan berbagai proses pembentukan persepsi (cara pandang) seseorang
maupun mahasiswa.
Aksi demonstrasi Mahasiswa dengan agenda penolakan kenaikan BBM per 1
April 2012 terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Maka penelitian ini dapat
mengangkat judul “PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP AKSI DEMONSTRASI
MENANGGAPI RENCANA KENAIKAN BBM PER 1 APRIL 2012”
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan yang
akan diteliti oleh penulis sebagai berikut :
”Bagaimana Persepsi Mahasiswa FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Terhadap Aksi Demonstrasi Menanggapi Rencana Kenaikan BBM Per 1 April
2012?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi Mahasiswa
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap aksi demonstrasi menanggapi
rencana kenaikan BBM per 1 April 2012.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat mengembangkan teori-
teori dalam disiplin ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan kebijakan bagi pihak terkait dalam upaya
membangun politik di Indonesia serta dapat dijadikan titik tolak untuk penelitian
serupa dalam ruang lingkup yang lebih luas dan lebih mendalam.
E. Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Menurut Onong, istilah komunikasi berasal dari kata Latin “communication”
yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maka komunikasi akan
terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan ( Onong Uchjana Effendy, 1997:10 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Sedangkan dalam Webster’s New Colleglate Dictionary edisi tahun 1977
antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi
diantara individu melalui sistem lambang lambang, tanda tanda, atau tingkah laku.
Sementara itu menurut Carl I. Havland sebagaimana dikutip oleh Onong
Uchjana Effendy dalam bukunya komunikasi, Teori dan Praktek, menyatakan bahwa
ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara azas azas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.
Definisi Hovland diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu
komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam
kehidupan sosial dan politik memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan dalam
definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan dasar bagi manusia dengan pihak
lain yang harus dipenuhi. Melalui komunikasi manusia dapat menyatakan
kehendaknya untuk memperoleh sesuatu dari orang lain sekaligus menyalurkan hasrat
serta perasaan agar dimengerti orang lain.
Berelson dan Stainer mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain ( Taufik Abdullah,
skripsi 2005 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dari definisi tersebut dapat ditarik tiga pikiran utama dalam definisi
komunikasi :
a. Proses komunikasi mengharuskan sebuah proses. Komunikasi hanya terjadi
jika terdapat proses penyampaian dari pengirim (sender) kepada penerima
(receiver).
b. Pesan, dalam komunikasi pesan merupakan inti dari komunikasi. Pesan bisa
berupa informasi, ide gagasan, emosi, dan lain-lain.
c. Simbol merupakan representasi pesan. Pesan yang abstrak diwujudkan dalam
bentuk simbol. Tujuannya agar pesan yang disampaikan bisa dipahami orang
lain. Simbol merupakan kesepakatan bersama (konvensi) dan harus
dimengerti oleh pihak yang melakukan komunikasi.
Menurut David K. Berlo, komunikasi merupakan suatu aliran yang
berkelanjutan (a continual stream) dari perilaku yang unik yang tidak dapat diulangi
sehingga memperkirakan komunikasi kelihatannya tidak mungkin. Berlo menyatakan
bahwa pemaknaan ada pada manusia, tidak pada kata-kata. Dengan kata lain,
penafsiran terhadap suatu pesan lebih bergantung pada pemaknaan mengenai kata-
kata atau gerak tubuh pengirim dari pada pesan itu sendiri. Penekanan akan
pentingnya pemaknaan disisipkan pada pesan yang disampaikan sumber kepada
penerima ( Antoni, 2004 : 43 )
Robert E. Park mendefinisikan komunikasi sebagai proses psikologi sosial
yang didalamnya seseorang dimungkinkan untuk mengasumsikan sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pemikiran, sikap, dan pandangan pihak lain. Selain itu ia juga menurut Antoni (
2004:43 ) mengungkapkan beberapa hal mengenai komunikasi, yaitu :
a. Komunikasi merupakan sebuah proses yang didalamnya hal-hal rasional dan
moral diantara manusia dipertukarkan secara psikologis dan instingtif.
b. Komunikasi melibatkan perasaan empatik pasangan komunikasi dan membuat
karakteristik sosial dari masyarakat menjadi mungkin.
Charles C. Wright mengemukakan fungsi komunikasi dalam bukunya
Nurudin (2000:13-14) adalah sebagai berikut :
a. Penjagaan lingkungan.
b. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk
menanggapi lingkungan.
c. Menurunkan warisan sosial dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
d. Hiburan (entertainment)
Stuart Hall memperkenalkan model encoding-decoding (mengirim-menerima)
yang sangat berpengaruh dalam memperhatikan hubungan antara teks dan khalayak.
Hall berpendapat bahwa teks disusun dalam sebuah cara yang berisi sebuah
pemaknaan yang dominan atau yang diinginkan mambatasi cakupan panafsiran
khalayak secara berbeda. Model Hall mengidentifikasi tiga jenis khalayak dalam
proses komunikasi dalam bukunya Nurudin (2000:192-194) sebagai berikut :
a. Suatu posisi hegemoni dibangun ketika khalayak mengambil pemaknaan
yang diinginkan secara penuh dari teks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Suatu posisi negosiasi dibangun ketika terjadi percampuran dari adaptasi
dari perlawanan kepada kode dominan.
c. Suatu posisi opsisional dibangun ketika pemaknaan yang diinginkan
dipahami, tetapi dibangun kembali pada nilai-nilai dan sikap alternatif.
d. Hall juga sebagai pengguna pendekatan penerimaan (reception approach)
yang memandang bahwa pesan-pesan media selalu bersifat terbuka dan
polisemi (memiliki banyak makna) serta ditafsirkan sesuai dengan kontek
budaya penerima. Hall menilai bahwa pesan dikonstruksi dari tanda-tanda
yang dapat memilki makna-makna denotative dan konotatif, bergantung
pada pilihan yang dibuat oleh pembuat pesan (encoder).
2. Demonstrasi Sebagai Bentuk Komunikasi Politik
Dalam ilmu politik, istilah komunikasi politik adalah relatif baru. Istilah
tersebut mulai banyak disebut-sebut semenjak terbitnya buku Gabriel A. Almond
yang amat berpengaruh di dalam buku The Politics of The Developing Areas pada
tahun 1960. Almond berpendapat bahwa komunikasi politik adalah salah satu fungsi
yang selalu ada di dalam sistem politik sehingga terbuka kemungkinan bagi para
ilmuwan politik untuk membandingkan berbagai sistem politik dengan latar belakang
budaya yang berbeda. Arti penting sumbangan pikiran Almond terletak pada
pandangannya bahwa semua sistem politik yang pernah ada di dunia ini— yang
sekarang dan yang akan ada nanti mempunyai persamaan-persamaan yang mendasar,
yaitu adanya fungsi-fungsi yang sama yang dijalankan oleh semua sistem politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Komunikasi politik adalah salah satu dari tujuh fungsi sistem politik yang
terdiri dari: sosialisasi politik; rekrutmen politik; artikulasi politik; agregasi politik,
pembuatan keputusan politik; penerapan keputusan politik; komunikasi politik.
Dengan demikian, realitas komunikasi politik sangat tergantung pada realitas sistem
politik, yaitu: Pertama, suprastruktur politik (institusi negara) sebagai komunikator
politik. Kedua, infrastruktur politik (institusi nonnegara) sebagai source sekaligus
receiver komunikasi politik.
Komunikasi politik adalah salah satu dari tujuh fungsi yang dijalankan oleh
setiap sistem politik, sebagaimana dikatakan sendiri oleh Almond sbb:
“ All of the functions performed in the political system—political socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication—are performed by means of communication.” (Maswadi Rauf: 1990)
Kutipan di atas menunjukkan bahwa komunikasi politik bukanlah fungsi yang
berdiri sendiri akan tetapi merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang terjadi
pada waktu keenam fungsi lainnya dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi
komunikasi politik terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sistem politik.
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa fungsi komunikasi politik dapat ditemukan
di dalam fungsi-fungsi sistem politik lainnya. Namun meskipun komunikasi politik
mempunyai ciri seperti itu, tidaklah berarti bahwa komunikasi politik kecil
peranannya; justru sebaliknya. Komunikasi politik adalah proses yang menentukan
keberhasilan fungsi – fungsi yang lain, sehingga keberhasilan penyampaian pesan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pesan dalam setiap fungsi itu menentukan keberhasilan pelaksanaan fungsi yang
bersangkutan.
Contoh aktual yang dapat dikemukakan disini adalah pelaksanaan fungsi
pembuatan peraturan (rule making). Sudah teramat jelas di sini bahwa komunikasi
memainkan peranan yang amat penting dalam proses pembuatan peraturan (undang-
undang ataupun bentuk ketentuan peraturan lainnya). Si pembuat
peraturan/perundangan dituntut untuk menjalin kerjasama, hubungan, dan
komunikasi yang baik antara sesama mereka.
Reformasi telah melahirkan kebebasan yang demokratis. Produk-produk
demokrasi diantaranya lahirnya aktor pelaku politik, baik itu melalui pilkada dan
pemilu langsung. Tak ada yang salah dengan demokrasi yang kian berbenah. Yang
ada hanyalah produk-produknya yeng perlu dipertanyakan. Rakyat adalah sumber
kedaulatan dalam demokrasi. Rakyat adalah sumber kekuasaan para pemimpin
pemimpin itu berasal. Sehingga tidak patut untuk menyalahkan demokrasi yang telah
dilakukan oleh rakyat. Dalam kesederhanaan cara berpikirnya, rakyat jujur memilih
dan tulus berharap pada janji-janji manis dalam setiap kampanye. Kesederhanaan dan
ketulusan rakyat itu semoga terwujud namun tidak perlu dijawab dengan keberangan.
Menyalahkan cara-cara rakyat bertanya dan mengkritik adalah sebuah sikap yang
kurang bijaksana. Mengklaim kebenaran hanya milik sang penguasa. Sementara
rakyat telah secara benar menangkap janji-janji yang belum terwujud (PKM-GT-10-
UM-Nurina-Etika-Komunikasi-Politik-.pdf/Selasa,17 07 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Di samping itu, komunikasi dengan masyarakat (rakyat) perlu pula dijaga
oleh para pembuat keputusan politik. Sebelum tahun 1960, ilmu politik —mungkin
juga ilmu komunikasi—tidak mengenal istilah komunikasi politik. Namun tidak
berarti bahwa tidak ada studi-studi yang dilakukan oleh para ilmuwan sosial
(ilmuwan politik, ilmuwan komunikasi ataupun psikolog) tentang masalah yang
menjadi studi dari komunikasi politik dewasa ini.
Kegiatan yang mempelajari materi komunikasi politik telah ada semenjak
lama, walaupun tidak di bawah bendera komunikasi politik. Studi tentang tingkah
laku pemilih, propaganda dan perang urat syaraf dan perubahan attitude (sikap)
dalam proses komunikasi telah diadakan semenjak lama. Semua studi tersebut telah
meletakan dasar yang kokoh bagi pengembangan studi komunikasi politik.
Komunikasi politik dapat dipahami menurut berbagai cara, McQuail,
misalnya mengatakan bahwa komunikasi politik merupakan :
“all processes of information (including facts, opinions, beliefs, etc)
transmission, exchange and search engaged in by participants in the course of
institutionalized political activities” (Semua proses penyampaian informasi termasuk
fakta, pendapat-pendapat, keyakinan-keyakinan dan seterusnya, pertukaran dan
pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh para partisipan dalam konteks
kegiatan poltik yang lebih bersifat melembaga) (Pawito, Ph.D, 2009 : 2)
Cakupan dari komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, pesan
politik, persuasi politik, media komunikasi politik, khalayak komunikasi politik, dan
akibat-akibat komunikasi politik. Sedangkan menurut Kraus dan Davis membagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
cakupan komunikasi politik menjadi komunikasi massa dan sosialisasi politik,
komunikasi massa dan proses pemilu, komunikasi dan informasi politik, penggunaan
media dan proses politik, konstruksi realitas politik di masyarakat ( Dan Nimmo,
1999 : vi-vii )
Meadow sendiri mengemukakan bahwa istilah komunikasi politik merujuk
pada segala bentuk pertukaran simbol atau pesan yang sampai tingkat tertentu
dipengaruhi atau mempengaruhi berfungsinya sistem politik (Pawito, Ph.D, 2009 : 2)
Sebagaimana dengan disiplin ilmu lainnya, komunikasi politik sebagai body
of knowledge juga terdiri atas berbagai unsure, yakni : sumber (komunikator), pesan,
media atau saluran, penerima dan efek menurut Nimmo ( 2009:37-39 ) yaitu :
a. Komunikator Politik
Sumber atau komunikator politik adalah mereka-mereka yang dapat memberi
informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik, misalnya
presiden, menteri, anggota DPR, MPR, Gubernur, bupati atau walikota, LSM dan
kelompok-kelompok penekan dalam masyarakat yang bisa mempengaruhi
jalannya pemerintahan.
b. Pesan Politik
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis maupun
tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal, tersembunyi maupun terang-
terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya mengandung
bobot politik. Misalnya pidato politik, undang-undang kepartaian, pernyataan
politik, artikel, surat kabar, internet, televisi dan radio yang berisi ulasan politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dan pemerintahan, iklan politik, makna logo, warna logo, warna baju atau
bendera, dan iklan politik propaganda.
c. Saluran atau Media Politik
Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para
komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Media massa adalah
saluran komunikasi politik yang sangat luas dan karenanya juga sangat berperan.
Media massa hadir pada setiap saat terdapat peristiwa penting, mengamati,
mencatat dan merekam, dan kemudian melaporkannya kepada public dengan
frame atau sudut pandang tertentu. organisasi atau institusi dan kelompok, selain
sebagai actor politik, sampai tingkat tertentu, juga dapat berperan sebagai saluran.
Organisasi dan kelompok mengartikulasikan tuntutan-tuntutan para anggota atau
warganya kemudian menyampaikannya kepada masyarakat luas (publik).
Sementara itu, partai politik merupakan saluran komunikasi politik yang
sangat penting untuk mengagregasikan dan mengartikulasikan aspirasi, tuntutan, dan
kepentingan warga partai yang sangat istimewa dalam kesempatan pemilihan umum.
Saluran komunikasi politik lain yang tidak kalah penting adalah saluran-saluran
khusus untuk agregasi dan artikulasi kepentingan. Tergolong dalam kelompok saluran
komunikasi politik ini adalah pemberian suara dalam pemilihan umum, aksi mogok
para buruh atau pekerja untuk menuntut perbaikan upah dan kondisi kerja, aksi-aksi
protes atau demonstrasi.
d. Sasaran atau Target Politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat member dukungan
dalam bentuk pemberian suara (vote) kepada partai atau kandidat dalam
pemilihan umum.
e. Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik
Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman
terhadap system pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya akan
bermuara pada pemberian suara (vote) dalam pemilihan umum.
Selain itu jika dikaji lebih lanjut, komunikasi politik memilki beberapa fungsi
yang sangat penting. Sebagai sebuah disiplin ilmu, komunikasi politik menurut Mc
Nair dalam bukunya Prof. Dr. Hafied Cangara (2009:39-40) memiliki lima fungsi
dasar, yakni sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi disekitarnya.
Disini media komunikasi memiliki fungsi pengamatan dan juga fungsi
monitoring apa yang terjadi dalam masyarakat.
2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikan fakta yang ada.
3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah
politik sehingga bias menjadi wacana dalam membentuk opini public, dan
mengembalikan hasil opini itu kepada masyarakat.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-
lembaga politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi sebagai
saluran advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan program-
program lembaga politik dapat disalurkan kepada media massa.
Jika fungsi komunikasi yang dikemukan Mc Nair mengatakan bahwa komunikasi
politik berfungsi sebagai : (Goran Hedebro dalam Hafied Cangara, 2009:39-40)
1. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha yang
dilakukan lembaga politik maupun dalam hubungannya dengan pemerintah
dan masyarakat.
2. Melakukan sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga
politik.
3. Memberi motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan para pendukung partai.
4. Menjadi platform yang bisa menampung ide-ide masyarakat sehingga menjadi
bahan pembicaraan dalam bentuk opini public.
5. Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi, cara-cara
pemilihan umum dan penggunaan mereka sebagai pemberi suara.
6. Menjadi hiburan masyarakat sebagai masyarakat sebagai “pesta demokrasi”
dengan menampilkan para juru kampanye, artis, dan para komentator atau
pengamat politik.
7. Menumpuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna
menghindari konflik dan ancaman berupa tindak separatis yang mengancam
persatuan nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
8. Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur kekuasaan melalui
informasi untuk mencari dukungan masyarakat luas terhadap gerakan
reformasi dan demokratisasi.
9. Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, agenda
setting, maupun komentar-komentar politik.
10. Menjadi watchdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good
governance yang transparasi dan akuntabilitas.
Fungsi komunikasi politik mempunyai makna dan arti yang sangat penting
dalam setiap proses politik dalam sebuah sistem politik baik itu oleh infra maupun
supra struktur politik. Sudijono Sastroadmodjo menyatakan bahwa :
“fungsi komunikasi politik itu adalah fungsi struktur politik menyerap berbagai aspirasi, pandangan-pandangan dan gagasan-gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan menyalurkan sebagai bahan dalam penentuan kebijaksanaan. Selain itu, fungsi komunikasi politik juga merupakan fungsi penyebarluasan rencana-rencana atau kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah kepada rakyat. Dengan demikian fungsi ini membawakan arus informasi timbal balikdari rakyat kepada pemerintah dan dari pemerintah kepada rakyat” (Sastroadmodjo, 1995. hal, 123.)
Di samping dapat memberikan pengaruh dalam proses pembuatan
kebijaksanaan, komunikasi politik juga berfungsi sebagai jalan mengalirnya
informasi politik, sehingga secara lebih spesifik dapat mengetahui apa-apa yang
menjadi aspirasi rakyat yang akan dirumuskan dalam suatu kebijaksanaan yang dapat
dirasakan oleh rakyat sebagai aspirasi mereka. Melalui kegiatan komunikasi politik
yang dilandasi oleh kepentingan seluruh rakyat serta memberikan kelangsungan
hidup dari lembaga perwakilan rakyat daerah (DPRD) sekaligus berfungsinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
lembaga tersebut yang bekerja dalam suatu sistem politik melalui informasi-informasi
dari hasil komunikasi komunikasi politik yang merupakan input bagi DPRD.
Terhadap arti pentingnya komunikasi politik antara kedua belah pihak tersebut
lebih jauh dirasakan, terutama dalam hal keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan
untuk mewujudkan cita-cita perjuangan seluruh rakyat yang dirumuskan dalam suatu
kebijaksanaan pemerintahan, dimana sebagian besar diantara rakyat pengaruhnya
adalah yang tidak langsung, yaitu melalui perwakilan. Oleh karena itu tuntutan dan
harapan terhadap berperannya lembaga perwakilan rakyat sangat diperlukan oleh
seluruh rakyat.
Realisasi dari pengambilan kebijaksanaan yang berdasarkan kepentingan
seluruh rakyat merupakan pencerminan dari keikutsertaan rakyat, sebagaimana yang
diajarkan oleh teori demokrasi itu sendiri, dimana anggota masyarakat mengambil
bagian atau berpartisipasi di dalam proses dan penentuan kebijaksanaan pemerintahan
(Arbi Sanit, 1985.hlm.203)
Untuk menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk komunikasi politik, A.W
Widjaja membaginya ke dalam tiga kelompok yaitu :
a. Komunikasi personal
Komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal, bentuknya dapat
berupa : anjang sono, tukar pikiran dan sebagainya. Komunikasi personal
efektifitasnya paling tinggi karena komunikasinya timbal balik dan terkosentrasi.
b. Komunikasi kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok yang tertentu. Kelompok
adalah suatu kumpulan manusia yang mempunyai antar hubungan sosial yang nyata
dan memperlihatkan struktur yang nyata pula. Bentuk komunikasi ini adalah :
ceramah, briefing, indoktrinasi, penyuluhan dan sebagainya.
c. Komunikasi massa
Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang
menggunakan media massa. Massa disini adalah kumpulan orang-orang yang
hubungan antar sosial tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu.
3. Persepsi
Persepsi merupakan inti dari komunikasi, sedangkan rangkaian penafsiran
(interpretasi) merupakan inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik
(decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi karena tanpa
akurasi persepsi, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan efektif. Persepsi
adalah factor paling penting dalam proses seleksi informasi, yaitu memilih sebuah
pesan dan mengesampingkan pesan lain yang sejenis. Jadi hasil penangkapan makna
dan pesan pada suatu produk komunikasi bisa disebut sebagai persepsi (Prof. Miriam
Budiardjo, 1985:8)
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli) ( Jallaludin
Rakhmat, 2005:51 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut Moskowitz dan Orgel, persepsi ini merupakan keadaan yang
integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Karena persepsi
merupakan keadaan yang intregated dari individu yang bersangkutan, maka apa yang
ada dalam diri individu, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif dalam
persepsi individu ( Bimo Walgito, 1990:53 )
Persepsi sering dihubungkan dengan sensasi, Desiderato mengungkapkan
bahwa dalam menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi,
tetapi juga ekspektasi motivasi, dan memori. David Kerch dan Ricard S. Crutcfield
menyebutkan sebagai faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang disebut sebagai
faktor-faktor personal. Persepsi bukan ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tapi
karakteristik orang yang member respon pada stimuli itu. Sementara itu, faktor
struktural berasal dari stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem
saraf individu (Jallaludin Rakhmat, 2005:58)
Selain faktor-faktor di atas, ada faktor lain yang sangat mempengaruhi
persepsi, yaitu perhatian. Menurut Kenneth E. Anderson (1970:46) dalam buku yang
ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi adalah proses mental ketika
stimuli atau rangkaian stimuli yang menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli
lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu
alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan alat indera yang lain
(Jallaludin Rakhmat, 2005:52)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dalil persepsi menurut Krech dan Crutchfield dalam Jallaludin Rakhmat
(2005:56-51) yaitu :
· Dalil pertama : persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti
bahwa obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya
obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana
emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.
· Dalail kedua : medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi
arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun
stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan
interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
· Dalil ketiga : sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan
pada umumnya oleh sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika
individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang
berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan
kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
· Dalil keempat : obyek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu
atau mempunyai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari
struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat struktural dalam
mengelompokkan obyek-obyek fisik, seperti titik, garis atau balok. Kita
segera menganggap bentuk-bentuk segitiga sebagai suatu kelompok, dan titik-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
titik sebagai kelompok yang lain. Kita dapat meramalkan dengan cermat,
dengan mengukur jarak diantara obyek atau melihat kesamaan bentuk, benda-
benda mana yang akan dikelompokkan (Jallaludin Rakhmat, 2005:56-61)
Dalam fungsinya menghubungkan bagian-bagian meliputi interpretasi
informasi mengenai lingkungan dan pemakaiannya untuk berprilaku dalam reaksinya
terhadap peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian dalam masyarakat. Sehingga
komunikasi seharusnya juga mampu menghubungkan bagian masyarakat dalam
menanggapi lingkungannya.
Sementara itu George Gerbner dalam Antoni (2004:128) membedakan dua
cara komunikasi melihat lingkungan, yaitu :
1. Persepsi Psichophysical yang beranggapan bahwa persepsi yang akurat itu
dimungkinkan jika kondisi fisikal mendukung.
2. Persepsi transactional yang beranggapan bahwa persepsi mengenai
lingkungan bargantung pada sebagian besar individu yang sedang melihat,
pengalaman mereka, lingkungan mereka dan habitat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi bergantung pada individu
sebagaimana stimulus. Pesan tidak lagi dilihat sebagai fenomena terisolasi yang
memukul dan mempengaruhi individu, tetapi sebagai sesuatu yang dipilih dan
diproses secara subjektif oleh penerima.
Menurut Charles Moris yang dikutip Antoni, seluruh tindakan manusia
melibatkan tanda-tanda dan pemaknaan dalam sejumlah cara. Sejumlah tindakan
terdiri atas tiga tahap, yaitu persepsi, manipulasi, dan konsumsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Selain itu persepsi dipengaruhi oleh emosi, motivasi, dan ekspektasi,
sedangkan dalam mempersepsi suatu obyek, obyek itu bisa teraga dan bisa pula tidak
teraga. Yang teraga bersifat faktual, sedang yang tidak teraga bersifat imajinatif.
Persepsi manusia atas suatu obyek ternyata tidak dapat “murni”, dalam arti obyektif,
sebab persepsi itu sudah atau selalu diwarnai oleh emosi, motivasi, dan ekspektasi
tadi ( Mursito, 1996 : 39-40 )
Dalam tulisannya tentang persepsi kebudayaan, Toety Heraty Noerhadi
membuat diagram tentang persepsi dalam hubungannya dengan berbagai aspek yang
melingkupinya :
Gambar 1.1
Aspek-Aspek Dalam Persepsi
Sumber : Toety Heraty N, dalam Affian, ed, 1985, hal 207
Dari sejumlah pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
merupakan hasil pengamatan terhadap obyek melalui panca indera sehingga diperoleh
suatu pemahaman atau penilaian. Dari uraian tersebut, maka diketahui bahwa
pengertian persepsi terkandung tiga pengertian :
a. Merupakan hasil pengamatan
Emosi
Motivasi
ekspektasi
persepsi
Realitas
Otopia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Merupakan hasil penilaian
c. Merupakan pengolahan akal dari data inderawi yang diperoleh melalui
pengamatan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks, dan ditentukan oleh dinamika
yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia mendengar, mencium melihat, merasa,
atau bagaimana dia memandang suatu obyek dalam melibatkanaspek psikologis dan
panca inderanya.
Menurut David Krech dan Ricard Crutcfield dalam Jalaludin Rahmat
(2003:55) membagi faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi duayaitu
: faktor fungsional dan faktor structural.
a. Faktor Fungsional
Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman
masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebutsebagai faktor-faktor
personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah obyek-obyek yang
memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
b. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata darisifat
stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistemsaraf individu.
Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi menurutteori Gestalt bila kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapatmeneliti faktor-faktor yang terpisah
tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan.Tertarik tidaknya individu untuk
memperhatikan stimulus dipengaruhioleh dua faktor yaitu, faktor internal (kebiasaan,
minat, emosi dan keadaan biologis) dan faktor eksternal (intensitas, kebaruan,
gerakan, dan pengulangan stimulus).
a. Faktor eksternal
1. Gerakan, seperti organisme lain, bahwa manusia secara visual tertarik
padaobyek-obyek yang bergerak. Contohnya kita senang melihat huruf
dalamdisplay yang bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan.
2. Intensitas stimuli, dimana kita akan memperhatikan stimuli yang
lebihmenonjol dari stimuli yang lain.
3. Kebaruan(novelty), bahwa hal-hal baru, yang luar biasa, yang berbedaakan
lebih menarik perhatian.
4. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengansedikit
variasi, akan menarik perhatian. Disini unsur “familiarity”(yangsudah kita
kenal) berpadu denga unsur-unsur “novelty” (yang baru kitakenal).
Perulangan juga mengandung unsur sugesti yang mempengaruhi bawah sadar
kita.
b. Faktor internal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1. Kebiasaan, kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu,atau
melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan
dan tanpa kritis pada pendapat otoritas.
2. Minat, suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atauarti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
ataukebutuhannya sendiri.
3. Emosi, sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkanemosi,
walaupun emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itusudah mencapai
intensitas yang begitu tinggi akan mengakibatkan stress,yang menyebabkan
sulit berpikir efisien.
4. Keadaan biologis, misalnya keadaan lapar, maka seluruh pikirandidominasi
oleh makanan. Sedangkan bagi orang yang kenyang akanmenaruh perhatian
pada hal-hal lain. Kebutuhan boilogis menyebabkan persepsi yang berbeda.
4. Demonstrasi ( Unjuk Rasa )
Unjuk rasa atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang
dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk
menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan
suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh
kepentingan kelompok.
Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan
pemerintah, atau para buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya. Namun unjuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya. Unjuk rasa kadang
dapat menyebabkan pengrusakan terhadap benda-benda. Hal ini dapat terjadi akibat
keinginan menunjukkan pendapat para pengunjuk.
Perjalanan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa memberikan kontribusi
besar dalam semua aspek kehidupan, resiko ditimbulkan tidak ternilai secara materi.
Berbeda pola umum menyalurkan dinamika sosial melalui lembaga politik mapan,
gerakan mahasiswa cenderung melakukan aksi protes. Baik berbentuk kritik sosial
secara umum, seperti mimbar bebas dan puisi protes, maupun sikap, ditandai aksi-
aksi jalanan dan penyampaian sikap terhadap lembaga politik dan kekuasaan.
Perilaku tersebut oleh komunitas mahasiswa disebut demokrasi atau demo, oleh
penguasa disebut unjuk rasa ( M. T. Arifin, 1995:95)
Unjuk rasa dikenal sebagai satu bentuk partisiapasi politik. Gabriel A.Almond
mengkatagorikan unjuk rasa sebagai bentuk partisipasi politik non konvensional, dan
membedakannya dengan partisipasi politik konvensional, seperti memberikan suara
dalam pemilihan umum, diskusi politik, kampanye, membentuk dan bergabung
dengan kelompok kepentingan serta berkomunikasi secara individual dengan pejabat
politik dan adminstratif. Bentuk partisipasi politik berwujud demonstrasi, protes, dan
tindak kekerasan dipergunakan oleh orang untuk mempengaruhi kehidupan politik
dan kebijakan pemerintah, apabila bentuk-bentuk aktivitas lain tidak dapat dilakukan
atau Nampak tidak efektif (Gabriel A. Almond, 1990:46-47)
Memahami unjuk rasa merupakan aktualisasi politik dilakukan dalam praktek
politik di Negara demokratis. Unjuk rasa, satu bentuk ekspresi politik masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
semestinya diterima dan diakomodasikan dalam proses politik dan pemerintahan.
Dapat dipandang sebagai premature dari aktualisasi lain, yaitu gerakan massa (Eep
Saefulloh Fatah, 1994:3-6)
Demonstrasi bukan soal baru di Indonesia dan fenomena aktivitas politik
modern bersifat non parlementer. Demonstrasi berbentuk aksi di pabrik-pabrik, di
halaman atau lobbi gedung Dewan Perwakilan Rakyat dan institusi-isntitusi
pemerintahan, dan berbentuk aksi turun ke jalan.
Perjuangan politik para mahasiswa menentang ketidakadilan hukum dan
mengoreksi ketidakmerataan ekonomi. Berbagai cara dapat dilakukan mahasiswa dan
digunakan untuk mendukung atau melawan kekuasaan. Cara-cara itu antara lain ialah
petisi, demonstrasi, pemogokan bahkan aksi massa. Para mahasiswa dibandingkan
dengan intelektual lebih mempunyai keahlian sebab dekat dengan rakyat kekuatan
mahasiswa sanggup bergerak cepat, berkat jaringan komunikasi aktif.
5. Aturan Demonstrasi
· Aturan Hukum Terkait Demonstrasi
Salah satu dari 10 prinsip dasar demokrasi Pancasila yang dianut oleh
negara Indonesia adalah demokrasi yang berkedaulatan rakyat, yaitu
demokrasi di mana kepentingan rakyat harus diutamakan oleh wakil-wakil
rakyat, rakyat juga dididik untuk ikut bertanggung jawab dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kebebasan menyampaikan pendapat merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
bagian dari implementasi prinsip dasar tersebut, oleh karena berdasarkan itu
kebebasan mendapat di muka umum dijamin oleh :
U Nomor 9 Tahun 1998 Pasal 2
”Setiap warga negara, secara perorangan atau kelompok, bebas menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.” Undang-undang ini mengatur tentang :
a. Konsep Dasar dan Asas
Konsep dasarnya adalah :
o Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga
negara.
o Unjuk rasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh
seorang atau lebih, untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan
dan sebagainya secara demonstratif dimuka umum.
o Pawai adalah cara penyampaian pendapat dengan arak-arakan di jalan
umum..
o Mimbar bebas adalah kegiatan menyampaikan pendapat di muka
umum secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu.
Asasnya adalah keseimbangan antara hak dan kewajiban, musyawarah
mufakat, kepastian hukum dan keadilan, proposionalitas, serta asas manfaat
(http://www.legalitas.org/proses/UndangUndang/9April/Selasa,24April2012)
b. Hak dan Kewajiban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Hak dan kewajiban warga negara adalah :
o Mengeluarkan pikiran secara bebas.
o Memperoleh perlindungan hukum.
o Menghormati hak-hak kebebasan orang lain.
o Menghormati aturan-atauran moral umum yang dihormati.
o Menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
o Menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum.
o Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Hak dan kewajiban aparatur negara adalah :
o Melindungi Hak Asasi Manusia.
o Menghargai asas legalitas.
o Menghargai prinsip praduga tak bersalah.
o Menyelengarakan pengamanan.
c. Bentuk-bentuk Penyampaian Pendapat
o Unjuk rasa atau demonstrasi.
o Pawai.
o Rapat umum.
o Mimbar bebas.
d. Tata Cara Pemberitahuan Kegiatan
o Penyampain pendapat di muka umum dalam bentuk unjuk rasa atau
demonstrasi, pawai, rapat umum dan mimbar bebas wajib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
diberitahukan secara tertulis kepada Polri. Pemberitahuan
disampaikan oleh yang bersangkutan, pemimpin atau penangung
jawab kelompok. Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana di atas,
tidak berlaku bagi kegiatan-kegiatan ilmiah di dalam kampus dan
kegiatan keagamaan.
o Pemberitahuan dilakukan selambat-lambatnya 3x24 ( tiga kali dua
puluh empat) jam sebelum kegiatan dimulai dan telah diterima oleh
Polri setempat.
e. Surat Pemberitahuan
Surat pemberitahuan ini mencakup :
o Maksud dan tujuan.
o Tempat, lokasi, dan rute.
o Waktu dan lama.
o Bentuk.
o Penangung jawab.
o Nama dan alamat organisasi, kelompok, atau perorangan.
o Alat peraga yang digunakan.
o Jumlah peserta.
f. Tanggung Jawab Polri
Setelah menerima surat pemberitahuan akan adanya aksi unjuk rasa, Polri
wajib :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
o Bertangung jawab dan memberikan perlindungan keamanan terhadap
pelaku atau peserta unjuk rasa.
o Bertangungjawab menyelengarakan pengamanan untuk menjamin
keamanan dan ketertiban umum sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
Ketentuan dan Tata Cara Demonstrasi Menurut Undang-Undang 9 Tahun 1998
Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum
Penyampaian Pendapat di Muka Umum disampaikan di tempat terbuka dan tidak
membawa yang dapat membahayakan keselamatan umum. Syarat-syarat penyampaian
pendapat di muka umum diberitahukan kepada Polri yang memuat :
· Maksud dan tujuan
· Lokasi dan route
· Waktu dan lama Pelaksanaan
· Bentuk
· Penanggung jawab / Korlap (Koordinator Lapangan)
· Nama dan alamat organisasi, kelompok dan perorangan
· Alat peraga yang digunakan
· Jumlah peserta
Pembatalan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum disampaikan
secara tertulis selambat-selambatnya 24 jam sebelum pelaksanaan.Setelah menerima
pemberitahuan tentang kegiatan penyamapaian pendapat di Muka Umum polri wajib :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
· Memberikan surat tanda terima pemberitahuan
· Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab penyampaian pendapatdi
Muka Umum
· Melakukan koordinasi dengan pimpinan, instansi / lembaga yang
menjaditujuan penyampaian pendapat
· Mempersiapakan pengamanan tempat lokasi dan route yang dilalui.
· Bertanggung Jawab untuk melindungi para peserta penyampaian pendapatdi muka umum
6. Bentuk-Bentuk Demo
Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk
menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Menurut UU Nomor 9 TAHUN 1998 bentuk penyampaian pendapat di muka
umum dapat dilaksanakan dengan: unjuk rasa atau demonstrasi; pawai; rapat umum;
dan atau mimbar bebas.
1. Unjuk Rasa atau Demonstrasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum. Unjuk rasa atau demonstrasi (“demo”) adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok. Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah, atau para buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya. Namun unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya. (Wikipedia)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Pawai merupakan cara penyampaikan pendapat dengan arak-arakan di jalan umum.
3. Rapat Umum merupakan pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan dengan tema tertentu.
4. Mimbar Bebas merupakan kegiatan untuk menyampaikan pendapat di muka umum yang dilakukan secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu (www.demo/index.php.htm/)
7. Persepsi Mahasiswa Terhadap Aksi Demonstrasi
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
(Rahmat, 2004).
Dengan dasar definisi persepsi tersebut maka persepsi mahasiswa
mengandung arti pengalaman yang diperoleh mahasiswa pada saat mahasiswa
mengetahui pelaksanaan demonstrasi sehingga dapat menyimpulkan pesan terhadap
apa yang mereka dapatkan dari demonstrasi tersebut.
Setiap manusia wajib melakukan komunikasi di dalam perjalanan hidupnya,
mulai dari komunikasi yang sederhana dimana dua orang saling bertukar lambang-
lambang bermakna untuk menyamakan persepsi dan memperoleh kesamaan
pandangan, sampai kepada komunikasi yang bertujuan mempengaruhi agar lawan
bicaranya bersedia melakukan sesuatu. Kepandaian berbicara dan menggunakan kata-
kata inilah yang akhirnya dikenal dengan sebutan retorika. Seperti itu jualah yang
terjadi, diketahui dan yang dilakukan oleh mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Berbicara mengenai mahasiswa, mahasiswa adalah makhluk yang dianggap
sudah dapat menghasilkan sebuah peradaban baru. Ia mempunyai berbagai macam
tugas salah satunya adalah belajar. Belajar yang dimaksud disini bukan hanya belajar
di bangku kuliah saja tetapi belajar dalam arti yang luas. Dari pembelajaran tersebut
menjadikan mahasiswa memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi
wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga dengan
kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan
akhirnya akan menentukan ideologi atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku
yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara merupakan
beberapa faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya.
Mahasiswa memiliki kekuatan intelektual yang erat kaitannya dengan
aktivitas ilmiahnya. Ia juga memiliki kewajiban untuk memiliki jiwa sosial politik
didalam dirinya. Disebut jiwa sosial politik karena mahasiswa pada dasarnya adalah
bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga
merasakannya. Seperti kenaikan BBM, kenaikan harga bahan pokok, listrik, dan air
misalnya akan mempengaruhi aktifitas kuliah. Gejolak sosial yang sering terjadi
umumnya selalu merupakan hasil efek samping dari aktivitas politik, seperti
disahkannya suatu undang-undang, dikeluarkannya kebijakan-kebijakan oleh
pemerintah yang sama sekali tidak memihak pada masyarakat.
Mahasiswa memiliki kecerdasan berdasarkan fokus keahlian yang diambilnya
dan seharusnya mahasiswa juga mampu menerapkan keilmiahan pendidikan yang
diperolehnya di masyarakat. Maka dengan membentuk organisasi baik itu dependent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
maupun independent, mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk menerapkan apa
yang telah diperolehnya dari bangku perkuliahan itu dalam bentuk pengabdian
kepada masyarakat. Atau dengan kata lain mampu menciptakan dan memberi
jawaban atas permasalahan-permasalahan rakyat. Berbagai metode dapat dilakukan
yaitu dari membuat petisi, dengar pendapat (public hearing), panggung rakyat,
mimbar bebas, sampai pada aksi (demonstrasi).
Pada dasarnya dalam menyuarakan hasil pemikirannya atau lebih dikenal
dengan aspirasi, mahasiswa disatukan didalam sebuah wadah yang dikenal dengan
sebutan organisasi. Organisasi itu ada yang dependent seperti Pemerintahan
Mahasiswa (PEMA), Ikatan-Ikatan Mahasiswa, Himpunan-himpunan Mahasiswa,
dan sebutan-sebutan lain, selain itu ada organisasi independent seperti GMKI, GMNI,
FMN.
Meski pada awalnya masih harus melalui tahap represifitas pihak kampus,
belakangan sudah banyak organisasi yang muncul dan disetujui untuk dibangun di
kampus-kampu, baik itu negeri maupun swasta. Tetap dengan berbagai syarat-syarat
yang tidak memberikan kebebasan pada pergerakan-pergerakan itu.
Didalam organisasi inilah para mahasiswa mendapat tempat untuk
menyampaikan pandangan masing-masing, mendiskusikannya dan akhirnya
memperoleh kesimpulan tentang cara apa yang akan digunakan untuk menyampaikan
aspirasi itu. Biasanya aksi (demonstrasi) akan menjadi pilihan terakhir, ketika aspirasi
mereka menemukan jalan buntu dan tidak adanya tanggapan oleh pihak yang dituju.
Dan keseluruhan dari proses tersebut merupakan komunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Aksi (demonstrasi) umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur
penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog. Dalam tubuh politik sebuah
negara, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi
pemerintahan yang korup, dan legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga
rakyat mengambil langkah konkrit dengan melakukan aksi. Aksi ini dilakukan tidak
hanya untuk berteriak-teriak dihadapan anggota dewan atau masyarakat banyak,
tetapi aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan
publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball
(bola salju). Kebanyakan isu yang disuarakan oleh mahasiswa berkembang menjadi
isu masyarakat dan menghasilkan opini dikepala masyarakat.
Tujuan aksi adalah untuk memperoleh publisitas media massa. Publisitas ini
menjadi kunci karena ketika disorot media massa, maka apa yang mereka
perjuangkan akan dibaca oleh masyarakat, bahkan juga pejabat negara. Ketika pejabat
negara membaca berita tentang suatu aksi, maka mereka akan tahu apa yang
diperjuangkan dalam aksi tersebut. Dalam hal ini tentunya, aktivis pergerakan harus
memahami nilai berita pertimbangan media massa agar aksi tersebut dimuat, seperti
proximity (kedekatan antara isu yang diangkat dengan kepentingan audiens suatu
media massa), timeliness (tingkat aktualitas berita), significance (nilai penting isu
aksi bagi audiens media massa), prominence (tingkat kredibilitas kelompok aksi atau
lokasi aksi), dan magnitude (besaran aksi atau jumlah peserta aksi). Maka dengan
adanya publisitas di media massa maka khalayak yang ada ditempat yang lain juga
mengetahui apa yang disuarakan dalam aksi tadi. (www.kmipb.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
F. Kerangka Berpikir
Aksi Demonstrasi dalam menanggapi Rencana Kenaikan BBM per 1 April
2012 dapat membentuk persepsi Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap image atau citra pemerintah di mata
masyarakat maupun mahasiswa. Di sinilah muncul berbagai cara-cara untuk
mengemukaan pendapat agar dapat di dengar oleh pemerintah yaitu melalui aksi
demonstrasi.
Dalam kasus demo kenaikan BBM 1 April 2002, maraknya berita demo
mahasiswa tersebut yang disiarkan secara intensive melalui berbagai media massa
baik elektronik maupun media cetak tentu saja akan menimbulkan berbagai proses
pembentukan persepsi (cara pandang) seseorang maupun mahasiswa. Persepsi
muncul karena pemberitaan media yang disiarkan secara intensive secara terus
menerus. Dan kemudian mempersepsikan dengan cara yang berbeda-beda karena
pada dasarnya khalayak adalah aktif.
G. Metodologi
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan
mengeksplorasi persepsi Mahasiswa FISIP UNS Surakarta terhadap aksi
Demonstrasi Dalam Menanggapi Rencana Kenaikan BBM per 1 April 2012.
Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Yaitu pendekatan ini memiliki pandangan pokok bahwa setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
orang dalam keadaan normal memahami dunia disekitarnya melalui “system
of personal construct”. Yang dimaksud dengan system konstruksi personal
adalah kerangka berpikir yang mendasari seseorang memberikan penilaian-
penilaian berdasarkan kategori-kategori dan perbedaan-perbedaan (Pawito,
Ph.D, 2007:39)
Karena media massa bekerja mengumpulkan, memilih, dan
menyebarluaskan informasi dan citra kepada khalayak berupa paket berita
ataupun iklan, maka pada dasarnya media bekerja menkonstruksi realitas.
Artinya, media massa menyajikan realitas dengan kontruksi tertentu kepada
khalayak. Khalayak lalu membuat intrepretasi-intrepretasi tertentu terhadap
apa yang telah dikonstruksi media massa ini. Kemudian pada khalayak
tumbuh sikap-sikap yang berkembang menjadi keyakinan-keyakinan tertentu
mengenai dunia politik. Untuk penelitian ini pendekatan konstrutivisme
memungkinkan adanya lacakan mengenai persoalan bagaimana pengaruh
(effect) dari eksposure isi media terhadap sikap-sikap dan perilaku politik
khalayak (Pawito, Ph.D, 2007:40-41)
Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif,
dimana peneliti mendeskripsikan atau mengkonstruksi wawancara-wawancara
mendalam terhadap subyek penelitian yaitu Mahasiswa FISIP UNS Surakarta.
Disini penelitian bertindak selaku fasilitator dan realitas dikontruksi oleh
subyek penelitian. Selanjutnya peneliti bertindak sebagai aktivis yang ikut
memberi makna secara kritis pada realitas yang dikontruksi subyek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Riset Kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini
tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau
samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan
bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling
lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas)
data bukan banyaknya (kuantitas) data ( Rachmat Kriyantono, 2008:56-57)
Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana persepsi mahasiswa
FISIP UNS Surakarta terhadap aksi demonstrasi dalam menanggapi rencana
kenaikan BBM per 1 April 2012 tanpa menggunakan uji hipotesis atau
prediksi. Di mana informasi diperoleh dengan membandingkan hasil
wawancara dari masing-masing responden, observasi dan kajian kepustakaan,
baru kemudian menentukan apa persamaan dan perbedaan dari persepsi
masing-masing responden. Kemudian untuk penyajian data, hasil dari
wawancara mendalam tersebut kemudian peneliti kategorisasikan berdasarkan
kepada faktor-faktor bagaimana proses persepsi itu terbentuk. Yang
menyangkut seleksi, perhatian, emosi, ekspektasi barulah sampai pada
tahapan interpretasi atau inti dari persepsi itu sendiri.
Pemilihan teknik purposive sampling dengan alasan bahwa peneliti
dapat memilih responden yang dianggap mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan aksi demonstrasi BBM per 1 April 2012 tersebut. Apabila jawaban
dari responden dirasakan kurang lengkap maka pemilihan rsponden dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
terus berkembang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan kemantapan
penelitian. Bisa dikatakan dalam penelitian ini, peneliti mencari responden
yang memilki latar belakang dan faktor kondisional yang berbeda-berbeda,
peneliti mewawancarai responden pertama yang dijumpai dan selanjutnya
dengan mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan responden berikutnya
sehingga mendapatkan data lengkap dan mendalam.
2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, dengan pertimbangan bahwa
mahasiswa FISIP memilki perkembangan yang tinggi dalam kehidupan sosio-
politiknya.
3. Jenis Data
a. Data Primer
Yaitu data yg diperoleh secara langsung dari responden melalui proses
wawancara dan observasi.
b. Data Sekunder
yaitu data yang dikumpulkan guna untuk mendukung dan melengkapi data
primer yang berkenaaan dengan masalah penelitian. Data sekunder ini
berupa studi kepustakaan, surat kabar/majalah,arsip dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
4. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian dan sumber data yang digunakan, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
Wawancara mendalam (indepth interview), Metode wawancara mendalam
adalah metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap
muka secara mendalam dan terus menerus (lebih dari satu kali) untuk
menggali informasi dari responden. Karena itu, responden disebut juga
sebagai informan.
Metode ini menggunakan sampel yang terbatas. Metode ini memungkinkan
periset untuk mendapatkan alasan deatail dari jawaban responden yang antara
lain mencangkup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman-
pengalamannya. Wawancara mendalam dan observasi merupakan wujud
pendekatan konstruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas ada dalam pikiran
subjek yang diteliti. Setidaknya ada tiga jenis wawancara yang dikenal dalam
penelitian ilmu komunikasi : a) wawancara percakapan informal, b)
wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara, c) wawancara
menggunakan open-ended standart ( Pawito, Ph.D, 2009:69 )
Oleh karena itu dalam penelitian ini wawancara dapat dilakukan beberapa kali
sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan
kemantapan masalah yang sedang dijelajahi. Dalam hal ini wawancara
dilakukan Mahasiswa FISIP UNS Surakarta terhadap aksi demonstrasi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
menanggapi rencana kenaikan BBM per 1 April 2012 berdasarkan syarat-
syarat yang ditentukan guna mendapatkan informasi yang diinginkan.
5. Populasi
Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki
spesifikasi atau ciri-ciri tertentu ( Yulius Slamet, 2006 : 40 ), Populasi
merupakan keseluruhan dari subyek penelitian atau analisa diseluruh lokasi
penelitian yang dipilih. Maka populasi dipilih dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang memiliki dan pendalaman ilmu sosial dan ilmu politik.
6. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini bukan sesuatu yang mutlak, artinya
sampel yang diambil akan menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Tetapi sampel berfungsi untuk menggali beragam informasi serta berusaha
untuk menemukan sejauh mungkin informasi yang penting. Dalam memilih
sampel yang lebih utama adalah bagaimana menentukan sampel sevariatif
mungkin. Dalam penelitian Kualitatif, hasil sampel yang akan dikumpulkan
tidak dimaksudkan untuk mewakili hasil keseluruhan populasi. Oleh karena
itu, fungsi sampel lebih ditekankan untuk menggali serta menemukan sejauh
mungkin informasi yang penting. Dalam penelitian ini teknik pengambilan
sampel yang akan digunakan adalah Maximum Variation Sampling. Strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pengambilan sampel variasi maksimum dimaksudkan untuk dapat menangkap
atau menggambarkan suatu tema sentral dari studi melalui informasi yang
silang menyilang dari berbagai tipe informan. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil sejumlah informan tertentu untuk melihat variasi tentang
bagaimana persepsi mahasiswa terhadap aksi demonstrasi dalam menanggapi
rencana kenaikan BBM per 1 April 2012.
Peneliti memilih strategi pengambilan sampel variasi maksimum bukan
bermaksud untuk menggeneralisasikan penemuannya, melainkan mencari
informasi yang dapat menjelaskan adanya variasi serta pola-pola umum yang
bermakna dalam variasi tersebut. (Y.Slamet, 2006:65-66). Adapun jumlah
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 mahasiswa dengan
anggapan bahwa pernyataan dari responden dapat mewakili persepsi
mahasiswa secara umum tentang pelaksanaan demostrasi rencana kenaikan
BBM per 1 April 2012.
7. Validitas Data
Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul peneliti menggunakan
teknik trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan
pembanding terhadap data tersebut. Dalam kaitan ini, Patton (2002:178) menyatakan
bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu :
a. Trianggulasi data atau sumber (data trianggulation)
b. Trianggulasi peneliti (investigator trianggulation)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Trianggulasi metodologis (methodological trianggulation)
d. Trianggulasi teoritis (theoretical trianggulation)
Trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi
yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik satu simpulan yang mantap
diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
trianggulasi sumber yaitu menggunakan sumber data yang berlainan dengan tujuan
untuk memperoleh data yang sama, maksudnya mengecek balik atau membandingkan
derajat informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan metode
kualitatif. Hal tersebut akan dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakanya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
(Patton dalam Moeloeng, 2002:178)
Pada akhir wawancara juga pada saat penelitian berlangsung peneliti mengulangi
garis besar apa yang telah apa yang telah dikatakan oleh informan dengan maksud
agar dia memperbaiki bila ada kekeliruan atau menambah apabila masih ada
kekurangan. Selain itu peneliti juga mengcross checkan informasi yang diperoleh dari
mahasiswa FISIP UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
8. Analisis Data
Analisa yang digunakan analisa kualitatif, artinya ada data yang dihimpun dan
disusun secara sistematis, kemudian diinterpretasikan, dianalisa sehingga dapat
menjelaskan pengertian dan pemahaman tentang gejala yang diteliti. Menurut Miles
dan Huberman, dan tiga komponen pokok dalam tahapan data, yaitu :
a. Data reduction
Merupakan proses seleksi, memfokuskan, penyederhanaan dan abstraksi data
kasar yang ada dalam field note. Reduksi data yang dilakukan selama
penelitian berlangsung, hasilnya data dapat disederhanakan, dan
ditransformasikan melalui seleksi ketat, ringkasan serta penggolongan dalam
satu pola.
b. Data Display
Adalah rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset
dilakukan, sehingga peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang
dan apa yang harus dilakukan.
c. Conclution Drawing
Dari awal pengumpulan data, peneliti harus mengerti apa arti dari hal-hal
yang ditelitinya, dengan cara pencatatan peraturan, pola-pola, pernyataan
konfigurasi yang mapan dan arahan sebab akibat sehingga memudahkan
dalam pengambilan kesimpulan.
Dalam Penelitian komunikasi Kualitatif, sebagaimana dalam penelitian
kualitatif di dalam cabang ilmu yang lain, dikenal banyak jenis teknik analisis data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang semuanya sangat tergantung pada tujuan penelitian. Kendati demikian, analisis
data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan
maksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap data, menafsirkan
(interpreting), atau mentransformasikan (transforming) data kedalam bentuk-bentuk
narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi
ilmiah (tesis) yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final. Selayaknya
diingat bahwa penelitian komunikasi kualitatif lebih bertujuan untuk mengemukakan
gambaran atau memberikan pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa
sehubungan dengan realitas atau gejala komunikasi yang diteliti.
Hal ini dikarenakan penelitian komunikasi kualitatif senantiasa dilakukan
dalam seting yang bersifat alami (natural setting). Artinya, peneliti tidak melakukan
manipulasi atau control terhadap variabel-variabel penelitian tertentu dan tidak juga
mengisolasi variable-variabel tertentu terpisah dari variable lain, tetapi
memperlakukan apa adanya dan memandangnya sebagai satu kesatuan yang utuh
(holistic). Kunci pokok dalam analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
menjawab pertanyaan how did the researcher get to thesse conclusions from these
data ? (bagaimana peneliti sampai pada kesimpulan-kesimpulan dengan bertolak pada
data yang ada ?). Kalau sekiranya jawaban atas pertanyaan ini tidak dijelaskan dalam
suatu laporan penelitian maka sulit rasanya untuk menilai bahwa peneliti telah
menganalisis dan menarik secara terbuka, jujur, dan memadai
Dalam penelitian komunikasi kualitatif, kesimpulan yang dihasilkan pada
umumnya tidak dimaksudkan sebagai generalisasi, tetapi sebagai gambaran interpretif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
tentang realitas atau gejala yang diteliti secara holistic dalam seting tertentu. Disini,
dikandung arti bahwa temuan apapun yang dihasilkan pada dasarnya bersifat terbatas
pada kasus yang diamati. Oleh karena itu, prinsip berpikir induktif lebih menonjol
dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian komunikasi kualitatif.
Dengan melalui proses demikian maka sampai menjelang diupayakan
penarikan kesimpulan, peneliti masih harus kembali membaca literature untuk dapat
mengemukakan analisis-analisis yang lebih akurat dan memadai terhadap data yang
diperoleh. Apabila memang diperlukan, perolehan dari membaca literature pada tahap
akhir ini dapat disisipkan atau digunakan sebagai pengganti perolehan dari sumber
literatur yang sudah dikemukakan di bagian awal (Pawito, 2007:100-101)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Sejarah FISIP
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP-UNS)
berdiri pada tahun 1976, bersamaan dengan diresmikan berdirinya Universitas Negeri
Surakarta Sebelas Maret yang dikukuhkan dengan Keputusan Presiden RI Nomor : 10
Tahun 1976. FISIP-UNS termasuk salah satu diantara sembilan Fakultas di
lingkungan UNS.
Pada saat berdiri nama FISIP-UNS adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
dan memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Administrasi Negara dan Jurusan Publisistik.
Baru pada tahun 1982, berdasarkan SK Presiden RI Nomor : 55 Tahun 1982
tentang “Susunan Organisasi Universitas Sebelas Maret”, nama Fakultas dirubah
menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP-
UNS).
Dengan keluarnya SK Mendikbud RI Nomor : 055/0/1983 tanggal 8
Desember 1983 tentang “Jenis dan Jumlah Jurusan pada Fakultas di Lingkungan
Universitas Sebelas Maret”, FISIP-UNS menambah satu Jurusan baru, yaitu Jurusan
Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Jurusan ini khusus melayani Mata Kuliah Dasar
Umum di semua Program Studi (Prodi) di lingkungan Universitas Sebelas Maret dan
berada di bawah tim MKDU Universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Kemudian Jenis dan jumlah Prodi di setiap Jurusan pada Fakultas-Fakultas di
lingkungan UNS juga ditata/dibakukan berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdikbud RI
Nomor : 222/Dikti/Kep./1996 tentang “Program Studi pada Program Sarjana di
Lingkungan Universitas Sebelas Maret”. Prodi untuk Jurusan Ilmu
Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi masing-masing adalah Ilmu Administrasi
Negara dan Ilmu Komunikasi.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi FISIP yang unggul di tingkat nasional dan internasional.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas di bidang
ilmu sosial dan ilmu politik yang menuntut pengembangan diri dosen dan
kemandirian mahasiswa dalam memperoleh kepribadian, pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman kaidah kehidupan bermasyakakat;
b. Menyelenggarakan penelitian ilmiah dan terapan yang berkualitas di
bidang ilmu sosial dan ilmu politik serta mendiseminasi hasil-hasil
penelitian;
c. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berkualitas
dan berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Tujuan
a. Menciptakan lingkungan yang mendorong sivitas akademika
mengembangkan kemampuan diri secara optimal;
b. Menghasilkan lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi luhur, dan kompeten;
c. Menghasilkan temuan-temuan baru di bidang ilmu sosial dan ilmu politik
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam masyarakat dan
membangun kehidupan yang lebih baik;
d. Mendiseminasikan hasil pendidikan, pengajaran, dan penelitian kepada
masyarakat;
e. Berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang demokratis berlandaskan nilai-nilai luhur
budaya nasional;
f. Berperanserta mewujudkan Universitas Sebelas Maret menjadi perguruan
tinggi yang unggul di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2015.
C. Susunan Organisasi FISIP UNS
Susunan organisasi FISIP terdiri dari : (a) Unsur Pimpinan : Dekan dan
Pembantu Dekan, (b) Senat Fakultas, (c) Unsur Pelaksana Akademik : Jurusan,
Laboratorium, dan Kelompok Dosen, dan (d) Unsur Pelaksana Administratif: Bagian
Tata Usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Struktur Organisasi FISIP UNS
Gambar I.1
Senat
Fakultas
Perpustakaan
HMJ
Jurusan
Kepala Bagian
Tata Usaha
Lab. Komp
Dosen Jurusan
DEKAN
PD I, PD II, PD III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
D. Sistem Pembelajaran Di FISIP UNS
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran di FISIP UNS
dilakukan dengan kegiatan tatap muka secara terjadwal, kegiatan terstruktur, kegiatan
mandiri dan atau praktek.
Monitoring penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dilakukan dengan
presensi perkuliahaan, laporan kemajuan pembelajaran serta dokumentasi hasil
pekerjaan/karya mahasiswa, dokumentasi nilai. Pemantauan dilakukan oleh Ketua
Jurusan/Ketua Program Studi dan Pembantu Dekan I (Bidang Akademik). Evaluasi
proses pembelajaran juga dilakukan oleh mahasiswa melaui berbagai cara antara lain
open talk, polling dan sebagainya.
Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan strategis FISIP UNS, maka berbagai
upaya yang bersifat keilmuan senantiasa dikembangkan untuk mencapai suasana
akademik yang menunjang terciptanya budaya keilmuan yang sehat. Untuk mencapai
kondisi tersebut, Program Studi mewajibkan mahasiswa mengadakan kegiatan ilmiah,
misalnya seminar dengan mengangkat isu-isu atau tema-tema terkini yang relevan
dengan bidang ilmunya.
Penyelenggaraan pendidikan di FISIP UNS mulai tahun 2009 menggunakan
Sistem Kredit Semester dengan Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Sistem Kredit
Semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan
satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen,
pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
E. Organisasi – Organisasi Mahasiswa FISIP Universitas Sebelas Maret
1. Badan Eksekutif Mahasiswa
Sesuai dengan GBHO (Garis-garis Besar Haluan Organisasi) yang
dibuat oleh KM FISIP UNS (Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UNS). Maka sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi,
khususnya di bidang pengabdian masyarakat.
a. Visi-misi
Visi :
Terwujudnya badan eksekutif mahasiswa BEM FISIP UNS yang memiliki
responsivitas dan responsibilitas tinggi terhadap kondisi dan permasalahan
yang ada di lingkungan fisip dan lingkungan luar BEM FISIP UNS.
Misi :
1) Mensolidkan pengurus dan anggota BEM FISIP UNS
2) Merevitalisasi hubungan BEM FISIP UNS dengan civitas akademika
fisip (dekanat, dosen,karyawan,ormawa,mahasiswa)
3) Merevitalisasi upaya advokasi BEM FISIP UNS baik di dalam
maupun di luar kampus.
4) Menjunjung tinggi dan berusaha menerapkan tri dharma perguruan
tinggi pada tiap kegiatan yang dilakukan.
5) Menguatkan sikap ilmiah dan responsif terhadap keadaan dan
permasalahan sekitar dengan bem fisip sebagai lini terdepan.
6) Menjalin kerjasama dengan pihak internal dan eksternal fisip uns
sebagai upaya menambah dan mempertahankan jaringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b. Sekretaris Jenderal
Adapun arahan kerja yang harus di laksanakan oleh sekertaris
jendral yaitu:
1) Jabatan Khusus dalam Struktur yang bertanggungjawab dalam level
kebijakan terhadap para kordinator dan anggota dalam departemen
2) Mengkordinasikan Para Koordinator departemen dan para anggota
departemen
3) Melakukan kontrol dan pendampingan terhadap para kordinator dan
staffnya terkait dalam pelaksanaan kegiatan program kerja BEM FISIP
UNS
4) Berkewajiban menyampaikan informasi dan masukan kepada ketua
BEM terkait dengan persoalan internal dan eksternal BEM FISIP UNS
dalam wilayah kampus dan luar kampus UNS
5) Apabila Ketua BEM berhalangan hadir sekjen berhak mengambil
suatu kebijakan strategis dan keputusan genting yang berkaitan dengan
BEM
6) Mempunyai hak wewenang untuk lebih memperhatikan kegiatan
internal kelembagaan
7) Bertanggungjawab langsung pada Presiden
8) Mewakili BEM FISIP UNS di acara yang diadakan pihak dalam UNS
apabila presiden berhalangan hadir
9) Supervisi langsung kinerja tiap departemen
10) Menjaga kesolidan intrnal pengurus BEM FISIP UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Dalam fungsi kesekretariatan memiliki tugas yaitu:
1) Berhak melegalisasi surat izin ketua jika ketua berhalangan hadir
terhadap fungsi administrasi
2) Mempunyai Hak penuh terhadap Administrasi dan kelengkapan BEM
secara keseluruhan
3) Penyelenggaraan surat menyurat.
4) Dan hal-hal yang lainnya: Pengadaan struktur organisasi, Pengadaan
jadwal piket dan buku piket, Pengadaan matrik program kerja,
Pengadaan buku presensi, Pengadaan buku inventaris, dan
Inventarisasi kesekretariatan BEM FISIP UNS, Pengajuan komputer
lengkap, Pengadaan identitas BEM FISIP UNS.
c. Departemen Sosial
Departemen sosial ini perlu menumbuhkan rasa kepedulian dan
solidaritas yang tinggi terhadap sesama serta melaksanakan kegiatan-
keugiatan yang sifatnya praktis dan bermanfaat langsung bagi seluruh
mahasiswa FISIP UNS serta masyarakat luas pada umumnya.
Adapun arahan kerja yang harus di laksanakan oleh departemen
Sosial Masyarakat yaitu:
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas aksi sosial yang diharapkan dapat
berkesinambungan yang menitikberatkan pada usaha-usaha
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku mahaiswa terutama di
bidang sosial sekaligus meningkatkan kepekaan sosial mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2) Memberikan bantuan segera kepada masyarakat dalam keadaan-
keadaan daruarat dengan pengerahan segala potensi yang dimiliki
sivitas akademika.
3) Melaksanakan suatu program kegiatan yang terencana secara
berkesinambungan untuk melakukan pembinaan terhadap suatu
komunitas dan lingkungan dan juga sebagai salah satu sarana dalam
peningkatan keterampilan dan kepekaan mahasiswa FISIP UNS.
4) Bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden
d. Departemen Dalam Negeri
Departemen ini di tuntut untuk melakukan dan melaksanakan
kajian-kajian isu-isu yang terjadi baik di intra kampus maupun exstrnal
kampus guna menumbuhkan pemahaman-pemahaman yang lebih kritis
bagi pengurus serta menciptakan sifat yang kreatif, inovatif dan solutif
dalam setiap penyelesaian sebuah permasalahan. Selain itu, Departemen
Luar Negeri juga memiliki fungsi kehumasan, yang dalam hal ini
melakukan pencitraan BEM FISIP UNS secara luas dengan melakukan
program kerja yang bersifat mencitrakan BEM FISIP.
Adapun arahan kerja yang harus di laksanakan oleh departemen
luar negeri yaitu:
1) Mengkaji isu – isu strategis secara cerdas baik dalam bidang social,
budaya, politik, dan ekonomi
2) Membeberkan isu – isu strategis kepada mahasiswa FISIP UNS
maupun kepada seluruh mahasiswa UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3) Menindaklanjuti kajian-kajian baik di tingkat internal dan eksternal
(aksi, seminar, audiensi,dll)
4) Melakukan kerjasama dengan instansi-instansi yang tidak mengikat
5) Mencitrakan BEM FISIP UNS kepada semua pihak
6) Menjaga dan memperluas jaringan
7) Bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden
e. Departemen Luar Negeri
Departemen ini di tuntut untuk melakukan dan melaksanakan
kajian-kajian isu-isu yang terjadi baik di intra kampus maupun exstrnal
kampus guna menumbuhkan pemahaman-pemahaman yang lebih kritis
bagi pengurus serta menciptakan sifat yang kreatif, inovatif dan solutif
dalam setiap penyelesaian sebuah permasalahan. Selain itu, Departemen
Luar Negeri juga memiliki fungsi kehumasan, yang dalam hal ini
melakukan pencitraan BEM FISIP UNS secara luas dengan melakukan
program kerja yang bersifat mencitrakan BEM FISIP.
Adapun arahan kerja yang harus di laksanakan oleh departemen
luar negeri yaitu:
1) Mengkaji isu – isu strategis secara cerdas baik dalam bidang social,
budaya, politik, dan ekonomi
2) Membeberkan isu – isu strategis kepada mahasiswa FISIP UNS
maupun kepada seluruh mahasiswa UNS
3) Menindaklanjuti kajian-kajian baik di tingkat internal dan eksternal
(aksi, seminar, audiensi,dll)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
4) Melakukan kerjasama dengan instansi-instansi yang tidak mengikat
5) Mencitrakan BEM FISIP UNS kepada semua pihak
6) Menjaga dan memperluas jaringan
7) Bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden.
f. PSDM
Departemen ini berperan dalam meningkatkan ketrampilan
mahasiswa baik yang berupa soft skill maupun hard skill. PSDM juga
memegang fungsi kaderisasi dalam BEM FISIP UNS untuk
menumbuhkan dan mempersiapkan generasi-generasi penerus BEM FISIP
UNS.
Adapun arahan kerja yang harus di laksanakan oleh Departemen
Peningkatan Sumber Daya Manusia yaitu:
1) Mengadakan kegiatan yang memberikan manfaat terhadap mahasiswa
FISIP UNS
2) Bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden
3) Meng-upgrade kapasitas mahasiswa FISIP UNS baik dalam hal
pengembangan soft skill maupun hard skill.
4) Mengkader mahasiswa FISIP UNS guna dipersiapkan untuk
melanjutkan perjuangan BEM FISIP ke depan
2. HMI Komisariat FISIP UNS
Bidang Komunikasi dan Pengembangan Umat (KPU) merupakan salah
satu bidang garap yang ada di HMI Komisariat FISIP UNS. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan bidang KPU selalu berkaitan dengan umat baik itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
anggota HMI maupun masyarakat sekitar komisariat. Kalo bidang yang lain
membangun pikiran dan jiwa anggota dan orang orang di lingkup kerja
komisariat, bidang ini bertugas membangun kerohanian orang-orang tersebut
diatas. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Tadarus Al Qur’an dan Islamic Fun Class (IFC) yang dilaksanakan setiap
hari Kamis ba’da Maghrib di komisariat HMI FISIP. Islamic Fun Class
merupakan kelas untuk belajar Islam yang dikemas dengan santai
sehingga lebih mudah untuk menerima ilmu yang disampaikan. Materi
yang disampaikan ada bermacam-macam, mulai dari pembahasan Hadist
Arba’in Nawawiyah, Zulfiq dan Fiqh, ilmu Tajwid dan juga cerita –cerita
pembangkit semangat untuk lebih rajin beribadah.
b. Selain itu juga ada Kajian Komisariat yang dilaksanakan setiap satu bulan
sekali, dimana dalam kajian ini bidang KPU selalu berusaha untuk
mendatangkan pembicara dari luar HMI baik itu uztadz, aktivis dakwah
maupun dosen sehingga ilmu yang didapatkan lebih banyak dan bervariasi
bukan hanya Islam yang saklek saja tapi juga Islam yang Kontemporer
sesuai dengan HMI sendiri yang dikenal menghargai kemajemukan Islam.
c. Spirit of Life merupakan tulisan yang sengaja dipajang di komisariat
untuk mengingatkan dan memberi motivasi untuk datang ke komisariat
agar lebih meningkatkan ibadahnya.
d. Risalah Cinta KPU, dimana risalah tersebut berbentuk pembatas buku
yang berisikan kata-kata mutiara, hadist bahkan ayat Al Qur’an yang dapat
memberi motivasi sekaligus pengingat agar lebih memaksimalkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
ibadahnya lagi. Dan sebagai salah satu wujud kepedulian pada
masyarakat, maka salah satu program kerja KPU adalah mengajar TPA di
Masjid Al Anshor Pucang Sawit. Daerah itu merupakan daerah bantaran
rel dimana kebanyakan masyarakatnya dari kelas ekonomi menengah ke
bawah dan kurang memperhatikan pendidikan agama putra-putrinya.
Bahkan yang lebih mengkhawatirkan muda-mudinya pun sudah tidak
peduli lagi pada masjidnya. Untuk itu HMI khususnya bidang KPU
bersama dengan salah satu pengurus TPA masjid tersebut, berusaha untuk
membangkitkan kembali semangat pemudanya agar giat lagi ke masjid.
Dan untuk ke depan KPU berencana untuk membuat kajian keIslaman di
kampus dengan konsep yang lebih ringan dan santai sehingga para
mahasiswa yang biasanya enggan untuk mengikuti kajian ke Islaman di
kampus menjadi tertarik, dimana kegiatan tersebut bernama
e. KOMIK (Komunitas Islam Kampus) yang launchingnya Insya Allah awal
bulan September.
3. HIMAKOM FISIP UNS
HIMAKOM merupakan akronim dari Himpunan Mahasiswa Komunikasi,
bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
(FISIP UNS) Surakarta. Keberadaannya selalu hadir sebagai wahana
dinamisasi mahasiswa Ilmu Komunikasi. HIMAKOM berasaskan religiusitas
dan profesionalitas, serta berprinsip pada Tridharma Perguruan Tinggi
(pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Sifat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
organisasi ini adalah independen (dalam menjalankan kegiatannya bebas dari
pengaruh atau tekanan pihak manapun) dan akademis (menciptakan sebuah
kultur akademis melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan).
Layaknya sebuah organisasi, HIMAKOM pun memiliki struktur organisasi.
Adanya struktur organisasi bertujuan mempermudah sistem pembagian tugas
dan fungsi serta mengoptimalkan gerak suatu organisasi. Struktur organisasi
yang jelas juga berpengaruh pada mekanisme kerja yang efektif dan efisien.
HIMAKOM dipimpin oleh seorang ketua, dibantu oleh kesekretariatan umum
dikepalai oleh sekretaris umum, kebendaharaan umum dikepalai oleh
bendahara umum dan tiga departemen yang masing-masing dikepalai oleh
seorang kepala departemen yaitu departemen kajian ilmiah, departemen
pengembangan organisasi dan departemen kemahasiswaan ketiganya
mempunyai tugas dan fungsi berbeda-berbeda. Walaupun berbeda tugas dan
fungsi masing-masing sub sistem tersebut bersinergi dan berkoordinasi
membentuk kesatuan sistem untuk mencapai tujuan bersama.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dan rinci terkait tugas dan fungsi dalam
struktur organisasi HIMAKOM FISIP UNS :
a. Ketua
Ketua HIMAKOM FISIP UNS merupakan pimpinan tertinggi organisasi
yang bertanggung jawab atas keseluruhan aktivitas baik internal maupun
eksternal organisasi. Dan bertugas untuk mengkoordinasi dan mengontrol
seluruh aktivitas HIMAKOM. Selama kepemimpinannya, ketua
mempertanggungjawabkan hasil-hasil kerjanya dalam musyawarah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
anggota, dimana musyawarah anggota merupakan letak kekuasaan
tertinggi dalam HIMAKOM.
b. Kesekretariatan Umum
Sekretaris umum adalah pimpinan kesekretariatan umum dan merupakan
second leader dalam HIMAKOM FISIP UNS yang secara otomatis
menjadi pelaksana tugas ketua umum apabila ketua umum berhalangan
sementara atau tetap. kesekretariatan umum bertanggung jawab pada
terlaksananya tertib administrasi, mulai dari mengarsipkan surat masuk
dan keluar hingga mengatur dan mengelola inventaris kekayaan yang
dimiliki HIMAKOM.
Sekretaris umum bertanggung jawab atas terselenggaranya Rapat Harian
Terbatas dan Rapat Harian Lengkap serta meningkatkan kesolidan internal
pengurus HIMAKOM.
c. Kebendaharaan Umum
Bendahara umum merupakan pimpinan kebendaharaan umum.
Kebendahara umum bertugas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan
keuangan dan kekayaan HIMAKOM. Selain itu kebendaharaan umum
bertanggung jawab atas penggalian dana serta menumbuhkan semangat
entrepreneurship bagi pengurus dan anggota HIMAKOM. Kebendaharaan
umum juga bertugas atas terciptanya tertib keuangan organisasi dan
pengeloaan kekayaan HIMAKOM FISIP UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Bendahara umum bertanggung jawab pada ketua umum dalam rapat
pleno. Bendahara umum dalam menjalankan tugas dibantu oleh staf yang
disebut sebagai staf kebendaharaan umum.
d. Departemen Kajian Ilmiah (DKI)
Departemen Kajian Ilmiah bertugas sebagai penyelenggara aktivitas yang
berkaitan dengan keilmiahan. Kegiatan kajian ilmiah ini lebih berkaitan
dengan ilmu sosial dan ilmu politik serta lebih khusus lagi kajian yang
berkaitan dengan studi Ilmu Komunikasi. Yaitu dengan melakukan
kegiatan diskusi, seminar atau kegiatan ilmiah lain terkait penyikapan isu
kontemporer yang sedang terjadi baik dalam lingkup lokal maupun
nasional. DKI juga menjalin kerjasama dengan dosen Ilmu Komunikasi
dalam membantu kegiatan ilmiah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
UNS untuk meningkatkan daya kritis mahasiswa di bidang akademik.
e. Departemen Kemahasiswaan (DKM)
Departemen Kemahasiswaan (DKM) bertugas menyalurkan aspirasi dan
memberikan advokasi kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi kepada pihak
Jurusan Ilmu Administrasi. Dengan berusaha menjalin kerjasama dan
hubungan yang baik dengan pihak-pihak di lingkup jurusan Ilmu
Administrasi FISIP UNS.
DKM sebagai wahana untuk mengakomodasi minat, bakat dan kreatifitas
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS. Dan memposisikan HIMAKOM
FISIP UNS sebagai wakil mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya dalam
pengabdian masyarakat. Serta meningkatkan fungsi partisipasi bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan.
f. Departemen Pengembangan Organisasi (DPO)
Departemen Pengembangan Organisasi (DPO) bertanggungjawab dan
bertugas mengoptimalkan dan membangun jaringan kerjasama dengan
berbagai pihak. Serta memelihara hubungan yang baik dengan jaringan
yang telah ada. Yaitu dengan alumni mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
UNS, Instansi pemerintah, Instansi swasta, Ormas, dan HMJ Ilmu
Komunikasi seluruh Indonesia serta organisasi mahasiswa umumnya. Hal
itu merupakan bagian dari usaha pencitraan keluar/eksternal HIMAKOM
FISIP UNS untuk mengembangkan eksistensi lembaga. Selain itu DPO
menjalankan fungsi kaderisasi berupa penjagaan dan pengkaryaan calon
pengurus demi keberlangsungan HIMAKOM FISIP UNS. Membina
generasi penerus organisasi yang lebih professional, berkualitas serta
memiliki motivasi untuk mengembangkan HIMAKOM FISIP UNS.
F. Mahasiswa FISIP
Mahasiswa FISIP yang menjadi responden adalah dari Fakultas FISIP dengan
Jurusan Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi. Mahasiswa yang menjadi
responden pada penelitian ini sebagian besar merupakan anggota organisasi-
organisasi Mahasiswa di Kampus misalnya sebagai anggota Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM FISIP), Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom), dan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sedangkan sebagian responden tidak mengikuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
organisasi kemahasiswaan di kampus dengan alasan diantaranya lebih ingin
memfokuskan pada kegiatan akademiknya.
Mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini sebagian besar sudah
dalam proses penyusunan skripsi sehingga responden benar-benar sudah mengetahui
kegiatan organisasi kemahasiswaan yang diikutinya.
Terkait dengan pelaksanaan demonstrasi rencana kenaikan BBM per 1 April
2012, sebagai responden pada penelitian ini sebagai pelaku demonstrasi yang
dilakukan oleh organisasi yang diikutinya, sedangkan yang lainnya tidak mengikuti
dengan pertimbangan tertentu, seperti terjadi benturan dengan program akademik
yang harus diikutinya, serta sebagian lainnya memang tidak memiliki minat untuk
mengikutinya dengan alasan bahwa kegiatan demonstrasi yang cenderung rusuh dan
anarkis sehingga tidak baik untuk diikuti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB III
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
Penelitian ini, seperti telah dikemukakan dibagian awal, bermaksud
hendak mengetahui persepsi mahasiswa terhadap berbagai aksi demonstrasi
menanggapi rencana kenaikan BBM Per 1 April 2012, studi kasus dengan teknik
wawancara digunakan dalam penelitian ini. Wawancara mendalam melibatkan 10
orang yang mencakup mahasiswa dengan kriteria sebagai mahasiswa FISIP,
sebagian besar adalah mahasiswa aktivis dalam kegiatan aksi demonstrasi.
Demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang
di hadapan umum. Demonstrasi biasanya dilakukan untuk pendapat kelompok tersebut
atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai
sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.
Demonstrasi umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang
kebijakan pemerintah. Unjuk rasa kadang dapat menyebabkan pengrusakan terhadap
benda-benda. Hal ini dapat terjadi akibat keinginan menunjukkan pendapat para
pengunjuk.
Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan dasar bagi manusia dengan
pihak lain yang harus dipenuhi. Melalui komunikasi manusia dapat menyatakan
kehendaknya untuk memperoleh sesuatu dari orang lain sekaligus menyalurkan
hasrat serta perasaan agar dimengerti orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude)
yang dalam kehidupan sosial dan politik memainkan peranan yang sangat penting.
Bahkan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Perjalanan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa memberikan kontribusi
besar dalam semua aspek kehidupan, resiko ditimbulkan tidak ternilai secara
materi. Berbeda pola umum menyalurkan dinamika sosial melalui lembaga politik
mapan, gerakan mahasiswa cenderung melakukan demonstrasi. Baik berbentuk
kritik sosial secara umum, seperti mimbar bebas dan puisi protes, maupun sikap,
ditandai aksi-aksi jalanan dan penyampaian sikap terhadap lembaga politik dan
kekuasaan. Perilaku tersebut oleh komunitas mahasiswa disebut demokrasi atau
demo, oleh penguasa disebut unjuk rasa, salah satu gerakan demontrasi yang
dikenal luas adalah aksi unjuk rasa menentang rencana kenaikan BBM per 1 April
2012.
Aksi (demonstrasi) umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur
penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog. Dalam tubuh politik sebuah
negara, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi
pemerintahan yang korup, dan legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga
rakyat mengambil langkah konkrit dengan melakukan aksi. Aksi ini dilakukan
tidak hanya untuk berteriak-teriak dihadapan anggota dewan atau masyarakat
banyak, tetapi aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari
dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi
snowball (bola salju). Kebanyakan isu yang disuarakan oleh mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berkembang menjadi isu masyarakat dan menghasilkan opini dikepala
masyarakat.
Tujuan aksi adalah untuk memperoleh publisitas media massa. Publisitas
ini menjadi kunci karena ketika disorot media massa, maka apa yang mereka
perjuangkan akan dibaca oleh masyarakat, bahkan juga pejabat negara. Ketika
pejabat negara membaca berita tentang suatu aksi, maka mereka akan tahu apa
yang diperjuangkan dalam aksi tersebut.
Dalam jurnal komunikasi, mengenai Effectiveness of Negatif Political
Advertising, dijelaskan bahwa keefektifan sebuah pembicaraan persuasive
tergantung bagaimana orang/kelompok bias menggunakan bahasa dalam
propaganda. Bahasa apa yang akan digunakan akan berpengaruh pada pesan yang
akan diterima oleh khalayak
Dalam pandangan mahasiswa dalam rencana kenaikan BBM per 1 April
2012 dapat diungkapkan oleh mahasiswa (DAA) sebagai berikut :
“Maksudnya agar didengar maunya gimana, terkait demo kenaikan BBM 1
april 2012 kemarin, maunya BBM tidak naik, mestinya mereka memiliki
pendapat atau alasan dan akibatnya kenaikan ini kepada pemerintah jika
kenaikan BBM akan menyebabkan stabilitas harga yang lain.” (30 Agustus
2012)
Dari pernyataan diatas dapat dimaknai bahwa maksud dari demo
kenaikan BBM 1 April 2012 adalah menolak kenaikan BBM dengan
alasan kenaikan BBM akan menyebabkan stabilitas harga yang lain.
Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh mahasiswa (GR)
“Maksud yaitu menolak kenaikan BBM dan pemerintahan tidak jadi
menaikkan BBM per 1 April minimal target dari demo tersebut adalah
memundurkan jadwal kenaikan atau menaikkan dengan berkala sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
naik secara berkala, sehingga tidak naik 1500 menjadi 6000.” (28 Agustus
2012)
Pandangan tentang tujuan pada aksi demo kenaikan BBM per 1 April 2012
dari beberapa mahasiswa dari hasil wawacara dari semua informan memiliki
pendapat yang hampir sama hanya konstruksi bahasa yang berbeda tetapi
memiliki tema yang sama bahwa tujuan dari demo itu adalah menolak kenaikan
BBM yang direncanakan pemerintah pada tahun ini dan memundurkan jadwal
kenaikan atau menaikkan dengan berkala sehingga naik secara berkala, sehingga
tidak naik Rp. 1.500,- menjadi Rp. 6.000,-.
Memahami unjuk rasa merupakan aktualisasi politik dilakukan dalam
praktek politik di Negara demokratis. Demontrasi, satu bentuk ekspresi politik
masyarakat semestinya diterima dan diakomodasikan dalam proses politik dan
pemerintahan. Dapat dipandang sebagai premature dari aktualisasi lain, yaitu
gerakan massa.
Maraknya berita demo mahasiswa menentang rencana kenaikan BBM per
1 April 2012 yang disiarkan secara intensive melalui berbagai media massa baik
elektronik maupun media cetak tentu saja akan menimbulkan berbagai proses
pembentukan persepsi (cara pandang) seseorang maupun mahasiswa. Persepsi
muncul karena pemberitaan media yang disiarkan secara intensive secara terus
menerus. Dan kemudian mempersepsikan dengan cara yang berbeda-beda karena
pada dasarnya khalayak adalah aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh penulis pada mahasiswa terkait
dengan aksi demo rencana kenaikan BBM per 1 April 2012, dari persepsi
informan 1 (DAA) dapat diungkapkan sebagai berikut :
“Aksinya ya itu tadi, aksi yang baik, pada dasarnya demo itu untuk menyampaikan aspirasinya, ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang disampaikan kepada sasaranya baik pemerintah atau yang lain tapi kalau demo anarkis keluar dari jalur, aksi ini perlu ditertibkan” Pernyataan diatas mengandung maksud adalah pada dasarnya demo itu
untuk menyampaikan aspirasinya, ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang
disampaikan kepada sasaranya baik pemerintah, tetapi jika demonstrasi dilakukan
dengan cara yang anarkhis maka perlu ditertibkan. Persepsi yang sama juga
diungkapkan oleh informan 2 (Sy) sebagai berikut :
“Kenaikan BBM mempengaruhi semua aspek, sebenarnya kenaikan itu BBM naik baik juga tetapi masyarakat sebagian besar memiliki SDM yang rendah, tetapi kenaikan BBM akan berpengaruh pada semua harga pokok sehingga menyusahkan masyarakat, sehingga demonstrasi dapat membantu untuk tidak menaikkan harga BBM tersebut.” (29 Agustus 2012) Dari hasil wawancara diatas dapat dimaknai bahwa Kenakan BBM
mempengaruhi semua aspek harga pokok karena menyusahkan masyarakat seperti
sehingga demonstrasi perlu dilakukan agar pemerintah tidak menerapkan
kebijakan ini. Persepsi tentang demonstrasi tersebut juga disampaikan oleh
informan 4 (AP) sebagai berikut :
“Ya kaya seperti saya bilang tadi, bahwa demontrasi jangan dipandang buruk, karena jika dilogika …mengapa capek-capek demontrasi toh pemerintah belum tentu denger kan ? tapi ya kalau kita tak ngeberontak seperti itu tidak ada perlawanan dari masyarakat maka pemerintah akan istilah bahasa jawa sak penae dewe, jadi ya salah satu demontrasi, kondisi masyarakat sekarang yang acuh tak acuh yang penting mereka makmur, tersedia kebutuhannya ya udah beres tanpa harus mengetahui maksud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pemerintah, dengan demontrasi tersebut akan terselip kata suatu kepedulian dari masyarakat.” (29 Agustus 2012) Hasil wawancara dari semua infoman, pada dasarnya demonstrasi untuk
menyampaikan aspirasinya, ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang
disampaikan kepada sasarannya baik pemerintah sebab kalau tidak dilakukan
seperti itu tidak ada perlawanan dari masyarakat maka pemerintah akan istilah
bahasa jawa sak penae dewe, sehingga demonstrasi merupakan suatu kepedulian
dari masyarakat.tetapi dalam pelaksanaannya demonstrasi tidak boleh dilakukan
dengan anarkis karena demo anarkis keluar dari jalur, aksi ini perlu ditertibkan.
Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks, dan ditentukan oleh
dinamika yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia mendengar, mencium
melihat, merasa, atau bagaimana dia memandang suatu obyek dalam melibatkan
aspek psikologis dan panca inderanya. Menurut David Krech dan Ricard
Crutcfield dalam Jalaludin Rahmat (2003:55) membagi faktor-faktor yang
menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu : faktor fungsional dan faktor
struktural.
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah obyek-obyek yang
memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Faktor fungsional adalah
faktor yang berasal dari :
a. Kebutuhan
Faktor yang berasal dari kebutuhan disampaikan oleh informan 4 (GR)
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
“Demonstrasi dibutuhkan karena demonstrasi merupakan penyulut api bagi orang yang selama ini tidak mendengarkan atau santai saja dalam menaggapi kenaikan BBM tersebut yang merugikan masyarakat diharapkan dengan demo maka kenaikan itu akan merugikan rakyat kecil.” (28 Agustus 2012) Hasil wawancara mengindikasikan bahwa demonstrasi merupakan api
penyulut bagi masyarakat sehingga membangkitkan kepedulian masyaraat
terhadap rencana kenaikan BBM ini. Konsep itu juga disampaikan oleh
informan 1 (DAA) sebagai berikut :
“Begini soal dibutuhkan atau tidak sebenarnya kita menggunakan cara yang lebih bijak misalnya mengumpulkan ormas, lembaga masyarakat, beberapa elemen masyarakat berdiskusi dengan pemerintah, mestinya demonstrasi tidak diperlukan karena penyaluran aspirasi dari hati ke hati namun mekanisme tidak berjalan sehingga masyakat mengambil jalan pintas, dari jalan pikiran mereka pemerintah harus memenuhi tuntutan masyarakat.” (30 Agustus 2012) Dari hasil wawancara dengan DAA diketahui bahwa semestinya
demonstrasi bukan cara yang bijak dalam menyampaikan aspirasi dari
masyarakat misalnya dengan mengumpulkan ormas, lembaga masyarakat,
beberapa elemen masyarakat berdiskusi dengan pemerintah, karena
mekanisme tidak berjalan maka demonstrasi menjadi pilihan yang
dianggap tepat saat itu. Konsep lain disampaikan oleh informan 5 (FS)
sebagai berikut :
“Demonstrasi dibutuhkan oleh masyarakat meskipun di media kenaikan itu adalah di DPR, suara-suara mahasiswa dan elemen masyarakat dapat didengarkan oleh anggota DPR yang notabanenya adalah wakil rakyat, meskipun keputusan itu merupakan komunikasi politik antara DPR dan pemerintah.” (3 September 2012) Dari responden 5 mengganggap bahwa demonstrasi dibutuhkan leh
masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya terutama kepada DPR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
sebagai wakil rakyat untuk mengkomunikasikan kepada pemerintah
sebagai penentu kebijakan kenaikan BBM itu. Konsep lain disampaikan
oleh informan 9 (VA) sebagai berikut :
“aksi demo sangat dibutuhkan, pemerintah membutuhkan penyeimbang, sekarang ini dari ke-3 yang sudah dibagi menjadi 4 eksekutif, yudikatif dan legislative dan press, pembagian kekuasaan ini rakyat perlu diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasinya. Dan penyeimbang untuk program yang tidak memihak rakyat” Konsep tentang factor yang berasal dari kebutuhan pada pelaksanaan
demo rencana kenaikan BBM per 1 April 2012, dari pendapat informan
bahwa Demonstrasi dibutuhkan oleh masyarakat meskipun penentu
kebijakannya adalah pemerintah dan DPR sebagai wakil rakyat, namun
demonstrasi harus menggunakan cara yang lebih bijak misalnya
mengumpulkan ormas, lembaga masyarakat, beberapa elemen masyarakat
berdiskusi dengan pemerintah, mestinya demonstrasi tidak diperlukan
karena penyaluran aspirasi dari hati ke hati namun mekanisme tidak
berjalan sehingga masyakat mengambil jalan pintas, dari jalan pikiran
mereka pemerintah harus memenuhi tuntutan masyarakat, sehingga jika
tidak mendengarkan atau santai saja dalam menaggapi kenaikan BBM
tersebut yang merugikan masyarakat, sehingga pelaksanaan demonstrasi
sebagai penyeimbang karena pola komunikasi tidak berjalan normal antara
rakyat dan pemerintah dan wakil rakyat DPR tidak berfungsi.
b. Pengalaman masa lalu
Faktor yang berasal dari pengalaman masa lalu disampaikan oleh informan
1 (DAA) sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
“Kalau dilihat, demontrasi ini sangat berhasil buktinya mulai 1 april dengan keputusan bulan juni BBM tidak jadi naik karena aksi demonstrasi yang anarkis sehingga pemerintah tidak berani menaikkan harga BBM, karena takut stabilitas nasional terganggu, menurut saya dari perjalanan demonya berhasil tetapi anarkis Cuma kurang baik menurut saya, pengalaman masa lalu demo penurunan presiden juga berhasil entah kenapa demo anarkis dapat terjadi untuk memperjuangkan keinginan rakyat, entah karena pemerintah tidak mau mendengarkan atau pemerintah tidak mau diajak bicara.” (30 Agustus 2012) Pernyataan diatas dapat dimaknai bahwa demonstrasi ini sangat berhasil
buktinya mulai 1 april dengan keputusan bulan juni BBM tidak jadi naik
karena aksi demonstrasi yang anarkis sehingga pemerintah tidak berani
menaikkan harga BBM, karena takut stabilitas nasional terganggu, namun
dari pengalaman masa lalu demo anarkis dapat terjadi untuk
memperjuangkan keinginan rakyat, karena pemerintah tidak mau
mendengarkan aspirasi dari masyarakat.
Konsep tentang factor dari pengalaman masa lalu juga disampaikan oleh
informan 3 (Gilang Rustojo) sebagai berikut :
“Demo terkadang tidak diperhatikan masyarakat, demo merupakan salah satu cara menyampaikan mahasiswa dengan mengirimkan pesan kepada masyarakat, jika demo besar-besaran terjadi seperti tahun 1998 maka akan di dengar oleh pemerintah bahkan bisa mengulingkan pemerintahan.” (28 Agustus 2012) Dari hasil wawancara dengan semua informan hampir memiliki kesamaan
tema, konsep tentang faktor dari pengalaman masa lalu bahwa demonstrasi
terkadang tidak diperhatikan masyarakat, demo merupakan salah satu cara
menyampaikan mahasiswa dengan mengirimkan pesan dari masyarakat
kepada pemerintah, khusus demonstrasi rencana kenaikan BBM per 1
April 2012 memberikan hasil sangat berhasil buktinya mulai 1 April
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
dengan keputusan bulan juni BBM tidak jadi naik karena aksi demonstrasi
yang anarkis sehingga pemerintah tidak berani menaikkan harga BBM,
karena takut stabilitas nasional terganggu. Namun dalam pelaksanaannya
terjadi dengan anarkis sehingga banyak merugikan.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat
stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada system saraf
individu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt
bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor
yang terpisah tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan.Tertarik
tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu, faktor internal (kebiasaan, minat, emosi dan keadaan biologis) dan faktor
eksternal (intensitas, kebaruan, gerakan, dan pengulangan stimulus).
a. Faktor eksternal
1) Gerakan
Seperti organisme lain, bahwa manusia secara visual tertarik pada obyek-
obyek yang bergerak.
Berkaitan dengan gerakan demontrasi ini akan seperti yang disampaikan
oleh informan 6 (DAW) sebagai berikut :
“Tergantung isunya, ketika isi itu sensitive, isu itu perlu gebrakan yang
lebih maka perlu dilakukan lebih dari sekali, kalau demontrasi kemarin
maka lebih dari satu hari bahkan beberapa minggu sebelum keputusan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Dari satu pernyataan ini tersirat bahwa demonstrasi kenaikan BBM per 1
April 2012 mengangkat isu senditive sehingga gerakan ini bergerak
semakin banyak karena mendapatkan dukungan masyarakat.
2) Intensitas
Dimana kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli
yang lain. Terkait dengan intensitas dalam pelaksanaan demonstrasi
kenaikan BBM per 1 April 2012 menurut informan 6 (DAW) sebagai
berikut :
“……….jika dilihat dari intensitasnya maka menurut saya cukup
berpengaruh karena menurut saya jika intensitas bergaruh jika dilakukan
cukup berlebih maka akan lebih diperhatikan oleh masyarakat.”
Dari hasil wawancara diatas intensitas berpengaruh terhadap keberhasilan
kegiatan demonstrasi karena semakin sering dilakukan demo maka akan
lebih diperhatikan oleh masyarakat. Pendapat yang hampir sama
disampaikan oleh informan 1 (DAA) sebagai berikut :
“Intensitas berbanding lurus dengan keberhasilan tujuan, jika demo dilakukan terus menerus, demo di banyak kota, pemerintah harus diberikan tempaan yang bertubi-tubi, jika tidak maka pemerintah akan berpikir bahwa masyarakat setuju dengan rencana tersebut.” Lebih jelas disampaikan responden 1 bahwa Intensitas berbanding lurus
dengan keberhasilan tujuan. Sedangkan menurut informan 4 (AP) sebagai
berikut:
“Demonstrasi dilakukan dengan besar-besaran maka akan berpengaruh,
tetapi jika hanya dilakukan dengan skala yang kecil maka akan kecil juga
pengaruhnya, karena tidak ditanggapi oleh masyarakat yang luas.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Hasil wawancara lain dari informan 4 adalah Demonstrasi dilakukan
dengan besar-besaran berpengaruh, sedangkan yang dilakukan dengan
skala kecil tidak ditanggapi oleh masyarakat. Pendapat lain disampaikan
informan 2 (SY) sebagai berikut :
“Kalau saya sangat berpengaruh, demonstrasi tidak hanya terjadi di Solo tetapi di kota lain seperti Jakarta, Surabaya, makasar dan makasar sehingga intensitas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan aksi demo itu.” Dari pendapat beberapa informan-informan secara garis besar dapat
disampaikan bahwa intensitas stimuli dalam pelaksanaan demonstrasi
berpengaruh (berbanding lurus) terhadap keberhasilan aksi demo itu,
sedangkan intensitas itu didukung juga faktor valume (kuantitas) dalam
pelaksanaan demonstrasi yang dilaksanakan di semua kota di Indonesia
seperti Solo, Jakarta, Surabaya, Makasar dan lain-lain, sehingga dengan
kombinasi ini valume dan intensitas ini lebih diperhatikan oleh masyarakat
dengan demikian demonstrasi akan lebih mendapatkan dukungan yang
lebih besar.
3) Kebaruan (novelty)
Bahwa hal-hal baru, yang luar biasa, yang berbedakan lebih menarik
perhatian. Pelaksanaan demonstrasi kenaikan BBM per 1 April 2012
mengalami pembaharuan atau berbeda dengan demonstrasi sebelumnya
menurut informan 1 (DAA) sebagai berikut :
“Manurut saya, sama saja demo penurunan presiden 1998 sampai demo 1 april ini demo di Indonesia tetap sama, mungkin karena kita terlalu lama terkekang sudah terlalu lama dipenjara dalam arti terpenjara dalam arti tidak bersuara, dalam Undang-Undang kita bebas berserikat berpendapat tapi nyatanya sebelum presiden soeharto lengser rakyat Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dibungkam, dikekang, diikat, dan tidak bebas mengeluarkan pendapat seperti dalam Undang-Undang, sehingga rakyat seperti burung keluar dari sangkar sehingga masyarakat bebas, lepas dan aparatur tidak mananggapi atau mengamankan dengan baik, jadi tidak ada singkronisasi antara masyarakat, pemerintah, dan hukum.” Hasil Wawancara dengan indorman 1 bahwa pembaharuan dalam aksi
demontrasi tetap sama jika dilihat dari demo penurunan presiden 1998
sampai demo 1 April 2012, demonstrasi disebabkan rakyat Indonesia
dibungkam, dikekang, diikat, dan tidak bebas mengeluarkan pendapat, hal
ini berpengaruh pada singkronisasi antara masyarakat, pemerintah, dan
hokum.
Hal yang sama disampaikan oleh informan 2 (SY) sebagai berikut:
“Saya rasa pembaharuan tidak terlalu terlihat, misalnya reformasi titik awal dari demokrasi di Indonesia, bisaanya hanya bentuk atau cara melakukan demonstrasi dipengaruhi oleh lembaga/kelompok aksinya, sehingga menurut saya pembaharuan relative tak terlihat.” Berdasarkan informasi dari informan-informan bahwa Pelaksanaan
demonstrasi kenaikan BBM per 1 April 2012 tidak mengalami perubahan
berdasarkan pengalaman masa lalu yaitu penurunan presiden 1998 sampai
demo rencana kenaikan BBM 1 April ini, sedangkan yang berbeda pada
substansi dari demontrasi ini.
4) Perulangan
Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi.
Pelaksanaan demonstrasi penolakan kenaikan BBM per 1 April 2012
dilakukan berkali-kali hal ini oleh informan 4 (AP) sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
“Demonstrasi dilakukan dengan besar-besaran maka akan berpengaruh,
tetapi jika hanya dilakukan dengan skala yang kecil maka akan kecil juga
pengaruhnya, karena tidak ditanggapi oleh masyarakat yang luas.”
Hasil wawancara dengan responden 4 diketahui bahwa demonstrasi yang
dilakukan dengan skala yang besar dan berulang-ulang akan lebih
berpengaruh pada hasil yaitu ditanggapi oleh masyarakat secara luas. Hal
yang sama juga disampaikan oleh informan 5 (FS) sebagai berikut :
“Intentitas atau frekuensi, berhari-hari atau berminggu-minggu jadi isunya telah dilakukan oleh mahasiswa, bisaanya mahasiswa telah melakukan setting sebelum melakukan demontrasi sehingga tidak ditunggangi oleh pihak lain, sehingga intensitas sangat berpengaruh terhadap hasil keputusan DPR dan pemerintah.” Pelaksanaan demonstrasi penolakan kenaikan BBM per 1 April 2012
dilakukan berkali-kali hal ini terungkap dari beberapa informan
disampaikan bahwa frekuensi dan intensitas berpengaruh terhadap hasil
keputusan DPR dan pemerintah.
b. Faktor internal
1) Kebiasaan
Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat
masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan
tanpa kritis pada pendapat otoritas.
Terkait dengan faktor kebiasaan mahasiswa melakukan demonstrasi dalam
menanggapai program pemerintah menurut informan 6 (DAW) sebagai
berikut :
“Ya itu, jadi pemerintah butuh sebuah presser group, presser group disini banyak sekali sisi, salah satunya dari mahasiswa, jadi mahasiswa saat 1998
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
merupakan saat yang penting dalam pengulingan sebuah rezim pemerintahan, dilihat dari situ mahasiswa memiliki peran yang sangat besar ketika sebuah kebijakan, sebuah program yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat salah bentuknya melalui demonstrasi.” Pendapat diatas dapat dimaknai demonstrasi dilakukan saat ini sebagai
presser group bagi pemerintah yang membuat kebijakan yang tidak sesuai
dengan keinginan masyarakat. Menurut Informan 4 (AP) sebagai berikut :
“Mahasiswa agen perubahan, mahasiswa masih mempelajari dari
masyarakat, mahasiswa lebih kepedulian lebih tinggi lagi, kalau
masyarakat hanya menunggu apa yang didapat dari pemerintah.”
Dari pendapat semua informan yang di wawancarai oleh penulis bahwa
Mahasiswa agen perubahan sehingga harus memiliki kepedulian yang
tinggi bahwa biasanya program pemerintah terutama yang tidak popular
seperti kenaikan BBM, pemerintah bisanya perlu mendapatkan sebuah
presser group atau tekanan dari beberapa pihak terutama dari mahasiswa.
2) Minat
Suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhannya sendiri.
Minat dalam mengikuti demontrasi disampaikan oleh informan 6 (DAW)
sebagai berikut :
“Sebenarnya ada keinginan untuk terjun di demo tersebut, tetapi terkadang
keinginan ikut itu terbentur pada kewajiban akademis.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Minat atau ketertarikan melakukan demonstrasi dapat disampaikan oleh
informan 5 (FS) sebagai berikut :
“Kalau saya, salah satu dari orang yang setuju dengan aksi demonstrasi itu karena memang cara mahasiswa dengan aksi demonstrasi, meskipun ada cara-cara yang lain seperti apa yang disampai saudara saya yang lain seperti audien, audien tahu meskipun sangat jarang bisa dilakukan karena pemerintah seperti kita ketahui biasanya sangat tertutup pada masyarakat atau mahasiswa jika mahasiswa berkeinginan melakukan audien maka demonstrasi merupakan cara yang terbaik untuk menyampaikan pendapatnya.” Pendapat responden 5 dapat dijelaskan ketertarikan responden dalam aksi
demonstrasi karena dianggap merupakan cara yang terbaik disbanding cara
lain dalam menyampaikan aspirasi kepada masyarakat. Pendapat lain
disampaikan oleh informan 1 (DAA) sebagai berikut :
“Saya sangat tidak tertarik untuk mmengikuti demo tersebut, 1. membuang tenaga, energi, waktu, biaya, itu perbuatan sia-sia, menurut saya orang yang mengikuti belum tentu persis duduk perkaranya, menurut saya penyaluran dapat dilakukan melalui anggota Dewan atau lembaga-lembaga masyarakat yang berwenang. Menurut saya mengikuti demontrasi merugikan bagi saya secara pribadi.” Faktor-faktor personal dapat dilihat pada ketertarikan atau minat pada
pelaksanaan demonstrasi sesuai dengan hasil wawancara pada informan
secara ringkas bahwa mahasiswa setuju dengan pelaksanaan demonstrasi
itu namun masih ada cara lain yang menurut pandangan mereka cukup
efektif seperti audensi dengan pemerintah, namun dalam pelaksanaan
audiensi mendapatkan kendala yaitu pemerintah bersifat tertutup,
sedangkan kendala mahasiswa ikut aktif dalam demonstrasi karena
mahasiswa harus mengikuti kegiatan akademik sebagai tanggungjawabnya
sebagai mahasiswa, namun ada mahasiswa yang berpendapat bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
demonstrasi bukan merupakan penyaluran aspirasi mahasiswa yang tepat
karena masih ada cara yang tepat dan sesuai diantaranya penyaluran
melalui anggota Dewan atau lembaga-lembaga masyarakat yang
berwenang.
3) Emosi
Sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi,
walaupun emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itu sudah
mencapai intensitas yang begitu tinggi akan mengakibatkan stress, yang
menyebabkan sulit berpikir efisien.
Pelaksanaan demontrasi kenaikan BBM per 1 April 2012 di beberapa kota
sering terjadi secara anarkis. Hal ini dapat dijelaskan oleh informan 1
(DAA) sebagai berikut :
“Faktor emosional itu mesti ada, mungkin selama dilakukan aksi demo mereka berfikir bahwa aparatur Negara menghalanggi kegiatannya, mungkin masyarakat merasa jenggah dan merasa dihalanggi sehingga mereka melakukan aksi anarkis untuk melancarkan demonstrasi agar sampai pada tujuannya.” Dari pendapat responden 1 diatas dimakanai bahwa factor emosi para
pendemo yang menyebabkan aksi anarkis dilakukan karena mereka
berfikir aparatur menghalanggi aksi demonstrasinya. Hal yang sama
disampaikan oleh informan 2 (SY) sebagai berikut :
“Biasanya demo telah dilakukan berkali-kali tetapi tidak didengar oleh
pemerintah, sehingga demo anarkis dapat lebih diperhatikan oleh
pemerintah.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Faktor emosi juga dijadikan sebab terjadinya demo anarkis hal ini
disampaikan oleh informan 2. Sedangkan untuk melengkapi jawaban dari
informan yang lain disampaikan oleh informan 6 (DAW) sebagai berikut :
“Ya itu tadi, salah satu tadi, dalam demontrasi ada satu orang yang dikira dari dalam tersebut tapi tidak diketahui mungkin suruhan dari orang untuk membuat itu rusuh misalnya untuk ngompor-ngompori, wa polisinya begini memukul saya, polisinya anu….otomatis orang yang ada di dalam itu tersulut mungkin dengan membalas polisi, membakar ban, atau merusak fasilitas yang ada.” Dari pendapat informan 6 dimaknai adanya provokator dalam kegiatan
demontrasi sebagai penyulut emosi para pendemo sehingga terjadi tindak
anarkis. Pendapat yang lain di sampaikan oleh informan 10 (EP) sebagai
berikut :
“tidak ada koordinasi, ada provokator bukan bagian dari mahasiswa.” Dari informasi tentang penyebab demonstrasi menjadi anarkis beberapa
diantaranya karena faktor emosi individual dari pelaku demo lebih lengkap
bahwa penyebab aksi demonstrasi adalah faktor emosional karena selama
dilakukan aksi demo menganggap aparatur Negara menghalanggi
kegiatannya, beberapa kali melaksanakan demo tidak diperhatikan oleh
pemerintah, diprovokasi, lelah, tidak ada koordinasi dan adanya property
yang digunakan untuk tindak anarkis seperti tongkat, batu, koran, ban, dan
lain-lain yang digunakan untuk tindak anarkis.
4) Keadaan biologis
Misalnya keadaan lapar, maka seluruh pikiran didominasi oleh makanan.
Sedangkan bagi orang yang kenyang akan menaruh perhatian pada hal-hal
lain. Kebutuhan biologis menyebabkan persepsi yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Kondisi biologis dari pelaku demonstrasi juga dapat mempengaruhi
kondisi pelaksanaan demonstrasi disampaikan oleh informan 3 (GR)
sebagai berikut:
”Setelah diprovokasi selanjutnya suasana telah mendukung seperti
membawa tongkat, property disitu, kondisi lelah, capek, amarah sehingga
menyerang dengan menggunakan property yang ada.”
Hasil wawancara dengan informan 3 diketahui bahwa keadaan demonstran
secara internal seperti capaek, amarah dan tersedianya property yang dapat
digunakan untuk aksi anarkis dapat menyebabkan terjadinya demo anarkis.
Hal lain disampaikan oleh oleh informan 2 (SY) sebagai berikut:
“Yang pertama, mungkin sifat manusia memiliki rasa emosional, kesal,
panas, tetapi tidak diperhatikan sehingga menyebabkan marah sehingga
selanjutnya meimbulkan anarkis.”
Dari informasi tentang penyebab demonstrasi menjadi anarkis beberapa
diantaranya karena faktor keadaan biologis individual dari pelaku demo
lebih lengkap bahwa penyebab aksi demonstrasi adalah sifat manusia
memiliki rasa emosional, kesal, capek, dan panas, tetapi tidak diperhatikan
sehingga menyebabkan marah sehingga menyerang dengan menggunakan
properti yang ada selanjutnya menimbulkan demo yang anarkis.
Pelaksanaan demonstrasi bukan merupakan satu-satunya dalam melakukan
komunikasi kepada pemerintah. Cara lain yang lebih efektif selain melakukan
demonstrasi, hal terungkap dalam wawancara dengan informan 1 (DAA) sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
“Sebaiknya diawali oleh pemerintah dengan mengambil perwakilan masyarakat dilakukan diskusi dengan mendengarkan pendapat dari elemen masyarakat yang disampaikan kepada pemerintah disitu pemerintah dapat menimbang pendapat mereka, sehingga tidak perlu demo anarkis.” Cara yang dianggap efektif untuk menghindari aksi anarkis oleh informan
1 adalah dengan melakukan diskusi dengan pemerintah melalui elemen
masyarakat. Pendapat lain diungkapkan informan 3 (GR) sebagai berikut :
“Ada yaitu dengan menulis di Koran atau berpendapat di web, facebook,
blog, jejak pendapat di Televisi di sampaikan ke pemerintah.”
Cara lain untuk menghindari aksi demonstrasi anarkis adalah dengan
menulis di Koran atau berpendapat di web, facebook, blog, jejak pendapat
di Televisi di sampaikan ke pemerintah. Pendapat yang hampir sama
diungkapkan informan 3 (GR) sebagai berikut :
“Cara yang dilakukan dengan lewat media, kemudian audiensi dari pemerintah baik pusat maupun daerah, khusus kenaikan BBM ini pemerintah kurang mendengar usulan masyarakat sehingga perlu dilakukan aksi demo.” Cara yang ditawarkan oleh responden yaitu dengan lewat media dan
audiensi dengan pemerintah. Pendapat yang berbeda di sampaikan
informan 10 (EP) sebagai berikut :
“kita menjadi penentu kebijakan sebagai wakil rakyat, salah satu dengan audiensi langsung, misalnya komisi x didatangi lalu diajak diskusi tentang isu yang berkembang, confrensi press, tatap muka.” Pendapat yang berbeda di sampaikan informan 9 (VA) sebagai berikut :
“Karena Negara ini adalah demokrasi maka semua cara dapat ditempuh memberikan aspirasi ke mesia masa, memberikan ke ruang aspirasi seperti DPR, LSM dan mencari data yang valid dan terakhir adalah demonstrasi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Karena demonstrasi bukan cara satu-satunya dalam menyampaikan
usulan masyarakat. Cara lain yang lebih efektif selain melakukan demonstrasi
dapat diungkapkan bahwa dengan menulis di media misalnya koran atau
berpendapat di web, facebook, blog, confrensi press, diskusi dengan penentu
kebijakan, jejak pendapat di Televisi di sampaikan ke pemerintah, ruang aspirasi
ke DPR dan audiensi dari pemerintah baik pusat maupun daerah.
Kenyataannya, bahwa demonstrasi banyak digunakan oleh masyarakat
(khususnya mahasiswa) menggunakan demontrasi sebagai pilihan yang terbaik
untuk menyampaikan kehendak atas nama masyarakat. Dengan sudah maraknya
aksi demonstrasi tersebut maka perlu adanya aksi yang baik dan tidak anarkis
dalam penyampaian usulan yang baik tersebut.
Hasil penelitian diatas dapat disajikan kedalam tabel seperti dibawah ini
:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Tabel 3
Faktor-faktor yang Menentukan Persepsi Pada Pelaksanaan Demo Rencana Kenaikan BBM per 1 April 2012
No Faktor yang menentukan Persepsi
Kesimpulan
1. Faktor Fungsional
Kebutuhan Pengalaman masa lalu
Demonstrasi dibutuhkan oleh masyarakat meskipun penentu kebijakannya adalah pemerintah dan DPR sebagai wakil rakyat, namun demonstrasi harus menggunakan cara yang lebih bijak. Hampir memiliki kesamaan tema, konsep tentang faktor dari pengalaman masa lalu bahwa demonstrasi terkadang tidak diperhatikan masyarakat, demo merupakan salah satu cara menyampaikan mahasiswa dengan mengirimkan pesan dari masyarakat kepada pemerintah.
2. Factor Struktural
Faktor Eksternal a. Gerakan b. Intensitas c. Kebaruan
Mengangkat isu sensitive sehingga gerakan ini bergerak semakin banyak karena mendapatkan dukungan masyarakat.
Intensitas stimuli dalam pelaksanaan demontrasi berpengaruh (berbanding lurus) terhadap keberhasilan aksi demo itu, sedangkan intensitas itu didukung juga faktor valume (kuantitas) dalam pelaksanaan demonstrasi yang dilaksanakan di semua kota di Indonesia. Pelaksanaan demonstrasi kenaikan BBM per 1 April 2012 tidak mengalami perubahan berdasarkan pengalaman masa lalu yaitu penurunan presiden 1998 sampai demo rencana kenaikan BBM 1 April ini, sedangkan yang berbeda pada substansi dari demonstrasi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
d. Perulangan Faktor Internal a. Kebiasaan b. Minat c. Emosi d. Keadaan
biologis
Pelaksanaan demonstrasi penolakan kenaikan BBM per 1 April 2012 dilakukan berkali-kali hal ini, frekuensi dan intensitas berpengaruh terhadap hasil keputusan DPR dan pemerintah. Mahasiswa agen perubahan sehingga harus memiliki kepedulian yang tinggi bahwa biasanya program pemerintah yang biasanya perlu mendapatkan pressur group dan tekanan Sebagian mahasiswa setuju dengan pelaksanaan demonstrasi itu namun masih ada cara lain yang menurut pandangan mereka cukup efektif seperti audensi dengan pemerintah, namun dalam pelaksanaan audiensi mendapatkan kendala yaitu pemerintah bersifat tertutup, sedangkan kendala mahasiswa ikut aktif dalam demonstrasi karena mahasiswa harus mengikuti kegiatan akademik sebagai tanggungjawabnya sebagai mahasiswa, namun ada mahasiswa yang berpendapat bahwa demonstrasi bukan merupakan penyaluran aspirasi mahasiswa yang tepat. Demonstrasi menjadi anarkis beberapa diantaranya karena faktor emosi individual dari pelaku demo lebih lengkap bahwa penyebab aksi demonstrasi adalah faktor emosional karena selama dilakukan aksi demo menganggap aparatur Negara menghalangi kegiatannya, beberapa kali melaksanakan demo tidak diperhatikan oleh pemerintah, diprovokasi, lelah dan adanya property yang digunakan untuk tindak anarkis faktor keadaan biologis individual dari pelaku demo lebih lengkap bahwa penyebab aksi demonstrasi adalah sifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
manusia memiliki rasa emosional, kesal, capek, dan panas, tetapi tidak diperhatikan
Sumber : Rekapitulasi data observasi, dan dokumentasi, serta wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan. Tahun 2012.
B. Pembahasan
Unjuk rasa atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes
yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk
menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang
dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara
politik oleh kepentingan kelompok.
Dari hasil wawancara informan, diperoleh kesan bahwa pada dasarnya
demonstrasi dilakukan untuk menyampaikan aspirasi, tuntutan-tuntutan
Mahasiswa, Ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang disampaikan kepada
sasarannya yaitu pemerintah sebab kalau tidak dilakukan seperti itu tidak ada
perlawanan dari masyarakat maka pemerintah akan istilah bahasa jawa sak penae
dewe, sehingga demonstrasi merupakan suatu kepedulian dari masyarakat.tetapi
dalam pelaksanaannya demonstrasi tidak boleh dilakukan dengan anarkis karena
demo anarkis keluar dari jalur, aksi ini perlu ditertibkan.
Persepsi merupakan inti dari komunikasi, sedangkan rangkaian penafsiran
(interpretasi) merupakan inti persepsi, yang identik dengan penyandingan balik
(decoding) dalam proses komunikasi (Deddy Mulyana, 2002: 151). Persepsi
disebut inti komunikasi karena tanpa akurasi perseps, maka komunikasi tidak
akan dapat berjalan dengan efektif. Persepsi adalah factor paling penting dalam
proses seleksi informasi, yaitu memilih sebuah pesan dan mengesampingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
pesan lain yang sejenis. Jadi hasil penangkapan makna dan pesan pada suatu
produk komunikasi bias disebut sebagai persepsi.
Persepsi yaitu keadaan yang integrated dari individu terhadap stimulus
yang diterimanya. Karena persepsi merupakan keadaan yang intregated dari
individu yang bersangkutan, maka apa yang ada dalam diri individu, pengalaman-
pengalaman individu akan ikut aktif dalam persepsi individu (Bimo Walgito,
1990:53). Dalam mempersepsikan obyek, orang dapat melihat bagaimana obyek,
orang dapat mengerti keadaan obyek dan selanjutnya dapat mengevaluasi tentang
obyek tersebut. Sehingga persepsi merupakan hasil pengamatan terhadap suatu
obyek melalui panca indera sehingga diperoleh suatu pemahaman dan penilaian.
Menurut beberapa informan, dasarnya demo itu untuk menyampaikan aspirasinya,
ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang disampaikan kepada sasarannya baik
pemerintah. Tujuan dari demo itu adalah menolak kenaikan BBM yang
direncanakan pemerintah pada tahun ini dan memundurkan jadwal kenaikan atau
menaikkan dengan berkala sehingga naik secara berkala, sehingga tidak naik Rp.
1.500,- menjadi Rp. 6.000,-.
Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks, dan ditentukan oleh
dinamika yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia mendengar, mencium
melihat, merasa, atau bagaimana dia memandang suatu obyek dalam melibatkan
aspek psikologis dan panca inderanya. Menurut David Krech dan Ricard
Crutcfield dalam Jalaludin Rahmat (2003:55) membagi faktor-faktor yang
menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu : faktor fungsional dan faktor
structural. Dari hasil wawancara yang telah terangkum dalam Faktor fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
dipaparkan dengan Faktor Kebutuhan dan pengalaman masa lalu, sedangkan
faktor struktural dibagi kedalam Faktor Eksternal terdiri dari gerakan, intensitas,
kebaruan, perulangan, serta Faktor Internal terdiri dari kebiasaan, minat, emosi
dan kebutuhan biologis (Tabel 3, Faktor-faktor yang Menentukan Persepsi Pada
Pelaksanaan Demo Rencana Kenaikan BBM per 1 April 2012)
Fungsi komunikasi politik mempunyai makna dan arti yang sangat penting
dalam setiap proses politik dalam sebuah sistem politik baik itu oleh infra maupun
supra struktur politik. Fungsi komunikasi politik itu adalah fungsi struktur politik
menyerap berbagai aspirasi, pandangan-pandangan dan gagasan-gagasan yang
berkembang dalam masyarakat dan menyalurkan sebagai bahan dalam penentuan
kebijaksanaan. Selain itu, fungsi komunikasi politik juga merupakan fungsi
penyebarluasan rencana-rencana atau kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah
kepada rakyat. Dengan demikian fungsi ini membawakan arus informasi timbal
balik dari rakyat kepada pemerintah dan dari pemerintah kepada rakyat”
(Sastroadmodjo, 1995. hal, 123).
Dari pendapat informan dalam penelitian ini, demonstrasi dibutuhkan oleh
masyarakat meskipun penentu kebijakannya adalah pemerintah dan DPR sebagai
wakil rakyat, namun demonstrasi harus menggunakan cara yang lebih bijak.
Sedangkan jika dilihat dari tujuan pelaksanaan demonstrasi penolakan kenaikan
BBM per 1 April 2012 dilakukan berkali-kali hal ini, frekuensi dan intensitas
berpengaruh terhadap hasil keputusan DPR dan pemerintah karena hasil akhirnya
kenaikan BBM ditunda atau tidak mengalami kenaikan dalam jangka waktu yang
belum ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Di samping dapat memberikan pengaruh dalam proses pembuatan
kebijaksanaan, komunikasi politik juga berfungsi sebagai jalan mengalirnya
informasi politik, sehingga secara lebih spesifik dapat mengetahui apa-apa yang
menjadi aspirasi rakyat yang akan dirumuskan dalam suatu kebijaksanaan yang
dapat dirasakan oleh rakyat sebagai aspirasi mereka. Melalui kegiatan komunikasi
politik yang dilandasi oleh kepentingan seluruh rakyat serta memberikan
kelangsungan hidup dari lembaga perwakilan rakyat daerah (DPRD) sekaligus
berfungsinya lembaga tersebut yang bekerja dalam suatu sistem politik melalui
informasi-informasi dari hasil komunikasi komunikasi politik yang merupakan
input bagi DPRD.
Terhadap arti pentingnya komunikasi politik antara kedua belah pihak
tersebut lebih jauh dirasakan, terutama dalam hal keikutsertaan rakyat dalam
pemerintahan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan seluruh rakyat yang
dirumuskan dalam suatu kebijaksanaan pemerintahan, dimana sebagian besar
diantara rakyat pengaruhnya adalah yang tidak langsung, yaitu melalui
perwakilan. Oleh karena itu tuntutan dan harapan terhadap berperannya lembaga
perwakilan rakyat sangat diperlukan oleh seluruh rakyat.
Realisasi dari pengambilan kebijaksanaan yang berdasarkan kepentingan
seluruh rakyat merupakan pencerminan dari keikutsertaan rakyat, sebagaimana
yang diajarkan oleh teori demokrasi itu sendiri, dimana anggota masyarakat
mengambil bagian atau berpartisipasi di dalam proses dan penentuan
kebijaksanaan pemerintahan (Arbi Sanit, 1985:203). Kenyataannya, bahwa
demonstrasi banyak digunakan oleh masyarakat (khususnya mahasiswa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
menggunakan demonstrasi sebagai pilihan yang terbaik untuk menyampaikan
kehendak atas nama masyarakat. Dengan sudah maraknya aksi demonstrasi
tersebut maka perlu adanya aksi yang baik dan tidak anarkis dalam penyampaian
usulan yang baik tersebut.
Dari hasil wawancara dengan responden, Demonstrasi bukan cara satu-
satunya dalam menyampaikan usulan masyarakat. Cara lain yang lebih efektif
selain melakukan demonstrasi dapat diungkapkan bahwa dengan menulis di media
misalnya koran atau berpendapat di web, facebook, blog, confrensi press, diskusi
dengan penentu kebijakan, jejak pendapat di Televisi di sampaikan ke pemerintah,
ruang aspirasi ke DPR dan audiensi dari pemerintah baik pusat maupun daerah.
Dari hasil wawancara dengan responden diatas, demonstrasi merupakan
kegiatan partisipasi politik dari warga Negara yang diwujudkan dalam kegiatan
demonstrasi sebagai bentuk komunikasi masyarakat dengan pemerintah.
Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang yang ikut
serta aktif dalam kehidupan yaitu dengan jalan memiliki pemimpin Negara secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (Muhammad
Zamroni, 2005:60).
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Samuel P. Hutington dan joan
M. Nelson sebagai berikut : “By political participation we mean activity by
private citizens design to influence government decition making. Participation
may be individual or collective, organized or spontaneous, sustained or sporadic,
peacefull or violent, legal or illegal, effective or ineffective” (Partisipasi politik
adalah kegiatan warga Negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi
bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau
sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak
efektif).
Dari teori tersebut diatas jelas bahwa kegiatan demonstrasi menanggapi
rencana kenaikan BBM Per 1 April 2012 merupakan wujud partisipasi politik
masyarakat (mahasiswa) dalam mempengaruhi pembuatan keputusan pemerintah
yaitu rencana kenaikan BBM Per 1 April 2012, dalam partisipasi politik dalam
bentuk demonstrasi ini dapat bersifat kolektif atau kelompok, terorganisir,
mantap, dan dibeberapa tempat berlangsung dengan dengan kekerasan, sedangkan
dari segi keberhasilan dalam pelaksanaan demonstrasi ini dinilai efektif karena
hasilnya nyata bahwa pemerintah tidak jadi menaikkan BBM per 1 April 2012
meskipun bersifat sementara.
Faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu : faktor
fungsional dan faktor structural.
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah obyek-obyek yang
memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Faktor fungsional adalah
faktor yang berasal dari :
a. Kebutuhan
Konsep tentang factor yang berasal dari kebutuhan pada pelaksanaan
demo rencana kenaikan BBM per 1 April 2012, dari pendapat informan
bahwa Demonstrasi dibutuhkan oleh masyarakat meskipun penentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
kebijakannya adalah pemerintah dan DPR sebagai wakil rakyat, namun
demonstrasi harus menggunakan cara yang lebih bijak misalnya
mengumpulkan ormas, lembaga masyarakat, beberapa elemen masyarakat
berdiskusi dengan pemerintah, mestinya demonstrasi tidak diperlukan
karena penyaluran aspirasi dari hati ke hati namun mekanisme tidak
berjalan sehingga masyarakat mengambil jalan pintas, dari jalan pikiran
mereka pemerintah harus memenuhi tuntutan masyarakat, sehingga jika
tidak mendengarkan atau santai saja dalam menaggapi kenaikan BBM
tersebut yang merugikan masyarakat, sehingga pelaksanaan demonstrasi
sebagai penyeimbang karena pola komunikasi tidak berjalan normal antara
rakyat dan pemerintah dan wakil rakyat DPR tidak berfungsi.
b. Pengalaman masa lalu
Dari hasil wawancara dengan semua informan hampir memiliki kesamaan
tema, konsep tentang faktor dari pengalaman masa lalu bahwa demonstrasi
terkadang tidak diperhatikan masyarakat, demo merupakan salah satu cara
menyampaikan mahasiswa dengan mengirimkan pesan dari masyarakat
kepada pemerintah, khusus demonstrasi rencana kenaikan BBM per 1
April 2012 memberikan hasil sangat berhasil buktinya mulai 1 April
dengan keputusan bulan juni BBM tidak jadi naik karena aksi demonstrasi
yang anarkis sehingga pemerintah tidak berani menaikkan harga BBM,
karena takut stabilitas nasional terganggu. Namun dalam pelaksanaannya
terjadi dengan anarkis sehingga banyak merugikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
2. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat
stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada system saraf
individu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt
bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor
yang terpisah tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan.Tertarik
tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu, faktor internal (kebiasaan, minat, emosi dan keadaan biologis) dan faktor
eksternal (intensitas, kebaruan, gerakan, dan pengulangan stimulus).
a. Faktor eksternal
1) Gerakan
Demonstrasi kenaikan BBM per 1 April 2012 mengangkat isu senditive
sehingga gerakan ini bergerak semakin banyak karena mendapatkan
dukungan masyarakat.
2) Intensitas
Intensitas berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan demonstrasi karena
semakin sering dilakukan demo maka akan lebih diperhatikan oleh
masyarakat. Secara garis besar dapat disampaikan bahwa intensitas stimuli
dalam pelaksanaan demonstrasi berpengaruh (berbanding lurus) terhadap
keberhasilan aksi demo itu, sedangkan intensitas itu didukung juga faktor
valume (kuantitas) dalam pelaksanaan demonstrasi yang dilaksanakan di
semua kota di Indonesia seperti Solo, Jakarta, Surabaya, Makasar dan lain-
lain, sehingga dengan kombinasi ini valume dan intensitas ini lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
diperhatikan oleh masyarakat dengan demikian demonstrasi akan lebih
mendapatkan dukungan yang lebih besar.
3) Kebaruan (novelty)
Bahwa hal-hal baru, yang luar biasa, yang berbedakan lebih menarik
perhatian. Pelaksanaan demonstrasi kenaikan BBM per 1 April 2012
mengalami pembaharuan atau berbeda dengan demonstrasi sebelumnya
Pelaksanaan demonstrasi kenaikan BBM per 1 April 2012 tidak
mengalami perubahan berdasarkan pengalaman masa lalu yaitu penurunan
presiden 1998 sampai demo rencana kenaikan BBM 1 April ini, sedangkan
yang berbeda pada substansi dari demontrasi ini.
4) Perulangan
Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi.
Pelaksanaan demonstrasi penolakan kenaikan BBM per 1 April 2012 yaitu
dengan melakukan berkali-kali hal ini terungkap dari beberapa informan
disampaikan bahwa frekuensi dan intensitas berpengaruh terhadap hasil
keputusan DPR dan pemerintah.
c. Faktor internal
1) Kebiasaan
Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat
masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan
tanpa kritis pada pendapat otoritas.
Mahasiswa agen perubahan sehingga harus memiliki kepedulian yang
tinggi bahwa biasanya program pemerintah terutama yang tidak popular
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
seperti kenaikan BBM, pemerintah bisanya perlu mendapatkan sebuah
presser group atau tekanan dari beberapa pihak terutama dari mahasiswa.
2) Minat
Suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhannya sendiri.
Faktor-faktor personal dapat dilihat pada ketertarikan atau minat pada
pelaksanaan demonstrasi sesuai dengan hasil wawancara pada informan
secara ringkas bahwa mahasiswa setuju dengan pelaksanaan demonstrasi
itu namun masih ada cara lain yang menurut pandangan mereka cukup
efektif seperti audensi dengan pemerintah, namun dalam pelaksanaan
audiensi mendapatkan kendala yaitu pemerintah bersifat tertutup,
sedangkan kendala mahasiswa ikut aktif dalam demonstrasi karena
mahasiswa harus mengikuti kegiatan akademik sebagai tanggungjawabnya
sebagai mahasiswa, namun ada mahasiswa yang berpendapat bahwa
demonstrasi bukan merupakan penyaluran aspirasi mahasiswa yang tepat
karena masih ada cara yang tepat dan sesuai diantaranya penyaluran
melalui anggota Dewan atau lembaga-lembaga masyarakat yang
berwenang.
3) Emosi
Sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi,
walaupun emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itu sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
mencapai intensitas yang begitu tinggi akan mengakibatkan stress, yang
menyebabkan sulit berpikir efisien.
Penyebab demonstrasi menjadi anarkis beberapa diantaranya karena faktor
emosi individual dari pelaku demo lebih lengkap bahwa penyebab aksi
demonstrasi adalah faktor emosional karena selama dilakukan aksi demo
menganggap aparatur Negara menghalanggi kegiatannya, beberapa kali
melaksanakan demo tidak diperhatikan oleh pemerintah, diprovokasi,
lelah, tidak ada koordinasi dan adanya property yang digunakan untuk
tindak anarkis seperti tongkat, batu, koran, ban, dan lain-lain yang
digunakan untuk tindak anarkis.
4) Keadaan biologis
Kondisi biologis dari pelaku demonstrasi juga dapat mempengaruhi
kondisi pelaksanaan demonstrasi. Penyebab demonstrasi menjadi anarkis
beberapa diantaranya karena faktor keadaan biologis individual dari
pelaku demo lebih lengkap bahwa penyebab aksi demonstrasi adalah sifat
manusia memiliki rasa emosional, kesal, capek, dan panas, tetapi tidak
diperhatikan sehingga menyebabkan marah sehingga menyerang dengan
menggunakan properti yang ada selanjutnya menimbulkan demo yang
anarkis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan yang sudah dibahas dalam Bab III maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Persepsi mahasiswa FISIP pada pelaksanaan demonstrasi rencana kenaikan
BBM per 1 April 2012 sebagian mahasiswa menggangap bahwa aksi
demonstrasi cara mahasiswa yang tepat untuk menyampaikan aspirasi,
tuntutan-tuntutan Mahasiswa, Ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang
disampaikan kepada sasarannya yaitu pemerintah terkait dengan kebijakan
menaikkan BBM, mahasiswa beralasan bahwa kalau tidak ada perlawanan
dari masyarakat maka pemerintah akan bertindak seenaknya sendiri, istilah
bahasa jawanya sak penae dewe. Mahasiswa juga berpendapat demonstrasi
merupakan suatu kepedulian dari mahasiswa, namun dalam pelaksanaannya
demonstrasi yang anarkis, brutal dan merusak tidak boleh dilakukan karena
demo yang anarkis keluar dari jalur hukum dan aksi ini perlu ditertibkan. Jika
dilihat dari Tujuan dari demonstrasi menolak kenaikan BBM yang
direncanakan pemerintah per 1 April 2012 menurut persepsi mahasiswa
dianggap berhasil karena pemerintah tidak jadi menaikkan BBM per 1 April
2012 dan memundurkan jadwal kenaikan atau menaikkan dengan berkala,
sehingga tidak naik Rp. 1.500,- menjadi Rp. 6.000,-.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
2. Faktor-faktor menjadikan demo anarkis menurut mahasiswa adalah kebijakan
pemerintah yang bagi masyarakat sangat tidak masuk akal, kondisi lingkungan
(panas), dan provokasi dari pihak luar. Sedangkan faktor lain adalah
emosional, pelaku demo berfikir bahwa aparatur Negara menghalangi
kegiatannya, dan masyarakat merasa jengah sehingga mereka melakukan aksi
anarkis untuk mencapai tujuannya.
3. Persepsi mahasiswa tentang demonstrasi khususnya rencana kenaikan BBM
per 1 April 2012 dapat dibangun dengan maraknya berita televisi dan berita on
line lainnya, berita yang disiarkan secara intensif akan menimbulkan berbagai
proses pembentukan persepsi (cara pandang) seseorang maupun mahasiswa.
Persepsi muncul karena pemberitaan media yang disiarkan secara intensif
secara terus menerus. Dan kemudian mempersepsikan dengan cara yang
berbeda-beda karena pada dasarnya khalayak adalah aktif.
4. Mahasiswa berpendapat demonstrasi dibutuhkan oleh masyarakat meskipun
penentu kebijakannya adalah pemerintah dan DPR sebagai wakil rakyat,
namun ada cara-cara menyampaikan pendapat selain demonstrasi diantaranya
audiensi, penggunaan media, seminar, ruang aspirasi, tulisan di web, dan lain-
lain. Cara lain yang dapat digunakan cukup efektif sebaiknya pemerintah
mengawali langkah perwakilan masyarakat dengan diskusi, atau dengar
pendapat dari elemen masyarakat (mahasiswa), hasil diskusi digunakan bahan
pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil.
5. Demo yang baik diatur dengan undang-undang No. 9 tahun 1998 dengan
syarat-syarat penyampaian pendapat di muka umum diberitahukan kepada Polri yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
memuat : maksud dan tujuan, lokasi dan route, waktu dan lama Pelaksanaan, bentuk,
penanggung jawab / Korlap (Koordinator Lapangan), nama dan alamat
organisasi, kelompok dan perorangan, alat peraga yang digunakan, dan jumlah
peserta.
B. Saran
Perjalanan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa memberikan
kontribusi besar dalam semua aspek kehidupan, resiko ditimbulkan tidak
ternilai secara materi. Berbeda pola umum menyalurkan dinamika sosial
melalui lembaga politik mapan, gerakan mahasiswa cenderung melakukan
aksi protes. Namun disayangkan kritik sosial secara umum, seperti mimbar
bebas dan puisi protes, maupun sikap, ditandai aksi-aksi jalanan dan
penyampaian sikap terhadap lembaga politik dan kekuasaan lebih didengarkan
oleh elit pemerintahan. Untuk kedepan aksi-aksi sosial yang dekat dengan
demonstrasi dikurangi bahkan dihilangkan karena kegaduhan politik dijalanan
cenderung terjadi kerusuhan yang merugikan secara materi bagi masyarakat.
Mahasiswa harus senantiasa memiliki kekuatan intelektual yang erat
kaitannya dengan aktifitas ilmiahnya. Ia juga memiliki kewajiban untuk
memiliki jiwa sosial politik didalam dirinya. Disebut jiwa sosial politik karena
mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada
rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya. Seperti kenaikan BBM
per 1 April 2012, kenaikan harga bahan pokok, listrik, dan air misalnya akan
mempengaruhi aktifitas kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang
kebijakan pemerintah bukan merupakan hal yang diharamkan tetapi harus
dilakukan dengan baik, sesuai aturan, dan tidak anarkis.
Bagi pemerintah sebaiknya dalam mengeluarkan suatu aturan dan
kebijakan alangkah baiknya mengadakan sosialisai pada masyarakat agar tidak
terjadi kesalahpahaman antara pemerintah dan masyarakat, sehingga
hubungan pemerintah dan masyarakat lebih harmonis.