persepsi guru dan siswa terhadap efektivitas …
TRANSCRIPT
i
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN FISIKA SECARA DARING DI SMK
NEGERI 1 KOTA JAMBI
SKRIPSI
DEA ANDIKA
NIM. 206172901
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
i
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN FISIKA SECARA DARING DI SMK
NEGERI 1 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Pendidikan Fisika
DEA ANDIKA
NIM. 206172901
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Dea Andika
NIM : 206172901
Judul Skripsi : Prsepsi guru dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika
secara daring di SMK N 1 Kota Jambi.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jambi, Juli 2021
Pembimbing I
Vandri Ahmad Isnaini, M. Si
NIP.198206062011011007
PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR
Kode
Dokumen
Kode
Formulir
Berlaku
tgl
No.Revisi Tgl.
Revisi
Halaman
iii
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Dea Andika
NIM : 206172901
Judul Skripsi : Prsepsi guru dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika
secara daring di SMK N 1 Kota Jambi.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jambi, Juli 2021
Pembimbing II
Abdul Rahim, M.Pd
PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR
Kode
Dokumen
Kode
Formulir
Berlaku
tgl
No.Revisi Tgl.
Revisi
Halaman
iv
v
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DANKEGURUAN
Alamat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi Jl.Jambi-Ma.Bulian KM.16 Simp.Sungai Duren Muaro jambi 36363
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya
kutip dari hasil karya saya orang lain telah dituliskan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi
bukan hasil karya saya sendiri atau berindikasi adanya unsur plagiat dalam
bagian- bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku.
Jambi, 28 Juli 2021
Penulis
Dea Andika
NIM. 206172901
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, Alhamdulillah hirobbil’alamin..
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Dan tak lupa sholawat beserta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Para keluarganya yang suci,
dan para sahabatnya yang mulia,
Saya persembahkan skripsi yang sederhana ini kepada para pembaca umumnya,
Dan terkhusus kepada :
Kedua orang tua saya yang paling saya banggakan, cintai dan saya sayangi,
Ayahanda Ilyas dan Ibunda tercinta Jawariah (Alm) yang telah bekerja keras
untuk mengantarkan saya hingga bisa memasuki dunia perkuliahan dan
terimakasih atas doa baik, motivasi, dukungan, nasehat dan kasih sayang yang
tulus tak henti-hentinya diberikan kepada saya putri kalian. Adapun motivasi
terbesar saya dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan keinginan agar
membuat kalian tersenyum bahagia.
Kakak laki-lakiku, kakak perempuanku, kakak iparku, serta keluarga besar
terimakasih atas do’a, kasih sayang dan semangat yang diberikan kepada saya,
telah banyak membantu saya baik dalam bentuk materi dan dalam bentuk lainnya.
Tanpa bantuan dan dukungan kalian saya meyakini tidak akan bisa sampai di
detik sekarang ini.
Selanjutnya terimakasih banyak untuk sahabat-sahabatku yang ada dibalik layar
hingga terselesainya skripsi ini : Dian putri pangestu, Beti novia, Elvayana
Anggraini, Asih dwi lestari, Dewi Sinta.
Terakhir kepada Ustadz abdul somad, group motivasi, group muslimah,
terimakasih atas kata-kata motivasi, dan ceramah yang telah menemani serta
memotivasi saya ketika saya down.
Terimakasih untuk do’a, waktu, motivasi dan semangat
yang kalian berikan.
Semoga kebaikan ini menjadi amal baik dan mendapat pahala dari
Allah SWT.
Amin...Ya Robbal’Alamin
vii
MOTO
بالصبر والصلىة ان الله مع الصبرينيايها الذين امنىا استعينىا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu
Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al-
Baqarah: 153)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan juga rasa syukur penulis
haturkan sepenuhnya kepada Allah SWT, yang maha pencipta alam semesta,
maha memberi dengan segala rahmatnya yang telah dilimpahkan kepada penulis,
shingga penulis diberi kemudahan dalam banyak hal, diberi kejernihan dalam
berpikir, ketenangan dalam berbuat, kekuatan dalam beraktifitas, kesabaran dalam
menghadapi putus asa untuk menyelesaikan skripsi dengan judul : “Persepsi guru
dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring di SMK N 1 Kota
Jambi”. Sholawat beserta salam senantiasa penulis sampaikan kepada sosok
baginda mulia yang telah Allah SWT janjikan syurga untuknya dialah Rasullullah
SAW.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi Tadris
Fisika UIN STS Jambi.
Selama penyusunan dan penelisan skripsi ini, penulisan banyak mendapat
bantuan, dukungan, motivasi dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj Fadillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Boby Syefrinando, S.Si, M.Si selaku Ketua Prodi Tadris Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha saifuddin
Jambi.
4. Bapak Dr. Ir. H. Salahuddin, M.Si selaku Sekretaris Prodi Tadris Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Vandri Ahmad Isnaini, M.Si dan Bapak Abdul Rahim, M.Pd selaku
pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dan mencurahkan
ix
berupa pemikirannya demi mengarahkan dan membimbing penulis sehingga
mampu menyelesaikan skipsi ini.
6. Bapak/ibu dosen, karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Ir. Sepriadi Erman, M.Si selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Kota Jambi
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data di
lapangan.
8. Ibu Eka Emilia Trisna, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Fisika SMK N 1 Kota
Jambi yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
9. Sahabat-sahabat mahasiswa angkatan 2017 yang telah menjadi patner diskusi
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dan
mengarah menuju kebaikan senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amin Ya
Robbal’alamin.
Wassalamualikum Wr.Wb
Jambi, 20 Juli 2021
Penulis
Dea Andika
Nim.206172901
x
ABSTRAK
Nama : Dea Andika
Nim : 206172901
Judul Skripsi : Persepsi Guru Dan Siswa Terhadap Efektivitas Pembelajaran
Fisika Secara Daring Di SMK Negeri 1 Kota Jambi.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan informasi terkait dengan persepsi
guru dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi atau subjek yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X MM 1 dan X MM 2
dengan total siswa 71 orang namun yang berpartisipasi hanya 60 orang. Teknik
dalam pengumpulan data yaitu angket (kuesioner), wawancara, dan dokumentasi.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner secara daring melalui
google form dan wawancara secara terbuka kepada beberapa siswa untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendetail. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang terdiri atas
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Persepsi siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring dibatasi
dengan empat aspek, yaitu mutu pengajaran, tingkat pengajaran yang tepat,
insentif, dan waktu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru
mendapatkan deskripsi yang baik dan efektif. Dan dari segi persepsi siswa
terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring bersifat positif, dengan
rincian aspek mutu pengajaran lebih besar dari 50%, aspek tingkat pengajaran
yang tepat lebih besar dari 50%, aspek insentif lebih besar dari 50%, dan waktu
lebih besar dari 50%.
Kata kunci : Persepsi; Efektivitas belajar daring; Guru dan siswa SMK
xi
ABSTRACT
Name : Dea Andika
Name : 206172901
Thesis Title : Perceptions of Teachers and Students on the Effectiveness of
Online Physics Learning at SMK Negeri 1 Jambi City.
This study aims to present information related to teacher and student
perceptions of the effectiveness of online physics learning. The research method
used is descriptive qualitative. The population or subjects used in this study were
all students of class X MM 1 and X MM 2 with a total of 71 students but only 60
people participated. Techniques in data collection are questionnaires
(questionnaires), interviews, and documentation.
Data were collected using online questionnaires via google form and open
interviews with several students to obtain more detailed information. The data
analysis technique used in this research is qualitative analysis which consists of
data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Students' perceptions of the effectiveness of learning physics online are limited by
four aspects, namely the quality of teaching, the right level of teaching, incentives,
and time. The results of this study indicate that the teacher's perception of getting
a good and effective description. And in terms of student perceptions of the
effectiveness of online physics learning, it is positive, with details of the teaching
quality aspect greater than 50%, the appropriate teaching level aspect being
greater than 50%, the incentive aspect being greater than 50%, and time being
greater than 50%.
Keywords: Perception; Effectiveness of online learning; SMK teachers and
students
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................i
NOTA DINAS ...................................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................v
MOTTO ............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................vii
ABSTRAK ........................................................................................................ix
ABSTRACT ......................................................................................................x
DAFTAR ISI ....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................5
C. Batasan Masalah ........................................................................................5
D. Rumusan Masalah .....................................................................................6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................................6
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................8
A. Kajian Teoritik
1. Persepsi ................................................................................................8
2. Efektivitas ............................................................................................10
3. Pembelajaran Daring ............................................................................14
4. Hasil Belajar Siswa ..............................................................................17
5. Metode E-learning ...............................................................................20
B. Studi Relevan ............................................................................................24
BAB lll METODOLOGI PENELITIAN ........................................................26
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...............................................................26
B. Setting dan Subjek Penelitian ...................................................................27
xiii
C. Jenis Data, Sumber, dan Variabel .............................................................28
D. Teknik pengumpulan data .........................................................................31
E. Teknik Analisis Data ...............................................................................36
F. Prosedur Penelitian ...................................................................................39
G. Teknik pemeriksaan keabsahan data ........................................................41
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................44
A. Temuan umum ..........................................................................................44
B. Temuan khusus dan pembahasan penelitian .............................................49
BAB V PENUTUP ............................................................................................90
A. Kesimpulan ...............................................................................................90
B. Saran .........................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................91
LAMPIRAN ......................................................................................................95
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data siswa SMK N 1 Kota Jambi ......................................................... 28
Tabel 4.1 Nama-nama kepala sekolah SMK N 1 Kota Jambi ............................... 45
Tabel 4.2 Prasarana dan sarana SMK N 1 Kota Jambi ......................................... 47
Tabel 4.3 Hasil wawancara guru ........................................................................... 52
Tabel 4.4 Deskripsi responden siswa .................................................................... 57
Tabel 4.5 Hasil pengisisan kuesioner .................................................................... 58
Tabel 4.6 Hasil nilai semester genap siswa kelas X MM 1 dan X MM 2 ............ 82
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Trianggulasi data ............................................................................... 42
Gambar 4.1 Jenis kelamin responden .................................................................... 56
Gambar 4.2 Kelas responden ................................................................................ 56
Gambar 4.3 Pernyataan kondisi ekonomi siswa ................................................... 62
Gambar 4.4 Pernyataan Fasilitas dari sekolah ..................................................... 63
Gambar 4.5 Pernyataan Kemampuan guru ........................................................... 64
Gambar 4.6 Pernyataan Sumber bahan ajar yang disediakan ............................... 65
Gambar 4.7 Pernyataan Media dan metode yang digunakan guru ...................... 66
Gambar 4.8 Pernyataan sebelum melakukan proses pembelajaran ..................... 68
Gambar 4.9 Pernyataan Siswa selalu mempersiapkan ........................................ 69
Gambar 4.10 Pernyataan Guru sangat terampil dalam mengajar ......................... 70
Gambar 4.11 Pernyataan Motivasi belajar siswa .................................................. 72
Gambar 4.12 Pernyataan Guru sangat aktif .......................................................... 73
Gambar 4.13 Pernyataan Guru selalu memberikan apresiasi ............................... 74
Gambar 4.14 Pernyataan Dalam proses pembelajaran ......................................... 75
Gambar 4.15 Pernyataan Sebelum mengawali proses pembelajaran ..................... 77
Gambar 4.16 Pernyataan Siswa menerima dan memahami ................................. 78
Gambar 4.17 Pernyataan Selama proses pembelajarn secara daring .................... 79
Gambar 4.18 Pernyataan Siswa mampu mengembangkan materi ........................ 80
Gambar 4.19 Pernyataan Pada saat penutup guru merangkum materi .................. 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket persepsi siswa ....................................................................... 95
Lampiran 2 Lembar validasi angket persepsi siswa ............................................ 99
Lampiran 3 Pedoman wawancara persepsi ......................................................... 103
Lampiran 4 Nilai hasil belajar fisika siswa kelas X MM 1 semester genap ....... 105
Lampiran 5 Nilai hasil belajar fisika siswa kelas X MM 2 semester genap ....... 107
Lampiran 6 Hasil wawancara peneliti dengan siswa .......................................... 109
Lampiran 7 Hasil tugas harian dan ulangan siswa .............................................. 115
Lampiran 8 Jadwal Penelitian ............................................................................. 121
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di awal tahun 2020 seluruh negara dihebohkan dengan merajalelanya
wabah atau biasa dikenal dengan covid-19 yang memberikan dampak besar
terhadap kehidupan manusia. Dengan ini pemerintah memberikan sebuah
kebijakan dalam memutus penyebaran wabah covid-19 seperti dengan cara
pemberlakuan pemakaian masker pada saat di tempat umum, melakukan
social distancing, dan selalu mencuci tangan dengan mengunakan sabun
(Sadikin & Hamidah, 2020). Pandemi atau virus covid-19 ini juga cukup
memberikan dampak besar terhadap dunia pendidikan yang dengan ini
mengharuskan melakukan perubahan dari segi sistem pembelajaran. Yang
biasanya proses pembelajaran dilakukan dengan cara tatap muka langsung
terpaksa diganti secara daring (Allo, 2020; Napsawati, 2020).
Pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran dengan
menggunakan sebuah media pembelajaran yang interaktif dan juga
mengelola sebuah konten kemudian diberikan kepara siswa dengan tujuan
agar bisa meningkatkan mutu dan kualitas dalam segi pembelajaran (Chang
& Fang, 2020). Pada saat pelaksanaan sebuah pembelajaran yang dilakukan
secara daring, siswa dan guru dituntut untuk menggunakan sebuah media
pembelajaran yang bisa atau yang memungkinkan proses pembelajaran dan
interaksi dalam kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik meskipun guru
dan siswa berada pada tempat berbeda. Saat ini banyak media dalam proses
pembelajaran yang bisa digunakan untuk mempermudah dan menunjang
dalam pembelajaran. Tapi, pembelajaran secara daring sangat
membutuhkan fasilitas yang cukup memadai dan kondisi jaringan internet
terbilang bagus guna mempermudah proses komunikasi antara siswa dan
guru selama dilakukannya pembelajaran (Purwanto et al., 2020).
Pendidikan memiliki peranan yang cukup penting dalam setiap negara
dan bangsa untuk menjamin proses kelangsungan hidup bangsa dan negara
itu sendiri hal ini dikarenakan pendidikan adalah wahana dalam
mengembangkan suatu kualitas sumber daya hidup manusia. Upaya agar
manusia mampu mengembangkan sebuah potensi yang sudah ada dalam
dirinya dengan melalui pembelajaran. Di dalam meningkatkan mutu dalam
pendidikan maka dibutuhkan adanya proses pembelajaran yang optimal
supaya memperoleh hasil pembelajaran yang baik dan optimal. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan kesadaran dari siswa yang
menjadi subyek aktif di dalam belajar dan juga guru sebagai pengajar.
Karena proses belajar itu pada hakikatnya adalah sebuah usaha yang mesti
dilakukan dengan sadar oleh setiap orang tujuan memperoleh hasil dan
perubahan dari segi tingkah laku yang ada dalam diri setiap individu itu
sendiri, kemudian dalam bentuk pengetahuan maupun keterampilan baru,
dan dalam bentuk nilai sikap yang baik dan positif. (Naeli, 2011)
Dengan melalui pembelajaran, setiap guru dituntut mampu
memberikan bimbingan dan juga memfasilitasi para siswa supaya mereka
mampu memahami baik dari segi kekuatan dan kemampuan yang di miliki
mereka. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa agar
terdorong dalam bekerja dan belajar dengan sebaik mungkin tujuan
mewujudkan keberhasilan dengan berdasarkan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki mereka.
Fisika merupakan ilmu alam yang mempelajari tentang sebuah
fenomena yang biasa terjadi di lingkungan sekitar kemudian dikaji secara
fisis. Fisika juga merupakan ilmu yang memiliki peran besar di dalam
memahami fenomena lingkungan. Ilmu fisika juga memiliki peran yang
penting terkait pemahaman kondisi sebuah lingkungan dikarena terdapat
berbagai permasalahan di lingkungan seperti populasi, pemanasan global,
dan eksploitasi yang terjadi pada sumber daya alam (Napitupulu, 2015).
Oleh karenanya penting bagi setiap orang adanya pemahaman dasar tentang
fisika supaya tidak terjadi permasalahan lingkungan seperti eksploitasi
dalam penyalahgunaan suatu sumber energi yang dapat memberikan akibat
buruk kepada lingkungan. Lingkungan adalah sebuah sistem yang memiliki
3
3
peran penting dalam hidup manusia dikarenakan apabila sebuah lingkungan
mengalami suatu kerusakan, maka dapat dipastikan akan memberikan
dampak buruk pada kehidupan manusia dan dengan ini manusia juga
terganggu. Lingkungan dan manusia itu saling berhubungan, manusia yaitu
penyebab terjadinya perubahan pada kondisi lingkungan sekitar. Perubahan
tersebut akan menjadi sangat buruk dan hal ini disebut sebagai
permasalahan yang terjadi pada lingkungan (Agfar et al., 2018).
Konsep dalam fisika adalah konsep yang nyata dan sering ditemui di
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sebuah pembelajaran akan lebih
bermakna bila dilakukan dengan cara mengaktifkan siswa baik dalam segi
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektifnya. Hasil belajar merupakan
sesuatu yang bisa di pandang melalui dua sisi baik dari sisi guru dan dari
sisi siswa. Dilihat dari sisi siswa, hasil belajar merupakan sebuah tingkat di
dalam suatu perkembangan mental yang baik apabila dibandingkan dengan
saat belum dilakukan sebuah pembelajaran. Selanjutnya dilihat dari sisi
guru, hasil dalam belajar itu dilihat saat guru mampu menyelesaikan bahan
dalam pembelajaran. Hasil dalam belajar dapat digunakan guru untuk
melihat kriteria atau ukuran dalam mencapai sebuah tujuan dalam
pendidikan. Semua ini bisa tercapai bila siswa mampu memahami dan juga
diiringi dengan adanya perubahan baik dari segi tingkah laku dan lain
sebagainya.
Sebuah pembelajaran dikatakan bermakna apabila suatu informasi
dapat diterima siswa dan masuk ke otak siswa. Agar bisa memproses
sebuah informasi yang sungguh-sungguh serta mendalam, maka siswa
harus terlibat langsung di dalam kegiatan untuk mendukung proses
menyampaikan informasi oleh guru (Aini dan Kusumawati, 2014).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan salah
satu guru bidang studi fisika di SMK N 1 Kota Jambi diperoleh hasil bahwa
pembelajaran fisika secara umum berlangsung sekarang masih
menggunakan pembelajaran bersifat daring yaitu belajar jarak jauh atau
belajar dari rumah masing-masing. Tetapi beberapa kelas sudah melakukan
4
4
proses pembelajaran secara tatap muka seperti kelas tiga itupun secara
bergantian. Dalam pembelajaran secara daring, proses pembelajaran
dilakukan dengan berdiskusi dan melalui rekaman suara, video dari
youtube, mencatat cacatan dari guru dan mengerjakan tugas. Disamping itu
mengajar pelajaran fisika ini juga terbilang sulit apabila dilakukan melalui
pembelajran secara daring. Selain banyak rumus yang harus dijelaskan
terdapat contoh soal harus dijabarkan. Biasanya guru memberikan cacatan
materi, dan video sebagai pedoman dalam mengerjakan tugas. Untuk materi
yang di dalamnya terdapat praktikum di karenakan wabah tidak bisa
dilaksanakan dan guru hanya memperlihatkan materi berupa simulasi dalam
bentuk video youtube dan gambar. Menurut pandangan guru siswa
menerima pembelajaran dengan baik dan tertib. Jika siswa tidak tertib
dalam proses pembelajaran guru bidang studi langsung menghubungi wali
kelas karena wali kelas lebih dekat dan mengenal siswa. Dengan
pembelajaran yang dilakukan secara daring pembelajaran berjalan dengan
semestinya, siswa tidak merasa malu untuk bertanya selain itu sebagian
siswa juga aktif dari biasanya saat dikelas ( Eka emilia trisna, 2021).
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa
siswa kelas X Multimedia di SMK N 1 Kota Jambi sebagian besar dari
mereka merasa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit untuk
dimengerti, dipahami, atau susah. Guru tidak bisa melaksanakan kegiatan
praktikum yang seharusnya dilakukan di karenakan kondisi yang tidak
memungkinkan siswa bisa belajar seperti biasa karena wabah. Hal ini
menyebabkan siswa tidak terlibat langsung dalam kegiatan pada saat proses
belajar.
Selain itu guru biasanya hanya membagikan video dari youtube
mengenai materi yang diajarkan dan juga pada saat pembelajaran
berlangsung guru membagikan berupa catatan materi yang mengharuskan
siswa untuk mencatat materi tanpa dijelaskan langsung oleh guru kepada
siswa. Sehingga dengan ini, siswa merasa kurang puas dalam belajar
sehingga tidak sedikit siswa yang kurang paham dengan materi yang
5
5
diajarkan. Disaat pengerjaan tugas siswa merasa kesulitan hal ini membuat
nilai tugas siswa rendah. Pada saat ulangan siswa mendapatkan nilai yang
kurang memuaskan. Media yang biasa digunakan oleh guru adalah telegram
untuk berbagi materi, whatsaap untuk berbagi materi, dan Learning
Management System (LMS) sejenis moodle untuk berbagi materi dan juga
absen (Jambi, 8 April 2021).
Pavlovic et al. (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa siswa
memiliki persepsi bahwa pembelajaran secara daring merupakan sesuatu
yang cukup membosankan juga memberatkan guru dan siswa. Namun di
sisi lain, berdasarkan penelitian Lin et al. (2017) siswa juga menyatakan
bahwa kemampuan dan hasil belajarnya meningkat melalui proses
pembelajaran secara daring.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka saya tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA SECARA DARING DI
SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI”.
B. Identifikasi masalah
Dari latar belakang atau dari penjelasan di atas, peneliti mengangkat
beberapa masalah terkait akan proses pembelajaran melalui daring (online)
antara lain:
1. Penyebaran virus corona (covid-19) mengharuskan proses
pembelajaran dilaksanakan secara daring atau belajar dari rumah
masing-masing.
2. Selama pembelajaran daring guru hanya membagikan materi dalam
bentuk video penjelasan dari youtube dan catatan materi tanpa
dijelaskan.
3. Siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas harian dan juga
mengerjakan soal ulangan.
C. Pembatasan masalah
Adapun hal yang mampu menunjang di dalam proses pembelajaran
yang demikian perlu adanya batasan masalah agar tidak terlalu luas. Hal ini
6
6
juga dikarenakan keterbatasan waktu, kemampuan, biaya dan tenaga yang
dimiliki oleh seorang penulis. Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka
peneliti memberikan beberapa batasan masalah supaya permasalahan yang
ingin di analisis bisa sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun batasan masalah yang dibuat yaitu;
1. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru fisika, siswa
kelas X Multimedia 1 dan X Multimedia 2 SMK N 1 Kota Jambi.
2. Objek dalam penelitian ini adalah materi Fisika SMK kelas X semester 2
(Genap) tahun 2021.
3. Penelitian lebih terfokus pada persepsi guru dan siswa terhadap
keefektivitasan belajar fisika siswa yang dilakukan secara daring
(online).
4. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
deskriptif yang mana pada metode ini teknik pengumpulan datanya
yaitu melalui angket (kuesioner), wawancara dan dokumentasi.
5. Variabel dalam penelitian ini adalah Persepsi Guru dan Siswa sebagai
variabel bebas (X) dan efektivitas pembelajaran fisika sebagai variable
terikat (Y).
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka di dapatkan
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi persepsi guru dan siswa terhadap efektivitas
pembelajaran fisika secara daring di SMK N 1 Kota Jambi ?
2. Bagaimana deskripsi hubungan efektivitas terhadap hasil belajar
siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mengetahui deskripsi persepsi guru dan siswa terhadap
efektivitas pembelajaran fisika secara daring di SMK N 1 Kota
Jambi.
b. Untuk Mengetahui deskripsi efektivitas terhadap hasil belajar
7
7
siswa.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan berbagai
manfaat sebagai berikut;
a. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini, seorang peneliti bisa memperoleh
kesempatan untuk mampu menyelesaikan suatu permasalahan
yang hendak diteliti dan selain itu juga seorang peneliti
menerima sedikit wawasan baru serta pelajaran baru, dan
mendapatkan penambahan dalam segi keilmuannya.
b. Bagi peserta didik
Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan para peserta
didik dapat mengikuti suatu proses pembelajaran daring secara
efektif. Selain itu juga diharapkan mampu membantu peserta
didik dalam rangka mendapat penegasan dan fokus dalam
mengulas kembali materi yang telah dipelajari secara daring di
saat kegiatan penutup.
c. Bagi Orang tua
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan
masukan kepada orang tua agar selama proses pembelajaran
secara daring baik sekarang maupun seterusnya dapat
mendampingi dan memberi arahan kepada anak untuk lebih
fokus dengan pembelajaran menggunakan media informasi dan
komunikasi.
d. Bagi Guru
Sebagai tenaga pendidik para guru diharapkan dapat mengikuti
proses pembelajaran daring secara kreatif dan interaktif melalui
media daring. Sekaligus referensi tambahan dalam melakukan
pembelajaran agar lebih variatif, terutama dalam kegiatan
pembelajaran berlangsung.
8
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Persepsi
Persepsi menurut Ana Retnoningtyas dan Suharso (2005: 759)
adalah penemuan atau tanggapan langsung dari serapan seseorang
dalam mengetahui hal-hal dengan melalui panca inderanya. Persepsi
menurut Slameto (2003: 102) merupakan proses menyangkut hal-hal
masuknya informasi atau pesan ke dalam pikiran atau otak manusia.
Dengan melalui persepsi manusia akan terus menerus mengadakan
hubungan dengan sekitarnya atau lingkungannya. Hubungan
dilakukan dengan melalui indera yaitu indera pendengar, peraba,
penglihatan, pencium dan perasa. Selanjutnya pendapat yang
dikemukakan oleh Bimo Walgito (2004: 55) yang mengatakan
persepsi adalah proses yang di awali oleh sistem penginderaan dan
diterima oleh stimulus setiap individu dengan melalui alat indera dan
di sebut dengan proses sensoris. Proses ini diteruskan dari syaraf ke
otak yang merupakan pusat dari syaraf selanjutnya dengan itu muncul
sebuah persepsi.
Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
persepsi itu sendiri merupakan proses pengamatan yang sifatnya
kompleks di dalam menginterpretasikan dan menerima informasi-
informasi yang berada pada lingkungan dengan menggunakan atau
mengandalkan panca indera. Jadi apabila seseorang mempunyai
persepsi tentang suatu objek dengan menggunakan inderanya berarti
seseorang memahami, mengetahui, dan menyadari tentang objek
tersebut. Adapun wujud dari adanya persepsi dalam diri seseorang
biasanya berupa penafsiran atau interpretasi, reaksi dan respon,
harapan atau keyakinan dari pemanfaatan sebuah internet untuk dapat
diterapkan di dalam proses pembelajaran. Dengan ini dapat
9
9
disimpulkan bahwa persepsi guru dan peserta didik adalah proses
penafsiran, penerimaan tentang yang diterima guru atau diterima
peserta didik dalam otaknya dengan melalui alat indera dan kemudian
otak mampu memberikan tanggapan terhadap objek yang kemudian di
interpretasikan sesuai kemampuan setiap individu dalam
menyimpulkan berbagai reaksi terhadap sebuah objek. Sehingga dapat
dikatakan persepsi setiap antar individu berbeda-beda dan tergantung
pada tingkat emosi, antusias dan juga sugesti dari luar ke otak
individu. Sugesti bekerja di dalam setiap otak dengan ini sebuah
informasi yang di peroleh atau yang di dapatkan dari luar akan
dianggap benar oleh orang tersebut. Karena, persepsi yang positif
maupun yang negatif sangat bergantung pada setiap sugesti yang
diterima oleh otak.
Toha (2003) berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi dari seseorang adalah yang pertama dari segi
internal meliputi, sikap, perasaan, dan karakteristik setiap individu,
keinginan, prasangka, harapan, proses belajar, perhatian (fokus),
keadaan fisik, nilai, gangguan kejiwaan, kebutuhan serta minat, dan
motivasi. Kedua dari segi eksternal meliputi, latar belakang keluarga,
pengetahuan, kebutuhan sekitar, informasi yang diperoleh, intensitas,
keberlawanan, pengulangan gerak, ukuran, hal-hal baru yang familiar
dan ketidak asingan sebuah objek.
Persepsi merupakan proses di mana setiap individu mampu
menginterpretasikan dan mampu mengatakan setiap kesan-kesan
mereka dengan tujuan untuk memberikan sebuah arti pada lingkungan
mereka sendiri (Robbins & Judge, 2008: 175). Sedangkan Slameto
(2010: 102), mendefenisikan bahwa persepsi merupakan proses
menyangkut perihal masuknya pesan dan informasi ke dalam otak
individu.
Sedangkan menurut Rakhmat (2005: 51), mengatakan bahwa
persepsi merupakan pengalaman terkait sebuah peristiwa, objek atau
10
10
suatu hubungan-hubungan dalam hidup seseorang dengan melakukan
penyimpulan terkait informasi dan suatu penafsiran terhadap sebuah
pesan. Sebuah pengalaman baik tentang hubungan dengan orang lain
maupun tentang kejadian yang terjadi pada masa lalu kemudian di
tafsirkan dan di simpulkan oleh otak. Setiap yang dialami seseorang
bisa dikemukakan dengan menggunakan perasaan, kemampuan dalam
berpikir, dan pengalaman yang tidak sama dengan pengalaman orang
lain.
2. Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud
dengan efektifitas yaitu sesuatu yang mampu memberikan akibat atau
pengaruh yang di timbulkan atau dihasilkan, dengan arti mampu
membawa dan memberikan hasil. Dimana keberhasilan tersebut
berupa hasil terhadap tindakan dan usaha yang sudah dilakukan
seseorang, dalam hal ini efektivitas dapat lihat dengan tercapainya
suatu hal dan tidak tercapainya tujuan yang bersifat instruksional yang
telah disusun dan direncanakan.
Firman menyatakan keefektifan dalam proses pembelajaran ditandai
adanya perihal berikut;
a. Suatu keberhasilan bisa menghantarkan para anak didik untuk
mencapai tujuan yang bersifat instruksional yang sudah
ditetapkan.
b. Memberikan pengalaman pembelajaran yang sifatnya atraktif,
mampu melibatkan seluruh anak didik untuk aktif dan senang
sehingga bisa menunjang dalam pencapaian tujuan yang
instruksional.
c. Memiliki prasarana yang menunjang serta membantu dalam
proses pembelajaran (Desyana, 2019: 13).
Kegiatan belajar dan mengajar yang dinilai efektif tidak hanya
dilihat dari segi hasil yang dicapai atau yang telah diperoleh saja. Tapi
lebih dari itu di dalam kegiatan belajar mengajar harus di jadikan
11
11
sebagai cerminan dari proses kegiatan pembelajaran yang efektif.
Untuk mampu meraih tiga poin yang telah di jelaskan maka peran para
pendidik atau guru sangatlah berguna dan penting. Para pendidik harus
bisa membawa anak didiknya untuk memenuhi atau melakukan ketiga
poin tersebut supaya proses pembelajaran bisa disebut efektif.
Adapun cara pendidik membawa anak didiknya untuk mampu
menciptakan proses kegiatan belajar dan mengajar yang efektif bisa
di lakukan melewati media atau alat pembelajaran yang membantu
dan menunjang. Dengan adanya media pembelajaran yang disiapkan
dan menunjang para peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran di
harapkan ketiga poin yang disebutkan bisa tercapai, terpenuhi, dan
terlaksana seluruhnya.
Defenisi efektivitas menurut Hidayat ialah sebuah ukuran yang
menyatakan tentang seberapa jauhkah target atau tujuan (kualitas,
kuantitas, dan waktu) telah dicapai atau tercapai (Hidayat, 1986).
Semakin besar presentase tujuan atau target bisa dicapai, maka
semakin tinggi pulalah efektivitasnya. Sedangkan menurut Handoko
ia menjelaskan bahwa defenisi efektivitas adalah kemampuan
seseorang untuk memilih dan menentukan tujuan yang sesuai, media
yang sesuai dan tepat untuk pencapaian tujuan atau target yang telah
ditetapkan (Handoko, 1997:7). Efektivitas adalah tingkat keberhasilan
atau kemampuan seseorang untuk mencapai atau meraih tujuan yang
tepat dan juga baik (Devung, 1988:25).
Menurut Steers efektivitas merupakan jangkauan dalam kinerja
sebagai sistem dari sumber daya atau sarana tertentu agar mampu
memenuhi tujuan sasarannya tanpa melepaskan sumber daya serta
tidak memberikan tekanan yang tidak sewajarnya terhadap proses
pelaksanaannya (Steers, 1985:87). Di dalam pembelajaran di perlukan
sebuah perencanaan sematang-matangnya, membuat perangkat untuk
pembelajaran, memilih strategi, teknik, media, model pembelajaran,
juga evaluasi pembelajaran dimana semuanya saling
12
12
berkesinambungan. Selanjutnya perlu penggunaan beberapa model
pembelajaran yang cukup efektif dan juga inovatif supaya di dalam
proses pembelajaran yang di lakukan bisa lebih bervariatif juga
berjalan dengan lancar. Di dalam Penggunaan model pembelajaran
harus di sesuaikan terlebih dahulu dengan poin-poin materi yang
diajarkan supaya terciptanya kesesuaian antara keduanya sehingga
semua komponen materi bisa dikatakan tepat guna.
Selanjutnya adapun indikator efektifitas belajar ialah
tercapainya tujuan dalam pembelajaran. Suatu tujuan pembelajaran
tercapai secara maksimal bisa dikatakan proses pembelajaran telah
mampu mencapai keefektivitasannya. Proses pembelajaran dikatakan
efektif bila pembelajaran yang telah diajarkan mendapatkan hasil
yang diharapkan atau yang di inginkan dan peserta didik mampu
menyerap materi pembelajaran serta mampu mempraktekkannya.
Kegiatan belajar mengajar secara daring memiliki suatu
tantangan tersendiri, seperti lokasi peserta didik dan pendidik yang
dipisahkan oleh keadaan pada saat melakukan proses pembelajaran
hal ini menyebabkan pendidik atau guru tidak bisa mengawasi anak
didiknya secara tatap muka atau secara langsung pada saat kegiatan
pembelajaran. Oleh karenanya tidak ada jaminan siswa benar
bersunguh-sungguh mendengarkan setiap ulasan yang di berikan oleh
guru. Szpunar, Moulton, & Schacter telah melakukan penelitian dan
di dalam penelitiannya tentang para peserta didik lebih sering
menghayal saat proses pembelajaran secara daring dibanding dengan
proses belajar secara langsung atau tatap muka (Szpunar dkk, 2013).
Sedikit saran untuk pembelajaran secara daring yaitu sebaiknya
dilaksanakan atau di selenggarakan dalam jangka waktu tidak lama
mengingat anak didik yang sulit dalam mempertahankan fokusnya
atau konsentrasinya pada saat pembelajaran secara daring
berlangsung setidaknya dilaksanakan atau dilakukan lebih kurang
satu jam (Khan, 2012). Indikator efektivitas pembelajaran menurut
13
13
Slavin dalam Triwibowo ada empat indikator yang dapat di gunakan
untuk mengukur efektivitas pembelajaran. Keempat indikator
tersebut;
a. Mutu pengajaran
Mutu pengajaran yaitu sejauh mana penyajian informasi atau
kemampuan membantu siswa dengan mudah mempelajari
bahan. Mutu pengajaran dapat dilihat dari proses dan hasil
pembelajaran. Proses pembelajaran dilihat dari kesesuaian
antara aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan langkah-
langkah pembelajaran yang digunakan. Sedangkan hasil
pembelajaran dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Menurut
Suryosubroto belajar dikatakan tuntas apabila terdapat minimal
85% siswa yang mencapai daya serap yaitu Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) (Suryosubroto, 2009).
b. Tingkat pengajaran yang tepat
Tingkat pengajaran yang tepat yaitu sejauh mana guru
memastikan bahwa siswa sudah siap mempelajari pelajaran
baru, maksudnya kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk mempelajarinya tetapi belum memperoleh pelajaran
tersebut. Tingkat pengajaran yang tepat dilihat dari kesiapan
belajar siswa. Menurut Slameto kesiapan siswa dapat dilihat dari
3 aspek, yaitu:
1) Kondisi fisik, mental, dan emosional.
2) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan.
3) Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang telah
dipelajari (Slameto, 2010).
Tingkat pengajaran yang tepat dikatakan efektif apabila siswa
sudah siap untuk mengikuti pembelajaran, dilihat dari kriteria
kesiapan belajar siswa minimal baik.
14
14
c. Insentif
Insentif yaitu sejauh mana guru memastikan bahwa siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas pengajaran dan
untuk mempelajari bahan yang sedang di sajikan. Insentif di
lihat dari aktivitas guru dalam memberikan motivasi kepada
siswa. Slameto menyebutkan bahwa ada empat hal yang dapat di
kerjakan guru dalam memberikan motivasi kepada siswa, yaitu:
1) Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar.
2) Menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran.
3) Memberikan reward terhadap prestasi yang diperoleh
sehingga dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang
lebih baik di kemudian hari.
4) Memberikan kebiasaan belajar yang baik. Insentif
dikatakan efektif apabila usaha guru dalam memberikan
motivasi sudah maksimal, dilihat dari kriteria insentif guru
minimal baik (Slameto, 2010).
d. Waktu
Waktu yaitu sejauh mana siswa diberi cukup banyak waktu
untuk mempelajari bahan yang sedang diajarkan. Pembelajaran
dapat dikatakan efektif apabila siswa dapat menyelesaikan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.
Menurut Sinambela aktivitas siswa yang diamati terkait
penggunaan waktu siswa mencakup aspek-aspek berikut:
1) Persiapan awal belajar.
2) Menerima materi.
3) Melatih kemampuan diri sendiri.
4) Mengembangkan materi yang sudah dipelajari.
5) Penutup (Sinambela, 2008).
Waktu di katakan efektif apabila siswa dalam menggunakan
waktu sudah maksimal, di lihat dari kriteria penggunaan waktu
15
15
siswa minimal baik. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif
jika keempat indikator efektivitas pembelajaran terlaksana
dengan efektif (Slavin dalam Triwibowo, 2015. Hlm. )
3. Pembelajaran Daring (Online)
Pembelajaran secara daring merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronik khususnya
internet dalam penyampaian belajar. Pembelajaran daring, sepenuhnya
bergantung pada akses jaringan internet. Menurut Imania (2019)
pembelajaran daring merupakan bentuk penyampaian pembelajaran
konvensional yang dituangkan pada format digital melalui internet.
Pembelajaran daring, dianggap menjadi satu-satunya media
penyampai materi antara guru dan peserta didik, dalam masa darurat
pandemi. Bagi guru yang terbisa melakukan pembelajaran secara tatap
muka, kondisi ini memunculkan ketidaksiapan persiapan
pembelajaran. Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak
sebagai akibat penyebaran Covid-19 membuat semua orang dipaksa
untuk memahami ilmu teknologi. Melalui teknologi inilah satu-
satunya jembatan yang dapat menghubungkan guru dan peserta didik
dalam pembelajaran tanpa harus tatap muka.
Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggabungkan
beberapa jenis sumber belajar seperti dokumen, gambar, video, audio
dalam pembelajaran. Materi belajar tersebut dapat dimanfaatkan
peserta didik dengan melihat atau membaca. Sumber belajar seperti
inilah yang menjadi modal utama dalam mengembangkan
pembelajaran daring. Karena, jika guru mengemas pembelajaran
semenarik mungkin dan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
maka tujuan pembelajaran dapat tercapai meskipun dalam kegiatan
daring.
Kegiatan pembelajaran secara daring merupakan suatu
implementasi dalam ranah pendidikan yang dilakukan dengan cara
jarak yang jauh di dalam dunia pendidikan yang memiliki tujuan agar
16
16
bisa meningkatkan pemerataan terkait akses pembelajaran yang
mempunyai mutu (Sevima, 2018). Pembalajaran secara daring di
defenisikan sebagai pendidikan secara formal yang di laksanakan atau
di selenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan dimana instruktur
(pendidik) dan anak didiknya berada pada lokasi yang terpisah atau
berjarak sehingga diperlukan adanya sistem atau alat telekomunikasi
yang interaktif agar bisa menyesuaikan atau menghubungkan antar
keduanya dengan bermacam sumber daya yang di butuhkan atau di
perlukan di dalamya.
Dengan adanya perkembangan teknologi maka memungkinkan
kegiatan pembelajaran secara daring bisa di laksanakan atau di
lakukan dengan efektif. Proses komunikasi yang di laksanakan secara
berjarak disaat kegiatan pembalajaran secara daring antara pendidik
dan anak didik hal ini memungkinkan semakin baik di karenakan para
pendidik memiliki banyak pilihan media pembelajaran atau media
komunikasi yang ada pada saat ini. Dengan adanya media atau alat
komunikasi yang cukup banyak maka memungkinkan para guru bisa
memberikan suatu materi pelajaran dengan cara langsung baik melalui
rekaman, video dll. Selain itu, anak didik bisa memutar kembali
rekaman dan video tersebut dengan cara berkali-kali yang dijadikan
sebagai acuan dalam memahami pembelajaran apabila ada bagian
materi yang terbilang susah untuk di pahami.
Adapun kunci efektivitas dari pembelajaran secara daring bisa
dilihat melalui bagaimana cara pendidik tetap kreatif dalam penyajian
atau mempersiapakan pembelajaran secara daring sehingga bisa
menimbulkan kegiatan belajar yang menyenangkan, mudah dipahami
dan juga dimengerti dengannya bisa membuat anak didik tidak
merasakan bosan tentunya tetap produktif di rumah masing-masing.
Menurut Siahaan adapun salah satu manfaat internet di dalam
lingkungan pendidikan yaitu kegiatan pembelajaran bisa dilakukan
secara jarak jauh (distance learning) (Waryanto, 2006:11). Proses
17
17
pelaksanaan pembelajaran secara daring akan memungkinkan seorang
pendidik dan anak didik untuk melaksanakan atau melakukan
pembelajaran dari rumahnya masing-masing. Selanjutnya anak didik
bisa mengakses setiap materi pembelajaran dan dapat mengirimkan
setiap tugas yang telah diberikan oleh gurunya dengan cara tidak harus
bertemu dengan cara langsung di sekolah. Tindakan atau cara ini bisa
membantu dalam rangka mengurangi tingkat timbulnya kerumunan di
lingkungan sekolah dan sekitar seperti yang biasa terjadi pada saat
pembelajaran yang dilakukan dengan cara bertatap muka seperti
biasanya. Yang mana WHO yang merekomendasikan bahwa dengan
menjaga jarak hal itu bisa mencegah adanya penularan virus corona
atau biasa juga dikenal dengan sebutan Covid-19 (WHO, 2020).
Selanjutnya menurut pendapat Brown secara sederhananya
pembelajaran elektronik (pembelajaran online) ini merupakan
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN,
WAN) sebagai metode atau cara dalam penyampaian materi
pembelajaran, falisitasi, dan interaksi serta didukung dengan berbagai
bentuk pelalayanan belajar lainya Brown (Waryanto, 2006:12).
Adapun hal terpenting di dalam menerapkan kegiatan
pembelajaran secara daring (online) kepada anak didik seorang
pendidik seharusnya perhatikan terlebih dahulu berbagai macam aspek
agar keinginan atau tujuan di dalam pembelajaran bisa terwujud dan
tercapai. Pembelajaran yang di lakukan melalui sistem daring atau
melalui jaringan online yang di kemukakan oleh Setyosari itu
mencakup atas lima hal penting antara lain: (1) Isi materi yang
dipersiapkan atau yang disajikan harus memiliki sebuah relevansi dengan
suatu tujuan yang khusus terhadap pembelajaran yang hendak dicapai,
(2) Dalam penggunakan sebuah metode kegiatan pembelajaran bisa
melalui latihan-latihan, dan contoh-contoh supaya bisa membantu atau
mempermudah pada saat proses belajar pembelajaran, (3) Pendidik
bisa menggunakan sebuah media yaitu seperti kata-kata, dan gambar-
18
18
gambar dalam menyajikan isi dan juga metode, (4) Dalam
membangun serta mengembangkan sebuah pengetahuan dan
keterampilan baru pendidik bisa menyesuaikan dengan tujuan dari
setiap individu serta dalam peningkatan bidang organisasi (Setyosari,
2007).
4. Hasil Belajar Siwa
Defenisi belajar menurut Garret yaitu proses yang terjadi pada
jangka waktu cukup lama melewati latihan maupun pengalaman yang
bisa membawa kepada perubahan terhadap diri seseorang dan
perubahan terhadap cara seseorang bereaksi dengan adanya
perangsang (Sagala, 2006: 13). Selanjutnya belajar juga memiliki
defensi lain yaitu proses dalam kegiatan merubah tingkah laku
seorang individu di dalam meraih pengetahuan sesudah ia
mendapatkan pengalaman atau pembelajaran, dalam hal ini tentunya
perubahan yang mengarah yang lebih baik atau positif, contohnya
pertamanya tidak tahu apa-apa setelah mengikuti proses pembelajaran
seseorang tersebut menjadi paham.
Untuk mengarah ke hal yang lebih baik lagi terkait proses
belajar maka diperlukannya waktu yang cukup lama juga di perlukan
adanya urutan-urutan yang cukup sistematis dalam proses kegiatan
belajar. Dimana melalui kegiatan belajar, seorang nantinya akan
mendapatkan atau memperoleh kemampuan di dalam berbagai
bidang, seperti kemampuan di dalam berbahasa, menulis, berhitung,
dan menggambar, yang berguna dalam mendukung atau membantu
kehidupannya. Sebuah kemampuan yang telah dimiliki seorang
individu nantinya dapat mendorongnya di dalam menumbuhkan
minatnya dalam bidang tertentu.
Kemudian kecenderungan untuk memiliki sebuah kemampuan
yang lebih baik di satu bidang tertentu hal ini akan memberikan
dampak terhadap minat seseorang yaitu terhadap sebauh
kemampuannya. Menurut Bruner selama kegiatan belajar berlangsung
19
19
hendaknya siswa di biarkan mencari atau menemukan sendiri makna
segala sesuatu yang dipelajari (Dahar, 1989:103). Mereka perlu
diberikan kesempatan berperan sebagai pemecah masalah seperti
yang dilakukan para ilmuan, dengan cara tersebut diharapkan mereka
mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
Menurut Nasution, belajar tuntas merupakan tujuan proses
belajar-mengajar secara ideal agar bahan yang dipelajari dikuasai
sepenuhnya oleh murid (Nasution, 2008:36). Salah satunya adalah
melalui tes yang diefektifkan sebagai bentuk umpan balik bagi siswa
dan guru. Bila bentuk umpan balik ini tepat maka hasil yang dicapai
oleh siswa akan menjadi penguatan (reinforcement) untuk
terulangnya kembali perilaku yang positif dan berusaha aktif meraih
manfaat dari mata pelajaran tersebut.
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), menurut pandangan peneliti sebagian besar siswa
beranggapan bahwa pembelajaran fisika merupakan mata pelajaran
yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi enggan untuk
belajar fisika. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fisika jika dibandingkan dengan mata pelajaran
lainnya, maka dari itu guru perlu meningkatkan kualitas dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Siswa adalah subjek yang terlibat
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Disekolah tersebut siswa
mengalami proses belajar, setelah mengalami proses belajar tersebut
diharapkan siswa berubah sesuai dengan apa yang dipelajari dari
proses belajar tersebut. Hal ini sesuai dengan menurut para ahli
psikologi yang menyatakan bahwa belajar adalah adanya perubahan
kematangan dari anak didik sebagai akibat dari belajar, dan menurut
Gagne Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah prilakunya akibat dari penglaman (Sagala, 2006: 13).
Sedangkan hasil belajar siswa adalah hasil suatu hasil
serangkaian proses belajar siswa yang telah berlangsung dalam
20
20
periode waktu tertentu. Hasil belajar merupakan kemampuan,
keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Hasil suatu pembelajaran (kemampuan, keterampilan, dan sikap)
dapat terwujud jika pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) terjadi
(Arifin, 2000). Terkait dengan hasil belajar, Djamarah (2007)
menyatakan hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun tim.
Purwanto (2011:54) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang terjadi setelah mengikuti proses balajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar adalah
dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh seseorang dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan
hasil belajar tersebut dapat berbentuk kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang penilaiannya melalui tes.
5. Media E-learning
Kata e-learning terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu “e” yang berarti
“electronic” atau elektronik dan “learning” yang berarti
“pembelajaran”. Jadi kata e-learning dapat diartikan sebagai sistem
pembelajaran yang menggunakan perangkat elektronik sebagai media
pembelajarannya. (Gartika R dan Rita R, 2013:27). E-learning adalah
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaktifkan siswa untuk
belajar kapanpun dan dimanapun (Dahiya,2012). Menurut Hartley
(2001) E-learning merupakan jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media internet, atau media jaringan komputer lain. Hal
ini senada dengan pendapat yang diutarakan menurut Horton (2003)
menjelaskan e-learning merupakan pembelajaran berbasis web yang
bisa diakses dari internet. Sementara itu Kamarga (2000)
mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar yang disampaikan
melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan
21
21
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Dari beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa E-Learning merupakan pembelajaran
berbasis teknologi elektronik internet yang digunakan untuk
memudahkan dalam menerima pengetahuan serta meningkatkan
keterampilan siswa.
Pembelajaran dengan e-learning merupakan pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi internet untuk meningkatkan
lingkungan belajar dengan konten yang kaya dengan cakupan yang
luas. E-learning merupakan pemanfaatan media pembelajaran
menggunakan internet, untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. E-learning
merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan
didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. E-
learning mempunyai ciri-ciri, antara lain: 1) memiliki konten yang
relevan dengan tujuan pembelajaran; 2) menggunakan metode
instruksional, misalnya penyajian contoh dan latihan untuk
meningkatkan pembelajaran; 3) menggunakan elemen-elemen media
seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk menyampaikan materi
pembelajaran; 4) memungkinkan pembelajaran langsung berpusat
pada pengajar (synchronous e-learning) atau di desain untuk
pembelajaran mandiri (asynchronous e-learning); 5) membangun
pemahaman dan keterampilan yang terkait dengan tujuan
pembelajaran baik secara perseorangan atau meningkatkan kinerja
pembelajaran kelompok (Clark & Mayer, 2008: 10).
Sedangkan menurut Rusman dkk e-learning memiliki
karakteristik, antara lain (a) interativitas (interactivity); (b)
kemandirian (independency) ; (c) aksesibilitas (accessibility); (d)
pengayaan (enrichment) (Rusman dkk, 2011: 264). E-learning dapat
didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang
diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Istilah e-
learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah
22
22
transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan
tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani teknologi internet
(Munir, 2009: 169). Keberhasilan e-learning ditunjang adanya
interaksi maksimal antara guru dan siswa, antara siswa dan berbagai
fasilitas pembelajaran, antara siswa dan siswa lainnya, serta adanya
pola pembelajaran aktif dalam interaksi tersebut.
E-learning merupakan inovasi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran, tidak hanya dalam penyampaian materi
pembelajaran tetapi juga perubahan dalam kemampuan berbagai
kompetensi peserta didik. Melalui e-learning, peserta didik tidak
hanya mendengarkan uraian materi dari pendidik saja tetapi juga aktif
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan sebagainya. Materi
bahan ajar dapat divirtualisasikan dalam berbagai format sehingga
lebih menarik dan lebih dinamis sehingga mampu memotivasi peserta
didik untuk lebih jauh dalam proses pembelajaran. (Hartanto, 2011)
Beberapa manfaat yang bisa dinikmati dari proses pembelajaran
dengan e-learning, diataranya :
1. Fleksibilitas.
Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan
siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam
ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning
memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat
untuk mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan
perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning
bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet.
Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan
palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah
mengakses e-learning.
Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan
internet gratis (di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu),
dengan demikian dalam perjalanan pun atau pada waktu istirahat
23
23
makan siang sambil menunggu hidangan disajikan, Anda bisa
memanfaatkan waktu untuk mengakses elearning.
2. Independent Learning
E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar
untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-
masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan
kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana
dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa
mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya
terlebih dulu, ataupun bisa melewati saja bagian yang ia anggap
sudah ia kuasai.
Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami suatu
bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu
memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang
belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur,
narasumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-
waktu tertentu. Jika ia tidak sempat mengikuti dialog interaktif,
ia bisa membaca hasil diskusi di message board yang tersedia di
LMS (di Website pengelola). Banyak orang yang merasa cara
belajar independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar
lainnya yang memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang
telah ditetapkan.
3. Biaya
Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran
dengan e-learning. Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial
tetapi juga dari segi non-finansial. Secara finansial, biaya yang
bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat belajar dan
akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada
di kota lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan
(misalnya: biaya gaji dan tunjangan selama pelatihan, biaya
instruktur dan tenaga administrasi pengelola pelatihan, makanan
24
24
selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk
belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi,
papan tulis, LCD player, OHP).
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan
diminati dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, ada tiga
syarat hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning,
yaitu :
1. Sederhana, yaitu sistem yang sederhana akan
memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi
dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang
disediakan, waktu belajar peserta akan lebih efisien.
2. Personal, yaitu pengajar/guru dapat berinteraksi dengan
baik dengan siswanya, seperti layaknya berkomunikasi di
depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih
personal, peserta didik diperhatikan kemajuanya, serta
dibantu segala persoalan yang dihadapi.
3. Cepat, yaitu layanan yang ditunjang dengan kecepatan,
respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta
didik, sehingga perbaikan pembelajaran dapat dilakukan
secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.
B. Penelitian Relevan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Sobron A.N dkk (2019) dengan judul
“Persepsi Peserta didik dalam Studi Pengaruh Daring Learning
Terhadap Minat Belajar IPA”. Hasil dari penelitiannya menyampaikan
bahwa Pembelajaran berbasis Daring Learning memberikan dampak
yang positif bagi peserta didik kelas VI di SD Negeri 03 Karanglo
Tawangmangu. Dampak positif yang didapat dari proses pembelajran
IPA dengan Daring Learning yaitu dapat menciptakan komunitas
pembelajaran. Kemudian efisiensi waktu dan biaya dalam
pembelajaran Daring Learning dapat dilakukan dimana saja dan kapan
25
25
saja. Peserta didik tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk
belajar di kelas.
b. penelitian yang dilakukan oleh Henry Aditia Rigianti (2020) dengan
judul “Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar di
Kabupaten Banjarnegara”. Hasil dari penelitian ini menyampaikan
bahwa Sejumlah guru mengalami kendala ketika melaksanakan
pembelajaran daring diantaranya aplikasi pembelajaran, jaringan
internet dan gawai, pengelolaan pembelajaran, penilaian, dan
pengawasan.
c. Penelitian yang dialakukan Gerry Krista Permana dkk (2013) dengan
judul “Persepsi Peserta didik dan Guru Terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Berbasis E-Learning Di SMK Negeri 4 Jakarta”. Hasil
dari penelitian ini menyampaikan bahwa pembelajaran E-learning
yang dilakukan di SMK Negeri 4 Jakarta secara keseluruhan belum
berjalan dengan baik terlihat dengan adanya jaringan internet yang
kadang-kadang lambat dan terputus dan masih ada beberapa orang
guru dan peserta didik yang belum memahami teknologi informasi
komunikasi dan juga belum memahami prosedur dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis E-Learning.
d. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Yodha, Zainul, dan Eka (2019)
yang berjudul “Persepsi Mahasiswa terhadap Pelaksanaan E-learning
dalam Mata Kuliah Manajemen Sistem Informasi Mahasiswa Jurusan
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang”. Metode yang
digunakan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui
persepsi mahasiswa teknologi pendidikan saat menggunakan E-
learning. Hasil analisis menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut
antusias dalam menggunakan E-learning. Ini dikarenakan
pembelajaran dilakukan secara jarak jauh/daring.
e. Penelitian yang dilakukan oleh Maulana dan Muhammad (2020)
dengan judul “Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Daring
pada Mata Kuliah Praktik di Pendidikan Vokasi”. Metode yang
26
26
digunakan pada penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner dan wawancara. Penelitian ini bertujuan mengetahui
persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring pada mata kuliah
praktik di pendidikan vokasi saat pandemi Covid-19. Hasil analisis
menunjukkan bahwa persepsi yang ditunjukkan dengan rincian aspek
belajar mengajar sebesar 66,4%, aspek kapabilitas dengan persentase
74,6%, dan aspek sarana dan prasarana dengan persentase 72,7%.
27
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif.
Pendekatan kualitatif berarti mengumpulkan data bukan berupa
angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, dokumen pribadi, maupun dokumen resmi lainnya.
Penelitian kualitatif atau qualitative research merupakan jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan
cara kuantitatif lainnya. Mengacu kepada Strauss dan Corbin (1990)
penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang prosedur
penemuannya dilakukan tidak menggunakan prosedur statistik atau
kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif adalah penelitian
tentang kehidupan seseorang, cerita, perilaku, dan juga tentang fungsi
organisasi, gerakan sosial atau hubungan timbal balik.
Menurut Strauss dan Corbin (2007:1), penelitian kualitatif ini
merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk meneliti
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi
organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. Bogdan dan
Taylor menjelaskan “metode kualitatif sebagai sebuah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang maupun perilaku yang dapat diamati
(Lexy J. Moleong, 2010 : 4).
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dapat menjelaskan dan
,menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap
kepercayaan, presepsi seseorang atau kelompok terhadap sesutu.
28
28
Sesuai dengan nana syaodih (2010) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi,
pemikiran seseorang individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif juga dapat didefenisikan sebagai gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan situasi yang alami (greswell,1998). Yang
akan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah menggambarkan
tentang persepsi guru dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran
fisika secara daring yang diselenggarakan di SMK N 1 Kota Jambi.
Penelitian yang telah dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan
survey kepada guru dan juga siswa mengenai penerapan
pembelajaran yang dilakukan secara daring.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting / Lokasi
Tempat penelitian ini yaitu di SMK N 1 Kota Jambi, Jl. Jend A.
Thalib Telanaipura, Kota Jambi. Penelitian ini bertepatan dengan
semester genap pada tahun 2021.
2. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan kumpulan yang lengkap dari
seluruh elemen yang sejenis dan dapat dibedakan menjadi
obyek penelitian. Menurut Sugiyono, “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”
(Sugiyono, 2008:115).
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa
kelas X MM 1 terdiri atas 35 orang dan X MM 2 dengan
jumlah 36 orang sehingga total siswa adalah 71 orang.
29
29
Dikarenakan populasi terhitung sedikit maka seluruh populasi
adalah sampel.
Tabel 3.1 Data Siswa kelas X MM SMK N 1 Kota Jambi
No Kelas Jumlah
1 X MM 1 35 Siswa
2 X MM 2 36 Siswa
Total Siswa 71 Siswa
Sumber : Guru Fisika SMK N 1 Kota Jambi
C. Jenis Data, Sumber, dan Variabel
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif deskriptif. Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam
bentuk kata-kata yang mengandung makna dimana datanya bukan
berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen pribadi, maupun
dokumen resmi lainnya. Yang mana wawancara yang dimaksud berisi
tentang pertanyaan terbuka dan juga teliti terkait hasil tanggapan
mendalam tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan orang
terhadap permasalahan yang diteliti. Deskriptif adalah sesuatu yang
berhubungan dengan gambaran kata-kata tentang latar, orang,
tindakan, dan percakapan sebagaimana yang diamati. Dalam
penelitian ini peneliti akan lebih mengkaji tentang persepsi guru dan
siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring dengan
cara melakukan pengisian angket (kuesioner), dan wawancara secara
terbuka.
2. Sumber
a. Data primer
Data primer yakni data yang diperoleh seorang peneliti
langsung dari objeknya. Data primer adalah data yang pertama
kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Data primer
merupakan data utama dalam penelitian kualitatif baik dalam
30
30
bentuk kata-kata maupun tindakan perorangan maupun
organisasi. Data primer adalah data yang berasal dari sumber
asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk
terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus
dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya
responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau
orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi
ataupun data ( Umi Narimawati (2008:98). Dalam penelitian ini
data primer diperoleh dari angket (kuesioner), wawancara
terhadap siswa dan guru (informan) secara langsung dan secara
online.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh seorang
peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui
sumber lain, baik lisan maupun tulis. data sekunder adalah data
yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data
sekunder adalah data tambahan dalam penelitian kualitatif yang
berasal dari catatan, dokumen yang dibuat orang lain, maupun
berupa artikel. Data sekunder ialah “sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada yang sedang mengumpulkan
data”. Contohnya seperti dari orang lain atau dokumen-
dokumen. Data sekunder bersifat data yang mendukung
keperluan data primer. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini berupa dokumen dalam bentuk file hasil belajar
siswa yang diperoleh langsung dari guru.
3. Variabel
Variabel penelitian yaitu menguji kecocokan antara teori dan
fakta empiris di dunia nyata. Variabel adalah suatu sebutan yang
dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu ( kualitatif).
Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih
atribut dari objek yang diteliti. Variabel penelitian pada dasarnya
31
31
merupakan sesuatu hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dengan kata lain, Variabel penelitian ialah setiap hal
dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh. Secara teoritis
variabel di defenisikan sebagai apapun yang dapat membedakan atau
membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu
untuk objek atau orang yang sama, ataupun pada waktu yang sama
untuk objek atau orang yang berbeda.( Sekaran, 2004:17)
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung).
Dalam suatu penelitian perumusan variabel adalah salah satu
unsur yang penting karena suatu proses pengumpulan fakta atau
pengukuran dapat dilakukan dengan baik, bila dapat dirumuskan
variabel penelitian dengan tegas. Proses perumusan variabel ini
diawali dari perumusan konsep tentang segala sesuatu yang menjadi
sasaran penelitian. Konsep yang dimaksud adalah istilah dan definisi
yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak tentang
kejadian dan keadaan suatu kelompok atau individu tertentu yang
menjadi sasaran penelitian (Effendi: 1989: 3).
Variabel dalam penelitian antara lain:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau independence variable merupakan sebab
yang diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel
terikat (Robbins, 2009:23), biasanyan diintonasikan dengan
simbol X. Dengan kata lain, variabel bebas adalah variabel
yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebas
adalah Persepsi Guru dan Siswa (X).
32
32
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau dependent variable merupakan faktor
utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor lain (Robbins, 2009:23), biasa
diintonasikan dengan huruf Y. Pada penelitian ini variabel
terikatnya adalah efektivitas pembelajaran fisika (Y)
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan
data, yaitu:
a. Angket
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
diberikan respon sesuai dengan permintaan (Widoyoko,2016:
33). Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui persepi siswa terhadap efektivitas pembelajaran
fisika secara daring yang terdiri dari 34 butir terdiri dari
pernyataan positif dan negatif dengan kesesuaian butir soal
terhadap indikator.
b. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab antara dua orang atau lebih
secara tidak langsung atau percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara seperti
ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1988), antara lain:
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-
lain. Sementara Nazir (1999) memberikan pengertian
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
33
33
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara penaya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).
Wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk
suatu penelitian. Menurut Bodgan dan Biklen (1982)
wawancara adalah percakapan yang bertujuan, biasanya antara
dua orang (tetapi kadang-kadang lebih) yang diarahkan oleh
seorang dengan maksud memperoleh keterangan. Dengan kata
lain wawancara dilakukan untuk mengkontruksi mengenai
orang, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
Wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu
penelitian. Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam
mengadakan wawancara adalah sebagai berikut:
1. Peneliti harus mengenalkan dirinya baik langsung
maupun tidak langsung serta menyampaikan maksud
penelitian untuk kemajuan ilmu dan kepentingan
bersama, serta sekaligus meminta kesediaan kapan waktu
wawancara boleh dimulai.
2. Peneliti harus menciptakan hubungan baik dengan
responden dengan cara saling menghormati, kerja sama,
mempercayai, memberi dan menerima.
3. Ciptakan suasana santai dan tidak tergesa-gesa dalam
mengajukan pertanyaan.
4. Peneliti hendaklah menjadi pendengar yang baik dan
tidak memotong ataupun mengiring responden kepada
jawaban yang diharapkan.
5. Peneliti harus terampil dalam bertanya.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara
mempunyai keuntungan-keuntungan atau kebaikan sebagai
berikut: (1) dapat memperoleh informasi yang lebih kompleks;
34
34
(2) tidak terikat dengan umur dan pendidikan; (3) dapat untuk
menggali data pribadi untuk seseorang; (4) metode ini tidak
akan menemui kesulitan meskipun respondennya buta huruf
sekalipun, atau pada lapisan masyarakat yang manapun, karena
alat utamanya adalah bahasa verbal.
Pada penelitian ini proses wawancara dilakukan secara
online melalui telegram berbentuk tulisan, dan melalui telefon
antara siswa dan peneliti dan antara guru dan peneliti. Adapun
isi dari wawancara peneliti dengan siswa yaitu penjelasan
terkait jawaban kuesioner yang diisi siswa dan wawancara
mengenai rendah tingginya nilai siswa.
Selanjutnya wawancara peneliti dengan guru yaitu
wawancara mengenai persepsi guru terhadap efektivitas
pembelajaran fisika secara daring.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013 : 240), dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang.
Menurut Arikunto (2002:206) menyebutkan dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar,jurnal, majalah, dan
sebagainya.
Menurut Guba & Lincoln (1981:228), yang dimaksud
dengan dokumen dalam penelitian kualitatif adalah setiap
bahan tertulis ataupun film yang dapat digunakan sebagai
pendukung bukti penelitian. Penggunaan dokumen sebagai
sumber data dalam penelitian dimaksudkan untuk mendukung
dan menambah bukti, sebab menurut Yin (2000:104) dokumen
dapat memberikan rincian spesifik yang mendukung informasi
dari sumber-sumber lain. Moleong (1990:161) menjelaskan,
bahwa semua dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian,
dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan bahkan
35
35
untuk meramalkan data dalam penelitian.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan, bahwa pengumpulan data dengan cara
dokumentasi merupakan suatu hal yang dilakukan oleh peneliti
guna mengumpulkan data dari berbagai hasil sumber yang
membahas mengenai hal -hal yang hendak diteliti. Teknik
pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dalam
mencari data dengan tujuan untuk mengetahui deskripsi
persepsi guru dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran
fisika secara daring di sekolah SMK N 1 Kota Jambi. Pada
proses ini peneliti hanya menerima berbentuk file hasil belajar
semester genap siswa kelas X MM 1 dan X MM 2 yang
diperoleh langsung dari guru pengampu.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola
prosedur penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam
mengumpulkan data yang diperlukan.
a. Instrumen angket persepsi siswa
No Aspek Indikator
1 Mutu
pengajaran
1. Kondisi ekonomi siswa
2. Fasilitas sekolah
3. Kemampuan guru saat
pembelajaran secara daring
4. Kecukupan sumber bahan ajar
5. Media dan metode pembelajaran
2 Tingkat
pengajaran
yang tepat
1. Kondisi fisik, mental, emosional
2. Kebutuhan, motif, dan tujuan
3. Keterampilan dan pengetahuan
36
36
3 Insentif 1. Memberikan kepada siswa untuk
belajar
2. Menjelaskan secara konkrit yang
dilakukan diakhir pengajaran
3. Memberikan apreisasi
4. Memberikan kebiasaan belajar
yang baik
4 Waktu 1. Persiapan awal belajar
2. Menerima materi
3. Melatih kemampuan diri sendiri
4. Mengembangkan materi yang
sudah dipelajari
5. Penutup
b. Instrumen wawancara persepsi guru
No Aspek Indikator
1 Pendahuluan
a. Kemampuan mengawali
pembelajaran dengan berdoa dan
mengucap salam terlebih dahulu.
b. Menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa.
c. Menyampaikan kompetensi dasar,
indikator dasar, dan indikator
pencapaian.
d. Menghubungkan pembelajaran
sebelumnya/ motivasi siswa.
e. Mengecek kemampuan siswa.
37
37
2 Kegiatan inti a. Menjelaskan materi pembelajaran
dengan bantuan media e-learning.
b. Mengembangkan dan
mempresentasikan materi.
c. Menanggapi pertanyaan atau
gagasan dari siswa.
d. Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
e. Memberikan penghargaan atau
apresiasi pada siswa.
3 Kegiatan penutup a. Menyimpulkan materi
pembelajaran.
b. Meminta kepada siswa untuk
mempelajari materi yang telah
disampaikan.
c. Menginformasikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
d. Menutup pembelajaran dengan
memberikan salam.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah setelah proses pengumpulan data
selesai dilakukan. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode
ilmiah, karena analisis data digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian. Menurut Patton (1986:268), pembahasan atau analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola
kategori dan satuan uraian dasar. Dalam analisis data ini dilakukan proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema, mengingat prinsip
pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.
38
38
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat simpulan sehingga
mudah dipahamioleh diri sendiri maupun orang lain.
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Data yang
beraneka ragam itu dibaca dengan cermat, dipelajari, dan direduksi dengan
jalan membuat rangkuman inti (abstraksi). Setelah meuliskan abstraksi, data
disusun sesuai tema-temanya, kemudian dilakukan penafsiran untuk
memperoleh temuan sementara, yang secara berulang-ulang perlu direduksi
agar mampu menjadi sebuah teori substantif.
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil dokumen-dokumen, hasil –hasil
dari wawancara, observasi, dan angket dengan cara mengkorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sinestesa, menyusun kedalam pola. Dalam peneltian kualitatif dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai
di lapangan. Analisis data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata
dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-
kategori/struktur klasifikasi. Data yang dimaksud bisa saja dikumpulkan
dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, dokumen, rekaman) dan
biasanya diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui
pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis
kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks
yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau
statistika sebagai alat bantu analisis.
Menurut Mathew B. Miles, psikologi perkembangan dan Michael
Huberman ahli pendidikan dari University of Geneva, Switzerland, (Miles
dan Huberman, 1992) analisis kualitatif, data yang muncul berwujud kata-
39
39
kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan
dalam aneka macam cara yaitu pengamatan terlibat, wawancara, dan
selanjutnya diproses melalui perekaman, pencatatan, pengetikan, tetapi
analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke
dalam teks yang diperluas.
Analisis data penelitian ini menggunakan model analisis Miles &
Huberman yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu antara lain (sugiyono,
2016:246) :
1. Reduksi data
Merupakan tahap mengumpulkan seluruh informasi yang
dibutuhkan dari hasil wawancara, dokumentasi dan angket lalu di
kelompokkan datanya. Reduksi data adalah merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya. Dengan kata lain, peneliti merangkum kembali
data-data untuk memilih dan mengfokuskan pada bagian yang penting
( Sugiyono, 2016:247).
Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga simpulan-
simpulan akhirnya dapat ditarik dan diveryfikasi. Dengan reduksi
data, data kualitatif dapat di sederhanakan dan di transformasikan
dalam aneka macam cara melalui seleksi ketat.
Menurut Riyanto (2003) menyatakan bahwa reduksi data (data
reduction) artinya, data harus dirampingkan, dipilih mana yang
penting, disederhanakan, dan diabstraksikan. Dengan begitu dalam
reduksi ini ada proses living indan living out. Maksudnya, data yang
terpilih adalah living indan data yang terbuang (tidak terpakai) adalah
living out.
2. Penyajian data
Merupakan pemaparan data yang diperlukan dalam penelitian
dan yang tidak perlu dibuang. Penyajian data bisa dilakukan dalam
40
40
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
(Sugiyono, 2016:249).
Sajian data adalah sekumpulan informasi yang memberi
kemungkinan kepada peneliti untuk menarik simpulan dan
pengambilan tindakan. Sajian data ini merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, dalam bentuk deskripsi dan narasi yang lengkap,
yang disusun berdasarkan pokok-pokok temuan yang terdapat dalam
reduksi data, dan disajikan menggunakan bahasa peneliti yang logis,
dan sistematis, sehingga mudah dipahami.
Sajian data dalam penelitian kualitatif pada umumnya
disampaikan dalam bentuk narasi, yang dilengkapi matriks, gambar,
grafik, jaringan, bagan, tabel, skema, ilustrasi, dan sebagainya, agar
data yang disajikan untuk persiapan analisis tampak lebih jelas, rinci,
dan mantap, dan mudah dipahami. Sajian data ini disusun
dengansistematik, sesuai tema-tema inti agar mudah dipahami
interaksi anatarbagiannya dalam konteks yang utuh, bukan terlepas
antara satu dan lainnya.
Tujuan dalam melakukan display data atau menyajikan data ini
adalah untuk menjawab permasalahan penelitian melalui proses
analisis data. Untuk keperluan itu, sajian data perlu dikemas dalam
bentuk yang sistematik, agar dapat membantu peneliti dalam
melakukan proses analisis. Melalui pemahaman terhadap sajian data
ini, peneliti dapat melakukan analisis data untuk dapat merumuskan
temuan-temuan dalam penelitian dan mengemukakan simpulan akhir
penelitian.
3. Kesimpulan atau verifikasi
Adalah tahap interpretasi data penelitian untuk ditarik
kesimpulan berdasarkan fenomena yang didapatkan. Kesimpulan
adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
41
41
jawaban terhadap rumusan masalah (Sugiyono, 2016:17). Simpulan
adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan
pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian
sebelumnya atau, keputusan yang diperoleh berdasarkan metode
berpikir induktif atau deduktif. Simpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan atas data-data yang
telah diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan angket ,
sehingga menjadi penelitian yang datanya menjawab permasalahan
yang ada.
Penarikan simpulan merupakan kegiatan penafsiran terhadap
hasil analisis dan interpretasi data. Penarikan simpulan ini hanyalah
salah satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh. Penarikan simpulan
akhir sebaiknya dibuat secara singkat, jelas dan lugas agar mudah
dipahami. Simpulan dari penelitian harus sesuai dengan hal-hal
berikut. (1)Tema/topik dan judul penelitian; (2) Tujuan penelitian; (3)
Pemecahan permasalahan; (4) Data-data dalam penelitian; (5)
Temuan-temuan dari hasil analisis data dalam penelitian; dan (6)
Teori/ilmu yang relevan.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah
yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan tertentu. Langkah dalam penelitian ini, mengacu pada pendapat
Bogdan dalam Barsowi dan Suwa yaitu “tahapan penelitian kualitatif
menyajikan tiga tahapan yaitu tahap pralapangan, tahap kegiatan lapangan,
dan tahapan analisis data” (Barsowi dan Suwandi, 2008:84).
1. Tahap Pralapangan
Tahap pralapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti
sebelum pengumpulan data, yang mana ada enam kegiatan yang harus
dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu
42
42
pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian lapangan.
Adapun enam kegiatan yang dimaksud, yaitu:
a. Menyusun rancangan penelitian, rancangan penelitian ini biasa
disebut proposal penelitian. Pada tahapan ini penulis memilih
lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat
penelitian, rancangan pengumpulan data, menentukan latar
belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, serta kajian
kepustakaan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus
penelitian.
b. Memilih lokasi penelitian.
c. Mengurus perizinan. perizinan dibuat kepada pihak-pihak yang
berwenang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian
seperti ketua TU dan Kepala Sekolah.
d. Menilai keadaan lapangan serta menemui Guru fisika pada
tanggal 08 April 2021 serta menetapkan kelas yang akan diteliti.
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian. perlengkapan yang
dipersiapkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini,
diantaranya: perlengkapan fisik, surat izin mengadakan
penelitian dari Universitas, kontak dengan daerah yang menjadi
latar penelitian yaitu SMK N 1 Kota Jambi.
f. Persoalan etika penelitian. Peneliti harus mampu menyesuaikan
diri dengan orang-orang yang berada di lingkungan yang akan
diteliti.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Tahap kegiatan lapangan merupakan kegiatan peneliti yang
dilakukan langsung ditempat penelitian, tahap lapangan pekerjaan
lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu:
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri.
Pada tahap ini penulis mengklasifikasikan subjek penelitian
yang sesuai dengan alat pengumpul data yang digunakan dengan
43
43
melihat kepada subjek penelitian yang ada pada latar penelitian
serta data yang harus dikumpulkan.
b. Memasuki lapangan.
Pada tahap ini peneliti berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
karakteristik lapangan penelitian sehingga dapat terjalin
keakraban dan tidak adanya dinding pemisah antara peneliti dan
subjek penelitian. adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti,
diatantaranya:
1) Pengisian Angket
2) Mengadakan wawancara terhadap peserta didik sebagai
subjek penelitian utama yang difokuskan untuk
meningkatkan aspek perkembangan anak didik dan
wawancara juga dilakukan kepada para guru.
3) Melakukan observasi terhadap guru dan peserta didik.
c. Tahap Analisis Data
Menganalisis data yang sudah diperoleh atau yang sudah
dikumpulkan dari hasil penelitian.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Sugiyono (2015: 92) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan
keabsahan data adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang
diperoleh dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik uji Kredibilitas. Uji Kredibilitas
(credibility) merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif (Prastowo, 2012: 266). Moleong (2016: 324) menyatakan bahwa
uji kredibilitas ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pertama untuk
melaksanakan pemeriksaan sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan
kita dapat dicapai, dan fungsi yang kedua untuk mempertunjukkan derajat
kepercayaan hasil-hasil penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap
kenyataan ganda yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini untuk uji
kredibilitas (credibility) peneliti menggunakan triangulasi. Moleong (2016:
330) menjelaskan bahwa triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data
44
44
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan
pengecekan data, atau sering disebut bahwa triangulasi sebagai pembanding
data. Dijelaskan juga oleh Sugiyono (2015: 372) triangulasi merupakan
teknik pemeriksanaan keabsahan data yang menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada, triangulasi ini
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data penelitian, dengan tujuan untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data penelitian
yang diperoleh.
Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan juga
berbagai waktu . Dengan demikian terdapat tiga macam trianggualsi yang
digunakan dalam penelitian ini diantaranya, yaitu Trianggulasi sumber,
Trianggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1. Trianggulasi Sumber
Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber yaitu sumber angket, wawancara, dan dokumentasi.
Gambar 3.1 Trianggulasi data
2. Trianggulasi teknik
Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda.
Pada proses ini terlebih dahulu peneliti melakukan pembagian
angket melalui google form, setelah diperoleh hasil responden
kemudian peneliti melakukan pengecekan data. Selanjutnya peneliti
Sumber data
Angket
Wawancara
Dokumentasi
45
45
melakukan wawancara mendalam secara terbuka kepada responden
dan diperoleh data dalam bentuk kata terbuka. Kemudian hasil angket,
wawancara, diperkuat dengan hasil dokumentasi. Data yang diperoleh
dari beberapa teknik dan sumber tersebut dicek. Dengan ini lalu
diperoleh data yang sebenarnya.
3. Trianggulasi waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel (Sugiyno, 2007). Namun
pada penelitian ini waktu yang digunakan yaitu pada malam hari,
tepatnya pada waktu istirahat. Dengan ini maka peneliti dan responden
mampu bekerja sama untuk menghasilkan data yang valid.
Penerapan teknik ini dapat dicapai dengan cara membandingkan
data hasil angket, data hasil wawancara, dan dokumentasi. Maksudnya
membandingkan apa yang dilakukan (responden), baik berupa hasil
angket yang telah diisi, hasil wawancara yang diberikannya, di tunjang
dengan data dokumentasi berupa file hasil nilai siswa dan juga
penelitian terdahulu dan teori-teori yang relevan dan sesuai dengan
tujuan penelitian ini. Setelah mengadakan pengisian angket dan
diperoleh data, lalu peneliti mengadakan penelitian kembali dengan
cara melakukan wawancara kepada siswa yang berkaitan, dan
selanjutnya diperkuat dengan hasil dokumentasi berupa hasil file hasil
belajar siswa. Dari hasil tersebut peneliti mencocokkan data yang
diberikan oleh responden yang satu dengan informan lainnya. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh kebenaran data tentang persepsi guru
dan siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring di
SMK N 1 Kota Jambi.
46
46
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Gambaran Umum Sekolah
SMK Negeri 1 Kota Jambi didirikan pada tanggal 28 Agustus
1958. Sesuai dengan SK/Akte Pendirian Sekolah No.
2144/B.3/KedDJ/1958 dengan kode NS:341108001004 dengan
Predikat Akreditasi (A). SMK Negeri 1 yang terletak di Jln. Karya
yang sekarang berubah menjadi Jln. Jend.A. Thalib Telanaipura kode
pos : 36654 Telp. (0741) 60681. Sekolah ini awalnya hanya memiliki
tiga jurusan yaitu Akuntansi, Bisnis dan pemasaran, Administrasi
Perkantoran. Pada tahu 2009/2010 menambah satu lagi jurusan yaitu
teknik komputer dan jaringan (TKJ)T. Namun sejak tahun 2019/2020,
sekolah ini menambah satu jurusan lagi yang cukup
banyak peminatnya yaitu jurusan multimedia (MM). Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Jambi pada awalnya
berdiri bernama SMEA, dan terjadi beberapa kali perubahan yang
pertamanya SMEA berubah menjadi SMEA Pembina, kemudian
kembali lagi bernama SMEA. Dan setelah itu ganti lagi menjadi
SMEA Negeri 1 Kota Jambi hingga akhirnya berubah menjadi SMK
Negeri 1 Kota Jambi sampai sekarang. Adapun penetapan SMK ini
menjadi SMK Negeri yaitu dengan SK Penegerian pada tanggal 25
Agustus 1998. Jumlah siswa pada tahun 2020/2021 sebanyak 2000
orang siswa aktif ( ibu hatini, jumat 18 juni 2021). Dari tahun 1958
sampai sekarang telah terjadi 15 kali pergantian kepala sekolah. yaitu
bisa dilihat pada taber 4.1 berikut ini:
47
47
Tabel 4.1 nama-nama kepala sekolah SMKN 1 Kota jambi
No Nama Periode
1 Ikhwan 1959-1969
2 Sunarso 1969-1979
3 Moenir Usman, BA 1979-1981
No Nama Periode
4 Abdul Kasim, SH 1981-1987
5 Toyib Sareh 1987-1991
6 A. Pasaribu 1991-1996
7 Drs. Toto Sugianto 1996-2000
8 Hj. Sri Rejeki, BA 2000-2002
9 M. Yusuf, S.Pd 2002-2008
10 Joppy Agustinus, SIP 2008-2010
11 Slamet Ngadino, S.Pd 2010-2012
12 Sujono, M.Pd 2012-2014
13 Drs. Rasino 2014-2016
14 Edwar Toni, S.Pd 2016-2020
15 Ir. Sepriadi Erman, M.Si 2020-Sekarang
2. Visi, Misi dan nilai SMKN 1 Kota jambi
a. Visi SMKN 1 Kota Jambi
Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang unggul, serta
menghasilkan lulusan yang mampu berrsaing baik ditingkat
nasional, maupun internasional berwawasan lingkungan dan
ketertiban berdasarkan imtaq dan iptek.
b. Misi SMKN 1 Kota Jambi
Misi yang telah dirumuskan untuk pencapaian visi yang akan
dilakukan oleh SMK Negeri 1 Kota Jambi ialah:
1) Melaksanakan KBM secara optimal
2) Menumbuhkan budi pekerti/akhlak mulia dan
mengamalkan agama dengan baik.
48
48
3) Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah
dengan DU/DI dan institusi lain yang telah memiliki
reputasi baik nasional maupun internasional (dalam dan
luar negeri).
4) Menumbuhkan semangat unggulan yang kompetitif.
5) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas secara
intensif tenaga pendidikan dan kependidikan.
6) Menerapkan manajemen mutu (SMM ISO 9001: 2015)
7) Memperdayakan seluruh sumber daya yang ada di SMK
Negeri 1 Kota Jambi
8) Melengkapi fasilitas (prasarana dan sarana)
c. Nilai - Nilai
1) Disiplin
2) Tanggung jawab
3) Transparasi
4) Saling percaya dan menghargai
5) Kreatif, Inovatif, Dinamis
6) Pelayanan Prima
3. Prasarana dan sarana SMKN 1 Kota Jambi
Sarana dan prasarana merupakan unsur yang sangat menunjang
efektivitas kegiatan pembelajaran. Sarana prasarana yang memadai
dapat meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang baik,
peralatan sekolah yang lengkap akan memudahkan bagi guru untuk
melaksanakan terobosan dan variasi dalam menyajikan materi
pelajaran kepada peserta didik. Selain itu, sarana prasarana yang
memadai dapat menunjang pendidikan, sehingga kualitas pendidikan
dapat meningkat.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti dari Tata Usaha,
sarana dan prasarana diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
49
49
Tabel 4.2 prasarana dan sarana SMKN 1 Kota Jambi
No Nama Ruangan Fasilitas
1 Ruang Kepala
Sekolah
Kursi kepala sekolah
dan kursi tamu
5 buah
Meja kepala sekolah
dan tamu
2 buah
Ac 1 buah
Lemari 2 buah
Jam dinding 1 buah
Tempat sampah 1 buah
TV 1 buah
2 Ruang Kepala TU Meja 1 buah
Kursi 3 buah
Lemari 1 buah
Jam dinding 1 buah
Kipas angin 1 buah
Tempat sampah 1 buah
TV 1 buah
3 Ruang TU Meja 8 buah
Kursi 24 buah
Jam dinding 1 buah
Kipas 5 buah
Tempat sampah 3 buah
50
50
TV 1 buah
4 Ruang kelas Meja guru 1 buah
Kursi guru 1 buah
Meja murid -
Kursi murid -
Papan tulis 1 buah
Jam dinding 1 buah
Kipas angin 2 buah
Tempat sampah 1 buah
5 Ruang Osis Kursi 10 buah
Meja 3 buah
Tempat sampah 1 buah
Jam dinding 1 buah
Papan tulis 1 buah
6 Perpustakaan Kursi -
Meja -
Lemari -
Tempat sampah 1 buah
Jam dinding 1 buah
Tempat sepatu -
7 Ruang
Laboratorium
Meja 5 buah
Kursi 10 buah
51
51
Jam dinding 1 buah
Tempat sampah 1 buah
Peralatan -
8 Mushola Lemari 1 buah
Jam dinding 1 buah
Al-quran
12 buah
9 Ruang
perpustakaan
Buku -
Meja -
Kursi -
Jam dinding 1 buah
Tempat sampah 1 buah
Dari penjelasan tabel di atas maka dapat dikatakan bahwa
prasarana dan sarana di SMKN 1 Kota Jambi bisa digunakan untuk
berlangsungnya proses pembelajaran khususnya pembelajaran fisika,
meskipun tidak semua prasarana dan sarana dipaparkan namun hal ini
memungkinkan bahwa aktifitas atau suatu kegiatan proses belajar
akan berjalan sesuai dengan rencana dan tuntutan kurikulum untuk
mencapai tujuan pendidikan khususnya. Namun semua itu tidak bisa
digunakan seperti biasanya dikarenakan proses pembelajaran
dilakukan secara daring.
B. Temuan khusus dan Pembahasan
1. Temuan khusus
a. Metode guru fisika SMK N 1 Kota Jambi dalam
meningkatkan motivasi dan minat siswa dengan
pembelajaran secara daring.
52
52
Metode yang digunakan dalam pembelajaran daring sangat
beragam. Tergantung dengan pokok pembahasan yang hendak
diajarkan. Metode yang biasa digunakan hanya metode diskusi.
Maksud dari metode diskusi disini adalah guru dan siswa
melakukan interaksi jarak jauh. Dimana pada saat pembelajaran
siswa diberikan suatu permasalah pada pokok materi. Dengan
ini guru membebaskan siswa untuk mengelurakan pendapatnya
dan juga pertanyaan yang mereka pikirkan. Selanjutnya guru
membagikan siswa kedalam beberapa kelompok untuk
mendiskusi materi yang diberikan. Kelompok yang dimaksud
disini adalah para siswa melakukan diskusi melalui group
tertentu untuk berdiskusi. Guru memantau siswa dengan
memasuki setiap group. Setelah jam yang ditentukan siswa
diminta untuk mengutarakan hasil setiap kelompok. Selain itu
proses pemebelajaran juga ditambah dengan memberikan
catatan materi juga link youtube untuk dijadikan pedoman siswa
dalam memahami materi.
b. Pendekatan yang guru gunakan dalam meningkatkan hasil
belajar fisika.
Dari segi pendekatan, guru menggunakan berbagai
pendekatan dengan tujuan agar proses pembelajaran bisa
berjalan dengan baik dan siswa mampu menerima dengan baik.
Pendekatan yang biasa digunakan guru adalah pendekatan
berupa berbasis masalah, dengan pendekatan ini guru mampu
beriteraksi dengan aktif terhapa para siswa. Dengan pendekatan
ini siswa tidak bisa lalai dalam belajar. Dikarenakan setiap
masalah yang gurukan berikan selalu memiliki nilai yang tinggi.
Bagi siswa yang serius dalam belajar akan mampu memecahkan
masalah yang diberikan. Selanjutnya guru juga menekankan
pendekatan berfikir kritis kepada siswa. Guna untuk mendorong
siswa untuk menemukan cara merela sendiri dalam menyikapi
53
53
materi. Namun guru tidak selalu menekan siswa berpikir sendiri.
Karena guru selalu ada untuk mereka yang aktif bertanya.
c. Faktor pendukung dan penghambat guru dalam
meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
Hasil wawancara peneliti dengan guru (Ek) adalah sebagai
berikut:
1) Faktor pendukung guru
a) Dari sekolah disediakan wifi gratis bagi guru yang
melakukan proses pembelajaran disekolah.
b) Disiapkan kuota internet untuk mempermudah siswa
dan guru dalam mengakses materi pembelajaran dan
membantu guru dan siswa dalam melakukan proses
pembelajaran.
c) Dari segi teknologi sekolah juga menyediakan LMS
(learning management system) untuk membantu
guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
d) Dari guru sendiri selalu mempersiapkan sumber
materi yang baik, membantu siswa dalam belajar,
dan bisa menjadi pedoman siswa dalam memahami
materi.
2) Faktor penghambat guru
Faktor penghambat biasanya berasal dari siswa, antara lain
sebagai berikut :
a) Bagi siswa yang tinggal di lokasi yang jaringan
komunikasinya masih kurang baik, siswa kesulitan
untuk mengakses internet.
b) Tidak semua siswa memiliki dan mampu mengakses
peralatan yang dibutuhkan ( Seperti komputer,
laptop, dan hp) untuk pembelajaran online.
c) Tidak semua siswa memiliki dan mampu mengakses
jaringan internet.
54
54
d) Tidak semua siswa memiliki kondisi ekonomi yang
baik terkadang masih ada beberapa siswa yang
kesulitan dalam masalah ekonomi. Hal ini sangat
menghambat siswa dalam proses pembelajaran.
e) Pada saat proses pembelajaran Sulit untuk
mengontrol mana siswa yang serius mengikuti
pelajaran dan mana yang tidak.
f) Pembelajaran lebih banyak bersifat teori dan kurang
praktik karena tidak dimungkinkan adanya interaksi
langsung dengan siswa.
2. Pembahasan
a. Deskripsi persepsi guru dan siswa terhadap efektivitas
pembelajaran fisika secara daring.
1) Persepsi Guru
Berikut ini adalah pedoman wawancara yang
peneliti gunakan dalam memperoleh data terkait persepsi
guru terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara
daring. Pedoman wawancara di isi langsung oleh guru
melalui online. Pertanyaan menggunakan skala likert,
yaitu : Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Kurang Setuju,
dan Setuju.
Untuk mengetahui hasil wawancara yang diperoleh
maka bisa dilihat pada tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Hasil wawancara guru
No Pertanyaan Penilaian
S KS TS STS
1 Apakah ibu mengawali
pembelajaran dengan berdoa
dan mengcap salam terlebih
dahulu?
V
55
55
2 Apakah ibu menanyakan kabar
dan mengecek kehadiran siswa?
V
3 Apakah ibu menyampaikan
kompetensi dasar, indikator
dasar, dan indikator pencapaian
kepada siswa?
V
4 Apakah dalam mengajar ibu
menghubungkan pembelajaran
sebelumnya dan motivasi
siswa?
V
5 Apakah ibu mengecek
kemampuan siswa?
V
6 Apakah ibu menjelaskan materi
pembelajaran dengan bantuan
media e-learning?
V
7 Apakah ibu mengembangkan
dan mempresentasikan materi
kepada siswa?
V
8 Apakah ibu menanggapi
pertanyaan atau gagasan dari
siswa?
V
9 Apakah ibu Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah?
V
10 Apakah ibu memberikan
semacam penghargaan atau
apresiasi pada siswa?
V
11 Apakah ibu menyimpulkan
materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran?
V
56
56
12 Apakah ibu meminta siswa
untuk mempelajari materi yang
telah disampaikan dirumah
masing-masing?
V
13 Apakah ibu menginformasikan
materi untuk pertemuan
berikutnya?
V
14 Apakah diakhir pembelajaran
ibu menutup pembelajaran
dengan memberikan salam?
V
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat
disimpulkan bahwa dari segi persepsi guru terhadap
efektivitas pembelajaran fisika secara daring berjalan
dengan baik dan bisa dibilang berjalan dengan efektiv.
Baik dilihat dari segi aspek pendahuluan, aspek kegiatan
inti, dan juga dari aspek penutup. Jawaban wawancara
diatas bersifat refleksi yang disi langsung oleh guru.
Dengan ini maka bisa disimpulkan guru menjalankan
tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab selama
proses pembelajaran dilakukan secara daring.
Peneliti juga melakukan wawancara secara terbuka
dengan guru terkait kondisi ekonomi guru, fasilitas
sekolah, dan kesulitan dalam mengajar. Hasil wawancara
sebagai berikut
57
57
Dari segi kondsi ekonomi diperoleh hasil wawncara
dengan guru (Ek) mengatakan :
“ Dalam segi ekonomi sejauh ini saya sendiri tidak
merasakan kesulitan, baik dari segi kuota internet dan
lain sebagainya. karena bagi saya sudah menjadi
tanggung jawab tersendiri bagi saya untuk selalu ada
kuota internet supaya saya bisa aktif dalam mengajar
disetiap harinya. Biar bagaimanapun dari segi ekonomi
sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai guru untuk
selalu mempersiapkannya”.
Dari segi fasilitas sekolah diperoleh hasil wawancara
peneliti dengan guru (Ek) mengatakan :
“Fasilitas yang disediakan sekolah adalah kuota
gratis, dan media berupa LMS. Sejauh ini sangat
membantu dalam proses pembelajaran. Tapi masih
terdapat beberapa kekurangan, yaitu kuota gratis tidak
bisa digunakan di semua aplikasi. Hanya bisa digunakan
untuk aplikasi LMS, telegram, whattsaap. Tapi hal ini
tidak menjadikan saya kesulitan dalam mengajar,
dikarenakan saya selalu mempersiapkan kuota saya
sendiri. Dengan menggunakan media LMS disana saya
bisa memberikan bahan ajar dengan siswa dalam
berbagai format baik berupa pdf, ppt, doc, jpg, hingga
dalam format video. Dengan LMS disana guru dan siswa
bisa menjalankan kegiatan diskusi dengan siswa. Tapi
dalam proses pembelajaran biasanya selain menggunakan
LMS, saya juga menggunakan telegram untuk berbagi
informasi dan juga berbagi berbagai materi”.
58
58
Selanjutnya dari segi kesulitan dalam mengajar
diperoleh hasil wawancara dengan guru (Ek) mengatakan :
“ Kesulitan dalam mengajar biasanya tidak ada
kalau dari sisi saya, karena mengajar siswa adalah
tanggung jawab saya sebagai guru. Dari segi apapun
saya sebagai guru harus mempersiapkan apa saja yang
berkaitan dengan pembelajaran. Biasanya kesulitan
berasal dari sisi para siswa. Karena tidak semua siswa
mempunyai kondisi yang sama. Kadang siswa memiliki
kesulitan tersendiri dalam masalah kuota internet, disisi
lain bagi siswa yang tinggal diperkampungan kesusahan
dalam sinyal sehingga kesulitan dalam mengakses materi
pembelajaran dan mengikuti proses pembelajaran.
Karena itu kesulitan siswa menjadi salah satu kesulitan
saya juga, dikarenakan pembelajaran tidak bisa dilakukan
seperti yang diharapkan. Biasanya bagi siswa yang telat
dan tidak mengikuti proses pembelajaran saya hubungi
satu persatu. Menanyakan penyebab siswa tersebut tidak
bisa mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya saya
mengarahkan siswa tersebut untuk mempelajari,
memahami materi yang diajarkan dengan belajar mandiri
dirumah dan berkomunikasi dengan teman. Dan saya
selalu ada untuk menjawab pertanyaan setiap siswa”.
2) Persepsi Siswa
Penelitian ini menggunakan kuesioner (Angket)
dalam rangka memperoleh data. Selain itu juga
menggunakan proses wawancara secara terbuka kepada
siswa dalam memperoleh data. Kuesioner di isi secara
langsung oleh siswa dan siswi SMK N 1 Kota Jambi yang
diantaranya terdiri dari kelas X MM 1 Dan X MM 2
melalui daring dengan menggunakan google form. Dalam
59
59
hal ini tidak semua siswa ikut berpartisipasi dalam proses
pengisian angket. Dari jumlah total siswa yang ada, hanya
60 siswa yang berpartisipasi dan 11 orang tidak
merespon.
Dengan ini maka diperoleh total responden yaitu
sebanyak 60 orang yang terdiri dari siswa laki-laki dan
siswi perempuan kelas X MM1 dan X MM 2. Untuk lebih
jelasnya bisa lihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2:
Gambar 4.1 jenis kelamin responden
Gambar 4.2 Kelas responden
Laki-laki 65%
Perempuan 35%
Data Hasil responden
X MM 1 57%
X MM 2 43%
Data kelas
60
60
Sesuai dengan data pada gambar 4.1 dan gambar 4.2, berikut ini tabel
deskripsi responden yang disesuaikan dengan angket yang telah di isi
siswa dan dapat dilihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.4 Deskripsi responden siswa
Jumlah responden
Kelas X MM 1
(%)
X MM 2
(%)
Total
(%)
34
(56,7)
26
(43,3)
60
(100)
Jenis kelamin Laki-laki
(%)
Perempuan
(%)
Total
(%)
39
(65)
21
(35)
60
(100)
Sumber : Data olahan 2021
Kuesioner terdiri atas empat aspek indikator yaitu mutu
pengajaran, tingkat pengajaran yang tepat, insentif, dan waktu (Slavin
dalam Triwibowo). Dengan total butir 34 pernyataan yang terdiri atas 17
butir pernyataan positif dan 17 butir pernyataan negatif. Setiap butir
pernyataan menggunakan skala likert, yaitu : Sangat Tidak Setuju, Tidak
Setuju, Biasa Saja, dan Setuju. Tingkat persepsi siswa dalam penelitian ini
mengacu pada standar pengukuran yaitu: Negatif jika hasil nilai
persentase responden yang menjawab sangat setuju dan setuju kurang
dari 50%, dan positif jika hasil nilai persentase responden yang menjawab
sangat setuju dan setuju lebih dari 50%. Hasil kuesioner dapat dilihat pada
tabel 4.5 :
61
61
Tabel 4.5 Hasil pengisian kuesioner oleh responden
No Pernyataan - S KS TS STS Total
-
F
(%)
F
(%)
F
(%)
F
(%)
A. MUTU PENGAJARAN
1 Kondisi ekonomi siswa
memungkinkan untuk
dilaksanakannya
pembelajaran secara
daring.
35
58
18
30
4
7
3
5
60
100
2 Fasilitas dari sekolah
sangat baik dan sangat
membantu siswa dalam
proses pembelajaran.
40
68
11
19
6
10
3
3
60
100
3 Kemampuan guru pada
saat proses
pembelajaran secara
daring tidak diragukan
lagi.
33
54
20
35
6
10
1
3
60
100
4 Sumber bahan ajar
yang disediakan dan
diberikan oleh guru
sangat membantu
siswa dalam proses
belajar.
38
64
12
20
8
13
1
3
60
100
62
62
5 Media dan metode
yang digunakan guru
dalam mengajar mudah
diterima siswa dan
membantu siswa
paham dengan materi
yang disampaikan.
35
60
20
35
5
5
0
0
60
100
B. TINGKAT PENGAJARAN YANG TEPAT
6 Sebelum
melakukan proses
pembelajaran siswa
selalu mempersiapkan
dirinya, terutama
kesehatan diri.
55
91
9
6
1
3
0
0
60
100
7 Siswa selalu
mempersiapkan segala
macam kebutuhan
yang bersangkutan
dengan pembelajaran.
56
93
4
7
0
0
0
0
60
100
8 Guru sangat terampil
dalam mengajar
membuat siswa senang
dan mampu menerima
materi yang diajarkan.
36
60
15
25
6
10
3
5
60
100
C. INSENTIF
9 Motivasi belajar siswa
lebih meningkat
semenjak diterapakan
pembelajaran secara
daring.
37
64
13
23
6
10
4
3
60
100
63
63
10 Guru sangat aktif
dalam menjelaskan
materi mulai dari awal
hingga akhir proses
pembelajaran.
36
59
17
28
5
8
2
5
60
100
11 Guru selalu
memberikan apresiasi
kepada siswa pada saat
proses pembelajaran
berlangsung.
40
68
13
22
4
7
3
3
60
100
12 Dalam proses
pembelajaran
berlangsung guru
selalu menunjukan
kebiasaan belajar yang
baik.
42
70
16
27
2
3
0
0
60
100
D. WAKTU
13 Sebelum mengawali
proses pembelajaran
siswa selalu
mempersiapkan
dirinya.
46
78
11
19
2
3
1
0
60
100
14 Siswa menerima dan
memahami materi yang
disampaikan guru
melalui pembelajaran
secara daring.
31
51
16
43
7
3
1
3
60
100
15 Selama proses
pembelajarn secara
daring siswa selalu
melatih kemampuan
36
60
16
27
7
11
1
2
60
100
64
64
dirinya secara mandiri
dirumah masing-
masing.
16 Siswa mampu
mengembangkan
materi yang telah
dipelajari atau yeng
telah diajarkan.
33
52
23
37
4
11
0
0
60
100
17 Pada saat penutup guru
tidak melakukan
apapun hanya sekedar
menutup pembelajaran
saja.
45
75
9
15
5
8
1
2
60
100
1) Aspek mutu pengajaran
Mutu pengajaran merupakan serangkaian proses dalam kegiatan
suatu pembelajaran yang harus dipersiapkan dan dikerjakan oleh
pendidik dan juga peserta didik dalam rangka memperbaiki
kualitas dan mutu dari suatu pembelajaran secara menerus dengan
tujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
juga efisien, guna untuk memberikan nilai tambahan pada hasil
belajar siswa dari suatu lembaga pendidikan.
65
65
Gambar 4.3 Pernyataan kondisi ekonomi siswa memungkinkan untuk
dilaksanakn pembelajaran secara daring.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah di isi oleh responden,
dapat diperoleh hasil bahwa 58% responden menyatakan setuju
dengan pernyataan terkait dengan “Kondisi ekonomi siswa
memungkinkan untuk dilaksanakannya pembelajaran secara daring”.
Sedangkan 30% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Selanjutnya terdapat 7% reponden tidak setuju
dan 5% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan
siswa terkait penyebab responden kurang setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut yang diantaranya : (1).
Kesulitan dalam membeli kuota, (2). Harga kuota yang mahal
dikampung, (3). Harga wifi mahal perbulan, (4). Pendapatan orang
tua pas-pasan, (5). Hp/perangkat yang digunakan tidak memadai
dalam belajar menggunakan aplikasi pembelajaran secara daring.
58% 30%
7%
5%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
66
66
67%
18%
10%
5%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGSAT TIDAK SETUJU
Pernyataan ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan
siswa (muhammad arya, dkk) yang mengatakan:
“pembelajaran yang dilakukan secara daring membutuhkan
banyak kuota, apalagi disaat mendownload video, catatan materi,
dan berbagai macam file lainnya yang terbilang sangat banyak. Hal
ini tentunya membutuh kuota yang sangat banyak pula. Kuota sangat
boros disaat banyak materi yang harus didownload, dengan kondisi
seperti sekarang kami kewalahan dalam membeli kuota untuk
belajar, dikarenakan harga kuota terbilang mahal bagi kami yang
tinggalnya di perkampungan. Untuk pembayaran wifi juga
perbulannya mahal dan kami kasihan melihat orang tua yang harus
membayar perbulannya demi kami agar bisa mengikuti proses
pembelajaran secara daring”.
Gambar 4.4 Pernyataan fasilitas dari sekolah sangat baik dan sangat
membantu siswa dalam proses pembelajaran.
67
67
Dari segi fasilitas sekolah, diperoleh data 68% responden setuju
dengan pernyataan “bahwa fasilitas dari sekolah sangat baik dan
sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran”. Sedangakan
responden yang kurang setuju dengan pernyataan tersebut diperoleh
hasil data sebanyak 19% responden. Selanjutnya didapatkan data
hasil responden yang kurang setuju 10% dan sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut sebanyak 3%.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan
beberapa responden terkait jawaban mereka yang menyatakan kurang
setuju, dan tidak setuju diantaranya :
Siswa ( Ahmad ilham, dkk) mengatakan :
“Fasilitas dari sekolah hanya kuota gratis dari pemerintah.
Dan kuota tersebut hanya bisa digunakan untuk telegram, google
Classroom, LMS dan juga whatsaapp. Sedangkan kami belajar
kadang-kadang harus nonton video dari youtube. Kuota tersebut
tidak bisa digunakan untuk buka youtube”.
Gambar 4.5 Kemampuan guru pada saat proses pembelajaran secara daring
tidak diragukan lagi.
54% 33%
10%
3%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
68
68
Dilihat dari segi analisis kemampuan guru saat pembelajaran
secara daring, diperoleh hasil responden yaitu 54% responden setuju
dengan pernyataan “kemampuan guru pada saat proses pembelajaran
secara daring tidak diragukan lagi”. Sedangkan 33 % responden
kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya diperoleh hasil
responden 10% tidak setuju dan 3% sangat tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Terkait penyebab responden kurang setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut akan
diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa yang
diantaranya :
Siswa (Dhimas, dkk) mengatakan :
Guru hanya memberikan materi dalam bentuk catatan lalu
ditulis kembali oleh siswa. Kemudian ada video untuk kami tonton
sebagai pedoman dalam belajar. Pada intinya guru hanya
mengandalkan video orang lain dalam menjelaskan materi bukan diri
mereka sendiri. Jadi menurut saya kemampuan guru dalam mengajar
bisa dibilang kurang dilatih”.
Gambar 4.6 Pernyataan Sumber bahan ajar yang disediakan dan
diberikan oleh guru sangat membantu siswa dalam proses belajar.
64% 20%
13%
3%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
69
69
Selanjutnya dilihat dari segi sumber bahan pengajaran yang di
sediakan guru saat pembelajaran secara daring, dapat diperoleh hasil
data yaitu 64% responden menyatakan setuju dengan pernyataan
“Sumber bahan ajar yang disediakan dan diberikan oleh guru sangat
membantu siswa dalam proses belajar.”. Disamping itu diperoleh
hasil data 20% responden menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Selanjutnya diperoleh hasil data responden 13%
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju diperoleh 3%. Hasil
wawancara peneliti dengan siswa menyatakan :
Hasil wawancara siswa (Anggie) mengatakan :
“ Sumber bahan ajar yang diberikan guru bisa dibilang baik
dan membantu, hanya saja saya sebagai siswa tidak bisa merima
tugas yang diberikan terkadang waktu pengumpulannya sangat
singkat. Belom lagi memahami materi namun disamping itu saya
harus mengerjakan tugas sehingga saya pribadi sempat kewalahan.
Ini adalah alasan saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut”.
Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan siswa (febi
berliana) yang mengatakan :
“Sumber bahan ajar yang diberikan guru untuk pedoman kami
dalam belajar cukup membantu dikarenakan guru tidak memberi
dalam satu sumber saja, tetapi dari beberapa sumber salah satunya
berupa vidio dan catatan guru sendiri. Saya kurang setuju dengan
pernyataan tersebut dikarenakan penjelasan guru sangat saya
butuhkan dalam belajar materi fisika dikarenakan saya tergolong
siswa yang kurang paham dengan perhitungan”.
70
70
Gambar 4.7 Media dan metode yang digunakan guru dalam mengajar
mudah diterima siswa dan membantu siswa paham dengan materi yang
disampaikan.
Dari segi media dan metode pengajaran, didapatkan hasil data
60% responden setuju dengan pernyataan “Media dan metode yang
digunakan guru dalam mengajar mudah diterima siswa dan membantu
siswa paham dengan materi yang disampaikan”. Sedangkan data hasil
responden yang kurang setuju dengan pernyataan tersebut adalah
35%. Selanjutnya diperoleh asil data responden tidak setuju dengan
pernyataan tersebut yaitu 5%. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara peneliti dengan siswa terkait penyebab responden kurang
setuju, dan tidak setuju,dengan pernyataan tersebut yang diantaranya :
Hasil wawancara peneliti dengan siswa (quendi hendrawati)
mengatakan :
“Media yang digunakan guru dalam mengajar seperti LMS,
telegram, whatsaap bisa diterima oleh siswa tapi metode guru dalam
mengajar tidak terlihat karena guru hanya sekedar mengirimkan
materi dan tugas lalu dikumpulkan pada waktunya. Siswa melakukan
absen lewat LMS, kadang kami suka lupa password dan kami pun
terlambat absen”.
60%
35%
5% 0%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
71
71
Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan siswa (Bintang)
mengatakan :
“Dari segi media sangat membantu kami dalam belajar,
dikarenakan media yang sering digunakan seperti telegram, LMS,
whatsaap, dan Google Classroom. Tapi disegi metode saya merasa
kurang dikarenakan guru jarang menjelaskan jadi kami belajar
sendiri dan mengandalkan kemampuan diri sendiri”.
Sesuai dengan pemaparan diatas terkait dengan aspek mutu
pengajaran, maka diperoleh masing-masing persentase sebagai
berikut:
a) Kondisi ekonomi siswa memungkinkan untuk dilaksanakannya
pembelajaran secara daring dan diperoleh 58% responden
menjawab setuju dengan pernyataan ini.
b) Fasilitas dari sekolah sangat baik dan sangat membantu siswa
dalam proses pembelajaran dan diperoleh 68% responden
menjawab setuju dengan pernyataan ini.
c) Kemampuan guru pada saat proses pembelajaran secara daring
tidak diragukan lagi dan diperoleh 54 % responden menjawab
setuju dengan pernyataan ini.
d) Sumber bahan ajar yang disediakan dan diberikan oleh guru
sangat membantu siswa dalam proses belajar dan diperoleh 64
% responden menjawab setuju dengan pernyataan ini.
e) Media dan metode yang digunakan guru dalam mengajar
mudah diterima siswa dan membantu siswa paham dengan
materi yang disampaikan dan diperoleh 60% responden
menjawab setuju dengan pernyataan ini.
Sehingga dengan ini maka dapat dikategorikan bahwa persepsi
siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring dilihat
dari aspek mutu pengajaran adalah positif.
72
72
2) Aspek tingkat pengajaran yang tepat
Tingkat pengajaran yang tepat yaitu sejauh mana guru
memastikan bahwa siswa sudah siap mempelajari suatu pelajaran,
maksudnya kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
mempelajarinya tetapi belum memperoleh pelajaran tersebut. Tingkat
pengajaran yang tepat dilihat dari kesiapan belajar siswa.
Gambar 4.8 Pernyataan sebelum melakukan proses
pembelajaran siswa selalu mempersiapkan dirinya, terutama
kesehatan diri.
Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh siswa, dapat
diketahui bahwa dari segi kondisi fisik, mental dan emosional siswa
diperoleh hasil responden 91% menyatakan setuju dengan pernyataan
“Sebelum melakukan proses pembelajaran siswa selalu
mempersiapkan dirinya, terutama kesehatan diri”. Sedangkan 6%
responden menyatakan kurang setuju dan 3% tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Hasil wawancara menyatakan:
Siswa (Anggie) mengatakan :
“ Saya selalu memperhatikan kesehatan saya sendiri ketika
hendak melakukan proses pembelajaran, jawaban yang saya berikan
mengenai pernyataan tersebut kesalahan dari saya sendiri karena
kurang teliti. Pada dasarnya saya sangat setuju dengan pernyataan
tersebut”.
91%
6% 3% 0%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
73
73
Siswa (Melani) mengatakan :
“ Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Jawaban yang mengatakan saya kurang setuju dengan
pernyataan adalah murni kesalahan dari saya sendiri
dikarenakan kurang teliti dalam memahami pernyataan”.
Gambar 4.9 Pernyataan siswa selalu mempersiapkan segala macam
kebutuhan yang bersangkutan dengan pembelajaran.
Dari segi kebutuhan dan tujuan, hasil data yang
diperoleh dari angket yaitu 93% respondeN setuju dengan
pernyataan “Siswa selalu mempersiapkan segala macam
kebutuhan yang bersangkutan dengan pembelajaran”.
Selanjutnya diperoleh 7% responden yang kurang setuju, 0%
dan 0% tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa yang kurang
setuju dan tidak setuju dengan pernyataan tersebut yaitu seperti
berikut ini :
93%
7%
0% 0%
Hasil responden
S KS TS STS
74
74
Hasil wawancara dengan siswa (Feby berliana, dkk)
mengatakan :
“Saya selalu mempersiapkan segala macam kebutuhan yang
bersangkutan dengan pembelajaran. Baik dari segi hp, kuota
internet, kesehatan diri saya sendiri dan lain sebagainya.
Jawaban yang saya jawab adalah kesalahan dari saya.
Kemungkinan saya salah pencet. Karena tidak mungkin saya
tidak mempersiapkan segala kebutuhan tersebut. Lalu
bagaimana saya hendak mengikuti proses pembelajaran jika
saya tidak mempersiapkan apapun”.
Gambar 4.10 Guru sangat terampil dalam mengajar membuat siswa
senang dan mampu menerima materi yang diajarkan.
Kemudian dilihat dari segi keterampilan dan pengetahuan,
hasil kuesioner respon siswa menyatakan 60% responden setuju
dengan pernyataan “Guru sangat terampil dalam mengajar
membuat siswa senang dan mampu menerima materi yang
diajarkan”. Sedangkan data hasil responden yang kurang setuju
dengan pernyataan tersebut yaitu 25% . selanjutnya juga
diperoleh 10% responden tidak setuju dan 5% sangat tidak
setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil wawancara dengan
siswa menyatakan :
60% 25%
10% 5%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
75
75
Hasil wawancara siswa (Bintang) mengatakan :
“Saya tidak melihat keterampilan guru dalam mengajar
selama pembelajaran secara daring. Yang saya lihat hanya
guru Cuma membagikan materinya lewat video, kemudian
catatan materi yang harus kami catat dan tugas yang harus
kami kerjakan. Gurunya tergolong baik, tidak pemarah, dan
selalu menjawab pertanyaan saya ketika tidak paham. Namun
tetap saja saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut”.
Siswa (Nanda aulia) juga mengatakan :
“ saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Karena
bagi saya guru hanya memberikan materi saja untuk kami
pahami secara mandiri. Sehingga dalam proses ini saya tidak
melihat keterampilan guru pada saat belajar. Sangat berbeda
sekali dengan belajar dikelas. Saya melihat guru aktif dan juga
terampil sekali dalam menyampaikan materi”.
Sesuai dengan pemaparan diatas terkait dengan aspek
tingkat pengajaran yang tepat, maka diperoleh masing-masing
persentase sebagai berikut:
a) Sebelum melakukan proses pembelajaran siswa selalu
mempersiapkan dirinya, terutama kesehatan diri dan
diperoleh 91% menjawab sangat setuju dan setuju dengan
pernyataan ini.
b) Siswa selalu mempersiapkan segala macam kebutuhan
yang bersangkutan dengan pembelajaran dan diperoleh
93% menjawab sangat setuju dan setuju dengan
pernyataan ini.
c) Guru sangat terampil dalam mengajar membuat siswa
senang dan mampu menerima materi yang diajarkan dan
diperoleh 60% menjawab sangat setuju dan setuju dengan
pernyataan ini.
76
76
Sehingga dengan ini maka dapat dikategorikan bahwa
persepsi siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara
daring dilihat dari aspek tingkat pengajaran yang tepat adalah
positif.
3) Aspek insentif
Insentif yaitu sejauh mana guru memastikan bahwa siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas pengajaran dan untuk
mempelajari bahan yang sedang disajikan. Insentif juga dilihat dari
aktivitas guru dalam memberikan motivasi kepada siswa.
Gambar 4.11 Pernyataan motivasi belajar siswa lebih meningkat
semenjak diterapakan pembelajaran secara daring.
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh siswa,
diperoleh hasil 64 % responden menyatakan setuju dengan pernyataan
“Motivasi belajar siswa lebih meningkat semenjak diterapakan
pembelajaran secara daring.”. Sedangkan hasil responden yang
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut yaitu sebanyak
23% dan hasil data responden yang menyatakan tidak setuju 10% dan
sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 3%. Hasil
wawancara menyatakan penyebab siswa menyatakan kurang setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju yaitu sebagai berikut :
64%
23%
10% 3%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
77
77
Hasil wawancara peneliti dengan siswa (Dhimas) mengatakan :
“Selama pembelajaran secara daring, saya merasa bosan
dan tidak ada rasa semangat untuk belajar. Dikarenakan tidak
ada teman belajar untuk bertukar pikiran. Sehingga dengan ini
membuat saya malas dalam belajar. Sehingga dengan alasan
ini saya merasa tidak setuju dengan pernyataan tersebut”.
Siswa (Anggie) mengatakan :
“Tidak setuju karena pembelajaran secara daring setiap
materinya itu hanya diberikan tanpa dijelasakan hal tersebut
membuat saya tidak mengerti sehingga motivasi belajar saya
menjadi kurang dikarenakan saya tidak paham. Jika
pembelajaran dilakukan secara langsung saya bisa melihat
guru mengajarkan materi secara detail sehingga membantu
saya untuk memahami materi”
Gambar 4.12 Pernyataan Guru sangat aktif dalam menjelaskan
materi mulai dari awal hingga akhir proses pembelajaran.
Dari segi menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa
yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran, diperoleh dari
hasil data angket yang telah diisi siswa yaitu 59% responden
menyatakan setuju dengan pernyataan “Guru sangat aktif
59% 28%
8% 5%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
78
78
dalam menjelaskan materi mulai dari awal hingga akhir proses
pembelajaran”. Selanjutnya terdapat 28% responden kurang
setuju dan 8% responden tidak setuju dan 5% sangat tidak
setuju dengan pernyataan tersebut. Dari hasil wawancara
peneliti dengan responden diperoleh penjelasan sebagai berikut:
Hasil wawancara dengan siswa (Niza trya rohma putri)
mengatakan :
Siswa (quendi hendrawati) juga mengatakan :
“Seharusnya guru lebih aktif dengan cara membuat
pembelajaran menggunakan video mereka sendiri. Tidak
dengan bermodalkan video orang lain. Jadi selama
pembelajran dilakukan secara daring, guru hanya membagikan
video orang lain untuk dipelajari. Jadi saya kurang setuju
dengan pernyataan tersebut”.
Selanjutnya siswa (Aulia ramadhani) mengatakan :
“Saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut
dikarenakan menurut saya selama pembelajaran dilakukan
secara daring, guru lebih kurang mengandalkan
kemampuannya sendiri, tidak seperti pembelajaran yang
dilakukan secara langsung, biasanya saya melihat dengan
sendirinya kalau guru sangat aktif sekali dalam mengajar.
bebeda halnya dengan cara guru mengajar secara daring tidak
terlihat aktifnya sama sekali. Dan kami terbiasa belajar
sendiri”.
79
79
Gambar 4.13 Pernyataan guru selalu memberikan apresiasi kepada siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari segi memberikan apresiasi, terdapat hasil responden 68%
menyatakan setuju dengan pernyataan “Guru selalu memberikan apresiasi
kepada siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung”. Selanjutnya
diperoleh hasil angket 22% kurang setuju dan 7% menyatakan tidak setuju
dan 3% sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil wawancara
menunjukkan :
Hasil wawancara dengan siswa ( Dhimas) mengatakan :
“Selama pembelajaran dilakukan secara daring saya tidak melihat guru
memberikan apresianya kepada siswa. Berbeda halnya dengan belajar
secara langsung disekolah. Guru selalu mengapresiasi siswanya dalam
segi apapun agar siswa lebih semangat belajar”.
Siswa (Aulia ramadhani) juga mengatakan pemikiran yang sama:
“Guru selalu memberikan apresianya kepada kami agar lebih giat dalam
belajar pada saat belajar secara langsung. Namun beda halnya ketika
pembelajaran dilakukan secara daring siswa dan guru tidak ada
interaksinya sama sekali. Interaksinya hanya disaat saling membutuhkan”.
68%
22%
7%
3%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
80
80
Gambar 4.14 Pernyataan dalam proses pembelajaran berlangsung guru
selalu menunjukan kebiasaan belajar yang baik.
Dilihat dari segi memberikan kebiasaan belajar yang baik, diperoleh
hasil pengisisan angket 70% responden menyatakan setuju dengan
pernyataan “Dalam proses pembelajaran berlangsung guru selalu
menunjukan kebiasaan belajar yang baik”. didapatkan pula hasil data
pengisisan angket 27% responden kurang setuju dengan pernyataan
tersebut. Selanjutnya juga diperoleh hasil data yang menunjukan responden
yang tidak setuju sebanyak 3% dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Hasil
wawancara menunjukan :
Hasil wawancara dengan siswa ( quendi, dkk) mengatakan :
“Dalam proses pembelajaran guru selalu memperlihatkan rasa
tanggung jawabnya sebagai guru. Menjawab setiap pertanyaan kami, dan
selalu bersikap ramah, peduli, dan sopan ketika mengajar. jawaban yang
kami berikan merupakan kesalahan kami tersendiri karena kurang teliti
dalam membaca”.
Sesuai dengan pemaparan diatas terkait dengan aspek insentif, maka
diperoleh masing-masing persentase sebagai berikut:
a) Motivasi belajar siswa lebih meningkat semenjak diterapakan
pembelajaran secara daring dan diperoleh 64% menjawab setuju dengan
pernyataan ini.
70%
27%
3% 0%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
81
81
78%
19%
3% 0%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
b) Guru sangat aktif dalam menjelaskan materi mulai dari awal hingga
akhir proses pembelajaran dan diperoleh 59% menjawab setuju dengan
pernyataan ini.
c) Guru selalu memberikan apresiasi kepada siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dan diperoleh 68% menjawab setuju dengan
pernyataan ini.
d) Dalam proses pembelajaran berlangsung guru selalu menunjukan
kebiasaan belajar yang baik dan diperoleh 70% menjawab setuju
dengan pernyataan ini.
Sehingga dengan ini maka dapat dikategorikan bahwa persepsi siswa
terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring dilihat dari aspek
insentif adalah positif.
4) Waktu
Waktu yaitu sejauh mana siswa diberi cukup banyak waktu untuk
mempelajari bahan yang sedang diajarkan. Pembelajaran dapat dikatakan
efektif apabila siswa dapat menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang ditentukan.
Gambar 4.15 Pernyataan sebelum mengawali proses pembelajaran siswa
selalu mempersiapkan dirinya.
Berdasarkan hasil angket yang dilihat dari segi persiapan awal belajar
yang telah diisi siswa diperoleh data 78% responden menyatakan setuju
82
82
dengan pernyataan “Sebelum mengawali proses pembelajaran siswa selalu
mempersiapkan dirinya”. Selanjutnya diperoleh data hasil angket yang
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan sebanyak 19% dan terdapat
3% responden menyatakan tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Hasil wawancara peneliti dengan responden
menunjukkan :
Hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa (Niza, dkk) mengatakan :
“Sebelum melakukan proses pembelajaran saya sebagai siswa selalu
mempersiapkan diri saya sendiri. Jawaban yang menyatakan bahwa saya
kurang setuju merupakan kesalahan saya dalam menjawab. Tidak mungkin
saya tidak mempersiapkan diri ketika ingin belajar”.
Gambar 4.16 Pernyataan siswa menerima dan memahami materi yang
disampaikan guru melalui pembelajaran secara daring.
Dari segi menerima materi, hasil angket yang telah diisi oleh siswa
menunjukkan 51% responden menyatakan setuju dengan pernyataan “Siswa
menerima dan memahami materi yang disampaikan guru melalui
pembelajaran secara daring”. Diperoleh 43% responden menyatakan kurang
setuju dengan pernyataan tersebut. Dan selanjutnya diperoleh data hasil
angket 3% responden menyatakan tidak setuju dan 3% sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
peneliti dengan siswa terkait penyebab responden kurang setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut yang diantaranya:
51% 43%
3% 3%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
83
83
Hasil wawancara dengan siswa (Anggie) mengatakan :
“ Bagaimana saya bisa menerima materi yang disampaikan sedangkan
saya tidak paam bila belajar fisika dilakukan secara daring. Jadi saya tidak
setuju dengan pernyataan tersebut”.
Siswa ( quendi hendrawati) mengatakan :
“Niat belajar fisika secara daring tidak ada, bagaimana saya bisa
menerima materi yang disampaikan guru yang disampaikan secara daring.
Motivasi saya belajar fisika secara daring juga tidak ada. Dan ini
mempersulit saya untuk memahami dan materi fisika tersebut. Oleh karena
itu saya sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut”.
Gambar 4.17 Pernyataan selama proses pembelajarn secara daring siswa
selalu melatih kemampuan dirinya secara mandiri dirumah masing-masing.
Dari segi melatih kemampuan diri sendiri, hasil angket yang telah
didisi siswa diperoleh 60% responden menyatakan setuju dengan pernyataan
“Selama proses pembelajarn secara daring siswa selalu melatih kemampuan
dirinya secara mandiri dirumah masing-masing”. Kemudian diperoleh hasil
data kuesioner yang telah diisi siswa 27% responden kurang setuju dan 11%
menyatakan tidak setuju dan 2% sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Hasil wawancara menunjukkan :
Hasil wawancara dengan siswa ( quendi hendrawati) :
60% 27%
11% 2%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
84
84
“ Benar saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut, dikarenakan
saya jarang belajar dirumah, motivasi ingin belajar tidak ada, sehingga
niat belajar pun tidak ada”.
Siswa (Nadia) juga mengatakan :
“ Saya tidak sering belajar dirumah selama pembelajaran dilakukan
secara daring. Dikarenakan saya kurang paham dengan materi dan hal ini
membuat saya menjadi malas untuk belajar”.
Gambar 4.18 Pernyataan siswa mampu mengembangkan materi yang telah
dipelajari atau yeng telah diajarkan.
Dari segi mengembangkan materi yang sudah dipelajari, hasil angket
yang telah di isi siswa menunjukkan 52% responden menyatakan setuju
dengan pernyataan “Siswa mampu mengembangkan materi yang telah
dipelajari atau yeng telah diajarkan”. Sedangkan responden yang kurang
setuju dengan pernyataan tersebut diperoleh data sebanyak 37%.
Selanjutnya data responden yang menyatakan tidak setuju yaitu sebanyak
11% dan 0% sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil
wawancara peneliti dengan siswa bernama menjelaskan:
Hasil wawancara siswa (Nadia) mengatakan :
“ saya kesulitan dalam belajar materi fisika, dikarenakan ketidaktahuan
saya terhadap materi membuat saya tidak terlalu bisa dalam pelajaran ini”.
Siswa (Siti aisah) juga mengatakan:
“ Saya sudah berusaha semampu saya dalam memahami materi fisika.
Tetapi tetap saja motivasi dan rasa semangat saya dalam belajar fisika
52% 37%
11% 0%
Hasil responden
SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
85
85
tidak ada. Dikarenakan susah sehingga membuat saya kurang mampu
dalam mengembangkan materinya”.
Gambar 4.19 Pernyataan pada saat penutup guru merangkum materi yang
telah dijelaskan untuk dipelajari kembali oleh siswa.
Selanjutnya dilihat dari segi penutup, didapatkan asil isian angket
75% responden menyatakan setuju dengan pernyataan “Pada saat penutup
guru merangkum materi yang telah dijelaskan untuk dipelajari kembali oleh
siswa”. Kemudian diperoleh hasil data angket sebanyak 15% responden
menyatakan kurang setuju, dan 8% responden menyatakan tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Penjelasan ini diperkuat dengan hasil
wawancara peneliti dengan siswa bernama yang menyatakan :
Hasil wawancara siswa (Quendi hendrawati) mengatakan :
“Materi yang telah disampaikan tidak pernah dirangkum oleh guru.
Kami mencatat dan merangkum sendiri”.
Siswa (feby berliana) juga mengatakan :
“Guru hanya memberikan catatan materi, tidak pernah merangkum
materi pada saat mengakhiri pembelajaran. Saya sebagai siswa terkadang
malas ngerangkum sendiri”.
Sesuai dengan pemaparan diatas terkait dengan aspek waktu, maka
diperoleh masing-masing persentase sebagai berikut:
a) Sebelum mengawali proses pembelajaran siswa selalu mempersiapkan
dirinya dan diperoleh 78% menjawab setuju dengan pernyataan ini.
75%
15%
8%
2%
Hasil responden
S KS TS STS
86
86
b) Siswa menerima dan memahami materi yang disampaikan guru melalui
pembelajaran secara daring dan diperoleh 51% setuju dengan
pernyataan ini.
c) Selama proses pembelajarn secara daring siswa selalu melatih
kemampuan dirinya secara mandiri dirumah masing-masing dan
diperoleh 60% menjawab setuju dengan pernyataan ini.
d) Siswa mampu mengembangkan materi yang telah dipelajari atau yang
telah diajarkan dan diperoleh 52% menjawab setuju dengan pernyataan
ini.
e) Pada saat penutup guru tidak melakukan apapun hanya sekedar
menutup pembelajaran saja dan diperoleh 75% menjawab setuju dengan
pernyataan ini.
Sehingga dengan penjelasan ini dapat dikategorikan bahwa persepsi
siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring dilihat dari aspek
waktu adalah positif.
b. Deskripsi hubungan efektivitas pembelajaran fisika secara daring
terhadap hasil belajar siswa.
Tabel 4.6 Hasil nilai semester genap siswa kelas X MM 1 dan X MM 2
NO NAMA NILAI
1 AULIA RAHMADANI 89
2 NAWANG MULAN SYAHNAYA 89
3 ZUAN VIVALDI 89
4 INDAH KUSUMA WATI 88
5 MELANI DEFRI YANTI 88
6 MOHAMAD BINTANG EFRIZA 88
7 WISNU PRASETYO 88
8 KHAILA AURA NURULHADI 87
9 ARJUNA SUPRAGITA 86
10 CERRY NOVIYANTI 86
11 NABIEL FATAHILLAH 85
87
87
12 AURA LOVIA 84
13
MUHAMMAD FEBRIANTO TRI
TANDY 84
14 ACHMAD RAYYAN HIBRIZI 83
15 M. ARYA PRATAMA 83
16 AHMAD FADLAN AL HARISI 83
17 NANDA AULIA PUTRI 83
18 MARZUKI 81
19 ALFAREDHO MAHAPUTRA 81
20 IQBAL SIREGAR 80
21
QUEEN'DI HENDARWATI
KUMALA AHDA 80
22 RAMADHAN AL JANI 80
23 FEBRIAN SAPUTRA 80
24 DHIMAS RIZKAN SYAH 79
25 GEBBY PATIKA SARI 79
26 M.LUTHFI 79
27 NIZA TRYA ROHMA PUTRI 79
28 MAHESYA CHANDA ALYA 79
29 SITI AISAH 79
30 ANGGIE 78
31 DWI FEBRIAN SYAH 78
32 FEBY BERLIANA BUTAR-BUTAR 78
33 MUHAMMAD REYHAN 78
34 YUKEN 78
35 AJI NUGRAHA RAMADAN 77
36 M.REZA AKBAR 77
37 RD. ABDURRASYID 77
38 BINTANG KURNIAWAN 77
39 MUHAMMAD SYARIF HIDAYAH 77
88
88
40 NADIA 77
41 RADIT ARDIANSYAH 77
42 RIPAK AFRIYANATA 77
43
AHMAD RAFLY MAUDY
PRATAMA 76
44 ARIF RAHMAN 76
45 CICI WULANDARI 76
46 FACHRURROZI 76
47 FIZRY ANDRA CAESARIO 76
48 GALANG RAMADHAN ALBANJARI 76
49 IZZAH FADHILAH 76
50
MUHAMMAD NAFIZ NOVAISHIAM
DAHENDRA 76
51 NOPEA RAMADAN 76
52 NOVAL MAYLANO 76
53 RAHMAT ARKAN 76
54 AHMAD ILHAM 76
55 ALDI SAPUTRA 76
56
FOUR DIANTI EDDYTIA OXY
DANUARSA 76
57 IRFANNY PUTRA RAMADHAN 76
58 KEVIN WIRA FAHLEVI 76
59 M.HASBI ASSHIDIQI 76
60 NAUFAL IKBAR 76
61 OKTO KARLO SIMANJUNTAK 76
62 VIKRAN SURYA ROMADHAN 76
63 CINTA PUJA KINANTI 75
64 AMANDA AFRILIA 75
65 FERDIO ROMADHON 75
66 GEMMA ALGHANIYYU 75
89
89
67 M. A. LUTFHI PANGESTU 75
68 MUHAMMAD NUR RIZKY 75
69 MUHAMMAD RIZA RAMADHAN 75
Tabel 4.6 merupakan nilai hasil belajar kelas X MM 1 dan X MM 2
yang dilakukan secara daring. Sumber nilai yaitu dari guru pamong fisika
yang mengajar kelas tersebut (Eka emilia trisna, S.Pd). Selama proses
penelitian, peneliti juga melakukan wawancara secara terbuka dengan
berberapa siswa. Dengan ini didapatkan beberapa data yang peneliti
temukan terkait penyebab nilai siswa rendah dan tinggi selama
pembelajaran dilakukan secara daring. Adapun penyebab tingginya nilai
siswa yaitu antara lain sebagai berikut :
1) Selama pembelajaran dilakukan secara daring, waktu belajar siswa
tidak hanya pada saat jam sekolah saja melainkan pada waktu tertentu
mereka sering belajar secara mandiri.
2) Mengumpulkan tugas tepat waktu.
3) Tidak bolos pada jam pelajaran.
4) Siswa selalu mencatat setiap materi yang diberikan guru dan
menonton video terkait materi yang dibagikan oleh guru.
5) Berlangganan ruang guru..
6) Aktif bertanya kepada teman dan guru apabila kesulitan dalam
memahami materi.
Permaparan diatas juga dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti
dengan siswa (Melani Defri Y) yang mengatakan :
“Selama pembelajaran dilakukan secara daring, saya lebih aktif
bertanya dengan guru apabila saya kesulitan dalam memahami materi.
Selain itu saya juga meluangkan waktu untuk belajar mandiri dirumah.
Saya tidak pernah bolos pada jam sekolah, dan saya selalu mengirimkan
tugas tepat pada waktu yang diberikan guru”.
90
90
Hasil wawancara dengan siswa (Aulia Ramadhani) mengatakan :
“Dari segi belajar dirumah saya terbilang jarang. Pembelajaran yang
dilakukan secara daring membuat semua siswa kesulitan dalam
memahami materi, apalagi materi fisika. Saya biasa kesulitan dalam
memahami rumus dan perhitungan. Jika saya kesulitan dalam memahami
hitungan dan rumus, saya bertanya teman cara mencari jalan rumus.
Selama pembelajaran dilakukan secara daring, saya tidak hanya
mengandalkan sumber dari guru saja, melainkan mencari setiap kesulitan
di google. Selain itu juga saya biasa bertanya dan meminta bantuan
kakak laki-laki saya. Biasanya waktu luang saya gunakan untuk belajar
dan mencatat materi yang ketinggalan. Dari segi sumber materi yang
diberikan guru cukup membantu saya dalam memahami. Saya selalu
hadir pada jam sekolah, dan tidak pernah bolos terkecuali saya sakit.
Selanjutnya saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan tidak
menunda-nunda”.
Hasil wawancara dengan siswa ( Wisnu Prasetyo) juga mengatakan :
“ pembelajaran fisika yang dilakukan secara daring tergolong sulit
bagi saya. Saya sering kesulitan dalam memahami perhitungan rumus.
Tapi materi yang diberikan guru lengkap menurut saya. Guru
memberikan catatan materi, video sesuai dengan materi, dan juga ada
sumber-sumber tertentu yang guru berikan untuk pedoman belajar kami
dirumah. Disaat saya kesulitan dalam mempelajari rumus, saya selalu
bertanya langsung kepada guru. Tidak hanya pada jam sekolah saja saya
bertanya, tetapi pada jam libur pun jika saya lagi belajar mandiri saya
tidak segan untuk menceritakan kesulitan saya kepada guru.
Alhamdulillah gurunya baik, jadi guru pun menjawab setiap pertanyaan
saya dan memberikan saya arahan. Saya jarang belajar dirumah. Namun
saya juga tidak malas dalam mengulang kembali belajar materi yang
telah dipelajari. Saya memiliki waktu-waktu tertentu untuk belajar. Dan
pada detik mau ujian saya lebih meluangkan waktu saya untuk
memeplajari materi kembali. Dalam pengumpulan tugas saya berusaha
91
91
tepat waktu. Dan saya selalu hadir dalam proses pembelajaran.
Terkecuali saya berhalangan dikarenakan sakit atau acara keluarga yang
penting dan tidak bisa ditinggalkan”.
Hasil wawancara dengan siswa ( Alfaredo mahaputra) yang mengatakan :
“Dari segi materi yang diberikan guru melalui MLS, itu sangat
membantu saya dalam belajar. Saya jarang belajar dirumah, tapi saya
selalu mencatat materi yang diperintahkan guru. Pada saat jam sekolah
saya fokus dengan pembejalajaran yang sedang berlangsung. Apabila
saya mengalami kesulitan dalam memahami materi saya aktif bertanya
dengan guru, dan juga teman yang menurut saya bisa membantu dalam
memahami materi saya pun tidak malu untuk bertanya. Saya tidak pernah
bolos pada jam sekolah, dan dalam segi pengumpulan tugas saya selalu
tepat waktu. Dari segi belajar dirumah secara mandiri, saya terbilang
sangat jarangd. Namun jika detik-detik ujian saya kembali fokus dalam
belajar”.
Adapun penyebab rendahnya nilai siswa kelas X MM 1 dan X MM 2
yaitu dikarenakan beberapa hal seperti berikut ini:
1) Tidak mendownload catatan materi fisika dari guru.
2) Tidak menonton video dari guru dikarenakan keterbatasan kuota
internet.
3) Sinyal lemah untuk mendownload dan nonton materi.
4) Jarang mencatat materi.
5) Keterlambatan dalam mengumpulkan tugas.
6) Jarang belajar dirumah, hanya belajar pada jam sekolah dan pada saat
mau ujian, .
7) Hanya mengandalkan materi dari guru.
Beberapa poin diatas merupakan hasil wawancara peneliti dengan
siswa. Untuk lebih jelasnya hasil wawancara siswa (Izzah fadhilah)
mengatakan :
“ Saya jarang mendownload materi yang dikirim guru. Belajarpun
saya jarang dirumah. Hanya belajar pada saat mau ujian. Dan itupun
92
92
saya belajar dengan catatan yang seadanya. Dikarenakan saya jarang
mencatat materi yang diberikan guru. Bukan karena saya pemalas
mencatat dan menonton video yang diberikan guru. Melainkan
dikarenakan keterbatasan kuota internet dan juga sinyal ditempat saya
tergolong lemah. Selain itu juga saya suka kesulitan dalam mengirimkan
file tugas dikarenakan sinyal kurang bagus sehingga saya sering telat
dalam pengumpulan tugas”.
Hasil wawancara dengan siswa ( Amanda afrilia) mengatakan:
“Saya jarang belajar dirumah, dikarenakan saya juga jarang
mencatat materi yang diberikan guru. Kurangnya sinyal dikampung
merupakan salah satu alasan bagi saya untuk tidak bisa mendownload
apalagi menonton materi berbrntuk viedo dari youtube. Karena hal ini
juga menjadi salah satu penghambat saya dalam belajar. Terkadang niat
belajar itu ada. Akan tetapi karena saya jarang mencatat, sehingga
membuat saya lupa dengan setiap materi yang telah guru ajarkan setiap
kali pertemuan. Dari segi sekolah pun terkadang saya suka telat absen di
LMS. Dikarenakan sinyal lemah dan terkadang sinyal hilang disaat jam-
jam tertentu. Dari segi pengumpulan tugas saya terkadang suka tidak
tepat waktu”.
Siswa (Gemma alganiyyu) juga mengatakan :
“Selama pembelajaran dilakukan secara daring saya suka kesulitan
untuk mengikuti proses pembelajaran. Dari segi sinyal hal ini menjadi
salah satu faktor utamanya. Dikarenakan di kampung saya sinyal
tergolong lelet. Saya kesusahan dalam mendownload materi yang
dikirimkan guru lewat telegram, LMS, dan juga berbentuk video dari
youtube. Mau menonton video itu susah sekali, sehingga membuat saya
tidak begitu semangat dalam belajar. Dan mengikuti pembelajaranpun
hanya absen. Saya jarang mecatat materi dari guru, dikarenakan karena
susah mendownload membuat saya lupa untuk mencatat atau
mendownload materi disaat sinyal bagus. Hal ini membuat kami sadar
bahwa nilai kami rendah karena kurangnya sikap kami dalam belajar
93
93
selama jam sekolah dan dirumah”.
Selanjutnya hasil wawancara dengan siswa ( Cinta Puja K) mengatakan :
“Saya kurang bisa mengihitung apa lagi memahami rumus.
Pembelajaran yang dilakukan secara dari membuat saya malas dalam
belajar. Guru sealalu memberikan materi, namun tetap saja saya tidak
bisa memahami materi tersebut. Dirumah pun saya tergolong jarang
belajar dikarenakan penyebab utama yaitu saya tidak suka pembelajaran
daring. Tapi mau bagaimana lagi semuanya mengharuskan untuk belajar
dari rumah. Dari segi pengumpulan tuga saya selalu tepat waktu. Dan
saya juga tidak pernah bolos, hanya saja saat pembelajaran secara
daring berlangsung saya tidak terlalu fokus dengan pembelajaran
tersebut”.
94
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan maka di peroleh sebuah kesimpulan yaitu :
Dari segi persepsi guru terhadap efektivitas pembelajaran fisika yang
dilakukan secara daring diperoleh hasil yaitu pembelajaran berjalan baik
dan berjalan dengan efektif. Baik dilihat dari segi aspek pendahuluan, aspek
kegiatan inti, dan juga dari aspek penutup. Jawaban wawancara diatas
bersifat refleksi yang di isi langsung oleh guru. Dengan ini bisa di
simpulkan guru menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab
selama proses pembelajaran dilakukan secara daring. Hal ini bisa dilihat
pada hasil jawaban wawancara yang di jawab guru pada sub pembahasan.
Dari segi persepsi siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika
secara daring di SMKN 1 Kota Jambi, dari setiap aspek di peroleh hasil
persentase responden yang menjawab setuju yaitu Rata-rata lebih dari 50%.
hal ini menunjukkan bahwa dari sisi persepsi siswa terhadap efektivitas
pembelajaran fisika yang dilakukan secara daring memiliki respon yang
positif dan efektif. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar fisika siswa
semester genap yang menunjukan sebuah nilai hasil belajar yang rata-rata
setiap siswa diatas 75.
B. Saran
1. Guru harus mampu menciptakan suasana yang bisa menjadi faktor
penyebab siswa termotivasi untuk melakukan proses pembelajaran.
2. Guru hendaknya menggunakan berbagai media daring guna supaya
siswa tidak bosan dengan media yang sama.
3. Guru hendaknya tidak hanya memberikan siswa materi lalu disuruh
mencatat, harusnya menjelaskan terlebih dahulu kepada siswa supaya
siswa lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari.
4. Guru seharusnya jangan hanya mengandalkan karya orang lain dalam
95
95
mengajar, berusahalah menggunakan kemampuan sendiri dalam
mengajar. Karena siswa lebih cepat paham jika karya guru mereka
sendiri yang dijadikan pedoman belajar.
5. Siswa seharusnya lebih aktif bertanya dengan guru atau dengan teman
supaya jika ada kesulitan dalam memahami materi, guru bisa
membantu dengan menjawab setiap pertanyaan dan kesulitan siswa.
6. Siswa harus lebih giat belajar dirumah secara mandiri. Dan tidak
hanya belajar pada saat jam sekolah saja. Supaya siswa bisa merasa
mudah dalam memahami setiap materi yang telah dipelajari.
96
96
DAFTAR PUSTAKA
Sadikin, Ali, and Afreni Hamidah. 2020. “Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah
Covid-19.” Biodik 6(2): 109–19.
Dr.farida Nugrahani MH. dalam Penelitian Pendidikan Bahasa.
2014;1(1):305.http://ejournal.usd.ac.id/index.php/LLT%0Ahttp://jurnal.unta
n.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/11345/10753%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1016/j.sbspro.2015.04.758%0Awww.iosrjournals.org
SEJ (School Education Journal) Vol. 8. No 2 Juni 2018,” vol. 8, no. 2, 2018.
Permata, Andira, and Yoga Budi Bhakti. 2020. “Keefektifan Virtual Class Dengan
Google Classroom Dalam Pembelajaran Fisika Dimasa Pandemi Covid-19.”
JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah) 4(1): 27–33.
Mulyadi, Eko. 2020. “Pembelajaran Daring Fisika Melalui Whatsapp , Google
Form , Dan Email Dalam Capaian Presensi Aktif Dan Online Physics
Learning Via Whatsapp , Google Form , and Email in the Achievement of
Active Presence And.” Jurnal Karya Ilmiah Guru 5(1): 34–41.
Nuriansyah, Fazar. 2020. “Efektifitas Penggunaan Media Online Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Saat
Awal Pandemi Covid-19.” Jurnal Pendididikan Ekonomi Indonesia 1(2):
61–65. https://ejournal.upi.edu/index.php/JPEI/article/view/28346.
Kurniawati, Inung Diah, and Sekreningsih - Nita. 2018. “Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Mahasiswa.” DoubleClick: Journal of Computer and Information
Technology 1(2): 68.
Khusniyah, Nurul Lailatul, and Lukam Hakim. 2019. “Efektifitas Pembelajaran
Berbasis Daring :” Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan 17(1): 19–
33.
Hanum, Numiek Sulistyo. 2013. “Keefetifan E-Learning Sebagai Media
Pembelajaran (Studi Evaluasi Model Pembelajaran e-Learning SMK
Telkom Sandhy Putra Purwokerto).” Jurnal Pendidikan Vokasi 3(1): 90–
102.
97
97
Kurniawati, Inung Diah, and Sekreningsih - Nita. 2018. “Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Mahasiswa.” DoubleClick: Journal of Computer and Information
Technology 1(2): 68.
L. V. No, P. Siswa, O. Tua, D. A. N. Guru, and T. P. E-learning, “DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII-A DI MTSN 2
BANJARMASIN,” vol. 4, no. 1, 2021.
Khusniyah, Nurul Lailatul, and Lukam Hakim. 2019. “Efektifitas Pembelajaran
Berbasis Daring :” Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan 17(1): 19–
33.
Mustakim. 2020. “Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online
Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika the
Effectiveness of E-Learning Using Online Media During the Covid-19
Pandemic in Mathematics.” Al asma: Journal of Islamic Education 2(1): 1–
12.
Goto, T., H. Saiki, and H. Onishi. 1982. “Studies on Wood Gluing - XIII:
Gluability and Scanning Electron Microscopic Study of Wood-
Polypropylene Bonding.” Wood Science and Technology 16(4): 293–303.
P. Hasil et al., “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran
Keterampilan Dasar Komunikasi Di SMK Negeri 1 Bogor – Maisaroh dan
Rostrieningsih,” pp. 157–172.
Ayu D, Nova O, Lestari NA. ANALISIS PERSEPSI SISWA TERHADAP
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ECOPEDAGOGY DENGAN
METODE DARING SELAMA PANDEMI COVID-19. 2021;7:19-26.
Hardani, Andriani H, Ustiawaty J, et al. Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif.; 2020. https://perpustakaan.gunungsitollikota.go.id
Salim dan Sahrum. Metodologi Penelitian Kualitatif.pdf. Published online
2012:1-397.
98
98
Abdullah, “Hambatan Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk Wiraswasta Kota
Cimahi,” Univ. Pendidik. Indones., 2009.
Pembelajaran MK, Ananda O, Elyas H. Penggunaan model pembelajaran e-
learning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. 2018;(April)
Encyclopedia, “Manajemen Sarana dan Prasaran Penjasorkes di SD Negeri Kota
Bengkulu,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2019.
99
99
LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket persepsi siswa terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara
daring.
ANGKET RESPON PERSEPSI SISWA TERHADAP EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN FISIKA SECARA DARING (ONLINE)
I. INDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
II. PENGANTAR:
1. Angket ini diedarkan kepada anda dengan maksud untuk mendapatkan
informasi sehubungan dengan penelitian tentang persepsi guru dan siswa
terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring.
2. Partisipasi anda dalam bentuk apapun pada angket ini sangat membantu kami
dalam mendapatkan informasi yang diharapkan.
III. PETUNJUK PENGISISAN ANGKET:
1. Sebelum menjawab pertanyaan, bacalah petunjuk dengan cermat.
2. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda dianggap paling tepat, sesuai
kenyataan, dan paling benar adanya dengan cara memberi tanda ceklis ()
pada kolom yang tepat dan sesuai dari setiap pertanyaan.
4. Keterangan : Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat
Tidak Setuju (STS).
5. Setiap jawaban yang anda jawab semuanya benar tidak ada yang salah, oleh
karena itu kami mohon jawablah semua pertanyaan sesuai dengan keadaan
yang benar-benar anda alami dengan jujur. Karena penulis menjamin bahwa
jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
100
100
IV. PERNYATAAN
NO Pernyataan Penilaian
S KS TS STS
1 Kondisi ekonomi siswa memungkinkan
untuk dilaksanakannya pembelajaran
secara daring.
2 Kondisi ekonomi siswa susah dan
mempersulit siswa dalam proses
pembelajaran secara daring.
3 Fasilitas dari sekolah sangat baik dan
sangat membantu siswa dalam proses
pembelajaran.
4 Fasilitas dari sekolah sangat buruk,
akibatnya menyulitkan siswa dalam
proses pembelajaran.
5 Kemampuan guru pada saat proses
pembelajaran secara daring tidak
diragukan lagi.
6 Kurangnya kemampuan guru pada saat
proses pembelajaran secara daring.
7 Sumber bahan ajar yang disediakan dan
diberikan oleh guru sangat membantu
siswa dalam proses belajar.
8 Kurangnya sumber bahan ajar dari guru
membuat pemahaman siswa kurang
terkait materi yang diajarkan.
9 Media dan metode yang digunakan guru
dalam mengajar mudah diterima siswa
dan membantu siswa paham dengan
materi yang disampaikan.
101
101
10 Media dan metode yang digunakan guru
kurang baik dan tidak membantu siswa
dalam proses pembelajaran.
11 Sebelum melakukan proses
pembelajaran siswa selalu
mempersiapkan dirinya, terutama
kesehatan diri.
12 Siswa kurang peduli terhadap kesehatan
diri sendiri.
13 Siswa selalu mempersiapkan segala
macam kebutuhan yang bersangkutan
dengan pembelajaran.
14 Siswa hanya mengikuti proses
pembelajaran tanpa mempersiapkan
segala macam kebutuhan dalam
pembelajaran.
15 Guru sangat terampil dalam mengajar
membuat siswa senang dan mampu
menerima materi yang diajarkan.
16 Guru kurang terampil dalam mengajar
membuat siswa jenuh dan bosan dalam
belajar.
17 Motivasi belajar siswa lebih meningkat
semenjak diterapakan pembelajaran
secara daring.
18 Pembelajaran secara daring tidak
memberikan dampak apapun terhadap
siswa dan membuatnya kurang tertarik
untuk belajar.
19 Guru sangat aktif dalam menjelaskan
materi mulai dari awal hingga akhir
102
102
proses pembelajaran.
20 Guru tidak aktif dalam menjelaskan
materi kepada siswa membuat siswa
kesulitan dalam memahami materi.
21 Guru selalu memberikan apresiasi
kepada siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
22 Guru selalu serius dalam proses
pembelajaran dan tidak pernah
memberikan apresiasi kepada siswa.
23 Dalam proses pembelajaran berlangsung
guru selalu menunjukan kebiasaan
belajar yang baik.
24 Dalam proses pembelajaran berlangsung
guru tidak mencontohkan kebiasaan dan
perilaku yang baik.
25 Sebelum mengawali proses
pembelajaran siswa selalu
mempersiapkan dirinya.
26 Siswa tidak peduli terhadap persiapan
sebelum mengawali pembelajaran.
27 Siswa menerima dan memahami materi
yang disampaikan guru melalui
pembelajaran secara daring.
28 Pembelajaran yang dilakukan secara
daring membuat siswa kesusahan dalam
memahami materi yang dijelaskan guru.
29 Selama proses pembelajarn secara
daring siswa selalu melatih kemampuan
dirinya secara mandiri dirumah masing-
masing.
103
103
30 Selama proses pembelajaran secara
daring siswa tidak melatih kemampuan
dirinya kembali dirumah.
31 Siswa mampu mengembangkan materi
yang telah dipelajari atau yeng telah
diajarkan.
32 Siswa tidak bisa mengembangkan materi
yang telah diajarkan karena kuragnya
pemahaman dalam pembelajaran.
33 Pada saat penutup guru merangkum
materi yang telah dijelaskan untuk
dipelajari kembali oleh siswa.
34 Pada saat penutup guru tidak melakukan
apapun hanya sekedar menutup
pembelajaran saja.
Lampiran 2 Lembar validasi Angket persepsi siswa terhadap efektivitas
pembelajaran fisika secara daring.
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
Lampiran 3 Pedoman wawancara persepsi guru terhadap efektivitas pembelajaran
fisika secara daring di SMK N 1 Kota Jambi.
PEDOMAN WAWANCARA PERSEPSI GURU TERHADAP
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA SECARA DARING (ONLINE)
1. INDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
2. PENGANTAR:
a. Pedoman ini diberikan kepada bapak/ibu dengan maksud untuk
mendapatkan informasi sehubungan dengan penelitian tentang
persepsi guru terhadap efektivitas pembelajaran fisika secara daring.
b. Partisipasi bapak/ibu dalam bentuk apapun pada soal jawaban
wawancara ini sangat membantu kami dalam mendapatkan informasi
yang diharapkan.
3. PETUNJUK PENGISISAN ANGKET:
a. Sebelum menjawab pertanyaan, bacalah petunjuk dengan cermat.
b. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti.
c. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut bapak/ibu dianggap paling
tepat, sesuai kenyataan, dan paling benar adanya dengan cara memberi
tanda ceklis () pada kolom yang tepat dan sesuai dari setiap
pertanyaan.
d. Keterangan : Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS).
e. Setiap jawaban yang bapak/ibu jawab semuanya benar tidak ada yang
salah, oleh karena itu kami mohon jawablah semua pertanyaan sesuai
dengan keadaan yang benar-benar bapak/ibu alami dengan jujur.
Karena penulis menjamin bahwa jawaban yang diterima hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
109
109
Pertanyaan:
No Pertanyaan Penilaian
S KS TS STS
1 Apakah ibu mengawali pembelajaran
dengan
berdoa dan mengcap salam terlebih
dahulu?
2 Apakah ibu menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa?
3 Apakah ibu menyampaikan
kompetensi dasar, indikator dasar, dan
indikator pencapaian kepada siswa?
4 Apakah dalam mengajar ibu
menghubungkan pembelajaran
sebelumnya dan motivasi siswa?
5 Apakah ibu mengecek kemampuan
siswa?
6 Apakah ibu menjelaskan materi
pembelajaran dengan bantuan media
e-learning?
7 Apakah ibu mengembangkan dan
mempresentasikan materi kepada
siswa?
8 Apakah ibu menanggapi pertanyaan
atau gagasan dari siswa?
9 Apakah ibu Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah?
10 Apakah ibu memberikan semacam
penghargaan atau apresiasi pada
110
110
siswa?
11 Apakah ibu menyimpulkan materi
pembelajaran pada akhir
pembelajaran?
12 Apakah ibu meminta siswa untuk
mempelajari materi yang telah
disampaikan dirumah masing-masing?
13 Apakah ibu menginformasikan materi
untuk pertemuan berikutnya?
14 Apakah diakhir pembelajaran ibu
menutup pembelajaran dengan
memberikan salam?
Lampiran 4 Nilai hasil belajar fisika semester genap kelas X MM 1 SMK N 1
Kota Jambi.
NO Nama
Nilai
Pengetahuan
Nilai
Keterampilan
Nilai
Akhir Predikat
1
ACHMAD
RAYYAN
HIBRIZI 83 83 83 B+
2
AHMAD
RAFLY
MAUDY
PRATAMA 76 75 76 B
3
AJI NUGRAHA
RAMADAN 78 75 77 B
4 ARIF RAHMAN 76 75 76 B
5
ARJUNA
SUPRAGITA 87 82 86 A-
111
111
6
AULIA
RAHMADANI 89 88 89 A-
7 AURA LOVIA 85 83 84 B+
8
CERRY
NOVIYANTI 87 85 86 A-
9
CICI
WULANDARI 76 75 76 B
10
CINTA PUJA
KINANTI 75 75 75 B
11
DHIMAS
RIZKAN SYAH 79 79 79 B
12 FACHRURROZI 76 75 76 B
13
FIZRY ANDRA
CAESARIO 76 75 76 B
14
GALANG
RAMADHAN
ALBANJARI 76 75 76 B
15
GEBBY
PATIKA SARI 80 78 79 B
16
INDAH
KUSUMA WATI 88 87 88 A-
17
IQBAL
SIREGAR 80 79 80 B+
18
IZZAH
FADHILAH 76 75 76 B
19
KHAILA AURA
NURULHADI 88 85 87 A-
20
M. ARYA
PRATAMA 83 82 83 B+
21 M.LUTHFI 79 80 79 B
112
112
22
M.REZA
AKBAR 77 76 77 B
23 MARZUKI 80 82 81 B+
24
MELANI DEFRI
YANTI 89 84 88 A-
25
MUHAMMAD
FEBRIANTO
TRI TANDY 84 84 84 B+
26
MUHAMMAD
NAFIZ
NOVAISHIAM
DAHENDRA 76 75 76 B
27
NABIEL
FATAHILLAH 86 83 85 A-
28
NAWANG
MULAN
SYAHNAYA 89 88 89 A-
29
NIZA TRYA
ROHMA PUTRI 79 79 79 B
30
NOPEA
RAMADAN 76 75 76 B
31
NOVAL
MAYLANO 76 75 76 B
32
QUEEN'DI
HENDARWATI
KUMALA
AHDA 81 78 80 B+
33
RAHMAT
ARKAN 77 75 76 B
34
RAMADHAN
AL JANI 79 81 80 B+
113
113
35
RD.
ABDURRASYID 77 76 77 B
Lampiran 5 Hasil nilai belajar fisika semester genap kelas X MM 2 SMK N 1
Kota Jambi.
No Nama
Nilai
Pengetahuan
Nilai
Keterampilan
Nilai
Akhir Predikat
1
AHMAD FADLAN AL
HARISI 84 82 83 B+
2 AHMAD ILHAM 76 77 76 B
3 ALDI SAPUTRA 77 75 76 B
4
ALFAREDHO
MAHAPUTRA 82 80 81 B+
5 AMANDA AFRILIA 75 75 75 B
6 ANGGIE 77 81 78 B
7
BINTANG
KURNIAWAN 75 80 77 B
8 DWI FEBRIAN SYAH 78 78 78 B
9 FEBRIAN SAPUTRA 81 77 80 B+
10
FEBY BERLIANA
BUTAR-BUTAR 78 78 78 B
11
FERDIO
ROMADHON 75 75 75 B
12
FOUR DIANTI
EDDYTIA OXY
DANUARSA 76 75 76 B
13
GEMMA
ALGHANIYYU 75 75 75 B
14
IRFANNY PUTRA
RAMADHAN 76 77 76 B
114
114
15
KEVIN WIRA
FAHLEVI 77 75 76 B
16
M. A.LUTFHI
PANGESTU 75 76 75 B
17 M.HASBI ASSHIDIQI 75 77 76 B
18
MAHESYA CHANDA
ALYA 78 80 79 B
19
MOHAMAD
BINTANG EFRIZA 89 85 88 A-
20
MUHAMMAD NUR
RIZKY 75 76 75 B
21
MUHAMMAD
REYHAN 79 77 78 B
22
MUHAMMAD RIZA
RAMADHAN 75 75 75 B
23
MUHAMMAD
SYARIF HIDAYAH 78 75 77 B
24 NADIA 77 77 77 B
25
NANDA AULIA
PUTRI 83 82 83 B+
26 NAUFAL IKBAR 76 75 76 B
27
OKTO KARLO
SIMANJUNTAK 76 77 76 B
28
RADIT
ARDIANSYAH 76 79 77 B
29
RIPAK
AFRIYANATA 77 77 77 B
30 SITI AISAH 79 79 79 B
31
VIKRAN SURYA
ROMADHAN 76 75 76 B
115
115
32 WISNU PRASETYO 89 85 88 A-
33 YUKEN 77 79 78 B
34 ZUAN VIVALDI 90 88 89 A-
Lampiran 6 Wawancara peneliti dengan siswa.
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
Lampiran 7 hasil tugas harian dan hasil ulangan siswa.
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
Lampiran 8 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Sep Nov Des Feb Maret April Mei jun Jul
4 1 3 1 4 1 3 2 4 3 3 3 4 2 4 2 4
1 Pengajuan
judul
2 Pembuata
n proposal
3 Pengajuan
dosen
pembimbi
ng
4 Bimbinga
n proposal
5 Pengajuan
seminar
6 Seminar
proposal
7 Perbaikan
proposal
8 Observasi
9 Riset
10 Penulisan
BAB 1V
Dan V
11 Bimbinga
n Skripsi
BAB 1V
127
127
Dan V
12 Batas
akhir
Bimbinga
n dan
Skripsi
13 Ujian
Munaqosa
h
128
128
CURICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi
Nama : Dea Andika
Nim : 206172901
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Desa Muara kibul, 02 juli 1998
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Hobi : Membaca dan berbisnis
Alamat : Desa muara kibul, kec. Tabir barat,
Kab. Merangin.
No Hp : 082179739862
Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. SD : SD 127 Desa muara kibul
2. SMP : SMP 2 Kuamang kuning unit IX,
Muara Bungo.
3. MAN : MAN 1 Muara Bungo
4. Perguruan Tinggi : Universitas islam negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
C. Kemampuan
1. Berbisnis dll
D. Organisasi
1. Rohis
2. PMR
3. PMII