persamaan kebudayaan bali dan lombok

12
Persamaan Kebudayaan Bali dan Lombok Kebudayaab Lombok PULAU LOMBOK (UTS I) Nama: Edwina Yustitya Nim:4423107030 GEOGRAFIS Pete Lombok Lombok merupakan salah satu pulau yang terletak di provinsi Nusa tenggara barat. Pulau Lombok merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di NTB dengan luas wilayah sekitar 5.435 km². Lombok terletak pada koordinat 116.351° BT dan 8.565° LS. •Batas Wilayah Sebelah Utara Dengan : Laut Jawa Sebelah Selatan Dengan : Samudera Indonesia Sebelah Barat Dengan : Selat Lombok dan Bali Sebelah Timur Dengan : Pulau Sumbawa •Pembagian Administratif Pemerintahan Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi empat Daerah Tingkat II:

Upload: rino-comp

Post on 20-Nov-2015

484 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Persamaan dari budaya bali dan lombok merupakan suatu persamaan yang.......................................................................................................

TRANSCRIPT

Persamaan Kebudayaan Bali dan LombokKebudayaab Lombok

PULAU LOMBOK (UTS I)

Nama: Edwina YustityaNim:4423107030GEOGRAFIS

Pete Lombok

Lombok merupakan salah satu pulau yang terletak di provinsi Nusa tenggara barat. Pulau Lombok merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di NTB dengan luas wilayah sekitar 5.435 km.Lombok terletak pada koordinat 116.351 BT dan 8.565 LS.Batas WilayahSebelah Utara Dengan : Laut JawaSebelah Selatan Dengan : Samudera IndonesiaSebelah Barat Dengan : Selat Lombok dan BaliSebelah Timur Dengan : Pulau SumbawaPembagian Administratif PemerintahanLombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi empat Daerah Tingkat II:1. Kota Mataram2. Kabupaten Lombok Barat3. Kabupaten Lombok Tengah4. Kabupaten Lombok TimurIklimSeperti lazimnya daerah lain di Indonesisa, Lombok juga meiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan umumnya mulai dari Oktober sampai dengan Maret dan musim kemarau berlangsung dari April sampai September. Suhu rata-rata sepanjang tahun di Pulau Lombok berkisar antara 21 sampai 33 Celsius.DEMOGRAFIMenurut data yang terkumpul pada tahun 2009 populasi di Pulau Lombok yaitu sebanyak 3.000.000 Jiwa.Suku

Suku terbesar yang mendiami Pulau Lombok adalah Suku Sasak dengan presentase 85%, mereka merupakan suku asli dari Pulau Lombok.Selain itu Pulau Lombok juga didiami oleh suku Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab.AgamaDi Pulau Lombok agama yang paling besar penganutnya adalah agama Islam, setelah itu agama Hindu yang dianut oleh orang-orang keturunan bali, barulah agama yang lain seperti Kristen dan Buddha. Selain keempat agama tersebut juga ada agama yang berkembang dikalangan Suku Sasak, yaitu Boda. Boda adalah agama tertua suku sasak yang diwariskan oleh leluhur mereka.BahasaBahasa daerah yang dituturkan di Pulau Lombok oleh Suku asli Sasak disebut dengan Bahasa Sasak. Bahasa Sasak dapat dikelompokkan ke dalam ragam bahasa yang sama dengan Bahasa Jawa dan Bali. Banyak sekali kosa kata yang cara pelafalan, penggunaan dan maknanya sama dengan kosa kata dalam Bahasa Bali dan Jawa. Ini desebabkan oleh kedekatan geografis dan historis di antara mereka. Bahasa Sasak Bali dan Jawa sama-sama bersumber dari bahasa Kawi dengan aksara Jawa Kuno, Hanacaraka. Aksara Hanacaraka Bali dan Sasak sama-sama berjumlah 18, sementara Hanacaraka Jawa berjumlah 20 aksara.SEJARAHZaman PraaksaraDi zaman ini, sejarah dari Pulau Lombok belum jelas karena belumadanya data dan bukti otentik yang dapat mendukung sejarah Pulau Lombok pada masa ini.Periode Hindu BuddhaDi periode Hindu Buddha, muncul beberapa kerajaan seperti Kerajaan selaparang Hindu dan Bayan. Dalam perjalanannya kerajaan-kerajaan ini tunduk atas kekuasaan Majapahit dari ekspedisi yang dilaukan oleh kerajaan Majapahit. Sebagian juga ada yang tunduk atas kerajaan Gel-Gel yang berasal dari Bali.Dri sisi agama, Hindu-Bali dibawa langsung oleh pemeluknya, para imigran dari Pulau Bali sejak permualaan abad ke 17 Masehi. Hindu-Bali adalah sinkretisasi ajaran Hindu-Buddha, yang juga disebut Siwa-Buddha. Menurut Sartono Kartodirjo (1975)Sebelum imigran dari Bali datang, pulau yang molek dan subur ini, dinamakan Gumi Selaparang dan di huni oleh orang Sasak. Sampai abad ke 17, terdapat dua buah kerajaan Sasak yaitu Kerajaan Pejanggik di Lombok Tengah sebagai kerajaan pedalaman dan kerajaan Selaparang sebagai kerajaan pesisir yang ibu kotanya di Kayangan, Labuhan Lombok di Lombok Timur.Memasuki abad ke 17 (1600an), secara bergelombang imigran dari Karang Asem- Bali datang ke Pulau Lombok untuk membuka lahan pertanian dan mendirikan pemukiman. Penduduk baru ini datang, selain karena kerajaanya diganggu oleh kerajaan kerajaan tetangganya di Bali, juga karena wilayah tofografinya kurang menguntungkan untuk pertanian, dengan kawasan tanah perbukitan. Pemukiman-pemukiman itu dikenal dengan nama Sengkongok (di kaki Gunung Pengsong), Pagutan, Pagesangan, dan Mataram (di Kodya Mataram) dan Tanaq Embet (di Senggigi).Pengaruh Bali memang sangat kental dalam kebudayaan Lombok hal tersebut tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau Lombok dalam waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara budaya lokal dengan kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari terjelmanya genre genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan tradisional berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang menarik dan saling melengkapi.Masuknya IslamIslam pertama kali masuk ke NTB dari Kerajaan Lombok. Kerajaan ini dijadikan basis dari berkembangnya islam oleh Sunan Prapen, Putra Sunan Giri. Usaha Pengislaman oleh Sunan Prapen sangat berhasil, sehingga hamper seluruh Pulau Lombok memeluk agama Islam.Sepeninggal Sunan Prapen atas dasar pertimbangan strategis, Prabu Rangkesari yang menggantikan Prabu Mumbul sebagai raja Kerajaan Lombok memindahkan ibukota yang semula terletak di Teluk Lombok ke bekas Kerajaan Selaparang (periode Hindu), yaitu Selaparang seperti nama keraiaannya. Rupa-rupanya kerajaan Lombok yang memindahkan pusat Kerajaan lnilah yang dikemudian hari dikenal sebagai Kerajaan Selaparang periode Islam.Masa KolonialPada akhir abad ke 17, NTB menjadi tempat pelarian bagi kelompok perlawanan Kerajaan Gowa dari Sulawesi Selatan. Mereka menyingkir ke NTB karena tidak mau tunduk kepada pihak pemerintah kolonial belanda yang telah berhasil menguasai wilayah mereka. Dengan berpindahnya mereka ke NTB membuat pihak Belanda memberi perhatian kepada daerah ini. Pihak Belanda tidak mau NTB berada dibawah pengaruh kelompok perlawanan Kerajaan Gowa, karena bagi mereka wilayah NTB khusunya Lombok merupakan daerah yang sangat penting dan strategis bagi lalu lintas perdagangan internasional.Pada saat itu berdiri Kerajaan Mataram di Lombok yang dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Raja A.A. Ngurah Gde Karangasem. Kerajaan Mataram ini telah lebih dulu menjalin hubungan dagang dengan Inggris, dan hal ini membuat pihak Belanda gusar dan berusaha menyebarkan pengaruhnya di wilayah Kerajaan Mataram untuk menggantikan pengaruh Inggris. Pada tanggal 7 Junu 1843, pihak Belanda berhasil menekan Mataram untuk menandatangani perjanjian yang isinya antara lain Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas Pulau Selaparang dan Mataram wajib melindungi kepentingan perdagangan Belanda.Tidak cukup dengan perjanjian di atas, Belanda berusaha menguasai Kerajaan Mataram sepenuhnya. Dengan memanfaatkan pertentangan antara Kerajaan Mataram dengan rakyat Sasak yang beragama Islam, Belanda melakukan berbagai gempuran terhadap Mataram. Akhirnya pada tanggal 20 November 1894, setelah melalui peperangan dan berakhir dengan pengepungan, raja Mataram bersama anaknya, yaitu, A.A. Made Jelantik dan A.A. Gde Oka menyerah. Raja Mataram dan keluarganya akhirnya diasingkan di Tanag Abang. Setelah peperangan itu, berarti Belanda telah menguasai sepenuhnya Pulau Lombok. Mereka kemudian membagi Lombok menjadi tiga onderafdeling, yaitu, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.KEBUDAYAANSenjata Tradisonal-TulupTulup adalah senjata tradisional Suku Sasak yang biasa digunakan untuk berburu. Senjata ini terbuat dari kayu meranti yang dilubangi, berpeluru potongan-potongan seperti lidi dari pelepah pohon enau yang berbentuk seperti mata panah yang disebut ancar. Mata ancar biasanya diolesi racun dari getah pohon tatar agar bisa melumpuhkan hewan buruan-KerisMasyarakat NTB juga memiliki keris untuk senjata tradisional mereka. Keris ini juga sering digunakan untuk pelengkap pakaian adat.

Tulup

Keris

Tarian-Tari GandrungTari Gandrung sering ditampilkan dalam berbagai acara seperti acara adat maupun acara formal lainnya. Pakainnya yang meriah menarik hati para penonton. Tari Gandrung tidak hanya ada di Lombok tapi juga ada di Banyuwangi, dan Bali. Asal mula tari Gandrung Lombok diperkirakan berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Mengenai penyebarannya belum diketahui secara pasti. Tapi Tari Gandrung ini sudah menjadi kesenian khas Lombok.. Salah satu yang menjadi ciri khas dari pakaian tari Gandrung adalah "gegelung" yaitu hiasan penutup kepala yang permukaan luar bagian belakangnya dipenuhi bunga kamboja.

-Tarian Oncer/Gendang BeleqKebudayaan ini berasal dari daerah Lombok, diberi nama gendang beleq karena memang saat menarikannya memakai gendang yang sangat besar. Dulu tarian ini biasa digunakan untuk mengiringi dan menyambut tentara yang akan pergi dan pulang dari medan perang sebagai pemberi semangat. berasal dari Lombok, dinamakan demikian karena memakai gendang yang sangat besar. Sudah sejak dulu tarian Gendang Beleq ini dipertunjukan untuk mengiringi atau menyambut tentara yang pergi atau pulang dari medan perang. Tari Gendang Beleq sudah menjadi warisan budaya NTB maka tarian ini sering dipakai untuk menyambut tamu undangan penting sebagai penghormatan.Tradisi-Peresean

Peresean adalah salah satutradisi yang berkembang di Pulau Lombok. Dalam tradisi ini dipertontonkan pertarungan antar para pepadu (petarung) yang saling menyerang dengan senjata berupa penjalin (tongkat rotan) dan bertahan menggunakan ende (perisai tubuh dari kulit binatang)

Peresean

Dalam peresean, penilaian pemenang dilihat dari menetesnya darah lawan. Jika lawan telah meneteskan darah dari anggota tubuhnya, maka dianggap kalah. Selama pertarungan diiringi dengan suara music gamelan yang dimainkan dari awal hingga akhir ronde pertarungan.

-Perang Topat

Perang Topat

Perang topat merupakan tradisi saling lempar dengan menggunakan ketupat. Dengan menggunakan pakaian adat ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya setiap purnama ke-7 menurut kalender Sasak.Tradisi Perang Topat yang diadakan di Pura terbesar di Lombok peninggalan kerajaan Karangasem itu merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di Lombok. Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa tokoh umat Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji ditempatkan didalam Pura Kemalik.Prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasaknya rorok kembang waru yakni menjelang tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 17.30. Perang topat merupakan rangkaian pelaksanaan upacara pujawali yaitu upacara sebagai ungkapan rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Sang Pencipta.Kerajinan-Tenun ikat dan songket

Kegiatan Menenun wanita Sasak

Tenun ikat dan songket ini merupakan kerajinan tradisional yang masih banyak di temukan di daerah Lombok dan di wilayah-wilayah lainnya di Provinsi NTB. Cara pembuatan dari kain ini masih menggunakan alat-alat yang tradisional dan sedrhana. Saat ini tenun ikat dan songket sudah dijadikan sebagai daya tarik wisata seperti yang ada di Desa Sukarare dan Desa Pringgasela.Kebudayaan Bali

Seni KerajinanBergelut di bidang seni ternyata tak hanya semata berputar di sekitar rasa puas melakukan persembahan. Secara pasti seni rupa dan kriya menjadi seni terapan yang akhirnya dibutuhkan oleh masyarakat dan juga oleh wisatawan sebagai cinderamata. Kerajinan anyaman, ukiran dan pahatan kian lama semakin menjadi kebutuhan dalam keseharian masyarakat Hindu di Bali. Sokasi dufang, bokor, gerabah, dan juga berbagai perlengkapan upacara lainnya kini menjadi ladang penghidupan bagi sebagian masyarakat Bali. Di sisi lain, kreasi dan pengembangan barang-barang seni tersebut ternyata amat diminati oleh wisatawan yang datang ke Bali. Kerajinan emas, perak, patung dan ukiran kayu bahkan sejak lama sudah mampu menembus pasar internasional. Dengan sentuhan artistik Bali, berbagai jenis barang seni dan barang kerajinan memang mampu memberi peluang peningkatan perekonomian masyarakat BaliBali memiliki keanekaragaman daya tarik wisata yang mengagumkan. Tidak heran jika pulau yang indah ini sanggup menarik jutaan wisatawan baik asing maupun domestik setiap tahunnya. Hampir semua media internasional yang berhubungan dengan pariwisata dunia menempatkan Bali pada tempat teratas tujuan wisata tropis yang paling diminati. Bali terkenal dengan daya tarik tradisi dan budayanya. Banyak wisatawan datang untuk mengunjungi berbagai pura dan menyaksikan tari-tarian yang masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Namun, sebagai surga wisata tropis yang lengkap dengan pegunungan, lembah, ngarai, tanah pertanian, pantai, bahkan sampai panorama yang cantik didasar laut, Bali juga menawarkan banyak hal lain yang tidak kalah menarik. Bangunan pura, adat istiadat serta kebiasaan masyarakat Bali yang sangat kental dengan budayanya menjadikan Bali selalu hidup untuk Pariwisata Nasional.Tradisi Dan Budaya BaliMekepung

Sejarah Tradisi / Atraksi Mekepung di Jembrana Bali dikembangkan pertama kali sekitar tahun 1930 dengan joki berpakaian seperti prajurit istana. Mereka bertelanjang kaki, mengenakan gaun kepala, syal, rompi, dan celana panjang dengan pedang yang dibungkus kain bermotif kotak-kotak di pinggang. Karena pakaian joki yang dikenakan selalu kotor setelah mekepung di sawah berlumpur, maka mereka pindah ke jalan tanah dekat sawah.Mekepung juga berarti kejar-kejaran, inspirasi berasal dari kegiatan petani pengolahan sawah mereka sebelum mereka menanam benih padi yang bajak lahan basah ke dalam lumpur dengan menggunakan bajak tradisional.Bajak ditarik oleh dua ekor kerbau, kerbau mengenakan alat dekoratif seperti lonceng kayu, sehingga ketika kerbau berjalan menarik bajak akan terdengar suara seperti musik.

..... demikian sejarahnya yang dikutip dalam artikel : the scootelove, daerah asal Kabupaten Jembrana.

Juga ditambahkan, asal usul dari tradisi makepung ini tidak menggunakan sapi, menurut cerita yang dikutip dari halamanPariwisata Bali: mekepung, karena sapi merupakan hewan yang disucikan oleh masyarakat Hindu Bali, maka mereka memilih menggunakan kerbau sebagai hewan pekerja dan tunggangan. Tradisi makepung ini sangat populer di Jembaran, di bagian barat Pulau Bali.

Album Foto Tradisi MekepungKelestarian Tradisi Mekepung sampai saat ini yang dikutip dari artikel Ijo Gading Barat Rebut Juara Umum Makepung Jembrana Cup,

Mekepung sebagai salah satu tradisi khas dan kegemaran masyarakat Kabupaten Jembrana sampai saat ini.

Aset pariwisata yang setrategis dan potensial untuk dilestarikan dan dikembangkan, karena daya tarik dan keunikannya yang tiada duanya di Bali dan bahkan di tingkat nasional dan internasional. serta sebagai ajang promosi Pariwisata Kabupaten Jembrana pada khususnya dan Bali pada umumnya

Pelaksanaan lomba mekepung juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap sektor lain seperti pertanian dan peternakan, karena dengan adanya tradisi Mekepung, terbukti mampu mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian, dan di sisi lain masyarakat merasa terpacu untuk memelihara karbau secara intensif guna bisa ikut berpartisipasi dalam lomba mekepung yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun.

Tradisi warisan budaya yang khas dan meriah di Kabupaten Jembrana Bali yang dilestarikan sampai saat ini.Merupakan tradisi / festival ciuman massal usai Hari Raya Nyepi di Bali yang dilaksanakan setiap tahun sekali sebagai warisan leluhur yang dilestarikan sampai saat ini.

Menurut jagatbali.com, Tradisi Omed - Omedan ini adalah tradisi yang unik yaitu Festival Omed - ciuman antara laki dan perempuan satu desa yang tepatnya dilaksanakan di Banjar Kaja Desa Sesetan Denpasar Bali.

Setiap tahun, setidaknya 50 orang muda yang telah dewasa yang berpartisipasi dalam festival turun temurun ini ini.

Festival dimulai dengan doa di Banjar dan semua peserta harus mengikuti prosesi menjadi lancar dan keselamatan saat berciuman kemudian.Pada saat berdoa orang-orang muda dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama kelompok laki laki, dan yang lainnya adalah kelompok perempuan.Omed-Omedan

Dalam sejarahnya, Tradisi Omed-omedan dimulai pada abad ke-17. Sebelumnya tradisi ini dilakukan pada hari Nyepi, namun pada tahun 1978 diputuskan untuk menggantinya pada saat Ngembak Geni, atau sehari setelah Nyepi. "Tradisi ini hanya untuk meluapkan kegembiraan teruna Teruni pada saat hari omed omedan Ngembak-geni," kata I Gusti Ngurah Oka Putra, Toko Banjardi daerah Sesetan.

Selain bentuk penghormatan terhadap leluhur, omed-omedan diadakan juga untuk lebih meningkatkan rasa persahabatan dan solidaritas di antara warga negara, terutama pria muda dan wanita.