perpustakaan - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/51/2/susi...
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI
DALAM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK MAHASISWA
SEMESTER IV STIKES A. YANI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
SUSI SETIANINGSIH
3208061
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2012
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI
DALAM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK MAHASISWA
SEMESTER IV STIKES A. YANI
YOGYAKARTA
Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta. Sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan atau pernah digunakan untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi
manapun, kecuali bagian sumber informasinya dicantumkan sebagaimana
mestinya yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yogyakarta, 2012
Penulis
Susi Setianingsi
NPM: 3208061
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul: Hubungan
Kecemasan Terhadap Kemampuan Adaptasi Dalam Menghadapi Praktik Klinik
Mahasiswa Semester IV STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta.
Usulan penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan
bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi ilmu
Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Ibu Dwi Susanti S. Kep.,Ns, selaku Kepala Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan dan menyusun usulan penelitian.
3. Ibu Sri Hendarsih, SKp. Mkes, selaku Penguji Skripsi atas segala masukan,
arahan, dan semangat yang telah diberikan.
4. Bapak Sutejo, MKep, Sp. Kep. J selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis
dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan usulan penelitian.
5. Ibu Fajriyati NA,S. Kep.,Ns, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis
dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan usulan penelitian.
6. Seluruh Dosen Keperawatan STIKES Jenderal A.YANI yang telah
memberikan ilmu pengetahuan
7. Seluruh karyawan STIKES Jenderal A.YANI yang telah membantu peneliti
dalam memberikan surat izin untuk studi pendahuluan, dan izin penelitian.
8. Kedua orangtua serta kakak dan adiku tercinta beserta semua keluarga yang
sudah memberikan banyak hal dalam kehidupan saya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar
harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna bagi semuanya.
Yogyakarta, 2012
Susi Setianingsih
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
INTISARI
ABSTRACT
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
2. Proses Terjadinya Cemas
3. Tanda Gejala
4. Rentang Respon Kecemasan
5. Klasifikasi Kecemasan
6. Mekanisme Koping Kecemasan
B. Kemampuan Adaptasi
1. Definisi
2. Sistem
3. Tahap-tahap Proses Adaptasi
C. Praktek Klinik
1. Deskriptif Mata Ajar Klinik
2. Prasyarat
3. Penilaian
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesa
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
B. Lokasi dan Waktu
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
xii
xiii
xiv
1
1
5
5
6
7
9
9
9
10
14
15
15
16
17
17
18
20
21
23
24
24
25
26
26
27
27
27
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Defenisi Operasional
F. Alat & Metode Pengumpulan Data
G. Metode Pengolaha & Analisis Data
H. Vadilitas & Reliabilitas
I. Pelaksanaan Penelitia
J. Etika Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2. Analisis Hasil Penelitian
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
B. Pembahasan
C. Keterbatasan Peneliti
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
27
29
30
30
32
36
38
39
40
40
40
42
43
44
45
53
55
55
55
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi Operasional 29
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Kisi-kisi Variabel Kecemasan
Kisi-kisi Variabel Adaptasi
31
32
Tabel 3.3
Koefisiensi Reliabilitas 37
Tabel 4.1
Kecemasan mahasiswa dalam menghadapi
praktik klinik di STIKES A. Yani Yogyakarta
43
Tabel 4.2
Kemampuan adaptasi mahasiswa dalam
menghadapi praktik klinik di STIKES A. Yani
Yogyakarta
43
Tabel 4.3 Tabel Silang Kecemasan dengan Kemampuan
Adaptasi
44
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Rentang Respon Kecemasan 15
Gambar 2.2
Kerangka Teori 25
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian 26
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi Mahasiswa Tahun Akademik 2012
Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4. Lembar Kuesioner Kecemasan
Lampiran 5. Lembar Kuesioner Adaptasi
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas
Lampiran 7. Hasil Analisis Bivariat
Lampiran 8. Hasil Analisis Univariat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI
DALAM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK MAHASISWA
SEMESTER IV STIKES A. YANI
YOGYAKARTA
Susi Setianingsih1, Sutejo
2, Fajriyati NA
3
INTISARI
Latar belakang : Kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik dapat
ditekan apabila mahasiswa memiliki skill yang cukup yaitu dengan sering berlatih
di laboratorium, membaca literatur dan praktik dengan teman. Berdasarkan hasil
dari studi pendahuluan di STIKES Jenderal A.Yani Yogyakarta, pada 25
responden, yaitu mahasiswa semester 7 yang terdiri dari 23 mahasiswa yang
pernah melakukan praktik klinik dan semester 3 terdiri dari 2 mahasiswa yang
baru melakukan praktik klinik. Hasil wawancara didapatkan 22 mengatakan
cemas pada saat akan menghadapi praktik klinik dan 3 orang mengatakan biasa
saja.
Tujuan penelitian : Mengetahui hubungan kecemasan terhadap kemampuan
adaptasi dalam menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV STIKES
Jenderal A.Yani Yogyakarta .
Metode penelitian : Jenis penelitian ini non-eksperimental dengan rancangan
penelitian cross sectional, menggunakan metode kuantitatif dan bersifat deskriptif
korelasi. Teknik Pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu
dengan simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 77
responden dari semester IV. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariabel dan analisis bivariabel menggunakan chi square, Pearson Product
Moment dengan tingkat kemaknaan p<0,05.
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
memiliki kecemasan sedang (67,5%) dan kemampuan adaptif 50,6% sedangkan
maladaptif 49,4%. Terdapat hubungan signifikan antara kecemasan dengan
kemampuan adaptasi dalam menghadapi praktik klinik.
Kesimpulan : Kecemasan mahasiswa pada umumnya adalah sedang, dan
mahasiswa dengan kecemasan sedang dapat beradaptasi baik. Penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya dengan cara observasi dan sampel
yang berbeda pada saat akan menghadapi praktik klinik pertama kali.
Kata kunci : kecemasan, adaptasi, praktik klinik
1. Mahasiswa STIKES Jend. Achmad Yani Yogyakarta 2. Dosen Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta 3. Dosen STIKES Jend. Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
KNOW THE RELATION SHIP OF ANXIETY WITH ADAFUTION
ABILITY BEFORE CLINICAL PRACTICE IV LEVEL
STUDENTS IN STIKES A.YANI YOGYAKARTA
Susi Setianingsih1, Sutejo
2, Fajriyati NA
3
ABSTRACT
Background: Students anxiety before clinical practice can be reducad if the
students had sufficient skills like usually practice in laboratory rooms, reads the
literature, and exercise with another friends. Based on the resulfs of pre-
examination studies. In STIKES A.Yani Yogyakarta with 25 respondens, 23
students who VII level students had clinical practice and 2 students who III level
students will be clinical practice. The interviews result that 22 students had
snxiety before clinical practice.
Purpose : To know the relationship of anxiety with adaptation ability before
clinical practice IV level students in STIKES A.Yani Yogyakarta.
Methods: This study are corelation descriptive non-experimental with cross
sectional desigen and using quantitative methode. The 77 respondents were
recruited with probability sampling wich simple random sampling, on the IV level
students. Analiysis of the data devided be univariabel and bivariabel analysis
using chi-square, pearson product moment with a significance level of p < 0,005
Results: The results showed that the majority of respondents had moderate
anxiety (67,5%) and adaptive 50,6% while maladaptive 49,4%. There is a
significant association between know the relation ship of anxiety with adafution
ability before clinical practice IV level students in STIKES A.Yani Yogyakarta.
Conclusion: Anxiety students in general are moderate, and they being able to
adaptation well. This study can used as a basis for further research with
observation and different samples at the first time of clinical practice.
Keywords: anxiety, adaptation, practice clinical.
1. Students STIKES Jend. Achmad Yani Yogyakarta
2. Lecturer Polytechnic of Health Ministry of Health Yogyakarta
3. Lecturer STIKES Jend. Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan individu akan
mengalami suatu perubahan emosional yang dapat menyebabkan keadaan
patologis apabila terus berkembang, sehingga perlu dilakukan antisipasi agar
kesehatan jiwa mahasiswa dapat terjaga (Idaiani, Suhardi & Kristanto, 2009).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas (2007), prevalensi gangguan
mental emosional pada penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun sebesar
11,6%. Prevalensi ini bervariasi antar provinsi dengan kisaran antara 5,1% sampai
dengan 20,0% prevalensi tertinggi di Provinsi Jawa Barat (20,0%) dan yang
terendah terdapat di Provinsi Kepulauan Riau (5,1%). Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) menempati urutan ke 22 dari 33 provinsi, yaitu sebesar 9,6%.
Gangguan mental emosional apabila tidak ditangani secara optimal maka lama
kelamaan akan berdampak pada gangguan jiwa. Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes, 2008), gangguan jiwa saat ini telah menjadi masalah
kesehatan global bagi setiap negara tidak hanya di Indonesia saja. Gangguan jiwa
yang dimaksud tidak hanya gangguan jiwa psikotik atau skizofrenia, tetapi
kecemasan, depresi dan penggunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
(NAPZA) juga menjadi masalah kesehatan jiwa.
Kecemasan merupakan salah satu gangguan mental emosional berupa
kekhawatiran atau ketakuatan yang obyeknya atau sumbernya tidak jelas dan tidak
diketahui yang akan berespon pada ancaman yang akan datang. Menurut Nanda
(2010), cemas merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonomik (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu); perasaan takut yangg disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan merupakan respon individu untuk bertindak menghadapi
ancaman. Menurut Keliat, Wiyono, Susanti (2011), kecemasan yang dialami oleh
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
setiap individu biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti perasaan takut tidak
diterima dalam lingkungan tertentu, rasa frustasi akibat kegagalan dalam
mencapai tujuan, pengalaman traumatis seperti trauma perpisahan, kehilangan
atau bencana, ancaman terhadap konsep diri, dan ancaman terhadap integritas diri.
Kecemasan yang muncul pada setiap individu kadang disertai dengan respon fisik
yang tidak menentu, respon kognitif, dan respon perilaku serta emosi.
Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan
ketakutan yang diikuti dan disertai tanda somatik, menunjukkan sistem syaraf
autonom yang hiperaktif (Ibrahim, 2012). Kecemasan merupakan suatu respon
emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan
dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan,
kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas
dan dikaitkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati,
Payapo, Maruhawa, Sianturi, & Sumijatun, 2005).
Kecemasan pada umumnya adalah suatu hal yang sulit, tidak menyenangkan
dan menikmati situasi-situasi tertentu. Namun, masyarakat lebih sering
menghindari situasi yang membuat mereka merasa cemas. Akibatnya masyarakat
kehilangan kesempatan untuk menikmati hidup mereka atau sesuatu yang sangat
mereka nikmati (Richard & Susun, 2010). Jika tidak diobati, maka tingkat
kecemasan yang dimulai pada awal kehidupan cenderung akan bertambah
meningkat dan dapat menyebabkan faktor resiko gangguan jiwa (Essau,
Sasagawa, & Ishikawa, 2010).
STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta merupakan salah satu institusi
penyelenggara pendidikan kesehatan yang berdiri pada tanggal 15 Juni 2006 di
Yogyakarta untuk penyelenggaraan Program Studi Ilmu Keperawatan jenjang
program sarjana (S-1) dan Program Studi Kebidanan jenjang program diploma
(D-III). Mahasiswa S1 Keperawatan merupakan mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan di kelas dan pembelajaran praktik klinik di rumah sakit. Pembelajaran
materi diberikan pada saat dilakukan perkuliahan sebelum mahasiswa melakukan
praktik klinik. Praktik klinik digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari pada situasi yang nyata.
Praktik klinik dilakukan di rumah sakit yang telah ditentukan oleh institusi dan
mahasiswanya terdiri dari berbagai macam latar belakang, tingkat status sosial
orang tua yang berbeda-beda, serta berbagai macam bahasa yang digunakan.
Mahasiswa yang akan melaksanakan praktik klinik terlebih dahulu di berikan
pembekalan berupa ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Keperawatan
laboraturium (skills lab) bertujuan agar di lapangan mahasiswa mampu
melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi lapangan yang diharapkan. Skills
lab dilakukan setiap satu minggu sekali sesuai mata ajar keperawatan terkait dan
diakhir perkuliahan dilakukan ujian ketrampilan. Kemudian pada saat mahasiswa
akan melaksanakan praktik klinik mahasiswa tersebut harus dinyatakan lulus uji
pra klinik atau yang disebut uji Pre Clinic Examination Standard (PCES). Setelah
mahasiswa dinyatakan lulus dalam ujian PCES dan sebelum melaksanakan
praktik dilapangan, terlebih dahulu mahasiswa diberikan gambaran tentang tempat
praktik, kompetensi yang harus dicapai dan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
Kecemasan mahasiswa praktik sudah dimulai sejak menghadapi uji PCES tersebut
terlebih saat mahasiswa telah memasuki lahan praktik. Kecemasan yang dirasakan
pada saat melaksanakan praktik klinik yaitu dapat berupa kekhawatiran
beradaptasi di lingkungan yang baru, bertemu dengan orang-orang baru, cemas
jika menghadapi atau bertemu dengan pembimbing lapangan yang galak, tidak
dapat melakukan tindakan, tidak dapat berinteraksi dengan pasien, cemas jika
target kompetensi tidak tercapai.
Mahasiswa yang mengalami kecemasan pada umumnya adalah mahasiswa
yang sulit untuk beradaptasi dengan stresor yang dihadapinya. Hal ini sesuai yang
dinyatakan oleh Apastolo, Mendes, Azeredo (2006), yang mengemukakan bahwa
kecemasan sering timbul pada mereka yang sukar beradaptasi di lingkungan yang
baru. Kecemasan sering muncul pada mahasiswa yang akan melaksanakan praktik
klinik. Mahasiswa yang akan menghadapi praktik klinik akan mengalami
kecemasan. Kecemasan yang timbul dapat disebabkan oleh perpisahan dengan
teman serta proses adaptasi dengan lingkungan yang baru.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
Mahasiswa dengan rentang usia remaja akan berkembang dengan cepat dan
tidak menentu. Sering kali dalam perkembangan masa remaja terdapat perbedaan
yang sangat mencolok antara remaja yang satu dengan yang lain meskipun usia
dan jenis kelamin yang sama. Remaja yang memiliki ketrampilan dalam
melakukan praktik klinik akan lebih baik dibandingkan dengan remaja yang tidak
memiliki ketrampilan dalam melakukan praktik klinik. Hal ini sesuai dengan
tahap pembelajaran S1 Keperawatan, baik ditahap akademik maupun tahap
profesi. Program pendidikan ini mengacu pada paradigma keperawatan yang di
sepakati di Indonesia dan memiliki landasan ilmu pengetahuan serta landasan
keprofesian yang kokoh. Program pendidikan profesi terdapat masa penyesuaian
professional bagi para peserta didik dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan
pengalaman belajar lapangan, dengan menggunakan tatanan pelayanan kesehatan
nyata, khususnya pelayanan keperawatan.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan terhadap kemampuan
adaptasi dalam menghadapi praktik klinik pada mahasiswa semester IV STIKES
Jenderal A.Yani Yogyakarta. Peneliti memilih semester IV, karena mahasiswa
pada semester ini baru dua kali akan melakukan praktik klinik, yaitu Keperawatan
Dewasan I dan Keperawatan Dewasa II, sehingga tingkat kecemasan mereka
masih tinggi dengan tingkatan stase yang berbeda dari sebelumnya, sedangkan
dari hasil observasi belum ada yang meneliti tentang kecemasan praktik klinik di
STIKES Jenderal A.Yani Yogyakarta.
Beberapa fenomena yang terjadi pada Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
Jenderal A.Yani Yogyakarta dan dari pengalaman pribadi, merasakan kecemasan
pada saat akan menghadapi praktik klinik. Wawancara yang dilakukan bulan
Desember 2011 - Januari 2012 terhadap 25 responden yang terdiri dari 23
mahasiswa semester 7 yang pernah melakukan praktik klinik dan 2 mahasiswa
semester 3 yang baru melakukan praktik klinik, terkait dengan perasaan
mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik, penyebabnya, apa saja yang
dilakukan untuk menghadapi perasaan tersebut. Hasil wawancara didapatkan 22
mengatakan cemas pada saat akan menghadapi praktik klinik dan 3 orang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
mengatakan biasa saja. Kecemasan dirasakan dengan berbagai hal dan mekanisme
koping setiap individu berbeda-beda. Kemampuan ketrampilan yang belum
maksimal dan pengalaman dari praktikan-praktikan sebelumnya tentang
pembimbing lapangan yang kurang bersahabat biasanya sebagai faktor pemicu
timbulnya kecemasan.
Kecemasan pada mahasiswa mempengaruhi proses adaptasi dalam
melaksanakan praktik klinik. Kemampuan adaptasi yang disebabkan oleh
lingkungan yang baru serta pembimbing klinik juga mempengaruhi tingkat
kecemasan mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang lebih tentang
kecemasan pada anak-anak dan remaja, khususnya pada mahasiswa yang akan
menghadapi praktik klinik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan kecemasan terhadap kemampuan
adaptasi dalam menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV STIKES
Jenderal A. Yani Yogyakarta?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kecemasan terhadap kemampuan adaptasi dalam
menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV STIKES Jenderal A.Yani
Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi
praktik klinik
b. Mengetahui kemampuan adaptasi mahasiswa dalam menghadapi praktik
klinik
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya mengenai hubungan kecemasan terhadap kemampuan
adaptasi dalam menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV STIKES
Jendral A. Yani Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi responden/ mahasiswa praktik klinik
Meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa sehingga diharapkan lebih
mempersiapkan mental dan psikologis, berkaitan dengan menghadapi
praktik klinik.
b. Bagi institusi STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta
Memberikan manfaat bagi institusi agar memberikan persiapan kepada
mahasiswa untuk mendapatkan ketrampilan serta pengetahuan yang
maksimal. Serta lebih mematangkan persiapan mahasiswa di lahan dan
penelitian ini juga dapat dijadikan bahan referensi.
c. Bagi rumah sakit
Penelitian ini diharapkan menambah masukan dan informasi mengenai
hubungan kecemasan terhadap kemampuan adaptasi dalam menghadapi
praktik klinik mahasiswa semester IV STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta
dan dari pihak Rumah Sakit khususnya untuk pembimbing klinik lebih sabar
dan teliti dalam membimbing mahasiswa praktik.
d. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan media pembelajaran untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang keperawatan jiwa yang didapat
di bangku kuliah, serta dapat menambah wawasan dan kepekaan peneliti
terhadap kondisi-kondisi nyata pada mahasiswa dalam menghadapi praktik
klinik berkaitan dengan hubungan kecemasan terhadap kemampuan adaptasi
dalam menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
E. Keaslian Penelitian
Sejauh yang penulis ketahui berdasarkan telaah pustaka, belum pernah dilakukan
penelitian mengenai hubungan kecemasan terhadap kemampuan adaptasi dalam
menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV STIKES Jenderal A. Yani
Yogyakarta, penelitian yang berkaitan dengan praktik klinik pernah dilakukan
adalah:
1. Irniati (2008), melakukan suatu penelitian mengenai hubungan antara
kecemasan dengan kemampuan adaptasi pada mahasiswa tahun kedua kelas
Internasional Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara fungsi adaptasi dengan
kecemasan pada mahasiswa tahun kedua kelas internasional Fakultas
Kedokteran UGM Yogyakarta, dan untuk mengetahui besarnya variabel-
variabel yang lain umur, jenis kelamin, pola asuh orang tua, ketaatan
beragama, kebiasaan merokok, yang berpengaruh pada timbulnya kecemasan.
Menggunakan metode non eksperimental, survey dengan rencana penelitian
cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara adaptasi
dengan kecemasan pada mahasiswa tahun kedua kelas internasional Fakultas
Kedokteran UGM.
Perbedaan dengan penelitian saya adalah pada variabel penelitian dan tempat
penelitiannya. Subyek penelitian saya adalah mahasiswa yang akan
menghadapi praktik klinik dan tempat penelitiannya di STIKES Jenderal A.
Yani Yogyakarta.
2. Rosita (2011), melakukan suatu penelitian mengenai gambaran tingkat
kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktek klinik keperawatan jiwa di
STIKES Yarsi Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktek klinik keperawatan
jiwa di STIKES Yarsis. Desain penelitian ini adalah deskriptif, menggunakan
tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan
mahasiswa dalam menghadapi praktek klinik keperawatan jiwa di STIKES
Yarsis sebagian besar mengalami kecemasan sedang.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
Perbedaan dengan penelitian saya adalah pada metode penelitian, variabel
penelitian dan tempat penelitiannya. Metode penelitian saya menggunakan
korelasi, subyek penelitian mahasiswa semester IV dan bertempat di STIKES
Jenderal A. Yani Yogyakarta.
3. Fahmi (2011), melakukan suatu penelitian mengenai gambaran tingkat
kecemasan mahasiswa semester IV dan semester VI Prodi S1 keperawatan
STIKES Yarsi Surabaya menghadapi praktik klinik di Rumah Sakit Islam
Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
kecemasan antara mahasiswa semester 4 dan mahasiswa semester 6 saat
praktik klinik di RSI Surabaya. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif, Sistem
pengambilan sampel dengan cara acak menggunakan random sampling dan
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diolah
menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
semester dapat mempengaruhi tingkat kecemasan yang terjadi pada mahasiswa
baik itu semester IV maupun VI. Perbedaan dengan penelitian saya adalah pada
metode penelitian, variabel penelitian dan tempat penelitiannya. Metode
penelitian saya menggunakan korelasi, subyek penelitian hanya mahasiswa
semester IV dan tidak membedakan kecemasan pada mahasiswa semester VI,
dan tempat penelitian di STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani (STIKES A. Yani )
Yogyakarta terletak di Jalan Ring Road Barat, Gamping, Ambarketawang,
Sleman, Yogyakarta. Gedung kampus STIKES A.Yani Yogyakarta dilengkapi
dengan Ruang Rektorat, Ruang Kuliah, Laboratorium Keperawatan,
Laboratorium Kebidanan, Laboratorium Komputer, Laboratorium Internet,
Laboratorium Bahasa dan Perpustakaan. Visi kampus STIKES A.Yani
Yogyakarta adalah menjadi lembaga pendidikan keperawatan yang unggul dan
terdepan pada bidang pendidikan, penelitian, ketrampilan dan pengabdian
masyrakat didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dalam
menghasilkan tenaga perawat yang profesional, berjiwa kepemimpinan dan
patriotisme serta mampu bersaing di era global di tahun 2011.
Misi kampus STIKES A.Yani Yogyakarta adalah meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan melalu penyediaan tenaga pengajar yang profesional
dan melengkapi fasilitas pendidikan dan ketrampilan mahasiswa yang bertaraf
internasional, mendorong kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen untuk
dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan keperawatan dengan
memanfaatkan teknologi informasi, mengembangkan tenaga perawat
profesional melalui peningkatan kemampuan soft skill, komunikasi terapeutik,
berkomunikasi bahasa Inggris secara aktif, penguasaan IPTEK dan
pengembangan jiwa kepemimpinan dan patriotisme, meningkatkan kualitas
tenaga pengajar melalui kesempatan belajar dan peningkatan keilmuan baik
didalam dan diluar negeri, mengembangkan kerjasama dibidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat dengan institusi pemerintah dan
pendidikan yang bertaraf nasional dan internasional. STIKES A.Yani
Yogyakarta memiliki tujuan antara lain :
40
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
a. Menghasilkan perawat yang berjiwa kepemimpinan dan patritisme,
mempunyai kemampuan intelektual, kemempuan profesional, berwawasan
nasional dan internasional serta memiliki integritas pribadi.
b. Menghasilkan karya ilmiah dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan
yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan.
c. Terciptanya lingkungan belajar yang mandiri dan memanfaatkan teknologi
informasi yang modern.
d. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dengan mengedepankan
kemampuan soft skills, carring dan komunikasi terapeutik.
e. Meningkatkan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan bagi tenaga pengajar keperawatan yang berstandar nasional
maupun internasional guna mendukung inovasi dalam proses pembejaran
dan pelayanan keperawatan di Indonesia.
f. Meningkatkan kesempatan pengembangan ilmu keperawatan dan berperan
serta dalam penanggulangan masalah kesehatan ditingkat nasional maupun
internasional melalui kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian dalam masyarakat.
Sesuai dengan kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan, mahasiswa
keperawatan selama masa studi 8 semester harus menjalani jenis praktik
dengan 31 SKS. Praktik dimulai dari semester III sampai dengan semester
VIII. Kegiatan praktik klinik pada mahasiswa semester IV, yaitu Keperawatan
Dewasa I dan Keperawatan Dewasa II. Praktik yang telah digunakan sebagai
penelitian adalah Keperawatan Dewasa 1 dengan alasan mahasiswa tahap
awal, mahasiswa yang telah mengikuti praktik KDDK dan dinyatakan lulus.
Praktik klinik mata kuliah Keperawatan Dewasa I merupakan penerapan
asuhan keperawatan profesional yang dilaksanakan menggunakan pengetahuan
teoritik yang mantap dan kokoh.
Hasil penerapan berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan teori yang dapat
di kampus sesuai dengan nyata di lapangan. Mahasiswa diharapkan mampu
menunjukan kemampuan ketrampilan dan pengetahuan yang berbasis pada
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
etika dan moral pada sikap caring yang berkembang secara terus menerus
langsung kepada klien yang dirawat dirumah sakit dan berusaha untuk
memberikan asuhan keperawatan profesional yang berkualitas sesuai dengan
masalah yang dihadapi klien dilihat dari ruang lingkup teori Keperawatan
Dewasa I.
Pembelajaran praktik klinik Keperawatan Dewasa I yang komprehensif di
lapangan atau rumah sakit sebagai prasyarat untuk mengikuti praktik klinik
Keperawatan Dewasa II pada stase selanjutnya. Pembekalan di laboratorium
dan program belajar mengajar diberikan guna meningkatkan keterampilan yang
komprehensif dalam keperawatan khususnya yang berkaitan dengan
ketrampilan dalam Keperawatan Dewasa I pada semester IV tahun ajaran
2011-2012. Meliputi lingkup sistem Kardiologi, Pulmonologi,
Gastroenterologi, Endokrinologi dan Urologi ini, maka mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) semester IV tahun ajaran 2011-2012 STIKES
A.Yani Yogyakarta diwajibkan untuk melaksanakan program praktik klinik
Keperawatan Dewasa 1. Mahasiswa yang akan mengikuti praktik klinik
diharapkan telah mengambil mata ajar Keperawatan Dewasa I, mahasiswa
telah melaksanakan ujian praktik Keperawatan Dewasa I dan mahasiswa
dinyatakan lulus ujian Pre Clinic Examination Standard (PCES) oleh Tim
penguji PCES.
2. Analisis Hasil Penelitian
Subyek penelitian adalah mahasiswa keperawatan semester IV yang akan
melaksanakan praktik klinik. Mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan praktik
klinik biasanya ditempatkan di lahan-lahan tertentu. Lahan praktik digunakan
untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu
yang telah dipelajarinya pada situasi nyata. Lahan praktik yang digunakan oleh
STIKES A. Yani adalah fasilitas-fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, seperti: Rumah Sakit Pemerintah
maupun Swasta, Puskesmas, Poliklinik, dan Rumah Bersalin Pemerintah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
maupun Swasta. Gambaran tantang karakteristik subyek penelitian dijelaskan
dalam bentuk distribusi frekuensi berdasarkan variabel dalam penelitian.
a. Analisis Univariat
1) Kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik
Gambaran responden berdasarkan kecemasan pada mahasiswa yang
akan menghadapi praktik klinik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik di STIKES A.
Yani Yogyakarta pada Bulan Mei Tahun 2012 (n = 77) Tingkat kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%)
Ringan 13 16,9
Sedang 52 67,5
Berat 12 15,6
Jumlah 77 100
Sumber : data primer 2012
Berdasarkan hasil pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa
mayorita mahasiswa yang akan menghadapi praktik klinik mengalami
kecemasan sedang yaitu sebanyak 52 mahasiswa (67,5%). Sedangkan
untuk kecemasan ringan dan berat tidak jauh berbeda hanya selisih 1
responden.
2) Kemampuan adaptasi mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik
Kriteria kemampuan adaptasi terdiri dari 2 kriteria, yaitu adaptif dan
maladaptif. Mahasiswa yang dapat berdapat beradaptasi dengan baik
dikatakan adaptif, dan mahasiswa yang tidak dapat beradaptasi dengan
baik dikatakan maladaptif. Gambaran responden berdasarkan
kemampuan adaptasi sebagai berikut :
Tabel 4.2
Kemampuan adaptasi mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik di
STIKES A. Yani Yogyakarta pada Bulan Mei Tahun 2012 (n =77) Adaptasi Frekuensi (f) Presentase (%)
Adaptif 39 50,6
Maladaptif 38 49,4
Jumlah 77 100
Sumber : data primer 2012
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kemampuan adaptasi
mahasiswa yang akan menghadapi praktik klinik dapatdikatakan hampir
sama. Mahasiswa yang adaptif sebanyak 39 yaitu 50,6%, sedangkan yang
maladaptif 38 yaitu 49,4% .
b. Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan analisa bivariat yang digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan yaitu mempelajari hubungan antar
variabel. Analisa bivariat yang dilakukan pada dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010). Uji chi square ini
digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel kategorik dengan
variabel kategorik, yang dalam penelitian berbentuk ordinal dan nominal
(Hastono, 2007).
Tabel 4.3
Tabel Silang Kecemasan dengan Kemampuan Adaptasi dalam
menghadapi praktik klinik di STIKES A. Yani Yogyakarta pada Bulan
Mei Tahun 2012 (n =77) Kemampuan adaptasi
Adaptif Maladaptif Total
Kecemasan Ringan 9
11,7%
4
5,2%
13
16,9%
Sedang 29
37,7%
23
29,9%
52
67,5%
Berat 1
1,3%
11
14,3%
12
15,6%
Total 39 38
49,4%
77
50,6% 100,0%
Sumber : data primer 2012
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang
mengalami kecemasan ringan dan mampu beradaptasi sebesar 11,7% dan
yang tidak mampu beradaptasi sebesar 5,2%. Mahasiswa yang mengalami
kecemasan sedang dan mampu beradaptasi sebesar 37,7% dan yang tidak
mampu beradaptasi sebesar 29,9%. Mahasiswa yang mengalami kecemasan
berat dan mampu beradaptasi sebesar 1,3% dan yang tidak mampu
beradaptasi sebesar 14,3%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan
rumus uji chi-square. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan yang signifikan antara dua variabel dengan skala ordinal
dan nominal. Hipotesanya yaitu Ho ditolak jika nilai signifikansinya lebih
kecil dari taraf signifikansi 0.05, yang berarti kedua variabel tersebut
mempunyai hubungan yang signifikan. Hasil penelitian antara kecemasan
dengan kemampuan adaptasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.004 (p<
0.05) dan X2hitung = 10.938 ≥ 5.991 maka Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara kecemasan dengan kemampuan
adaptasi dalam menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV STIKES
A.Yani Yogyakarta.
B. Pembahasan
1. Tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik
Mahasiswa yang akan menghadapi praktik klinik pada umumnya memiliki
tingkat kecemasan mahasiswa yang berbeda-beda seperti cemas ringan, sedang
dan berat. Menurut Sadock (2005), kecemasan merupakan “kesulitan” atau
“kesusahan” dan menjadi konsekuensi normal dari pertumbuhan, perubahan,
pengalaman baru, penemuan identitas dan makna hidup.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa
mengalami kecemasan sedang sebanyak 52 mahasiswa yaitu 67.5%. Hal ini
disebabkan faktor persiapan mahasiswa belum maksimal dilihat dari aspek
perilaku dan aspek kognitif, seperti mahasiswa belum sepenuhnya menguasai
mata kuliah dan praktik laboratorim. Sebelum melakukan praktik klinik
mahasiswa terlebih dahulu telah dibekali mata pelajaran dan ketrampilan
praktik laboratorium. Hasil penelitian tersebut memberikan informasi bahwa
rata-rata mahasiswa yang akan menghadapi praktik klinik mengalami
kecemasan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
Menurut Peplau (1963) dalam Stuart & Laraia (2005), Issacs (2001) serta
Videback (2006), kecemasan sedang memungkinkan individu berfokus pada
hal yang penting dan mempersempit lapang persepsi. Individu melihat,
mendengar dan menyerap lebih sedikit. Individu mengalami tidak perhatian
yang selektif namun dapat melakukannya jika diarahkan. Menurut Stuart
(2006), setiap peristiwa kehidupan atau perubahan dalam kehidupan yang dapat
menimbulkan stres disebut juga dengan stresor. Stres yang dialami oleh
seseorang akan menimbulkan kecemasan, atau kecemasan merupakan
manifestasi langsung dari stres kehidupan dan sangat erat kaitannya dengan
pola hidup.
Mahasiswa yang mengalami kecemasaan sedang pada dasarnya masih
mampu berinteraksi dengan baik dan dapat melakukan tindakan jika diarahkan
dengan baik. Comer (1992) dalam Videbeck (2006), kecemasan merupakan
alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya bagi individu.
Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat, lama kecemasan dialami dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap kecemasan. Orang dengan kepribadian
tipe A lebih mudah mengalami gangguan akibat adanya stres daripada orang
dengan kepribadian tipe B.
Suliswati, dkk (2005) memaparkan bahwa ketegangan dalam kehidupan
yang dapat menimbulkan kecemasan diantaranya adalah peristiwa traumatik
individu baik krisis perkembangan maupun situasional seperti, konflik
emosional individu yang tidak terselesaikan dengan baik, konsep diri terganggu
yang akan menimbulkan ketidakmampuan individu berfikir secara realitas,
frustasi atau rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang
berdampak terhadap ego serta pola mekanisme koping keluarga atau pola
keluarga menangani stres yang akan mempengaruhi individu dalam berespon
terhadap konflik.
Mahasiswa yang akan menghadapi praktik klinik dengan kecemasan
ringan sebanyak 13 mahasiwa yaitu 16,9%. Mahasiswa yang mengalami
kecemasan ringan akan hilang dengan sendirinya, setelah mereka mengetahui
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
kondisi lahan praktik. Sehingga mahasiswa yang cemas ringan dapat
melakukan kegiatan proses belajar mengajar di lahan praktik dengan baik. Ini
juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan dan
menguji semua kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor (Skill) yang
terintegrasi dengan etik dan moral yang telah didapatkan dikelas dan
laboratorium selama pendidikan sebelumnya. Ruang perawatan atau ruang
rawat inap di rumah sakit dapat digunakan untuk memenuhi pelaksanaan
kegiatan belajar tersebut (Savitri, 2010) .
Menurut Peplau (1963) dalam Stuart dan Laraia (2005), Issacs (2001) serta
Videback (2006), kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari. Selama tahap ini, individu menjadi waspada dan
meningkatkan lapang persepsinya. Individu melihat, mendengar dan menyerap
lebih dari sebelumnya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Menurut Ibrahim (2012),
kecemasan adalaha suatu sinyal yang menyadarkan kita. Ia memperingatkan
akan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang
mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman.
Selama mahasiswa masih dapat mengatasi cemas yang ada, maka
kecemasan itu masih dikatakan normal. Sumber kecemasan yang normal masih
dapat diusut, dan ini masih dalam taraf sehat, sehingga masih dapat ditolerir
dan tidak akan mengganggu kehidupan seseorang. Kecemasan hampir sering
dirasakan oleh semua individu. Perasaan tersebut ditandai rasa takut yang difus,
tidak menyenangkan dan samar-samar dan sering disertai gejala otonomik.
Berbagai gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan muncul cenderung
bervariasi dari orang ke orang lain.
Kecemasan berat sebanyak 12 mahasiwa yaitu 15.6%. Hal ini menunjukan
tingkat cemas berat sangat sedikit dibandingkan dengan kecemasan sedang.
Sesuai dengan hasil penelitian pada mahasiswa yang mengalami kecemasan
berat disebabkan oleh aspek perilaku dan aspek afektif. Menurut Peplau
(1963) dalam Stuart dan Laraia (2005), Issacs (2001) serta Videback (2006),
kecemasan berat ditandai dengan lapang pandang yang berkurang. Individu
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir
tentang hal lain. Semua perilaku diarahkan pada pengurangan kecemasan dan
memerlukan bayak arahan untuk berfokus pada area lain. Menurut pandangan
interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan
kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembangan kecemasan yang berat (Direja, 2011).
Menurut Suliswati (2005), kecemasan mempunyai hubungan dengan
mekanisme koping yang berbeda-beda seperti halnya pada kecemasan ringan,
mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan,
tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata
dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain. Tarwoto dan Wartonah
(2003), memaparkan jika sosial budaya, potensi stres serta lingkungan
merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kecemasan. Cara hidup orang
di masyarakat berdampak pada timbulnya stres, dimana individu yang
mempunyai cara hidup sangat teratur dan mempunyai falsafah hidup yang jelas
maka pada umumnya lebih sukar mengalami stres. Orang yang berada di
tempat atau lingkungan asing ternyata lebih mudah mengalami stres.
Stuart (2006), mengkategorikan tanda gejala kecemasan menjadi beberapa
aspek, yaitu aspek fisiologis : seperti perasaan berdebar-debar, peningkatan
denyut nadi dan tekanan darah, tarikan nafas menjadi pendek dan cepat,
berkeringat dingin, termasuk telapak tangan, nafsu makan hilang,
mual/muntah, nyeri perut, sering buang air kecil, nyeri kepala, tidak bisa tidur,
gelisah, gemetar, kelemahan umum, pucat dan gangguan pencernaan. Aspek
perilaku : seperti gelisah, ketegangan fisik, gemetar, reaksi terkejut, bicara
cepat, kurang koordinasi, menarik diri dari hubungan interpersonal,
menghindar, sangat waspada dan melarikan diri dari masalah. Aspek kognitif:
seperti konsentrasi buruk, penurunan perhatian dan keinginan, bingung,
penurunan produktivitas dan kreativitas, pelupa, hambatan berpikir, kehilangan
objektivitas, takut kehilangn kendali, salah dalam memberikan penilaian, takut
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
pada gambaran visual, takut cidera dan kematian dan mimpi buruk. Aspek
afektif : seperti mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup,
ketakuatan,waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa
bersalah dan malu.
Mahasiswa yang mengalami kecemasan baik ringan, sedang dan berat
diharapkan mampu menunjukan kemampuan ketrampilan dan pengetahuan
yang berbasis pada etika dan moral. Pada sikap caring yang berkembang secara
terus menerus langsung kepada klien yang dirawat dirumah sakit dan berusaha
untuk memberikan asuhan keperawatan profesional yang berkualitas sesuai
dengan masalah yang dihadapi klien dilihat dari ruang lingkup teori
keperawatan dewasa.
2. Kemampuan adaptasi dalam menghadapi praktik klinik
Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh
karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stres (Sunaryo 2004).
Perbedaan adaptasi mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik disebabkan
dua hal yaitu adaptif dan mal adaptif. Berdasarkan hasil analisis peroleh hasil
dengan adaptif sebanyak 39 responden sebesar 50,6% dan maladaptif sebanyak
38 responden sebanyak 49.4%.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 50,6% dari mahasiswa dikatakan
adaptif karena mereka mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan yang
baru dan mampu menyesuaikan diri. Adaptif merupakan menyesuaikan diri
dengan lingkungan, akan tetapi tidak selalu manusia yang selalu berubah tetapi
justru manusia yang harus mengubahnya. Adaptif terdiri dari frustasi dan
konflik. Sedangkan maladaptif penyesuaian diri yang kurang dan sensitif
terhadap kritik seorang individu tidak bisa merespon secara positif terhadap
koreksi juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri Suryani dan Widyasih (2010).
Sesuai dengan hasil penelitian pada mahasiswa yang maladaptif disebabkan
oleh faktor konsep diri dan fungsi peran mahasiswa.
Menurut Salbiah (2006), adaptasi dijelaskan oleh Roy melalui sistem
efektor atau model adaptasi yang terdiri dari empat faktor, yaitu: Fisiologis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
terdiri dari: eliminasi, nutrisi, aktivitas dan istirahat, sensori, cairan dan
elektrolit, fungsi syaraf, fungsi endokrin dan reproduksi. Konsep diri
menunjukan pada nilai, kepercayaan, emosi, cita-cita serta perhatian yang
diberikan untuk menyatakan keadaan fisik. Fungsi peran mengidentifikasikan
tentang pola interaksi sosial seseorang berhubungan dengan orang lain akibat
dari peran ganda yang dijalankannya. Saling ketergantungan (interdependen);
mengidentifikasi nilai manusia, cinta dan keseriusan. Proses ini terjadi dalam
hubungan manusia dengan individu dan kelompok. Menurut model Roy, tujuan
keperawatan adalah membantu individu beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan psikologis, konsep dirim aturan-aturan yang berlaku, dan hubungan
bebas pada sehat dan sakit (Tomey dan Alligood, 2006 ).
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau
secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor
yang menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang.
Beberapa macam adaptasi, yaitu adaptasi fisiologik bisa terjadin secara khusus
atau umum dan adaptasi psikologis ini bisa terjadi secara sadar: individu
mencoba memecahkan atau menyesuaikan diri dengan masalah, tidak sadar :
menggunakan mekanisme pertahanan diri (defance mechanism), dan
menggunakan gejala fisik (konversi) atau psikofisiologik/psikosomatik
(Sunaryo 2004). Mahasiswa yang adaptif dan mal adaptif sebelumnya telah
memiliki pengalaman praktik klinik. Namun tidak semua mahasiswa
mendapatkan pengalaman yang baik selama di rumah sakit. Sehingga memicu
mahasiswa menjadi mal adaptif.
3. Hubungan kecemasan terhadap kemampuan adaptasi dalam menghadapi
praktik klinik
Mahasiswa yang mampu beradaptasi dengan baik dan dapat menempatkan
diri dilingkungan yang baru hal ini dapat mempengaruhi kecemasan seorang
individu. Individu dengan adaptasi baik maka kecemsan yang dirasaan akan
ringan atau sedang, sedangan individu dengan mal adaptif maka kecemasan
yang dirasaan akan menjadi berat. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
bahwa mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan dan mampu beradaptasi
sebesar 11,7% dan yang tidak mampu beradaptasi sebesar 5,2%. Mahasiswa
yang mengalami kecemasan sedang dan mampu beradaptasi sebesar 37,7% dan
yang tidak mampu beradaptasi sebesar 29,9%. Mahasiswa yang mengalami
kecemasan berat dan mampu beradaptasi sebesar 1,3% dan yang tidak mampu
beradaptasi sebesar 14,3% hal ini disebabkan oleh aspek perilaku dan aspek
afektif serta faktor konsep diri dan fungsi peran pada mahasiswa.
Pada kecemasan sedang mahasiswa mampu beradaptasi di lingkungan yang
baru dan mampu untuk beradaptasi dengan stresor yang dihadapinya. Hal ini
sesuai yang dinyatakan oleh Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu,
tipe kepribadian dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat kecemasan
seseorang. Individu yang memiliki kepribadian matang akan lebih sukar
mengalami gangguan akibat stres, sebab mempunyai daya adaptasi yang besar
terhadap stresor yang timbul sebaliknya individu yang berkepribadian tidak
matang yaitu yang tergantung pada peka terhadap rangsangan sehingga sangat
mudah mengalami gangguan akibat adanya stres. Sedangkan menurut Stuart
(2006), kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit
lapangan persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak
perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika
diarahkan untuk melakukannya.
Fungsi adaptif dari kecemasan sering memperingatkan akan adanya
ancaman ekternal dan internal dan memiliki kualitas guna menyelamatkan
hidup. Ketika mengalami kecemasan, individu menggunakan berbagai
mekanisme koping atau cara penyelesaian masalah, dan jika tidak dapat
mengatasi kecemasan secara sehat, dapat menyebabkan perilaku yang
maladaptif sehingga mengalami koping individu yang tidak efektif. Koping
individu yang tidak efektif adalah ketidakmampuan yang dialami atau beresiko
dialami individu dalam menangani kecemasan karena tidak mempunyai
kemampuan secara fisik, perilaku dan kognitif (Keliat, Wiyono dan Susanti,
2011).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
Berdasarkan analisis bivariat hasil penelitian tentang kecemasan dengan
kemampuan adaptasi dalam menghadapi praktik klinik. Menggunakan rumus
chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kecemasan dan kemampuan adaptasi. Hal ini terlihat pada nilai signifikansi
0.004 yang lebih kecil dari taraf signifikan 0.05 (p< 0.05). Ho ditolak jika nilai
signifikansinya lebih kecil dari taraf signifikan 0.05, yang berarti bahwa kedua
variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan. Hasil analisis tersebut
menunjukan bahwa ada hubungan antara kecemasan dengan kemampuan
adaptai dalam menghadapi praktik klinik.
Menurut Videbeck (2008), kecemasan adalah perasaan takut yang tidak
jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa
tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa
malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam
tersebut terjadi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Irniati (2008), di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta bahwa ada hubungan
antara adaptasi dengan kecemasan pada mahasiswa tahun kedua kelas
internasional Fakultas Kedokteran UGM, dimana perbedaan tingkat kecemasan
dengan kemampuan adaptasi dipengaruhi oleh mahasiswa yang akan
menghadapi praktik klinik. Sedangkan Pada penelitian yang dilakukan oleh
Rosita (2011), di STIKES Yarsi Surabaya bahwa tingkat kecemasan
mahasiswa dalam menghadapi praktek klinik keperawatan jiwa di STIKES
Yarsis sebagian besar mengalami kecemasan sedang.
Hal ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Wilkinson (2000),
menjelaskan bahwa kecemasan merupakan suatu keresahan, perasaan tidak
nyaman yang tidak mudah disertai dengan respons automatis; sumbernya
seringkali tidak spesifik; perasaan khawatir yang disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya. Selain itu Suryani dan Widyasih (2010) juga menyebutkan
bahwa adaptasi dibagi menjadi dua tahapan yaitu adaptif dimana manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungan, akan tetapi tidak selalu manusia yang
selalu berubah tetapi justru manusia yang harus mengubahnya sedangkan mal
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
adaptif dimana individu tidak mampu kompetisi seorang individu hanya mau
berkompetisi dengan lawan yang jelas dapat dikalahkan.
Tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik dapat
digambarkan sebagai media tempat perawat menjalankan serangkaian
kemampuan khususnya yang didasarkan pada teori tindakan pilihan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan klien. Kemampuan ini terdiri dari perilaku
kognitif, psikomotorik, dan perilaku afektif yang dinamik. Selain itu,
kemampuan ini merupakan gabungan dari semua perilaku tersebut dalam
kerangka kerja holistik yang disebut proses keperawatan, suatu metodologi
praktik. Kecemasaan dalam menghadapi praktik klinik ini dipengaruhi oleh
kemampuan adaptasi.
Seorang individu yang mampu beradaptasi dengan baik maka kecemasan
tersebut akan berkurang, sedangkan individu yang tidak mampu beradaptasi
dengan baik makan kecemasan akan semakin meningkat. Untuk mengantisipasi
terjadinya kecemasan yang berlebih maka sebelumnya mahasiswa diberikan
pembekalan terlebih dahulu dan diharapkan mahasiswa mampu beradaptasi
dengan lingkungan praktik dan kecemasan mahasiswa berkurang.
C. Keterbatasan Peneliti
Peneliti ini mengalami keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya belum
maksimal. Keterbatasan ini yaitu :
Uji validitas seharusnya dilakukan pada tingkatan atau strata yang sama dengan
yang akan diujikan. Namun karena adanya perencanaan yang tidak sesuai dan
waktu sudah semakin dekat maka peneliti mengambil alternatif yaitu uji
validitas ini dilakukan pada D3 Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai “Hubungan kecemasan terhadap
kemampuan adaptasi dalam menghadapi praktik klinik mahasiswa semester IV
STIKES A.Yani Yogyakaerta Tahun 2012”, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat kecemasan mahasiswa pada umumnya adalah sedang. Dibuktikan
dari hasil penelitian, diperoleh distribusi sebanyak 52 responden (67,5%).
2. Kemampuan adaptasi dalam menghadapi praktik klinik adalah adaptif. .
Dibuktikan dari hasil penelitian, diperoleh distribusi sebanyak 39 responden
(50,6%).
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara kecemasan terhadap kemampuan adaptasi dalam menghadapi praktik
klinik mahasiswa semester IV STIKES A.Yani Yogyakarta. Hal ini
ditunjukkan dari hasil statistik dengan shi-square didapatkan nilai
signifikansi 0.004 (p< 0.05).
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa lebih mempersiapkan
keterampilan dan pengetahuan sebelum menghadapi praktik klinik, seperti
dioptimalkan praktik di laboratorium, membaca literatur yang ada.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya
mengenai kecemasan terhadap kemampuan adaptasi dalam menghadapi
54
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
praktik klinik dengan observasi kecemasan mahasiswa dan sampel yang
berbeda pada saat akan menghadapi praktik klinik pertama kali yaitu pada
semester III. Selain itu dapat diteliti lebih lanjut tentang faktor-faktor
kecemasan seperti umur dan jenis kelamin. Kemudian perlu dilakukan self
evaluasi pada instrumen kecemasan dan instrumen kemampuan adaptasi
3. Bagi Institusi STIKES A. Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini menambah bacaan, referensi, masukan bagi mahasiswa
lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan diharapkan Institusi lebih
mempersiapkan mahasiswa agar kecemasan dalam menghadapi praktik
klinik berkurang. Selain itu pada mahasiswa yang mengalami kecemasan
berat, diharapkan dosen lebih intensif memberikan bimbingan baik di
praktik laboratorium maupun di materi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
DAFTAR PUSTAKA
Apastolo, Mendes AC, Azeredo. (2006). Adaptation Portuguese of Depression,
Anricty and Stress Scales (DASS). www.eerp.usp.br/rlae.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Riset Kesehatan Dasar 2007.
http://www.litbang.depkes.go.id/LaporanRKD/IndonesiaNasional.pdf, di
peroleh tanggal 29 Desember 2012.
Essau, C.A, Sasagawa, S, Ishikawa, S. (2010). Early Learning Lxperience and
Adolescent Anxiety: A Ross-cultural Comparison Between Japan and
England. Springer. 20 (1), 196-204.
Fahmi. (2011). Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Semester IV dan
Semester VI Prodi S1 keperawatan STIKES Yarsi Surabaya Menghadapi
Praktik Klinik di Rumah Sakit Islam Surabaya. Skripsi. Tidak
dipublikasikan.
NANDA. (2010). Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Alih bahasa. Sumarwati,
Widiarti, Tiar. Jakarta:EGC.
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Ibrahim, AS. (2012). Panik Neurosis dan Gangguan Cemas. Tanggerang: Jelajah
Nusantara.
Idaiani. S, Suhardi, Kristanto, A.Y.(2009). Artikel Penelitian; Analisis Gejala
Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia. diperoleh tanggal 13
Januari 2012.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
Irniati. (2008). Hubungan Antara Kecemasan dengan Kemampuan Adaptasi Pada
Mahasiswa Tahun Kedua Kelas Internasional Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada. Tesis. Tidak dipublikasikan.
Issacs, A. (2001). Lippincott’s Review Series: Mental Health and Psychiatric
Nursing. ( 3th
ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Keliat BA, Wiyono AP, Susanti H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa :
CMHN (intermedian course). Jakarta: EGC.
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Parry. (2010). Fundamental Of Nursing Fundamental Keperawatan.
Buku 1 Edisi 7. Salemba Medika.
Reilly, D.E & Obermann, M.H. (2002). Pengajaran Klinis Dalam Pendidikan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Riset Kesehatan Dasar (2007).
http://www.k4health.org/system/files/laporanNasional%20Riskesdas%202
007.pdf. Diperoleh tanggal 13 Januari 2012.
Rosita. (2011). Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi
Praktek Klinik Keperawatan Jiwa di STIKES Yarsi Surabaya. Skripsi.
Tidak dipublikasikan.
Rosmalia.( 2002). Hubungan Kecemasan Menghadapi Ujian Klinik Antenatal
Care dengan Hasil Yang Dicapai Pada Mahasiswa Program Studi
Kebidanan Magelang angkatan 1999/2000. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
Rufaidah.(2006). Konsep Holistik Dalam Keperawatan Melalui Pendekatan
Model Adaptasi Sistem Callista Roy. Volume 2 Nomor 1. Sumatra Utara:
Jurnal Keperawatan.
Sadock, B.J, Sadock, V.A. (2005). Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Science/ Clinical Psychiatry. 10th Ed. Lippincot: Williams &
Wilkins.
Savitri, W. (2010). Buku Panduan Praktik Klinik Keperawatan Desawa I.
Yogyakarta: Tidak dipublikasikan
Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G.W, Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. (8th
ed). St. Louis: Mosby.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suliswati, Payapo, T.A, Maruhawa, J, Sianturi, Y, Sumijatun. (2005). Konsep
Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suryani, E, Widyasih, H. (2010). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya.
Tarwoto, Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan.
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Videbeck, S.L. (2006). Psychiatric Mental Health Nursing. (3rd
ed). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Wilkinson, J.M. (2000). Nursing Diagnosis Handbook With NIC
Interventions and NOC Outcomes. (7th
ed). New Jersey: Prentice Hall.