perpustakaan sebagai media dalam implementasi strategi pembelajaran inkuiri (spi) pada pembelajaran...
TRANSCRIPT
Pemanfaatan dan Peran Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran dalam Implementasi Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI) pada Pembelajaran Matematika
Diajukan sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Ibu Qurrota Ayu Neina
Oleh
Septi Ratnasari
4101412082
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat, petunjuk, dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulisan karya
ilmiah berjudul “Pemanfaatan dan Peran Perpustakaan sebagai Media
Pembelajaran dalam Implementasi Stategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) pada
Pembelajaran Matematika” ini dapat terselesaikan tepat waktu dan sesuai harapan.
Penulisan karya ilmiah ini merupakan tugas akhir mata kuliah umum Bahasa
Indonesia pada Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis telah mendapat petunjuk, bimbingan
dan motivasi dari beberapa pihak. Secara khusus, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ibu Qurrota Ayu Neina sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa
Indonesia.
2. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan motivasi untuk penulisan
karya ilmiah ini.
3. Rekan-rekan rombel 026 dan pihak-pihak lainyang telah memberikan
bantuan.
Semoga segala bantuan, motivasi, petunjuk, dan bimbingan yang telah mereka
berikan menjadi amal ibadah an mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin.
Dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan karya
ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini
sangat kami harapkan.
Semarang, 11 Desember 2013
Penulis
ABSTRAK
Septi Ratnasari. 2013. “Pemanfaatan dan Peran Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) pada Pembelajaran Matematika”. Karya Ilmiah. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Dosen Pengampu Ibu Qurrota Ayu Neina.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Inkuiri, Pembelajaran Matematika, Perpustakaan.
Undang-undang tentang Perpustakaan (UU No. 43/2007) menyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan. Untuk itu perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi.dimana fungsi perpustakaan adalah sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi yang akan memperluas wawasan, meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
Rendahnya kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya proses pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari guru, siswa, sarana dan prasarana pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang kurang baik serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang kurang berhasil akan menyebabkan siswa kurang minat untuk belajar.
Pada umumnya metode pembelajaran yang dikembangkan guru
matematika dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran yang
masih konvensional, pada prosesnya guru menerangkan materi dengan metode
ceramah, siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting.
Pembelajaran matematika diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam pengembangan intelektual, penalaran, pengembangan cara berpikir kritis,
logis, sistematis, dan analistis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap berbagai
kejadian nyata yang dapat disimbolkan dan dikaji berdasarkan ilmu matematika.
Dengan diterapkannya metode inkuiri pada pembelajaran matematika diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga konsep yang diperoleh siswa
dalam pelajaran matematika akan tersimpan dalam memori dan tidak mudah
terhapus.
Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan
segala sarana maupun prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum,
peningkatan kualitas guru, dan prningkatan pelayanan perpustakaan sekolah
merupakan hal utama yang perlu dipikirkan dan dikerjakan.
Kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai,
terlebih pada pelajaran Matematika yang notabene adalah pembelajaran yang
paling mendasar dan fundamental. Salah satu sarana dan prasarana yang perlu
dikembangkan dan diperhatikan yaitu perpustakaan yang berfungsi sebagai
sumber belajar siswa dimana perpustakaan mengemban peranan yang sangat
penting.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................... i
Abstrak .................................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
1.4. Manfaat Penulisan .......................................................................... 3
Bab II Landasan Teori ............................................................................... 4
2.1. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) .................................................. 4
2.1.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) ...................... 4
2.1.2. Prinsip-prinsip Dasar Penggunaan SPI ................................... 6
2.1.3. Ciri Utama SPI ........................................................................ 7
2.1.4. Langkah-langkah Pelaksanaan SPI ......................................... 9
2.1.5. Kesulitan Implementasi SPI ................................................... 11
2.1.6. Keunggulan dan Kelemahan SPI ............................................ 12
2.2. Pembelajaran Matematika .................................................................13
2.3. Perpustakaan ..................................................................................... 14
2.3.1.Pengertian Perpustakaan ..........................................................14
2.3.2.Peran perpustakaan .................................................................. 14
2.3.3.Tujuan Perpustakaan ................................................................ 15
Bab III Metode Penulisan .......................................................................... 16
3.1. Pendekatan ........................................................................................ 16
3.2. Sumber Data ......................................................................................16
3.3. Sasaran Penulisan ..............................................................................16
Bab IV Pembahasan ................................................................................... 17
4.1. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam
Pembelajaran Matematika .................................................................17
4.2. Pemanfaatan dan Peran Perpustakaan sebagai Media
Pembelajaran dalam Implementasi SPI pada
Pembelajaran Matematika .................................................................19
Bab V Penutup ............................................................................................ 22
5.1. Simpulan............................................................................................ 22
5.2. Saran ..................................................................................................22
Daftar Pustaka ............................................................................................ 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dana yang cukup besar. Hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi
kelangsungan masa depannya. Pendidikan memegang peranan yang sangat
penting dalam menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan juga
dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif,
terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berbudi pekerti luhur.
Rendahnya kualitas pendidikan dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya
proses pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari siswa,
guru, serta sarana dan prasarana pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan
motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang kurang baik, serta sarana dan
prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya
instruksional. Proses pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan
siswa kurang berminat untuk belajar. Minat siswa yang kurang ditunjukkan dari
kurangnya aktivitas belajar, interaksi dalam proses pembelajaran, dan persiapan
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu persiapan sekolah dengan
segala sarana maupun prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum,
peningkatan kualitas guru, dan peningkatan pelayanan perpustakaan sekolah
merupakan pekerjaan yang harus diutamakan.
Kurikulum yang telah diperbaharui menyaraankan agar kegiatan
pengajaran tidak hanya datang satu arah dari guru saja, melainkan multi arah,
begitu juga sumber pembelajaran juga dapat dari mana saja dan apa saja terlebih
dalam era globalisasi sekarang ini. Dalam komunikasi multi arah guru harus aktif
merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisa berbagai kegiatan yang
dilakukan siswa, dan sebaiknya siswa diharapkan untuk aktif baik mental maupun
emosional. Proses belajar yang harus dilakukan siswa untuk mendapatkan
keterampilan, menemukan, mengelola, menggunakan, dan mengkomunikasikan
hal-hal yang telah ditemukan merupakan hasil belajar yang diharapkan. Guru
sebagai pendidik harus menguasai bermacam-macam metode mengajar, yaitu
pembelajaran tidak hanya dilakukan di kelas dengan proses pembelajaran yang
cenderung siswa dibelajarkan, akan tetapi guru dapat memvariasikan
pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk melakukan proses inkuiri yang
dapat dilakukan di perpustakaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
pembahasan masalah dalam karya ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Stategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dalam
Pembelajaran Matematika?
2. Bagaimana pemanfaatan dan peran perpustakaan sebagai media pembelajaran
dalam Implementasi Stategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) pada Pembelajaran
Matematika?
1.3. Tujuan Penulisan
Melalui penulisan karya ilmiah ini, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui implementasi Strategi Pembelajarn Inkuiri dalam
pembelajaran Matematika.
2. Mengajak siswa dan guru untuk lebih memanfaatkan perpustakaan sebagai
media pembelajaran.
3. Meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca.
4. Meningkatkan mutu hasil belajar dan pembelajaran siswa.
5. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta arti pentingnya
perpustakaan sebagai jendela ilmu khususnya bagi siswa dan guru, umumnya
kepada semua pembaca.
1.4. Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan memberi manfaat yang luas, baik
bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya:
1. Bagi Penulis
Sebagai tugas akhir perkuliahan mata kuliah Bahasa Indonesia, penulisan
karya ilmiah ini banyak memberi manfaat, baik langsung maupun tidak langsung.
Diantaranya penulis mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai
keberadaan perpustakaan sebagai media pembelajaran dalam metode SPI serta
pentingnya sebagai jendela ilmu dan penunjang keberhasilan pembelajaran di
sekolah, khususnya pembelajaran Matematika. Selain itu, penulis merasa dilatih
untuk menulis dan menjadikannya sebagai bahan referansi dan kajian untuk
meningkatkan pembelajaran di sekolah nantinya.
2. Bagi Pembaca
Tidak jauh beda dari yang penulis sampaikan di atas, diharapkan melalui
tulisan ini dapat memberikan pemahaman mengenai perpustakaan dan perannya
dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan belajar siswa pada khususnya,
dan masyarakat sekolah pada umumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Srategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
2.1.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
heuristik yang berarti menemukan. Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari
berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, maka manusia
memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu
tentang keadaan alam sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir di
dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu
mengenai indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra lainnya. Hingga
dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan
bermakna (meaningfull) manakala didasari keingintahuan itu. Dalam rangka inilah
strategi inkuiri dikembangkan.
Menurut Hamalik (2007: 220) mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri
adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa
dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara
jelas.
Menurut Gulo (Trianto, 2007: 135) mengattakan bahwa pembelajaran
inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari secara sistematis, kritis, logis, dan
analistis.
Menurut Piaget (Mulyasa, 2006: 108) mengatakan bahwa pembelajaran
inkuiri adalah metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri, serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lainnya. SPI merupakan
strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Ada 4 faktor
yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak menurut Piagetyaitu
maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
a. Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan
anatomis yang meliputi pertumbuhan tubuh, perkembangan otak, dan
pertumbuhan sistem saraf. Pertumbuhan dan perkembangan otak
merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir atau intelektual anak. Otak bisa dikatakan sebagai
pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan.
b. Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan
individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi
atau tindakan fisik yang dilakukan individu memungkinkan dapat
mengembangkan aktivitas/daya pikir. Gerakan-gerakan fisik yang
dilakukan pada akhirnya akan bisa ditransfer menjadi gagasan atau ide-ide.
Oleh karena itu, proses belajar yang murni tak akan terjadi tanpa adanya
pengalaman-pengalaman. Bagi Piaget, aksi atau tindakan adalah
komponen dasar pengalaman.
c. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain.
Ada 2 aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan
intelektual. Pertama, pengalaman sosial dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa dimana kemampuan berbahasa ini diperoleh
melalui percakapan, diskusi, dan argumentasi dengan orang lain. Kedua,
melalui pengalaman sosial anak mengurangi egocentricnya. Sedikit demi
sedikit akan muncul kesadaran bahwa ada orang lain yang mungkin
berbeda dengan dirinya. Pengalaman semacam ini sangat bermanfaat
untuk mengembangkan konsep mental seperti kerendahan hati, toleransi,
etika, moral, dan lain sebagainya.
d. Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah
ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya. Ada kalanya anak
dituntut untuk memperbarui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia
menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
2.1.2. Prinsip-prinsip Dasar Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Dalam penggunaan SPI terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
oleh setiap pendidik/guru yaitu:
1. Berorientasi terhadap Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan/peningkatan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh
sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana
siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
2. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran
inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir.
Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri
sangat diperlukan.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu
mungkin bisa saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis
yang diajukannya.
2.1.3. Ciri Utama Strategi Pembelajaran Inkuiri
Ada berapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri,
yaitu:
a. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan
siswa sebagai subjek belajar dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang mereka
pelajari.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self believe). Dengan demikian, strategi
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.
c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian dalam strategi pembelajaran inkuiri, siswa tak hanya dituntut
agar menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Karena manusia yang menguasai
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama
pembelajaran melalui inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar ingin
tahu mereka.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
Dikatakan demikian, karena dalam strategi ini siswa memegang peranan yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran. SPI akan efektif manakala:
a. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi
pembelajaran inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan
utama, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
b. Jika dalam pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep
yang sudah jadi, tetapi berupa kesimpulan yang perlu pembuktian.
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berpikir, maka strategi inkuiri akan kurang berhasil
diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
e. Jika jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehinggag bisa
dikendalikan oleh guru.
f. Jika guru memiliki waktu yang cukup banyak untuk menggunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
2.1.4. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya (2008: 202) mengatakan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah utama untuk membina suasana pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondidikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Guru menstimulus dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk memecahkan teka-teki tersebut. Dikatakan teka-teki
dalam rumusan masalah yang ingin dikaji karena masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam SPI karena melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman berharga sebagai upaya
mengembangkan mental.
c. Merumuskan Hipotesis
Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan tetapi harus memiliki
landasan berpikir yang kokoh sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat
rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis tersebut sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itulah, tugas dan peranan
guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Selain itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
2.1.5. Kesulitan Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang dianggap baru khususnya di Indonesia. Sebagai suatu strategi baru dalam
penerapannya terdapat beberapa kesulitan, yaitu:
a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
berpikir yang berdasarkan pada dua hal yang sama pentingnya, yaitu proses
belajar dan hasil belajar. Selama ini guru yang sudah terbiasa dengan pola
pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan
kepada hasil belajar, banyak yang merasa keberatan untuk mengubah pola
mengajarnya. Bahkan ada guru yang menganggap SPI sebagai strategi yang tidak
mungkin dapat diterapkan karena tidak sesuai dengan budaya dan sistem
pendidikan, apalagi sifat guru yang cenderung konvensional, sulit untuk
menerima pembaruan-pembaruan.
b. Sejak tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya
adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian bagi mereka guru
adalah sumber belajar yang utama. Karena budaya belajar semacam itu sudah
terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan sulit mengubah pola belajar mereka
dengan menjadikan belajar sebagai proses berpikir. Mereka akan sulit manakala
diajak memecahkan suatu persoalan dan disuruh untuk bertanya. Mereka juga
akan mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan walaupun pertanyaan itu
sangat sederhana.
c. Berhubungan dengan sistem pendidikan yang dianggap tidak konsisten,
misalnya sistem pendidikan menganjurkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya
menggunakan pola pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
melalui pendekatan student active learning atau Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
atau anjuran penggunaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Namun di lain
pihak sistem evaluasi yang masih digunakan misalnya sistemujian akhir nasional
berorientasi pada pengembangan aspek kognitif. Tentu saja hal ini bisa
menyebabkan kebingungan guru sebagai pelaksana di lapangan. Guru akan
mendua hati, apakah ia akan melaksanakan pola pengembangan dengna
menggunakan inkuiri sebagai strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
belajar, atau akan mengembangkan pola pembelajaran yang diarahkan agar siswa
dapat mengerjakan atau menjawab soal hafalan.
2.1.6. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Selain terdapat kesulitan, strategi pembelajaran inkuiri juga memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahan, yaitu:
1. Keunggulan SPI
a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
cara dan gaya mereka.
c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan SPI
a. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga guru sering sulit menyesuaikan dengan waktu
yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru.
2.2. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu yaitu
matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial, dan linguistik. Didasarkan
pada pandangan konstruktivisme, hakikat matematika yakni anak yang belajar
matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan konstruksi
pengetahuan yangdiperolehnya ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya
(Hamzah, 2007: 126-132).
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu
konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya. Namun demikian, dalam pembelajaran pemahaman konsep sering
diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata. Proses induktif-
deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Selama
mempelajari matematika di kelas, aplikasi hasil rumus atau sifat yang diperoleh
dari penalaran deduktif atau induktif sering ditemukan meskipun tidak secara
formal hal ini disebut dengan belajar menalar (Depdiknas, 2003: 5-6).
Sedangkan “Pembelajaran ialah proses yang diselenggarakan oleh guru
untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (Dimyati dan Mudjiono, 2002:
157).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan
matematika. Suatu proses pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan
yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi agar siswa belajar dengan
menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.
Tujuan pembelajaran matematika itu sendiri adalah terbentuknya
kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir
kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin dalam
memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain,
maupun dalam kehidupan sehari-hari (PPPG, 2004:1).
2.3. Perpustakaan
2.3.1. Pengertian Perpustakaan
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan
majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun
perpustakaan lebih umun dikenal sebagai koleksi besar yang dibiayai dan
dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat
yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang
bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu, perpustakaan modern telah
didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dengan format
apa pun, apakah informasi tersebut disimpan dalam gedung perpustakaan atau
tidak. Dalam perpustakaan modern, selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku
dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa
diakses lewat jaringan komputer).
2.3.2. Peran Perpustakaan
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi
secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat
memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini terkait
dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode
belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan
fasilitas dan sarana pendidikan.
2.3.3. Tujuan Perpustakaan
Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala
umur dengan memberikan kesempatan melalui jasa pelayanan perpustakaan agar
mereka:
a. Dapat mendidik dirinya sendiri secara berkesinambungan.
b. Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan,
kehidupan sosial, dan politik.
c. Dapat memelihara kemerdekaan berpikir kreatif, membina rohani dan dapat
menggunakan kemampuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan budaya
manusia.
d. Dapat meningkatkan taraf kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaannya.
e. Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif
dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar
bangsa.
f. Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi
kehidupan pribadi dan sosial.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu
pendekatan deskriptif dan studi kasus. Penulis berusaha mendeskripsikan
Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika dan
studi kasus terhadap pemanfaatan dan peranan perpustakaan yang merupakan
salah satu fasilitas sekolah sebagai media dalam SPI pada Pembelajaran
Matematika.
3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu
berasal dari berbagai macam sumber antara lain buku-buku dan internet.
3.3. Sasaran Penulisan
Sasaran penulisan karya ilmiah ini adalah semoga dapat memberikan
pemahaman mengenai perpustakaan dan perannya dalam peningkatan kemampuan
dan keterampilan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada guru dan
siswa khususnya, dan masyarakat sekolah pada umumnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Implementasi Stategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dalam
Pembelajaran Matematika
Inkuiri berasal dari kata to iquire yang berarti ikut serta, atau terlibat
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Inkuiri berarti suatu rangkaian belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri berorientasi pada
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan
kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap
percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Inkuiri merupakan salah satu dari tujuh komponen pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning/CTL). Sebagai suatu metode pembelajaran
dari sekian banyak metode yang ada, inkuiri menempatkan guru sebagai
fasilitator, guru membimbing siswa jika diperlukan. Dalam metode ini, siswa
didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan
prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan oleh guru.
Sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan
materi yang sedang dipelajari.
Dharma (dalam Susilofy, 2008) menyatakan bahwa “dengan metode
inkuiri, siswa dihadapkan pada situasi untuk menyelidiki secara bebas dan
menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi, dan mencoba-coba (trial and error)’. Guru
bertindak sebagai penunjuk jalan membantu siswa agar mempergunakan ide,
konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk
mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru
akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam menemukan
pengetahuan yang baru tersebut. Metode ini memerlukan waktu yang relatif
banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya
sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat
lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan
mengkonstruksi sendiri konsep atau pengetahuan tersebut. Metode ini bisa
dilakukan baik secara perorangan atau kelompok. Beberapa materi seperti
menemukan rumus lingkaran, dalil phytagoras, volume tabung, dan sebagainya
sangat terbantu dalam menanamkan konsep matematika. Dengan metode inkuiri
guru bisa meminimalisir bentuk-bentuk pengumuman saja dari rumus-rumus
tersebut, tetapi lebih pada upaya siswa yang yang diarahkan menemukan konsep
itu di bawah bimbingan guru.
Dalam kesimpulan penelitiannya yang berjudul Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematik dengan Menggunakan Metode Inkuiri,
Kusuma menemukan bahwa komunikasi matematik siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode inkuiri lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran dengan metode inkuiri dapat
membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran, serta
pemahaman siswa terhadap suatu konsep pun lebih mendalam karena siswa
belajar dengan cara membangun sendiri pengetahuannya.
Pada umumnya metode pembelajaran yang dikembangkan guru
matematika dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran yang
masih konvensional, pada prosesnya guru menerangkan materi dengan metode
ceramah, siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting.
Dengan diterapkannya metode inkuiri pada pembelajaran matematika diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga konsep yang diperoleh siswa
dalam pelajaran matematika akan tersimpan dalam memori dan tidak mudah
terhapus.
4.2. Pemanfaatan dan Peran Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran
dalam Implementasi Stategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) pada
Pembelajaran Matematika
Pada sebagian besar sekolah, kondisi perpustakaan masih jauh dari yang
diharapkan, dimana belum memenuhi standar nasional perpustakaan. Di samping
itu pemangku jabatan, kepala sekolah dan guru kurang menyadari pentingnya
fungsi dan peran perpustakaan bagi peserta didik maupun para pendidik sendiri.
Misalnya, ada anggapan bahwa perpustakaan hanya sebagai pelengkap di sekolah.
Padahal ia merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran, sebab
keberhasilan jalannya proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kompetensi
guru dan tersedianya gedung sekolah serta fasilitasnya, tetapi juga perlu didukung
oleh tersedianya buku-buku dan perpustakaan yang representatif.
Dalam benak sebagian kita terlintas bahwa perpustakaan terdiri dari
banyak rak dengan tumpukan buku yang tersusun rapi. Anggapan tersebut
memang ada benarnya, tetapi perpustakaan di masa kini telah menyediakan
layanan audio-visual, film, slide mikrofilm, dan sebagainya. Di dalam
perpustakaan terdapat berbagai bahan cetak dan publikasi (buku, majalah, laporan,
karya tulis, audio visual, film, slide, VCD, DVD, kaset dsb). Hal ini justru dapat
menunjang siswa dalam menggali berbagai sumber ilmu dengan cara belajar
sendiri melalui membaca buku tanpa harus menunggu pemberian materi pelajaran
oleh guru di dalam kelas. Dengan demikian mereka mampu mengembangkan
sikap percaya diri untuk mencari tahu, menemukan, dan memecahkan masalah
sendiri pada materi-materi yang dipelajarinya.
Pendidikan matematika merupakan salah satu aspek penting yang perlu
diajarakan kepada siswa di sekolah. Maka tak heran apabila mata pelajaran ini
diberikan sejak bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu
menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari karena segala hal dalam dunia ini pada dasarnya dapat dimatematikakan.
Sepanjang hidup mereka, selama itulah ajaran matematika tidak pernah absen
menemani mereka.
Selama ini pengajaran matematika di sekolah cenderung konvensional,
bersifat hafalan, penuh jejalan definisi, teorema, dan rumus-rumus yang rumit.
Bahkan tak sedikit siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika yang
dianggap rumit dengan banyak rumus yang diberikan oleh guru, sehingga jarang
siswa menempatkan pelajaran ini sebagai favorit. Hal ini semakin terlihat bahwa
rendahnya minat siswa untuk mempelajarinya dibandingkan dengan mata
pelajaran lain. Pembelajaran matematika diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam pengembangan intelektual, penalaran, pengembangan
cara berpikir kritis, logis, sistematis, dan analistis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap berbagai kejadian nyata yang dapat disimbolkan dan dikaji berdasarkan
ilmu matematika.
Buku adalah jendela ilmu, begitu banyak istilah yang sering dipublikasikan
untuk mengajak semua orang untuk rajin membaca. Karena buku dan sumber
bacaan lainnya adalah sumber inspirasi untuk mrnggali kreasi serta potensi yang
ada dalam diri setiap individu, siswa pada khususnya yang mana pada strategi
pembelajaran inkuiri mereka dituntut untuk menemukan sendiri berbagai masalah
yang dihadapi pada materi pelajaran yang sedang dipelajari.
Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu dilakukan berbagai upaya
ters-menerus memberikan apresiasi kepada para siswa akan pentingnya
pemanfaatan perpustakaan sekolah bagi peningkatan minat dan kegemaran siswa
dalam membaca. Upaya ini tentunya bukan hanya tugas pustakawan, tetapi juga
harus didukung oleh kepala sekolah dan terutama para guru yang lebih dekat
dengan siswa.
Berdasarkan wacana di atas, maka sebagai salah satu aspek untuk
mengembangkan kemampuan dasar penalaran dan pengembangan intelektual
peserta didik adalah dengan mengaktifkan siswa melalui kegiatan membaca,
memahami, menemukan, dan mengapresiasikan ilmu matematika dengan
mengarahkan siswa untuk gemar membaca dan mengeksplorasi perpustakaan.
Sejalan dengan hal tersebut, maka ketersediaan sarana perpustakaan yang layak
adan representatif semestinya disediakan oleh setiap sekolah, baik melalui
bantuan langsung pemerintah maupun swadaya masyarakat bsekolah lainnya.
Selain itu, inventaris buku dan pengelolaan perpustakaan harus selalu diperhatikan
dalam pengurusannya agar dapat memberikan manfaat dan peranannya bagi
siswa, guru, dan warga sekolah lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran
inkuiri akan jauh lebih memberi keberhasilan pada proses belajar siswa daripada
melalui pembelajaran konvensional dimana siswa harus mampu mencari tahu,
menemukan, dan memahami sendiri setiap masalah pada materi-materi yang
sedang mereka pelajari. Dengan demikian, konsep materi tersebut akan lebih lama
tersimpan dalam otak mereka. SPI juga mampu meningkatkan kemandirian dan
kepercayaan diri siswa, serta mengembangkan kreativitas potensi siswa dalam
belajar.
Selain itu, kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang
memadai, terlebih pada pelajaran Matematika yang notabene adalah pembelajaran
yang paling mendasar dan fundamental. Salah satunya adalah perpustakaan yang
berfungsi sebagai sumber belajar siswa, sehingga perpustakaan mengemban
peranan yang sangat penting. Fungsi perpustakaan akan dapat berjalan dengan
baik jika didukung oleh beberapa hal, antara lain:
1. Pengembangan koleksi buku
2. Pengembangan dan penguatan organisasi perpustakaan yang baik
3. Pelayanan yang profesional
4. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan dalam rangka upaya peningkatan
pengelolaan perpustakaan, antara lain:
1. Pihak sekolah hendaknya menyediakan tenaga yang profesional khusus
untuk mengelola perpustakaan. Bukan hanya tugas tambahan yang
diberikan pada guru selaku pendidik, mengingat tugas dan tanggungan
guru pada pendidikan begitu besar.
2. Pihak sekolah hendaknya segera menambah koleksi buku-buku yang baru
serta mengelola perpustakaan sesuai dengan standar nasional dan
internasional sebagai referensi tambahan.
3. Pihak sekolah hendaknya segera menambah anggaran khusus untuk
perpustakaan guna meningkatkan sarana dan prasarana serta meningkatkan
wawasan guru dan karyawan tentang perpustakaan.
4. Dengan Perkembangan Teknologi Informasi yang begitu pesat, sekolah
hendaknya segera memanfaatkan teknologi informasi guna menuju
perpustakaan digital (e-library) sesuai dengan tuntutan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Piaget, Mulyasa. 2006. Strategi Pembelajaran Inkuiri. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Gulo, Trianto. 2007. Strategi Belajar Mengajar Matematika. IKIP: Malang.
Agus Salim. Melibatkan Siswa dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.
Republika, 22 Oktober 2008. (Online), (http://www.klubguru.com/index.php,
diakses pada 06 Desember 2013)
Darmono, 2007. Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar.
(Online), (e-mail: [email protected], diakses 06 Desember 2013)
Heri Abi Burachman Hakim. Perpustakaan Sekolah Sarana Peningkatan Minat
Baca. (Online), (http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id/index.php, diakses pada 11
Desember 2013)
Dwiza Ayuna S.Sos, Optimalisasi Fungsi Perpustakaan Sekolah Upaya
Meningkatkan Minat Baca Siswa. (Online), (http://padang-today.com/index.php,
diakses pada 11 Desember 2013)
Wawan Junadi. Pembelajaran Matematika. (Online), (http://wawan-
junadi.blogspot.com/2010/06/pembelajaran-matematika.html?m=1, diakses pada
11 Desember 2013)
Sahar Syahreza. Makalah Strategi Pembelajaran Matematika. (Online),
(http://batksahar.blogspot.com/2013/05/makalah-strategi-pembelajaran-
matematika.html?m=1, diakses pada 11 Desember 2013)