perlindungan hukum terhadap seni budaya...
TRANSCRIPT
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA REOG
PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Hukum
pada bagian Hukum Internasional
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
Oleh:
NAMA : OKTA RANIWIDYA REZEKI
NIM : 02011281320018
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS INDRALAYA
2017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jadilah seperti batu karang yang selalu tegar meskipun terus dihantam oleh
ombak yang kuat dan lakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri senidri
maupun orang lain Karena hidup tidak ada yang abadi.’’
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta
Saudari-saudariku tersayang
Sahabat dan temanku
Almamater yang ku banggakan
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada
semua pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu
penulis sehingga menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Orang tua penulis. Bapak (Eddi Sukatno) dan Ibu (Kastini) dan dua saudara
penulis Diana Panca Fitriani, S.Pd, dan Agung Prasetyo Wibisono yang tidak
pernah berhenti dan untuk dukungannya dalam segi apapun untuk penulis.
3. Bapak Dr. Febrian, S.H., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya sekaligus Pembimbing Akademik penulis.
4. Bapak Dr. Firman Muntaqo, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Sriwijaya.
5. Bapak Dr. Ridwan, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya.
6. Bapak Prof. H. Abdullah Gofar, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sriwijaya.
7. Bapak Dr. H. Achmad Romsan, S.H., M.H., L.LM selaku Ketua Jurusan Studi
Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.
8. Bapak H. Syahmin AK, S.H., M.H selaku Pembimbing Utama yang banyak
membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Akhmad Idris, S.H., M.H. selaku Pembimbing Pembantu sekaligus
dosen Pembimbing Akademik Penulis yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Para Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang
telah membantu penulis sejak awal hingga berakhirnya masa kuliah.
11. Keponakan-keponakan tersayang, Muhammad Adam Maliik dan Ainun
Mahya yang terkadang memberikan dukungan berupa sedikit gangguan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Cepet besar, ya!
12. Sahabat spesial Penulis, Muhammad Arman Septian., A.Md yang senantiasa
selalu ada memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk kebersamaannya!
13. Teman-teman kece yang biasanya bareng ke kampus naik TM atau bus, Sindi,
Martini, Ela, Vivi, Nur, Koko, Wani, Melia, Rini, Fita, Ayu, Kijul, Fadila,
Verdian, Yiyin, Siska, Dewi, Cece Selvi, yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu. Semoga sukses semuanya!
14. Kurniawati, S.E, sahabat penulis yang banyak memiliki kesamaan karakter
dan menghabiskan masa kecil bersama dengan segudang pengalaman tak
terlupakan mulai dari main sepeda nyemplung di got sampe dikejer anjing
saat pulang dari TPA. Terimakasih telah memberikan support untuk
menyelesaikan skripsi ini.
15. Rekan satu organisasi TONTI yang terus memberikan dukungan, Maskar,
Kak Akbar, Kak Lilis, Djati, Kak Apriandi, Kak Nia, Titi, Kak Atica, Kak
Wahyu, Tria, Amel, Uswatun, Deby, Lastri, Tuty, Kak Diah, Tiwi, dan yang
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
16. Teman SD yang sekarang sudah siap menikah, Rini dan Endah yang
senantiasa memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
17. Teman-teman anti mainstream yang kalo ngumpul suka malu-maluin,
Maskar, Djati, dan Lastri. Terimakasih telah menghibur dan memberikan
masukan positif kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
18. Teman sekelas SMA yang sampe sekarang masih suka main ke kerumah,
Ratih, Dije, Sri. Terima Kasih untuk berusaha ada untuk penulis selama
delapan tahun ini dan untuk mengingatkan penulis dalam kebaikan.
19. Kelompok PLKH H-1, Kak Dicky, Kak Alkat, Sindi, Martini, Rindy, Bella,
Riris, Briyan, Heru, Dedy, Putri, Adit, Dina, Mute, dan Sinta. Terima kasih
untuk perjuangannya menjadi tim yang solid sehingga menang Juara 2 MCC
Pidana dan mendapatkan predikat Hakim Terbaik. Thank you forthe
experience!
20. Kelompok KKL Kantor Notaris Bapak Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn, : Hervan
Dwison. Terima kasih sudah memberikan pengarahan dan membantu penulis.
21. Teman-teman Program Kekhususan Hukum Internasionalkampus Indralaya
angkatan 2013: Dhika, Hervan, Bella, Mela, Cece, Fadila, Kijul, Ocha dan
Verdian. See you soon, guys!
22. Teman-teman calon sarjana hukum, seluruh angkatan 2013 Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya, terimakasih untuk kebersamaannya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... … i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 8
E. Kerangka Teori........................................................................................ 9
F. Metode Penelitian ................................................................................... 15
1. Jenis Penelitian ................................................................................. 17
2. Pendekatan Permasalahan ................................................................ 18
3. Bahan Hukum .................................................................................. 18
4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 19
5. Metode Analisis Bahan Penelitian ................................................... 19
6. Teknik Penarikan Kesimpulan ` ........................................................ 20
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 22
A. Tinjauan Umum Hak Kekayaan Intelektual ........................................... 22
1. Konsep Hak Kekayaan Intelektual ................................................... 22
2. Prinsip-Prinsip Hak Kekayaan Intelektual ....................................... 24
3. Dasar Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Internasional ...................................................................................... 26
4. Klasifikasi Hak Kekakayaan Intelektual .......................................... 38
B. Tinjauan Hukum Tentang Hak Cipta ..................................................... 39
1. Sejarah Hak Cipta ............................................................................ 39
2. Pengertian Hak Cipta ....................................................................... 41
3. Prinsip-Prinsip Hak Cipta ................................................................ 44
4. Dasar Perlindungan Hak Cipta ......................................................... 45
5. Ciptaan yang Dilindungi .................................................................. 46
6. Pemegang Hak Cipta dan Pencipta ................................................... 49
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 52
A. Perlindungan Hukum Kesenian Reog Ponorogo Dalam Perspektif
Hukum Internasional .............................................................................. 52
B. Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo
di Indonesia dan Kasus yang Berkaitan dengan Pelanggaran Hak Cipta
Seni Budaya Reog Ponorogo ................................................................. 66
1. Konsep Seni Budaya Reog Ponorogo ............................................... 66
2. Penegakan Hukum Dalam Rangka Perlindungan Terhadap Seni
Budaya Reog Ponorogo .................................................................... 73
3. Perlindungan yang Diberikan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta dalam Mencegah Terjadinya Praktik
Peniruan (Plagiat) atau Pembajakan (Piracy) dan Klaim terhadap
Seni Budaya Reog Ponorogo yang Dilakukan oleh Pihak Asing .... 76
4. Kasus yang Berkaitan dengan Pelanggaran Hak Cipta Seni Budaya
Reog Ponorogo ................................................................................. 78
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 92
A. Kesimpulan ............................................................................................ 92
B. Saran ....................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95
ABSTRACT
This research was analyzing about law protection to the Reog Ponorogo art
culture that claimed by foreign side at past 2007, by discussinging general review the
intellectual property rights . The copyrights on the intellectual property as generally
had been admitted based on international law and as well national law. This has been
proven by creating the international conventions and also the other rules that set the
copyrights. That some rules could be from TRIPS agreement ( Agreement on Trade
Related of Intellectual Property Rights ) In International scale. That discuss about
copyright protection in it . The appearance dispute about the claim act of Indonesia
art culture heritage signifies that till nowdays. The concept to ptotect couldn’t be
realized optimally yet or even it still doesn’t have the rules explicity enough to give
the ptotection of art culture heritage about violation of copyrights , this paper had
purpose to making know about law protect to Reog Ponorogo Cultural Property in
Indonesia . By using normative research method , can be found the conclude , the
government and as well the intantions had done the efforts of enforcement law.
Keyword: Protection, Cultural Property, Reog Ponorogo, International Law
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis tentang perlindungan hukum terhadap seni budaya
Reog Ponorogo terhadap tindakan klaim oleh pihak asing pada tahun 2007 silam,
dengan membahas tinjauan umum hak kekayaan intelektual. Hak cipta atas kekayaan
intelektual secara umum telah diakui baik berdasarkan hukum internasional maupun
hukum nasional. Hal ini dibuktikan dengan diciptakannya konvensi-konvensi
internasional maupun peraturan lainnya yang mengatur tentang hak cipta. Beberapa
aturan tersebut dapat dalam skala internasional dibentuk TRIPs Agreement
(Agreement on Trade Related of Intellectual Property Rights) yang didalamnya
membahas masalah perlindungan hak cipta. Munculnya sengketa tentang tindakan
klaim atas warisan seni budaya Indonesia menandakan jika sampai saat ini konsep
yang digunakan untuk melindunginya masih belum dapat terealisasi dengan optimal
atau bahkan mungkin belum ada pengaturan yang secara eksplisit cukup untuk
memberikan perlindungan warisan seni budaya. Terkait pelanggaran hak cipta
tersebut, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap seni
budaya Reog Ponorogo di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian
normatif, ditemukan kesimpulan bahwa untuk melindungi Hak Cipta atas seni
budaya, pemerintah maupun instansi terkait telah melakukan upaya penegakan
hukum.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Seni Budaya, Reog Ponorogo, Hukum
Internasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan salah satu negara
kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau mencapai 17.580 pulau, dan
jumlah 0penduduk mencapai 200 juta jiwa, memang kaya akan suku, ras, dan seni
kebudayaan tradisional yang merupakan bentuk karya atau kreasi intelektual
masyarakat adat setempat yang berkembang lalu dileastirikan keberadaannya. Maka
sudah menjadi kewajiban negara dan masyarakat untuk tetap menjaga dan
menjamin keberadaannya.
Telah dijelaskan dalam Undang-Undang Hak Cipta, Hak Cipta atas ekspresi
budaya tradisional dipegang oleh negara.1 Ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra terdiri atas:2
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya
tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantomim;
1 Lihat pasal 38 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
2 Lihat pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
f. karya seni rupa dalam bentuk seperti lukisan, gambar ukiran, kaligrafi, seni
pahat, patung, atau kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. potret;
m. karya sinematografi;
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
Program Komputer maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli;
r. permainan video, dan
s. Program Komputer.
Salah satu contoh dari bermacam-macam seni kebudayaan yang lahir di
beberapa daerah adalah nyanyian dan tari-tarian. Tak dapat dipungkiri, hampir
disetiap provinsi atau wilayah di Indonesia memiliki setidaknya satu jenis tarian
maupun nyanyian. Misalnya tarian Gambyong yang berasal dari Jawa Tengah,
tarian Ngalajau yang berasal dari Lampung, tari Gending Sriwijaya yang berasal
dari provinsi Sumatera Selatan dan Reog Ponorogo yang berasal dari provinsi Jawa
Timur. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur
bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. 3
Tentu saja kreasi intelektual masyarakat ini telah dijamin perlindungan
hukumnya dalam aspek Hak Kekayaan Intelektual, baik dalam regulasi nasional
maupun internasional. Namun hingga saat ini masih banyak saja klaim-klaim
kebudayaan yang telah lama tumbuh dan berkembang di negara Indonesia oleh
pihak asing yang berujung pada timbulnya sebuah sengketa.
Masyarakat lokal yang dianggap telah melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan ini secara turun temurun tentu saja tidak terima atas tindakan klaim
yang dilakukan oleh pihak-pihak asing tersebut. Masyarakat menjadi sangat geram
dan melakukan aksi protes dengan sangat gencar demi mempertahankan keberadaan
seni budaya yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak ratusan hingga
ribuan tahun yang lalu.
Misalnya, tindakan klaim yang dilakukan oleh negeri jiran Malaysia
terhadap kesenian Reog Ponorogo yang berasal dari provinsi Jawa Timur pada
tahun 2007 silam. Di negeri Jiran Malaysia, tarian sejenis tarian Reog Ponorogo
disebut sebagai tari Barongan. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak,
yaitu sejenis topeng berkepala harimau yang atasnya terdapat bulu-bulu merak.
3 https://id.m.wikipwdia.org/wiki/Reog_(Ponorogo) diakses pada tanggal 12 februari 2017.
Mulai bermunculan kontroversi ketika situs resmi Kementrian Kebudayaan
Kesenian dan Warisan Malaysia terdapat tulisan Malaysia. Negeri tetangga yang
kerap menyebut Indonesia serumpun itu mengakuinya pula sebagai warisan
masyarkat keturunan Jawa yang banyak terdapat di Batu Pahat, Johor dan Selangor,
Malaysia4 pada topeng dadak merak tersebut. Tidak hanya itu, pada sebuah iklam
Discovery Channel dalam Enigmatic Malaysia ditayangkan beberapa tarian lainnya
seperti tari pendet dan gelaran wayang yang diklaim merupakan salah satu dari
kebudayaan tradisional Malaysia.
Tentu saja hal ini telah memicu berbagai protes dari berbagai lapisan
masyarkat di Tanah Air, termasuk pula seniman pengrajin Reog Ponorogo yang
berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Bercermin dari fenomena tersebut, lantas dapat
diketahui jika masih banyak lapisan masyarakat yang masih mempertahankan
eksistensi seni budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Maka
tidak heran ketika terjadi “sengketa kepemilikan” antara Indonesia dengan Malaysia
mengenai status Reog Ponorogo yang diklaim kepemilikannya oleh Malaysia,
banyak elemen masyarakat Indonesia khususnya masyarakat adat yang berkaitan
langsung dengan Reog Ponorogo melakukan demonstrasi besar-besaran didepan
gedung Kedutaan Malaysia.5
Timbulnya protes masyarakat dalam menyikapi tindakan klaim tersebut
memang dapat dibenarkan sepanjang masih dalam batasan dan tidak bertentangan
4 https://www.liputan6.com/news/read/416067/terusik-lagi-klaim-negeri-jiran diakses pada
tanggal 23 Februari 2017. 5 Arif Lutfiansori. Hak Cipta dan Perlindungan Folklor di Indonesia, Yogyakarta: Graha
Ilmu,2010 , hlm. 3.
dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pula adanya karya ilmiah ini merupakan
sebagai wujud refleksi akademis dari penulis dalam menanggapi peristiwa klaim
seni budaya maupun karya intelektual masyarakat adat yang ramai terjadi akhir-
akhir ini. Refleksi yang timbul dari rasa keingintahuan dan penuh pertanyaan,
mengapa ditengah regulasi nasional maupun regulasi internasional mengenai aspek
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang telah diratifikasi oleh beberapa negara, masih
ada saja muncul sengketa saling klaim seni kebudayaan. Hal ini tentu menjadi
pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk memperkuat regulasi perlindungan hukum
terhadap warisan budya Indonesia
Membahas mengenai perlindungan terhadap folklor ini, tuntutan untuk
adanya perlindungan hukum bentuk-bentuk Sumber Daya Genetik Pengetahuan
Tradisional dan Ekspresi Folklor (SDGPTEF) semakin mengemuka dan bernuansa
politis karena menyangku tuntutan dari berbagai kelompok komunitas lokal, hal ini
disebabkan semakin meningkatnya kesadaran bahwa komersialisasi bentuk
pemiliknya.6
Berkaitan dengan perlindungan seni budaya dalam perspektif HKI, maka
rezim yang digunakan oleh Indonesia sebagai norma perlindungan hukum seni
budaya adalah rezim hak cipta. Hal itu telah dibuktikan dengan ditambahkannya
folklor dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Namun
sayangnya, permasalahan yang timbul dalam rezim hak cipta adalah undang-undang
ini lebih menitikberatkan pada perlindungan hukum terhadap hasil intelektual yang
6 Ibid, hlm. 20.
bersifat individualis yang memiliki banyak keterbatasan. Terdapat beberapa
kelemahan didalam rumusan rezim hak cipta, contohnya seni budaya tidak memiliki
batas waktu dan terus diwariskan secara turun-temurun tanpa adanya prosedur hibah
atau penyerahan hak cipta, dan lain sebagainya.
Perlindungan hasil kreasi intelektual budaya tradisional dewasa ini sedang
dirumuskan dalam WIPO (World Intellectual Property Rights). Beberapa pasal yang
diatur terdapat pengertian mengenai budaya tradisional, kepemilikan, serta
pengaturan penggunaannya. Rumusan butir-butir pasal ini akan memaksa negara-
negara anggota untuk meratifikasi perundang-undangan nasional agar sesuai dengan
konvensi tersebut. Upaya mengembangkan konsep HKI internasional melalui
kesepakatan bersama telah diwujudkan oleh negara-negara dalam perjanjian World
Trade Organization (WTO) berikut Trade Related Aspects of Intellectual Property
Rights (TRIP’s) dan semua perjanjian Internasional tentang HKI yang menjadi
rujukannya, khususnya Konvensi Paris.7 TRIPs-WTO telah memberikan pengaruh
yang sangat besar di Indonesia terutama dalam revisi Undang-Undang dibidang Hak
Kekayaan Intelektual seperti lahirnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta. Filosofi pentingnya diberikan perlindungan hukum terhadap
Hak Cipta bukan hanya didasarkan pada teori hukum alam, tetapi juga dijustifikasi
oleh penganut utilatirian yang menekankan bahwa berdasarkan prinsip-prinsip
ekonomi, maka perlindungan Hukum Terhadap sangat dibutuhkan dalam rangka
7 Muhammad Syaifuddin. Hukum Paten (Analisis Paten dalam Perspektif Filsafat, Teori, dan
Dogmatik Hukum Nasional dan Internasional). Tunggal Mandiri Publishing, 2009, hlm.193.
untuk memberikan insentif bagi pencipta untuk menghasilkan karya-karya
ciptanya.8
Maka berdsasarkan hal tersebut, penulis berkeinginan uuntuk menganalisa
lebih dalam tentang perlindungan hukum seni budaya Reog Ponorogo serta segala
sesuatu yangberkaitan dengan hal-hal tersebut, telah menjadi latar belakang
permaslahan dalam penelitian ini, yang hasilnya akan dituangkan dalam tulisan
yang berjudul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA
REOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis hanya membatasi
permasalahan mengenai:
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap seni budaya Reog Ponorogo
ditinjau dari Perspektif Hukum Internasional?
2. Bagaimana penegakan hukum dalam rangka perlindungan terhadap Seni
Budaya Reog di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
8 Afrillyanna Purba, dkk.. TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia Kajian Perlindungan
Hukum Terhadap Seni Batik Tradisonal Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2005, hlm. 3.
Terdapat penelitian yang memerlukan satu tujuan umum, dan terdapat juga yang
mempunyai beberapa tujuan sesuai dengan subpermasalahnnya. Suatu tujuan
penelitian harus dinyatakan dengan jelas dan ringkas, karena hal yang demikian
akan dapat memberikan arah pada penelitiannya.9 Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan perlindungan hukum terhadap terhadap
seni budaya Reog Ponorogo dalam perspektif Hukum Internasional.
2. Untuk menguraikan penegakan hukum dalam melindungi seni budaya
Reog Ponorogo di Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memperbanyak dan
memperluas ilmu pengetahuan bagi masyarakat mengenai seni budaya
Indonesia yang sangat kaya, kemudian dapat menjadi masukan dan saran
bagi hukum Indonesia agar menciptakan regulasi yang lebih kuat lagi
dalam melindungi hak cipta seni kebudayaan serta kreasi intelektual
masyarakat adat setempat. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dari calon sarjana dalam hal Perlindungan Hukum
terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam perspektif Hukum
Internasional.
2. Secara Praktis
9 Bambang Sunggono. Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
2013, hlm 109.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi ilmu bagi
masyarakat khususnya yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum
Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum
Internasional.
E. Kerangka Teori
Dalam menganalisis dan meneliti permasalahan tentang Perlindungan Hukum
Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum Internasional ini,
maka penulis menggunakan beberapa teori dalam kajian Hukum Nasional dan
Hukum Internasional, yaitu:
1. Teori Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum adalah segala pemenuhan hak dan pemberian
bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban,
sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk, seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi,
pelayanan medis dan bantuan hukum.10
Menurut Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum adalah kumpulan
aturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.
Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan
terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya hak-hak tersebut.
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, jakarta: UI Press, Jakarta, 2006, hlm.
133.
Menurut seorang sarjana CST Kansil, perlindungan adalah berbagai upaya
hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik
dari gangguan dan ancaman dari pihak manapun.
Perlindungan Hukum juga dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
a. Perlindungan Hukum Preventif.
Perlindungan Hukum preventif diberikan oleh pemerintah guna
mencegah terjadinya sebuah pelanggaran atau sengketa yang dapat
mengancam kedudukan subyek hukum yang berasangkutan.
b. Perlindungan Hukum Represif.
Perlindungan hukum represif dilakukan jika telah terjadi pelanggaran
atau sengketa dengan tujuan untuk menyelesaikan sengketa tersebut,
berupa teguran atau bahkan sanksi guna memulihkan harkat dan
martabatnya sebagai subyek hukum.
2. Teori Hak Asasi Manusia
Setiap manusia yang hidup dan bernegara memliki hak-hak mutlak
sebagai hak dasar yang melekat pada dirinya yang tidak dapat dibeli,
tidak pula dapat diciptakan oleh pelaksanaan perjanjian khusus lainnya.
Hak-hak yang dipandang dimiliki oleh segenap manusia dan dimiliki
hanya oleh manusia secara adil ini disebut hak asasi manusia. Negara
Republik Indoensia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat
pada dan tidak terpisahkan dari manusia yang harus dilindungi,
dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,
kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.11
Hak Asasi Manusia merupakan hak fundamental yang tidak dapat
dicabut karena ia adalah seorang manusia sehingga tidak dapat dipisahkan
dari kehidupannya. HAM yang dirujuk saat ini tak lain adalah
seperangkat instrumen yang dikembangkan PBB sejak berakhirnya
perang dunia II. Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-
kebebasan dengan tidak ada pengecualian apapun, seperti pembedaan ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain,
asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun
kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar
kedudukan politik, hukum, atau kedudukan internasional dari negara atau
daerah darimana seseorang belajar, baik dari negara yang merdeka, yang
berbentuk wilayah-wilayah perwalian, jajahan atau yang berada dibawah
batasan kedaulatan lain.12
HAM dibidang budaya sebagaimana diatur dalam UUD 1945 yang
berbunyi:
“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
11
lihat pasal 1 ayat (1) dan pasal 2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia 12
lihat pasal 2 Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB.
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.”
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan Undang-Undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.13
HAM merupakan sebuah perangkat atau alat menyangkut hak yang
melekat pada manusia sejak lahir sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
maha Esa. Hak asasi dalam bidang sosial dan budaya maksudnya hak
yang berkaitan dengan kebebasan untuk memperoleh kehidupan yang
layak, pendidikan yang tinggi, serta kebebasan untuk mengembangkan
serta melestarikan kebudayaan setempat. Tradisi budaya setempat dan
sewilayah (lokal dan regional) didalam bidang agama, politik, ekonomi,
dan hukum menentukan kehadiran dan ruang lingkup hak sipil dan hak
politik yang dimiliki individu didalam masyarakat tertentu14
Didalam
HAM terdapat aturan yang tidak boleh dilanggar karena HAM bersifat
mutlak yang merupakan suatu kehormatan bagi setiap manusia dan wajib
mendapatkan perlindungan hukum. Kebudayaan sebagai sumber
13
I Made Subawa, “Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya Menurut
Perubahan UUD 1945”, Kertha Patrika: Vol. 33 No. 1, Januari 2008, hlm. 6. 14
Peter R Baehr. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Politik Luar Negeri (The Role of Human
Rights in Foreign Policy), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1998, hlm. 14.
keabsahan penting dari suatu kebenaran moral atau peraturan moral,
kebudayaan berfungsi sebagai alat untuk menyaring ekses paham
kesemestaan yang mungkin terjadi. Namun, ini tidak berarti bahwa hak
inti yaitu hak yang berkaitan dengan integritas pribadi manusia boleh
dilanggar. Termasuk dalam hak inti adalah hak hidup, hak untuk tidak
dianiaya atau hak untuk tidak diperlakukan atau dihukum secara keji,
tidak manusiawi atau secara menurunkan martabat manusia, dan hak atas
kebebasan berpendapat.15
3. Teori Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Hak Kekayaan Intelektual atau disingkat HKI atau akronim HaKI
adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property
Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang
menghasilkan suatu produk atas proses yang berguna untuk manusia. Pada
intinya HKI dalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya
yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.16
Berdasarkan pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014,
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan
memberikan izin untuk itu denan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
15
ibid, hlm. 15. 16
http://klinikhaki.unpas.ac.id/hak-kekayaan-intelektual-dan-dasar-hukumnya/#sthash.MUJjksDe.dpuf diakses pada tanggal 28 februari 2017.
Hak Cipta adalah suatu hak khusus yang dimiliki oleh pencipta atas suatu
karya dibidang ilmu, seni dan sastra yang dapat dipertahankan terhadap
setiap orang yang melanggar hak tersebut sesuai ketentuan undang-
undang.17
Menurut Copy Right Convention, dalam pasal V menyebutkan
pengertian hak cipta. Menurut pasal ini, Hak Cipta meliputi hak tunggal si
pencipta untuk membuat, menerbitkan, dan memberi kuasa untuk
menerbitkan dan membuat terjemahan daripada karya yang dilindungi
oleh perjanjian ini.18
F. Metode Penelitian
Metodologi berasal dari bahasa yunani, yaitu kata “Methods” dan “logos”.
Metodologi penbelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan
sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah
yang sistematis, meliputi prosedur penelitian dan teknik penelitian.19
Mengingat
terdapat keanekaragaman konsep hukum itu, dan sehubungan dengan itu juga
tersedia banyak metode yang setepatnya dipakai, maka penelitian hukum dapatlah
dibedakan antara penelitian hukum yang doktrinal dan penelitian hukum yang
17
Sophar Maru Hutagalung. 2012. Hukum Terhadap Kedudukan dan Peranannya Dalam
Pembangunan. Sinar Grafika, hlm. 16. 18
OK. Saidin. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
19 Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta: Bumi Aksara.
2006.
penelitian hukum yang nondoktrinal. Adapun penelitian hukum yang doktrinal
bekerja untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar dengan pembuktian
kebenaran yang dicari di atau dari preskripsi-preskripsi hukum yang tertulis di
kitab-kitab undang-undang atau kitab-kitab agama (tergantung keyakinan yang
dianutnya) berikut ajaran atau doktrin yang mendasarinya. Sementara itu
penelitian hukum yang nondoktrinal bekerja untuk menemukan jawaban-jawaban
yang benar dengan pembuktian kebenaran yang dicari di atau dari fakta-fakta
sosial yang bermakna hukum sebagaimana yang tersimak dalam kehidupan sehari-
hari, atau pula fakta-fakta tersebut sebagaimana yang telah terinterpretasi dan
menjadi bagian dari dunia makna yang hidup dilingkungan suatu masyarakat
tertentu.20
Dalam penelitian yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Seni
Budaya Reog Ponorogo Dalam Perspektif Hukum Internasional, guna memahami
obyek yang menjadi kajian dari ilmu yang bersangkutan, maka metode penelitian
pada penelitian ini adalah metode penelitian normatif. Penelitian hukum normatif
adalah jenis penelitian yang lazim dilakukan dalam kegiatan pengembanan ilmu
hukum yang di Barat biasa disebut Dogmatika Hukum (Rechtsdogmatiek). Ilmu
Hukum atau Dogmatik Hukum adalah ilmu yang kegiatan ilmiahnya mencakup
kegiatan menginventarisasi, memaparkan, menginterpretasi dan mensistematisasi
dan juga mengevaluasi keseluruhan hukum positif (teks otoritatif) yang berlaku
dalam suatu masyarakat atau negara tertentu dengan bersarankan konsep-konsep
20
Sulistyowati Irianto dan Shidarta. Metode Penelitian Hukum: Konstelasi dan Refleksi,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2009, hlm. 121.
(pengertian-pengertian), kategori-kategori, teori-teori, klasifikasi-klasifikasi, dan
metode-metode yang dibentuk dan dikembangkan khusus untuk melakukan
kegiatan tersebut yang keseluruhan kegiatannya itu diarahkan untuk
mempersiapkan upaya menemukan penyelesaian yuridik terhadap masalah hukum
(mikro maupun makro) yang mungkin terjadi didalam masyarakat.21
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan obyek kajian penelitian, maka penelitian masalah Perlindungan
Hukum Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum
Internasional ini termasuk dalam penelitian hukum normatif. Penelitian hukum
normatif adalah suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip
hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang
dihadapi.22
Penelitian Hukum normatif lebih fokus pada analisis mengenai suatu
keberlakuan hukum yang dilakukan dengan mengkaji bahan-bahan hukum
misalnya melakukan penelitian terhadap hukum positif, norma-norma hukum dan
kaidah hukum. Ilmul hukum secara langsung terarah untuk menawarkan
alternatif penyelesaian yuridik terhadap masalah hukum konkret. Alternatif
penyelesaian yang ditawarkan itu dirumuskan dirumuskan dalam bentuk sebuah
putusan hukum yang disebut juga proposisi hukum. Proposisi hukum ini memuat
21
Ibid, hlm. 142. 22
Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta: Bumi Aksara.
2006. hlm 35.
penetapan tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum tertentu,
artinya membuat kaidah hukum.23
2. Pendekatan Permasalahan
Pendekatan masalah yang digunakan oleh penulis di dalam membahas pokok
permasalahan yaitu dengan menggunakan metode pendekatan perundang-
undangan (statute approach) yang dilakukan dengan menganalisa berbagai
undang-undang dan ketentuan (serta konvensi-konvensi Internasional) yang
relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan.24
3. Bahan Hukum
a. Bahan Hukum Primer, meliputi, Peraturan Dasar (Undang-Undang Dasar
1945), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Berne
Convention for The Protrction of Literary and Artistic Works, Paris
Conevention for The Protection of Industrial Property, Trade Related Aspect
of Intellectual Property Rights, Including Trade in Counterfeit Goods
(TRIPs) 1994.
b. Bahan Hukum Skunder meliputi sumber-sumber hukum yang erat kaitannya
dengan bahan hukum primer, misalnya berbagai macam buku yang ditulis
oleh para ahli, kegiatan ilmiah, serta hasil-hasil penelitian lainnya yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dilakukan penelitian.
23
Sulistyowati Irianto dan Shidarta. Metode Penelitian Hukum: Konstelasi dan Refleksi,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2009, hlm 143. 24
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 136.
c. Bahan Hukum Tersier, meliputi bahan-bahan hukum yang dapat
memberikan suatu informasi yang berkaitan tentang bahan hukum primer
dan bahan hukum skunder misalnya kamus hukum serta tanya jawab seputar
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data demi menunjang data
skunder yang berasal dari studi kepustakaan.
4. Metode Pengumpulan Bahan Penelitian
Data yang digunakan adalah data skunder, dimana pengumpulan data
menggunakan studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan bahan-bahan tertulis yang
disebut dengan bahan hukum. Bahan hukum tersebut seperti undang-undang,
konvensi internasional, jurnal nasional maupun internasional, artikel hukum yang
berkaitan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo
Dalam Perspektif Hukum Internasional. Bahan-bahan hukum ini didapatkan
penulis dari berbagai sumber yakni buku-buku perpustakaan, serta website
instansi yang berkaitan. Dalam penelitian ini, teknik pengelolaan bahan
penelitian adalah editing. Editing merupakan proses penelitian kembali terhadap
catatan berkas-berkas informasi yang dikumpulkan oleh para pencari data.25
5. Metode Analisis Bahan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menganalisis baik dari data primer,
skunder ataupun tersier yang dikumpulkan secara analisis kualitatif. Analisis
25
Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum . Jakarta: Rajawali
Pers, 2010, hlm. 168.
kualitatif dalah analisis yang dilakukan terhadap data-data yang dapat
membantu menerangkan permasalahan dalam penelitian sebagai penudukung
argumentasi penulis.
6. Teknik Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
cara berfikir dedukatif, yaitu cara berfikir yang didasarkan pada hal-hal yang
bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan secara khusus.26
G. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ilmiah ini secara menyeluruh terbagi dalam 5 (lima) bab,
yang mana masing-masing bab tersebut terdiri dari yang dikembangkan jika
memerlukan pembahasan yang lebih terperinci.
Bab I: Pendahuluan
Bab I ini merupakan pendahuluan atau pengantar yang menjelaskan gambaran umum
mengenai penelitian yang akan dikaji dalam penulisan, meliputi Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Konseptual,
Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.
Bab II: Tinjauan Pustaka
26
Soerjono Soekanto, Pengantar penelitian Hukum, Jakarat: UI Press, 2006, hlm 67.
Tinjauan Pustaka mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Seni Budaya Reog
Ponorogo Dalam Perspektif Hukum Internasional. Bab ini akan menguraikan
ketentuan terkait perlindungan hukum seni budaya atau folklor, penerapan berbagai
ketentetuan baik regulasi nasional maupun Internasional serta kendala yang dihadapi
Indonesia terkait perlindungan hukum terhadap karya intelektual.
Bab III: Pembahasan
Bab III merupakan bab yang mengulas secara terperici dan lebih luas
mengenai penulisan karya ilmiah tentang Perlindungan Hukum Terhadap Seni
Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum Internasional.
Bab IV: Kesimpulan dan Saran
Bab IV merupakan bab yang berisi bagian penutup serta memuat kesimpulan dan
saran terhadap peneletian.
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar 1945
Berne Convention for Protection on Literary and Artistic Work 1971.
Draft Perlindungan Ekspresi Budaya WIPO (World Intellectual Property
Organization).
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
TRIPs (Agreement on Trade Related Intellectual Proprty Rights).
Constitution of the United Nations Educational, Sciencetific and Cultural
Organization1945.
Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage 2003
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB
Buku dan Jurnal
Adrian Sutedi. 2009. Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika.
Afrillyanna Purba, dkk, 2005. TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia Kajian
Perlindungan Hukum Terhadap SeniBatik Tradisonal Indonesia. Jakarta:
PT. Rineka Cipta..
Amiruddin dan Zainal Asikin. 2010. Pengantar Metode Penelitian Hukum.
Jakarta: Rajawali Pers.
Andi Farid Hidayanto, 2012. “Topeng Reog Ponorogo Dalam Tinjauan Seni
Tradisi”: Jurnal Eksis.
Arif Lutfiansori. 2010. Hukum Terhadap dan Perlindungan Folklor di Indonesia.
Yogyakarta: Garaha Ilmu..
Agus Sardjono. 2010. Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional.
Bandung: Alumni.
Asmoro Achmadi, 2014. “Aksiologi Reog Ponorogo Relevansinya Dengan
Pembangunan Karakter Bangsa”: Teologia.
Bambang Sunggono. 2013. Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Binford. 1968. Post-Pleistocene Adaptations. Dalam New Perspektif in
Archaelogy, ed. L.R Binford and S.R. Binford. Chicago: Aldine.
Budi Agus Riswandi dan Shabhi Mahmashani. 2009. Dinamika Hak Kekayaan
Intelektual dalam Masyarakat Kreatif. Yogyakarta: Pusat Hak Kekayaan
Intelektual Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
Budi Ardianto. “Implikasi Yuridis Prinsip National Treatment Dalam TRIPs
WTO Terhadap Pengaturan Perlindungan Hak CIpta di Indonesia”: Majalah
Hukum Forum Akademika.
Desy Kristine. 2008 “International Law-Making”: Indonesian Journal of
International Law
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. 2007.
Jakarta
“Kebijakan Pemerintah Dalam Perlindungan hak Kekayaan Intelektual dan
Liberalisasi Perdagangan Jasa Profesi Di Bidang Hukum”.
Emma Valentina Teresha Senewe. 2010. “Efektivitas Pengaturan Hukum hak
Cipta Dalam Melindungi Karya Seni Tradisional Daerah”: Jurnal LPPM
Bidang EkoSosBudKum.
Hutagalung, Sophar Maru. Hukum Terhadap Kedudukan dan Peranannya
Dalam Pembangunan. Sinar Grafika. 2012.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
I Made Subawa. 2008, “Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya
Menurut Perubahan UUD 1945” Kertha Patrika.
Ministry of Culture and Tourism in Collaboration with UNESCO Office. 2009.
Practical Handbook for Inventory of Intangible Cultural Heritage of
Indonesia. Jakarta.
Muhammad Ahkam dan Suprapedi. 2008. Pengenalan HKI (Hak Kekayaan
Intelektual) Konsep Dasar Kekayaan Intelektual untuk Penmubuhan
Inovasi. Jakarta: PT. Indeks.
Muhammad Akhsa Syafruddin. 2013. “Peranan UNESCO Terhadap Pengklaiman
Budaya Tak Berwujud dan Perlindungan Terhadap Budaya Berwujud Serta
Penerapannya di Indonesia”. Universitas Hasanuddin Makassar.
Muhammad Ali, 2010. ”Asas-Asas Hukum Modern Dalam Hukum Islam”: Media
Hukum.
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah. 1993. Hak Milik Intelektual (Sejarah
Teori dan Prakteknya di Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Muhammad Syaifuddin. 2009. Hukum Paten (Analisis Paten dalam Perspektif
Filsafat, Teori, dan Dogmatik Hukum Nasional dan Internasional).
Tunggal Mandiri Publishing..
OK Saidin. 2010. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Oksidelfa Yanto, 2016. “Konvensi Bern dan Perlindungan Hak Cipta”, Dinamika
Masalah Hukum dan Keadilan.
Patricia Loughlan. 1998. Intellectual Property: Creative and Marketing Right.
Australia: LBC Information Services.
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2011.
Peter R Baehr. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Politik Luar Negeri (The Role
of Human Rights in Foreign Policy), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
1998.
PM. Onny Prihantono, dkk. 2000. Strategi Pembuatan Film Dokumenter yang
Tepat
Untuk Mengatasi Tradisi-Tradisi Di Balik Reog Ponorogo. Surabaya
:Universitas
Kristen Petra.
Robert J. Jinnett. 1974 ”Adherence of the U.S.S.R. to the Universal Copyright
Convention: Defenses under U.S. Law to Possible Soviet Attempts at
Achieving International Cencorship”: Cornell International Law Journal.
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Ui Press. 2006.
Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .
Jakarta: Bumi Aksara. 2006.
Sulistyowati Irianto dan Shidarta. 2009. Metode Penelitian Hukum: Konstelasi
dan Refleksi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sulasi Rongiyati. 2011. “Hak Kekayaan Intelektual Atas Pengetahuan
Tradisional”:
Negara Hukum. https://jurnal.dpr.go.id
Syahmin. A.K., 2012. Hukum Perdagangan Internasional. Palembang: Unsri
Press.
Tim Kerja Pengkajian Hukum. 2009. Laporan Tim Pengkajian Hukum Tentang
Perlindungan Hukum Kebudayaan Daerah. Badan Pembinaan Hukum
Nasional: Departemen Hukum dan HAM RI.
Try Setiady. 2014. “Harmonisasi Prinsip-Prinsip TRIPs Agreement Dalam Hak
Kekayaan Intelektual dengan Kepentingan Nasional”: Fiat Justisia Jurnal
Ilmu Hukum
WIPO, Intellectual Property Needs and Expectations of Traditional Knowledge
Holders, WIPO Report on Fact-Finding Mission on Intellectual Property
and Traditional Knowledge (1998-1999) (Geneva, 2001).
Internet
http://klinikhaki.unpas.ac.id/hak-kekayaan-intelektual-dan-dasar-
hukumnya/#sthash.MUJjksDe.dpuf
http://www.liputan6.com
http://www.wikipedia.org\
http://www.haki.lipi.go.id
www.mediaindonesia.com
www.wipo.int/treaties/en/ip/wct
www.copyrightservice.co.uk
http://portal.unesco.org
https://kwrlu.kemendikbud.go.id
www.lintasparlemen.com
http://www.indonesia.go.id
www.wipo.int
http://www.wipo.org