perlindungan hukum terhadap seni budaya...

38
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA REOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Oleh: NAMA : OKTA RANIWIDYA REZEKI NIM : 02011281320018 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS INDRALAYA 2017

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA REOG

PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Hukum

pada bagian Hukum Internasional

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Oleh:

NAMA : OKTA RANIWIDYA REZEKI

NIM : 02011281320018

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KAMPUS INDRALAYA

2017

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh
Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh
Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jadilah seperti batu karang yang selalu tegar meskipun terus dihantam oleh

ombak yang kuat dan lakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri senidri

maupun orang lain Karena hidup tidak ada yang abadi.’’

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta

Saudari-saudariku tersayang

Sahabat dan temanku

Almamater yang ku banggakan

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh
Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada

semua pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu

penulis sehingga menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis ucapkan

kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

2. Orang tua penulis. Bapak (Eddi Sukatno) dan Ibu (Kastini) dan dua saudara

penulis Diana Panca Fitriani, S.Pd, dan Agung Prasetyo Wibisono yang tidak

pernah berhenti dan untuk dukungannya dalam segi apapun untuk penulis.

3. Bapak Dr. Febrian, S.H., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sriwijaya sekaligus Pembimbing Akademik penulis.

4. Bapak Dr. Firman Muntaqo, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Sriwijaya.

5. Bapak Dr. Ridwan, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya.

6. Bapak Prof. H. Abdullah Gofar, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sriwijaya.

7. Bapak Dr. H. Achmad Romsan, S.H., M.H., L.LM selaku Ketua Jurusan Studi

Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

8. Bapak H. Syahmin AK, S.H., M.H selaku Pembimbing Utama yang banyak

membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

9. Bapak Akhmad Idris, S.H., M.H. selaku Pembimbing Pembantu sekaligus

dosen Pembimbing Akademik Penulis yang telah mengarahkan dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Para Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang

telah membantu penulis sejak awal hingga berakhirnya masa kuliah.

11. Keponakan-keponakan tersayang, Muhammad Adam Maliik dan Ainun

Mahya yang terkadang memberikan dukungan berupa sedikit gangguan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Cepet besar, ya!

12. Sahabat spesial Penulis, Muhammad Arman Septian., A.Md yang senantiasa

selalu ada memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk kebersamaannya!

13. Teman-teman kece yang biasanya bareng ke kampus naik TM atau bus, Sindi,

Martini, Ela, Vivi, Nur, Koko, Wani, Melia, Rini, Fita, Ayu, Kijul, Fadila,

Verdian, Yiyin, Siska, Dewi, Cece Selvi, yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu. Semoga sukses semuanya!

14. Kurniawati, S.E, sahabat penulis yang banyak memiliki kesamaan karakter

dan menghabiskan masa kecil bersama dengan segudang pengalaman tak

terlupakan mulai dari main sepeda nyemplung di got sampe dikejer anjing

saat pulang dari TPA. Terimakasih telah memberikan support untuk

menyelesaikan skripsi ini.

15. Rekan satu organisasi TONTI yang terus memberikan dukungan, Maskar,

Kak Akbar, Kak Lilis, Djati, Kak Apriandi, Kak Nia, Titi, Kak Atica, Kak

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Wahyu, Tria, Amel, Uswatun, Deby, Lastri, Tuty, Kak Diah, Tiwi, dan yang

lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

16. Teman SD yang sekarang sudah siap menikah, Rini dan Endah yang

senantiasa memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

17. Teman-teman anti mainstream yang kalo ngumpul suka malu-maluin,

Maskar, Djati, dan Lastri. Terimakasih telah menghibur dan memberikan

masukan positif kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman sekelas SMA yang sampe sekarang masih suka main ke kerumah,

Ratih, Dije, Sri. Terima Kasih untuk berusaha ada untuk penulis selama

delapan tahun ini dan untuk mengingatkan penulis dalam kebaikan.

19. Kelompok PLKH H-1, Kak Dicky, Kak Alkat, Sindi, Martini, Rindy, Bella,

Riris, Briyan, Heru, Dedy, Putri, Adit, Dina, Mute, dan Sinta. Terima kasih

untuk perjuangannya menjadi tim yang solid sehingga menang Juara 2 MCC

Pidana dan mendapatkan predikat Hakim Terbaik. Thank you forthe

experience!

20. Kelompok KKL Kantor Notaris Bapak Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn, : Hervan

Dwison. Terima kasih sudah memberikan pengarahan dan membantu penulis.

21. Teman-teman Program Kekhususan Hukum Internasionalkampus Indralaya

angkatan 2013: Dhika, Hervan, Bella, Mela, Cece, Fadila, Kijul, Ocha dan

Verdian. See you soon, guys!

22. Teman-teman calon sarjana hukum, seluruh angkatan 2013 Fakultas Hukum

Universitas Sriwijaya, terimakasih untuk kebersamaannya.

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... … i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 8

E. Kerangka Teori........................................................................................ 9

F. Metode Penelitian ................................................................................... 15

1. Jenis Penelitian ................................................................................. 17

2. Pendekatan Permasalahan ................................................................ 18

3. Bahan Hukum .................................................................................. 18

4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 19

5. Metode Analisis Bahan Penelitian ................................................... 19

6. Teknik Penarikan Kesimpulan ` ........................................................ 20

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 22

A. Tinjauan Umum Hak Kekayaan Intelektual ........................................... 22

1. Konsep Hak Kekayaan Intelektual ................................................... 22

2. Prinsip-Prinsip Hak Kekayaan Intelektual ....................................... 24

3. Dasar Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Internasional ...................................................................................... 26

4. Klasifikasi Hak Kekakayaan Intelektual .......................................... 38

B. Tinjauan Hukum Tentang Hak Cipta ..................................................... 39

1. Sejarah Hak Cipta ............................................................................ 39

2. Pengertian Hak Cipta ....................................................................... 41

3. Prinsip-Prinsip Hak Cipta ................................................................ 44

4. Dasar Perlindungan Hak Cipta ......................................................... 45

5. Ciptaan yang Dilindungi .................................................................. 46

6. Pemegang Hak Cipta dan Pencipta ................................................... 49

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 52

A. Perlindungan Hukum Kesenian Reog Ponorogo Dalam Perspektif

Hukum Internasional .............................................................................. 52

B. Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo

di Indonesia dan Kasus yang Berkaitan dengan Pelanggaran Hak Cipta

Seni Budaya Reog Ponorogo ................................................................. 66

1. Konsep Seni Budaya Reog Ponorogo ............................................... 66

2. Penegakan Hukum Dalam Rangka Perlindungan Terhadap Seni

Budaya Reog Ponorogo .................................................................... 73

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

3. Perlindungan yang Diberikan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 tentang Hak Cipta dalam Mencegah Terjadinya Praktik

Peniruan (Plagiat) atau Pembajakan (Piracy) dan Klaim terhadap

Seni Budaya Reog Ponorogo yang Dilakukan oleh Pihak Asing .... 76

4. Kasus yang Berkaitan dengan Pelanggaran Hak Cipta Seni Budaya

Reog Ponorogo ................................................................................. 78

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 92

A. Kesimpulan ............................................................................................ 92

B. Saran ....................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

ABSTRACT

This research was analyzing about law protection to the Reog Ponorogo art

culture that claimed by foreign side at past 2007, by discussinging general review the

intellectual property rights . The copyrights on the intellectual property as generally

had been admitted based on international law and as well national law. This has been

proven by creating the international conventions and also the other rules that set the

copyrights. That some rules could be from TRIPS agreement ( Agreement on Trade

Related of Intellectual Property Rights ) In International scale. That discuss about

copyright protection in it . The appearance dispute about the claim act of Indonesia

art culture heritage signifies that till nowdays. The concept to ptotect couldn’t be

realized optimally yet or even it still doesn’t have the rules explicity enough to give

the ptotection of art culture heritage about violation of copyrights , this paper had

purpose to making know about law protect to Reog Ponorogo Cultural Property in

Indonesia . By using normative research method , can be found the conclude , the

government and as well the intantions had done the efforts of enforcement law.

Keyword: Protection, Cultural Property, Reog Ponorogo, International Law

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis tentang perlindungan hukum terhadap seni budaya

Reog Ponorogo terhadap tindakan klaim oleh pihak asing pada tahun 2007 silam,

dengan membahas tinjauan umum hak kekayaan intelektual. Hak cipta atas kekayaan

intelektual secara umum telah diakui baik berdasarkan hukum internasional maupun

hukum nasional. Hal ini dibuktikan dengan diciptakannya konvensi-konvensi

internasional maupun peraturan lainnya yang mengatur tentang hak cipta. Beberapa

aturan tersebut dapat dalam skala internasional dibentuk TRIPs Agreement

(Agreement on Trade Related of Intellectual Property Rights) yang didalamnya

membahas masalah perlindungan hak cipta. Munculnya sengketa tentang tindakan

klaim atas warisan seni budaya Indonesia menandakan jika sampai saat ini konsep

yang digunakan untuk melindunginya masih belum dapat terealisasi dengan optimal

atau bahkan mungkin belum ada pengaturan yang secara eksplisit cukup untuk

memberikan perlindungan warisan seni budaya. Terkait pelanggaran hak cipta

tersebut, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap seni

budaya Reog Ponorogo di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian

normatif, ditemukan kesimpulan bahwa untuk melindungi Hak Cipta atas seni

budaya, pemerintah maupun instansi terkait telah melakukan upaya penegakan

hukum.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Seni Budaya, Reog Ponorogo, Hukum

Internasional

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan salah satu negara

kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau mencapai 17.580 pulau, dan

jumlah 0penduduk mencapai 200 juta jiwa, memang kaya akan suku, ras, dan seni

kebudayaan tradisional yang merupakan bentuk karya atau kreasi intelektual

masyarakat adat setempat yang berkembang lalu dileastirikan keberadaannya. Maka

sudah menjadi kewajiban negara dan masyarakat untuk tetap menjaga dan

menjamin keberadaannya.

Telah dijelaskan dalam Undang-Undang Hak Cipta, Hak Cipta atas ekspresi

budaya tradisional dipegang oleh negara.1 Ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan

dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra terdiri atas:2

a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya

tulis lainnya;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantomim;

1 Lihat pasal 38 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

2 Lihat pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

f. karya seni rupa dalam bentuk seperti lukisan, gambar ukiran, kaligrafi, seni

pahat, patung, atau kolase;

g. karya seni terapan;

h. karya arsitektur;

i. peta;

j. karya seni batik atau seni motif lain;

k. karya fotografi;

l. potret;

m. karya sinematografi;

n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,

modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi

budaya tradisional;

p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan

Program Komputer maupun media lainnya;

q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan

karya yang asli;

r. permainan video, dan

s. Program Komputer.

Salah satu contoh dari bermacam-macam seni kebudayaan yang lahir di

beberapa daerah adalah nyanyian dan tari-tarian. Tak dapat dipungkiri, hampir

disetiap provinsi atau wilayah di Indonesia memiliki setidaknya satu jenis tarian

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

maupun nyanyian. Misalnya tarian Gambyong yang berasal dari Jawa Tengah,

tarian Ngalajau yang berasal dari Lampung, tari Gending Sriwijaya yang berasal

dari provinsi Sumatera Selatan dan Reog Ponorogo yang berasal dari provinsi Jawa

Timur. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur

bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. 3

Tentu saja kreasi intelektual masyarakat ini telah dijamin perlindungan

hukumnya dalam aspek Hak Kekayaan Intelektual, baik dalam regulasi nasional

maupun internasional. Namun hingga saat ini masih banyak saja klaim-klaim

kebudayaan yang telah lama tumbuh dan berkembang di negara Indonesia oleh

pihak asing yang berujung pada timbulnya sebuah sengketa.

Masyarakat lokal yang dianggap telah melestarikan dan mengembangkan

kebudayaan ini secara turun temurun tentu saja tidak terima atas tindakan klaim

yang dilakukan oleh pihak-pihak asing tersebut. Masyarakat menjadi sangat geram

dan melakukan aksi protes dengan sangat gencar demi mempertahankan keberadaan

seni budaya yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak ratusan hingga

ribuan tahun yang lalu.

Misalnya, tindakan klaim yang dilakukan oleh negeri jiran Malaysia

terhadap kesenian Reog Ponorogo yang berasal dari provinsi Jawa Timur pada

tahun 2007 silam. Di negeri Jiran Malaysia, tarian sejenis tarian Reog Ponorogo

disebut sebagai tari Barongan. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak,

yaitu sejenis topeng berkepala harimau yang atasnya terdapat bulu-bulu merak.

3 https://id.m.wikipwdia.org/wiki/Reog_(Ponorogo) diakses pada tanggal 12 februari 2017.

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Mulai bermunculan kontroversi ketika situs resmi Kementrian Kebudayaan

Kesenian dan Warisan Malaysia terdapat tulisan Malaysia. Negeri tetangga yang

kerap menyebut Indonesia serumpun itu mengakuinya pula sebagai warisan

masyarkat keturunan Jawa yang banyak terdapat di Batu Pahat, Johor dan Selangor,

Malaysia4 pada topeng dadak merak tersebut. Tidak hanya itu, pada sebuah iklam

Discovery Channel dalam Enigmatic Malaysia ditayangkan beberapa tarian lainnya

seperti tari pendet dan gelaran wayang yang diklaim merupakan salah satu dari

kebudayaan tradisional Malaysia.

Tentu saja hal ini telah memicu berbagai protes dari berbagai lapisan

masyarkat di Tanah Air, termasuk pula seniman pengrajin Reog Ponorogo yang

berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Bercermin dari fenomena tersebut, lantas dapat

diketahui jika masih banyak lapisan masyarakat yang masih mempertahankan

eksistensi seni budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Maka

tidak heran ketika terjadi “sengketa kepemilikan” antara Indonesia dengan Malaysia

mengenai status Reog Ponorogo yang diklaim kepemilikannya oleh Malaysia,

banyak elemen masyarakat Indonesia khususnya masyarakat adat yang berkaitan

langsung dengan Reog Ponorogo melakukan demonstrasi besar-besaran didepan

gedung Kedutaan Malaysia.5

Timbulnya protes masyarakat dalam menyikapi tindakan klaim tersebut

memang dapat dibenarkan sepanjang masih dalam batasan dan tidak bertentangan

4 https://www.liputan6.com/news/read/416067/terusik-lagi-klaim-negeri-jiran diakses pada

tanggal 23 Februari 2017. 5 Arif Lutfiansori. Hak Cipta dan Perlindungan Folklor di Indonesia, Yogyakarta: Graha

Ilmu,2010 , hlm. 3.

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pula adanya karya ilmiah ini merupakan

sebagai wujud refleksi akademis dari penulis dalam menanggapi peristiwa klaim

seni budaya maupun karya intelektual masyarakat adat yang ramai terjadi akhir-

akhir ini. Refleksi yang timbul dari rasa keingintahuan dan penuh pertanyaan,

mengapa ditengah regulasi nasional maupun regulasi internasional mengenai aspek

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang telah diratifikasi oleh beberapa negara, masih

ada saja muncul sengketa saling klaim seni kebudayaan. Hal ini tentu menjadi

pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk memperkuat regulasi perlindungan hukum

terhadap warisan budya Indonesia

Membahas mengenai perlindungan terhadap folklor ini, tuntutan untuk

adanya perlindungan hukum bentuk-bentuk Sumber Daya Genetik Pengetahuan

Tradisional dan Ekspresi Folklor (SDGPTEF) semakin mengemuka dan bernuansa

politis karena menyangku tuntutan dari berbagai kelompok komunitas lokal, hal ini

disebabkan semakin meningkatnya kesadaran bahwa komersialisasi bentuk

pemiliknya.6

Berkaitan dengan perlindungan seni budaya dalam perspektif HKI, maka

rezim yang digunakan oleh Indonesia sebagai norma perlindungan hukum seni

budaya adalah rezim hak cipta. Hal itu telah dibuktikan dengan ditambahkannya

folklor dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Namun

sayangnya, permasalahan yang timbul dalam rezim hak cipta adalah undang-undang

ini lebih menitikberatkan pada perlindungan hukum terhadap hasil intelektual yang

6 Ibid, hlm. 20.

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

bersifat individualis yang memiliki banyak keterbatasan. Terdapat beberapa

kelemahan didalam rumusan rezim hak cipta, contohnya seni budaya tidak memiliki

batas waktu dan terus diwariskan secara turun-temurun tanpa adanya prosedur hibah

atau penyerahan hak cipta, dan lain sebagainya.

Perlindungan hasil kreasi intelektual budaya tradisional dewasa ini sedang

dirumuskan dalam WIPO (World Intellectual Property Rights). Beberapa pasal yang

diatur terdapat pengertian mengenai budaya tradisional, kepemilikan, serta

pengaturan penggunaannya. Rumusan butir-butir pasal ini akan memaksa negara-

negara anggota untuk meratifikasi perundang-undangan nasional agar sesuai dengan

konvensi tersebut. Upaya mengembangkan konsep HKI internasional melalui

kesepakatan bersama telah diwujudkan oleh negara-negara dalam perjanjian World

Trade Organization (WTO) berikut Trade Related Aspects of Intellectual Property

Rights (TRIP’s) dan semua perjanjian Internasional tentang HKI yang menjadi

rujukannya, khususnya Konvensi Paris.7 TRIPs-WTO telah memberikan pengaruh

yang sangat besar di Indonesia terutama dalam revisi Undang-Undang dibidang Hak

Kekayaan Intelektual seperti lahirnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta. Filosofi pentingnya diberikan perlindungan hukum terhadap

Hak Cipta bukan hanya didasarkan pada teori hukum alam, tetapi juga dijustifikasi

oleh penganut utilatirian yang menekankan bahwa berdasarkan prinsip-prinsip

ekonomi, maka perlindungan Hukum Terhadap sangat dibutuhkan dalam rangka

7 Muhammad Syaifuddin. Hukum Paten (Analisis Paten dalam Perspektif Filsafat, Teori, dan

Dogmatik Hukum Nasional dan Internasional). Tunggal Mandiri Publishing, 2009, hlm.193.

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

untuk memberikan insentif bagi pencipta untuk menghasilkan karya-karya

ciptanya.8

Maka berdsasarkan hal tersebut, penulis berkeinginan uuntuk menganalisa

lebih dalam tentang perlindungan hukum seni budaya Reog Ponorogo serta segala

sesuatu yangberkaitan dengan hal-hal tersebut, telah menjadi latar belakang

permaslahan dalam penelitian ini, yang hasilnya akan dituangkan dalam tulisan

yang berjudul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA

REOG PONOROGO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis hanya membatasi

permasalahan mengenai:

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap seni budaya Reog Ponorogo

ditinjau dari Perspektif Hukum Internasional?

2. Bagaimana penegakan hukum dalam rangka perlindungan terhadap Seni

Budaya Reog di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

8 Afrillyanna Purba, dkk.. TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia Kajian Perlindungan

Hukum Terhadap Seni Batik Tradisonal Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2005, hlm. 3.

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Terdapat penelitian yang memerlukan satu tujuan umum, dan terdapat juga yang

mempunyai beberapa tujuan sesuai dengan subpermasalahnnya. Suatu tujuan

penelitian harus dinyatakan dengan jelas dan ringkas, karena hal yang demikian

akan dapat memberikan arah pada penelitiannya.9 Adapun tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan perlindungan hukum terhadap terhadap

seni budaya Reog Ponorogo dalam perspektif Hukum Internasional.

2. Untuk menguraikan penegakan hukum dalam melindungi seni budaya

Reog Ponorogo di Indonesia.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memperbanyak dan

memperluas ilmu pengetahuan bagi masyarakat mengenai seni budaya

Indonesia yang sangat kaya, kemudian dapat menjadi masukan dan saran

bagi hukum Indonesia agar menciptakan regulasi yang lebih kuat lagi

dalam melindungi hak cipta seni kebudayaan serta kreasi intelektual

masyarakat adat setempat. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran dari calon sarjana dalam hal Perlindungan Hukum

terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam perspektif Hukum

Internasional.

2. Secara Praktis

9 Bambang Sunggono. Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

2013, hlm 109.

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi ilmu bagi

masyarakat khususnya yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum

Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum

Internasional.

E. Kerangka Teori

Dalam menganalisis dan meneliti permasalahan tentang Perlindungan Hukum

Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum Internasional ini,

maka penulis menggunakan beberapa teori dalam kajian Hukum Nasional dan

Hukum Internasional, yaitu:

1. Teori Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum adalah segala pemenuhan hak dan pemberian

bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban,

sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat diwujudkan dalam

berbagai bentuk, seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi,

pelayanan medis dan bantuan hukum.10

Menurut Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum adalah kumpulan

aturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.

Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan

terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak

terpenuhinya hak-hak tersebut.

10

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, jakarta: UI Press, Jakarta, 2006, hlm.

133.

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Menurut seorang sarjana CST Kansil, perlindungan adalah berbagai upaya

hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik

dari gangguan dan ancaman dari pihak manapun.

Perlindungan Hukum juga dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

a. Perlindungan Hukum Preventif.

Perlindungan Hukum preventif diberikan oleh pemerintah guna

mencegah terjadinya sebuah pelanggaran atau sengketa yang dapat

mengancam kedudukan subyek hukum yang berasangkutan.

b. Perlindungan Hukum Represif.

Perlindungan hukum represif dilakukan jika telah terjadi pelanggaran

atau sengketa dengan tujuan untuk menyelesaikan sengketa tersebut,

berupa teguran atau bahkan sanksi guna memulihkan harkat dan

martabatnya sebagai subyek hukum.

2. Teori Hak Asasi Manusia

Setiap manusia yang hidup dan bernegara memliki hak-hak mutlak

sebagai hak dasar yang melekat pada dirinya yang tidak dapat dibeli,

tidak pula dapat diciptakan oleh pelaksanaan perjanjian khusus lainnya.

Hak-hak yang dipandang dimiliki oleh segenap manusia dan dimiliki

hanya oleh manusia secara adil ini disebut hak asasi manusia. Negara

Republik Indoensia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia

dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat

pada dan tidak terpisahkan dari manusia yang harus dilindungi,

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,

kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.11

Hak Asasi Manusia merupakan hak fundamental yang tidak dapat

dicabut karena ia adalah seorang manusia sehingga tidak dapat dipisahkan

dari kehidupannya. HAM yang dirujuk saat ini tak lain adalah

seperangkat instrumen yang dikembangkan PBB sejak berakhirnya

perang dunia II. Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-

kebebasan dengan tidak ada pengecualian apapun, seperti pembedaan ras,

warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain,

asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun

kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar

kedudukan politik, hukum, atau kedudukan internasional dari negara atau

daerah darimana seseorang belajar, baik dari negara yang merdeka, yang

berbentuk wilayah-wilayah perwalian, jajahan atau yang berada dibawah

batasan kedaulatan lain.12

HAM dibidang budaya sebagaimana diatur dalam UUD 1945 yang

berbunyi:

“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan

kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh

manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

11

lihat pasal 1 ayat (1) dan pasal 2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia 12

lihat pasal 2 Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB.

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat

manusia.”

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan Undang-Undang dengan maksud semata-mata untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang

lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan

moral, nilai-nilai agama, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis.13

HAM merupakan sebuah perangkat atau alat menyangkut hak yang

melekat pada manusia sejak lahir sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang

maha Esa. Hak asasi dalam bidang sosial dan budaya maksudnya hak

yang berkaitan dengan kebebasan untuk memperoleh kehidupan yang

layak, pendidikan yang tinggi, serta kebebasan untuk mengembangkan

serta melestarikan kebudayaan setempat. Tradisi budaya setempat dan

sewilayah (lokal dan regional) didalam bidang agama, politik, ekonomi,

dan hukum menentukan kehadiran dan ruang lingkup hak sipil dan hak

politik yang dimiliki individu didalam masyarakat tertentu14

Didalam

HAM terdapat aturan yang tidak boleh dilanggar karena HAM bersifat

mutlak yang merupakan suatu kehormatan bagi setiap manusia dan wajib

mendapatkan perlindungan hukum. Kebudayaan sebagai sumber

13

I Made Subawa, “Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya Menurut

Perubahan UUD 1945”, Kertha Patrika: Vol. 33 No. 1, Januari 2008, hlm. 6. 14

Peter R Baehr. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Politik Luar Negeri (The Role of Human

Rights in Foreign Policy), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1998, hlm. 14.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

keabsahan penting dari suatu kebenaran moral atau peraturan moral,

kebudayaan berfungsi sebagai alat untuk menyaring ekses paham

kesemestaan yang mungkin terjadi. Namun, ini tidak berarti bahwa hak

inti yaitu hak yang berkaitan dengan integritas pribadi manusia boleh

dilanggar. Termasuk dalam hak inti adalah hak hidup, hak untuk tidak

dianiaya atau hak untuk tidak diperlakukan atau dihukum secara keji,

tidak manusiawi atau secara menurunkan martabat manusia, dan hak atas

kebebasan berpendapat.15

3. Teori Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Hak Kekayaan Intelektual atau disingkat HKI atau akronim HaKI

adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property

Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang

menghasilkan suatu produk atas proses yang berguna untuk manusia. Pada

intinya HKI dalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu

kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya

yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.16

Berdasarkan pasal 1 butir (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014,

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan

memberikan izin untuk itu denan tidak mengurangi pembatasan-

pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

15

ibid, hlm. 15. 16

http://klinikhaki.unpas.ac.id/hak-kekayaan-intelektual-dan-dasar-hukumnya/#sthash.MUJjksDe.dpuf diakses pada tanggal 28 februari 2017.

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Hak Cipta adalah suatu hak khusus yang dimiliki oleh pencipta atas suatu

karya dibidang ilmu, seni dan sastra yang dapat dipertahankan terhadap

setiap orang yang melanggar hak tersebut sesuai ketentuan undang-

undang.17

Menurut Copy Right Convention, dalam pasal V menyebutkan

pengertian hak cipta. Menurut pasal ini, Hak Cipta meliputi hak tunggal si

pencipta untuk membuat, menerbitkan, dan memberi kuasa untuk

menerbitkan dan membuat terjemahan daripada karya yang dilindungi

oleh perjanjian ini.18

F. Metode Penelitian

Metodologi berasal dari bahasa yunani, yaitu kata “Methods” dan “logos”.

Metodologi penbelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan

sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah

yang sistematis, meliputi prosedur penelitian dan teknik penelitian.19

Mengingat

terdapat keanekaragaman konsep hukum itu, dan sehubungan dengan itu juga

tersedia banyak metode yang setepatnya dipakai, maka penelitian hukum dapatlah

dibedakan antara penelitian hukum yang doktrinal dan penelitian hukum yang

17

Sophar Maru Hutagalung. 2012. Hukum Terhadap Kedudukan dan Peranannya Dalam

Pembangunan. Sinar Grafika, hlm. 16. 18

OK. Saidin. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

19 Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta: Bumi Aksara.

2006.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

penelitian hukum yang nondoktrinal. Adapun penelitian hukum yang doktrinal

bekerja untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar dengan pembuktian

kebenaran yang dicari di atau dari preskripsi-preskripsi hukum yang tertulis di

kitab-kitab undang-undang atau kitab-kitab agama (tergantung keyakinan yang

dianutnya) berikut ajaran atau doktrin yang mendasarinya. Sementara itu

penelitian hukum yang nondoktrinal bekerja untuk menemukan jawaban-jawaban

yang benar dengan pembuktian kebenaran yang dicari di atau dari fakta-fakta

sosial yang bermakna hukum sebagaimana yang tersimak dalam kehidupan sehari-

hari, atau pula fakta-fakta tersebut sebagaimana yang telah terinterpretasi dan

menjadi bagian dari dunia makna yang hidup dilingkungan suatu masyarakat

tertentu.20

Dalam penelitian yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Seni

Budaya Reog Ponorogo Dalam Perspektif Hukum Internasional, guna memahami

obyek yang menjadi kajian dari ilmu yang bersangkutan, maka metode penelitian

pada penelitian ini adalah metode penelitian normatif. Penelitian hukum normatif

adalah jenis penelitian yang lazim dilakukan dalam kegiatan pengembanan ilmu

hukum yang di Barat biasa disebut Dogmatika Hukum (Rechtsdogmatiek). Ilmu

Hukum atau Dogmatik Hukum adalah ilmu yang kegiatan ilmiahnya mencakup

kegiatan menginventarisasi, memaparkan, menginterpretasi dan mensistematisasi

dan juga mengevaluasi keseluruhan hukum positif (teks otoritatif) yang berlaku

dalam suatu masyarakat atau negara tertentu dengan bersarankan konsep-konsep

20

Sulistyowati Irianto dan Shidarta. Metode Penelitian Hukum: Konstelasi dan Refleksi,

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2009, hlm. 121.

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

(pengertian-pengertian), kategori-kategori, teori-teori, klasifikasi-klasifikasi, dan

metode-metode yang dibentuk dan dikembangkan khusus untuk melakukan

kegiatan tersebut yang keseluruhan kegiatannya itu diarahkan untuk

mempersiapkan upaya menemukan penyelesaian yuridik terhadap masalah hukum

(mikro maupun makro) yang mungkin terjadi didalam masyarakat.21

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan obyek kajian penelitian, maka penelitian masalah Perlindungan

Hukum Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum

Internasional ini termasuk dalam penelitian hukum normatif. Penelitian hukum

normatif adalah suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip

hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

dihadapi.22

Penelitian Hukum normatif lebih fokus pada analisis mengenai suatu

keberlakuan hukum yang dilakukan dengan mengkaji bahan-bahan hukum

misalnya melakukan penelitian terhadap hukum positif, norma-norma hukum dan

kaidah hukum. Ilmul hukum secara langsung terarah untuk menawarkan

alternatif penyelesaian yuridik terhadap masalah hukum konkret. Alternatif

penyelesaian yang ditawarkan itu dirumuskan dirumuskan dalam bentuk sebuah

putusan hukum yang disebut juga proposisi hukum. Proposisi hukum ini memuat

21

Ibid, hlm. 142. 22

Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta: Bumi Aksara.

2006. hlm 35.

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

penetapan tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum tertentu,

artinya membuat kaidah hukum.23

2. Pendekatan Permasalahan

Pendekatan masalah yang digunakan oleh penulis di dalam membahas pokok

permasalahan yaitu dengan menggunakan metode pendekatan perundang-

undangan (statute approach) yang dilakukan dengan menganalisa berbagai

undang-undang dan ketentuan (serta konvensi-konvensi Internasional) yang

relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan.24

3. Bahan Hukum

a. Bahan Hukum Primer, meliputi, Peraturan Dasar (Undang-Undang Dasar

1945), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Berne

Convention for The Protrction of Literary and Artistic Works, Paris

Conevention for The Protection of Industrial Property, Trade Related Aspect

of Intellectual Property Rights, Including Trade in Counterfeit Goods

(TRIPs) 1994.

b. Bahan Hukum Skunder meliputi sumber-sumber hukum yang erat kaitannya

dengan bahan hukum primer, misalnya berbagai macam buku yang ditulis

oleh para ahli, kegiatan ilmiah, serta hasil-hasil penelitian lainnya yang

berkaitan dengan permasalahan yang sedang dilakukan penelitian.

23

Sulistyowati Irianto dan Shidarta. Metode Penelitian Hukum: Konstelasi dan Refleksi,

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2009, hlm 143. 24

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 136.

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

c. Bahan Hukum Tersier, meliputi bahan-bahan hukum yang dapat

memberikan suatu informasi yang berkaitan tentang bahan hukum primer

dan bahan hukum skunder misalnya kamus hukum serta tanya jawab seputar

penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data demi menunjang data

skunder yang berasal dari studi kepustakaan.

4. Metode Pengumpulan Bahan Penelitian

Data yang digunakan adalah data skunder, dimana pengumpulan data

menggunakan studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan bahan-bahan tertulis yang

disebut dengan bahan hukum. Bahan hukum tersebut seperti undang-undang,

konvensi internasional, jurnal nasional maupun internasional, artikel hukum yang

berkaitan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Seni Budaya Reog Ponorogo

Dalam Perspektif Hukum Internasional. Bahan-bahan hukum ini didapatkan

penulis dari berbagai sumber yakni buku-buku perpustakaan, serta website

instansi yang berkaitan. Dalam penelitian ini, teknik pengelolaan bahan

penelitian adalah editing. Editing merupakan proses penelitian kembali terhadap

catatan berkas-berkas informasi yang dikumpulkan oleh para pencari data.25

5. Metode Analisis Bahan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis menganalisis baik dari data primer,

skunder ataupun tersier yang dikumpulkan secara analisis kualitatif. Analisis

25

Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum . Jakarta: Rajawali

Pers, 2010, hlm. 168.

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

kualitatif dalah analisis yang dilakukan terhadap data-data yang dapat

membantu menerangkan permasalahan dalam penelitian sebagai penudukung

argumentasi penulis.

6. Teknik Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

cara berfikir dedukatif, yaitu cara berfikir yang didasarkan pada hal-hal yang

bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan secara khusus.26

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ilmiah ini secara menyeluruh terbagi dalam 5 (lima) bab,

yang mana masing-masing bab tersebut terdiri dari yang dikembangkan jika

memerlukan pembahasan yang lebih terperinci.

Bab I: Pendahuluan

Bab I ini merupakan pendahuluan atau pengantar yang menjelaskan gambaran umum

mengenai penelitian yang akan dikaji dalam penulisan, meliputi Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Konseptual,

Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.

Bab II: Tinjauan Pustaka

26

Soerjono Soekanto, Pengantar penelitian Hukum, Jakarat: UI Press, 2006, hlm 67.

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Tinjauan Pustaka mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Seni Budaya Reog

Ponorogo Dalam Perspektif Hukum Internasional. Bab ini akan menguraikan

ketentuan terkait perlindungan hukum seni budaya atau folklor, penerapan berbagai

ketentetuan baik regulasi nasional maupun Internasional serta kendala yang dihadapi

Indonesia terkait perlindungan hukum terhadap karya intelektual.

Bab III: Pembahasan

Bab III merupakan bab yang mengulas secara terperici dan lebih luas

mengenai penulisan karya ilmiah tentang Perlindungan Hukum Terhadap Seni

Budaya Reog Ponorogo dalam Perspektif Hukum Internasional.

Bab IV: Kesimpulan dan Saran

Bab IV merupakan bab yang berisi bagian penutup serta memuat kesimpulan dan

saran terhadap peneletian.

BAB II

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945

Berne Convention for Protection on Literary and Artistic Work 1971.

Draft Perlindungan Ekspresi Budaya WIPO (World Intellectual Property

Organization).

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

TRIPs (Agreement on Trade Related Intellectual Proprty Rights).

Constitution of the United Nations Educational, Sciencetific and Cultural

Organization1945.

Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage 2003

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB

Buku dan Jurnal

Adrian Sutedi. 2009. Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika.

Afrillyanna Purba, dkk, 2005. TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia Kajian

Perlindungan Hukum Terhadap SeniBatik Tradisonal Indonesia. Jakarta:

PT. Rineka Cipta..

Amiruddin dan Zainal Asikin. 2010. Pengantar Metode Penelitian Hukum.

Jakarta: Rajawali Pers.

Andi Farid Hidayanto, 2012. “Topeng Reog Ponorogo Dalam Tinjauan Seni

Tradisi”: Jurnal Eksis.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Arif Lutfiansori. 2010. Hukum Terhadap dan Perlindungan Folklor di Indonesia.

Yogyakarta: Garaha Ilmu..

Agus Sardjono. 2010. Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional.

Bandung: Alumni.

Asmoro Achmadi, 2014. “Aksiologi Reog Ponorogo Relevansinya Dengan

Pembangunan Karakter Bangsa”: Teologia.

Bambang Sunggono. 2013. Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Binford. 1968. Post-Pleistocene Adaptations. Dalam New Perspektif in

Archaelogy, ed. L.R Binford and S.R. Binford. Chicago: Aldine.

Budi Agus Riswandi dan Shabhi Mahmashani. 2009. Dinamika Hak Kekayaan

Intelektual dalam Masyarakat Kreatif. Yogyakarta: Pusat Hak Kekayaan

Intelektual Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

Budi Ardianto. “Implikasi Yuridis Prinsip National Treatment Dalam TRIPs

WTO Terhadap Pengaturan Perlindungan Hak CIpta di Indonesia”: Majalah

Hukum Forum Akademika.

Desy Kristine. 2008 “International Law-Making”: Indonesian Journal of

International Law

Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. 2007.

Jakarta

“Kebijakan Pemerintah Dalam Perlindungan hak Kekayaan Intelektual dan

Liberalisasi Perdagangan Jasa Profesi Di Bidang Hukum”.

Emma Valentina Teresha Senewe. 2010. “Efektivitas Pengaturan Hukum hak

Cipta Dalam Melindungi Karya Seni Tradisional Daerah”: Jurnal LPPM

Bidang EkoSosBudKum.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Hutagalung, Sophar Maru. Hukum Terhadap Kedudukan dan Peranannya

Dalam Pembangunan. Sinar Grafika. 2012.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

I Made Subawa. 2008, “Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya

Menurut Perubahan UUD 1945” Kertha Patrika.

Ministry of Culture and Tourism in Collaboration with UNESCO Office. 2009.

Practical Handbook for Inventory of Intangible Cultural Heritage of

Indonesia. Jakarta.

Muhammad Ahkam dan Suprapedi. 2008. Pengenalan HKI (Hak Kekayaan

Intelektual) Konsep Dasar Kekayaan Intelektual untuk Penmubuhan

Inovasi. Jakarta: PT. Indeks.

Muhammad Akhsa Syafruddin. 2013. “Peranan UNESCO Terhadap Pengklaiman

Budaya Tak Berwujud dan Perlindungan Terhadap Budaya Berwujud Serta

Penerapannya di Indonesia”. Universitas Hasanuddin Makassar.

Muhammad Ali, 2010. ”Asas-Asas Hukum Modern Dalam Hukum Islam”: Media

Hukum.

Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah. 1993. Hak Milik Intelektual (Sejarah

Teori dan Prakteknya di Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Muhammad Syaifuddin. 2009. Hukum Paten (Analisis Paten dalam Perspektif

Filsafat, Teori, dan Dogmatik Hukum Nasional dan Internasional).

Tunggal Mandiri Publishing..

OK Saidin. 2010. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property

Rights). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Oksidelfa Yanto, 2016. “Konvensi Bern dan Perlindungan Hak Cipta”, Dinamika

Masalah Hukum dan Keadilan.

Patricia Loughlan. 1998. Intellectual Property: Creative and Marketing Right.

Australia: LBC Information Services.

Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2011.

Peter R Baehr. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Politik Luar Negeri (The Role

of Human Rights in Foreign Policy), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

1998.

PM. Onny Prihantono, dkk. 2000. Strategi Pembuatan Film Dokumenter yang

Tepat

Untuk Mengatasi Tradisi-Tradisi Di Balik Reog Ponorogo. Surabaya

:Universitas

Kristen Petra.

Robert J. Jinnett. 1974 ”Adherence of the U.S.S.R. to the Universal Copyright

Convention: Defenses under U.S. Law to Possible Soviet Attempts at

Achieving International Cencorship”: Cornell International Law Journal.

Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Ui Press. 2006.

Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .

Jakarta: Bumi Aksara. 2006.

Sulistyowati Irianto dan Shidarta. 2009. Metode Penelitian Hukum: Konstelasi

dan Refleksi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sulasi Rongiyati. 2011. “Hak Kekayaan Intelektual Atas Pengetahuan

Tradisional”:

Negara Hukum. https://jurnal.dpr.go.id

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI BUDAYA ...repository.unsri.ac.id/16832/1/RAMA_74201_02011281320018...karya yang asli; r. permainan video, dan s. Program Komputer. Salah satu contoh

Syahmin. A.K., 2012. Hukum Perdagangan Internasional. Palembang: Unsri

Press.

Tim Kerja Pengkajian Hukum. 2009. Laporan Tim Pengkajian Hukum Tentang

Perlindungan Hukum Kebudayaan Daerah. Badan Pembinaan Hukum

Nasional: Departemen Hukum dan HAM RI.

Try Setiady. 2014. “Harmonisasi Prinsip-Prinsip TRIPs Agreement Dalam Hak

Kekayaan Intelektual dengan Kepentingan Nasional”: Fiat Justisia Jurnal

Ilmu Hukum

WIPO, Intellectual Property Needs and Expectations of Traditional Knowledge

Holders, WIPO Report on Fact-Finding Mission on Intellectual Property

and Traditional Knowledge (1998-1999) (Geneva, 2001).

Internet

http://klinikhaki.unpas.ac.id/hak-kekayaan-intelektual-dan-dasar-

hukumnya/#sthash.MUJjksDe.dpuf

http://www.liputan6.com

http://www.wikipedia.org\

http://www.haki.lipi.go.id

www.mediaindonesia.com

www.wipo.int/treaties/en/ip/wct

www.copyrightservice.co.uk

http://portal.unesco.org

https://kwrlu.kemendikbud.go.id

www.lintasparlemen.com

http://www.indonesia.go.id

www.wipo.int

http://www.wipo.org